Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon Proksimat
Perlakuan protein
lemak
abu
serat kasar
air
BETN
A ( rebon 0%)
35,85
3,74
15,34
1,94
6,80
36,33
B ( rebon 15%)
36,69
4,13
17,85
2,99
8,23
30,11
C ( rebon 30%)
37,71
3,55
20,44
2,58
10,71
25,01
D ( rebon 45%)
39,11
3,13
23,79
3,30
9,83
20,84
Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air Tabel 4. Kualitas Air Awal Pemeliharaan Suhu (°C) 26,0
pH 6,7
DO
Alkalinitas
Kesadahan
NH3
NO2
NO3
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
7,61
45,310
107,80
0
0,002
1,93791
Kesadahan (ppm) 96,25 112,42 97,79 100,10 68,53
NH3 (ppm) -
NO2 (ppm) 0,002 -
NO3 (ppm) 90,701 162,813 111,313 156,313 170,225
Tabel 5. Kualitas Air Hari ke- 20 Perlakuan A B C D Tandon
Suhu (°C ) 25,45 25,45 25,45 25,80 25,90
pH 7,10 7,10 7,10 7,15 7,85
DO (ppm) 7,71 7,75 7,80 7,79 7,67
Alkalinitas (ppm) 45,31 45,31 45,31 39,65 39,65
Tabel 6. Kualitas Air Hari ke- 40 Perlakuan
Suhu (°C )
pH
DO (ppm)
Alkalinitas (ppm)
Kesadahan (ppm)
NH3 (ppm)
NO2 (ppm)
NO3 (ppm)
A B C D Tandon
25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
8,55 8,55 8,55 8,50 8,40
6,88 6,75 6,78 7,00 6,71
45,31 50,97 56,64 45,31 62,30
150,92 147,84 141,68 140,14 154,77
0,03 0,09 0,05 0,02 0,05
0,001 0,008 0,003 0,001 0,023
1,58 1,21 0,80 1,08 1,41
22
Lampiran 3. Prosedur analisis proksimat A. Kadar Protein (metode Kjedahl) (Takeuchi, 1988). 1. Sampel ditimbang seberat 0,5-1,0 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjedahl. 2. Katalis berupa K2SO4.5H2O dengan rasio 9 : 1 ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjedahl. 3. Selanjutnya ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat ke dalam labu tersebut dan kemudian labu dipanaskan selama 3-4 jam sampai cairan dalam labu berwarna hijau. 4. Lalu larutan didinginkan, lalu ditambahkan air destilata 30 ml. Kemudian masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai larutan tersebut mencapai volume 100 ml (larutan A). 5. Labu erlenmeyer diisi 10 ml H2SO4 0,05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator methylen blue atau methyl red (larutan B). 6. Larutan A diambil sebanyak 5 ml dan ditambahkan 10 ml NaOH 30% yang dimasukkan ke dalam labu kjedahl. Lalu dilakukan pemanasan dan kondensasi selama 10 menit mulai saat tetesan pertama pada larutan B. 7. Larutan dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan 0,05 N larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi hijau tua. 8. Kadar protein (%)
=
0,0007 * x (Vb-Vs) x F x 6,25** x 20 x 100 % S
Keterangan : Vs
= ml 0,05 N nitran NaOH untuk sampel
Vb
= ml 0,05 N nitran NaOH untuk blanko
F
= faktor koreksi dari 0,05 N larutan NaOH
S
= bobot sampel (gram)
*
= setiap ml 0,05 N NaOH ekuivalen dengan 0,0007 gram nitrogen
**
= faktor nitrogen
23
B. Kadar Lemak (metode ether ekstraksi Sochlet) (Takeuchi, 1988) 1. Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 1100C selama satu jam, kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator dan ditimbang bobot labu tersebut (A). 2. Kemudian dimasukkan petroleum benzen sebanyak 150-250 ml ke dalam labu reaksi. 3. Bahan ditimbang sebanyak 5 g (a), dimasukkan ke dalam selongsong, kemudian selongsong dimasukkan ke dalam sochlet serta diletakkan pemberat di atasnya. 4. Labu ekstraksi yang telah dihubungkan dengan sochlet di atas hot plate dengan air mendidih pada suhu 1000C didiamkan sampai cairan yang merendam bahan dalam sochlet menjadi bening. 5. Setelah larutan petroleum benzen bening, labu ekstraksi dilepaskan dari rangkaian dan tetap dipanaskan hingga petroleum benzen menguap semua. 6. Labu dan lemak tersisa dipanaskan dalam oven selama 16-60 menit, dieksikator dan ditimbang (B). 7. Kadar Lemak (%) = B – A x 100 % a C. Kadar Air (Takeuchi, 1988) 1. Timbang sampel sebanyak X gram, lalu masukkan ke dalam cawan (Y). 2. Masukkan cawan ke dalam oven dengan suhu 1100C selama 2-3 jam. 3. Dinginkan cawan ke dalam eksikator selama 30 menit, lalu ditimbang (Z). 4. Panaskan lagi dalam oven dengan suhu yang sama selama 1-1,5 jam. 5. Dinginkan lagi cawan ke dalam eksikator selam 30 menit, lalu ditimbang. 6. Kadar air (%) = Z – Y x 100 % X
24
D.
Kadar Abu (Takeuchi, 1988) 1.
Cawan porselin dipanaskan pada suhu 6000C selama 1 jam menggunakan muffle furnace, lalu dibiarkan sampai suhu muffle furnace turun sampai 1100C, lalu cawan porselin dikeluarkan dan disimpan dalam eksikator selam 30 menit dan selanjutnya ditimbang (A).
2.
Cawan porselin dipanaskan seperti prosedur nomor 1, lalu ditimbang.
3.
Sampel sebanyak 1-2 gram ditimbang, lalu dimasukkan ke erlenmeyer, kemudian ditambahkan H2SO4 0,3 N 50 ml, lalu dipanaskan lagi selama 30 menit.
4.
Larutan pada nomor 3 di atas disaring, lalu dicuci berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N 50 ml, dan 25 ml aseton.
5.
Kertas saring dan isinya dimasukkan ke cawan porselin, lalu dikeringkan selama satu jam dan didinginkan dalam eksikator, selanjutnya ditimbang
6.
(Y), setelah itu dipijarkan, lalu didinginkan dan kemudian ditimbang (Z). Serat kasar (%) = Y = – Z – A x 100 % X
Lampiran 4. Jumlah Konsumsi Pakan Tabel 7. Jumlah konsumsi pakan Perlakuan A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3
Jumlah Konsumsi Pakan (g) dengan FR 6% Awal S1 S2 S3 1,36 1,48 1,95 1,99 1,13 1,51 2,24 2,32 1,48 1,84 2,14 2,29 1,43 1,84 1,98 2,67 1,49 1,51 2,55 2,71 1,43 1,77 2,54 2,83 1,22 1,23 1,53 1,73 1,39 1,62 2,02 2,23 1,42 1,62 2,5 2,67 1,51 1,26 1,18 1,99 1,08 1,49 1,09 1,87 1,42 1,81 1,29 2,18
25
Lampiran 5. Laju Pertumbuhan Harian Tabel 8. Laju pertumbuhan harian Perlakuan
Wt
W0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3
3,26 3,44 3,23 3,23 2,99 3,45 2,78 3,40 3,42 2,78 2,72 3,19
2,38 2,49 2,38 2,32 1,89 2,47 2,03 2,32 2,37 2,53 1,79 2,37
LPH % 0,79 0,81 0,77 0,83 1,15 0,84 0,79 0,96 0,92 0,24 1,05 0,74
0,79 ± 0,02
0,94 ± 0,18
0,89 ± 0,09
0,68 ± 0,41
Lampiran 6. Hasil Uji Tukey
26