2015
LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015
i
RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015. Rencana kinerja 2015 dan penetapan kinerja 2015 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2015 yang telah disarikan dalam Indikator Kinerja Utama dan Penetapan Kinerja tahun 2015. Adapun sasaran kegiatan tahun 2015 adalah Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah dengan tiga indikator kegaiatan antara lain adalah a. prosentase kasus potensial PHEIC yang terdeteksi di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas Darat, b).Persentase Perimeter dan buffer area yang bebas vector penular penyakit dilingkungan BAndara dan Pos Lintas Darat dan c). Persentase Kualitas air Minum di Pelabuhan Bandara dan Pos Lintas batas yang memenuhi syarat. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar
dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Tahun 2016 terdiri dari Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dengan alokasi anggaran sebesar Rp
13.969.285.000,- yang terdiri dari : Belanja Pegawai Rp. 6.769.382.000,- dan realisasinya Rp.6.492.959.051,- (95.92%), Belanja
barang Rp 6.185.274.000,-, dengan realisasi
sebesar Rp 5.859.469.076,- (94,73%) dan Belanja Modal Rp 1.014.629.000,- dengan realisasi Rp 801.430.000,-(78.99%). Untuk
mencapai sasaran
kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Denpasar tahun 2014, jumlah Sumber Daya Manusia yang ada sebanyak 114 orang dengan kualifikasi pendidikan yang beragam sebagian besar berpendidikan S2 sebesar 6%, S1 sebesar 27%, D3 sebesar 33%, SLTA sebesar 22%, SMP sebesar 1%, SD sebesar 2% yang anggaran
sebesar
perlu ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya dengan dukungan Rp
13.969.285.000,-
dan
tingkat
pencapaian
sebesar
Rp
11.550.767.517,- (92 %). Dalam melaksanakan Kegaiatan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Pintu Gerbang Negara dikembangkan strategi sebagai berikut: 1. Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara 2. Persentase terlaksananya penangguangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra 3. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
ii
4. Persentase bebas vektor penular di perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI < 1) di lingkungan pelabuhan, baandara dan PLBD 5. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemic dilakukan tindakan karantina ≤24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah . 6. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syatrat kesehatan 7. Persentase kawasan pelabuhan dan bandara yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan dan bandara sehat 8. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase
cakupan
pengawasan
tempat
pengelolaan
makanan
dio
pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 10. Persentase Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Dini PTM di Pelabuhan dan Bandara
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena hanya dengan nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2015. LAK ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama tahun 2015. Akuntabilitas kinerja ini merupakan evaluasi kinerja KKP Kelas I Denpasar yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kerja selanjutnya. LAK ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung ada hubungannya dengan hasil (output) dalam rangka mendukung kinerja manajerial Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 356/Menkes/SK/III/2008 , tugas pokok
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
Kelas
I
Denpasar
adalah
melaksanakan
Pencegahan Masuk dan Keluarnya Penyakit Karantina dan Penyakit Menular Potensial wabah,
Kekarantinaan,
Pelayanan
Kesehatan
terbatas
di
wilayah
kerja
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak risiko lingkungan. Demikian, kami sampaikan ucapan terima kasih dari semua pihak. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja dapat memberikan informasi tentang penyelenggaraan program di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, dan diharapkan masukan-masukan atau saran dan kritik yang membangun dari semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja pada tahun berikutnya.
Denpasar, Januari 2016 Kepala Kantor
dr. H.C. Susanto, MSA, Sp KP NIP. 195709211996031001
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................ii KATA PENGANTAR .........................................................................................................iv DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ...............................................................................................................vi DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ vii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A.
LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B.
MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................................... 2
C.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI ........................................................................... 2
D.
SISTIMATIKA ..................................................................................................... 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................... 5 A.
PERENCANAAN KINERJA ................................................................................ 5
a.
VISI .................................................................................................................... 5
b.
Misi ..................................................................................................................... 5
B.
TUJUAN DAN SASARAN ................................................................................... 5
1.
Tujuan ................................................................................................................ 5
2.
Sasaran .............................................................................................................. 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................. 8 A.
PENGUKURAN KINERJA .................................................................................. 8
B.
SUMBERDAYA ................................................................................................ 56
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 57
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 ............................................................... 6 Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ...... 9 Tabel 3. Realisasi kegiatan Peningkatan SDM KKP Kelas I Denpasar selama tahun 2011 - 2015 ............................................................................... 30 Tabel 4. Distribusi Pegawai menurut Jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2010 - 2015 .................................................. 53 Tabel 5. Rincian Anggaran belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 - 2015 ............................................................... 55 Tabel 7. Anggaran dan Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2011 – 2015 .............................................................. 56
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Capaian target pemeriksaan kesehatan kapal tahun 2011 – 2015 ........ 20 Grafik 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan di KKP Kelas I Denpasar tahun 2015 ...................................................................................................... 54 Grafik 3. Distribusi Pegawai KKP Kelas I Denpasar berdasarkan Pendidikan tahun 2015 ...................................................................................................... 54
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance‘tata kelola pemerintahan yang baik’dan sekaligus result oriented government‘pemerintah yang berorentasi pada output/outcome’. SAKIP merupakan
sebuah
system
dengan(Performance-base
Management)pendekatan
manajemen berbasis kinerja untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah, Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis instansi. Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2015 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar memiliki kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2015 yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. Rencana strategis/rencana aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 – 2015 merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu tahun 2010 – 2015. Selama kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar melaksanakan 1 program utama, yaitu Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di pintu gerbang negara.
1
Pelaksanaan program – program yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dapat diukur dengan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana yang akan disampaikan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2015 ini. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus dipertanggung jawabkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Permenkes Nomor 356/Menkes/SK/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Denpasar mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, Kekarantinaan, Pelayanan Kesehatan Terbatas di wilayah
kerja Pelabuhan/Bandara dan lintas batas, serta Pengendalian Dampak
Kesehatan Lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kekarantinaan. b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan. c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di Bandara, Pelabuhan d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali. e. Pelaksanaaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia. f.
Pelaksanaan sentra/simpul jejaring survailans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas internasional, regional, dan internasional.
g. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk. h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan Bandara Pelabuhan dan lintas batas darat negara.
2
i.
Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan aditif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan import.
j.
Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. l.
Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
m. Pelaksanaaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan n. Pelaksanaaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan survailans kesehatan pelabuhan. o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Adapun susunan organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar terdiri dari: 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Pengendalian Karantina dan Survailans Epidemiologi 3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan; 4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. 6. Insatalasi (Rawat Jalan, Farmasi, Laboratorium, Simkespel, Regional Center, dan Diklat). D. SISTIMATIKA Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor keseahatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2015 adalah sebagai berikut. ▪
Bab I (Pendahuluan), menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, serta sistimatika penyajian laporan.
▪
Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar serta kebijakan dan program beserta anggaran yang direncanakan tahun 2015.
▪
Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2015, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam rangka
3
pencapaian kinerja Kantor Kesehtan Pelabuhan Kelas I Denpasar selama Tahun 2015. ▪
Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja tahun 2015.
4
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara sistematis, terarah dan terpadu. 1. VISI Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar . Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah Masyarakat Sehat di Lingkungan Pelabuhan dan Bandara yang Mandiri dan Berkeadilan.. Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai visi Kementerian Kesehatan. 2. Misi Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tersebut, ditetapkan 3 (tiga) misi sebagai berikut: a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja pelabuhan dan bandara melalui pemberdayaan masyarakat pelabuhan dan bandara , termasuk swasta dan masyarakat madani. b. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan melakukan cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar. c. Melindungi kesehatan masyarakat pelabuhan dan bandara dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan / bandara serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan.
5
2. Sasaran Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 adalah sebagai berikut. Tabel 1. Sasaran dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 NO
SASARAN
1
Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
INDIKATOR KINERJA Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar
100
2
Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.
3
Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra dirgantara Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra kelautan dan bawah air Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra Lapangan Persentase alat angkut/orang/barang di Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan dokumen karantina kesehatan sesuai dengan ketentuan Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) PTM Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
4 5
6 7
8 9
10
11 12
TARGET
20 100 100
100 100
100 100
100
100 100 80
6
13
Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 80
14
Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN
15
Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku Persentase WILKER yang memiliki aset tanah milik Kemenkes
100
16
100 20
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam kurun waktu Januari – Desember 2015. Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar khususnya dibandingkan dengan tahun 2013. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihakpihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikatorindikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar adalah: PERSENTASE
PELABUHAN/BANDARA/PLBD
KESIAPSIAGAAN
DALAM
PENANGGULANGAN
YANG
MELAKSANAKAN
KEDARURATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH
Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK), terdapat 16 (enam belas) indikator kinerja output yaitu:
8
1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons 2. Persentase
kabupaten/kota
yang
mempunyai
kebijakan
kesiapsiagaan
penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah. 3. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan 4. Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra dirgantara 5. Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra kelautan dan bawah air 6. Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra Lapangan 7. Persentase alat angkut/orang/barang di Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan dokumen karantina kesehatan sesuai dengan ketentuan 8. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar 9. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 10. Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) PTM 11. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 12. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan 13. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 14. Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN 15. Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku 16. Persentase WILKER yang memiliki aset tanah milik Kemenkes
Besaran target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : Tabel 2. Pengukuran Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar NO 1
SASARAN Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam
INDIKATOR KINERJA Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons
TARGET (%)
REALISASI (%)
100
100
9
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah 2
3 4
5
6
7
8
9
10
11 12 13
14 15
16
Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra dirgantara Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra kelautan dan bawah air Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra Lapangan Persentase alat angkut/orang/barang di Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan dokumen karantina kesehatan sesuai dengan ketentuan Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung Pesentase Pelabuhan / Bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) PTM Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Persentase ketepatan penyusunan laporan BMN Presentase ketepatan waktu menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu dan taat dengan peraturan Keuangan Negara yang berlaku Persentase WILKER yang memiliki aset tanah milik Kemenkes
20
20
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
80
96.3
70
97.7
100
100
100
100
20
20
10
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1. INDIKATOR PERTAMA PERSENTASE SINYAL KEWASPADAAN DINI YANG DIRESPONS
Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”. a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” antara lain sebagai berikut: 1) Kegiatan Active Case Finding Penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan. a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya penemuan kasus penyakit menular yang terdapat pada masyarakat di lingkungan pelabuhan dan bandara. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan active case finding di lingkungan pelabuhan dan bandara ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan Active Case Finding penyakit potensial wabah di lingkungan bandara dan pelabuhan telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : - Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya. - Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan. f) Usul Pemecahan Masalah : Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.
11
2) Pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat. a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya pengumpulan data puskesmas yang terdekat dengan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : - Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya. - Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, terutama dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh - Waktu pengumpulan data sangat tergantung dari kesiapan sumber data dalam memberikan data sesuai kebutuhan. f) Usul Pemecahan Masalah : - Perlunya peningkatan kompetensi petugas teknis dalam melakukan analisis data secara terus menerus dan berkesinambungan. - Peningkatan frekuensi komunikasi dengan puskesmas bersangkutan - Melakukan
pertemuan
jejaring
surveilans
dengan
puskesmas
bersangkutan 3) Penyelidikan Epidemiologi Kasus Penyakit Menular a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya penyelidikan epidemiologi terhadap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah yang dilaporkan oleh komunitas pelabuhan dan bandara.
12
b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit menular ditargetkan terlaksana sebanyak 15 kali dengan realisasi 2 kali (13.33 %) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit menular pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus penyakit menular telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : Pelaksanaan kegiatan ini tergantung dari pelaporan kasus penyakit menular potensial KLB/wabah oleh masyarakat komunitas pelabuhan dan bandara f) Usul Pemecahan Masalah : Perlu terus ditingkatkan koordinasi dan komunikasi dengan toma dan toga yang ada sehingga setiap kasus penyakit menular potensial KLB/wabah dapat dilaporkan. b. Kegiatan yang tidak bersifat rutin adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan Kemampuan Petugas Teknis dalam Upaya Cegah Tangkal Kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan petugas teknis dalam upaya cegah tangkal kejadian PHEIC di pelabuhan dan bandara. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%) c) Permasalahan : 1) Belum adanya SOP yang baku terkait upaya cegah tangkal kejadian bagi masing-masing penyakit potensial PHEIC. 2) Perubahan lokasi pengawasan menyebabkan penambahan mobilisasi sarana, prasarana, dan tenaga yang terbatas. d) Usul Pemecahan Masalah : 1) Tersusunnya SOP upaya cegah tangkal untuk masing-masing penyakit potensial PHEIC. 2) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan cegah tangkal agar selalu up to date dan cukup jumlahnya.
13
3) Penambahan
tenaga
teknis
agar
senantiasa
selalu
mendapatkan
perhatian.
2) Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Kekarantinaan a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya
pertemuan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
kegiatan
kekarantinaan. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pertemuan ini dilakukan sebanyak satu kali dan terealisasi sebanyak (100%), yang keseluruhan peserta adalah petugas teknis KKP Kelas I Denpasar. c) Permasalahan: Belum adanya petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dalam kegiatan kekarantinaan bagi alat angkut, orang, dan barang. d) Usulan Pemecahan masalah: Segera direalisasikan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bagi setiap kegiatan kekarantinaan yang harus dilakukan bagi alat angkut, orang, dan barang.
3) Pertemuan penguatan jejaring SE a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya penguatan jejaring surveilans epidemiologi antara KKP Kelas I Denpasar dengan institusi kesehatan terdekat di wilayah provinsi Bali. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pertemuan penguatan jejaring surveilans epidemiologi pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d) Permasalahan : - Tidak semua instritusi kesehatan yang terdekat dengan KKP Kelas I Denpasar dan wilayah kerjanya dapat diikutserakan daam pertemuan karena keterbatasan dana. - Rencana tindak lanjut berupa kesepakatan dalam penyediaan data bagi keperluan kewaspadaan dini di pintu masuk dengan wilayah belum
14
konsisten terutama dalam ketepatan waktu dalam pengiriman data penyakit e) Usul Pemecahan Masalah : Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun. 4) Pertemuan Koordinasi Kewaspadaan Penyakit Menular antara Puskesmas terdekat dengan Wilker KKP a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya pertemuan koordinasi kewaspadaan penyakit menular potensi PHEIC antara puskesmas terdekat dengan Wilker KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pertemuan ditargetkan dilakukan sebanyak satu kali dan telah terealisasi (100%). c) Permasalahan : Rencana tindak lanjut berupa kesepakatan dalam penyediaan data bagi keperluan kewaspadaan dini di pintu masuk dengan wilayah belum konsisten terutama dalam ketepatan waktu dalam pengiriman data penyakit d) Usulan Pemecahan Masalah : Perlunya dilakukan pertemuan serupa secara periodik tiap tahun.
3. INDIKATOR KEDUA PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA
KESIAPSIAGAAN
YANG
PENANGGULANGAN
MEMPUNYAI
KEDARURATAN
KEBIJAKAN KESEHATAN
MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH. Untuk mencapai indikator pertama tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”. a.
Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin tiap tahun” antara lain sebagai berikut: 1) Kegiatan Penerbitan Certificate of Pratique a)
Sasaran Kegiatan :
Seluruh kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit dapat diterbitkan Certificate of Pratique
15
b)
Kondisi yang dicapai :
Kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit ditargetkan seluruhnya diterbitkan Certificate of Pratique sebanyak xxx dengan realisasi 60 kali (100 %) c)
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015
Kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit seluruhnya diterbitkan Certificate of Pratique pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d)
Realisasi Kinerja Selama 5 tahun
Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan penerbitan Certificate of Pratique kepada kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit telah terlaksana 100%. e)
Permasalahan : Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan.
f)
Usul Pemecahan Masalah : Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.
2) Kegiatan Pemeriksaan kesehatan kapal/alat
angkut
dalam
rangka
Penerbitan SSCC/SSCEC a) Sasaran Kegiatan : Kapal alat angkut yang telah memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal) setelah dilakukan pemeriksaan dapat diterbitkan dokumen SSCEC. b) Kondisi yang dicapai : Semua kapal/alat angkut yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dinyatakan memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal), dapat diterbitkan dokumen SSCEC (100 %) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Semua kapal/alat angkut yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dinyatakan memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal), dapat diterbitkan dokumen SSCEC (100 %). Kapal / alat angkut yang telah memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal) setelah dilakukan pemeriksaan dapat diterbitkan dokumen SSCEC pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100%
16
d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan penerbitan dokumen SSCEC kepada Kapal / alat angkut yang telah memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal) setelah dilakukan pemeriksaan telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : Tenaga
teknis
yang
melaksanakan
kegiatan
belum
sesuai
dengan
kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan. f) Usul Pemecahan Masalah : Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.
3) Kegiatan Pemeriksaan Gendec a) Sasaran Kegiatan : Dilakukan pemeriksaan status kesehatan pesawat yaitu status kesehatan pelaku perjalanan dan sanitasi pesawat yang datang dari luar negeri. b) Kondisi yang dicapai : Seluruh pesawat yang datang dari luar negeri yang dilakukan pemeriksaan status kesehatan pesawat yaitu status kesehatan pelaku perjalanan dan sanitasi pesawat dinyatakan sehat sebanyak xxx gendec dengan realisasi xxx gendec (100 %) c)
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Seluruh pesawat yang datang dari luar negeri yang dilakukan pemeriksaan status kesehatan pesawat yaitu status kesehatan pelaku perjalanan dan sanitasi pesawat pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100%
d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan pemeriksaan dokumen Gendec kepada pesawat yang datang dari luar negeri yang dilakukan pemeriksaan status kesehatan pesawat yaitu status kesehatan pelaku perjalanan dan sanitasi pesawat telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : Tenaga
teknis
yang
melaksanakan
kegiatan
belum
sesuai
dengan
kompetensinya, yaitu tenaga epidemiolog kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keperawatan. f) Usul Pemecahan Masalah : Perlunya penambahan tenaga teknis dengan kompetensi yang sesuai.
17
4) Kegiatan Pengumpulan dokumen sistem kewaspadaan dini di fasilitas pelayanan kesehatan a) Sasaran Kegiatan : Terlaksananya pengumpulan data puskesmas yang terdekat dengan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pengumpulan data penyakit menular dari puskesmas terdekat ditargetkan terlaksana sebanyak 60 kali dengan realisasi 60 kali (100 %) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat pada tahun 2014 dan 2015 terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan pengumpulan data penyakit dari puskesmas terdekat telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : - Pengumpulan data sering terlambat karena jumlah tenaga wilker yang sangat terbatas (tiap wilker 2 orang). Yang bersangkutan harus pula melaksanakan tugas pokok lainnya. - Tenaga teknis yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan kompetensinya, terutama dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh - Waktu pengumpulan data sangat tergantung dari kesiapan sumber data dalam memberikan data sesuai kebutuhan. f) Usul Pemecahan Masalah : - Perlunya peningkatan kompetensi petugas teknis dalam melakukan analisis data secara terus menerus dan berkesinambungan. - Peningkatan frekuensi komunikasi dengan puskesmas bersangkutan - Melakukan
pertemuan
jejaring
surveilans
dengan
puskesmas
bersangkutan
5) Kegiatan Penerbitan Sertifikat Obat dan Alat P3K a) Sasaran Kegiatan : Diterbitkannya serifikat obat dan alat P3K setelah pemeriksaan obat dan alat P3K di kapal
18
b) Kondisi yang dicapai : Kapal yang telah diperiksa kelengkapan obat dan alat P3K dinyatakan layak untuk diterbitkan sertifikat P3K (100%) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kapal yang telah diperiksa kelengkapan obat dan alat P3K pada tahun 2014 dan 2015 dinyatakan layak untuk diterbitkan sertifikat obat dan alat P3K (100%) d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Selama tahun 2011 – 2015 kegiatan penerbitan sertifikat obat dan alat P3K telah terlaksana 100%.
6) Kegiatan Penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di Wilayah a) Sasaran Kegiatan : Rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten/kota Provinsi Bali b) Kondisi yang dicapai : Tersusunnya rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten/kota Provinsi Bali c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Belum
tersusunnya
rencana
kontijensi
penanggulangan
kedaruratan
kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten/kota Provinsi Bali pada tahun 2014. d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Tersusunnya rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah
kabupaten/kota Provinsi Bali tahun 2015 – 2019
sebagai bahan simulasi penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten/kota Provinsi Bali. e) Permasalahan : - Belum terdokumentasinya rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah kabupaten/kota Provinsi Bali 4. INDIKATOR KETIGA PERSENTASE
ALAT
ANGKUT
YANG
DIPERIKSA
SESUAI
STANDAR
KEKARANTINAAN
19
Untuk mencapai indikator ketiga tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik
“yang
harus dilaksanakan rutin tiap tahun” maupun “yang bersifat tidak rutin”. a. Kegiatan “yang harus dilaksanakan rutin setiap tahun” adalah sebagai berikut: 1) Pemeriksaan kesehatan kapal a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri yang datang dan atau berangkat dari/ke pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. Data ini diperoleh dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan serta Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III yang ada. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal ini ditargetkan seluruh kapal baik yang datang dari luar negeri dapat diperiksa sebanyak 8.880 kapal (100%) dengan realisasi 9.085 kapal (102,31%). c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Realisasi kegiatan pemeriksaan kesehatan kapal pada tahun 2015 meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 99,3%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah kapal yang tiba, sehingga denominatornya meningkat. d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Capaian target pemeriksaan kesehatan kapal selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 1. Capaian target pemeriksaan kesehatan kapal tahun 2011 – 2015
Grafik di atas menunjukkan capaian target pemeriksaan kapal cenderung meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2013, namun pada tahun 2014
20
mengalami penurunan sebesar 1% dan pada tahun 2015 meningkat sebanyak 3% menjadi 102,31%. e) Permasalahan Regulasi yang ada tidak sejalan dengan perkembangan moda transportasi dan teknologi dalam pelabuhan serta regulasi otoritas pelabuhan. f) Usul pemecahan masalah Perlu dilakukan penyesuaian terhadap regulasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kekarantinaan di lapangan dalam
memberikan keamanan,
kenyamanan, dan kepastian hukum bagi petugas teknis bekerja.
2) Pemeriksaan Kesehatan Pesawat a) Sasaran Kegiatan Seluruh pesawat yang datang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan pemeriksaan kesehatan pesawat pada tahun 2015 telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Realisasi kegiatan pemeriksaan kesehatan pesawat pada tahun 2015 dan 2014 telah terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Capaian target pemeriksaan kesehatan pesawat selama 5 tahun (2011 – 2015) telah terlaksana 100%. e) Permasalahan : - Keterbatasan jumlah tenaga teknis yang ada menyebabkan realisasi jumlah pesawat yang dapat diperiksa kesehatannya kecil dibandingkan dengan jumlah pesawat yang datang. - Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya. f) Usul Pemecahan Masalah : Pengawasan kesehatan pesawat diperioritaskan kepada pesawat yang datang dari wilayah yang termasuk ke dalam daerah yang perlu diwaspadai.
21
3) Pengawasan Lalu Lintas Jenazah a) Sasaran kegiatan Seluruh jenazah yang datang/berangkat dari/ke pelabuhan dan bandara. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah pada tahun 2015 telah terlaksana 100% c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Realisasi kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah pada tahun 2015 dan 2014 telah terlaksana 100% d) Realisasi Kinerja Selama 5 tahun Kegiatan pengawasa lalu lintas jenazah selama tahun 2011 – 2015 sudah terealisasi 100%. e) Permasalahan Adanya himbauan untuk membatasi transport lokal yang harus sesuai dengan prinsip ekonomis, efektif dan efisien, menyebabkan seluruh kegiatan penerbitan surat izin angkut jenazah tidak dapat dibiayai transport lokalnya. f) Usul pemecahan masalah Penerbitan dokumen surat izin angkut jenazah tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP.
5.
INDIKATOR KEEMPAT PERSENTASE UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PADA WILAYAH DENGAN KONDISI MATRA DIRGANTARA 1) Pemeriksaan crew Pesawat a) Sasaran Kegiatan Crew pesawat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai secara random b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan pemeriksaan crew pesawat ini telah terlaksana pada penerbangan tertentu c) Permasalahan -
Belum adanya peraturan yang mewajibkan crew pesawat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum terbang
-
Belum adanya anggaran untuk transport petugas pelaksana
22
d) Usulan Pemecahan Masalah -
Melakukan koordinasi dengan pihak otoritas Bandara Wilayah IV untuk mendapatkan dukungan/fasilitasi pemeriksaan crew pesawat secara rutin
-
Mengusulkan alokasi anggaran transport untuk petugas pelaksana pada tahun anggaran berikutnya
6.
INDIKATOR KELIMA PERSENTASE UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PADA WILAYAH DENGAN KONDISI MATRA KELAUTAN DAN BAWAH AIR 1) Pengumpulan Data Hiperbarik di Pelabuhan Laut Padangbai a) Sasaran kegiatan Perusahaan/agent diving di wilayah pelabuhan laut Padang Bai b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan pengumpulan data hiperbarik di pelabuhan laut padangbai pada tahun 2015 telah terlaksana 100% c) Permasalahan : Belum adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan/agent diving untuk melaporkan data kesehatan baik instruktur maupun wisatawan diving kepada otoritas kesehatan setempat d) Usulan Pemecahan Masalah: Melakukan
koordinasi
dengan
perusahaan/agent
diving
untuk
tetap
melakukan pengawasan secara berkala kesehatan baik instruktur maupun wisatawan diving 7.
INDIKATOR KEENAM PERSENTASE UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PADA WILAYAH DENGAN KONDISI MATRA LAPANGAN 1) Pendampingan Vaksinasi Meningitis di Kabupaten/Kota a) Sasaran Kegiatan Kegiatan
pendampingan
ini
dilaksanakan
di
9
kabupaten/kota
saat
pelaksanaan Vaksinasi Meningitis bagi calon Jemaah Haji.
23
b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali sudah terealisasi 100% di 9 kab/kota. c)
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali terlaksana 100% di 9 kab/kota.
d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan pendampingan pelaksanaan Vaksinasi Meningitis sekaligus pengesahan ICV calon Jemaah Haji Propinsi Bali terlaksana 100% di 9 kab/kota. 2) Pendampingan Jamaah Haji ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya a) Sasaran Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran seluruh Calon Jemaah Haji (CJH) asal Propinsi Bali saat Embarkasi (mulai dari penerimaan CJH di Asrama Haji, pemeriksaan kesehatan terakhir, sampai pemberangkatan Jemaah dari Asrama Haji dan Bandara) serta saat Debarkasi (mulai dari kedatangan Jemaah Haji di Bandara sampai proses clearance di Asrama Haji). b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), kegiatan pendampingan CJH saat embarkasi dan debarkasi sudah terealisasi 100%. e) Permasalahan Pada saat pendampingan pemeriksaan terakhir CJH di Asrama Haji Sukolilo tahun 2015 terdapat beberapa permasalahan: b. Dengan diberlakukannya sistem baru pada pencatatan riwayat kesehatan Calon Jemaah Haij, yaitu dengan sistem elektronik Buku Haji (e-BKJH), hampir seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali mengalami kesulitan dalam melakukan input data. Hal ini disebabkan
24
karena kurang tersosialisasinya sistem ini terutama bagi petugas di Dinkes Kabupaten/Kota serta waktu yang diberikan untuk pelaksanaan proses input data relatif singkat. Namun demikian, seluruh Kabupaten/Kota telah menyiapkan rekam medis dari pemeriksaan kesehatan Jemaah Haji tahun 2015 dengan beberapa cara, seperti dengan printout e-BKJH, Buku Haji sisa tahun 2014, serta fotocopy buku Haji cetakan tahun 2014. c. 1 (satu) orang Jemaah Calon Haji asal kota Denpasar dari kloter 57 (Ny. Sukartiah/56 tahun) ditunda keberangkatannya dengan kloter 57 karena menderita Anemia (pro Transfusi). Jemaah haji tersebut rencanaya akan diberangkatkan dengan kloter selanjutnya. d. 1 (satu) orang Jemaah Calon Haji asal Kabupaten Badung dari Kloter 57 (Ny. Khusnul Khotimah/41 tahun) dengan status tunda karena TB Paru, namun Jemaah tersebut tetap berangkat ke Asrama Haji Sukolilo. Saat pemeriksaan ulang di Poliklinik Asrama Haji, jemaah tersebut dinyatakan Laik Terbang (BTA negatif, Rontgen positif TB) dengan diberikan terapi OAT. e. Beberapa
orang
Jemaah
Haji
asal
Kabupaten
Buleleng
tidak
mencantumkan riwayat Vaksinasi Meningitis di dalam printout e-BKJH. f) Usulan pemecahan masalah 1. Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih aktif
dalam
mencari
informasi
mengenai
perkembangan
sistem
pemeriksaan kesehatan serta pencatatan/Rekam Medis Kesehatan Calon Jemaah Haji. 2. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar tidak terjadi lagi kasus penundaan keberangkatan Jemaah Calon Haji saat di Asrama Haji
yang
disebabkan
oleh
penyakit
yang
telah
terdeteksi
oleh
pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan setempat. 3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar terdapat persamaan prosedur penanganan pada pasien dengan diagnosa TB, sehingga Jemaah Calon Haji tidak merasa dirugikan. 4. Menyarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih meningkatkan sosialisasi terkait pentingnya surat keterangan atau sertifikat Vaksinasi Meningitis baik kepada Kementerian Agama Kabupaten/Kota maupun kepada Calon Jemaah Haji, sehingga hal tersebut tidak menjadi kendala bagi Jemaah saat pemeriksaan Kesehatan terakhir di Embarkasi.
25
3) Pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali a) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah penanggung jawab program/kegiatan Haji yang
berasal
dari
Kementerian
Agama
serta
Dinas
Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada tahun 2015, kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun kegiatan pertemuan Koordinasi Pemeriksaan Kesehatan serta Pelaksanaan Vaksinasi CJH Propinsi Bali sudah terealisasi 100%.
4) Pemantauan K3JH ke Kabupaten/Kota a) Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan pemantauan ini adalah kondisi kesehatan seluruh Jemaah Haji yang telah kembali ke Tanah air. Yang masuk dalam pemantauan adalah kesehatan Jemaah Haji mulai sejak pulang dari Arab Saudi sampai hari ke 14. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2011-2015), kegiatan pemantauan K3JH Jemaah Haji Propinsi Bali di 9 kab/kota sudah terealisasi 100%.
26
5) Pelayanan Kesehatan Posko Hari Raya Nyepi a) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Nyepi ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, dan Bandara, dengan sasaran
para
petugas/pengguna
jasa
bandara/pelabuhan
laut
yang
memerlukan pelayanan kesehatan. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2013 dan 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Nyepi di 3 wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
6) Pelayanan Kesehatan Posko Arus Mudik Lebaran a) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Idul Fitri ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, Benoa dan Bandara, dengan sasaran para petugas/pengguna jasa bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
27
7) Pelayanan Kesehatan Posko Natal dan Tahun Baru a) Sasaran Kegiatan Kegiatan pelayanan kesehatan Posko Hari Raya Natal dan Tahun Baru ini dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, Gilimanuk, Benoa dan
Bandara,
dengan
sasaran
para
petugas/pengguna
jasa
bandara/pelabuhan laut yang memerlukan pelayanan kesehatan. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2014, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka event nasional dan Internasional di KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
8) Posko dalam Rangka Event Nasional/Internasional a) Sasaran Kegiatan Seluruh petugas/pengguna jasa di wilayah Bandara dan Pelabuhan Laut saat kegiatan event Nasional/Internasional b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Selama Tahun 2015, telah dilaksanakan 6 (enam) kali pelaksanaan posko dalam rangka event Nasional/Internasional di Bandara Ngurah Rai dan di Wilker Pelabuhan Laut terlaksana 100% c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka event nasional/internasional di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Hari Raya Natal dan Tahun Baru di 4 (empat) wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar terlaksana 100%.
28
9) Pelayanan Kesehatan Posko Piodalan Pura Silayukti a) Sasaran Kegiatan Kegiatan
pelayanan
kesehatan
Posko
Piodalan
Pura
Silayukti
ini
dilaksanakan di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padang Bai, dengan sasaran para pemedek (umat yang melakukan persembahyangan ke Pura Silayukti) yang memerlukan pelayanan kesehatan. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai sudah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan posko pelayanan kesehatan dalam rangka Piodalan Pura Silayukti di wilayah kerja Pelabuhan Laut Padangbai terlaksana 100%.
10) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) a) Sasaran Kegiatan Kegiatan peningkatan SDM melalui pelatihan/ refresing skill dengan sasaran petugas kesehatan dan stake holder di lingkungan pelabuhan dan bandara b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dalam rangka peningkatan SDM dilaksanakan sebanyak 1 kali dan telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan telah terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dalam rangka peningkatan SDM berupa pelatihan BTCLS bagi perawat, pelatihan ECG bagi dokter, pelatihan ACLS bagi dokter, pelatihan AED bagi petugas KKP dan stakeholder terkait, dan refressing skill bagi petugas KKP.
29
Tabel 3. Realisasi kegiatan Peningkatan SDM KKP Kelas I Denpasar selama tahun 2011 - 2015 No
Tahun
Kegiatan
2010
1
Pelatihan BTCLS bagi perawat
2
Pelatihan ECG bagi dokter
3
Pelatihan ACLS bagi dokter
4
Pelatihan AED bagi petugas KKP dan stakeholder
2011
2012
2013
2014
60
180
155
20
180
2015
30 10 8 50
terkait 5
Pelatihan kesehatan kerja bagi petugas KKP
6
Refreshing skill bagi petugas KKP
40
Jumlah
0
80
98
48
400
155
48
e) Permasalahan Keterbatasan sumber daya untuk meningkatkan ketrampilan petugas (dokter dan perawat) f) Usulan pemecahan masalah Merencanakan di periode yang akan datang untuk memberikan diklat peningkatan dan refreshing petugas.
11) Penanganan keadaan emergency/P3K di bandara dan pelabuhan a) Sasaran Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar, baik Pelabuhan laut maupun Bandara, dengan sasaran crew kapal/pesawat, penumpang,
petugas/pengguna
jasa
yang
memerlukan
pelayanan
kesehatan/P3K. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama
tahun
2014
dan
2015,
penanggulangan
terhadap
kejadian
emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama kurun waktu 5 tahun (2011-2015), penanggulangan terhadap kejadian emergency/P3K di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sudah tertangani 100%.
30
7. INDIKATOR KETUJUH PERSENTASE ALAT ANGKUT/ORANG/BARANG DI PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG DIBERIKAN DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan antara lain 1) Pemeriksan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang datang dari luar negeri di pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Penerbitan Certificate of Pratique untuk tahun 2015 yaitu sebanyak 206 sertifikat(164,8%), melebihi target yang ditentukan sebanyak 125 sertifikat. Jumlah ini naik dari tahun 2014 yaitu sebanyak 186 sertifikat. c) Permasalahan : Adanya instruksi untuk efisien angaran rutin KKP, menyebabkan seluruh kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique tidak dapat dibiayai transport lokalnya. d) Usul pemecahan masalah : Pemeriksaan kesehatan kapal dalam rangka Certificate of Pratique tetap dilaksanakan sebagai implementasi tugas pokok dan fungsi KKP walaupun tanpa diberikan biaya transport bagi petugas pelaksana di lapangan. 2) Pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHC a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang akan berangkat dari pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar sesuai dengan tujuan masing-masing. b) Kondisi yang dicapai : Kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka pengeluaran dokumen PHC ditargetkan sebanyak 31.679 kapal. Seluruh PHC yang diterbitkan tahun 2015 sebanyak 97.694 (308,89%) atau 93,2% dari seluruh data kapal yang tercatat pada KSOP/KUPPL Kelas III (105.030 kapal). Realisasi tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya (tahun 2014), yaitu sebesar 52.412 kapal atau sebesar 165,45% dari target yang ditentukan. c) Permasalahan :
31
Keterbatasan jumlah petugas teknis dalam pelaksanaan pengawasan lalu lintas keberangkatan kapal di setiap pelabuhan Wilayah Kerja KKP Kelas I Denpasar. d) Usul pemecahan masalah : - Perlu penambahan tenaga teknis secara periodik di wilayah kerja yang memeilii volume kedatangan kapal yang besar. - Perlu pengawasan terhadap kapal yang berangkat
dengan skala
perioritas.
3) Pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC a) Sasaran kegiatan : Seluruh kapal yang baru berlayar dan sudah habis masa berlaku dokumen SSCEC-nya dapat diterbitkan dokumen yang baru. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan dokumen SSCEC ditargetkan sebanyak 2.100 dokumen dengan realisasi sebanyak 1.856 dokumen atau sebesar 88,38% target yang ditetapkan. Keadaan realisasi tahun sebelumnya mencapai seluruk kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC (2.003 kapal) atau sebesar 100%. Demikian pula dengan keadaan 5 tahun sebelumnya (tahun 2010) sebanyak 1.828 atau sebesar 100% kapal yang mengajukan penerbitan SSCEC. c) Permasalahan : -
Belum adanya peraturan perundangan dalam bentuk UU yang melegalisasi penerbitan SSCEC/SSCC. Selama ini baru mengacu pada ketentuan IHR 2005.
-
Tidak
ada
pembiayaan
khusus
bagi
petugas
teknis
dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan kapal untuk penerbitan SSCC karena efisiensi anggaran. d) Usul pemecahan masalah : -
Perlunya peraturan perundangan yang bentuk UU untuk melegalkan penerbitan SSCEC/SSCC.
-
Pelunya
alokasi
biaya
transport
bagi
petugas
teknis
dalam
pemeriksaan kapal untuk keperluan penerbitan SSCEC.
32
4) Supervisi dan bintek kegiatan dalam rangka pemeriksaan dokumen kesehatan kapal. a) Sasaran kegiatan : Terlaksananya kegiatan Supervisi dan bintek ke wilayahn kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai : Dalam melakukan kegiatan supervisi dan bintek kegiatan dalam rangka pemeriksaan dokumen kesehatan kapal ditargetkan sebanyak 2 kali kegiatan dengan realisasi 2 kali (100%). c) Permasalahan : Adanya
efisiensi
anggaran
menyebabkan
kegiatan
supervisi
dan
bimbingan teknis tidak dapat dilaksanakan secara optimal. d) Usul pemecahan masalah : Perlu alokasi anggaran secara khusus untuk keperluan supervisi ke wilayah kerja. 8. INDIKATOR KEDELAPAN PERSENTASE
PELABUHAN/BANDARA/PLBD
YANG
MELAKUKAN
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU Untuk mencapai indikator tersebut tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait langsung maupun yang bersifat pendukung. Kegiatan “yang terkait langsung” dengan indikator ini adalah sebagai berikut: 1) Pegendalian Vektor DBD. a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya pengendalian vektor DBD di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai: Untuk mencapai target pengendalian vektor DBD di wilayah KKP Kelas I Denpasar dilakukan beberapa kegiatan seperti : -
Survey jentik dan larvasidasi yang dilaksanakan di wilayah perimeter dan buffer setiap bulannya dengan target pengawasan bangunan sebanyak 20.000 bangunan dan jumlah kontainer yang diperiksa sebanyak 50.000 buah.
33
-
Survey telur nyamuk aedes yang juga dilaksanakan di wilayah perimeter dan buffer dengan target pelaksanaan 20 kali dalam satu tahun
-
Kegiatan pemberantasan nyamuk dengan fogging berdasarkan pertimbangan indikasi yang mendukung seperti rekomendasi hasil penyelidikan epidemiologi (PE) dari peningkatan kasus DBD yang dilaporkan, antisipasi peningkatan index berdasarkan hasil survey jentik maupun antisipasi peningkatan arus lalu lintas orang di pelabuhan/bandara
dalam
menyambut
perayaan
hari
besar
keagamaan. Target pelaksanaan 10 kali dalam satu tahun. Hasil yang dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: -
Survey jentik Aedes dilaksanakan sebanyak 60 kali si seluruh wilayah kerja (pencapaian 100%).
-
Jumlah bangunan yang diperiksa sebanyak 17.878 bangunan (89,3%). Jumlah kontainer yang diperiksa sebanyak 43.494 buah (86,9%)
-
Survey telur nyamuk Aedes menggunakan ovitrap dilakukan sebanyak 20 kali (100%).
-
Kegiatan fogging dilaksanakan sebanyak 10 kali (100%).
Standar yang digunakan dalam pengendalian vektor DBD adalah House Index
(HI).
Besarnya
HI
di
daerah
perimeter
yang
hendaknya
dipertahankan 0% dan <1% di daerah buffer. Selama tahun 2015, besarnya HI perimeter melebihi standar terjadi di wilker Celukanbawang, Gilimanuk dan Benoa. Sementara untuk daerah buffer, hampir di semua wilayah kerja angka HI buffer setiap bulannya melebihi standar yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan adanya risiko penularan penyakit tular vektor nyamuk Aedes aegypti di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. Langkah tindak lanjut yang telah dilakukan mengatasi permasalahan yang ditemukan di lapangan adalah sebagai berikut: - Memberikan penyuluhan langsung untuk menggerakkan masyarakat dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri - Larvasidasi massal untuk memutus rantai penularan DBD dan antisipasi peningkatan index jentik nyamuk Aedes aegypti di semua wilayah kerja berdasarkan laporan hasil survey jentik yang dilaporkan setiap bulan.
34
- Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten setempat untuk dukungan pemecahan masalah terkait peran serta masyarakat yang sangat kurang. - Pemberantasan nyamuk (fogging) untuk memutus rantai penularan kasus DBD
di semua wilayah kerja berdasarkan indikasi yang
ditemukan. Kegiatan lain yang dilaksanakan untuk pengendalian vektor DBD adalah dengan survey telur nyamuk menggunakan ovitrap. Standar ovitrap index di daerah perimeter adalah <1% dan untuk daerah buffer adalah <15%. Besarnya ovitrap indeks di daerah perimeter selama tahun 2015 dilaporkan diatas standard yang ditetapkan, meskipun mengalami penurunan pada pemasangan periode kedua. Sementara untuk daerah buffer, besarnya ovitrap indeks diatas standard hanya dilaporkan di wilayah kerja Gilimanuk, yaitu sebesar 15,7%. c) Permasalahan: Permasalah yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya
peran
serta
masyarakat
di
semua
wilker
dalam
melaksanakan PSN sehingga target besarnya HI di daerah perimeter 0% dan < 1% di daerah buffer belum bisa dipertahankan setiap bulan. 2. Larvasidasi belum bisa dilaksanakan secara optimal di wilker Padangbai karena kebanyakan kontainer merupakan penyimpanan air minum sehingga petugas wilker masih ragu memberikan larvasida. d) Usul Pemecahan masalah: 1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di semua wilayah kerja dan upaya inovasi baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan PSN. 2. Menyarankan semua staf wilker untuk menggunakan larvasida Baktivec yang aman digunakan pada air minum sehingga kegiatan larvasidasi bisa dilaksanakan secara optimal. e) Kesimpulan Capaian
indikator
Persentase
kabupaten/kota
yang
melakukan
pengendalian vektor terpadu pada output pengendalian vektor DBD pada tahun adalah sebesar 100% namun dari hasil pengamatan, HI jentik Aedes aegypti di semua wilayah kerja belum dapat dipertahankan sesuai standard setiap bulan selama tahun 2015.
35
2) Pengendalian Vektor Malaria a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya pengendalian vektor Malaria di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai: Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai output pengendalian vektor malaria adalah sebagai berikut: - Survey jentik Anopheles dengan target kegiatan sebanyak 36 kali per tahun - Survey nyamuk Anopheles dewasa secara spot survey dengan target kegiatan sebanyak 6 kali per tahun - Pemberantasan jentik Anopheles pada tempat perindukan dengan target kegiatan sebanyak 12 kali per tahun. Kegiatan ini hanya dilaksanakan di 3 wilker yang memiliki breeding places nyamuk Anopheles, yaitu di Bandara Ngurah Rai, Padangbai dan Wilker Celukanbawang, dengan hasil sebagai berikut: - Kegiatan survey jentik Anopheles dilaksanakan sebanyak 36 kali (100%). - Kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa dilaksanakan sebanyak 6 kali (100%). - Kegiatan pemberantasan jentik Anopheles pada tempat perindukan dilaksanakan sebanyak 8 kali (66,6%). Hasil pelaksanaan kegiatan ini ternyata tidak tercapai sesuai target karena sangat tergantung dari indikasi kepadatan jentik pada tempat perindukan Anopheles. Pengamatan populasi jentik Anopheles dilaksanakan dengan melakukan pencidukan air di beberapa titik pencidukan pada tempat perindukan nyamuk Anopheles. Kepadatan jentik Anopheles dinyatakan dalam Dipper Index (DI). Angka DI tempat perindukan di ketiga wilker masih bervariasi setiap bulannya dengan DI tertinggi dilaporkan terjadi pada bulan Mei 2015 di Wilker Padangbai yaitu sebesar 12,5. Kegiatan survey nyamuk Anopheles dewasa dilaksanakan masing-masing 2 kali di ketiga wilker yang memiliki breeding places nyamuk Anopheles. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, keberadaan nyamuk Anopheles hanya dilaporkan di wilker Celukanbawang dengan MHD kandang sebesar 0,5.
36
c) Permasalahan: Permasalahan yang dihadapi adalah masih adanya masyarakat yang membuang sampah ke laguna (tempat perindukan Anopheles) di wilayah kerja pelabuhan yang dapat membahayakan kehidupan ikan predator jentik dan lebatnya semak-semak di sekitar tempat perindukan yang menyulitkan pemantauan dan berpotensi membahayakan petugas dari gigitan ular maupun serangga lain. d) Usul Pemecahan masalah: Berkoordinasi dengan pengelola pelabuhan, instansi terkait di pelabuhan termasuk Puskesmas terdekat untuk mendapat dukungan dan kerja sama dalam menindaklanjuti hasil temuan program yang dilaksanakan. e) Kesimpulan Capaian
indikator
Persentase
Kabupaten/Kota
Yang
Melakukan
Pengendalian Vektor Terpadu pada output pengendalian vektor malaria pada tahun 2015 sudah mencapai 88,6%. 3) Pengendalian Vektor Pes a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya pengendalian vektor pes di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai: Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target pengendalian vektor pes, yaitu: 1.
Kegiatan pengawasan tikus dan pinjal pada tahun 2015 ditargetkan sebanyak 60 kali.
2.
Jumlah perangkap yang dipasang sebanyak 11.250 buah.
3.
Kegiatan pengamatan habitat tikus dan serangga lainnya pada alat angkut ditargetkan sebanyak 60 kali.
4.
Jumlah alat angkut yang diperiksa sebanyak 6.000 buah.
Realisasi kegiatan pengendalian vektor pes pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: - Kegiatan pengawasan tikus dan pinjal delaksanakan sebanyak 60 kali (100%). - Total jumlah perangkap yang dipasang adalah sebanyak 18.562 buah (164,9%).
37
- Jumlah tikus tertangkap sebanyak 512 ekor yang terdiri dari: Rr. Diardii (396 ekor), Rr. Norveigicus (61 ekor) dan Mus musculus (49 ekor). - Jumlah pinjal yang tertangkap adalah sebanyak 85 ekor. - Kegiatan pengamatan habitat tikus dan serangga lainnya pada alat angkut dilaksanakan sebanyak 60 kali (100%). - Jumlah alat angkut yang diperiksa adalah sebanyak 4.052 alat angkut (67,53%). Indeks Pinjal harus ditekan tetap <1 (ratio) agar terhindar dari risiko penularan penyakit pes. Selama tahun 2015, indeks pinjal diatas standar yang ditetapkan dilaporkan di wilker Gilimanuk. Dengan demikian, wilker Gilimanuk berisiko terhadap penularan penyakit pes. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan upaya tindak lanjut sebagai berikut: - Melaksanakan pemasangan perangkap tikus massal di
wiayah
perimeter dan buffer sebanyak 472 perangkap. - Melaksanakan Active case finding (ACF) penyakit pes bersama petugas epidemiolog. - Memberikan penyuluhan mengenai pencegahan penyakit pes dengan metode door to door pada saat ACF. Selama tahun 2015, jumlah pesawat yang diperiksa adalah sebanyak 1.200 buah pesawat dimana 100% pesawat bebas dari investasi tikus dan serangga lainnya. Sementara hasil pengamatan habitat tikus dan serangga lainnya di alat angkut kapal Dari 2.852 alat angkut kapal yang diperiksa selama tahun 2015, 2.847 alat angkut kapal yang bebas dari tanda keberadaan tikus dan serangga lainnya. Hanya 5 alat angkut kapal yang positif tanda keberadaan serangga lainnya di wilayah kerja Gilimanuk dan Celukanbawang. Adapun langkah tindak lanjut yang dilaksanakan adalah memberi saran kepada petugas kapal agar menjaga kebersihan dan mengupayakan upaya pemberantasan serangga secara mandiri. c) Permasalahan: Pengendalian pinjal dengan menggunakan insektisida belum dilaksanakan karena bahan pendukungnya belum dianggarkan pada anggaran tahun 2015.
38
d) Usul Pemecahan masalah: Membuat perencanaan pengadaan bahan pembasmi pinjal pada saat revisi efisiensi DIPA tahun anggaran 2016. e) Kesimpulan Capaian
indikator
Persentase
Kabupaten/Kota
Yang
Melakukan
Pengendalian Vektor Terpadu pada output pengendalian vektor pes pada tahun 2015 sudah mencapai 100%. 4) Pengendalian Vektor Diare a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya pengendalian vektor diare di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai: Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target pengendalian vektor pes adalah: - Survei Kepadatan lalat dengan target kegiatan 60 kali dalam satu tahun, - Pengendalian lalat dan serangga lainnya yang dilaksanakan dengan target 30 kali kegiatan dalam satu tahun. Realisasi kegiatan pengendalian vektor pes pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: - Kegiatan survey kepadatan lalat dilaksanakan sebanyak 60 kali di seluruh wilayah kerja (100%). - Kegiatan pengendalian lalat dan serangga lainnya dilaksanakan sebanyak 30 kali di seluruh wilayah kerja (100%). Kegiatan survey kepadatan lalat dilakukan dengan mengukur kepadatan lalat menggunakan Flygrill. Kepadatan lalat di wilayah pelabuhan/bandara hendaknya ditekan serendah mungkin (angka kepadatan lalat < 6). Rata-rata angka kepadatan lalat di seluruh wilker masih bervariasi setiap bulannya dengan rata-rata kepadatan lalat tertinggi dilaporkan terjadi pada bulan Agustus 2015 di Wilker Benoa yaitu sebesar 6,8. c) Permasalahan: Perencanaan tahun 2015 belum menganggarkan daya tahan tubuh bagi petugas pemberantasan yang menggunakan aplikasi insektisida dan sangat rentan dengan risiko keracunan.
39
d) Usul Pemecahan masalah: Membuat perencanaan pengadaan daya tahan tubuh pada saat revisi efisiensi DIPA tahun anggaran 2016. e) Kesimpulan Capaian
indikator
Persentase
Kabupaten/Kota
Yang
Melakukan
Pengendalian Vektor Terpadu pada output pengendalian vektor diare pada tahun 2015 sudah mencapai 100%. 5) Pengadaan Barang modal alat kesehatan a) Sasaran Kegiatan: Terlaksananya pengendalian vektor DBD di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai: Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pengadaan barang modal alat kesehatan berupa katrol pengangkat mesin ULV yang ditargetkan sebanyak 1 kali. Realisasi kegiatan untuk mencapai target adalah pengadaan alat dan bahan telah dilaksanakan sebanyak 1 kali (100%). c) Permasalahan: Tidak ditemukan permasalahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan kegiatan. d) Kesimpulan Capaian
indikator
Persentase
Kabupaten/Kota
Yang
Melakukan
Pengendalian Vektor Terpadu pada output pengadaan alat dan bahan pada tahun 2015 sudah mencapai 100%. 9. . INDIKATOR KESEMBILAN PERSENTASE PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MELAKUKAN KEGIATAN DETEKSI DINI PENYAKIT MENULAR LANGSUNG Untuk mencapai indikator tersebut tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait langsung maupun yang bersifat pendukung sebagai berikut : 1) Program Deteksi Dini Penyakit Menular Langsung a) Sasaran Kegiatan Kegiatan Deteksi Dini Penyakit Menular langsung bersifat sosialisasi dan health education di lingkungan pelabuhan laut dan bandara.
40
b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung secara garis besarnya terdiri dari penyuluhan HIV / AIDS bagi ABK dan anak sekolah, serta penyuluhan penyakit menular langsung selain HIV/AIDS bagi komunitas pelabuhan laut dilaksanakan masing-masing sebanyak 1 kali, telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan Program Penyakit Menular langsung selama tahun 2014 telah dilaksanakan penyuluhan HIV/AIDS bagi ABK di pelabuhan laut dan penyuluhan bagi anak sekolah di lingkungan bandara dan tahun 2015 kegiatan penyuluhan HIV/AIDS bagi ABK dan anak sekolah serta penyuluhan penyakit menular lainnya bagi komunitas di pelabuhan laut terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan utama Program Penyakit Menular langsung dilaksanakan di wilayah kerja pelabuhan laut dan bandara sebanyak 1 kali telah terlaksana 100%sebagai berikut : No 1
Tahun
Kegiatan Sosialisasi HIV/AIDS
2010
Pencegahan bagi
2011
2012
2013
2014
2015
160
komunitas
pelabuhan laut 3
Penyuluhan HIV / AIDS dan
4
Penyuluhan
360
distribusi kondom bagi ABK pencegahan
80
80
HIV/AIDS bagi anak sekolah di wilayah bandara 5
Penyuluhan
penyakit
menular
240
lainnya Jumlah
80
680
e) Permasalahan Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Penyakit Menular adalah terbatasnya jumlah petugas dibandingkan dengan komunitas, ABK dan anak sekolah sebagai sasaran. f)
Usulan pemecahan masalah
Melakukan advokasi dan penyuluhan yang terus menerus untuk mendapatkan dukungan stakeholder dalam pelaksanaan kegiatan ini terutama dalam melakukan pendekatan serta meningkatkan kemauan dari semua pihak untuk
41
dengan kesadaran sendiri mencari pelayanan kesehatan serta memeriksakan diri bagi individu yang berisiko.
10.
INDIKATOR KESEPULUH PESENTASE PELABUHAN / BANDARA / PLBD YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN POS PELAYANAN TERPADU (POSBINDU) PTM Untuk mencapai indikator tersebut tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan, baik yang terkait langsung maupun yang bersifat pendukung sebagai berikut :
1) Deteksi Dini PTM a) Sasaran Kegiatan Kegiatan deteksi dini PTM dilaksanakan di wilayah kerja dengan sasaran para pekerja berisiko di pelabuhan dan bandara. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan deteksi dini PTM di lingkungan pelabuhan dan bandara dilaksanakan sebanyak 2 kali dan pada saat event khusus seperti Hari Kesehatan Nasional, telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 dan 2015, kegiatan deteksi dini di lingkungan pelabuhan dan bandara terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan deteksi dini dilaksanakan di wilayah kerja pelabuhan dan bandara berupa kegiatan pemeriksaan pekerja berisiko akibat bising, pemeriksaan PTM seperti kolesterol, gula darah acak, tekanan darah, dan kadar alkohol bagi komunitas di bandara dan pelabuhan serta pemeriksaan PTM bagi pengemudi dalam rangka arus mudik. Kegiatan deteksi dini dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2 kali dan pemeriksaan pengemudi dalam rangka antisipasi kecelakaan pada saat arus mudik sebanyak 1 kali
telah
terlaksana 100%. No 1
Tahun
Kegiatan Pemeriksaan
2010
pekerja
berisiko
30
berisiko
100
2011
2012
2013
513
164
531
75
150
2014
2015
KKP Kelas I Denpasar 2
Pemeriksaan akibat
pekerja
bising
(kegiatan
konservasi pendengaran) 3
Pengendalian PTM
4
Pemeriksaan
PTM
354 pada
271
350 200
42
pengemudi (arus mudik lebaran) Jumlah
484
513
239
681
271
326
e) Permasalahan Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program PTM adalah keterbatasan sumber daya dan kurang nya kesadaran bagi komunitas untuk mau melakukan pemeriksaan diri sendiri secara mandiri dan kontinyu. Selain itu juga belum adanya kesadaran para pengemudi di pelabuhan untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini sangat penting karena berkaitan dengan kondisi kesehatan pengemudi pada saat membawa penumpang, sehingga diharapkan dapat menekan angka kecelakaan di jalan raya. f) Usulan pemecahan masalah Disamping terus melakukan deteksi dini secara acak bagi komunitas pelabuhan dan bandara, juga perlu penyuluhan yang terus menerus tentang pentingnya memperhatikan kesehatan diri secara mandiri terutama dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tidak menular baik di lingkungan pekerjaan maupun di lingkungan keluarga masing-masing dan dalam rangka membantu menekan kecelakaan di jalan raya terutama pada saat hari raya.
2) Kegiatan Refreshing dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan AED bagi Komunitas Bandara dan Petugas KKP a) Sasaran Kegiatan Kegiatan refreshing dan pelatihan BHD dan AED bagi komunitas bandara dan petugas KKP dilaksanakan di wilayah kerja dengan sasaran petugas di lingkungan bandara dan KKP Kelas I Denpasar. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan refreshing dan pelatihan BHD dan AED di lingkungan bandara dan KKP Kelas I Denpasar dilaksanakan sebanyak 1 kali bagi 148 orang petugas, telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014 telah dilaksanakan 1 kali bagi 140 orang dan tahun 2015 telah dilaksanakan bagi 148 orang petugas, kegiatan refreshing dan pelatihan BHD dan AED, terlaksana 100%.
43
d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan refreshing dan pelatihan BHD dan AED dilaksanakan di bandara berupa kegiatan pelatihan bantuan hidup dasar dan cara pengoperasian AED bagi komunitas di bandara. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebanyak 1 kali, telah terlaksana 100%. No
Kegiatan
1
Pelatihan BHD dan AED bagi Komunitas di Bandara Refrshing pemakaian AED bagi Petugas KKP KElas I Denpasar Jumlah
2
2010
2011
2012
Tahun 2013 30
30
2014 60
2015 68
80
80
140
148
e) Permasalahan Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah tingginya mobilitas petugas di komunitas bandara. Pergantian dan mutasi petugas di lingkungan bandara dan petugas yang telah dilatih sangat jauh perbandingannya. f) Usulan pemecahan masalah Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut di atas, maka perlu ditingkatkan jumlah petugas yang dilatih dan harus dilatih secara terus menerus, mengingat adanya pengembangan luas wilayah bandara dan keterbatasan jumlah petugas kesehatan. 3) Kawasan Tanpa Merokok a) Sasaran Kegiatan Kegiatan kawasan tanpa rokok pada tahun 2015 merupakan kegiatan yang bersifat sosialisasi Perda Provinsi Bali No 10 tahun 2011 dan monitoring di wilayah Pelabuhan laut dengan sasaran para komunitas di pelabuhan laut. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Pada Tahun 2015, kegiatan sosialisasi dan monitoring di lingkungan pelabuhan laut dilaksanakan sebanyak 1 kali, telah terlaksana 100%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan Kawasan Tanpa Rokok selama tahun 2014 telah dilaksanakan bagi komunitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai serta di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan dan tahun 2015 kegiatan sosialisasi dan monitoring KTRi di lingkungan komunitas pelabuhan laut terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2010-2014, kegiatan sosialisasi dan monitoring KTR dilaksanakan di wilayah kerja bandara sebanyak 1 kali telah terlaksana 100%.
44
e) Permasalahan Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan sosialisasi dan monitoring KTR adalah optimalnya monitoring dan advokasi kepada stakeholder tentang telah diberlakukannya Perda no 10 tahun 2011 ini. Sehingga pemberlakuan Perda ini masih belum optimal juga. f) Usulan pemecahan masalah Perlu dilakukan advokasi kepada stakeholder di wilayah bandara dan pelabuhan untuk lebih menggiatkan kembali pengawasan dan monitoring Perda Provinsi Bali No 11 Tahun 2011 serta bekerjasama dengan pihak berwenang, dalam hal ini adalah Pemda Provinsi Bali untuk melakukan pengawasan di lingkungan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan di pelabuhan laut.
11. INDIKATOR KESEBELAS PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PELABUHAN YANG MEMENUHI SYARAT Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan antara lain 1). Inspeksi Sanitasi Sisa Chlor dan pH a). Sasaran Sasaran kegiatan ini antara lain sarana air bersih (SAB) yang berada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. b). Kondisi yang dicapai Kegiatan inspeksi sanitasi sisa chlor dan PH telah dilaksanakan di semua wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar sesuai target (600 sampel) dengan hasil memenuhi syarat 599 sampel (99,83%) dan 1 sampel tidak memenuhi syarat (0,17%) c). Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Pada tahun 2014, cakupan sampel yang memenuhi syarat sebanyak 99,5% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 99,83%. d). Permasalahan Masih ditemukan 1 (satu) sampel yang tidak memenuhi syarat / faktor resiko tinggi dikarenakan sekitar kran air kotor, tergenang air, berkarat dan terdapat kebocoran.
45
e). Usulan Pemecahan Masalah Memberikan saran ke pihak terkait/pengelola sarana air bersih agar memperbaiki sarana penyediaan air bersih dan menjaga kebersihan lingkungannya. 2). Pengambilan Sampel Air Bersih a) Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah sarana air air bersih (SAB) yang berada di wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar b) Kondisi yang dicapai Kegiatan pengambilan sampel air bersih dilaksanakan untuk diuji kualitas bakteriologis dan kimia di laboratorium KKP Kelas ! Denpasar -
Pengambilan sampel air untuk uji bakteriologis Sampel air bersih untuk uji bakteriologis yang telah diambil sebanyak 300 sampel dan memenuhi target (100%). Dari hasil pemeriksaan bakteriologis didapatkan hasil
antara lain 230 sampel memenuhi
syarat (77%) dan 70 sampel tidak memenuhi syarat (23%) -
Pengambilan sampel air bersih untuk uji kimia Jumlah sampel air bersih yang diambil untuk uji kimia sebanyak 20 sampel dan memenuhi target (100%). Dari hasil pemeriksaan kimia didapatkan hasil yaitu 19 sampel memenuhi syarat (95%) dan 1 sampel tidak memenuhi syarat (5%).
c). Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Pada tahun 2014, sampel air bersih bakteriologis yang memenuhi syarat sebanyak 91% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 77% Sedangkan untuk sampel air bersih kimia yang memenuhi syarat pada tahun 2014 sebanyak 85% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 95%. e). Permasalahan Masih ditemukan sampel air yang belum memenuhi syarat bakteriologis dan kimia. Hal ini diprediksi dikarenakan masih ditemukan faktor risiko yang dapat mencemari lingkungan di sekitar sarana air bersih. f). Usul Pemecahan masalah Memberikan saran ke pihak terkait/pengelola sarana air bersih agar memperbaiki sarana penyediaan air bersih dan memberikan saran kepada PT. Pelindo dan PT Angkasa Pura untuk memperhatikan
46
kebersihan lingkungan di sekitar air bersih sehingga dapat memberikan layanan dan kualitas air yang memenuhi syarat.
Kondisi yang tercapai di tahun terakhir (2015) rencana aksi kegiatan KKP Kelas I Denpasar pada indikator persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat untuk output inspeksi sanitasi sisa chlor dan ph, output pengambilan sampel air bersih uji bakteriologis dan kimia belum memenuhi target (100%). Untuk itu diperlukan pembinaan kepada pengelola sarana air bersih untuk menjaga kualitas air yang aman di pelabuhan. 12. INDIKATOR KEDUABELAS
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan kegiatan antara lain 1). Terlaksananya pengawasan sanitasi bangunan a). Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah bangunan yang berada di wilayah Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Padangbai, Celukan Bawang dan Gilimanuk. b). Kondisi yang dicapai Target dari kegiatan ini adalah sebanyak 600 bangunan. Pada tahun 2015 telah dilaksanakan pengawasan terhadap 578 bangunan di wilayah kerja KKP Kelas 1 Denpasar dengan hasil memenuhi syarat kesehatan sebanyak 555 bangunan (96%) dan tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 23 bangunan (4%) c). Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Pada tahun 2014, bangunan yang memenuhi syarat di wilayah kerja KKP Kelas 1 Denpasar sebanyak 99,3% sedangkan pada tahun 2015 bangunan yang memenuhi syarat sebanyak 96%. d)
Permasalahan Masih ditemukan bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu gudang di pelabuhan Celukan Bawang. Hal ini dikarenakan gudang pada umumnya tidak memiliki fasilitas yang sesuai standar yang ada di formulir pengawasan sanitasi bangunan.
47
e)
Usul Pemecahan Masalah Memberi saran kepada penanggung jawab bangunan sesuai hasil pemeriksaan dan meningkatkan peran aktif masyarakat/pengelola gedung untuk meningkatkan kualitas sanitasi bangunan. Selain itu perlu dibuatkan form
khusus
pemeriksaan
gudang
yang
berbeda
dengan
form
pemeriksaan bangunan publik. 2). Pengawasan pencemaran udara dan air dan tanah a). Sasaran Kegiatan: Terawasinya faktor risiko yang berasal dari udara, air, dan tanah di wilayah KKP Kelas I Denpasar b). Kondisi yang dicapai : Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah dilaksanakan melalui kegiatan pengukuran kualitas udara dan pengambilan sampel air limbah - Pengukuran kualitas udara Pengukuran kualitas udara dilakukan dengan mengambil 25 sampel udara di pelabuhan/bandara untuk diperiksa 5 parameter. Kegiatan ini bekerja sama dengan UPT Balai Hyperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali karena KKP kelas 1 Denpasar belum memiliki peralatan untuk pengujian kualitas udara. Pada tahun 2015, kegiatan ini telah dilaksanakan sesuai target dengan hasil memenuhi persyaratan sesuai baku mutu menurut Peraturan Gubernur Bali No.8 tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku kerusakan Lingkungan Hidup -
Pengambilan sampel air limbah di pelabuhan/bandara Pengambilan sampel air limbah dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan 20 sampel dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium KKP Kelas I Denpasar. Kegiatan ini telah dilaksanakan sesuai target dengan hasil 16 memenuhi syarat (80%) dan 4 tidak memenuhi syarat (20%) c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014-2015, hasil pengukuran kualitas udara semuanya memenuhi syarat (100%). Untuk cakupan sampel air limbah yang memenuhi syarat pada tahun 2014 sebesar 90% sedangkan pada tahun 2015 sebesar 80%.
48
e) Permasalahan Masih ditemukan limbah yang tidak memenuhi syarat yaitu di Pelabuhan Gilimanuk f) Usul Pemecahan Masalah Memberikan
saran
kepada
pengelola
Pelabuhan
Gilimanuk
agar
memperbaiki sistem pembuangan limbah dan mengawasi para pengguna jasa pelabuhan yang membuang limbah ke pelabuhan sehingga limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan dan aman dibuang ke badan air di sekitar pelabuhan.
3). Pengawasan Hygiene Kapal/Pesawat a). Sasaran Terlaksananya pengawasan hygiene sanitasi terhadap kapal dan pesawat di pelabuhan/bandara b). Kondisi yang dicapai - Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi pesawat Kegiatan ini dilaksanakan di Bandara Ngurah Rai dengan target 1.200 pesawat. Pada tahun 2015, jumlah pesawat yang diperiksa sesuai target dan semua memenuhi syarat kesehatan. - Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi kapal Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi kapal dilaksanakan di Pelabuhan Benoa, Celukan Bawang, Padangbai dan Gilimanuk dengan target kapal 4800 kapal. Jumlah kapal yang diperiksa selama tahun 2015 sebanyak 4047 kapal dimana sebanyak 4.042 kapal memenuhi syarat (99,9%) dan sisanya sebanyak 5 kapal tidak memenuhi syarat (0,1%). c). Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014-2015, kegiatan pengawasan sanitasi pesawat telah terlaksana dengan hasil semuanya memenuhi syarat. Sedangkan untuk kegiatan pemeriksaan sanitasi kapal pada tahun 2014, cakupan kapal yang memenuhi syarat sebanyak 100% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 99,9%. c)
Permasalahan. Masih ditemukan kapal yang tidak memenuhi syarat kesehatan di pelabuhan Celukan bawang.
49
d)
Usul Pemecahan Masalah Memberikan saran kepada pemilik kapal agar memperbaiki fasilitas sanitasi dan menjaga kebersihan kapalnya sehingga kapal tersebut terhindar dari resiko penyebaran penyakit.
Kondisi yang tercapai di tahun terakhir (2015) rencana aksi kegiatan KKP Kelas I Denpasar pada indikator persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan pada output pengawasan sanitasi bangunan, pengawasan sanitasi kapal/pesawat serta pencemaran udara, air dan tanah sudah memenuhi target (65%).
13. INDIKATOR KETIGABELAS
Persentase cakupan tempat pengelolaan makanan di Pelabuhan yang memenuhi syarat kesehatan Untuk mencapai indikator tersebut dilaksanakan kegiatan antara lain 1). Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan(TPM) a) Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah restoran/warung/jasaboga di wilayah kerja KKP kelas I Denpasar b) Kondisi yang dicapai Target pengawasan TPM adalah sebanyak 1200 TPM. Pada tahun 2015, target tersebut tercapai 1.172 TPM (97,6%) dengan hasil 1.141 TPM (97%) memenuhi syarat. c). Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 TPM yang memenuhi syarat pada tahun 2014 sebanyak 100% sedangkan pada tahun 2015 sebesar 97%. d). Permasalahan Masih ditemukan warung/rumah makan yang tidak memenuhi syarat. e). Usul Pemecahan Masalah Memberikan saran kepada pengelola warung/rumah makan agar menjaga kebersihan lingkungan dan personalnya sehingga warung/rumah makan tersebut memenuhi syarat kesehatan.
50
2).Pengambilan sampel makanan a) Sasaran Sasaran
kegiatan
adalah
makanan
yang
disediakan
di
warung/restoran/jasaboga di pelabuhan b) Kondisi yang dicapai: Target kegiatan pengambilan sampel makanan sebanyak 600 sampel. Pada tahun 2015, telah diambil sebanyak 600 sampel dan memenuhi target. Sampel-sampel tersebut diuji kualitas mikrobiologisnya di laboratorium KKP Kelas I Denpasar dan semuanya memenuhi syarat (100%). c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Selama tahun 2014-2015, kegiatan pengambilan sampel makanan telah terlaksana dengan hasil semuanya memenuhi syarat.
11. INDIKATOR KEEMPATBELAS PERSENTASE KETEPATAN PENYUSUNAN LAPORAN BMN a) Sasaran Kegiatan Seluruh barang yang dibeli atau diperoleh atas beban apbn atau berasal dari perolehan lainnya yang sah wajib dilaporkan sesuai ketentuan yaitu 4 laporan dalam satu tahun dengan bukti hasil rekonsiliasi. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan penyusunan laporan BMN dilakukan 4 kali dalam satu tahun. Dalam satu kegiatan pelaporan batas waktu yang ditetapkan adalah sepuluh hari. Pada tahun 2015, KKP Kelas I Denpasar telah terealisasi 100% dengan melaksanakan pelaporan atau rekonsiliasi sesuai dengan waktu yang ditetapkan c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan penyusunan laporan BMN pada tahun 2014 dan 2015 telah terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, penyusunan laporan BMN telah terlaksana 100% e) Permasalahan Tingginya beban pada server aplikasi di KPKNL, sehingga proses penyusunan laporan BMN terganggu, namun tidak mengganggu waktu
51
pelaporan yang ditetapkan oleh KPKNL, sehingga pelaporan yang dilakukan selalu tepat waktu.
12. INDIKATOR KELIMABELAS PRESENTASE KETEPATAN WAKTU MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN YANG TEPAT WAKTU DAN TAAT DENGAN PERATURAN KEUANGAN NEGARA YANG f)BERLAKU a) Sasaran Kegiatan Seluruh realisasi anggaran APBN yang bersumber dari rupiah murni dan PNBP termasuk pengadaan aset setiap bulan dalam kurun waktu satu tahun. b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kegiatan penyusunan laporan keuangan tahun 2015 telah terlaksana 100% dlakukan 12 kali dalam satu tahun. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan penyusunan laporan keuangan pada tahun 2014 dan 2015 telah terlaksana 100%. d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, penyusunan laporan keuangan telah terlaksana 100%. e) Permasalahan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) sering mengalami permasalahan. f) Usul Pemecahan Masalah Mengupdate
Aplikasi
SAIBA
secara
rutin
di
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN)
13. INDIKATOR KEENAMBELAS PERSENTASE WILKER YANG MEMILIKI ASET TANAH MILIK KEMENKES a) Sasaran Kegiatan Pengadaan lahan di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.
52
b) Kondisi yang dicapai tahun 2015 Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas I Denpasar memilik 4 wilayah kerja yaitu wilker Padang Bai, wilker Gilimanuk, wilker, Benoa, dan wiker Celukan Bawang. Hingga tahun 2015, hanya 1 wiayah kerja yang memiliki lahan milik Kementerian Kesehatan yaitu wilker Padang Bai. Pada tahun 2015 direncanakan akan pengadaan lahan untuk wilayah kerja Celukan Bawang, namun anggarannya belum disetujui, sehingga realisasi tahun 2015 0%. c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dan 2015 Kegiatan pengadaan lahan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar tahun 2014 dan 2014 tidak terealisasi (0%). d) Realisasi kinerja selama 5 tahun Selama tahun 2011-2015, tidak ada realisasi pengadaan lahan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar. e) Permasalahan Anggaran pengadaan lahan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar belum disetujui. f) Usul Pemecahan Masalah Pengusulan kembali anggaran pengadaan lahan wilayah kerja KKP Kelas I Denpasar di tahun 2016.
Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar didukung oleh beberapa sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran. 1. SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Pegawai Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar sampai dengan Tanggal 31 Desember 2015 seabanyak 114 (seratus empat belas) orang.
Tabel 4. Distribusi Pegawai menurut Jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Tahun 2010 - 2015 Jabatan Fungsional Tahun Struktural Epidemiolog Sanitarian Entomolog Umum Jumlah 2011 13 18 2 7 60 100 2012 13 18 2 7 60 100 2013 13 22 14 9 46 104 2014 13 22 14 9 49 107 2015 13 22 14 9 56 114
53
Tabel di atas menunjukkan dari segi kuantitas, terdapat peningkatan jumlah pegawai selama periode 5 tahun terakhir. Hal ini disebabkan adanya penambahan beban kerja di KKP Kelas I Denpasar. Peningkatan jumlah pejabat fungsional teknis yang paling signifikan yaitu jabatan sanitarian, dimana pada tahun 2010 berjumlah 3 orang dan tahun 2015 menjadi 14 orang.
Grafik 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan di KKP Kelas I Denpasar tahun 2015
Berdasarkan grafik di atas, diketahui golongan yang paling banyak di KKP Kelas I Denpasar tahun 2015 adalah golongan III yaitu sebanyak 68% (77 orang), sedangkan golongan II sebanyak 26% (30 orang), dan yang paling sedikit adalah golongan IV yaitu sebanyak 6% (7 orang).
Grafik 3. Distribusi Pegawai KKP Kelas I Denpasar berdasarkan Pendidikan tahun 2015
54
Berdasarkan grafik di atas diketahui pegawai KKP Kelas I Denpasar paling banyak berpendidikan S1 yaitu sebesar 34%, dan yang paling sedikit adalah berpendidikan SMP dan D4 yaitu masing-masing 1%. 2. SUMBER DAYA ANGGARAN Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar di dukung oleh Sumber dana yang berasal dari APBN. Berdasakan DIPA tahun 2015, anggaran
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
Kelas
I
Denpasar
sebesar
Rp.
21.647.301.000,-. Rincian DIPA selama periode 5 tahun dari tahun 2010 – 2015 sebagai berikut: Tabel 5. Rincian Anggaran belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2010 - 2015 Tahun Jenis Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah
2011
2012
2013
2014
2015
4.528.505.000
5.082.036.000
5.511.474.000
6.306.835.000
6.769.382.000
3.694.441.000
5.055.653.000
6.247.199.000
6.278.660.000
6.185.274.000
8.317.150.000
756.800.000
10.666.500.000
9.061.806.000
1.014.629.000
16.540.096.000
10.894.489.000
22.425.173.000
21.647.301.000
13.969.285.000
Berdasarkan tabel di atas, diketahui belanja pegawai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena adanya peningkatan pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, untuk belanja barang di tahun 2011 terdapat penurunan anggaran namun masih cukup untuk membiayai pelaksanaan kegiatan teknis, sedangkan untuk belanja modal di tahun 2011 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar mengadakan lahan untuk kantor induk dan tahun 2013, 2014 dilaksanakan pembangunan gedung kantor induk.
55
B. Realisasi Anggaran Anggaran dan realisasi belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dari tahun 2011 s.d 2015 dapat kami sajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 6. Anggaran dan Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2011 – 2015 Jenis Belanja
Anggaran
2011 Realisasi
(%)
Anggaran
2012 Realisasi
(%)
Anggaran
2013 Realisasi
(%)
Anggaran
2014 Realisasi
(%)
Anggaran
2015 Realisasi
(%)
Belanja Pegawai
4.528.505.000
4.469.207.916
99
5.082.036.000
5.021.234.403
99
5.511.474.000
5422.483572
98
6.306.835.000
5.844.120.163
93
6.769.382.000
6.492.959.051
95.92
Belanja Barang
3.694.441.000
3.348.296568
91
5.055.653.000
4.646.824.470
92
6.247.199.000
4.410.071.671
71
6.278.660.000
5.706.647.354
91
6.185.274.000
5.859.469.076
94.73
Belanja Modal
8.317.150.000
7.059.930.000
85
756.800.000
746.878.900
99
10.666.500.000
10.264.823.600
96
9.061.806.000
7.906.386.250
87
1.014.629.000
801.430.000
78.99
16.540.096.000
14.877.434.484
89,95
10.894.489.000
10.414.937.773
95,6
22.425.173.000
20.097.378.843
89.62
21.647.301.000
19.457.153.767
89,88
13.969.285.000
13.153.858.127
94,16
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyerapan anggaran tertinggi pada tahun 2012 sebesar 95,60% dan penyerapan anggaran terendah pada tahun 2013 sebesar 89,62%.
56
BAB IV PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar tahun 2015 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan, program, dan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar kepada pimpinan (Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyaki) dan seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di bidang kesehatan pelabuhan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2014 untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kinerja KKP Kelas I Denpasar pada tahun 2014 telah berhasil merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran dari program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan. Sehubungan dengan sasaran tersebut di atas, KKP Kelas I Denpasar menitikberatkan pada peningkatan Dukungan Management dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2015 merupakan titik awal untuk melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada peroide berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiata-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektof dan efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan megedepankan profesionalisme dan kekeluargaan di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar.
57