LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IbM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN MODEL ASINKRONUS DI KABUPATEN BULELENG Tahun ke I dari rencana 1 tahun Ketua / Anggota Tim Drs. I Nyoman Sukajaya, M.T. NIDN: 0015116701 I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Stat.Sci. NIDN 0016016903 I Ketut Resika Arthana, S.T., M.Kom. NIDN 0801128402 Dibiayai oleh: Direktorat Penelitain dan Pengabdian Kepada masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan penugasan Program pengabdian kepada masyarakat Nomor : 391/UN48.15/LPM/2014
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Nopember 2014
RINGKASAN IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng Oleh: I Nyoman Sukajaya, I Wayan Puja Astawa, I Ketut Resika Arthana
[email protected],
[email protected],
[email protected] Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng dikembangkan untuk memberikan solusi terhadap kendala-kendala yang ditemui organisasi profesi guru dalam operasionalnya. Kendala-kendala yang dimaksud meliputi: waktu, jarak, biaya dan kualitas sumber daya. Solusi yang ditawarkan berbentuk jasa pengembangan sistem model asinkronus dan pelatihan pemanfaatannya. Sistem yang dikembangkan adalah sistem website yang telah diunggah ke alamat domain www.mgmpbuleleng.org. Pelatihan pengoperasian dilakukan selama dua hari kegiatan dengan materi utama meliputi: pembuatan akun, login memakai akun yang telah dimiliki, unduh dan unggah informasi ke website, diskusi antar anggota secara online maupun offline memanfaatkan fitur chatting atau forum. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa anggota MGMP sangat apresiatif dengan dibangunnya website serta pelaksanaan pelatihan pemanfaatan website tersebut yang dibuktikan dengan persentase kehadiran anggota mencapai 100% dari 36 orang anggota yang diundang. Selama kegiatan berlangsung, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Anggota pelatihan sudah berhasil mendaftarkan diri untuk memperoleh akun, mampu menambahkan topik ke forum, mengomentari forum, berdiskusi langsung melalui fitur chatting. Tanggapan anggota terhadap program IbM menunjukkan bahwa mereka senang karena keradaan sistem MGMP yang diyakini mampu menjembatani komunikasi di antara mereka. Bahkan mereka sudah memiliki rencana untuk memanfaatkan sistem dengan modus pemakaian 2-3 kali seminggu paling tidak untuk melakukan penelusuran informasi. Untuk mengatasi biaya koneksi yang dibutuhkan untuk kesinambungan komunikasi, anggota sudah memikirkan untuk mengusulkan biaya ke Disdik Kabupaten atau mengalokasikan pendanaan melalui dana MGMP. Anggota juga mengusulkan ada tindak lanjut dari program ini dalam bentuk pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran elektronik yang luaraanya dibutuhkan untuk memperkaya konten sistem MGMP. Kata Kunci: IbM, MGMP, Asinkronus, Buleleng
iv
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga mampu menyelesaikan laporan akhir program : “IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng” tepat waktu. Program IbM ini terlaksana berkat bantuan dan kerjasama semua pihak yang terlibat, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan teriamakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti yang telah menetapkan program ini sebagai penerima hibah untuk tahun pendanaan 2014,
2.
ketua LP2M Universitas Pendidikan Ganesha atas persetujuan untuk melaksanakan program IbM,
3.
MGMP Matematika SMP dan SMA Kabupaten Buleleng sebagai mitra kerja yang telah bekerja sama dengan baik demi keberhasilan pelaksanaan program,
4.
guru-guru matematika SMP dan SMA sebagai anggota MGMP yang juga telah berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program pelatihan, serta
6.
semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu terlaksananya program IbM ini. Meskipun sudah direncanakan dengan maksimal, kami menyadari kemungkinan ada-
nya kekurangan dalam pelaksanaan program. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan dengan senang hati diterima demi perbaikan program di kesempatan berikutnya. Akhir kata; tim pelaksana berharap semoga apa yang telah dinilai baik dihasilkan melalui program ini betul-betul bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Singaraja, 1 November 2014 Tim Pelaksana IbM
v
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………….
iii
RINGKASAN ………………………………………………………………………..
iv
…………………………………………………………………………..
v
………………………………………………………………………...
vi
DAFTAR TABEL …………..………………………………………………………...
vii
DAFTAR GAMBAR …………….…………………………………………………...
viii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………. A. Analisis Situasi …………………………………………………………………… B. Permasalahan Mitra ………………………………………………………………. C. Justifikasi Penentuan Program ………………………………………………….
1 1 4 5
BAB 2 TARGET DAN LUARAN ………………………………………………… A. Target Kegiatan …………………………………………………………… B. Luaran Kegiatan …………………………………………………………..
7 7 7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ………………………………………………. A. Model Pelaksanaan Program IbM ………………………………………………... B. Prosedur Pelaksanaan Program IbM ……………………………………………...
9 9 9
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ………………………………….. A. Profil LPM Undiksha ……………………………………………………….. B. Organisasi Tim Pelaksanaan Program IbM ……………………………………….
12 12 13
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………... A. Hasil …………………………………………………………………………….. B. Pembahasan ……………………………………………………………………..
15 15 19
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………… A. Simpulan ………………………………………………………………………….. B. Saran ……………………………………………………………………………….
21 21 21
……………………………………………………………….
22
PRAKATA DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Rekapitulasi Kondisi MGMP di Kabupaten Buleleng
2
Tabel 2. Pemetaan Penentuan Prioritas Program
6
Tabel 3. Rekapitulasi Pelaksanaan Dharma Pengabdian P2M Undiksha Tahun 2011-2013
13
Tabel 4. Organisasi Tim Pelaksana Program IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus
14
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Tampilan Halaman Situs Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng
3
Gambar 2.
Tampilan Halaman Depan Situs MGMP Kabupaten Buleleng
15
Gambar 3.
Total peserta terdaftar di situs mgmpbuleleng.org
16
Gambar 4.
Topik forum yang sudah berhasil diunggah oleh peserta
17
Gambar 5.
Aktivitas peserta dalam memanfaatkan fitur forum
17
Gambar 6.
Tanggapan Terkait ADA|TIDAK elemen yang disuka dari website MGMP Buleleng
18
Gambar 7.
Elemen MGMP Buleleng yang disuka oleh peserta
18
Gambar 8.
Tanggapan Terkait ADA|TIDAK Sisi yang tidak Menguntungkan dari website MGMP Buleleng
Gambar 9.
18
Frekuensi akses ke website MGMP Buleleng yang direncanakan dalam seminggu
18
Gambar 10. Tanggapan terkait apakah mereka SUDAH|BELUM memiliki rencana dalam memanfaatkan website MGMP Buleleng
18
Gambar 11. Ragam tanggapan rencana peserta dalam memanfakan website MGMP Buleleng ke depan
18
Gambar 12. Tanggapan terkait apakah fitur website SUDAH|BELUM mencakup seluruh program kerja MGMP Buleleng
19
Gambar 13. Tanggapan terhadap kegiatan yang dibutuhkan peserta untuk mengoptimal-kan pemanfaatan website MGMP Buleleng
19
Gambar 14. Usulan terkait kebutuhan biaya operasional website MGMP Buleleng
19
viii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Profesionalitas guru mutlak dibutuhkan dalam melaksanakan tugas kependidikan. Guru profesional mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Ini berarti guru wajib memiliki seperangkat pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan dalam pembelajarannya sehingga mampu memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pembelajaran dilaksanakan terarah pada pencapaian tujuan, dilaksanakan secara efisien dan dalam suasana yang menyenangkan. Kondisi ini menjadi kondisi ideal sehingga guru menyenangi profesinya, tertantang dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalam melaksanakan tugas, sabar dalam menghadapi berbagai kondisi pembelajaran sehingga murid memperoleh pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan belajarnya. Tuntutan keprofesionalan ini memunculkan implikasi bahwa guru profesional tidak cukup dihasilkan melalui jenjang pendidikan formal saja atau pendidikan prajabatan(presevice training) tetapi juga melalui pendidikan dalam jabatan(in-service training). Keprofesionalan guru lebih potensial diperoleh melalui pendidikan dalam jabatan dengan alasan dimungkinkan dilaksanakan secara berkelanjutan dan adanya keterlibatan diri dalam proses untuk tumbuh melalui interaksi dengan guru lain. Pada dasarnya pendidikan profesi ini dapat dilakukan melalui: (1) belajar secara mandiri (self-directed leraning), (2) kegiatan organisasi profesi–KKG, MGMP, MGBS, PGRI secara terprogram dan berkelanjutan; (3) kegiatan ilmiah ekstern seperti seminar, lokakarya; (4) Pendidikan penyetaraan atau studi lanjut; (5) kaji tindak kelas terintegrasi berbasis kompetensi; dan (6) uji sertifikasi. Prinsip-prinsip profesionalisme guru dan dosen diatur dalam pasal 7 UU No. 14/2005 meliputi: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesiolannya; (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya; dan (9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
1
Praktiknya, pendidikan profesi dilakukan melalui kegiatan organisasi profesi KKG/MGMP yang dilakukan secara berkelanjutan. Kegiatan KKG/MGMP umumnya dilakukan secara terjadwal dalam bentuk diskusi, pelatihan atau lokakarya. Diskusi biasanya dilakukan di satu tempat dalam waktu terbatas. Bahasan diskusi dapat mencakup pengetahuan, keterampilan atau pengalaman antar anggota profesi. Kegiatan pelatihan atau lokakarya paling sering ditujukan untuk sosialisasi pengetahuan atau keterampilan baru baik yang mencakup perkembangan kurikulum, metode atau model pembelajaran. Diskusi dengan ketua MGMP Matematika SMP maupun SMA Kabupaten Buleleng serta pengalaman pengusul ketika mendampingi kegiatan MGMP matematika SMA di tahun 2010 mengarahkan pada simpulan bahwa pelaksanaan pendidikan profesi banyak menemui kendala baik dari sudut waktu, tempat maupun kualitas. Guru-guru dari sekolah yang lokasinya jauh dari tempat kegiatan berpeluang jarang hadir karena lamanya waktu yang dihabiskan terutama dalam perjalanan ke tempat kegiatan. Selain itu, sering juga dijumpai tidak terjadinya perimbangan waktu untuk pendidikan dan kegiatan di luar pendidikan. Kendala lain adalah sukarnya memilih waktu yang memungkinkan kehadiran sebanyak-banyaknya guru yang mesti terlibat dalam pendidikan. Kualitas nara sumber yang dipilih sering juga menjadi kendala, baik dalam pengertian kesediaan waktu, kepakaran, maupun biaya untuk menghadirkannya. Hal yang cukup memprihatinkan juga adalah tidak dialokasikannya anggaran untuk penyelenggaraan sehingga kegiatan tidak bisa dirancang secara pasti. Kondisi-kondisi tersebut berdampak pada belum efektifnya pelaksanaan pendidikan profesi yang semestinya dapat berjalan secara teratur, berkelanjutan dalam suasana yang kondusif. Tabel 1. Rekapitulasi Kondisi MGMP di Kabupaten Buleleng No 1 2 3 4 5 6
Uraian Anggota Organisasi profesi Lingkup Kegiatan Frekuensi Kegiatan / bulan Target Kehadiran Capaian Pagu Kegiatan
Program 9 kecamatan di Kab. Buleleng 6 kegiatan 1 × dalam sebulan 100 % 100 % Teralokasi secara pasti
Realisasi 9 kecamatan di Kab. Buleleng 3 kegiatan 1 × dalam satu semester 60% 50% Tidak ada alokasi khusus
Di balik kendala-kendala yang sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru, logikanya kendala itu dapat diatasi secara mudah dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi. Sebagaimana diketahui sekolah sebagai lembaga pendidikan formal beroperasi di bawah pengawasan Dinas Pendidikan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Buleleng. SKPD ini sudah memiliki alamat resmi di situs Pemerintah Kabupaten Buleleng www.bulelengkab.go.id, yakni http://www.bulelengkab.go.id/index.php/instansi-detail/51/
2
Dinas-Pendidikan/. Tampilan halaman situs ini terlihat pada Gambar 1. Tampak bahwa informasi yang sudah bisa didapat dari laman ini meliputi: detail instansi, agenda kegiatan, foto kegiatan, video kegiatan, komentar dan bank data. Laman inilah yang semestinya potensial dimanfaatkan pemerintah dalam hal ini tim MGMP kabupaten Buleleng untuk menjaga keberlangsungan pendidikan profesi dengan menambahkan fitur forum. Aktualnya justru fitur ini tidak disediakan dalam situs sehingga diseminasi pengetahuan atau keterampilan baru terkait kurikulum, metode maupun model pembelajaran yang sering menjadi bahan diskusi kegiatan MGMP tidak dapat dilakukan.
Gambar 1. Tampilan Halaman Situs Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng
3
Pemerintah Kabupaten Buleleng tidak diam melihat kondisi pelaksanaan MGMP. Pembangunan infrastruktur sudah pernah dilakukan dengan membangun jaringan pendidikan nasional (Jardiknas) yang ditujukan memfasilitasi kegiatan dalam organisasi profesi guru. Sayangnya upaya ini juga belum mengatasi kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan MGMP. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan infrastruktur saja tidak menjamin dapat menyelesaikan persoalan dalam organisasi. Lebih jauh dibutuhkan adanya transfer teknologi setidaknya bagaimana memanfaatkan infrastruktur yang telah disediakan dalam mendukung pelaksanaan pendidikan profesi. Dari uraian analisis situasi inilah, tim mengusulkan pentingnya pelaksanaan ipteks bagi masyarakat dengan judul: ”IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus Di Kabupaten Buleleng”. B. Permasalahan Mitra Berdasarkan analisis situasi yang telah diungkapkan di atas dan hasil diskusi dengan praktisi kependidikan, maka dirumuskan permasalahan-permasalahan mitra yang urgen untuk ditemukan solusinya. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi: (1) Ketersediaan media komunikasi Meskipun infrastruktur fisik jaringannya dan situs informasi berbasis web sudah dimiliki di tingkat Kabupaten namum keberadaannya belum dapat menjembatani kebutuhan komunikasi antar organisasi profesi guru karena alasan: fitur yang memungkin guru-guru anggota organisasai profesi mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman barunya secara cepat belum tersedia di situs, arsitektur situs belum menyediakan wadah untuk menaruh informasi-informasi terbaru terkait perkembangan dunia pendidikan baik dalam bentuk teks, audio, video, maupun audio-video, dan perangkat-perangkat pembelajaran elektronik maupun nonelektronik yang mendukung skenario pembelajaran serta memenui kaidah media yang baik belum banyak tersedia. (2) Keberadaan sumber daya Permasalahan mitra yang terkait dengan keberadaan sumber daya meliputi beberapa aspek.
4
a. Sumber daya guru padatnya beban mengajar guru terutama bagi guru-guru yang harus memenuhi kewajiban jam mengajar selama 24 jam sebagai syarat memperoleh tunjangan profesi, beban mengajar yang padat berpengaruh pada rendahnya motivasi menginovasikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ke peningkatan profesionalitas guru, kurangnya sumber daya guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai untuk mengelola sistem komunikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam transfer teknologi guna menunjang kelancaran komunikasi dalam organisasi profesi, b. sumber daya ahli keterbatasan tenaga ahli di bidang kurikulum, metode atau model yang siap dihadirkan di kegiatan pendidikan profesi, waktu yang tersedia dari tenaga ahli cenderung terbatas. (3) Dukungan pihak lain yang selingkung pemerintah kabupaten Buleleng, khususnya dari dinas pendidikan belum maksimal mengupayakan pemanfaatan infrastruktur di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan profesionalitas guru, ada inkonsistensi dukungan pemerintah dalam memberdayakan infrastruktur yang pernah ada (jardiknas) dalam upaya meningkatkan profesionalitas guru, dan C. Justifikasi Penentuan Program Di antara ketiga permasalahan mitra yang dipaparkan di atas, permasalahan prioritas yang akan dibantu penyelesaiannya melalui kegiatan pengabdian ini adalah permasalahan 1 dan 2 dalam bentuk pembangunan media komunikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi model asinkronus dan peningkatan profesionalitas sumber daya guru dalam transfer teknologi. Dasar yang diacu dalam penentuan skala prioritas adalah: (a) peluang untuk diimplementasikan, (b) waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan permasalahan, dan (c) sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan. Pemetaan dalam penentuan skala prioritas program berdasarkan tiga pertimbangan tersebut disajikan pada Tabel 2.
5
Tabel 2. Pemetaan Penentuan Prioritas Program DASAR PERTIMBANGAN
STATUS
Peluang untuk diimplementasikan Pembangunan media komunikasi Penyiapan sumber daya Penataan pihak selingkung Waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan masalah Pembangunan media komunikasi Penyiapan sumber daya Penataan pihak selingkung Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan Pembangunan media komunikasi Penyiapan sumber daya Penataan pihak selingkung
Kecil
Menengah
Besar
Singkat
Rata-rata
Lama
Memadai
Terbatas
Kurang
Sumber daya guru yang terlibat dalam organisasi MGMP di Kabupaten Buleleng memiliki kualifikasi yang sudah sangat memadai untuk mengelola pembelajaran. Sehingga yang lebih urgen untuk disediakan adalah wadah yang memungkinkan mereka berdiskusi tanpa terbatas ruang dan waktu. Pertimbangan ini mendukung kondisi di lapangan yang mana guru dituntut melaksanakan tugas dalm kurun waktu yag cukup padat. Selain itu, pembenahan yang dilakukan diharapkan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan kualifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi kendala yang ada. Perguruan Tingggi Undiksha yang mengemban tugas utama di bidang kependidikan sudah memiliki sumber daya yang memadai mengatasi kendala yang ada, baik untuk pengembangan situs maupun untuk alih teknologi.
6
BAB 2 TARGET DAN LUARAN A. Target Luaran Kegiatan Target yang ditetapkan dalam kegiatan program IbM ini adalah teratasinya kendala yang ditemui anggota organisasi profesi dalam operasional peningkatan profesionalitas. Lebih spesifik target capaiannya meliputi: 1. Terbangunnya sistem komunikasi antar anggota MGMP Matematika di Kabupaten Buleleng. 2. Terhubungnya sistem komunikasi dengan situs Pemkab Kabupaten Buleleng sehingga organisasi dapat memanfaatkan jaringan yang sudah ada untuk berkomunikasi sekaligus tidak membebani organisasi dari sudut biaya keterhubungan. 3. Terlaksananya pelatihan pemanfaatan situs yang dibangun untuk kebutuhan: komunikasi antar anggota, mengunggah dan mengunduh informasi, pencarian infromasi untuk peningkatan profesionalitas. 4. Terlaksananya pelatihan pemanfaatan teknologi untuk pengembangan perangkat pembelajaran elektronik. B. Luaran Kegiatan Luaran dari program IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus ini mencakup dua hal yaitu: (1) luaran di bidang sarana dan (2) luaran di bidang pengetahuan dan keterampilan sumber daya organisasi profesi. 1. Luaran di bidang sarana meliputi: a. sistem komunikasi berbantuan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan profesionalitas guru, b. modul pelatihan penggunaan situs dalam meningkatkan kualitas komunikasi sehingga mendukung peningkatan profesionalitas guru dan modul pelatihan untuk transfer teknologi sebagai alat bantu pengembangan sumber, c. laporan kegiatan pengabdian, dan d artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional. 2. Luaran di bidang pengetahuan dan keterampilan sumber daya organisasi profesi ditujukan untuk investasi jangka panjang pada individu anggota profesi. Luaran yang dimaksud adalah: a. wawasan terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media komunikasi dalam upaya peningkatan profesionalitas guru
7
b. pengetahuan dan keterampilan penggunaan teknologi sebagai alat bantu dan pengembangan sumber belajar.
8
BAB 3 METODE PELAKSANAAN A. Model Pelaksanaan Program IbM Model yang digunakan pada pelaksanaan program ipteks bagi masyarakat, khususnya untuk menjembatani efektifnya komunikasi, ketersediaan pengetahuan dan keterampilan yang menunjang peningkatan profesionalitas organisasi profesi guru adalah seperti berikut. a. Model partisipatory rural appraisal (PRA). Model ini dikembangkan oleh Robert Chambers
yang
merupakan
cara
yang
digunakan
dalam
melakukan
pengkajian/penilaian untuk memahami keadaan atau kondisi desa/wilayah/lokalitas tertentu
dengan
melibatkan
partisipasi
masyarakat(“Participatory
RURAL
APPRAISAL (PRA),” n.d.). Model PRA atau yang sering juga disebut pendekatan, mencakup sebelas prinsip. Detail sebelas prinsip tersebut selengkapnya disajikan di http://id.shvoong.com/humanities/1947728-participatory-rural-appraisal-pra. b. Model Transfer Teknologi (TT). Model TT dilakukan guna diperolehnya pengetahuan dan keterampilan terkait prinsip-prinsip penerapan teknologi oleh mitra atau kelompok masyarakat (dalam hal ini adalah masyarakat sekolah). Melalui model ini mitra diajak tidak hanya mampu menggunakan teknologi yang ada tetapi juga mampu mengaplikasikan teknologi untuk peningkatan produktivitas. B. Prosedur Kegiatan Program IbM Prosedur kegiatan program IbM yang diusulkan dalam usulan ini meliputi tahapan: (a) persiapan, (b) pelaksanaan, (c) monitoring dan (d) evaluasi. Perincian kegiatan di masingmasing tahapan diuraikan seperti berikut. a. Persiapan Pada tahapan persiapan akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. sosialisasi program IbM ke lembaga mitra, 2. pengumpulan persoalan yang dihadapi organisasi mitra, 3. klasifikasi persoalan organisasi mitra dan pencocokan dengan potensi yang ada pada institusi yang akan menjadi pendamping organisasi mitra, 4. penyusunan skala prioritas program dengan mendasarkan pada peluang untuk diimplementasikan, ketersediaan sumber daya dan ketersediaan sumber daya dari tim pendamping, 5. penyusunan rencana kerja dan instrumen pelaksanaan program, 6. penetapan tim pelaksana dan uraian kerjanya sesuai kepakaran yang dimiliki, 7. Diskusi/pembekalan tim dalam hal pelaksanaan teknis.
9
b. Pelaksanaan Ada tujuh kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan. Ketujuh kegiatan tersebut meliputi: 1. sumbang saran organisasi mitra, pihak pemerintah kabupaten dan tim pendamping terkait rancangan sistem yang dibutuhkan untuk peningkatan profesionalitas organisasi profesi guru di Kabupaten Buleleng, 2. merancang sistem untuk peningkatan profesionalitas guru berbantuan teknologi informasi dan komunikasi yang potensi: (a) mengefisienkan komunikasi antar anggota organisasi profesi, (b) memudahkan penyebaran informasi, dan (c) meningkatkan kualitas sumber pendidikan, 3. evaluasi rancangan sistem peningkatan profesionalitas guru mengacu pada pemenuhan unsur-unsur yang terekam pada kegiatan sumbang saran, 4. pengembangan sistem peningkatan profesionalitas guru melalui aplikasi yang relevan alat bantu yang relevan, 5. evaluasi hasil pengembangan sistem yang mencakup evaluasi ahli dan evaluasi dari organisasi profesi, 6. transfer teknologi ke organisasi profesi guru yang tergabung dalam MGMP dalam bentuk pelatihan penggunaan sisitem yang sudah dibangun, penelusuran informasi di dunia maya dan pengembangan sumber belajar yang dibutuhkan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan 7. evaluasi penggunaan sistem dalam kegiatan pendidikan oleh organisasi profesi guru yang tergabung dalam MGMP kabupaten Buleleng. c. Pemantauan Pemantauan dilakukan di masing-masing kegiatan dari tahap pelaksanaan. Lingkup pemantauan yang dilakukan meliputi: 1. status kegiatan, yakni mengetahui apakah kegiatan sudah terlaksana atau belum, 2. persentase pelaksanaan kegiatan, 3. keterlibatan tim pelaksana sesuai dengan uraian kerja yang sudah ditetapkan, dan 4. pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan pada tahap pelaksanaan. d. Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk dua tujuan yaitu: (a) umpan balik untuk perbaikan dini tahap pelaksanaan dan (b) umpan balik untuk program berikutnya. Ada dua modus pelaksanaan evalusi yang dilakukan. Modus pertama adalah dalam
10
pelaksaan program dan modus kedua adalah di akhir pelaksanaan program. Modus pertama untuk tujuan evaluasi melakukan perbaikan dini dan modus kedua untuk perbaikan program berikutnya. Hasil pada tahapan evaluasi dijadikan dasar dalam menyusun laporan pelaksanaan program IbM, yang mencakup uraian pelaksanaan program, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan, capaian dari target yang ditetapkan dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan. Pada akhirnya, laporan pelaksanaan program ini dijadikan dasar pertanggungjawaban pelaksanaan IbM kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
11
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI A. Profil LPM Undiksha Sebagai salah satu lembaga di Universitas Pendidikan Ganesha, LPM memiliki tugas menyelenggarakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat dengan tugas pokok dan fungsi: 1.
tugas pokok: menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan,
2.
fungsi: a. pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan / atau kesenian (ipteks); b. peningkatan relevansi program Universitas Pendidikan Ganesha sesuai dengan kebutuhan masyarakat; c. pelaksanaan pemberian bantuan kepada masyarakat untuk melaksanakan pembangunan; d. pelaksanaan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah, dan / atau daerah; e. pelaksanaan urusan tata usaha Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam mengemban tugasnya; LPM Undiksha mengemban visi menjadi lembaga yang
mampu mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, melalui pemerataan kesempatan memanfaatkan hasil-hasil penelitian, hasil pendidikan di perguruan tinggi, maupun hasil pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) bagi masyarakat luas. Bentuk dan pola pengabdian yang dilaksanakan LPM Undiksha disesuaikan dengan visi dan perluasan mandat utamanya sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan dan juga bidang non kependidikan. Untuk saat ini, bentuk / pola kegiatan pengabdian kepada masyarakat Undiksha tetap mengambil khalayak sasaran di sekolah dan luar sekolah / masyarakat umum, kelompok, komunitas maupun lembaga yang berada di perkotaan maupun pedesaan. Menyadari bahwa pengabdian sebagai salah satu dharma pokok pendidikan tinggi, maka strategi pengembangan pengabdian kepada masyarakat yang akan dikembangkan ke depan adalah: (1) melaksanakan P2M berdasarkan azas manfaat bagi masyarakat, (2) Peningkatan penyuluhan dan pelayanan teknis dan konsultasi bagi masyarakat pada berbagai bidang; (3) kerjasama simetris kemitraan dengan berbagai pihak
12
terkait, (4) pendayagunaan secara optimal aset Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang bersifat strategis, baik dilihat dari segi lokasi maupun operasional. LPM Undiksha memiliki tujuan: (1) meningkatkan pemenuhan berbagai kebutuhan sekolah dan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan pendidikan, penyuluhan dan pembinaan secara partisipatif, dan (2) mempercepat proses peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sasaran dari LPM adalah: (1) masyarakat sekolah, yang didalamnya termasuk siswa, guru, dan pegawai administrasi sekolah, dan (2) masyarakat, yaitu masyarakat yang memiliki latar belakang sosial demografis, ekonomis, pendidikan yang berbeda; kader-kader pembangunan di desa / kelurahan sasaran; anggota masyarakat potensial di desa sasaran, maupun lembaga/organisasi, serta badan dan dinas pemerintah maupun non pemerintah. Rekapitulasi pelaksanaan dharma pengabdian Undiksha dalam tiga tahun terakhir dilihat dari jenis skim dan sumber pendanaannya disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Rekapitulasi Pelaksanaan Dharma Pengabdian P2M Undiksha Tahun 2011-2013 No
Jenis P2M
1 2 3 4 5 6 7 8
DIPA Hi-Link IbM IbW IbIKK IbK KKN-PPM PM-PMP
Th.2011 Jumlah 40 9 4 1 -
Th.2012
Th.2013
Dosen Jumlah Dosen Jumlah Dosen 160 25 90 73 243 1 7 36 12 42 11 33 30 4 30 5 36 5 3 12 2 12 1 8 1 8 1 4 1 3 5 22 -
Sumber Dana DIPA, PEMDA DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI
Dikutif dari Profil LPM Undiksha di www.lpm.undiksha.ac.id B. Organisasi Tim Pelaksana Program IbM Organisasi tim pelaksana program IbM tertera pada Tabel 4. Pelaksanaan program melibatkan 3 orang dosen Undiksha, satu orang dengan kualifikasi keahlian Pendidikan matematika dan dua orang dengan kualifikasi keahliaan Teknik Informatika dan Ilmu Komputer. Selain itu pelaksanaan kegiatan melibatkan dua orang mahasiswa jurusan pendidikan matematika FMIPA undiksha.
13
Tabel 4. Organisasi Tim Pelaksana Program IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus No 1 2 3
Jabatan / Tugas Ketua Pelaksana
Nama
Instansi
Drs. I Nyoman Sukajaya, M.T.
Jur. Pendidikan Matematika, FMIPA Undiksha Pelaksana bidang Pelatihan I Wayan Puja Astawa, S.Pd. M.Stat.Sci. Jur. Pendidikan Matematika, FMIPA-Undiksha Pelaksana bidang Perangkat I Ketut Resika Arthana, S.T., M.Kom. Jurusan Pendididkan Teknik Lunak Informatika, FTK-Undiksha
Uraian tugas masing-masing jabatan/tugas tim pelaksana program Ibm dipaparkan sebagai berikut. a. Ketua Pelaksana Program IbM Ketua pelaksana memiliki tugas: a.1. mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan program, a.2. pengelola tertinggi yang meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, a.3. fasilitator dengan organisasi mitra, dan a.4. penyusun laporan dan pertanggungjawaban keuangan kepada lembaga terkait. b. Pelaksana Bidang Perangkat Lunak Pelaksana bidang perangkat lunak memiliki uraian tugas: b.1. mengembangkan sistem untuk mewadahi peningkatan kuantitas dan kualitas komunikasi di antara anggota organisasi profesi, b.2. memantau pelaksanaan pengembangan sistem, b.3. mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengembangan sistem b.4. menyusun laporan pertanggungjawaban tahapan pelaksanaan program. c. Pelaksana Bidang Pelatihan Pelaksana bidang pelatihan memiliki uraian tugas: b.1. mengembangkan keseluruhan perangkat pelatihan, b.2. memantau pelaksanaan pelatihan dalam kaitan transfer teknologi, b.3. mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelatihan, dan b.4. menyusun laporan pertanggungjawaban tahapan pelatihan.
14
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng dipilah menjadi dua kegiatan pokok yakni : (1) pengembangan situs MGMP dan (2) pelatihan pengoperasian situs yang telah dikembangkan. Halaman depan Situs MGMP model asinkronus Kabupaten Buleleng yang dihasilkan pada tahap pengembangan ditunjukkan pada Gambar 2. Komponen yang disertakan pada halaman depan situs meliputi: menu, agenda kegiatan, tampilan konten, jenjang sekolah, login, link ke Disdik dan SMP/SMA di Kabupaten Buleleng. Di komponen menu pengguna dapat memilih untuk membaca berita seputar MGMP Buleleng, membaca serta unduh peraturan-peraturan pemerintah, berdiskusi secara online melalui fitur chatting atau offline melalui fitur forum. Pengguna juga dapat mengecek kegiatan yang sudah diagendakan untuk kepentingan penyesuaian jadwal pribadi atau sebagai mesin pengingat. Hanya pengguna yang terdeteksi sebagai pengguna sah saja yang dapat memanfaatkan keseluruhan fitur situs setelah memasukkan akun melalui laman login. Selain itu, pengguna juga dapat berselancar ke situs Disdik Kabupaten serta SMP/SMA yang telah terdaftar di laman link.
Gambar 2. Halaman Depan Situs MGMP Kabupaten Buleleng Situs MGMP ini sudah diunggah ke domain http://www.mgmpbuleleng.org yang selanjutnya menjadi ruang maya pelaksanaan program kerja MGMP di Kabupaten Buleleng.
15
Pelatihan pengoperasian situs ini sebagai tahapan transfer teknologi ke anggota MGMP matematika Kabupaten Buleleng telah dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Agustus 2014. Peserta dilatih mengenali lingkungan kerja situs MGMP Buleleng, mendaftarkan diri untuk memperoleh akun, login menggunakan akun yang sudah dimiliki, pengaturan profil pribadi, melakukan pencarian dan mengunggah informasi, berdiskusi secara online memakai fitur chatting atau offline dengan fitur forum. Modul kegiatan pelatihan dapat diakses di http://www.mgmpbuleleng.org. Peserta yang diundang dalam kegiatan pelatihan meliputi 36 orang anggota MGMP matematika di Kabupaten Buleleng, 18 orang diantaranya adalah guru SMP dan 18 orang lagi guru SMA. Persentase kehadiran peserta mencapai 100%. Dalam dua hari kegiatan pelatihan, peserta sudah berhasil membuat akun sendiri, masuk ke halaman pengaturan menggunakan akun yang telah dimiliki, mengunggah materi serta menggunakan fasilitas forum dan chatting untuk berkomunikasi sesama anggota. Gambar 3, 4 dan 5 menunjukkan total peserta yang sudah terdaftar di situs MGMP buleleng, topik forum yang sudah berhasil diunggah serta aktivitas peserta dalam memanfaatkan forum.
Gambar 3. Total peserta terdaftar di situs mgmpbuleleng.org
16
Gambar 4. Topik forum yang sudah berhasil diunggah oleh peserta
Gambar 5 Aktivitas peserta dalam memanfaatkan fitur forum Selain hasil tersebut, lebih dari 25 sekolah sudah terhubungkan ke situs MGMP kabupaten buleleng. Tanggapan peserta terkait dengan sistem, pelaksanaan pelatihan serta rencana pemanfaatan sistus MGMP dijaring melalui kuisioner dan hasilnya ditunjukkan secara berturutan pada Gambar 6–14.
17
Gambar 6 Tanggapan Terkait ADA | TIDAK elemen yang disuka dari website MGMP Buleleng
Gambar 7 Elemen MGMP Buleleng yang disuka oleh peserta Catatan: 1. Tampilan website 2. Fitur yang disediakan 3. Informasi yang disajikans sesuai kebutuhan 4. Keberadaannya yang mampu memfasilitasi komunikasi antar anggota 5. Dukungan untuk meningkatkan kualitas profesi
Gambar 8 Tanggapan Terkait ADA|TIDAK sisi yang tidak menguntungkan dari website MGMP Buleleng
Gambar 9 Frekuensi akses ke website MGMP Buleleng yang direncanakan dalam seminggu
Gambar 10 Tanggapan terkait apakah mereka SUDAH|BELUM memiliki rencana dalam memanfaatkan website MGMP Buleleng
Gambar 11 Ragam tanggapan rencana peserta dalam memanfakan website MGMP Buleleng ke depan Catatan: 1. Melakukan penelusuran informasi 2. Memanfaatkan fitur forum untuk sumbang saran 3. Mengunggah Informasi Terkini 4. Mengunggah produk yang sekiranya dibutuhkan oleh anggota 5. Berdiskusi dengan anggota terkait isu atau topik penting
18
Gambar 12 Tanggapan terkait apakah fitur website SUDAH|BELUM mencakup seluruh program kerja MGMP Buleleng
Gambar 13 Tanggapan terhadap kegiatan yang dibutuhkan peserta untuk mengoptimalkan pemanfaatan website MGMP Buleleng Catatan: 1. Pelatihan pengoperasian konten 2. Pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran elektronik 3. Pelatihan pengembangan media pembelajaran manipulatif
Gambar 14 Usulan terkait kebutuhan biaya operasional website MGMP Buleleng Catatan: 1. Memutus sewa ke web hosting services 2. Mengalokasikan biaya dari dana MGMP 3. Usulan pembiayan dari Disdik Kabupaten 4. Upaya lainnya
B. Pembahasan Secara keseluruhan; program IbM ini terlaksana dengan baik. Tim pelaksana sudah berhasil mengembangkan sistem MGMP Kabupaten Buleleng setelah terlebih dahulu berdiskusi dengan mitra. Isi diskusi meliputi program kerja MGMP dan kebutuhan anggota yang mesti terfasilitasi dengan terbangunnya sistem. Sistem yang telah dikembangkan juga sudah diunggah ke alamat domain www.mgmpbuleleng.org. Selain itu, tahapan pelatihan yang dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada anggota tentang bagaimana memanfaatkan sistem yang telah dimiliki juga berjalan baik. Dari 36 anggota yang diundang mengikuti pelatihan, persentase kehadirannya mencapai 100%. Rasa ingin tahu peserta terdeteksi sejak penentuan kuota undangan yang disampaikan melalui ketua MGMP yang menanyakan kemungkinan kuotanya ditambah karena banyak anggota yang minta dilibatkan dalam pelaksanaan pelatihan. Dengan pertimbangan
19
kapasitas lab komputer, kapasitas koneksi, biaya yang terbatas, serta kegiatan transfer pengetahuan potensi ditularkan oleh anggota yang mengikuti pelatihan; maka kuota peserta ditetapkan sesuai rencana semula. Rasa ingin tahu peserta juga terlihat selama kegiatan pelatihan berlangsung yang sepenuhnya diikuti oleh anggota dari awal sampai akhir kegiatan. Keberhasilan pada tahap pelatihan juga terlihat dari kesuksesan anggota mengerjakan tugas-tugas yang disusun oleh tim pelatih. Tugas-tugas diarahkan agar anggota mampu memanfaatkan fitur yang tersedia yang nantinya dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan sistem secara maksimal. Gambar 4 menunjukkan peserta yang sudah mampu mengunggah topik forum serta kemampuan berpartisipasi dalam forum terlihat di Gambar 5. Penularan pengetahuan antar anggota juga sudah terjadi seperti ditunjukkan di Gambar 3. Dari 36 orang peserta pelatihan, di hari ketiga setelah pelatihan sudah terdaftar 46 anggota MGMP yang terdaftar atau memiliki akun. Untuk melengkapi informasi terkait pelaksanaan program IbM, tim mendistribusikan kuisioner (terlampir) ke peserta pelatihan. Sesuai tanggapan peserta, 72,2% peserta menyatakan program kerja MGMP sudah terwakili dengan kesediaan fitur di sistem, sisanya yang 27,8 % menyatakan belum. Program kerja yang dinyatakan belum tercakup dalam sistem diantaranya adalah kemunculan program semesteran atau program tahunan (selengkapnya dapat dilihat di lampiran tabulasi data). Meskipun demikian, persentase cakupan program dari sistem yang dihasilkan mengungguli situs mgmp yang dikembangkan oleh organisa-si profesi sejenis diantaranya: www.mgmppmjateng.org atau http://mgmpkkpisragen.blogspot.com/, yang rata-rata cakupannya lebih sempit seperti tidak menyediakan fitur forum dan chatting. Dengan kondisi situs yang telah dihasilkan, 100% peserta menyatakan senang karena keberadaaanya diyakini mampu memfasilitasi komunikasi antar anggota, dapat meningkatkan kualifikasi profesi serta informasi yang tersaji sesuai kebutuhan. Untuk kesinambungan kehidupan sistem, 94,4% peserta sudah menyatakan punya rencana memanfaatkan sistem paling tidak untuk penelusuran informasi dengan modus frekuensi 2-3 kali seminggu. Tanggapan terkait bagaimana menjaga kesinambungan kepemilikan domain yang statusnya sewa, persentase tertinggi 80,6% menanggapi untuk mengusulkan pendanaan ke Disdik Kabupaten, 33,3% mengusulkan pengalokasian dari dana MGMP. Hanya 5,6 % yang menyatakan diputus dan sisanya mengusulkan dengan upaya lain. Terkait item kegiatan yang dibutuhkan anggota untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem, modus tanggapan adalah pada pengembangan perangkat elektronik.
20
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Program IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng sudah terlaksana dengan baik dengan luaran utamanya adalah situs MGMP model asinkronus yang diposisikan sebagai ruang maya pelaksanaan program MGMP di Kabupaten Buleleng. Situs sudah diunggah ke alamat domain www.mgmpbuleleng.org. Pelatihan pengoperasian sistem sudah terlaksana melibatkan 36 orang anggota MGMP matematika SMP dan SMA. Anggota berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan yang dibuktikan dengan persentase kehadiran mencapai 100%. Bukti lain terlihat dari banyaknya anggota MGMP yang terdaftar di sistem dan aktvitas anggota dalam memanfaatkan fitur yang tersedia. Dari data yang dikumpulkan melalui kuisioner menunjukan bahwa anggota merasa senang dengan dimilikinya situs MGMP karena keberadaannya dipandang mampu menjembatani komunikasi antar anggota serta mencakup sebagian besar program kerja MGMP. Bahkan mayoritas anggota sudah memiliki rencana untuk konsisten memanfaatkan sistem dengan modus frekuensi 2-3 kali seminggu. Terkait upaya menjaga kesinambungan life time sistem, anggota juga sudah memikirkan untuk mengupayakan usulan pendanaan dari Disdik Kabupaten Buleleng atau mengupayakan dana dari dana MGMP. Hanya sebagian kecil dari anggota yang memilih alternatif lain seperti memutus koneksi atau memilih upaya lain. B. Saran Mengetahui bahwa anggota sangat membutuhkan keberadaan sistem, maka pihakpihak terkait dituntut dukungannya menjaga keberlangsungan pemanfaatan sistem. Bentuk dukungan yang dimaksud dapat meliputi: pendanaan sewa/upgrade koneksi atau pelaksanaan pelatihan yang terkait. Sehubungan dengan itu, seyogyanya pemerintah daerah/pihak lain mendukung pengalokasian dana sewa/upgrade koneksi. Dirjen pendidikan tinggi tetap dimohon mengalokasikan dana untuk pembiayan usulan pengabdian yang melibatkan MGMP Kabupaten Buleleng sebagai mitra.
21
DAFTAR PUSTAKA _______, 2005, UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen _______, 2013, Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi IX, Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
_______, http://www.bulelengkab.go.id/index.php/instansi-detail/51/Dinas-Pendidikan/, diakses tanggal 12 Mei 2013.
_______, Participatory Rural Appraisal (PRA), http://id.shvoong.com/humanities/1947728 -participatory-rural-appraisal-pra, diakses 29 April 2013. _______, www.bulelengkab.go.id, diakses tanggal 12 Mei 2013. Ketua LPM Undiksha, 2012, Rekapitulasi Data Pelaksanaan P2M Tahun 2008-2012 Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas pendidikan Ganesha. Ketut Rindjin, 2007, Peningkatan Profesionalisme Guru, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Edisi Khusus Tahun XXXX Mei 2007. Robert Chambers, 1994, Participatory Rural Appraisal (PRA): Analysis of Experience, World Development Vol 22 No 9 pp 1253-1268.
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. luaran pengabdian kepada masyarakat (publikasi ilmiah, HKI, paten, makalah yang diseminarkan, teknologi tepat guna, rekayasa sosial, buku ajar, dan lain-lain) atau dokumen bukti luaran; - Modul pelatihan - Artikel ilmiah 2. Tabulasi isian kuisioner 3. Dokumentasi kegiatan 4. Borang kegiatan (lampiran 16.6)
Daftar Isi
Daftar Isi........................................................................................................................................ 2 Kata Pengantar ............................................................................................................................. 3 I.
Teknologi Informasi Asinkronus Bagi MGMP Se-Kabupaten Buleleng ................................. 4 A.
Tentang Web MGMP ......................................................................................................... 4
B.
Peran Aktor dalam Web MGMP ......................................................................................... 6
II.
Login dan Mengubah Profil .................................................................................................... 6
III.
Masuk ke halaman MGMP sesuai mata pelajaran yang diampu ....................................... 8
IV.
Menentukan Section pada halaman web MGMP ............................................................. 10
V.
Mengunggah File untuk di bagi. ........................................................................................... 11
VI.
Forum Diskusi .................................................................................................................. 13
A.
Menambah Forum Diskusi ............................................................................................... 13
B.
Menambah Sub Topik pada Forum Diskusi yang sudah ada........................................... 15
C.
Membalas topik diskusi .................................................................................................... 16
VII.
Chatting ............................................................................................................................ 17
A.
Membuat Chat Room ....................................................................................................... 17
B.
Memasuki dan mengikuti chat .......................................................................................... 18
2
Kata Pengantar Panduan teknis penggunaan sistem komunikasi MGMP matematika model asinkronus Kabupaten Buleleng disusun sebagai panduan bagi anggota MGMP pada kegiatan pelatihan program IbM musyawarah guru mata pelajaran model asinkronus di Kabupaten Buleleng, 8-9 Agustus 2014. Program ini dilaksanakan sebagai upaya memecahkan persoalan rendahnya frekuensi pertemuan di antara anggota yang pada dasarnya dibutuhkan sebagai wahana saling berbagi pengetahuan yang terkait dengan peningkatan kualitas profesi guru. Pada program ini, ruang pertemuan dirancang tidak terikat waktu dan tempat dalam wujud sistem komunikasi berbantuan teknologi informasi. Anggota MGMP dapat menelusuri informasi yang dibutuhkan kapan saja serta dari keberadaannya saat ini. Demikian pula persoalan-persoalan yang ditemui anggota, baik akademik maupun administratif dapat dikirim ke sistem ketika persoalan itu ditemukan tanpa menunggu waktu anggota lain yang kiranya siap memberikan solusi. Anggota juga dimungkinkan berdiskusi langsung satu dengan lainnya secara online. Dengan demikian kendala susahnya berbagi pengetahuan dalam upaya menjaga kesinambungan pe-ngetahuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran dapat diatasi. Kegiatan pelatihan dirancang untuk beberapa sesi yang meliputi: (1) pemaparan gambaran umum sistem MGMP matematika model asinkronus, (2) prosedur untuk mendaftarkan diri menjadi anggota, (3) langkah-langkah mengunggah arsip ke sistem, (4) sumbang saran melalui fitur forum dan (5) berdiskusi online antar anggota MGMP. Singaraja, 7 Agustus 2014. a.n Tim pelaksana IbM MGMP Model Asinkronus Kabupaten Buleleng Ketua,
I Nyoman Sukajaya
[email protected]
3
I. Teknologi Informasi Asinkronus Bagi MGMP Se-Kabupaten Buleleng A. Tentang Web MGMP Teknologi Informasi yang dikembangkan untuk meningkatkan komunikasi antar anggota MGMP se-Kabupaten Buleleng adalah dalam bentuk aplikasi website MGMP Kabupaten Buleleng yang beralamat di http://www.mgmpbuleleng.org/. Dengan adanya website www.mgmpbuleleng.org diharapkan sebagai solusi dari permasalahan jarak, waktu dan biaya yang diperlukan ketika anggota MGMP ingin berdiskusi. Pada website ini, anggota MGMP bisa saling berbagi materi pelajaran, silabus/RPP, media pembelajaran baik dalam bentuk animasi, video, audio maupun gambar. Selain itu, anggota MGMP jika bisa berdiskusi secara asinkronus dengan menggunakan forum diskusi, berdiskusi secara realtime dalam bentuk chatting dan mengelola bank soal.
Pada halaman utama website www.mgmpbuleleng.org menampilkan berita-berita untuk anggota MGMP. Berita-berita ini ditulis oleh ketua MGMP atau anggota yang diberikan hak akses. Selain itu pada halaman utama berisi fitur untuk berbagi peraturan-peraturan pemerintah, fasilitas chatting untuk seluruh pengunjung situs dan forum diskusi untuk keseluruhan pengunjung situs.
4
Pada sebelah kanan ditampilkan link website menuju ke website pemerintah daerah kabupaten Buleleng, Dinas Pendidikan dan Diskominfo kabupaten buleleng. Dengan keberadaan link ini, pengunjung situs bisa dengan mudah menuju ke website-website tersebut. Selain itu pada bagian bawah juga ditampilkan link untuk menuju ke website sekolah-sekolah yang ada di Buleleng
Website ini memiliki 2 kategori umum yaitu untuk SMP dan SMA. Di setiap kategori terdapat mata pelajaran sesuai jenjang.
5
B. Peran Aktor dalam Web MGMP 1. Ketua MGMP Ketua MGMP bertugas untuk menambah atau mengubah nama section, menciptakan forum diskusi, mengupload file dan menciptakan chat. 2. Anggota MGMP Anggota MGMP memiliki kemampuan membuat subtopik dan membalas forum diskusi, mengupload chat dan mengikuti chat.
II. Login dan Mengubah Profil A. Login Untuk bisa memanfaatkan fasilitas pada web MGMP ini, maka pengunjung situs harus login terlebih dahulu. Menu login ada disebelah kanan atas pada halaman utama.
Masukkan username dan password pada kolom yang telah ditentukan. Lalu klik tombol Log in. Maka pada pojok kanan atas akan muncul nama lengkap pengguna.
6
B. Mengubah Profil Pengguna situs yang sudah login bisa mengubah nama, email, password dan mengunggah foto profil Untuk mengubah profil, klik nama pengguna pada pojok kanan atas.
Setelah muncul profil pengguna, klik edit profile pada panel Administration yang terletak di sebelah kiri.
Selanjutnya ubah profil pengguna sesuai kebutuhan.
Setelah melengkapi profil, klik Update Profile untuk menyimpan data profil baru
7
III. Masuk ke halaman MGMP sesuai mata pelajaran yang diampu 1. Kembali ke halaman utama web MGMP, atau klik pada tulisan MGMP Buleleng pada pojok kiri atas
2. Klik jenjang sekolah pada bagian utama di bawah, contohnya SMP
3. Klik mata pelajaran yang di ampu, contohnya Matematika
8
4. Setelah di klik mata pelajaran Matematika, maka akan tampil halaman web MGMP Matematika SMP
9
IV. Menentukan Section pada halaman web MGMP Section pada halaman web mata pelajaran bisa dirubah, ditambah atau dikurangi sesuai keinginan. Section yang dimaksud adalah “Selamat Datang”, “Silabus dan RPP”, “Forum Diskusi”, “Materi Ajar”. Pengubahan Section sebaiknya dilakukan oleh ketua/Sekretaris MGMP. 1. Klik Turn Editing On pada pojok kanan atas untuk megaktifkan mode edit.
2. Untuk mengubah Section, klik pada icon edit pada judul topik yang ingin di ubah.
3. Selanjutnya ubah Section pada Section Name.
4. Setelah selesai, tekan tombol Save Changes
10
V. Mengunggah File untuk di bagi. Anggota MGMP bisa mengunggah file untuk bisa diakses/download oleh peserta MGMP lain. Format File yang didukung adalah text(DOC, PDF, XLS, TXT), Video, Audio dan Gambar. Berikut langkah-langkah mengunggah file. Contohnya ingin mengunggah materi Faktorisasi Suku Aljabar kelas 8 SMP. 1. Pastikan berada pada mode edit. Jika belum, klik Turn Editing On pada pojok kanan atas.
2. Jika ingin menunggah file dalam folder yang sudah tersedia, masuk terlebih dahulu ke folder tersebut. Contohnya pada folder kelas VIII.
3. Klik Edit
4. Pilih file dengan cara klik tanda +
11
5. Klik tombol browse
6. Pilih file yang ingin diupload, lalu tekan tombol upload file
12
VI. Forum Diskusi A. Menambah Forum Diskusi Pengguna web MGMP bisa menambah forum diskusi sesuai topik diskusi yang diinginkan. Topik forum diskusi seperti diskusi tentang kurikulum, SAP, Materi ajar dan lain sebagainya. Berikut langkah-langkah untuk menambah forum diskusi : 1. Pastikan berada pada mode edit. Jika belum, klik Turn Editing On pada pojok kanan atas.
2. Klik Add an activity or resource pada topik yang diinginkan ditambah forum diskusi
13
3. Klik pilihan forum lalu klik tombol add pada bawah
4. Isi nama forum dan deskripsi forum
5. Klik tombol Save and Return to Course untuk menyimpan dan kembali ke halaman sebelumnya atau klik Save And Display untu menyimpan dan melihat forum tersebut.
14
B. Menambah Sub Topik pada Forum Diskusi yang sudah ada. Pengguna web bisa menambahkan sub topik forum pada forum yang sudah ada sebelumnya. Contohna pada forum olimpiade ingin membahas topik soal logika yang tidak bisa anda pecahkan 1. Pastikan berada pada mode non editing. 2. Klik pada forum yang ingin ditambah sub topiknya. Contohnya forum olimpiade.
3. Klik Add New Discussion Topic untuk menambah sub topik diskusi baru.
4. Isi judul topik diskusi pada form subject dan isi diskusi pada form Message.
5. Klik Post to Forum untuk menyimpan topik yang sudah ditulis.
15
C. Membalas topik diskusi 1. Untuk membalas topik diskusi, silakan klik pada topik yang dimaksud.
2. Klik tombol reply pada bagian bawah konten diskusi
3. Ketik balasan diskusi tersebut pada form message. Selanjutnya klik tombol Post To Forum
16
VII.
Chatting
A. Membuat Chat Room Chatting merupakan fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengguna web yang sedang online secara realtime. Berikut langkah-langkah untuk membuat chat pada web MGMP. 1. Pastikan berada pada mode edit. Jika belum, klik Turn Editing On pada pojok kanan atas.
2. Klik Add an activity or resource pada topik yang diinginkan ditambah forum diskusi
3. Klik Chat lalu klik tombol add pada bagian bawah
17
4. Ketik judul chat, deskripis dan waktu akan diadakan chat
5. Klik tombol Save and Return to Course untuk menyimpan dan kembali ke halaman sebelumnya atau klik Save And Display untu menyimpan dan melihat chat tersebut.
B. Memasuki dan mengikuti chat 1. Klik pada chat yang ingin diikuti pada waktu yang ditentukan
18
2. Klik Click here to enter the chat now
3. Ketik pesan pada bagian bawah lalu tekan enter atau tekan tombol send untuk mengirim chat
19
LAMPIRAN 1. Artikel Ilmiah IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng I Nyoman Sukajaya1), I Wayan Puja Astawa2) I Ketut Resika Arthana3) 1,2 FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha 1 email:
[email protected],
[email protected] 3 FTK, Universitas Pendidikan Ganesha email:
[email protected]
Abstract “IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng” aimed at solving problems dealing with the implementation of work plans of MGMP Buleleng. Those problems were in relation with: time, place, budget, and expert resource. The solution proposed is ina form of services by way of developing asynchronous model website followed by training on how to operate the web. Website system has been uploaded into domain address www.mgmpbuleleng.org. Training was held in two days covering four main topics namely: creating account, logging in, downloading and uploading files, and taking part in the discussion forum.. MGMP members were really appreciative with the availability of website of MGMP Buleleng and the training activitieson how to use the website. The appreciation was shownby the presence of all 36 participants invited to participate in the training program. They were also successful at mastering the content of the training program which could be detected through their success in creating account, logging in using personal account, posting new topic in the forum, replying topic in the forum, and taking part in the online discussion using chatting feature. MGMP members like the implementation of the IbM program. That is because IbM solutioncan support communication among members. Besides, members have planned to keep in access the web twice until three time a week at least for searching information. The expenses for web hosting will be either handed in to the responsibility of the Educational office of Buleleng regency or under the responsibility of MGMP. They also planned to schedule the follow up program in a form of the development of electronic learning resources which is required to enrich the content of the MGMP website system.. Keywords: IbM, MGMP, Asinkronus,Buleleng 1. PENDAHULUAN Guru profesional adalah guru yang menyenangi profesinya, tertantang menyelesaikan masalah yang muncul dalam melaksanakan tugas, sabar menghadapi berbagai kondisi pembelajaran sehingga murid memperoleh pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan belajarnya. Implikasi dari rumusan ini adalah bahwa guru profesional tidak cukup dihasilkan melalui jenjang pendidikan formal saja atau pendidikan prajabatan (pre-service training) tetapi juga melalui pendidikan dalam jabatan (in-service training). Keprofesionalan guru lebih potensial diperoleh melalui pendidikan dalam jabatan dengan alasan dimungkinkannya dilaksanakan secara berkelanjutan dan menuntut adanya keterlibatan diri dalam proses untuk tumbuh melalui interaksi dengan guru lain. Pada dasarnya pendidikan profesi ini dapat dilakukan melalui: (a)
belajar mandiri (self-directed leraning), (b) kegiatan organisasi profesi–KKG, MGMP, MGBS, PGRI secara terprogram dan berkelanjutan; (c) kegiatan ilmiah ekstern seperti seminar, lokakarya; (d) Pendidikan penyetaraan atau studi lanjut; (e) kaji tindak kelas terintegrasi berbasis kompetensi; dan (f) uji sertifikasi. Prinsip-prinsip profesionalisme guru dan dosen yang diatur dalam pasal 7 UU No. 14/2005 meliputi: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesiolannya; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan pres-
tasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Praktiknya, pendidikan profesi dilakukan melalui kegiatan organisasi profesi KKG / MGMP dan dilakukan secara berkelanjutan. Kegiatan KKG/MGMP umumnya dilakukan secara terjadwal dalam bentuk diskusi, pelatihan atau lokakarya. Diskusi dilakukan di satu tempat dalam waktu terbatas. Bahasan diskusi mencakup pengetahuan, keterampilan atau pengalaman antar anggota profesi. Kegiatan pelatihan atau lokakarya paling sering ditujukan untuk sosialisasi pengetahuan atau keterampilan baru baik yang mencakup perkembangan kurikulum, metode atau model pembelajaran. Diskusi dengan ketua MGMP Matematika SMP dan SMA Kabupaten Buleleng serta pengalaman pengusul ketika mendampingi kegiatan MGMP matematika SMA di tahun 2010 mengarahkan pada simpulan bahwa pelaksanaan pendidikan profesi banyak menemui kendala baik dari sudut waktu, tempat maupun kualitas. Guru-guru di sekolah yang lokasinya jauh dari tempat kegiatan cenderung jarang hadir karena lamanya waktu yang dihabiskan terutama dalam perjalanan menuju ke lokasi kegiatan. Kendala lain adalah susahnya menentukan waktu untuk mencapai korum kehadiran guru-guru. Nara sumber yang dipilih sering juga menjadi kendala, baik dalam pengertian kesediaan waktu, kepakaran, maupun biaya untuk menghadirkannya. Hal yang cukup memprihatinkan juga adalah tidak dialokasikannya anggaran untuk penyelenggaraan sehingga kegiatan tidak bisa dirancang secara pasti. Kondisi-kondisi tersebut berdampak pada belum efektifnya pelaksanaan pendidikan profesi yang semestinya dapat berjalan secara teratur, berkelanjutan dalam suasana yang kondusif. Progam IbM ini dikerjakan untuk memberi solusi pada kendala pelaksanaan program MGMP secara manual. Pemecahan masalah yang diberikan dalam bentuk jasa pengembangan website diikuti pelatihan memanfaatkan fitur yang tersedia di dalam website.
2. METODE Model pelaksanaan program IbM mencakup model partisipatory rural appraisal (PRA) dan tranfer teknologi (TT). Model ini dikembangkan oleh Robert Chambers yang merupakan cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian/penilaian untuk memahami keadaan atau kondisi desa/ wilayah/lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi masyarakat (“Partici-patory RURAL APPRAISAL (PRA)”, n.d.). Model PRA atau yang sering juga disebut pendekatan, mencakup sebelas prinsip. Detail sebelas prinsip tersebut disajikan di alamat http://id. shvoong.com/humanities/1947728-participatory-rural-appraisal-pra. Model TT dilakukan guna diperolehnya pengetahuan dan keterampilan terkait prinsipprinsip penerapan teknologi oleh mitra atau kelompok masyarakat (dalam hal ini adalah masyarakat sekolah). Melalui model ini mitra diajak tidak hanya mampu menggunakan teknologi yang ada tetapi juga mampu mengaplikasikan teknologi untuk peningkatan produktivitas. Prosedur kegiatan program IbM yang diprogramkan dalam kegiatan ini meliputi tahapan: (a) persiapan, (b) pelaksanaan, (c) monitoring dan (d) evaluasi. Pada tahapan persiapan akan dilakukan kegiatan-kegiatan: sosialisasi program IbM ke lembaga mitra, pengumpulan persoalan yang dihadapi organisasi mitra, klasifikasi persoalan organisasi mitra dan pencocokan persoalan dengan potensi di institusi yang akan menjadi pendamping organisasi mitra, penyusunan skala prioritas program dengan mendasarkan pada peluang untuk diimplementasikan, ketersediaan sumber daya dan ketersediaan sumber daya dari tim pendamping, penyusunan rencana kerja dan instrumen pelaksanaan program, penetapan tim pelaksana dan uraian kerja sesuai kepakaran yang dimiliki, diskusi/pembekalan tim dalam hal pelaksanaan teknis. Ada tujuh kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan, yakni: (a) sumbang saran organisasi mitra, pihak pemerintah kabupaten dan tim pendamping terkait rancangan sistem yang dibutuhkan untuk peningkatan profesionalitas organisasi profesi guru di Kabupaten Buleleng, (b) merancang sistem untuk peningkatan profesionalitas guru berbantuan teknologi informasi dan komunikasi yang potensi: mengefisienkan komunikasi an-
tar anggota organisasi profesi, memudahkan penyebaran informasi, dan meningkatkan kualitas sumber pendidikan, (c) evaluasi rancangan sistem peningkatan profesionalitas guru mengacu pada pemenuhan unsur-unsur yang terekam pada kegiatan sumbang saran, (d) pengembangan sistem peningkatan profesionalitas guru melalui aplikasi atau alat bantu yang relevan, (e) evaluasi hasil pengembangan sistem yang mencakup evaluasi ahli dan evaluasi dari organisasi profesi, (f) transfer teknologi ke organisasi profesi guru yang tergabung dalam MGMP dalam bentuk pelatihan penggunaan sisitem yang sudah dibangun, penelusuran informasi di dunia maya dan pengembangan sumber belajar yang dibutuhkan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan (g) evaluasi penggunaan sistem dalam kegiatan pendidikan oleh organisasi profesi guru yang tergabung dalam MGMP kabupaten Buleleng. Pemantauan dilakukan di masing-masing kegiatan. Lingkup pemantauan yang dilakukan meliputi: (a) status kegiatan, yakni mengetahui apakah kegiatan sudah terlaksana atau belum, (b) persentase pelaksanaan kegiatan, (c) keterlibatan tim pelaksana sesuai dengan uraian kerja yang sudah ditetapkan, dan (d) pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan pada tahap pelaksanaan. Evaluasi dilakukan untuk dua tujuan yaitu: (a) umpan balik untuk perbaikan dini tahap pelaksanaan dan (b) umpan balik untuk program berikutnya. Ada dua modus pelaksanaan evalusi yang dilakukan. Modus pertama adalah dalam pelaksaan program dan modus kedua adalah di akhir pelaksanaan program. Modus pertama untuk tujuan melakukan perbaikan dini dan modus kedua untuk perbaikan program berikutnya. Hasil pada tahapan evaluasi dijadikan dasar dalam menyusun laporan pelaksanaan program IbM, yang mencakup uraian pelaksanaan program, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan, capaian dari target yang ditetapkan dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan. Pada akhirnya, laporan pelaksanaan program ini dijadikan dasar pertanggungjawaban pelaksanaan IbM kepada pihak yang berkepentingan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten
Buleleng dipilah menjadi dua kegiatan pokok yakni: pengembangan situs MGMP dan pelatihan pengoperasiannya. Halaman depan situs MGMP model asinkronus di Kabupaten Buleleng ditunjukkan pada Gambar 1. Komponen yang disertakan pada halaman depan situs meliputi: menu, agenda kegiatan, tampilan konten, jenjang sekolah, login, link ke Disdik dan SMP/SMA di Kabupaten Buleleng. Di komponen menu, pengguna dapat memilih untuk membaca berita seputar MGMP Buleleng, membaca atau unduh peraturan-peraturan pemerintah, berdiskusi secara online melalui fitur chatting atau offline melalui fitur forum. Pengguna juga dapat mengecek kegiatan yang sudah diagendakan untuk kepentingan penyesuaian jadwal atau sebagai mesin pengingat. Hanya pengguna yang terdeteksi sebagai pengguna sah yang dapat memanfaatkan keseluruhan fitur setelah memasukkan akun melalui laman login. Selain itu, pengguna juga dapat berselancar ke situs Disdik Kabupaten atau SMP/ SMA yang terdaftar di laman link.
Gambar 1. Halaman Depan Situs MGMP Kabupaten Buleleng Situs MGMP ini sudah diunggah ke domain http://www.mgmpbuleleng.org yang selanjutnya menjadi ruang maya pelaksanaan program kerja MGMP di Kabupaten Buleleng Pelatihan pengoperasian situs ini sebagai tahapan transfer teknologi ke anggota MGMP matematika Kabupaten Buleleng telah dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Agustus 2014. Peserta dilatih mengenali lingkungan kerja situs MGMP Buleleng, mendaftarkan diri untuk memperoleh akun, login menggunakan akun yang sudah dimiliki, pengaturan profil pribadi, melakukan pencarian dan mengunggah informasi, berdiskusi secara online memakai fitur chatting atau offline dengan fitur forum. Modul kegiatan pelatihan dapat diakses di http://www.mgmpbuleleng.org.
Peserta yang diundang dalam kegiatan pelatihan meliputi 36 orang anggota MGMP matematika di Kabupaten Buleleng, 18 orang diantaranya adalah guru SMP dan 18 orang lagi guru SMA. Persentase kehadiran peserta mencapai 100%. Dari dua hari kegiatan pelatihan, peserta sudah berhasil membuat akun sendiri, masuk ke laman pengaturan menggunakan akun yang telah dimiliki, mengunggah materi serta menggunakan fasilitas forum dan chatting untuk berkomunikasi sesama anggota. Gambar 2, 3 dan 4 menunjukkan total peserta yang sudah terdaftar di situs MGMP buleleng, topik forum yang sudah berhasil diunggah serta aktivitas peserta dalam memanfaatkan forum.
Selain hasil tersebut, lebih dari 25 sekolah sudah terhubungkan ke situs MGMP kabupaten buleleng. Tanggapan peserta terkait dengan website, pelaksanaan pelatihan serta rencana pemanfaatan sistus MGMP dijaring melalui kuisioner. Hasil analisis tanggapan ditunjukkan secara berturutan pada Gambar 5–13.
Gambar 5 Tanggapan terkait ADA|TIDAK elemen yang disuka dari website MGMP Buleleng
Gambar 2. Total peserta terdaftar
Gambar 6
Gambar 3. Topik forum yang sudah berhasil diunggah oleh peserta.
Gambar 4
Aktivitas peserta dalam memanfaatkan fitur forum
Elemen MGMP Buleleng yang disuka oleh peserta Catatan: 1. Tampilan website 2. Fitur yang disediakan 3. Informasi yang disajikan sesuai kebutuhan 4. Keberadaannya yang mampu memfasilitasi komunikasi antar anggota 5. Dukungan untuk meningkatkan kualitas profesi
Catatan: 1. Melakukan penelusuran informasi 2. Memanfaatkan fitur forum untuk sumbang saran 3. Mengunggah Informasi Terkini 4. Mengunggah produk yang sekiranya dibutuhkan oleh anggota 5. Berdiskusi dengan anggota terkait isu atau topik penting
Gambar 7 Tanggapan terkait ADA|TIDAK sisi tidak menguntungkan dari website MGMP Buleleng
Gambar 11 Tanggapan terkait apakah fitur website SUDAH|BELUM mencakup seluruh program kerja MGMP Buleleng
Gambar 8 Frekuensi akses ke website MGMP Buleleng yang direncanakan dalam seminggu
Gambar 12 Tanggapan terkait kegiatan yang dibutuhkan peserta untuk mengoptimalkan pemanfaatan website MGMP Buleleng Gambar 9
Tanggapan terkait apakah mereka SUDAH|BELUM memiliki rencana dalam memanfaatkan web-site MGMP Buleleng
Gambar 10 Ragam tanggapan rencana peserta dalam memanfakan website MGMP Buleleng
Catatan: 1. Pelatihan pengoperasian konten 2. Pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran elektronik 3. Pelatihan pengembangan media pembelajaran manipulatif
Gambar 13 Usulan terkait kebutuhan biaya operasional website MGMP Buleleng
Catatan: 1. Memutus sewa ke web hosting services 2. Mengalokasikan biaya dari dana MGMP 3. Usulan pembiayan dari Disdik Kabupaten 4. Upaya lainnya
B. Pembahasan Secara keseluruhan; program IbM ini terlaksana dengan baik. Tim pelaksana sudah berhasil mengembangkan sistem MGMP Kabupaten Buleleng setelah terlebih dahulu berdiskusi dengan mitra. Isi diskusi meliputi program kerja MGMP dan kebutuhan anggota yang mesti terfasilitasi dengan terbangunnya sistem. Sistem yang telah dikembangkan juga sudah diunggah ke alamat domain www.mgmpbuleleng.org. Selain itu, tahapan pelatihan yang dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada anggota tentang bagaimana memanfaatkan sistem yang telah dimiliki juga berjalan baik. Dari 36 anggota yang diundang mengikuti pelatihan, persentase kehadirannya mencapai 100%. Rasa ingin tahu peserta terdeteksi sejak penentuan kuota undangan yang disampaikan melalui ketua MGMP. Anggota menanyakan kemungkinan kuotanya ditambah karena banyak anggota yang minta dilibatkan dalam pelaksanaan pelatihan. Dengan pertimbangan kapasitas lab komputer, kapasitas koneksi, biaya yang terbatas, serta kegiatan transfer pengetahuan potensi ditularkan oleh anggota yang mengikuti pelatihan maka kuota peserta ditetapkan sesuai rencana semula. Rasa ingin tahu peserta juga terlihat selama kegiatan pelatihan berlangsung yang sepenuhnya diikuti oleh anggota dari awal sampai akhir kegiatan. Keberhasilan pada tahap pelatihan juga terlihat dari kesuksesan anggota mengerjakan tugas-tugas yang disusun oleh tim pelatih. Tugas-tugas diarahkan agar anggota mampu memanfaatkan fitur yang tersedia yang nantinya dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan sistem secara maksimal. Gambar 3 menunjukkan peserta yang sudah berhasil mengunggah topik ke forum. Keterampilan anggota berpartisipasi di forum ditunjukkan di Gambar 5. Penularan pengetahuan antar anggota juga sudah terjadi seperti ditunjukkan di Gambar 3. Dari 36 orang peserta pelatihan, di hari ketiga setelah pelatihan sudah terdaftar 46 anggota MGMP yang terdaftar atau memiliki akun. Untuk melengkapi informasi terkait pelaksanaan program IbM, tim mendistribusikan kuisioner ke peserta pelatihan. Sesuai data
yang terkumpul, 72,2% peserta menyatakan program kerja MGMP sudah terwakili dengan kesediaan fitur di website, 27,8 % menyatakan belum. Program kerja yang dinyatakan belum tercakup di website diantaranya adalah kemunculan program semesteran atau program tahunan. Meskipun demikian, cakupan program ini sudah lebih luas dibandingkan cakupan situs mgmp yang dikembangkan oleh organisasi profesi sejenis diantaranya: www. mgmppmjateng.org atau http://mgmpkkpisragen.blog-spot.com/. Dengan kondisi situs yang telah dihasilkan, 100% peserta menyatakan senang karena keberadaaanya diyakini mampu memfasilitasi komunikasi antar anggota, dapat meningkatkan kualifikasi profesi serta informasi yang tersaji sesuai kebutuhan. Untuk kesinambungan kehidupan sistem, 94,4% peserta sudah menyatakan punya rencana memanfaatkan website paling tidak untuk penelusuran informasi dengan frekuensi pemanfaatan 2-3 kali seminggu. Tanggapan terkait bagaimana menjaga kesinambungan kepemilikan domain yang statusnya sewa, persentase tertinggi 80,6% menanggapi untuk mengusulkan pendanaan ke Disdik Kabupaten, 33,3% mengusulkan pengalokasian dari dana MGMP. Hanya 5,6 % yang menyatakan diputus dan sisanya mengusulkan dengan upaya lain. Terkait item kegiatan yang dibutuhkan anggota untuk mengoptimalkan pemanfaatan sistem, modus tanggapan adalah pada pengembangan perangkat elektronik. 4. KESIMPULAN Program IbM Musyawarah Guru Mata Pelajaran Model Asinkronus di Kabupaten Buleleng sudah terlaksana dengan baik dengan luaran utamanya adalah situs MGMP model asinkronus yang diposisikan sebagai ruang maya pelaksanaan program MGMP di Kabupaten Buleleng. Situs sudah diunggah ke alamat domain www.mgmpbuleleng.org. Pelatihan pengoperasian sistem sudah terlaksana melibatkan 36 orang anggota MGMP matematika SMP dan SMA. Anggota berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan yang dibuktikan dengan persentase kehadiran mencapai 100%. Bukti lain terlihat dari banyaknya anggota MGMP yang terdaftar di sistem dan aktvitas anggota dalam memanfaatkan fitur yang tersedia.
Dari data yang dikumpulkan melalui kuisioner menunjukan bahwa anggota merasa senang dengan dimilikinya situs MGMP karena keberadaannya dipandang mampu menjembatani komunikasi antar anggota serta mencakup sebagian besar program kerja MGMP. Bahkan mayoritas anggota sudah memiliki rencana untuk konsisten memanfaatkan sistem dengan modus frekuensi 2-3 kali seminggu. Terkait upaya menjaga kesinambungan life time sistem, anggota juga sudah memikirkan untuk mengupayakan usulan pendanaan dari Disdik Kabupaten Buleleng atau mengupayakan dana dari dana MGMP. Hanya sebagian kecil dari anggota yang memilih alternatif lain seperti memutus koneksi atau memilih upaya lain. Mengetahui bahwa anggota sangat membutuhkan keberadaan sistem, maka pihakpihak terkait dituntut dukungannya menjaga keberlangsungan pemanfaatan sistem. Bentuk dukungan yang dimaksud dapat meliputi: pendanaan sewa/upgrade koneksi atau pelaksa-naan pelatihan yang terkait. Sehubungan dengan itu, seyogyanya pemerintah daerah/pihak lain mendukung pengalokasian dana sewa/upgrade koneksi. Dirjen pendidikan tinggi tetap dimohon mengalokasikan dana untuk pembiayan usulan pengabdian yang melibatkan MGMP Kabupaten Buleleng sebagai mitra.
5. REFERENSI _______, 2005, UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen _______, 2013, Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi IX, Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. _______, http://www.bulelengkab.go.id/index.php/instansi-detail/51/Dinas-Pendidikan/, diakses tanggal 12 Mei 2013. _______, Participatory Rural Appraisal (PRA), http://id.shvoong.com/humanities/ 1947728-participatory-rural-appraisalpra, diakses 29 April 2013. _______, www.bulelengkab.go.id, diakses tanggal 12 Mei 2013. Ketua LPM Undiksha, 2012, Rekapitulasi Data Pelaksanaan P2M Tahun 2008-2012 Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas pendidikan Ganesha. Ketut Rindjin, 2007, Peningkatan Profesionalisme Guru, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Edisi Khusus Tahun XXXX Mei 2007. Robert Chambers, 1994, Participatory Rural Appraisal (PRA): Analysis of Experience, World Development Vol 22 No 9 pp 1253-1268.
LAMPIRAN 2: TABULASI ISIAN KUISIONER
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI KEGIATAN
Foto 1.
Arahan umum kegiatan pelatihan oleh ketua pelaksana program
Foto 2.
Foto 3.
Sesi pemaparan lingkup materi pela- Foto 4. tihan oleh tim pelatih
Sesi pemaparan materi inti pelatihan oleh tim pelatih
Foto 5.
Sesi pelatihan terbimbing peserta MGMP Kabupaten Buleleng
Sesi pemaparan materi inti pelatihan di sela-sela pelatihan terbimbing
Foto 6.
Pembagian snack sebagai ucapan selamat datang
Foto 7.
Sesi pelatihan yang dibarengi dengan diskusi peserta MGMP Kabupaten Buleleng
Foto 9.
Diskusi individu antara peserta MGMP Foto 10. dengan tim pelatih
Foto 11.
Penyelesaian administrasi peserta pelatihan
Foto 8.
Foto 12.
Sesi pelatihan, diskusi dan pembimbingan oleh tim pelatih
Diskusi individu antara peserta MGMP dengan tim pelatih
Pengisian kuisioner, penyelesaian administrasi dan penyerahan sertifikat peserta pelatihan
Foto 13.
Sesi istirahat yang diisi acara makan siang bersama
Foto 14.
Sesi istirahat yang diisi acara makan siang bersama
LAMPIRAN 4 BORANG KEGIATAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN MODEL ASINKRONUS DI KABUPATEN BULELENG Mitra Kegiatan Jumlah Mitra Pendidikan Mitra
: : :
Persoalan Mitra: Teknologi, Manajemen, Sosialekonomi, Hukum, Keamanan, Lainnya(sebutkan yang sesuai) Status Sosial Mitra: Pengusaha Mikro, Anggota Koperasi, Kelompok Tani/Nelayan, PKK/Karang Taruna, Lainnya (sebutkan yang sesuai) Lokasi Jarak PT ke Lokasi Mitra Sarana transportasi: Angkutan umum, motor, jalan kaki (sebutkan yang sesuai) Sarana komunikasi: Telepon, Internet, Surat, Fax, Tidak ada sarana komunikasi (sebutkan yang sesuai) Identitas Tim IbM Jumlah dosen Jumlah mahasiswa Gelar akademik Tim
:
MGMP Matematika Kabupaten Buleleng 2 orang - S-3 : 0 orang - S-2 : 0 orang - S-1 : 2 orang - Diploma : 0 orang - SMA : 0 orang - SMP : 0 orang - SD : 0 orang - Tidak Berpendidikan: 0 orang Manajemen
:
Anggota Organisasi Profesi
: : :
1,6 Km dan 5,5 Km Motor
:
Telepon
: : :
Gender
:
Prodi/fakultas/Sekolah Aktivitas IbM Metode Pelaksanaan Kegiatan:
:
3 orang 0 orang - S-3 : 0 orang - S-2 : 3 orang - S-1 : 0 orang - GB : 0 orang Laki-laki : 3 orang Perempuan : 0 orang Pendidikan Matematika
Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Kegiatan Keberhasilan Indikator Keberhasilan Keberlanjutan Kegiatan di Mitra Kapasitas produksi
:
Metode APPRAISAL dan Transfer Teknologi 6 bulan
:
Berhasil / gagal *
: :
Omzet per bulan
:
Persoalan Masyarakat Mitra
:
Berlanjut / Berhenti * Sebelum IbM ................. Setelah IbM .................. Sebelum IbM Rp ................. Setelah IbM Rp .................. Terselesaikan / Tidak terselesaikan *
:
Biaya Program Ditlitabmas Sumber Lain Likuiditas Dana Program a) Tahapan pencairan dana b) Jumlah dana Kontribusi Mitra Peran Serta Mitra dalam Kegiatan Kontribusi Pendanaan Peranan Mitra Keberlanjutan Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra Usul penyempurnaan program IbM Model usulan kegiatan
: :
Rp 46.500.000,Rp 0,-
: :
Mendukung kegiatan / Mengganggu kelancaran kegiatan di lapangan* Tidak Diterima 100% / Diterima 100%*
: : :
Aktif / Pasif / Acuh tak acuh* Menyediakan / Tidak menyediakan* Objek Kegiatan/Subjek Kegiatan
:
Permintaan Masyarakat / Keputusan Bersama*
:
Ada pemicu lanjutan dari kegiatan pengabdian yang dirasakan sangat bermanfaat bagi mitra. Rp 50.000.000,-
Anggaran Biaya Lain-lain Dokumentasi (Foto kegiatan dan Produk) Produk/kegiatan yang dinilai bermanfaat dari berbagai perspektif (sebutkan)
: :
Potret permasalahan lain yang terekam
:
Luaran program IbM dapat berupa - Jasa
:
-
Metode Produk/barang Paten
:
: : :
........................................................................
Situs MGMP Kabupaten Buleleng yang dirasakan sangat menunjang komunikasi antar anggota. Antusias peserta dalam mengikuti kegiatan sangat tinggi Pengembangan website MGMP Kabupaten Buleleng Website MGMP Kabupaten Buleleng
DAFTAR HADIR: TANGGAL 8 Agustus 2014
DAFTAR HADIR: TANGGAL 9 Agustus 2014