LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU-GURU DI SMP NEGERI 2 KUBU
OLEH I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si (197602062005011002) Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, S.Si., M.Si (196804171995011001) Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd (196704241999031001) Dr. A.A. I.A. Rai Sudiatmika, M.Pd (196006221986032001) I Made Suarsana, S.Pd. M.Si.( 198302172006041003)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 0795/023-04.2.01/20/2012 revisi I, tanggal: 27 Februari 2012
FAKULTAS MATEMETIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM/ JURUSAN ANALIS KIMIA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2012
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a.
Judul Program
:
b. c. d.
Jenis Program Bidang Kegiatan Identitas Pelaksana: 1. Ketua - Nama Lengkap - NIP - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 2. Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 3. Anggota 2 - Nama Lengkap - NIP - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 4. Anggota 3 - Nama Lengkap - NIP - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah 5. Anggota 4 - Nama Lengkap - NIP - Pangkat/Gol - Alamat Kantor - Alamat Rumah Biaya yang diperlukan Lama Kegiatan
: :
Pelatihan Pembelajaran Inovatif Bagi Guru-Guru di SMP NEGERI 2 KUBU Pelatihan Pendidikan
: : : : :
I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si 197602062005011002 Penata /IIIc/ Jl. Udayana Singaraja Perumahan Asri Agung Parsada B,4.
: : : : :
Dr. I Dewa Ketut Sastra Widana, S.Si., M.Si 196804171995011001 Pembina /IVa Jl. Udayana Singaraja BTN Banyuning Singaraja
: : : : :
Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd 196704241999031001 Penata/IIIc Jl. Udayana Singaraja JL. Srikandi GG Mawar Singaraja
: : : : :
Dr. A.A. I.A. Rai Sudiatmika, M.Pd 196006221986032001 Pembina/IVa Jl. Udayana Singaraja JL. Laksaman GG Sri Rama
: : : : : : :
I Made Suarsana, S.Pd. M.Si. 198302172006041003 Penata Muda TK I/IIIb Jl. Udayana Singaraja BTN Kartika Kencana IV/15 Panji Rp. 5.000.000,8 bulan
.
e. f.
Singaraja, 30 Oktober 2012 Ketua Pelaksana,
Mengetahui, Dekan Fakultas MIPA
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si NIP. 195812311986011005 NIP. 197602062005011002 Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S. NIP. 195901011984031003
ii
RINGKASAN DAN SUMMARY
RINGKASAN Telah dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) dalam bentuk pelatihan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan profesionalisme guru-guru di SMP Negeri 2 Kubu Karangasem pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012. Kegiatan yang dilakukan dibagi dalam dua tahap yaitu dalam bentuk ceramah (pemberian teori) tentang pembelajaran inovatif dan pelatihan (Prkatek) pembuatan rencana pelaksanaan pembalajaran (RPP) yang dipandu langsung oleh instruktur Dr. A.A. I. Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. Setelah pelatihan diberikan baik teori dan prkatek terlihat bahwa kemampuan dan keterampilan peserta yang dalam hal ini adalah guru-guru SMP Negeri 2 Kubu Karangasem mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kemempuan peserta dalam merancang dan membuat RPP yang sudah baik, dibandingkan dengan sebelumnya para peserta masih banyak yang belum memahami model–model pembelajaran inovatif dan juga belum mampu pembuatan RPP yang inovatif. Namun, setelah pelatihan diberikan para peserta menjadi lebih mengerti dan sudah mampu dalam pembuatan RPP yang inovatif. Kata-kata kunci: pelatihan, pembelajaran inovatif
SUMMARY A devotion activity of society ( P2M) in the form of study innovative training to increase the teachers professionalism SMP Negeri 2 Kubu Karangasem have been done at date of 22 September 2012. Activity divided into two session that is in the form of discourse ( theory gift) about study innovative training and (practice) Making plan execution study ( RPP) guided direct by instructor Dr. A.A. I. Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. After training given by theory and practice goodness seen by that competitor skill and ability which in this case is teachers SMP N 2 Kubu experience of good improvement. This matter is visible from ability competitor in design and make good enough RPP, where previously all competitor not yet comprehended study innovative models as well as not yet the making able to RPP which innovative. But, after training given by all competitor become more understand and have able to in making RPP which innovative. Key words: training, innovative learning
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Wiidhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat serta bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan P2M ini yang berjudul ”PELATIHAN PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU-GURU DI SMP NEGERI 21KUBU” tepat pada waktunya. Dalam perencanaan, pelaksanaan P2M, sampai dengan penulisan laporan ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha yang telah mendanai dan memfasilitasi kegiatan ini. 2. Temen-teman dosen serta mahasiswa Jurusna Pendidikan Kimia dan Analis Kimia FMIPA Undiksha yang telah membantu kegiatan ini. 3. Kepala Sekolah dan semua guru-guru SMP N 2 Kubu yang sudah membantu kegiatan ini. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempura. Oleh sebab itu sega kritik dan saran yang bersifat positif dan mambangun dari pembaca sangat penulis perlukan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi oleh semua pihak.
Singaraja, Oktober 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI Hal JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii RINGKASAN DAN SUMMRY ...........................................................................iii PRAKATA ........................................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Analisis Situasi ..................................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ........................ 1 1.3. Tujuan Kegiatan ................................................................... 3 1.4. Manfaat P2M ...................................................................... 3 1.5. Khalayak Sasaran Strategis .................................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4 2.1. Pandangan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ............... 4 2.2. Pendekatan Kontekstual ........................................................ 5 2.3. Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 6
BAB III.
METODE PELAKSANAAN .................................................... 10 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah ............................................ 10 3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ............................................ 10 3.3. Keterkaitan .......................................................................... 12 3.4. Rancangan Evaluasi ............................................................ 12
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 14 4.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 14 4.2. Pembahasan ......................................................................... 15
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 17 5.1. Simpulan .............................................................................. 17 5.2. Saran ................................................................................... 17
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah …………….......... 11 Gambar 2. Bagan Alur Evaluasi Kegiatan ………………………………….... 12
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Analisis Situasi Rendahnya prestasi yang diraih siswa SMP Negeri 2 Kubu dapat disebabkan
oleh input yang rendah, kurang memadainya kualitas guru, serta kurangnya fasilitas penunjang pendidikan. Menurut Drs. I Made Sueca., Kepala sekolah SMP Negeri 2 Kubu ada dua hal yang mesti dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. 1) Meningkatakan kuantitas/jumlah sarana penunjang pendidikan, seperti sarana untuk mengakses informasi (komputer dan internet), alat peraga pembelajaran, dan laboratorium IPA. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guru dan siswa, misalnya dengan mengikutkan para guru dalam berbagai pelatihan dan meningkatkan partisipasi siswa dalam lombalomba bidang studi. Menurut Drs. I Made Sueca., pelatihan yang diinginkan untuk dilaksanakan adalah tentang peningkatan kualitas pembelajaran, seperti a). pembelajaran inovatif dengan memenfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran,
b). pembelajaran dengan melibatkan media teknologi
informasi, dan c). penelitian tindakan kelas (PTK). Informasi yang terbatas dan letak sekolah yang cukup jauh dari kota kabupaten menjadi kendala untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas. Hasil diskusi dengan Drs. I Made Sueca., dan guru-guru lainnya di SMP Negeri 2 Kubu menunjukkan bahwa dalam mengajar, guru umumnya fokus pada upaya penuangan pengetahuan sebanyak mungkin kepada siswa. Dengan demikian metode transfer informasi (ceramah) dianggap sebagai metode yang paling efektif dan paling sering diterapkan dalam menuangkan pengetahuan tersebut. Dengan metode ceramah, siswa cendrung menghafal contoh-contoh yang diberikan guru tanpa terjadi pembentukan konsepsi yang benar dalam struktur kognitif siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam memaknai konsep sehingga beresiko terjadinya miskonsepsi. Terjadinya miskonsepsi menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep lebih lanjut dan bermuara pada rendahnya kompetensi siswa dalam berbagai pelajaran.
1
Berdasarkan analisis situasi tersebut maka sangat perlu kiranya memberikan pelatihan bagi guru-guru di SMP Negeri 2 Kubu mengenai pembelajaran inovatif sehingga guru-guru dapat mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa di SMP Negeri 2 Kubu. Dengan demikian nantinya diharapkan prestasi para siswa yang diajar menjadi lebih meningkat.
1.2.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Rendahnya prestasi siswa di SMP Negeri 2 Kubu salah satu penyebabnya
adalah rendahnya pemahaman guru-guru di SMP Negeri 2 Kubu tentang pembelajaran inovatif. Para guru kurang bisa memanfaatan lingkungan sekitarnya sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat mendukung proses belajar mengajar. Hal ini juga tercermin dari kekurang mampuan para guru dalam merancang prangkat pembelajaran yang inovatif. Oleh sebab itu maka, perlu ditingkatkan pemahaman dan keterampilan para guru khususnya para guru IPA melalui pemberian pelatihan teori dan praktek pembelajaran inovatif. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Apakah melalui pemberian pelatihan Pembelajaran inovatif secara teori dan praktek dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam merancang prangkat pembelajaran yang inovatif?
1.3.
Tujuan Kegiatan Secara umum kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme guru SMP Negeri 2 Kubu melalui pembelajaran inovatif. Sedangkan secara spesifik tujuannya adalah sebagai berikut. 1) Meningkatkan pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu tentang pembelajaran inovatif melalui pemberian teori pembelajaran inovatif. 2) Meningkatkan pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu tentang pembelajaran inovatif melalui pemberian praktek pembelajaran inovatif.
2
1.4.
Manfaat Kegiatan Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan
kontribusi positif dalam peningkatan profesionalisme guru SMP Negeri 2 Kubu. Secara eksplisit manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1) Guru yang terlibat dalam kegiatan ini memperoleh tambahan wawasan tentang teori dan cara merancang pembelajaran inovatif. 2) SMP Negeri 2 Kubu memperoleh peluang untuk memiliki SDM yang berkualitas, baik guru maupun siswanya. Staf dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat melaksanakan salah satu dharama dari tri dharma perguruan tinggi, yaitu Pengabdian Pada Masyarakat (sekolah).
1.5.
Khalayak Sasaran Strategis Secara umum, tujuan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini adalah
untuk meningkatkan profesionalisme guru SMP Negeri 2 Kubu melalui pelatihan pembelajaran inovatif. Berkenaan dengan hal tersebut, khalayak sasaran yang strategis dan tepat dilibatkan adalah seluruh guru SMP Negeri 2 Kubu yang berjumlah 34 orang. Pemilihan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pemahaman dan pengalaman guru sekolah ini tentang pembelajaran inovatif yang masih kurang. Rendahnya kemampuan guru SMP Negeri 2 Kubu dalam pembelajaran inovatif menyebabkan guru-guru di SMP ini kurang bisa menyusun pembelajaran inovatif dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan P2M yang akan dilakukan adalah menyasar keterampilan guru-guru khususnya guruguru IPA dalam menyususn prangkat pembelajaran sehingga guru-guru menjadi lebih inovatif sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Pada pelaksanaan P2M yang akan dilakukan ini, guru-guru SMP Negeri 2 Kubu akan diberikan pelatihan merancang pembelajaran yang inovatif dengan memberdayaan
lingkungan
sekitar
sekolah
sebagai
salah
satu
media
pembelajaran dan memanfaatkan beberapa senyawa alam sebagai bahan-bahan praktikum IPA mengingat SMP Negeri 2 Kubu memiliki keterbatasan bahanbahan dalam praktikum IPA.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pandangan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri (Von Glaserfelt dalam Suparno, 1997). Teori konstruktivis memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Pandangan ini mempunyai implikasi yang mendalam dalam pengajaran, dimana teori ini menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri dibandingkan dengan apa yang saat ini dilaksanakan dalam mayoritas kelas (Nur., at al, 1998). Ide pokoknya adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, otak siswa sebagai mediator, yaitu memproses masukan dari dunia luar dan menentukan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran merupakan kerja mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan berpikir, melayani sebagai pelatih bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas. Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran didasarkan oleh 4 prinsip (Fosnot dalam Loughlin, 1992) sebagai berikut : a. Pengetahuan
terdiri
dari
“Post
Construction”
bahwa
manusia
mengkonstruksi pengalamannya melalui suatu kerangka logis menstranformasikan,
mengorganisasikan,
dan
yang
menginterpretasikan
pengalamannya. Struktur logis tersebut berkembang analog dengan perkembangan biologis. b. Pengkonstruksian pengetahuan terjadi melalui
proses asimilasi dan
akomodasi. Manusia menggunakan proses asimilasi sebagai suatu kerangka logis dalam rangka menginterpretasikan informasi baru, dan dengan
4
akomodasi dalam rangkan memecahkan kontradiski-kontradiksi sebagai bagian dari proses regulasi diri yang lebih luas. c. Mengacu kepada belajar sebagai proses organik penemuan lebih dari pada proses mekanik akumulasi. Kaum konstruktivist mengambil suatu posisi bahwa pebelajar harus mendapat pengalaman berhipotesis, memprediksi, memanipulasi obyek, mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, berimajinasi dan menemukan dalam upaya mengembangkan konstruksi-konstruksi baru. d. Belajar bermakna terjadi melalui refleksi dan pemecahan konflik kognitif. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran merupakan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa daripada dalam bentuk klasikal. Hal ini sesuai dengan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif. Mengajar menurut pandangan konstruktivisme mempunyai beberapa ciri sebagai berikut (Van den Berg dalam Sudiana dan Kirna, 2000) : a. Menyiapkan kondisi yang kondusif dengan menyajikan masalah yang menantang b. Berupaya menggali dan memahami pengetahuan awal pebelajar c. Menggunakan pengetahuan awal pebelajar dalam merancang strategi pembelajaran d. Memberikan kesempatan yang luas pada pebelajar untuk mengemukakan gagasan-gagasannya. e. Lebih menekankan argumentasi dari benar dan salah f. Menggunakan strategi mengubah miskonsepsi.
2.2 Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang didasari oleh filosofi konstruktivisme. Pendekatan ini
5
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa mengunakan pengetahuan
yang dimilikinya dalam kehidupan dimasyarakat. Dengan
pendekatan CTL siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan menghafal. Menurut filosofi konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-obyektif, temporer, dan selalu berubah. Belajar adalah pemaknaan pengetahuan dan bukan perolehan pengetahuan. Mengajar diartikan sebagai kegiatan atau proses mengalai makna bukan memindahkanpengetahuan kepada orang yang belajar. Beberapa kata kunci mengenai pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran kontekstual merupakan konsepsi belajar yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan dan pengetahuan serta penerapannya dalam kehidupan masyarakat. 2) Pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik dalam berbagai macam tatanan dalam dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah nyata atau yang disimulasikan. 3) Siswa belajar tidak dalam proses seketika. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh sedikit demi sedikit, berangkat dari pengetahuan (skemata) yang dimiliki sebelumnya. 4) Kemajuan belajar siswa diukur melalui proses, kinerja, dan produk berbasis pada prinsip authentic assesment
2.3. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning Group), disingkat CLG adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
6
pembelajaran kooperatif, Guru harus merancang kegiatan dan mentukan aturan main dalam kelompok termasuk peran setiap anggota dan selanjutnya membimbing kelompok agar kegiatannya berjalan dengan baik. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Ibrahim., at al, 2000). 1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab diantara para anggota kelompok. 5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar. 7. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu : a. Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur pengghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi
7
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. b. Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. c. Pengembangan ketrampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan-ketrampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam ketrampilan sosial. Dalam pembelajaran koopertif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Ketrampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan. Ketrampilanketampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lungdren dalam yusuf, 2003). a. Ketrampilan Kooperatif Tingkat Awal 1) Menggunakan kesepakatan Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok. 2) Menghargai kontribusi Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan tidak individu. 3) Mengambil giliran dan berbagi tugas
8
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok besedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok. 4) Berada dalam kelompok Maksud disini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. 5) Berada dalam tugas Yang dimaksud berada dlam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan. 6) Mendorong partisipasi Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. 7) Mengundang orang lain Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas. 8) Menyelesaikan tugas dalam waktunya 9) Menghormati perbedaan individu Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya,
membuat
ringkasan,
menafsirkan,
mengorganisir,
dan
mengurangi ketegangan. b. Ketrampilan Tingkat Menengah Ketrampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara diterima, mendengarkan denngan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir dan mengurangi ketegangan. c. Ketrampilan Tingkat Mahir Ketrampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi.
9
BABA III METODA PELAKSANAAN
3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Kubu maka alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan P2M yang akan dilakukan disajikan seperti diagram alur berikut.
Pemecahan Masalah
Identifikasi Permasalahan
Metode Kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan
Alternatif Pemecahan Masalah
Gambar 1. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah
3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan Secara umum kerangka berpikir untuk memecahkan masalah kegiatan ini digambarkan seperti pada Gambar 1. Berangkat dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk memecahkan masalah. Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternatif yang paling mungkin dilaksanakan.
10
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
Permasalahan
Pemecahan Masalah
Sasaran penunjang pendidikan masih kurang Keterlibatan siswa dan guru dalam kegiatan ilmiah masih kurang Prestasi siswa sangat rendah Kualitas input masih rendah
Metode Kegiatan
Meningkatkan kualitas/jumlah sarana penunjang pendidikan Melibatkan siswa dalam berbagai lomba ilmiah Melibatkan para guru dalam berbagai pelatihan Menigkatkan kualitas input
Alternatif Pemecahan Masalah
Ceramah dan diskusi tentang pembelajaran inovatif Praktek merancang pembelajaran inovatif (RPP)
Meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan pembelajaran inovatif
Gambar 2. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah 1) Ceramah dan Diskusi Kegiatan ceramah dan diskusi dilakukan untuk memberikan pemahaman peserta tentang pembelajaran inovatif. Materi ini akan diberikan oleh staf dosen Undiksha yang ahli dan telah mengimplementasikan pembelajaran inovatif. Materi yang diberikan memuat berbagai model pembelajaran inovatif (CTL), misalnya PBL, kooperatif, dan pembelajaran berbasis inkuiri. Ceramah dan diskusi menyasar tujuan pertama dari kegiatan ini.
2) Praktek Kegiatan ini merupakan lanjutan dari ceramah dan diskusi yang secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 2 Kubu dalam merancang pembelajaran inovatif. Kegiatan ini akan diisi dengan pelatihan penyususnan
rancangan
pelaksanaan
11
pembelajaran
(RPP)
yang
mengimplementasikan pembelajaran inovatif. Kegiatan praktek akan dibimbing staf dosen Undiksha yang ahli dalam pembelajaran.
3.1. KETERKAITAN Kegiatan P2M ini melibatkan instansi Undiksha dan guru SMP Negeri 2 Kubu. Kedua instansi yang terlibat ini mendapat keuntungan secara bersamasama (mutual benefit). 1) SMP Negeri 2 Kubu sebagai tempat pelaksanaan kegiatan akan menyediakan SDM/guru yang akan dilatih. Dalam hal ini, SMP Negeri 2 Kubu akan memperoleh manfaat dalam hal peningkatan kualitas SDM, terutama dalam bidang pembelajaran inovatif. 2) Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung pelaksanaan dharma ketiga dari tri Dharma Perguruan Tinggi.
3.4. Rancangan Evaluasi 3.4.1. Prosedur dan Alat Evaluasi Prosedur dan alat evaluasi untuk manilai keberhasilan kegiatan yang dilakukan digambarkan seperti Gambar 3. AWAL KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
AKHIR KEGIATAN
Pre-Tes
Observasi
Post-Tes Produk
Gambar 3. Bagan Alur Evaluasi Kegiatan
1) Pre-tes dan Post –tes Pre-tes dilakukan di awal kegiatan mengetahui pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu tentang pembelajaran inovatif sebelum kegiatan. Sedangkan posttes dilakukan di akhir kegiatan untuk mengetahui perubahan pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubutentang pembelajaran inovatif sesudah mengikuti kegiatan.
12
Data pre-tes dan post-tes dikumpulkan menggunakan tes diagnostik (sapriati, 2000). Tes diagnostik ini akan mengungkap pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu tentang pembelajaran inovatif. 2) Observasi Observasi terhadap pelaksanaan program mencakup ketekunan dan keseriusan guru dalam mengikuti kegiatan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek sikap dan aktivitas guru yang mencirikan prilaku dan kemampuan guru. Teknik pemberian skor pada masing-masing indikator menggunakan skala Likert dengan rentang 1-5. 3) Produk/RPP Produk kegiatan, yaitu RPP yang dihasilkan selama pelatihan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peserta dalam merancang pembelajaran inovatif. RPP yang dihasilkan oleh peserta diberikan skor 0 sampai 100
3.4.2. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Program Data hasil tes diagnostik tentang pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif dan data kemampuan peserta dalam merancang pembelajaran inovatif dianalisis secara deskriptif.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk seminar dan pelatihan terprogram, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Pertemuan 1
Kegiatan Sosialisasi program
2
Seminar, diskusi dan tanya jawab seputar pembelajaran Inovatif
3
Penggalian konsep-konsep tentang pembelajaran inovatif
4
5
Pelatihan pembuatan prangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP yang inovatif yang dibimbing langsung oleh Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. Praktek sendiri pembuatan RPP yang inovatif
4
Evaluasi program yang dilakukan diakhir kegiatan
Secara umum acara seminar berlangsung sangat baik dan kondusif. Di samping itu acara pelatihan pembuatan RPP juga berlangsung sangat baik dan berkualitas cukup baik. Hal ini terlihat dari terfokusnya perhatian peserta seminar pada topik seminar yang di bawakan oleh nara sumbeer yaitu Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. Pada sesi diskusi juga berlangsung sangat hangat. Hal ini terliahat dari banyaknya perseta yang bertanya kepada narasumber yang berkaitan dengan pembelajaran inovatif. Di awali oleh Bapak I wayan Punia, SPd yang menanyakan masalah langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Grup Investigation (GI), kemudian dilanjutkan oleh Ibu Irma Melati yang menanyakan masalah pentingnya RPP, dan kemudian disusul oleh Bapak Ngurah yang menanyakan masalah PTK dan Model Pembelajaran Jigsaw. Semua pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber dapat dijawab dengan baik dan penanya merasa puas terhadap jawaban narasumber.
14
4.2. Pembahasan Untuk dapat memahami konsep-konsep pembelajaran inovatif, para guruguru diberikan seminar tentang pembelajaran Inovatif dengan nara Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. para peserta seminar mengikuti seminar denga tertib dan sangat antusias dengan topik tentang model-model pembelajaran yang inovatif. Kegiatan seminar dan diskusi berlangsung sangat menarik dan antusias peserta
mengikuti kegiatan ini sangat baik. Hal ini terlihat dari banyaknya
peserta yang bertanya dan mendidkusikan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru selama mengajar. Setelah acara seminar selesai, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan RPP yang inovatif yang dilatih langsung oleh Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd., I Made Suarsana, S.Pd., M.Si, dan I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si. Para peserta pelatihan sangat antusias mengikuti pelatihan. Hal ini terlihat dari keseriusan para guru (peserta) dalam membuat RPP dan banyaknya peseerta yang bertanya kepada instuktur tentang langkah-langkah pembelajaran dan metode atau strategi apa yang cocok untuk topik yang mereka akan buat. Selain itu keseriusan para peserta pelatihan juga dapat dilihat dari kualitas RPP yang dihasilkan cukup memuaskan. Hasil pemberian pre-tes, dan wawancara dengan para peserta di awal pelatihan, secara umum mengindikasikan bahwa pola pembelajaran yang mereka terapkan masih dominan bersifat ekspositori, meskipun telah diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Khusus untuk mata pelajaran sains, para peserta mengeluhkan banyaknya konsep-konsep sains yang sulit dibelajarkan, konsep bersifat abstrak, tidak mudah dimengerti. Beberapa contoh yang telah dikemukakan adalah konsep kimia di SMP, konsep menjauhi dan mendekati garis normal dalam pembiasan cahaya, konsep perbedaan fungsi saklar dan sekring dalam rangkaian listrik, konsep perpindahan panas secara konduksi dan konveksi. Dari hasil wawancara pula terungkap bahwa berdasarkan pengalaman para peserta dalam mengajar menemukan bahwa banyak siswa kurang termotivasi dalam belajar karena terbatasnya prasarana di sekolah dan kurangnya kemampuan guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif. Banyak peserta (guru) yang mengeluhkan susahnya mengajak siswa untuk fokus dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih kurang dalam
15
merencanakan dan menyusun pembelajaran yang inovatif yang diinginkan oleh murid sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik bagi murid. Secara umum program pengabdian pada masyarakat yang bertemakan pelatihan pembelajaran inovatif bagi guru-guru di SMP Negeri 2 Kubu berlangsung dengan baik dan menurut kepala sekolah dan para peserta pelatihan kegiatan ini sangat bermanfaat dan membentu mereka dalam memahami dan memparktekkan
pembelajaran
inovatif.
Menurut
kepala
sekolah
dalam
sambutannya diakhir krgiatan mengatakan bahwa kegiatan pengabdian seperti ini sangat mereka perlukan dan sangat bermanfaat bagi mereka dan sekiranya memungkinkan mereka meminta agar di tahun-tahun yang akan datang pengabdian seperti ini dapat lagi dilaksanakan di SMP negeri 2 Kubu. Selain itu, Para guru juga merasakan manfaatnya kegiatan ini. Dari hasil evaluasi terhadap RPP yang mereka buat di akhir kegitan terlihat bahwa para guru sudah mulai paham dan bisa merencanakan pembelajaran yang inovatif walaupun dari segi sarana dan prasarana sekolah mereka tergolong belum begitu lengkap.
16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Beberapa hal dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M, sebagai berikut. 3) Pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu dapat meningkat melalui pemberian teori pembelajaran inovatif. 4) Pemahaman guru SMP Negeri 2 Kubu dapat meningkat melalui pemberian praktek pembelajaran inovatif. 5.2 Saran Hal yang disarankan dari hasil kegiatan P2M ini, sebagai berikut 1) Penggunaan model-model pembelajaran inovatif perlu lebih dioptimalkan agar konsep-konsep dasar khususnya sains yang bersifat abstrak dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. 2) Perlu dilaksanakan pelatihan model ini secara lebih intensif dengan melibatkan pihak terkait seperti Dinas Pendidikan dan berkolaboratif dengan LPM dari suatu perguruan tinggi tertentu.
17
DAFTAR PUSTAKA Arends, R.I. 1997. Strategi-Strategi Belajar terjemahan Mohamad Nur, Classroom Instructional and Management. Surabaya: Unesa Surabaya Cox, A.J. dan Junkin, W.F. 2002. Enhanched Student Learning in The Introductory Physics Laboratory. Physics Education. 32 (1) Euwe Van den Breg. 1991. Miskonsepsi Fisiska & Remidiasi. Salatiga: Universitas Satya Wacana. Gijselaers, W.H. 1996. Connecting Problem-Based Practice with Educational Theory. New Direction for teaching and Learning. No. 68. Griffith, A.K, et al. 1992. Students’ Misconcetion Relating to Fundamental Characteristics of Atom and Molecules. Journal of Research in Science Teaching. 29. (6). 611-628. Ibrahim, M. dan Nur, M. 2004. Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya: University Press. Marhaeni, AAIN. 2008. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Salah Satu Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Guru, Makalah Disampaikan pada Seminar Peningkatan Kinerja Guru di Kediri Tabanan pada Tanggal 5 Agustus 2008. McNiff, J. 1991. Action Research: Principles and Practice. London: Macmillan. O’Loughlin, M. 1992. Rethinking Science Beyond Piagetian Countructivisme Toward a Sosioculture. Model of Teaching & Learning. In Ronal G good (Ed). Journal of Research and Science Teaching, 29 (8). Rochman, N. 1997. Konsep dasar tindakan kelas. Bandung IKIP Bandung. Sapriati. 2000. Pengembangan Instrumen Penelitian Kegiatan Laboratorium Mata Pelajaran IPA SLTA. Disertasi. Jakarta. UNJ Savoie, J.M. & Andrew, S.H. 1994. Problem-Based Learning as Classroom Solution. Educational Leadership. Wardhani, IGAK., Wihardit, K., Nasoetion, N.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zainul, A. dan Nasoetion, N. 1993. Penelitian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
18
Lampiran 02 Foto-foto Kegiatan P2M Pelatihan Pembelajaran Inovatif di SMP Negeri 2 Kubu
Gambar 1. Pembukaan Kegiatan P2M oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Kubu
19
Gambar 2. Para peserta P2M sedang mengikuti kegiatan Seminar P2M
Gambar 3. Para peserta P2M sedang mengikuti kegiatan pelatihan P2M
20
Gambar 5. Pelatihan pembuatan RPP Inovatif yang dipandu oleh Pelatih
n Gambar 6. Foto bersama Tim Pelaksana P2m dengan para peserta di akhir kegiatan
21