KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
PENGARUH MANAJEMEN MUTU, BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (BATAN)
Oleh : Yeni Septiani
ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN MUTU, BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (BATAN). Adapun tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh : manajemen mutu terhadap kinerja, budaya organisasi terhadap kinerja, lingkungan kerja terhadap kinerja, dan ketiga variabel bebas tersebut secara simultan terhadap kinerja pada Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi-BATAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, metode statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi perihal data penelitian. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini. Adapun teknik sampling menggunakan metode random sample sebanyak 76 responden. Adapun alat analisis menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Pengaruh Manajemen mutu (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) positif sangat kuat dan signifikan, dan kontribusi X1 terhadap Y sebesar 91,4%, 2) Pengaruh budaya organisasi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) positif sangat kuat dan signifikan kontribusi X2 terhadap Y sebesar 90,8%, 3) Pengaruh lingkungi kerja (X3) terhadap kinerja pegawai (Y) positif sangat kuat dan signifikan. kontribusi X3 terhadap Y sebesar 52,6%,. 4) Pengaruh manajemen mutu(X1), budaya organisasi(X2), dan lingkungan kerja(X3) terhadap kinerja pegawai (Y) positif sangat kuat dan signifikan. Variabel manajemen mutu, budaya organisasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja pegawai pada PATIR BATAN sebesar 95%. Hasil penelitian ini disarankan untuk meningkatkan kinerja para pegawai instansi terkait perlu memperbaiki sarana dan prasarana baik fasilitas tata ruang kantor dan penerangan cahaya ruangan. Sedangkan budaya organisasi dan manajemen mutu sudah berjalan dengan baik sehingga perlu di pertahankan. Kata Kunci: Manajemen mutu, Budaya Organisasi, Lingkungan kerja, Kinerja
118
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
PENDAHULUAN
merupakan suatu ancaman terbesar dalam
A. Latar Belakang Penelitian
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu,
Agar bangsa Indonesia memiliki
potensi ini cukup besar karena sebagai
sumber daya manusia yang berkualitas
organisasi yang berisikan ide-ide besar
maka
dan ideal dari para pelaku organisasi.
diperlukan
pendidikan
yang
berkualitas, penyediaan fasilitas sosial
Diharapkan
adanya
Mutu,
Budaya
dan tersedianya lapangan pekerjaan yang
Standar
mencukupi.
dalam
Organisasi dan Lingkungan kerja dapat
penyediaan berbagai fasilitas tersebut
mempengaruhi Kinerja Pegawai yang
akan menyebabkan terjadinya gejolak
memiliki kualitas dan kuantitas yang
sosial yang mengakibatkan rasa aman
profesional dalam mengemban tugas-
masyarakat terganggu. Pada saat ini
tugasnya. Manajemen berbasis kinerja
kemampuan sumber daya manusia masih
merupakan suatu pendekatan sistematik
rendah baik dilihat dari kemampuan
untuk
intelektual maupun keterampilan teknis
proses berkelanjutan dalam penetapan
yang dimilikinya (Koemono, 2004:158).
sasaran-sasaran
Kurangnya
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Perusahaan
atau
Manajemen
dengan
memperbaiki
mengukur
kinerja
kinerja
kinerja,
melalui
strategik,
menumpulkan,
Instansi
menganalisis, menelaah, dan melaporkan
Pemerintah membutuhkan budaya mutu
data kinerja serta menggunakan data
yang tinggi dari para pelaku dalam
tersebut
organisasi itu sendiri. Persyaratan ini
kinerja (Moeherino,2012:69).
untuk
mengacu
perbaikan
berlaku jika ingin Sistem Penjaminan Mutu berkelanjutan. Keberlanjutan ini organisasi yang diharapkan dapat menghasilkan disiplin kerja..
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah a. Manajemen
c. Lingkungan kerja yang belum mutu
belum
tercipta suasana yang kondusif
sepenuhnya dapat berjalan karena
untuk bekerja.
kurangnya Sumber Daya Manusia
d. Fasilitas dan tata ruang belum
yang sesuai dengan kompetensi
tertata secara ekektif.
yang dibutuhkan.. b. Budaya
Organisasi
e. Manajemen
Mutu,
Budaya
PATIR-
Organisasi dan Lingkungan kerja
BATAN belum merupakan budaya
yang kurang bisa meningkatkan
119
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
kinerja pegawai dengan tujuan
c. Seberapa besar pengaruh yang
organisasi.
signifikan
2. Pembatasan Masalah
lingkungan
kerja
terhadap kinerja pegawai?
Mengingat luasnya lingkup
d. Seberapa besar pengaruh yang
masalah maka penulis membatasi
signifikan
penelitian ini pada pokok pertanyaan
mutu,
penelitian sebagai berikut :
lingkungan kerja terhadap kinerja
a. Bagaimana
pegawai?
mutu
proses
yang
manajemen
diterapkan
antara
budaya
manajemen
organisasi
dan
Patir
Batan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
b. Bagaimana
sistem
lingkungan
1. Tujuan
kerja yang telah di terapkan Patir
Penelitian mengenai pengaruh
Batan?
manajemen mutu, budaya organisasi,
c. Bagaimana
cara
mengukur
dan lingkungan kerja terhadap kinerja
tingkat kinerja pegawai Patir
ini memiliki tujuan pokok sebagai
Batan?
berikut:
d. Seberapa
tinggi
manajemen
tingkat
a. Untuk mengetahui seberapa besar
mutu,budaya
pengaruh
organisasi dan lingkungan kerja
terhadap
yang
Aplikasi Teknologi Isotop dan
masih
belum sempurna
terhadap kinerja pegawai?
kinerja
pada
mutu Pusat
Radiasi-BATAN.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan
manajemen
b. Untuk mengetahui seberapa besar pada
latar
pengaruh
belakang masalah penelitian diatas,
terhadap
maka
Aplikasi Teknologi Isotop dan
dirumuskan
kedalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut
budaya kinerja
organisasi pada
Pusat
Radiasi-BATAN.
:
c. Untuk Mengetahui seberapa besar
a. Seberapa besar pengaruh yang signifikan
Manajemen
pengaruh
mutu
terhadap
terhadap kinerja pegawai?
budaya
kinerja
pada
kerja Pusat
Aplikasi Teknologi Isotop dan
b. Seberapa besar pengaruh yang signifikan
lingkungan
Radiasi-BATAN.
organisasi
d. Untuk mengetahui seberapa besar
terhadap kinerja pegawai?
pengaruh
120
kinerja
pada
Pusat
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Aplikasi Teknologi Isotop dan
Sebagai penambah referensi
Radiasi-BATAN.
dikampus
atau
penambah
acuan
2. Manfaat Penelitian
sebagai bahan
Manfaat penelitian ini antara lain :
tambahan untuk mahasiswa
a. Manfaat teoritis
untuk
1) Bagi penulis
melalukan
kegiatan
penelitian selanjutnya.
Sebagai penambah wawasan
b. Manfaat terapan
sekaligus
Bagi pihak perusahaan
mengimplementasikan
ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan
yang telah diperoleh selama
dapat
masa kuliah, serta penulis
masukan
dapat
melakukan
analisis
perusahaan untuk di terapkan
secara
nyata
adakah
dalam
memberikan yang
bahan
positif
mengevaluasi
bagi
kinerja
keterkaitan manajemen mutu,
pegawainya guna meningkatkan
budaya
hasil
organisasi
lingkungan
kerja
dan
terhadap
kerja
yang
baik
serta
mendapatkan pegawai kerja yang
kinerja pegawai.
lebih
2) Bagi pihak akademis
berproduktif,
memiliki
kualitas pegawai yang kompeten. adalah
pendayagunaan,
TINJAUAN TEORITIK,
pengembangan, penilaian, pemberian
A. Deskripsi Teoritik
balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok
1. Manajemen Sondang P. Siagian (2002:7) menyebutkan,
manajemen
karyawan menyangkut desain dan
adalah
implementasi
sistem
perencanaan,
kemampuan dan keterampilan untuk
penyusunan
karyawan,
memperoleh sesuatu hasil dalam
pengembangan
karyawan,
rangka pencapaian tujuan melalui
pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kegiatan-kegiatan orang lain.
kompensasi karyawan dan hubungan
.
ketenagakerjaan yang baik.”
2. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
3. Tujuan dan Aktivitas Manajemen
Menurut (2006:5)
Henry
menerangkan
Simamora
Sumber Daya Manusia
bahwa
Tujuan Manajemen Sumber
“Manajemen Sumber daya Manusia
Daya Manusia adalah memperbaiki 121
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
kontribusi produktif orang-orang atau
ditetapkan. Mengingat Standar ini
tenaga kerja terhadap organisasi atau
merupakan adopsi identik dari SNI -
instansi pemerintah dengan cara yang
yang merupakan terjemahan langsung
bertanggungjawab secara strategis,
dari naskah bahasa Inggris dan meski
etis dan sosial.
sudah
rapat
konsensus,
namun tidak dipungkiri masih dapat
4. Manajemen Mutu W. Edwards Deming mutu bertujuan
melalui
memenuhi
terjadi
kebutuhan
masalah
menginterpretasikannya. Untuk itu,
pelanggan sekaarang dan dimasa
apabila
mendatang.
penyelesaiannya
Penekanan
dalam
utamanya
timbul
masalah, lebih
maka dahulu
adalah perbaikan dan pengukuran
memperhatikan naskah aslinya yang
mutu secara terus menerus sehingga
berbahasa Inggris (ISO 9001-2000).
dikenal dengan konsep pengendalian mutu statistik. Perkembangan standar
yang
perumusan
mencakup
sistem
jaminan mutu begitu pesat, sebagai konsekuensi dari perubahan yang Standar Batan "Sistem manajemen mutu – Persyaratan" disusun dengan mengadopsisecara
identik
materi
dalam dokumen standar SNI 19 – 9001: 2001, "Sistem manajemen mutu
–
Persyaratan".
Meskipun
Standar ini merupakan adopsi dari Standar Nasional Indonesia yang juga merupakan terjemahan sepenuhnya dari Standar Internasional (ISO), namun dalam penyusunannya tetap mengikuti
prosedur
yang
telah
122
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan Proses
Penjelasan Gambar : Keunggulan pendekatan proses adalah kendali terus-menerus yang didapat hubungan antara proses-proses secara individu yang ada dalam sistem proses, maupun kombinasi dan interaksi di antara proses-proses tersebut. Bila dipakai dalam sistem manajemen mutu, pendekatan itu menekankan pentingnya : a. Memahami dan memenuhi persyaratan b. Kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai tambah c. Memperoleh hasil kinerja proses dan keefektifannya, dan d. Perbaikan berkesinambungan dari proses berdasarkan pengukuran yang objektif
disosialisasikan,
5. Budaya Organisasi a. Pengertian
diinternalisasikan
Budaya
serta
di
jadikan pedoman melalui nilai-
Organisasi Herry
Tjahjono
nilai yang ada.
(2011:87) sebuah budaya pada dasarnya
harus
dipelajari,
di
Fungsi Budaya Organisasi
diajarkan,
Budaya
kembangkan,
organisasi
memiliki sejumlah fungsi bagi
123
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
anggota
dan
Robbins
organisasi.
oleh para anggota organisasi,
268)
termasuk anggota organisasi
(2002:
menyebutkan beberapa fungsi
yang
budaya
organisasi,
organisasi
sebagai
berada
dalam
hirarki
misalnya
bagi
berikut :
organisasi yang di dominasi
1) Budaya mempunyai suatu
oleh pendiri, maka budaya
peran menetapkannya tapal
organisasi yang ada di dalam
batas
organisasi
2) Budaya dapat membedakan
tersebut
menjadi
wahana
untuk
antara organisasi yang satu
mengkomunikasikan
dengan yang lain.
harapan pendiri kepada pekerja
3) Budaya menumbuhkan rasa identitas
bagi
lainnya.
para
Proses Budaya Organisasi
anggotanya. 4) Budaya komitmen
harapan-
Untuk
membentuk
menumbuhkan
budaya organisasi, prosesnya
bersama
dapat
dari
pada individual 5) Budaya
dimulai
dari
tahap
pembentukan ide dan diikuti mengikat
oleh lahirnya organisasi. Meski
kemantapan sosial, budaya
pada tahap pembentukan ide
dapat
organisasi
menjadi
perekat
tersebut
belum
sosial serta mempersatukan
menjadi kenyataan atau ada
organisasi dan rasa senasib
wujudnya secara fisik, tahap ini
sepenanggungan
menjadi
para
anggotanya.
dasar
terbentuknya
budaya organisasi. Pada saat
6) Budaya berfungsi sebagai
para
pendiri
organisasi
mekanisme pembuat makna
memiliki ide untuk mendirikan
dan kendali yang memandu
organisasi,
dan membentuk sikap serta
organisasi
pasti
perilaku para anggotanya.
terpikirkan
meskipun
secara
b. Peranan Budaya Organisasi Budaya Organisasi pada dasarnya
mewakili
norma-
norma perilaku yang diikuti
maka
budaya akan
ikut masih
eksplisit.
Budaya
organisasi
baru
menjadi
kenyataan
ketika
organisasi
sudah benar-benar berdiri..
124
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Manajemen puncak
Filsafat dari pendiri organisasi
Budaya Organisasi
Kriteria seleksi
Sosialisasi
Gambar 2.2 Proses terbentuknya Budaya Organisasi
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahawa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendirinya, kemudian budaya sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut/ memperkerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan yang tidak. Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
6. Lingkungan Kerja
Faktor-faktor
Pengertian Lingkungan kerja Lingkungan
yang
Mempengaruhi
Lingkunan Kerja
kerja
Berikut ini beberapa
dalam suatu perusahaan sangat
faktor
penting
Sedarmayati (2012:21) yang
untuk
diperhatikan
manajemen. lingkungan
Meskipun kerja
tidak
yang
diuraikan
dapat
mempengaruhi
terbentuknya
suatu
kondisi
melaksanakan proses produksi
dikaitkan dengan kemampuan
dalam
karyawan, diantaranya adalah :
namun
suatu
perusahaan,
lingkungan
kerja
1.
Penerangan/cahaya di Tempat
mempunyai pengaruh langsung
Kerja
terhadap para karyawan yang
2)
Temparatur Tempat Kerja
melaksanakan
aktivitas
3)
Kelembaban di Tempat Kerja
dalam
4)
Sirkulasi udara di Tempat
kegiatan organisasi/perusahaan.
Kerja 5)
125
Kebisingan di Tempat Kerja
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
6)
Bau-bauan di tempat kerja
perlu dibuat desain sistem
7)
Tata Warna di tempat Kerja
manajemen
8)
Dekorasi di Tempat Kerja 9)
tepat untuk mencapai kinerja
9)
Musik di Tempat Kerja
optimal
10)
Keamanan di Tempat kerja
Faktor-faktor
yang
kinerja
yang
mempengaruhi
kinerja pegawai Menurut prawirosentono dalam
7. Kinerja Pegawai
(M.Takdzimullah,2012:33)
a. Pengertian Kinerja Kinerja suatu instansi
faktor-faktor
yang
tidak dapat berhasil dengan
mempengaruhi kinerja pegawai
baik, hal ini disebabkan karena
adalah sebagai berikut:
setiap
karyawan
atau
para
a. Efektivitas dan Efisiensi
pelaku dalam suatu organisasi
b. Otoritas dan Tangung Jawab
atau
c. Disiplin.
instansi
menyumbangkan
belum tenaga
dan
d. Inisiatif
kemampuannya sesuai dengan kebutuhan instansi, sedangkan pimpinan
b. Manfaat Penilaian Kinerja
belum
mengetahui
cara
mengukur
karyawan memiliki manfaat
tingkat sumbangan tenaga kerja
yang ditinjau dari beragam
dalam bentuk kinerja pegawai
perspektif
serta belum mengetahui kapan
perusahaan,
kinerja pegawai harus dinilai
manajemen
sehingga pegawai tidak bekerja
manusia yaitu sebagai berikut :
bagaimana
secara
Penilaian
optimal
Kinerja
pengembangan khususnya sumber
daya
1) Perbaikan Kinerja
(Moeheriono,2012:67) Manajemen
kinerja
2) Penyesuaian Kompensasi 3) Kepuasan Penempatan
Instansi
Pemerintah Menurut Moeheriono (2012:68
)
2) Kebutuhan Pelatihan dan
Manajemen
Pengembangan.
kinerja instansi pemerintah
3) Kesempatan kerja yang
adalah sebagai suatu sistem,
sama
membutuhkan suatu proses
4) Tantangan-tantangan
yang
eksternal
sistematis
sehingga 126
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
3. Pengaruh Lingkungan Kerja (X3)
B. Kerangka Konseptual
terhadap Kinerja Pegawai (Y) Berdasarkan kajian teori dari ketiga
variabel
pengaruh
dari
4. Pengaruh Manajemen Mutu (X1),
penelitian
adalah
Budaya
manajemen
mutu,
Lingkungan Kerja (X3) terhadap
budaya organisasi dan lingkungan
Organisasi
Kinerja pegawai (Y)
kerja terhadap kinerja pegawai maka kerangka
pemikiran
yang
digambarkan dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut : 1. Pengaruh Manajemen Mutu(X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) 2. Pengaruh Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
C. Model Penelitian
rx1y X1 Y rx2y X2 rx3y X3
Rx1x2x3y Gambar 2.4. Model Penelitian Keterangan X1
: Variabel Manajemen mutu
X2
: Variabel Budaya organisasi
X3
: Variabel Lingkungan Kerja
Y
: Variabel kinerja pegawai 127
(X2),
dan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
rx1y
: Koefisien variabel manajemen mutu terhadap kinerja pegawai
rx2y
: Koefisien variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
rx3y
: Koefisien variabel Lingkungan kerja terhadap Kinerja pegawai
Rx1x2x3y
: Koefisien Korelasi variabel manajemen mutu, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban
METODELOGI PENELITIAN
sementara dari suatu penelitian yang
A. Tempat dan Waktu Penelitian
harus di uji kebenarannya dengan jalan
Dalam melakukan penelitian ini
melakukan penelitian. Penelitian ini
penulis mengambil objek penelitian di
berkaitan dengan pengaruh manajemen
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
mutu,
Radiasi-
budaya
lingkungan
kerja
organisasi terhadap
dan
Badan
Tenaga
Nuklir
kinerja
Nasional (BATAN) yang beralamatkan
pegawai di pusat Aplikasi Teknologi
Jl. Lebak Bulus Raya Kotak Pos 7002
Isotop dan Radiasi-Batan. Adapun
Jakarta
hipotesis penilitian ini adalah :
dilaksanakan bulan juni hingga agustus
1. Diduga terdapat pengaruh yang positif
dan
signifikan
Selatan.
Penelitian
mulai
2012.
antara
B. Metode Penelitian
manajemen mutu terhadap kinerja
Metode
pegawai.
Sugiyono
penelitian
(2009:2)
menurut
didefinisikan
2. Diduga terdapat pengaruh yang
sebagai “suatu cara ilmiah untuk
positif dan signifikan antara budaya
mendapatkan data dengan tujuan dan
organisasi terhadap kinerja pegawai.
kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti
3. Diduga terdapat pengaruh yang
kegiatan penelitian tersebut didasarkan
positif
dan
signifikan
antara
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,
lingkungan kerja terhadap kinerja
empiris, dan sistematis”.
pegawai
C. Populasi dan Sampel
4. Diduga terdapat pengaruh yang positif
dan
antara
adalah seluruh pegawai Pusat Aplikasi
budaya
Teknologi Isotop dan Radiasi-Batan
organisasi, dan lingkingan kerja
pada saat ini per Juni 2012 sebanyak
terhadap kinerja pegawai.
303
manajemen
signifikan
Populasi dalam penelitian ini
mutu,
128
pegawai
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
N
n=
Nd2 + 1 Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = nilai presisi (ketelitian) sebesar 90% ( kesalahan erorr 10%) sampelnya menjadi : N
n=
2
Nd + 1 303
n=
303 (0,1)2 + 1 =
303 4,03
= 75,19 atau 76 responden 1. Variabel Independent (bebas) yaitu variabel
D. Operasional Variable Penelitian Variabel penelitian merupakan
terjadinya
yang atau
menjadi
sebab
mempengaruhi
salah satu atribut dari sekelompok
variable dependent. Variabel bebas
obyek
Meliputi : Manajemen Mutu, Budaya
yang
di
teliti.
Variabel
menunjukan suatu arti yang dapat
Organisasi, dan Lingkungan kerja.
membedakan antara sesuatu dengan
2. Variabel Dependent (terikat) yaitu
yang lainnya. Dalam penelitian ini
yang
penulis menetapkan 4 (empat) variabel
Independent. Sebagai variabel terikat
yang digunakan yaitu :
dalam penelitian ini adalah Kinerja
dipengaruhi
Pegawai
129
oleh
variabel
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
X1 : Manajemen mutu Indikator : 1. Kepemimpinan 2. Perencanaan, 3. Pengendalian Perbaikan 4. Kualitas Kinerja ( Doc. Penerapan Manajemen Mutu SB77.0001.80:2005)
rx1Y X2 Budaya Organisasi Indikator :
Y Kinerja Pegawai Indikator :
1. 2. 3.
Profesional, Keterbukaan keteraturan ketaatan peraturan 4. Kedisiplinan (Robins, 2002: 241)
X3 Lingkungan kerja Indikator :
1. 2. 3.
rx2Y
Kompetensi, motivasi kerja, prestasi kerja
(Moeheriono, 2012: 205, 207)
rx3 Y
1. 2.
Antar personal Pelatihan dan pengembangan, 3. objektivitas dan rasionalitas (Nitisemito, 2000: 183)
RX1X2X3Y Gambar 3.5 Indikator Variabel Penelitian
Pada
HASIL PENELITIAN DAN
tahun
1954
berdasarkan
PEMBAHASAN
keputusan presiden RI No. 230 tahun
A. Gambaran Tentang BATAN
1954,
pemerintah
membentuk
Panitia
Pusat
Negara untuk penelitian Radioaktivitas
Aplikasi Teknologi Isotop dan
dengan tugas melakukan penelitian tentang
Radiasi (PATIR-BATAN)
tingkat radioaktivitas. Radioaktivitas yang
1. Sejarah
Berdirinya
ada 130
di
atmosfer
Indonesia
mungkin
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
ditimbulkan
oleh
adanya
percobaan-
tugas dapt berjalan dengan berdaya guna
percobaan nuklir di laut fasifik. Sejak itu
dan berhasil guna. Dengan berkembangnya
dimulai kegiatan dibidang nuklir ( Tenaga
struktur organisasi BATAN, maka pada
Atom).
tanggal 20 Desember 1966 berdasarkan Untuk melaksanakan tugas pokok
surat keputusan Direktur Jendral No.
BATAN seperti yang disebutkan baik oleh
22/0/M/1996
undang-undang
BATAN
tahun
1964
maupun
peleburan
yaitu
dua
proyek
proyek
Isotop
dan
pelaksanaan berupa peraturan pemerintah
Labotarium serta proyek bahan-bahan
tahun 1965 tersebut diperlukan struktur
Tenaga Atom.
organisasi yang kuat sehingga pelaksanaan 2. Untuk mengolah uji validitas suatu data
B. Uji Kualitas Data
variabel
1. Uji Validitas penulis
menggunakan
peroleh nilai r
hitung
kemudian di
korelasi Product Moment dengan
bandingkan dengan r
bantuan program Software IBM
nilai r
SPSS (Statistical Program for
dan nilai r positif, maka butir
Social Science) versi 19.00 for
pertanyaan
window
dengan
Nilai r
item
dengan
dengan skor total sehingga di
sebesar
yaitu
mengkorelasikan
skor
hitung
tabel
tabel.
Jika
lebih besar dari r
dinyatakan
tabel
valid.
untuk 76 responden
taraf
kesalahan
5% 0,227
dan Kinerja Pegawai diperoleh nilai r Berdasarkan hasil uji validitas di
hitung
lebih besar dari r
tabel
dan nilai r
atas diketahui semua butir pertanyaan
positif, maka semua butir pertanyaan
dalam variabel Manajemen Mutu,
dalam penelitian ini dinyatakan valid.
Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja 3.
positif.
Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat
Maka
butir
pertanyaan dikatakan reliabel, adapun
kestabilan suatu alat pengukur dalam
nilai r
mengukur suatu gejala/kejadian.
taraf kesalahan 5% sebesar 0,227.
tabel
dari 76 responden dengan
jika nilai Cronbach Alpha
Adapun hasil uji reliabilitas
lebih besar dari pada r tabel atau Ca >
untuk semua variabel penelitian ini
t tabel dan nilai r
dapat dilihat seperti tabel berikut :
131
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Reliabilitas No
Variabel
Cronbach
Nilai r tabel
Keterangan
alpha
1
Manajemen Mutu
0,878
0,227
Reliabel
2
Budaya Organisasi
0,878
0,227
Reliabel
3
Lingkungan Kerja
0,867
0,227
Reliabel
4
Kinerja Pegawai
0.867
0,227
Reliabel
sumber : Data primer yang telah diolah dengan IBM SPSS versi 19.00 tahun 2012
Berdasarkan hasil uji
Cronbach Alpha lebih besar dari
reliabilitas di atas diketahui
pada r tabel atau Cα > t
semua
variabel
Manajemen
nilai r positif., maka semua butir
Mutu,
Budaya
Organisasi,
pertanyaan dalam penelitian ini
Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai
diperoleh
tabel
dan
dinyatakan reliabel.
nilai
2. Uji Asumsi Klasik berdistribusi normal atau tidak.
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan
Apabila Asymp.Sig > 0,05, maka
menguji apakah dalam model
data tersebut berdistribusi normal
regresi, variabel dependen dan
dan
independen
keduanya
(Singgih Santoso, 2012 :358)
mempunyai distribusi normal atau
untuk mengolah uji normalitas
tidak.
normalitas
maka digunakan Software IBM
kolmogrov-
SPSS versi 19.00 for windows.
uji
Uji Normalitas dapat dilihat pada
Uji
menggunakan Smirnov,
uji
dengan
dapat
diketahui data yang digunakan
begitu
juga
tabel di bawah ini :
132
sebaliknya
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
76
Normal Parametersa,b
Mean
,0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
,98094854
Absolute
,190
Positive
,102
Negative
-,190
Kolmogorov-Smirnov Z
1,658
Asymp. Sig. (2-tailed)
,082
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian di atas di peroleh nilai Asymp, Signifikansi sebesar 0,082 > 0.05 maka dapar dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. pengamatan lain tetap, maka disebut
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan
homokedastisitas.
untuk menguji apakah dalam sebuah
Bila signifikansi hasil korelasi
model regresi terjadi ketidaksamaan
lebih kecil dari 0,05 (5%) maka
varians dari residual atau dari suatu
persamaan regresi tersebut mengandung
pengamatan yang lain Ghozali dalam
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika
(Ali
lebih besar dari 0,05 (5%) berarti non
Maddinsyah,
2012:105).
Jika
varians dari suatu residu atau dari suatu
heteroskedastisitas homokedastisitas.
133
atau
bersifat
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Nonparametric Correlations
Hasil output SPSS diperoleh interpretasi (pada baris terakhir kolom terakhir) Variabel Bebas
r
Manajemen Mutu
0,166
0,151
Homokedastisitas
Budaya Organisasi
0,079
0,495
Homokedastisitas
Lingkungan kerja
0,015
0,897
Homokedastisitas
Kinerja Pegawai
0,085
0,468
Homokedastisitas
Dari
tabel
sig
diatas,
keterangan
mengandung
heteroskedastisitas,
dapat dilihat signifikansi hasil korelasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa
lebih besar dari 0,05 (5%), maka
pada model regresi ini tidak terjadi
persamaan
masalah
regresi
tersebut
tidak
134
heteroskedastisitas.
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
c.
Uji Multikolineritas Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression
Dari data tabel di atas
disimpulkan
bahwa
dapat diketahui bahwa nilai
variabel
tolerance mendekati angka 1 dan
digunakan dalam penelitian ini
nilai VIF di bawah 10, yang
tidak berkorelasi antara variabel
artinya model regresi tersebut
independen satu dengan variabel
tidak
independen yang lainnya.
terdapat
multikolineritas.
problem Maka
independen
dapat
d. Uji Linearitas Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:kinerja Model Summary Equation Linear
R Square ,914
F
df1
788,437
Parameter Estimates df2
1
Sig. 74
,000
Constant 5,359
b1 ,882
The independent variable is manaj_mutu. Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:kinerja Model Summary Equation Linear
seluruh
R Square ,913
F
df1
771,765
Parameter Estimates df2
1
Sig. 74
The independent variable is bud_organisasi.
135
,000
Constant 4,326
b1 ,923
yang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:kinerja Model Summary Equation Linear
R Square ,526
F
df1
82,233
Parameter Estimates df2
1
Sig. 74
Constant
,000
b1
16,908
,659
The independent variable is ling_organisasi.
Dari output di atas diperoleh semua nila sig < 0,05, maka nilai asumsi linieritas tersebut terpenuhi. 3.
Uji Regresi Berganda Berdasarkan perhitungan regresi berganda menggunakan program IBM PSS versi 19.00 for windows di peroleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Standardize d Coefficient Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
1,865
1,308
manaj_mutu
,397
,070
bud_organisasi
,461
ling_organisasi
,106
s Beta
T
Sig.
1,426
,158
,430
5,703
,000
,070
,477
6,606
,000
,032
,117
3,262
,002
a.Dependent Variable: kinerja
sumber : Data primer yang telah diolah dengan IBM SPSS versi 19.00 tahun 2012
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat disajikan ke dalam bentuk persamaan regresi standardized sebagai berikut : Y = 1,865 + 0,397 X1 + 0,461 X2 + 0,106X3 Di mana : Y = Kinerja Pegawai X1 = Manajemen Mutu X2 = Budaya Organisasi X3 = Lingkungan Kerja
136
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
4.
Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi R Model
Adjusted
Square
Estimate
, a
976
Std. Error of the
R Square ,950
1,00118
952
sumber : Data primer yang telah diolah dengan IBM SPSS versi 19.00 tahun 2012
Pengujian Hipotesis ( Uji Statistik) membandingkan
a. Uji Parsial (uji t) Untuk
menguji
dengan ttabel dengan kriteria :
pengaruh manajemen mnutu, budaya
organisasi
lingkungan
kerja
thitung
1) Jika t
dan
hitung
≥ t
tabel
( α,dk),
berarti Ho di tolak dan Ha di
terhadap
terima
kinerja pegawai pada Pusat
2) Jika t
hitung
≤ t
tabel
(α,dk),
Aplikasi Teknologi Isotop dan
berarti Ho diterima dan Ha
Radiasi
ditolak
BATAN
dapat
digunakan uji statistik t ( uji t).
Dimana derajat kebebasan (dk)
Dengan
adalah :
signifikan
menggunakan 5%
taraf
(0,05)
dan
dk = n – k – 1
derajat kebebasan (dk) dengan
= 76 – 3 – 1
rumus : dk = n-k-1, dimana n
= 72
adalah jumlah responden dan k
T tabel
= t (α;dk)
adalah jumlah variabel yang di
= (0,05;72)
teliti.
= 1,668
Kemudian
Tabel 4.16 Hasil Uji t Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
1,865
1,308
manaj_mutu
,397
,070
bud_organisasi
,461
,070
t
Sig.
Beta
137
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1,426
,158
,430
5,703
,000
,118
8,498
,477
6,606
,000
,128
7,807
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
ling_organisasi
,106
,032
,117
3,262
,002
,524
1,908
a. Dependent Variable: kinerja
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji t yaitu menguji secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Uji t terhadap variabel manajemen mutu (X1) di dapatkan t hitung sebesar 5,703 dengan signifikansi t sebesar 0.000. karena t hitung lebih besar dari t tabel (5,703> 1,668) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% ( 0,000 < 0,05), maka secara parsial variabel manajemen mutu (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y). 2) Uji t terhadap variabel Budaya Organisasi (X2) di dapatkan t 6,606 dengan signifikansi t sebesar 0.000. karena t
hitung
hitung
sebesar
lebih besar dari t
tabel
(6,606> 1,668) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% ( 0,000 < 0,05), maka secara parsial variabel budaya organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y). 3) Uji t terhadap variabel lingkungan kerja (X3) di dapatkan t hitung sebesar 3,262 dengan signifikansi t sebesar 0.002. karena t hitung lebih besar dari t tabel (3,262> 1,668) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% ( 0,002 < 0,05), maka secara parsial variabel lingkungan kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y).
Uji Simultan ( Uji F) Tabel 4.17 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
1425,870
3
475,290
72,170
72
1,002
1498,039
75
F 474,174
a. Predictors: (Constant), ling_kerja, bud_org, manj_mutu b. Dependent Variable: kinerja
sumber : Data primer yang telah diolah dengan IBM SPSS versi 19.00 tahun 2012
138
Sig. ,000a
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Untuk menguji pengaruh manajen mutu, budaya organisasi, lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada PATIR BATAN. Dalam penelitian ini digunakan uji statistik F (uji F), dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) dan derajat kebebasan (dk) dengan rumus : dk = n – k – 1, dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel yang di teliti. Kemudian membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria : 1) Jika F hitung ≥ F tabel (α,dk), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. 2) Jika F hitung ≤ F tabel (α,dk), berarti Ho diterima dan Ha di tolak. Dimana derajat kebebasan (dk) adalah : Dk
=n–k–1 = 76 – 3 – 1 = 72
F tabel = t (α;dk) = (0,05;72) Karena dalam tabel tidak ditemukan dk = 72 maka dicari melalui perhitungan interpolasi sebagai berikut : Diketahui F (0,05;60) = 2,76 F (0,05;120) = 2,68 72 – 60 = X – 2,76 120 – 72 = 2,68 – X 12
= X – 2,76
48
2,68 – X
32,16 – 12X = 48X – 132,48 48X + 12X = 32,16 + 132,48 60X = 164,64 X = 2,744 Di dapat X = 2,744, maka untuk F tabel ( 0,05;72) adalah sebesar 2,744 Dari hasil perhitunngan di dapat bahwa F hitung sebesar 474,174 (signifikansi F = 0,000). Jadi F
hitung
>F
tabel
( 474,174 > 2,744) atau Sig F < 5% (0,000 < 0,05). Artinya bahwa secara
bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari variabel Manajemen Mutu (X1), Budaya Organisasi (X2), dan lingkungan Kerja (X3) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y).
139
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
C. Pembahasan 1. Ketepatan Hipotesa Menggunakan Metode Analisis Jalur ( Path) a. Regresi Manajemen mutu (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) Variabel
B
Kostanta
5,359
Manajemen Mutu
0,882
R Square
0,914
Adjusted R Square
0,913
Sig.F
0,000
Beta
0,956
t
Sig t
Ket
3,417
0.000
sig
28,079 0.000
sig
b. Regresi budaya organisasi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) Variabel
B
Kostanta
4,326
Budaya Organisasi
0,923
R Square
0,913
Adjusted R Square
0,911
Sig.F
0,000
Beta
0,955
t
Sig t
Ket
2,667
0.009
sig
27,781 0.000
sig
c. Regresi lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja pegawai (Y) Variabel
B
Beta
Kostanta
16,908
Lingkungan kerja
0,659
R Square
0,526
Adjusted R Square
0,520
Sig.F
0,000
0,725
t
Sig t
Ket
4,725
0.000
sig
9,068
0.000
sig
d. Regresi manajemen mutu(X1), budaya organisasi(X2), dan lingkungan kerja(X3) terhadap kinerja pegawai (Y) Variabel
B
Kostanta
1,856
Manajemen mutu
0,397
Beta
0,430
140
t
Sig t
Ket
1,426
0,158
sig
5,703
0.000
sig
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Budaya Organisasi
0,461
0,477
6,606
0.000
Sig
Lingkungan kerja
0,461
0,117
3,262
0.002
sig
R Square
0,952
Adjusted R Square
0,950
Sig.F
0,000
Sehingga diperoleh gambaran path sebagai berikut :
X1 Manajemen Mutu β = 0,956; sig 0,000
X2 Budaya organisasi
Y Kinerja pegawai
β= 0,955; sig 0.000 β = 0,725;sig 0,000
X3 Lingkungan kerja
R = 0,976 ; sig 0,000
KESIMPULAN DAN SARAN
antara manajemen mutu dengan
A. Kesimpulan
kinerja pegawai sebesar
Setelah
melakukan
analisis
artinya
terdapat
korelasi
0,956 yang
positif sangat kuat.
mengenai pengaruh manajemen mutu,
2. Pengaruh budaya organisasi (X2)
budaya organisasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja seperti yang
terhadap kinerja pegawai (Y)
telah di paparlan dalam bab-bab
Korelasi antara budaya organisasi
sebelumnya maka penulis menarik
dengan kinerja pegawai sebesar
kesimpulan sebagai berikut :
0,955 artinya terdapat korelasi yang
1. Pengaruh Manajemen mutu (X1)
positif sangat kuat.
terhadap kinerja pegawai (Y) positif
3.
sangat kuat dan signifikan. Korelasi
Pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja pegawai (Y)
141
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Korelasi antara lingkungan kerja
2. Standarisasi
mutu
yang
sudah
dengan kinerja pegawai sebesar
berjalan dengan baik hendaknya di
0,725 artinya terdapat korelasi yang
tingkatkan lagi dengan standarisasi
positif kuat.
yang lebih mukhtahir dan terbaru
4. Pengaruh manajemen mutu (X1), budaya
organisasi
meningkatkan
kualitas
dan
kinerjanya secara individu dan
lingkungan kerja (X3) terhadap
lembaganya diharapkan mampun
kinerja pegawai (Y).
menjadi
pionir
instansi
pemerintah
Korelasi
(X2),
guna
antara
mutu,budaya
manajemen
organisasi
dan
maupun
lingkungan kerja dengan kinerja pegawai
sebesar
0,976
kesimpulan
penulis
di
mengajukan
beberapan saran yang di harapkan dapat bermanfaat bagi Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN Pasar Jumat. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. PATIR
BATAN
perlu
memperbaiki sarana dan prasarana baik Fasilitas berupa tata ruang kantor dan penerangan cahaya ruangan guna menunjang aktivitas kegiatan
para
pegawai
untuk
bekerja. Lingkungan kerja yang baik
di
harapkan
mampu
meningkatkan kinerja pegawainya sehingga
lain,
di
luar
DAFTAR PUSTAKA Asri Laksmini Riani, 2011, “ Budaya Organisasi “ Graha ilmu, Yogyakarta. Danang Sunyoto, SH,MM, 2009, ”Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”, PT. BUKU KITA, Yogyakarta. Dessler, Gary 1984, ”Personal Management” Terjemahan oleh Agus Darmi, Erlangga, Jakarta. Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, 2003, “ Total Quality Management” ANDI Yogyakarta. Flipo Edwin B, 1980, ”Personnel Management” Erlangga, Jakarta Hadari Nawawi, 2005, ”Perencanaan SDM Untuk Organisasi profit yang Kompetitif”, Gajah Mada University Press Henry Simamora,1995, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, STIE YKPN.
B. Saran
maka
yang
artinya
kuat.
atas,
perusahaan
instansi-
pemerintahan
terdapat korelasi yang positif sangat
Berdasarkan
untuk
tercapainya
hasil
maksimal sebuah organisasi. 142
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
M.
Manulang,” Dasar-dasar Manajemen”. Gadjah Mada University Press. Malayu S.P Hasibuan, 2007 ”Manajemen Sumber Daya manusia”, Edisi Revisi, Bumi Aksara. Moeheriono, 2012, “ Indikator Kinerja Utama (IKU)”, PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta. Moekijat, 1999, ” Manajemen Sumber Daya Manusia”, CV Mandar Maju, Jakarta. Nitisemito, Alex Soemadji, 2000,”Manajemen Personalia”, GHALIA INDONESIA, Jakarta. Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, 2002, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi Pertama, Jilid 2,Salemba Emapat, Jakarta. Ronny Kountur, 2005, ”Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis”, Cetakan Ke 3, CV. Taruna grafica. Rudy Prihantoro, 2012, “ Konsep Pengendalian Mutu” PT. REMAJA ROSDAKARYA, Bandung. Sadili samsudin, 2006, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Pustaka Setia, Bandung. Sarwoko, 2007, “ Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis”, ANDI Yogyakarta. Singgih Santoso, 2012, “ Panduan Lengkap SPSS versi19” Elex Media Komputindo, Jakarta. Soekidjo, Notoatmodjo, 2009,”Pengembangan Sumber Daya Manusia”, Rineka Cipta, Jakarta.
Sondang P.Siagian, 2008, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara. Sugiyono, 2008, “ Statistik Nonparametris untuk Penelitian “, ALFABETA, Bandung. Sugiyono, 2008, ” Metode Penelitian Bisnis”, ALFABETA, Bandung. Sugiyono, 2008, ”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, ALFABETA, Bandung. Suharsimi Arikunto, 2006, ”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” Rineka Cipta, Jakarta. T. Hani Handoko, 2000, “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, BPFEYOGYAKARTA, Yogyakarta. T. Hani Handoko, 2000, ”Manajemen”, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta. Terry george, 1986, ” Principles Of Managemant ”, terjemahan Dasar-dasar Manajemen oleh J. Smith DFM, Dunia Aksara, Jakarta. Tumanggor Rusmin, Ridho Kholis, Nurochim, 2008 “ Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, Jakarta. Usman Rianse, Abdi, 2008, “ Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi”, Alfabeta. Bandung. Wibowo, 2007, ” Manajemen Kinerja”, PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta. II Modul,
143
2010, “ Perapan Sistem Manajemen Mutu SB 77.0001.80:2005”, PUSDIKLAT BATAN, Jakarta.
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
Arlinah Koesnowo, 2006, “ Tinjauan Peran Sistem Pendukung Budaya Keselamatan”, Media Mastan, Jakarta. FreshtyYulia Arthatiani, 2008,“ Peneraapan Manajemen Mutu Terpadu pada PT. Maya Food Industries Pekalongan, IPB, Bogor. Eka Setiawan Karim, 2006, “ Penerapan Teknik Manajemen Mutu Untuk Pengukuran Kinerja Proses Punching dan flash Butt dalam Produksi wheel Rim, IPB, Bogor. Rani Mariam, 2009,” Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel Intervening, UNDIP, Semarang. (http://repository.ipb.ac.id/handle/1234 56789/31775) selasa 02-102012 (http://repository.ipb.ac.id/handle/1234 56789/31775) selasa 02-102012
pokok Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan dibidang standarisasi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta serta sekaligus mengambil alih/ melanjutkan tugas-tugas DSN (Dewan Standarisasi Nasional) Keppres RI No. 230 tahun 1954 pemerintah membentuk Panitia Negara untuk penelitian Radioaktivitas dengan tugas melakukan penelitian tentang tingkat radioaktivitas. Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1964 Lembaga Tenaga Atom diubah menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). SK.Direktur Jendral No. 22/0/M/1996 peleburan dua proyek BATAN yaitu proyek Isotop dan Labotarium serta proyek bahan-bahan Tenaga Atom. Kepres No. 14/1980 Perganti nama dari Puslit Tenaga Atom Pasar Jumat menjadi Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR). Kepres No. 197 tahun 1998 dan SK Ka. BATAN No. 329/KA/VIII/2000 berubah nama dari PAIR menjadi P3TIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi). Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 berubah nama dari P3TIR menjadi PATIR. peraturan Kepala BATAN No. 392/XI/2005. Pusat Aplikasi Telnologi Isotop dan Radiasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
III UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan UU. No 8 Tahun 1974 ketenagakerjaan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) UU. No 43 Tahun 1999 pokok - pokok kepegawaian ,kedudukan Pegawai Negeri Sipil Keputusan Kepala BATAN Nomor : 193/ka/IV/2004 Tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Batan Quality System Services. Keppres No.13 tahun 1997,terbentuklah Badan Standarisasi Nasional (BSN), yang mempunyai tugas 144
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 2, No.1, Oktober 2014
dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi. UU No 10 Tahun 1997, peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2005, Batan termasuk lembaga pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab kepada presiden. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 73/KA/IV/1999 tanggal 1 April 1999, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) yang berada dibawah Deputi Bidang Pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan dan permasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Menurut Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 392/KA/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Batan.
145