LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IbM KELOMPOK WANITA NELAYAN TIANYAR TIMUR
Tim Pelaksana P2M: Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum., NIDN.0004028202 (Ketua) Ni Wayan Sukerti, S.Pd., M.Pd., NIDN.0011077102 (Anggota) I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc. NIDN 0024048302 (Anggota )
Dibiayai Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 382/UN48.15/LPM/2014
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014
1
2
RINGKASAN Tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah untuk:1) Meningkatkan pemenuhan taraf kesejahteraan masyarakat pesisir terkait dengan keberadaan hasil tangkapan ikan yang diharapkan mampu menopang kehidupan anggota kelompok. 2) Meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan baru, ditinjau dari segi pelaksanaannya dapat menyerapan tenaga kerja lebih meluas dan diorganisir sesuai kesepakatan dan ketentuan bersama. 3) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok, Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur yang di dalamnya tergabung kumpulan wanita nelayan mengorganisir anggotanya untuk bekerjasama sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan bersama untuk membangun program wirausaha mandiri dari kalangan perempuan pesisir, dan terdapat pula pembagian tugas yang jelas dalam kelompok yang diatur dan disepakati melalui ketentuan bersama. 4) Menyediakan wadah pemasaran produksi yang sifatnya koordinatif melibatkan kelompok wanita nelayan termasuk menginventarisasi jenis sarana dan prasarana pendukung yang akan diperlukan dalam pemasaran ikan sehingga dapat melahirkan usaha bersama kelompok (UBK) yang sifatnya rintisan; dan 5) Meningkatkan target sasaran marketing programme, pemasarannya dapat dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu berupa bahan baku tangkapan dan olahan kuliner. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka dilakukan model pendampingan pengurusan SIUP merupakan kombinasi kegiatan antara bidang hukum, tata boga dan budidaya kelautan, serta keseluruhan proses transfer iptek yang telah dilaksanakan dengan pola pelatihan maupun pendampingan kepada wanita nelayan desa Tianyar Timur dan pengelolaan manajemen usaha secara terpadu dan terarah sehingga peserta pelatihan mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat pemberdayaan masyarakat dari segi pengetahuan dan keterampilan pengelolaan komoditi pesisir secara produktif dan tepat guna. Pelaksanaan program dikemas dalam 3 (tiga) tahapan yakni: alur pelaksanaan program IbM ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap evaluasi.Hasil kegiatan menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan Tata Boga, diklat pengelolaan kawasan pesisir bagi nelayan,serta pengurusan ijin usaha perdagangan (SIUP).
Kata-kata Kunci: Kawasan Pesisir, Komoditi Hasil Tangkapan Ikan, Olahan Kuliner, SIUP, Tata Boga,Wanita Nelayan.
3
PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNyalah, sehingga pada rentang waktu yang telah dirancang tim pelaksana P2M telah mampu menyusun laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mempercayai program ini untuk dibiayai, KelompokWanita Nelayan Tianyar Timuryang telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini.Dan semua pihak yang telah membatu pelaksanaan program ini. Adapun laporan ini sangatlah jauh dari kesempurnaaan secara tata penulisan yang kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur, besar harapan kami adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 09Nopember 2014
Tim Pelaksana IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar-Timur
4
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan Daftar Isi Bab 1. Pendahuluan………………………………………………………………..8 1.1 Analisis Situasi…………………………………………………………....8 1.2 Permasalahan Mitra P2M………………………………………………....11 1.3 Justifikasi Program P2M……………………………………………….....13 Bab 2. Target dan Luaran…………………………………………………………..16 2.1 Target Program P2M…………………………………………………........16 2.2 Luaran Program P2M………………………………………………...........16 Bab 3. Metode Pelaksanaan………………………………………………………...18 3.1 Identifikasi masalah menggunakan model eko-efesiensi (eco-development).18 3.2Pelaksanaan program dengan model Center for Environment and Society...19 3.3 Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity building (ECB)...............................................................................................20 Bab 4. Kelayakan Perguruan Tinggi Undiksha……………………………………...23 4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana Program P2M……………………………...........23 4.2 Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan………………………................23 Bab 5. Hasil Yang Dicapai..........................................................................................25 5.1. Pendidikan dan Pelatihan Perancangan Alat Usaha....................................26 5.2. Diklat Pengelolaan Kawasan.......................................................................27 5.3. Penataan Los................................................................................................27 5.4 Pelatihan Tata Boga......................................................................................27 5.5 Pelatihan Manajemen Produksi dan Kewirausahaan.....................................27 5.6 Rancangan Pengurusan SIUP UBK “Warung Makan Sari Segara Toya Anyar”.........................................................28 Bab.6 Kegiatan Tahapan Akhir Program...................................................................32 Bab.7 Penutup...........................................................................................................34 7.1 Simpulan......................................................................................................34 7.2 Saran............................................................................................................34 Daftar Pustaka…………………………………………………………...................35
5
DAFTAR GAMBAR Gambar 01……………………………………………………………….................15 Gambar 02……………………………………………………………….................17
6
DAFTARSKEMA DAN TABEL Skema 01………………………………………………………………............... 22 Tabel 4.1……………………………………………………………….................23 Tabel 5.6…………………………………………………………….....................30
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Desa TianyarTimur merupakan wilayah pesisir hampir serupa dengan daerah pesisir pada umumnya yang terdapat di daerah lain. Daerah pesisir biasanya identik dengan komoditi hasil laut, salah satunya hasil tangkapan ikan untuk konsumsi sehari-hari. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat Desa TianyarTimur yang menggeluti pekerjaan sebagai nelayan adalah mengalami kesulitan dalam pemasaran ikan dalam jumlah yang banyak pada saat musim panen ikan laut tiba. Kondisi semacam ini yang secara langsung melibatkan peran serta wanita nelayan/perempuan pesisir untuk mengambil bagian membantu tugas suami setelah melaut. Berbagai strategi dikerahkan oleh para wanita nelayan, termasuk salah satunya Ni Ketut Sayang yang menggeluti pekerjaan sebagai pedagang ikan. Mitra pertama Ni Ketut Sayang merupakan istri nelayan yang memiliki sebuah perahu yang dipakai untuk melaut.Dengan hasil yang tidak menentu akhirnya Ibu ketut mencoba membantu perekonomian keluarga dengan menjadi tukang cadang ikan (pengepul kecil).Setiap dini hari menekuni rutinitas pekerjaan dengan menunggu hasil nelayan melaut untuk kemudian dipasarkan. Jika panen ikan kurang maka ikan dijual secara segar dan langsung, sedangkan jika panen berlimpah maka ikan selain dijual segar juga dijual dalam bentuk olahan pindang ikan. Inisiatif yang telah dilaksanakan untuk tidak hanya menjual ikan dalam keadaan mentah saja, rutinitas produk hasil tangkapan juga dikemas dalam bentuk ikan pindang, ikan asap dan Gerang (ikan asin) dengan pertimbangan unsur kebertahannya lebih awet daripada hanya sekedar memasarkan ikan mentah yang hanya bertahan beberapa jam saja. Pangsa pasar yang disasar pada umumnya yaitu masyarakat sekitar, dan biasanya juga bekerjasama dengan para pengepul/saudagar ikan yang sistem transaksinya dengan cara pembelian menggunakan sistem borongan. Mekanisme transaksi jual-beli seperti ini kalau ditinjau secara ekonomis dari segi hemat waktu memang efesien karena ikan lebih cepat laku dan para nelayan langsung mendapatkan uang tunai dari hasil melautnya. Kemudahan dalam hal pemasaran ikan dengan cara seperti ini dapat dipantau sisi positifnya yaitu bahwa para nelayan lebih instan memperoleh uang, akan tetapi sisi negatif kurang dicermati adalah secara finansial keuntungan nelayan tipis karena perbandingan harga eceran jauh lebih stabil dan menguntungkan, harga ikan dipasaran untuk jenis ikan awan dan suat misalnya: ± Rp.5.000,s/d Rp.7.000,- per ekor, klasifikasi harga ini biasa dipatok wanita nelayan menurut besar 8
kecilnya jenis ikan. Daripada menjual dengan harga borongan yang sangat jauh lebih murah pasarannya rata-rata ikan dihargai ± Rp.3.000,- secara borongan atau istilah lokalnya nyarukdengan tanpa mempertimbangkan ukuran besar kecil dari ikan, sistem pembelian serupa juga berlaku pada saat panen jenis ikan cakalan atau tuna yang juga sering dibeli dengan cara borongan. Hal ini membawa pengaruh besar terhadap terhambatnya pemenuhan taraf kesejahteraan kelompok nelayan setempat. Jika dicermati dalam konteks persaingan usaha, terdapat praktek monopoli oleh pengepul/saudagar ikan yang tidak selaras dengan ketentuan UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Peran wanita nelayan (perempuan pesisir) sangat besar sekali terutama dalam pengolahan hasil tangkapan ikan. Mitra kedua Nyoman Sumiati merupakan sosok Ibu nelayan yang gigih menghidupi keluarganya dengan menjadi penjual olahan ikan keliling dalam bentuk kuliner.Nyoman Sumiati salah satu contoh sosok perempuan pesisir yang menggeluti profesi pedagang kuliner hasil olahan laut. Keterampilan dasar yang Nyoman Sumiati kuasai dan beberapa perempuan pesisir lainnya di Desa Tianyar Timur diperoleh berdasarkan pengalaman di lapangan secara turun temurun adalah pengolahan berupa racikan Sate Pasih (sate ikan), Pesan (pepes), Marus, Gerang (ikan asin), abon ikan, kerupuk sampai dengan Bakwan Be Pasih. Nyoman Sumiati memasarkan jenis kulinernya di pagi hari waktu pasaran tiba. Untuk olahan Sate Pasih (sate ikan laut), Pesan (pepes) dan Bakwan Be Pasih (bakso ikan laut) dikategorikan sebagai makanan olahan siap saji dan cenderung tidak bertahan lama. Oleh karena itu, wanita nelayan yang menekuti rutinitas ini biasanya membuat barang dagangan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan perkiraan kemampuan memasarkan. Pemasarannya hanya berdasarkan hari pasaran tertentu dan menjajakan produksi olahannya dari rumah ke rumah dengan cara menjajakan ke setiap keluarga. Jadi, dinilai penting melalui usulan program P2M ini ada yang mengkoordinir kelompok wanita nelayan sehingga mereka memiliki wadah untuk memasarkan produk kuliner pesisir. Untuk produk yang dikategorikan dapat bertahan dalam waktu relatif lama, diantaranya abon ikan, Gerang dan kerupuk terkendala masalah pemasaran dan ijin serta sajian kemasan dengan label resmi. Produk industri rumah tangga dari wanita nelayan Desa Tianyar Timur tadi, hanya bisa dikonsumsi oleh penduduk sekitar karena upaya pemasaran ke luar daerah terkendala masalah biaya produksi dari segi permodalan, ijin usaha dan kemampuan pemasaran yang belum dikuasai untuk publikasi ke masyarakat luas selaku konsumen yang disasar.
9
Secara riil mereka memiliki gagasan ingin mendirikan warung lesehan dengan menu sajian kuliner Segara/laut. Perempuan pesisir ini telah mendapatkan ilham dari keberhasilan lesehan-lesehan yang ada di Kawasan lalu lintas Gowa Lawah. Hampir sebagian besar di tepi kanan dan kiri jalan terdapat lesehan yang menyajikan menu kuliner laut dan kalau dipantau konsumen sangat tertarik dan bahkan menjadikan olahan laut sebagai makanan kegemaran. Berdasarkan observasi di lapangan dari tim pengusul P2M, ditemukan ciri khas yang berbeda dari cita rasa masakan yang disajikan kalau di kawasan Gowa Lawah walaupun pada dasarnya sama-sama enak dan nikmat, perbedaannya, yaitu: bahwa
olahan di desa
Pesinggahan cenderung lebih terasa manis, namun di Desa Tianyar Timur olahannya memiliki cita rasa lebih pedas dengan rasa hangat di lidah dan cita rasa yang merakyat. Adonan kuliner laut desa Tianyar Timur sangat khas yaitu mengedepankan campuran rempah-rempah kuat dalam setiap racikan justru menunjukkan sisi perbedaan cocok untuk semua lidah
idah
Sasaran produk dalam usulan P2M yang perlu diproduktifkan keberlangsungannya, adalah bidang keahlian pengolahan dari kelompok wanita nelayan, berdasarkan identifikasi studi lapangan di atas, bahwa bidang keahlian yang dimiliki oleh perempuan pesisir belum mendapatkan wadah penyaluran untuk mendirikan usaha lesehan yang tujuannya ingin mendayagunakan produktifitas kinerja wanita nelayan untuk jenis masakan siap saji secara produktif dalam pengembangan usaha kuliner dengan menu utama hasil olahan laut yang beraneka ragam tersebut. Maka dari itu, rancangan program P2M yang diusulkan direncanakan dengan upaya dari tim pengusul untuk menggandeng mitra yang dimintakan kesediaannya untuk memfasilitasi dari segi tempat dengan memanfaatkan warung kosong yang dimilikinya
untuk
dikembangkan sebagai warung usaha kuliner mengingat lokasinya sangat strategis tepat di jalur pinggir jalan raya Singaraja-Amlapura. Efektifitas pertimbangan biaya juga tidak memungkinkan untuk mendirikan warung karena harus dipertimbangkan juga operasional kegiatan dari P2M ini, untuk itu tim pengusul mencoba untuk memanfaatkan lahan yang ada dari salah satu perwakilan wanita nelayan Ni Kadek Putus Asrini dijadikan mitra pengembangan usaha kuliner sekaligus sebagai koordinator untuk kelompok wanita nelayan membuka warung lesehan. Mitra ketiga Ni Kadek Putus Asrini merupakan perempuan pesisir yang memiliki area usaha seluas 4 x 6 meter di kawasan Desa Tianyar Timur dengan usaha penjualan bahan kelontong dan alat rumah tangga yang penghasilannya kurang produktif. Ibu Ni Kadek PutusAsrini
10
memiliki keinginan besar untuk mengubah usaha yang dimilikinya untuk usaha kuliner yang lebih menjanjikan. Kendala lain adalah modal yang minim dan kesulitan yang dialami wanita nelayan dalam mengurus pinjaman karena masih awamnya pengetahuan dan pemahaman mereka dalam hal mengurus surat ijin usaha perdagangan (SIUP) untuk mendirikan usaha dagang yang menggunakan ijin. Jadi, pemerintah desa juga mengalami kendala mengidentifikasi tingkat kepentingan warganya dalam pengembangan usaha kreatif. Jenis ikan yang umumnya potensial dijadikan olahan kuliner oleh wanita nelayan desa Tianyar Timur adalah ikan Cakalan (Tuna). Selain itu, pemanfaatan limbah tulang ikan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat, padahal memiliki kandungan kalsium tinggi. Keterampilan membuat tepung ikan dari tulang ikan tuna akan dengan kemasan berlabel sebagai produksi kelompok wanita nelayan Desa Tianyar Timur juga direncanakan bisa seiring dilatihkan dalam kegiatan diklat pada usulan program P2M. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini yaitu wanita nelayan di Desa Tianyar Timur, yang diantaranya menggeluti pekerjaan: pertama sebagai penyadang ikan sekaligus pedagang ikan; kedua, wanita nelayan yang mengelola kuliner; ketiga, wanita nelayan yang bersedia menggunakan tempatnya sebagai wadah pemberdayaan program diklat P2M dengan maksud dikembangkan sebagai warung lesehan Keberadaan wanita nelayan sangat menunjang keberhasilan pemasaran hasil panen ikan di Desa Tianyar Timur.
1.2 Permasalahan Mitra Permasalahan utama yang dihadapi oleh wanita nelayan, diantaranya: (1) hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi membuat wanita nelayan kewalahan memasarkan untuk jenis ikan mentah pada musim panen tiba, (2) Inisiatif sistem pemasaran kilat dengan mendatangkan pengepul/pemborong cenderung memojokkan nelayan dari segi harga, (3) Memiliki keterampilan mengolah aneka jenis kuliner tapi masih terkendala permodalan, sistem pemasaran, ijin resmi dan sistem kemasan, (4) Belum tersedianya wadah yang dapat mengkoordinir wanita nelayan untuk mencoba usaha kuliner secara kolektif, (5) Belum efektifnya wanita nelayan Tianyar Timur dalam praktek pengembangan olahan kuliner laut,dan
11
(6) Kerinduan wanita nelayan akan pelatihan kewirausahaan dari kegiatan diklat P2M termasuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan wawasan biologi laut dan perikanan.
Identifikasi permasalahan yang dihadapi mitra, antara lain: 1. Hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi belum mampu dikelola oleh wanita nelayan dengan sistem pengembangan manajemen pasar secara produktif. 2. Minimnya modal usaha untuk operasionalisasi kegiatan produksi. 3. Lemahnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran wanita nelayan dalam mengurus surat ijin usaha perdagangan (SIUP). 4. Belum diperolehnya sosialisasi tentang tata kelola pasar yang produktif di setiap los penjual ikan. Los yang ada di tengah pasar khusus untuk pedagang ikan belum dikelola dengan baik masih kelihatan sembraut (tidak teratur). Los untuk pemasaran ikan mentah maupun yang sudah dipindang maupun diasapi sifatnya tidak permanen dan cenderung dinilai tidak produktif karena tidak tetap dalam satu area pasar yang seringkali berpindah-pindah sehingga langganan atau konsumen terkadang merasa kesulitan berbelanja karena terkadang harus mengelilingi pasar untuk menemukan los ikan yang dicari. 5. Masyarakat hanya menggunakan cara pemasaran dengan sistem tradisional dengan menjajakan di pasar tradisional dengan fasilitas atau sarana seperti bak, ember plastik, nampan dan keranjang kecil seperti besek khusus untuk ikan. 6. Mayoritas hasil tangkapan dijual dalam bentuk ikan mentah. 7. Masih adanya monopoli dari pihak pengepul/saudagar ikan yang cenderung mematok harga sendiri. 8. Belum dimanfaatkanya limbah industri rumah tangga hasil produksi kuliner olahan ikan secara produktif seperti limbah tulang ikan cakalan (tuna). 9. Masih minimnya wanita nelayan mengadakan kegiatan pelatihan dan praktek kuliner menyebabkan belum terwadahinya keterampilan wanita nelayan di Desa Tianyar Timur dan kerinduan wanita nelayan akan terselenggaranya kegiatan pelatihan kewirausahaan 10. Untuk produk industri rumah tangga yang sifatnya awet seperti kerupuk, Gerang, abon hanya dikonsumsi oleh keluarga dan dipasarkan di masyarakat sekitar belum mampu dipasarkan secara resmi.
12
1.3 Justifikasi Program Adapun kesepakatan tim pengusul dengan mitra dalam menentukan permasalahan yang harus diselesaikan selama pelaksanaan program P2M adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi antara tim pengusul dengan aparatur pemerintah Desa Tianyar Timur untuk dapat diselenggarakan sosialisasi dan pendampingan secara langsung kepada kelompok wanita nelayan. Agenda kegiatan dirancang dengan memberikan penyuluhan pada kelompok wanita nelayan tentang pengelolaan biologi laut dan perikanan, pemanfaatan hasil tangkapan pasca panen dan pelatihan pengembangan industri rumah tangga (home industry) dengan bahan dasar ikan laut. 2. Koordinasi dengan pihak desa terkait dapat memfasilitasi wanita nelayan dari segi pinjaman melalui Koperasi Unit Desa (KUD), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), kerjasama dengan pihak Bank Rakyat Indonesia maupun jenis bank lainnya, yang menjadikan SIUP sebagai prasyarat untuk dapat mengajukan dana pinjaman modal usaha. 3. Mengkoordinasi kelompok wanita nelayan untuk tertib administrasi dengan cara memberikan sosialisasi pengurusan dan pendaftaran jenis usaha sehingga pihak Pemerintah Desa Tianyar Timur dapat memberikan ijin resmi dalam operasionalisasi kegiatan usaha warganya. 4. Manajemen pengelolaan fasilitas los diarahkan berdasarkan pengembangan prinsip tata kelola penataan ruang wilayah pasar, tim pengusul menjalin kerjasama dengan melibatkan pihak koordinator Pasar Pasar Pohon Beringin, untuk mengkoordinir para pedagang ikan dalam pemanfaatan fasilitas secara koordinatif sehingga manajemen pasar yang teratur termasuk pengembangan budaya tertib jasa pelayanan konsumen dapat diwujudkan. 5. Menyediakan wadah pemasaran produksi yang sifatnya koordinatif melibatkan kelompok wanita nelayan termasuk menginventarisasi jenis sarana dan prasarana pendukung yang akan diperlukan dalam pemasaran ikan. 6. Target sasaran marketing programme, pemasarannya dapat dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu berupa bahan baku tangkapan dan olahan kuliner. 7. Pelatihan pendataan dan penentuan harga menurut kualitas barang dengan manajemen pembukuan yang terprogram. Outputnya dapat berupa standarisasi penetapan harga berdasarkan kesepakan kolektif. Dinilai efektif untuk mengantisipasi permasalahan intervensi harga dari pihak pengepul/saudagar ikan.
13
8. Pendampingan uji dalam kegiatan praktek membuat tepung dengan bahan dari tulang ikan cakalan (tuna). 9. Tim pengusul melalui lembaga Perguruan Tinggi Undiksha mengusulkan program P2M dengan berkoordinasi dengan Wanita Nelayan di desa setempat untuk memberdayakan kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur dalam mengembangkan produksi dan manajemen berwirausaha kuliner olehan laut. 10. Mengurus label resmi produk industri rumah tangga dengan standar B.POM agar layak dipasarkan. Berdasarkan analisis kebutuhan dan perumusan masalah prioritas yang dilakukan pada kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur, dan menurut hasil diskusi dengan para wanita nelayan yang ada di Desa Tianyar Timur, program ini adalah berkaitan dengan Permodalan dan Home Industry (industri rumah tangga) yang terdiri dari; pemasaran marketing programme ikan mentah, pengurusan ijin, tata kelola usaha kuliner lesehan dan pemanfaatan
komoditi
hasil
tangkapan
ikan.
Mengingat
permodalan
merupakan
permasalahan esensial karena aspek penting untuk menunjang operasionalisasi kegiatan produksi adalah ketersediaan modal yang diperoleh baik dari tabungan maupun pinajaman. Home industry merupakan permasalahan esensial yang akan disasar dari aktivitas pengelolaan modal dalam pengembangan kegiatan usaha oleh kelompok nelayan yang orientasi sasarannya adalah industri kuliner dengan pemberdayaan potensi laut sebagai bahan dasar produksi. Prospek indutri rumah tangga dinilai dapat memberdayakan wanita nelayan dalam perannya untuk menunjang perekonomian keluarga. Keberadaan warung lesehan dan ijin resmi sebagai substansi rumah industri adalah tujuannya untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan yang sifatnya kolektif dari kelompok wanita nelayan secara produktif dan swadaya dengan program rintisan. Jadi, permasalahan prinsip yang perlu dicarikan solusinya adalah “hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi untuk jenis ikan cakalan (tuna) belum mampu terfasilitasi oleh sarana permodalan yang cukup yang dapat menunjang pengembangan produktifitas produksi industri rumah tangga dari wanita nelayan yang berupa hasil tangkapan mentah maupun olehan kuliner yang pemasarannya bisa dilakukan secara terorganisir oleh kelompok wanita nelayan yang sifatnya kolektif., diantaranya dapat berupa: 1).Mendukung kehidupan masyarakat pedesaan khususnya kawasan pesisir Desa Tianyar Timur dengan meningkatkan kesempatan kerja, menyediakan penghidupan yang layak dan mantap bagi wanita nelayan, termasuk kelompok nelayan. 2).Meningkatkan produksi dan menjamin keamanan pangan dengan bahan dasar ikan laut di wilayah Desa Tianyar Timur. 3).Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas nutrisi tinggi dan 4).Melestarikan dan 14
meningkatkan kualitas hidup di kawasan pesisir dan pedesaan Desa Tianyar Timur serta melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati laut. Gambar 01: Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Tata Boga untuk wanita nelayan Tianyar
Sumber: Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur Tahun 2014. 15
BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Target Pendekatan program P2M ini dilaksanakan dengan mengunakan metode ceramah melalui pemberian diklat dengan teknik sosialisasi dan pelatihan bagi wanita nelayan. Kegiatan diklat dilaksanakan dengan pendampingan oleh Tim Pengusul. Target dari kegiatan diklat dengan pendampingan oleh tim pengusul program P2M terhadap mitra adalah agar terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan wanita nelayan dalam mengelola dan mengembangkan indutri rumah tangga dengan bahan dasar komoditi pesisir yang ramah lingkungan dan memiliki nilai finansial secara ekonomis menunjang kesejahteraan wanita nelayan di desa Tianyar Timur. 2.2 Luaran Berdasarkan pada target di atas, maka luaran dari diklat ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman wanita nelayan tentang biologi laut dan perikanan, pengolahan limbah industri tulang ikan, sosialisasi dan pelatihan pengurusan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) dan pendaftaran jenis produk label kemasan berstandar B.POM, serta menyusun marketing programme berupa pemasaran ikan yang tidak hanya terbatas pada pemasaran dalam bentuk ikan mentah, tetapi juga direncanakan pada musim panen tiba ikan dengan jumlah yang relatif tinggi dapat menunjang industri rumah tangga wanita nelayan berupa hasil produksi, seperti Gerang, abon, kerupuk dengan harapan setelah kegiatan diklat berakhir dapat memfasilitasi wanita nelayan memproduksi jenis produk yang disebutkan tadi dengan penyertaan label resmi. Diklat praktek ini juga diharapkan memberikan penguasaan keterampilan bagi wanita nelayan dalam membuat tepung dari tulang ikan cakalan (tuna) yang lagi diusulkan untuk dapat dilatihkan dalam kegiatan diklat P2M. Produksi dalam bentuk lain dapat berupa bahan olahan kuliner hasil laut yang menjadikan Desa Tianyar Timur ikon daerah pesisir yang berkeinginan berkembang secara berdaya produktif dengan melibatkan swadaya dan swakarya masyarakat pesisir melalui pengembangan usaha kecil warung lesehan yang dikelola oleh wanita nelayan. Harapan setelah usulan program P2M ditindaklanjuti dapat memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan bagi wanita nelayan secara mayoritas. Selain luaran berupa produk, hasil diklat, pendampingan dan pelatihan ini juga berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional yang ber ISSN. Tujuan publikasi ilmiah ini adalah untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan P2M secara signifikan kepada mitra yang disasar yaitu kelompok wanita nelayan dalam optimalisasi pemberdayaan 16
sebagai masyarakat ilmiah yang nantinya secara berkelanjutan dapat dijadikan acuan untuk pengembangan swadaya dan swakarsa potensial oleh kelompok wanita nelayan yang menghadapi permasalahan sejenis dalam pemberdayaan. Gambar 02: Diklat Pengelolaan Pesisir dan Pelatihan serta Pendampingan Pengurusan SIUP UBK Lesehan Sari Segara Toya Anyar.
Sumber: Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur Tahun 2014.
17
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Identifikasi masalah menggunakan model eko-efesiensi (eco-development) Konsep eko-efesiensi yang oleh Soemarwoto (2001) diartikan sebagai perpaduan sinergis antara komponen ekologi dan ekonomi. Eko-efesiensi bertujuan memperoleh efesiensi dari aspek ekonomi maupun ekologi yang menyangkut keberlanjutan lingkungan hidup sebagai penopang kehidupan manusia. Dengan begitu pembangunan kawasan pesisir akan menuju arah eco-development, yang oleh Dasman (1984) dimaknai sebagai pembangunan yang berwawasan ekologis, diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan sasaran, meningkatkan proses kemandirian dan pemberdayaan sasaran namun tidak meninggalkan hubungan yang simbiosis dengan lingkungan hidup serta jaminan keberlanjutan pada masa mendatang. Berpedoman dari konsepeko-efesiensi (eco-development), maka tahapan kegiatan dalam model ini adalah melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok wanita nelayan, perumusan program, dan pendanaan yang tersedia bagi kelompok wanita nelayan. Penerapan pendekatan ini berorientasi pada pembangunan ekonomi kerakyatan di kalangan kelompok wanita nelayan, adapun realisasi dari model pendekatan yang diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan P2M ini, kriteria yang dapat dipenuhi diantaranya yaitu: a) Kelestarian Hasil 1) Potensi manfaat hasil laut berupa komoditi ikan diketahui dan dikelola dengan baik melalui kesepakatan bersama dan ketentuan kelompok yang tergabung dalam kelompok wanita nelayan yang keabsahannya berlaku antar generasi. 2) Jaminan keberlanjutan usaha pelaksanaan programIbM Kelompok Wanita Nelayan, penindak lanjutannya diupayakan dan diatur melalui kesepakatan bersama dan ketentuan kelompok untuk dapat dibentuk sistem kewirausahaan dengan wadah Warung Lesehan yang bergerak di bidang hasil olahan aneka ragam hasil tangkapan ikan dan pengelolaannya dari kelompok wanita nelayan di Desa Tianyar Timur. 3) Kontrol penggerakan usaha dan pemanenan hasil tangkapan ikan yang akan diolah dan diproduksi menjadi produk dalam bentuk siap saji maupun kemasan pengurusan ijin usaha dan koordinasinya diupayakan dan diatur melalui kesepakatan bersama dan ketentuan kelompok kerjasama dengan Pemerintah Desa Tianyar Timur untuk pengurusan SIUP, dan Dinas Kesehatan untuk pengurusan standar dari B.POM. b) Peningkatan Kesejahteraan 1) Keberadaan hasil tangkapan ikan mampu menopang kehidupan anggota kelompok secara terus menerus yang berlangsung antar generasi. 18
2) Dengan usulan program P2M, apabila disetujui pelaksanaannya diharapkan penyerapan tenaga kerja lebih meluas dan diorganisir sesuai kesepakatan dan ketentuan bersama. 3) Kelompok Nelayan yang di dalamnya tergabung kumpulan wanita nelayan mengorganisir anggotanya untuk bekerjasama sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan bersama untuk membangun program wirausaha mandiri dari kalangan perempuan pesisir. 4) Terdapat pembagian tugas yang jelas dalam kelompok yang diatur dan disepakati melalui ketentuan bersama. 3.2 Pelaksanaan program dengan model Center for Environment and Society Model Center for Environment and Society, didefinisikan sebagai suatu usaha berkelanjutan yang merupakan suatu cara memanfaatkan barang-barang alamiah dan jasa yang tidak merusak lingkungan dan memanfaatkan pengetahuan serta keterampilan para wanita nelayan yang pada akhirnya meningkatkan kemandirian dan kemampuan mereka. Model ini juga dapat diterapkan yaitu dengan memanfaatkan penggunaan secara produktif “social capital” atau modal sosial yaitu kemampuan orang untuk bekerjasama dalam memecahkan permasalahan-permasalahan nelayan dalam pengelolaan hasil tangkapan. Unsur social capitalyang dapat dijadikan faktor pendukung pelaksanaan program kegiatan pemberdayan kelompok wanita nelayan salah diantaranya meliputi; 1).pelestarian Nilai dan Kegotongroyongan. Adapun sub komponennya dalah sebagai berikut; a).Kegiatan gotong royong sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang berlaku di kawasan pesisir Desa
Tianyar
Timur
terutama
yang
melibatkan
pemberdayaan
kaum
wanita
nelayan.b).Pelanggaran atas nilai yang dianut akan menimbulkan sanksi yang bersifat mengikat sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan bersama yang berlaku antar generasi.2).Kelembagaan/institusi, meliputi;a).Filosofi kelembagaan terbatas pada laut sebagai bank kelompok atau unit sosial dengan ketentuan pengelolaan yang disepakati bersama hasil-hasilnya.b).Manajemen kelompok berperan dalam pemeliharaan dan pemanenan sesuai dengan kesepakatan bersama yang belaku dalam kelompok wanita nelayan tersebut.Kelembagaan yang lebih berperan adalah unit sosial masyarakat dengan ketentuan dan kesepakatan bersama yang disetujui bersama. c).Unit sosial yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kelompok wanita nelayan Desa Tianyar Timur yang bergerak dalam bidang kewirausahaan dengan memanfaatkan hasil komoditi laut sebagai bahan produksi.
19
3.3 Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity building (ECB) Model enthrepreneurship capasity building(ECB) terkait erat dengan kemampuan berwirausaha dari kelompok wanita nelayan, dengan model ini diharapkan: (1) memberikan wawasan, sikap, dan keterampilan usaha, (2) memberikan peluang, (3) memfasilitasi, dan (4) memonitor dan mengevaluasi (Kurana, 2008). Langkah penerapan model ini secara riil di lapangan oleh tim pengusul P2M terhadap mitra kelompok wanita nelayan, diantaranya akan diterapkan sebagai berikut: 1. Pelatihan dan pembinaan di bidang industri keterampilan rumah tangga oleh Ibu-Ibu PKK Desa Tianyar Timur dibantu oleh staf dosen yang tergabung dalam tim pengusul program Untuk menunjang program IbM Kelompok Wanita Nelayan Desa Tianyar Timur di bidang kuliner dengan program kewirausahaan pengembangan produk kuliner baik yang siap saji maupun kemasan, tentunya wanita nelayan Desa Tianyar Timur harus memiliki keterampilan mengolah komoditi ikan laut sebagai industri rumah tangga yang memiliki prospek ekonomis untuk dipasarkan. Umumnya wanita nelayan yang tergabung dalam kelompok sudah memiliki keterampilan seperti membuat Pesan Be Pasih, Marus Be Pasing, Gerang, ikan pindang, asap, abon, kerupuk dan Bakwan Be Pasih yang merupakan jenis makanan yang siap saji. Ada keterampilan mengolah tepung dari tulang ikan tuna yang akan dibekalkan dalam pelatihan nanti karena tepung tulang ikan ini kalau dilihat dari kualitas kebertahanannya bisa lebih lama yang diawetkan dan mengandung protein tinggi. Produk tepung ikan ini juga melihat prospek pasaran di daerah lain cukup memberikan peluang untuk dapat berkembang. Hanya saja walaupun mencontoh produk tepung ikan tuna yang telah berhasil dikembangkan oleh mahasiswi UGM di pasaran, akan tetapi nanti melalui program ini juga akan diurus mengenai surat ijin usaha perdangan (SIUP), dan standarisasi dari BPOM untuk kemasannya dan batas waktu pengkonsumsian dari standarisasi hygiene and sanitation. 2. Pembangunan sebuah Warung Lesehan lengkap dengan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) dari Pemerintah Desa Tianyar Timur untuk operasionalisasi kegiatan kewirausahaan yang akan dikembangkan oleh kelompok wanita nelayan Desa Tianyar Timur. Warung Lesehan ini nantinya diharapkan merupakan wadah dari kelompok wanita nelayan dalam mengembangkan kreatifitas kuliner yang dilatihkan. Di samping itu, lesehan sebagai tempat penjualan kuliner laut khas Desa Tianyar Timur, keberadaan lesehan dapat pula merangkap sebagai stan untuk memasarkan produk kemasan seperti abon, asinan ikan, tepung tcara pembuatannya telah dilatihkan melalui program praktek oleh Ibu-Ibu PKK dengan koordinasi dari Dosen Tata Boga Jurusan PKK. 20
3. Model kemasan/sistem packing produk yang diberikan oleh BPOM harus melakukan uji kelayakan standarisasi mutu pangan yang akan dipasarkan dari hasil produk kelompok wanita nelayan Desa Tianyar Timur. Pihak terkait yang akan dilibatkan untuk koordinasi kegiatan ini adalah Puskesmas setempat, yang selanjutnya apabila program dapat ditindaklanjuti pengurusan kemasan produk nantinya dapat dikoordinasikan lebih lanjut ke pihak terkait yang berada di tataran wilayah kabupaten/kota Karangasem. 4. Jenis produk yang dipasarkan meliputi, Sate Pasih, Pesan, Marus, Gerang, Bakwan Be Pasih, abon, ikan pindang, kerupuk dan produk unggulan yang diharapkan dapat dipasarkan ke luar daerah sebagai produksi unggulan adalah tepung tulang ikan dengan label khusus dari BPOM Bali dan sekaligus menunjuk identitas Desa Tianyar Timur sebagai ikon desa bahari dengan pemberdayaan perempuan pesisir yang tergabung dalam kelompok wanita nelayan terorganisir. 5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan pesisir Desa Tianyar Timur Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Staf dosen Undiksha yang berlatar belakang kehlian bidang Budidaya Kelautan dan Perikanan merancang beberapa program antara lain penyuluhan secara kontinu dan intensif terhadap seluruh kelompok wanita nelayan yang dijadikan mitra, program pendidikan latihan teknis pembangunan budi daya kelautan; studi banding dan evaluasi/pembinaan terhadap usaha perempuan pesisir; studi banding dan evaluasi/pembinaan terhadap perempuan pesisir melalui lomba praktek kuliner di tingkat Kecamatan Kubu. Di samping itu, juga dirancang melalui pelaksanaan job training dengan Jurusan Budidaya Kelautan Undiksha. Sisi lain dari kualitas sumber daya manusia yang ditingkatkan pada perempuan pesisir tentang pembangunan kawasan pesisir adalah kemampuan membuat perencanaan teknis kegiatan melalui pelaksanaan lokakarya di tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten. Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektifitas serta percepatan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya perempuan pesisir, maka dilakukan pendampingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten maupun LSM serta instansi lain yang mempunyai komitmen besar terhadap pengembangan komoditi laut/pesisir. Khusus untuk penyuluh Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem dalam rangka pelaksanaan pendampingan maupun penyuluhan ditetapkan wilayah kerja yang jelas dari masing-masing penyuluh.
21
Skema 01: transfer Ipteks kepada mitra sebagai berikut: Analisis Kondisi Umum Mitra
Tahap I Persiapan (administrasi, koordinasi, materi pelatihan,narasumber, dan jadwal kegiatan program)
Tahap II Pelaksanaan (pelatihan, dan pendampingan, diskusi)
Pelatihan, dan pendampingan Tata Boga, Diklat pengelolaan kawasan pesisir, dan pemasaran, serta pengurusan SIUP
Tahap III Evaluasi Program (efleksi dengan praktek, uji coba dan penilaian produk)
Tim Ahli PT Undiksha bidang Tata Boga, Budiaya Kelautan, Hukum Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar sebagai wadah usaha bersama kelompok (UBK) rintisan
- Hasil produk olahan kuliner laut - berbasis home industry - Pemanfaatan komoditi hasil ikan tangkap - Pengurusan SIUP
Sasaran peningkatan perekonomian melalui merintis pembentukan usaha bersama kelompok (UBK) Wanita Nelayan Tianyar Timur
22
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1 Kualifikasi Tim Pelaksana Program P2M Sedangkan jenis dan jumlah judul pengabdian pada masyarakat (P2M), yang didanai dari DIPA, Pemda, maupun DP2M DIKTI dalam 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Pengabdian Pada Masyarakat 1 tahun terakhir No
Jenis P2M
1
DIPA
2 3 4 5 6 7 4
IPTEKS VUCER KWU Sibermas IbM IbW IbIKK
Th.2013 Jlh Dosen 66 198 2 2 1
8 10 3
Sumber Dana DIPA, PEMDA DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI DP2M DIKTI
Secara umum kinerja LPM Undiksha sudah sangat memuaskan dan memiliki standar kualitas yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kinerja LPM Undiksha selama satu tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir LPM Undiksha telah memenangkan berbagai program, baik yang bersifat lokal maupun nasional dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun terakhir adalah : (a) mempasilitasi pengembangan teknologi tepat guna, (b) pengembangan model belajar pemberdayaan masyarakat, (c) melakukan publikasi ilmiah, dan (d) mengikuti pertemuan ilmiah yang bersifat lokal dan nasional.
Berdasarkan laporan LPM Undiksha tahun 2013 ada lima
kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan, yaitu (1) pengabdian masyarakat penanggulangan kemiskinan sebanyak 46 judul, (2) pegabdian masyarakat perubahan iklim dan lingkungan 32 judul, (3) pengabdian masyarakat bidang energi terbarukan 39 judul, (4) pengabdian masyarakat bidang gizi dan penyakit terapis 5 judul, dan (5) pengabdian masyarakat di bidang seni sastra untuk mendukung industri keratif 35 judul. Selain itu LPM Undiksha juga mendapatkan Sibermas, IbM, dan IbIKK. 4.2 Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) ini akan dilaksanakan oleh 3 orang pelaksana. Untuk menunjang kelancaran rancangan usulan pelaksananaan Program Ipteks Bagi Masyarakat ini, adapun tim yang tergabung sebagai pengusul adalah dosen tetap di
23
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja, dengan bidang keahlian sebagai berikut: 1) Jurusan PPKn, dengan konsentrasi Hukum Kenegaraan, FIS, UNDIKSHA. Efektifitas rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program iptek bagi masyarakat dapat berupa sosialiasasi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan sosialisasi pemberdayaan gender di tengah kehidupan sosial ekonomi perempuan pesisir yang tergabung dalam rutinitas kelompok nelayan perempuan secara swadaya, swakarsa dan swasembada. 2) Jurusan PKK, sebagai staf ahli atau pakar dan tenaga penyuluh yang berkompeten di bidang pembinaan keterampilan mengolah bahan makanan dan minuman untuk industri rumah tangga terutama dalam kegiatan P2M.Turut serta memfasilitasi Wanita Nelayan Desa Tianyar Timur dalam praktik pelatihan berbagai olahan ikan laut. 3) Jurusan
Budidaya
Kelautan,
dengan
konsentrasiBiologi
Laut
dan
Perikanan,
FMIPA,UNDIKSHA. Sosialisasi program yang diagendakan adalah fasilitator kegiatan sekaligus sebagai narasumber tentang Pasca Panen, Ekologi Kelautan dan Pelestarian Lingkungan Pesisir bagi wanita nelayan.
24
BAB V HASIL YANG DICAPAI Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Kelompok Wanita Nelayan”
dilaksanakanpada bulan Mei-Juni 2014 yang telah dilaksanakan dengan
penggunaan dana 100% program yaitu: pendidikan dan pelatihan perancangan alat penunjang usaha lesehan, pelatihan tata boga dengan pengolahan hasil tangkapan ikan, Diklat pengelolaan kawasan, dan pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan. Hal yang masih berlangsung sampai saat ini adalah pendampingan kelompok dalam pengurusan ijin usaha perdagangan (SIUP) dengan karakteristik usaha bersama kelompok (UBK). Pada
tahap
awal
pelaksanaan
program
dilaksanakan
kegiatan
berupa
perancanganpembuatan alat penunjang usaha lesehan, persiapan tutor, persiapan alat dan bahan, dan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta. Perancangan disain dan kegiatan diklat dilaksanakan bersama tim pengusul didasari oleh analisi situasi yang dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok wanita nelayan Tianyar Timur. Perancangan ini dilaksanakan pada akhir bulan Mei dan pertengahan Juni 2014 yang juga melibatkan peran serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Perencanaan ini berjalan dengan sangat baik berkat peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi mitra program. Persiapan tutor dan instruktur dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan kembali program – program yang akan dilaksanakan kepada mitra, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan tutor dan instruktur ini meliputi: mencetak materi pelatihan untuk pelatihan tata boga, diklat pengembangan kawasan, dan pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan, serta pengurusan SIUP UBK lesehan dengan rancangan label kelompok Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar.
Persiapan yang dilaksanakan
berikutnya berupa persiapan alat dan bahan yang dilaksanakan dengan pembelian: peralatan pelatihan alat penunjang usaha produksi, bahan kelengkapan los tempat usaha, bahan diklat pengelolaan kawasan, pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan, dan bahan pelatihan SIUP yang dijadwalkan pada akhir program. Dalam rangka penyamaan persepsi dan waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kelompok wanita nelayan Tianyar Timur, maka dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta.Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan waktu dalam pelaksanaan program, sangat disyukuri peserta kegiatan sangat antusias dalam menerima sosialisasi program sehingga tidak ada halangan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini. 25
5.1. Pendidikan dan Pelatihan Perancangan Alat Usaha Pada dasarnya pendidikan dan perancangan alat penunjang usaha lesehan dan penataan los diberikan oleh instruktur tamu yang berprofesi sebagai undagi di Tianyar yakni I Nyoman Selat kepada kelompok wanita nelayan Tianyar Timur bersifat sharing informasi dan teknologi karena apa yang sudah dilaksanakan beliau selama ini sudah sangat bagus tetapi terkadang masih menggunakan peralatan manual. Semangat dan kreatifitas dari Bapak Nyoman membuahkan banyak ide-ide inovatif baru dalam pelatihan ini, sehingga diharapkan di masa mendatang usaha kuliner lesehan yang akandikelola beliau oleh kelompok wanita nelayan Tianyar Timur semakin berkembang. Pendidikan dan pelatihan produksi peralatan usaha lesehatan yag dilaksanakan pada saat ini masih menitik beratkan pada produksi bahan untuk menunjang perkakas warung lesehan yang akan dibuka, dalam artian bahan-bahan kelengkapan peralatan diolah dan dikerjakan sendiri sebagai bentuk kreatifitas pemberdayaan kelompok. Meskipun dalam perjalanan program dicoba dilakukan pengolahan bahan peralatan perkakas lesehan ke depannya diharapkan dapat lebih efesien kalau anggota kelompok dapat diberdayakan dalam pengerjaannya. Pendidikan dan pelatihan perancangan alat perkakas usaha lesehan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Mei sampai dengan 7Juni 2014, bertempat di kediaman koordinator Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur, Banjar Dinas Eka Adnyana, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan melalui metode praktek langsung pengolahan bahan bakuban bekas, bambu, dan sebagainya sehingga siap menjadi bahan dasar produk kreatif yang selanjutnya digunakan pada usaha kelompok. Dalam pelaksanaan diklat ini tidak ditemukan kendala yang berarti karena respon yang sangat bagus dari kelompok wanita nelayan Tianyar Timur dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan ini.
5.2. Diklat Pengelolaan Kawasan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8Juni 2014, dengan peserta perwakilan 20 orang dari kelompok wanita nelayan Tianyar Timur diberikan oleh Bapak I
Gede
Yudi
Wisnawa, S.Pd., M.Sc.Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar karena respon yang bagus dari peserta terhadap materi pengelolaan kawasan kawasan dengan tema “Menjaga ekosistem laut dan manfaatnya bagi kehidupan manusia” yang diberikan. Hal positif yang lain adalah 26
ada beberapa anggota dari Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur yang ikut dalam diklat ini, sehingga diharapkan dengan materi yang di dapatkan ini mampu mengajak wanita nelayan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan laut khususnya dalam bidang pemberdayaan dan potensi potensial bahari secara berkelompok.
5.3. Penataan Los Kegiatan ini terlaksana tanggal 11 Juni
sampai dengan 13 Juni 2014 dengan
pendampingan dari tim pelaksana P2M. Oerientasi kegiatan penataan los yang akan diberdayakan kepada Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur dengan tujuan untuk mempermak kondisi los yang tidak layak pakai menjadi lebih tertata, lebih terlihat bersih dan rapi sehingga layak dijadikan tempat usaha lesehan. Agenda kegiatan berupa pemlesteran tembok dengan meminta bantuan tukang bangunan dengan dibarengi oleh kelompok wanita nelayan dalam pengecatan dinding. Kekompakan kerja tim sangat terlihat jelas ketika para anggota kelompok berbaur mengerjakan bagian tugasnya masing-masing.
5.4 Pelatihan Tata Boga Kegiatan pelatihan tata boga dilaksanakan pada tanggal 14-15 Juni 2014 bertempat di sekretariat kelompok wanita nelayan Tianyar Timur yang diikuti oleh anggota kelompokdengan pemateri Ibu Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd. .Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anggota kelompok tentang pentingnya melakukan pengolahan potensi laut terutama hasil tangkapan ikan untuk bisa dihasilkan berbagai olahan kuliner dengan cita rasa khas Tianyar yang merupakan produk unggulan bahari seperti pepes, sate lilit, bakso, kerupuk, abon ikan, dan sebagainya. Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan lancar dan baik terlihat dari besarnya perhatian dari anggota kelompok dalam menyimak serta memperhatikan materi-materi yang disampaikan sekaligus praktek langsung meracik dan mengolah adonan.
5.5 Pelatihan Manajemen Produksi dan Kewirausahaan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19-20 Juni oleh instruktur tamu dari Jurusan D3 Akuntansi, yaitu Ibu I Gusti Ayu Purnamawati, SE., M.Si., Ak. Yang melakukan pendampingan tentang manajemen usaha dengan pengelolaan usaha kreatif mandiri secara berkelompok oleh wanita nelayan Tianyar Timur sekaligus membuka peluang baru berupa usaha lesehan yang merupakan bentuk UBK rintisan dengan pengolahan hasil tangkapan ikan. Respon wanita nelayan sangat positif sekali mengingat selain materi penekanan pada 27
usaha produksi potensial bahari Tianyar Timur yang digalakkan juga terdapat pendampingan manajemen pembukuan sederhana untuk menunjang administrasi kelompok. 5.6 Rancangan Pengurusan SIUP UBK “Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar” Sesuai hasil kesepakatan dengan anggota kelompok pendampingan selanjutnya yang akan dilaksanakan oleh instruktur pendamping Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd.,M.Hum. adalah pengurusan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) yang dalam hal ini akan digunakan nama kelompok yang sudah disepakati sebelumnya yaitu Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar, supaya dapat berkekuatan hukum akan diurus pendaftarannya secara administratif setelah usaha lesehan berjalan dan sekaligus menjadi identitas bagi kelompok. Hal ini dilakukan untuk melindungi produk-produk kreatif yang akan dihasilkan oleh kelompok dikemudian hari. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur” dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dimulai dari 19 Mei sampai dengan 07 Nopember 2014 yang telah dilaksanakan 100% program yaitu: pelatihan produksi olahan kuliner laut berbahan baku hasil tangkapan ikan masyarakat pesisir desa Tianyar Timur, diklat pengelolaan kawasan pesisir, pengurusan ijin usaha perdagangan, pendampingan kelompok
dalam
hal
pengelolaan
kawasan
pesisir
dan
pengurusan
ijin
usaha
perdagangan.Untuk menyukseskan penyelenggaraan program tidak terlepas dengan prosedur birokrasi yang dilakukan oleh tim pelaksana dari Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Alur birokrasi pelaksanaan program dengan mendatangi langsung desa tujuan P2M dan bersilaturahmi dengan aparatur desa setempat. Adapun hasil koodinasi tim dengan birokrasi Pemerintahan Desa Tianyar Timur, diantaranya: kesepakatan jadwal kegiatan, tempat penyelenggaraan, agenda kegiatan, termasuk pedataan peserta pelatihan dari masing-masing dusun di desa Tianyar Timur dikoordinir oleh Bagian Kesejahteraan Masyarakat desa Tianyar Timur, yaitu Ibu Ni Luh Witarsih yang pada saat koordinasi mendampingi Bapak Perbekel Tianyar Timur Bapak I Gede Suadi, SH. Program yang kami rancang dan usulkan untuk diselenggarakan di desa Tianyar Timur memperoleh apresiasi yang sangat luar biasa dari Pemerintah Desa setempat beserta jajarannya.Mengingat baru pertama kali desa Tianyar Timur disasar kegiatan pengabdian dengan melibatkan warga masyarakat untuk mampu diberdayakan melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan dari pihak LPM UNDIKSHA.
28
Dipilihnya sasaran Wanita Nelayan, selain merupakan kelompok masyarakat yang rutinitasnya identik dengan keterlibatannya dalam proses pengembangan dan pemberdayaan kaum perempuan desa, juga merupakan masyarakat yang memiliki tingkat produktivitas mobilisasi yang tinggi dalam penyebar luasan informasi, terutama yang berkaitan dengan wawasan pengetahuan dan keterampilan yang wanita nelayan peroleh pada saat penyelenggaraan program P2M. P2M tahap I dilaksanakan pada bulan September tepatnya Minggu, 15 Juni 2014 di rumah koordinator wanita nelayan desa Tianyar Timur yang akan dimanfaatkan losnya untuk pendirian warung lesehan, dengan mendatangkan tim pakar dari Undiksha Singraja dengan kualifikasi akademik, diantaranya Tata Boga, Budidaya Kelautan, dan Hukum). Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan Setelah diberikan pelatihan oleh tim pelaksana dari Undiksha Singaraja, Wanita Nelayan Tianyar Timur Kecamatan Kubu dapat memahami dengan jelas materi pelatihan mengenai tata boga dalam hal mengolahan hasil tangkapan ikan yang semula keterampilan mengolahnya tidak dikuasai dan sekarang menjadi dikuasai dapat dipraktekannya menjadi beragam jenis olahan produk hasil karya olahan kuliner yang telah dilakukan pendampingan dari pihak tim pelaksana IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur. Diklat pengelolaan kawasan pesisir yang diselenggarakan bertujuan untuk menunjang tingkat pengetahuan dan wawasan nelayan tentang pemberdayaan kawasan pesisir secara tepat guna. Prosedur dan tata cara pengurusan ijin juga dilatihkan kepada wanita nelayan Tianyar Timur untuk memberikan bekal tentang pengurusan ijin usaha baik yang sifatnya individu maupun kelompok. Pengurusan ijin penting karena nantinya Wanita Nelayan Tianyar Timur dapat menggunakan SIUP yang dimiliki sebagai agunan simpan pinjam di LPD maupun BRI terdekat di tingkat Kecamatan. Keunggulan yang dapat dilihat dali pelaksanaan program, bahwa berdasarkan hasil evaluasi tidak lanjut juga terekam, beberapa manfaat praktis yang diperoleh oleh Wanita Nelayan Tianyar Timur Kecamatan Kubu melalui Pelatihan Tata Boga, Pengelolaan Kawasan Pesisir, Prosedur dan Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha, yaitu: (1) mereka mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat pemberdayaan masyarakat dari segi pengetahuan dan keterampilan, bermakna untuk penciptaan lapangan pekerjaan baru yang 29
sifatnya inovatif dari pengembangan warung lesehan laut; (2) Wanita Nelayan Tianyar Timur yang menjadi peserta pelatihan memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah pengembangan iklim usaha dengan memanfaatkan komoditas hasil tangkapan ikan secara swadaya; (3) peserta pelatihan juga mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh tentang manfaat hasil tangkapan ikan apabila dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai finansial apabila telah diolah menjadi aneka olahan kuliner laut sebagai menu handalan lesehan Sari Segara Toya Anyar. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada tabel 5.6berikut : No Jenis Data 1.
Pengetahuan tentang pengolahan bahan baku hasil tangkapan ikan menjadi produk olahan kuliner lesehan, diklat pengelolaan kawasan pesisir, dan pelatihan pengurusan ijin usaha perdagangan
2.
Pengetahuan tentang keterampilan tata boga, pengelolaan kawasan pesisir, dan pengurusan ijin usaha
Sumber Data Wanita Nelayan Tianyar Timur
Indikator
Wanita Nelayan Tianyar Timur
Pengetahuan Wanita Nelayan Tianyar Timur
Pengetahuan Wanita Nelayan Tianyar Timur
Kriteria Keberhasilan Terjadi perubahan yang positif terhadap pengetahuan pengolahan bahan baku hasil tangkapan ikan menjadi produk olahan kuliner lesehan, diklat pengelolaan kawasan pesisir, dan pelatihan pengurusan ijin usaha perdagangan
Instrumen
Terjadinya perubahan yang positif pengetahuan Wanita Nelayan Tianyar Timur tentang tata boga, pengelolaan kawasan pesisir, dan pengurusan
Pelatihan dan praktek langsung
-Praktek pengolahan produk pengolahan bahan baku hasil tangkapan ikan menjadi produk olahan kuliner lesehan, diklat pengelolaan kawasan pesisir, dan pelatihan pengurusan ijin usaha perdagangan
30
ijin usaha
Tabel 01. Indikator Keberhasilan Program IbM Wanita Nelayan Tianyar TimurTahun 2014. Keseluruhan proses transfer iptek ini dilaksanakan dengan pola pelatihan dan pendampingan terhadap Wanita Nelayan Tianyar Timur yang meliputi: Tata Boga, Pengelolaan Kawasan Pesisir, Prosedur dan Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha. Pelatihan dengan pendampingan terhadap proses produksi, pengelolaan kawasan pesisir, tata cara pengurusan ijin usaha, sehingga diharapkan kegiatan P2M yang diselenggarakan dapat menyasar penguasaan pengetahuan dan keterampilan Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur secara berkesinambungan.
31
BAB VI KEGIATAN TAHAPAKHIR PROGRAM
Kegiatan tahap akhir program yang akan dilaksanakan dalam program pengabdian kepada masyarakat “IbM KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur” pada kelompok ini adapunkegiatan pendampingan dan evaluasi yang meliputi: 1. Pendampingan pendidikan dan pelatihan Perancangan alat usaha untuk melengkapi perkakas los lesehan yang masih kosong. 2. Diklat pengelolaan kawasan pesisir desa Tianyar dalam hal pengelolaan hasil bahari dan pemberdayaan masyarakat pesisir yang disinergikan dengan pembangunan berwawasan lingkungan 3. Penataan los oleh kelompok wanita nelayanuntuk pengkondisian tempat usaha layak pakai. 4. Pelatihan tata boga,melakukan pengolahan potensi laut terutama hasil tangkapan ikan untuk bisa dihasilkan berbagai olahan kuliner dengan cita rasa khas Tianyar. 5. Pendampingan manajemen produksi dan kewirausahaan sehingga terdapat tertib administrasi pembukuan dan keuangan kelompok yang diharapkan mampu menjadikan kelompok terus berkembang kearah yang lebih baik 6. Pendampingan pengurusan SIUP UBK berupa Identitas Kelompok“Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar” sampai mendapatkan pengakuan dan ketetapan hukum 7.
Evaluasi program untuk melihat seberapa jauh program ini bermanfaat bagi kelompok wanita nelayan Tianyar Timur Dengan sisa waktu yang tersedia dari bulan Juli- Nopembertim pelaksana P2M telah
berhasil merampungkan ketujuh hal tersebut dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada kelompok wanita nelayan Tianyar Timur.
32
Ke tujuh hal tersebut sudah dapat dilaksanakan dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada Kelompok wanita nelayan Tianyar Timur yang menyasar aspek pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan. Kendala pelaksanaan program adalah sulitnya meminid waktu untuk pencapaian kesepakatan pelaksanaan kegiatan, karena umumnya peserta latihan terbentur dengan rutinitas pekerjaan harian yang menunjang perekonomian keluarga, maupun pelaksanaan kegiatan ritual adatistiadat yang lumayan padat di desa Tianyar Timur dalam kaitannya dengan paruman desa adat untuk penyelenggaraan ritual keagamaan sebagaimana layaknya masyarakat Hindu Bali pada umumnya.Jadi, untuk bisa mengkoordinir warga perlu koordinasi intensif dengan pihak kesra dan segenap jajarannya. Berkaitan dengan pengkondisian peserta program, walaupun dijumpai kendala masalah waktu selama tim pelaksana program mampu mengatasinya dengan melakukan koordinasi secara intensif dengan Perbekel Desa Tianyar Timur , staf Kesra desa Tianyar Timur, dan segenap jajaran terkait yang pada saat tahap evaluasi kegiatan memfasilitasi tim pelaksana dari segi tempat yang berupa los warung lesehan untuk dimanfaatkan sebagai tempat uji coba untuk melakukan praktek evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
33
BAB VII PENUTUP
6.1. Simpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat “IbM KelompokWanita Nelayan Tianyar Timur” di Banjar Dinas Eka Adnyana, Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, , adalah: 1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari pelatihan pembuatan alat penunjang usaha, penataan los, diklat produksi dan kewirausahaan, pelatihan tata boga, dan rancangan pengurusan SIUP UBK dapat berjalan dengan baik 2. Pelaksanaan program mampu menghasilakan luaran-luaran yang diharapkan oleh program pengabdian kepada masyarakat ini, kecuali pengurusan SIUP UBK “Warung Lesehan Sari Segara Toya Anyar” masih harus melalui proses pendaftaran.
6.2. Saran Bagi pihak terkait, yang dalam hal ini Pemerintah Desa Tianyar Timur, diharapkan dapat memberikan dukungan kemudahan kebijakan dan berbagi pengalaman dari segi wawasan pengetahuan yang ditransfer ke wanita nelayan guna menyukseskan rintisan program usaha industri rumah tangga yang telah digagas secara kolektif tersebut. Tingginya kreatifitas kelompok wanita nelayan Tianyar Timur dalam mengolah hasil tangkapan ikan menjadi hasil olahan kuliner bahari kreatif diharapkan mendapatkan perhatian khusus, sehingga menjadi keberlanjutan program dari kegiatan “IbM Kelompok Wanita Nelayan Tianyar Timur” yang saat ini masih dirintis pendirian dan keberlanjutan perkembangannya. 34
DAFTAR PUSTAKA Dasman, Raymon. 1980. Prinsip Ekologi Untuk Pembangunan, Terjemahan Idjah Soemarwoto. Jakarta: Gramedia. Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Unesco. Karama dan Abdurrachman. 1995. Kebijakan Nasional dalam Penanganan Lahan Kritis di Indonesia. Yogyakarta: BPTP Prosiding Seminar Rekayasa Teknologi Konservasi. Kurana. 2008. Sukses Mengembangkan Wirausaha. Jakarta: Grsindo. Kurniasih Dian. 2006. Pengaruh Daya Dukung Lahan dan Faktor Sosial Ekonomi terhadap Perilaku Petani dalam Konservasi Lahan Pertanian di Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Program Studi Ekonomi Pertanian, Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian, UGM. Muhadjir, N. 1993. Kepemimpinan Adopsi Inovasi untuk Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta: Rake Press. Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran Negara Nomor 33, TLN RI Nomor 3817. Pemerintah Kabupaten Karangasem. Data Statistik Desa Tianyar Tahun 2011. Karangasem: Tianyar. Suhardjo. 1988. Peranan Kelembagaan dalam Hubungannya dengan Komersialisasi Usahatani dan Distribusi Pendapatan Wilayah Kabupaten Banjar Negara Jawa Tengah. Disertasi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: UGM. Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan. Susanto, P.Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cipta.
35
36