IbIKK
LAPORAN AKHIR HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2012
Judul Ketua
: INSEMINASI BUATAN : Prof. Dr. Ir. Trinil Susilawati, MS
Anggota
: Ir. Kuswati, MS Dra. Nur Ducha, M.Si
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor : 156/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/III/2012, Tanggal 6 Maret 2012
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya 2012
1
2
RINGKASAN DAN SUMMARY IbIKK INSEMINASI bUATAN Kuswati, Trinil Susilawti dan Nur Ducha Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang RINGKASAN Pendahuluan. Inseminasi Buatan (IB) telah dilaksanakan secara intensif adalah pada sapi perah dan populasi sapi perah terbanyak terdapat di Jawa Timur, yaitu 231.408 ekor, yang tergabung dalam koperasi. Inseminasi Buatan juga telah dilakukan pada sapi potong, akan tetapi sampai saat ini belum ada koperasi yang khusus menangani sapi potong, walaupun sudah banyak terbentuk kelompok-kelompok sapi potong. Populasi sapi potong di Jawa Timur menduduki urutan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, jumlah sapi potong secara nasional meningkat dan peningkatan populasi tersebut terjadi pada propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Barat. Populasi kambing di Jawa Timur sebanyak 2.822.912 ekor yang menyebar diseluruh kota dan kabupaten. Besarnya potensi populasi kambing di Jawa Timur, menunjukkan potensi yang besar untuk mengembangkan usaha dengan perbaikan mutu genetik menggunakan Inseminasi Buatan (IB). Berdasarkan data-data tersebut menunjukkan pada program ini dapat dilakukan mengingat pasarnya masih terbuka. Metode Program IbIKK. Kegiatan IbIKK menghasilkan tiga jenis produk, yaitu: pengencer semen dan pengencer semen beku sexing, spiculum modified dan kambing, sedangkan produk jasa meliputi: Diklat manajemen dan uji kualitas semen, diklat Inseminasi Buatan (IB) pada kambing, diklat pendirian usaha peternakan kambing, diklat Pembuatan Unit semen Cair dan Diklat sexing Spermatozoa. Pada saat ini program IbIKK mempunyai 20 ekor kambing induk lokal dengan 3 pejantan Boer murni. Kambing lokal tersebut dilakukan Crossing dengan Boer dan Peranakan Ettawa, anak-anak hasil keturunannya diseleksi sesuai dengan standar bibit atau kualitas potong. Secara umum peralatan yang ada di Laboratorium reproduksi sebagai laboratorium uji telah mencukupi untuk uji kualitas dan produksi pengencer, sedangkan lokasi perbibitan yang berkerjasama dengan HAS Boerhasil mencukupi untuk pengembangan perbibitan selanjutnya. Peralatan yang ada di laboratorium Reproduksi 2 buah , 2 buah container dengan kapasitas 10 liter dan 20 leter, 3 buah inseminasi gun, 2 buah mikropipiet dan alat uji kualitas berserta perlengkapannya. Sedangkan di unit perbibitan 1 buah mixer dan 3 unit kandang. Hasil Kegiatan. Metode sexing yang dipilih adalah menggunakan metode sentrifugasi gradien densitas percoll, sedangkan pengencer dasar yang digunakan terdiri dari a 2 macam yaitu menggunakan tris modified dan andromed. Pada metode ini dibutuhkan pengencer semen sexing dengan menggunakan densitas percoll yang dibuat secara gradual, yaitu 20%, 25%, 30%,35%,40%,45%,50%,55%,60% dan 65% yang masing-masing dibuat 5 ml atau sama dengan 10 kali ulangan proses sexing spermatozoa. Untuk produksi pengencer masih dalam taraf menstabilkan produk. Spikulum modified kaca yang dihasilkan dengan dengan bahan baku tabung yang terbuat dari bahan kaca dengan kapasitas 25 ml. Pada ujungnya diberi lubang denganbor kaca. Spikulum modified plastic yang dihasilkan dengan bahan baku paralon dengan ukuran diameter 2 cm yang digabung dengan ujung sirink dengan kapasitas 5 ml, yang dibuat sesuai design dari speculum buatan USA. Produksi kambing berasal dari induk kambing lokal pilihan yang di Crossing dengan Boer atau Peranakan Ettawa dengan kualitas unggul, sehingga akan diperoleh bibit dengan produktivitas tinggi. Selama kegiatan tahun ini belum diproduksi kambing karena masih dalam taraf perkawinan dan crossing, sehingga anak keturunan belum dilahirkan. Telah dilalaksanakan pelatihan IB satu kali dengan jumlah peserta 15 orang, dari kelompok ternak 2 orang, wirausahawan 2
3
orang (salah satu peserta dari Australia), 1 orang alumni dan 10 orang mahasiswa semester akhir. Kesimpulan. Proses produksi pengencer semen masih dalam taraf menstabilkan produk. Telah diproduksi speculum modified sebanyak 50 unit. Produksi kambing masih dalam proses crossing. Pelatihan IB telah dilakukan sebanyak 1 kali diikuti 15 orang peserta. Berdasarkan perhitungan cash flow pada tahun ini diperoleh keuntungan Rp. 3.955.000,Kata kunci: IB,IbIKK
4
THE ACTIVITY OF IbIKK : ARTIFICIAL INSEMINATION Kuswati, Trinil Susilawati and Nur Ducha Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang SUMMARY Background : Artificial Insemination (AI) have worked intensively at dairy cattle and dairy cattle population most in East Java is 231.408 ekor, who are members of cooperatives. AI also been conducted in beef , but until now there is no special handling cooperative beef cattle. Beef cattle population in East Java, Indonesia's highest ranks.Goat population at 2.822.912 as East Java head spread throughout the city and country. The high of the potential goat population in East Java, demonstrated great potential to develop the business with improved genetic quality using Artificial Insemination. Based on these data show the program can be done given the market is still open. Methods Program IbIKK: Activities IbIKK produces three types of products, namely: semen diluter and frozen semen sexing diluter , spiculum modified and goats, while services include product. Training and test semen quality management, training Artificial Insemination (AI) in goats. Training Development and Training Unit Liquid semen sexing spermatozoa. At this time the program has 20 goats IbIKK local parent with 3 stud pure Boer. Local Goat Crossing was done by Boer and Filial Ettawa, the calf of the offspring are selected in accordance with the standards of quality breed or sloughter . In general, the equipment in the laboratory as a laboratory reproduction tests have been sufficient to test the quality and production of diluent, while breeding locations are working with HAS Boerhasil sufficient for the development of the next breeding. Equipment in the laboratory of Reproductive 2 pieces, 2 pieces of container with a capacity of 10 liters and 20 leter, 3 pieces insemination gun, 2 pieces mikropipiet and test equipment along with quality equipment. While in the breeding unit mixer 1 unit and 3 unit enclosure. Event Results: Sexing method is selected using Percoll density gradient centrifugation method, whereas diluent basis used consists of a 2 kinds of uses modified tris and andromed. In this method of sexing semen diluent needed using Percoll density made gradually, ie 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60% and 65% respectively made 5 ml or equal to 10 times the repetition process sexing spermatozoa. For diluter still in the stage production of the product stabilizes. Spikulum modified glass produced with the raw material tube made of glass with a capacity of 25 ml. At the end of a hole with a drill glass. Spikulum modified plastic produced with PVC materials with a diameter of 2 cm were combined with the end sirink with capacity of 5 ml, made to the design of artificial speculum USA. Goat production are from the local goat choices in Crossing the Boer or Fillial Ettawa with superior quality, so that would be obtained seeds with high productivity. During this year's activities have not produced goat because it is still in early stages of breeding and crossing, so the unborn offspring. Has dilalaksanakan IB training once the number of participants 15 people, of a group of cattle 2 people, entrepreneurs 2 people (one participant from Australia), 1 the alumni and 10 students last semester. Conclusion: The production process of semen diluter still in stabilizing the product. Has produced 50 units modified speculum. Goat production is still in the process of crossing.
5
Training AI has done as much as 1 times followed 15 participants. . Based on the calculation of cash flow this year earned a profit of Rp. 3.955.000, Key word : Artificial Insemination, IbIKK
6
DAFTAR PUSTAKA Aalsheth dan Saacke. 1985. Morphological change of the Acrosome on Motile Bovine Spermatozoa Due to Storage at 4°C. J. Reprod. Fert. (74) : 473 – 478 Amirat L. B., Tainturier D., dan Anton M. 2007. Use of Egg Compounds for Cryoprotectan of Spermatozoa, in Bioactive Egg Compouds by Huopalahti R., Fandifino R.L., Anton M., dan Schade R. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg. Bansal A.K. dan Bilaspuri G.S. 2010. Impact of Oxidative Stress and Antioxidants on Semen Functions. J. Veterinary Medicine International. (2011). Bergeron, A. and Manjunath, P. (2006), New insights towards understanding the mechanisms of sperm protection by egg yolk and milk. Molecular Reproduction and Development. 73 : 1338–1344. Chairussyuhur A., Sanchez-Partida L.G., Maddocks S., dan Setchell B.P. 1993. Quail Yolk and Coconut Extract in Diluents for Storage of Ram Semen at 30 and 5°C. Proc. 25 th Ann. Conf. Austr. Soc.Rep.Biol., Dunedin, New Zealand. (25) : 72. Chakrabarty J., Banerjee d., Debasish P., Joydeep De, Ghosh A., Majumber G.C. 2007. Shedding off Specific Lipid Constituens from Sperm Cell Membrane During Cryopreservation. J. Cryobiology. (54) : 27 – 35. Church K.E. dan Graves C.N. 1976. Loss of Acrosin Spermatozoa Following Cold Shock : Protective Effect of Seminal Plasma. J. Cryobiology. (13) : 341 – 346 Cravens, D.W., 1996. Strategic Marketing. 4th Edition. Jilid 1. Alih bahasa : Lina Salim. Erlangga Jakarta. Daryanto, 2011. Sari Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. De Pauw l., Van Soom A., Moes D., Verberckmoes S., dan de Kruif A. 2003. In Vitro Survival of Bovine Spermatozoa Store At Room Temperature Under Epididymal Condition. J. Theriogenology. (59) : 1093-1107 Foote R.H. 2002. The History of Artficial Insemination : Selected Notes and Notables. Am Soc Amin Sci : 1 – 10. Foote R.H., Parks J.E. 1993. Factors affecting preservation and fertility of bull sperm: a brief review. Reprod Fertil Dev. (5) : 665-673. Gillan, L., Evans, G dan W.M Maxwell. 2005. Flow Cytometric Evaluation of Sperm Parameters in Relation to Fertility Potential. Theriogenology. 63: 413-457 Hafez E.S.E. 2008. Preservation and Cryopreservation of Gamete and Embryos, in Reproduction in Farm Enimal by B. Hafez and E.S.E Hafez. 2008. Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore, Marryland. USA : 82 - 96 Hammerstedt RH, Graham JK, Nolan JP. 1990. Cryopreservation of mammalian sperm: what we ask them to survive. J Androl. (11) : 73-88. Holt WV. 2000. Basic aspects of frozen storage of semen. Anim Reprod Sci. (62) : 3 - 22.
7 Kasryno, F dan N. Syafaat. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektoral dan Wilayah. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dalam Era Otonomi Daerah (Penyunting : I.W. Rusastra et al) Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. . Mursid, 2010. Manajemen Pemasaran. Penerbit Bumi Aksara bekerja sama dengan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Said dan Intan, 2004. Manajemen Agribisnis. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Swasta, B.D.H., 1979. Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta. Shannon P. 1978. Factors affecting semen preservation and conception rates in cattle. J Reprod Fertil. (54) : 519-527. Sugoro I. 2009. Kajian Bioetika: Pemanfaatan Inseminasi Buatan (IB) untuk Peningkatan Produktivitas Sapi. Intitut Pertanian Bogor. Bogor. Susilawati, T. 2000. Analisis Membran Spermatozoa Sapi Hasil Filtrasi Sephadex Dan Sentrifugasi Gradient Densitas Percoll Pada Proses Seleksi Jenis Kelamin. Disertasi pasca sarjana Unair Surabaya. Verbercmoes S., Van Soom A., Dewulf J., dan de Kruit A. 2005. Comparison of Three Diluents For The Storage of Fresh Bovine Semen. J. Theriogenology. (63) : 912 – 922. Vishwanath R, Shannon P. Storage of bovine semen in liquid and frozen state. Anim Reprod Sci 2000; 62: 23-53. Vishwanath R, Pitt CP, Shannon P. Sperm numbers, semen age and fertility in fresh and frozen bovine semen. Proc NZ Soc Anim Prod 1996; 56: 31-34. Vishwanath and Shannon. 1997. Do sperm cells age? A Riveiw physiological changes in sperm during storage at ambient temperature. J. Reproduction, Fertility and Development. No.9 (3) 321-332