Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN UDANG REBON PADA KELOMPOK WANITA NELAYAN Sri Mardiyati dan Amruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar Email:
[email protected]
ABSTRACT Target outcomes of the activities ofdevotion to community especially for women fishers groups among others: (1) Increasing knowledge of women fishers on insight entrepreneurship and diversification of processed food products; (2) Increasing the skills of women fishers in processing a variety of processed foods based Acetes; (3) The creation of refined products such as shrimp paste Acetes more hygienic and healthy and have attractive packaging and branding; (4) The creation of Acetes processed product diversification, which can follow the changing tastes of consumers, such as crackers, nuggets, and grilled fish cake. To achieve the target outcomes are expected, then the method of execution used in this devotion activity is a method of counseling and training, dedicated primarily to the women fishers group. Results of this devotion to community program, among others: (1) Implementation of the devotion program is generally run well (both partners very positive response); (2) This devotion program has considerable benefits, especially for coastal communities are still low income, so they can increase their income; (3) The devotion program have generally been able to increase the knowledge and skills of the women fishers about the science of entrepreneurship, diversification of processed food based Acetes (nugget, grilled fish cake, crackers, shrimp paste), and techniques prosessing, packaging, labeling and branding the good one; (4)The women fishers are mostly interested and keen to develop business-based processed food diversification Acetes, either independently or in groups, because of the availability of local raw materials are quite abundant. Keywords: Acetes, women fishers, product diversification tinggi,
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang
semakin
pesat
dan
menyehatkan.
Namun
demikian untuk memenuhi kebutuhan
juga
produk pangan tersebut tidak semua
berimbas pada diversifikasi pengolahan
kalangan masyarakat dapat mengaksesnya
hasil perikanan. Dengan alasan mengikuti
terutama karena tingkat harga yang
perubahan
kebutuhan
kurang
konsumen
maka
dan
selera
penganekaragaman
terjangkau.
Oleh
karena
itu
diperlukan diversifikasi produk pangan
produk pangan olahan juga semakin
olahan
yang
memiliki
bahan
baku
berkembang.
Saat ini sebagian besar
melimpah, harganya lebih murah dan
masyarakat atau konsumen membutuhkan
bergizi tinggi, yang salah satunya adalah
produk pangan yang cepat saji, bercitarasa
udang rebon.
1
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
Pengembangan diversifikasi olahan
berkelompok telah melakukan pengolahan
pangan lokal dipandang strategis dalam
udang rebon atau ambaring menjadi
menunjang ketahanan pangan, terutama
terasi.
berkaitan
dengan
ketersediaan
pangan
penanggulangan
(penciptaan
aspek
promosi
dihasilkan tersebut masih dijual dalam
yang
beragam,
bentuk tanpa kemasan, yakni hanya
masalah
pemberdayaan
dan
menjual/memasok dalam bentuk karungan
masyarakat
ke toko pelanggan, dan selanjutnya
pengembanganusaha
pelanggan tersebut yang mengemas dan
ekonomi dan
Namun demikian terasi yang
gizi
ekonomi produktif). Jika disisi hilir
memiliki merek dagang.
(pengolahan dan pemasaran) produktif,
wanita nelayan di sini belum termotivasi
maka akan mendorongpula produktivitas
untuk melakukan packaging dan branding
di
karena masih belum terbukanya jaringan
sektor
hulu,
sehingga
ketahanan
panganyang tercermin dari terpenuhinya
pemasaran
pangan bagi rumah tangga, tersedianya
pengetahuan tentang teknik pemasaran.
pangan yang cukup, baik jumlah maupun
Padahal jika hal tersebut dilakukan maka
mutu, aman, merata, dan terjangkau dapat
keuntungan yang akan diperoleh lebih
terwujud (Marsigit, 2010).
tinggi,
Udang rebon merupakan jenis udang
serta
Kelompok
masih
sehingga
bisa
kurangnya
meningkatkan
pendapatan keluarga.
yang sangat kecil dan banyak terdapat di
Di sisi lain, para nelayan di Desa
perairan laut Indonesia termasuk di
Pitusunggu menganggap bahwa udang
wilayahDesa
rebon merupakan penghasilan sampingan
Ma’rang
Pitusunggu,
Kabupaten
Kecamatan Hasil
yang memiliki nilai ekonomi rendah.
penangkapan nelayan berupa udang rebon
Sehingga para wanita nelayan perlu
di wilayah ini sangat melimpah terutama
mendapatkan peningkatan pengetahuan
antara bulan November sampai Februari.
dan keterampilan untuk mengolah udang
Udang
rebon menjadi produk olahan pangan
rebon
Pangkep.
segar
maupun
kering
memiliki nilai gizi yang tinggi terutama
yang
protein dan kalsium.
ekonomi tinggi. Selain diolah menjadi
Udang rebon segar tentunya lebih mudah memiliki rendah,
mengalami nilai oleh
pembusukan
ekonomi karena
itu
dan
yang
lebih
di
Desa
Pitusunggu wanita-wanita nelayan secara
berselera
tinggi
dan
bernilai
terasi, udang rebon dapat juga diolah menjadi kerupuk, nugget, sosis maupun otak-otak. Pada
dasarnya
Desa
Pitusunggu
Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep 2
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
ini merupakan desa pesisir yang telah
produk perikanan yang dapat dipasarkan
memiliki
secara lebih menguntungkan.
sangat
berbagai
sumberdaya
potensial
untuk
yang
dilakukan
Dengan demikian, hal terpenting yang
diversifikasi produk olahan udang rebon
diperlukan kelompok wanita nelayan
tersebut. Desa pesisir ini telah memiliki
dalam upaya penganekaragaman olahan
Koperasi
udang
Nelayan
Sipakalewa
memberdayakan
kelompok
nelayan
nelayan
yang
rebon
adalah
peningkatan
wanita
pengetahuan dan keterampilan, sehingga
pengolah.
mampu meningkatkan motivasi kelompok
Disamping itu, sebagian besar anggota
tersebut untuk berwirausaha secara lebih
kelompok wanita nelayan (terutama yang
maju. Hal ini juga sangat prospektif untuk
berusia produktif) juga merupakan bagian
dilakukan
dari keanggotaan PKBM-PMPPK Mattiro
masyarakat Indonesia menyukai produk
Deceng
Belajar
olahan udang. Selain itu, tujuan yang
Pemberdayaan
tidak kalah penting adalah membantu
sebagai
(Pusat
Masyarakat
Kegiatan
dan
karena
sebagian
Masyarakat Pulau-Pulau Kecil), yang juga
meningkatkan
telah memiliki beberapa fasilitas bantuan
dengan harga produk yang relatif murah
peralatan dari pemerintah. Selama ini
dan terjangkau oleh semua kalangan, serta
kedua lembaga tersebut telah bersinergi
sekaligus
sehingga berbagai sumber daya yang
pendapatan keluarga nelayan.
tersedia
saling
melengkapi.
Untuk
taraf
gizi
besar
mampu
masyarakat
meningkatkan
Berdasarkan latar belakang analisis
ketersediaan peralatan utama sampai saat
situasi
ini kedua lembaga tersebut telah memiliki
dirumuskan beberapa permasalahan mitra,
antara lain: generator, lemari pendingin
antara
(freezer), oven berukuran besar, mixer
keterampilan wanita nelayan terhadap
berukuran besar, alat packaging, dan lain-
diversifikasi produk olahan udang rebon
lain, yang secara keseluruhan sangat
masih relatif rendah; (2) Masih kurangnya
menunjang untuk dilakukan khususnya
pengetahuan dan keterampilan wanita
diversifikasi produk olahan perikanan
nelayan terhadap proses produksi olahan
yang berbasis sumberdaya lokal. Namun
udang rebon yang lebih higienis dan
demikian
menyehatkan;
peralatan
hingga tersebut
saat
ini belum
berbagai
maka
lain:
secara
(1)
(3)
ringkas
Pengetahuan
Masih
dapat
dan
kurangnya
dapat
pengetahuan dan keterampilan wanita
dimanfaatkan secara maksimal, terutama
nelayan terhadap pentingnya nilai tambah
yang berkaitan dengan nilai tambah
produk olahan udang rebon (processing, 3
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
packaging, branding); (4) Pengetahuan
kewirausahaan. Materi penyuluhan yang
wanita nelayan tentang pengembangan
diberikan meliputi: 1) diversifikasi produk
distribusi
masih
olahan udang rebon (terasi, kerupuk,
cenderung rendah; (5) Kelompok wanita
nugget, otak-otak), 2) pentingnya kualitas
nelayan belum sepenuhnya termotivasi
prossesing, packaging dan branding pada
untuk berwirausaha secara bersungguh-
produk olahan udang rebon, 3) pentingnya
sungguh
peran manajemen dalam
jaringan
pemasaran
karena
masih
rendahnya
keuntungan yang diperoleh.
berwirausaha
terutama distribusi/jaringan
pemasaran,
4) diskusi dan tanya jawab. KHALAYAK SASARAN
Pelatihan
Khalayak sasaran untuk kegiatan pengabdian
masyarakat
ini
terutama
adalah kelompok wanita nelayan. Mitra utama dalam kegiatan ini adalah PKBMPMPPK Mattiro Deceng dan Koperasi Nelayan
Sipakalewa
Ma’rang
Kabupaten
di
Kecamatan
Pangkajene
dan
Kepulauan, yang masing-masing memiliki keanggotaan kelompok wanita nelayan yang
sebagian
besar
masih
dan
pendampingan
dilakukan terutama yang berkaitan dengan praktek pembuatan kerupuk, nugget, dan otak-otak berbahan baku udang rebon, serta packaging dan branding pada olahan terasi udang rebon. Kegiatan tersebut dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhir (barang jadi atau produk olahan: kerupuk, nugget, otakotak, terasi).
berusia
produktif. Peran aktif wanita nelayan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut dikoordinir oleh kedua mitra.
Pengetahuan dan Wanita Nelayan
METODE
Penganekaragaman atau diversifikasi
Untuk mencapai tujuan dan target luaran
dari
progran
ini(Ipteks
bagi
Masyarakat) maka metode pelaksanaan yang
digunakan
penyuluhan
dan
adalah pelatihan
metode yang
diperuntukkan terutama pada kelompok wanita nelayan. Penyuluhan memperkaya
Keterampilan
pangan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Diversifikasi memenuhi
ini selera
bertujuan
untuk
konsumen
yang
beragam dan terus berkembang sehingga selalu ada alternatif dan penyegaran menu, oleh karena itu kejenuhan pasar
dilakukan wawasan
para
untuk wanita
dapat teratasi (Ismanadji dan Sudari dalam Agustini dan Swastawati, 2003).
nelayan akan pentingnya pengetahuan 4
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
Udang
rebon
ISSN 2461-0992
bukan
mikro kecil menengah) yang berbasis
merupakan sumber penghasilan pokok
pada sumberdaya lokal yang tersedia.
bagi para nelayan di Desa Pitusunggu
Ketika
Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep,
menyadari pentingnya nilai gizi udang
karena penghasilan utama mereka adalah
rebon yakni terutama sebagai sumber
kepiting rajungan. Namun, ketika musim
protein dan kalsium yang murah, maka
hujan tiba, ketersediaan udang rebon di
menjadi lebih mudah bagi para wanita
wilayah pesisir ini cukup melimpah,
nelayan untuk mengembangkan produk
sehingga
berusaha
olahan udang rebon yang beraneka ragam
melakukan penangkapan. Selama musim
dan disukai konsumen. Pemahaman akan
ambaring (udang rebon), para wanita
pentingnya
nelayan
terasi
packaging, branding, dan marketing juga
tanpa kemasan, sehingga hanya dijual per
disuluhkan terhadap para wanita nelayan
karung kepada pedagang pengumpul.
di lokasi kegiatan.
para
sebenarnya
nelayan
mengolahnya
menjadi
para
wanita
kualitas
nelayan
telah
prosessing,
Upaya peningkatan pengetahuan dan
Keterampilan para wanita nelayan
keterampilan wanita nelayan terhadap
ditingkatkan melalui upaya pelatihan
manfaat dan nilai gizi udang rebon serta
pembuatan aneka produk olahan udang
diversifikasi produk olahannya dilakukan
rebon yang dilakukan secara bersama-
melalui
sama
pendekatan
pendampingan.
penyuluhan
Setelah
dan
dengan
para
penyuluh
dan
pelaksanaan
pendamping. Pelatihan pertama dilakukan
kegiatan penyuluhan tentang manfaat dan
untuk membuat otak-otak udang rebon,
nilai gizi udang rebon, para wanita
dan pada tahap selanjutnya dilakukan
nelayan baru mengetahui dan menyadari
pembuatan nugget udang rebon. Produk
bahwa betapa penting dan tingginya nilai
olahan ini sengaja dipilih karena di
gizi udang rebon. Selama ini masyarakat
kalangan anak-anak dan remaja sebagian
setempat
remeh
besar sedang menyukai atau menjadi
(inferior) terhadap udang rebon, sehingga
trend pangan cepat saji yang cenderung
hanya dibuat menjadi produk olahan
dianggap moderen. Segmen konsumen
terasi yang masih tradisional.
anak-anak dan remaja amatlah penting
hanya
memandang
Pengetahuan para wanita nelayan selanjutnya penyuluhan
ditingkatkan tentang
mengingat mereka masih dalam masa
melalui
pertumbuhan yang sangat membutuhkan
pentingnya
asupan gizi seimbang termasuk protein
kewirausahaan terutama UMKM (usaha
dan kalsium. 5
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
Kerupuk merupakan produk olahan
udang rebon yang sepenuhnya komersial,
pangan yang biasanya digunakan sebagai
tetapi paling tidak para wanita nelayan
makanan
telah
selingan
sedangkan
terasi
atau
tambahan,
merupakan
bahan
berminat
untuk
melakukan
pembuatan produk-produk olahan udang
tambahan atau penguat cita rasa dalam
rebon
pembuatan sambal. Kerupuk dan terasi
kebutuhan keluarga maupun kerabatnya,
bukanlah pangan pokok, tetapi bagi
sehingga minimal bisa mencegah adanya
masyarakat
malnutrisi.
tersebut
Indonesia
hampir
kedua
tidak
produk
pernah
lepas
ketersediaannya di meja makan. Pelatihan pembuatan kerupuk dan terasi udang
tersebut
untuk
memenuhi
Diversifikasi Produk Pangan Olahan Udang Rebon Pembuatan
produk-produk
value
rebon terutama difokuskan pada aspek
added dari hasil perikanan dapat memiliki
pengemasan
atau
keuntungan yang tinggi dengan jangkauan
pemberian merek dagang (packaging dan
pemasaran yang lebih luas. Pemanfaatan
branding). Nama dagang atau merek
hasil
dagang yang diberikan pada produk
ragaman produk-produk value added
olahan udang rebon (ambaring) adalah
memiliki prospek yang bagus di masa
sesuai dengan nama asal desa yaitu
mendatang
Pitusunggu, sehinga tercipta nama: otak-
suksesnya Program Ketahanan Pangan
otak ambaring 7sunggu, nugget ambaring
Nasional bila disertai dengan kerjasama
7sunggu, kerupuk ambaring 7sunggu, dan
yang baik antarlembaga terkait (Agustini
terasi ambaring 7sunggu.
dan Swastawati, 2003).
dan
pelabelan
perikanan
dan
melalui
dapat
penganeka-
mendukung
Secara umum para wanita nelayan
Nugget merupakan salah satu jenis
yang aktif mengikuti kegiatan sosialisasi,
produk olahan pangan yang cepat saji
penyuluhan,
dan
diversifikasi
pangan
pelatihan
tentang
(fast food) yang sampai saat ini masih
olahan
berbasis
menjadi makanan favorit khhususnya bagi
dan
sebagian besar anak-anak dan remaja baik
memahami dengan seksama. Oleh karena
di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
itu, tingkat pengetahuan dan keterampilan
Nugget
wanita nelayan secara umum relatif
nugget ayam (chiken nugget), tetapi ada
meningkat
dibandingkan
sebelumnya.
juga nugget yang terbuat dari bahan
Meskipun
hingga
ini
belum
utama berupa udang dan ikan sehingga
dilakukan diversifikasi produk olahan
disebut nugget udang (shrimp nugget) dan
udang
rebon
sangat
saat
antusias
yang paling populer adalah
6
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
nugget ikan (fish nugget). Harga nugget
serta
biasanya cukup mahal dibanding makanan
Ambaring 7sunggu) juga dilakukan secara
lainnya
bersama-sama
yang
sejenis
karena
bahan
dasarnya yang juga relatif mahal. Oleh
merek
dagang
agar
(yakni
kelak
Nugget
menembus
pasar yang memenuhi selera konsumen.
karena itu, dengan adanya bahan dasar
Pelatihan pembuatan nugget udang
udang rebon yang melimpah dengan
rebon secara umum berjalan dengan baik
harga yang jauh lebih murah dan tidak
dan tidak ada hambatan yang berarti
kalah kandungan gizinya, maka cukup
karena pada dasarnya pembuatan nugget
beralasan
ini cukup mudah untuk dilaksanakan dan
untuk
memilih
pembuatan
olahan nugget udang rebon.
menarik perhatian. Berdasarkan hasil
Pelaksanaan pembuatan nugget udang
evaluasi kegiatan ini, mulai dari tahap
rebon diikuti oleh para wanita nelayan
persiapan,
yang masing-masing tergabung dalam
menghasilkan
keanggotaan
Mattiro
udang rebon, sebagian besar peserta
Nelayan
memperoleh nilai yang cukup tinggi
Sipakalewa, sehingga untuk memudahkan
dalam hal keterampilan ini. Hal ini
pelaksanaannya selanjutnya dibagi dalam
tentunya
dua kelompok tersebut dengan anggota 15
apabila
orang
menindaklanjuti secara mandiri ataupun
Deceng
PKBM-PMPPK
dan
per
Koperasi
kelompok.
Pelaksanaan
prosessing, produk
akan para
lebih
olahan
nugget
membanggakan
peserta
melalui
modul pelatihan yang memuat tentang
mengembangkan produk olahan nugget
berbagai cara pembuatan olahan pangan
udang rebon yang lebih berkualitas dan
berbasis
memiliki nilai jual yang tinggi.
dijelaskan
dan
rebon,
selanjutnya
dipraktekkan
untuk
segera
pelatihan ini diawali dengan pembagian
udang
kelompoknya
hingga
lebih
secara
Otak-otak juga merupakan pangan
bersama-sama dengan tim pelaksana dan
olahan yang banyak digemari masyarakat,
pendamping.
otak-otak biasanya berbahan dasar ikan
Pengelompokkan
atau
identifikasi
terutama ikan tengiri. Namun tidak ada
bahan dan alat dilakukan oleh masing-
salahnya kalau otak-otak dikreasikan
masing kelompok, kemudian praktek
dengan bahan dasar udang rebon, selain
pembuatan nugget udang rebon mulai
murah kreasi ini bisa memenuhi pangan
dilaksanakan dengan teliti dan seksama
yang kaya nutrisi atau gizi. Pelaksanaan
agar menghasilkan produk olahan yang
pelatihan pembuatan otak-otak udang
baik. Pengemasan dan pemberian label
rebon dilakukan dengan cara atau metode 7
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
yang sama dengan pembuatan nugget
rebon merupakan salah satu kreasi ide
udang rebon. Kebutuhan bahan dan alat
yang sangat bermanfaat dan sekaligus
serta proses pembuatan otak-otak udang
bisa meningkatkan nilai tambah udang
rebon telah disediakan melalui panduan
rebon.
atau modul pelatihan yang dibagikan ke
prosedur dalam pelaksanaan pembuatan
masing-masing peserta.
kerupuk udang tidaklah berbeda dengan
Berdasarkan hasil penilaian secara umum, jalannya pelaksanaan pelatihan pembuatan
otak-otak
pengorganisasian
pembuatan
dan
produk-produk
sebelumnya.
rebon
Menurut para peserta yang sebelumnya
berjalan dengan lancar dan baik dengan
belum pernah membuat kerupuk, ternyata
persentase tingkat penerapan yang cukup
pembuatan kerupuk udang rebon relatif
tinggi atau cukup terampil. Pertanyaan
sederhana dan mudah untuk dilakukan.
yang dilontarkan para peserta terutama
Kerupuk udang rebon bisa bertahan lama
adalah yang terkait dengan penerimaan
dalam penyimpanan dan memiliki nilai
selera
Bagi
jual yang cukup tinggi, sehingga sangat
konsumen yang cerdas tentunya apabila
prospektif untuk dikembangkan lebih
terdapat informasi manfaat dan gizi dari
lanjut. Kerupuk udang rebon yang telah
suatu produk makanan maka kesadaran
dibuat oleh kelompok wanita nelayan
untuk membeli dan mengkonsumsi relatif
dinamakan dengan Kerupuk Ambaring
lebih tinggi. Oleh karena itu, pemberian
7sunggu, memiliki kemasan yang masih
label dan merek dagang memegang
sederhana tetapi dengan label yang cukup
peranan penting untuk pengembangan
menarik.
konsumen
udang
praktek
Proses
secara
luas.
produk selanjutnya. Sedangkan merek atau nama dagang yang disematkan dalam produk olahan ini adalah Otak-Otak Ambaring 7sunggu. Kerupuk udang merupakan makanan selingan atau makanan pelengkap yang sangat populer dan banyak disukai oleh masyarakat
dari
berbagai
Gambar 1. Aneka Produk Olahan Udang Rebon
kalangan.
Terasi yang paling populer adalah
Namun di sisi lain, harga kerupuk udang
terasi yang berasal dari udang rebon. Para
asli relatif lebih mahal sehingga upaya
wanita nelayan di Desa Pitusunggu ini
mengganti bahan dasar dengan udang
hanya mengolah udang rebon menjadi 8
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
ISSN 2461-0992
produk terasi. Karena para peserta sudah
rajungan kualitas ekspor, yang tentu
sangat familiar dengan teknik pembuatan
upahnya lebih tinggi dibanding untuk
terasi udang rebon, maka pelatihan ini
produk pasar lokal seperti terasi udang
lebih difokuskan pada teknik pengemasan
rebon. Tidak menutup kemungkinan, ke
dan pelabelan. Selama ini terasi udang
depan jika koperasi nelayan di wilayah ini
rebon yang dibuat oleh para wanita
lebih maju maka skala usaha bisa
nelayan di wilayah ini belum pernah
diperluas melalui manajemen yang lebih
dijual dalam bentuk kemasan, tetapi
baik.
hanya dijual dalam bentuk per karung. Pembuatan kemasan dilakukan dengan
FOTO KEGIATAN
ukuran terasi udang rebon yang lebih praktis atau satu bungkus sekali pakai. Kemasan yang digunakan untuk ukuran isi terasi yang kecil adalah dengan alumunium
foil,
yang
selanjutnya
dibungkus dengan plastik dan dikemas dengan merek dagang Terasi Ambaring 7sunggu. Dengan kemasan yang praktis dan menarik ini diharapkan mampu
Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Diversifikasi Produk Olahan Udang Rebon
meningkatkan nilai jual terasi udang rebon
tersebut,
meningkatkan
sehingga
pendapatan
dapat
masyarakat
setempat. Pada dasarnya secara umum para peserta cukup tertarik dengan adanya pembuatan kemasan dan merek untuk produk terasi udang rebon tersebut,
Gambar 2. Pelatihan Pembuatan Berbagai Produk Olahan Udang Rebon
namun demikian untuk mengemas terasi
KESIMPULAN
yang produksinya melimpah ini terdapat
Berdasarkan
hasil
dari
kegiatan
kendala ketersediaan waktu dan tenaga
Program Ipteks bagi Masyarakat ini, maka
kerja. Hal ini cukup beralasan karena
dapat disimpulkan bahwa:(1) pelaksanaan
sebagian besar masyarakat di wilayah ini
program ini secara umum berjalan dengan
bekerja sebagai tenaga pengupas kepiting
baik (kedua mitra berperan aktif dan 9
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 1, Oktober 2016
memiliki
respons
pengetahuan wanita
dan
nelayan
kewirausahaan,
yang
ISSN 2461-0992
positif);
keterampilan tentang
(2) para
wawasan
diversifikasi
pangan
olahan berbasis udang rebon (nugget, otak-otak, kerupuk, terasi), dan teknik prosessing, packaging, labelling, dan branding cenderung lebih meningkat; (3) diversifikasi
pangan
olahan
berbasis
udang rebon (nugget, otak-otak, kerupuk, terasi) diaplikasikan para wanita nelayan di tingkat rumah tangganya, dan (4) para wanita nelayan sebagian besar tertarik dan berminat untuk mengembangkan usaha diversifikasi
pangan
olahan
berbasis
udang rebon, baik secara mandiri maupun berkelompok karena ketersediaan bahan baku lokal yang cukup melimpah.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, T.W dan Swastawati, F. 2003. Pemanfaatan Hasil Perikanan sebagai Produk Bernilai Tambah (Value- Added) dalam Upaya Penganekaragaman Pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. IV, No. 1 Th 2003: 74-81. Demeslati, Sumarto, dan Saputri Meilin. 2013. Kajian Penerimaan Konsumen dan Mutu Nugget Udang Rebon (Acetes Erythraeus). Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 2 : 55-66. Edwinar R. Wau, Suparmi, dan Desmelati. 2010. The Effects of Different Processing Method Toward Quality of Shrimp (Acetes Erythraeus) Sausage. Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 15,1 (2010) : 71-82. Marsigit, W. 2010. Pengembangan Diversifikasi Produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu untuk Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan. AGRITECH, Vol. 30, No. 4, NOVEMBER 2010: 256-264.
10