Edisi XXII Mei - Juli 2015 E-mail:
[email protected] Iklan dan Pemasaran: Kantor Linfokom UMK
Kisah Manis Industri Kamasutra untuk Deteksi Dirgantara Nusantara Uang Palsu
HOTLINE: 0291-438229 EXT. 158
Jendela, 10
Info Utama, 3
Kretekus, 11
Info Utama, 3
Subhanallah, Inilah Rahasia Budaya Hal, 16 Kecerdasan Kaum Perokok
Un
ive rsity
INFO MuRIA e tur Cul
www.umk.ac.id
Cerdas dan Santun
ISSN: 2088-2920
Bermula dari ‘’Lahirnya’’
Gatot Kaca
‘’Iptek memiliki nilai-nilai strategis dan urgensi dalam membangun peradaban dan kesejahteraan bangsa. Pengalaman bangsabangsa lain menunjukkan, Iptek dapat menjadi tulang punggung dalam membangun peradaban, sehingga kita harus menunjukkan kemampuan dalam bidang ini,’’ katanya. Dimyati memaparkan, peringatan ini sekaligus untuk menanamkan perhatian, minat, dan kesadaran bangsa Indonesia terhadap pengembangan Iptek dalam pembangunan nasional yang berkesinambungan, menjadi inspirasi serta timbuhnya rasa bangga atas keberhasilan putraputri bangsa Indonesia dengan karya baktinya yang tinggi di bidang iptek. ‘’Hakteknas tahun ini yang mengusung tema Inovasi Iptek untuk Daya Saing Bangsa, mengandung makna untuk memicu tumbuhnya inovasiinovasi yang dapat mengatasi permasalahan kebutuhan pangan, energi dan maritim yang dapat meningkatkan daya saing. Martabat bangsa akan ditunjukkan dengan penguasaan atas Iptek dan
in te rn et
Ketua Umum Peringatan Hakteknas ke-20 Tahun 2015, Muhammad Dimyati, dalam buku panduan resmi Peringatan Hakteknas ke-20, mengutarakan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menunjukkan keberhasilan dan prestasi yang membanggakan di bidang iptek yang berperan besar dalam pembangunan Indonesia.
Lebih daru itu, peringatan Hakteknas juga dimaksudkan sebagai penghargaan atas keberhasilan putra-putri Indonesia dalam memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan Iptek serta untuk memberi dorongan kepada mereka untuk terus menerus membangkitkan daya inovasi dan kreasi.
ok
Hakteknas bermula dari keberhasilan ilmuwan brilian Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie dan timnya yang berhasil ‘’melahirkan’’ pesawat N-250 Gatot Kaca. Penerbangan perdana Gatot Kaca pada 10 Agustus 1995 di Bandung, menjadi tonggak awal kebangkitan teknologi yang kemudian ditetapkan pemerintah sebagai Hakteknas berdasarkan Keputusan Presiden No. 71 Tahun 1995.
timbulnya inovasi terus menerus di seluruh lapisan masyarakat,’’ ujarnya.
IM /D
G
egap gempita peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-20 tahun 2015, didengungkan. “Inovasi Iptek untuk Daya Saing Bangsa” menjadi tema yang dipilih untuk mengingatkan dan mendorong anak bangsa akan pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) bagi pembangunan.
‘’Hakteknas menjadi momentum untuk memberikan pertanggungjawaban publik terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh komunitas Iptek dengan sumber daya yang diberikan oleh rakyat Indonesia, sekaligus merupakan ajang penghargaan kepada para peneliti dan perekayasa yang sangat berprestasi dan produktif di bidang Iptek,’’ katanya. Namun berdasarkan penjelasan dalam buku ‘Informasi Dunia’’ (Djadjuliyanto, 1986), kebangkitan teknologi nasional sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun sebelum itu melalui Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang dipimpinan oleh Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie. Pada tahun 1976, misalnya. Saat itu Indonesia sudah memproduksi CN-212, yang dalam jangka waktu satu dasawarsa (10 tahun), terjual 78 buah pesawat. 6 di antaranya di ekspor ke Muangthai
INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
meC N Presiden
dan satu dibuat berdasarkan pesanan dari Sir Guam (Amerika Serikat). Selain itu, pada 1983, Indonesia juga luncurkan pesawat 235 yang kemudian oleh Soeharto diberi nama Tetuko.
Kini, di bawah ‘’komando’’ Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), harapan agar perkembangan teknologi di tanah air semakin maju, munbuncah. Pasalnya, kementerian ini memiliki badan dan lembaga yang dipenuhi ilmuwan-ilmuan yang menjadi harapan Indonesia dalam pengembangan teknologi. Yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BPTN). (Eros/ Info Muria)
2
BERANDA
SAPA REDAKSI
Menghargai Proses lahir juga dari sebuah proses panjang, dengan perjuangan yang kemudian diproklamasikan. Proses menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Anak tak akan bisa meraih tanpa rajin belajar. Seorang atlet harus melakoni latihan ekstra keras agar meraih juara. Begitu pun seorang penulis. Menulis merupakan keterampilan yang bisa didapat melalui proses panjang dan mesti dilatih serta diasah terus menerus. Begitu pun halnya dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), yang ditetapkan oleh Presiden Seoharto pada 1995. Proses panjang juga melingkupi penetapan Hakteknas. Hakteknas menjadi tema menarik, sehingga dalam edisi XXII Info Muria kali ini diangkat sebagai Info Utama. IM/Eros Mahasiswa Prodi PGSD menampilkan pagelaran seni yang memukau para penonton yang hadir, beberapa waktu lau. Butuh proses panjang dan kerja keras bagi para mahasiswa ini untuk dapat meyuguhkan sebuah pementasan yang menarik dan bisa membuat yang menyaksikan berkesan.
P
epatah mengatakan ‘’Tidak akan sampai seseorang pada langkah ke seribu, jika ia tidak melangkahkan kaki pertamanya’’. Sebuah pepatah yang demikian mengandung arti dan makna yang dalam jika mau merenungkan. Salah satunya, dalam hal menghargai sebuah poses, apapun. Ya, ada relevansi yang sangat erat antara pepatah ini dengan yang namanya proses atas segala sesuatu. Bayi harus melalui proses merangkak dulu sebelum berjalan. Anak-anak harus memulai dengan mengeja untuk bisa membaca. Dan Indonesia,
dengan Gatot Kaca itu.
Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie dan pesawat N-250, tak bisa dipisahkan dari ditetapkannya 10 Agutus sebagai Hakteknas sejak 20 tahun lalu, yang merupkan momen pertama diterbangkannya pesawat rancangan anak negeri yang dikenal
Tentu saja, itu bukan puncak dari kebangkitan teknologi di tanah air, melainkan awal yang mengingatkan akan pentingnya pembangunan di bidang teknologi. Dan untuk itu, Habibie juga membutuhkan proses panjang dan merelakan diri lama tinggal di negeri orang. Proses senantiasa menjadi hal penting yang mesti ditanamkan untuk dihargai dalam sanubari setiap generasi muda bangsa ini. selamat berproses! Redaksi
SURAT PEMBACA
17-an di Waroeng Prancis UMK
M
usyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Prancis Kabupaten Kudus akan menggelar kegiatan di UPT. Perpustakaan UMK dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke 70 dan dalam rangkaian Dies Natalis ke-35 Universitas Muria Kudus (UMK).
lomba tradisional 17-an. Kegiatan ini didukung Institut Francais Indonesia (IFI).
Lomba ini diselenggarakan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar Bahasa Prancis dan studi ke Prancis, sekaligus untuk mengapresiasikan siswa-siswi SMA yang belajar Bahasa Prancis. Informasi lengkapnya Lomba untuk siswa tingkat SMA bisa menghubungi Tri Wahyu W diagendakan digelar pada 25 Agustus (085726395662). Gartis! 2015 mendatang di Waroeng Perancis Erizt, UMK. Ada dua lomba yang akan dilaksanakan, yaitu lomba menyanyi Pustakawan Universitas Muria lagu “Les Jours de la Semaine”, lomba Kudus membuat miniature tema Prancis dan
INFO MURIA
P
Tingkatkan Kajian di Kampus
erguruan Tinggi sebagai tempat penyemai calon pemimpin bangsa, selayaknya semarak dengan berbagai kajian-kajian ilmiah dan diskusi yang di luar program kerja yang telah dicanangkan. Diskusi-diskusi kecil mahasiswa yang kontinu, justru akan terasa lebih besar peranannya dalam upaya menyemai ruh intelektualitas di sanubari para generasi bangsa.
Himpunan Mahasiswa (Hima), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau Organisasi Mahasiswa (Ormawa), lebih diskusi-diskusi kecil digairahkan dan ditingkatkan untuk mendapatkan pencerahan. Perlu diingat, bahwa sebuah perubahan itu tidak selalu dimulai dari komunitas yang besar, tetapi dari komunitas-komunitas kecil yang kreatif. (*)
Maka, alangkah baik jika berbagai kajian mahasiswa baik di tingkatan TARIF IKLAN:
Banner hal cover / hal belakang FC di hal dalam BW di hal dalam Iklan kolom 80 x 76
Widya, Mahasiswa Universitas Muria Kudus
: Rp. 6.000.000,: Rp. 5. 000.000,: Rp. 3.500.000,: Rp. 250.000,-
Penanggungjawab : Rektor, Pengarah : Wakil Rektor IV, Kepala Linfokom, Pimpinan Redaksi : Zamhuri, Redaktur Pelaksana: M. Widjanarko, Rosidi, Sekretaris Redaksi : Noor Athiyah, Koordinator Liputan : Much Harun, Staf Redaksi : Ulum Minnafiah, Ainun Nafiati, Millatul Hanifah, Dwi Ariyanti, Riska Widyastuti, Khilyatusa’adah, Islahul Muttaqin, A. Wahab. Layout: Eros, Harun. Diterbitkan oleh Humas Universitas Muria Kudus. Alamat Redaksi: Gondangmanis PO. BOX 53 Bae Kudus 59352 (0291) 438229. Redaksi menerima sumbangan artikel dengan panjang maksimal 6.500 karakter. Artikel dikirim melalui e-mail:
[email protected] atau
[email protected]. E-paper Info Muria bisa diunduh di infomuria.umk.ac.id. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan bingkisan yang menarik. INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
3
INFO UTAMA
Perlu Harmoni dan Kerja Cerdas Kembangkan Teknologi
S
ejak diterbangkan pada 10 Agustus 1995, N-250 masih menjadi buah bibir hingga kini. Pesawat rancangan anak negeri, ini bahkan pernah menjadi primadona dunia penerbangan internasional. Pesawat sipil hasil karya Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie, ini memiliki kualitas komponen yang unggul dan serba istimewa. Tak ayal, kehadirannya mengukir catatan manis dalam sejarah perkembangan teknologi nasional. Sebagai apresiasi, Presiden Soeharto, saat itu, menetapkan hari diterbangkannya Gatot Kaca menjadi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), yang kemudian diperingati setiap tahun untuk mengenang dan memotivasi negeri berkarya dan melakukan inovasi teknologi. Menurut kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Semarang (Polines), Dr. Eng Sidiq Syamsul Hidayat, ST. MT., untuk mengembangkan teknologi, sosok peneliti harus mampu mengharmonisasikan semangat mengembangkan teknologi dengan kerja cerdas (smart). “Kemajuan teknologi tidak akan bisa dicapai tanpa melalui riset dan kerja smart. Riset dan kerja smart adalah media menumbuhkan budaya meneliti seperti yang banyak dilakukan anak-anak di negara maju, sehingga penelitianpenelitian yang dilakukan bisa menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi umat,” katanya. Dia mengutarakan, kompetensi penguasaan teknologi menjadi hal penting untuk mengembangkan teknologi di masa-masa pendatang, apalagi di tengah kondisi dunia sedang menghadapi permasalahan global terkait keterbatasan energi dan ketahanan pangan. ‘’Permasalahan-permasalahan muncul lantaran kurang bijaknya konsumen dalam memanfaatkan sumber daya. Tentu saja teknologi harus memiliki andil atau mengambil peran
dalam menjawab permasalahan pangan dan energi tersebut,’’ tegas Sidiq.
berdampak positif pada suatu bidang tertentu. “Bidang energi dan pangan sangat terbantu dengan munculnya teknologi sensor dan komunikasi nirkabel seperti yang sedang Saya teliti untuk mencari optimasi hasil pertanian, khususnya masalah pengeringan gabah,” urainya. Di sisi lain, ada pula teknologi yang tidak ramah lingkungan. “Teknologi yang tidak ramah lingkungan, bisa mengancam lahan-lahan pertanian. Perluasan kawasan industri di daerah pertanian, misalnya, berpotensi memunculkan limbah B3, atau penggunaan zat kimia dan pestisida untuk pupuk akan berdampak negatif jika tidak hati-hati,’’ ungkapnya. Dekan Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus Rochmad Winarso ST. MT., menilai bahwa spirit Hakteknas ke-20 tahun 2015, memenuhi momentumnya yang sangat tepat. Yakni ditandai dengan penggabungan Riset dan Teknologi (Ristek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam satu kementerian. ‘’Penggabungan ini merupakan langkah konkret pemerintah meningkatkan kualitas teknologi melalui riset-riset (penelitian). Dukungan institusi Perguruan Tinggi (PT) dalam pengembangan teknologi, ini tidak bisa dipandang sebelah mata,’’ katanya. Dukungan ini bahkan secara tegas menjadi salah satu hal yang wajib dipenuhi PT dalam salah satu dari dharmanya dari tiga dharma yang ada, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. ‘’Pada intinya, PT melalui Tiga Dharma yang ada, berkewajiban untuk meingkatkan kualitas penelitian guna menciptakan teknologiteknologi maju yang sangat dibutuhkan di masamasa mendatang,’’ paparnya. Rochmad pun menaruh harapan besar, penggabungan Ristek dan Dikti dalam satu kementerian, akan benar-benar menghasilkan berbagai penemuan baru maupun inovasiinovasi teknologi. ‘’Semoga penggabungan Ristek dan Dikti di satu kementrian, perkembangan teknologi di tanah air akan semakin maju,’’ ujarnya. ( A i n u n Nafiati, Eros/ Info Muria)
Lebih lanjut penulis buku Wireless Toolkit For All ini menambahkan, teknologi bagai dua sisi mata uang, yakmi memiliki dampak positif di bidang tertentu dan memiliki dampak negatif pada bidang lainnya. ‘’Penguasaan teknologi sangat penting. Hanya saja, dibutuhkan peran dominan manusia untuk menguasai teknologi, bukan sebaliknya,’’ pesannya.
Kisah Manis Industri Kedirgantaraan Nusantara
S
ejarah lahirnya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), tidak bisa dipisahkan dari perkembangan industri dan teknologi di bidang kedirgantaraan di tanah air. Sebab, adanya Hakteknas tak ubahnya mengenang kisah manis industri kedirgantaraan di negeri ini. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini dikenal dengan PT. Dirgantara Indonesia, menjadi aktor penting dalam mengharumkan nama Indonesia melalui inovasi pembuatan pesawat yang mendapatkan pengakuan luas di dunia. Panduan resmi Hakteknas 2015 yang dikeluarkan resmi oleh panitia dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mencatat, pesawat hasil karya anak bangsa antara lain CASA-212 kapasitas penumpang 12 orang dengan lisensi dari Spanyol. Pengalaman dari membuat CASA-212 tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh tenaga ahli IPTN. Akhirnya, melalui kemitraan dan berpatungan dengan perusahaan CASA Spanyol, ahli-ahli Indonesia berinovasi untuk merancang bangun dan memproduksi pesawat CN-235 kapasitas 35 penumpang. Puncaknya yaitu keberhasilan ilmuwan Indonesia merancang pesawat N-250 Gatot Kaca, yang terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Inilah tonggak lahirnya Hakteknas yang kini diperingati setiap tahun. ‘’Pesawat (N-250) menggunakan kode N yang berarti Nusantara. Ini menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia,’’ ujar Muhammad Dimyati, ketua umum panitia Hakteknas 2015. Dan penetapan tanggal 10 Agustus sebagai Hakteknas melalui Keputusan Presiden No. 71 Tahun 1995, merupakan apresiasi penting untuk memotivasi anak negeri mengambil peran dalam pembangunan teknologi di pentas global. ‘’Ditetapkannya 10 Agustus sebagai Haktekknas adalah untuk lebih menyemangati masyarakat supaya terus menghasilkan dan memajukan hasil teknologi dalam negeri,’’ katanya. (Eros/ Info Muria)
Mantan Presiden BJ. Habibie bersama replika pesawat. Habibie, ilmuwan kenamaan tanah air ini adalah salah satu tokoh penting kebangkitan teknologi di Indonesia
Sidiq pun memberikan contoh teknologi yang
IM/ Dok internet
INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
4
INFO UTAMA
Rekayasa Teknologi Tambak jadi Solusi Atasi Kemiskinan
B
alai ini yang tertua dan paling modern dalam pengembangan udang. I Made Sutha, A.Pi, berujar memberikan penjelasan mengenai Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara saat Info Muria bertandang, belum lama ini.
Gerbang BBPBAP di Kabupaten Jepara
BBPBAP merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam pengembangan budi daya air payau.
mengganti air tidak membutuhkan volume yang banyak,’’ katanya.
Berlokasi di pesisir pantai Kabupaten Jepara, balain ini mampu menghasilkan berbagai teknologi terapan budi daya air payau. Komoditas yang dikembangkan di sini pun cukup beragam, mulai dari udang vaname, udang windu, ikan nila, bandeng, ikan kerapu, hingga rumput laut.
Pengembangan pun tidak berhenti pada sistem. Inovasi teknologi tambak skala rumah tangga juga digalakkan. Menariknya, inovasi teknologi ini bahkan pada akhirnya menjadi salah satu solusi atas problem tambak rakyat yang kerap gagal karena sebaran virus selama ini.
Selain komoditas tersebut, ada pula teknologiteknologi yang dihasilkan, yaitu pakan buatan dan hidup mandiri, vaksin, enzyme dan silase cacing rubellus. Teknologi yang dikembangkan BBPBAP merupakan teknologi terapan melalui rekayasarekayasa, sehingga menghasilkan komoditas produktif, berkualitas dan ramah lingkungan.
‘’Secara tradisional masyarakat melakukan budi daya di tambak seluas 1 hektare, namun dengan risiko terjangkit virus, sehingga angka kegagalan sangat tinggi. Nah, dengan inovasi, balai merubah budi daya tradisional dengan lahan luas, dibagi menjadi petakan-petakan kecil. Dengan hitungan modal produksi sama, risiko terkena penyakit lebih kecil, hasil produk lebih optimal dan berkualitas,’’ jelasnya.
Dari komoditas-komoditas yang ada, udang menjadi primadona di balai yang diresmikan pada 1971 ini. “Kami memiliki produk unggulan, yaitu udang. Kami melakukan rekayasa untuk menghasilkan induk udang unggul,” terang Kepala Bidang (Kabid) Uji Terap Teknik dan Kerjasama BBPBAP, Drs. Tri Prasetyo. Dia menjelaskan lebih lanjut, dua jenis udang yang dikembangbiakkan BBPBAP adalah udang windu dan udang vaname. ‘’Kami mengutamakan kualitas produk unggulan tanpa mengabaikan keselamatan lingkungan. Maka perlu inovasi teknologi, seperti inovasi sistem pemeliharaan dengan heterotopy system yang menyeimbangkan antara plankton dan bakteri, sehingga ketika
IM/ Dok
Inovasi Teknologi
Teknologi terapan seperti itulah, ungkap perekayasa sekaligus koordinator pembesaran udang, Supito S.Pi. M.Si., yang selanjutnya disampaikan kepada masyarakat, khususnya suatu masyarakat binaan. “Untuk terjun ke lapangan, kami langsung melakukan uji terapan di lapangan dengan membina satu kawasan untuk menjadi percontohan melalui pendampingan.” Kendati begitu, diakuinya bahwa dalam perjalanan, terkadang tantangan dalam penerapan rekayasa teknologi yang dihasilkan, tak terhindarkan. ‘’Setiap kawasan memiliki permasalahan berbeda, namun dapat diselesaikan
Petugas BBPBAP memantau area pengembangan udang. INFO MURIA
IM/ Dok
dengan memodifikasi permasalahan menjadi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan,’’ ujarnya. Melalui cara seperti itulah, lanjutnya, masyarakat bisa melihat langsung percontohan yang ada, sehingga mereka tertarik. ‘’BBPBAP memiliki masyarakat binaan yang tersebar di wilayah Pantai utara (Pantura), Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung dan beberapa kawasan pesisir lainnya,’’ terangnya. Untuk memperkuat pengembangan budi daya air payau, BBPBAP membuat taman raya budi daya (aquaculture business park). Sedang untuk memperlihatkan potensi perikanan Nusantara, dibangunlah pos layanan informasi dan jasa pendampingan untuk masyarakat. ‘’Selama lebih dari tiga dasawarsa berdiri, dengan adanya pengembangan teknologi terapan berhasil memutasi rantai kemiskinan di Kabupaten Pekalongan hingga 86%. Selama empat tahun berjalan, program budi daya udang berkembang cukup bagus. Mulanya ada 815 penduduk miskin, sekarang menyusut menjadi 116,” ucapnya bangga. Apresiasi positif pun tak sekadar didapat dari masyarakat. ‘’BBPBAP juga mendapatkan apresiasi dari dunia luar, karena rekayasa teknologi yang dikembangkan dipakai oleh Wetland international, World Wide Fund for Nature (WWF),’’ ungkapnya. (Ainun Nafiati/ Info Muria)
Udang, salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara.
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
IM/ Dok
INFO UTAMA
S
5
Kembangkan Riset dan Inovasi Sesuai Penciri Universitas
ebagai Perguruan Tinggi (PT) swasta terbesar di Pantuta Timur Jawa Tengah, Universitas Muria Kudus (UMK) memantapkan komitmen mengambil peran dalam rangka pengembangan teknologi di tanah air. Dekan Fakultas Teknik UMK, Rochmad Winarso ST. MT., menyampaikan, peran itu dibuktikan dengan banyaknya hasil-hasil riset serta banyaknya inovasi teknologi yang telah dihasilkan, baik oleh dosen maupun mahasiswa. ‘’Inovasi yang telah dihasilkan antara lain pengembangan alat destilator bioetanol sebagai bahan bakar alternatif serta pengujiannya untuk pemakaian pada mesin mobil dalam memenuhi standart emisi euro dan prototipe mesin press otomatis dengan sistem pneumatik berbasis programmable logic controller (PLC) untuk produksi paving blok berstandart nasional indonesia (SNI),’’ katanya. Selain itu, ada riset pengembangan embedded system sarung tangan wireless pengenalan sistem isyarat Bahasa Indonesia, pengembangan proses pembekuan searah pada pengecoran alumunium propeler kapal nelayan, dan rancangan bangun sistem informasi geografis perkembangan industri konveksi di Kabupaten Kudus. Dia mengatakan, riset pemerintah fokusnya di bidang pangan, energi dan kelautan. Penelitianpenelitian yang dilakukan UMK juga mengarah kesana, namun tentunya disesuaikan dengan bidang keahlian dosen serta roadmap pengembangan di masing-masing Program Studi (Prodi) dan riset-riset terkait Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu penciri Universitas. ‘’Penelitian yang dikembangkan antara lain di bidang artificial intelligence, computer network and data security, software engineering, material, energi, desain, manufaktur, jaringan, cloud computing, datamining, datawarehouse, dan Elektronika,’’ terang Winarso. Sugeng Slamet ST. MT., dosen Fakultas Teknik mengutarakan, dalam melakukan penelitian, tidak jarang dosen melibatkan mahasiswa. Kolaborasi
Menilik Melimpahnya Potensi Maritim Nusantara
riset antara dosen dan mahasiswa ini penting, karena menurutnya sebagai pendampingan dan pembelajaran secara langsung, tidak sekadar teoritis. ‘’Selain melibatkan mahasiswa dalam riset, Saya sendiri sering mendampingi (membimbing) mahasiswa dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang bersentuhan langsung dengan sektor UMKM, pertanian, limbah, pengolahan pangan, dan pengecoran. Alat-alat yang kami pun akhirnya banyak yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat,” tuturnya. Namun demikian, Sugeng menambahkan, selama dua tahun terakhir ini, ia banyak mendorong mahasiswa melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan energi dan mendukung ketahanan pangan masyarakat. ‘’Untuk ketahanan pangan, kami mengembangkan pengawet alami untuk makanan maupun non makanan menggunakan asap cair,’’ ujarnya memberi contoh. Bersama mahasiswanya, Sugeng juga berhasil membuat briket untuk menggantikan bahan bakar minyak. ‘’Limbah industri batubara bisa diolah menjadi produk yang dapat digunakan untuk memasak. Bentuk briket hampir sama dengan arang, namun memiliki nilai kalor lebih. Setelah uji laboratorium di Universitas Diponegoro (Undip), diketahui briket aman digunakan masyarakat umum,’’ jelasnya. Sementara itu, sebagian hasil inovasi teknologi yang dihasilkan Fakultas Teknik, sebagian bisa dilihat di laboratorium fakultas. Yaitu alat pengepres hasil fermentasi ketela pohon, alat parutan sekaligus pengepres ketela, dan alat packing snack. ‘’Selain itu, ada mesin pengayak tepung otomatis, mesin pembuat susu kedelai, dan alat pengupas serabut kelapa. Seluruh mesin-mesin tersebut merupakan inovasi untuk membantu kebutuhan masyarakat,” jelas Riyanto Wibowo S.T. M.Eng, ketua laboratorium Teknik Mesin UMK. (Ulum Minnafiah, Eros/ Info Muria)
IM/ Islah
Nelayan mencari ikan di perairan Jepara
I
NDONESIA terbentuk dari gugusan pulau yang terbentang dari ujung barat hingga ujung timur di sepanjang 95.131 kilometer garis pantainya. Kondisi demikian menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Tentu posisi ini sangat menguntungkan, yang 2/3 dari luas wilayahnya merupakan perairan melewati garis khatulistiwa. Belum lagi, Indonesia termasuk dalam negara mega biodiversity. yang kaya akan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang berlimpah di perairan, sebenarnya bisa menjadi modal utama mengantarkan masyarakat meraih kemakmuran. Sumber daya sangat dekat dengan rakyat, sehingga potensial menjadi sumber ekonomi kerakyatan Indonesia. “Sumber daya yang paling mensejahterakan rakyat, yaitu sumber daya perairan,” jelas I Made Sutha, kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Sumber daya perairan dinilainya akan mamu menjadi sumber ketahanan pangan negara, mengingat komoditasnya berlimpah, ramah lingkungan, sehat dan ekonomis. ‘’Peluang bisnis sumber daya perairan juga besar. Permintaan dunia akan komoditas perairan seperti ikan, udang, rumput laut dan lainnya tak pernah surut,’’ jelasnya. I Made Sutha juga mengemukakan, sumber daya perairan juga menjadi salah satu sumber pangan yang dapat diekspor. “Sampai hari ini, hanya ikan dan udang yang bisa diekspor dan mengalirkan devisa Negara, sehingga komoditas ini potensial dikembangkan,” tambahnya. Peluang bisnis yang menjanjikan ini, lanjutnya, bisa dikembangkan dengan teknologi budi daya yang benar dan ramah lingkungan. “Umumnya, masyarakat ingin mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya dengan waktu singkat, sehingga cara apapun dilakukan. Ini yang merusak laut kita,’’ ungkapnya prihatin. Untuk itu, diperlukan kecerdasan dan rekayasarekayasa membangun sumber daya perikanan dengan budi daya agar laut tetap lestari. ‘’Melalui teknik budi daya, masyarakat bisa merencanakan hasil yang diperoleh sesuai permintaan pasar, ketimbang memanfaatkan alam yang makin hari kian berkurang sumber dayanya,’’ terangnya. Namun menurutnya, potensi yang melimpah, belum dapat dikelola dengan maksimal, hingga ia mengibaratkan kondisi itu ibarat “Ayam mati kelaparan di lumbung padi”. ‘’Sungguh memperihatinkan. Di sisi lain, masyarakat juga cenderung konsumtif terhadap produk-produk luar negeri. Ini aneh. Sumber daya alam kita melimpah dan akan menghasilkan pundipundi kehidupan jika dikelola dengan baik,’’ paparnya.
IM/ Dok
Chief Marketing Officer (CMO) dan Lead Game Designer PT. Nightspade, Garibaldy Wibowo Mukti menjadi narasumber seminar yang diselenggarakan mahasiswa Fakultas Teknik
INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
Ia pun mengemukakan perlunya merevitalisasi semangat ekonomi kerakyatan dengan menjadi produsen pangan. ‘’Bisnis pangan merupakan bisnis yang dapat menggantungkan bangsa asing kepada kita. Maka, jadilah produsen,’’ pesannya. (Ainun Nafiati/ Info Muria)
6
OPINI TAJUK
Teknologi untuk Pengembangan Pangan dan UMKM
Hargai Karya dan Inovasi Anak Negeri
M
asih ingat dengan pesawat kebanggaan anak negeri N-250 Gatot Kaca yang namanya dikenal di dunia? Tahukah pulakah Anda dengan berbagai peralatan militer canggih buatan PT. Pindad yang juga sudah mendunia? Itu hanya sebagian kecil dari karya menumental cendekiawan tanah air, yang telah membawa nama Indonesia dalam jajaran negara yang memiliki kemampuan teknologi tinggi. Namun, pesawat N-250, kini seakan sekadar cerita manis yang telah sirna ditelan zaman. Padahal, pada eranya, N-250, si Gatot Kaca itu, yang pada terbang perdananya sekitar 55 menit, beritanya disiarkan hampir ke seluruh dunia.
Rochmad Winarso IM/ Dok
S
ektor pangan dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), menjadi dua hal penting bagi sebuah negara untuk mendapatkan perhatian. Melalui ketahanan pangan, pemerintah sedapat mungkin memberikan rasa nyaman masyarakat akan kepastian terpenuhinya hajat hidup dalam bidang vital ini.
Bagaimana dengan Mobil Esemka yang pernah ‘’dipopulerkan’’ Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo? Kabarnya kini juga semakin sumir. Tak Sementara UMKM, sektor usaha ini terbukti seberuntung N-250. memiliki peranan besar dalam pertumbuhan Perlu diketahui, sebenarnya berbagai karya dan kreasi ekonomi nasional. Bahkan UMKM ini menjadi teknologi anak bangsa, banyak yang membanggakan. Selain sektor yang tahan dari gempuran krisis global beberapa contoh kecil di atas, seperti dilansir www.101jakfm. yang pernah mendera. Dalam konteks kekinian, com, ada alat pembasmi kanker otak dari Masyarakat Ilmuwan UMKM bahkan mengalami perkembangan dan dan Teknologi Indonesia (MITI) serta PC Tablet Wakamini yang kemajuan dari waktu ke waktu, dengan variasi hasil produk yang dihasilkan. diproduksi Zyrex. Ada hal yang perlu mendapatkan pemikiran bersama dalam upaya mengembangkan (memajukan) sektor pangan dan UMKM. Pertama, penyusutan lahan pertanian. Menyusutnya lahan pertanian ini tak pelak membutuhkan solusi-solusi, bagaimana sektor ini bisa maju dengan rekayasa teknologi di Ini menunjukkan, bahwa negeri ini, memiliki Sumber tengah problem itu. Daya Manusia (SDM) yang tidak kalah dengan negara-negara Rekayasa teknologi untuk ketahanan pangan maju di dunia. Belum lama ini, misalnya, Andi F. Noya dalam nasional, karenanya menjadi niscaya. Sebab, program Kick Andy, menghadirkan Nelson Tansu dan Basuki jika ini tidak dilakukan, maka akan berdampak Endah Priyanto, dua ilmuwan muda tanah air di luar negeri. buruk bagi kemandirian pangan tanah air karena Nelson Tansu merupakan Profesor di Lehigh University, kekurangan bahan kehidupan pokok tersebut. Pensilvania, salah satu universitas di Amerika Serikat, sedang Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan Basuki Endah Priyanto adalah ilmuwan pakar teknologi pangan yang ada, pemerintah akan melakukan informasi yang kini tinggal di Swedia dan memiliki 23 paten. kebijakan impor. Sementara petani kita akan Persoalannya, selain menghargai terhadap karya dan inovasi terpuruk karena lahan yang ada semakin yang dihasilkan anak bangsa, Indonesia rupanya juga belum menyempit di satu sisi dan lambatnya rekayasa memiliki kepedulian dan penghargaan yang tinggi kepada teknologi untuk mendukung sektor pertanian para ilmuwannya. Tak heran, jika banyak ilmuwan Indonesia (pangan). Dalam bahasa sederhana, ke depan yang justru banyak diambil negara-negara lain karena tidak diperlukan pengembangan teknologi yang mendapatkan perhatian dan kesempatan mengembangkan bisa mendukung dihasilkannya produk-produk pertanian unggulan. ilmunya. Selain itu, ada Laptop Axioo, produk komputer merek lokal yang didirikan Samuel Lawrence dan Singgih Salim, lalu KRI Krait 827, kapal perang yang dibuat hasil kerjasama TNI Angkatan Laut melalui Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), belum lagi berbagai sejata hasil produk PT. Pindad Indonesia.
Maka, agar Indonesia tidak tertinggal dalam bidang teknologi dengan negara-negara lain, sebenarnya bisa diawali dengan memberi ruang dan kesempatan kepada para ilmuwan kita untuk membuat riset-riset dengan dana yang cukup, dan juga apresiasi (penghargaan) yang memadai.
Kedua, inovasi teknologi untuk UMKM. pengembangan teknologi untuk mendukung sektor UMKM, juga tak kalah penting. Dengan adanya dukungan teknologi, maka UMKM akan semakin maju dan produk-produk yang dihasilkan akan lebih beragam.
Dengan begitu, maka banyak produk-produk teknologi yang bisa diproduksi, yang buntutnya juga akan membawa dampak Perlu Sinergi positif berupa terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat Upaya mendukung pengembangan dan secara luas. memajukan sektor pangan dan UMKM, adalah Di luar itu, penghargaan masyarakat akan produk-produk hal yang tak bisa ditawar. Namun, ini tidak bisa karya dan inovasi juga harus ditumbuhkan. Ini menjadi penting, dilakukan oleh pemerintah sendiri, melainkan karena fakta yang ada, kebanyakan masyarakat Indonesia perlu bersinergi berbagai pihak. itu terlalu bangga dengan produk luar negeri ketimbang Dukungan tersebut tidak hanya sebatas dalam negeri. Tak pelak, produk dalam negeri pun menjadi dengan institusi PT. Sinergi juga harus terbangun tersisihkan, tidak berkembang, dan mati perlahan. dengan pihak pelaku UMKM atau industri lain, Akhirnya, kemajuan teknologi di Indonesia tidak akan pernah karena industri inilah yang akan menggunakan terjadi, jika pemerintah dan rakyat negeri ini tidak mendukung produk-produk inovasi yang akan dilakukan. dan memberikan apresiasi terhadap para ilmuwannya berikut PT dengan dukungan dana pemerintah, produk-produk yang dihasilkan. Mari hargai karya dan inovasi misalnya, bisa melakukan riset-riset yang endinganak-anak negeri. (*) nya membuat prototype sebuah alat untuk INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
pengelolaan lahan pertanian atau memudahkan proses produksi sebuah UMKM. Betapa pun bagus inovasi yang dilakukan, namun jika tidak ada yang menangkap hasi riset yang kemudian menjadi sebuah produk inovasi teknologi, maka prototype hanya akan tetap menjadi prototype belaka. Nah, di sisi ini, para pelaku usaha atau industri lah yang mampu membaca peluang apakah sebuah inovasi teknologi bisa diproduksi secara massal dan dijual kepada publik. Satu contoh kecil, yaitu riset mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (UMK) dengan inovasi kacamata super transparan yang bisa mendeteksi uang palsu. Kacamata yang bisa mendeteksi uang palsu ini, tentu sangat diperlukan banyak pihak, khususnya pedagang di pasar-pasar tradisional. Apalagi dari banyak pemberitaan di media massa, pemalsuan uang sering terjadi dan pedagang kecil di pasar tradisional sering menjadi korban transaksi dengan uang palsu. Maka, inovasi ini menjadi penting dan sangat layak diapresiasi. Hanya saja, perlu ada yang mengomunikasikan ini kepada para pihak yang mampu mendukung produk dari hasil riset ini secara massal dan agar harganya terjangkau masyarakat luas. Ini hanya contoh kecil terkait urgensi sinergi bagi pengembangan (inovasi) teknologi. Betapa banyak pihak yang mesti terlibat dalam upaya mendukung pengembangan teknologi, tak terkecuali dalam hal mendukung teknologi pangan dan UMKM. Teknologi apa yang dibutuhkan para petani dalam mengelola lahannya? Demikian halnya dengan UMKM. Teknologi-teknologi apa saja yang diperlukan agar produk meningkat, kualitas terjaga, dan ongkos poduksi bisa ditekan, juga perlu kajian mendalam sehingga inovasi teknologi yang dihasilkan benar-benar tepat guna dan tepat sasaran. Lebih dari itu, para akademisi di PT yang ada di tanah air, harus memiliki komitmen ilmiah untuk terus melakukan riset-riset untuk menghasilkan karya-karya inovatif yang bisa membawa manfaat bagi masyarakat (publik). Dengan begitulah, maka –meminjam bahasa budayawan Mohammad Sobaryseorang akademisi bisa disebut memiliki kecendekiawanan di satu sisi, sekaligus sebagai bukti tanggung jawabnya sebagai seorang akademisi yang tidak sekadar mengajar di kelas. (*) Rochmad Winarso ST. MT., dekan Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus
PERSPEKTIF
7
Optimisme Merajut Lahirnya Generasi Emas
G
enerasi emas, sebuah ungkapan indah untuk anakanak bangsa yang diharapkan berkembang menjadi generasi penerus bangsa, dan akan memainkan peran penting kelak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosok generasi yang diharapkan, yaitu memiliki kecerdasan holistik, intelektual, emosional, dan spiritual secara berimbang, yang dengan idealismenya, memegang teguh komitmen nasionalisme. Tak pelak, generasi ini menjadi dambaan dari sistem pendidikan nasional Indonesia, dengan visinya “membentuk insan yang cerdas dan kompetitif”. Namun siapapun kita, akan sadar bahwa kondisi masyarakat Indonesia sedang berada dalam posisi yang sangat memprihatinkan. Setiap hari kita menyaksikan masyarakat bergolak dalam perilaku-perilaku yang tidak simpatik, yang bisa disimak dari berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Sajian berita yang tidak simpatik itu, semakin membuat miris melihat banyaknya berita tawuran yang dilakukan anak-anak (pelajar), perampokan dan pemerkosaaan yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, hingga perilaku koruptif oleh para elit di negeri ini. Pada tataran konseptual, perilaku masyarakat mengalami degradasi kehidupan yang sungguh luar biasa. Perilaku-perilaku santun, toleransi, solidaritas, kepedulian sosial, gotong royong, kerja keras dan semacamnya sebagai atribut good citizenship, tergantikan oleh budaya barbarian; saling curiga, egois, anarkis dan semacamnya. Maka tak heran jika orang asing cenderung berpandangan apriori terhadap Indonesia dan bermacam atribut negatif ditimpakan pada masyarakat. Indonesia dinilai sebagai negara miskin, bodoh, kumuh, terbelakang, tidak aman dan sebagainya. Ironis. Sebab, Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk yang besar pula, memiliki kemajemukan dalam berbagai hal, sangat kaya akan potensi, baik Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), maupun sumber daya pendukung lainnya. Mulai dari etnis, budaya, bahasa, keyakinan, dan tradisi. Secara geografis, Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang disatukan oleh laut yang membentang sangat luas, sehingga komunikasi dan konsolidasi antarbagian di Indonesia, sangatlah mahal. Lebih dari segalanya, Indonesia memiliki Pancasila. Para the founding father’s bangsa mewariskan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai dasar negara dan filosofi bangsa dengan nilai-nilai luhur yang digali dan kemudian mampu menyatukan kemajemukan bangsa. Presiden Soekarno mengibaratkan Pancasila sebagai meja statis kokoh, yang mempersatukan segala jenis keanekaragaman dan sebagai Leitstar atau bintang pemimpin yang berarti tuntunan dinamis. Dalam arti, ke manapun arah negara-bangsa berjalan, maka Pancasila menjadi suatu pandangan hidup (weltanschauung). Yang perlu dipahami, bahwa Pancasila tidak sekadar wujud kesepakatan antarelemen bangsa mengenai dasar negara (philosopische grondslag), juga suatu hal yang perlu diimplementasikan dan diwariskan dalam kurun selama-lamanya. Seluruh agama, kebudayaan, dan etnis yang ada di bumi Indonesia, bisa bernaung, berkembang dan hidup bersama di bawah Pancasila. Moralitas dan Karakter Eksistensi moralitas tak dapat terpisahkan oleh adanya nilai dan norma. Notonagoro mendifinisikan nilai sebagai suatu kualitas yang melekat pada suatu hal (objek), sehingga halnya mengandung harga, manfaat atau guna. Secara hierarkhis, nilai terbagi dalam nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Ranah nilai dasar menempatkan Pancasila sebagai acuan dalam perumusan nilai-nilai yang ada di bawahnya. Nilai instrumental berperan dalam penerjemahan Pancasila yang outcomenya berupa perundangan untuk dilaksanakan oleh seluruh
Oleh H. Masrukhi warga negara tanpa terkecuali. Hanya saja, permasalahan yang menjadi sorotan saat ini adalah inkonsistensi antara tataran dasar dan instrumental dengan tataran praksis, yang dalam implementasinya dilaksanakan oleh masing-masing pribadi (individu). Sastroatmodjo (2010) mengungkapkan, secara normatif norma mengandung arti aturan, kaidah, petunjuk, pedoman yang harus dipatuhi oleh manusia agar perilakunya tidak menyimpang dan tidak merugikan pihak lain. Implikasinya, jika terdapat individu atau kelompok yang melanggar norma, maka terdapat sanksi yang akan dikenakan. Problematika terkait sopan santun, hukum, moral, dan agama yang merupakan bagian dari normanorma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya dilakukan oleh golongan (pihak tertentu). Hampir setiap elemen masyarakat dari berbagai latar belakang, memiliki permasalahannya tersendiri yang membutuhkan penyelesaian segera. Sedang moral (kesusilaan) bisa didefinisikasn sebagai kesuluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Dengan bahasa sederhana, moralitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun. Sementara krisis multidimensional yang menjangkiti negeri, bermuara pada runtuhnya identitas nasional secara perlahan. Maka dibutuhkan penguatan karakter, yang salah satunya bisa dimanifestasikan melalui institusi pendidikan. Karakter merupakan bagian dari kepribadian yang terbentuk oleh kebiasaan (habits) dan gagasan (ideas) yang keduanya tidak dapat terpisahkan. Untuk membentuknya, keyakinan (beliefs), perasaan (feelings), dan tindakan (actions) merupakan unsur-unsur yang saling terkait. Mengubah karakter berarti melakukan reorganisasi terhadap kepribadian. Karektar memiliki sifat yang universal dan berkaitan dengan nilai. Deklarasi Aspen yang melahirkan core ethical values guna kepentingan dunia pendidikan memiliki rumusan yang cukup lengkap. Core ethical values berisi rumusan nilai berupa trustworthy, honesty, integrity, treates people with respect, responsible, fair, caring, dan good citizen. Westheimer dan Kahme sebagaimana dikutip Ratna Megawangi (2004) menegaskan, nilai universal itu adalah menghormati dan menghargai (respect), tanggung jawab (responsibility), kejujuran (honesty), tepaselira (empathy), keadilan (fairness), kaya gagasan (initiative), ketekunan (perseverance), keteguhan (integrity), keberanian (courage), serta kaya harapan (optimistic). Sedang dalam the six pillars of character yang dikeluarkan The Yoseph Institute of Ethics menyebutkan, ada enam kategorisasi nilai yang mendasari karakter. Yaitu trustworthiness, fairness, caring, respect, citizenship, dan responsibility. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, juga terdapat nilai-nilai serupa, yang secara turun temurun menjadi sendi-sendi kehidupan masyarakat. Nilai nilai itu antara lain ngéli nanging ora kéli, menang tanpa ngasoraké, manjing ajur ajêr, ngono ya ngono nanging aja ngono, sapa nandur ngunduh, aja duméh, dan sebagainya (Sastroatmodjo, 2010). Merajut Generasi Muda Survei yang penulis lakukan di sekitar kehidupan generasi muda (termasuk mahasiswa), menunjukkan adanya energi yang dahsyat pada diri mereka, yang dikenal dengan collective consciousness. Collective consciousness adalah kesadaran bersama di kalangan masyarakat yang digerakkan oleh rasa simpati, bahwa mereka harus bersatupadu. Energi ini yang menyebabkan betapa gagasan dan opini yang semula hanya dimiliki INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
sekelompok k e c i l masyarakat, dalam waktu yang cepat menjadi milik masyarakat, IM/ Dok sehingga bisa diberdayakan untuk menginternalisasikan tata nilai pada generasi muda Indonesia. Kiprah pergerakan generasi muda di panggung sejarah bangsa, menunjukkan bukti akan peran nyata energi collective consciousness. Tonggak-tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejak tahun 1908, 1928, 1945, 1966, sampai 1998, tidak terlepas dari kiprah dan peran mereka. Belajar dari sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara, generasi muda akan selalu berada di front terdepan, tanpa mengenal lelah, ketika dirasakan adanya ketimpangan. Mereka akan menjadi pengawal moral, agar kebenaran dan keadilan menjadi sendi kehidupan. Dalam konteks ini, Smelser melihat adanya kondisi obyektif bagi tergeraknya kekuatan collective consciousness masyarakat. Kondisi obyektif tersebut meliputi struktur yang kondusif (conducive structural), ketegangan struktural (structural strain), opini dan pandangan publik sebagai faktor pemercepat (accelerator factors), mobilisasi tindakan (mobilization for action), dan pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control). Analisis Smelser menunjukan, aksi kolektif tidaklah muncul sendirian, melainkan harus ditopang berbagai faktor eksternal, seperti dukungan opini publik, keinginan mencari solusi dari kondisi yang tidak ideal, alasan faktual dan rasional, adanya peristiwa pemicu dari kehidupan sosial, serta mobilisasi. Collective consciousness akan lahir manakala kelima kondisi obyektif tersebut berada di tengah masyarakat. Berbagai kekuatan yang dimiliki bangsa ini, mesti di-transfer kepada generasi bangsa, sehingga merajut lahirnya generasi generasi emas, tidak akan sekadar wacana. Dalam pada itu, perlu kiranya dikembangkan desain pendidikan karakter yang memuat berbagai prinsip. Pertama, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar bagi prosesproses pendidikan karakter. Pancasila sebagai formula pendidikan karakter, adalah sebuah keniscayaan. Sebab, dasar negara ini telah memberikan spirit dan tatanan nilai yang mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakat. Kedua, spirit pendidikan karakter berbasiskan Pancasila yang bertumpu pada collective consciousness. Pasalnya, dengan tumbuhnya collective consciousness akan muncul energi yang kuat bagi tumbuh dan berkembangnya karakter masyarakat secara bersama. Ketiga, bergerak bersama seluruh elemen masyarakat. Institusi pendidikan memang memegang peran sangat strategis untuk melaksanakan pendidikan karakter. Keteladanan dalam masyarakat dari para tokoh, juga menjadi hal penting dalam rangka internalisasi nilai-nilai karakter kepada generasi muda bangsa ini. Akhirnya, media massa juga menempati peran sentral dan strategis dalam melakukan penanaman karakter. Tantangannya, yaitu bagaimana media mempu menyiarkan berbagai konten yang memiliki muatanmuatan pendidikan bagi masyarakat, dan tidak semata terkooptasi oleh kapitalisme yang menjadi mesin keuntungan bagi produsen. Semoga. (*) Prof. Dr. H. Masrukhi, M.Pd., Adalah guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes). Artikel ini disarikan dari makalah seminar nasional yang digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Al-Fikr Universitas Muria Kudus (UMK), Mei 2015.
POJOK UMKM
8
UMK Semai Jiwa Wirausaha melalui IbK
T
ak bisa disangkal, wirausahawan merupakan salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Betapa tidak, kecerdikannya membaca peluang itu tidak sekadar disimpan, tetapi kemudian dirubahnya sebagai sarana mengumpulkan ‘’pundi-pundi’’ ekonomi. Kecerdasan seperti itu, sehingga keberadaan para pengusaha atau wirausahawan tak bisa pandang sebelah mata. Karena disadari atau tidak, mereka telah mengambil peran yang sangat penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan, sehingga angka pengangguran bisa ditekan. Karenanya, penting bagi pemerintah menyemai jiwa-jiwa muda agar kreatif dfan mampu menjadi wirausahawan handal masa depan, sehingga harapannya, perekonomian nasional akan stabil dan semakin baik di kemudian hari.
Drs. Masluri MM., salah satu pengusul program IbK Universitas Muria Kudus (UMK), mengatakan, program IbK yang diinisiasi pemerintah melalui Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), sangatlah penting. ‘’Program IbK ini memfasilitasi mahasiswa yang menaruh minat pada bidang kewirausahaan agar lebih berkembang dengan mensinergikan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), sehingga akan melahirkan pengusaha muda unggul yang memiliki intelektualitas,’’ katanya. Di UMK sendiri, selain dirinya, tim pengusul hibah IbK yaitu M. Nur Kamid M.Sc., (dosen Fakultas Teknik) dan Dwi Soegiarto SE. MM. (dosen Fakultas Ekonomi). ‘’IbK di UMK dimulai sejak 2012,’’ ujar dosen Fakultas Ekonomi tersebut.
IM/ Dok
Untuk ranah Perguruan Tinggi (PT.), adanya program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK), patut mendapatkan apresiasi, karena ia menjadi salah satu ruang untuk menyemai bibit-bibit wirausahawan dari kalangan kampus. Mahasiswa peserta IbK mengikuti kunjungan ke salah satu perusahaan
pengusul, adalah M. Ulinnuha (tas resleting), Tri Supriyati (pertanian sawi organik), Ainun Nafiati (manset lengan sambung), Silvia Apriliani (pengelolaan jahe merah), Ida Farina (industri konveksi), Elsya Sadewa (budi daya jamur), Yola Erna Kumala (batik), Nugroho S. Wibowo (penangkaran Love Bird) dan Yanuar Uula (pengembangan boneka wisuda). “Pertimbangan untuk memilih 9 tenan IbK yaitu dilihat dari semangat mahasiswa, bisnis yang dirintis realistis, layak dari sisi proses produksi, kemampuan produksi, dan pemasaran, serta ada proyeksi laba dihasilkan,’’ terangnya.
Melalui IbK inilah, mahasiswa bisa didanai jika program yang diusulkan lolos. ‘’Sebelum rencana usaha didanai, terlebih dulu mahasiswa pengusul mengikuti orientasi,’’ lanjutnya menambahkan.
Nugroho S. Wibowo, salah satu mahasiswa yang lolos dalam seleksi IbK, mengatakan, tertarik mengusulkan program IbK setelah mengetahui manfaat yang bisa didapat dan alur pengusulannya pun tidak ribet.
Nur Khamid mengutarakan, mahasiswa pengusul pun harus telah memenuhi syarat, antara lain sudah mengikuti materi Kuliah Keterampilan Usaha (KKU). “Mahasiswa pengusul juga harus melakukan studi lapangan untuk memantapkan langkah menjalankan bisnis yang digagas,’’ tegasnya.
“Saya langsung berinisiatif mendaftar setelah mengetahui pengumuman pendaftaran IbK. Saya mengusulkan usaha penangkaran Love Bird yang telah saya jalankan sejak tiga tahun terakhir,’’ ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ini.
Tinggi Peminat
Menurutnya, usaha penangkaran Love Bird cukup prospektif, karena banyak masyarakat yang suka. ‘’Love Bird dikenal sebagai burung yang setia. Selain warna dan suaranya yang menarik, pasarnya juga bagus,” tambahnya.
Tiga tahun berjalan, minat mahasiswa UMK mengikuti program IbK terbilang cukup tinggi. Lebih dari 100 mahasiswa telah mengusulkan rencana bisnisnya. Dan pada 2015, program IbK UMK mendanai 24 tenan -sebutan mahasiswa yang lolos IBK- yang sangat beragam. “Ada 7 tenan IbK yang lolos di 2013, 2014 (8 tenan), dan tahun 2015 ini (9 tenan),’’ ujar Masluri, ketua tim IbK UMK. Sembilan tenan yang lolos seleksi dari 25 mahasiswa
Hal berbeda disampaikan Yanuar Uula, yang mengusulkan bisnis pembuatan boneka. “Saya sudah memulai membuat sample boneka sebelumnya, dan kemudian memasarkannya melalui sekolah-sekolah, berbagai komunitas, dan
media sosial,” terang mahasiswa Prodi Manajemen tersebut. Masluri mengemukakan, proses IbK ini tidak selesai setelah ditetapkannya siapa saja mahasiswa yang lolos untuk menerima program ini. ‘’Setelah tenan didanai, tidak dibiarkan saja, melainkan dipantau (monitoring), dievaluasi dan dilakukan pembimbingan, bahkan siap membantu jika ada yang membutuhkan izin SIUP/PDP,’’ paparnya. Karena itulah, tak sedikit mahasiswa yang menilai IbK sebagai program yang tepat untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian mahasiswa sejak bangku kuliah. Teguh Santoso, salah satunya. Menurutnya, penumbuhan jiwa wirausaha sedari muda sangat penting, supaya mahasiswa tidak selalu menjadi job seekers, juga menjadi job creator. ‘’Menjadi wirausahawan itu menyenangkan, karena ikut menjadi penentu kemajuan ekonomi baik mirkro maupun makro. Saya senang telah mendapatkan kesempatan menempa diri melalui IbK,’’ tuturnya. Masluri menimpali apa yang dikemukakan Teguh, bahwa IbK memang bisa menjadi salah satu program percontohan ideal untuk penyelenggaraan Keterampilan Wajib Kewirausahaan (KWU) yang ada di UMK. ‘’IbK ini bisa menjadi percontohan menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan kaum muda, khususnya mahasiswa. Program IbK hanya tiga tahun, jadi ini tahun terakhir. Selebihnya tugas UPT. Keterampilan untuk melanjutkan IbK sebagai model bagi UMK menjalankan keterampilan kewirausahaan,” katanya. (Ainun Nafiati/ Info Muria)
SELAMAT DATANG
MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MURIA KUDUS Tahun Akademik 2015/2016 INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
CERPEN
9
Kawin Kontrak Cerpen Kartika Catur Pelita sudi aku dapat motor. Suami Ikah kelak seorang yang bermobil, bukan bermotor!” “Tapi aku masih perjaka tring-tring, Mbah.”
IM/ Dok internet
“Aku bukan lagi penari tayub yang butuh lanangan.” “Aku cinta cucumu setengah mati, Mbah. Kalau direstui, mbahe engko taktukoake getuk, gule, uraban, gempol plered, grontol, adon-adon coro…”
S
udah beberapa purnama hati ia gundah. Bukan, bukan memikirkan rambut memutih dan tubuh bongkok. Usia sudah tujuh puluh tahun lewat. Wajar rambut panjang hitam legam berubah putih perak. Kulit halus mulus kini mengeriput. Namun di paras tuanya masih tergurat kecantikan. Arum Puspa Rukini. Di masa muda dulu, ia kembang desa Kembang Asri. “Perempuan paling jelita! Tak kalah cantik dengan Mahipal bintang film India!” “Saking ayunya, Mbah Rukini menikah sebelas kali,” jelas Mbah Roso,yang usianya sepantaran. “Tapi perkawinan hanya bertahan beberapa bulan,” tutur Mbok Paenah. “Paling lama dengan Karjo Kartono,” jelas Mbah Roso.“Sinder gula itu bojo yang ke-delapan!” “Hanya dengan Karjo Kartono dia memiliki keturunan. Namanya Sugono,” Mbok Paenah mengenang sejarah masa lalu kakak sulungnya yang bekas penari tayub. Sugono dan Tuminah-istrinya, meninggal karena banjir bandang. Padahal perkawinan mereka baru seumur jagung. Bayi perempuan cantik ditinggalkan. Namanya Siti Zulaika. Mbah Rukini merawat, menganggap sang cucu bagai anak sendiri. Permata hati itu tumbuh sebagai gadis remaja jelita. Semok dan mempesona. Wis pitulas taun, mengapa tak ada lelaki yang melamar? Sebenarnya bukan tak ada, tapi belum ada yang cocok. Siapa sih pria yang tak tergiur melihat sosok molek? Tak hanya perjaka, atau duda, lelaki yang telah beristri pun banyak yang hendak mempersunting. Lelaki normal makcleguk, bergelegak birahi membayangkan bercinta dengannya. Juga si Loding Aceng, pemuda lugu, lulusan SMK Kejer. Perjaka ganteng ceking itu melamar Zulaika dengan mas kawin motor pink buatan India jreng keluaran terbaru dari pabrik. Masih unyu unyu, jreng cling. Mbah Rukini menolak, sengak. ”Kere gembel naik gerobok sodor. Ogak
“Aku tak mau. Pergi sana.” “Marning, balungkuwuk, iwak peyek, apa horog-horog.” “Minggat kowe.” “Horog-horog, sate kimo, karo kerupuk begenggek ya, Mbah.” “Aku pengen kowe minggat cah bonyong, yen ora takremes ontongontongmu sampe modar!” Mbah Rukini menjerit histeris, ala Mpok Nori. Kontan si Aceng ngiprit, berlari sekencang kijang. Mbah Rukini tenang tentram raharjo masuk rumah, ngudang cucu kesayangan. “Kamu cantik Kah, kamu harus dapat bojo sing sugih. Masa depanmu tak cukup hanya makan nasi putih, sandal jepit dan rumah kayu. Kowe butuh perhiasan, mobil, rumah mewah, perusahaan. Semuanya akan kamu dapat, kalau kamu punya bojo sugih.” Zulaika menurut ketika mbahnya menolak lamaran Juragan Gundala. Padahal tuan tanah, harta banyak.“Aku ora sudi kowe mau ngepek si Ikah dadi bojo ke-papatmu.” “Aku arep gawekwe omah gedung, Mbah. Mobil. Perhiasan” “Aku ora sudi dunia neraka.”
Memperagakan adegan syur, mencopoti baju, hingga tersisa kutang zaman baheula. Mbah Rukini siap siaga mulut teriak ala mpok Nori.“Tol….!” Juragan Gudal ternyata lebih cepat bergerak, slip, hengkang. Berlari bersama moge-nya berteman angin badai. Kapok, kena batunya, tak muncul lagi. Maka Mbah Rukini tersenyum malu memandangi tubuh peyote tapi seksi- yang setengah bugil. Zulaika yang mendengar pembicaran dari dalam kamar, meluk mbahnya. “Hore…juragan Gudal lari, Mak! Lelaki kok takut sama Embah-embah. Hmm juragan Gudal sugih ya, Mak. Dia janji mau nukoke mobil, rumah, perhiasan. Asik-asik.” “Kanggo opo sugeh yen dee gudalbuaya !” “Maksud Mak opo?” “Mak ora rela kalau anak Mak entuk suami yang tak bisa dipegang omongnya dan istrinya ada di manamana. Bisa-bisa kowe disantet!” *** Entah siapa pantas menjadi suami Zulaika. Setiap ada orang yang melamar, Mbah Rukini selalu membandingkan dengan pelamar lain. Selalu ada kekurangan. Usia Zulaika menjelang usia dua satu tahun, belum dapat jodoh.. Padahal di kampung Kemangi ini, gadis-gadis sepantaran Zul sudah memiliki anak. Mereka telah menanggalkan keperawanan, memasuki dunia perkawinan. Sungguh teramat berhasrat menantu kaya. Berumah tingkat, megah. Bermobil mewah, punya perusahaan. Tidak rela kalau Zulaika menikah dan mendapat suami kere. Lebih baik kawin kontrak dengan ekspatriat, bule, orang asing yang kaya raya itu!
“Kalau Zul mau, piye, Mbah? “Ikah selalu menuruti omonganku.” “Aku akan berikan sebagian hartaku pada Mak, asal si Zul jadi istriku. Istri sungguhan. Bukan siri.” “Aku tetep tak merestui. Ora. Cari sana perempuan lain yang mau kowe jadikan istri ke-empat, ke-lima atau keseratus!” “Tenan Mak orak ngrestui?” “Sekali tidak berarti ora, ora, ora!” “Bagaimana kalau selain Zul kuambil istri, Mak juga aku kawinin?” Mbah Rukini terperanjat. Dipandanginya lelaki umur 82 di depannya, dalam-dalam-dalam. Ia berpikir. “Piye, Mbah?” “Asublegedu. Kakekane! Kowe minggat soko kene wong gemblung! Apa aku berteriak kalau kowe akan memerkosaku, dan kowe akan INFO MURIA
dimassa, dibakar orang kampung sini?!”
***
Kehidupan Mbah Rukini berubah delapan puluh delapan derajat. Rumah megah bertingkat. Perhiasan emas, berlian, mobil mewah dan sawah luas telah dimiliki. Naik haji tiga kali. Ia menikmati masa tua bergelimang harta. Semua hasil kawin kontrak Zulaika dengan ekspatriat asal Timur Tengah itu. Hingga suatu ketika, Mbah Rukni sedang duduk manggut-manggut sambil ngemut keciput di teras rumah, sangat terkejut. Jantungnya seperti disengat listrik berkekuatan tinggi ketika mendapati Zulaika pulang ke rumah. Tampak kusut. Kecantikan memudar. Ia menangis di pangkuannya. “Zulaika meteng, Mak.” “Hamil?” “Zulaika bingung Mak…karena Gozi akan kembali ke Arab Saudi.” “O, hamil ? Gitu aja repot,” Mbah Rukini tersenyum adem. “Serahkan saja bayi padaku, Nduk.”
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
“Tapi Mak…” “Biar aku yang merawatnya. Kowe kawin kontrak ae karo bule opo wong asing liyane. Ben Si Komblang engko golek suami kontrak untukmu.” *** Tahun-tahun berlalu, seperti perawan dikejar orang gila, seperti orang alim dikejar cheetah. Entah sudah berapa kali Zulaika kawin kontrak. Entah sudah berapa kali kebrojolan dan melahirkan anak. Anak-anaknya diasuh Mbah Rukini dengan memperkerjakan beberapa pembantu. “Anak si Zul cakep-cakep, indo sih. Kalo besar bisa menghasilkan uang. Ada yang bisa jadi bintang sinetron, penyanyi, model, penari tayub, simpenan pejabat, atau ada yang mengikuti jejak ibunya. Aih, aih, oye, oye, wekwek, sor-sor….” . Sampai malam Jumat wage, Zulaikah menangis keras-keras, mberek, melolong histeris, mengucur air mata, seperti banjir bah. Mbah Rukini sabar mendengar curhat Zulaikah.“Ada apa sih Nduk ayu. Ada masalah dengan suami barumu?” “Iya, Mak. Bulan depan Bo Kong pulang ke Hongkong.” “Lapo sedih. Satu pergi, seribu datang. ” “Ora iku ae, Mak.” “Kowe kemalingan duit, tah?” “Tidak, Mak.” “Apa suamimu menipumu?” “Bukan, Mak. “Lalu?” “Bulan lalu si Suting donor darah Mak. Iseng-iseng Ikah ikutan. Eh, saat diperiksa dokter bilang Ikah tak boleh donorin darah, karena….” “Kenopo?” “Dokter bilang…dokter bilang…” “Dokter ngomong opo?!” Ayu was-was, ingin tahu.
Mbah
“Dokter bilang…HIV, Mak. Ikah kena HIV AIDS. Ikah sediluk meneh mati. Ikah sebentar lagi mati.” Zulaika menangis seperti Cinderella meratap nasib malang disiksa ibu tiri.”Ikah sebentar lagi matek. Hu-hu-hu…” Titik tak pakek koma, orak usah nunggu lama, seketika itu pula Mbah Rukini mati, meninggalkan Zulaika selamanya! Kota Ukir, 6 Maret-15 Juli 2015 Kartika Catur Pelita, Sastrawan kelahiran Jepara 11 Januari 19 71. Menulis 500-an cerpen. Penulis novel ‘Perjaka’ (Akoer, 2011), “Balada Orang-orang Tercinta” (Pustaka Puitika), dan “Bintang Panjer Sore (sedang proses penerbitan). Karya fiksi dan non fiksi dimuat di media cetak lokal-nasional, dan media online. Bergiat di Akademi Menulis Jepara.
10
JENDELA
Ada ‘’Kamasutra’’ untuk Deteksi Uang Palsu dalam tim untuk membuat Kamasutra. Mereka adalah Zulvilia Ermaningtyas (Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD), Rifki Husaini (Prodi Teknik Elektro), Canggih Pamungkas (Prodi Teknik Elektro) dan Afif Budiliyani (Prodi Teknik Informatika). Gagasan memb uat Kamasutra pun akhirnya diikutikan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Dirjen Jendral Pendidikan Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti). ‘’PKM Karya Cipta menjadi ruang kami untuk berkreativitas dan menyalurkan ide (gagasan),’’ terang Taufiqqurrohman menambahkan. Ketua tim penggagas Kamasutra ini menjelaskan, keunggulan yang dimiliki kacamata ini adalah bisa digunakan untuk mendeteksi uang palsu serta meminimalisasi radiasi mata saat berada di depan media-media elektronik. ‘’Kami cukup mengalami kesulitas juga untuk membuat kacamata super transparan ini. Seperti untuk desain dan bahan-bahan untuk membuatnya. Yang paling sulit yaitu mecari led kacamata sebagai pendeteksi uang palsu, sehingga tim harus ke Bandung untuk mencarinya,’’ paparnya. Mahasiswa tim perancang kacamata super transparan Kamasutra
A
IM/ Dok
gak aneh mendengar nama Kamasutra sebagai produk kacamata. Namun itulah adanya. Kamasutra ini adalah produk dari ide kreatif beberapa mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), yang lahir dari ketidaksengajaan.
Kamasutra ciptaan mahasiswa UMK ini pun sendiri sudah di ujicobakan antara laindi Pasar Bitingan, Matahari Plaza dan Hypermart. ‘’Ke depan, PR kami adalah mendesain Kamasutra sederhana dan terjangkau harganya. Paling tidak, harga jualnya di kisaran Rp. 150 ribu,’’ terangnya. (Islakhul Muttaqin, Khilyatussa’adah/ Info Muria)
Bermula dari diskusi kecil-kecilan terkait ‘’insiden’’ rusaknya kacamata Afif Budiliyani, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika (Prodi TI) Fakultas Teknik UMK, sehingga sampai pada gagasan bagaimana membuat trobosan mendesain kacamata serbaguna transparan. ‘’Akhirnya, muncullah gagasan membuat kacamata Kamasutra ini. Waktu itu Afif mengaku tidak nyaman ketika memakai kacamata yang tidak sekadar membantu indera, sehingga dari diskusi lahir ide membuat kacamata sendiri yang memiliki fungsi lain,’’ kata Taufiqqurrohman.
Tema Riset: Kacamata ‘’Kamasutra’’ Tim Periset: - Taufiqqurrohman (Prodi Teknik Informatika) - Zulvilia Ermaningtyas (Prodi PGSD) - Rifki Husaini (Prodi Teknik Elektro) - Canggih Pamungkas (Prodi Teknik Elektro) - Afif Budiliyani (Prodi Teknik Informatika) Keunggulan: Bisa untuk mendeteksi uang palsu Prestasi: Lolos dalam PKM dan Pimnas Dikti 2015
Dia menjelaskan, selain dirinya, ada beberapa mahasiswa UMK lain yang masuk
Dikembangkan, Alat Pendeteksi Formalin pada Makanan
M
araknya penyalahgunaan zat berbahaya formalin sebagai pengawet pangan dan kesulitan masyarakat dalam mengidentifikasi keberadaannya secara inderawi, tak disangkal membuat masyarakat miris. Namun, bagaimana mengidentifikasi formalin pada makanan dengan mudah? Inilah yang menjadi pemikiran dosen sekaligus ketua Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus (UMK) dan melatarbelakangi pembuatan alat yang dapat pendeteksi formalin secara cepat, akurat dan mudah. Budi Gunawan menjelaskan, penelitiannya mengenai alat pendeteksi formalin pada makanan, sudah dimulai sejak 2010. ‘’Waktu itu marak bahan kimia formalin dijadikan bahan pengawet pada makanan yang banyak dijual di pasaran,’’ kisahnya.
bahan polimer, software training sensor menggunakan metode jaringan syaraf tiruan berbasis PC. ‘’Saya bersyukur, tahap pertama riset ini berhasil masuk dalam jurnal nasional terakreditasi TELKOMNIKA,’’ urainya. Selanjutnya, riset tahap kedua tahun 2012/2013, memprioritaskan program sistem pendeteksi kandungan formalin pada bahan pangan yang bersifat portable berbasis makrokontroller. ‘’Pada tahap ini diarahkan pengembangan sistem deteksi formalin menggunakan metode jaringan syaraf tiruan, dan mengetahui performansi sistem deteksi formalin dalam bahan pangan,” tambahnya. Pada giliran selanjutnya, dia pun menjalin kerja
sama dengan akademisi dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Jendral Sudirman (Unsoed) Purwokerto. ‘’Hasilnya, riset ini masuk (terpublikasi) di jurnal internasional dan ikut dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya, Universitas Gajah Mada (UGM), ITS dan Unsoed,’’ tuturnya. Kini, hasil risetnya ini masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan agar aplikatif. ‘’Masih perlu disempurnakan lagi agar bisa dipakai masyarakat luas, antara lain menambah penekan pada sensor gasgas yang dipakai,’’ katanya yang mengaku ada peneliti lain yang hendak mengembangkan penelitiannya tersebut. (Islakhul, Khilyatussa’adah/ Info Muria)
Kerisauan terhadap realitas itulah, terus menerus mengusik dirinya. ‘’Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999 memasukkan formalin dalam jenis bahan tambahan terlarang untuk digunakan dalam makanan. Maka sangat memprihatinkan jika faktanya malah banyak makanan menggunakan formalin sebagai pengawet dijual bebas,’’ paparnya. Selain itu, nalurinya sebagai akademisi yang mesti senantiasa melakukan riset-riset sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, mendorongnya untuk ikut mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat. ‘’Berdasarkan riset yang saya lakukan, di Indonesia belum ada penelitian terpublikasi terkait suatu alat (sistem/metode) yang digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin dalam bahan pangan dengan mengaplikasikan chemical sensor sebagai pengindera,’’ terangnya. Dia menjelaskan, pada tahun pertama tahap awal penelitian memprioritaskan program sensor gas dari
Rancangan alat pendeteksi formalin pada makanan INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
IM/ Dok
KRETEKUS
“
11
... yang paling berbahaya dari seorang manusia bukanlah paru-paru atau jantungnya, melainkan pikiran-pikirannya.“
S
uatu siang, tiga tahun silam. Saya datang ke sekretariat IKAPI Yogyakarta, untuk kumpulan rutin setiap Rabu. Sampai di sana, tumbentumben saya lihat ada Mas Indra Ismawan, bos grup penerbit Media Pressindo. “Halo Mas, lama nggak ketemu, kok tambah gemuk aja? Hehehe,” sapa saya. Memang cukup lama saya nggak jumpa miliuner rendah hati yang satu itu. Dan pas kali itu ketemu, badannya beneran kelihatan subur. “Iyo, memang gemuk nih. Soale habis berhenti merokok,” jawab Mas Indra. Saya njenggelek. Waini, topik menarik ini. Saya langsung mupeng pingin dengar ceritanya. Maka saya pun menginterogasi Mas Indra.
Subhanallah, Inilah Rahasia Kecerdasan Kaum Perokok
“Aku setop merokok lumayan lama, tiga bulan. Berat badan langsung naik 10 kilo,” kisahnya. Saya mulai nggelar tikar dan ngaduk kopi, menyimak. Segeralah terbangun hipotesis di kepala: berhenti mereka tak lebih dari perkara jasmani belaka.” merokok itu benar-benar menyehatkan. Mas Iman melanjutkan dengan konsep kesehatan “Tapi,” Mas Indra melanjutkan, “akhirnya aku modern. “Urusan Departemen Kesehatan itu kan putuskan merokok lagi.” cuma kesehatan jasmani saja to,” sambungnya. “Lho!! Kok??” atas nama pencarian kebenaran, “Mana pernah mereka menempatkan sektor saya nggak boleh begitu saja setuju keputusan politik kesehatan jiwa dalam proporsi penting? Padahal persoalan masyarakat kita kebanyakan akibat Si Bos. problem ketidaksehatan jiwa. Penyakit fisik memang “Begini, simpel saja,” jawabnya. “Kalau aku ada. Tapi sebenarnya jauh lebih banyak penyakit lanjutin setop merokoknya, pasti aku tambah gemuk. jiwa. Anehnya, segi ini nyaris dianggap tidak ada Sementara kita lihat, mana ada orang obesitas oleh Departemen Kesehatan. Jadi ya nggak heran, bertahan sampe tua? Kalau ketemu perokok berat ketika para ahli kesehatan menilai masalah rokok, hidup sampe 90 atau 100 tahun sih sering. Tapi lihat yang dibahas cuma sudut pandang kesehatan fisik..” orang obesitas bertahan hidup sampe umur segitu? *** Pernah, ‘po?” Saya tertegun. Paten nih orang. Cara berpikirnya jauh dari linier. Dia sama sekali tidak membaca persoalan secara serta-merta, lewat permukaan saja, semisal: “Hmm.. karena berhenti merokok aku jadi gemuk. Gemuk berarti sehat. Jadi kalau mau sehat, berhentilah merokok.” Tidak, tidak. Manusia di depan saya itu punya pikiran yang melompat jauh ke luar kotak. Untung sampeyan nggak fesbukan, Mas, batin saya. Coba main fesbuk, pasti sudah dibuli sama kimcil-kimcil. Hahaha.
Mengenang obrolan bersama Mas Indra Ismawan dan Mas Iman Budhi Santosa, saya jadi merenungrenungkan lagi arti “out of the box”. Tak bisa disangkal, poin-poin pikiran kedua orang perokok berat itu jauh dari standar. Ada batas-batas pagar yang mereka lompati, di saat semua orang nyamandamai dan tak berani membayangkan apa-apa yang ada nun di luar pagar. Saya jadi ingat dialog lama yang terjadi antara Syekh Abu Hayyun dan seorang mbak-mbak unyu aktipis antitembakau.
“Iya, rokok memang berbahaya. Saya setuju sekali sama sampeyan, Mbak,” kata Syekh Abu Suatu malam saya sowan ke Dipowinatan, Hayyun mantap. Wajah aktipis LSM antitembakau kediaman penyair gaek Iman Budhi Santosa. Sambil yang bertamu siang itu pun langsung berbinar. mengisap 76-nya, beliau menelanjangi makna slamet “Begini,” lanjut Syekh. “Merokok itu nggak bisa dalam masyarakat Jawa. Kata Mas Iman, slamet dalam kosmologi Jawa berbeda jauh dengan selamat dilakukan sambil terburu-buru. Anda bisa makan, dalam pemahaman standar perspektif dunia modern. minum, mandi, bepergian, bahkan bekerja, dengan cepat dan tergesa. Tapi tidak untuk merokok. “Dalam pemikiran modern, yang disebut Merokok mesti dilakukan seperti.. mm.. gerakankeselamatan melulu terkait fisik. Orang naik kendaraan gerakan salat. Harus tuma’ninah istilahnya, Mbak. dan sampai tujuan tanpa terkena kecelakaan, berarti Sedot, tenang, pengendapan sesaat, baru nyebul. selamat. Orang yang fisiknya terlindungi, aman dan Isep lagi, tenang dan pengendapan lagi, sebul nyaman, disebut selamat. Sebaliknya, orang yang lagi. Begitu terus-menerus. Lihat, ngudud sama terkena gangguan fisik, atau bahkan mati, otomatis sekali bukan aktivitas yang cocok untuk orang yang dikatakan tidak selamat. Cuma begitu itu. Jadi orang gegabah dan grusa-grusu…” tidak paham dengan kematian Mbah Marijan yang “Lho, maaf, katanya bahaya, Syekh? Kok malah mengawal Gunung Merapi, misalnya. Apa benar Mbah Marijan tidak selamat? Dalam kacamata orang nggak bahas bahayanya?” Si aktipis kimcil tampak Jawa, Mbah Marijan itu slamet. Slamet. Orang gagal nggak sabar. mengerti, karena apa yang ada dalam sudut pandang “Sebentar..,” sambil tersenyum bijak Syekh ***
INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
memberi kode tangan, agar si aktipis diam dulu. “Untuk menghabiskan satu batang rokok, ratarata dibutuhkan 20-25 kali hisapan. Kalau seorang perokok ngudud 10 batang saja setiap hari, artinya minimal ada 200 kali saat jeda tuma’ninah per harinya. Dua ratus kali setiap hari, Mbak! Nah, bayangkan saja jika ia menempuh hidup seperti itu belasan atau bahkan puluhan tahun. Apakah sampeyan yakin yang demikian itu tidak turut membentuk bangunan bawah sadar dan karakter pribadinya?” “Bahayanya, Syekh. Pliss, bahayanya…” “Jadi, ya nggak usah gampang heran kalau banyak pemikir muncul dari kalangan perokok. Sebab perokok itu bukan semacam speedboat yang melesat cepat di permukaan, melainkan lebih dekat dengan sifat kapal selam. Ia bergerak pelan namun pasti di kedalaman. Makhluk-makhluk kapal selam itu terbiasa tenang, jernih mencermati setiap hal, sekaligus punya daya imajinasi tinggi. Maka kita tahu ada Einstein, misalnya. Pastilah ia menemukan Teori Relativitas, serta teori bahwa semesta berbentuk melengkung, saat ia leyeh-leyeh sambil kebal-kebul dengan pipa cangklongnya. Ada juga Sartre, Albert Camus, Derrida, Sigmund Freud, yang semua-muanya menempa ngelmu tuma’ninah-nya lewat asap tembakau. Contoh lain? Ada Sukarno, Che Guevara, Winston Churcill, hingga John Kennedy. Atau para sastrawan-pemikir, mulai Rudyard Kipling, Hemingway, Mark Twain, Pablo Neruda, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, yang kesemua mereka pun menjalani metode yang sama. Jadi bisa kita simpulkan bahwa..” “Stop! Stop!! Please, Syekh. Please! I said: ba-haya! Please explain the ba-ha-ya!!” “Hehe, iya, iya, Mbak. Maaf. Saya tegaskan bahwa rokok memang berbahaya.” Syekh ber-tuma’ninah sesaat. “Sebab.. yang paling berbahaya dari seorang manusia bukanlah paru-paru atau jantungnya, melainkan pikiran-pikirannya.” Jeng jeng jeeeng! * Iqbal Aji Daryono, tulisan dimuat sesuai artikel aslinya di Mojok.Co
PROFIL
12
Jadikan Kampoeng Inggris sebagai Ladang Pengabdian Moh. David Mauliniam
Nama : Moh. David Mauliniam TTL : Demak, 4 Maret 1989 Alamat : RT 1 RW I Cangkring B, Kecamatan Karanganyar, Demak Orang tua : • Bapak : Subakin • Ibu : lasmilah Pendidikan: • SDN Cangkring B (1995 – 2001) • MTs N Gajah (2001 – 2004) • SMA NU Al-Ma'ruf Kudus (2004 – 2007) • PBI Universitas Muria Kudus (2012 – sekarang) Organisasi: • PMI Kudus (2013 – sekarang) Pekerjaan: • Guru Bahasa Inggris MTs N Gajah (2014 – sekarang). • Guru SMK Muhammadiyah Mlatiharjo 04 Demak. • Manajer Program Kampoeng Inggris Nature Mlatiharjo. Prestasi: • Mendapat lisensi International Inggris Teaching Skill dari FEE Center Pare Kediri kerja sama dengan Itarbiah Islamic School di Pangga, Thailand
IM/ Dok
H
ijaunya persawahan dan gemericik air di sungai yang membelah desa, menjadi pemandangan eksotis di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Sungguh memberikan kesejukan dan rasa seperti dirasakan M. David Maulinniam dan beberapa rekannya. David, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK), bukan mahasiswa biasa. Ia membangun ‘’mimpi’’ dengan mendirikan ‘’Kampoeng Inggris Nature Mlatiharjo’’ pada awal 2014. Pendirian Kampoeng Inggris Nature Mlatiharjo ini sebagai manifestasi keinginannya memajukan desa tempatnya tinggal. ‘’Alhamdulillah, banyak pihak yang mendukung berdirinya Kampoeng Inggris Nature Mlatiharjo ini,’’ ujarnya. Bukan untuk mencari pujian dan ingin dikenal ia mendirikan Kampoeng Inggris. Pengalaman mengajar di Kampoeng Inggris Pare, Kediri selama empat tahun, adalah salah satu inspirasi yang kemudian memotivasinya membuat hal serupa di tanah kelahirannya. ‘’Dengan Kampoeng Inggris inilah, kami mengabdi pada tanah kelahiran dan bangsa,’’ katanya. Jalan terjal pun dilalui untuk mewujudkan keinginannya. Dimulai dengan mendirikan Bright English Education Center (BEE Center) pada 2012, sehingga keterbatasan tempat menjadi pertimbangan
David saat hendak mendirikan Kampoeng Inggris. ‘’Untuk BEE Center saja, kami sering berpindah-pindah dari satu sekolah ke sekolah lain, bahkan pernah membuat base camp. Itu pun tidak bisa menampung banyak anak yang hendak belajar di BEE,” kenangnya. Namun pertemuan dengan Ir. H. Hery Sugiartono, kepala desa setempat, pada 2014 lalu, seakan menjadi jalan yang diberikan Tuhan, agar impiannya untuk ikut mengabdi pada masyarakat dan bangsa, terwujud. Sebuah bangunan semi permanen di antara area persawahan, dipinjamkan untuk akivitas pembelajaran. ‘’Kami bersyukur, mendapatkan dukungan yang tiada terhingga dari Bapak kepala desa,’’ ungkapnya. Ada yang menarik dalam pengembangan Kampoeng Inggris yang dirintis David ini. tak sekadar Bahasa Inggris, tetapi ia menjadikan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal, sebagai basis pengajarannya. ‘’Pembelajaran pun dilakukan dengan menyenangkan, sehingga peserta lebih mudah menyerap yang disampaikan tutor,’’ katanya. Dia pun merekrut teman-temannya yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan kemampuan lain seperti memainkan alat musik, menyanyi, menggambar, mengaji dan public speaking, untuk bergabung. ‘’Saya berharap, Kampoeng Inggris ini bisa menjadi ladang pengabdian kepada desa dan Ibu Pertiwi,’’ tutur mahasiswa yang pernah mengikuti International English Teaching Skill di Thailand pada 2013. (Ainun Nafiati/ Info Muria)
IM/ Dok
Konsisten Dampingi Pelaku UMKM
AG. Sunaryo Handoyo
T
anggal 11 Juni 2015, menjadi hari istimewa bagi AG. Sunaryo Handoyo. Pasalnya, pada hari itu ia dinyatakan berhak menyandang gelar Doktor Ilmu Ekonomi Manajemen dari Untag Surabaya, setelah melalui prosesi ujian terbuka. Berbekal disertasi berjudul ‘’Pengaruh Inovasi Pemasaran Orientasi Pasar Modal Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bordir Jawa Tengah’’, dan berhasil lulus dalam waktu 4 tahun 2 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.80 (sangat memuaskan). Bukan tanpa sebab dia menulis disertasi
tentang UMKM. Sebab, dosen DPK dari Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah, ini sejak lama memang telah memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan dan eksistensi UMKM. Dia antara lain pernah melakukan riset (penelitian) dan pendampingan usaha Pisau Jekulo, Bordir Kudus, Jenang Desa Kaliputu, Usaha Produk Susu, dan bersama Dinas Pertanian di Desa Singocandi, mendampingi Kelompok Usaha Bersama (KUB) produk tas Desa Loram Kulon. ‘’Selain di Kudus, saya juga pernah melakukan riset di berbagai kabupaten atau kota, seperti Batang, Pekalongan, Tegal, Purworejo, dan Klaten,’’ ujarnya yang didaulat menjadi salah satu narasumber seminar dan konferensi nasional bertajuk ‘’Studi Inovasi Pemasaran”yang diselenggarakan STIE Perbanas Surabaya pada Juni lalu. Menurutnya, orientasi pasar dan modal sosial merupakan pilar penting dalam upaya meningkatkan daya saing UMKM di tanah air, khususnya Jawa Tengah. ‘Di luar itu, dukungan pemerintah melalui kebijakan, pelatihan, konsultasi, pendampingan, termasuk fasilitasi promosi melalui ekspoekspo, baik di level regional, nasional, maupun internasional,’’ tuturnya. Dengan adanya dukungan pemerintah inilah, dia optimistis UMKM di Indonesia mampu bersaing INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
dengan produk-produk asing. ‘’Produk-produk UMKM Indonesia sangat bagus, apalagi banyak pelaku UMKM yang kaya inovasi, khususnya usaha batik, tenun,bordir dan makanan olahan,’’ paparnya. Dia bahkan menegaskan, bahwa kekuatan UMKM Indonesia sebenarnya tidak sekadar harus bisa bersaing, tetapi harus berada di atas pesaingnya. ‘’Karena itu, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai tawar terhadap pelanggan (customer) dan suplier, mampu mengestimasi kemungkinan adanya pesaing baru di masa mendatang, dan mampu menilai adanya barang substitusi (barang pengganti),” ujarnya. Lahir di Surakarta pada 26 Juni 1955, AG. Sunaryo Handoyo merupakan pribadi yang menarik karena begitu mementingkan pendidikan. Meraih gelar Sarjana (S1) di tiga Program Studi (Prodi) yang berbeda, yakni Ekonomi Universitas Negeri Surakarta (UNS), Ilmu Hukum Universitas Muria Kudus (UMK), dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) IKIP PGRI Semarang. Selanjutnya, ia menyelesaikan studi Magister (S2) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi Manajemen di Untag Surabaya. ‘’Saya beruntung, keluarga sangat mendukung, juga pimpinan universitas dan Yayasan Pembina (YP.) UMK,’’ tuturnya. (Dwi Ariyanti/ Info Muria)
PUTIH ABU-ABU
13
‘’Mimpi’’ Besar Lahirkan Pelaut Handal SMK Wisudha Karya
Meningkat di Tahun Kedua
A
wal dibuka, jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya hanya menampung 60 taruna taruni pada 2014. Jumlah itu melonjak dua kali lipat pada tahun kedua (2015), yaitu 120 taruna taruni. Ruang kelas pun ditambah. Dua ruang untuk taruna Nautika Kapal Niaga (NKN) dan dua ruang lagi untuk Teknika Kapal Niaga (TKN). Winda Rahayu Setyaningsih, adalah salah satu taruni yang mengaku sudah kesemsem masuk du jurusan pelayaran S MK Wisudha Karya dibuka. ‘’Dengan dibukanya jurusan pelayaran di sini, saya bisa melanjutkan cita-cita tanpa harus melanggar aturan orang tua untuk tidak sekolah jauh-jauh,’’ ujar taruni kelas XI NKN.
IM/ Dok
Tidak sekadar satu kabupaten yang wilayahnya terkecil di Jawa Tengah, Kudus juga tidak memiliki laut. Anehnya, ada jurusan pelayaran di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdiri di sini.
A
dalah SMK Wisudha Karya, salah satu sekolah kejuruan yang cukup bonafid dan dikenal di Kota Kretek, yang belum lama ini me-launching Program Studi (Prodi) atau jurusan pelayaran, tepatnya pada Juli tahun 2014 lalu. “Kendati Kudus merupakan kabupaten yang tidak punya laut, namun ini tidak menjadi kendala membuka jurusan pelayaran,” Darmanto, wakil kepala bidang kesiswaan mengutarakan hal itu saat ditemui Info Muria. Dia menjelaskan, bukan hanya SMK Wisudha Karya yang aneh, jika ketiadaan lautan di sebuah sekolah kejuruan berdiri, tetapi jurusan pelayaran dibuka. ‘’Banyak SMK di kota lain bisa membuka jurusan pelayaran, kendati berada di kabupaten yang tidak memiliki laut, salah satunya SMK Pelayaran Pancasila, Kartosuro, Sukoharjo,’’ ungkapnya. Lantas, apa pertimbangan sekolah ini membuka jurusan pelayaran? Fakhrudin, wakil kepala bidang oprasional pendidikan, mengutarakan, pendidikan dan tenaga kerja di darat sudah sangat banyak. Sementara pendidikan kelautan (kemaritiman) di Indonesia, hingga kini hanya mampu menghasilkan 5 % dari 69.000 pelaut yang di butuhkan. “Pertimbangan inilah, antara lain yang mendasari SMK Wishuda Karya membuka jurusan (Prodi) pelayaran,’’ paparnya. Dia mengatakan, sangat aneh jika mengabaikan pendidikan dan pekerjaan di sektor kelautan. ‘’Berkerja di laut sangat menjanjikan ketimbang di darat. Lulusan SMK pelayaran tersertifikasi, bisa mendapatkan gaji antara Rp. 12 - Rp. 15 juta di kapal berbendera Indonesia. Jika di kapal asing, bisa mencapai Rp. 30 juta per bulan,’’ jelasnya. Jurusan Unggulan Melihat peluang kerja yang besar di laut, maka SMK Wisudha Karya pun tak mau setengah-setengah dalam mengelola jurusan yang kini bahkan menjadi salah satu unggulan, meskipun baru berdiri. ‘’Berbagai cara ditempuh, untuk memajukan jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya agar menghasilkan lulusan (pelaut) profesional. Sosialisasi digalakkan, supaya masyarakat mengetahui secara lengkap jurusan pelayaran di sekolah ini, sehingga banyak yang tertarik masuk,’’ tutur Fakhrudin. Kelengkapan fasilitas atau sarana prasaranan, pun menjadi perhatian serius, sehingga jurusan ini benar-benar bisa menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai laut dan bisa menjadi tenaga profesional di laut. Laboratorium menjangka peta, laboratorium Bahasa Inggris letunsa pelayaran, laboratorium Bahasa Inggris kemaritiman, ruang praktik bahari, 2 ruang liquid cargo handhing simulator, 3 unit mesin kapal hidup, peralatan
kerja bengkel, peralatan praktik elektronika dan listrik, adalah di antara perlengkapan yang disiapkan untuk mengantarkan para siswa profesional di jurusan pelayaran yang ditekuninya. Selain itu, ada pula simulator stir, perangkat ketel, hingga generator AC dan DC. ‘’Jurusan SMK Wisuda Karya juga menjadi salah satu sekolah pelayaan tingkat sekolah menengah di Indonesia yang memiliki fasilitas Full Mission Bridge Simulator (FMBS) dan laboratorim Computer Brigde Traning (CBT). Selain kelengkapan fasilitas pendidikan, pihak pengelola SMK Wisudha Karya juga melakukan studi banding ke beberapa institusi, antara lain ke SMK Pelayaran Bakti Samudra Surabaya, SMK Akpelni Semarang, dan SMKN 2 Subang, Jawa Barat,’’ lanjut Darmanto menambahkan. Masa pendidikan di jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya, urainya, adalah tiga tahun ditambah satu tahun dengan praktik kerja. ‘’Setelah itu baru mengikuti ujian dari Kementerian Perhubungan di Jakarta. Lulusan pelayaran SMK Wisudha Karya nantinya mendapatkan sertifikat Ahli Nauntika Tingkat IV (Certificate of Competency Class 4) yang telah diakui dunia Internasional,’’ paparnya. Bagaimana agar jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya bisa cepat dikenal publik (masyarakat) dan maju, menjadi pekerjaan berat para pengelola. Sehingga, tidak sekadar fasilitas atau Sarpras saja yang kemudian mereka perhatikan, tetapi juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dan 26 Maret 2015, adalah salah satu tonggak penting bagi keberadaan jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya. Betapa tidak, saat itulah dilakukan penandatanganan kerja sama dengan beberapa pihak, yakni Djarum Foundation, PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) Jepang, juga dengan anak usahanya, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). “Untuk kerja sama dengan Jepang, selain pematangan materi perkapalan, taruna taruni juga diwajibkan mengikuti pelajaran Bahasa Jepang. Rencananya, ada dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang didatangkan untuk melatih penguasaan bahasa Negeri Matahari Terbit itu. Namun sampai saat ini masih dalam proses,” katanya. (Dwi Ariyanti, Millatul Hanifah / Info Muria) INFO MURIA
Taruna di ruang laboratorium
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
Ya, harapan sukses di pelayaran, memang terbuka lebar. Sebab, di sini, taruna taruni digembleng para mentor (guru) profesional, mulai dari mantan pelaut seperti Sutikno ANT 2 PIP Semarang dan Master Marine Engineir Gatot Budi Yuwono ANT I, lulusan BPIP Jakarta. ‘’Di sini antara lain kami belajar cara mengemudiakan kapal, pelayaran astronomi, kerjasama tim, dan pelayaran datar,’’ tuturnya. Muhammad Oqi Kurniawan, taruna TKN ini memaparkan, materi yang dipelajari di jurusannya, adalah yang berkaitan dengan mesin-mesin perkapalan. Mulai dari pengenalan mesin perkapalan, membedakan kabel, menghidupkan dan mematikan mesin, hingga mengatasi mesin jika ada masalah,’’ paparnya. Fakhrudin mengutarakan, selain berbagai materi di jurusan, taruna taruni yang memasuksi jurusan pelayaran, diwajibkan mengikuti Masa Orientasi Perkembangan Mental (MOPM) di Kodim 0722/Kudus. Baik Pelatihan Baris Berbaris (PBB), tata upacara, dan kegiatan fisik lain yang terkait selama satu bulan. ‘’Taruna taruni juga diwajibkan mengikuti beladiri Pencak Silat dan Karate. Selain itu, ada berbagai kegiatan lain seperti renang dan pramuka yang sudah terjadwal. Untuk Minggu, adalah hari latihan fisik mandiri,’’ terangnya. (Dwi Ariyanti, Millatul Hanifah/ Info Muria)
IM/ Dok
Bupati H. Musthofa, Victor Rachmat Hartono (Chief Operating Officer PT Djarum) bersama sejumlah perwakilan perusahaan dan institusi pendukung jurusan pelayaran SMK Wisudha Karya foto bersama usai launching.
Dia mengaku tertarik masuk jurusan pelayaran, lantaran banyak saudaranya yang sukses di sini. “Saya terinspirasi dari keluarga. Banyak dari mereka yang sukses hingga dapat mengumrohkan orang tuanya,” ungkapnya
14
TERAS MURIA
Menjaga Air Menjaga Kehidupan
A
ir merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makluk hidup, khsususnya manusia. sehari-hari. Un-tuk kebutuhan memasak sehari-hari, orang butuh air. Industri, pembangkit listrik, pertanian, dan masih banyak lagi aktivitas sehari-hari yang tidak bisa dilepaskan dari menggunakan air. Namun dewasa ini, banyak yang tidak sadar akan pentingnya air dan kurang peduli terhadap pengelolaan limbah air. Banyak rumah tangga yang membuang limbah air sembarangan, sehingga menimbulkan genangan dan menjadi penyebab munculnya berbagai macam penyakit. Di sisi lain, pertambahan jumlah penduduk, menjadikan kebutuhan akan air meningkat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tanpa sadar, perempuan merupakan tokoh sentral Kompleks makam RA. Dewi Nawangsi dan R. bagus Rinangku IM/ Eros dalam pengelolaan air di sektor domestik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pengairan. Ada pengalaman menarik mengenai pengelolaan air oleh ibu-bu rumah tangga yang ada di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus dan tujuh desa di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Perempuan di Desa Rahtawu, memanfaatkan sumber air yang banyak terdapat di desa, perempuan di Desa utan seluas kurang lebih 9 hektare di terjadi di kawasan Bukit Masin, inipun menjadi Rahtawu juga terlibat dalam menjaga kebersihan sumber ‘’Bukit Masin’’ Desa Kandangmas, Keca- cerita dari mulut ke mulut dan demikian populer. air, merawat, memeliharaan sumber air, dan hemat dalam matan Jekulo, Kudus itu nampak masih Cerita itu kemudian seakan menjadi mitos yang menggunakannya. dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Jati, Asem, dikenal dikenal luas masyarakat. ‘’Kami memanfaatkan air di keluarga untuk memasak Aren dan ada juga beberapa jenis tumbuhanDan mitos itu, tanpa disadari menjadi salah sehari-hari dan tentunya untuk Mandi, Cuci, dan kebutuhan tumbuhan lain yang tumbuh dengan nyaman di satu sarana yang efektif dalam upaya melestariKakus (MCK),’’ ujar Sumini, salah satu ibu rumah tangga kesini. kan hutan ini. ‘’Dulu sebelum tahun 2000-an, pada Info Muria. Sebuah jembatan dengan panjang kurang ada orang yang kadang tidak percaya dengan Ibu Sugeng, sebagaimana diamini beberapa ibu rumah lebih 9 meter dan lebar 2 meter di atas sungai mitos yang ada. Akhirnya ada yang mengambil tangga lain, mengatakan, bahwa para perempuan (ibu ruma yang tak seberapa besar, menjadi penghubung kayu, tetapi di lain hari dikembalikan lagi. Konon h tangga) di desanya, ikut berpartisipasi membersihkan sumbagi siapa saja yang datang, baik warga setem- karena kena musibah setelah mengambil kayu di ber mata air yang ada. pat maupun masyarakat dari berbagai kota lain. Bukit Masin ini,’’ Suhardi menambahkan. ‘’Agar air bermanfaat sesuai peruntukan, maka kami seBukit Masin bagi warga Desa Kandangmas, Sejarawan lulusan Universitas Diponegoro lalu berpesan kepada anggota keluarga agar berhemat atau memang ‘’istimewa’’. Di bukit inilah, ada bebe- (Undip), Edy Supratno S.Ag, M.Hum., mengetidak boros dalam menggunakan air. Gunakan air seperlunya rapa makam tokoh dan tempat yang dikeramat- mukakan, masyarakat Indonesia, khususnya di saja,’’ ungkapnya. kan. Namun di antara makam dan tempat yang Kudus, umumnya masih banyak yang percaya Upaya menjaga kelestarian sumber mata air, juga dilakudikeramatkan, makam RA. Dewi Nawangsih dan dengan mitos-mitos yang berkembang di maRaden Bagus Rinangkulah yang paling dikenal. syarakat dari mulut ke mulut. kan Gunarti, tokoh Sedulur Sikep (Samin) di Sukolilo, Pati. Kendati di tempat itu, ada juga petilasan Makam ‘’Dalam keseharian, masyrakat terkadang lebih ‘’Air dan tanah tidak bisa dipisah, meKiai Masjudi, jati kentong, dan beberapa makam mematuhi mitos-mitos yang beredar ketimbang lainkan saling melenglain di kompleks makam Nawangsih dan Bagus pada Undang-Undang pemerkapi,’’ tegasnya. Rinangku. intah, seDia mencontohkan, ‘’Menurut cerita orang-orang tua laki-laki di desanya zaman dulu, RA. Dewi Nawangsih menggunakan air unadalah putri dari Kanjeng Sunan Mutuk garapan (menggria, sementara Raden Bagus Rinangarap sawah-Red), seku putra dari Sultan Agung di Matamentara perempuan ram,’’ Suhardi (60), modin yayasan mulai dari bangun Makam RA. Dewi Nawangsih dan tidur memerlukan Raden Bagus Rinangku. air untuk memaAda yang menarik di sini. Jika hutan sak, membersihkan umumnya sering dikhawatirkan ada diri dan keperluan pembalakan liar oleh orang-orang yang rumah tangga tidak bertanggung jawab, itu tidak berlainnya. laku di bukit yang dikenal pula dengan ‘’Mbunuk Masin’’ ini. Sebab, ada mitos Kesadaran yang berkembang di masyarakat, siapa akan pentingnya saja yang mengambil kayu di sini, maka ia air di tujuh desa akan terkena musibah. di Kecamatan Suhardi pun tak menampik adanya Sukolilo ini mitos yang berkembang di masyarakat demikian besar, tersebut. Dia menceritakan, bahwa persampai para nah suatu siang, ada orang yang mengemibu di desa balikan kayu-kayu di kawasan bukit ini yang as. ini membenKandangm diambilnya di bukti ini. sih, Desa a M h u k tuk Keluarga u ku di D ‘’Pernah juga ada orang punya gawe us Rinang g a B . R n Perempun Peduli Lingkungan (KPPL) h da mantu (menikahkan anaknya-Red), menNawangsi RA. Dewi m Simbar Wareh. a k a m gambil daun jati di sini. Sewaktu para pereenuju berjalan m “Dari bumi, ibu pertiwi inilah semua yang kita makan dan wang menanak nasi, ber jam-jam tak kunjung Tiga warga bagaimana dalam kasus minum berasal. Maka, menjaga bumu sama dengan menjaga matang dan tetap utuh sebagai beras seperti Bukit Masin ini. Dongeng-dongeng kental kehidupan. Sebaliknya, merusaknya, sama artinya membuka keadaannya semula. Akhirnya, daun-daun jati dengan mitos, hampir semua cerita rakyat ada jalan menuju jurang kehancuran,’’ katanya. (Widjanarko/ yang diambil dari Bukit Masin, dikembalikan,’’ unsur mitosnya. Sehingga, wajar jika masyarakat Info Muria) terangnya. sangat percaya dengan mitos-mitos,’’ terangnya. Berbagai peristiwa di luar akal yang pernah (Yaya, Islah, Dwi, Riska/ Info Muria) s
IM/ Ero
H
Mitos ‘Jaga’ Kelestarian Bukit Masin
INFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
15
KAMPUSIANA
Melalui ENJ Mengabdi pada Negeri Dua wakil Universitas Muria Kudus (UMK), yakni Ulum Minnafiah dan Ainun Nafi’ati, berhasil masuk dalam tim Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015. Keduanya bergabung dengan para mahasiswa lain di tanah air, melakukan kerja-kerja sosial dan pemberdayaan masyarakat di Karimunjawa, Kabupetan Jepara. Berikut catatannya.
T
Para mahasiswa dan pemuda dari berbagai kota di Indonesia mengikuti melakuan aktivitas sosial, mulai dari pendidikan, penyuluhan kesehatan, dan membuat peta wisata.
im Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2015 Semarang, belum lama ini menyambangi sebagian besar Kepulauan Karimunjawa di Kabupaten Jepara. ENJ yang diprakarsai Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman, ini digelar secara nasional sejak 1 - 30 Juni lalu. Secara nasional, sela in meng-explore hampir seluruh pulau di Karimunjawa, ENJ juga mendatangi 540 pelabuhan yang tersebar di seluruh daerah terluar Indonesia, dengan 89 kapal yang terdiri dari 1 KRI, 86 kapal perintis, dan 2 kapal rumah sakit. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 6.000 peserta dan menempuh pelayaran seluas 234.000 kilometer. Di Karimunjawa, tim ENJ 2015 terdiri atas 60-an peserta yang berasal dari berbagai daerah, seperti Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Medan, Bangka, Manado, Malang, Kediri, dan kami berdua dari Universitas Muria Kudus (UMK). Berangkat dengan kapal perintis, di Karimunjawa tim dari Semarang mengunjungi Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, Pulau Menjangan Besar-ecil, Pulau Tengah, Pulau Cemara Kecil, Pulau Sintok dan Pulau Cilik, untuk melakukan
pengabdian meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Dari empat bidang itu, setiap divisi menyelesaikan bermacam-macam program. Divisi Lingkungan dengan coastal clean up, social mapping, fish apartment, papanisasi, dan sosialisasi mangrove. Divisi pendidikan fokus ke sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), edukasi status gizi terhadap anak, sains, kelas inspirasi, english for tour guide, kriya, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dan fun learning with english. Sedang divisi ekonomi, menekankan pada kreativitas masyarakat sekitar dan kearifan lokal, seperti pengolahan rumput laut, inventarisasi potensi wilayah, hingga membuat peta wisata. Sedang divisi kesehatan melakukan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks, sosialisasi kanker payudara dan kanker serviks, serta pengobatan gratis. Di tengah menunaikan tugas, Tim ENJ 2015 di Karimunjawa mendapat kejutan dengan kedatangan istri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Nining Sri Astuti Indroyono Soesilo. Dengan gayanya yang luwes, ‘’Bu Nining’’ ikut ambil bagian dalam berbagai
IM/ Dok
kegiatan, antara lain mendongeng dan mengajak anak-anak SDN 1 Karimunjawa menyanyi bersama. Usai menunaikan tugas di Karimunjawa, tim kembali ke Semarang dan mendapatkan kesempatan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo. Di depan gubernur, tim menyampaikan potensi lokal dan apa yang perlu dikembangkan di kepulauan tersebut. Gubernur menyambut antusias. Orang pertama di Jawa Tengah ini bahwa menyampaikan, bahwa Karimunjawa masih terbatas di bidang energi dan pangan. ‘‘Kami siap mendanai jika ada kegiatan lanjutan yang fokus di dua bidang tersebut,’’ tegas Ganjart. Menko Kemaritiman waktu itu, Indroyono Soesilo, mengapresiasi respons Ganjar Pranowo melalui akun twitternya. “Ini kiprah lanjutan peserta ENJ dari Semarang, kami dapat info bahwa Pemerintah Provinsi Jateng akan mendorong mereka lebih lanjut. Pesan saya, jika akan membangun untuk masyarakat, jangan hanya modal semangat, tapi juga kajian dengan benar. Jangan hanya bekerja keras, tapi juga bekerja cerdas,’’ kicaunya di akun @IndroyonoSoe. (Ulum Minnafiah, Ainun Nafi’ati / Info Muria)
Menristek Dikti Berpesan Kualitas UMK Ditingkatkan
M
enteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof. Drs. H. Muhammad Nasir M.Si. Akt, Ph.D. dalam kunjungannya di Universitas Muria Kudus (UMK), menyebut universitas terbesar di Pantai Utara (Pantura) Timur Jawa Tengah ini sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Tengah. Ia mengutarakan hal di hadapan sivitas akademika UMK tak kurang dari 300 anak yatim piatu di Masjid Darul Ilmi UMK, pada pekan pertama Juli lalu. ‘’Di Jawa Tengah, UMK ini salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terbaik, sehingga harus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnnya,’’ ujar menteri yang juga guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tersebut. Dalam kunjungannya itu, menteri menekankan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, dengan SDM yang baik dan bekualitas, akan berdampak positif pada daya saing
bangsa dan pertarungan di dunia global. ‘’Peningkatan SDM sangat penting. Untuk itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Allah SWT menegaskan, bahwa derajat orang yang beriman dan berilmu itu akan diangkat dalam derajat yang tinggi,'' katanya menyitir salah satu ayat dalam al-Qur’an.
IM/ Rosidi
Kepada ratusan anak yatim, Prof. Nasir berpesan supaya Menristek Dikti Prof. Nasir saat berbicara di Universitas Muria Kudus, belum lama ini. mau belajar setinggi mungkin. ‘’Adik-adik yang di SD, anak yatim rajin belajar dan menuntut ilmu harus belajar serius agar bisa masuk SMP. Yang di setinggi-tingginya, mengingat di masa depan, para SMP, belajar terus agar masuk SMA. Dan yang SMA generasi bangsa lah yang akanm eneruskan estafet belajar yang rajin, agar bisa masuk Perguruan Tinggi, kepemimpinan. ''Kepemimpinan di masa depan adalah di UMK ini,'' tuturnya. milik kalian,’’ tegasnya. (Eros/ Info Muria) Dia menyampaikan dan memotivasi anakINFO MURIA
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
16
KAMPUSIANA
Nahkoda Baru BEM Fakultas Belum lama, nahkoda pemerintahan mahasiswa di masing-masing fakultas yang ada di Universitas Muria Kudus (UMK), melakukan Pemilu Raya (Pemira) untuk memilih Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang baru. Siapa saja mereka, dan apa saja yang akan dilakukannya selama kepemimpinannya?
Eko Budi Santoso (Presiden BEM Fakultas Psikologi)
Izzudin Arsalan (Presiden BEM Fakultas Hukum)
‘’Bentuk Kelompok Psikologi Peduli Pendidikan’’
Hidupkan Tradisi Diskusi dan Menulis
H
T
idup berilmu dan bermanfaat untuk bangsa erpilihnya Izzudin Arsalan sebagai Pelajar SMA sedang koleksi Museum RA. Kartini Presiden BEM Fakultas Hukum dan negara, adalah melihat-lihat motto hidup mahasiswa periode 2015/2016, bukan semester V yang baru saja mendapatkan mandat menjadi Presiden BEM Fakultas Psikologi sesuatu yang mengejutkan. Mahasiswa semester V ini telah beberapa kali periode 2015/2016 ini. IM/ Dok Penyuka olah raga dan traveling kelahiran 4 Oktober mengharumkan Fakultas Hukum dan 1993 yang juga alumnus SMAN 2 Kudus, ini telah cukup bekal dari pengalaman Universitas Muria Kudus (UMK) dalam berorganisasi, yang bisa menjadi modal dalam menjalankan roda pemerintahan beberapa kompetisi. Yang teranyar, bersama dua mahasiswa yang dipimpinnya. rekannya, Angga Armada Yoga Shogama Aktif di Kajian Psikologi Terapan (KPT) “Insigt” Fakultas Psikologi dan masuk dan Maria Prehatiningsih Utami, dalam kepengurusan BEM tahun sebelumnya, adalah sedikit di antara pengalaman dia berhasil merebut juara II Lomba organisasi yang dimiliki. Ia juga menjadi asisten trainer di Smart Outbond dan Debat Konstitusi se-Jawa dan juara I pernah menjadi delegasi dalam pertemuan Konsorsium Psikologi Nasional (KPN) Debat Konstitusi regional tengah yang Tingkat Jawa Tengah. diselenggarakan Makamah Konstitusi. Lalu, apa yang akan dilakukannya Di masa kepemimpinannya, ia berjanji akan menciptakan suasana harmonis sesame sivitas akademika dan menyemarakkan kajian-kajian intelektual. ‘’Kami selama masa kepemimpinannya? juga akan bersinergi dengan para dosen bergerak memberikan perubahan untuk Terkait hal ini, remaja kelahiran Pati, 14 Januari 1994 dari pasangan Samsuri mewujudkan Indonesia tersenyum,’’ katanya. dan Rosmiati, berjanji akan mendorong Dia juga mengatakan akan membentuk kelompok psikologi peduli pendidikan, terbangunnya tradisi ilmiah di kalangan bersama forum yang melibatkan anak-anak yang memang membutuhkan mahasiswa. bimbingan. ‘’Tujuannya, untuk mengembalikan moral anak bangsa dengan ‘’Saya akan mendorong mahasiswa menggunakan kearifan tradisional dan tetap mngikuti perkembangan teknologi,’’ Fakultas Hukum berdiskusi dan tegasnya. (Islah/ Info Muria) menulis. Dengan begitu, kapasitas
Syafiq Bulloh Amin (Presiden BEM F. Teknik)
Berharap Mahasiswa Tidak Pragmatis
erpilih sebagai Presiden BEM Fakultas Teknik, Syafiq Bulloh Amin nampaknya sadar betul tanggung jawabnya tidaklah ringan. Untuk itu, ia dan jajaran kepengurusan BEM yang dipimpinnya pun telah menyiapkan serangkain program kerja selama satu tahun ke depan.
penyuluhan ke sekolah-sekolah, khususnya terkait perkembangan teknologi informasi,’’ tambahnya.
Perbaikan menyeluruh, yakni pembenahan di internal dan eksternal, yang akan menjadi perhatiannya selama menahkodai pemerintahan mahasiswa di Fakultas Teknik UMK selama setahun ke depan.
Dia menyadari, program kerja yang digariskan, memang cukup berat untuk direalisasikan. Namun dirinya yakin, dengan kekompakan segenap pengurus BEM, maka itu tidaklah mustahil diwujudkan.
‘’Perbaikan internal antara lain perbaikan administrasi dan sarana prasarana, menyatukan organisasi mahasiswa, dan menjadi penyambung lidah mahasiswa dengan pimpinan fakultas,’’ katanya.
‘’Insyaallah, dengan kerjasama dan kekompakan seluruh jajaran pengurus BEM, program kerja akan terealisasi dengan baik,’’ katanya yang sejak lama aktif di berbagai organisasi pelajar dan pemuda seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Karang Taruna dan Gerakan Pemuda Ansor. (Dwi Ariyanti/ Info Muria)
Sedang untuk program eksternal, antara lain maksimalisais Program Hibah Bina Desa (PHBD), melakukan
intelektual mahasiswa akan meningkat dan kepedulian sosial mereka juga semakin terbuka seiring perkembangan intelektualnya,’’ katanya. Mahasiswa yang dikenal lantang dan lugas saat bicara ini, meminta, pengurus BEM senantiasa menjaga kekompakan dan memiliki komitmen ilmiah sehingga akan berdampak pada peningkatan serta citra positif Fakultas Hukum. ‘’Manfaatkan sekretariat BEM untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan menulis. Dengan menulis, mahasiswa akan semakin dikenal dan bisa turut mengharumkan UMK, baik melalui karya ilmiah maupun artikel yang dipublikasikan di media massa,’’ ujar Presiden BEM yang bercita-cita menjadi petani ini. (Riska W./ Info Muria)
Ardian Bagus Wicaksana (Presiden BEM FKIP)
Penyambung Lidah Mahasiswa
T
IM/ Dok
IM/ Dok
INFO MURIA
A
IM/ Dok
rdian Bagus Wicaksana, Presiden BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengaku masih memikirkan apa berbagai program yang akan dilakukan selama menahkodai pemerintahan mahasiswa di fakultasnya. ‘’Masih dipikirkan dan akan kami diskusikan dengan pengurus BEM,’’ katanya. Namun begitu, ia men gemukakan hal yang cukup fundamental dan penting. ‘’Saya berharap, mahasiswa FKIP khususnya, tidak menjadi mahasiswa pragmatis dan hedonis. Jangan pula jadi mahasiswa yang sekadar kuliah, lalu pulang ke kos, tidur,’’ tegasnya. Dia mengatakan, bahwa mahasiswa itu harus aktif, tidak hanya di ruang kelas, melainkan juga di berbagai
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
organisasi. ’’Aktif di kelas itu penting, tetapi aktif di organisasi juga tidak kalah penting,’’ ujar pengagum sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Apalagi yang akan dilakukan Presiden BEM kelahiran Kendal, 12 Januari 1993 yang juga mengidolakan Mahatma Gandhi itu. ‘’Saya mengubah nama jabatan struktural organisasi BEM dari Presiden menjadi Gubernur,’’ ungkapnya. Dia mengaku memiliki alasan yang kuat dengan pemikirannya mengganti nama jabatan struktural di BEM Fakultas dari Presiden menjadi Gubernur. ‘’UMK memiliki tujuh fakultas dan semua pimpinannya adalah Presiden, seperti negara federal. Saya ingin ada pembenahan, yakni hanya ada satu Presiden di tingkat universitas dan untuk di tiap fakultas, Gubernur,’’ jelasnya. (Riska Widyastuti/ Info Muria)
17
KAMPUSIANA
Banyak Pelajar Suka Main HP Saat Berkendara Survei Racana Muria Whira-Shima UMK
Sutopo (Presiden BEM Fakultas Ekonomi)
berbagai media massa.
Dari Diskusi Hingga Rumah Koran
‘’68,7 % responden mengaku mengetahui dari televisi, media sosial (12,7 %), situs online (11,2 %), surat kabar (5,2 %), Radio (0,7 %), dan di obrolan warung kopi (0,7 %), lainnya (0,7 %),’’ terangnya.
IM/ Dok
B
erbagai program kerja yang cukup menarik telah disiapkan Sutopo, Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan jajaran pengurus pemerintahan mahasiswa di fakultas tersebut. Berbagai program itu bahkan jauh-jauh hari telah disiapkan, sebelum dirinya mencalonkan diri dalam Pemilu Raya (Pemira) mahasiswa di fakultasnya. Program kerja yang telah disiapkan itu, antara lain menggelar diskusi atau sarasehan setiap bulan sekali, menggelar berbagai pelatihan kemahasiswaan, serta membuat pelatihan Analisis Sosial (Ansos) dan kemudian menerjunkannya dalam kegiatan sosial. ‘’Selain itu, kami telah menggagas pula adanya Rumah Koran sebagai media peningkatan pengetahuan dan wacana baik lokal, nasional, maupun
internasional,’’ terang mahasiswa kelahiran Demak, 28 Juli 1994 yang menempuh pendidikan menengah pertama dan atas di MTs. dan MA. NU As-Salam Kudus. Peningkatan wawasan dan pengetahuan terhadap mahasiswa, ini juga akan dilakukan melalui berbagai kegiatan lain disadarinya menjadi hal yang niscaya dan tidak bisa diabaikan. Untuk itulah, bersama jajaran pengurus BEM lain, dirinya juga tengah menyiapkan menggelar sekolah anggaran dengan membedah Aggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan mempelajari mengenai pajak, sehingga ilmu yang dipelajari di fakultas bisa diimplementasikan. ‘’Ada konser amal juga dalam program kerja kami,’’ ungkapnya. (Dwi Ariyanti/ Info Muria)
Siapkan Program Nasional Hingga Internasional IM/ Dok
M
Sebuah cita-cita mulia yang mestinya mendapatkan sokongan (dukungan) oleh jajaran kepengurusan BEM Fakultas yang dipimpinnya tentunya, dan juga segenap dosen serta pimpinan fakultas. Apalagi, Unggul memiliki keyakinan yang demikian besar bahwa program yang disiapkan akan berjalan dengan baik. Ya, kemampuan dan kualitas seorang Unggul, memang tidak perlu diragukan. Dia telah memiliki bekal pengalaman yang lebih dari cukup, untuk membawa pemerintahan mahasiswa yang dipimpinnya, lebih baik dari sebelumnya. Unggul
IM/ Dok. Internet
B
ermain hand phone (HP) saat berkendara, dinilai sebagai tindakan yang tidak terpuji. Sebagian pelajar di Kabupaten Kudus bahkan menilai, bermain HP saat berkendara di jalan dianggap tidak berperikemanusiaan karena membahayakan pengguna jalan lain. Demikian hasil survei terkait perilaku berkendara pelajar SMA di Kudus yang dilakukan Racana Muria Whira – Shima Universitas Muria Kudus (UMK). Survei menggunakan metode random sampling, dengan cara menyebar angket kepada 150 siswa SMA di lima kecamatan, yakni Bae, Dawe, Gebog, Kaliwungu, dan Mejobo.
M. Unggul Tri Budiharjo (Presiden BEM Fakultas Pertanian)
embawa nama Fakultas Pertanian ke level nasional, bahkan internasionak, adalah cita-cita besar Presiden BEM Fakultas Pertanian terpilih periode 2015/2016, yaitu M. Unggul Tri Budiharjo. Presiden mahasiswa ini lahir di Pekalongan, 9 Oktober 1996.
Yang memprihatinkan, terang pengajar pramuka SD 3 Pedawang ini, tak sedikit siswa yang secara sadar main HP saat berkendara, padahal mengetahui perilaku itu berbahaya. ‘’Sebanyak 37,3 % pelajar (responden) mengaku pernah main HP saat berkendara. Ini memprihatinkan, sebab banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat perilaku buruk waktu berkendara ini,’’ ungkapnya.
merupakan salah satu mahasiswa yang tercatat mewakili Universitas Muria Kudus sebagai peserta ASEAN University Yout Summit (AUYS) 2015 di Kedah, Malaysia, belum lama ini.
‘’Dari 150 angket yang kami sebar, sebanyak 134 angket yang kembali,’’ ujar mantan ketua Racana Muria Whira – Shima UMK sekaligus koordinator survei, Rohmat Yusroni. Dia mengutarakan, banyak siswa (responden) mengaku mengetahui berita mengenai kecelakaan lalu lintas akibat bermain HP saat berkendara dari
Namun saat responden menjawab pertanyaan ‘’Setujukah Anda jika dikatakan bermain HP saat berkendara sama dengan orang yang tidak berperikemanusiaan karena membahayakan pengguna jalan?’’, anehnya sebanyak 80,6 % responden sepakat. ‘’Hanya 19,4 % saja yang tidak setuju dengan pertanyaan atau statemen tersebut,’’ katanya. Sekretaris Forum Kemitraan Polisi Masyarakat dan Mahasiswa (FKPMM) UMK 2015 – 2018, Dr. Hidayatullah, SH. Mhum, menuturkan, pelajar main HP saat berkendara memang menjadi realitas yang bisa dengan mudah dilihat di jalan-jalan raya. ‘’Untuk mengedukasi agar pelajar dan masyarakat umum berperilku baik saat berkendara, yakni dengan mematuhi rambu-rambu yang ada dan tidak membahayakan pengguna jalan lain seperti dengan bermain HP, tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak kepolisian. Masyarakat juga mesti mengambil peran untuk mengedukasi,’’ ungkap Ketua Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Hukum (MIH) UMK itu. ((Eros/ Info Muria))
Apa saja serangkaian program yang telah disiapkan selama masa satu tahun pemerintahannya? ‘’Kami antara lain mengagendakan berpartisipasi dalam International Association of Studen in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Anniversary UNS, Living in Asia (LISIA) 2015 dan Indonesian Citizen Summit 2015 di Universitas Indonesia (UI). ‘’Ke depan kami akan membuat taman di lingkungan BEM Fakultas Pertanian dan menyiapkan bibit-bibit pohon untuk penghijuan. Dengan begitu, semoga tercipta lingkungan yang hijau dan sehat serta banyak menjaring kerja sama dengan berbagai institusi, baik di dalam mapun luar negeri,’’ jelasnya. (Islahul Muttaqin/ Info Muria) INFO MURIA
IM/ Dok. Internet Pengendara motor asyik bermain HP saat melintas di sebuah jalan.
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
18
JELAJAH cita-cita Kartini ini menguasai 26 bahasa dunia dan dikenal ahli pengobatan dengan media air putih sebagai media perantara (wasilah). Sosrokartono, sang kakak, oleh publik dikenal pula dengan Joko Pring, Mandor Klungsu, dan Ndoro Sosro. Ia dikenal pula dengan ajaran ‘’Catur Murti’’-nya. Yaitu ajaran yang intinya mengingatkan akan pentingnya perpaduan antara ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan. Di dua ruang dua inilah, kursi-kursi yang masih asli injilah, dulu dipergunakan para pasien mengantre untuk berobat. Ada pula sofa untuk istirahat serta tempat pengobatan yang sekaligus sebagai pembaringan terakhir saat Sosrokartono. Meja marmer yang masih asli, gambar huruf Alif yang terpasang pada bingkai sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dalam mengobati pasien, ruang semedi, foto Gunung Lawu dan Merapi yang konon katanya tidak diambil melalui pesawat terbang, satelit, maupun drone yang marak seperti sekarang, namun dari suatu tempat tertentu dengan kekuatan ilmu yang dimiliki Sosrokartono, juga menjadi koleksi penting museum.
Pelajar SMA sedang melihat-lihat koleksi Museum RA. Kartini
IM/ Ulum M
Kartini dan Jejak Peradaban Jepara
S
iapa tak kenal RA. Kartini? Hari lahirnya yang jatuh pada 21 April, selalu ‘’dirayakan’’ dengan meriah. Bagaimana kita bisa mengetahui rekam jejak kehidupan kartini, barang-barang peninggalan beserta keluarga, dan tak sekadar membaca biografi pahlawan nasional tersebut? Jawabannya, berkunjunglah ke Museum R.A. Kartini. Museum yang terletak di pusat kota Jepara, ini menyajikan berbagai macam benda-benda bersejarah peninggalan Kartini dan kakak kandungnya, Drs. RMP Sosrokartono, serta warisan budaya lainnya yang banyak ditemukan di daerah Jepara. Abdul Latif, pengelola museum, mengatakan, museum ini didirikan pada 30 Maret 1975 pada masa kepemimpinan Soewarno Djojomardowo S.H., dan peresmiannya dilakukan dua tahun kemudian, tepatnya pada 21 April 1977 oleh Bupati Soedikto, S.H.,” terangnya. Dibangun di atas lahan seluas 5.210 m2 dengan luas bangunan 890 m2, museum terdiri atas tiga gedung. Dilihat dari atas, gedung tersebut seakan membentuk huruf K, T, N, yang merupakan singkatan dari Kartini. ‘’Gedung N masih digunakan untuk ruang kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Sisanya, dibagi menjadi empat ruang penyajian koleksi,’’ Latif menambahkan.
Di ruang pertama, pengunjung disuguhi koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa masih hidup. Satu set meja kursi tamu yang masih asli terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa, menyambut siapa saja yang datang. Disampingnya, terdapat lukisan wajah Kartini saat melangsungkan pernikahan dengan Bupati Rembang, R.M. Adipati Djoyodiningrat pada 12 November 1903, foto putra satu-satunya R.M. Singgih yang memiliki nama kecil Soesalit, foto ayahandanya RMAA. Sosroningrat, serta foto ibu kandungnya, MA. Ngasirah. Selain itu, ada juga meja belajar, piring, mangkuk, canting untuk membatik, tempat menyimpan jamu sebagai persiapan Kartini sebelum melahirkan yang disebut botekan, dan hasil keterampilan murid Kartini berupa renda, serta mesin jahit yang sampai sekarang masih dapat dioperasikan. Untuk mengetahui surat-surat yang pernah ditulis Kartini pada masa hidupnya, pengunjung juga dapat membaca foto contoh tulisan dalam bahasa Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland (Belanda). Memasuki ruang berikutnya, pengunjung akan menjumpai peninggalan kakak kandung Kartini, Drs. RMP. Sosrokartono yang makamnya berada di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus. Motivator sekaligus pendorong
Menuju ruang ketiga, benda-benda purbakala periode abad ke-7 yang merupakan peninggalan Ratu Shima, melengkapi khazanah museum sejarah ini. Ratu Shima adalah penguasa Kerajaan Kalingga di Keling, Jepara, yang dikenal adil dan bijaksana. Beberapa benda kuno peninggalan Ratu Shima, antara lain Patung Arca Trimurti dan Siwa Mahaguru, Lingga dan Yoni, foto barang kerajaan yang terbuat dari emas dan platina, kepingan mata uang gopeng dari logam, seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat, serta barang keramik dari perairan Jepara dan Karimunjawa. ‘’Di ruang ini terdapat pula kerangka ikan raksasa Joko Tuo yang memiliki panjang 16 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 2 meter dengan berat 6 ton. Ikan tersebut ditemukan pada 1989 silam di Pulau Karimunjawa dalam keadaan mati, namun masih ada dagingnya. Menurut penelitian arkeologis, ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya ada semacam gading seperti yang dimiliki gajah,’’ jelas Abdul Latif. Di ruang terakhir, pengunjung akan dimanjakan oleh barang–barang hasil kerajinan Jepara yang terkenal, seperti patung, ukir, tenun ikat tradisional, monel, rotan, anyaman bambu, serta gerabah yang terbuat dari tanah liat. Tertarik untuk mengenal kehidupan Kartini lebih dekat? Tak ada salahnya untuk mengisi waktu luang dan liburan bersama keluarga di Museum R.A. Kartini yang tepat berada di sebelah utara alun-alun Kota Jepara ini. Selain menambah wawasan, tentunya akan semakin menambah kecintaan akan negeri yang akan akan khazanah sejarah dan budaya ini. (Ulum Minnafiah/ Info Muria)
Sosok Ngasirah dan Sosro di Balik Kartini RMP. Sosrokartono, kakak kandungnya yang super cerdas dan penerjemah resmi Liga Bangsa-Bangsa sebelum menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkat kepiawaian dan penguasaannya terhadap puluhan bahasa asing. Bekal pendidikan agama menjadi hal yang takkan terabaikan, tentunya, karena Ngasirah, sang ibunda, adalah putri pasangan KH. Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara dan ibundanya adalah Nyai Hj. Siti Aminah, sehingga pendidikan agama akan terpenuhi secara maksimal. Bagaimana dengan kecerdasan intelektualnya? Menurut penuturan Sunarto,
Sejumlah mahasiswa UMK saat berziarah di makam RMP. Sosrokartono di kompleks makam juru kunci makam RMP. Sosrokartono di kompleks makam Sedomukti, mengatakan, Sedomukti IM/ Rosidi Sosrokartono lah yang menjadi idola Kartini, sehingga ia terpacu untuk belajar.
J
ika banyak yang memandang RA. Kartini sebagai tokoh besar, feminis yang memiliki pemikiran brilian pada masanya, itu tidak salah. Namun tentunya, seseorang tidak bisa menjadi besar begitu saja, tanpa didikan, motivasi, dan lingkungan yang turut membentuknya. Bagaimana dengan RA. Kartini? Kecerdasannya sebagai gadis Jawa yang waktu itu masih terkungkung dengan aturan-aturan adat yang ketat, memang tidak bisa disangkal. Namun ada dua sosok yang tidak bisa dipisahkan dari masa pertumbuhan dan perkembangan pola pikirnya. Dua sosok itu adalah M.A. Ngasirah, sang ibunda yang telah melahirkannya dan INFO MURIA
‘’Eyang Sosro pula yang mendorong Kartini belajar ke Belanda,’’ katanya.
Meski tidak sampai belajar di Negeri Kincir Angin itu, namun RA. Kartini mendapatkan banyak pencerahan dari diskusi jarak jauh bersama ‘’sahabat penanya’’ di Belanda seperti Stella Zeehandelaar dan Ny. Abendanon melalui surat-menyurat. Surat menyurat Kartini kepada teman-temannya itulah, yang ternyata memiliki nilai dan akhirnya menjadi karya luar biasa dan masyhur hingga kini: Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis Tot Licht). Dan diakui atau tidak, kemasyhuran Kartini di kemudian hari, bahkan hingga sekarang, tak bisa dilepaskan dari didikan dari ibundanya Ngasirah dan kakak tercintanya, Sosrokartono. (Rosidi/ Info Muria)
Edisi XXII
Mei - Juli 2015
19
PUSTAKA
Membaca ‘’Napas Mayat’’ Judul Buku Penulis Cetakan Penerbit Jumlah halaman
N
Novel ini menceritakan lelaki paruh baya yang hidup sebatang kara. Mulanya, dia hidup bergelimang harta, namun kemudian jatuh miskin karena usahanya kolaps (bangkrut), lantaran suka mabuk-mabukan dan mengelar pestapora. Ia pun hidup dalam kemiskinan. Egois. Pendiam. Suka mengeluh, dan menjadi pendendam. negatif
yang
Memahami Dunia Anak Judul buku: Senyum Lebar Ayah Bunda (Kaidah Asyik Jadikan Anak Tangguh, Ulet, & Berprestasi Tinggi) Penulis: Rini Utami SPd Penerbit: Galaksi Media, Yogyakarta Cetakan I: 2015 Halaman: 160 ISBN: 978-602-19576-8-2
: Napas Mayat : Bagus Dwi Hananto : I, April 2015 : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : iv + 185
apas Mayat. Novel pertama Bagus Dwi Hananto, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK). Buku ini mulanya adalah naskah lomba penulisan novel yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta pada 2014, yang kemudian diterbitkan oleh Gramedia.
Sifat
INFO BUKU
muncul
setelah ia jatuh miskin inilah, yang membuatnya menjadi kanibal dan ateis. Ia tersesat dalam alam mimpi, di mana tak seorang pun ada di dalamnya. Berteriak sekeras apapun, tak terdengar. Berjalan ke sana kemari tak menemukan jalan keluar. Sejak itu ia tersadar, lalu memohon ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang diperbuat: ia terbangun setelah tiga minggu lamanya koma. Kesadaran itu pula yang memberinya pemahaman, bahwa bukan kematian yang akan membebaskan seseorang dari kekangan apa pun, melainkan menjalani kehidupan dengan ikhlas, sabar, dan penuh rasa syukur. Jalani hidup dengan rasa bahagia, meski kau menderita saat itu. Kau bisa merubah
Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
M
asih ingat penulis novel tetralogi Laskar Pelangi ini? Andrea Hirata, penulis brilian ini muncul lagi dengan karya terbarunya, Ayah. Kabarnya, bukunya ini akan segera disusul oleh bukunya yang lain, Ikal dan Lintang. Sebuah proses kreatif yang layak dijadikan teladan. Ia tidak lantas berdiam diri pasca menelurkan karyanya yang sangat monumental, bahkan beberapa novelnya juga sudah diangkat dalam layar lebar. Laskar Pelangi, novel pertama yang sekaligus menjadi best seller ini, kini telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan dua novelnya diterbitkan dalam edisi internasional. Tidak cukup disitu,
: : : : :
Ayah Andrea Hirata PT. Bentang Pustaka I, Mei 2015 xx + 412 halaman
kabarnya, Adrea Hirata juga menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang kesusastraan dari Universitas Warwick, Inggris, universitas terbaik keenam di Inggris dan peringkat 61 dunia. Bagaimana dengan ‘Ayah’? Buku ini masih berlatar belakang tempat asal penulis, Belitong, berikut latar belakang ragam masalah pendidikan yang dialami anak sekolah. Melalui buku ini, pembaca diajak menyimak petualangan karib Ukun, Tamat dan Toharun, ke sudut yang jauh, mengenal keajaiban surat-menyurat yang kini jarang dilakukan lantaran tertindih kecepatan internet dengan surat elektronik dan media sosial lainnya. INFO MURIA
arti penderitaan menjadi kebahagiaan, jika menurutmu itu bukan penderitaan melainkan cobaan dari Tuhan sebab ia menyayangimu. (hal. 149) Ya, menyimak novel ini, memang membutuhkan perenungan dan waktu untuk memahaminya. Sebab, novel ini memuat banyak istilah-istilah filsafat, di mana sang penulis memang sedang gandrung dengan tema-tema itu. Namun bagitu, pembaca tentu tidak harus mengerutkan dahi saja saat membacanya, apalagi bagi muda-mudi. Karena ada juga kisah percintaan di dalamnya. Segala bentuk kisah percintaan ada dalam novel ini: cinta kosong, cinta pertama, cinta tulus, dan cinta palsu. (Dwi Ariyanti/ Info Muria)
‘’Ayah’’ dalam Narasi Andrea Hirata
Di luar itu, pembaca juga akan diajak mengenal tokoh Sabari, yang sesuai namanya, selalu bersabar untuk menanti seseorang. Sejak kecil, ia diajari puisi oleh ayahnya. Dan setiap menjelang tidur, diajak membaca tanda-tanda, sebagai bagian dari istimewanya puisi (halaman 64). So, pembaca tidak usah khawatir akan menemui kesulitan memahami buku ini. Sebab, mereka yang belum pernah membaca Laskar Pelangi sekali pun, akan dengan mudah mengerti isi buku karena alur cerita yang runtut. Yang jelas, pembaca akan mendapatkan ‘’kejutan-kejutan’’ saat menyimak halaman demi halaman buku ini. (Widjanarko/ Info Muria). Edisi XXII
Mei - Juli 2015
S
ebuah keluarga tidak akan lengkap tanpa kehadiran sang buah hati (anak). Namun ada juga yang merasa kehadiran anak sebagai beban. Mendidik seorang anak juga bukan hal mudah, sehingga membutuhkan pemahaman yang benar dalam proses pengasuhan anak. Persoalan pengasuhan anak yang baik ini menjadi penting, karena pada dasarnya, mengasuh dan mendidik anak itu tidak sekadar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara fisik semata, tetapi bagaimana anak kelak memiliki karakter yang luhur, cerdas, ulet, dan berprestasi. Terkait bagaimana pengasuhan anak yang baik, rasanya kehadiran buku ‘’Senyum Lebar Ayah Bunda’’ ini sangatlah tepat. Apalagi belum lama ini, hampir semua media di tanah air memberitakan mengenai penelantaran anak oleh orang tuanya sendiri. Buku ini mengulas beragam tema penting dalam bahasa yang renyah, sehingga mudah dipahami. Diawali ulasan ‘’Dunia Asyik Anak-anak’’ yang memuat beberapa tema; Ada Apa Dengan Anak Kita?; Dunia Anak adalah Dunia Bermain; Pola Unik Tumbuh Kembang Anak; Mengenal Lebih Dekat Emosi Anak; Potensi Dahsyat Otak Anak. Pembahasan selanjutnya, ‘’Salah Kaprah Jadi Orangtua’’. Dalam bahasan ini, dipaparkan mengenai dua hal yang sangat penting untuk dipahami. Yaitu mengenai ‘’Dikotomi Kaku’’ dan ‘’Ayah Tegas, Ibu Lemah-Lembut’’. Pada pembahasan ketiga (terakhir), ‘’Senyum Lebar Ayah Bunda’’, dipaparkan 14 tema yang sangat mendasar sebagai panduan mengasuh anak. Antara lain: Mengapa Anak Suka Berbohong? Menanamkan Nilai-nilai Moral Agama; Melipatgandakan Daya Konsentrasi Anak; Jitu Menangani Kenakalan Anak; serta Tepat Mengasuh Anak Berbakat Istimewa. Mengapa pengasuhan dan pendidikan anak ini penting diperhatikan, karena bisa dikatakan, bahwa masa kanak-kanak merupakan salah satu faktor utama pembentuk karakter dan penunjang kesuksesan. Ia menjadi faktor penting pembentuk karakter, sehingga orang tua harus memahami dunia anak-anak secara utuh. (hal. 13) Agar bisa memberikan pengasuhan seperti ini, orang tua tentu harus merasa enjoy dan merasa bahwa mengasuh anak adalah sesuatu yang mengasyikkan. Harus dipahami pula, bahwa mengasuh anak, satu sama lain akan sangat berbeda. Tidak ada yang memiliki corak kepribadian sama, bahkan pada diri orang kembar identik sekali pun. Sehingga yang harus dilakukan oleh orang tua (ayah-ibu) adalah memantau bagaimana anak tumbuh dan berkembang, agar pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan sesuai (tepat), dan hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari sejak dini. (Eros/ Info Muria)
20
BUDAYA KOLOM
Ikhtiar Nguri-Uri Dialek Pati
Sungai Oleh Rosidi
T
ahun 2015 menjadi momen penting dalam upaya kembali memuliakan sungai-sungai yang ada di Indonesia. Melalui gerakan Restorasi Sungai Indonesia (RSI) yang diinisiasi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. RSI diharapkan bisa membangun kesadaran segenap elemen masyarakat memahami fungsi sungai dan mengambil peran untuk menjaga serta melestarikannya. Tak perlu berpikir keras untuk menilai seberapa penting gagasan RSI ini. Cukup dengan melihat para pihal yang terlibat, maka akan mudah kita cerna urgensi dari gerakan ini. Prof. Suratman (UGM), Prof. Sudharto (Universitas Diponegoro), dan masih banyak lagi akademisi lintas perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi tokoh penting gerakan memuliakan kembali sungai. Tak ketinggalan pula, para seniman, budayawan dan komunitas sungai dari berbagai kota di Indonesia.
Bupati Pati. H. Haryanto memberikan sambutan dalam ‘‘Njagong Bareng Padonan Pati yang digelar kerja sama antara UMK, Pemkab Pati, dan Suara Merdeka IM/ Rosidi
D
igelar sederhana di Pendapa Kemiri, Pati, Rabu (10/6/2015). Namun ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ kerja sama antara Universitas Muria Kudus (UMK), Pemerintah Kabupaten Pati, dan Suara Merdeka itu berjalan dengan gayeng. Sebuah kesimpulan penting dari acara tersebut, yaitu bagaimana nguri-uri dialek Pati sebagai bahasa lokal yang berkontribusi pula dalam pembentukan budaya. Bupati Pati H. Haryanto, SH. MM. M.Si., Amir Machmud NS. (Pemimpin Redaksi Suara Merdeka), Dr. A. Hilal Madjdi M.Pd., Drs. Muh Syafei M.Pd., Muh Kanzunnuddin M.Pd., dan Ahdi Riyono SS. M.Hum (akademisi UMK), penulis, sastrawan, komunitas pelestari budaya, dan mahasiswa, hadir dalam kesempatan tersebut. ‘’Bahasa Jawa, termasuk di dalamnya bahasa tutur khas Pati, memiliki kekhususan tersendiri. Saya senang karena masyarakat Pati tidak melupakan bahasa tutur daerahnya,’’ kata Bupati H. haryanto saat menyampaikan sambutan dalam kesempatan tersebut. Rasa bangga Bupati itu membuncah begitu mengetahui, warganya yang di luar negeri pun tidak luntur dan selalu mengingat bahasa daerahnya. ‘’Sewaktu berbincang dengan warga Pati yang ada di Jepang dan Amerika, Bahasa Patinya ternyata tidak hilang. Jadi unik, teleconference dengan warga di Jepang dan Amerika, tetapi menggunakan bahasa tutur khas Pati,’’ ungkapnya. Amir Machmud NS. mengemukakan, dirinya membayangkan bahwa bahasa tutur khas Pati, pada saatnya bisa menjadi kosmopolitan dan eksotis, sehingga anak-anak muda tidak canggung atau malu menggunakannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. ‘’Jangan ragu-ragu berkomunikasi menggunakan bahasa Pati. Saya sendiri dalam setiap kesempatan, selalu menggunakan bahasa tutur khas Pati meski tidak murni atau ada campurannya,’’ tuturnya. Ia pun mengutarakan, bahwa perlu kiranya memperhatikan dan memikirkan secara bersama, bagaimana menumbuhkan kebanggaan anak-anak muda Pati agar tidak malu bertutur
dengan bahasa khas daerahnya. ‘’Belakangan, saya melihat ada upaya dan usaha (ikhtiar) menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa tutur khas Pati, seperti melalui kreasi kaos dengan simbol-simbol ungkapan khas Pati,’’ ujarnya bangga. Ahdi Riyono SS. M.Hum, menyampaikan, Bahasa Jawa di Kabupaten Pati memiliki perbedaan dengan daerah lain, dilihat dari tingkat fonologi dan morfologinya. ‘’Namun demikian, perbedaan tersebut tidak sampai menyebabkan antar penutur tidak saling memahami,’’ urainya. Lepas dari globalitas yang berdampak terhadap lunturnya banyak bahasa daerah (lokal) di tanah air, tak terkecuali di Kabupaten Pati, ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ ini menjadi penting, sebagai ikhtiar mempertahankan dan melestarikan salah satu budaya lokal nusantara ini. Dan ikhtiar tersebut, mendapatkan apresiasi positif dari Wakil Rektor I UMK, Dr. A. Hilal Madjdi M.Pd. Menurutnya, perlu pembinaan dan pembiasaan, termasuk membuat kamus bahasa lokal Pati untuk menjaga bahasa tutur itu. ‘’Masyarakat Pati menurut saya, jangan pernah ragu menggunakan bahasa tutur khas daerahnya di manapun ia berada, meski tidak semurni-murninya. Untuk merawat bahasa tutur dan budaya Pati secara umum, kita bisa belajar pada Jepang. Demikian majunya bangsa itu, namun tetap nguri-uri bahasa, tradisi dan budayanya,’’ katanya. Nafi’ul Haris, penulis asal Pati menuturkan, ada beberapa hal yang bisa digarap serius secara bersama antara tiga institusi yang memprakarsai kegiatan ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ ini sebagai tindak lanjut (follow up). ‘’Ada beberapa hal. Bisa membuat lomba menulis atau mendongeng dengan bahasa khas Pati, atau mendorong siaran radio menggunakan bahasa tutur khas Pati, dimulai dengan milik pemerintah. Ini penting, sebagai upaya melestarikan bahasa lokal di tengah gempuran bahasa urban melalui media sosial,’’ ungkapnya. (Eros/ Info Muria) INFO MURIA
Edisi XXII
Dan Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo? Ya, sang gubernur pun sampai memerlukan terlibat langsung ikut terlibat membahas dengan menyediakan rumah dinasnya untuk berdiskusi mempersiapkan pelaksanaan Kongres Sungai Indonesia (KSI) pertama kali di Indonesia, yang rencananya digelar di Banjarnegara pada 26-30 Agustus mendatang. Ada apa dengan sungai, sehingga banyak tokoh yang kemudian merasa berkepentingan untuk menyuarakan adanya gerakan pemuliaan kembali atasnya? Mari kita simak. Di kampungku, semasa kecil, sekitar lebih dari dua dasawarsa lalu, sungai di dekat hamparan sawah, dulu menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk mencuci diri dan membasuh muka bagi masyarakat usai melakukan aktivitas di tengah sawah. Anak-anak kecil juga suka mandi di sungai sembari bersendau gurau bersama teman-temannya. Pemandangan yang kini jarang bisa ditemui. Di kampung lain, Saya melihat sungai yang warnanya hitam pekat. Maka, jangan berharap Anda bisa cuci muka di situ, apalagi mandi. Sedang ikan-ikan pun jarang bisa ditemukan, ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Lain kampung lagi, banyak warganya yang suka membuang sampah di sungai tanpa peduli dampak yang bisa ditimbulkannya. Sampah-sampah warga yang dibuang di sungai, lambat laun akan menggunung sehingga bisa berdampak buruk pada kesehatan, bahkan bisa menjadi salah satu penyebab banjir di musim hujan. Tak jarang Saya melihat pengendara motor atau mobil yang sengaja berhenti untuk melemparkan sampah ke sungai yang dilewatinya. Apa lagi? Tentu masih banyak permasalahan sungai, yang membuat para profesor, akademisi, komunitas sungai dan lainnya prihatin, sehingga mendorong adanya gerakan RSI ini. Akankah kita berpangku tangan tanpa peduli dengan gerakan RSI yang digulirkan? Padahal, partisipasi itu sebenarnya sangat mudah, yakni dengan mengambil peran pemuliaan kembali sungai-sungai dalam konteks lokalitas masing-masing. Namun begitu, lagi-lagi semua terpulang pada masing-masing sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi, sadar atau tidak, percaya atau tidak, yakin atau tidak, dan diakui atau tidak, pada dasarnya semua orang tentu akan sangat senang melihat sungai-sungai bersih, bebas dari pencemaran, anak-anak tak takut bermain atau mandi di dalamnya, dan ikan-ikan pun bebas hidup di tengah airnya yang jernih. Tidakkah demikian? Wallahu a’lam. (*)
Mei - Juli 2015