LAMPIRAN
1
Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan Pakan komersil
proksimat (% bobot kering) Protein
Lemak
Abu
Serat kasar
Kadar air
BETN
40,1376
1,4009
16,3450
7,4173
14,8320
19,8672
Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama Parameter Perlakuan Media pemeliharaan
o
Suhu ( C)
pH
DO (mg/l)
Alkalinitas (ppm)
Kesadahan
NH3 (ppm)
NO2 (ppm)
26,7
8,1
8,07
45,31
40,04
0,085
0,02
Lampiran 3. Hasil analisis kualitas air selama pemeliharaan (Hari 20) Parameter suhu (ºC) pH DO (mg/l) Alkalinitas (ppm) Kesadahan NH3 (ppm) NO2 (ppm)
A 27 7,55 5,16 50,97 43,89 0,04 0,03
B 26,7 7,45 5,43 50,97 45,43 0,05 0,05
C 27 7,4 5,47 50,98 52,36 0,05 0,12
D 27,3 7,5 5,43 39,65 44,66 0,08 0,05
E 27,4 7,55 5,14 50,97 43,89 0,06 0,08
Lampiran 4. Hasil analisis kualitas air selama pemeliharaan (Hari 40) Parameter
A
B
C
D
E
suhu (ºC) pH DO (mg/l) Alkalinitas (ppm)
25,55 7,22 5,29 22,66
25,4 7,37 5,43 22,66
25,55 7,29 5,31 22,66
25,7 7,15 5,61 22,66
25,85 6,69 4,57 33,98
Kesadahan NH3 (ppm) NO2 (ppm)
53,9 0,01 0,06
63,14 0,01 0,08
71,61 0,03 0,13
61,6 0,02 0,13
61,6 0,03 0,82
Lampiran 5. Prosedur analisis proksimat (Takeuchi, 1988) A. Kadar Protein (metode Kjedahl) 1. Sampel ditimbang seberat 0,5-1,0 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjedahl, 2. Katalis berupa K2SO4,5H2O dengan rasio 9 : 1 ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjedahl, 3. Selanjutnya ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat ke dalam labu tersebut dan kemudian labu dipanaskan selama 3-4 jam sampai cairan dalam labu berwarna hijau,
21
4. Lalu larutan didinginkan, lalu ditambahkan air destilata 30 ml, Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai larutan tersebut mencapai volume 100 ml (larutan A), 5. Labu erlenmeyer diisi 10 ml H2SO4 0,05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator methylen blue atau methyl red (larutan B), 6. Larutan A diambil sebanyak 5 ml dan ditambahkan 10 ml NaOH 30% yang dimasukkan ke dalam labu kjedahl, Lalu dilakukan pemanasan dan kondensasi selama 10 menit mulai saat tetesan pertama pada larutan B, 7. Larutan dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan 0,05 N larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi hijau tua,
8. Kadar protein (%)
=
0,0007 * x (Vb-Vs) x F x 6,25** x 20 x 100 %
Keterangan :
S
Vs
= ml 0,05 N nitran NaOH untuk sampel
Vb
= ml 0,05 N nitran NaOH untuk blanko
F
= faktor koreksi dari 0,05 N larutan NaOH
S
= bobot sampel (gram)
*
= setiap ml 0,05 N NaOH ekuivalen dengan 0,0007 gram nitrogen
**
= faktor nitrogen
B. Kadar Lemak (metode ether ekstraksi Sochlet) 1. Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 1100C selama satu jam, kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator dan ditimbang bobot labu tersebut (A), 2. Kemudian dimasukkan petroleum benzen sebanyak 150-250 ml ke dalam labu reaksi, 3. Bahan ditimbang sebanyak 5 g (a), dimasukkan ke dalam selongsong, kemudian selongsong dimasukkan ke dalam sochlet serta diletakkan pemberat di atasnya, 4. Labu ekstraksi yang telah dihubungkan dengan sochlet di atas hotplate dengan air mendidih pada suhu 1000C didiamkan sampai cairan yang merendam bahan dalam sochlet menjadi bening,
22
5. Setelah larutan petroleum benzen bening, labu ekstraksi dilepaskan dari rangkaian dan tetap dipanaskan hingga petroleum benzen menguap semua, 6. Labu dan lemak tersisa dipanaskan dalam oven selama 16-60 menit, dieksikator dan ditimbang (B), 7. Kadar Lemak (%)
= B – A x 100 % a
C. Kadar Air 1. Timbang sampel sebanyak X gram, lalu masukkan ke dalam cawan (Y), 2. Masukkan cawan ke dalam oven dengan suhu 1100C selama 2-3 jam, 3. Dinginkan cawan ke dalam eksikator selama 30 menit, lalu ditimbang (Z), 4. Panaskan lagi dalam oven dengan suhu yang sama selama 1-1,5 jam, 5. Dinginkan lagi cawan ke dalam eksikator selam 30 menit, lalu ditimbang, 6. Kadar air (%) = D. Kadar Abu 1.
Z – Y x 100 % X
Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105 0C selama 1 jam ke dalam oven, lalu cawan porselin dikeluarkan dan disimpan dalam desikator selama 30 menit dan selanjutnya ditimbang (X1), Cawan porselen dipanaskan seperti prosedur nomor 1, lalu ditimbang,
2.
Sampel sebanyak 1-2 gram ditimbang (A), lalu dimasukkan ke dalam cawan porselen,
3.
Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600 0C, lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2) X2 – X1 x 100 %
4.
Kadar Abu (%) =
A
E. Serat Kasar 1. Kertas saring dipanaskan dalam oven 1100C selama satu jam, lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit, dan ditimbang (X1) 2. Bahan ditimbang 0,5 gram (A), lalau dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N, kemudian dipanaskan selama 30 menit di atas hotplate, setelah 30 menit ditambahakan 25 ml NaOH 1,5 N kemudian dipanaskan kembali di atas hotplate,
23
3. Kertas saring yang telah dipanaskan sebelumnya dihubungkan dengan vacuum pump, kemudian larutan yang sebelumnya dipanaskan di atas hotplate disaring dan dilakukan pembilasan secara berurutan, yaitu :1, 50 ml air panas, 2, 50 ml H2SO4, 3, 50 ml air panas, 4, 25 ml aceton 4. Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 0C selama satu jam dan didinginkan, 5. Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen, 6. Kemudian cawan dan kertas saring dipanaskan pada suhu 105-110 0C selama satu jam, didinginkan dalam desikator 30 menit, dan ditimbang (X2), kemudian dipanaskan dalam tanur pada suhu 600
0
C hingga
berwarna putih, didinginkan dan ditimbang (X3), 7. Kadar Serat Kasar = X2 - X1 - X3 x 100 % A
Lampiran 6. Prosedur pengukuran uji glukosa tubuh berdasarkan metode Wedemeyer-Yasutake (Wedemeyer dan Yasutake, 1981) dalam (Irwan, 2002)
Pembuatan gula standar Sebanyak 100 mg glukosa dilarutkan dalam akuades menjadi 100 ml,
Kemudian diukur absorbannya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 635nm (abs stanndar).
Persiapan sampel Karena sampel berupa tubuh ikan, maka sebelumnya dilakukan uji
glikogen (pengganti plasma darah), Kemudian plasma diambil sebanyak 0,05 ml lalu ditambahkan 3,5 ml campuran acetic acid glacial dan O-Toluidin dengan perbandingan 47:3, Campuran tersebut dipanaskan dalam water bath 100 0C selama 10 menit, Kemudian diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 635 nm (abs sampel), Glukosa darah dihitung dengan rumus (
/100
)=
/
×
Keterangan: Au = Abs Sampel Cs = Konsentrasi sampel Abs = Absorbansi Standar 24
Lampiran 7. Jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pakan (EP), survival rate (SR) selama 40 hari pemeliharaan Ikan Rainbow Praecox. Lampiran 7.1 Jumlah Konsumsi Pakan Ulangan
Perlakuan A
1 2 3 Rata-rata Standar Deviasi
6,00 7,70 7,70 29,57 1,97
Jumlah Konsumsi Pakan (%) Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D
Perlakuan E
9,40 9,90 7,00 33,50 1,55
8,80 7,90 8,70 33,60 0,62
8,70 9,00 9,40 34,80 1,10
7,80 9,20 8,70 34,40 1,47
Jumlah
df
Kuadrat Tengah
F hitung
F tabel,
6,515
,008
TABEL ANOVA Kuadrat Jumlah Konsumsi Pakan
Antara kelompok
52,343
4
13,086
Dalam kelompok
20,087
10
2,009
Total
72,429
14
Uji Lanjut (Tukey) Pasangan untuk α = 0,05 1 2
N Perlakuan Vitamin C 0 mg/kg pakan
3
Vitamin C 50 mg/kg pakan
3
33,5
Vitamin C 100 mg/kg pakan
3
33,6
Vitamin C 150 mg/kg pakan
3
34,8
Vitamin C 200 mg/kg pakan
3
34,4
29,57
Sig,
1
0,791
Keterangan: Kelompok yang homogen terdapat dalam kolom yang sama
Lampiran 7.2 Laju Pertumbuhan Spesifik Ulangan Perlakuan A 1 2 3 Rata-rata Standar Deviasi
0,67 0,44 0,41 0,50 0,14
Laju Pertumbuhan Spesifik Individu (%) Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D 0,90 0,65 0,33 0,63 0,29
0,91 0,60 0,38 0,63 0,27
0,86 0,91 0,75 0,84 0,05
Perlakuan E 0,92 0,92 0,83 0,89 0,08
25
TABEL ANOVA Jumlah Kuadrat
df
Kuadrat
F hitung
F tabel,
2,127
,152
Tengah Laju Pertumbuhan
Antara kelompok
,310
4
,078
Dalam kelompok
,364
10
,036
Total
,674
14
Spesifik
Lampiran 7.3 Efisiensi Pakan Ulangan
Efisiensi Pakan (%) Perlakuan C Perlakuan D
Perlakuan A
Perlakuan B
1
5,49
6,62
6,29
5,96
7,19
2
3,65
4,36
4,64
6,68
6,87
3
2,94 4,03 1,32
2,43 4,47 2,09
2,71 4,54 1,79
4,94 5,86 0,87
5,89 6,65 0,68
Rata-rata Standar Deviasi
Perlakuan E
TABEL ANOVA Jumlah Kuadrat
df
Kuadrat
F hitung
F tabel,
1,716
,222
Tengah Efisiensi Pakan
Antara kelompok
14,504
4
3,626
Dalam kelompok
21,128
10
2,113
Total
35,632
14
Lampiran 7.4 Kelangsungan Hidup ikan Rainbow Praecox Survival Rate (%)
Ulangan Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
Perlakuan D
Perlakuan E
1
76
96
100
100
100
2
92
96
92
100
100
3
80
88
92
96
100
Rata-rata
82,67
93,33
94,67
98,67
100,00
Standar Deviasi
8,33
4,62
4,62
2,31
0,00
26
TABEL ANOVA Jumlah Kuadrat
df
Kuadrat
F hitung
F tabel,
5,977
,010
Tengah Kelangsungan Antara kelompok hidup
561,067
4
140,267
Dalam kelompok
234,667
10
23,467
Total
795,733
14
Uji Lanjut (Tukey) Pasangan untuk α = 0,05 N
1
2
Perlakuan Vitamin C 0 mg/kg pakan
3
82,6667
Vitamin C 50 mg/kg pakan Vitamin C 100 mg/kg pakan Vitamin C 150 mg/kg pakan
3 3 3
93,3333 94,6667
93,3333 94,6667 98,6667
Vitamin C 200 mg/kg pakan
3 0,074
0,483
Sig,
100
Keterangan: Kelompok yang homogen terdapat dalam kolom yang sama
27