LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT HIBAH KKN-PPM
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM USAHA TANITERNAK MULTIKULTUR BERBASIS ZERO WASTE DI KAWASAN LAHAN KERING GEROGAK
OLEH: Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si (NIDN. 0019056805) Drs. Anjuman Zukhri, M.Pd (NIDN: 0012055302) Drs. Ida Bagus Mardana, M.Si (NIDN:0027086402)
Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor:443/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/VI/2013 Tanggal 24 Juni 2013
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2013 i
LEMBAR PENGESAHAN ============================================================== Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dalam Usaha Tani-Ternak Multikultur Berbasis Zero Waste di kawasan lahan kering Gerogak Kecamatan Gerokgak
1. Judul KKN-PPM
:
2. Lokasi (Kec/kab/prop) 3. Penanggung Jawab
:
Nama Jabatan/pangkat/gol Alamat
: : :
Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si Lektor Kepala/Pembina Tk I/IVB BTN Banyuning Indah B. 36 Singaraja Bali
Telepon/HP
:
(0362)25890/ - /08164722721 (0362)25072/(0362)25335
[email protected] Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha.
Fax e-mail 4. Lembaga/Pusat Studi/Fak/Jur Pengusul 5. Lembaga/institusi mitra Nama Lembaga Penanggung Jawab
Alamat & Telp/Fax
6. 7. 8.
9.
Bidang Kerja/Usaha DPL yang diusulkan (Nama dan Fakultas) Jumlah Mahasiswa Biaya yang Diusulkan Dikti Mahasiswa Pemkab. Buleleng DIPA Undiksha Periode Pelaksanaan
Mengetahui, Ketua LPM Undisha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP. 195901011984031003
: : :
: Pemkab. Buleleng : Putu Agus Suradnyana, S.T
:
Jln. Pahlawan 1 Singaraja 81117 Bali Tlp (0362) 27834 : Bupati Buleleng : 1. Drs. Anjuman Zukhri, M.Pd 2. Drs. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si : 60 orang : Rp : Rp. 90. 000.000,: Rp. : Rp. : Rp. Mei-Oktober 2013 Singaraja, 12 Novemberl 2013 Penanggung jawab,
Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si NIP. 196805191993031001
ii
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM USAHA TANI-TERNAK MULTIKULTUR BERBASIS ZERO WASTE DI KAWASAN LAHAN KERING GEROGAK
oleh, I Putu Wisna Ariawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha
[email protected]
ABSTRAK Tujuan pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap ketahanan pangan dan energi di kawasan lahan kering Gerogak melalui pengembangan desa mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Terdapat 6(enam)desa yang dipilih menjadi lokasi KKN-PPM yaitu: desa Patas, desa Gerokgak, desa Sangggalangit, dan desa Musi. KKNPPM diikuti oleh 60 mahasiswa. Setiap desa didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa. Metode pelaksanaan KKN-PPM meliputi tahapan pembekalan, penerjunan ke desa, pembimbingan/pendamingan, monitoring/evaluasi, dan penarikan mahasiswa. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan KKN-PPM
adalah: (1)
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya tani-ternak multikultur berbasis zero waste, dan (2) meningkatnya ketahanan energi dan pangan masyarakat.
Kata-kata kunci: KKN-PPM, pemberdayaan masyarakat, tani-ternak multikultur, desa Mandiri, lahan kering
iii
DEVELOPING RURAL THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT IN BUSINESS BASED ON ZERO WASTE OF MULTICULTURAL CATTLEFARMER IN LAND AREA DRY OF GEROGAK
by , I Putu Wisna Ariawan Faculty of Mathematics and Natural Sciences Ganesha Education University
[email protected] ABSTRACT The aim of KKN - PPM was to reduce societal vulnerability to food and energy security in dry land areas Gerogak through independent village development through community empowerment in livestock farm - based multicultural zero waste. There were 6 ( six ) villages selected to be the location of KKN - PPM namely : Patas village, village Gerogak, Sangggalangit village, and the village of Musi. KKN - PPM followed by 60 students. Each village was distributed each 10 students. KKN - PPM implementation methods include the debriefing stage, jump to the village, coaching/scaffolding, monitoring / evaluation, and student withdrawal. The results are expected to be obtained from the implementation of KKN - PPM are: (1) increasing the knowledge and skills of people in farm - livestock farming based multicultural zero waste, and (2) increasing energy security and food communities Key words : KKN-PPM , community development , farm - livestock multicultural , village Independent , dry land
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-NYA pelaksanaan kegiatan P2M KKN-PPM DP2M Dikti ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. Terlaksananya kegiatan P2M KKN-PPM DP2M Dikti ini adalah berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada yth: 1. Direktur P2M Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta 2. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 3. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 4. Dosen dan mahasiswa Undiksha atas peran sertanya. Semoga kerjasama yang baik ini dapat dipelihara dan ditingkatkan pada masamasa mendatang dan semoga pula hasil kegiatan KKN-PPM DP2M ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan GerokgakBuleleng.
Singaraja, 12 Desember 2013 Tim Pelaksana
v
DAFTAR ISI
JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I. Pendahuluan
1
BAB II. Target Luaran
9
BAB III. Metode Pelaksanaan
10
BAB IV. Kelayakan Perguruan Tinggi
17
BAB IV. Hasil Pelaksanaan IbW
19
BAB IV. Penutup
26
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Potensi Unggulan Kecamatan Gerokgak merupakan wilayah terluas di kabupaten Buleleng (26%). Kecamatan Gerokgak beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1651 mm dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan Wilayah Kecamatan (PPWK) Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, tahun 2011). Kecamatan Kabupaten Buleleng memiliki batas-batas wilayah seperti ditunjukkan pada gambar 1(A): Utara: Laut Bali; Timur:Kabupaten Karangasem; Selatan: Kabupaten Jemberana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli; Barat: Selat Bali. Wilayah kecamatan Gerokgak sebagai wilayah pelaksanaan KKN-PPM mempunyai batas-batas seperti ditunjukkan pada gambar 1(B); Utara: Laut Bali; Timur: Kecamatan Seririt; Selatan: Kabupaten Jemberana; Barat : Kabupaten Jemberana. Berdasarkan struktur kepemerintahannya, wilayah Gerokgak terdiri atas 14 desa, 74 dusun, Banjar dinas serta 13 desa adat. Keadaan tanahnya sebagian besar kering/tegalan yang hanya dapat ditanami tanaman hortkultura, palawija, perkebunan, beberapa diantaranya persawahan. Penggunaan lahan di kecamatan Gerokgak adalah sebagai beriktu: (1) lahan tanah : 35.675 ha; (2) lahan tegalan : 5.877 ha; (3) lahan perkebunan 1.073 ha; (4) pekarangan: 507 ha; (5) tambak 263 ha; (6) tanah negara 27.135 ha; lainlain 318.61 ha. Data ini menunjukkam bahwa wilayah Gerokgak memiliki potensi aset tanah yang cukup luas. Kecamatan Gerokgak beriklim tropis dengan curah hujan ratarata 1651 mm dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan Wilayah Kecamatan (PPWK) Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, tahun 2008). Hampir 80% sumber pencaharian masyarakat berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan. Wilayah Gerokgak memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1651 mm3 dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan Wilayah Kecamatan
(PPWK)
Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, tahun 2008). Wilayah Gerokgak memiliki aset lahan yang paling luas di kabupaten Buleleng dengan topografi wilayah pantai dan perbukitan, yakni perpanduan antara laut dan pegunungan (nyegara-gunung) beriklim tropis, dengan pemandangan pantai yang indah dan vegetasi variatif membentang dari daerah perbukitan sampai ke pantai, dengan curah hujan relatif sangat rendah. Walupun 1
memiliki potensi alam yang cukup kaya, namun wilayah Gerokgak menyumbangkan jumlah angka kemiskinan, angka pengangguran, buta aksara, putus sekolah, kekurangan pangan yang cukup besar, seperti yang ditemukan di desa Patas, Gerokgak, Sanggalangit, Musi, Penyabangan dan Pemuteran yang ada dekat dengan pusat kota kecamatan (Dunia, 2010). Di sisi yang lain, Mardana (2010) mengemukakan bahwa masyarakat di Wilayah Gerokgak sangat rentan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan energi bahan bakar. Faktor iklim telah membentuk budaya tani-ternak monokultur dan tradisional, dimana ekstensifikasi dan intenfikasi tani-ternak belum mampu memenuhi kebutuhan minimal masyarakat. Di samping itu, kelangkaan dan tingginya harga minyak tanah untuk energi bahan bakar memasak sehari-hari merupakan masalah yang sering memperkuat balutan kemiskinan masyarakat. Potensi aset lahan yang begitu luas, belum mendapat penggarapan yang maksimal. Keadaan tanahnya sebagian besar kering/tegalan yang hanya dapat ditanami tanaman hortikultura, palawija, perkebunan, dan beberapa diantaranya persawahan. Lapisan top soil tanah relatif sangat tipis dengan tingkat kesuburan yang terbatas, karena tanah bersifat poros, sehingga sulit menyimpan air tanah. (BPPT, 2007). Pada musim hujan, wilayah keempat desa ini nampak subur dan menghijau, namun bila musim kering (kemarau), maka 6(enam) desa ini nampak kering dan gersang. Hanya beberapa tumbuhan tertentu seperti kelapa dan hotikultura tertentu yang nampak tumbuh, dan penduduk kesulitan dalam penyediaan pangan dan pakan ternak yang memadai. Pada musim hujan, penduduk berkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari melalui pertanian, dan peternakan, namun permasalahan muncul saat musim kemarau (musim kering), pada saat mana penduduk kesulitan untuk menyediakan pangan dan pakan ternak. Aktivitas pertanian sering ditinggalkan dan beralih profesi menjadi buruh, dan ternak mulai dijual dengan harga minimum. Budidaya pertanian dan peternakan masih tradisional, yang miskin dengan sentuhan ipteks, membuat masyarakat Gerokgak terus bergelut dengan kemiskinan, khususnya dalam mencukupi kebutuhan seharihari(Mardana, 2010). Pengembangan pertanian-peternakan tradisional yang tidak ramah lingkungan, sering menimbukan persoalan sanitasi lingkungan dan sumber wabah penyakit. Pada saat musim hujan, limbah ternak-tani tercecer dan dibuang sembarangan sehingga merusak sanitasi lingkungan dan berpotensi bagi penyebaran wabah penyakit. Sedangkan saat musim kemarau, limbah ini sering menebarkan bau kurang sedap yang 2
menjadi sumber polusi udara bagi masyarakat Gerokgak. Padahal limbah pertanian dan peternakan, melalui penerapan ipteks dapat dirubah menjadi sumber pakan ternak, pupuk organik dan sumber energi bakar alternatif biogas melalui sistem tani-ternak multikultur berbasis zero waste,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di wilayah lahan kering di wilayah Gerokgak. Bertolak dari Renstra kecamatan Gerokgak dan kebijakan Bappeda kabupaten Buleleng dan LPM Undiksha, maka pelaksanaan KKN-PPM di kecamatan Gerokgak akan dipilih enam kawasan wilayah berdekatan yang meliputi, yaitu: desa Patas, desa Gerokgak, desa Sanggalangit, desa Musi, desa Penyabangan, dan desa Pemuteran, seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Laut Bali KKN-PPM
Kecamatan Gerokgak
Kab. Jembarana
Keterangan: (B)
(A)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
DESA PATAS DESA GEROKGAK DESA SANGGALANGIT DESA MUSI PENYABANGAN PEMUTERAN
Laut Bali 6
5 4 3
Kab. Jembarana
2
1
(C)
Gambar 1. Lokasi dan Batas Wilayah KKN-PPM Enam
desa ini mempunyai batas wilayah utara (Laut Bali), Timur (desa
Celukancawang, kecamatan Gerokgak), Barat (desa Sumber Kima, kecamatan Gerokgak), Selatan (kabupaten Jemberana). Usulan pemilihan desa-desa lokasi KKNPPM didasarkan pertimbangan kritis-reflektif terhadap (1) banyaknya kantong-kantong 3
kemiskinan yang perlu dientaskan, (2)
kerentanan ketahanan pangan dan energi
masyarakat, (3) tingginya disparitas potensi aset (lahan, tani, ternak) yang dimiliki penduduk dengan rendahnya kualitas hidup masyarakat, (4) rendahnya kesehatan sanitasi lingkungan dan tingginya laju pengrusakan areal hutan, serta (5) perlunya eskalasi-progresif dalam edukasi dan pembudayaan program aksi tani-ternak multikultur untuk mensukseskan program simantri (pertanian terintegrasi) pemerintah daerah.
1.2 Permasalahan Meskipun memiliki aset tanah pekarangan,
dan perkebunan yang cukup
memadai bagi setiap keluarga, namun budaya masyarakat yang selalu menyandarkan kebutuhan hidup dan kebutuhan ternak ke hutan di dekat desa, sering membebani hutan secara berlebihan. Saat musim hujan, hutan sering menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk pakan ternak dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat, namun saat musim kemarau, hutan sering dirambas untuk memperoleh kayu bahan bakar untuk keperluan memasak dan lain-lain. Budaya tani-ternak masyarakat hanya bersifat musiman, saat musim hujan, intesifikasi tani-ternak cukup progresif, namun saat musik kemarau sering masyarakat meninggalkan aktivitas bertani-ternak, dan pergi keluar kota untuk menjadi buruh, tukang dan pekerjaan serabutan lainnya. Kontinuitas dan mekanisme pengolahan aset lahan yang cukup luas di tingkat keluarga dan komunitas yang tidak tertangani secara sistemik, merupakan akar munculnya masalah kemiskinan, jeleknya sanitasi lingkungan dan kerusakan hutan yang selalu mengancam masyarakat Gerokgak. Bila budaya ini diteruskan maka wilayah Gerokgak sepanjang waktu akan didera masalah kekeringan dan kekurangan pangan/energi sepanjang tahun. Bertolak dari kondisi faktual ini, diperlukan upaya eskalasi proses edukasi progresif untuk mentraformasi budaya masyarakat, mulai dari tingkat keluarga, kelompok dan masyarakat desa untuk menyadarkan, mengkapasitaskan, dan mendampingi masyarakat dalam membangun kultur tani-ternak terpadu-holistik, dan pemanfaatan energi alternatif biogas dari limbah tani-ternak. Dengan daya dukung luas wilayah yang cukup memadai, dengan kuantitas jumlah petani dan peternak yang cukup signifikan, wilayah kecamatan ini sangat berpotensi bisa memenuhi kebutuhan pangan-energi dan meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat menuju wilayah desa-desa yang mandiri pangan-energi. Aset lahan dan 4
budaya tani-ternak yang dimiliki setiap keluarga di wilayah Gerokgak sering tidak dijadikan pijakan dalam membangun kemandirian
pangan dan energi masyarakat.
Ketidakmampuan masyarakat untuk membeli energi bahak bakar
untuk keperluan
memasak kebutuhan konsumtif dan produktivitas ekonomi sering dikompensasi dengan eksplorasi dan pembabatan hutan secara berlebihan, baik untuk pemenuhan pangan maupun sebagai bahan bakar. Hal ini, merupakan kondisi faktual kelemahan masyarakat mulai dari tingkat keluarga sampai di tingkat desa dalam pengelolaan budidaya taniternak sebagai mata pencaharian pokok masyarakat setempat. (Mardana, 2010) Sebenarnya upaya-upaya peningkatan produksi pertanian dan
peternakan sudah
dilakukan, melalui program penelitian dan pendapingan dari BPPT Propinsi Bali (Laporan BBPPT provinsi Bali, 2007) dalam program Primatani, namun nilai ekonomi produksi pertanian dan peternakan masih relatif sangat kecil. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam peningkatan nilai
ekonomis produk, rendahnya intensitas masyarakat yang bergerak dalam bidang wirausaha/perdagangan, kurangnya diversifikasi produk, dan sistem mekanisme pasar yang belum berpihak pada masyarakat desa. Dari paparan di atas, secara eksplisit dapat dirumuskan permasalahan utama yang ada di kecamatan Gerokgak, khususnya 6(enam) desa yang menjadi sasaran program KKN-PPM yakni: (1) kerentanan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan pangan baik di musim hujan maupun musin kemarau, dan (2) kesulitan masyarakat mendapatkan sumber energi bakar non-migas yang murah dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan, (3) derajat kesehatan yang rendah akibat sanitasi lingkungan yang tidak sehat akibat penanganan limbah taniternak yang tidak profesional.
Hasil penelitian yang dilakukan Mardana (2010)
menunjukkan bahwa kerentanan pangan, energi dan kesehatan masyarakat sebagian besar bersuber dari (1) rendahnya budaya kerja dan produktivitas ekonomi masyarakat, khususnya produktivitas pertanian-peternakan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat menyebabkan rendahnya pendapatan perkapita dan pendapatan keluarga. Pedahal potensi alam dan dukungan program dan komitmen pemerintah dan institusi lain relatif cukup tinggi, dan (2) minimnya terapan teknologi tepat guna di masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian dan peternakan yang dapat mengantarkan desa-desa di kawasan ini sebagai desa mandiri pangan dan energi, khususnya dalam konteks 5
pengimplementasian budaya tani-ternak multikultur untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan pengolahan limbah tani-ternak menjadi energi biogás untuk pemenuhan kebutuhan energi masyarakat.
Budi daya pertanian dan peternakan, yang
ada saat ini masih bersifat tradisional, monokultur, dengan pengagarapan yang parsial, dan kurang profesional sehingga belum mampu meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian energi masyarakat dan menumbuhkembangkan dinamika perekonomian masyarakat.
1.3 Upaya untuk Mengatasi Masalah Program masyarakat
solutif yang visible dapat diajukan untuk mengentaskan kerentanan dalam
ketahanan
pangan
dan
energi
dapat
dilakukan
dengan
memberdayakan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Esensi dari usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste adalah proses siklis yang mepertautkan diversifikasi aktivitas bertani dan beternak secara multikultur, sehingga memberikan kebermanfaatan maksimal bagi keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan dimulai dari tingkat keluarga, kelompok, banjar dan desa dengan menggunakan metode the sustainable livelihood approach (SLA). Perilaku bertani-beternak tradisional masyarakat yang begitu lama terkondisi oleh marginalitas wilayah yang kering perlu ditransformasi melalui edukasi dan pemberdayaan secara masif dan sistemik dengan melibatkan mahasiswa KKN-PPM. Pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste terfokus pada aspek (1) mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan aset lahan untuk bercocok tanam dalam rangka pemenuhan kebutuhan makan dan pakan, dengan pola tanam tumpang sari, (2) mengedukasi dan melibatkan masyarakat untuk beternak dengan sistem perkandangan yang dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah untuk energi-biogas dan pengawetan pakan ternak, dan (3) mengedukasi, melatih dan melibatkan masyarakat dalam pembuatan pupuk organik (bio-organic fertilizer) dengan pemanfaatan limbah tani-ternak yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah di kawasan lahan kering sehingga dapat menyemai pertanian organik yang mandiri. Secara skhematik, sistem usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste dapat ditunjukkan pada gambar 2.
6
Fermentor (Trichoderma)
PANGAN Budidaya intensif
Awetan Pakan
TERNAK SAPI/BABI
TANAMAN
-
Penyiapan pakan Kandang menetap Probiotik IB Keswan
Kotoran
ENERGI
Ternak Dekomposer
Gambar 2. Skhema Sistem Tani-ternak Multikultur Berbasis Zero Waste Kerentanan masyarakat Gerokgak terhadap ketahanan pangan dan energi disadari sepenuhnya oleh Pemerintah kabupaten Buleleng propinsi Bali. Berbagai program aksi telah dicanangkan, mulai dari bantuan fisik dan non-fisik sampai pada pemberdayaan masyarakat dalam program pembangunan desa. Motivasi dan kontribusi Pemkab Buleleng dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat di kecamatan Gerokgak sangat tinggi. Hal ini disampaikan oleh Bupati Buleleng saat audiensi pengusulan dan pembahasan program KKN-PPM dan kerjasama Undiksha dan Pemkab Buleleng pada tanggal 1 April 2013, sebagai repleksi kritis terhadap upaya mewujudkan desa di kawasan lahan kering Gerokgak menjadi kawasan mandiri pangan dan energi. Pemkab Buleleng sangat konsent dengan peningkatan pendapatan asli daerah sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Buleleng dan pengurangan kemiskinan. Dalam audensi tersebut, melalui Setkan, Pemkab Buleleng sangat membutuhkan kerjasama semua pihak terutama Undiksha dalam turut menyukseskan programprogram pengentasan kemiskinan dan peningkatan PAD Buleleng disamping programprogram pendidikan, kesehatan dan partisipasi gender. Usulan pemberdayaan masyarakat dalam konteks pengentasan kemiskinan, khususnya meningkatkan ketahanan pangan dan energi masyararakat sangat diharapkan Pemkab Buleleng dalam mengakselerasi pencapaian pembangunan Buleleng yang pada tahun 2011 ini bertema ”meningkatkan Pembangunan Sosial Ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran” (RKPD Buleleng, 2011). Jalinan kerjasama Pemkab Buleleng dengan Undiksha tidak saja dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam bidang-bidang lain seperti kehutanan, pemetaan potensi 7
(GIS), kesehatan (kerjasama akademi kebidanan,
Undiksha dan RSUD Buleleng),
pembinan desa tertinggal, sensus, life skill dan sebagainya. Untuk itu pemberdayaan masyarakat miskin di kawasan kecamatan Gerokgak melalui program KKN-PPM yang diusung oleh pemerintah kabupaten Buleleng, Undiksha, Dikti akan dapat terlaksana sesuai dengan rencana, apalagi didukung oleh motivasi masyarakat yang sangat berkeinginan untuk menyelenggarakan program-program aksi pengentasan kemiskinan di wilayahnya untuk mengantarkan desa-desa di kawasan ini menjadi desa mandiri pangan dan energi. Tujuan
pelaksanaan
Pengabdian
kepada
Masyarakat
melalui
KKN-PPM
“Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Mandiri Melalui Usaha TaniTernak Multikultur Berbasis Zero Waste Di kecamatan Gerokgak adalah : (1) meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengoptimalisasi potensi aset lahan yang dimiliki untuk kegitan aktivitas produksi pertanian-peternakan, (2) meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam aktivitas produksi pertanianpeternakan multikultur berbasis zero waste, (3) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan menuju kawasan desa mandiri pangan dan energi, (4) meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat
melalui usaha
pertanian-peternakan
multikultur berbasis zero waste, (5) membudayakan masyarakat untuk menggunakan energi bakar alternatif biogás dari pengolahan limbah pertanian dan peternakan, dan (6) mentransformasi perilaku dan budaya masyarakat melalui rekayasa sosial ekonomi yang produktif bertolak dari kearifan local masyarakat.
8
BAB II TARGET LUARAN Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan KKN-PPM melalui “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Mandiri Melalui Usaha TaniTernak Multikultur Berbasis Zero Waste Di kecamatan Gerokgak” adalah: (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya tani-ternak multikultur berbasis zero waste, yang secara operasional ditunjukkan oleh skor pengetahuan dan ketrampilan pola tani-ternak multikultur, (2) meningkatnya ketahanan energi dan pangan keluarga, kelompok tani-ternak (poktan) dan gabungan kelompok tani-ternak (gapoktan) melalui budaya tani-ternak multikultur, yang secara operasional ditunjukkan oleh ketersediaan dan diversifikasi tani-ternak multikultur, serta peningkatan income keluarga dan masyarakat, (3) instalasi reaktor biogas pengolahan limbah tani-ternak di tingkat keluarga, poktan dan gapoktan, yang secara operasional ditunjukkan oleh jumlah unit reaktor biogás yang terinstalasi di setiap keluarga petani miskin, poktan dan gapoktan yang menjadi sasaran dalam KKN-PPM, (4) Publikasi ilmiah pada jurnal terakreditasi tingkat nasional, dan (5) rumusan kebijakan dan rekomendasi bagi Undiksha dan Pemkab Buleleng dalam menindaklajuti program KKN-PPM secara swadana dan swakelola. Secara keseluruhan, hasil pelaksanaan KKN-PPM ini diharapkan dapat mentransformasi budaya masyarakat bertani-ternak tradisional menjadi bertani-ternak mutikultur sehinga dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (mandiri pangan), sekaligus membangun budaya masyarakat dalam penggunaan energi alternatif biogás untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Melalui pelaksanaan KKN-PPM diharapkan dapat menjadi starting-point dalam pengembangan desa mandiri di kawasan lahan kering di kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, provinsi Bali. Keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat Gerokgak dalam pengembangan kawasan desa mandiri pangan dan mandiri energi melalui usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gerokgak, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan di wilayah lahan kering kecamatan Gerokgak.
9
BAB III METODE PELAKSANAAN 2.1 Persiapan 1.
Penetapan Kelompok Sasaran (a) Kelompok sasaran program KKN-PPM mencakup: (i) 60 keluarga miskin di
wilayah KKN-PPM, masing-masing 10 keluarga petani miskin per desa, yang ada di desa Patas, Gerokgak, Sanggalangit, Musi, Penyabangan, dan Pemuteran di kecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng, dan (ii) 6(enam) kelompok tani-ternak (poktan) di wilayah KKN-PPM, masing-masing 1 (dua) kelompok tani (poktan) per desa, yang ada di desa Patas, Gerokgak, Sanggalangit, Musi, Penyabangan, dan Pemuteran di kecamatan Gerokgak kabupaten Buleleng. (b) Mahasiswa berjumlah 60 orang yang bertugas: (1) Memberikan pemahaman dan praktek langsung untuk bekerja secara
interdisipliner dan lintas sektoral serta
mendewasakan cara berfikir, bertindak dan berkomunikasi untuk berbaur dan berpartisapasi dalam pusaran aktivitas pembangunan sosial-ekonomi masyarakat, (2) Mempraktekkan langsung pemanfaatan potensi aset masyarakat untuk usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste di tengah masyarakat, (3) Memahami dan dapat merasakan permasalahan yang ada di pedesaan, khususnya yang bertautan dengan pengembangan desa mandiri pangan dan energi, (4) Membentuk sikap dan rasa cinta, kepedulian sosial, dan tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat dalam kontes pengentasan kemiskinan, (5) Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program-program pengembangan dan pembangunan, (6) Membimbing mahasiswa agar menjadi seorang inovator, motivator, dan problem solver, dan (7) Memberikan pengalaman dan ketrampilan kepada mahasiswa sebagai kader pembangunan. (c) Pemerintah daerah Bantuan pikiran dan tenaga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya bertautan dengan aspek pengentasan kemiskinan melalui pembudayaan usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste di wilayah lahan kering, Meningkatkan ketajaman analisis perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan desa mandiri pangan dan energi di wilayah marginal lahan kering di 10
kecamatan Gerokgak, memperoleh ide baru yang diperlukan dalam program pengembangan masyarakat mandani menuju komunitas masyarakat yang mandiri, dan menyiapkan kader penerus pembangunan di tingkat desa. (d) Perguruan tinggi (1) Adanya umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan daerah, kearifan lokal masyarakat, sehingga dapar dijadikan pijakan dalam pengajuan usulan penelitian dan pengabdian yang berbasis pada kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat, (2) Terjalinnya kerjasama antara instansi pemerintah atau departemen lainnya dengan Perguruan Tinggi, dan (3) IPTEK yang bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah pembangunan dapat dilakukan oleh perguruan tinggi. 2.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi partisipatif KKN–PPM Perencanaan KKN-PPM meliputi aktivitas (1) persiapan, (2) pembekalan, (3)
penerjunan ke lokasi. Persiapan KKN-PPM akan meliputi kegiatan (i) sosialisasi program KKN-PPM secara horizontal (mahasiswa dan masyarakat sasaran) dan vertikal (instansi struktural terkait di lingkungan Undiksha dan pemkab. Buleleng), (ii) koordinasi dengan kelompok sasaran, dan (iii) penyiapan kelengkapan administrasi dan perlengkapan baik bagi panitia pelaksana maupun mahasiswa peserta KKN-PPM. Tahap pembekalan mahasiswa akan meliputi kegiatan (i) pemberikan pengetahuan umum terkait dengan kompetensi sosial, tatakrama, etika, dan komunikasi dan proses adaptasi dan asimilasi di desa, (ii) pelatihan penguasaan ipteks yang bertautan dengan model tani-ternak multikultur berbasis zero waste, (iii) evaluasi pembekalan KKNPPM. Tahap penerjunan ke lokasi meliputi kegiatan (i) pelepasan dan penyerahan mahasiswa KKN-PPM dari Undiksha ke aparat desa secara resmi, (ii) pengangkutan mahasiswa KKN ke desa, dan (iii) penempatan mahasiswa di masing-masing keluarga miskin sasaran. Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM akan terstratifikasi menjadi tiga, yakni (1) tingkat keluarga miskin binaan, (2) tingkat kelompok tani-ternak (poktan)/gapoktan dan (3) tingkat desa. Di masing-masing desa, yakni desa Patas, Gerokgak, Sanggalangit, Musi, Penyabangan dan Pemuteran akan diterjunkan masing-masing 10 mahasiswa. Di setiap 11
desa, setiap mahasiswa wajib memberdayakan 1(satu) KK miskin, dan 10 (sepuluh) mahasiswa di setiap desa secara kolektif wajib memberdayakan poktan/ gapoktan/ kelompok masyarakat desa dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste sebagai program pokok KKN-PPM dan program bantu KKN-PPM dibawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing (DPL). Pada akhir kegiatan KKN-PPM dilakukan evaluasi kegiatan, yang meliputi evaluasi terhadap (1) untuk kelompok sasaran dilihat dari aspek (i) jumlah masyarakat dan mitra yang terlibat (partisipasi) pada setiap kegiatan yang dilakukan, (ii) jumlah demplot fisik yang dihasilkan, (iii) peningkatan pendapatan masyarakat, (2) untuk mahasiswa peserta KKN-PPM dilihat dari aspek (i) laporan pelaksanaan KKN-PPM sebagai dasar untuk menilai jejak rekam aktivitas mahasiswa melaksanakan KKN-PPM, (ii) catatan harian, (iii) ujian akhir presentasi dan klarifikasi aktivitas KKN-PPM mahasiswa dan (3) tim pelaksana KKN-PPM yang meliputi aspek (i) input, output dan outcome dan kegiatan KKN-PPM, (ii) keterserapan dana, dan (iii) publikasi ilmiah dan rekomendasi kebijakan/keberlanjutan.
2.2 Pelaksanaan 1.
Persiapan dan Pembekalan (a) Mekanisme pelaksanaan KKN–PPM Rangkaian mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN tematik meliputi survei lokasi
KKN, negosiasi mitra, penandatanganan nota kesepakatan kerjasama, pengurusan perizinan, pembekalan mahasiswa, penerjunan mahasiswa, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi, penarikan mahasiswa serta pembuatan laporan, (b) Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM yang perlu diberikan kepada mahasiswa, yakni : (i) materi persiapan, meliputi pengetahuan dan keterampilan teknis dalam pertanianpeternakan multikultur berbasis zero waste, dan (ii) materi pembekalan. Pembekalan dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu: (a) pembekalan umum yang meliputi orientasi umum program KKN PPM, lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan desa, etika dan tata krama masyarakat desa, dan (b) Pembekalan Khusus Tematik meliputi (i) pertanianpeternakan multikultur, (ii) instalasi biogas, (iii) pengolahan pupuk organik, dan (iv) pengawetan pakan ternak.
12
2.
Pelaksanaan di Lapangan
a.
Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam melakukan pemberdayaan kelompok sasaran adalah
metode SLA (Sustainable Livelihood Approach) Pemberdayaan masyarakat dengan mwtode the Sustainable Livelihood Approach (SLA) pada dasarnya upaya pelibatan (partisipasi) masyarakat/keluarga/komunitas masyarakat untuk belajar dan beraktivitas secara berkelanjutan dengan cara unik mereka menjalani hidup dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka melalui usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Menurut Ellis (1998), the sustainable livelihood approach (SLA) is the process by which rural families construct a diverse portfolio of activities and social support capabilities in their struggle for survival and in order to improve their standards of livings. Hal ini didukung oleh Olivier Serrat ( 2008), yang menyatakan bahwa “ The sustainable livelihoods approach is a way of thinking about the objectives, scope, and priorities for development activities. It is based on evolving thinking about the way the poor and vulnerable live their lives and the importance of policies and institutions.
b. Langkah-langkah Operasional Langkah-langkah operasional
yang perlu dilakukan untuk
mengatasi
permasalahan adalah sebagai berikut: (1) Sosialisasi pentingnya pertanian-peternakan multikultur berbasis zero waste sebagai roda penggerak aktivitas kehidupan sosioekomoni masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan dan energi panas (biogás)
untuk
menyadarkan
(awareness)
masyarakat
miskin
desa
dalam
mengoptimalkan pemberdayaan aset lahan dan potensi tani-ternak yang dimiliki masyarakat secara fungsional, (2) Mengedukasi kelompok sasaran KKN-PPM tentang pendidikan Ipteks dalam rangka pengkapasitasan (capaciting) masyarakat miskin dalam pengimplementasian pola tani-ternak multikultur dengan sistem pengolahan limbah menjadi biogás, dan bio-organic fertilizer, (3) Mendampingi (scaffolding) masyarakat dalam instalasi reaktor bio-gás, pengolahan bio-urine, dan produksi pupuk organik, (4) Memotivasi
masyarakat
dalam
membentuk
lembaga
pranata
sosial-ekonomi
(institutionalization), seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.
13
Gambar 3. Siklus budidaya tani-ternak multikultur berbasis zero waste c. Volume Pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) Setiap mahasiswa harus melakukan pekerjaan sebanyak 156 JKEM dengan rincian 108 JKEM guna melaksanakan program pokok KKN-PPM, dan 48 JKEM guna melaksanakan program pendukung atau tambahan program KKN-PPM selama 2 bulan. Tabel 1. Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) No 1. 1.1
Nama Pekerjaan
1.2
Persiapan KKN-PPM Sosialisasi program kepada kelompok sasaran Jaring aspirasi
1.3
Koordinasi
1.4 2 2.1
Persiapan pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan KKN-PPM Pola pertanian multikultur
2.2
Instalasi kandang koloni sapi/pengawetan pakan ternak Istalasi kandang koloni babi pengawetan pakan ternak Instalasi kandang koloni ayam pengawetan pakan ternak
2.3 2.4
Program
Volume (JKEM)
Keterangan
Sosialisasi di masing-masing desa Jaring aspirasi di masingmasing desa Koordinasi dengan mitra/narasumber/sasaran Pembekalan KKN
6
Undiksha
6
Undiksha
6
Undiksha
Penanaman bibit pertanian multikultur Membangun unit kandang koloni sapi Membangun unit kandang koloni babi Membangun unit kandang koloni babi
14 24 16 16 12
Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM
14
2.5
Instalasi biogas limbah sapi
2.6
Instalasi biogas limbah babi
2.7
Instalasi biogas limbah ayam
2.8
Pembuatan pupuk organik
2.9
Keluarga asuh, kebersihan,sanitasi lingkungan, reboisasi 3 Monev & Pelaporan Total Volume Pekerjaan
Membangun unit reaktor biogas sapi Membangun unit reaktor biogas sapi Membangun unit reaktor biogas sapi Edukasi pembuatan pupuk organik Edukasi Monev & Pelaporan
14 14 14 20
Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM Lokasi KKN-PPM
24 4 n x JKEM 60x190= 11400 JKEM
Undiksha n = jumlah mahasiswa
2.3 Rencana Keberlanjutan Program Rencana jangka panjang dari kegiatan ini adalah sinergisitas pencanangan KKNPPM Undiksha dengan Pemerintah kabupaten Buleleng, dan pihak swasta secara swadana dan swakelola secara terus menerus setiap tahun untuk mengawal proses partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa mandiri pangan dan energi di kawasan lahan kering Gerokgak dan atau kawasan lahan kering lainnya, seperti di kecamatan Tejakula dan kecamatan Kubutambahan, yang masih berada di wilayah kabupaten Buleeng.
Atas dasar hasil kegiatan KKN-PPM, Pemerintah kabupaten
Buleleng akan memiliki dokumen yang mengindikasikan potensi aset masyarakat di kawasan lahan kering Gerokgak khusunya, dan kawasan kering lainnya di kabupaten Buleleng secara lengkap dengan informasi yang valid tentang profil kemiskinan, model partisipasi masyarakat dalam pembangunan termasuk pelaksanaan program percontohan tani-ternak multikultur berbasis zero waste.untuk dapat menghantarkan suatu kawasan marginal yang rentan terhadap ketahanan pangan dan energi menjadi kawasan yang mandiri pangan dan energy. 2.4 Monitoring dan Evaluasi Program Untuk memonitoring dan evaluasi pelaksanaan KKN-PPM “Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dalam Usaha Tani-Ternak Multikultur Berbasis Zero Waste Di Kecamatan Gerokgak” dilakukan oleh (i) tim monev internal Undiksha dan pemkab. Buleleng, (ii) tim monev DP2M Dikti dengan melihat hasil kegiatan dari:
15
A. Mahasiswa dengan adanya : (1) Pembagian alokasi waktu pelaksanaan Program KKN PPM: Pelaksanaan program KKN-PPM di wilayah kecamatan Gerokgak terdiri dari program Pokok (70%) dan program bantu (30%). Program pokok adalah pembudidayaan tani-ternak multikultur berbasis zero waste di setiap KK miskin dan kelompok tani di setiap desa yang menjadi sasaran KKN PPM mencakup aktivitas (i) edukasi penanaman varietas bibit tanaman-organik yang bertautan dengan kebutuhan konsumtif pangan masyarakat di aset lahan, perkarangan, tegal, sawah, (ii) edukasi dan instalasi kandang koloni sapi/babi/ayam, (iii) edukasi dan instalasi reaktor biogas pengolahan limbah ternak, (iv) demplot pengolahan pupuk organik. Program bantu (30%) meliputi (a) edukasi pengawetan pakan ternak, (b) reboisasi kawasan hutan, (c) edukasi keluarga asuh, (d) edukasi dan bina kebersihan dan sanitasi lingkungan; (2) Pembuatan buku harian yang meliputi tiga buku yaitu: Buku Program Pokok, Buku Program Bantu; (3) Kunjungan ke lokasi KKN PPM oleh Dosen Pembimbing Lapang untuk melihat pelaksanaan program KKN PPM pada awal bulan kedua, dan (4) Pembuatan laporan rencana kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan. B. Masyarakat dan Pemda: (1) Jumlah masyarakat yang terlibat dalam setiap pelaksanaan program kerja KKNPPM, (2) Jumlah aparatur yang terlibat dalam setiap pelaksanaan program kerja KKN PPM, dan (3) Dampak secara teknis yakni meningkatnya partisipasi masyarakat di wilayah KKN-PPP di kecamatan Gerokgak sebagai akibat proses kegiatan KKN PPM. C. Perguruan Tinggi (1) Jumlah Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi oleh Dosen, dan (2) Adanya introduksi inovasi dan edukasi iptes dari Perguruan Tinggi ke Pemerintah Daerah dan masyarakat.
16
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Universitas
Pendidikan
Ganesha
memiliki
motivasi
kuat
dalam
mengembangkan diri sebagai sebuah universitas yang turut berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk lokal baik di bidang pendidikan dan pengajaran maupun bidang non-kependidikan untuk mampu berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Melalui berbagai hibah kompetitif yang dimenangkan Undiksha, Universitas negeri satu-satunya di Bali utara ini, di samping sedang memperkuat kapasitas lembaga, Undiksha juga mengembangkan berbagai program unggulan dan rintisan seperti pengembangan komunitas (community development) yang diharapkan mampu menghasilkan aktivitas-aktivitas yang mendatangkan revenue sendiri (self generating revenue activities), pengembangan pusat-pusat kajian yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian Undiksha diantaranya adalah Pusat Kajian Lingkungan Hidup dan pusat-pusat layanan yang dikoordinasikan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha diantaranya adalah Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, Pusat layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis. Dengan program-program tersebut diharapkan motivasi Undiksha untuk dapat turut mensinergikan pemberdayaan sumberdaya (SDM dan good practices) yang ada di Undiksha dengan pemberdayaan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar dapat diwujudkan. Berkaitan dengan usulan program KKN-PPM ini, Undiksha memiliki komitmen dan dorongan moril yang tinggi untuk turut membantu dan mendampingi Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan pengerahan potensi kepakaran yang dimiliki. Kelayakan dan komitmen Undiksha dalam mensinergikan potensi masyarakat baik dalam dunia pendidikan maupun bidang-bidang lainnya di bawah koordinasi LPM Undiksha dan Lembaga Penelitian Undiksha cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pembentukan pusat-pusat layanan yang dapat melayani kebutuhan stakeholder dan masyarakat terhadap penerapan ipteks, yakni (1) pusat layanan pendidikan masyarakat, (2) pusat layanan pengembangan SDM/SDA, (3) pusat layanan KKN/KKL, (4) pusat layanan penerapan ipteks, dan (5) pusat layanan kewirausahaan dan konsultasi bisnis. 17
Di lain pihak, kelayakan Undiksha dalam kaji-tindak terhadap pemberdayaan potensi masyarakat terwadahi dalam pusat kajian yang ada di lembaga penelitian, yaitu: (1) pusat kajian lingkungan hidup, (2) pusat kajian sains, (3) pusat kajian pembangunan pedesaan dan pusat kajian pemberdayaan wanita. Semua pusat layanan dan pusat kajian dikomandani oleh dosen yang memiliki kapabilitas akademik bergelar master, doktor, dan profesor sesuai dengan bidangnya masing-masing. Undiksha mulai tahun ajaran 2009/2010 telah mencanangkan program kuliah kerja nyata PPM (pemberdayaan dan pembelajaran masyarakat).
Kemampuan dan pengalaman LPM Undiksha sebagai
garda terdepan dalam pengejawantahan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat relatif sudah cukup teruji. Beberapa program P2M LPM Undiksha dalam bentuk penerapan ipteks yang sudah berhasil dan dirasakan manfaatnya di masyarakat diantaranya adalah (1)
Pengembangan
managemen administrasi pemkab Buleleng berbasis GIS (Geographical Information Systems), (2) Program desa dan sekolah binaan di kecamatan sawan, (3) program kuliah kerja nyata berbasis tematik, (4) program diklat ipteks pendampingan bidang pendidikan maupun non-pendidikan, (5) program IbW Gerokgak, IbW Kubutambahan, IbW Tejakula, IbK, IbIKK, IbM dan (5) bantuan dan bhakti sosial di daerah bencana alam di desa Tejakula, Sukada, Busungbiu dan Buleleng.
18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN KKN-PPM Program KKN di Universitas Undiksha pada tahun 2013 diklasifikasikan menjadi 2(dua), yakni KKN-reguler, dan KKN-PPM. KKN reguler diterjunkan di kabupaten Bangli dan kabupaten Badung,sedangkan KKN-PPM diterjunkan di Buleleng yang menyasar kawasan di kecamatan Gerokgak. Seluruh mekanisme rekruitmen dan proses pendaftaran, penempatan, dan komunikasi KKN di Undiksha dilakukan secara on line.Pengadaan kostum lapangan dan kelengkapan administrasi untuk mahasiswa KKNPPM dan KKN-reguler dilakukan oleh panitia KKN dibawah pengawasan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha. Secara prinsip, tidak ada perbedaan perlakuan dan tuntutan bobot akademik dari KKN reguler dan KKN-PPM, hanya karakteristik dan substansi kegiatan yang menjadi penciri dari masing-masing program. KKN-PPM diarahkan pada pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri yang bertumpu pada aktivitas pertanian-peternakan terpadu. Berikut adalah hasil kemajuan pelaksanaan program kerja yang telah dilaksanakan dalam program hibah KKN-PPM Undiksha di Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, masing-masing di desa Patas, desa Gerokgak, desa Sanggalangit, desa Musi, desa Banyupoh, dan desa Pemuteran tahun 2013. 5.1 Tahap Persiapan Mahasiswa Undiksha yang ikut terdaftar dalam program KKN-PPM Undiksha sebanyak 60 orang yang berasal dari seluruh fakultas di Undiksha, kemudian didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa di setiap desa dari 6(enam) desa yang menjadi tempat pelaksanaan KKN-PPM. Sebelum mahasiswa diterjunkan ke desa, diberikan pembekalan umum, dengan substansi materi (1) Filosofi KKN, (2) Pendekatan sosio-ekonomi-budaya pada masyarakat, (3) Etika moral dan komunikasi di masyarakat, (4) Teknologi Tepat Guna, dan (5) Penyusunan program KKN. Pembekalan diberikan kepada semua mahasiswa KKN, baik reguler maupun PPM. Selanjutnya bagi mahasiswa KKN-PPM, diberikan pembekalan khusus, sesuai dengan karakteritik dan sasara yang ingin dicapai dalam program ini, yakni materi teori dan praktek berkaitan dengan instalasi biogas, teknologi pengawetan pakan ternak, sistem ternak koloni, 19
integrated farming (portable farming), dan bio-organik. Pembekalan umum dan pembekalan khusus berlangsung selama 1 hari mulai dari pagi sampai sore, jam 8.0016.00.
Gambar 1. Pembekalan Mahasiswa Peserta KKN-PPM
Setelah selesai pembekalan, mahasiswa diterjunkan ke lapangan. Prosesi penyerahan mahasiswa secara formal dilakukan di masing-masing kantor desa yang disaksikan pembimbin, aparat desa dan pemuka adat masyarakat. Selama durasi waktu kegiatan KKN, mahasiswa wajib tinggal di desa selama 24 jam dengan mengambil tempat tinggal di mes kantor desa atau di rumah penduduk yang direkomendasi oleh aparat desa. Segmen masyarakat yang akan menjadi garapan mahasiswa KKN-PPM adalah (1) kelompok masyarakat yang terkabung alam kelompok tani-ternak (poktan) dan
KK-miskin.
Di
setiap
desa,
kelompok
mahasiswa
KKN-PPM
wajib
memberdayakan 1(satu) poktan dan 5(lima) KK miskin. Jadi program kelompok akan menyasar pada poktan, sedangkan program individual akan menyasar KK miskin, sehingga dua orang mahasiswa akan mendampingi satu KK miskin.
Gambar 2. Penerjunan mahasiswa KKN-PPM di masing-masing desa
20
5.2 Tahap Pelaksanaan (a) Pengembangan Pertanian Multikultur Kegiatan pengembangan pertanian multikultur di poktan dan KK miskin di masing-masing desa direalisasikan melalui kegiatan penanaman bibit tanaman multikultur serta penanaman pohon pisang di sekitar lingkungan kelompok tani/KK miskin. Kegiatan ini secara garis besar dilakukan mahasiswa KKN dalam memberdayakan masyarakat
kelompok tani/KK-miskin untuk mengembangkan
kemandirian dalam pemenuhan akan pangan serta mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Bibit tanaman yang ditanam pada kegiatan ini berupa bibit sayur hijau, bibit cabai, mentimun, dan bibit pare. Dalam kegiatan ini juga ditanam bibit pohon pisang dengan rasional pohon pisang dapat memberikan banyak manfaat dan kegunaan bagi masyarakat kelompok tani. Selain hasil panen buah yang dapat dijual, daun dan batang pohon pisang juga dapat untuk kebutuhan sehari-hari sebagai pakan ternak maupun keperluan upacara yadnya. Kegiatan penanaman bibit di poktan dan di KK miskin ini dilakukan selama 1 minggu dengan sebelumnya dilakukan penyediaan media tanam serta peralatan yang digunakan. Aktivitas pemberdayaan masyarakat dalam tani multikultur terdokumentas dalam gambar 3.
Gambar 3. Pemberdayaan masyarakat bertani multikultur (b) Pembudayaan ternak dengan sistem koloni Sebelum pelaksanaan KKN-PPM, warga pedesaan di kecamatan Gerokgak sebagian besar masih beternak secara tradisional, dimana ternak dilepas bebas di tegalan atau perkarangan rumah. Di musim kemarau kotoran ternak yang berceceran di halaman menebar bau tidak sedap, sedangkan di musim hujan membuat sanitasi lingkungan kurang sehat. Bagi mahasiswa, budaya ternak maysarakat seperti ini, merupakan persoalan yang mendesak untuk membudayakan masyarakat beternak dengan sistem 21
koloni. Fokus beternak sistem koloni yang dipriortaskan mahasiswa adalah beternak hewan babi, dengan membangun konstruksi kandang sederhana berukuran 2x1,5 m dengan daya tampung 2-3 bibit babi bagi setiap KK miskin masing-masing desa di lokasi KKN. Edukasi sistem koloni pada ternak babi ini, mengadopsi dan mengadaptasi sistem berternak koloni sapi yang sudah terlebih dahulu dilakukan masyarakat dalam program simantri yang dicanangkan pemerintah propinsi Bali.
Gambar 4. Beternak sistem koloni (c) Instasi Reaktor Biogas Kegiatan penginstalan reaktor biogas ini dilakukan di pekarangan kelompok tani. Pada kegiatan ini mahasiswa menginstal 1 buah reaktor biogas dengan total ukuran 9m x 1,5m x 1,5m untuk setiap KK miskin, dan merevitalisasi 1 buah rektor biogas di pokta pada setiap desa lokasi KKN-PPM. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan (instalasi), tahap monitoring evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan penyiapan saran prasarana yang perlukan untuk penyiapan badan reaktor reaktor biogas dan proses instalasi biogas. Reaktor biogas yang dibuat terdiri dari 3 bagian yaitu bagian input dan output dengan ukuran 1m x 1,5m x 1m , serta bagian badan reaktor biogas dengan ukuran 7m x 1,5m x 1,5m. Proses persiapan reaktor biogas ini membutuhkan waktu selama 2 hari. Pada tahap persiapan ini mahasiswa dengan dibantu warga membongkar kembali reaktor biogas yang sudah ada di kelompok tani. Reaktor biogas ini sudah tidak berfungsi lagi sehingga perlu dilakukan penginstalan ulang. Pembongkaran yang dilakukan berupa pengangkatan plastik yang sudah berisi campuran kotoran ternak dari badan reaktor. Tahap selanjutnya yang dikerjakan setelah tahap persipan adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan intinya yaitu proses instalasi biogas. Kegiatan yang dilakukan pada proses instalasi ini berupa pemasukan kotoran ternak ke dalam 22
reaktor yang dijadikan sebagai sumber utama penghasil biogas gas. Sebelum kotoran ternak dimasukkan ke dalam reaktor, terlebih dahulu dilakukan pemasangan plastik yang menjadi tempat kotoran di dalam reaktor. Proses instalasi ini dilakukan selama seminggu. Tahap terakhir yang dilaksanakan adalah tahap monitoring evaluasi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa pemantuan biogas setelah menyelesaikan proses instalasi, serta uji coba biogas. Kegiatan ini dilakukan selama 5 hari. Secara umum keseluruhan kegiatan pembuatan biogas ini dilakukan oleh masyarakat kelompok tani dan mahasiswa KKN. Dalam program KKN-PPM ini sudah berhasil diinstal 4 reaktor biogas di poktan, dan 6 reaktor biogas di KK miskin pada setiap desa di lokasi KKNPPM.
Gambar 5. Instalai Reaktor biogas yang dibangun mahasiswa KKN-PPM
(d) Edukasi pengawetan pakan ternak Program penyuluhan ini diberikan pada masyarakat kelompok tani (poktan) di setiap desa di lokasi KKN-PPM. Dalam penyuluhan ini, mahasiswa mengedukasi masyarakat cara pengawetan pakan ternak. Bahan utama yang dipakai berupa jerami kering yang kemudian diawetkan dengan menggunakan urea. Pada pelatihan ini, masyarakat diberikan penyuluhan oleh bapak Gusti Ngurah Puger salah satu staf dosen pertanian dari Universitas Panji Sakti. Masyarakat diberikan pembekalan tentang bagaimana cara memfermentasikan jerami yang sudah kering, sehingga bisa dijadikan pakan ternak terutama saat menjelang musim kemarau. Kegiatan edukasi ini diikuti oleh 6 orang anggota kelompok tani. Pada saat pelatihan para petani diajarkan tentang takaran penggunaan urea dan banyaknya jerami yang digunakan dalam proses fermentasi. Para petani juga diberikan anjuran tentang lamanya melakukan proses 23
fermentasi sampai jerami tersebut siap digunakan sebagai pakan ternak. Dalam program KKN-PPM ini mahasiswa telah berhasi menginstal 6 reaktor pengawetan pakan ternak di setiap poktan di masing-masing desa lokasi KKN-PPM.
Gambar 6. Pelatihan Pengawetan Pakan Ternak di Poktan lokasi KKN-PPM
(e) Pembuatan Bio-organik Kebiasaan peteni-peternak memanfaatkan langsung kotoran ternak sapi/babi sebagai fertilizer tanaman sering menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman, bahkan membuat tanaman langsung mati. Hal ini terjadi diakibatkan kandungan racun metana yang ada dalam kotoran mentah. Di sisi yang lain, kebiasa petani menggunakan pupuk anorganik lambat laun dalam jangka waktu yang panjang akan merusak struktur unsur hara tanah (top-soil). Atas dasar itu, ikhtiar mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat di lokasi KKN-PPM dalam pembuatan bio-organik merupakan solusi yang tepat, mengingat jumlah kotoran dan sampah sisa pakan ternak yang melimpah di poktan merupakan material yang potensil diproduksi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Dengan teknologi permentasi sederhana, mahasiswa mengedukasi masyarakat cara membuat pupuk organik pada setiap poktan di lokasi KKN-PPM dengan tahapan: (1) menyiapkan kotoran ternak dan sampah organik, (2) membuat cairan gula dan EM4 sebagai trigger, (3) membuat adonan/campuran kotoran, sampah dan cairan, (4) difermentasi, dengan menutup gundukan bahan bio-organik dengan terpal selama kurun waktu tertentu.
24
Dalam pelaksanaan KKN-PPM, mahasiswa telah merampungkan beberapa beban akademik yang harus dikerjakan di desa sebagai program rintisan dan program ikutan di masin-masing lokasi KKN-PPM, meskipun masih menyisakan beberapa pekerjaan yang harus dilanjutkan, karena terkendala oleh terlambatnya pencairan dana pendamping dari Pemkab. Buleleng. Sisa pekerjaan yang harus mendapat penanganan selanjutnya adalah (1) packaging pupuk bio-organik di setiap poktan, sehingga bisa dipasarkan untuk masyarakat umum, (2) instalasi dan maintenance reaktor biogas pada KK miskin yang belum rampung, dan (3) bantuan non-tunai berupa bibit tanaman dan ternak pada KK miskin yang belum terealisasi. Sisa pekerjaan ini akan dilanjutkan oleh dosen pengusul KKN-PPM dan SKPD Distanak dan pertanian pemkab. Buleleng.
25
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Bertitik tolak dari hasil pelaksanaan KKN-PPM yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap ketahanan pangan dan energi di kawasan lahan kering Gerogak melalui pengembangan desa mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste, (2) Terdapat 6(enam)desa yang dipilih menjadi lokasi KKN-PPM yaitu: desa Patas, desa Gerokgak, desa Sangggalangit, dan desa Musi. KKN-PPM diikuti oleh 60 mahasiswa, (3) Setiap desa didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa, dan (4) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan KKN-PPM
adalah: (a)
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya tani-ternak multikultur berbasis zero waste, dan (b) meningkatnya ketahanan energi dan pangan masyarakat.
5.2 Saran-saran Keberhasilan mahasiswa KKN-PPM mengkapasitasi masyarakat dalam budaya tani-ternak multikultur dan pemanfaatan biogas telah mampu meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap kebutuhan pangan dan energi. Mengingat segmen masyarakat yang mampu diberdayakan dalam KKN-PPM ini masih terbatas, maka diperlukan upayaupaya semua pihak terkait untuk melanjutkan program KKN-PPM secara masif dan progresif di lokasi desa lainnya, sehingga dapat mengurangi kerentanan masyarakat terhadap pangan dan energi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. RPJM Desa Gerokgak. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Patas. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Sanggalangit. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Musi. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Pemuteran. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Penyabangan. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. Buleleng Dalam Angka. Pemkab. Buleleng: Bali Anonim. 2012. Panduan Pelaksanaan KKN Undiksha. Penerbitan Undiksha BPS, 1998. Crisis Poverty and Human Development in Indonesia. BPS. UNDP, Jakarta Emil Salim. 1980. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta Yayasan Idayu. Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim Dyah R. Panuju. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpen Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Friedman, John, 1992, Empowerment : The Politics of Alternative Development. Blackwell Publishers, Cambridge, USA Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Tinjauan Administrasi; Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Administrasi Pemangunan Universitas Brawijaya; Malang. 1995. Michael Sherraden. 2006. Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Olivier Serrat. 2008. The Sustainable Livelihoods Approach. Asean Development Bank Shadi Hamadeh. 2009. The Sustainable Livelihoods Approach (SLA) In Mena:A Bitter Sweet Experience. Environment and Sustainable Development Unit Faculty of Agricultural and Food Sciences American University of Beirut Sumodiningrat, Gunawan,, Gramedia,Jakarta
1999,
Pemberdayaan
Masyarakat
Dan
JPS,
PT
Supriatna, Tjahya, 2000, Strategi Pembangunan Dan Kemiskinan, Rineka Cipta, Jakarta 27
Lampiran 1. Peta Lokasi Pelaksanaan KKN-PPM
Ke Gerokgak Lokasi KKN-PPM
80 km
Kab. Karangasem Undiksha
Ke Denpasar
Pemkab. Buleleng
28
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
29
30
Lampiran 3. Artikel Publikasi Ilmiah
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM USAHA TANI-TERNAK MULTIKULTUR BERBASIS ZERO WASTE DI KAWASAN LAHAN KERING GEROGAK
oleh, I Putu Wisna Ariawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha
[email protected]
ABSTRAK Tujuan pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap ketahanan pangan dan energi di kawasan lahan kering Gerogak melalui pengembangan desa mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Terdapat 6(enam)desa yang dipilih menjadi lokasi KKN-PPM yaitu: desa Patas, desa Gerokgak, desa Sangggalangit, dan desa Musi. KKNPPM diikuti oleh 60 mahasiswa. Setiap desa didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa. Metode pelaksanaan KKN-PPM meliputi tahapan pembekalan, penerjunan ke desa, pembimbingan/pendamingan, monitoring/evaluasi, dan penarikan mahasiswa. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan KKN-PPM
adalah: (1)
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya tani-ternak multikultur berbasis zero waste, dan (2) meningkatnya ketahanan energi dan pangan masyarakat. Kata-kata kunci: KKN-PPM, pemberdayaan masyarakat, tani-ternak multikultur, desa Mandiri, lahan kering ABSTRACT The aim of KKN - PPM was to reduce societal vulnerability to food and energy security in dry land areas Gerogak through independent village development through community empowerment in livestock farm - based multicultural zero waste. There were 6 ( six ) villages selected to be the location of KKN - PPM namely : Patas village, village Gerogak, Sangggalangit village, and the village of Musi. KKN - PPM followed by 60 31
students. Each village was distributed each 10 students. KKN - PPM implementation methods include the debriefing stage, jump to the village, coaching/scaffolding, monitoring / evaluation, and student withdrawal. The results are expected to be obtained from the implementation of KKN - PPM are: (1) increasing the knowledge and skills of people in farm - livestock farming based multicultural zero waste, and (2) increasing energy security and food communities Key words : KKN-PPM , community development , farm - livestock multicultural , village Independent , dry land 1. Pendahuluan Kecamatan Gerokgak merupakan wilayah terluas di kabupaten Buleleng (26%). Kecamatan Gerokgak beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1651 mm dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan Wilayah Kecamatan (PPWK) Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, tahun 2011. Wilayah Gerokgak memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1651 mm3 dan hari hujan 65 hari (Buku Pola Pengembangan Wilayah Kecamatan
(PPWK) Kecamatan Gerokgak, kabupaten
Buleleng, tahun 2008). Wilayah Gerokgak memiliki potensi aset lahan yang paling luas di kabupaten Buleleng, namun wilayah Gerokgak menyumbangkan jumlah angka kemiskinan, angka pengangguran, buta aksara, putus sekolah, kekurangan pangan yang cukup besar, seperti yang ditemukan di desa Patas, Gerokgak, Sanggalangit, Musi, Penyabangan dan Pemuteran yang ada dekat dengan pusat kota kecamatan (Dunia, 2010).
Potensi aset lahan yang begitu luas, belum mendapat penggarapan yang
maksimal. Keadaan tanahnya sebagian besar kering/tegalan yang hanya dapat ditanami tanaman hortikultura, palawija, perkebunan, dan beberapa diantaranya persawahan. Pengembangan pertanian-peternakan tradisional yang tidak ramah lingkungan, sering menimbukan persoalan sanitasi lingkungan dan sumber wabah penyakit. Meskipun memiliki aset tanah pekarangan,
dan perkebunan yang cukup
memadai bagi setiap keluarga, namun budaya masyarakat yang selalu menyandarkan kebutuhan hidup dan kebutuhan ternak ke hutan di dekat desa, sering membebani hutan secara berlebihan. Budaya tani-ternak masyarakat hanya bersifat musiman, saat musim hujan, intesifikasi tani-ternak cukup progresif, namun saat musik kemarau sering masyarakat meninggalkan aktivitas bertani-ternak, dan pergi keluar kota untuk menjadi buruh, tukang dan pekerjaan serabutan lainnya. Kontinuitas dan mekanisme pengolahan aset lahan yang cukup luas di tingkat keluarga dan komunitas yang tidak tertangani secara sistemik, merupakan akar munculnya masalah kemiskinan, jeleknya sanitasi 32
lingkungan dan kerusakan hutan yang selalu mengancam masyarakat Gerokgak. Bila budaya ini diteruskan maka wilayah Gerokgak sepanjang waktu akan didera masalah kekeringan dan kekurangan pangan/energi sepanjang tahun. Bertolak dari kondisi faktual ini, diperlukan upaya eskalasi proses edukasi progresif untuk mentraformasi budaya masyarakat, mulai dari tingkat keluarga, kelompok dan masyarakat desa untuk menyadarkan, mengkapasitaskan, dan mendampingi masyarakat dalam membangun kultur tani-ternak terpadu-holistik, dan pemanfaatan energi alternatif biogas dari limbah tani-ternak. Program
solutif yang visible dapat diajukan untuk mengentaskan
kerentanan masyarakat dalam ketahanan pangan dan energi dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Esensi dari usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste adalah proses siklis yang mepertautkan diversifikasi aktivitas bertani dan beternak secara multikultur, sehingga memberikan kebermanfaatan maksimal bagi keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan dimulai dari tingkat keluarga, kelompok, banjar dan desa dengan menggunakan metode the sustainable livelihood approach (SLA). Perilaku bertani-beternak tradisional masyarakat yang begitu lama terkondisi oleh marginalitas wilayah yang kering perlu ditransformasi melalui edukasi dan pemberdayaan secara masif dan sistemik dengan melibatkan mahasiswa KKN-PPM. Pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste terfokus pada aspek (1) mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan aset lahan untuk bercocok tanam dalam rangka pemenuhan kebutuhan makan dan pakan, dengan pola tanam tumpang sari, (2) mengedukasi dan melibatkan masyarakat untuk beternak dengan sistem perkandangan yang dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah untuk energi-biogas dan pengawetan pakan ternak, dan (3) mengedukasi, melatih dan melibatkan masyarakat dalam pembuatan pupuk organik (bio-organic fertilizer) dengan pemanfaatan limbah tani-ternak yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah di kawasan lahan kering sehingga dapat menyemai pertanian organik yang mandiri. 2. Metode Pelaksanaan Pengabdian
Metode pelaksanaan KKN-PPM meliputi (1) tahap persiapan, (2) tahap pembekalan, (3) tahap penerjunan, (4) tahap pembimbingan/pendampingan, (5) tahap monitoring/
33
Evaluasi, dan (6) tahap penarikan mahasiswa dari lokaksi KKN-PPM. Di sisi yang lain, metode yang digunakan dalam melakukan pemberdayaan kelompok sasaran adalah metode SLA (Sustainable Livelihood Approach) Pemberdayaan masyarakat dengan mwtode the Sustainable Livelihood Approach (SLA) pada dasarnya upaya pelibatan (partisipasi) masyarakat/keluarga/komunitas masyarakat untuk belajar dan beraktivitas secara berkelanjutan dengan cara unik mereka menjalani hidup dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka melalui usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste. Menurut Ellis (1998), the sustainable livelihood approach (SLA) is the process by which rural families construct a diverse portfolio of activities and social support capabilities in their struggle for survival and in order to improve their standards of livings. Hal ini didukung oleh Olivier Serrat ( 2008), yang menyatakan bahwa “ The sustainable livelihoods approach is a way of thinking about the objectives, scope, and priorities for development activities. It is based on evolving thinking about the way the poor and vulnerable live their lives and the importance of policies and institutions.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN KKN-PPM Program KKN di Universitas Undiksha pada tahun 2013 diklasifikasikan menjadi 2(dua), yakni KKN-reguler, dan KKN-PPM. KKN reguler diterjunkan di kabupaten Bangli dan kabupaten Badung,sedangkan KKN-PPM diterjunkan di Buleleng yang menyasar kawasan di kecamatan Gerokgak. Seluruh mekanisme rekruitmen dan proses pendaftaran, penempatan, dan komunikasi KKN di Undiksha dilakukan secara on line.Pengadaan kostum lapangan dan kelengkapan administrasi untuk mahasiswa KKNPPM dan KKN-reguler dilakukan oleh panitia KKN dibawah pengawasan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha. Secara prinsip, tidak ada perbedaan perlakuan dan tuntutan bobot akademik dari KKN reguler dan KKN-PPM, hanya karakteristik dan substansi kegiatan yang menjadi penciri dari masing-masing program. KKN-PPM diarahkan pada pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri yang bertumpu pada aktivitas pertanian-peternakan terpadu. Berikut adalah hasil kemajuan pelaksanaan program kerja yang telah dilaksanakan dalam program hibah KKN-PPM Undiksha di Kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, masing-masing di desa Patas, desa Gerokgak, desa Sanggalangit, desa Musi, desa Banyupoh, dan desa Pemuteran tahun 2013. Mahasiswa Undiksha yang 34
ikut terdaftar dalam program KKN-PPM Undiksha sebanyak 60 orang yang berasal dari seluruh fakultas di Undiksha, kemudian didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa di setiap desa dari 6(enam) desa yang menjadi tempat pelaksanaan KKN-PPM. Sebelum mahasiswa diterjunkan ke desa, diberikan pembekalan umum, dengan substansi materi (1) Filosofi KKN, (2) Pendekatan sosio-ekonomi-budaya pada masyarakat, (3) Etika moral dan komunikasi di masyarakat, (4) Teknologi Tepat Guna, dan (5) Penyusunan program KKN. Pembekalan diberikan kepada semua mahasiswa KKN, baik reguler maupun PPM. Selanjutnya bagi mahasiswa KKN-PPM, diberikan pembekalan khusus, sesuai dengan karakteritik dan sasara yang ingin dicapai dalam program ini, yakni materi teori dan praktek berkaitan dengan instalasi biogas, teknologi pengawetan pakan ternak, sistem ternak koloni, integrated farming (portable farming), dan bio-organik. Pembekalan umum dan pembekalan khusus berlangsung selama 1 hari mulai dari pagi sampai sore, jam 8.00-16.00.
Gambar 1. Pembekalan Mahasiswa Peserta KKN-PPM
Setelah selesai pembekalan, mahasiswa diterjunkan ke lapangan. Prosesi penyerahan mahasiswa secara formal dilakukan di masing-masing kantor desa yang disaksikan pembimbin, aparat desa dan pemuka adat masyarakat. Selama durasi waktu kegiatan KKN, mahasiswa wajib tinggal di desa selama 24 jam dengan mengambil tempat tinggal di mes kantor desa atau di rumah penduduk yang direkomendasi oleh aparat desa. Segmen masyarakat yang akan menjadi garapan mahasiswa KKN-PPM adalah (1) kelompok masyarakat yang terkabung alam kelompok tani-ternak (poktan) dan
KK-miskin.
Di
setiap
desa,
kelompok
mahasiswa
KKN-PPM
wajib
memberdayakan 1(satu) poktan dan 5(lima) KK miskin. Jadi program kelompok akan
35
menyasar pada poktan, sedangkan program individual akan menyasar KK miskin, sehingga dua orang mahasiswa akan mendampingi satu KK miskin.
Gambar 2. Penerjunan mahasiswa KKN-PPM di masing-masing desa
Kegiatan pengembangan pertanian multikultur di poktan dan KK miskin di masing-masing desa direalisasikan melalui kegiatan penanaman bibit tanaman multikultur serta penanaman pohon pisang di sekitar lingkungan kelompok tani/KK miskin. Kegiatan ini secara garis besar dilakukan mahasiswa KKN dalam memberdayakan masyarakat
kelompok tani/KK-miskin untuk mengembangkan
kemandirian dalam pemenuhan akan pangan serta mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Bibit tanaman yang ditanam pada kegiatan ini berupa bibit sayur hijau, bibit cabai, mentimun, dan bibit pare. Dalam kegiatan ini juga ditanam bibit pohon pisang dengan rasional pohon pisang dapat memberikan banyak manfaat dan kegunaan bagi masyarakat kelompok tani. Selain hasil panen buah yang dapat dijual, daun dan batang pohon pisang juga dapat untuk kebutuhan sehari-hari sebagai pakan ternak maupun keperluan upacara yadnya. Kegiatan penanaman bibit di poktan dan di KK miskin ini dilakukan selama 1 minggu dengan sebelumnya dilakukan penyediaan media tanam serta peralatan yang digunakan. Aktivitas pemberdayaan masyarakat dalam tani multikultur terdokumentas dalam gambar 3.
36
Gambar 3. Pemberdayaan masyarakat bertani multikultur Sebelum pelaksanaan KKN-PPM, warga pedesaan di kecamatan Gerokgak sebagian besar masih beternak secara tradisional, dimana ternak dilepas bebas di tegalan atau perkarangan rumah. Di musim kemarau kotoran ternak yang berceceran di halaman menebar bau tidak sedap, sedangkan di musim hujan membuat sanitasi lingkungan kurang sehat. Bagi mahasiswa, budaya ternak maysarakat seperti ini, merupakan persoalan yang mendesak untuk membudayakan masyarakat beternak dengan sistem koloni. Fokus beternak sistem koloni yang dipriortaskan mahasiswa adalah beternak hewan babi, dengan membangun konstruksi kandang sederhana berukuran 2x1,5 m dengan daya tampung 2-3 bibit babi bagi setiap KK miskin masing-masing desa di lokasi KKN. Edukasi sistem koloni pada ternak babi ini, mengadopsi dan mengadaptasi sistem berternak koloni sapi yang sudah terlebih dahulu dilakukan masyarakat dalam program simantri yang dicanangkan pemerintah propinsi Bali.
Gambar 4. Beternak sistem koloni Kegiatan penginstalan reaktor biogas ini dilakukan di pekarangan kelompok tani. Pada kegiatan ini mahasiswa menginstal 1 buah reaktor biogas dengan total ukuran 9m x 1,5m x 1,5m untuk setiap KK miskin, dan merevitalisasi 1 buah rektor biogas di pokta pada setiap desa lokasi KKN-PPM. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahap 37
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan (instalasi), tahap monitoring evaluasi. Pada tahap persiapan dilakukan penyiapan saran prasarana yang perlukan untuk penyiapan badan reaktor reaktor biogas dan proses instalasi biogas. Reaktor biogas yang dibuat terdiri dari 3 bagian yaitu bagian input dan output dengan ukuran 1m x 1,5m x 1m , serta bagian badan reaktor biogas dengan ukuran 7m x 1,5m x 1,5m. Proses persiapan reaktor biogas ini membutuhkan waktu selama 2 hari. Pada tahap persiapan ini mahasiswa dengan dibantu warga membongkar kembali reaktor biogas yang sudah ada di kelompok tani. Reaktor biogas ini sudah tidak berfungsi lagi sehingga perlu dilakukan penginstalan ulang. Pembongkaran yang dilakukan berupa pengangkatan plastik yang sudah berisi campuran kotoran ternak dari badan reaktor. Tahap selanjutnya yang dikerjakan setelah tahap persipan adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan intinya yaitu proses instalasi biogas. Kegiatan yang dilakukan pada proses instalasi ini berupa pemasukan kotoran ternak ke dalam reaktor yang dijadikan sebagai sumber utama penghasil biogas gas. Sebelum kotoran ternak dimasukkan ke dalam reaktor, terlebih dahulu dilakukan pemasangan plastik yang menjadi tempat kotoran di dalam reaktor. Proses instalasi ini dilakukan selama seminggu. Tahap terakhir yang dilaksanakan adalah tahap monitoring evaluasi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa pemantuan biogas setelah menyelesaikan proses instalasi, serta uji coba biogas. Kegiatan ini dilakukan selama 5 hari. Secara umum keseluruhan kegiatan pembuatan biogas ini dilakukan oleh masyarakat kelompok tani dan mahasiswa KKN. Dalam program KKN-PPM ini sudah berhasil diinstal 4 reaktor biogas di poktan, dan 6 reaktor biogas di KK miskin pada setiap desa di lokasi KKNPPM.
Gambar 5. Instalai Reaktor biogas yang dibangun mahasiswa KKN-PPM 38
Program penyuluhan ini diberikan pada masyarakat kelompok tani (poktan) di setiap desa di lokasi KKN-PPM. Dalam penyuluhan ini, mahasiswa mengedukasi masyarakat cara pengawetan pakan ternak. Bahan utama yang dipakai berupa jerami kering yang kemudian diawetkan dengan menggunakan urea. Pada pelatihan ini, masyarakat diberikan penyuluhan oleh bapak Gusti Ngurah Puger salah satu staf dosen pertanian dari Universitas Panji Sakti. Masyarakat diberikan pembekalan tentang bagaimana cara memfermentasikan jerami yang sudah kering, sehingga bisa dijadikan pakan ternak terutama saat menjelang musim kemarau. Kegiatan edukasi ini diikuti oleh 6 orang anggota kelompok tani. Pada saat pelatihan para petani diajarkan tentang takaran penggunaan urea dan banyaknya jerami yang digunakan dalam proses fermentasi. Para petani juga diberikan anjuran tentang lamanya melakukan proses fermentasi sampai jerami tersebut siap digunakan sebagai pakan ternak. Dalam program KKN-PPM ini mahasiswa telah berhasi menginstal 6 reaktor pengawetan pakan ternak di setiap poktan di masing-masing desa lokasi KKN-PPM.
Gambar 6. Pelatihan Pengawetan Pakan Ternak di Poktan lokasi KKN-PPM Kebiasaan peteni-peternak memanfaatkan langsung kotoran ternak sapi/babi sebagai fertilizer tanaman sering menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman, bahkan membuat tanaman langsung mati. Hal ini terjadi diakibatkan kandungan racun metana yang ada dalam kotoran mentah. Di sisi yang lain, kebiasa petani menggunakan pupuk anorganik lambat laun dalam jangka waktu yang panjang akan merusak struktur unsur hara tanah (top-soil). Atas dasar itu, ikhtiar mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat
39
di lokasi KKN-PPM dalam pembuatan bio-organik merupakan solusi yang tepat, mengingat jumlah kotoran dan sampah sisa pakan ternak yang melimpah di poktan merupakan material yang potensil diproduksi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Dengan teknologi permentasi sederhana, mahasiswa mengedukasi masyarakat cara membuat pupuk organik pada setiap poktan di lokasi KKN-PPM dengan tahapan: (1) menyiapkan kotoran ternak dan sampah organik, (2) membuat cairan gula dan EM4 sebagai trigger, (3) membuat adonan/campuran kotoran, sampah dan cairan, (4) difermentasi, dengan menutup gundukan bahan bio-organik dengan terpal selama kurun waktu tertentu.
Dalam pelaksanaan KKN-PPM, mahasiswa telah merampungkan beberapa beban akademik yang harus dikerjakan di desa sebagai program rintisan dan program ikutan di masin-masing lokasi KKN-PPM, meskipun masih menyisakan beberapa pekerjaan yang harus dilanjutkan, karena terkendala oleh terlambatnya pencairan dana pendamping dari Pemkab. Buleleng. Sisa pekerjaan yang harus mendapat penanganan selanjutnya adalah (1) packaging pupuk bio-organik di setiap poktan, sehingga bisa dipasarkan untuk masyarakat umum, (2) instalasi dan maintenance reaktor biogas pada KK miskin yang belum rampung, dan (3) bantuan non-tunai berupa bibit tanaman dan ternak pada KK miskin yang belum terealisasi. Sisa pekerjaan ini akan dilanjutkan oleh dosen pengusul KKN-PPM dan SKPD Distanak dan pertanian pemerintah kabupaten Buleleng.
40
4. Penutup Bertitik tolak dari hasil pelaksanaan KKN-PPM yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap ketahanan pangan dan energi di kawasan lahan kering Gerogak melalui pengembangan desa mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dalam usaha tani-ternak multikultur berbasis zero waste, (2) Terdapat 6(enam)desa yang dipilih menjadi lokasi KKN-PPM yaitu: desa Patas, desa Gerokgak, desa Sangggalangit, dan desa Musi. KKN-PPM diikuti oleh 60 mahasiswa, (3) Setiap desa didistribusikan masing-masing 10 mahasiswa, dan (4) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan KKN-PPM
adalah: (a)
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya tani-ternak multikultur berbasis zero waste, dan (b) meningkatnya ketahanan energi dan pangan masyarakat.
5.2 Saran-saran Keberhasilan mahasiswa KKN-PPM mengkapasitasi masyarakat dalam budaya tani-ternak multikultur dan pemanfaatan biogas telah mampu meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap kebutuhan pangan dan energi. Mengingat segmen masyarakat yang mampu diberdayakan dalam KKN-PPM ini masih terbatas, maka diperlukan upayaupaya semua pihak terkait untuk melanjutkan program KKN-PPM secara masif dan progresif di lokasi desa lainnya, sehingga dapat mengurangi kerentanan masyarakat terhadap pangan dan energi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. RPJM Desa Gerokgak. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Patas. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Sanggalangit. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Musi. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Pemuteran. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali Anonim. 2012. RPJM Desa Penyabangan. Kecamatan Sawan. Kabupaten Buleleng:Bali 41
Anonim. 2012. Buleleng Dalam Angka. Pemkab. Buleleng: Bali Anonim. 2012. Panduan Pelaksanaan KKN Undiksha. Penerbitan Undiksha BPS, 1998. Crisis Poverty and Human Development in Indonesia. BPS. UNDP, Jakarta Emil Salim. 1980. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Jakarta Yayasan Idayu. Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim Dyah R. Panuju. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpen Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Friedman, John, 1992, Empowerment : The Politics of Alternative Development. Blackwell Publishers, Cambridge, USA Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Tinjauan Administrasi; Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Administrasi Pemangunan Universitas Brawijaya; Malang. 1995. Michael Sherraden. 2006. Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Olivier Serrat. 2008. The Sustainable Livelihoods Approach. Asean Development Bank Shadi Hamadeh. 2009. The Sustainable Livelihoods Approach (SLA) In Mena:A Bitter Sweet Experience. Environment and Sustainable Development Unit Faculty of Agricultural and Food Sciences American University of Beirut Sumodiningrat, Gunawan,, Gramedia,Jakarta
1999,
Pemberdayaan
Masyarakat
Dan
JPS,
PT
Supriatna, Tjahya, 2000, Strategi Pembangunan Dan Kemiskinan, Rineka Cipta, Jakarta
42