LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2013 [Type the company name] [Pick the date]
RINGKASAN EKSEKUTIF
Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2014. Rencana kinerja 2014 dan penetapan kinerja 2013 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2014 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 yang telah disarikan dalam Indikator Kinerja Utama dan Penetapan Kinerja tahun 2014. Adapun sasaran
kegiatan tahun 2014 adalah Meningkatnya Dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan tiga indikator kegaiatan antara lain adalah a. prosentase kasus potensial PHEIC yang terdeteksi di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas Darat, b).Persentase Perimeter dan buffer area yang bebas vector penular penyakit dilingkungan BAndara dan Pos Lintas Darat dan c). Persentase Kualitas air Minum di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas batas yang memenuhi syarat. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar
dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Tahun 2014 terdiri dari Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan sasaran Dukungan Management dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp
21.647.301.000,-
yang
terdiri
dari
:
Belanja
Pegawai
Rp.
5.844.120.163,- dan realisasinya Rp.5.844.120.163,- (92,66%), Belanja barang Rp 6.278.660.000,-, dengan realisasi sebesar Rp 5.706.647.354,- (90,89%) dan Belanja Modal Rp 9.061.806.000,- dengan realisasi Rp 7.906.386.250,-(87,25%).. Untuk mencapai sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2013, jumlah Sumber Daya Manusia yang ada sebanyak 100 orang
dengan
kualifikasi
pendidikan
yang
beragam
sebagian
besar
berpendidikan S2 sebesar 8%, S1 sebesar 38%, D3 sebesar 32%, DI sebesar 3%, SLTA sebesar 15%, SMP sebesar 1%, SD sebesar 2% yang
perlu
ii
ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya dengan dukungan anggaran sebesar Rp 12.585.495.000,- dan tingkat pencapaian sebesar Rp 11.550.767.517,- (92 %). Dalam melaksanakan Kegaiatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Pintu Gerbang Negara dikembangkan strategi sebagai berikut: 1. Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara 2. Persentase terlaksananya penangguangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra 3. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan 4. Persentase bebas vektor penular di perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI < 1) di lingkungan pelabuhan, baandara dan PLBD 5. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemic dilakukan tindakan karantina ≤24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah . 6. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syatrat kesehatan 7. Persentase kawasan pelabuhan dan bandara yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan dan bandara sehat 8. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase cakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan dio pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 10. Persentase Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Dini PTM di Pelabuhan dan Bandara
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena hanya dengan nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2014. LAK ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama tahun 2014. Akuntabilitas kinerja ini merupakan evaluasi kinerja KKP Kelas I Denpasar
yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kerja selanjutnya. LAK ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung ada hubungannya dengan hasil (output) dalam rangka mendukung kinerja manajerial Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 356/Menkes/SK/III/2008 , tugas
pokok
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
Kelas
I
Denpasar
adalah
melaksanakan Pencegahan Masuk dan Keluarnya Penyakit Karantina dan Penyakit Menular Potensial wabah, Kekarantinaan, Pelayanan Kesehatan terbatas
di
wilayah
kerja
Pelabuhan/Bandara
dan
Lintas
Batas,
serta
pengendalian dampak risiko lingkungan. Demikian, kami sampaikan ucapan terima kasih dari semua pihak. Semoga Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
dapat
memberikan
informasi
tentang
penyelenggaraan program di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, dan diharapkan masukan-masukan atau saran dan kritik yang membangun
dari
semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja pada tahun berikutnya.
Denpasar, Januari 2014 Kepala Kantor
dr. Nyoman Murtiyasa, M.Kes NIP 195704271985111001
iv
DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................ii KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv DAFTAR ISI............................................................................................................ v DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A.
LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B.
MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................... 2
C.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................................................. 2
D.
SISTIMATIKA ............................................................................................ 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ......................................................................... 5 A.
PERENCANAAN KINERJA ....................................................................... 5
a.
VISI ........................................................................................................... 5
b.
Misi ............................................................................................................ 5
B.
TUJUAN DAN SASARAN ......................................................................... 6
1.
Tujuan ....................................................................................................... 6
2.
Sasaran ..................................................................................................... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................... 13 A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ......................................................... 13
B.
Realisasi Anggaran ................................................................................. 66
BAB IV PENUTUP................................................................................................ 67
v
DAFTAR TABEL Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014 ............................................................. 6 Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar .... 15 Tabel 3. Distribusi Pegawai menurut Jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2010 - 2014................................................ 64 Tabel 4. Rincian Anggaran belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 - 2014 ............................................................. 65 Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2014 ............................................................ 66
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Capaian target Pemeriksaan Kesehatan Kapal tahun 2010 – 2014 ...... 31 Grafik 2. Capaian target Pemeriksaan Kesehatan Pesawat tahun 2010 - 2014 ... 32 Grafik 3. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2014 ............................................................... 41 Grafik 4. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2013 dan 2014 ................................................ 42 Grafik 5. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014.................................................... 42 Grafik 6. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor Malaria di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014.................................................... 44 Grafik 7. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor Pes di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014.................................................... 47 Grafik 8. Capaian target wilayah bebas vektor diare di wilayah KKP Kelas I Denpasar pada Tahun 2014 ................................................................ 48 Grafik 9. Realisasi target wilayah bebas vektor diare di KKP Kelas I Denpasar pada tahun 2013 dan 2014 .................................................................. 49 Grafik 10. Realisasi wilayah bebas vektor diare di wilayah KKP Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2014............................................................................... 49 Grafik 11. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH dari tahun 2010 – 2014 ........................................................... 52 Grafik 12. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Pengambilan sampel air dari tahun 2010 – 2014............................................................................... 53 Grafik 13. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Pengawasan Sanitasi Bangunan dari tahun 2010 – 2014 ..................................................... 56 Grafik 14. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan tahun 2010-2014 .................................................................. 59 Grafik 15. Distribusi Pegawai Menurut Golongan Dan RuangKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2014 ........................................... 64 Grafik 16. Distribusi Pegawai menurut Pendidikan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2014 ............................................................. 65 vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance‘tata kelola pemerintahan yang baik’dan sekaligus result oriented government‘pemerintah yang berorentasi pada output/outcome’. SAKIP merupakan sebuah system dengan(Performance-base Management)pendekatan
manajemen
berbasis
kinerja
untuk
penyediaan
informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab,
serta
sebagai
wujud
pertanggungjawaban
instansi
pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah, Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi. Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar memiliki kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2014 yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh 1
tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. Rencana strategis/rencana aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2014 merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014. Selama kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar melaksanakan 1 program utama, yaitu Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di pintu gerbang negara. Pelaksanaan program – program yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dapat diukur dengan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana yang akan disampaikan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2014 ini. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar
tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis
yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2014 yang harus dipertanggung jawabkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan
Permenkes
Nomor
356//Menkes/SK/III/2008
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Denpasar mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk keluarnya
penyakit
Kekarantinaan,
karantina
Pelayanan
dan
penyakit
Kesehatan
menular
Terbatas
di
potensial wilayah
wabah, kerja
Pelabuhan/Bandara dan lintas batas, serta Pengendalian Dampak Kesehatan Lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kekarantinaan. 2
b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan. c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di Bandara, Pelabuhan d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali. e. Pelaksanaaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia. f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring survailans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas internasional, regional, dan internasional. g. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk. h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan Bandara Pelabuhan dan lintas batas darat negara. i.
Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan aditif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan import.
j.
Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. l.
Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
m. Pelaksanaaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan n. Pelaksanaaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan survailans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Adapun susunan organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar terdiri dari: 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Pengendalian Karantina dan Survailans Epidemiologi 3
3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan; 4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. 6. Insatalasi (Rawat Jalan, Farmasi, Laboratorium, Simkespel, Regional Center, dan Diklat). D. SISTIMATIKA Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor keseahatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2014 adalah sebagai berikut. ▪
Bab I (Pendahuluan), menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, serta sistimatika penyajian laporan.
▪
Bab II (Perencanaan Kinerja), menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar serta kebijakan dan program beserta anggaran yang direncanakan tahun 2014.
▪
Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2014, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Kantor Kesehtan Pelabuhan Kelas I Denpasar selama Tahun 2014.
▪
Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja tahun 2014.
4
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu. a.
VISI Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang masa depan
berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar . Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah Masyarakat Sehat di Lingkungan Pelabuhan dan Bandara yang Mandiri dan Berkeadilan.. Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar
untuk selalu
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat
untuk
mencapai visi Kementerian Kesehatan. b.
Misi Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tersebut, ditetapkan 3 (tiga) misi sebagai berikut: a. Meningkatkan pelabuhan
derajat
dan
kesehatan
bandara
melalui
masyarakat
wilayah
pemberdayaan
kerja
masyarakat
pelabuhan dan bandara , termasuk swasta dan masyarakat madani. b. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan melakukan cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. 5
c. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan / bandara serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. 2. Sasaran Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014 adalah sebagai berikut. Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1
Terlaksananya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Pintu Masuk Negara
1
2
3
4
2 Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara
Persentase terlaksananya penangguangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
Persentase bebas vektor penular di perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI < 1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan PLBD
OUTPUT
TARGET (%)
3 Terlaksananya Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan.
4 100
Terlaksananya Pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat.
100
Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
100
Terlaksananya deteksi dini penyakit menular langsung (IMS) di pelabuhan dan bandara
100
Terlaksananya Kegiatan Pemeriksaan kesehatan kapal
100
Terlaksananya Kegiatan Terlaksananya Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Pesawat
100
Terlaksananya Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Jenazah
100
Terlaksananya Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas OMKABA
100
Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor DBD Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor Malaria Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor
100 100 100
6
Pes
5
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemic dilakukan tindakan karantina ≤24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah .
6
Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syatrat kesehatan
Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor Diare Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus penyakit menular
100
Terlaksananya Pengawasan kualitas kimia air bersih
100
Terlaksananya Pengambilan sampel air bersih
100
Terlaksananya Inspeksi sanitasi sisa chlor & pH
100
100
7
Persentase kawasan pelabuhan dan bandara yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan dan bandara sehat
Terlaksananya Sosialisasi Pelabuhan / Bandara Sehat
100
8
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan
Terlaksananya Pengawasan sanitasi bangunan
100
Terlaksananya Pengawasan hygiene sanitasi kapal/pesawat
100
Terlaksananya Pengambilan sampel air limbah
100
Persentase cakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan dio pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan.
Terlaksananya Pemeriksaan sampel makanan
100
Terlaksananya Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan
100
Persentase Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Dini PTM di Pelabuhan dan Bandara
Terlaksananya Monitoring Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat Pelabuhan dan Bandara
100
9
10
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu Januari – Desember 2014. Tahun 2014 merupakan tahun kelima pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010–2014. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar khususnya dibandingkan dengan tahun 2013. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I 13
Denpasar yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah: TERLAKSANANYA PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DI PINTU MASUK NEGARA
Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 10 (sepuluh) indikator kinerja output yaitu: 1. Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara 2. Persentase terlaksananya penangguangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra 3. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan 4. Persentase bebas vektor penular di perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI < 1) di lingkungan pelabuhan, baandara dan PLBD 5. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemic dilakukan tindakan karantina ≤24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah . 6. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syatrat kesehatan 7. Persentase kawasan pelabuhan dan bandara yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan dan bandara sehat 8. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase cakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan dio pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 10. Persentase Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Dini PTM di Pelabuhan dan Bandara
14
Besaran target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
OUTPUT
TARGET (%)
1
2
3
4
5
Terlaksananya Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan.
100
100
Terlaksananya Pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat.
100
100
Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
100
100
Terlaksananya deteksi dini penyakit menular langsung (IMS) di pelabuhan dan bandara
100
100
Terlaksananya Kegiatan Pemeriksaan kesehatan kapal
100
100
Terlaksananya Kegiatan Terlaksananya Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Pesawat
100
100
Terlaksananya Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Jenazah
100
100
Terlaksananya Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas OMKABA
100
100
Persentase bebas vektor penular di Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor DBD perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI < Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor Malaria 1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor Pes PLBD Terwujudnya Wilayah Bebas Vektor Diare
100
36,6
100
100
100
100
100
85
5
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan episenter pandemic dilakukan tindakan Epidemiologi kasus penyakit menular karantina ≤24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah .
100
100
6
Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syatrat kesehatan
Terlaksananya Pengawasan kualitas kimia air bersih Terlaksananya Pengambilan sampel air bersih Terlaksananya Inspeksi sanitasi sisa chlor & pH Persentase kawasan pelabuhan dan bandara Terlaksananya Sosialisasi Pelabuhan / yang telah melaksanakan kawasan Bandara Sehat pelabuhan dan bandara sehat
100
85
100
91
100
99,5
100
0
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan
Terlaksananya Pengawasan sanitasi bangunan
100
99,3
Terlaksananya Pengawasan hygiene sanitasi kapal/pesawat
100
100
Terlaksananya Pengambilan sampel air limbah
100
90
Persentase cakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan dio pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan.
Terlaksananya Pemeriksaan sampel makanan
100
100
Terlaksananya Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan
100
100
Persentase Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Dini PTM di Pelabuhan dan Bandara
Terlaksananya Monitoring Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat Pelabuhan dan Bandara
100
100
Terlaksananya Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Pintu Masuk Negara
1
2
3
4
7
8
9
10
Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara
Persentase terlaksananya penangguangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
Direktur Jenderal PP dan PL
Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), Mars,DTM&H,DTCE NIP. 195509031980121001
REALISASI (%)
Denpasar, Januari 2014 Kepala Kantor
dr. Nyoman Murtiyasa, M.Kes NIP. 195704271985111001
15
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1. INDIKATOR PERTAMA Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu Negara Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” antara lain sebagai berikut: a. Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan. 1) Sasaran Kegiatan Terlaksananya penemuan kasus penyakit menular yang terdapat pada masyarakat di lingkungan pelabuhan dan bandara. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2013 dan 2014 terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010 – 2014 Kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan telah terlaksana 100% 5) Permasalahan - Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.
16
- Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan. 6) Usul Pemecahan Masalah Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.
b. Pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat. 1) Sasaran Kegiatan Terlaksananya
pengumpulan data puskesmas yang terdekat dengan
wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %). 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat pada tahun 2013 dan 2014 terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010 – 2014 Kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat telah terealisasi 100%. 5) Permasalahan -
Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya.
-
Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, terutama dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh
-
Waktu pengumpulan data sangat tergantung dari kesiapan sumber data dalam memberikan data sesuai kebutuhan.
6) Usul Pemecahan Masalah -
Perlunya peningkatan kompetensi petugas teknis dalam melakukan analisis data.
-
Peningkatan frekuensi komunikasi dengan puskesmas bersangkutan 17
-
Melakukan
pertemuan
jejaring
surveilans
dengan
puskesmas
bersangkutan
Kegiatan yang tidak bersifat rutin adalah sebagai berikut: a. Pertemuan penguatan jejaring SE 1) Sasaran Kegiatan Terlaksananya penguatan jejaring surveilans epidemiologi antara KKP Kelas I Denpasar dengan institusi kesehatan terdekat di wilayah provinsi Bali. 2) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%). Kegiatan yang sama belum dapat terlaksana pada tahun sebelumnya karena keterbatasan dalam pembiayaan. 3) Permasalahan : -
Tidak semua instritusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan daam pertemuan karena keterbatasan dana.
-
Rencana tindak lanjut berupa kesepakatan dalam penyediaan data bagi keperluan kewaspadaan dini dipintu masu dengan wilayah belum konsisten terutama dalam ketepatan waktu dalam pengiriman data penyakit
4) Usul Pemecahan Masalah : -
Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun.
b. Pertemuan Table Top 1) Sasaran Kegiatan Terlaksananya kegiatan table Top mengenai penanggulangan penyakit potensial PHEIC di Bandara Ngurah Rai, dengan peserta yang berasal dari komunitas Bandara internasional Ngurah Rai Denpasar.
18
2) Kondisi yang dicapai Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakuak sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%). Kegiatan pertemuan table top baru pertama kali dilaksanakan tahun tahun 2014. Tahun sebelumnya belum terlaksana karena keterbatasan anggaran. 3) Permasalahan -
Belum pernah dilakukan kegiatan serupa di lingkungan bandara sebagai bagian dari kesiap-siagaan apabila terdapat kejadian
-
Tidak semua institusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan dalam pertemuan karena keterbatasan dana.
-
Masing-masing
institusi
peserta
pertemuan
belum
dapat
menyampaikan peran tugas sesuai tupoksi institusinya masingmasing dalam penaggulangan kejadian PHEIC di Bandara. 4) Usul Pemecahan Masalah : -
Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun.
-
Perlunya
dilakukan
pertemuan
pendahuluan
untuk
memastika
kesiapan peserta terutama dari luar KKP Kelas I Denpasar dalam mengambil peran sesuai tupoksinya.
c. Simulasi
penanggulangan
penyakit
potensial
PHEIC
(simulasi
Penaggulangan Penyakit Kolera di Pelabuhan Laut Benoa) 1) Sasaran Kegiatan Terlaksananya kegiatan simulasi mengenai penanggulangan penyakit potensial PHEIC di Pelabuhan Laut, dengan peserta yang berasal dari komunitas Pelabuhan Benoa Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakuak sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%). Kegiatan Simulasi baru pertama kali dilaksanakan tahun tahun 2014. Tahun sebelumnya belum terlaksana karena keterbatasan anggaran.
19
3) Permasalahan -
Belum pernah dilakukan kegiatan serupa di lingkungan bandara sebagai bagian dari kesiap-siagaan apabila terdapat kejadian
-
Tidak semua institusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan dalam pertemuan karena keterbatasan dana.
-
Masing-masing institusi peserta simulasi belum dapat menyampaikan peran tugas sesuai tupoksi institusinya masing-masing dalam penaggulangan kejadian PHEIC di Bandara.
4) Usul Pemecahan Masalah -
Perlunya dilakukan simulasi serupa secara periodik tiap tahun.
-
Perlunya
dilakukan
pertemuan
pendahuluan
untuk
memastika
kesiapan peserta terutama dari luar KKP Kelas I Denpasar dalam mengambil peran sesuai tupoksinya.
2. INDIKATOR KEDUA Persentase
terlaksananya
penanggulangan
faktor
risiko
dan
pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
OUTPUT Terlaksananya Deteksi Dini Penyakit Menular Langsung (IMS) Di Pelabuhan Dan Bandara.
Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah: a. Penyuluhan HIV AIDS di lingkungan pelabuhan dan pada anak SMA di wilayah bandara 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan penyuluhan dilaksanakan bagi komunitas pelabuhan dan anak SMA di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar.
20
2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, penyuluhan HIV AIDS di lingkungan pelabuhan dan pada anak SMA di wilayah bandara telah terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di lingkungan pelabuhan dan pada anak SMA di wilayah bandara baru diadakan pada tahun 2014 sebagai inovasi kegiatan. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, penyuluhan HIV/AIDS di lingkungan pelabuhan dan pada anak SMA di wilayah bandara terlaksana 100%. 5) Permasalahan Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya informasi terutama yang berkaitan dengan HIV/AIDS.Selain itu, keterbatasan jumlah petugas yang dapat menyampaikan penyuluhan terutama bagi anak sekolah. 6) Usulan pemecahan masalah Merubah metode penyuluhan dan mengoptimalkan jumlah petugas yang dapat memberikan penyuluhan.
b. Pertemuan
dokter
pelabuhan
regional
tengah
dalam
rangka
peningkatan kapasitas inti dalam diagnosa penyakit karantina/PHEIC 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pertemuan dalam rangka peningkatan kapasitas inti dalam diagnosa penyakit karantina/PHEIC dengan sasaran dokter pelabuhan regional tengah. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Penguatan kapasitas inti dalam rangka pelaksanaan IHR terutama dalam rangka penanganan pasien di lingkungan pelabuhan dan bandara dengan pencapaian seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kondisi medis sebanyak 100%.
21
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, pencapaian seluruh kegiatan medis tercapai 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, pencapaian seluruh kegiatan medis tercapai 100%. 5) Permasalahan Dari 4 wilayah kerja, ada 2 wilayah kerja yang belum mempunyai tenaga dokter. Serta ambulans yang memadai untuk proses rujukan pasien di beberapa wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. 6) Usulan pemecahan masalah Mengusulkan penambahan tenaga dokter/perawat di wilayah kerja yang kekurangan tenaga tersebutserta pengadaan unit ambulans di wilayah kerja yang memerlukan. OUTPUT Terlaksananya
penanggulangan
faktor
risiko
dan
pelayanan
kesehatan pada wilayah kondisi matra.
c. Penanganan Pasien Poliklinik Rawat Jalan 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan penanganan pasien dilaksanakan di masing-masing Poliklinik rawat jalan yang ada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar (5 poliklinik Rawat Jalan). 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, pasien yang datang ke poliklinik rawat jalan dapat tertangani 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, pasien yang datang ke poliklinik rawat jalan dapat tertangani 100%.
22
4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), pasien yang datang ke poliklinik rawat jalan dapat tertangani 100%. 5) Permasalahan Kurangnya tenaga dokter dan perawat di beberapa wilayah kerja 6) Usulan pemecahan masalah Mengoptimalkan SDM yang ada di wilayah kerja yang kekurangan tenaga tersebut.
d. Rujukan Pasien Poliklinik Rawat Jalan 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan rujukan pasien dilaksanakan di masing-masing Poliklinik rawat jalan yang ada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar (5 poliklinik Rawat Jalan). 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, pasien yang memerlukan rujukan dapat tertangani 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, pasien yang memerlukan rujukan dapat tertangani 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, pasien yang memerlukan rujukan dapat tertangani 100%. 5) Permasalahan Kurangnya tenaga dokter dan perawat di beberapa wilayah kerja Tidak terdapatnya unit ambulans yang memadai untuk proses rujukan pasien di beberapa wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar 6) Usulan pemecahan masalah Mengoptimalkan SDM di wilayah kerja yang kekurangan tenaga tersebut. Mengusulkan pengadaan unit ambulans di wilayah kerja yang memerlukan. 23
e. Pelayanan Kesehatan Posko Hari Raya Nyepi 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Nyepi ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, dan Bandara, dengan sasaran para petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
f. Pelayanan Kesehatan Posko Piodalan Pura Silayukti 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Piodalan Pura Silayukti ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, dengan sasaran para pemedek (umat yang melakukan persembahyangan ke Pura Silayukti) yang memerlukan pelayanan kesehatan. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai sudah terlaksana 100%.
24
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai terlaksana 100%.
g. Pelayanan Kesehatan Posko Hari Raya Idul Fitri 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Idul Fitri ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, Benoa dan Bandara, dengan sasaran para petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
h. Pelayanan Kesehatan Posko Natal dan Tahun Baru 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Natal dan Tahun Baru ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, 25
Gilimanuk,
Benoa
dan
Bandara,
dengan
sasaran
para
petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
i. Pendampingan Vaksinasi Meningitis di Kabupaten/Kota 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan di 9 kabupaten/kota saat pelaksanaan Vaksinasi Meningitis bagi calon Jemaah Haji. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali sudah terealisasi 100% di 9 kab/kota. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali terlaksana 100% di 9 kab/kota. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali terlaksana 100% di 9 kab/kota. 26
j. Penanganan keadaan emergency/P3K di bandara dan pelabuhan 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar, baik Pelabuhan laut maupun Bandara, dengan sasaran crew kapal/pesawat, penumpang, petugas/pengguna jasa yang memerlukan pelayanan kesehatan/P3K. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%.
k. Pelayanan vaksinasi di Poliklinik Rawat Jalan 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan Vaksinasi dilaksanakan di Poliklinik rawat jalan Kantor induk KKP Kelas I Denpasar, dengan sasaran masyarakat yang akan melakukan perjalanan internasional. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, pelayanan vaksinasi internasional di Poliklinik Kantor Induk KKP Kelas I Denpasar sudah terealisasi 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, pelayanan vaksinasi internasional di Poliklinik Kantor Induk KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
27
4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), pelayanan vaksinasi internasional di Poliklinik Kantor Induk KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan indikator tersebut adalah: a. Pendampingan Embarkasi/Debarkasi Haji di Surabaya 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran seluruh Calon Jemaah Haji (CJH) asal Propinsi Bali saat Embarkasi (mulai dari penerimaan CJH di Asrama Haji, pemeriksaan kesehatan terakhir, sampai pemberangkatan Jemaah dari Asrama Haji dan Bandara) serta saat Debarkasi (mulai dari kedatangan Jemaah Haji di Bandara sampai proses clearance di Asrama Haji). 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. 5) Permasalahan Pada saat pendampingan pemeriksaan terakhir CJH di Asrama Haji Sukolilo tahun 2014, terdapat 1 (satu) orang CJH asal Propinsi Bali dibatalkan keberangkatannya karena mengalami anemia. 6) Usulan pemecahan masalah Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota sebagai penanggung jawab pemeriksaan kesehatan CJH, agar kejadian serupa tidak sampai terulang kembali.
28
b. Pemantauan K3JH ke Kabupaten/Kota 1) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan pemantauan ini adalah kondisi kesehatan seluruh Jemaah Haji yang telah kembali ke Tanah air. Yang masuk dalam pemantauan adalah kesehatan Jemaah Haji mulai sejak pulang dari Arab Saudi sampai hari ke 14. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%.
c. Pelatihan Kesehatan Penerbangan bagi dokter/perawat KKP 1) Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah dokter atau perawat yang bertugas di Bandara. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014 terdapat 2 (dua) orang perawat yang mendapat pelatihan Perawat Penerbangan, dimana 1 (satu) orang dengan biaya dari DIPA KKP kelas I Denpasar, dan yang 1 (satu) orang lainnya dengan biaya dari pusat (Direktorat Simkarkesma). Jadi, kegiatan pelatihan kesehatan penerbangan sudah terealisasi 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama
tahun
2013
dan
2014,
kegiatan
pelatihan
kesehatan
penerbangan bagi dokter/perawat KKP terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun kegiatan pelatihan kesehatan penerbangan bagi dokter/perawat KKP terlaksana 100%. 29
d. Pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali 1) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah penanggung jawab program/kegiatan Haji yang berasal dari Kementerian Agama serta Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 kegiatan
pertemuan
Koordinasi
Pemeriksaan
Kesehatan
serta
Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun kegiatan
pertemuan
Koordinasi
Pemeriksaan
Kesehatan
serta
Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%.
3. INDIKATOR KETIGA Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
Untuk mencapai indikator ketiga tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait langsung maupun yang bersifat pendukung. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin setiap tahun” adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan kesehatan kapal 1) Sasaran kegiatan Seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri yang datang dan atau berangkat dari/ke pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. Data ini diperoleh dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan serta Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan Kelas III yang ada.
30
2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal ini ditargetkan seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri dari luar negeri dapat diperiksa sebanyak 8.880 kapal (100%) dengan realisasi 8.080 kapal (90,99%). 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Realisasi ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 99,3%. Penyebab turunya realisasi adalah adanya peningkatan jumlah kapal yang tiba, sehingga denominatornya meningkat. 4) Realisasi Kinerja selama 5 tahun Capaian target pemeriksaan kesehatan kapal selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini : 120% 100%
81%
89%
94%
100%
99%
80% 60%
Realisasi
40% 20% 0% 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 1. Capaian target Pemeriksaan Kesehatan Kapal tahun 2010 – 2014
Grafik di atas menunjukkan capaian target pemeriksaan kapal cenderung meningkat asdri tahun 2010 hingga tahun 2013, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1%. 5) Permasalahan - Regulasi yang ada tidak sejalan dengan perkembangan moda transportasi dan teknologi dalam pelabuhan. - Adanya efisiensi perjalanan dinas dari tahun sebelumnya menyebabkan kegiatan tahun anggaran 2014 dilaksanakan tanpa biaya.
31
6) Usul pemecahan masalah Perlu dilakukan penyesuaian terhadap regulasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kekarantinaan di lapangan dalam
memberikan keamanan
dan kenyamanan bagi petugas teknis bekerja.
b. Pemeriksaan Kesehatan Pesawat 1) Sasaran Kegiatan Seluruh pesawat yang datang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada tahun 2014, jumlah pesawat yang diperiksa kesehatannya sebanyak 5.755 pesawat atau sebesar 8,91% dari seluruh pesawat yang tiba yaitu sebanyak 64.592 pesawat. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi tahun 2014 menurun dimana realisasi tahun 2013 sebesar 9,29% dari seluruh pesawat yang tiba. 4) Realisasi Kinerja selama 5 tahun Capaian target pemeriksaan kesehatan pesawat selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini : 110%
100%
100%
99%
100% 89%
90% 70% 50% Realisasi
30% 10% 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 2. Capaian target Pemeriksaan Kesehatan Pesawat tahun 2010 - 2014
Grafik di atas menunjukkan capaian target pemeriksaan kesehatan pesawat mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu 99%, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun berikutnya dan penurunan kembali pada tahun 2014 sebesar 89%. 32
5) Permasalahan - Keterbatasan jumlah tenaga teknis yang ada menyebabkan realisasi jumlah pesawat yang dapat diperiksa kesehatannya kecil dibandingkan dengan jumlah pesawat yang datang. - Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya. 6) Usul Pemecahan Masalah Pengawasan kesehatan pesawat diperioritaskan kepada pesawat yang datang dari wilayah yang termasuk ke dalam daerah yang perlu diwaspadai.
c. Pengawasan Lalu Lintas Jenazah 1) Sasaran kegiatan Seluruh jenazah yang datang/berangkat dari/ke pelabuhan dan bandara. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Dalam melakukan kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah ditentukan targetnya karena bersifat pasif dan tergantung dari rujukan untuk pengiriman jenazah, baik melalui keagenan maupun oleh keluarga dari jenazah tersebut. Tahun 2014 kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah telah terealisasi 100%, dimana telah diterbitkan sebanyak 195 dokumen yang meliputi 114 dokumen untuk izin angkut jenazah ke dalam negeri dan 81 dokumen untuk izin angkut jenazah ke luar negeri. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah tahun 2013 dan 2014 telah terealisasi 100%. Jumlah penerbitan dokumen pada tahun 2014 lebih banyak dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 140 dokumen, yang meliputi 83 dokumen untuk izin angkut dalam negeri dan 57 dokumen untuk izin angkut ke luar negeri.
33
4) Realisasi Kinerja selama 5 tahun Kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah selama tahun 2010 – 2014 sudah terealisasi 100%. 5) Permasalahan Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya. 6) Usul pemecahan masalah Penerbitan dokumen surat izin angkut jenazah tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.
d. Pengawasan Lalu Lintas OMKABA 1) Sasaran kegiatan Seluruh barang OMKABA yang masuk dan atau keluar melalui pelabuhan dan bandara. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Dalam melakukan kegiatan pengawasan lalu lintas OMKABA tidak ada target yang ditetapkan karena bersifat pasif sangat tergantung dari rujukan Bea-Cukai setempat. Kegiatan pengawasan lalu lintas OMKABA tahun 2014 telah terealisasi 100%. Realisasi surat izin OMKABA yang telah diberikan tahun 2014 sebanyak 1 (satu) dokumen. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Realisasi kegiatan tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 1 (satu) dokumen (100%). 4) Realisasi Kinerja selama 5 tahun Kegiatan pengawasan lalu lintas OMKABA selama tahun 2010 – 2014 sudah terealisasi 100%. 5) Permasalahan Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP dalam pengawasan lalu lintas OMKABA di pelabuhan dan bandara tidak dapat terlaksana secara maksimal karena regulasi yang dimiliki tidak sejalan dengan institusi yang 34
bertugas dalam pengawasan lalu lintas barang di pelabuhan dan bandara. Kewenangan dipegang oleh Bea-Cukai melalui peratuan perundangan yang lebih tinggi dan spesifik. 6) Usul pemecahan masalah Dilakukan revisi terhadap peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan lalu lintas OMKABA di pelabuhan dan bandara, untuk membetikewenangan pula kepada KKP daam pengawasannya. Kegiatan “yang tidak dilaksanakan rutin setiap tahun” indikator ini adalah sebagai berikut: 1) Pemeriksan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang datang dari luar negeri di pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Penerbitan Certificate of Pratique untuk tahun 2014 yaitu sebanyak 186 sertifikat(148,8%), melebihi te=arget yang ditentukan sebanyak 125 sertifikat. Jumlah ini sama dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 186 sertifikat.
Penerbitan Certificate of Pratique untuk tahun 2014 lebih
besar dibandingakan keadaan lima tahun sebelumnya (tahun 2010), yaitu sebesar 141 sertifikat. c) Permasalahan : Adanya instruksi untuk efisien angaran rutin KKP, menyebabkan seluruh
kegiatan
pemeriksaan
kapal
dalam
rangka
penerbitan
Certificate of Pratique tidak dapat dibiayai transport lokalnya. d) Usul pemecahan masalah : Pemeriksaan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP walaupun tanpa diberikan biaya transport babi petugas pelaksana di lapngan.
35
2) Pengawasan Tindakan Penyehatan Kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCC a) Sasaran kegiatan : Terlaksananya tindakan penyehatan terhadap kapal yang diketahui memiliki
faktor
risiko
penyebaran
penyakit
menular
potensial
wabah/PHEIC. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan pengawasan tindakan penyehatan kapal ditargetkan dapat dilakukan terhadap 5 kapal. Realisasi yang telah dilakukan
sebanyak
1
(satu)
kapal
(20%).
Pada
tahun-tahun
sebelumnya tidak ada kapal yang dilakukan tindakan penyehatan kapal. c) Permasalahan : - Belum adanya pihak ketiga (perusahaan pest control) yang memiliki ijin untuk melakukan tindakan penyehatan kapal. Apabila terdapat kapal yang perlu dilakukan tindakan penyehatan, maka dirujuk ke pelabuhan lain. - Berkenaan dengan keadaan tersebut
apabila sangat diperlukan
maka Tindakan penyehatan kapal dilakukan oleh petugas teknis KKP. - Sertifikasi
petugas
pelaksana
dan
atau
pengawas
tindakan
penyehatan kapal perlu ditinjau kembali. d) Usul pemecahan masalah : - Perlu adanya perusahaan pest kontrol untuk melaksanakan tugas penyehaatan kapal di pelabuhan Benoa. - Perlunya Pelatihan tindakan penyehatan Penyehatan Kapal bagi petugas teknis KKP Kelasi I Denpasar dalam rangka mendapatkan dan atau pembaharuan sertifikat penyehatn kapal.
36
3) Pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHC a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang akan berangkat dari pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar sesuai dengan tujuan masing-masing. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHC ditargetkan sebanyak 31.679 kapal. Seluruh PHC yang diterbitkan sebanyak 52.412 (165,45%). Realisasi tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya (tahun 2013), yaitu sebesar 32.366 kapal atau sebesar 31,1% dari target yang ditentukan. Penerbitan PHC tahun 2010 lebih sedikit pula dibandingak dengan tahun 2014, yaitu sebanyak 17.048 aau sebesar 21,9% dari target yang ditentukan. c) Permasalahan : Keterbatasan
jumlah
petugas
teknis
dalam
pelaksanaan
pengawasan lalu lintas keberangkatan kapal di setiap pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. d) Usul pemecahan masalah : -
Perlu penambahan tenaga teknis secara periodik di wilayah kerja yang memiliki volume kedatangan kapal yang besar.
-
Perlu pengawasan terhadap kapal yang berangkat
dengan
skala perioritas.
4) Pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang baru berlayar dan sudah habis masa berlaku dokumen SSCEC-nya dapat diterbitkan dokumen yang baru. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC ditargetkan sebanyak 2.100 dokumen dengan realisasi sebanyak 1.856 dokumen atau sebesar 88,38% target yang ditetapkan. Keadaan realisasi tahun sebelumnya mencapai seluruk kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC (2.003 37
kapal) atau sebesar 100%. Demikian pula dengan keadaan 5 tahun sebelumnya (tahun 2010) sebanyak 1.828 atau sebesar 100% kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC. c) Permasalahan : -
Belum adanya peraturan perundangan yang melegalisasi penerbitan SSCEC/SSCC. Selama ini baru mengacu pada ketentuan IHR 2005).
-
Tidak ada pembiayaan khusus bagi petugas teknis dalam melaksanakan tugas pemeriksaan kapal untuk penerbitan SSCC karena efisiensi anggaran.
d) Usul pemecahan masalah : -
Perlunya peratuan perundangan untk melegalkan penerbitan SSCEC/SSCC.
-
Pelunya alokasi biaya transport bagi petugas teknis dalam pemeriksaan kapal untuk keperluan penerbitan SSCEC.
5) Supervisi
dan
bintek
kegiatan
dalam
rangka
pemeriksaan
dokumen kesehatan kapal. a) Sasaran kegiatan : Terlaksananya kegiatan Supervisi dan bintek ke wilayahn kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan supervisi dan bintek kegiatan dalam rangka
pemeriksaan
dokumen
kesehatan
kapal
ditargetkan
sebanyak 13 kali kegiatan dengan realisasi 13 kali (100%). Tahun 2013 tidak dilakukan supervisi karena efisiensi anggaran. Sedangak tahun 2010, dilakukan sebanyak 12 kali (100%). c) Permasalahan : -
Adanya efisiensi anggaran menyebabkan kegiatan supervisi dan bimbingan teknis tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
38
d) Usul pemecahan masalah : -
Perlu alokasi anggaran secara khusus untuk keperluan supervisi ke wilayah kerja.
6) Konsultasi dan pelaporan kegiatan pemeriksaan alat angkut petugas teknis wilker ke induk. a) Sasaran kegiatan : Petugas teknis dan pelaporan hasil kegiatan pemeriksaan alat angkut di pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan konsultasi dan pelaporan kegiatan pemeriksaan alat angkut petugas teknis wilker ke induk ditargetkan sebanyak 3 kali dengan realisasi 3 kali (100%). Tahun-tahun sebelumnya tidak ada kegiatan konsultasi ke pusat karena efisieni anggaran. c) Permasalahan : Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan kegiatan ini baru dapat dilaksanakan. d) Usul pemecahan masalah : Mengintensifkan koordinasi dan komunikasi dengan petugas teknis di pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
4. INDIKATOR KEEMPAT Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan
39
Untuk mencapai indikator keempat tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait langsung maupun yang bersifat pendukung. Kegiatan “yang terkait langsung” dengan indikator ini adalah sebagai berikut: a. Tercapainya Wilayah Bebas Vektor DBD. 1) Sasaran Kegiatan: Tercapainya wilayah bebas vektor DBD di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Untuk mencapai target wilayah bebas vektor DBD di wilayah KKP Kelas I Denpasar dilakukan beberapa kegiatan seperti : -
Survey jentik dan larvasidasi yang dilaksanakan di wilayah perimeter dan buffer setiap bulannya dengan target pengawasan bangunan sebanyak 21.000 bangunan dan jumlah kontainer yang diperiksa sebanyak 43.000 buah.
-
Survei nyamuk Aedes dewasa yang juga dilaksanakan di wilayah perimeter dan buffer dengan target pelaksanaan 60 kali dalam satu tahun
-
Fogging dengan target pelaksanaan 10 kali dalam satu tahun.
Hasil yang dicapai pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: -
Jumlah bangunan yang diperiksa sebanyak 20.371 bangunan (97%). Jumlah kontainer yang diperiksa sebanyak 50.869 buah (118,3%).
-
Survey nyamuk Aedes dewasa dilakukan sebanyak 53 kali (88,3%).
-
Fogging dilaksanakan sebanyak 10 kali (100%).
40
100% 100 36,6%
50 0 Target
Pencapaian
Grafik 3. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2014
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan kepadatan populasi jentik Aedes adalah House Index (HI), Container Index (CI), dan Breteau Index (BI). Sesuai
standar, besarnya HI di daerah perimeter harus
dipertahankan 0% dan < 1% di daerah buffer pelabuhan setiap bulan. Berdasarkan hasil kegiatan survey jentik Aedes yang dilaksanakan selama tahun 2014, hasil yang didapat adalah : -
Daerah bebas jentik nyamuk Aedes adalah 36,6% dari faktor resiko tempat perindukan yang diawasi.
-
Daerah yang belum bebas jentik nyamuk adalah 63,7% dari faktor resiko yang diawasi.
Langkah tindak lanjut yang telah dilakukan mengatasi permasalahan yang ditemukan dilapangan adalah sebagai berikut: -
Memberikan penyuluhan langsung dilengkapi pemberian brosur tentang
DBD
untuk
menggerakkan
peran
serta
masyarakat
melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri -
Larvasidasi pada container yang positif jentik Aedes aegypti
41
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 36,6% 26,7%
40 20 0
2013
2014
Grafik 4. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2013 dan 2014
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian target pada tahun 2014 ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013, yaitu sebesar 26,7%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pelaksanaan survey nyamuk Aedes dewasa dilaksanakan lebih intensif dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu menjadi 60 kali. Selain itu, proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai sudah mulai rampung pada tahun 2014. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Sementara trend capaian target wilayah bebas vektor DBD selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: 70 Capaian Target
60
61,6%
50
56,67% 45%
40
36,6%
30
26,7%
20 10 0 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 5. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor DBD di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014
Capaian target daerah bebas vektor DBD cenderung menurun dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Capaian terendah dilaporkan pada tahun 2013, yaitu sebesar 26,7%. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya proyek 42
pembangunan Bandara Ngurah Rai sehingga muncul kontainer-kontainer yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. 5) Permasalahan Kurangnya peran serta masyarakat di semua wilker dalam melaksanakan PSN sehingga target besarnya HI di daerah perimeter 0% dan < 1% di daerah buffer belum bisa dipertahankan setiap bulan (100%). 6) Usul Pemecahan masalah -
Meningkatkan
upaya
penyuluhan
tentang
PSN
dan
perilaku
masyarakat mencegah terjadinya penyakit tular vektor pada saat melaksanakan survey jentik ke rumah-rumah penduduk. -
Koordinasi lintas sektor terkait di pelabuhan untuk dapat berperan serta aktif menggerakkan masyarakat pelabuhan melaksanakan PSN.
7) Kesimpulan Capaian indikator Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan pada output wilayah bebas vektor DBD pada tahun 2014 belum mencapai 100%.
b. Tercapainya Wilayah Bebas Vektor Malaria 1) Sasaran Kegiatan Tercapainya wilayah bebas vektor Malaria di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai ooutput wilayah bebas vektor malaria adalah sebagai berikut: - Survey jentik Anopheles dengan target kegiatan sebanyak 24 kali per tahun - Survey nyamuk Anopheles dewasa secara spot survey dengan target kegiatan sebanyak 4 kali per tahun - Pengendalian Lagoon dengan target kegiatan sebanyak 8 kali per tahun. 43
Kegiatan ini hanya dilaksanakan di 2 wilker yang memiliki breeding places nyamuk
Anopheles,
yaitu
di
Bandara
Ngurah
Rai
dan
Wilker
Celukanbawang dengan hasil sebagai berikut: - Kegiatan survey jentik Anopheles dilaksanakan sebanyak 24 kali (100%). - Kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa dilaksanakan sebanyak 4 kali (100%). - Kegiatan pengendalian lagoon tidak dilaksanakan pada tahun 2014 karena tidak ada indikasi pelaksanaan kegiatannya (Dipper Indeks rendah) Target wilayah bebas vektor malaria pada tahun 2014 adalah sebesar 100%. Selama tahun 2014, capaian target wilayah bebas vektor malaria adalah sebesar 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besarnya capaian wilayah vektor malaria pada tahun 2014 sama dengan capaian pada tahun 2013, yaitu 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Trend capaian target wilayah bebas vektor malaria selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: 120 Capaian Target
100 80
100%
100%
2013
2014
95,8%
66,7% 62,5%
60 40 20 0 2010
2011
2012
Grafik 6. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor Malaria di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014
Capaian target wilayah bebas vektor malaria cenderung meningkat dari tahun 2010 hingga tahun 2015. Capaian target wilayah bebas vektor 44
malaria pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebesar 100%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya program pengendalian jentik di tempat perindukannya sebagai upaya untuk mengendalikan populasi vektor malaria. 5) Permasalahan Masih adanya masyarakat yang membuang sampah ke laguna (tempat perindukan Anopheles) di wilker Celukanbawang sehingga membahayakan kehidupan ikan predator jentik. 6) Usul Pemecahan masalah Berkoordinasi dengan PT. Pelindo cabang Celukanbawang tentang penyediaan depo sampah yang memenuhi syarat agar warga pelabuhan tidak membuang sampah ke laguna yang selama ini masih potensial sebagai tempat perindukan Anopheles. 7) Kesimpulan Capaian indikator Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan pada output wilayah bebas vektor malaria pada tahun 2014 sudah mencapai 100%. c. Tercapainya Wilayah Bebas Vektor Pes 1) Sasaran Kegiatan Tercapainya wilayah bebas vektor pes di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Kegiatan yang dialaksanakan untuk mencapai target output wilayah bebas vektor pes, yaitu: kegiatan pengawasan tikus dan pinjal pada tahun 2014 ditargetkan pelaksanaan sebanyak 45 kali dengan jumlah perangkap yang dipasang sebanyak 11.250 buah.
45
Realisasi wilayah bebas vektor pes pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: - Kegiatan pengawasan tikus dan pinjal delaksanakan sebanyak 49 kali (108%). - Total jumlah perangkap yang dipasang adalah sebanyak 14.496 buah (128,85%). - Jumlah tikus tertangkap sebanyak 480 ekor yang terdiri dari : a. Rr. Diardii b. Rr. Norveigicus
:350 ekor : 65 ekor
c. Mus musculus
: 53 ekor
d. Rr. Argentiventer
: 1 ekor
e. Lainnya
: 10 ekor
- Jumlah pinjal yang tertangkap adalah sebanyak 32 ekor. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan daerah bebas vektor Pes adalah indeks pinjal harus <1. Indeks pinjal yang dilaporkan selama tahun 2014 di wilayah KKP Kelas I Denpasar masih berada dalam batas standar yang ditetapkan sehingga capaian wilayah bebas vektor pes adalah sebesar 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besarnya capaian wilayah vektor pes pada tahun 2014 sama dengan capaian pada tahun 2013, yaitu 100%. Sementara trend capaian target wilayah bebas vektor malaria selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
46
101 100
100%
100%
2013
2014
100%
99 98,33%
98 97
96,7%
96 95 2010
2011
2012
Grafik 7. Capaian Target Wilayah Bebas Vektor Pes di Wilayah KKP Kelas I Denpasar Pada Tahun 2010 – 2014
Besarnya capaian wilayah bebas vektor pes cenderung menurun dari tahun 2010 hingga 2012. Namun pada tahun 2013 dan 2014 kembali meningkat menjadi 100%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sudah mulai dirampungkannya proyek perluasan Bandara Ngurah Rai. 4) Permasalahan Kurangnya
kesadaran
masyarakat
dalam
menjaga
kebersihan
lingkunganya seperti masih adanya kebiasaan beberapa karyawan ataupun masyarakat sekitar pelabuhan dan bandara yang membuang sisa makanan dengan sembarangan dan sampah yang ditimbun di tempat terbuka dengan situasi ruangan yang kurang pencahayaan sangat berpotensi menjadi tempat perindukan dan perkembangbiakan tikus. 5) Usul Pemecahan masalah Berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk Pengelola dan otoritas pelabuhan/bandara dalam hal penyediaan tempat sampah yang saniter di wilayah Bandara maupun pelabuhan, meningkatkan kesadaran mayarakat melalui promosi pengendalian vektor untuk menjaga agar binatang pembawa
vektor
Pes
tidak
berkembang
biak
agar
pelaksanaan
pemberantasan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
47
6) Kesimpulan Capaian indikator Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan pada output wilayah bebas vektor pes pada tahun 2014 sudah mencapai 100%. d. Pengendalian Vektor Diare 1) Sasaran Kegiatan Tercapainya wilayah bebas vektor diare di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Untuk mencapai wilayah bebas vektor diare di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar pada tahun 2014 di laksanakan kegiatan sebagai berikut : - Survei Kepadatan lalat dengan target kegiatan 12 kali dalam satu tahun, - Pengendalian lalat dan serangga lainnya yang dilaksanakan dengan target 6 kali kegiatan dalam satu tahun. Kegiatan
survey
dilakukan
dengan
mengukur
kepadatan
lalat
menggunakan Flygrill. Flygrill diletakkan di dekat tempat sampah, kotoran hewan dan lainnya, kemudian menghitung jumlah lalat yang hinggap per 30 detik. Penghitungan dilakukan 10 x 30 detik di masing-masing titik pengamatan. Kepadatan lalat di wilayah pelabuhan/bandara hendaknya ditekan serendah mungkin (angka kepadatan lalat < 6).
100% 100 85%
90 80 70 Target
Realisasi
Grafik 8. Capaian target wilayah bebas vektor diare di wilayah KKP Kelas I Denpasar pada Tahun 2014
48
Selama tahun 2014 dilaksanakan survey kepadatan lalat sebanyak 60 kali di masing-masing wilker (100%) dengan hasil Daerah bebas vektor diare adalah sebesar 85% dari faktor risiko tempat perindukan yang diawasi. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014
85%
100 46,7% 50 0 2013
2014
Grafik 9. Realisasi target wilayah bebas vektor diare di KKP Kelas I Denpasar pada tahun 2013 dan 2014
Bila dibandingkan dengan capaian target kegiatan wilayah bebas vektor diare pada tahun 2013 pada indikator wilayah bebas vektor diare terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh kegiatan penunjang indikator yang dilakukan sudah berjalan dengan lebih efektif, seperti pengendalian lalat dan serangga lainnya yang sudah secara rutin dilakukan setiap bulan. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun 120 100
96,97%
80
85%
76,7% 51,6%
60
46,7%
40 20 0 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 10. Realisasi wilayah bebas vektor diare di wilayah KKP Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2014
49
Capaian target wilayah bebas vektor diare cenderung menurun dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Namun meningkat pada tahun 2014 menjadi 85%. Hal ini disebabkan oleh kegiatan penunjang indikator yang dilakukan sudah berjalan dengan lebih efektif, seperti pengendalian lalat dan serangga lainnya yang sudah secara rutin dilakukan setiap bulan. 5) Permasalahan Tidak tercapainya target wilayah bebas vektor diare di KKP Kelas I denpasar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : Adanya titik-titik pembuangan sampah yang dibuat sembarangan oleh masyarakat pelabuhan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. Masih adanya tempat sampah yang tidak tertutup di daerah Perimeter pelabuhan/bandara yang berpotensi sebagai tempat berkembangbiak bagi lalat. 6) Usul Pemecahan masalah Melakukan
koordinasi
dengan
Pengelola
dan
otoritas
pelabuhan/bandara, untuk mengatasi permasalahan pembuangan sampah liar yang dibuat oleh masyarakat setempat. 7) Kesimpulan Capaian indikator Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan pada output wilayah bebas vektor diare pada tahun 2014 belum mencapai 100%
5. INDIKATOR KELIMA Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah.
50
Kegiatan “yang terkait langsung” dengan indikator ini adalah sebagai berikut : a. Penyelidikan Epidemiologi kasus penyakit menular 1) Sasaran kegiatan Terlaksananya penyelidikan epidemiologi pada saat terjadi kasus penyakit di sekitar pelabuhan dan bandara yang diduga KLB 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Kasus yang dilaporkan sebanyak 1 (satu) kali dengan realisasi dilakukan penyelidikan epidemiologi sebanyak 1 (satu) kali (100%). 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi pada tahun 2013 dan 2014 telah teralisasi 100%. Pada tahun 2013 dilapokan adanya kejadian kasus penyakit menular (DBD) sebanyak 5 (lima) kasus dan telah dilakukan penyelidikan eidemiologi sebanyak 5 (kasus) pula. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Capaian target kinerja kegiatan Penyelidikan Epidemiologi dari tahun 2010 sampai 2014 telah terealisasi 100%. 5) Permasalahan Tidak semua petugas teknis yang memangku jabatan fungsional epidemiologi
(JFT/JFU)
memiliki
memampuan
dalam
melakukan
penyelidikan epidemiologi baik di lapangan maupun membuat analisis untuk keperluan tindak lanjut intervensi 6) Usul Pemecahan Masalah Perlunya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas
6. INDIKATOR KEENAM Persentase kualitas air minum di pelabuhan yang memenuhi syarat
51
Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan antara lain a. Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH 1) Sasaran Sasaran kegiatan ini antara lain sarana air bersih (SAB) yang berada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Kegiatan inspeksi sanitasi sisa chlor dan PH telah dilaksanakan di semua wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sesuai target (600 SAB) dengan hasil 593 SAB memenuhi syarat (99,5%) dan 3 SAB tidak memenuhi syarat (0,5%). SAB yang tidak memenuhi syarat kualitas chlor dan pH ditemukan di pelabuhan Padangbai. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Terlaksananya Inspeksi sanitasi sisa chlor & pH mengalami penurunan dari 100% menjadi 99,5% karena meningkatnya jumlah sampel yang tidak memenuhi syarat 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Capaian realisasi target kinerja kegiatan Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut: 110%
100%
100%
100%
100% 85%
90% 70%
Realisasi
50% 30% 10% 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 11. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH dari tahun 2010 – 2014
Grafik di atas menunjukkan capaian realisasi target kinerja kegiatan Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH dari tahun 2010 sampai tahun 2013 telah terealisasi 100%, namun mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 15%. 52
b. Pengambilan Sampel Air 1) Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah sarana air air bersih (SAB) yang berada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar . 2) Kondisi yang dicapai Kegiatan pengambilan sampel air bersih dilaksanakan untuk diuji kualitas bakteriologis dan kimia di laboratorium KKP Kelas ! Denpasar -
Pengambilan sampel air untuk uji bakteriologis Sampel air bersih untuk uji bakteriologis yang telah diambil sebanyak 300 sampel dan memenuhi target (100%). Dari hasil pemeriksaan bakteriologis didapatkan hasil antara lain 273 sampel memenuhi syarat (91%) dan 27 sampel memenuhi syarat (9%)
-
Pengambilan sampel air bersih untuk uji kimia Jumlah sampel air bersih yang diambil untuk uji kimia sebanyak 20 sampel dan memenuhi target (100%). Dari hasil pemeriksaan kimia didapatkan hasil yaitu 17 sampel memenuhi syarat (85%) dan 3 sampel tidak memenuhi syarat (15%).
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Terlaksananya Pengambilan sampel air bersih mengalami penurunan dari 92,7% menjadi 91% karena meningkatnya jumlah sampel yang tidak memenuhi syarat bakteriologis. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun. 99%
100% 98% 96%
95%
95% 93%
94%
91%
92%
Realisasi
90% 88% 86% 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 12. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Pengambilan sampel air dari tahun 2010 – 2014
53
Capaian realisasi target kinerja kegiatan pengambilan sampel air selama periode 5 tahun mengalami peningkatan pada tahun 2011, namun penurunan terus menerus terjadi pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 sampai tahun 2014. 5) Permasalahan Masih ditemukan sampel air yang belum memenuhi syarat bakteriologis dan kimia. Hal ini diprediksi dikarenakan masih ditemukan faktor risiko yang dapat mencemari lingkungan di sekitar sarana air bersih. 6) Usul Pemecahan masalah Memberikan saran ke pihak terkait/pengelola sarana air bersih agar memperbaiki sarana penyediaan air bersih dan memberikan saran kepada PT. Pelindo dan PT Angkasa Pura untuk memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar air bersih sehingga dapat memberikan layanan dan kualitas air yang memenuhi syarat.
5. INDIKATOR KETUJUH Persentase kawasan pelabuhan yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan sehat. Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut : a. Sosialisasi dan Pembentukan Forum Pelabuhan Sehat. 1) Sasaran Terlaksananya sosialisasi dan pembentukan forum Pelabuhan/Bandara Sehat di 5 wilayah kerja KKP Kelas 1 Denpasar. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan sosialisasi KTR di lingkungan KKP dan Bandara Ngurah Rai dalam rangka mewujudkan kawasan pelabuhan dan bandara sehat terlaksana 100%. Sosialisasi pelabuhan sehat sudah dilaksanakan namun belum terbentuk pelabuhan sehat karena belum adanya kesepakatan dengan lintas sektor terkait. 54
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan pengawasan sosialisasi KTR baru diadakan pada tahun 2014 sebagai pengembangan kegiatan dalam rangka mewujudkan pelabuhan dan bandara sehat. 4) Permasalahan -
Belum optimalnya pelaksanaan kawasan tanpa rokok terutama di wilayah pelabuhan.
-
Belum
terlaksananya
kesepakatan
dengan
penyelenggara
bandara/pelabuhan. 5) Usul Pemecahan Masalah -
Dilaksanakannya advokasi dan sosialisasi serta tindakan yang bersifat persuasif baik ke stakeholder maupun ke komunitas pelabuhan.
-
Perlu ditingkatkan dan koordinasi kerjasama lintas terkait sehingga bandara/pelabuhan sehat dapat tercapai.
6. INDIKATOR KEDELAPAN Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan antara lain: a. Terlaksananya pengawasan sanitasi bangunan 1) Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah bangunan yang berada di wilayah Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Padangbai, Celukan Bawang dan Gilimanuk. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Target dari kegiatan ini adalah sebanyak 600 bangunan. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan pengawasan terhadap 600 bangunan di wilayah kerja KKP Kelas 1 Denpasar dengan hasil memenuhi syarat kesehatan
55
sebanyak 596 bangunan (99,3%) dan tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 4 bangunan (0,7%) 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan Pengawasan sanitasi bangunan tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan dari 100% menjadi 99,3% karena masih ada bangunan yang tidak memenuhi syarat di Celukanbawang (gudang semen). 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun 110% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10%
100%
100%
100%
99%
91%
Realisasi
2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 13. Capaian realisasi target kinerja kegiatan Pengawasan Sanitasi Bangunan dari tahun 2010 – 2014
Capaian realisasi target kinerja kegiatan pengawasan sanitasi bangunan dari tahun 2010 - 2014 mengalami peningkatan dan terlaksana 100%. 5) Permasalahan Masih ditemukan bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu gudang di pelabuhan Celukan Bawang. Hal ini dikarenakan gudang pada umumnya tidak memiki fasilitas selengkap sesuai standar bangunan publik. 6) Usul Pemecahan Masalah Memberi saran kepada penanggung jawab bangunan sesuai hasil pemeriksaan dan meningkatkan peran aktif masyarakat/pengelola gedung untuk meningkatkan kualitas sanitasi bangunan. Selain itu perlu dibuatkan form khusus pemeriksaan gudang yang berbeda dengan form pemeriksaan bangunan publik.
56
b. Pengawasan pencemaran udara dan air dan tanah 1) Sasaran Kegiatan Terawasinya faktor risiko yang berasal dari udara, air, dan tanah di wilayah KKP Kelas I Denpasar 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah dilaksanakan melalui kegiatan pengukuran kualitas udara dan pengambilan sampel air limbah -
Pengukuran kualitas udara Pengukuran kualitas udara dilakukan dengan mengambil 25 sampel udara di pelabuhan/bandara untuk diperiksa 5 parameter. Kegiatan ini bekerja sama dengan UPT Balai Hyperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali karena KKP kelas 1 Denpasar belum memiliki peralatan untuk pengujian kualitas udara. Pada tahun 2014, kegiatan ini telah dilaksanakan sesuai target dengan hasil memenuhi persyaratan sesuai baku mutu menurut Peraturan Gubernur Bali No.8 tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku kerusakan Lingkungan Hidup
-
Pengambilan sampel air limbah di pelabuhan/bandara Pengambilan sampel air limbah dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan 20 sampel dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium KKP Kelas I Denpasar. Kegiatan ini telah dilaksanakan sesuai target dengan hasil 18 memenuhi syarat (90%) dan 2 tidak memenuhi syarat (10%)
3) Permasalahan Masih ditemukan limbah yang tidak memenuhi syarat yaitu di Pelabuhan Gilimanuk 4) Usul Pemecahan Masalah Memberikan
saran
kepada
pengelola
Pelabuhan
Gilimanuk
agar
memperbaiki sistem pembuangan limbah dan mengawasi para pengguna jasa pelabuhan yang membuang limbah ke pelabuhan sehingga limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan dan aman dibuang ke badan air di sekitar pelabuhan.
57
c. Pengawasan Hygiene Kapal/Pesawat 1) Sasaran Terlaksananya pengawasan hygiene sanitasi terhadap kapal dan pesawat di pelabuhan/bandara 2) Kondisi yang dicapai -
Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi pesawat Kegiatan ini dilaksanakan di Bandara Ngurah Rai dengan target 1.200 pesawat. Pada tahun 2014, jumlah pesawat yang diperiksa sesuai target dan semua memenuhi syarat kesehatan.
-
Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi kapal Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi kapal dilaksanakan di Pelabuhan Benoa, Celukan Bawang, Padangbai dan Gilimanuk dengan target kapal 4800 kapal. Jumlah kapal yang diperiksa selama tahun 2014 sebanyak 3825 kapal (79,7%) dan masih di bawah target dengan hasil pemeriksaan tingkat resiko gangguan kesehatan rendah.
3) Permasalahan. Tidak tercapainya target jumlah kapal yang diperiksa disebabkan karena jumlah kapal yang datang di pelabuhan Celukanbawang lebih rendah dari target. 4) Usul Pemecahan Masalah Target di Pelabuhan Celukan Bawang perlu disesuaikan dengan kondisi setempat karena jumlah kapal yang datang memang sedikit sehingga tidak bisa ditargetkan sama dengan pelabuhan lain yang jumlah kedatangan kapalnya jauh lebih banyak.
7. INDIKATOR KESEMBILAN Persentase cakupan tempat pengelolaan makanan di Pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan
58
Untuk mencapai indikator tersebut dilaksanakan kegiatan antara lain a. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) 1) Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah restoran/warung/jasaboga di wilayah kerja KKP kelas I Denpasar 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Target pengawasan TPM adalah sebanyak 1200 TPM. Pada tahun 2014, target tersebut tercapai dengan hasil semua memenuhi syarat. Diharapkan ke depannya pengelola warung tersebut meningkatkan hygiene sanitasinya sehingga
dari
skor
pemeriksaan
sedang
menjadi
baik
sehingga
memungkinkan untuk diterbitkan plakat tingkat mutu. Sosialisasi Hygiene Sanitasi yang telah dilaksanakan di 5 wilayah kerja pada tahun 2014 diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemilik TPM. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan pengawasan sanitasi tempat pengelolaan makanan tahun 2013 dan 2014 telah terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun 120% 100% 80% 60%
Realisasi
40% 20% 0% 2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 14. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan tahun 2010-2014
Capaian
realisasi
kinerja
kegiatan
pengawasan
sanitasi
tempat
pengelolaan makanan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan, namun, pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 – 2014 mengalami peningkatan dimana kegiatan telah terealisasi 100%
59
b. Pengambilan sampel makanan 1)
Sasaran Sasaran kegiatan
adalah
makanan
yang
disediakan
di
warung/restoran/jasaboga di pelabuhan 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Target kegiatan pengambilan sampel makanan sebanyak 600 sampel. Pada tahun 2014, telah diambil sebanyak 600 sampel dan memenuhi target.
Sampel-sampel
tersebut
diuji
kualitas
mikrobiologisnya
di
laboratorium KKP Kelas I Denpasar dan semuanya memenuhi syarat (100%). 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Kegiatan Pengambilan sampel makanan pada tahun 2013 dan 204 telah terealisasi 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Realisasi kinerja kegiatan dari tahun 2010 -2014 telah mencapai 100%.
8. INDIKATOR KESEPULUH Persentase pelaksanaan deteksi dini dan tindak lanjut PTM di pelabuhan dan bandara OUTPUT Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM pada masyarakat pelabuhan dan bandara Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah: a. Deteksi Dini PTM 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan deteksi dini PTM dilaksanakan di wilayah kerja dengan sasaran para pekerja berisiko di pelabuhan dan bandara. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan deteksi dini PTM di lingkungan pelabuhan dan bandara dilaksanakan sebanyak 2 kali dan telah terlaksana 100%.
60
3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan deteksi dini di lingkungan pelabuhan dan bandara terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan deteksi dini dilaksanakan di wilayah kerja pelabuhan dan bandara berupa kegiatan pemeriksaan pekerja berisiko akibat bising, pemeriksaan PTM seperti kolesterol, gula darah acak, tekanan darah, dan kadar alkohol bagi pengemudi. Kegiatan deteksi dini dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2 kali dan telah terlaksana 100%. No
Tahun
Kegiatan
2010
1
Pemeriksaan pekerja berisiko KKP Kelas I Denpasar
30
2
Pemeriksaan
100
pekerja
berisiko
akibat
bising
(kegiatan
2011
2012
2013
2014
513
164
531
271
75
150
239
681
konservasi pendengaran) 3
Pengendalian PTM
4
Pemeriksaan PTM pada pengemudi (arus mudik lebaran)
354
Jumlah
484
513
271
5) Permasalahan Masalah ada yang masih tentang keterbatasan sumber daya dan kurang nya kesadaran bagi komunitas untuk mau melakukan pemeriksaan diri sendiri secara sadar dan kontinyu dan menekan angka kecelakaan di jalan raya dalam kondisi khusus dengan memperhatikan kesehatan bagi pengemudi. 6) Usulan pemecahan masalah Disamping terus melakukan deteksi dini secara acak bagi komunitas pelabuhan dan bandara, juga perlu penyuluhan yang terus menerus tentang pentingnya memperhatikan kesehatan diri terutama dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tidak menular dan dalam rangka pencegahan kecelakaan di jalan.
61
b. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan peningkatan SDM melalui pelatihan/ refresing skill dengan sasaran petugas kesehatan dan stake holder di lingkungan pelabuhan dan bandara 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dalam rangka peningkatan SDM dilaksanakan sebanyak 2 kali dan telah terlaksana 100%. 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dalam rangka peningkatan SDM dilaksanakan sebanyak 2 kali dan telah terlaksana 100%. 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dalam rangka peningkatan SDM berupa pelatihan BTCLS bagi perawat, pelatihan ECG bagi dokter, pelatihan ACLS bagi dokter, pelatihan AED bagi petugas KKP dan stakeholder terkait, dan refressing skill bagi petugas KKP.Kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dilaksanakan 2 kali secara berselang dimulai dari tahun 2011 dan telah terlaksana 100%. No
Kegiatan
Tahun 2010
2011
2012
1
Pelatihan BTCLS bagi perawat
2
Pelatihan ECG bagi dokter
10
3
Pelatihan ACLS bagi dokter
8
4
Pelatihan AED bagi petugas KKP dan stakeholder terkait
60
5
Pelatihan kesehatan kerja bagi petugas KKP
20
6
Refreshing skill bagi petugas KKP Jumlah
2013
2014
30
155 180 40
0
5) Permasalahan Keterbatasan sumber daya untuk meningkatkan ketrampilan petugas (dokter dan perawat)
62
6) Usulan pemecahan masalah Merencanakan di periode yang akan datang untuk memberikan diklat peningkatan dan refreshing petugas.
c. Sosialisasi Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi komunitas bandara dan pelabuhan dalam rangka HKN 1) Sasaran Kegiatan Kegiatan sosialisasi PTM dilaksanakan dalam rangka Hari Kesehatan Basional dengan sasaran komunitas bandara dan pelabuhan. 2) Kondisi yang dicapai tahun 2014 Pada Tahun 2014, kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebanyak 1 kali dan telah terlaksana 100% 3) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dan 2014 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan sosialisasi PTM baru diadakan pada tahun 2014 sebagai pengembangan kegiatan PTM dalam rangka deteksi dini PTM 4) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, pencapaian kegiatan sosialisasi PTM tercapai 100% 5) Permasalahan Masalah ada yang masih tentang keterbatasan sumber daya dan kurang nya kesadaran bagi komunitas untuk mau melakukan pemeriksaan diri sendiri secara sadar. 6) Usulan pemecahan masalah Disamping terus melakukan deteksi dini secara acak bagi komunitas pelabuhan dan bandara, juga perlu penyuluhan yang terus menerus tentang pentingnya memperhatikan kesehatan diri terutama dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tidak menular.
Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar didukung oleh beberapa sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran. 63
1. SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Pegawai Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar sampai dengan Tanggal 31 Desember 2014 seabanyak 104 (seratus empat) orang. Tabel 3. Distribusi Pegawai menurut Jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2010 - 2014 Jabatan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Struktural Epidemiolog Sanitarian Entomolog 13 19 3 6 13 18 2 7 13 18 2 7 13 22 14 9 13 22 14 9
Fungsional Umum Jumlah 57 98 60 100 60 100 46 104 49 107
Tabel di atas menunjukkan dari segi kuantitas, terdapat peningkatan jumlah pegawai selama periode 5 tahun terakhir. Hal ini disebabkan adanya penambahan beban kerja di KKP Kelas I Denpasar. Peningkatan jumlah pejabat fungsional teknis yang paling signifikan yaitu jabatan sanitarian, dimana pada tahun 2010 berjumlah 3 orang dan tahun 2014 menjadi 14 orang.
73
80 60 40
25 6
20 0 Gol.II
Gol.III
Gol.IV
Jenis Golongan
Grafik 15. Distribusi Pegawai Menurut Golongan Dan RuangKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2014
Berdasarkan grafik di atas, distribusi pegawai menurut golongan dan ruang di KKP Kelas I Denpasar paling banyak adalah pegawai golongan III sebanyak 73 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah golongan IV sebanyak 6 orang. 64
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 SD Jumlah
2
SMA/S SMP PK/SP R 1
16
D-I
D-II
D-III
D-IV
S-1
S-2
3
0
33
2
39
8
Grafik 16. Distribusi Pegawai menurut Pendidikan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2014
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jumlah pegawai menurut pendidikan yang paling tinggi adalah pegawai berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 39 orang dan DIII sebanyak 33 orang. Proporsi ini menunjukkan bahwa dari sisi tingkat pendidikan formal, SDM yang ada di KKP Kelas I Denpasar sudah cukup dalam menunjang optimalisasi pelaksanaan kegiatan. Disamping itu, dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kapasitas SDM, perlu ditambah melalui pendidikan dan pelatihan. Mengingat semakin beratnya beban tugas dan fungsi di lingkungan pintu masuk negara. 2. SUMBER DAYA ANGGARAN Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar di dukung oleh Sumber dana yang berasal dari APBN. Berdasakan DIPA tahun 2014, anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar sebesar Rp. 21.647.301.000,-. Rincian DIPA selama periode 5 tahun dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut: Tabel 4. Rincian Anggaran belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 - 2014 Tahun Jenis Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
3.801.174.000
4.528.505.000
5.082.036.000
5.511.474.000
6.306.835.000
4.442.482.000
3.694.441.000
5.055.653.000
6.247.199.000
6.278.660.000
610.000.000 8.853.656.000
8.317.150.000 16.540.096.000
756.800.000 10.894.489.000
10.666.500.000 22.425.173.000
9.061.806.000 21.647.301.000
65
Berdasarkan tabel di atas, diketahui belanja pegawai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena adanya peningkatan pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, untuk belanja barang di tahun 2011 terdapat penurunan anggaran namun masih cukup untuk membiayai pelaksanaan kegiatan teknis, sedangkan untuk belanja modal di tahun 2011 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar mengadakan lahan untuk kantor induk dan tahun 2013, 2014 dilaksanakan pembangunan gedung kantor induk.
66
B. Realisasi Anggaran Anggaran dan realisasi belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dari tahun 2010 s.d 2014 dapat kami sajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2014 2010 Jenis Bel Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah
Anggaran
Realisasi
2011 (%)
Anggaran
Realisasi
2012 (%)
Anggaran
Realisasi
2013 (%)
Anggaran
Realisasi
2014 (%)
Anggaran
Realisasi
3.801.174.000
3.748.826.236
99
4.528.505.000
4.469.207.916
99
5.082.036.000
5.021.234.403
99
5.511.474.000
5.422.483.572
98
6.306.835.000
5.844.120.163
4.442.482.000
3.923.242.242
88
3.694.441.000
3.348.296.568
91
5.055.653.000
4.646.824.470
92
6.247.199.000
4.410.071.671
71
6.278.660.000
5.706.647.354
610.000.000
589.043.700
97
8.317.150.000
7.059.930.000
85
756.800.000
746.878.900
99
10.666.500.000
10.264.823.600
96
9.061.806.000
7.906.386.250
10.414.937.773
95,60
8.853.656.000
8.261.112.178
93,31
16.540.096.000
14.877.434.484
89,95
10.894.489.000
22.425.173.000
20.097.378.843
89,62
21.647.301.000
19.457.153.767
(%) 93 91 87
89,88
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyerapan anggaran tertinggi pada tahun 2012 sebesar 95,60% dan penyerapan anggaran terendah pada tahun 2014 sebesar 89,88%.
66
BAB IV PENUTUP Laporan
akuntabilitas kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Denpasar tahun 2014 merupakan perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan, program, dan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar kepada pimpinan (Direktur Jenderal PP &PL) dan seluruh stakeholders yang terlilbat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
pembangunan
kesehatan
khususnya
di
bidang
kesehatan
Pelabuhan Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2014 untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan
2010-2014 yang diatur dengan SK Menkes
Nomor HK.03.01/160/I/2010. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kinerja KKP Kelas I Denpasar pada tahun 2014 telah berhasil merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran dari program Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan
untuk
mendukung
penyelenggaraan
pembangunan
bidang
kesehatan. Sehubungan dengan sasaran tersebut di atas, KKP Kelas I Denpasar menitikberatkan pada peningkatan Dukungan Management dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan. Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2014 merupakan titik awal untuk melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada pada periode berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme dan kekeluargaan di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.
67