LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Kampung Wisata: Pelatihan Pembuatan Paket Wisata Tematik Sejarah, Pelayanan Prima dan Tour Guide bagi Pengelola & Warga Kampung Wisata Lawas Maspati sebagai Destinasi Unggulan Baru Surabaya
Tim Dian Yulie Reindrawati, S.Sos, MM, PhD (NIDN: 0007077604) Nur Emma Suriani, S.Sos, M.Si (NIDN: 0023127502) Andy Umardiono, S.Sos, MSi (NIDN: 0024037201)
Dibiayai oleh DIPA Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH)
Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga Sumber Biaya Bantuan: Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Tahun 2016
Nomor 947/UN3/2016 Tanggal 22 April 2016
Universitas Airlangga Oktober 2016 1
2
DAFTAR ISI RINGKASAN.................................................................................................................................. 4 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 5 BAB II TARGET DAN LUARAN ...................................................................................................... 12 BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................................................... 15 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI...................................................................................... 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 21 5.1. Peserta ............................................................................................................................ 28 5.2. Materi dan Jadwal Acara................................................................................................... 21 5.3. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan....................................................................................... 22 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................... 33 6.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 33 6.2 Saran ................................................................................................................................ 33
3
RINGKASAN Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengelola dan warga Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya tentang bagaimana mengelola sebuah destinasi wisata. Hai ini penting mengingat per 24 Januari 2016 Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya telah resmi ditetapkan sebagai Destinasi Unggulan Sejarah Baru di Surabaya. Oleh karena itu, pengelola dan warga sangat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan mengenai penglolaan kampong wisata yang meliputi: Pelatihan Manajemen Destinasi Wisata, Pembuatan Paket Wisata Tematik Sejarah, Pelayanan prima dan Tour Guide. Setelah pelatihan, diharapkan mereka paham dan memiliki pengetahuan mengenai aspek-aspek dalam pengelolaan sebuah destinasi. Kehadiran wisatawan di Surabaya, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara sangat diharapkan oleh pariwisata Surabaya. Oleh karena itu bagaimana ‘menahan’ wisatawan agar mau tinggal lebih lama dan mengeksplorasi wisata Surabaya sangat penting dilakukan. Untuk itu kuncinya adalah terletak pada pengelolaan destinasi wisata yang tepat. Seiring peningkatan kemampuan pengelola dan warga tersebut, diharapkan pelaku jasa wisata setempat semakin profesional yang pada akhirnya dapat juga meningkatkan kepuasan wisatawan/pengunjung. Lebih penting lagi, keberadaan Kampung Lawas Maspati menjadi semakin stabil dan unggul dalam peta destinasi wisata Surabaya.
4
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata di Indonesia merupakan industri yang berkembang pesat. Menurut Biro Statistik Indonesia,
jumlah kedatangan wisatawan internasional telah meningkat sebesar 9.24 persen
pada 2011. Jumlah wisatawan internasional yang datang ke Indonesia selama tiga tahun antara tahun 2009 dan 2011 adalah 6.323 juta, 7.002 juta dan 7.649 juta (Statistik Indonesia 2012). Secara keseluruhan, pada tahun 2011, perekonomian usaha perjalanan dan pariwisata Indonesia menghasilkan Rp 640,798 miliar. Angka ini memberikan kontribusi sekitar 8,8 persen dari PDB Indonesia tahun 2011, dengan 2,6 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia terlibat dalam pekerjaan wisata. Selain itu, angka tersebut juga menghasilkan 8,7 persen pendapatan ekspor total (World Travel dan Tourism Council 2012). Pertumbuhan pariwisata merupakan generator keempat negara devisa setelah minyak/gas, kelapa sawit dan lateks (Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2012). Pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat signifikan, bahkan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif menyatakan
bahwa
pertumbuhan
pariwisata
lebih
tinggi dari
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia secara keseluruhan (Prihtiyani 2012).
Perkembangan pariwisata di provinsi Jawa Timur memberikan imbas pada kepariwisataan di Surabaya. Pariwisata Surabaya menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah wisatawan internasional yang datang ke Surabaya selama tiga tahun antara tahun 2011 dan 2013 adalah 279.230, 323.087 dan 350.017 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya 2014). Pertumbuhan ini membuat capaian realisasi kunjungan wisatawan jauh di atas target dengan rata-rata di atas 150% pada 2011-2013 (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya 2014). Demikian pula dengan wisatawan domestik. Pada kurun waktu 2011-2013 tercatat lebih dari 9 juta orang mengunjungi Surabaya, dan bahkan angka tersebut mencapai 11 juta jiwa pada tahun 2013 (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya 2014).
Beberapa sarjana berpendapat bahwa pariwisata memiliki potensi untuk menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian daerah, khususnya melalui kemampuannya untuk menciptakan lapangan
kerja,
pendapatan
ekspor
dan
pendapatan
bagi pemerintah dan individu
(Cornelissen 2005; Sharma, Dyer, Carter & Gursoy 2008). Namun hal itu tentu saja harus diimbangi dengan dukungan yang kuat dari masyarakat pada umumnya dan para pelaku
5
wisata pada khususnya. Ini berarti peningkatan kemampuan untuk melayani wisatawatan atau tamu mutlak diperlukan.
Destiansi wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan pada wisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil tersebut, beberapa syarat harus dipenuhi, yaitu (Soekadijo, 1997): 1. Kegiatan dan obyek yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan baik. 2. Cara penyajian harus tepat. 3. Atraksi wisata adalah terminal dari dari suatu mobillitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena
itu
juga
harus
memenuhi semua
determinan
mobilitas
spasial,
yaitu
akomodasi, transportasi dan promosi serta pemasaran. 4. Keadaan di tempat atraksi wisata hasur menahan wisatawan cukup lama. 5. Kesan yang baik harus didapat setelah meningglkan obyek tersebut.
Dari kelima syarat sebuah destinasi yang baik maka perlu kiranya untuk memberikan pemahaman dan kemampuan pada pengelola dan warga masyarakat Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya.
Selain itu peningkatan skill pelayanan wisata juga diperlukan. Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan kemudian diberikan kepada pelanggan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu pelayanan. Pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis (Sutopo dan Suryanto, 2003:10) merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
Pelayanan publik yang dimaksud dalam Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 (Menpan, 2003:2) adalah ”segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.” Sejalan dengan Rancangan Undang Undang Pelayanan Publik (Republik Indonesia, 2007:2) memaknai bahwa ”pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan
6
hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.” Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Agenda perilaku pelayanan sektor publik (SESPANAS LAN dalam Nurhasyim, 2004:16) menyatakan bahwa pelayanan prima adalah: a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa. b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan. c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. d. Pelanggan adalah masyarakat luas; masyarakat eksternal dan internal.
Pelayanan umum dapat diartikan memproses pelayanan kepada masyarakat / customer, baik berupa barang atau jasa melalui tahapan, prosedur, persyaratan-persyaratan, waktu dan pembiayaan yang dilakukan secara transparan untuk mencapai kepuasan sebagaimana visi yang telah ditetapkan dalam organisasi. Pelayanan Prima sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan/masyarakat memerlukan persyaratan bahwa setiap pemberi layanan yang memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi.
Analisis Situasi: Surabaya
Surabaya
memiliki luas sekitar 333,063 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk
2.813.847 jiwa menurut sensus 2010 (Statistik Jawa Timur). Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya dilayani oleh Bandar Udara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Ujung. Posisi tersebut membuat kota Surabaya menjadi pusat perdagangan dan jasa di kasawan Indonesia Timur.
7
Visi dan misi kota Surabaya adalah bahwa pada tahun 2025 kota Surabaya ditargetkan menjadi kota perdagangan dan jasa, yang mampu memajukan semua aspek pembangunan kota yang didorong oleh kemandirian ekonomi berdaya saing nasional dan internasional yang memiliki karakter lokal. Pemahaman makna karakter lokal ini mencakup aspek yang sangat luas baik dalam aspek ekonmi, sosial-budaya maupun dalam aspek lingkungan fisiknya.
Kampung Lawas Maspati Surabaya
Sebagaimana yang sudah disampaikan pada bab 1 yaitu Mengelolah objek wisata Kampung Lawas Maspati. Dari berbagai tempat wisata yang mengandalkan tempat tinggal mereka untuk dijadikan tempat wisata di daerah Surabaya dan sekitarnya, salah satu tempat yaitu di Jalan
Maspati kelurahan
bubutan
Surabaya
dipilih
sebagai tempat untuk
diberikan
penyuluhan atau materi tentang bagaimana menjual suatu produk dengan pelayanan prima khususnya di objek wisata.
Kampung lawas maspati yang masih dalam wilayah Surabaya memang layak dijadikan suatu objek wisata mengingat telah bersejarah tempat tersebut. Sedikit cerita tentang kampung lawas maspati, Kampung Lawas Maspati berada di tengah kota surabaya, 500 meter dari Monumen Tugu Pahlawan, kampung ini kampung yang mempunyai sejarah luar biasa. Kampung ini dikelilingi bangunan modern, tentu ada resikonya yang utama adalah salah satu objek
pembuangan sampah dari bangunan tersebut,
karena keguyuban warga yang
mempunyai 350 KSK dan 1350 jiwa penduduk mepunyai keguyuban dan menjaga budaya kearifan lokal menjaga tradisi-tradisi kampung, sehingga kampung ini tetap bertahan. Dulunya kampung ini pada waktu kerajaan Mataram dibuat pemukiman para temenggung adipati yang pada waktu itu dipimpin oleh Raden Fakih Kerajaan Mataram, ternyata sekarang masih menyisakan bangunan-bangunan dan barang-barang yang tersimpan rapi disimpan oleh warga. Kampung Wisata ini mempunyai keunggulan : 1. Bangunan Kuno yang masih berdiri kokoh 2. Barang-barang peninggalan sejarah masih disimpan rapi oleh warga 3. Penghijauan, pembibitan dan urban farming 4. Warga masih mempunyai tradisi-tradisi sejarah yang dijaga 5. Mempunyai agenda rutin setiap tahun di bulan mei yaitu Festifal Kampung Lawas Maspati 6. Ada penginapan kampung bagi para wisatawan 8
Terdapat dua makam suami istri yaitu Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh, mereka adalah kakek dan neneknya Sawungaling. Pada jaman kerajaan mataram di Surabaya maspati adalah tempat para pemukiman para tumenggung keraton, pada saat itu ada kekosongan tumengung di kerajaan mataram pihak keraton mengadakan sayembara untuk mengadakan pemilihan tumenggung saat itulah Sawungaling mendaftarkan diri mencalonkan dan akhirnya sawunggaling terpilih menjadi tumenggung karena kakek dan neneknya Sawungaling, Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh sudah tua maka kakek dan neneknya dibawa ke perumahan Tumenggung di Maspati. Masa hidupnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo Sentono menjadi panutan warga dan mempunyai rasa kepedulian sosial terhadap warga sekitar sehingga oleh warga beliau menjadi tumpuan harapan warga sekitar, setelah wafatnya akhirnya Mbah Buyut Suruh dan Raden Karyo Sentono dan dimakamkan di Maspati. Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh wafat sebelum masa kolonial belanda. Mbah Buyut Suruh dikenal oleh warga hingga sekarang sebagai pelopor yang mendirikan Maspati.
Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya merupakan sebuah destinasi unggulan baru di Surabaya (ditetapkan per 24 Januari 2016). Kampung kampung wisata yang menyajikan sejarah Surabaya zaman kolonial. Bangunan-bangunan bersejarah yang dipertahankan hingga kini menjadi daya tarik kampung wisata ini. Kampung Laras Maspati terletak di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan, kota Surabaya, Jawa Timur. Kampung ini terdiri dari 6 Rukun Tetangga yang dihuni oleh 350 keluarga atau 1.350 jiwa. Kebanyakan dari mereka merupakan keluarga para pejuang kemerdekaan, khususnya yang turut serta di pertempuran 10 November. Karenanya, di kampung tersebut masih banyak dijumpai bangunan-bangunan asli perkampungan Surabaya zaman dahulu yang masih berdiri kokoh, yang kini dihuni anak cucu para pejuang Surabaya.
Terkait dengan hal itu, kampung wisata tersebut sangat memerlukan pelatihan tentang manajemen pengelolaan destinasi wisata. Dalam manajemen pengelolaan destinasi wisata baru tersebut meliputi: 1. Pembuatan Paket Wisata Tematik Sejarah Kampung Wisata Lawas Maspati 2. Pelatihan Tour Guide bagi Pengelola & Warga Kampung Wisata Lawas Maspati 3. Pelatihan Pelayanan Prima
Suasana Kampung Lawas Maspati tersaji dalam gambar-gambar berikut:
9
Gambar 1. Suasana Kampung Wisata Lawas Maspati
Gambar 2. Suasana Kampung Wisata Lawas Maspati
10
Gambar 3. Warga Kampung Wisata Lawas Maspati dan Tamu
Pelatihan tersebut perlu dilakukan agar para pelaku wisata di Surabaya secara khusus dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan memberikan layanan jasa wisata yang baik sesuai harapan wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Seiring peningkatan kemampuan layanan prima tersebut diharapkan pelaku jasa wisata setempat semakin profesional yang pada akhirnya dapat juga meningkatkan kepuasan pengunjung.
11
BAB II TARGET DAN LUARAN Negara-negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan seperti pertumbuhan yang cepat penduduk, pengangguran yang tinggi, pendapatan per kapita yang rendah, meningkatkan kesenjangan sosial dan regional, dan ketergantungan umumnya tinggi pada negara-negara industri, yang telah memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam pariwisata (Oppermann & Chon 1997). Pemerintah di negara-negara berkembang mendorong investasi pariwisata karena dari asumsi bahwa itu akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi (Hall 1995) serta kesejahteraan sosial dan psikologis warganya (Ap 1992).
Telfer dan Sharpley (2008) telah mengusulkan ada beberapa alasan untuk negara-negara berkembang pariwisata
mengadopsi pariwisata dipandang
sebagai sarana
perkembangan
mereka.
Pertama,
sebagai sebuah industri yang berkembang pesat serta pilihan
pembangunan yang aman; kedua, melalui pengeluaran wisatawan, investasi internasional di bidang infrastruktur pariwisata, dan promosi, pariwisata dianggap sebagai alat untuk mentransfer kekayaan; ketiga, pariwisata berpotensi menawarkan lebih banyak kesempatan untuk
keterkaitan
ke
belakang
seluruh
ekonomi lokal;
Keempat,
pariwisata dapat
dikembangkan melalui infrastruktur 'bebas', seperti atraksi yang ada alam atau buatan manusia, pantai atau situs warisan; dan akhirnya, tidak ada hambatan untuk pariwisata internasional, misalnya, tidak ada batasan dalam hal tempat untuk mengunjungi dan berapa banyak uang untuk dibelanjakan di tujuan (Telfer & Sharpley 2008).
Meskipun pariwisata telah semakin dilihat sebagai jalur cepat untuk pembangunan di negaranegara berkembang (Telfer & Sharpley 2008), proses pengembangan pariwisata tidak selalu bekerja dengan baik. Salah satunya karena pelayanan yang merupakan aspek penting dari pariwisata diindahkan begitu saja.
Wisatawan, baik secara individu maupun berkelompok, melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu adalah untuk mencari dan mendapatkan pengalamanpengalaman baru, yang aneh dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something different) dari apa yang pernah dilihat, dirasakan, dilakukan di negara di mana biasanya ia tinggal. Menurut Hadinoto (dalam Yoeti, 2002) terdapat 2 subsistem pariwisata dalam Daerah Tujuan wisata yaitu pertama, touring 12
subsystem meliputi atraksi, transportasi, fasilitas pelayanan, dan pengarahan promosi yang digunakan di dalam tour ke beberapa lokasi selama perjalanan. Kedua, destination subsystem yaitu kondisi geografis sebagai suatu kelengkapan tersendiri bagi kegiatan wisata. Semua aktivitas layanan dilakukan di satu titik destinasi, yang harus direncanakan untuk kunjungan berulang.
Berdasarkan keinginan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan dan harapan mereka dapat berkunjung kembali ke destinasi wisata, maka perlu dilakukan pengelolaan destinasi wisata yang tepat. pelayanan jasa yang berkualitas baik atau yang sering disebut sebagai pelayanan prima. Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan
pelanggan
atau
masyarakat
serta
memberikan
fokus
pelayanan
kepada
pelanggan. Pelayanan prima dalam sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa “pelayanan adalah
pemberdayaan”.
Pelayanan
pada
sektor bisnis berorientasi profit,
sedangkan
pelayanan prima pada sektor publik bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Pelayanan membebani,
prima
bertujuan
sehingga
akan
memberdayakan meningkatkan
masyarakat, kepercayaan
bukan memperdayakan atau (trust)
terhadap
pemerintah.
Kepercayaan adalah modal bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya (Sutopo dan Suryanto, 2003).
Pelayanan prima merupakan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik
sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan secara baik atau minimal sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Pelayanan prima bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan.
Berlandaskan pada kerangka pemikiran di atas maka target dan luaran utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan 13
kemampuan penglola dan warga Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya dalam mengelola destinasi wisata. Sertifikat yang menyatakan telah mengikuti kegiatan pengabdian masyrakat ini merupakan luaran konkret dari kegiatan ini.
Target: Penglola Kampung Wisata Lawas Maspati Pengelola Koperasi Kampung Wisata Lawas Maspati Warga Kampung Wisata Lawas Maspati
Luaran: Peningkatan pengetahuan Manajemen Kampung Wisata Peningkatan skill dan kemampuan akan Manajemen Kampung Wisata Peningkatan pengetahuan bagaimana membuat paket wisata tematik sejarah Peningkatan skill dan kemampuan bagaimana membuat paket wisata tematik sejarah Peningkatan pengetahuan bagaimana meng-guide dan melayani wisatawan Peningkatan skill dan kemampuan bagaimana meng-guide dan melayani wisatawan Sertifikat
14
BAB III METODE PELAKSANAAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan beberapa metode mulai dari Ceramah, Diskusi, Praktek, Pembuatan Modul, Role play dan Evaluasi. Peta perencanaan metode kegiatan dipaparkan dalam Diagram 1 berikut.
15
Diagram 1 Peta Perencanaan Metode Kegiatan PELATIHAN PENGELOLAAN DESTINASI WISATA
Manajemen Destinasi Wisata
Pembuatan Produk Paket Wisata
Pelatihan Tour Guide
Service Excellence (Pelayanan Prima)
Pemahaman tentang pengelolaan atraksi wisata yang baik Pemahaman tentang pengelolaan destinasi wisata Bagaimana mengelola koperasi wisata
Langkah-langkah operasional perencanaan produk wisata Penghitungan Harga Praktek pembuatan paket wisata tematik sejarah
Pelatihan bagaimana meng-guide wisatawan Pembekalan metode guiding yang tepat
Bagaimana perilaku melayani wisatawan Bagaimana berkomunikasi dengan wisatawan Praktek/Role play melayani wisatawan
Target Program
METODE -
Ceramah Diskusi Praktek Role Play Pembuatan Modul Pembelajaran Evaluasi
MITRA
Pengelola Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya Warga Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya
LUARAN PROGRAM Peningkatan pengetahuan & kemampuan mengelola destinasi wisata
INDIKATOR KEBERHASILAN
Pengelola & Warga Kampung Wisata Lawas Maspati Mampu Mengelola Destinasi Wisata 16
Ceramah Kegiatan ceramah diisi dengan penjelasan materi sebagai berikut: 1. Manajemen Destinasi Wisata 2. Pembuatan Produk Paket Wisata 3. Pelatihan Tour Guide 4. Service Excellence (Pelayanan Prima)
Selain metode ceramah dalam kegiatan pelatihan juga digunakan metode diskusi, praktek, dan role play dalam penyampaian materi pelatihan.
Rincian Materi Kegiatan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Manajemen Destinasi Wisata
Pengantar Pariwisata Pemahaman tentang pengelolaan atraksi wisata yang baik Pemahaman tentang pengelolaan destinasi wisata
Pelatihan Tour Guide
Media
Ceramah Diskusi Tanya Jawab
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Langkah-langkah operasional perencanaan produk wisata Penghitungan Harga Praktek Praktek Penghitungan Harga Paket
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Praktek Membuat Paket
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Bagaimana mengelola koperasi wisata
Pembuatan Produk Paket Wisata
Metode
Pelatihan bagaimana mengguide wisatawan Pembekalan metode guiding yang tepat
17
Pelatihan bagaimana mengguide wisatawan Pembekalan metode guiding yang tepat
Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek Ceramah Diskusi Tanya Jawab Praktek
LCD/PC, Whiteboard/ multimedia LCD/PC, Whiteboard/ multimedia
Service Excellence (Pelayanan Prima) Pengertian dasar Etika pelayanan
Pengertian Etika Pengertian pelayanan Unsur-unsur pelayanan Dimensi-dimensi pelayanan Keterkaitan antara pelayanan dan industri jasa (Perhotelan) Tujuan pelayanan Kegunaan mempelajari Etika pelayanan
Ceramah
LCD/PC, Whiteboard/multime dia
Kepribadian sebagai penunjang pelayanan
Pengertian kepribadian Unsur-unsur kepribadian Teori kepribadian
Ceramah
LCD
Kepribadian petugas pelayanan
Kepribadian petugas pelayanan
Ceramah, Brain storming,
LCD
Memahami Psikologi konsumen
Pengertian dasar psikologi konsumen Menjual sebagai bentuk pelayanan Motivasi orang membeli Karakteristik konsumen Mengukur kepuasan Konsumen Pentingnya penampilan dalam bekerja Fungsi penampilan Penggunaan seragam dalam pelayanan Etiket berbusana dalam menunjang pelayanan Pengertian pelayanan Prima Perilaku melayani Pengertian Komunikasi Unsur-unsur dalam
Ceramah, brain storming, case studi
LCD
Ceramah, diskusi
LCD
Ceramah/Diskusi
LCD
Ceramah/Diskusi
LCD
Etiket Berpakaian dan Berpenampilan dalam bekerja
Pelayanan Prima
Komunikasi dalam
18
Pelayanan
komunikasi Hambatan komunikasi Komunikasi & Pelayanan
Kegiatan Praktek Kegiatan praktek ini akan dilakukan dengan 2 metode, yaitu: -
Di sela-sela pemberian materi.
-
Di waktu khusus.
Adapun variasi kegiatan praktek direncanakan dilakukan dengan: -
Mendatangkan praktisi pariwisata yang berkecimpung di bidang pelayanan.
-
Menonton video
-
Praktek pelayanan dengan set-up yang riil, misalnya dengan memakai kostum kantor yang rapi seolah-olah sedang melayani tamu.
-
Dll.
Kegiatan Kunjungan Kegiatan kunjungan/studi banding bertujuan untuk melihat dari dekat bagaimana kegiatan pelayanan yang terjadi, menganalisa aktivitas pelayanan yang ada, sehingga pada akhir kegiatan kunjungan dapat menyimpulkan bagaimana kegiatan pelayanan yang seharusnya. Secara lebih terperinci maka kegiatan kunjungan akan mengobservasi hal-hal sebagai berikut: 1. Melihat bagaimana kegiatan pelayanan di tempat yang dikunjungi. 2. Mengobservasi bagaimana staf terlibat dalam pen-deliver-an kegiatan pelayanan tersebut. 3. Terpenuhi unsur-unsur pelayanan seperti senyum dan sapa. 4. Bagaimana etika melayani. 5. Analisa kegiatan pelayanan dari obyek wisata/tempat yang dikunjungi tersebut. 6. Mengidentifikasi permasalahan pelayanan di tempat kunjungan dan obyek wisata secara umum. 7. dll
19
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kinerja lembaga pengabdian masyarakat Universitas Airlangga Surabaya dalam kegiatan pengabdian masyarakat sangat bagus. Berbagai kegiatan pengabdian kegiatan masyarakat sudah dilakukan di Unair. Namun ada satu hal yang jarang disentuh oleh tim pelaksana pengabdian masyarakat dari Unair yaitu upaya atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menyentuh pelaku usaha jasa wisata. Padahal di tengah-tengah upaya pemerintah menggalakkan pariwisata Indonesia seyogyanya didukung oleh tim perguruan tinggi dengan membuat program-program kegiatan pengabdian masyarakat bertema pariwisata. Oleh karena itu sebagai bentuk kontribusi terhadap pariwsiata maka kegiatan yang menyentuh pelaku usaha jasa wisata dengan tema pelayanan pariwsiata ini sangat penting untuk dilakukan.
Sejak tahun 1996 Universitas Airlangga membuka program diploma tiga kepariwisataan dengan staf pengajar berbasis S2 dan S3. Oleh karena itu dari sisi kepakaran pariwisata, tim dari Universitas Airlangga sudah tidak diragukan lagi. Kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi dengan jenjang S2 dan S3 di bidang pariwisata menuntut keharusan untuk dapatnya memberikan angin segar dan kesempatan berkontribusi pada pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat tim Kepariwisataan Unair Surabaya baru saja menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema pariwisata di Pulau Bawean pada bulan Februari lalu. Namun untuk pelaku jasa wisata di Surabaya kegiatan ini belum pernah dilaksanakan. Kebutuhan mitra dalam hal pelayanan mendorong ide dilakukannya kegiatan pengabdian ini di Surabaya. Terkait dengan kelayakan Unair dalam menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyrakat ini maka bisa dikatakan bahwa didukung oleh tim pariwisata yang solid dan kaya pengalaman dalam menyelenggarakan kegiatan pengmas bertema pariwisata
maka
dapat dikatakan bahwa Universitas Airlangga sangat layak
dalam
menyelenggarakan kegiatan ini.
20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Materi dan Jadwal Acara Jadwal acara yang dilakukan untuk kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut.
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Diadakan Tanggal
Manajemen Destinasi Wisata
Pengantar Pariwisata Pemahaman tentang pengelolaan atraksi wisata yang baik Pemahaman tentang pengelolaan destinasi wisata
3 September 2016
Bagaimana mengelola koperasi wisata
24 September 2016
Langkah-langkah operasional perencanaan produk wisata Penghitungan Harga Praktek Praktek Penghitungan Harga Paket
24 September 2016
Praktek Membuat Paket
24 September 2016
Pembuatan Produk Paket Wisata
Pelatihan Tour Guide
Service Excellence (Pelayanan Prima) Pengertian dasar Etika pelayanan
3 September 2016
24 September 2016
Pelatihan bagaimana meng-guide wisatawan Pembekalan metode guiding yang tepat
8 Otober 2016
Pelatihan bagaimana meng-guide wisatawan Pembekalan metode guiding yang tepat
8 Otober 2016
8 Oktober 2016 Pengertian Etika Pengertian pelayanan Unsur-unsur pelayanan Dimensi-dimensi pelayanan Keterkaitan antara pelayanan dan industri jasa (Perhotelan) Tujuan pelayanan Kegunaan mempelajari Etika pelayanan
8 Otober 2016
Kepribadian sebagai penunjang pelayanan
Pengertian kepribadian Unsur-unsur kepribadian Teori kepribadian
8 Otober 2016
Kepribadian petugas pelayanan
Kepribadian petugas pelayanan
8 Otober 2016
21
Memahami Psikologi konsumen
Etiket Berpakaian dan Berpenampilan dalam bekerja
Pelayanan Prima Komunikasi dalam Pelayanan
No 1 2
3 4 5 6 7 8
Pengertian dasar psikologi konsumen Menjual sebagai bentuk pelayanan Motivasi orang membeli Karakteristik konsumen Mengukur kepuasan Konsumen Pentingnya penampilan dalam bekerja Fungsi penampilan Penggunaan seragam dalam pelayanan Etiket berbusana dalam menunjang pelayanan Pengertian pelayanan Prima Perilaku melayani Pengertian Komunikasi Unsur-unsur dalam komunikasi Hambatan komunikasi Komunikasi & Pelayanan
8 Otober 2016
8 Otober 2016
8 Otober 2016 8 Otober 2016
Daftar Acara Puncak Pengmas 8 Oktober 2016 Waktu Kegiatan Penanggungjawab 08.00-09.00 Persiapan peserta Panitia 09.00-09.30 Pembukaan Moderator 1. Menyanyikan lagu Indonesia Raya 2. Sambutan Ketua Panitia Unair 3. Sambutan Mitra 09.30-10.00 Pemaparan materi Sesi I Panitia 10.00-10.15 Istirahat/break 10.15-11.30 Pemaparan materi Sesi II Panitia 11.30-12.00 Tanya Jawab Moderator 13.00-14.00 Pemaparan materi Sesi III Panitia 14.00-14.15 Tanya Jawab Moderator 14.15 Penutupan
5.2. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bertahap. Yakni: 3 September 2016, 24 September 2016 dan 8 Oktober 2016. Beberapa kali pertemuan informal mengenai materi pelatihan digelar oleh tim dan pengurus Kampung Lawas Maspati juga digelar. Bagaimana pengelolaan koperasai wisata yang baik juga disampaikan dalam kegiatan kunjungan informal ini. Dalam 22
beberapa kali kunjungan informal ini juga dilakukan pemaparan dan penyampaian materi kepada pengurus dan tokoh masyarakat. Kegiatan informal ini juga membuat keakraban terasa semakin erat dan hangat. Banyak pertanyaan-pertanyaan terkait materi pelatihan yang terlontar dalam pertemuan informal ini. Kunjungan keliling kampong wisata juga kerap dilakukan pada saat kunjungan informal.
Puncak kegiatan pengmas dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2016. Tanggal tersebut dipilih berdasarkan kesepakatan antara tim pelaksana dari Unair dan tim mitra, dalam hal ini para komunitas pengelola Kampung Lawas Maspati. Selain itu tanggal tersebut bertepatan dengan hari Sabtu dirasa oleh pihak mitra sebagai waktu yang tepat dengan pertimbangan karena pada hari Sabtu tersebut adalah hari dimana Kampung Lawas biasanya kedatangan tamu dan pada hari tersebut tidak terlalu banyak pengunjung sehingga banyak anggota komunitas yang memiliki cukup waktu dan available untuk mengikuti kegiatan pelatihan.
Persiapan pelaksanaan kegiatan sangatlah diperhatikan. Persiapan yang bersifat tehnis seperti pembelian spanduk dan penggandaan copy materi dilakukan sejak dari Surabaya. Selain itu diperhatikan pula layar LCD dan materi power point serta lighting juga sangat diperhatikan. Hal ini penting karena jangan sampai acara terkendala hanya karena masalah tehnis dan sangat pula diperhatikan agar materi pelatihan ‘benar-benar sampai’ pada peserta secara efisien dan efektif.
Sementara itu snack dan nasi sebagai konsumsi juga dipersiapkan sebaik mungkin oleh tim pelaksana agar kegiatan benar-benar dapat terlaksana dan peserta juga nyaman dalam kegiatan (tidak merasa kehausan dan kelaparan).
Pada pukul 08.00wib tim dari Unair sudah sampai di lokasi kegiatan. Setelah diterima oleh beberapa perangkat Kampung Lawas Maspati, maka tim pelaksana dan dibantu oleh beberapa masyarakat Desa segera menata meja dan kursi serta LCD di lokasi. Beberapa saat kemudian peserta mulai berduyun-duyun mendatangi lokasi. Banyak peserta undangan yang membawa tetangga atau temannya (di luar undangan yang tertulis). Banyaknya peserta yang melebihi undangan menunjukkan antusiasme peserta terhadap kegiatan pelatihan serta keingintahuan yang besar dari peserta untuk mengetahui dan menambah wawasan dan skill tentang bagaimana membuat paket wisata dan memberikan pelayanan kepada tamu.
23
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peserta di luar undangan tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan pelatihan. Lebih-lebih ketika salah seorang pengurus Kampung Lawas Maspati mengatakan bahwa kegiatan pelatihan sebagaimana yang dilakukan oleh Tim Unair merupakan kegiatan yang sangat penting dan langka dilakukan bagi mereka sehingga pengurus meminta anggota komunitas untuk datang ke acara pelatihan.
Kegiatan inti yakni pemaparan materi dilakukan dalam tiga sesi, sebagai berikut: 1. Sesi pertama adalah presentasi tentang pentingnya manajemen destinasi wisata yang dilakukan oleh Dian Yulie Reindrawati, S.Sos, MM, PhD. 2. Sesi kedua adalah pemaparan tentang standarisasi pelayanan SDM melalui pelayanan prima yang disampaikan oleh Nur Emma Suriani, S.Sos, MSi. 3. Sesi ketiga adalah pemaparan tentang pariwisata dan paket wisata oleh Edwin Fiatiano, S.Sos, MSi
Dalam sesi penjelasan materi ini dilakukan secara dialogis atau dua arah. Apabila ada perserta yang belum paham dan ingin menanyakan seputar materi atau dalam hal mengelola suatu objek wisata dapat langsung menanyakan kepada pematerinya. Dengan metode ini maka pesertapun terlihat bersemangat mengikuti jalannya acara karena terlibat dalam dialogdialog di sesi penjelasan materi-materi tersebut.
Inti dari pengabdian desa ini yaitu untuk mempraktikan bagaimana cara mengelola dan melayani pengunjung yang datang dengan benar sesuai yaitu melayani dengan standart pelayanan yang prima. Dalan kegiatan ini dilakukan penjelasan materi dengan orang yang telah berpengalaman dalam dunia pariwisata, pemateri yang juga sebagai dosen di D3 Vokasi Universitas Airlangga mulai memberikan materi dimulai dari bagaimana ciri-ciri sesuatu bisa dijadikan sebagai objek wisata, diantaranya yaitu ada sebuah tempat dan ada yang di tonjolkan dari tempat tersebut. Di sini di Kampung Lawas Maspati sudah menggambarkan sesuatu yang bisa untuk mencipkan suatu objek wisata, yaitu tempat, yang bertempatkan di jalan maspati tersebut, lalu sesuatu yang ditonjolkan yaitu kampung yang memiliki sejarah atau history pada jaman dahulu sebelum Indonesia merdeka, bangunan dalam Gang Maspati tersebut memang sudah banyak yang direnovasi oleh pemiliknya, mungkin bertujuan untuk mempercantik rumahnya, namun beberapa rumah masih nampak bangunan yang sengaja memang di biarkan seperti bangunan sejak dahulu, lalu memang ada bangunan yang sengaja di kosongkan dan tidak berpenghuni dan bangunan tersebut masih berdiri dan belum pernah 24
sekalipun dilakukan renovasi, jadi intinya bangunan tersebut memangbangunan sejak dulu kala.
Sesi kedua, yaitu dijelaskan oleh Nur Emma Suriani, S.Sos, MSi yang selaku dosen dari D3 Vokasi Universitas Airlangga, menjelaskan bagaimana suatu memberikan suatu pelayanan yang prima kepada pengunjung yang datang, pelayanan sendiri adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. pengertian pelayanan prima adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk melayani pembeli (pelanggan) dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan, baik yang berupa produk barang atau jasa. Dalam melayani pengunjung yang datang tidak hanya sekedar memberi sapa kepada tamu yang baru saja datang, namun harus memperhatikan sepenuh hati kebutuhan dari pengunjung tersebut.
Sedikit tentang pengertian Penerapan Pelayanan Prima :
PENERAPAN PELAYANAN PRIMA
Di dalam mewujudkan pelayanan prima seorang pramuwisata berkewajiban memiliki kemampuan untuk menerapkan unsur-unsur pelayanan yang memberikan tingkat kepuasan yang prima bagi wisatawan, yang ditunjukkan melalui;
Daya Tanggap (Responsiveness), berupa kemampuan memberikan berbagai penjelasan dengan bijaksana, mendetail, sesuai bentuk-bentuk pelayanannya. Mengarahkan wisatawan yang
dilayani
untuk
menyiapkan,
melaksanakan,
dan
mengikuti berbagai ketentuan
pelayanan yang harus dipenuhi. Memberikan pembinaan dan membujuk wisatawan yang dilayani apabila menghadapi suatu permasalahan yang dianggap bertentangan, berlawanan, atau tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jaminan
(Assurance),
kemampuan
yang
meyakinkan
wisatawan
melalui
perilaku
(personality behavior) dan pemberian pelayanan yang baik, sehingga dampak yang ditimbulkan dari segala aktivitas pelayanan tersebut diyakini oleh wisatawan, bahwa dia akan dilayani dengan baik, lancar, oleh orang yang tepat dan berkualitas sesuai dengan integritas kerja, etos kerja, dan budaya kerja pelayanan yang dimiliki, serta diyakini sesuai dengan kepastian pelayanan (performance). 25
Bukti Fisik (Tangible), merupakan kemampuan menunjukkan prestasi kerja secara efisien dan efektif. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang menunjukkan kecakapan, kewibawaan, dan dedikasi kerja.
Empati (Empathy), kemampuan menunjukkan perhatian dan keseriusan terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan, sehingga wisatawan mempunyai kesan bahwa pramuwisata menyikapi pelayanan yang diinginkannya, dan merasa menjadi orang penting. Menunjukkan rasa simpatik, pengertian yang mendalam, dan keterlibatannya dalam memberikan pelayanan atas berbagai hal yang dilakukan, sehingga wisatawan merasa tertolong menghadapi berbagai kesulitan pelayanan yang diterimanya.
Kehandalan
(Reliability),
kemampuan
dalam memberikan
pelayanan
sesuai dengan
pengalaman kerja yang dimiliki, sehingga wisatawan dapat mengetahui serta merasakan setiap pekerjaan dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai dengan pengalaman pramuwisata.
Masuk dalam sesi ketiga yakni dilakukan oleh Ibu Dian selaku ketua dari tim pelaksanaan juga selaku Ketua Prodi Jurusan Manajemen Perhotelan D3 Vokasi Universitas Airlangga memberikan sedikit tambahan materi tentang apa yang belum dijelaskan oleh kedua pemateri sebelumnya, juga membuka sesi tanya jawab bagi peserta yang ingin menanyakan sesuatu yang belum di pahami dan mengerti sehinggaa di harapkan dalam penyuluhan ini peserta mampu memahami dan mengerti apa yang belum di ketahui bagaimana pelayanan prima ini diterapkan. Setiap usai pemaparan dalam setiap sesi maka acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Pemaparan materi awal berupa manajemen destinasi wisata ini sangat penting sebagai awal pembuka kegiatan pelatihan. Dari kasak-kusuk informal peserta didapatkan masih ada beberapa peserta yang datang karena ‘terpaksa’ misalnya datang karena dihimbau oleh pengurusnya datang atau diundang oleh perangkat desa. Pola pikir yang tradisional membuat mereka memiliki pemikiran yang tradisional dalam pengelolaan pariwisata. Sehingga mereka merasa sudah cukup dan tidak perlu melakukan hal-hal lain di luar apa yang sudah dilakukannya saat ini. Oleh karena itu dengan menyadari pentingnya pelayanan prima dalam obyek wisata maka mereka akan menyadari pentingnya kegiatan pelayanan pariwisata dan menyadari perlunya mengikuti kegiatan pelatihan tentang hal tersebut. Dengan kesadaran 26
penuh dan motivasi yang kuat maka diahrapkan materi yang disampaikan akan ‘masuk’ serca efisien dan efektif. Harapan ke depan tentu saja peserta dapat mempraktekkan dalam kegiatan pengelolaan usaha wisatanya.
Pemaparan materi tidak hanya dilakukan secara searah dan teoritis saja. Namun pemaparan materi ini dilakukan secara dialogis atau dua arah. Apabila ada peserta yang ingin menyampaikan
pendapatnya
terkait
dengan
pemaparan
materi
maka
merekapun
diperkenankan melakukannya. Dengan metode ini maka pesertapun terlihat bersemangat mengikuti acara karena mereka merasa terlibat dalam dialog-dialog dan pemaparan materi. Bentuk pemaparan materi yang melibatkan peserta di dalamnya tidak saja menghindari peserta yang ngantuk dan bosan, namun benar-benar membuat peserta involve dalam pemaparan. Selain itu, pemaparan materi tidak hanya dilakukan dengan menekankan aspek-aspek teoritis saja. Namun juga mengedepankan atau menampilkan aspek-aspek practicenya. Misalnya, dalam menjelaskan aspek pelayanan maka narasumber mengajak salah seorang mahasiswa untuk memperagakan bagaimana melayani yang baik. Sebagai contoh ditampilkan seorang mahasiswa yang pura-pura sebagai tamu dan menanyakan informasi mengenai latar belakang historis bangunan bersejarah di kampong tersebut. Kemudian narasumber memberikan contoh nyata tentang bagaimana cara memberikan informasi yang dimaksud dengan peragaan dan contoh nyata. Hal ini penting agar pengetahuan peserta tidak hanya terbatas pada teoritis saja, tapi mereka bisa langsung praktek.
Acara peragaan nyata tentang pelayanan usaha akomodasi dan obyek wisata dan pelayanan prima diselingi dengan kegiatan role play yang diperagakan sendiri oleh peserta. Di sini banyak gelak tawa terjadi, karena banyak sekali kekeliruan kecil yang kerap terjadi dalam kegiatan pelayanan. Menghadapi hal ini maka tim pelaksana dengan sabar dan detail mengarahkan peserta untuk memperbaiki kegiatan pelayanannya.
Keingintahuan akan kegiatan pelayanan pariwisata yang besar menunjukkan keinginan dari pelaku usaha wisata di Kampung Lawas Maspati untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam sesi tanya jawab banyak sekali peserta yang sedikit berkeluh kesah mengenai bagaimana cara melayani wisatawan dan bagaimana mengajak atau mendidik masyarakat untuk mau dengan berperilaku ramah dan sopan terhadap wisatawan. Dalam pengamatan singkat memang masih ditemukan para pelaku wisata yang kurang ramah dan terkesan malas dan ogah-ogahan dalam 27
menjawab atau memberikan informasi kepada pengunjung. Akibat pelayanan yang kurang ramah tersebut maka tentu saja pengunjung tidak akan terkesan dengan wisata di kampong Lawas Maspati tersebut.
Seain itu banyak pula peserta yang mengiyakan tentang pentingnya kebersihan dalam pengelolaan sebuah obyek wisata. Misalnya degan kurang bersihnya toilet dan kurangnya sarana bak-bak sampah di lokasi obyek wisata. Seorang peserta yang mengaku sebagai pengurus kampong menanyakan bagaimana cara menjaga kerbersihan di sekitar obyek wisata dan bagaimana cara menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan.
Acara diakhiri dengan penutupan yakni berupa kegiatan silahturahmi dan jalan-jalan tim pelaksana dan dipandu dengan pengurus Kampung Lawas Maspati untuk berkeliling.
Acara
ini diakhiri dengan penutupan yakni pemberian semacam souvenir berupa piagam dari tim Pelaksana bahwa telah di berikan suatu penyuluhan bagaimana mengelolah, menjual dan mendatangkan pengunjung yang lebih dari sebelumnya , dan kegiatan bersilahturohmi antara tim pelaksana dan tim dari pengurus tersebut.
5.3. Peserta Sebanyak 20 peserta menghadiri kegiatan pelatihan dan pendampingan ini. Peserta ini berasal dari ibu-ibu dan tokoh pemuda dan masyarakat Kampung Lawas Maspati. Menurut keterangan pak Sabar selaku Ketua RW di Kampung Lawas Maspati ini, peran ibu-ibu di Kampung tersebut tidak bisa diremehkan. Hal ini karena ibu-ibu sehari-hari menjadi garda depan penyambutan dan pemberi pelayanan kapda tamu. Di samping ibu-ibu, beberapa tokoh masyarakat juga tampak menghadiri kegiatan pelatihan.
Acara dimulai tepat pada pukul 09.30 wib dan diawali dengan pengisian absensi peserta. Mereka terlihat sangat antusias berdatangan. Bahkan ada yang mengajak serta anak dan tetangganya untuk ikut hadir dalam acara. Menurut salah satu dari mereka, kegiatan ini sangat penting bagi mereka untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyambut tamu yang dating ke kampung Lawas Maspati.
28
Lampiran Foto Kegiatan 8 Oktober 2016
Pemaparan Sesi I oleh Dian YulieReindrawati, S.Sos, MM, PhD
Pemaparan Sesi II oleh Nur Emma Suriani, S.Sos, MSi 29
Pemaparan Sesi III oleh Edwin Fiatiano, S.Sos, MSi
Suasana pada saat jalannya acara
30
31
Pemberian Souvenir berupa Plakat dan Sertifikat
32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan ini adalah masyarakat khususnya pengurus maupun warga sekitar Kampung Lawas Maspati keluarahan Bubutan Surabaya masih perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan bagaimana mengelola suatu objek wisata. Oleh karena itu mereka masih membutuhkan informasi dan wawasan yang lebih untuk mengelolah suatu objek wisata dan melayani pengujung
dengan
pelayanan
prima.
Oleh
karenanya,
kegiatan
penyuluhan
mengelolah objek wisata dan pelayanan prima ini penting bagi masyarakat setempat untuk dilakukan agar pengetahuan dan skill untuk mengelola objek wisata ini menjadi meningkat dalam segi menjual dan mendatangkan pengunjung yang lebih dari sebelumnya.
6.2 Saran Saran dari kegiatan pelatihan dan pendampingan ini adalah bahwasanya kegiatan tidak dilakukan di hari Sabtu mengingat adalah hari libur untuk sebagian pekerja, karena jika pengunjung yang datang ke wisata Kampung Lawas Maspati dan melihat bahwa pengurus masih butuh suatu pelatihan, maka mayoritas pengunjung akan berfikir bahwa pengurus masih nampak belum menguasai bagaimana cara mengelolah suatu objek wisata tersebut. Oleh karena itu masalah waktu pelaksannan juga akan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan di masa mendatang.
Selain itu adalah bagaimana cara menjual suatu objek wisata dengan tidak hanya dari mulut ke mulut saja. Penggunaan berbagai media sosial harus aktif untuk selalu mengupdate dalam mempromosikan suatu wisata, karena di jaman yang modern, gagdet sudah identik dengan setiap orang, bahkan mayoritas orang kota tidak bisa menjalani hari tanpa gadget, maka perlunya update di dalam sosial media sangat perlu.
Fasilitas-fasilitas pendukung lainnya juga harus di perhatikan untuk pengunjung-pengunjung yang datang, misal yang tak kalah pentingnya yaitu sebuah kamar mandi yang harus disediakan jika ada pengunjung ingin buang air kecil, atau bahkan buang air besar. Juga tempat untuk beristirahat bagi pengunjung yang lelah berjalan misal tempat duduk. 33
Disamping itu perlunya di adakan lagi pelatihan beberapa bulan lagi kedepan untuk meninjau bagaimana kedepannya cara pengurus dalam mengelolah wisata Kampung Lawas Maspati, jika memang masih diperlukannya lagi pelatihan maka segera dilakukan agar lebih optimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ap, J. (1992). Residents' perceptions on tourism impacts. Annals of Tourism Research, 19(4), 665-690. Aref, F., & Ma'rof, R. (2008). Barriers to community participation toward tourism development in Shiraz, Iran. Pakistan Journal of Social Sciences, 5(9), 936-940. Choi, H. C., & Sirakaya, E. (2005). Measuring residents' attitude toward sustainable tourism: Development of sustainable tourism attitude scale. Journal of Travel Research, 43(4), 380-394 Choi, H. C., & Sirakaya, E. (2006). Sustainability indicators for managing community tourism. Tourism Management, 27(6), 1274-1289. Cornelissen, S. (2005). The global tourism system: Governance, development and lesson from South Africa - new directions in tourism analysis. England: England: Ashgate Publishing Limited. Cole, S. (2008). Tourism, culture and development: Hopes, dreams and realities in East Indonesia. Clevedon, UK: Channel View Publications. Dann, G. (1996 ). RC 50 symposium on paradigms in tourism research. The newsletter of the international academy for the study of tourism. Jyvaskyla, Finland: International Sociological Association. Grybovych, O., Hafermann, D., & Mazzoni, F. (2011). Tourism planning, community engagement and policy innovation in Ucluelet, British Columbia. In D. Dredge & J. Jenkins (Eds.), Stories of practice: Tourism policy and planning (pp. 79-103). Surrey, England: Ashgate Publishing Limited. Hall, P. (1992). Urban and regional planning (3rd ed.). London: Routledge. Hall, C. M. (1995). Introduction to tourism in Australia: Impacts, planning and development. London: Longman. Hall, C. M. (2008). Tourism planning: Policies, processes and relationships (2nd ed.). Essex, England: Pearson Educated Limited. Hampton, M. P. (2003). Entry points for local tourism in developing countries: Evidence from Yogyakarta, Indonesia. Geografiska Annaler: Series B, Human Geography, 85(2), 85-101. Harrison, D. (1992). International tourism and less developed countries: The background In D. Harrison (Ed.), Tourism and the less developed countries. England: John Wiley and Sons Ltd. Jamal, T., & Stronza, A. (2009). Collaboration theory and tourism practice in protected areas: Stakeholders, structuring and sustainability. Journal of Sustainable Tourism, 17(2), 169-189. Kurniawan, A. B. (2010). Setahun berlalu, Suramadu masih amburadul [A year has passed and Suramadu is still disorganised]. Kompas Retrieved 14 March 2011, from http://www.KOMPAS.com Lamberti, L., Noci, G., Guo, J., & Zhu, S. (2011). Mega-events as drivers of community participation in developing countries: The case of Shanghai world expo. Tourism Management, 32(6), 1474-1483. 35
Li, W. (2006). Community decision making participation in development. Annals of Tourism Research, 33(1), 132-143. Liu, A., & Wall, G. (2006). Planning tourism employment: A developing country perspective. Tourism Management, 27(1), 159-170. Madrigal, R. (1995). Residents' perceptions and the role of government. Annals of Tourism Research, 22(1), 86-102. Madura. (2011). Rp 110m untuk jalan di Madura. Retrieved 6 April, 2011, from http://bappeda.jatimprov.go.id Mowforth, M., & Munt, I. (2009). Tourism and sustainability. Development, globalisation and new tourism in the third world (3rd ed.). London: Routledge. Murphy, P. E. (1985). Tourism: The community approach. London: Routledge. Oppermann, M., & Chon, K. S. (1997). Tourism in developing countries. London: International Thompson Business Press. Prihtiyani, E. (2012). Pertumbuhan pariwisata selalu di atas pertumbuhan ekonomi [the growth of tourism always surpasses economic growth]. Kompas. Retrieved from http://travel.kompas.com Rachbini, D. J. (1995). Conditions and consequences of industrialization in Madura. In K. V. Dijk, H. D. Jonge & E.Touwen-Bouswsma (Eds.), Across Madura strait. Leiden: KITLV Press. Risqon, T. (13 February 2009). Pasca Suramadu, potensi kepulauan harus dikembangkan [After Suramadu, potencies of the island should be developed], Radar Madura. Retrieved from http://www.radarmaduranews.com Roberts, S. (2013). An exploratory analysis of factors mediating community participation outcomes in tourism. In R. Phillips & S. Roberts (Eds.), Tourism, planning, and community development (pp. 35-49). Oxon: Routledge. Rossman, G. B., & Rallis, S. F. (2003). Learning in the field: An introduction to qualitative research. Thousand Oaks: Sage. Saxena, N. C. (2011). What is meant by people's participation. In A. Cornwall (Ed.), The participation reader (pp. 31-33). New York: Zed Books Ltd. Shaw, G., & Williams, A. M. (2002). Critical issues in tourism. A geographical perspective (2 ed.). Massachusetts: Blackwell Publisher Inc. Sharma, B., Dyer, P., Carter, J., & Gursoy, D. (2008). Exploring residents' perceptions of the social impacts of tourism on the Sunshine Coast, Australia. International Journal of Hospitality & Tourism Administration, 9(3), 288-311. Telfer, D. J., & Sharpley, R. (2008). Tourism and development in the developing world. Oxon: Routledge. Teye, V., Sirakaya, E., & Sönmez, F. S. (2002). Residents' attitudes toward tourism development. Annals of Tourism Research, 29(3), 668-688. Timothy, D. J. (1999). Participatory planning: A view of tourism in Indonesia. Annals of Tourism Research, 26(2), 371-391. Timothy, D. J. (2002). Tourism and community development issues. In R. Sharpley & D. J.Telfer (Eds.), Tourism and development: Concept and issues (pp. 149-164). Clevedon, UK: Channel View Publications. 36
Tosun, C. (2000). Limits to community participation in the tourism development process in developing countries. Tourism Management, 21(6), 613-633. Walpole, M. J., & Goodwin, H. J. (2000). Local economic impacts of dragon tourism in Indonesia. Annals of Tourism Research, 27(3), 559-576. Wibowo, K. S. (2011, 11 February). Pelabuhan Ujung-Kamal dijadikan kawasan wisata bahari [Developing Ujung-Kamal port as marine tourism]. Retrieved 6 April, 2011, from http://bappeda.jatimprov.go.id World Travel and Tourism Council. (2012). The review 2011. Retrieved 6 November, 2012, from http://www.wttc.org/site_media/uploads/downloads/WTTC_Review_2011.pdf WTO. (2012). UNWTO tourism highlights. Retrieved 3 August, 2012, from http://mkt.unwto.org/en/publication/unwto-tourism- highlights-2012-edition Zhang, J., Inbakaran, R. J., & Jackson, M. (2006). Understanding community attitudes toward tourism and host-guest interaction in the urban-rural border region. Tourism Geographies, 8(2), 182-204.
37
Biodata Ketua Tim Pengusul
Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lengkap Jenis kelamin Jabatan fungsional NIP NIDN Tempat & Tanggal Lahir Email HP Alamat kantor No Telp./Faks Lulusan yang telah dihasilkan Mata Kuliah yang Diampu
Dian Yulie Reindrawati, Sos, MM, PhD Wanita Dosen. Lektor Kepala 197607071999032001 0007077604 Probolinggo, 7 Juli 1976
[email protected] 081702893587 Dharmawangsa Dalam 4 Surabaya 5033869 1. Dasar-Dasar Manajemen 2. Kewirausahaan
Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
S1 Univ. Airlangga Administrasi Negara 1994-1998 Kepemilikan Asuransi Jiwa
Roestoto
S2 Univ. of Technology Sydney Tourism
S3 University of Newcastle Tourism
2002-2004 The impacts of the Bali blast: Assessing young Australians' perceptions and intent to travel Ian McDonnell
2008-2014 What does Tourism Mean to Residents?
Kevin Lyons Tamara Young
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
1
2014
2
2014
Judul Penelitian
Pendanaan
Pelatihan Pelayanan Prima di Pulau Bawean Pelatihan Pembuatan dan Pengemasan Paket Wisata di Pulau Bawean
Fakultas Fakultas
Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir No 1
Jenis Penghargaan Finalist of Three Minutes Thesis
Institusi Pemberi Penghargaan The University of Newcastle, Australia
Tahun 2014
38
Publikasi Artikel Ilmiah Judul The impacts of the Bali blast: Assessing young australians' perceptions and intent to travel. The difficult but interesting problems of clearly conceptualising tourism and the tourism industry, and differentiating the two. Motivasi Ekoturis dalam pariwisata berbasis alam.
Nama Jurnal Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik
Tahun XVIII, No 1, 2005
Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik
XIX, No 1
Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik
XI, No. 2
Pemakalah Seminar International Dalam 5 Tahun Terakhir No 1 2
Nama Pertemuan Indonesia Seminar, Sydney Sociology
Judul Artikel Ilmiah Tourism in Madura, Indonesia The meanings of tourism among residents of Madura
Waktu & Tempat Sydney, 2009 Sydney, 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM. . Surabaya, 15 Oktober 2016 Pengusul,
(Dian Yulie R, S.Sos, MM, PhD)
39
Biodata Anggota Tim IDENTITAS DIRI Nama NIP/NIK Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Golongan / Pangkat Jabatan Akademik Perguruan Tinggi Alamat Telp./Faks. Alamat Rumah Telp./Faks. Alamat e-mail
: : : : : : : : : : : :
Nur Emma Suriani S.Sos., M.Si. 1975122320032001 Malang 23 Desember 1975 Laki-laki √ Perempuan √ Kawin □ Belum Kawin Islam IIIa / Penata Muda Asisten Ahli Universitas Airlangga Jalan Dharmawangsa Dalam Surabaya 60286 (031) Jl.Budiluhur A9 Wagir Indah Kwangsan Sedati Sidoarjo : HP. 08123158479 :
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun Lulus 1999 2008
Program Pendidikan (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Perguruan Tinggi Doktor Sarjana Antropologi Universitas Airlangga Surabaya Magister Pengembangan SDM Universitas Airlangga Surabaya
Jurusan/Program Studi Antropologi PSDM
40
PELATIHAN PROFESIONAL Tahun
Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri)
2001
Pelatihan Penulisan karya tulis Ilmiah
2005 2005
Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) Pelatihan Applied Approach (AA)
2005
Pelatihan Pembuatan Kontrak perkuliahan
2005
Pelatihan Pembuatan Satuan Acara Pembelajaran Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
2005 2005 2006 2008 2009
Pelatihan Metodologi Penelitian Berperspektif Jender Pelatihan Kiat Sukses Menulis Buku Pelatihan Team Building :Awareness and Communications Pelatihan Pembuatan GBPP dan SAP
2009
Pelatihan Pelayanan prima untuk Pelaku Industri
2011
Pelatihan Penyusunan Modul E-Learning
2012
Pelatihan Fasilitator LKMM Tingkat Menengah
2012
Pelatihan Fasilitator LKMM Tingkat Lanjut
Penyelenggara Antropologi Universitas Indonesia LP3 Universitas Airlangga LP3 Universitas Airlangga LP3 Universitas Airlangga LP3 Universitas Airlangga LP3 Universitas Airlangga PSW- Unair
Jangka Waktu 2 hari 5 hari 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari 1 hari
Penerbit Andi Fisip
1 hari 2 hari
Fisip Universitas Airlangga D3 Pariwisata Fisip Universitas Airlangga FisipUniversitas Airlangga DIRMAWA Universitas Airlangga DIRMAWA Universitas Airlangga
1 hari 2 hari
1 hari 3 hari
3 hari
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun 1999 1999 1999 2005
Judul Penelitian Pemetaan Anak jalanan di Surabaya Pengetahuan dan Sikap Ibu usia produktif terhadap Kesehatan reproduksi Potret THR Surabaya Motivasi Ekoturisme di Wana Wisata Coban Rondo Malang
Ketua/ Anggota Tim Anggota Ketua
Depsos mandiri
anggota
Balitbangda
Anggota
DIPA
Sumber Dana
41
2007
2007 2008 2008
2010
Analisis Produk Wisata berkaitan dengan Amenitas dan Aksesibilitas di kebun Teh Wonosari Lawang Jawa Timur Analisis Kebutuhan Pelatihan bagi tenaga Kependidikan di Fisip Unair Strategi Pengembangan Kompetensi pekerja Perhotelan di Inna Simpang Surabaya Pemodelan Pengembangan Agrowisata dengan pendekatan CBT dalam upaya pemberdayaan social capital masyarakat lokal Sistem Rekrutmen bagi Pekerja Tetap di Hotel Inna Simpang Surabaya
Anggota
DIPA
Ketua
Mandiri
Ketua
Mandiri
Anggota
DIPA
Ketua
RKAT
KARYA ILMIAH* A. Buku/Bab Buku/Jurnal Tahun
Judul
Penerbit/Jurnal
Jurnal Terakreditasi “Manusia, Kebudayaan, dan Politik” FISIP UNAIR (Vol. , No.) Tahun 2006(ISSN 2086-7050) 2011 Pemetaan Potensi Ekowisata di taman Jurnal Terakreditasi “Manusia, nasional baluran Kebudayaan, dan Politik” FISIP UNAIR (Vol. 24, No.2) Tahun 2011 (ISSN 2086-7050) 2012 Buku Ajar Teknik Supervisi Revka Media * termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga 2006
Pembangunan Ekowisata di Indonesia
B. Makalah/Poster Tahun 2009 2010
Judul Sertifikasi Profesi Bidang pariwisata peluang atau ancaman? Pelayanan Prima Pramugari laut
Penyelenggara Fisip Universitas Airlangga PT.Dharma Lautan Surabaya
42
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun 2001 2004 2005 2005 2005 2006
2008
2009 2009 2009
2009
2010
Jenis/Nama Kegiatan Lokakarya Pengemasan Obyek dan Daya Tarik Wisata KPP Malang Seminar Peran Perempuan dan Permasalahan tumbuh kembang anak Seminar Pendidikan Kepariwisataan dalam Menyonsong Era Globalisasi Rakor Peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Jawa timur Lokakarya Penyusunan/Redesain GBPP,SAP dan Kontrak Pembelajaran Lokakarya Pembuatan Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Mahasiswa Fisip Seminar Dampak Undang-Undang Pajak Penghasilan yang baru terhadap Wajib Pajak Pribadi Lokakarya Evaluasi Kurikulum dan GBPP Prodi Pariwisata Seminar Berbagi Ilmu Tingkatkan Kepedulian Indonesia Brainstorming Pengembangan jati Diri Kebangsaan dan Ke-Unairan Bagi Dosen Brainstorming Pengembangan jati Diri Kebangsaan dan Ke-Unairan Bagi Mahasiswa Sosialisasi Program Sertifikasi Dosen
2010
Lokakarya Penyusunan Perbaikan GBPP Mata Kuliah Prodi Pariwisata
2011
Lokakarya Sosialisasi Serdos dan Teknis Penyusunan Portofolio Serdos Online Lokakarya Penyusunan Modul Integrated Bahan Ajar-Kewirausahaan bagi Staf Pengajar di Lingkungan Universitas Airlangga Seminar Entrepreneurship Hotel Equator Surabaya
2011
2012 2012
Seminar Internasional dan Rakernas di Inna Garuda Yogyakarta
Penyelenggara Disparta Jatim Antropologi Fisip Unair D3 pariwisata Fisip Unair Dispar Propinsi Jatim
Panitia/Peserta/ Pembicara Peserta Peserta Panitia Peserta
FISIP Universitas Airlangga Fisip
Peserta
Lemlit Unair
Peserta
D3 Pariwisata Hotel Inna Simpang Surabaya Bank Mandiri
Panitia
Rektorat
Peserta
Rektorat
Fasilitator
LP3 Universitas Airlangga D3 pariwisata Fisip Universitas Airlangga LP3 Universitas Airlangga
Panitia
Universitas Airlangga
Peserta (2 hari)
D3 pariwisata Fisip Universitas Airlangga Hildiktipari
Panitia
Panitia
Peserta
Panitia Peserta
Peserta 43
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun 2005 2005 2006 2006 2007 2008 2008 2009 2009 2009 2010 2011 2012 2012
Jenis/Nama Kegiatan Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Peningkatan Kemampuan Penelusuran Informasi Wisata dan perancangan perjalanan wisata secara mandiri dengan menggunakan media internet (pengmas) Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Roadshow D3 pariwisata ke sekolah menengah kejuruan di wilayah sidoarjo, malang dan surabaya Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya PPKMB Universitas Airlangga Tahun 2008 Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Bakti sosial di kab. Nganjuk Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Roadshow Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik ke Kab.Lumajang dan kab. kediri Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya Pengawas UAN SMA/MA Tahun Pelajaran 20112012 Pengawas Ujian Tulis SNMPTN Panitia Lokal Surabaya
Tempat Universitas Airlangga Sidoarjo Universitas Airlangga Sidoarjo, Malang, Surabaya Universitas Airlangga Universitas Airlangga Universitas Airlangga Kab. Nganjuk Universitas Airlangga Lumajang dan Kediri Universitas Airlangga Universitas Airlangga MA Mathlabul Huda, Gresik Universitas Airlangga
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Koordinator Hotel Panitia Road Show 2006 D3 pariwisata Panitia Pembuatan Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Mahasiswa Fisip
Institusi (Universitas, Fakultas, Jurusan, Laboran, Studio, Manajemen Sistem Informasi, dll. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Surat Tugas Dekan No: 028/J.03.1.13KP/2006 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Surat Tugas Dekan No: 063/J.03.1.13PP/2006 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ SK Dekan No:061/J03.1.13/PP/2006
Tahun (…s.d. …) 2006-2009 FebruariApril 2006 Maret 2006
44
Tim Pelaksana Persiapan Borang Akreditasi D3 pariwisata (sekretaris) Panitia Pameran Pendidikan Fisip (ketua)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Surat Tugas No.302-c/J03.1.13/PP/2008
Oktober 2008
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Surat Tugas No.3106/J03.1.13/KP/2008
Narasumber dalam Kegiatan Road Show Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Kab.Lumajang dan Kab Kediri. Panitia Forum Ilmiah Fisip (diskusi Reboan) Panitia Evaluasi Diri dan Akreditasi Program Studi D3 pariwisata
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Surat Tugas
1316November 2008 2009
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2008
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2010
PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Tahun 2008 2009
Jenis/Nama Kegiatan Pameran pendidikan dan kegiatan Mahasiswa dalam rangka Dies NatalisUnair Pelaksanaan Lomba Merancang Brosur Pariwisata
Peran
Tempat
Dosen Pendamping
Balai pemuda Surabaya
Juri
Fisip Universitas Airlangga Fisip Universitas Airlangga
2009
Panitia Pemilihan Mawapres
Juri
2009
Pameran pendidikan dan kegiatan Mahasiswa dalam rangka Dies NatalisUnair
Dosen pendamping
Convention Hall TP Surabaya
2009
Bakti Sosial Fisip
Dosen pendamping
Kab.Nganjuk
2010
Panitia pemilihan Mawapres
Juri
Fisip Universitas Airlangga
2010
Panitia Pameran Pendidikan dan kegiatan mahasiswa dalam rangka Dies Natalis Unair
Dosen Pendamping
Balai Pemuda Surabaya
2011
Panitia pemilihan Mawapres
Juri
Fisip Universitas Airlangga
2012
PKM: Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Dosen Pembimbing
Universitas Airlangga
45
PENGHARGAAN/PIAGAM
Tahun
Bentuk Penghargaan
Pemberi
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun 2012
Jenis/Nama Organisasi HILDIKTIPARI
Jabatan/Jenjang Keanggotaan Anggota
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM. . Surabaya, 15 Oktober 2016 Pengusul,
(Nur Emma Suriani, S.Sos, MSi)
46
Biodata Anggota Tim
CURRICULUM VITAE 1. Nama 2. Umur/ Jenis Kelamin/ Agama 3. Alamat Rumah 4. Pangkat/ Golongan/ NIP 5. Jabatan Fungsional 6. Perguruan Tinggi 7. Alamat Kantor
8. Riwayat Pendidikan No Pendidikan
1.
Perguruan Tinggi/ Sarjana
2.
Pasca Sarjana
9. Pengalaman Penelitian No Tahun 1.
1995
2.
2000
3.
2000
4.
2000
5.
2001
6.
2001
7.
2001
: ANDY UMARDIONO, S.Sos., M.Si. : 42 Tahun/ Laki-laki/ Islam : Jl. Manyar Sambongan 75F Surabaya Telp. 0818319562 : Penata / III-C/ 197203241999031001 : Lektor : Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Vokasi UNAIR Jl. Sri Ikana 65 Surabaya
: Tempat
Fisip Unair Surabaya Fak.Geografi UGM Yogya
Tahun Dari 1991
Sampai 1996
2003
2005
: Judul Penelitian
Fraksi Fekunditas Wanita Pada Kelahiran Anak I dan II Menurut Umur Ibu dan Umur Nikah di Kec. Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur Pelaksanaan Operasi Pasar Khusus (OPK) Beras di Kotamadya Surabaya Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Sumenep Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata (RIPOW) Kota Batam Penyusunan RIPPDA Kota Batu Profil Kedudukan dan Peranan Wanita di Kota Mojokerto Sosialisasi Pola Pengembangan Ekoturisme di Taman Nasional Merubetiri
Jurusan/ Program Studi
Titel
Sosiologi/ Antropologi
S.Sos
Kependudukan
M.Si
Sumber Dana
Ketr.
Mandiri
Ketua
Dolog Jatim
Anggota
Bappeda Kab.Sumenep
Anggota
Bappeko Batam
Anggota
Bappeko Batu Bappeko Mojokerto Dik Suplemen LPKM Unair
Tim Ahli Anggota Ketua
47
8.
2002
Penyusunan RIPPDA Kabupaten Bappeda Mojokerto Kab.Mojokerto Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Dik Suplemen Pengembangan Eko-Wisata Pantai Lemlit Unair Sukamade, Banyuwangi, Jawa Timur
Tim Ahli
9.
2002
10.
2005
Pemberdayaan Masyakat Sekitar DAS Brantas
Lemlit Unair
Anggota
11.
2005
Pemberdayaan Dawuhan
Lemlit Unair
Anggota
Penyelenggara
Ketr.
Kanwil Pariwisata TK.I Jatim
Peserta*
P4UA
Peserta
Ford Foundation & KPPD Sby
Peserta*
Masyakat
10. Pengalaman Pelatihan dan Seminar No Tahun Judul Pelatihan
Dam
Ketua
:
1.
2000
Bimbingan Teknis Perencanaan Pengembangan Pariwisata Jawa Timur
2.
2002
Pelatihan Applied Approach (AA)
3.
2002
Pelatihan Pemberdayaan Konsumen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
4.
2002
Pelatihan CDS/ISIS Untuk Pustakawan
Fisip Unair
Instruktur
5.
2002
Seminar Nasional Potensi Kebudayaan Etnik Sebagai Daya Tarik Wisata Dalam Peningkatan Otonomi Daerah
UNS Solo
Peserta
6.
2002
Fisip Unair & Bappeda Tk.I Jawa Timur
Peserta*
Diskusi Panel Evaluasi Perumusan PolaPola Penanganan Penghapusan Kemiskinan di Jawa Timur Ket: * non-sertifikat
11. Publikasi No 1.
: Judul Publikasi
Fertilitas dan Fekunditas Wanita
Media Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik (FISIP Unair) Tahun XV, Nomor 3, Juli 2002
48
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM. Surabaya, 10 Oktober 2015
Andy Umardiono, S.Sos., M.Si. NIP. 197203241999031001
49
Lampiran PETA LOKASI MITRA Peta Lokasi Mitra: Koperasi Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya Warga Kampung Wisata Lawas Maspati Surabaya
50
Materi: Pelayanan Pariwisata
51
52
53
54
55
56
57