LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENGEMBANGAN PRODUK KOSMETIK INDUSTRI RUMAH TANGGA UNTUK PERAWATAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES YANG DITUNJANG DENGAN SADAR MAKANAN SEHAT
Ketua Tim : 1. Dewi Melani Hariyadi, SSi.,MPhil, Ph.D., Apt.(Ketua),NIDN:0026027801 2. Dr. Noorma Rosita, MSi, Apt.(Anggota), NIDN: 0025126506 3. Dra. Esti Hendradi, MSi, PhD, Apt.(Anggota), NIDN: 0014115703
Dibiayai oleh DIPA Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Sumber Biaya Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Tahun 2016 Nomor 947/UN3/2016 Tanggal 22 April 2016
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2016 i
HALAMAN PENGESAHAN Judul : Pengembangan Produk Kosmetik Industri Rumah Tangga untuk Perawatan dan Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes yang Ditunjang dengan Sadar Makanan Sehat Pelaksana Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Alamat surel (e-mail) Anggota (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Intitusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung Jawab Biaya
: Dewi Melani Hariyadi, SSi., MPhil.,Ph.D.,Apt. : 0026027801 : Lektor/IIId : Farmasi/Farmasetika : 087855989394 :
[email protected] : Dr. Noorma Rosita, MSi, Apt. : 0025126506 : Universitas Airlangga : Dra. Esti Hendradi, MSi, PhD, Apt. : 0014115703 : Universitas Airlangga : Kader PKK RT 9 dan RT1 RW 5 Kel. Putatjaya Kec. Sawahan : Banyuurip Jaya RT 9 RW 5 Kel. Putatjaya Kec. Sawahan : Dewi Melani Hariyadi, SSi,MPhil,PhD,Apt. : Rp30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah)
Surabaya, 21 Oktober 2016 Mengetahui, a.n.Dekan Fakultas Farmasi, Wakil Dekan II
Ketua Tim Pengusul,
Dr. Dwi Setyawan, MSi,Apt. NIP. 197111301997031003
Dewi Melani Hariyadi, SSi.,MPhil.,Ph.D,Apt. NIP 197802262002122001 Mengetahui, Ketua Lembaga LP4M
Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com NIP.196505061993031003
ii
RINGKASAN Pencegahan penyakit diabetes mellitus serta komplikasinya merupakan tujuan utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini selain dari pemberian bekal ketrampilan serta pengembangan industri berskala kecil industri rumah tangga produk kosmetik perawatan dan pencegahan komplikasi diabetes. Masyarakat harus mengetahui pencegahan problem di kulit pada penderita diabetes serta dapat mengenali kondisi kulit kering yang bermasalah dan pencetusnya agar dapat mencegah komplikasi dibates. Selain itu membudayakan sadar makanan sehat terutama bagi penderita diabetes sangat penting agar kadar gula darah tetap terjaga dan kondisi kulit penderita juga terjaga. Produk kosmetika yang aman untuk penderita diabetes serta memberikan manfaat baik dalam perawatan maupun pencegahan komplikasi perlu diinformasikan kepada masyarakat penderita dan keluarganya. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Airlangga berusaha membagikan pengetahuan tentang Diabetes mellitus, makanan sehat bagi penderita, cara perawatan dan pencegahan komplikasi serta pembuatan produk kosmetik yang aman. Diharapkan dari pelatihan ini pengetahuan masyarakat meningkat serta masyarakat dapat membuat produk kosmetik sakal arumah tangga sebagai produk yang aman dan memiliki nilai jual untuk kebutuhan produksi skala home industry.
iii
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatNYA kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat Dana BPPTNBH Tahun 2016 ini. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dengan rasa rendah hati saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Airlangga atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada tim pengabdian kepada masyarakat. 2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga atas bantuan dan fasilitas yang diberikan. 3. Ketua LP4M Unair atas kesempatan, bantuan dan fasilitas yang diberikan. 4. Ketua Departemen Farmasetika atas bimbingan dan fasilitas yang diberikan. 5. Ketua PKK RT 09 DAN RT 01 RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya yang telah memberikan izin dan fasilitas tempat untuk terselenggaranya penyuluhan. 6. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Surabaya, 21 Oktober 2016
Penyusun
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ……………………………………...………………… HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… RINGKASAN ………………………………………………………….……… PRAKATA ……………………………………………………………………. DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………………. BAB 2. TARGET LUARAN.......……………………………………………... BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................………………………... BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI …………………………..... BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN…………..…………………………… BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… LAMPIRAN …………………………………………………………………...
v
i ii iii iv v vi vii viii 1 4 5 9 10 21 22 23
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Pelatihan………………….... 7
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19
Usia Peserta Pelatihan …………………………….……....……………................... 10 Jenis Kelamin Peserta Pelatihan………………………………………...................... 11 Peringkat Teratas Peserta Pelatihan ……………………………............................... 11 Riwayat Penyakit Peserta Pelatihan………………………...……………................. 12 Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test Peserta Pelatihan (Tahap 2)…………… 12 Kadar gula darah peserta sebelum dan setelah diberi pelatihan selama 1 bulan…………………………………………………………………….................... 13 Jenis obat yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan ……………............... 14 Jenis obat antidiabetik yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan… ……… 14 Jenis obat antihipertensi yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan…………15 Jenis obat analgesik yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan…………… 15 Jenis obat maag yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan… ………………16 Jenis obat asam urat yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan…………… 16 Jenis obat antihistamin yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan… ……… 16 Jenis vitamin dan suplemen yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan…… 17 Jenis sumber makanan yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan………… 17 Jenis karbohidrat yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan…………… ….18 Jenis protein yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan… …………………18 Jenis lemak yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan… ………………….19 Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test Peserta Pelatihan (Tahap 3) ………...…19
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11
Personalia Tenaga Pelaksana beserta Kualifikasinya…….. 24 Produk Kosmetik Lotion Foot Care……………………… 25 Brosur Pelatihan ………………………………………… 26 Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dan Bermitra dalam Pelaksanaan Program Ipteks IbM ……………………….. 27 Materi Pelatihan……………….………………………….. 33 Buku Saku…………………….…………………………... 38 Logbook ………………………………………………….. 43 Lembar Pre-test dan Post-Test …………………………... 45 Surat Undangan ………………………………………….. 47 Daftar Hadir………………….…………………………... 49 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan …………………….. 60
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
Penyakit diabetes di Indonesia merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi. Indonesia menempati urutan ke 4 untuk jumlah penderita Diabetes mellitus di dunia (data WHO). Penderita terus meningkat sejak tahun 2000 dan pada tahun 2030 diprediksi prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menujukkan prevalensi Diabetes Mellitus di perkotaan mencapai 14,7% dan 7,2% terjadi di pedesaan (Purnama, 2009). Pada populasi usia lanjut di Indonesia telah diketahui bahwa berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada usia lanjut (lansia) akan meningkat, antara lain Diabetes Mellitus. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan angka prevalensi Diabetes Mellitus di Amerika serikat 8,3%, Malaysia dan di Indonesia 2006 di dapatkan prevalensi yang tinggi 14,9% (Suyono, 2009). Prediksi tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan mencapai 28,8 juta orang atau sekitar 11.34%. Indonesia memiliki penduduk usia lanjut lebih dari 7% diatas ketentuan badan dunia sehingga digolongkan negara berstruktur penduduk tua (lansia), (Rizal, 2012). Beberapa penyebab tingginya jumlah penderita DM antara lain karena perubahan gaya hidup masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan yang rendah, kesadaran untuk menjaga kesehatan, mengatur pola makan dan minimnya aktivitas fisik juga bisa menjadi faktor penyebab prevalensi Diabetes Mellitus pada lanjut usia cenderung meningkat, hal ini karena pada lanjut usia bersifat multifaktorial yang dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa. Angka kejadian Diabetes Mellitus tipe II pada lansia terus meningkat akibat perubahan gaya hidup, terutama mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, kurangnya latihan fisik, serta faktor psikososial. Penderita Diabetes Mellitus Tipe II (Non Insulin dependent Diabetes Mellitus) terdapat dua jenis komplikasi vaskuler, yaitu komplikasi 1
makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler ini mencakup penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, stroke dan penyakit vaskulerperifer. Sementara
komplikasi
mikrovaskuler
mencakup
retinopati,
nefropati,
dan
neuropatidiabetikum (Smeltzer dan Bare, 2002). Lansia yang kurang pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan perilaku pencegahan komplikasi pada dasarnya dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, kurangnya informasi, serta faktor usia. Usia lanjut mengalami banyak penurunan fungsi, sehingga sulit untuk menerima informasi yang didapatkan. Hal ini jika diabaikan maka akan beresiko bertambah penyakit Diabetes Mellitus sehingga jatuh pada keadaan yang lebih berat dengan munculnya komplikasi penyakit Diabetes Mellitus. Salah satunya faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan komplikasi adalah rajin cek gula darah, mengubah gaya hidup sehat, melakukan aktifitas misalnya berolah raga (Tamher, S & Noorkasiani, 2009). Berdasar Profil Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2012, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk pralansia dan lansia (usia >60 tahun) sebesar 674.051 orang. Berdasarkan hasil survai pendahuluan pada posyandu di Kelurahan Putat Jaya yang memiliki 9 RW dan 91 RT memiliki jumlah kelompok lansia yang cukup tinggi. Pada kelompok lansia tersebut memiliki anggota yang beragam penyakit yang dideritanya, antara lain Diabetes Mellitus. Sekitar seperlima dari penderita diabetes yang dirawat di rumah sakit untuk masalah kaki. Sekitar 60% dari semua penderita diabetes akan mengalami beberapa jenis masalah kaki tetapi tetap diabaikan khususnya di daerah pedesaan. Pada penderita diabetes, tingginya kadar gula darah menyebabkan beberapa masalah pada kaki karena kaki rentan terhadap melekatnya kuman, bakteri, dan mikroroganisme lain. Kerusakan pada kaki yang biasa dialami penderita diabetes yaitu kerusakan saraf kaki serta buruknya aliran darah pada kaki. Kondisi tersebut akan menambah permasalahan pada penderita diabetes antara lain menyebabkan timbulnya luka atau bahkan infeksi hingga timbul gangren basah ataupun kering yang kemungkinan dapat menyebabkan kaki diamputasi/dipotong. Untuk menghindari kondisi kaki agar tidak menjadi penyakit penyerta atau penyulit karena efek paling kritis yang sering terlibat adalah kaki, maka pengaplikasian lotion foot care untuk mencegah kulit penderita menjadi kering, timbul potensi iritasi dan akhirnya rentan terhadap kerusakan pada kaki. Pelatihan pembuatan lotion foot care ini sangat penting sebagai bentuk perawatan dan pencegahan kerusakan kaki pada penderita diabetes pada kalangan masyarakat umum serta untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang diabetes. 2
Lansia penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Putat Jaya tersebut banyak yang mengatakan tidak mengetahui cara perawatan ulkus kaki Diabetes dan hanya sedikit penderita Diabetes Mellitus yang mengetahui cara perawatannya. Selain itu pembudayaan pengenalan makanan sehat bagi penderita DM juga masih banyak tidak diketahui oleh lansia tersebut. Salah satu aspek usaha tata laksana untuk peningkatan mutu layanan yang dapat menjembatani lansia dan gerakan sadar kesehatan, setiap RT memiliki kader PKK yang antara lain berfungsi sebagai kader kesehatan. Kader PKK di Kelurahan Putat Jaya ini berdasarkan survey pendahuluan merasa tidak memiliki cukup bekal untuk memberikan informasi yang benar tentang makanan sehat bagi penderita DM terutama lansia DM serta usaha pencegahan DM dan komplikasinya. Potensi kader PKK ini sebetulnya sangat besar dan merupakan peluang yang dapat dijembatani oleh tim Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Potensi kader PKK sebagai mitra ini harus terus ditingkatkan agar jumlah penderita DM dan komplikasinya terutama pada lansia menurun. Dengan mempertimbangkan latar belakang aspek kesehatan penderita DM pada lansia tersebut serta aspek tata laksana peningkatan mutu layanan kesehatan yang dimiliki oleh potensi mitra yaitu kader PKK di Kelurahan Putat Jaya yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan judul “IbM Kinerja Kader PKK Dalam Pembuatan Sediaan Kosmetik Perawatan/Pencegahan Penyakit Diabetes dan Sadar Makanan Pada Penderita Diabetes.”
1.1 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang serta pertimbangan aspek kesehatan dan aspek tata laksana peningkatan mutu layanan kesehatan tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan kesadaran penderita diabetes lansia khususnya serta masyarakat umum atau keluarga penderita umumnya tentang makanan sehat penderita diabetes dan upaya perawatan/pencegahan komplikasi penderita diabetes melalui pemuatan produk kosmetik perawatan/pencegahan komplikasi diabetes. Selain itu bagaimana upaya keluarga penderita diabetes serta kader PKK dalam memproduksi sendiri skaala kecil/rumah tangga sehingga secara tidak langsung meningkatkan kualitas kesehatan dan pendapatan ekonomi keluarga.
3
BAB 2 TARGET DAN LUARAN
2.1.
Target
Target dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini antara lain: 1. Dalam aspek kesehatan, dihasilkan peningkatan dalam bentuk kesadaran masyarakat lansia penderita DM, keluarga penderita DM serta kader kesehatan, selain kesadaran para penderita DM dari segi sadar makanan sehat, juga meningkat sadar perawatan kulit untuk merawat dan mencegah komplikasi penyakit DM. Peningkatan kesadaran dan aspek kesehatan dapat dilihat dari tidak adanya peningkatan kadar gula darah penderita DM, tidak adanya komplikasi yang menyertai penyakit DM, kondisi kesehatan kulit penderita semakin baik dari hasil pemeriksaan oleh serta kepatuhan pengisian logbook konsumsi makanan penderita diabetes selama sebulan. 2. Dalam aspek produksi, terjadi peningkatan kemampuan kader dan keluarga penderita DM dalam memproduksi industri rumah tangga produk kosmetik perawatan dan pencegahan komplikasi DM. 3. Dalam aspek sosioekonomi, terjadi peningkatan kondisi perekonomian masyarakat secara umum.
2.2.
Luaran Luaran yang dihasilkan berupa: - Buku Saku - Logbook Konsumsi makanan sehat dan obat - Logbook Kadar gula darah - Produk Kosmetik Industri Rumah Tangga - Brosur tips merawat kulit - Artikel
4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1.
Metode Kegiatan Metode kegiatan berupa: 1. Pelatihan pengenalan sadar makanan sehat bagi penderita Diabetes khususnya Lansia dan keluarga penderita. Pelatihan ini berupa ceramah serta pemberian buku saku berisi daftar makanan sehat, serta pengisian logbook konsumsi makanan penderita diabetes dan obat yang dikonsumsi selama 1 bulan. Pelatihan diberikan 2 kali. 2. Pelatihan pembuatan lotion foot care pada ibu-ibu kader PKK ada 2 kelompok dengan menggunakan alat peraga dan ceramah. Pelatihan ini diberikan 2 kali selama program yaitu saat pertama direkrut sebagai mitra kader serta saat bersama warga peserta pelatihan. Sedangkan untuk masyarakat peserta pelatihan diberikan sebanyak 2 kali juga. 3. Pengukuran gula darah penderita diabetes dilakukan 2 kali sebelum peserta diberi pelatihan dan sesudah pelatihan serta pengamatan kondisi kulit pederita dan dicatat semua testimoni yang ada.
3.2. Tahapan pelaksanaan Pelaksanaan program Ipteks IbM dilaksanakan dalam waktu 8 (delapan) bulan mulai Maret hingga Oktober 2016. 1. Persiapan (Analisis situasi, rapat persiapan, review budget dan persiapan peralatan & perlengkapan, cek kesiapan lokasi, penjadwalan, dll) 2. Pembuatan buku saku dan logbook pelatihan 3. Pembuatan produk kosmetik perawatan penderita diabetes 4. Pelatihan Tim Dosen dan mahasiswa 5. Pelatihan Kelompok Kader 6. Pelatihan penderita diabetes, keluarga penderita dan masyarakat Partisipasi mitra dalam kegiatan ini yang merupakan kader PKK telah memiliki kemampuan dasar berkomunikasi dengan baik, serta akan mengumpulkan data-data penderita diabetes dan keluarganya. Kader PKK ini juga menyediakan tempat pelatihan serta berkontribusi dalam membantu pelaksanaan pengukuran gula darah penderita diabetes dengan bekerjasama 5
dengan pihak puskesmas maupun mandiri karena telah memiliki pengetahuan teknis dan kemampuan melakukan pengecekan gula darah lansia di keluarahan Putat Jaya. Selain itu, kader PKK tersebut dapat memotivasi para keluarga penderita untuk membuat produk kosmetik industri rumah tangga. 3.3. Jadwal Kegiatan Bulan
Kegiatan
Keterangan
Agustus
- Penyusunan proposal pengabdian masyarakat - Analisis situasi, rapat persiapan Rapat persiapan lanjutan, review budget, persiapan peralatan Pembuatan buku saku, logbook pelatihan Optimasi formula, bahan, dan cara pembuatan lotion foot care - Pembuatan brosur, finalisasi buku saku dan logbook - Penyusunan laporan kemajuan Pelatihan mitra kader (pelatihan tahap 1)
September
-
Maret
April Mei Juni Juli
-
Oktober
-
-
Pelatihan peserta lansia penderita diabetes & keluarga penderita serta masyarakat umum (pelatihan tahap 2) Analisis hasil pelatihan tahap 2
Pelatihan peserta lansia penderita diabetes & keluarga penderita serta masyarakat umum (pelatihan tahap 3) Analisis hasil pelatihan tahap 3 Penyusunan laporan akhir
6
Tim dosen FFUA
Tim dosen FFUA Tim dosen FFUA Tim dosen & staf FFUA Tim dosen FFUA
- Tim dosen FFUA yang memimpin dari awal hingga akhir kegiatan Mitra kader mendampingi tim dosen FFUA untuk mendampingi para lansia penderita diabetes dan keluarganya dalam pengisian logbook. - Tim dosen FFUA yang memimpin dari awal hingga akhir kegiatan - Mitra kader mendampingi tim dosen FFUA untuk mendampingi para lansia penderita diabetes dan keluarganya dalam pengisian logbook. - Mitra kader yang memimpin dari awal hingga akhir - Mitra kader mereview hasil logbook konsumsi makanan selama 1 bulan dan obat serta kondisi kulit dan lain-lain. - Analisis data dilakuka oleh tim dosen, mitra kader dan mahasiswa FFUA.
Acara pelatihan ini telah dilakukan di dua lokasi kegiatan yakni di balai RW 05 Kel.Putatjaya Kec. Sawahan serta di Lapangan RW 5 Kel. Putat Jaya Kec.Sawahan pada tanggal 5 Agustus (Tahap 1), 7 September (Tahap 2), dan 14 Oktober (Tahap 3) dengan susunan acara sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Waktu 08.00 - 08.15 08.15 - 08.20 08.20 – 09.20 09.20 – 12.00 12.00 – 12.30 12.30 - 12.40 12.40 – 13.00
Acara Sambutan Ketua Tim Pembagian Brosur dan pre test Penyajian Materi Pelatihan, Pembuatan dan Demo Tanya Jawab, post test Penyerahan suvenir Penutup
Rincian kegiatan: TAHAP 1: Pelatihan Mitra Kader Kesehatan Tim RT 09 dan RT 01 RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya TAHAP 2: Pemeriksaan kesehatan peserta (kadar gula darah dan kondisi kulit penderita sebelum perlakuan pemberian produk kosmetik perawatan DM) dan Pelatihan Produk Kosmetik Rumah Tangga Untuk Perawatan dan Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Yang Ditunjang Dengan Sadar Makanan Sehat yang dilakukan oleh Tim Pengmas FF Unair, Kader Kesehatan dan Mitra Kader RT 01 dan RT 09 RW 05 Banyu Urip Jaya. TAHAP 3: Pemeriksaan kesehatan peserta (kadar gula darah dan kondisi kulit penderita setelah perlakuan) dan Pelatihan Produk Kosmetik Rumah Tangga Untuk Perawatan dan Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Yang Ditunjang Dengan Sadar Makanan Sehat yang dilakukan oleh Kader Kesehatan dan Mitra Kader RT 01 dan RT 09 RW 05 Banyu Urip Jaya secara mandiri.
Pelatihan dilakukan meliputi bentuk: ceramah, pembuatan sediaan, diskusi/tanya jawab dengan warga RT 01 dan RT 09 RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya baik penderita diabetes, keluarga penderita maupun warga yang berpotensi menderita diabetes.
7
Jadwal Pelaksanaan Tahap 1 Tempat Tanggal pelaksanaan Waktu Peserta yang hadir
: Balai RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya : Jumat, 5 Agustus 2016 : 08.00-13.00 WIB : Mitra Kader Kesehatan sebanyak 6 orang
Jadwal Pelaksanaan Tahap 2 Tempat Tanggal pelaksanaan Waktu Peserta yang hadir
: Lapangan Balai RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya : Jumat, 7 September 2016 : 08.00-13.00 WIB : Warga RT 01 dan RT 09 RW 05 Banyu Urip Jaya sebanyak 60 orang
Jadwal Pelaksanaan Tahap 3 Tempat Tanggal pelaksanaan Waktu Peserta yang hadir
: Lapangan Balai RW 05 Banyu Urip Jaya Surabaya : 14 Oktober 2016 : 08.00-13.00 WIB : Warga RT 01 dan RT 09 RW 05 Banyu Urip Jaya sebanyak 60 rang
3.4. Analisis Data Analisis data akan dilakukan dari buku logbook yang dikumpulkan, hasil pre dan post test yang diolah dari para peserta pelatihan pengabdian masyarakat.
8
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Universitas Airlangga memiliki Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga (LP4M) yang mempunyai tugas mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian, menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Adapun fungsi dari LP4M antara lain: 1. Pelaksanaan penelitian ilmiah murni dan terapan 2. Pelaksanaan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu untuk menunjang pembangunan 3. Pelaksanaan penelitian untuk pendidikan dan pengembangan institusi 4. Pelaksanaan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni serta pengembangan konsepsi pembangunan nasional, wilayah, dan/atau daerah melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan/atau badan lainnya baik di dalam negeri maupun dengan luar negeri 5. Pelaksanaan publikasi hasil penelitian 6. Pelaksanaan urusan tata usaha Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni 7. Meningkatkan relevansi program Universitas sesuai dengan kebutuhan masyrakat 8. Pelaksanaan pemberian bantuan kepada masyrakat untuk melaksanakan pembangunan. Dengan adanya visi, misi, tugas serta fungsi yang dimiliki oleh LP4M ini merupakan kunci utama terlaksananya semua program pengabdian kepada masyarakat ini. Dukungan penuh dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan pengabdian kepada Masyarakat salah satunya, dapat dipastikan setiap kegiatan akan sampai pada masyarakat dengan manfaat yang maksimal bagi seluruh masyarakat sekitar lingkungan Universitas Airlangga.
9
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pelatihan dibagi kedalam tiga tahapan dimana masing-masing tahapan diukur perkembangan pengetahuan peserta pelatihan. Pada tahap I dapat disimpulkan semua mitra kader memiliki pengetahuan yang cukup untuk memuai pelatihan tahap berikutnya serta mudah memahami semua materi yang diberikan oleh tim dosen FFUA. Semua mitra kader antusias mengikuti penjelasan dari tim dan mengajukan pertanyaan serta diskusi dan memperhatikan cara pembuatan produk kosmetik lotion foot care (Lampiran). Pelaksanaan kegiatan tahap II dan III dapat dilihat hasilnya dalam bentuk data demografi meliputi jenis kelamin, usia, riwayat penyakit serta riwayat obat yang digunakan peserta pelatihan. Gambar 1-5 menunjukkan data-data tersebut dari peserta pelatihan tahap 2 dan 3.
Gambar 1. Usia Peserta Pelatihan
10
Gambar 2. Jenis Kelamin Peserta Pelatihan
Gambar 3. Peringkat Teratas Peserta Pelatihan
Dari gambar 1-3 dapat diperoleh data usia peserta secara umum meman lanjut usia (diatas 50 tahun) dan mayoritas adalah perempuan. Untuk penyakit yang diderita peserta pelatihan memang penyakit diabetes (90%), sedangkan peringkat berikutnya adalah darah tinggi dan kolesterol yang secara umum memang penyakit yang banyak diderita lansia. Sedangkan penyakit lain yang diderita oleh peserta pelatihan dapat dilihat pada gambar 4.
11
Gambar 4. Riwayat Penyakit Peserta Pelatihan
Hasil pelaksanaan kegiatan yang juga dapat diukur yaitu evaluasi hasil pre test dan post test. Data rekapitulasi hasil penilaian pre-test dan post-test pada tahap 2 dapat dilihat perubahannya melalui gambar 5.
Gambar 5. Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test Peserta Pelatihan (Tahap 2)
12
Selain penilaian pre dan post test, pada tahap 2 ini peserta diukur kadar gula darah sebagai hasil kadar gula darah sebelum diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang diabetes, komplikasinya, makanan sehat, obat antidiabetes serta cara perawatan diabetes dan pencegahannya. Kemudian peserta pelatihan dibantu oleh mitra kader memulai pengisian log book makanan dan obat yang dikonsumsi selama 1 bulan kedepan. Evaluasi hasil pada tahap 2 pada pre dan post test menunjukkan ketidakpahaman yang masih tinggi pada peserta pelatihan karena mereka belum mendapatkan materi penyuluhan. Setelah diberikan materi penyuluhan dan pelatihan, pemahaman meningkat. Hasil pelaksanaan pada tahap 3 ini peserta diukur kadar gula darah akhir sebagai hasil kadar gula darah sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang diabetes, komplikasinya, makanan sehat, obat antidiabetes serta cara perawatan diabetes dan pencegahannya. Kemudian mitra kader mengumpulkan logbook konsumsi obat dan makanan selama 1 bulan. Hasil pengukuran kadar gula darah pada pelaksanaan tahap 3 menunjukkan hasil yang positif yaitu penurunan kadar gula darah peserta pelatihan (Gambar 6). Setelah 1 bulan pelatihan dan pencatatan makanan yang dikonsumsi, kadar gula pada saat pengecekan tahap 3 mengalami penurunan yang signifikan dari 16 orang yang pada sebelum pelatihan kadar gula darahnya diatas 300 menjadi 5 orang. Demikian jumlah peserta yang kadar gula darahnya antara 100-200 mengalami kenaikan setelah 1 bulan artinya jumlah peserta yang kadar gulanya menurun dari >300 mengalami peningkatan.
Gambar 6. Kadar gula darah peserta sebelum dan setelah diberi pelatihan selama 1 bulan 13
Hasil lain yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini setelah logbook konsumsi makanan dan obat dievaluasi antara lain jenis makanan yang dikonsumsi oleh peserta pelatihan. Dari gambar 4 dan 7 dapat dilihat korelasi riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi oleh peserta pelatihan yatu mayoritas juga merupakan obat antidiabetik misalnya metformin, glimepiride dan insulin.
Gambar 7. Jenis obat yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan
Data lengkap dari obat-obat yang dikonsumsi oleh peserta pelatihan selama 1 bulan juga direkam dalam gambar 8-14.
Gambar 8. Jenis obat antidiabetik yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan 14
Gambar 9. Jenis obat antihipertensi yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan
Gambar 10. Jenis obat analgesik yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan
15
Gambar 11. Jenis obat maag yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan
Gambar 12. Jenis obat asam urat yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan
Gambar 13. Jenis obat antihistamin yang digunakan peserta pelatihan selama 1 bulan 16
Gambar 14. Jenis vitamin dan suplemen yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan
Dalam logbook konsumsi makanan juga dapat diketahui jenis makanan yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan pemantauan (Gambar 15). Tampak dari hasil, bahwa konsumsi terbesar pada karbohidrat, protein dan lemak.
Gambar 15. Jenis sumber makanan yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan 17
Untuk rincian jenis karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi peserta pelatihan dapat dilihat pada gambar 16-18.
Gambar 16. Jenis karbohidrat yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan
Gambar 17. Jenis protein yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan
18
Gambar 18. Jenis lemak yang dikonsumsi peserta pelatihan selama 1 bulan
Selanjutnya pada akhir pelaksanaan kegiatan tahap 3 dilakukan evaluasi terhadap pre dan post test peserta yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 19.
Gambar 19. Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test Peserta Pelatihan (Tahap 3)
Evaluasi hasil pada tahap 3 pada pre dan post test menunjukkan peningkatan yang sangat drastis pemahaman dari peserta pelatihan dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Bahkan peningkatan pemahaman ini juga dapat diukur dari awal pre test yang dibandingkan hasil pre test tahap 2 sudah mengalami peningkatan, demikian pula pada post testnya dari soal-soal yang berjumlah 10 soal yang dibuat sama. Dengan demikian akhir dari kegiatan pengabdian 19
masyarakat bertahap ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit diabetes dan komplikasinya. Serta pemahaman jenis makanan sehat bagi pencegahan serta penderita diabetes. Selain itu peningkatan aktivitas mitra kader yaitu mengelola pembuatan produk kosmetik skala rumah tangga yang selain dapat membantu perekonomian keluarga juga dapat mencegah kulit menjadi semakin kering, gatal bahkan terjadi luka dan komplikasi lainnya. Berbagai testimoni dan komentar positif dari mitra kader maupun warga peserta pelatihan menggambarkan kegiatan pengabdian masyarakat IbM ini telah memberikan manfaat yang besar bagi aspek kesehatan dan sosial ekonomi.
20
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Kegiatan pengabdian masyarakat IbM ini telah memberikan hasil dan manfaat yang
dapat dirasakan oleh mitra kader dan masyarakat peserta pelatihan baik penderita diabetes maupun non penderita serta keluarga penderita. Hasil peningkatan pemahaman yang signifikan ditunjukkan dari hasil post test dalam beberapa tahap. Kemampuan menghasilkan produk kosmetik lotion foot care skala rumah tangga oleh mitra kader mulai pemesanan bahan, pembuatan serta pemasaran di lingkungan sekitarnya telah dibuktikan oleh mitra kader dan tingginya antusias masyarakat untuk memperoleh produk tersebut dan menggunakannya karena efek positifnya kulit menjadi lebih lembab dan tidak mudah gatal teriritasi. Selain itu, penurunan kadar gula darah juga dapat dipertahankan karena masyarakat sudah mengenali makanan sehat dan aman bagi penderita diabetes. Kegiatan ini menghasilkan manfaat positif dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi.
6.2.
Saran
Perlunya dilaksanakan kegiatan sejenis pada kelompok masyarakat penderita diabetes dari daerah lain secara berkelanjutan demi menurunkan angka penderita diabetes dan komplikasinya dan meningkatkan perekonomian keluarga sebagai skala terkecil dari perekonomian negara.
21
DAFTAR PUSTAKA Al-assaf, A.F., 2003, Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional, Jakarta, EGC Biro Pusat Statistik, 2006, Laporan Sosial Indonesia, Jakarta, Biro Pusat Statistik Fathoni, A., Anis I., Lilik H., 2007, Perbedaan Latihan Fisik Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Terhadap
Glukosa
Darah
Penderita
Diabetes
Mellitus,journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=2341&med=29&bid.pdf. Diakses Fitria, A., 2009, Diabetes (Tips Pencegahan Preventif dan Penanganan), Yogyakarta, Venus Gardner, A. W., L. I. Katzel, J. D. Sorkin., D. D. Bradham., M. C. Hochberg., W. R. Flinn., A.P. Goldberg, 2001, Exercise rehabilitation improves functional outcomes and peripheral circulation in patients with intermittent claudication: a randomized controlled trial. Journal of the American Geriatrics Society 49(6): 755. Diakses 8 Juli 2012 Hardywinoto, Setyabudi , 2005, Panduan Gerontologi : Tinjauan dari Berbagai Aspek, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama Indriyani, P., Heru, S., Agus, S., 2004, Pengaruh Latihan Fisik:Senam Aerobik Terhadap Penurunan Glukosa Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah PuskesmasBukateja Purbalingga, ejournal.undip.co.id/ index. php/medianers /article/download/717/pdf. Diakses 22 Desember 2011 Jovita, S., Leonard, K., Katrin, K., Michelle, P., dan Suka, A., 2010, Rerata Durasi Penderita Diabetes Melitus Terkena Nefropati Diabetik Sejak Terdiagnosis Diabetes Melitus Pada Pasien Di Poliklinik Geriatri Rsup Sanglah, IPTEKMA Volume 2 No.1, 01-04. 2010 ISSN: 2086-1354. Diakses 15 Juni 2012 Lumenta, N.A., 2006, Manajemen Hidup Sehat (Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhanya), Jakarta, Elex Media Komputindo Maryam, S., Mia, F.E, Rosidawati, Ahmad, J., Irwan, B., 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta, Salemba Medika Misnadiarly, 2006, Diabetes Mellitus Gangren Ulcer dan Infeksi (Mengenali Gejala Menanggulangi Mencegah Komplikasi), Jakarta, Pustaka Populer Obor PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia), 2002, Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta, CV Aksara Buana Rochmah, W., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut, Jakarta, Pusat Penerbitan IPD FKUI 22
Saryono, 2009, Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Mitra Cendekia Press Sheri, R.C., Ronald, J.S., Bo Fernhall., Judith, G.R., Bryan J.B., Richard, R.R., Lisa, C., Ann, L.A., Barry, B., 2010, Exercise And Type 2 Diabetes, Diabetes Care 33:e147– e167, 2010. Diakses 15 Juni 2012 Stephen, J.M.P., William, F.G., 2007, Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Jakarta, EGC Soegondo, S., 2005, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini Dalam Pelaksanaan
23
LAMPIRAN Lampiran 1. Personalia tenaga pelaksana beserta kualifikasinya No.
Nama Lengkap
1
Dewi Melani Hariyadi, SSi., MPhil.,Ph.D.,Apt.
2
Dr. Noorma Rosita, M.Si., Apt.
3
Dra. Esti Hendradi, Apt., MSi., Ph.D
4
Dr. Tristiana Erawati, MSi,Apt.
5
Prof. Dr. Widji Soeratri, DEA,Apt.
6
Dr. Retno Sari,MSc,Apt.
7
Dra. Toetik Aryani,MSi,Apt.
8
Ari Ardhi Asih
9
Chafifullah
10
Milhatul L
11
Sisielia L.
24
Lampiran 2. Produk Kosmetik Lotion Foot Care
25
Lampiran 3. Brosur Pelatihan
26
Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dan Bermitra dalam Pelaksanaan Program Ipteks IbM
27
28
29
30
31
32
Lampiran 5. Materi Pelatihan 1) Materi Perawatan Kaki Bagi Penderita Diabetes (7 September dan 14 Oktober 2016)
33
34
35
2) Materi Produk Kosmetik Industri Rumah Tangga Lotion Foot Care (7 September & 14 Oktober 2016)
36
37
Lampiran 6. Buku Saku
38
39
40
41
42
Lampiran 7. Logbook 1) Logbook Pemeriksaan Kadar Gula Darah Dan Kondisi Kulit
43
2) Logbook Pemantauan Konsumsi Makanan dan Konsumsi Obat
44
Lampiran 8. Lembar Pre-Test dan Post-Test
PRE-TEST/POST-TEST 7 September & 14 Oktober 2016 Pilih satu jawaban yang benar 1. Seseorang dinyatakan menderita sakit diabetes apabila A. Suka makan makanan yang manis B. Kadar gula dalam darah tinggi C. Mempunyai masalah pada kulit D. Kadar insulin tinggi E. Suka minum air 2. Diabetes dapat menyebabkan problem/masalah pada : A. Siku B. Kaki C. Lengan D. Telinga E. Telapak tangan 3. Insulin adalah suatu bahan kima yang berfungsi ... A. Membantu masuknya gula dari kaki kedalam sel B. Merupakan bahan kimia yang dihasilkan di lambung C. Meningkatkan kandungan gula dalam darah D. Menurunkan kandungan gula pada lambung E. Merusak gula dalam sel 4. Berikut ini adalah hal yang terjadi akibat masalah pada kaki, kecuali ... A. Sulitnya penyembuhan luka B. Kepekaan rasa meningkat C. Penurunan aliran darah D. Kerusakan pada syaraf E. Kadar gula yang tinggi 5. Untuk mengetahui suhu air yang akan digunakan untuk mandi ddengan menggunakan ... A. Telapak tangan B. Ujung jari C. Lengan D. Siku E. Kaki 6. Pemilihan sepatu yang baik untuk kesehatan kaki adalah yang ... A. Bahannya dari plastik B. Bagian depan runcing C. Bagian yang keras D. Sepatu olahraga E. Sepatu yang terbuka 45
7. Lotion dioleskan pada kulit, kecuali ... A. Lengan bawah B. Lengan atas C. Sela-sela jari D. Kaki E. Tumit 8. Berikut adalah untuk melindungi kulit Anda dari sinar matahari kecuali ... A. Menggunakan tabir surya dengan SPF 15 B. Memakai sarung tangan C. Memakai penutup mulut D. Memakai sepatu E. Memakai topi 9. Lotion sebaiknya disimpan di... A. Dekat wastafel B. Lemari obat C. Lemari makan D. Di dapur E. Ruang tamu 10. Untuk menjaga kulit agar lebih bersih dan kering maka ... A. Ketika mandi bila menggunakan air hangat gunakan sabun yang mengandung pelembab B. Biarkan air yang berada pada bawah lengan, bawah payudara, dan di antara jari kaki C. Yang harus dikeringkan setelah mandi adalah dibagian wajah saja D. Setelah mencuci dikeringkan dengan diangin-anginkan E. Setelah mencuci tangan tidak perlu dibilas
46
Lampiran 9. Surat Undangan
47
48
Lampiran 10. Daftar Hadir 1) Daftar Hadir Tahap 1 Mitra Kader
49
2) Daftar Hadir Tahap II (7 September 2016)
50
Lanjutan lampiran 10.
51
Lanjutan lampiran 10.
52
Lanjutan lampiran 10.
53
Lanjutan lampiran 10. 3) Daftar Hadir Tahap III Tim Dosen & Mahasiswa FFUA (14 Oktober 2016)
54
4) Daftar Hadir Tahap III Mitra Kader (14 Oktober 2016)
55
56
57
58
59
Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan 1) Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Tahap I (5 Agustus 2016)
60
2) Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Tahap II (7 September 2016)
61
62
3) Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Tahap III (14 Oktober 2016)
63
64
65