e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN AKUNTABLITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA ORGANISASI PUBLIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG 1Komang
1I
Sri Wirnipin Made Pradana Adiputra, 2Gede Adi Yuniarta Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail : {
[email protected] ,
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti secara empiris pengaruh komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja organisasi publik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur dengan menggunakan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng bagian akuntansi, keuangan, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang, pendidikan dan pelatihan, umum dan sumber daya manusia, PPI, dan perlengkapan. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Teknik analis data yang digunakan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas dan regresi linear berganda. Data analisis dengan menggunakan software SPSS versi 19. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja organisasi publik, 2) budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja organisasi publik, 3) akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja organisasi publik, 4) komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap kinerja organisasi publik
Kata kunci : Komitmen organisasi, budaya organisasi, akuntabilitas publik, kinerja organisasi publik Abstract The objective of the study was to observe empirically the effect of the organization commitment. This study is a quatitatively designed by collected its data from the primary sources by using questionnaire which then measured based on Likert scaes. The population of the study involved all the staff members or government employees working at the financial section, medical services, nursing services, support services, training and education, general, and human resources, PPI, and equioment, from which 80 respondents were determined as the samples. The data were analyzed gradually such as validity test, reliability test, normality test, multikoliniarity test, heteroskedastistic test and multiple linear regression supported by SPSS version 19 software. The results of the study indicated that 1) the organization commitment had a positive and significant effect partially on the public organization performances, 2) organization culture had a positive and significant effect partially on the public organization performances, 3) public
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015) accountability had a positive and significant effect partially on the public organization performances, 4) organization commitment, organization culture, and public accountability had a positive and significant effect simultaneously on the public organization performances.
Key words: organization commitment, organization culture, public accountability, public organization performances
PENDAHULUAN Kesehatan bagi masyarakat telah menjadi suatu kebutuhan yang utama. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat akan nilai-nilai kesehatan. Hal ini menjadikan lembaga kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas akan pelayanan jasa kesehatan yang lebih baik. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya terjangkau dilakukan pemerintah daerah dengan perbaikan secara terusmenerus (continous improvement) baik dalam bidang administrasi, pelayanan, teknologi kesehatan dan sebagainya. Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Penilaian kinerja pada organisasi publik sangat penting untuk dilakukan, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penilaian kinerja tersebut digunakan menilai keberhasilan kinerja sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Selain itu, penilaian kinerja pada organisasi publik digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pada periode yang lalu, untuk digunakan sebagai dasar penyusunan strategi organisasi selanjutnya. Kondisi ini mendorong organisasi publik untuk dapat mengelola jasa pelayanan publik secara baik dan bertanggung jawab. Sebab, apabila dikelola secara baik dan bertanggung jawab, organisasi publik tersebut akan memberikan kontribusi pemasukan kepada kas daerah, yang nantinya akan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan organisasi yang profesional sehingga mampu menciptakan suatu organisasi
publik yang berorientasi pada value for money (efectifity, efficiency, economy) (Mardiasmo, 2004). Value for money akan dapat terwujud jika didukung adanya komitmen semua individu dalam organisasi atau yang sering disebut komitmen organisasi (Robbins, 2007). Komitmen organisasi adalah komitmen yang diciptakan oleh semua komponen-komponen individual dalam menjalankan operasional organisasi. Komitmen tersebut dapat terwujud apabila individu dalam organisasi, menjalankan hak dan kewajiban mereka sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam organisasi, karena pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil kerja semua anggota organisasi yang bersifat kolektif. Jika komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang setia, dan mampu bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada kinerja organisasi selain komitmen organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi yang baik tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (dalam Andiza, 2014) yang mengemukakan bahwa kualitas pelayanan sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satunya adalah budaya organisasi dan cara pengorganisasiannya. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota organisasi, sehingga jika budaya organisasi suatu rumah sakit baik, maka tidak mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula (Tjiptono dalam Andiza, 2014). Dalam konteksnya sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa pelayanan publik Rumah Sakit Umum Daerah dalam pengelolaanya juga harus melakukan transparansi dan akuntabilitas publik.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Akuntabilitas publik adalah pemberian informasi kepada publik dan konstituen lainnnya yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder) (Mahmudi dalam Desmiyawati dan Wulan, 2012). Akuntabilitas publik juga terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai apa yang telah, sedang dan direncanakan akan dilaksanakan organisasi publik. Peran pemerintah dalam menyusun akuntabilitasnya harus transparan dan dapat menyediakan informasi tentang pengelolaan program-program pembangunan. Tingkat keberhasilannya secara luas yang mudah diakses, diketahui, dan dievaluasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti masyarakat luas, hal tersebut untuk perbaikan program dan strategi pemerintah kearah yang lebih baik. Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas manusia, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan pegawai yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi. Dalam meningkatkan kinerja pegawai diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan memperhatikan kebutuhan dari para pegawai, diantaranya adalah terbentuknya budaya organisasi yang baik dan terkoordinasi. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng yang merupakan salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan. RSUD Kabupaten Buleleng semakin menujukkan komitmen dalam mewujudkan visinya, menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat dengan memberikan pelayanan berkualitas dan profesional, memaksa pihak RSUD Kabupaten Buleleng untuk selalu memperbaiki kinerjanya, agar selalu dapat menambah kepercayaan masyarakat atas RSUD Kabupaten Buleleng. Dengan melihat RSUD Kabupaten Buleleng sebagai rumah sakit daerah yang ada di Kabupaten Buleleng dan bertugas memberikan pelayanan yang baik dan
layak kepada masyarakat, tentunya pihak manajemen rumah sakit telah berusaha untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan memperbaiki kinerja manajemen yang telah dijalankan selama ini. Namun untuk mengetahui manajemen rumah sakit berjalan dengan baik tidak hanya dilihat dari kunjungan pasien atau tingkat pendapatan yang telah diterima oleh pihak rumah sakit. Kinerja manajemen rumah sakit dilihat juga dari komitemen organisasi, budaya organisai dan akuntabilitas publik. Komitmen itu salah satunya diwujudkan dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dilingkungan RSUD Kabupaten Buleleng. Penguatan SDM kesehatan bertujuan untuk memaksimalkan sumber-sumber daya lainnya seperti sarana dan prasarananya. Setiap individu yang tergabung di dalam sebuah organisasi memiliki budaya yang berbeda, disebabkan mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda, namun semua perbedaan itu akan dilebur menjadi satu di dalam sebuah budaya yaitu budaya organisasi, untuk menjadi sebuah kelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. RSUD sebagai organisasi publik yang bergerak di bidang jasa pelayanan publik dalam pengelolaannya melakukan transparansi dan akuntabilitas publik, dalam hal ini organisasi dapat menyediakan informasi tentang pengelolaan program-program pembangunan, tingkat keberhasilan secara luas yang mudah diakses, dievaluasi dan mampu menjawab kekhawatiran para stakeholder dan pengguna informasi lainnya. Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang mampu dan mau melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat dan mengutamakan transparansi dan akuntabel dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu RSUD menetapkan program prioritas untuk meningkatkan kinerja kelembagaan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Kinerja organisasi di lingkungan RSUD memfokuskan pada faktor internal yang lebih didasarkan pada presepsi dari anggota-anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperoleh data historis yang objektif yang digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja. Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik, (2) apakah budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik, (3) apakah akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik, (4) apakah komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik berpengaruh simultan terhadap kinerja organisasi publik. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja organisasi publik. Konsep tentang komitmen organisasi berkembang pada studi awal mengenai loyalitas individu yang diharapkan ada pada diri karyawan. Keterikatan kerja yang sangat erat merupakan suatu kondisi yang dirasakan para karyawan, sehingga menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimiliki. Menurut steer (1983) dalam Rizki (2011) suatu bentuk ikatan kerja yang kuat bukan bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan pelaksanaan tujuan organisasi. Berarti karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan melakukan segala usaha agar dapat mencapai tujuan organisasi. Apabila tujuan organisasi tercapai maka kinerja organisasi akan menjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2006) menyimpulkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Ivano (2009) yang menyatakan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Berdasarkan hasil studi sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H1: Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Budaya organisasi adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdulah dan Herlin (2010) menunjukkan hasil analisis data dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa pengaruh budaya organisasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Berdasarkan hasil studi sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H2: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Menurut (Akbar dalam Arifin, 2012) akuntabilitas publik merupakan hasil dari suatu entitas kedalam bentuk fungsinya, program dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (public disclosure), dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan. Tuntutan keterbukaan dalam proses manajemen keuangan daerah di era kebijakan otonomi, membutuhkan pola akuntabilitas publik melalui pembangunan sistem akuntansi pemerintahan memberikan peluang terhadap peningkatan penyediaan informasi yang handal dan akurat serta berorientasi pada peningkatan tolok ukur kinerja dalam memberikan pelayanan publik yang maksimal, dan merupakan proses pertanggung jawaban (stewardship and accountability process), manajerial dan unsur pengendalian manajemen di pemerintah daerah. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andiza (2014)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
menunjukkan akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Pengaruh tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas publik memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja organisasi publik. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H3: Akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Kinerja organisasi publik dinilai dari bagaimana anggota-anggota dalam organisasi sektor publik berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik dengan mendayagunakan sumber daya yang ada di organisasinya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, disamping juga akan menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi karyawan terhadap organisasi. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung kepada keberhasilannya dalam menciptakan budaya organisasi yang khas sebagai bagian dari rencana strategik. Menurut Moelyono Djokosantoso dalam Rizal (2012) adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja organisasi yang dapat dijelaskan bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi makin baik kinerja organisasi tersebut. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masingmasing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula. Akuntabilitas publik adalah sesuatu yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian ukuran atau standar
penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk organisasi publik yang bersangkutan. Pada dasarnya, setiap pengambilan kebijakan publik akan berdampak pada sekelompok orang atau seluruh masyarakat, baik dampak yang menguntungkan atau merugikan, maupun langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun kebijakan publik harus dapat mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang diambilnya. Prasetyono dan Kompyurini (2008) melakukan penelitian tentang analisis kinerja rumah sakit daerah berdasarkan budaya organisasi, komitmen organisasi, dan akuntabilitas publik. Budaya organisasi, komitmen organisasi, dan akuntabilitas publik secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rumah sakit daerah dalam kategori kuat. Secara parsial, budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh positif dalam kategori rendah dan signifikan terhadap kinerja rumah sakit daerah, namun akuntabilitas publik berpengaruh positif dalam kategori rendah dan tidak signifikan terhadap kinerjarumah sakit daerah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah : H4: Komitmen Organisasi, Budaya organisasi dan akuntabilitas publik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan da refrensi penelitian kinerja organisasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja organisasi publik. Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi perusahaan yang mengacu pada kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan dating. METODE Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh bukti empiris, menguji, dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
mengkaji Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat dari sejumlah variabel yang diteliti. Desain penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah desain kausalitas. Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yang datanya berupa angka-angka, skor atau nilai atau pernyataan yang diangkat dan dianalisis dengan analisis statistik (Sugiyono, 2009). Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi data skor jawaban kuesioner yang terkumpul dari jumlah responden yaitu pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang langsung memberikan data pada pengumpulan data (Sugiyono, 2009). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban responden diambil dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden secara langsung. Rancangan penelitian ini akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan juga menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga desain penelitian dari tahap awal hingga tahap pelaporan hasil penelitian. Desain penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel X1, X2, X3 terhadap Y. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil bagian akuntansi, keuangan, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang, pendidikan dan pelatihan, umum dan sumber daya manusia, PPI, perlengkapan yang berjumlah 80 0rang. Penyampelan atas responden dilakukan secara purposive sampling. Menurut Firdaus (2012:32) Purposive sampling merupakan salah satu metode penentuan sampel, dimana ketika sumber data sangat terbatas atau sangat banyak, penentuan sampel dapat dilakukan dengan memilih beberapa tenaga ahli/pejabat
tertentu yang memiliki kompetesi dan kapabilitas terkait penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh pertimbangan tertentu. Dengan kata lain, purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil bagian akuntansi, keuangan, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang, pendidikan dan pelatihan, umum dan sumber daya manusia, PPI, dan perlengkapan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey (survey method), yaitu dengan teknik kuesioner yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan yang tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010:17). Dalam penelitian ini, kuesioner langsung diantarkan ke lokasi penelitian dan diberikan kepada responden. Kuesioner yang disebar berupa daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner tersebut telah ditentukan skornya berdasarkan skala Likert. Instrument penelitian merupakan media dalam pengumpulan data. Kuesioner dikatakan reliable jika jawaban responden konsisten saat diajukan pernyataan yang sama pada waktu yang berbeda. Untuk menguji kualitas data yang diperoleh dari penerapan instrument, sangat diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk kepentingan analisis, variabel-variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan sehingga tidak menghasilkan hasil pendahuluan bias dalam pengujian. Pengujian pendahuluan diperlukan karena model analisis didasarkan pada asumsi-asumsi penyederhanaan. Pengujian tersebut meliputi pengujian asumsi klasik, antara lain uji normalitas, multikolinearitas, autokolerasi, dan heteroskedastisitas.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh komitmen organisasi, budaya organisasi dan akuntabilitas publik terhadap kinerja organisasi publik, baik secara parsial maupun secara simultan. Dalam penelitian ini, data ordinal yang dikumpulkan yaitu komitmen organisasi, budaya organisasi dan akuntabilitas publik. Data ordinal yang dikumpulkan harus diubah ke bentuk interval. Adapun langkah kerja pengolahan dan analisis data ordinal menjadi interval dengan metode interval berurutan dengan menggunakan Methode of Successive Interval (MSI) untuk variabel komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik Selanjutnya dilakukan uji hipotesis yaitu uji parsial dan uji simultan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian dengan statistik deskriptif dalam penelitian di hasilkan dalam pemaparan dari hasil output spss. Dapat ditarik empat deskripsi umum. Pertama, data kinerja organisasi publik yang diperoleh dari 80 responden memiliki standar deviation sebesar 2,21 dan mean sebesar 20,63. Berpedoman pada konversi skor absolut lima dan berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner kinerja organisasi publik, nilai mean kinerja organisasi publik berkualifikasi setuju. Hal ini menunjukkan bahwa respon pegawai RSUD Kabupaten Buleleng terhadap kinerja organisasi publik lebih cenderung responnya setuju. Kedua, data komitmen organisasi yang diperoleh dari 80 responden memiliki standar deviation sebesar 1,69 dan mean sebesar 22,17. Berpedoman pada konversi skor absolut lima dan berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner komitmen organisasi, nilai mean komitmen organisasi berkualifikasi setuju. Hal ini menunjukkan bahwa respon pegawai RSUD Kabupaten Buleleng terhadap komitmen organisasi lebih cenderung responnya setuju. Ketiga, data budaya organisasi yang diperoleh dari 80
responden memiliki standar deviation sebesar 2,08 dan mean sebesar 20,88. Berpedoman pada konversi skor absolut lima dan berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner budaya organisasi, nilai mean budaya organisasi berkualifikasi setuju. Hal ini menunjukkan bahwa respon pegawai RSUD Kabupaten Buleleng terhadap budaya organisasi lebih cenderung responnya setuju. Keempat, data akuntabilitas publik yang diperoleh dari 80 responden memiliki standar deviation sebesar 2,21 dan mean sebesar 20,40. berpedoman pada konversi skor absolut lima dan berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner akuntabilitas publik, nilai mean kinerja organisasi publik berkualifikasi setuju. Hal ini menunjukkan bahwa respon pegawai RSUD Kabupaten Buleleng terhadap akuntabilitas publik lebih cenderung responnya setuju. Uji normalitas dapat dilakukan untuk melihat apakah data yang dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki residual data yang terdistribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. (Ghozali, 2010). Untuk menentukan data yang kita punya telah memenuhi uji asumsi klasik untuk normalitas dapat dilihat dengan cara grafik histogram, cukup dengan membandingkan antara data riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa data riil membentuk garis kurva yang cenderung simetris terhadap mean (0,00), berarti residual data yang digunakan dalam model regresi pada penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya kolerasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Multikolinearitas harus dihindari oleh model regresi karena hal ini dapat menyebabkan peramalan model regresi yang salah dalam mencari pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2006).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor. Model regresi yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Sebagai dasar acuannnya dapat dilihat sebagai berikut: 1) Jika nilai tolerance> 10% dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. 2) Jika nilai tolerance< 10% dan nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi, Ghozali dalam (Bagus Laksono, 2006:45). Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari ketiga varibel lebih besar dari 10% atau (0,985 > 0,1) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 atau (1,015 < 10) untuk variable komitmen organisasi, nilai tolerance variabel budaya organisasi lebih besar dari 10% atau (0,582 > 0,1) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 atau (1,718 < 10) serta nilai tolerance variabel akuntabilitas publik lebih besar dari 10% atau (0,588> 0,1) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 atau
SRESID (variabel terikat) menyebar dan tidak mempunyai pola yang teratur. Sedangkan heteroskedastisitas terjadi jika pada grafik scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang. Hasil pengujian heteroskedastisitas bahwa grafik scatterplot terlihat titik-titik scatterplot menyebar tanpa pola yang teratur serta ada beberapa titik yang menyempit dan juga ada yang melebar. Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak ada gejala heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabelvariabel bebas (independen) yaitu komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap variabel terikat (dependen) yaitu kinerja organisasi publik. Besarnya pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil regresi yang disajikan pada tabel 1. 1) Berdasarkan persamaan
Tabel 1. Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Komitmen organisasi Budaya organisasi Akuntabilitas publik
Standardized Coefficients
B 12.296
Std. Error 2.726
Beta
.378 .550 .303
.102 .108 .101
.290 .475 .304
Collinearity Statistics Tolera T Sig. nce VIF 4.452 .000 3.708 .000 .985 4.663 .000 .582 2.996 .004 .588
1.015 1.718 1.701
Sumber : Data Diolah-2015 (1,701<10). Jadi dari pemaparan hasil output spss uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model regresi penelitian ini. Heteroskedastisitas terjadi jika pada grafik scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED (variabel bebas) dan
regresi diatas, maka konstanta sebesar 12,296 menunjukkan besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X1, X2, X3, artinya apabila pengaruh variabel komitmen organisasi (X1), budaya organisasi (X2), akuntabilitas publik (X3) sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka kinerja organisasi publik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
(Y) adalah sebesar 12,296. 2) Koefisien regresi variable komitmen organisasi (X1) = 0,387, artinya jika X1 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,387 dengan anggapan variabel X1, X2, X3 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X1 dan Y, artinya apabila komitmen organisasi semakin meningkat, maka kinerja organisasi mengalami peningkatan. 3) Koefisien regresi variable budaya organisasi (X2) = 0,550, artinya jika X2 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,550 dengan anggapan variabel X1, X2, X3 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X2 dan Y, artinya apabila budaya organisasi semakin meningkat, maka kinerja organisasi mengalami peningkatan. 3) Koefisien regresi variable akuntabilitas publik (X3) = 0,303, artinya jika X3 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0,303 dengan anggapan variabel X1, X2, X3 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X3 dan Y, artinya apabila akuntabilitas publik semakin meningkat, maka kinerja organisasi mengalami peningkatan. Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik) terhadap variabel dependen (kinerja organisasi publik) atau menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. 1) Berdasarkan table 1, menunjukkan variabel komitmen organisasi memiliki thitung> ttabel sebesar 3,708>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,000< 0,05. Ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Dengan demikian hipotesis H1 yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik, diterima. 2) Berdasarkan table 1, menunjukkan variabel budaya organisasi memiliki thitung> ttabel sebesar 4,663>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,000< 0,05. Ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja organisasi publik. Dengan demikian hipotesis H2 yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik, diterima. 3) Berdasarkan table 1, menunjukkan variabel akuntabilitas publik memiliki thitung> ttabel sebesar 2,996>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,004< 0,05. Ini menunjukkan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Dengan demikian hipotesis H3 yang menyatakan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik, diterima. Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu apabila komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik secara simultan terhadap variabel dependen yaitu kinerja organisasi publik. Dengan ketentuan H0 diterima jika Fhitung < Ftabel untuk α = 5%. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5%. Diketahui Ftabel = 2,48. Dari uji ANOVA atau F – test, didapat Fhitung sebesar 29.914 dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa koefesien regresi signifikan, karena nilai Probabilitas 0,000 <0,05. Selain itu, nilai Fhitung> Ftabel (29.914> 2,84) sehingga Ha diterima. Maka, diambil kesimpulan bahwa komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi publik pada Rumah Sakit Daerah Kabupaten Buleleng dan model regresi yang digunakan dianggap layak uji. Koefisisen Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada pengujian ini dihitung besarnya koefisien determinasi (R²) yang merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat hasil analisis regresi secara keselurahan. Berdasarkan data tersebut diperoleh R sebesar 0,736. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
antara terhadap kinerja organisasi publik mempunyai hubungan yang sangat kuat. Dalam penelitian ini karena variabel bebas yang digunakan lebih dari dua variabel, maka digunakan R square sebesar 0,541 yang menjabarkan pengaruh variabel independen terhadap komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik. Variabel dependen (kinerja organisasi publik) mampu dijelaskan oleh variabel independen (terhadap komitmen organisasi, budaya organisasi, dan akuntabilitas publik). sebesar 54,1% dan sisanya (100%-54,1% = 45,9%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini nilai Standar Error of the Estimate (SEE) diperoleh sebesar 1,527. Nilai ini lebih kecil dari standar deviasi variabel kinerja organisasi publik yaitu 2,213, maka model regresi layak digunakan. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Publik Hipotesis pertama menyatakan bahwa Komitmen Organisasi (KO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja organisasi publik adalah diterima. Berdasarkan tabel 1, menunjukkan variabel komitmen organisasi memiliki thitung> ttabel sebesar 3,708>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,000< 0,05. Ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Dengan demikian hipotesis H1 yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik, diterima. Ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima sehingga terlihat bahwa komitmen organisasi yang dimiliki oleh tiap karyawan RSUD Kabupaten Buleleng memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian kinerja organisasi. Semakin baik komitmen organisasi maka kinerja organisasi publik yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Hal ini konsisten dengan teori yang dinyatakan oleh Angel dan Perry (1981), yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi yang kuat akan mendorong para individu untuk berusaha lebih keras dalam mencapai tujuan organisasi. Sehingga komitmen yang tinggi
menjadikan individu lebih mementingkan organisasi dari pada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik lagi. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Publik Hipotesis kedua menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif secara parsial kinerja organisasi publik. Berdasarkan tabel 1, menunjukkan variabel budaya organisasi memiliki thitung> ttabel sebesar 4,663>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,000< 0,05. Ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerjaorganisasi publik. Dengan demikian hipotesis H2 yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerjaorganisasi publik, diterima. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua menunjukkan pengaruh antara budaya organisasi dengan kinerja organisasi publik adalah bahwa semakin baik penerapan budaya organisasi maka kinerja organisasi publik juga akan tercapai. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dinyatakan oleh Moeljono, yang menyatakan bahwa budaya organisasi yang baik menjadi penentu atau determinan dari (1) tata kelola perusahaan yang baik, (2) terbentuk dan berkembangnya manajemen profesional, (3) kuatnya komitmen tanggung jawab sosial dari instansi terhadap lingkungannya dan (4) semangat untuk menjaga keunggulan instansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Primanda (2008) yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Fajrina (2009) yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik Hipotesis ketiga menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja organisasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
publik. Berdasarkan tabel 1, menunjukkan variabel akuntabilitas publik memiliki thitung> ttabel sebesar 2,996>1,665 dan nilai probabilitas yaitu 0,004< 0,05. Ini menunjukkan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Dengan demikian hipotesis H3 yang menyatakan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi publik, diterima. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Garnita (2008) yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Akuntabilitas dalam arti sempit dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa organisasi (atau pekerja individu) bertanggung jawab. Dalam pengertian luas akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut, sehingga didalam pemerintahan akuntabilitas hendaklah diterapkan dengan baik agar terwujudnya pemerintah yang transparan dan bertanggung jawab. Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik Komitmen organisasi, budaya organisasi dan akuntabilitas publik berpengaruh secara simultan positif terhadap kinerja organisasi publik. Dari hasil penelitian terlihat bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi publik, sedangkan budaya organisasi dan akuntabilitas publik pengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kinerja RSUD dapat lebih optimal jika di dukung adanya komitmen organisasi dan budaya organisasi serta adanya akuntabilitas publik yang baik pula. Komitmen organisasi dan budaya
organisasi yang baik dan tinggi mendorong RSUD lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini karena Komitmen organisasi dan budaya organisasi merupakan kekuatan individu dalam organisasi untuk mendukung pencapaian kinerja. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasaran hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, Komitmen Organisasi (KO) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi Publik. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel KO yaitu 0.000< 5%. Hal ini menginteprtasikan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi maka dapat meningkatkan kinerja organisasi publik. Budaya Organisasi (BO) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi Publik. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel BO yaitu 0.000< 5%. Hal ini menginteprtasikan bahwa semakin tinggi budaya organisasi maka dapat meningkatkan kinerja organisasi publik. Akuntabilitas Publik (AP) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi Publik. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel AP yaitu 0.004< 5%. Hal ini menginteprtasikan bahwa semakin tinggi Akuntabilitas publik maka dapat meningkatkan kinerja organisasi publik. Komitmen organisasi, Budaya Organisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik secara simultan dapat berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi Publik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas variasi variabel yaitu, 0.000 < 5%. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut, bagi pimpinan dan pegawai RSUD Kabupaten Buleleng mempertahankan komitmen organisasi, budaya organisasi dan akuntabilitas yang dimiliki dan bahkan meningkatkannya guna mencapai kinerja yang lebih baik. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
memperluas wilayah penelitian dan mampu mengembangkan variabel bebas.
DAFTAR PUSTAKA Abdulah dan Herlin. 2010. Pengaruh Budya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bengkulu. Makalah yang disampaikan pada Miicema 210 UKM Malaysia Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu. Andiza Z. Arifrin. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi Publik (Studi Pada Rumah Sakit Massenrempulu Kabupaten Enrekang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Desmiyawati dan Witaliza Wulan. 2012. Pengaruh Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern, Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi (Studi empiris pada Rumah Sakit Swasta di Provinsi Riau). Pekbis Jurnal Vol. 4, No.1, 2-8. Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Cetakan IV. Medan: Penerbit UNDIP. Halim, Abdul. 2006. Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi, dan iklim organisasi terhadap kinerja Pegawai, Studi pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah, JBRI Vol.2, No. 2,165-180. Ivano, Yudha. 2009. Pengaruh Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Pertanahan BPN Kota semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang
Kurniawan, Moh Rizki Nur. 2011. Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi Publik (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang M. Hanif Al Rizal. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik, Edisi III. Yogyakarta: Andi Offset. Prasetyono dan Nurul Kompyurini. 2008. Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Berdasarkan Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, dan Akuntabilitas Publik (Survei Pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur). Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 11, IAI, Pontianak. Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ________.2010. Metode Kuantitatif, Kualitatif Bandung: Alfabeta.
Penelitian dan R&D.