KOMPETITIF Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang
DAFTAR ISI Interpretasi Price Earning Ratio Dalam Penilaian Saham-Saham Blue Chips Di Bursa Efek Indonesia Azmir Ferdinansyah,SE .MM _______ 1 – _12 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Price Earning Ratio dan RAO Dengan Kepemilikan Saham Asing Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Kartawinata,SE.MP___ __________ 13 –_24 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Piutang Terhadap Penagihan Piutang Usaha Pada PT Dinamisator Palembang Sahila,SE.MM _______25 - 34 Pengaruh Motivasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Palembang Dra.Yasmina Martini,MM 35– 49 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Kereta Api Terhadap Kepuasan Penumpang Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Wilayah Sub Divisi Regional III.1. Kertapati Palembang NurEven,SE.MM ______ _______ 50 – 66 Faktor Penyebab Kredit Macet Dan Upaya Penanggulangan dan Penyelesaiannya di BRI (Studi Kasus BRI Unit Lemabang Palembang) Yun Suprani,SE.MSi _ 67 -75 Potensi Retribusi Pasar di Kabupaten Banyuasin Sehingga Dapat Memberikan Kontribusi Besar Bagi Pendapatan Asli Daerah(PAD) Firmansyah,SE.MSi____ ________ 76 – 84 Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Karya Agung Palembang Firdaus Sianipar,SE.MM 85 – 96 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Bank Danamon Unit Betung M.Ridwan,SE.MM ________ 97 – 107 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada CV. Putri Lintang sakti Bandar Lampung Kusminaini Armin SE.MM ________ _ 108 –118
INTERPRETASI PRICE EARNING RATIO DALAM PENILAIAN SAHAM SAHAM BLUE CHIPS DI BURSA EFEK INDONESIA Azmir Ferdinansyah*) __________________________________________________________________ ABSTRACT Indonesian government gives obvious support for a progress of The Indonesian capital market because one of indicators that show a growth of Indonesian economy is a progress of capital market. Share is an object of investment, it has various characteristics that can be chosen by investors, one of them is Blue Chips share . So the research is needed for the Blue Chips shares by considering five variables to determine its value and the fairness of the value can be revealed as well. The purpose of this research is to know the valuation of share with price earning ratio approach (PER). The object of this research is a firm that include in the index valuation LQ 45 and known as a big, capable, and stable firm. So the result is not applicable for the firms that do not use Blue Chips. The population is 45 firms and 30 firms that use Purposive Sampling for the year 2006-2011 are taken as sample. Multiple Regression is used as model analysis. Clasical assumption test: BLUE has been done before, the prediction result is profit growth, dividend payout ratio, profit growth standard deviation, financial leverage, and return on equity can be analized. The analysis result shows : 1) partially there are two variables that has real impact on price earning ratio variability, and simultaneously all explanatory variables are influential ; 2) Financial leverage is explanatory variables that has the most influence on price earning ratio ; 3) The Blue Chips share in Indonesian Stock Exchange has not showed fair result based on Price Earning Ratio (PER) analysis. Other researchers can develop another variables besides those variables, because there is still 77% factors that can influence the Price Earning Ratio on this research. Key Word : The Blue Chip Shares, Fundamental Factor, Price Earning Ratio , The Indonesian Stock Exchange
A. PENDAHULUAN
meningkatkan
Pasar Modal Indonesia memiliki
market), investor sebagai pihak yang memiliki
kelebihan
dana
dapat
menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan pengembangan
dana
tersebut
proyeknya,
untuk sehingga
perekonomian
negara dan kemakmuran masyarakat luas. Pasar
peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital
kegiatan
modal
(capital
market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka
panjang
yang
bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas
(saham),
instrumen
derivatif,
maupun instrumen lainnya (Tjiptono , Pasar Modal Indonesia 2006). Pasar modal di Indonesia yang sekarang sering disebut dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange diresmikan tanggal
*) Dosen Fakultas Ekonomi UTP 1
10
Agustus
1977.
Seiring
dengan
perjalanan waktu pasar modal Indonesia semakin berkembang dengan pesatnya hal
ketidakpastian dimasa yang akan datang yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Investasi
yang
dilakukan
para
ini ditandai dengan jumlah emiten yang
investor diasumsikan selalu didasarkan
terus bertambah dari awalnya tak lebih dari
pada pertimbangan yang rasional sehingga
30 emiten sekarang menjadi 347 emiten
berbagai jenis informasi diperlukan untuk
(JSX Desember 2006).
pengambilan keputusan investasi. Secara
Seiring
perkembangan
garis besar informasi yang diperlukan
untuk
lebih
investor terdiri dari informasi yang bersifat
meningkatkan efisiensi serta daya saing di
fundamental dan informasi teknikal atau
kawasan regional, maka efektif tanggal 3
dengan kata lain dalam penelitian ini adalah
Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek
faktor internal dan faktor eksternal. Francis
Jakarta digabung dengan PT Bursa Efek
(1988) menyatakan bahwa dalam analisis
Surabaya dan berganti nama menjadi PT
sekuritas digunakan dua pendekatan yaitu
Bursa Efek Indonesia.
analisis fundamental dan analisis teknikal.
pasar
dan
dengan tuntutan
Sebagai salah satu sarana alternatif
Analisis fundamental didasarkan
untuk berinvestasi bagi para investor di
pada dua model dasar penilaian sekuritas
pasar modal adalah saham. Saham juga
yaitu earnings multiplier dan assets values.
digunakan oleh perusahaan dan pemerintah
Sedangkan analisis teknikal secara umum
sebagai
memenuhi
memfokuskan perhatian pada chart dan
pembiayaan yang lebih murah apabila
harga pasar sekuritas. Pegerakan harga
dibandingkan dengan pinjaman kredit
saham dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
melalui perbankan. Sedangkan dari sisi
politik dan keuangan suatu negara (Claude
investor penempatan dana di pasar modal
et al, 1996: p 29).
memiliki
sarana
daya
untuk
adanya
Dalam kerangka inilah penelitian
kemungkinan mendapatkan dividen dan
ini penting dilakukan, disamping itu, untuk
capital
jika
melakukan kajian lebih lanjut mengenai
dibandingkan dengan menyimpan dana
price earning ratio (earning multipier)
dibank sebagai tabungan atau deposito.
untuk melihat keadaan senyatanya di Bursa
Keuntungan yang besar tersebut tentunya
Efek Indonesia khususnya
diimbangi dengan kemungkinan tingkat
blue chips.
resiko yang lebih besar juga, baik itu resiko
saham blue chip di BEI dapat dianalisis
menurunnya harga saham maupun resiko
berdasarkan PE ratio dan variabel-variabel
gain
tarik,
yang
yaitu
lebih
besar
Sehingga kewajaran nilai
yang mempengaruhinya.. 2
pada saham
Bertitika tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan,maka rumusan masalah yang diajukan adalah : 1.
Sampel
Dan
Teknik
Pengambilan Sampel
Apakah variable pertumbuhan laba,
semua saham-saham blue chips persi LQ 45
Dividen Payout Ratio (DPR), standar
yang telah listing di pasar modal dan
deviasi pertumbuhan laba, financial
dengan periode pengamatan mulai tahun
leverage, dan return on equity,
2006 sampai dengan 2011
earning
ratio,
pengaruhnya
dan
bagaimana
Pengambilan sample dilakukan dengan pendekatan
non probability
besar
random sanpling dengan metode purposive
pengaruh variable-variabel tersebut .
sampling yaitu pengambilan sample dengan
Dari variable-variabel eksplanatori,
pertimbangan-pertimbangan tertentu atau
variable
kriteria-kritaria
manakah
berapa
yang
paling
tertentu
sebanyak
menentukan dalam mempengaruhi
perusahaan .
Price earning ratio Saham Blue Chips
3. Jenis dan Sumber Data Data
di Bursa Efek Indonesia. 3.
Populasi,
Populasi dalam penelitian ini adalah
berpengaruh nyata terhadap Price
2.
2.
yang
diperlukan
30
dalam
Apakah saham Blue Chips di BEI
penelitian ini merupakan data sekunder
telah menunjukkan nilai yang wajar
historis, dimana diperoleh melalui berbagai
berdasarkan analisis Price Eraning
macam sumber seperti: Laporan
Ratio
statement) B. METODE PENELITIAN
penelitian
yang
(financial
diperoleh
dari
Indonesian Capital Market Directory
1. Rancangan Penelitian Dalam
keuangan
(ICMD). ini
rancangan
Statistik Ekonomi dan Keuangan
(desain) penelitian yang digunakan adalah
yang diterbitkan Bank Indonesia.
penelitian yang bersifat sebab akibat
Data tersebut kemudian direkapitulasi
(kausalitas), yaitu untuk melihat pengaruh antara variabel terikat (Price Earning Ratio )
dan diolah sesuai dengan keperluan. 4. Kerangka Penelitian Empirik
dengan variabel bebas Dividen Payout
Penelitian ini menyangkut tentang
Ratio (DPR), standar deviasi pertumbuhan
penialian harga saham. Secara garis besar
laba, financial leverage, dan return on
ada dua aliran analisis dalam menilai harga
equity, dan merupakan studi pada saham
saham yaitu analisis fundamental yang
Blue Chips persi LQ 45 Bursa Efek
berdasarkan pada laporan keuangan dan
Indonesia . 3
analisis teknikal yang berdasarkan pada pengamatan perubahan harga saham di pasar dari waktu ke waktu. Gambar .1. Kerangka Pikir Penelitian Penilaian saham Emiten
Analisis Fundamental
Analisis Teknikal
Pendekatan Net Asset
EG Overvalue
Pendekatan Dividen
DPR PERS > PER c, Sell Sd EG
Pendekatan PER
PERs < PER c , buy
FL
ROE
Undervalue
Sumber : Diolah dari konsep teori
Keterangan : EG = Pertumbuhan laba Sd EG = Standar deviasi pertumbuhan laba DPR =Dividen payout rasio FL = Financial Leveragre ROE = Return on equity PERs = Price earning ratio senyatanya PERc = Price earning ratio yang dihitung ratio, standar deviasi pertumbuhan
5. Hipotesis Penelitian 1. Diduga
bahwa
berpengaruh
4
variabel
signifikan
yang
terhadap
laba, financial leverage dan return on equity.
Dan
diduga
variabel
perubahan price earning ratio adalah
pertumbuhan laba, dividen payout
pertumbuhan laba, dividen payout
ratio dan return on equity mempunyai
koefisien
arah
sedangkan
yang
positif,
standar
pertumbuhan laba
6.3. Model Analisa
deviasi
dan
financial
Penelitian
ini
dirancang
untuk
mengetahui pengaruh variable X terhadap
leverage mempunyai koefisien arah
variable Y.
yang negative.
dengan system polling (time series dan
2. Diduga bahwa variable pertumbuhan
cross
Analisis data digunakan
sectional,
sehingga
model
laba merupakan variable eksplanatori
persamaannya adalah dirumuskan sebagai
yang
berikut :
paling
menentukan
dalam
mempengaruhi price earning ratio. 3. Diduga Bahwa saham blue chips di Bursa
Efek
Indonesia
belum
menunjukkan nilai yang wajar. 6 . Uji Persyaratan Analisis 6.1. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan Chi Square Sebelum dilakukan analisis statistik, dilakukan pengujian normalitas data dimana uji normalitas dipergunakan
PER = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b 5 X5 + e Dimana
PER = Price Earning Ratio (PER) a = Konstanta b = Koefisien Regresi X 1 = Dividen layout Ratio (DPR) X2 = Financial Leverage (FL) X3 = Pertumbuhan Laba (EG) X4 = Standar Deviasi Pertumbuhan Laba (Sd EG) X5 = Return on equity (ROE) e = Kesalahan Pengganggu 6.4.
Pengujian Hipotesis Statistik Untuk
untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian
terhadap
30
observasi
terdistribusi secara normal atau tidak
:
menguji
parsial dan uji F secara simultan dengan
>
6.2.
(koefisien determinasi )
dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias
= 0,05,
dan menghitung R 2
Sig
Metode negresi linier berganda akan
yang
diajukan maka diperlukan uji t secara
tersebut mempunyai hubungan linear. Pengujian Asumsi Klasik
hipotesa
6.5 . Analisis Diskriptif Tujuan analisis diskriptif
untuk
jika telah memenuhi persyaratan BLUE (
memberikan gambaran dan solusi tentang
Best Linier Unbiased Estimation) yakni
variable-variabel yang diteliti.
tidak
tidak
memberikan diskriptif dari hasil yang
terdapat autokorelasi dan tidak terdapat
diperoleh dari analisis diharapkan dapat
heteroskedastisitas, oleh karena itu uji
dipergunakan
asumsi klasik perlu dilakukan. Gujarati
memberikan rekomendasi dan penetapan
(2005 : 421).
kebijakan yang akan ditempuh oleh emiten.
terdapat
multikolinierity,
sebagai
dasar
Dengan
untuk
5
residual atau digambarkan pada sebuah Plot C. HASIL PENELITIAN DAN
Kenormalan Residual (Normal P-P Plot of
PEMBAHASAN
Regresioan Standarized Residual). Pada
1. Uji Normalitas Pendekatan Normalitas melalui
penelitian ini pengujian dilakukan dengan pada
Residual
sebuah
pengujian dapat
frekuensi
ke
dibentuk histogram
pendekatan Plot Kenormalan Residual, hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
residual berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas Tabel 3.1. Matrik Korelasi antar Variabel Eksplanatori Korelasi antar Variabel Koefisien Korelasi Keterangan DPR – FL -0, 240 DPR – EG -0, 022 DPR – SD.EG -0, 010 DPR – ROE 0, 213 Koefisien korelasi FL – EG -0, 250 < 0,50 tidak terjadi FL – ROE -0, 202 Multikolonieritas FL – SD. EG -0, 026 EG – SD.EG -0, 235 EG – ROE -0, 264 SD.EG – ROE -0, 256 Sumber : Diolah dari hasi penelitian
dL= 1,444 dan dU = 1,727 maka diperoleh
3 . Autokorelasi Dari pengujian yang dilakukan, maka
kesimpulan bahwa model regresi yang
diperoleh hasil Durbin Watson (DW)
diajukan
sebesar 2,117. Dengan menggunakan table
autokorelasi.
masih
jauh
dari
Durbin-Watson pada taraf nyata 5% untuk 4.
Heteroskedastisitas
Variabel Eksplanatori Intersep DPR FL EG SD.EG ROE
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Glejser Koefisien β Sig t 0,182 2,453 0,266 -1,764 0,341 -0,634 0,478 -1,275 0,543 -3,543 0,536
Keterangan Peluang kesalahan lebih besar dari alpa maka tidak terjadi Heterokedastisitas
Sumber : Diolah Dari hasil perhitunagan
6
gejala
5 . Analisis Hasil Model Regresi Tabel 3.3 Hasil Regresi Setelah Pengujian Asumsi Variabel Intersep DPR- X1
Koefisien 6,512 20,354
Intersep DPR -X1 FL -X2
13,023 16,341 -8,457
PER = a + b1X1 t- stat Sig t F- stat 2,872 0,006 9,531 PER = a + b1X1 + b2X2 2,560 -2,370
Sig F
R2
Adj R2
0,006
0,330
0,113
0,023 0,064
8,563 0,003 PER = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Intersep DPR -X1 FL- X2 EG- X3
18,430 15,341 -9,342 -2,256
1,978 -2,497 -1,067
17,326 16,544 -2,230 -2,270 -2,342
1,721 -2,576 -1,254 0,578
16,342 16,655 -13,657 -2,437 -1,631 4,345
1,645 -2,319 -1,224 -0,453 0,324
0,222
0,174
0,220
0,160
0,250
0,245
0,065 0,023 0,245 0,417
7,475 0,014 PER = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Intersep DPR -X1 FL- X2 EG- X3 Sd.EG- X4 ROE-X5
0,182
0,062 0,002 0,293
5,870 0,008 PER = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Intersep DPR- X1 FL-X2 EG- X3 Sd.EG- X4
0,206
0,032 0,025 0,255 0,247 0,335
3,897 0,026 Sumber : Hasil Olahan Data
Berdasarkan data hasil regresi pada tabel
Untuk
mengetahui
apakah
variabel
tersebut, maka diperoleh persamaan Price
eksplanatori secara parsial berpengaruh
Earning Ratio sebagai berikut :
nyata (signifikan) perlu dilakukan uji t,
PER =16,342+ 16,655X1 – 13,657 X2 –
Signifikansi hasil regresi berdasarkan uji f
2,437 X3 – 1,631 X4 + 4,345 X5 + e.
diikhtisarkan pada table berikut ini :
Tabel 3.4. Hasil t – Stat Model Regresi Variabel EG DPR SD.EG FL ROE
t- stat -1,224 1,645 -0,453 -2,319 0,324
Sig t 0,255 0,032 0,247 0,025 0,335
Keterangan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan
Sumber : Hasil Olahan data 7
Dari table tersebut, maka secara parsial ada
dua
variable
yang
standar deviasi pertumbuhan laba, financial
berpengaruh penting (signifikan) terhadap
leverage dan return on equity terhadap
price earning ratio yaitu : dividen payout
variabilitas price earning ratio saham-
rasio pada level signifikansi 10% dan
saham blue chips di Buras Efek Indonesia,
financial
5%.
menghasilkan F hitung 3,897 dengan
Sedangkan pertumbuhan laba, standar
probabilitas kesalahan 0,026. Ini berarti
deviasi pertumbuhan laba dan return on
pada level signifikansi 5%, variable-
equity tidak berpengaruh nyata, walaupun
variabel eksplanatori berpengaruh nyata
secara bersama-sama ikut menentukan
(signifikan) terhadap variabilitas price
perubahan price earning ratio.
earning ratio. Dengan demikian hipotesis
leverage
eksplanatori
pertumbuhan laba, dividen payout rasio,
pada
evel
Kemudian untuk uji F yaitu melihat pengaruh
nyata
secara
bersama-sama
pertama terbukti secara simultan (bersamasama), tetapi secara parsial tidak terbukti. Rendahnya nilai R2 membuktikan
6 . Koefisien Determinasi Tabel 3.5. Perubahan Koefisien Determinasi Variabel R2 Adj R2 DPR 0,330 0,113 FL 0,206 0,182 EG 0,222 0,174 SD.EG 0,220 0,160 ROE 0,250 0,245 Sumber : Diolah Peneliti
bahwa pemodal dalam melakukan penilaian pada saham-saham blue chips di Buras Efek Indonesia masih diwarnai oleh perilaku tidak rasional. Sehingga dalam bertindak masih dipengaruhi fsaktor psikologis dan cederung ikut-ikutan.
Walaupun akhir-
akhir ini para pemodasl diarahkan untuk Berdasarkan
data pada table diatas,
maka dividen payout rasio dan financial leverage merupakan variable eksplanatori yang memberikan sumbangan paling besar dalam menjelaskan variable price earning ratio. Sedangkan pertumbuhan laba, standar deviasi pertumbuhan laba, dan return on
memperhatikan aspek fundamental dari pada aspek teknikal, sehingga kegiatan perusahaan, modal, asset, kewajiban, laba dan prospek perusahaan menjadi informasi penting bagai pemodal dalam berinvestasi sepanjang emitennya full trancparancy dan full disclosure.
equity memberikan sumbangan yang sangat kecil.
Secara keseluruhan model hanya
mampu menjelaskan kondisi sesungguhnya sebesar 25 %.
Diskripsi Hasil Penelitian
7. 7. 1.
Price Earning Ratio (PER) PER adalah perbandingan anatara
harga perlembar saham (closing price)
8
dengan laba perlembar saham. Kalau
yang diperoleh
melihat PER emiten yang dijadikan sample
sebelumnya menurun sebesar 0,98%. Hal
maka memiliki PER tertinggi yaitu sebesar
ini disebabkan oleh tidak tercapainya
79,80 kali. PER rata-rata saham emiten
proyeksi sebagian besar emiten seperti
selama periode 2006 -2011 sebesar 26,09.
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Jika dikaitkan dengan gonjang ganjing
Jika
dibandingkan periode
dikaitkan
dengan
gonjang
kondisi krisis keuangan global yang terjadi
ganjing kondisi krisis keuangan global
pertengahan
yang terjadi pertengahan tahun 2007
tahun
dirasakan oleh
2007
dampaknya
perusahaan yang diteliti
dampaknya dirasakan oleh diteliti
yaitu
perusahaan
yaitu sebagian besar perusahaan tidak
yang
sebagian
besar
mencapai proyeksi. Karena proyeksi laba
perusahaan dapat bertahan dari krisis
ditentukan berdasarkan sejumah asumsi
keuangan global walaupun sebagian besar
antara lain kurs, suku bunga, inflasi,
emiten tidak mencapai proyeksi EPS.
pertumbuhan ekonomi dan sebagainya.
7.3. Dividen Payout Ratio (DPR) Dividen payout ratio (DPR) pada
Sehingga jika asumsi bergeser maka Walaupun PER
hakekatnya adalah persentase bagian laba
sebagian besar emiten tinggi, kalau keadaan
yang dibagikan kepada pemegang saham .
fundamental,
psikologis
Oleh karenanya secara empiris perlu
dinilai baik, maka saham tersebut akan
pembuktian. Untuk itu perkembangan DPR
tetap liquid dan diminati. Hal ini terbukti
emiten yang menjadi sample penelitian
dengan masuknya seluruh emiten kedalam
rata-rata 32,48.
proyeksipun bergeser.
teknikal
dan
Informasi lain yang dapat digunakan
saham-saham unggulan (blue chips). Pertumbuhan
7.2.
Laba
(Earnings
untuk memberikan diskripsi variable ini secara lebih rinci adalah sebanyak 22
Growth = EG). Pada umumnya pemegang saham
perusahaan mengalami penurunan DPR
biasa dan calon pemegang saham sangat
dari
tertarik
sedangkan
akan
EPS,
karena
hal
ini
rata-rata
sample 8
atau
86,67%
perusahaan
dapat
menggambarkan jumlah rupiah yang akan
mempertahankan DPR diatas rata-rata
diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.
sample atau 13,33% Kalau dilihat rata-rata
Rata-rata pertumbuhan per lembar saham
DPR dari tahun 2007 sebesar 30,058
emiten
mengalami penurunan rata-rata DPR pada
selama
enam
tahun
(periode
penelitian) -0,98%. Artinya pertumbuhan
tahun
laba saham-saham blue chips di Bursa Efek
mendapatkan informasi tentang dividen
Indonesia menurun, maka tambahan laba
yang akan dibayar, maka hal ini sangat
2011 sebesar
28,027.
Dengan
9
berarti bagi investor dalam memilih saham
Kenaikan penggunaan hutang pada struktur
mana yang akan dibeli.
modalnya, relative stabil selama periode
7.4. Standar Deviasi Pertumbuhan Laba
pengamatan.
(SD.EG).
dikatakan bahwa emiten terus menambah
SD. EG adalah mengukur seberapa
hutang
Dengan
untuk
begitu
membiayai
dapat
operasi
besar penyimpangan tingkat pertumbuhan
perusahaan dalam melakukan ekspansi baik
laba emiten. Rata-rata pertumbuhan laba
untuk investasi maupun modal kerja.
saham-saham blue chips di BEI adalah
7.6. Return On Equity (ROE)
sebesar 57,49%, artinya dengan melihat rata-rata pertumbuhan laba saham blue chips di BEI maka penyimpangan nilai yang
diharapkan
diperoleh
dengan
adalah
nilai
sebesar
yang
57,49%.
Sedangkan jika dilihat pada perkembangan standar deviasi pertumbuhan laba saham blue chip selama periode pengamatan mengalami peningkatan
perbandingan antara jumlah total hutang aktiva.
Hal
ini
menggambarkan seberapa besar emiten menggunakan
hutang
dalam
struktur
modalnya. Bagi investor, FL merupakan proxi
resiko
financial,
karena
FL
merupakan penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap. Perkembangan ratarata FL saham blue chips di BEI selama periode
pengamatan
mengalami
peningkatan dari tahun ketahun, yaitu 48,50%, 53,31%, 59,14% dan 65,48%. Jadi setiap tahun selama periode pengamatan ada pertambahan penggunaan hutang dalam struktur modal lebih kurang 6% per tahun. 10
perbandingan
antara
keuntungan bersih yang dihasilkan dengan modal
sendiri
perkembangan
(equity).
pertahun
tingkat
Rerata ROE
sample penelitian selama kurun waktu 2006 sampai 2011 sebesar 22,7624. Informasi lain yang dapat digunakan untuk memberikan diskripsi variable ini
perusahaan mengalami penurunan ROE
Financial leverage (FL) merupakan
total
adalah
secara lebih rinci adalah sebanyak 20
7.5. Financial Leverage (FL).
dengan
ROE
dari rata-rata sample atau 66,67% % sedangkan
10
perusahaan
dapat
mempertahankan ROE diatas rata-rata sample atau 33,33%. Kalau dilihat rata-rata ROE dari tahun 2007 sebesar 31,042 mengalami penurunan rata-rata ROE pada tahun 2011 sebesar 16,0606 atau turun sebesar 51,74%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa saham-saham blue chips di BEI pun tidak luput dari dampak krisis ekonomi moneter yang terjadi pertengahan tahun 2007.
SIMPULAN DAN SARAN
overvalue.
Simpulan
maka dugaan bahwa saham-saham
1. Melihat hasil uji statistik
Berdasarkan hasil ini,
blue chips di BEI nilainya belum
selama
periode pengamatan maka secara
menunjukkan
parsial variabel financial leverage
terbukti.
nilai
yang
wajar
berpengaruh signifikan dengan arah
Saran-saran
negative terhadap price earning rati,
1. Dalam melakukan investasi di BEI,
pada
tingkat
sedangkan
signifikansi
dividen
payout
sebaiknya
5%,
pemodal
mempertimbangkan
rasio
aspek-aspek
berpengaruh positif pada tingkat
fundamental. Karena setinggi apapun
signifikansi 10%. Secara bersama-
fluktuasi harga saham yang terjadi
sama
eksplanatori
karena faktor psikologis, akan tetapi
terhadap
dasar dan titik awal penilaian tetap
variable
berpengaruh
nyata
pada performance perusahaan.
variabilitas price earning rasio pada taraf nyata 5%, tetapi model yang digunakan
hanya
2. Emiten perlu juga memperhatikan dengan
mampu
sungguh-sungguh
kondisi
menjelaskan kondisi sesungguhnya
pemodal dan kebijakan dividen yang
sebesar
akan dibayarkan kepada pemodal,
25 %.
karena semua informasi itu akan segera
2. Berdasarkan nilai koefisien beta dan financial
direspon
leverage merupakan variable yang
pemodal.
korelasi
parsial,
maka
mempunyai pengarh dominan (paling
3.
oleh
pemilik
saham
/
Penelitian tentang PER ini dapat
menentukan) terhadap variabilitas
dilanjutkan oleh peneliti lain, karena
price earnig rasio dengan arah
penelitian ini hanya terbatas pada
pengaruh negative, berarti dugaan
karakteristik saham-saham blue chips.
bahwa variable pertumbuhan laba
Dengan demikian disarankan kepada
yang berpengaruh dominan tidak
peneliti selanjutnya untuk melihat
terbukti.
karakteristik lain seperti growth stock,
3. Dengan perhitungan PER caculated
defensive stock, cyclical stock dan
(hasil regresi) untuk data variable
income stock.
Sehingga diharapkan
eksplanatori kemudian dibandingkan
menambah wawasan dan kesimpulan
dengan PER senyatanya diperoleh
yang lengkap.
hasil ada 20 emiten nilai sahamnya undervalue, sehingga
10
emiten 11
DAFTAR RUJUKAN Anonymous, 2006, 2007, 2008, 2009. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta. Agus Sartono, 1996 Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi Tiga, BPFE, Yogyakarta. Anoraga, Panji & Ninik Widianti, 2000 Pasar Modal Keberadaan dan Manfaatnya Bagi Pembangunan, Penerbit PT. Rineka Cipta, Cetakan ke-empat, Jakarta. Bodie, Kane, dan Marcus. 2005. Invesment. Sixth Edition. Mc. Graww Hill. America, New York. Brigham, Eugene F. And Louis C. Gapenski, 1996 Financial Mangement Theory and Practice, Sixth Edition, The Dryden Pressa, Harcour Brace Jovanovich College Publisher. Cooper, Donald dan C. William Emory, 1996 Meode Penelitian Bisnis, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1995 Ekonometrika Dasar, Erlangga , Jakarta.
12
Gonedes, N. J., 1978, “Corporate Signaling, External Accounting, and Capital Market Equilibrium : Evidence on Dividends, Income, and Extraordinary Items”, Journal of Accounting Research, 16(1). Hampton, John J, 1989 Financial Decesion Making, Consept, Problem, Cases, Fouth Edition, Prentice Hall, Inc, Englewood Clifs, New Jersey. Husnan, 1996. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2. Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Koetin, E.A. 1997 Suatu Pedoman Investasi Dalam Efek di Indonesia, Diterbitkan bersama U.S. Agency for International Development Financial Market Project. Tim Bursa Efek Jakarta 2007. Mekanisme Transaksi Efek Analisa Fundamental dan Analisa Tehnikal, Bursa Efek Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, 2006 Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal (Pengetahuan Dasar), Penerbit , Jumalindo Aksara, Grafika-Jakarta.