KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM
SESUAI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO.53 TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-Nya, Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014 telah berhasil disusun. Laporan Kinerja adalah salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pertanggung jawaban ini meliputi seluruh pertanggung jawaban terhadap pengelolaan sumber daya yang menjadi kewenangan instansi terkait, termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Mataram yang merupakan satuan kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tahun 2014 merupakan kegiatan yang bertahap dan berkesinambungan dari tahun sebelumnya dan juga akan terus dilanjutkan mengacu pada tugas pokok dan fungsi dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di masa yang akan datang. Semoga Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan evaluasi, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan agar dapat meningkatkan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di tahun mendatang.
Mataram,
Januari 2015
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram
dr. I Wayan Diantika NIP 196404141990101001
RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM TAHUN 2014
Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014, disusun berdasarkan Renstra / Rencana Aksi Tahun 2010 - 2014, yang dijabarkan dalam program utama Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan 6 (enam) kegiatan yaitu : 1.
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra.
2.
Pengendaalian Penyakit Bersumber Binatang
3.
Pengendalian Penyakit Menular Langsung.
4.
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
5.
Penyehatan Lingkungan
6.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Secara umum, pencapaian kinerja output fisik pada Program Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2014 telah mencapai hasil yang cukup memuaskan yaitu rata-rata 100% dengan penggunaan anggaran/ realisasi keuangan sebesar 94,84%. Walaupun demikian ada beberapa kegiatan yang pencapaian kinerjanya masih dibawah 100% yang disebabkan karena belum optimalnya koordinasi antar pelaksana kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi kurang efektif dan efisien, serta adanya kendala eksternal yang tidak bisa di intervensi. Apabila dibandingkan dengan tingkat penyerapan anggaran tahun 2013 maka tingkat penyerapan anggaran tahun 2014 mengalami penurunan tingkat serapan anggaran sebesar 0,6%, dimana penyerapan anggaran tahun 2013 sebesar 95,50%. Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada tahun berikutnya, diharapkan para Pelaksana Program melakukan evaluasi dan meningkatkan mutu perencanaan, lebih mencurahkan konsentrasinya terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, koordinasi rutin, peningkatan jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor serta kegiatan yang terarah dan berkesinambungan.
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….
i
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………
iii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..
1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………..
1
B. Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………… 2 C. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………………………….. 2 D. Struktur Organisasi ……………………………………………………………… 3 E. Sumber Daya Manusia …………………………………………………………… 4 BAB II
PERENCANAAN KINERJA …………………………………………………………. 5 A. Rencana Aksi Kegiatan…………………………………………………………... 6 B. Rencana Kinerja Tahunan ……………………………………………………… 13 C. Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) ………………………………………… 16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………………… 17 A. Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………………………. 17 B. Realisasi Anggaran ……………………………………………………………… 26
BAB IV
PENUTUP ……………………………………………………………………………. 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran I. Rencana Kinerja Tahunan 2014 2. Lampiran II. Penetapan Kinerja Tahun 2014
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyusunan Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sesuatu hal yang wajib dilaksanakan oleh semua instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang dimiliki para penyelenggara negara kepada seluruh rakyat Indonesia berdasarkan pada rencana strategis atau rencana kerja unit organisasi. Perjanjian kinerja adalah lembar/ dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
perjanjian
kinerja,
terwujudlah komitmen
penerima
amanah
dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan
tahun-tahun
sebelumnya.
Dengan
demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, juga memiliki kewajiban setiap tahun menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana strategis / rencana aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram tahun 2010 – 2014 merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014. Selama kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram melaksanakan program utama berupa Program 1
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang diperkuat dengan enam kegiatan yaitu Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Penyehatan Lingkungan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tugas teknis lainnya Sekretariat Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan pembangunan kesehatan 2010–2014. Pembangunan kesehatan tahun 2010–2014 diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, yaitu : Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tahun 20102014 khususnya pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dapat diukur dengan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana akan disampaikan dalam laporan berikut ini. B.
MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 yang harus dipertangungjawabkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.
C.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 yang sudah direvisi menjadi Permenkes 2348 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan maka KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP Kelas II Mataram mempunyai fungsi : 1) Pelaksanaan kekarantinaan; 2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan; 3) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 2
4) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali; 5) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia; 6) Pelaksanaan sentra/ simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional; 7) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk; 8) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 9) Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor; 10) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya; 11) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 12) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 13) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 14) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan 15) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; 16) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP D. STRUKTUR ORGANISASI KEPALA KANTOR dr. I Wayan Diantika KASUBAG TATA USAHA Herman Nugraha,SKM,MM
KASI PKSE
KASI PRL
KASI UKLW
Junaidi,S.Sos.,MM
Hari Gunawan,SKM
Hartono,SKM 3
E. SUMBER DAYA MANUSIA Keadaan Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sampai dengan Tanggal 31 Desember 2014 jumlah pegawai 69 (enam puluh sembilan) orang dengan rincian sebagai berikut: 1. Menurut Jabatan
:
a.
Jabatan Struktural
=
5 orang
b.
Jabatan Fungsional Umum
= 63 orang
c.
Jabatan Fungsional Tertentu
=
1 orang 1 orang
2. Menurut Golongan: a.
Golongan I
=
b.
Golongan II
= 24 orang
c.
Golongan III
= 42 orang
d.
Golongan IV
=
2 orang
3. Menurut Pendidikan: a.
SLTP
=
1 orang
b.
SLTA
=
8 orang
c.
D1 Kesehatan
=
2 orang
d.
D3
= 29 orang
e.
S1
= 23 orang
f.
S2
=
6 orang
Jenis dan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan kekuatan SDM di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram. Dengan proporsi SDM yang ada, dirasakan perlu peningkatan kualitas, terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan kegiatan di Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram. Selain melalui peningkatan jenjang pendidikan formal, peningkatan kualitas SDM tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan. Disamping itu, kuantitas SDM perlu ditambah mengingat beban kerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan cukup berat dengan sembilan wilayah kerja.
4
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram tahun 2014, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian kesehatan dan target masing masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram telah menyusun rencana aksi kegiatan tahun 2010 – 2014, dan diharapkan dapat dicapai pada kurun waktu tersebut, termasuk di dalamnya visi, misi, tujuan, dan sasaran serta cara mencapai tujuan organisasi melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan (Permenkes RI No. 356/ 2008). Tabel 1. Matrik Kinerja Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram 2010-2014 Target No.
1
Kegiatan
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Outcome/Output
Meningkatnya pembinaan di bidang imunisasi dan karantina kesehatan
Indikator
1. 2. 3.
4. 5.
6.
2
Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara Persentase penanggulangan KLB <24 jam Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah.
1. Persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan 2. Persentase penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV- AIDS 3. Prosentase Jumlah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV di wilayah kerja
2010
2011
2012
2013
2014
70
80
100
100
100
68
73
80
90
100
60
65
70
75
80
70
80
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
73
75
80
85
90
65
75
85
90
95
30
40
50
60
70
5
Target No.
Kegiatan
Outcome/Output
Indikator 2010
3
4
5
6.
7.
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Meningkatnya pencegahan dan penanggulanga n penyakit bersumber binatang
Penyehatan Lingkungan
Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Meningkatnya pencegahan dan penanggulanga n penyakit tidak menular
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Penyelenggara an PP dan PL di Pintu Gerbang Negara
Terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk melakukan cegah tangkal penyakit di pelabuhan, Bandar Udara dan PLBD (Pos Lintas Batas Darat)
1. Persentase kasus suspect flu burung yang ditemukan, ditangani sesuai standar 2. Persentase Wilayah kerja yang melakukan mapping vektor 3. Angka House Indek (HI) di daerah perimeter 4. Angka House Indek (HI) di daerah perimeter 5. Persentase KLB DBD yang dilaporkan dan ditanggulangi di wilayah kerja 1. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 2. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat di pelabuhan 3. Persentase cakupan tempattempat umum yang memenuhi syarat kesehatan 4. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan 1. Persentase wilayah kerja yang melakukan pembinaan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus)
1. Jumlah Wilayah kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya
Terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk melakukan cegah tangkal penyakit di pelabuhan, Bandar Udara dan PLBD (Pos Lintas Batas Darat)
2011
2012
2013
2014
100
100
100
100
100
40
50
70
80
100
0
0
0
0
0
<1
<1
<1
<1
<1
100
100
100
100
100
85
90
95
100
100
64
67
69
72
75
80
90
95
100
55
60
65
70
100
75
40
50
60
70
80
65
65
65
65
65
100
100
100
100
100
A. Rencana Aksi Kegiatan Sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2010 – 2014, pelaksanaan kegiatan masih mengacu pada satu program pokok yakni program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang 6
mana kegiatannya ada 6 (enam) yaitu Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Penyehatan Lingkungan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tugas teknis lainnya Sekretariat Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2010 - 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, diharapkan dapat tercapai upaya kesehatan yang berkesinambungan dalam hal pelaksanaan upaya pengendalian faktor resiko seluruh kondisi potensial untuk dapat melakukan cegah tangkal penyakit di wilayah Provinsi Nusa Tanggara Barat pada khususnya dan ke wilayah Indonesia pada umumnya. Disamping itu juga, diharapkan penyusunan dan pelaksanaan kegiatan/ anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dapat dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta sejalan dengan rencana strategis Kementerian kesehatan sebagai berikut : 1. Visi Visi Kementerian Kesehatan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Sedangkan visi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dalam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Berkeadilan. Maka Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah “ Prima dalam Pengawasan dan Pelayanan di Pintu Masuk Negara tahun 2016” 2. Misi Untuk mencapai visi tersebut diatas, dimana Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan misi, yaitu : a.
Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. b.
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang
paripurna,
merata,
bermutu,
dan
berkeadilan
dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. c.
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
d.
Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. 7
Mengacu pada misi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, maka Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah : a.
Melaksanakan
surveilans
epidemiologi
terhadap
keadaan
yang
dapat
menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat di pelabuhan dan bandara b.
Melaksanakan tindakan karantina terhadap penyakit potensial wabah di pelabuhan dan bandara
c.
Melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
faktor
risiko
lingkungan
berkelanjutan untuk menciptakan bandara dan pelabuhan yang sehat d.
Memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka deteksi dini penyakit di pelabuhan dan bandara
e.
Memberika pelayanan iminisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit
f.
Mewujudkan pegawai yang profesional, disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi
3. Nilai-Nilai Nilai-nilai yang digunakan untuk mewujudkan Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah merujuk pada nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, sebagai berikut : a.
Pro rakyat Dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
selalu
mendahulukan
kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama , dan status sosial ekonomi. b.
Inklusif Semua kegiatan dalam program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena semua mempnyai peran yang penting. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang melipti lintas sector, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c.
Responsif Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dengan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda sehingga diperlukan penangan yang berbeda pula. 8
d.
Efektif Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
e.
Bersih Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
4. Tujuan Tujuan Kementerian Kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan tujuan Kementerian Kesehatan, maka tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah terselenggaranya pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit potensial wabah secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui : a.
Pelayanan Kekarantinaan
b.
Tindakan Surveilans Epidemiologi
c.
Pengendalian Faktor Resiko Lingkungan
d.
Pelayanan Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Wilayah
e.
Pelaksanaan Kesehatan Matra
5. Sasaran Strategis Sasaran strategis pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, tahun 20102114 yaitu: a.
Meningkatnya persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu Negara dari 70% menjadi 100%
b.
Meningkatnya persentase penanggulangan KLB <24 jam dari 68% menjadi 100%
c.
Meningkatnya Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra dari 60% menjadi 80%
d.
Meningkatnya
persentase
alat
angkut
yang
diperiksa
sesuai
standar
kekarantinaan dari 70% menjadi 100% e.
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index<1) di lingkungan pelabuhan dan bandara menjadi 100%
f.
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah menjadi 100%
g.
Meningkatnya persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan dari 73 % menjadi 90% 9
h.
Meningkatnya persentase penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV- AIDS dai 65% menjadi 95%
i.
Meningkatnya prosentase Jumlah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV di wilayah kerja dari 30% menjadi 70%
j.
Persentase kasus suspect flu burung yang ditemukan, ditangani sesuai standar adalah 100%
k.
Meningkatnya persentase Wilayah kerja yang melakukan mapping vector di 30% menjadi 70%
l.
Angka House Indek (HI) di daerah perimeter adalah nol
m. Angka House Indek (HI) di daerah buffer adalah kurang dari 1% n.
Persentase KLB DBD yang dilaporkan dan ditanggulangi di wilayah kerja adalah 100%
o.
Meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi 100%
p.
Meningkatnya persentase
penduduk yang menggunakan jamban sehat di
pelabuhan dari 64% menjadi 75% q.
Meningkatnya persentase cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan dari 80% menjadi 100%
r.
Meningkatnya
persentase
cakupan
tempat
pengolahan
makanan
yang
memenuhi syarat kesehatan dari 55% menjadi 75% s.
Meningkatnya
persentase
wilayah
kerja
yang
melakukan
pembinaan
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus) dari 40% menjadi 100% t.
Jumlah Wilayah kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya menjadi 65%
6. Cara Pencapaian Tujuan Dan Sasaran Terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan untuk menjawab isu strategis dan mencapai sasaran serta tujuan. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, maka strategi dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dilakukan dengan: a.
Memperbaiki manajemen program Manajemen program merupakan bagian penting bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal PP & PL dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun strategi yang dijalankan dalam upaya memperbaiki manajemen program adalah: 10
Menyusun rencana kerja secara sistematis dan berkelanjutan yang dibagi berdasarkan skala waktu, yakni rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.
Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan masing-masing standar prosedur operasional sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan.
b.
Meningkatkan kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM dilakukan guna meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat. Adapun upaya yang dilakukan meliputi:
Analisis kebutuhan tenaga secara komperhensif, melalui analisis kebutuhan tenaga secara komperhensif akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga baik dari segi jumlah maupun jenis tenaga yang sesuai.
Mengefektifkan pembinaan ke wilayah kerja
Memberikan kesempatan bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan formal, informal dan diklat-diklat teknis / kursus, serta pendidikan penjenjangan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Mengadakan pertemuan untuk mengatasi kendala yang timbul dan mengupayakan agar kendala yang sama tidak terjadi kembali.
c.
Melengkapi sarana dan prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program. Adapun yang dilakukan oleh KKP Kelas II Mataram adalah melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis, dan sarana penunjang berupa komputer, radio komunikasi (marine radio), serta peralatan lain pendukung kegiatan. Termasuk pengadaan gedung untuk kegiatan perkantoran di wilayah kerja.
d.
Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi Upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi merupakan langkah terdepan dalam melaksanakan cegah tangkal penyakit menular potensial wabah (PHEIC). Lemahnya upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi akan berdampak luas pada upaya kesehatan yang lain. Upaya pengendalian karantina yang dilakukan adalah meningkatkan pengawasan lalu lintas barang (OMKABA) dan alat angkut (kapal dan pesawat) serta pengamatan ABK dan penumpang sebagai upaya penemuan dan tata laksana penderita. Selain pengawasan tersebut, penindakan terhadap pelanggaran alat angkut / OMKABA 11
juga dilakukan. Seluruh upaya pengawasan dan penindakan pelanggaran ini dilaksanakan sesuai prosedur tanpa menghambat perjalanan orang/ barang/ alat angkut. Sedangkan surveilans epidemiologi juga dilakukan terhadap alat angkut/ barang/ orang. Surveilans epidemiologi yang dilakukan akan menjadi bahan pengambilan keputusan dan perencanaan di KKP. Selain itu, meningkatkan kemampuan petugas KKP di bidang kekarantinaan juga perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kekarantinaan. e.
Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah Peningkatan mutu upaya kesehatan dan lintas wilayah perlu dilakukan guna menjaga eksistensi Bidang UKLW di masa yang akan datang, agar pandangan masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP Kelas II Mataram Langkah yang akan dilakukan adalah :
Terlaksananya
pengawasan
kesehatan
nahkoda,
anak
buah kapal,
penjamah makanan, dan kesehatan kerja di pelabuhan/ bandara.
Terlaksananya pengawasan persediaan obat/ P3K di kapal/ pesawat.
Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional (ICV).
Terlaksananya pengangkutan orang sakit dan jenazah.
Terlaksananya pelayanan kesehatan matra dan kesehatan haji
Terlaksananya pelayanan kesehatan terbatas, rujukan, dan gawat darurat medis
f.
g.
Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan
Terlaksananya pengawasan sanitasi lingkungan,
Terlaksananya pengendalian vektor dan binatang penular penyakit
Mengadakan
koordinasi,
kemitraan,
dan
jejaring
kerja,
kajian
dan
pengembangan teknologi. Upaya untuk mempercepat pancapaian program akan dilakukan dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Koordinasi lintas program dilaksanakan setiap bulan sekali sedangkan lintas sektor dilaksanakan pada saat pertemuan rutin yang diadakan di Administrator Pelabuhan (Adpel) dan Administrator Bandara (Adban). Disamping itu akan dilaksanakan kemitraan, jejaring kerja, kajian dan pengembangan teknologi dengan lintas program dan lintas sektor di pelabuhan/ bandara di Provinsi NTB, Dinkes kab/ kota/ prop maupun dengan institusi kesehatan lainnya guna menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang.
12
h.
Melaksanakan Promosi Kesehatan Promosi ini dilakukan melalui mengadakan penyuluhan tentang kesehatan pada masyarakat
pelabuhan
dan
bandara,
pembuatan
brosur
dan
leaflet,
melaksanakan pertemuan dan jejaring lintas sektor, melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa serta pihak lain yang berkepentingan. i.
Memperkuat Instalasi Untuk mendukung tugas pokok, KKP Kelas II Mataram akan memperkuat instalasi yang ada. Adapun langkah yang dilakukan antara lain memperkuat :
Instalasi laboratorium dilakukan dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium, sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas.
Instalasi rawat jalan, kesehatan kerja dan isolasi dilakukan dengan peningkatan layanan unit gawat darurat 24 jam untuk mengikuti sistem pelayanan pelabuhan dan bandara yang pelaksanaannya 24 jam.
Instalasi data dan Informasi, meningkatkan kinerja melalui peningkatan mutu dan kecepatan penyediaan data dan informasi, antara lain melalui radio cepat.
Instalasi perpustakaan, meningkatkan kemampuan petugas KKP Kelas II Mataram melalui penyediaan pustaka.
Instalansi Chamber Hyperbarik dengan mengoptimalkan peralatan serta SDM yang ada dan mensosialisasikan lebih luas tentang pelayanan chamber hyperbarik
B. Rencana Kinerja Tahunan Berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan omkaba serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi diwilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Kesehatan Pelabuhan menyelenggarakan fungsi : 1.
Pelaksanaan kekarantinaan
2.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3.
Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
13
4.
Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali.
5.
Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia.
6.
Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional.
7.
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.
8.
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
9.
Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (Omkaba) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan Omkaba impor.
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya. 11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. 12. Pelaksanaan jejaring informasi dan tehnologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. 13. Pelaksaanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. 14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan surveilans kesehatan pelabuhan. 15. Pelaksanaan pelatihan tehnis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. 16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram perlu membuat perencanaan tahunan yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). RKT merupakan penjabaran atau turunan dari dokumen perencanaan jangka menengah yaitu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang merupakan penjelasan rinci dari form RKT. Rencana Kinerja Tahunan juga merupakan gambaran kegiatan-kegiatan dan output-output yang akan dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2014 sebagai dasar penetapan Pagu Anggaran dalam penyusunan RKA-KL Tahun 2015. 14
Indikator Kinerja semua kegiatan dalam Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dituangkan dalam output – output sebagai berikut : Tabel 2. Target Indikator Kinerja berdasarkan output kegiatan Tahun 2014 No I 1 2 3 4 5 6 7 II 8 9 10 11 III 12 13 14 IV 15 16 V 17 18 19 20 21 VI 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Keluaran / Output Target Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Dokumen penunjang Program Karantina Kesehatan 1 Dokumen dan Kesehatan Pelabuhan Upaya pengendalian faktor risiko PHEIC 9 Laporan Certificate of pratique 75 Dokumen Dokumen SSCC 20 Dokumen Dokumen SSCEC 221 Dokumen Gendec 240 Dokumen Dokumen Omkaba 32 Dokumen Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Luas wilayah bebas vektor Pes 26 Hektar Luas wilayah bebas vektor DBD 400 Hektar Luas wilayah bebas vektor Malaria 155 Hektar Luas wilayah bebas vektor Diare 86 Hektar Pengendalian Penyakit Menular Langsung Laporan pengendalian kasus HIV pd orang dewasa 1 Laporan Tenaga kesehatan terlatih bidang PML 4 Orang Dokumen evaluasi dan pelaporan 1 Dokumen Pengendalian Penyakit Tidak Menular Pembinaan teknis pengendalian PTM 3 Lokasi Surveilans epidemiologi PPTM 4 Lokasi Penyehatan Lingkungan Dokumen pelaks. hygiene sanitasi pangan siap saji 2 Dokumen Dokumen pelaksanaan tempat-tempat umum 15 Dokumen Dokumen pelaksanaan pengawasan kualitas air 9 Dokumen Tenaga tehnis terlatih bidang pengawasan kualitas 24 Orang higiene sanitasi pangan siap saji Bahan kesehatan penyehatan lingkungan 3 Unit Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas tehnis PPPL Dokumen perencanaan dan anggaran 4 Dokumen Dokumen data dan informasi 1 Dokumen Dokumen evaluasi dan pelaporan 1 Dokumen Pengembangan/pemeliharaan situs/website/internet 1 Paket Laporan keuangan 12 Laporan Target dan pagu PNBP 1 Dokumen Juklak pengelolaan APBN 1 Dokumen Laporan aset negara (BMN) 2 Laporan Layanan adminstrasi kepegawaian 6 Laporan Analisis pengkajian pengembangan organisasi 10 Laporan Alat kesehatan 11 Unit Tenaga kesehatan terlatih 71 Orang Layanan perkantoran 12 Bulan Peralatan dan fasilitas perkantoran 103 Unit Gedung / bangunan 400 M2
15
C. Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) Indikator-indikator, target dan pagu anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014 yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 3. Target dan Realisasi Indikator Kinerja KKP Kelas II Mataram Sasaran Strategis Dukungan
Indikator Kinerja 1.
manajemen dan pelaksanaan tugas
penanggulangan faktor risiko dan
Sekretariat Ditjen
pelayanan kesehatan pada wilayah
Pengendalian
kondisi matra 3.
Penyehatan Lingkungan (P2PL)
100%
6 Kegiatan
100%
556 Alat Angkut
100%
600 Ha
66,08 %
Semua kasus
100%
40 SAB
72,73%
2 Kawasan
22%
96 TTU
66,21%
100 TPM
66,7%
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
4.
9 Wilayah
Persentase terlaksananya
tehnis lainnya
Penyakit dan
%
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu Negara
2.
Target
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (HI = 0) dan buffer area (HI <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat
5.
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah.
6.
Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan
7.
Persentase kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut sehat.
8.
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan
9.
Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan
16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010–2014. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/ kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihakpihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah: “Meningkatnya penyelenggaraan program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu masuk Negara.” Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, terdapat 9 (sembilan) indikator kinerja yaitu: 1. Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu Negara 2. Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra 3. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan 4. Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat 5. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah. 6. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan 7. Persentase kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut sehat. 17
8. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan 9. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Besaran
target dan realisasi masing-masing indikator sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini: Tabel 4. Target dan Realisasi Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas II Mataram Tahun 2014 Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
1
2
3
4
9 Wilayah
9 Wilayah
6 Kegiatan
6 Kegiatan
556
556
alat angkut
alat angkut
600 Ha
600 Ha
Semua Kasus
Semua Kasus
40 SAB
40 SAB
2 Kawasan
2 Kawasan
96 TTU
96 TTU
100 TPM
100 TPM
Meningkatnya
1.
penyelenggaraan program pengendalian
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu Negara
2.
Persentase terlaksananya penanggulangan faktor
penyakit dan penyehatan
risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah
lingkungan di pintu masuk
kondisi matra
negara
3.
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
4.
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat
5.
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah.
6.
Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan
7.
Persentase kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut sehat.
8.
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan
9.
Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan
18
Dilihat dari capaian masing-masing indikator untuk tahun 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1.
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara Merupakan kegiatan untuk mengetahui faktor resiko potensial wabah di pintu masuk negara Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram. Capaian indicator di tahun 2014 adalah 9 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram atau 100% dari target. Jika
dibandingkan
dengan
sasaran
strategis
pengendalian
penyakit
dan
penyehatan lingkungan yaitu meningkatnya persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara dari 70% menjadi 100%, maka capaian indicator ini sesuai target yang diharapkan. Target dan realisasi tahun sebelumnya dapat dilihat dalam table berikut ini : 2010 Target 70
2011
2012
2013
2014
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
70
80
80
100
100
100
100
100
100
Pada table diatas dapat dilihat bahwa ada peningkatan dari tahun ketahun sesuai dengan perencanaan yang dibuat dalam Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target adalah : a. Belum lengkapnya sarana prasarana dalam upaya mendeteksi factor resiko potensial PHEIC b. Belum adanya dokumen contingency plan di beberapa wilayah kerja Usulan pemecahan masalah adalah : a. Melengkapi sarana prasarana untuk deteksi factor resiko potensial wabah seperti kuesioner, alat pemeriksaan, kesiapan SDM b. Merumuskan dokumen contingency plan dengan lintas sector terkait di wilayah kerja pelabuhan/ bandara. 2.
Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra Merupakan kegiatan dalam rangka penanggulangan factor risiko ataupun pemberian pelayanan kesehatan pada kondisi matra di wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Mataram. Capaian indicator di tahun 2014 sebanyak 6 kegiatan atau 100% dari target, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : 19
2014
No
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
SKD bencana dan KLB Posko Lebaran, Natal Tahun Baru Posko Situasi Khusus Pelayanan Kesehatan Haji Simulasi kegawatdaruratan Pertemuan jejaring kerja SE
Jika
dibandingkan
penyehatan
dengan
lingkungan
sasaran
yaitu
strategis
Target 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan pengendalian
meningkatnya
persentase
Realisasi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % penyakit
dan
terlaksananya
penanggulangan faktor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra dari 60% menjadi 80%, maka capaian indicator ini melebihi target. Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam pencapaian indicator ini adalah : a.
Sistem kewaspadaan dini bencana dan KLB serta respon bencana
b.
Posko Arus Mudik Lebaran, Natal dan Tahun Baru
c.
Posko Situasi Khusus
d.
Pelayanan Kesehatan Haji
e.
Simulasi Kegawat daruratan di Pelabuhan / Bandara
f.
Pertemuan jejaring kerja surveilans epidemiologi
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah : a.
Sistem kewaspadaan dini bencana dan KLB serta respon bencana Tidak semua wilayah kerja memiliki tenaga yang handal dalam penilaian masalah kesehatan khususnya Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan KLB sehingga memerlukan bantuan tenaga dari kantor induk melalui kegiatan pengumpulan data penyakit potensial KLB, pengelolaan data epidemiologi dan lain sebagainya.
b. Posko Arus Mudik Lebaran, Natal dan Tahun Baru Untuk kegiatan Posko Lebaran, Natal dan Tahun Baru serta posko situasi khusus, masih kurang tenaga kesehatan sehingga membutuhkan bantuan petugas dari lintas sektor. c.
Pelayanan Kesehatan Haji
Pada Kegiatan Haji, banyaknya Jemaah haji yang sudah lanjut usia tetapi mereka berangkat tanpa ada pendamping sehingga sering terjadi permasalahan ketika sudah berada di Arab Saudi.
Kesulitan dalam pembinaan jemaah haji di kabupaten kota sementara petugas terlatih sering berganti/ pindah tugas.
20
Pemantauan K3JH dalam rangka survelians epidemiologi masih belum optimal karena tidak adanya laporan / feedback dari petugas kesehatan di kabupaten/ kota.
Masih sering terjadi ketidakpuasan dari petugas daerah dan keluarga calon Jemaah haji yang ditunda atau di batalkan keberangkatannya karena alasan kesehatan.
d.
Simulasi Kegawat daruratan di Pelabuhan / Bandara dan Pertemuan jejaring kerja surveilans epidemiologi Seringnya pergantian personil pada masing-masing instansi yang menangani permasalahan bencana/ KLB dan surveilans epidemiologi sehingga setiap pelaksanaan simulasi/ pertemuan dihadiri oleh orang yang berbeda.
Adapun usulan pemecahan masalah pada kasus tersebut diatas adalah : a.
Menempatkan tenaga yang memiliki kemampuan dalam penilaian masalah kesehatan khususnya Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan KLB di wilayah kerja.
b.
Menempatkan tenaga perawat yang cukup disemua wilayah kerja sesuai kebutuhan sehingga bisa melayani pada saat posko kesehatan.
c.
Sosialisasi yang lebih sering kepada calon Jemaah haji melalui kelompok bimbingan ibadah haji dan petugas Kementerian Agama agar calon jamaah haji sedini mungkin melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga bisa diketahui status kesehatannya dan khusus jamaah dengan risiko tinggi agar didampingi oleh mahramnya. Disamping itu perlunya pembinaan oleh petugas surveilans supaya K3JH pada jemaah bisa dikumpulkan kembali.
d.
Koordinasi yang lebih intens dengan dinas kesehatan dalam pelaksanaan semua kegiatan yang memerlukan kolaborasi dalam pelaksanaannya sehingga bisa menekan seminimal mungkin permasalahan yang terjadi..
3.
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan Merupakan kegiatan pemeriksaan alat angkut terhadap kelengkapan syaratsyarat kekarantinaan atau undang-undang kekarantinaan yang harus dipenuhi Capaian Indikator untuk masing-masing output kegiatan di tahun 2014 adalah : a.
Certificate of Pratique realisasi 56 dokumen dari target 75 dokumen (74,6%).
b.
Dokumen SSCC realisasi 6 dokumen dari target 20 dokumen (30%)
c.
Dokumen SSCEC realisasi 433 dokumen dari target 221 dokumen (195,9%)
d.
Gendec realisasi 1.003 dokumen dari target 221 dokumen (453,8%)
Total realisasi adalah 1.498 alat angkut (269,42%) dari target 556 alat angkut di tahun 2014. 21
Berikut realisasi pengawasan/ penerbitan dokumen alat angkut periode 2010-2014 sebagai berikut : No
Dokumen
2010
2011
2012
2013
2014
1
Free Pratique
53
60
68
96
56
2
SSCC
0
15
13
11
6
3
SSCEC
323
315
357
454
433
4
Health Book
485
572
584
617
828
5
Pengawasan Gendec
0
120
209
473
1.003
Upaya pelayanan penerbitan dokumen kekarantinaan untuk alat angkut di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan setiap tahun. Target kegiatan ini setiap tahunnya adalah 100% alat angkut yang mana volumenya disesuaikan dengan jenis dokumen dan pelayanan yang diberikan. Secara umum realisasi penerbitan dokumen alat angkut melebihi 100%, namun jika dirinci per output dokumen yang dikeluarkan maka ada penentuan target yang masih harus disesuaikan sehingga tidak terjadi kesenjangan yang terlalu jauh antara target dan realisasi, yang mana hal ini kedepan diharapkan tidak terjadi lagi. Masalah yang yang sering dihadapi pada indicator ini adalah masih kurangnya pemahaman agen pelayaran terhadap pentingnya dokumen kekarantinaan sebagai instrumen dalam rangka pengawasan PHEIC. Usulan pemecahan masalahnya adalah pelaksanaan sosialisasi secara rutin dan terus menerus kepada agen pelayaran mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan alat angkut sesuai standar kekarantinaan. 4.
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat Merupakan gambaran angka bebas vector penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index<1) dilingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat. Capaian Indikator kegiatan ini adalah 100% dari target 600 hektar di seluruh wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Adapun target kegiatan adalah : a.
Luas wilayah bebas vector Pes sebanyak 26 hektar.
b.
Luas wilayah bebas vector DBD sebanyak 400 hektar.
c.
Luas wilayah bebas vector Malaria sebanyak 155 hektar
d.
Luas wilayah bebas vector Diare sebanyak 86 hektar 22
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sesuai Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014, pencapaian indicator ini sesuai dengan perencanaan yang disusun, namun masih ada permasalahan dalam pelaksanaannya yaitu : a.
Bahan dan Alat survey vector yang masih kurang
b.
Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas
c.
Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan
Adapun usulan pemecahan masalah adalah : a.
Pengadaan bahan dan alat survey vector untuk melengkapi peralatan yang sudah ada.
b.
Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL, workshop dan sebagainya.
c.
Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan dan bandara.
5.
Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah. Merupakan kegiatan rutin dalam rangka surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah / KLB, kegiatan pengawasan kedatangan penumpang, alat angkut yang masuk melalui bandara/ pelabuhan. Menurut sasaran strategis pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2010-2014 yaitu Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah menjadi 100%, maka capaian indicator ini tercapai karena tidak ada kasus yang memerlukan tindakan karantina. Angka kejadian PHEIC lima tahun terakhir 0% (tidak ada kejadian PHEIC) di pelabuhan/ bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram, sehingga capaian indicator ini sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014 yang sudah disusun. Masalah yang dihadapi dalam pencapaian indicator ini adalah belum terpenuhinya core capacity sesuai dengan annex 1 IHR 2005 sehingga usulan pemecahan masalahnya adalah Pemenuhan core capacity di KKP Kelas II Mataram.
6.
Persentase kualitas air minum pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Merupakan pemeriksaan terhadap Kualitas Air Minum Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum. Pengawasan kualitas air minum dilakukan setiap bulan dan pengambilan sampel dilakukan setiap 3 bulan sekali pada air kemasan yang di konsumsi dipelabuhan 23
dan bandara. Target indicator persentase Kualitas Air Minum Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan di tahun 2014 sebanyak 40 SAB (72,73%). Capaian indicator ini sesuai yang diharapkan, namun jika dibandingkan dengan sasaran strategis pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 2010-2014 yaitu meningkatnya persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi 100%, maka capaian indicator ini dibawah target. Masalah yang dihadapi dilapangan adalah minimnya peralatan dan bahan pemeriksaan kualitas air minum serta kemampuan dan sumber daya manusia yang masih terbatas. Usulan pemecahan masalah adalah dengan pengadaan peralatan dan bahan pemeriksaan kualitas air minum yang memadai setiap tahunnya dan peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan, workshop dan sebagainya. 7.
Persentase kawasan pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat/ alat angkut sehat. Kawasan Pelabuhan Sehat adalah suatu kawasan pelabuhan/ bandara/ lintas batas darat yang bersih, aman, dan sehat sehingga dapat dinyatakan bebas dari media/ tempat penularan penyakit menular dan penyakit potensial wabah lainnya. Pengawasan dilaksanakan di seluruh pelabuhan/ bandara yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas II Mataram, hasil penilaian dianalisa apakah pelabuhan/ bandara tersebut telah menjadi kawasan sehat. Capaian indikator kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat/ alat angkut sehat telah mencapai target yaitu sebanyak 2 kawasan pelabuhan atau 22%. Dibandingkan tahun 2013 ada peningkatan yang mana tahun 2013 target sebanyak 1 kawasan pelabuhan atau 11,11%. Untuk mewujudkan suatu pelabuhan yang sehat dibutuhkan kerjasama lintas sector terkait dengan pemerintah, maupun swasta serta masyarakat sekitar pelabuhan secara terpadu dan berkesinambungan. Upaya yang telah dilakukan adalah pembentukan forum pelabuhan sehat di beberapa pelabuhan yang menjadi wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Masalah yang dihadapi selama ini adalah forum pelabuhan sehat yang sudah terbentuk belum sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan. Beberapa kelompok kerja yang ada belum melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya.
24
Usulan pemecahan masalahnya adalah dengan melakukan koordinasi dengan pokja – pokja yang tergabung dalam Forum Pelabuhan Sehat untuk mengetahui perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan. 8.
Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan Tempat – tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan aktifitas/ kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus. Sedangkan pengawasan sanitasi TTU adalah suatu upaya untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya TTU sehingga dapat mengakibatkan timbulnya penularan penyakit. Pengawasan dilaksanakan
pada seluruh tempat – tempat umum yang ada di
pelabuhan/ bandara yang menjadi wilayah kerja KKP penilaian dianalisa
Kelas II Mataram, hasil
apakah tempat – tempat umum tersebut
tergolong dalam
ketegori TTU sehat atau tidak. Capaian indicator cakupan tempat – tempat umum pelabuhan/ bandara/ pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 96 TTU atau 66,21%. Untuk tahun 2014, kebijakan terkait dengan pengawasan tempat – tempat umum ini adalah 75 % TTU yang
ada di wilayah pelabuhan/ bandara
termasuk dalam
kategori TTU sehat. Masalah yang dihadapi selama ini adalah : a.
Para pengelola TTU belum mengetahui/ memiliki kesadaran akan pentingnya upaya pengawasan sanitasi TTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.
b.
Adanya sikap keberatan dari pengusaha/ pengelola untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang disarankan karena terkait dengan pembiayaan.
c.
Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas
d.
Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan
Usulan pemecahan masalah adalah : a.
Melakukan pengawasan dan penyuluhan terhadap pengelola/ pemilik tempat tempat umum di wilayah pelabuhan/ bandara secara berkala.
9.
b.
Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL
c.
Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan
Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Merupakan suatu kegiatan pemeriksaan terhadap kesehatan
tempat
penyajian makanan/ minuman yang ada di dalam lingkungan pelabuhan/ bandara 25
meliputi sanitasi tempat pengolahan dan penyajian makanan, kesehatan makanan/ minuman yang disajikan serta kesehatan penjamah makanan. Pemeriksaan TPM
menggunakan Form Pemeriksaan
TPM dengan sasaran
seluruh TPM yang ada di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Hasil penilaian dari masing masing TPM dianalisa dan ditentukan termasuk dalam kategori TPM memenuhi syarat atau tidak. Capaian Indikator Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut memenuhi syarat kesehatan sebanyak 66,7% atau 100 TPM. Kebijakan yang telah ditetapkan adalah TPM yang ada di pelabuhan/ bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram 70 % memenuhi syarat kesehatan dan 100 % makanan/ minuman yang disediakan di TPM bebas dari kontaminasi bakteri dan kontaminasi lain yang mengganggu kesehatan. Jika dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya sesuai sasaran strategis pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2010-2014 yaitu meningkatnya Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/ alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan dari 55% menjadi 75%, maka capaian indikator ini sesuai target yang diharapkan. Permasalahan yang dihadapi selama ini adalah : a.
Bahan dan Alat pemeriksaan makanan dan minuman masih kurang
b.
Kemampuan dan sumber daya manusia yang terbatas
c.
Koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan
Usulan pemecahan masalah adalah : a. Pengadaan bahan dan alat pemeriksaan sampel mak/min b. Peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis PRL c. Peningkatan koordinasi dengan lintas sector/ pengelola pelabuhan B. REALISASI ANGGARAN Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram didukung oleh Sumber Daya Anggaran yang berasal dari APBN. Sesuai DIPA Tahun 2014, anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalah sebesar Rp.10.431.619.000. Pada Triwulan IV Tahun 2014 ada penambahan anggaran dari kelebihan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp.112.402.000 sehingga total anggaran Tahun 2014 adalah sebesar Rp.10.544.021.000 dengan realisasi penyerapan sebesar Rp.10.000.321.445 atau sebesar 94,84%. Adapun Rincian Kegiatan per Output Kegiatan adalah sebagai berikut :
26
Realisasi Penyerapan Anggaran Tahun 2014 2500 1922,3
2000 1500
500
986,8
884,1
1000 482,4
1045,6
628,6
571,7
951,4
985,5
Sep
Okt
787,6
511,2
242,5
0 Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Nop
Des
Tabel 6. Alokasi dan realisasi anggaran per Kegiatan KKP Kelas II Mataram tahun 2014 NO 2058
KEGIATAN Pembinaan Simkarkesma
1
Dokumen penunjang program karantina
2
Upaya pengendalian FR PHEIC
3
Certificate of Pratique
4
Dokumen SSCC
5
Dokumen SSCEC
6
Gendec
7
Pengawasan lalu lintas OMKABA
2059
Pengendalian P.Bersumber Binatang
ALOKASI
REALISASI
%
1.992.400.000
1.623.740.247
81,49
185.345.000
158.395.652
85,46
1.688.020.000
1.373.792.595
81,38
25.125.000
9.315.000
37,07
4.500.000
320.000
7,11
50.830.000
44.509.000
87,56
4.640.000
4.420.000
95,25
33.940.000
32.988.000
97,19
284.000.000
259.790.020
91,47
8
Luas wilayah bebas vector Pes
23.166.000
11.691.420
50,46
9
Luas wilayah bebas vector DBD
152.400.000
141.222.900
92,66
10
Luas wilayah bebas vector Malaria
30.690.000
29.223.200
95,22
11
Luas wilayah bebas vector Diare
77.744.000
77.652.500
99,88
130.300.000
112.543.054
86,37
2060
Pengendalian P.Menular Langsung
12
Laporan pengendalian Kasus HIV
51.140.000
51.080.000
99,88
13
Tenaga kesehatan terlatih bidang P2ML
30.944.000
13.247.054
42,81
14
Dokumen evaluasi dan pelaporan
48.216.000
48.216.000
100
250.000.000
219.474.100
87,78
2061
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
27
15
Pembinaan tehnis pengendalian PTM
16
Surveilans epidemiologi PPTM
2062
Penyehatan Lingkungan
193.744.000
178.364.100
92,06
56.256.000
41.110.000
73,07
363.303.000
316.360.500
87,07
54.838.000
42.553.000
77,59
125.320.000
97.140.500
77,51
17
Dokumen pelaksanaan hygiene sanitasi
18
Dokumen pelaksanaan TTU
19
Dokumen pengawasan kualitas air
23.960.000
23.065.000
96,26
20
Tenaga tehnis terlatih
22.744.000
17.950.000
78,92
21
Bahan penyehatan lingkungan
136.441.000
135.652.000
99,42
7.524.018.000
7.286.180.114
96,83
133.455.000
128.427.080
96,23
48.322.000
47.511.000
98,32
114.534.000
107.276.000
93,66
2063
Dukungan manajemen
22
Dokumen Perencanaan dan Anggaran
23
Dokumen data dan Informasi
24
Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
25
Pengembangan Situs Website
75.300.000
75.300.000
100
26
Laporan Keuangan
33.558.000
30.447.200
90,73
27
Target dan Pagu PNBP
43.740.000
43.720.000
99,95
28
Juklak pengelolaan APBN
9.406.000
9.406.000
100
29
Laporan Aset Negara BMN
48.270.000
42.130.300
87,28
30
Layanan Administrasi Kepegawaian
34.704.000
30.163.200
86,91
31
Analisis pengembangan organisasi
248.720.000
244.534.550
98,31
32
Alat Kesehatan
142.641.000
141.080.000
98,91
33
Kendaraan Bermotor roda dua
32.288.000
32.200.000
99,72
34
Tenaga kesehatan terlatih
98.250.000
89.248.800
90,84
35
Layanan perkantoran
5.215.253.000
5.206.773.394
99,83
36
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
227.990.000
227.990.000
100
37
Gedung Bangunan
1.017.587.000
1.012.206.000
99,47
10.544.021.000
10.000.321.445
94,84
Total
28
BAB IV PENUTUP
Pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014 dalam pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dapat dilihat melalui pengukuran pencapaian target tiap tiap indikator yang mendukung sasaran program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 dan capaian dari kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi ditiap-tiap seksi. Pada Umumnya kinerja pelaksanaan kegiatan telah mendekati pencapaian sesuai target yang
telah
direncanakan,
adapun
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
yang
mengakibatkan tidak tercapainya target keluaran yang diharapkan atau terlambatnya realisasi, semata-mata karena faktor eksternal yang tidak bisa di intervensi. Disamping itu adanya proses revisi ditingkat pusat yang prosesnya cukup lama sehingga sedikit menghambat penyerapan anggaran. Seluruh kegiatan Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2014. Semoga laporan ini sesuai seperti apa yang diharapkan dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
29