KOMPETITIF Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang
DAFTAR ISI Human Capital Management Sebagai Suatu Sistem Yang Dirancang Untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif Yang Berkelanjutan Prof.Dr.H.Sulbahri Madjir,SE.MM 1 -11 Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Dosen Perguruan Tinggi Swasta Di Palembang H.Roy Yan Effendi,SE.MSi______ ___12 - 29 Pengaruh Analisa Kekayaan Bersih Wajib Pajak Badan Dengan Beban Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Timur Sugiharto,SE.MSi 30 - 40 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Jayakarta Daira Palembang Salman,SE.MP __ ________41 – 47_ Analisa Laporan Keuangan PT.PLN (Persero) Cabang Palembang Rayon Riva’i Sebagai Dasar Menilai Kondisi Kinerja Manajemen Titi Suelmi,SE.Ak.MM____________ __48- 60__ Pengaruh Pengawasan dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang Syahyuni,SE.MM ________61 – 73_ Evaluasi Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palembang Yancik Syafitri,SE.MSi __74- 89__ Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Serta Upah Terhadap Prestasi Kerja karyawan (Studi kasus di PT Bradjamusti Citra Nusantara Branch Office Riau) M.A.Baidowi,SE.MM____________ __90 - 101 Analisis Pengendalian Intern Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) Dalam Hubungannya Dengan Penetapan Resiko Kredit Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Sudirman Palembang. Lili Syafitri,SE.Ak.MSi___________ __102 – 113 Hubungan Gaya Kepemimpinan Dekan Dengan Semangat Kerja Dosen Dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang. Muhammad Said,SE.MSi____________ _114- 126_
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) CABANG PALEMBANG RAYON RIVAI SEBAGAI DASAR UNTUK MENILAI KONDISI KINERJA MANAJEMEN Titi Suelmi *) ______________________________________________________________________ ABSTRACT This research mainly discuss about financial ratios to be used as basis for decision making by the concerned parties of PLN Company. The objective of this research is to acquire company’s finantial ratios in order to evaluate management performance which in turn will be used as decision making basis. After a thorough study, research shows that company’s liquidity ratio as a whole concluded as liquid, seen from the increase of PLN Company’s laverage factor every year. Profitability ratio of PLN Company is categorized as healthy, and activity ratio shows a sign of healty company condition. Key Word : management performance, Profitability ratio, activity ratio
A. PENDAHULUAN
pula. Salah satu fungsi operasional
PT. PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
berperan
kehidupan
aktif
atas
masyarakat
tatanan
luas
pada
umumnya, dan oleh sebab itu PT. PLN (Persero) tentu saja mendapat sorotan lebih dimata pemerintah secara khusus, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Tetapi secara umum yang dilihat adalah kondisi keuangan dan prestasi manajeman, baik itu manajemen dalam melayani
konsumen
manajemen
internal.
perusahaan
untuk
perusahaan tersebut melaksanakan
maupun Dan
setiap
mencapai
tujuan
maka
fungsi
haruslah
operasional
dengan baik agar dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik *) Dosen FE UTP 48
tersebut adalah fungsi keuangan, yang dalam hal ini ditujukan untuk mencari dan memperoleh sumber dana yang kemudian dapat mengalokasikan dana tersebut agar dapat memberi tingkat pengembalian yang optimal. Laporan PT.PLN
keuangan
(Persero)
suatu
merupakan
interpretasi kondisi keuangan suatu PT.PLN
(Persero)
selama
periode
tertentu,
sehingga
fungsi
laporan
keuangan memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan
keuangan
mencakup
pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran
yang berarti dan berguna dalam proses
hasil dari suatu permasalahan yang
pengambilan keputusan
ingin dipecahkan. Dalam hal ini, adalah
Berdasarkan
latar
belakang
bagaimana
telah
diuraikan
manajemen PT. PLN (Persero) selama
diatas yaitu dasar penilaian kondisi
periode penelitian, oleh karena itu tidak
keuangan
diperlukan pengujian secara statistik.
permasalahan
yang
dan
prestasi
manajemen,
maka dapat dirumuskan permasalahan
kinerja
2. Instrument Penelitian
yaitu :
Instrument penelitian adalah alat
Bagaimanakah kinerja manajemen PT. PLN (Persero), Cabang Palembang Rayon
perkembangan
Rivai
ditinjau
dari
rasio
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dari sumber data untuk dijadikan sebuah
likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan
sampel.
leverage?
Instrument
Untuk
mengetahui
kinerja
Dalam yang
penelitian digunakan
dokumen-dokumen
manajemen setiap tahunnya mulai dari
catatan-catatan
tahun 2006 sampai 2010 pada PT. PLN
peneliti.
ini. adalah
perusahaan
yang
serta
dimiliki
oleh
(Persero) Cabang Palembang Rayon Rivai yang ditinjau dari rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan leverage.
3. Teknik Analisis Data Teknik
analisis
yang
penulis
gunakan dalam pembahasan analisis laporan
B. METODE PENELITIAN
likuiditas, 1. Rancangan Penelitian
diteliti, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu melakukan yang
cermat
aktivitas,
ditinjau
dari
leverage,
dan
profitabilitas pada PT.PLN (Persero)
Ditinjau dari permasalahan yang
pengukuran
keuangan
terhadap
Cabang Palembang Rayon Rivai adalah dengan menggunakan teknik analisis ini diharapkan akan lebih baik dan akurat, yaitu:
fenomena sosial tertentu tetapi tidak a. Teknik Analisis Kuantitatif
melakukan pengujian hipotesa. Dari pengertian diatas, maka dalam penelitian ini tidak digunakan suatu hipotesa karena penelitian hanya menggambarkan,
menerangkan
atau
membuat prediksi serta mendapatkan
Yaitu melakukan analisis dengan perhitungan angka-angka terhadap rasio keuangan
perusahaan,
berdasarkan
laporan keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Palembang Rayon Rivai berupa
49
neraca dan laba rugi dari tahun ke tahun. Dalam hal ini metode yang digunakan untuk menganalisis laporan
C. HASIL
DAN
PEMBAHASAN 1. Rasio Likuiditas
keuangan perusahaan, yaitu : 1) 2) 3) 4)
PENELITIAN
Likuiditas merupakan kemampuan
Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas Rasio Leverage Rasio Profitabilitas
perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya keadaan
b. Teknik Analisis Kualitatif Yaitu menganalisis dan menilai
perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi
semua fakta yang ada atau data yang
jika
diperoleh dari objek penelitian secara
membayar, maka perusahaan dikatakan
objektif dan terarah mengenai program
dalam keadaan illikuid. Pengukuran
kerja yang ditetapkan perusahaan dan
rasio likuiditas terdiri dari:
faktor-faktor diluar perusahaan serta pengaruhnya terhadap posisi keuangan berdasarkan
dengan
teori-teori
dan
ketentuan yang berlaku secara umum.
perusahaan
tidak
mampu
a. Current Rasio Current kemampuan
rasio
menunjukkan
perusahaan
untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk
kesanggupan
memenuhi
mengetahui kewajiban
jangka pendek. Aktiva Lancar Current Rasio =
× 100% Kewajiban Lancar
Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Current Rasio (%) 2006 21.095.443.793 1.437.931.331 1.467,07 2007 24.640.589.884 1.913.000.218 1.288,06 2008 29.155.592.246 9.094.325.555 320,59 2009 26.528.309.828 10.465.779.967 253,47 2010 25.315.592.768 5.374.049.032 471,07 Dari perhitungan current rasio penurunan tiap tahunnya. Dalam hal ini,
50
perusahaan, secara keseluruhan nilai
hasil perhitungan nilai current rasio
current rasio cenderung mengalami
pada PT. PLN (Persero) berada diatas 1.
Rasio ini menyebabkan
Artinya, PT.PLN (Persero) telah mampu untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
kemampuan perusahaan untuk
Untuk penjelasan lebih rinci tentang
membayar hutang lancar dengan aktiva
b.
lancar yang lebih likuid.
Quick Ratio Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio =
× 100% Hutang Lancar
Tahun
Aktiva Lancar
Persediaan
Hutang Lancar
2006 2007 2008 2009 2010
21.095.443.793 24.640.589.884 29.155.592.246 26.528.309.828 25.315.592.768
1.996.026.313 1.950.648.588 2.127.906.605 1.414.003.183 1.912.108.263
1.437.931.331 1.913.000.218 9.094.325.555 10.465.779.967 5.374.049.032
Dari perhitungan quick rasio nilai quick
rasio
PT.
PLN
cenderung
menurun. Nilai rasio yang tertinggi
dengan peningkatan nilai aktiva lancar dan persediaannya c. Cash Ratio
berada pada tahun 2006 karena ada peningkatan nilai aktiva lancar dan hutang lancar, tetapi nilai persediaannya cenderung menurun. Nilai rasio yang terendah berada pada tahun 2009. Rendahnya
nilai
rasio
PT.
PLN
disebabkan semakin meningkatnya nilai hutang lancar yang tidak proporsional
Quick Ratio (%) 1.328,25 1.186,09 297,19 239,96 435,49
Cash kemampuan
ratio
menunjukkan
perusahaan
yang
sesungguhnya untuk membayar hutang lancar dengan aktiva karena aktiva lancar
yang
diperhitungkan
hanya
dengan kas dan efek yang tersedia dan surat
berharga
yang
dapat
segera
diuangkan.
51
Kas + Investasi Sementara =
Cash ratio
× 100% Hutang lancer
Tahun
Kas + Investasi Sementara
2006 2007 2008 2009 2010
21.095.443.793 24.640.589.884 30.566.558.027 26.528.300.828 3.632.949.609
Pada perhitungan diatas bahwa
Hutang lancar 1.437.931.331 1.913.000.218 9.054.325.555 10.465.779.967 5.374.049.032
Hutang lancar (%) 1.467,06 1.288,05 337,59 253,47 67,60
pinjaman yang digunakan, sehingga
perusahaan ini tidak mempunyai surat
resiko
berharga
perusahaan semakin besar. Pengukuran
dalam
aktiva
lancarnya
sehingga untuk perhitungan cash ratio hanya menggunakan kas dan investasi sementara,
dimana
didalam
keuangan
yang
rasio leverage terdiri dari: a. Total Debt to Total Asset Ratio
aktiva
Rasio
ini
digunakan
untuk
lancarnya nilai investasi sementara juga
mengukur presentase besarnya dana
nol maka perhitungan cash ratio hanya
atau modal yang berasal dari pinjaman.
menggunakan kas.
Semakin
tinggi
tingkat
2. Rasio Laverege
semakin
tinggi
resiko
Semakin besar tingkat leverage
perusahaan.
perusahaan, akan semakin besar jumlah Total Kewajiban Total Debt to Total Asset Ratio =
× 100% Total Aktiva
52
dihadapi
Tahun
Total Kewajiban
Total Aktiva
2006 2007 2008 2009 2010
574.176.462.951 415.081.355.060 355.596.865.629 103.770.472.060 195.187.637.156
791.655.063.209 728.264.348.622 820.444.481.752 819.555.235.782 300.010.296.437
Total Debt to Total Asset Ratio (%) 72,52 56,99 43,34 12,66 65,06
rasio
ini,
keuangan
Dari perhitungan total debt to asset
dengan modal sendiri. Semakin tinggi
ratio perusahaan cenderung mengalami
rasio ini berarti modal sendiri yang
penurunan.
digunakan
b. Total Debt to Total Equity Ratio Rasio
ini
mengukur
digunakan
perimbangan
untuk
semakin
sedikit
dibandingkan dengan hutangnya atau kewajibannya.
antara
kewajiban yang dimiliki perusahaan
Total Debt to Equity Ratio
Total Kewajbian 100 % Total Equitas
Tahun
Total kewajiban
2006 2007 2008 2009 2010
574.176.462.951 415.081.355.060 355.596.865.629 103.770.472.060 195.187.637.156
Pada perhitungan total debt to
Total Equitas 217.498.600.258 313.182.993.562 464.847.616.123 548.938.781.037 604.822.659.281
Total Debt to Total Equity Ratio (%) 263,99 132,53 76,49 18,90 32,27
3. Rasio Profitabilitas
total equity ratio ini menunjukkan nilai rasio perusahaan mengalami penurunan dan peningkatan.
a. Operating Profit Margin Rasio ini menunjukkan berapa besar biaya operasi untuk setiap rupiah penjualan, dimana semakin besar rasio ini semakin buruk kondisinya bagi perusahaan.
53
Operating Profit Margin =
Keuntungan sebelum Bunga dan Pajak × 100% Penjualan Bersih
Keuntungan sebelum Bunga dan Pajak 215.699.777.758 311.391.476.923 465.471.615.765 545.190.776.073 604.421.808.227
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Operating Profit Margin (%) 57,18 63,57 77,48 81,13 77,64
Penjualan Bersih 377.184.442.405 489.787.875.568 600.739.799.632 671.998.273.597 778.484.262.357
Dari perhitungan diatas dapat
100%. Hal ini menunjukan bahwa
dilihat bahwa operating profit margin
kondisi perusahaan kurang baik dalam
PT. PLN (Persero) dari tahun ke tahun
mengendalikan
masih dibawah standar rasio normal
usahanya selain beban pokok penjualan.
kenaikan
beban
b. Net Profit Margin Keuntungan Sesudah Pajak Net Profit Margin =
× 100% Penjualan Bersih
Keuntungan Sesudah Pajak 217.498.600.258 313.182.993.562 464.847.616.123 548.938.781.037 604.822.659.281
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Rasio
Net
Profit
menunjukkan
Margin
377.184.442.405 489.787.875.568 600.739.799.632 671.998.273.597 778.484.262.357 ini
c. Return on investment (ROI) Rasio ini adalah cara untuk
prensentase pendapatan bersih yang
mengukur seberapa banyak laba bersih
diperoleh
yang
setiap
penjualan.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan PT. PLN dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
54
Net Profit Margin (%) 57, 66 63, 94 77,37 81,68 77,69
besar
dari
seberapa
Penjualan Bersih
bisa
diperoleh
dari
seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Laba Bersih Return on investment = Total Aktiva Tahun
Laba Bersih
2006 2007 2008 2009 2010 Dari
× 100%
217.498.600.258 313.182.993.562 464.847.616.123 548.938.781.037 604.822.659.281
perhitungan
return
Return on investment 27,473 43,004 56,658 67,723 210,601
Total Aktiva 791.655.063.209 728.264.348.622 820.444.481.752 819.555.235.782 300.010.296.437
on
4. Rasio Aktivitas
investment perusahaan nilai rasio yang
Adalah rasio yang digunakan
tertinggi terjadi pada tahun 2010, karena
untuk
nilai laba bersihnya meningkat yang
efektivitas
disertai dengan peningkatan jumlah
memanfaatkan
aktivanya. Sedangkan
nilai rasio yang
Semakin efektif dalam memanfaatkan
terendah terjadi pada tahun 2006 karena
dana, semakin cepat perputaran dana
ada penurunan nilai laba bersihnya yang
tersebut. Pengukuran rasio aktivitas
tidak
terdiri dari :
disertai
dengan
peningkatan
mengukur
seberapa
perusahaan sumber
besar dalam
dananya.
aktivanya. a. Total Assets Turnover Rasio ini menunjukkan hubungan antara penghasilan dengan aktiva yang dipergunakan selama periode tertentu. Net Sales Total Assets Turnover =
× 1 Kali Total Aktiva
Tahun
Net Sales
Total Aktiva
2006 2007 2008 2009 2010
377.184.442.405 489.787.875.568 600.739.799.632 671.998.273.597 778.484.262.357
791.655.063.209 728.264.348.622 820.444.481.752 819.555.235.782 300.010.296.437
Total Aktiva (kali) 47,64 67,25 73,22 81,99 256,48
Dari perhitungan total asset turnover
tertinggi berada pada tahun 2010 artinya
perusahaan
setiap Rp. 1,- aktiva selama satu tahun
dapat
diketahui
nilai
55
dapat menghasilkan penjualan netto
b. Receivabel Turnover
sebesar 256,48 kali dari aktiva yang
Rasio
ini
digunakan
dimiliki dan nilai rasio terendah berada
mengukur
pada tahun 2006.
piutang, dimana jika semakin cepat perputaran
efektivitas
untuk
piutang,
pengelolaan
maka
semakin
efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Penjualan Receivabel Turnover = Piutang
Dari
Tahun
Penjualan
2006 2007 2008 2009 2010
373.404.873.460 485.630.463.620 591.418.934.560 666.176.664.470 772.263.553.388
perhitungan
piutang
× 1 Kali
rasio
(receivabel
Receivabel Turnover (kali) 24,864 26,062 26,965 31, 536 42,512
Piutang 15.018.131.055 18.633.162.316 21.932.135.759 21.124.112.705 18.165.501.311
perputaran
c. Inventory Turnover
turnover)
Rasio ini merupakan indikasi
perusahaan, dapat diketahui nilai rasio
yang cukup populer untuk menilai
terbesar terjadi pada tahun 2010 yang
efisiensi
artinya dalam satu tahun rata –
memperlihatkan
rata
dana PT. PLN yang tertanam dalam piutang berputar sebesar 42,512 kali.
operasional, seberapa
pada persediaan.
pada tahun 2006 . Penjualan Bersih Inventory Turnover =
× 1 kali Persediaan Rata-rata
56
Penjualan Bersih
2006 2007 2008 2009 2010
377.184.442.405 489.787.875.568 600.739.799.632 671.998.273.597 778.484.262.357
baiknya
manajemen mengontrol modal yang ada
Sedangkan nilai rasio terkecil terjadi
Tahun
yang
Persediaan Ratarata 1.996.026.313 1.950.648.588 2.127.906.605 1.414.003.183 1.912.108.263
Inventory Turnover (kali) 188,96 251,08 282,31 475,24 407,13
Nilai rasio terbesar terjadi pada tahun
d. Working Capital Turnover
2009 artinya pada tahun ini lebih banyak
melakukan
Rasio
ini
menunjukkan
perputaran
banyaknya penjualan ( dalam rupiah )
persediaan yang ada sebesar 475,24 kali
yang dapat diperoleh perusahaan untuk
selama satu tahun.
tiap
rupiah
modal
kerja.
Penjualan Neto Working Capital Turnover =
Aktiva Lancar – Utang Lancar
× 1 Kali
Tahun
Penjualan Neto
Aktiva Lancar
Utang Lancar
2006 2007 2008 2009 2010
377.184.442.405 489.787.875.568 600.739.799.632 671.998.273.597 778.484.262.357
21.095.443.793 24.640.589.884 29.155.592.246 26.528.309.828 25.315.592.768
1.437.931.331 1.913.000.218 9.054.325.555 10.465.779.967 5.374.049.032
Dari perhitungan working capital
Working Capital Turnover (kali) 19,187 21,55 29,885 41,836 39,038
terhadap variabel pengukuran
turnover perusahaan dalam hal ini
current ratio, cash ratio dan quick
perputaran modal kerja lebih banyak
ratio dapat disimpulkan sbb:
melakukannya pada tahun 2010, yaitu
a. Pada variabel current ratio dapat
sebesar 39,038 kali dan perputaran
dikatakan PT. PLN mengalami
modal kerja lebih sedikit melakukannya
penurunan yang signifikan pada
pada tahun 2006
tiap
5. Analisa
Kinerja
Manajemen
Perusahaan a. Penilaian Kinerja Manajemen PT. PLN ( Persero ) Cabang Palembang Rayon Rivai berdasarkan Rasio Likuiditas
tahunnya
dan
mempengaruhi
ini tingkat
kesehatan perusahaan. b. Pada
variabel
cash
ratio
penurunan pada tiap tahunnya tidak terlalu signifikan seperti current ratio. Penilaian kriteria
Secara umum, jika mengkaji penilaian kinerja manajemen PT. PLN berdasarkan rasio likuiditas
tingkat kesehatan bila ditinjau dari variabel cash ratio, PT. PLN dapat dikatakan sehat.
57
c. Pada
variabel
quick
ratio
sehat (terletak pada grade AAA)
pertumbuhan pada tiap tahunnya
yang artinya nilai total skor (TS)
tidak merata. Penilaian kriteria
PT. PLN lebih besar dari 95.
tingkat kesehatan PT. PLN bila ditinjau dari variabel quick ratio, PT. PLN dapat dikatakan sehat (
c. Penilaian Kinerja Manajemen PT. PLN (Persero) Cabang Palembang Rayon Rivai berdasarkan Rasio Profitabilitas
terletak pada grade AAA ) yang artinya TS lebih besar dari 95. b. Penilaian Kinerja Manajemen PT. PLN (Persero) Cabang Palembang Rayon Rivai berdasarkan Rasio Leverage
Secara keseluruhan jika dilihat kinerja
manajemen
berdasarkan terhadap
PT.
PLN
rasio
profitabilitas
variabel
pengukuran
operating profit, net profit margin Secara keseluruhan jika dilihat
dan return on investmen dapat
kinerja manajemen PT. PLN
disimpulkan bahwa nilai rasio tiap
berdasarkan rasio laverage terhadap
tahunnya mengalami peningkatan.
variabel pengukuran total debt to
Jika
asset ratio dan total debt to total
pengukuran operating profit dan
equity ratio dapat disimpulkan sbb:
net profit margin, tingkat kesehatan
a. Pada variabel total debt to asset
PT. PLN dikatakan sehat ( terletak
ratio PT. PLN pada tahun 2010
pada grade A) yang artinya nilai
mengalami
kenaikan
sebesar
dilihat
dari
variabel
Total Skor (TS) PT. PLN 65 < TS <
65,06. Hal ini menyebabkan
= 80. Pada variabel pengukuran
tingkat
return
kesehatan
PT.
PLN
on
investmen
terjadi
kurang sehat ( terletak pada
Peningkatan nilai rasio terbesar
grade B ) yang artinya nilai
pada
Total Skor (TS) PT. PLN 30 <
menyebabkan tingkat kesehatan PT.
TS < = 40
PLN sehat (terletak pada grade
tahun
2010,
hal
ini
AA) yang artinya nilai Total Skor b. Pada variabel total debt to equity
(TS) PT. PLN 80 < TS < = 95.
ratio PT. PLN pada tahun 2010 mengalami
kenaikan
sebesar
32,27%. Hal ini menyebabkan tingkat
58
kesehatan
PT.
PLN
d. Penilaian Kinerja Manajemen PT. ( Persero) Cabang PLN Palembang Rayon Rivai berdasarkan Rasio Aktivitas
Secara umum, jika mengkaji penilaian kinerja manajemen PT. PLN berdasarkan rasio aktivitas
yang kiranya dapat diangkat sebagai kesimpulan dan saran yaitu : Simpulan
terhadap variabel pengukuran total assets
turnover
dan
inventory
turnover dapat disimpulkan sbb:
1. Dari faktor likuiditasnya, PT. PLN
(Persero)
dari
dapat
dikatakan likuid. Hal ini terlihat a. Pada
variabel
total
assets
dari nilai current rasio setiap
turnover PT. PLN mengalami
periodenya ( 2006 – 2009 yang
peningkatan
menunjukkan
yang
signifikan
pada tiap tahunnya dan ini
likuiditas
mempengaruhi
tersebut tinggi
tingkat
bahwa
untuk
posisi
lima
tahun
kesehatan perusahaan. PT. PLN dapat dikatakan sehat ( terletak pada grade A ) yang artinya Total Skor (TS) PT. PLN 65 <
2. Dilihat dari faktor laverage PT. PLN
mengalami
peningkatan
tiap tahunnya, kenaikan rasio laverage PT. PLN terhadap 2
TS < = 85.
(dua) variabel pengukuran yaitu b. Pada variabel inventory turnover PT.
PLN
mengalami
peningkatan tiap tahunnya, hal ini
disebabkan
jumlah
menurunnya persediaannya.
Peningkatan ini mempengaruhi
Total Debt Total Asset Rasio dan Total Debt Total Equity Rasio rata-rata sebesar 49,99 (selama kurun waktu 2006 – 2010 ), hal ini membuat PT. PLN pada posisi kurang sehat.
tingkat kesehatan perusahaan. PT. PLN dapat dikatakan sehat (terletak pada grade AAA) yang artinya nilai Total Skor (TS) PT.
3. Tingkat rasio profitabilitas pada PT. PLN sudah dapat dikatakan sehat.
Hal
meningkatnya
PLN lebih besar dari 95.
Investment D. SIMPULAN DAN SARAN Didalam
pelaksanaan
ini
dilihat Return
(ROI)
dari On setiap
tahunnya. Ini terjadi karena PT. serta
PLN mampu mendapatkan laba
kegiatan sehari-harinya penulis dalam
melalui kemampuan dan sumber
hal ini memberikan masukan setelah
yang
melakukan observasi pada PT. PLN
penjualan, modal dan aktiva
ada
seperti
kegiatan
59
totalnya,
meskipun
belum
selain itu perusahaan juga harus
optimal.
aktif dalam berbagai kegiatan baik kegiatan operasi, investasi
4. Dari Rasio aktivitas perusahaan menunjukkan
dan
walaupun
pendanaan
perusahaan masih mengalami
pengelolaan
kerugian tetapi perusahaan dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin
menurunkan tingkat kerugian yang
dialami
perusahaan.
4.
aktiva
sehingga dapat
Meskipun PT. PLN mengalami kerugian tiap tahunnya, PT. PLN
Penggunaan
asset
untuk
harus lebih berani lagi menggali
memperoleh
penjualan
sudah
potensi diri dengan memacu
namun
semua aspek yang ada didalam
lebih
dengan itu dapat dicari solusi
cukup
efesien
perusahaan
harus
meningkatkan penjualan yang
pengurangan rugi.
lebih besar dari pada kenaikan persediaan atau aktiva tetap. Saran – saran 1.
DAFTAR RUJUKAN
PT.
PLN
hendaknya
mempertahankan bahkan perlu meningkatkan
mutu
kinerja
manajemen perusahaan dengan koordinasi staf manajemen. 2.
PT.
PLN
hendaknya
dapat
memilih bentuk pola keuangan yang sesuai dan tepat dengan kebutuhannya. nantinya pada
Yang
sangat
resiko
mana
berpengaruh
keuangan
yang
dihadapi perusahaan 3.
Djarwanto PS, 2002, Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, edisi kedua, Penerbit : BPFE- UGM Gajah Mada ; Yogyakarta Hendra Raharjaputra, 2009, Manajemen Keuangan Dan Akuntansi, Penerbit : Salemba Empat ; Jakarta Komaruddin Ahmad, 2002, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, Penerbit : Rineka; Jakarta
PT. PLN sebaiknya berusaha menekan biaya oprasional agar perusahaan
mendapat
laba
operasional yang lebih baik lagi,
60
Agnes Sawir, 2005, Analisiss Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Riyanto, Bambang, 2008, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan, edisi nke 4, cetakan kedelapan, Penerbit BPFE- UGM Gajah Mada; Yogyakarta