EDISI LIV | April 2011
Surat Tanda Terdaftar: No. 2316/SK/DTJEN PPG/STT/1997
1 2
Ketua Pengarah/Penyunting: A.M. Nova Christiana Wakil Ketua: Julia Kirana Penyunting: Agustika Supiandaini, Listiani, Arief Munandar, Obi Abimanyu
Promosi: Iwan Yuli Hermawan
10 11
Sirkulasi: M. Wahyu Wibowo Alamat Redaksi: Gedung Dana Pensiun BRI Jl. Veteran II No. 15 Lt.2 Jakarta 10110 Telpon: (021) 385.0427 - Hunting Facsimile: (021) 384.4978 e-mail:
[email protected]
Info Utama Laporan Kinerja Dana Pensiun BRI Tahun 2010 Hasil Usaha Dana Pensiun BRI tahun 2010 telah menembus angka psychologist Rp. 1 trilyun, yaitu sebesar sebesar Rp. 1.060.298 Juta, atau meningkat sebesar 17,8 % dibandingkan Hasil Usaha tahun 2009 sebesar Rp. 900.066 Juta.
Pembina: Yusuf Nawawi, Yadie Supriatno, Teddy Rustandi AR, A.M. Nova Christiana
Tata Grafis & Dokumentasi: Eko Munajad Y
Dari Info
Info Konsultasi Info Rohani Sofyan Munawar : ”Islam Itu Mudah dan Tidak Menyulitkan”
13
Info Sehat dr. Nur Kumala Wahyu Utami, MARS : ”Hidup Bebas Tanpa Stroke”
15
Info Ragam • •
Percetakan : PT PP Mardi Mulyo
Sjamsuddin Bauzat : “Pemberdayaan Koperasi PPBRI ” Paulus Sudarwiyanto : ” Dana Solidaritas PPBRI Cabang Gombong”
Cover :
23
Info Wisata Soedarmanoe ” Menelusuri Jalan Daendels”
Desain by Eko
28
Info PPBRI • •
a Redaksngianmdiesenrtaei rim sumber
tulisan de i las atau informas rujukan yang je ng ya n iu pens mengenai peserta lah berhasil. te ng ya a memiliki usah ng dimuat akan Bagi tulisan ya lan. mendapatkan imba asi dikirim via pos, Tulisan atau inform ail ke facsimile, atau e-m co.id o. ho ya info_dpbri@
•
36 38
Burhanuddin Malibu : ” Bantuan Pelayanan Pengurus Cabang PPBRI Kepada Anggota PPBRI” Dindin Saefudin : ” Secercah Harapan dari Hasil Rapat Pleno PB.PPBRI Tahun 2011” R.M. Moedjadi : ” Laporan Evaluasi Pengelolaan & Kegiatan Yayasan 1895 PPBRI Periode 2005-2010”
Info Duka Cita Info Foto
Pembaca yang setia, Pada edisi LIV bulan Januari-Maret 2011, Majalah INFO Dana Pensiun BRI kembali hadir untuk memenuhi harapan pembaca. Guna memenuhi ketentuan pasal 25 ayat (1) a SK Menkeu RI No. 511/KMK.06/2002 tanggal 26 Juli 2000 dan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun BRI pasal 11 ayat (1) huruf h Nokep: S. 42-DIR/SDM/07/2010 tanggal 14 Juli 2010, pada INFO Utama edisi kali ini kami sampaikan Laporan Kinerja Dana Pensiun BRI tahun 2010. Dalam Laporannya, Sisa Hasil Usaha Dana Pensiun BRI untuk periode tahun 2010 telah menembus angka psychologist sebesar Rp.1 Trilyun. Pembaca yang setia, Dalam beberapa bulan terakhir, sepertinya agama Islam telah tercoreng oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang menggembar-gemborkan atas nama Islam. Namun sebenarnya Islam itu Indah dan Tidak Menyulitkan, seperti yang disampaikan oleh Sofyan Munawar, Ulama dan penulis tetap INFO Rohani. Hal ini dapat menjadi bahan renungan kita untuk lebih lebih berhati-hati dalam menyikapi isu-isu yang berkembang saat ini. Menurut penelitian kejadian stroke di berbagai Negara termasuk Indonesia menunjukkan peningkatan, yaitu antara 50-400 orang per 100.000 penduduk per tahun. Sungguh merupakan angka yang patut diwaspadai. Dokter Nur Kumala Wahyu Utami, dokter pada klinik BRIMedika mengingatkan kita tentang bahaya penyakit stroke dan upaya pencegahannya sehingga kita dapat hidup bebas tanpa stroke, yang kami sajikan dalam INFO Sehat. Pembaca yang setia, Dalam INFO Ragam, Sjamsuddin Bauzat, Wakil Ketua Umum PB PPBRI melalui tulisannya yang diberi judul Pemberdayaan Koperasi PPBRI menyampaikan gambaran singkat kondisi koperasi PPBRI di seluruh Indonesia saat ini serta bagaimana upaya pembenahan dan pemberdayaannya sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal bagi para anggotanya. INFO Ragam lainnya, Paulus Sudarwiyanto, Ketua PPBRI Cabang Gombong menceritakan kekompakan para anggota PPBRI Gombong yang secara sukarela dipotong Manfaat Pensiunnya tiap bulan untuk dipergunakan sebagai dana titipan solidaritas guna menalangi biaya pengobatan bagi para anggotanya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadikan inspirasi PPBRI lainnya. Juga Dindin Saefudin, Sekretaris Umum PB PPBRI dalam INFO Ragam, menyampaikan adanya secercah harapan dari hasil rapat pleno PB PPBRI Tahun 2011 yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 April 2011 di Gedung Dana Pensiun BRI yang diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi peningkatan kesejahteraan para pensiunan BRI. Pembaca yang setia, Menelusuri jalan Daendels, mulai dari menemukan Titik Nol Jalan Daendels di daerah Anyer untuk meninjau peninggalan bangunan Belanda di Gubernuran Banten Serang, menimbulkan pengalaman tersendiri bagi Soedarmanoe, pensiunan BRI tahun 2000. Dalam INFO Wisata kali ini, beliau berkenan untuk membagi pengalamannya untuk menambah wawasan wisata para pembaca. Sebagaimana edisi sebelumnya, kami juga tetap menyampaikan INFO tetap lainnya, yaitu INFO Konsultasi, INFO PPBRI, INFO Duka Cita dan INFO Foto. Selamat membaca,
Ketua Pengarah / Penyunting
A.M. Nova Christiana
INFO | LIV | April 2011 | 1
Utama
Laporan Kinerja Dana Pensiun BRI Tahun 2010 Laporan ini disampaikan untuk memenuhi ketentuan pasal 18 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 1992, Pasal 25 ayat (1)a, KMK No. 511/KMK.06/2002, Pasal 11 ayat (1) huruf h Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun BRI Nokep. S.42DIR/SDM/07/2010 tanggal 14 Juli 2010 yang telah mendapat pengesahan Menkeu No.KEP-481/KM.10/2010 tanggal 20 Agustus 2010. ketentuan tersebut di atas, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material”.
PORTOFOLIO INVESTASI
Adapun Laporan Neraca, Aktiva Bersih, Perhitungan Hasil Usaha serta Laporan Portofolio Dana Pensiun BRI untuk periode tahun 2010 ini terdiri dari : 1. Laporan Keuangan Dana Pensiun BRI, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja, dengan pendapat Wajar dalam semua hal yang material, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. 2. Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun BRI, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Noor Salim, Nursehan & Sinaharja, dengan pendapat “Pernyataan Pengurus yang menyatakan bahwa portofolio Investasi Dana Pensiun BRI telah sesuai dengan ketentuan-
2 | INFO | LIV | April 2011
Total investasi Dana Pensiun BRI pada tahun 2010 sebesar Rp.8.667.015 juta (nilai wajar) atau naik sebesar 15,88 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp.7.479.546 juta. Adapun jenis-jenis investasi telah sesuai dengan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sbb : Surat Berharga Negara Surat Berharga Negara (SBN) merupakan Surat Utang yang pembayaran pokok dan bunga dijamin oleh Pemerintah RI. Mengingat ada jaminan dari Pemerintah, SBN ini dapat dikategorikan investasi berisiko rendah dan umumnya bersifat jangka panjang. Dengan kedua kriteria tersebut, maka investasi ini cocok untuk institusi seperti Dana Pensiun. Oleh karena itu, bobot investasi Dana Pensiun BRI pada SBN cukup besar (mayoritas) dibanding investasi lainnya. Pemeliharaan bobot yang cukup besar di SBN juga diperlukan untuk mendukung Pendanaan Dana Pensiun BRI dalam memenuhi Kewajiban
Aktuaria secara jangka panjang. Tahun 2010, pasar obligasi kembali membukukan kinerja positif melanjutkan kinerja pasar obligasi di 2009. Kondisi fundamental makroekonomi domestik yang baik serta langkah Bank Sentral Amerika (The Fed) mengucurkan quantitative easing 2 di akhir kuartal ketiga berimbas pada mengalirnya likuiditas asing ke pasar saham dan obligasi di Indonesia, sehingga mendorong benchmark obligasi domestik menguat hingga 62.7 bps. Meskipun sempat terjadi aksi jual obligasi bertenor panjang dan beralih ke tenor yang lebih pendek di tengah rencana pengendalian aliran modal melalui SBI oleh BI, namun SBN tetap diburu investor mengingat yield obligasi Indonesia masih relatif menarik dibandingkan negara asia lainnya. Dengan yield (imbal hasil) yang masih menarik di atas suku bunga deposito dengan rata-rata sebesar 7,497% untuk SBN bertenor 5 tahun, sebesar 8,141% untuk tenor 10 tahun serta 9,367% untuk tenor 20 tahun. Kenaikan harga pada beberapa seri SBN berimbas pada
Utama
peningkatan posisi investasi dari Rp. 2.394.061 juta di 2009 menjadi Rp. 2.475.490 juta di tahun 2010, naik 3.4% yoy. Return on Investment (ROI) SBN di tahun 2010 sebesar 14,51 %, naik tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009 sebesar 14,12%. Deposito Berjangka Meskipun Bank Indonesia mempertahankan suku bunga BI Rate sepanjang 2010 di level 6,5%, namun di tengah ketatnya likuiditas di market penurunan tersebut belum diikuti penurunan suku bunga perbankan. Posisi ROI deposito Dana Pensiun BRI selama tahun 2010 sebesar 5,59 %, turun dibandingkan tahun 2009 sebesar 9,91 %. Penurunan disebabkan karena posisi deposito mengalami peningkatan signifikan di kuartal terakhir disebabkan aksi profit taking pada investasi saham, sehingga basis perhitungan deposito menjadi besar dan ROI menjadi kecil. Per akhir 2010, posisi investasi Dana pensiun BRI pada deposito yakni sebesar Rp. 551.628 juta, naik signifikan sebesar 250,62 % dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp. 157.328 juta. Bobot investasi pada deposito berjangka meningkat menjadi 6,36% di 2010 dari posisi sebelumnya di 2009 yakni 2,1%. Saham Penyeimbangan ekonomi global masih terus berlanjut sepanjang tahun 2010. Perbedaan suku bunga ditopang oleh risiko gagal bayar yang lebih rendah mendorong aliran likuiditas masih terus mengalir dari Negara maju
ke Negara berkembang. Puncaknya terjadi pada akhir kuartal ke-tiga yang distimulus oleh langkah quantitative easing (QE2) oleh bank sentral Amerika, The Fed. Ditopang oleh profil demografi dan indikator ekonomi yang menarik, minat beli investor khususnya asing di Bursa Efek Indonesia masih relative besar. Sepanjang 2010, tercatat net-buy asing ke bursa saham Indonesia mencapai Rp21 trilyun.
(tiga) Manajer Investasi yang merupakan kelompok 4 (empat) besar dari assets under management-nya dilakukan dengan pengawasan ketat dengan proses evaluasi kinerja yang berkesinambungan. Disamping pengelolaan saham oleh Manajer Investasi, Dana Pensiun BRI juga melakukan pengelolaan saham yang dilakukan oleh Dana Pensiun sendiri yang dikenal dengan istilah Swa Kelola. Adapun
Stock picking saham dengan fundamental yang baik serta strategi alokasi yang tepat didukung kondisi market yang bullish telah mampu membukukan pendapatan investasi di saham bursa selama tahun 2010 sebesar Rp.435.534 juta atau ROI sebesar 33,05 %.
Hal tersebut menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan meningkat tajam sebesar 46,13% selama tahun 2010, dari sebesar 2.534,36 pada akhir tahun 2009 menjadi 3.703,51 pada akhir 2010. Akhirnya, dengan mempertimbangkan faktor risiko yang semakin menurun dengan dukungan indikator yang menunjukkan fase akselerasi pertumbuhan ekonomi, serta melihat potensi investasi pada saham masih menarik sehingga Dana Pensiun BRI melakukan penambahan bobot pada investasi ini. Mengingat investasi ini bersifat “high risk high return”, maka prinsip kehati-hatian masih menjadi fokus utama bagi Dana Pensiun BRI. Kebijakan pemilihan 3
pengelolaan saham secara Swa Kelola, dilakukan dengan strategi pemilihan sahamsaham yang berada pada kelompok LQ 45 atau blue chip. Disamping itu, pembobotan investasi saham bursa secara keseluruhan (dikelola Manajer Investasi dan Swa Kelola) di akhir 2010 berada pada level moderat sebesar 22,45 % masih di bawah ketentuan perundang-undangan dan Arahan Investasi dari Pendiri sebesar 25 %. Nilai Pasar Wajar saham bursa mengalami peningkatan sebesar 40,4 % dari sebesar Rp. 1.385.807 juta pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp..1.945.622 juta di 2010. Dengan kecermatan dalam melakukan stock picking dan strategi alokasi saham serta INFO | LIV | April 2011 | 3
Utama
dukungan indeks yang bullish telah mampu membukukan pendapatan investasi di saham bursa selama tahun 2010 sebesar Rp. 503.928 juta, yaitu berasal dari pendapatan dividen saham sebesar Rp. 97.232 juta serta realisasi keuntungan dari penjualan saham sebesar Rp. 406.696 juta. Indikator ROI dari investasi ini juga masih menjadi primadona dibandingkan investasi lainnya, yaitu sebesar 33,05 % pada tahun 2010. Obligasi Naiknya peringkat utang RI juga membawa hal yang positif bagi pasar obligasi corporate Indonesia. Turunnya country risk tersebut membuat toleransi risiko untuk berinvestasi di Indonesia menurun dan minat berinvestasi meningkat. Namun, mengingat obligasi ini merupakan surat utang yang diterbitkan perusahaan dimana jaminan pembayaran pokok dan bunganya sangat tergantung pada kinerja perusahaan, maka untuk meminimalisasi risiko investasi, Dana Pensiun BRI lebih didominasi oleh obligasi yang diterbitkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 2010 investasi di obligasi naik tipis dari sebesar Rp. 2.174.080 juta menjadi sebesar Rp. 2.217.296 juta atau
naik sebesar 1.99 % dengan bobot sebesar 25,58 % dari total investasi. Adapun ROI dari obligasi sebesar 12,7 % atau turun tipis dibandingkan tahun 2009 sebesar 12,96 %. Penempatan Langsung pada Perusahaan Anak Investasi Penempatan Langsung pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 22,48 % dengan bobot sebesar 5,42 % dari total investasi. Selain disebabkan adanya penambahan modal disetor pada beberapa Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI, peningkatan juga disebabkan adanya penilaian kembali nilai wajar saham oleh penilai independent terutama untuk saham mayoritas, Penilaian ini dilakukan minimal sekali dalam 3 tahun. Kontribusi dari Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI berupa dividen dan capital gain serta meningkatnya penilaian nilai wajar menghasilkan ROI sebesar 22,78 % pada tahun 2010, atau mengalami peningkatan dibanding periode yang sama di tahun 2009 sebesar 11,60 %. Tanah dan Bangunan Investasi pada tanah dan Bangunan secara nominal tidak mengalami penambahan ataupun pelepasan, namun
dengan meningkatnya nilai wajar total investasi ini maka komposisi di 2010 menjadi sebesar 6,92 % dari total portofolio investasi atau menurun dari sebesar 7,26 % dibanding dengan tahun 2008. ROI dari Tanah & Bangunan (termasuk selisih penilaian investasi) sebesar 16,45 % pada tahun 2010, meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 6,82 %. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penilaian nilai wajar baru yang dilakukan oleh lembaga penilai (appraisal). Penilaian ini dilakukan minimal sekali dalam 3 tahun. Surat Pengakuan Utang (SPU) Sejak adanya ketentuan No.199/PMK.010/2008 tanggal 5 Desember 2008, Dana Pensiun BRI tidak melakukan penambahan investasi baru pada SPU > 1 tahun. Portofolio yang ada berupa SPU yang masih outstanding hingga jatuh tempo. Jumlah SPU yang masih outstanding sampai tahun 2010 sebesar Rp. 425 juta atau turun dibanduingkan posisi SPU tahun 2009 sebesar Rp. 7.422 juta ROI SPU tahun 2010 sebesar 57,72 % atau meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 37,74 %.
KEKAYAAN DANA PENSIUN BRI
Kenaikan kewajiban aktuaria tahun 2010 sebesar Rp 1.385.402 juta dapat didanai sendiri oleh Dana Pensiun BRI dari peningkatan aktiva bersih yang terus tumbuh secara berkesinambungan setiap tahunnya dan akan tetap terjaga dengan baik melalui pengelolaan investasi yang optimal.
4 | INFO | LIV | April 2011
Sumber Pendanaan Dana Pensiun BRI berasal dari Iuran Normal dan Hasil Pengembangan Investasi. Sejak mencapai kondisi pendanaan Funded tahun 2006, Pendiri tidak membayar Iuran Tambahan lagi. Dari sisi cash flow pendanaan, Dana pensiun BRI sejak tahun 2007 harus nomboki untuk membayar manfaat pensiun
Utama
Hasil Usaha Dana Pensiun BRI tahun 2010 telah menembus angka psychologist Rp. 1 trilyun, yaitu sebesar Rp. 1.060.298 Juta, atau meningkat sebesar 17,8 % dibandingkan Hasil Usaha tahun 2009 sebesar Rp. 900.066 Juta.
yang terus meningkat, sementara sumber dana yang berasal dari Iuran berkurang karena tidak ada peserta baru (tmt 1 Januari 2007 pekerja BRI tidak diikutsertakan sebagai Peserta PPMP Dana Pensiun BRI. Dengan kondisi tersebut, tumpuan sumber dana untuk menjaga pertumbuhan asset Dana Pensiun BRI saat ini sangat tergantung pada hasil pengembangan investasi. Hasil pengembangan investasi Dana Pensiun BRI sangat tergantung kepada kondisi ekonomi global maupun regional dan domestik, mengingat 76,92% portofolio investasi berada di Pasar Saham dan Obligasi serta 7,19 % pada Pasar Uang. Adapun sisanya tersebar pada investasi Penempatan Langsung pada perusahaan anak 8,96 %, Tanah dan Bangunan 6,92% serta Surat Pengakuan Utang 0,01 %. Peningkatan kekayaan Dana pensiun BRI di tahun 2010 sebesar 15,82 % atau menjadi sebesar Rp. 8.784.861 juta dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp. 7.584.678 juta
HASIL USAHA INVESTASI Pendapatan Investasi Dana Pensiun BRI selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.132.269 juta atau naik sebesar 19,1 % dibanding tahun lalu sebesar Rp. 950.654 juta. Lonjakan ini disebabkan manajemen telah melakukan reposisi portofolio investasi yang tepat ke aset-aset yang lebih
menguntungkan dengan tetap memperhatikan unsur risiko dan likuiditas. Sedangkan biaya investasi tahun 2010 sebesar Rp. 23.574 juta atau naik sebesar 32,66 % dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp. 17.770 juta. Hasil Usaha Investasi selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.108.695 juta (di luar pendapatan investasi yang belum direalisasikan) atau meningkat sebesar 18,85 % dibanding tahun 2009 sebesar Rp. 932.844 juta dengan ROI Dana Pensiun BRI pada tahun 2010 sebesar 19,84 %. Hasil usaha investasi ini memberikan kontribusi sebesar 94.34% dari total sumber pendanaan Dana Pensiun BRI selama tahun 2010, selain Iuran Normal.
SISA HASIL USAHA Perolehan Hasil Usaha Dana Pensiun BRI tahun 2010 telah menembus angka psychologist Rp. 1 trilyun yaitu sebesar Rp. 1.060.298 Juta, atau meningkat sebesar 17,8 % dibandingkan Hasil Usaha tahun 2009 sebesar Rp. 900.066 Juta. Kenaikan IHSG sepanjang tahun 2010 telah menghasilkan keuntungan yang cukup besar dari penjualan saham sebesar Rp. 435.534 juta. Keuntungan besar lainnya berasal hasil kupon dan penjualan Surat Berharga
Negara sebesar Rp.300.103 juta serta Obligasi sebesar Rp. 245.950 juta. Investasi lainnya juga telah memberikan kontribusi yang baik bagi hasil usaha Dana Pensiun BRI, yang tersebar dari investasi Penempatan Langsung, Tanah dan Bangunan, Deposito Berjangka dan DOC, Reksadana serta SPU > 1 tahun. Rasio Biaya Operasional terhadap Aktiva Bersih pada tahun 2010 sebesar 0,38 % lebih tinggi dibandingkan biaya operasional tahun 2009 sebesar 0,30 %. biaya operasional tahun 2010 cukup efisien dibandingkan laju kekayaan Dana Pensiun BRI selama tahun 2010 sebesar 15,53 %. KONDISI PENDANAAN Pada tahun 2010 Dana Pensiun BRI berhasil menaikkan manfaat pensiun reguler sebesar Rp 100 ribu /peserta dan memberikan manfaat lain sebesar Rp 1 Juta /peserta seumur hidup sebagai pengganti sumbangan hari raya keagamaan yang selama ini diberikan oleh PT BRI selaku Pendiri. Hal ini menyebabkan nilai kewajiban aktuaria meningkat sebesar Rp 1.385.402 juta (19,82%) dari sebesar Rp 6.988.378 juta pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 8.373.779 juta pada tahun 2010. Kenaikan kewajiban aktuaria sebesar Rp 1.385.402 juta dapat didanai sendiri oleh Dana Pensiun BRI dari peningkatan aktiva bersih yang terus tumbuh secara berkesinambungan setiap tahunnya dan akan tetap terjaga dengan baik melalui pengelolaan investasi yang optimal. Kondisi Pendanaan Dana Pensiun masih tetap berada pada Tingkat I (Funded) dengan Rasio Kecukupan Dana sebesar 104,53 % lebih rendah dibandingkan tahun 2009 sebesar 108,41%. (Lis & Julia) INFO | LIV | April 2011 | 5
Utama
DANA PENSIUN BRI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Jutaan Rupiah) Tahun 2010 (Rupiah) PENDAPATAN INVESTASI Bunga Deviden S e w a Laba(Rugi) Pelepasan/Perolehan Investasi Pendapatan Investasi Lain Total Pendapatan Investasi BEBAN INVESTASI Beban Transaksi Beban Pemeliharaan Tanah & Bangunan Beban Penyusutan Bangunan Beban Manejer Investasi Beban Investasi Lain Total Beban Investasi HASIL USAHA INVESTASI BEBAN OPERASIONAL Gaji Karyawan, Pengurus & Dewan Pengawas Beban Kantor Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan Aktiva Operasional Beban Jasa Pihak Ketiga Beban Operasional Lain Total Beban Operasional PENDAPATAN & BEBAN LAIN-LAIN Bunga Keterlambatan Iuran Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Operasional Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Lain-Lain Pendapatan Lain di luar Investasi Beban Lain di luar Investasi dan Operasional Total Pendapatan & Beban Lain-Lain HASIL USAHA SEBELUM PAJAK PAJAK PENGHASILAN HASIL USAHA SETELAH PAJAK
Tahun 2009 (Rupiah)
579,103 97,232 45,861 406,696 3,377
544,409 64,547 49,139 291,941 618
34,694 32,685 -3,278 114,755 2,759
1,132,269
950,654
181,615
1,897 7,724 3,116 6,109 4,728
1,586 6,014 3,508 3,086 3,575
311 1,710 -392 3,023 1,153
23,574
17,770
5,804
1,108,695
932,884
175,811
17,472 2,281 44 709 12,792 38
19,672 1,803 163 567 476 20
-2,200 478 -119 142 12,316 18
33,336
22,700
10,636
16 -1 0 1,413 -1,124
0 -1 0 2,664 -3,122
16 0 0 -1,251 1,998
304
-459
763
1,075,663
909,725
165,939
15,364
9,658
5,706
1,060,299
900,066
160,233
Jakarta, Maret 2011 Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia Direksi
Yusuf Nawawi Direktur Utama Sumber data : Laporan Keuangan DP BRI tahun 2010 yang telah diaudit KAP Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
6 | INFO | LIV | April 2011
Perubahan 2010-2009
Yadie Supriatno Direktur
Utama
DANA PENSIUN BRI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Jutaan Rupiah) 31-12-2010 ( Rupiah )
31-12-2009 ( Rupiah )
Perubahan 2010-2009
71,480 551,628 1,945,622 2,217,296 28,588 2,475,490 776,493 425 435,439 14,979 149,575
53,430 157,328 1,385,807 2,174,080 129,842 2,394,061 634,000 7,422 385,575 29,902 128,099
18,050 394,300 559,815 43,216 -101,254 81,429 142,493 -6,997 49,864 -14,923 21,476
8,667,015
7,479,546
1,187,469
4,104
31,513
-27,409
0 0 0 4,362 12,456 83,405 31,703
0 0 0 2,056 18,320 86,747 8,051
0 0 0 2,306 -5,864 -3,342 23,652
136,030
146,688
-10,658
908 1,199 64
1,226 867 69
-318 332 -5
2,171
2,162
9
284
284
0
8,805,500
7,628,679
1,176,821
Hutang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo Utang Investasi Pendapatan Diterima Dimuka Beban Yang Masih Harus Dibayar Kewajiban di luar Kewajiban Aktuaria lain
331 1,229 4,020 9,135 5,924
1,121 23,140 5,742 8,229 5,770
-790 -21,911 -1,722 635 154
Total Kewajiban di luar Kewajiban Aktuaria
20,369
44,001
-23,634
8,784,681
7,584,678
1,200,455
AKTIVA Investasi (Nilai Wajar) Deposito On Call Deposito Berjangka Saham Obligasi Reksadana Surat Berharga Pemerintah Penempatan Langsung Surat Pengakuan Utang Tanah Bangunan Tanah & Bangunan Total Investasi Aktiva Lancar Diluar Investasi Kas & Bank Piutang Iuran : Iuran Normal Pemberi Kerja Iuran Normal Peserta Iuran Tambahan Beban Dibayar Dimuka Piutang Investasi Piutang Hasil Investasi Piutang Lain-Lain Total Aktiva Lancar Diluar Investasi Aktiva Operasional Kendaraan Peralatan Komputer Peralatan Kantor Total Aktiva Operasional Aktiva Lain-Lain AKTIVA TERSEDIA Kewajiban Jangka Pendek
AKTIVA BERSIH
Jakarta, Maret 2011 Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia Direksi
Yusuf Nawawi Direktur Utama
Yadie Supriatno Direktur
Sumber data : Laporan Keuangan DP BRI tahun 2010 yang telah diaudit KAP Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
INFO | LIV | April 2011 | 7
Utama
DANA PENSIUN BRI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI NERACA Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Jutaan Rupiah) AKTIVA Investasi (Harga Perolehan/Nilai Buku) Deposito On Call Deposito Berjangka Saham Obligasi Reksadana Surat Berharga Pemerintah Penempatan Langsung Surat Pengakuan Utang Tanah Bangunan Tanah & Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Total Investasi Selisih Penilaian Investasi Aktiva Lancar Diluar Investasi Kas & Bank Piutang Iuran : Iuran Normal Pemberi Kerja Iuran Normal Peserta Iuran Tambahan Beban Dibayar Dimuka Piutang Investasi Piutang Hasil Investasi Piutang Lain-Lain Total Aktiva Lancar Diluar Investasi Aktiva Operasional Kendaraan Peralatan Komputer Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Total Aktiva Operasional Aktiva Lain-Lain TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN Kewajiban Aktuaria Kewajiban Aktuaria Selisih Kewajiban Aktuaria Kewajiban Jangka Pendek Hutang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo Utang Investasi Pendapatan Diterima Dimuka Beban Yang Masih Harus Dibayar Kewajiban di luar Kewajiban Aktuaria lain Total Kewajiban di luar Kewajiban Aktuaria TOTAL KEWAJIBAN
31-12-2010 ( Rupiah )
31-12-2009 ( Rupiah )
Perubahan 2010-2009
71,480 551,628 1,713,601 2,178,897 21,012 2,405,892 403,648 425 51,665 25,957 57,330 -56,523 7,425,012 1,242,003
53,430 157,328 1,275,554 2,169,664 128,024 2,378,605 364,798 7,422 51,665 25,957 57,330 -53,408 6,616,369 863,177
18,050 394,300 438,047 9,233 -107,012 27,287 38,850 -6,997 0 0 0 -3,115 808,643 378,826
4,104
31,513
-27,409
0 0 0 4,362 12,456 83,405 31,703 136,030
0 0 0 2,056 18,320 86,747 8,051 146,687
0 0 0 2,306 -5,864 -3,342 23,652 -10,657
1,949 2,321 103 -2,202 2,171 284 8,805,500
1,950 1,616 89 -1,493 2,162 284 7,628,679
-1 705 14 -709 9 0 1,176,821
8,373,779
6,988,377
1,385,402
411,354
596,301
-184,947
331 1,229 4,020 8,863 5,924 20,367 8,805,500
1,121 23,140 5,742 8,229 5,770 44,001 7,628,679
-790 -21,911 -1,722 634 154 -23,634 1,176,821
Jakarta, Maret 2011 Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia Direksi
Yusuf Nawawi Direktur Utama Sumber data : Laporan Keuangan DP BRI tahun 2010 yang telah diaudit KAP Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
8 | INFO | LIV | April 2011
Yadie Supriatno Direktur
Surat Berharga Negara Tabungan Deposito On Call Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Sertifikat Bank Indonesia Saham Obligasi Sukuk Unit Penyertaan Reksadana : - RD Pasar uang, RD Pendapatan Tetap, RD Saham dan RD Campuran - RD Terproteksi, RD dengan penjaminan dan RD Indeks - RD berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas - RD yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif EBA Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estate berbentuk KIK Kontrak opsi saham Penempatan Langsung pada saham Tanah Bangunan Tanah dan Bangunan Surat Pengakuan Utang Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber data : Laporan Keuangan DP BRI tahun 2010 yang telah diaudit KAP Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
13 14 15 16 17 18
11 12
Jenis Investasi
No.
0.00%
0.33%
28.56% 0.00% 0.82% 6.36% 0.00% 0.00% 22.45% 25.58% 0.00%
103,643 49,864 -13,625 23,295 -1 378,826
5,758
54,142 0 0 0 0 0 121,768 33,982 0
Yadie Supriatno Direktur
57,220 25,445 11,702 11,601 2,266 1,132,269
20,050
300,103 0 2,402 19,996 0 0 435,534 245,950 0
PENDAPATAN PDPTN.INVST INVESTASI BLM.REALISASI
Jakarta, Maret 2011 Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia Direksi
0.00% 0.00% 776,493 8.96% 435,439 5.02% 14,979 0.17% 149,575 1.73% 425 0.00% 8,667,015 100.00%
-
28,588
2,475,490 71,480 551,628 1,945,622 2,217,296 -
POSISI INVESTASI NILAI WAJAR
Yusuf Nawawi Direktur Utama
0.00% 0.00% 403,648 5.44% 51,665 0.70% 2,353 0.03% 24,410 0.33% 425 0.01% 7,425,011 100.00%
0.00%
0.28%
21,012
-
32.40% 0.00% 0.96% 7.43% 0.00% 0.00% 23.08% 29.35% 0.00%
2,405,892 71,480 551,628 1,713,601 2,178,897 -
POSISI INVESTASI NILAI PEROLEHAN
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 (Jutaan Rupiah)
0 0 160,863 75,309 -1,923 34,896 2,265 1,511,095
0
25,808
354,245 0 2,402 19,996 0 0 557,302 279,932 0
JUMLAH PDPTN. INVTSI
0 0 216 7,532 3,197 3,472 0 23,574
0
0
968 0 154 197 0 0 6,743 1,095 0
0 0 160,647 67,777 -5,120 31,424 2,265 1,487,521
0
25,808
353,277 0 2,248 19,799 0 0 550,559 278,837 0
0 0 705,246 410,507 22,440 138,837 3,924 8,073,280
0
79,215
2,434,776 0 62,455 354,478 0 0 1,665,714 2,195,688 0
0.00% 0.00% 22.78% 16.51% -22.82% 22.63% 57.72% 18.43%
0.00%
32.58%
14.51% 0.00% 3.60% 5.59% 0.00% 0.00% 33.05% 12.70% 0.00%
HASIL RATA2 BEBAN RATIO USAHA INVESTASI INVESTASI INVESTASI NILAI WAJAR INVESTASI
DANA PENSIUN BRI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN PERKEMBANGAN PORTOFOLIO INVESTASI & HASIL INVESTASI
Utama
INFO | LIV | April 2011 | 9
Tanya :
Bagaimanakah cara pensiunan BRI.
menghitung
pajak
Jawab : Pertama-tama kami sampaikan terimakasih atas pertanyaan Bapak SS di Jakarta , pertanyaan tersebut banyak pula kami terima melalui telepon, seiring salam semoga Bapak sekeluarga dalam keadaan sehat selalu. Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan slogan-slogan “Sebagai warga negara yang baik wajib bayar pajak“, iklan tersebut dapat kita temui dimana-mana, baik, koran, majalah ataupun disudut-sudut jalan.. Dengan kata lain bayar pajak adalah kewajiban setiap orang tak terkecuali pensiunan, sebagai pensiunan bukan berarti kita berhenti membayar pajak, karena pensiunan juga merupakan bagian dari warga negara RI dan masih mempunyai pengahasilan yaitu yang kita kenal dengan uang pensiun atau bahasa undang-undangnya adalah manfaat pensiun. Penghasilan yang terkait dengan pensiunan terdiri dari 2 jenis, pertama manfaat pensiun yang dibayar setiap bulan dan kedua manfaat pensiun yang dibayarkan secara sekaligus. Manfaat pensiun, baik yang dibayarkan secara bulanan maupun manfaat pensiun yang dibayarkan sekaligus merupakan obyek pemotongan PPh pasal 21. Dasar pemotongan manfaat pensiun bulanan adalah pasal 17 (1) hurup a UU PPh, sedangkan pemotongan PPh manfaat pensiun sekaligus berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang uang pesangon dan uang pensiun yang dibayar secara sekaligus (PP No.68/2009). Penghasilan kena pajak bagi pensiunan adalah sebesar penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak. Besar Penghasilan netto bagi penerima manfaat pensiun bulanan adalah jumlah seluruh penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun. Sedangkan biaya pensiun yang dapat dikurangi dari penghasilan bruto untuk perhitungan pemotongan pajak penghasilan bagi penerima pensiun berkala / bulanan ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi tingginya Rp. 2.400.000,setahun atau Rp. 200.000,- sebulan.
Dengan demikian apabila pensiunan dengan status keluarga K/2 , kawin dengan mempunyai 2 anak yang masih dalam tanggungan, maka PTKP nya adalah sebesar = Rp. 15.840.000 + 3 (1.320.000) = Rp. 19.800.000 Adapun besarnya PTKP ditentukan berdasarkan status keluarga pada awal tahun, bagi pensiunan yang pensiun ditengah tahun atau bukan pada awal tahun maka status keluarga ditentukan pada awal pembayaran manfaat pensiun. Contoh perhitungan pajak pensiunan sbb : - Penghasilan Bruto *)
=
62,961,629
- Biaya Pensiun 5% x 62.961.629, maksimal 2.400.000 =
2,400,000
- Penghasilan Netto
=
60,561,629
- Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) status K/0 = 15.840.000 + 1.320.000
=
17,160,000
- Penghasilan Kena Pajak (PKP)
=
43,401,629
- PPh pasal 21 ( 5% x 43.401.629,-) **)
=
2,170,081
*) Penghasilan Bruto di atas merupakan penjumlahan dari seluruh penerimaan manfaat pensiun + Tunjangan Pajak yang diberikan oleh Dana Pensiun BRI **) Berdasarkan pasal 17 ayat (1) huruf a. Undang-undang Pajak Penghasilan ditetapkan tarif pajak penghasilan kena pajak , yaitu : Penghasilan s/d. Rp. 50.000.000,tarif Penghasilan Rp. 50.000.000 sd. Rp. 250.000.000, tarif Penghasilan Rp. 250.000.000 sd. Rp. 500.000.000, tarif Penghasilan di atas Rp. 500.000.000, tarif
5% 15% 25% 30%
Tarif PPh Pasal 21 bagi yang tidak mempunyai NPWP Bagi Penerima manfaat pensiun yang dipotong PPh pasal 21 yang tidak memiliki NPWP , dikenakan pemotongan PPh pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP. Sehingga berdasarkan contoh perhitungan tersebut diatas, PPh pasal 21 pensiunan tersebut menjadi = Rp.2.170.051 x 120% = Rp. 2.604.061,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Besarnya penghasilan tidak kena pajak adalah :
Tentu tidak menjadi masalah bagi pensiunan , karena pajak penghasilan PPh pasal 21 atas manfaat pensiun menjadi beban Dana Pensiun BRI. Namun ini akan menjadi beban tambahan bagi Dana Pensiun sehingga dapat mempengaruhi kekayaan Dana Pensiun yang pada gilirannya mempengaruhi Rasio Kecukupan Dana Dana Pensiun .
-
Pada kesempatan ini kami menghimbau kembali kepada para pensiunan yang belum mempunyai / melaporkan NPWP nya ke Dana Pensiun BRI dimohon untuk segera melaporkannya. Demikian semoga bermanfaat .
Wajib Pajak (pensiunan ) : Rp. Tambahan status kawin : Rp. Tambahan istri bekerja : Rp. Tambahan 1 anak : Rp. dengan maksimal 3 orang anak.
10 | INFO | LIV | April 2011
15.840.000,1.320.000,15.840.000,1.320.000,-
Islam Itu Mudah dan Tidak Menyulitkan Drs. Sofyan Munawar *)
Allah swt berfirman, artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah :185). “Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS. Al-Haj :78).
Firman-firman di atas menggambarkan secara tegas tentang hakikat agama Islam yang mudah, ringan dan longgar, tidak sulit, tidak berat dan tidak membebani, ia telah didesign oleh Sang Khaliq sesuai dengan realitas obyektif manusia. Allah Ta’ala Maha Adil, Dia-lah yang telah menciptakan manusia dan Dia maha mengetahui potensi riil yang dimiliki hamba ciptaan-Nya itu, Dia telah merancang agama disesuaikan dengan segenap potensi yang dimiliki manusia. Tidak ada taklif diniyah (beban agama) yang memberatkan manusia walau hanya secuil. Allah Ta’ala berfirman, artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….” .(QS. Al-Baqarah:286). Dari sini dapat kita katakan bahwa rancangan Islam yang indah dan mudah itu nyata-nyata sangat sesuai dan serasi benar dengan fitrah kejadian manusia. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Imam Ibn Qayyim rahimahullah menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahkaprahan.” Berikut ini di antara beberapa contoh kemudahan Islam dalam rukun Islam yang lima:
1. Shalat Shalat fardhu hanya diwajibkan lima kali dalam sehari semalam. Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk melaksanakan satu kali shalat? Kalau sepuluh
...artinya kita hanya butuh waktu 50 menit saja untuk lima kali shalat dalam 24 jam itu!
menit untuk satu kali shalat, artinya kita hanya butuh waktu 50 menit saja untuk lima kali shalat dalam 24 jam itu! Salah satu syarat sahnya shalat fardu adalah harus dikerjakan sambil berdiri, tapi bagi orang yang tidak mampu berdiri karena sakit, boleh mengerjakan shalat sambil duduk bahkan sambil berbaring. Demikian pula bagi orang yang sedang berada di atas kendaraan seperti kereta atau pesawat boleh mengerjakan shalat fardu tersebut dambil duduk di atas kursi kendaraannya. Musafir (orang yang berada di tempat/negeri orang), kepadanya dianjurkan meng-qashar (meringkas) shalat, yaitu shalat yang empat rakaat dilaksanakan hanya dua rakaat saja. Selain itu dibolehkan juga menjamaknya, yaitu menggabung dua shalat dikerjakan pada satu waktu, seperti Zhuhur dengan Ashar, dan Maghrib dengan Isya. Orang yang hendak shalat wajib bersuci terlebih dahulu, jika berhadats kecil cukup dengan berwudhu, dan jika berhadats besar wajiblah ia mandi janabat. Jika tidak ada air maka wudhu dan mandi junabat bisa diganti dengan tayammum. Mudah bukan? INFO | LIV | April 2011 | 11
2. Puasa Puasa yang fardhu/wajib hanya satu bulan dalam setahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Kewajiban berpuasa bulan Ramadhan bagi setiap muslim yang mukallaf ini berdasarkan konsiderasi yang luar biasa. Perhatikanlah, bagi mereka yang sakit dan musafir dibolehkan tidak berpuasa dan harus diganti (qadha) pada hari-hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Demikian juga wanita yang haidh dan nifas. Sedangkan bagi mereka yang sudah jompo, pekerja berat, sakit akut dan permanen, wanita hamil dan menyusui bila tidak mampu berpuasa boleh berbuka, dengan kompensasi membayar fidyah, yaitu mengganti puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan seorang miskin setiap hari tidak berpuasa.
3. Zakat Mengeluarkan zakat dari harta yang wajib dizakati tidak setiap saat. Zakat mal misalnya hanya wajib ditunaikan sekali setahun manakala telah terpenuhi dua syarat yaitu nishab dan haul. Jika salah satu syaratnya tidak ada, maka kewajiban zakat belum bisa dilaksanakan. Dan bagi mereka yang tidak mampu berzakat, tidak berdosa, malah berhak menerima zakat.
4. Haji Haji, sebagai rukun Islam kelima diwajibkan hanya kepada orang muslim yang memiliki istitho’ah (mampu), itupun hanya sekali seumur hidup, selebihnya adalah sunnah. Bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji hingga akhir hayatnya karena tidak mampu tidak dikenakan sanksi dosa sedikitpun. Selain contoh-contoh tersebut di atas dapat pula dikemukakan contoh lainnya yang menggambarkan keluwesan agama Islam, yaitu Islam telah mengharamkan beberapa jenis makanan untuk dikonsumsi oleh kaum muslimin seperti daging babi misalnya. Namun, seseorang dibolehkan dan tidak berdosa memakan yang haram itu pada saat terpaksa mengkonsumsinya, khawatir terhadap kematian. Jika ia tidak memakannya hingga mati, maka ia mati dalam keadaan bermaksiat dan membunuh dirinya sendiri. Imam Ahmad dan Thawus mengatakan : “Siapa saja yang terpaksa harus memakan barang yang diharamkan, tapi dia tidak memakannya hingga mati, maka ia berdosa.” Demikian juga meminum obat jika diyakini keselamatannya dari kematian.
Terang sudah bagi kita bahwa memang Islam itu mudah dan tidak menyulitkan, tidak ada sesuatu pun dari beban agama yang manusia tidak mampu melaksanakannya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepada kamu supaya kamu menjadi susah” (QS. Thaha:2). FirmanNya pula : “...dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka..” (QS. Al-A’raaf: 157) Rasulullah saw bersabda, artinya, “Sesungguhnya agama itu mudah. Dan tidaklah seseorang memberatberatkan agama itu melainkan pasti ia (agama) akan mengalahkan orang itu. Maka bersikap lurus, moderat, dan sikapilah dengan gembira (lapang dada). Dan minta tolonglah (kepada Allah) pada waktu pagi dan petang dan di akhir malam.” (Al-Bukhari dan An-Nasai dari Abi Hurairah)
... tidak ada sesuatu pun dari beban agama yang manusia tidak mampu melaksanakannya.
Bila ada orang yang menganggap Islam itu berat dan sulit, maka sesungguhnya yang berat dan sulit itu bukan Islam-nya, tapi hati dan fikiran yang dikuasai hawa nafsu sehingga tidak tumbuh rasa ridho dengan Islam sebagai agama, lalu lari sambil menuduh bahwa Islam itu berat dan sempit. Allah Ta’ala berfirman, artinya : “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orangorang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am :125). Rasulullah saw bersabda, “Telah merasakan manisnya iman, seorang yang ridha ALLAH sebagai Rabb-nya, ISLAM sebagai agamanya dan MUHAMMAD sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim). * Ulama
12 | INFO | LIV | April 2011
Sehat
Hidup Bebas Tanpa Stroke dr. Nur Kumala Wahyu Utami, MARS *)
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu di seluruh dunia. Tapi, di Indonesia stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan sistem saraf yang utama yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat. Dampak stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga dirasakan oleh keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Penelitian memperlihatkan bahwa kejadian stroke terus meningkat di berbagai Negara berkembang (termasuk Indonesia). Beberapa penelitian di Negara Asia menunjukkan angka prevalensi stroke berkisar antara 50-400 orang per 100.000 penduduk per tahun. Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah yang membawa oksigen ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Stroke iskemik disebabkan adanya penyumbatan di pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Penyumbatan tersebut akibat dari penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan otak tidak bisa mendapatkan oksigen. Sedangkan stroke hemorragik disebabkan pembuluh darah otak pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemorragik terjadi pada penderita hipertensi. Selain itu ada jenis stroke yang lain yang sifatnya lebih ringan yaitu Transient Ischemic Attack (TIA) yang didefinisikan sebagai episode singkat kelumpuhan saraf yang disebabkan gangguan setempat pada otak yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Sedangkan Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) dimana
kelumpuhan saraf lebih dari 24 jam namun kurang dari 72 jam. Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya stroke dapat berasal dari faktor resiko medis dan faktor resiko perilaku. • Faktor resiko medis antara lain, diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi, penyakit jantung koroner, pengerasan pembuluh darah, kadar kolesterol dalam darah yang tinggi, migraine, serta adanya riwayat stroke dalam keluarga. • Faktor resiko perilaku antara lain, merokok (aktif dan pasif ), makan makanan yang tidak sehat (junk food, fast food), minum minuman beralkohol, kurang olah raga, mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, dan obesitas. Gejala-gejala stroke: • Kelumpuhan pada satu sisi wajah dan/ atau anggota badan yang timbul mendadak • Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan
INFO | LIV | April 2011 | 13
Sehat
Stroke tidak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namun kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tidak lagi milik warga kota yang berkecukupan, namun juga bisa dialami oleh warga pedesaan yang hidup dalam keterbatasan. Kondisi tersebut akan berdampak terhadap menurunnya produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Stroke sangat dapat dicegah. Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH. • Perubahan mendadak status mental seperti bingung, gelisah, sampai koma • Bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan • Bicara pelo atau cadel • Gangguan penglihatan • Kesulitan koordinasi tangan dan lengan • Tidak dapat bergerak atau berjalan • Vertigo,mual dan muntah, atau nyeri kepala Bila ada gejala-gejala seperti diatas, maka anda harus segera memeriksakan diri ke dokter. Selain memeriksa gejala, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik anda. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan antara lain dengan memeriksa sirkulasi darah di leher dimana banyak terdapat pembuluh darah arteri yang memasok oksigen ke otak. Untuk memastikan penyebab stroke, dokter akan melakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI pada otak.
14 | INFO | LIV | April 2011
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut: • 1/3 = bisa pulih kembali • 1/3 = mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang • 1/3 sisanya = mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur Hanya 10-15% penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita stroke yang stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke. Akibat stroke lainnya: • 80% penurunan sebagian atau total gerakan lengan dan tungkai • 80-90% bermasalah dalam berfikir dan mengingat • 70% menderita depresi • 30% mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri
...banyak penderita stroke yang stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke
Karena ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke, maka Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan semua orang. Alhasil semua orang selalu berupaya untuk mencegah stroke atau mengurangi faktor resiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olah raga teratur, menghindari stress, sampai meminum obat-obatan atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah. *) Dokter pada Klinik BRImedika
Ragam
Pemberdayaan Koperasi PPBRI Sjamsuddin Bauzat *)
S
ebagaimana diketahui, bahwa Anggaran Dasar PPBRI Bab.V.Pasal 8 ayat (2) menyebutkan bahwa salah satu tujuan organisasi adalah: Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani segenap anggota PPBRI. Selanjutnya dalam Bab yang sama pasal 9 ayat (2) disebutkan bahwa salah satu usaha untuk mencapai tujuan dimaksud adalah “Mendirikan Koperasi, Yayasan dan Badan Usaha atau usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPBRI serta peraturan dan perundangan yang berlaku“. Sedangkan dalam Bab II Pasal 8 Anggaran Rumah Tangga PPBRI disebutkan bahwa : Tugas Pengurus Cabang selain yang telah diatur dalam beberapa pasal yang berbeda dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini salah satunya adalah : (1). Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Memperhatikan hal tersebut diatas, maka berikut dibawah ini kami sampaikan uraian secara singkat tentang: ”PEMBERDAYAAN KOPERASI PPBRI” sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Penulis dan didiskusikan dalam Rapat Pleno PPBRI tanggal 5 April 2011 yang lalu.
Prosedure Pembentukan Koperasi 1. Rapat Persiapan: Rapat pendahuluan ini dilakukan untuk membahas rencana pembentukan Koperasi yang meliputi : Pokok-pokok rancangan materi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan persiapan pembentukan Koperasi serta rencana susunan Pengurus Koperasi. Selain mendalami ketentuan Undang-Undang Perkoperasian 1992 (UU No.25 TH.1992) yang dapat diperoleh dari Kantor Koperasi setempat, juga dalam rapat persiapan ini, dapat mengundang Pejabat Koperasi setempat untuk memberikan arahan/masukan. 2. Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Pembentukan Koperasi Primer minimum dilakukan oleh 20 orang Pendiri. AD/ART dibuat/ disusun oleh Pendiri atau Notaris dan pengesahan Akta Pendirian yang memuat AD/ART ini dilakukan melalui Pejabat yang berwenang. 3. Sumber Permodalan Untuk mendirikan Badan Hukum Koperasi diperlukan adanya ketersediaan modal. Modal awal Koperasi adalah dalam bentuk simpanan pokok/wajib dari anggota Pendiri.
4. Usaha Koperasi Pendiri menentukan usaha/ kegiatan yang akan dijalankan oleh Koperasi. Usaha dan kegiatan tersebut adalah yang berkaitan langsung dengan upaya pemenuhan kebutuhan anggotanya, misalnya : koperasi produksi, koperasi konsumsi, pelayanan jasa, Koperasi serba usaha, Koperasi simpan pinjam dll. 5. Keanggotaan Koperasi Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa Koperasi. Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha Koperasi. 6. Perangkat organisasi Koperasi: adalah AD/ART, Pengurus, Pengawas dan Rapat Anggota yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
INFO | LIV | April 2011 | 15
Ragam
Jumlah Koperasi PPBRI Jumlah seluruh Cabang PPBRI : 241 buah Cabang. dan dari 241 Cabang tersebut sebanyak 210 Cabang yang berpotensi dapat mendirikan Koperasi (yang anggotanya minimum 20 orang). Diharapkan 104 Cabang PPBRI lainnya dapat pula membentuk Koperasi. Koperasi yang sudah ada saat ini sebanyak 106 Koperasi, 49 diantaranya sudah ber- Badan Hukum dan 57 belum ber-Badan Hukum. Namun ada pula diantara Koperasi tersebut hingga saat ini belum mempunyai AD/ART. Diharapkan seluruh Koperasi mempunyai AD/ART dan selanjutnya segera mendaftarkan Badan Hukum- nya kepada Pejabat yang berwenang.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
“Koperasi Sehat“ dari Pemerintah Daerah / Kantor Koperasi setempat. Namun sebagian besar Koperasi lainnya belum dikelola dengan baik oleh para Pengurusnya, bahkan terdapat beberapa Koperasi yang pernah dan masih sedang bermasalah serta ada Koperasi yang sama sekali tidak menunjukkan aktivitasnya. Berdasarkan pengamatan kami, kendala yang dihadapi umumnya adalah karena : 1. Kepengurusan lemah 2. Kekurangan modal kerja. 3. Pengawasan kurang. Kepengurusan Koperasi PPBRI. Kepengurusan Koperasi dipilih melalui Rapat Anggota Koperasi dengan susunan : Pengurus : terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Bendahara. JUMLAH KOPERASI PPBRI BH NON BH
CABANG PPBRI
POTENSI KOPERASI
Banda Aceh Medan Padang Palembang DKI Jaya Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Malang Banjarmasin Denpasar Manado Makasar
7 16 16 20 13 24 18 27 17 14 15 17 10 27
6 15 13 16 12 24 18 27 17 14 6 15 7 20
1 1 2 2 5 7 3 9 7 5 -5 1 2
-2 4 5 1 8 6 8 8 9 -5 2 --
JUMLAH
241
210
49
57
KOMDA PPBRI
Kondisi Koperasi PPBRI Sebagian Koperasi PPBRI telah dikelola dengan baik oleh pengurusnya sehingga dapat memberikan manfaat perbaikan kesejahteraan bagi anggotanya, bahkan terdapat beberapa Koperasi yang mendapatkan penilaian dengan kriteria
16 | INFO | LIV | April 2011
Pengawas : 1 orang atau lebih dan diantaranya terdapat Pengurus Cabang PPBRI. Penasehat : dapat ditunjuk apabila diperlukan ( mis: Pinca BRI, sesepuh Pensiunan anggota Pengurus PPBRI atau KOMDA PPBRI). Batasan-batasan
apa saja yang
harus dijadikan pertimbangan dari seorang calon Pengurus dan Pengawas Koperasi termasuk didalamnya kriteria “Integritas dan Kapabilitas“ yang harus dimilikinya, hendaknya secara jelas dicantumkan didalam setiap Tata Tertib Pemilihan Pengurus dan Pengawas Koperasi. Berdasarkan informasi sementara yang diperoleh diketahui antara lain: 1. Terdapat Koperasi yang tidak mempunyai Pengawas, 2. Terdapat Koperasi yang seluruh Pengurus-nya juga menjadi Pengurus PPBRI Cabang dalam jabatan yang sama. 3. Terdapat Koperasi yang tidak seorang-pun anggota Pengurus. dan Pengawas serta Penasehat nya yang berasal dari Pengurus PPBRI Cabang. 4. Kemampuan dan kemauan sebagian Pengurus dan Pengawas kurang, perlu ditingkatkan. 5. Terdapat Koperasi yang aparat pengawasnya dengan sebutan “Badan Pemeriksa Koperasi” bukan “Pengawas Koperasi” 6. Banyak Koperasi yang tidak melakukan RAT. 7. Sebagian Koperasi PPBRI belum mempunyai AD/ART. Terhadap masalah kepengurusan ini, PB.PPBRI masih akan meminta informasi yang lebih lengkap dari KOMDA dan Cabang PPBRI , dan dari hasil analisa atas informasi yang diperoleh tersebut, kepada Cabang PPBRI selanjutnya akan diberikan petunjuk seperlunya.
Permodalan Koperasi Permodalan Koperasi sebenarnya bisa diperoleh dari berbagai sumber, namun hal ini belum
Ragam
dimanfaatkan secara baik oleh sebagian Koperasi. Sumber permodalan tersebut dapat diperoleh dari : 1. Simpanan pokok, wajib dan sukarela. 2. Bantuan Kredit dari DPBRI (s/d 2009). 3. Bantuan kredit melalui Koperasi Guyub sejak 2005. Sumber dananya berasal dari PB.PPBRI. 4. Bantuan Modal Kerja dalam bentuk “simpanan sukarela” dari PB.PPBRI (s/d Maret 2011). 5. Bantuan kredit dari BRI (KUR dan atau BRIGUNA BRI). 6. Pinjaman dana bergulir dari Dinas Koperasi. 7. Dana Cadangan. Pinjaman anggota.
dari
yang telah ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik dan tertib oleh Pengurus Koperasi. Hal ini untuk menjamin agar operasional Koperasi dapat berjalan dengan baik dan hal-hal yang dapat merugikan Koperasi seperti yang terjadi sebelumnya pada beberapa Koperasi dapat terindikasi dan terhindari.
Keanggotaan Keanggotaan Koperasi PPBRI dapat terdiri dari : 1. Pensiunan BRI dan keluarganya. 2. Pegawai aktif BRI dan BRI Unit Desa 3. Pegawai Perusahaan Anak DP.BRI 4. Pegawai Yayasan yang berafiliasi dengan PPBRI.
anggota/calon
Pengawasan Koperasi Pengawasan terhadap Koperasi PPBRI antara lain dilakukan oleh: 1. Pengawas Koperasi yang dipilih oleh Rapat Anggota 2. AuditAkuntan Publik. 3. Pengurus PPBRI Cabang 4. KOMDA PPBRI (pengawasan pasif/administratif ) dan bila perlu sewaktu-waktu melakukan kunjungan on the spot. 5. Koperasi Guyub Pensiunan BRI (kaitannya sebagai kreditur). 6. Pengurus Besar PPBRI (pengawasan pasif/administratif ) 7. Kepala Dinas Koperasi setempat. 8. Kepala Cabang BRI setempat (selaku Pelindung atau Penasehat PPBRI). Pengawasan ini perlu ditingkatkan untuk mendapatkan kepastian apakah semua ketentuan/ aturan
Selain itu, terdapat pula Koperasi yang sebagian anggotanya adalah pegawai outsourcing BRI. Terhadap hal ini, sebaiknya keanggotaannya ditinjau kembali karena status kepegawaiannya yang sewaktu-waktu dapat diakhiri. Berdasarkan informasi yang diperoleh, dibeberapa tempat terdapat Koperasi PPBRI dan Koperasi Pegawai aktip BRI melebur/bergabung menjadi satu Koperasi. Atau bila ditempat itu hanya ada Koperasi pegawai BRI dan anggota Pensiunan BRI masuk menjadi anggota dalam Koperasi dimaksud atau sebaliknya. Hal tersebut dapat menjadikan posisi Koperasi menjadi lebih kuat Inventarisasi yang lebih akurat tentang keanggotaan ini masih dimintakan dari KOMDA/PPBRI Cabang.
Manfaat menjadi anggota Koperasi Manfaat yang dapat diperoleh apabila menjadi anggota Koperasi PPBRI antara lain 1. Untuk memenuhi kebutuhan mendesak, misalnya untuk biaya pendaftaran sekolah anak, pembayaran biaya pengobatan, musibah dll. 2. Dapat memperoleh pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi. 3. Bantuan Hari Raya dapat diberikan sesuai kemampuan Koperasi. 4. Tidak usah pinjam dari pihak lain yang biayanya lebih mahal. Sebagai perbandingan, untuk pinjaman BRIGUNA BRI dikenakan bunga antara 9.60%-11.40% (flate rate) dan premi asuransi antara 4,50%-6,50%, sedangkan Koperasi PPBRI bunganya lebih rendah dari BRIGUNA BRI dan dana risiko hanya dikenakan sebesar maximum 2%. Demikian pula propisi dan biaya administrasi pinjaman Koperasi lebih murah dari BRI.
Usaha Koperasi PPBRI Dibawah ini kami berikan beberapa contoh kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Koperasi PPBRI sebagai berikut : 1. Kegiatan simpan pinjam. 2. Persewaan komputer. 3. Usaha fotocopy 4. Pengadaan ATK. 5. Perbengkelan sepeda motor 6. Service AC, Ruang ATM, Kantor dll. 7. Agen courier service bekerja sama dengan PT.Sinar Usaha Cemerlang (PT yang baru didirikan oleh PB.PPBRI,
INFO | LIV | April 2011 | 17
Ragam Yayasan 1895, YBBW dan Koperasi Guyub). 8. Kios untuk kebutuhan seharihari. Untuk kegiatan tersebut diatas, target market utamanya adalah BRI dan Perusahaan Anak DPBRI. Untuk itu, komunikasi yang baik perlu terus menerus dijalin dengan pihak terkait dimaksud.
Syarat yang harus dipenuhi bagi Koperasi PPBRI yang akan pinjam melalui Koperasi Guyub. 1. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Badan Hukum atau belum berBadan Hukum. 3. Kepengurusan lengkap. 4. Persetujuan Rapat Anggota Koperasi. 5. Rekomendasi PPBRI Cabang. 6. Modal sendiri minimum Rp.5 juta. 7. Administrasi Keuangan tertib, baik dan benar. 8. Telah beroperasi minimal 1 tahun. 9. RAT tertib dilaksanakan. 10. Tidak ada pinjaman dari pihak lain. 11. Tidak mempunyai pinjaman modal kerja dari pihak lain. Namun sepanjang persyaratannya lebih ringan, pinjaman dari pihak lain dapat berjalan bersamaan dengan 18 | INFO | LIV | April 2011
syarat didukung repayment capacitynya. Ketentuan pinjaman Koperasi PPBRI melalui Koperasi Guyub. 1. Berdasarkan analisa kebutuhan modal kerja dengan memperhitungkan repayment capacity dari pada Koperasi, namun tidak melebihi dari Rp.50 Juta bagi yang sudah ber-Badan Hukum dan Rp.25 juta bagi yang belum berBadan Hukum. 2. Jangka waktu : maksimum 3 tahun. 3. Bentuk pinjaman : Persekot menurun diangsur 25% / 9 bulan. 4. Suku bunga: 6 %/ tahun effektif. Propisi : bebas. 5. Jaminan : Surat sanggup (promes) dan cessie. Ketentuan pinjaman Keperasi PPBRI kepada anggotanya. 1. Peminjam adalah : Anggota dan non anggota. Khusus non angggota ini dapat berasal dari pegawai BRI aktif, Pegawai. MPP, Pegawai, PADP, PegawaiYYS). 2. Jangka waktu : maksimum 24 bulan (2 tahun). 3. Tujuan pinjaman : kebutuhan mendesak (biaya sekolah, Rumah Sakit dll). 4. Maksimum pinjaman : 24 x 1 tahun ( 25% x M.P.) 5. Bentuk pinjaman : Persekot menurun 6. Bunga lebih rendah dari bunga BRIGUNA BRI. 7. Jaminan pinjaman : SK.Pensiun, SK.Potong gaji.
Penutup Demikianlah gambaran singkat kondisi Koperasi PPBRI saat ini dan bagaimana upaya pembenahan dan pemberdayaannya sehingga
kedepan Koperasi PPBRI dapat memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan para anggotanya. Adapun ketentuan/ persyaratan untuk memperoleh bantuan permodalan bagi Koperasi PPBRI Cabang dari PB.PPBRI melalui Koperasi Guyub Pensiunan BRI serta ketentuan pemberian pinjaman oleh Koperasi PPBRI Cabang kepada anggotanya, untuk lebih jelasnya kiranya dapat memperhatikan ketentuan yang telah disampaikan dalam “Surat PB.PPBRI No: 80/PB.PPBRI/III/2011 Tanggal 30 Maret 2011” tentang : Perubahan ketentuan pemberian Bantuan Modal Kerja “ kepada Koperasi Pensiunan BRI). Selanjutnya, hal lainnya yang menyangkut masalah “KEPENGURUSAN” dan lainlain akan kami sampaikan secara khusus setelah PB.PPBRI memperoleh informasi/ gambaran yang sebenarnya tentang kondisi Kepengurusan Koperasi PPBRI di daerah saat ini. Kami yakin dan tentunya KOMDA dan khususnya Pengurus Cabang PPBRI akan sependapat dengan kami/PB.PPBRI bahwa “ Pemberdayaan Koperasi menuju Koperasi yang lebih baik dan sehat” akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan para Pensiunan beserta anggota keluarganya. Saran dan pendapat serta usul positif KOMDA, Cabang, Bapak/ Ibu anggota Pensiunan BRI bila ada, dapat disampaikan secara tertulis langsung ke PB.PPBRI. Terima kasih. *) Penulis : Wakil Ketua Umum PB.PPBRI
Ragam
Dana Solidaritas PPBRI Cabang Gombong Paulus Sudarwiyanto *)
Kesulitan yang menghadang telah berujung munculnya semangat belarasa Sebelum tahun 2010 banyak anggota yang menjalani rawat inap mengeluh, menyatakan adanya kesulitan harus menyiapkan sejumlah dana untuk memenuhi tagihan biaya rawat inap ketika mereka sudah dinyatakan boleh meninggalkan Rumah Sakit. Beberapa diantaranya selalu bertanya kepada Pengurus: ”Bisakah tagihan rawat inap saya ditutup dulu?” Dengan rasa iba kami selalu memberikan jawaban yang sama: ”Keterbatasan dana di Kas kita tidak memungkinkan untuk nalangi biaya rawat inap anggota.”
Tanggal 13 Januari 2010 yang lalu kami menyelenggarakan Musyawarah Cabang (Muscab) IV PPBRI Cabang Gombong di Hall Grafika Hotel. Pada bagian sambutan Pinca selaku Pelindung PPBRI, menyampaikan ilustrasi tentang keberhasilan kinerja BRI Gombong. Saya kebetulan duduk bersebelahan dengan salah satu Pengurus periode 2006-2010, namanya Pak Soemitra AD mantan UDO. Tidak sejalan dengan apa yang diceritakan Bpk. Pinca, dalam perbincangan kami berdua justru muncul gagasan mencari solusi untuk mengatasi derita keprihatinan anggota yang kena musibah dirawat di rumah sakit. Selanjutnya disaat mengantar Sidang Pleno I dengan agenda
Pembahasan dan Pengesahan Susunan Acara & Tata Tertib Sidang, saya menanggapi Sambutan Bpk. Pinca tentang keberhasilan pencapaian target BRI Cabang Gombong, yang tentu akan berdampak terhadap kesejahteraan Pekerja, maka saya memanfaatkan kesempatan dengan menawarkan kemungkinan ada kepedulian Pekerja aktif terhadap kesulitan Pensiunan, khususnya menyangkut biaya rawat inap. Kami merencanakan menghimpun sejumlah dana agar mampu nalangi biaya yang harus dibayar anggota, ketika yang bersangkutan selesai menjalani rawat inap atau operasi. Perhitungan saya, idealnya dibutuhkan dana sekitar Rp. 25 juta, dengan asumsi rata-rata dibutuhkan biaya Rp. 10 juta per anggota pada saat dirawat. Persetujuan klaim Prospens umumnya membutuhkan waktu antara 1 s/d 2 bulan, saya perhitungkan bahwa dana sebesar Rp. 25 juta ini sudah memadai. Tawaran saya ini mendapat sambutan yang spontan dari anggota. Mereka setuju iuran jangka 10 bulan potong Manfaat Pensiun, sehingga pada saatnya
INFO | LIV | April 2011 | 19
Ragam
dapat terkumpul dana yang Rp.10 juta. Kepada Bpk. Pinca secara diplomatis saya mengandaikan bahwa Pekerja aktif sepertinya lebih layak mendukung kekurangan yang Rp.15 juta. Pak Nyoman selaku Pinca BRI Gombong dengan senyuman khasnya nampak respek terhadap gerakan belarasa ini.
wajib titip Rp. 150 ribu dan MP Rp 2 juta keatas wajib titip Rp. 150 ribu. Dengan perhitungan seperti ini, dari 64 anggota (posisi Januari 2010) dapat terkumpul Rp. 9.920.000,- kami Pengurus Harian menutup kekurangannya dengan titipan kami masingmasing ditambah, sehingga akan genap mencapai Rp. 10 juta. Titipan Pensiunan masing-masing
dikembalikan kepada penyetor. • Dana Solidaritas bersifat titipan abadi dan mutlak hanya dipergunakan untuk nalangi biaya rawat inap dan operasi Pensiunan, yang selama ini selalu menjadi problem sangat berat bagi Pensiunan. Karena pada umumnya hanya sebagian kecil Pensiunan yang mampu menutup dengan tabungan,
Konsep titipan ini merupakan bagian dari strategi kami untuk memungkinkan terhimpun dana yang lebih besar dibanding sumbangan.
Dana Solidaritas melibatkan Pensiunan dan Pekerja Aktif BRI. Talangan untuk pembayaran biaya rawat inap atau operasi bagi Pensiunan ini kami sebut dengan: Dana Solidaritas. Dana yang dihimpun ini bukan merupakan sumbangan tetapi titipan. Konsep titipan ini merupakan bagian dari strategi kami untuk memungkinkan terhimpun dana yang lebih besar dibanding sumbangan. Titipan tentu mengandung pengertian bahwa suatu saat dana yang disetor akan dikembalikan. Dalam menghimpun dana Rp. 10 juta bagi Pensiunan, kami menetapkan titipan anggota besarnya bertingkat, sesuai besaran Manfaat Pensiun masingmasing. Yang punya MP kurang dari Rp. 1 juta wajib titip Rp. 100 ribu, MP Rp. 1 juta s/d < Rp. 2 juta 20 | INFO | LIV | April 2011
diangsur jangka 10 bulan potong MP. Kesepakatan seperti ini kami sosialisasikan lewat buletin bulanan “INFO Pepebrigo” yang terbit bersamaan dengan penerimaan MP pada bulan Pebruari 2010. Dan kemudian pada penerimaan MP Maret 2010 telah dimulai potongan Titipan Dana Solidaritas ini kepada seluruh Anggota. Selanjutnya lewat Surat No. 10/ I/PPBRI-GB/II/2010 tanggal 24 Pebruari 2010, kami mengajukan proposal yang dikirim kepada Bpk. Pinca BRI Gombong, menegaskan kembali konsep penggalangan dan pemanfaatan Dana Solidaritas, yang pada intinya sebagai berikut: • Dana Solidaritas dihimpun dengan melibatkan Pensiunan dan Pekerja Aktif BRI Gombong. • Dana Solidaritas ini berupa titipan, pada saat yang tepat
kebanyakan mereka harus pinjam kesana kemari, bahkan ada yang harus menjual sesuatu miliknya. • Untuk Pensiunan sementara direncanakan terkumpul Rp. 10 juta, dan diwaktu yang akan datang akan digalang kembali sesuai kebutuhan. • Bagi Pensiunan baru terhitung 1 Januari 2010 diwajibkan titip dana sebesar Rp. 500 ribu, dengan demikian kepada Pekerja Aktif yang merencanakan pensiun di Gombong, maka secara suka rela (tidak wajib) diharapkan kepeduliannya untuk titip dana sebesar Rp. 500 ribu, sehingga pada saat pensiun tidak lagi dikenakan titipan Dana Solidaritas. • Titipan dana dari Pekerja Aktif dapat dikembalikan apabila: Pekerja dipindah tugas ke Cabang lain, atau karena sesuatu hal diberhentikan dan
Ragam
Melihat kenyataan seperti ini hati kami jadi terharu, bahwa ide spontan kami pada saat Muscab IV yang lalu, mampu berbuah dana yang melebihi target.
tidak mempunyai hak Pensiun, atau ternyata pada saat pensiun merencanakan menjadi anggota PPBRI Cabang lain. Kami bersyukur bahwa pada saat pelaksanaannya sampai dengan bulan Juni 2010 terkumpul dana Pensiunan dari hasil potongan selama 4 bulan sebesar Rp. 4 juta. Dari 5 Pekerja MPP titip dana @ Rp 500 ribu = Rp. 2,5 juta, ditambah pinjaman (sementara) mereka sebesar Rp. 9 juta. Mereka termasuk undangan pada saat Muscab dan sangat antusias mendukung bahkan rela memberi pinjaman agar secepatnya Dana Solidaritas bisa dimanfaatkan. Dari Pekerja Aktif awalnya terkendala dengan alih tugas Pinca Bpk. Nyoman Sueta ke Kanpus per 1 April 2010. Beliau digantikan Bpk. Jonet Sulistiono yang juga merespon secara positif, melanjutkan menggalang dana dari Pekerja Aktif, yang s/d akhir Juni 2010 sementara terkumpul dana sebesar Rp. 11,5 juta dari 22 pekerja, termasuk Bpk. Jonet Sulistiono titip Rp. 1 juta (kebetulan pada pertengahan April 2010 para pekerja mendapat insentip). Sementara dari data serkiler lebih dari 30 pekerja lain sudah menyatakan mendukung. Total keseluruhan Dana Solidaritas yang terhimpun s/d akhir Juni
2010 sebesar Rp. 24,5 juta. Atas titipan dan pinjaman mereka kami buatkan tanda terima dengan disain seperti bilyet deposito. Perhitungan kami beberapa bulan kedepan disaat angsuran pensiunan selesai, dikurangi pengembalian pinjaman pekerja yang MPP sebesar Rp. 9 juta, ditambah masuknya titipan pekerja aktif lainnya, maka sedikitnya kami akan punya Dana Solidaritas sebesar Rp. 40 juta. Melihat kenyataan seperti ini hati kami jadi terharu, bahwa ide spontan kami pada saat Muscab IV yang lalu, mampu berbuah dana yang melebihi target. Memang sebelum Muscab tak terbayang bahwa dengan gampang kami akan dapat mengumpulkan dana sebesar ini, mengingat bahwa PPBRI Gombong (di kota Kecamatan) hanya mempunyai 67 anggota yang semuanya dengan penerimaan MP relatip kecil.
Dana Solidaritas adalah sebuah mimpi indah bagi anggota Selanjutnya setelah kami anggap saldo memadai, per 1 Mei 2010 kami telah berani memberlakukan talangan rawat inap dan operasi dari Dana Solidaritas ini dengan ketentuan:
• Bagi anggota Pensiunan yang memiliki fasilitas Prospens, diberikan talangan rawat inap max Rp. 10 juta, dan operasi max Rp. 4 juta. • Bagi anggota Pensiunan yang tidak memiliki fasilitas Prospens, diberikan pinjaman rawat inap max Rp. 5 juta, dan operasi max Rp 4 juta. • Pembayaran biaya rawat inap/operasi kepada pihak Rumah Sakit dalam kota, dapat ditangani langsung oleh Pengurus dengan max talangan/ pinjaman sesuai ketentuan. Apabila masih ada kekurangan biaya, maka menjadi beban yang bersangkutan untuk pengadaan kekurangannya. • Pengembalian talangan Dana Solidaritas bagi Pensiunan yang memiliki fasilitas Prospens diperhitungkan dari hasil persetujuan klaim PT AJ BJS, bila ada sisa kelebihan akan diberikan kepada yang bersangkutan, bila ada kekurangan maka sisa kekurangan menjadi pinjaman tanpa bunga yang dapat diangsur. • Bagi Pensiunan yang tidak memiliki fasilitas Prospens, maka pinjaman dapat dikembalikan dengan cara mengangsur max 20 x angsuran/bulan dipotong MP tanpa bunga, dan diberikan
INFO | LIV | April 2011 | 21
Ragam
toleransi perpanjangan dengan memperhatikan sisa MP yang diterima.
Apakah Dana Solidaritas akan memberi inspirasi bagi PPBRI Cabang lain? Kami mempunyai 4 anggota yang tidak memiliki fasilitas Prospens, ada yang saat sosialisasi Prospens tahun 2000 sedang MPP, ada yang memilih opsi tidak ikut, dan yang 2 orang terakhir tidak menyadari apabila mengajukan Pensiun Dini Sukarela Atas Permintaan Sendiri (PDS APS) ternyata hak Prospensnya hilang. Satu diantara mereka, yang PDS APS pernah dirawat di Rumah Sakit. Sepulang dirawat dia mengajukan klaim rawat inap. Pengurus tidak tahu bahwa ybs. termasuk PDS APS, dan meneruskan permohonan klaim. Setelah sekian bulan ditunggu, dan setelah kami kirim expedisi II, ternyata permohonan ditolak. Dengan penuh harap ybs. minta bantuan Pengurus untuk kemungkinan meneruskan premi Prospens atas beban pribadi. Kami kemudian merenung, sebenarnya tanggung jawab siapa kasus ini. Kenapa pihak BRI dan PT AJ BJS tidak proaktif memberi inforrmasi/sosialisai dan secara bijak menawarkan peluang Prospens lanjutan kepada ybs. Dengan Dana Solidaritas ini, kami memberi solusi kepada mereka yang tidak punya fasilitas Prospens. Sebagai sesama anggota PPBRI mereka bukan anak tiri yang harus dibedakan. Oleh karenanya mereka juga kami ikut sertakan dalam program
22 | INFO | LIV | April 2011
Dana Solidaritas ini, sama seperti yang lain. Mereka titip sejumlah dana yang diangsur, mereka punya kewajiban yang sama, dan mereka punya hak yang sama pula untuk memanfaatkan Dana Solidaritas. Bedanya kalau yang lain berupa talangan yang bisa diperhitungkan dengan hasil klaim rawat inap, tetapi mereka berupa pinjaman untuk nutup biaya rawat inap, pinjaman yang harus dikembalikan. Sementara jumlah yang dapat dipinjam memang dibedakan dan disesuaikan dengan kemampunan, dengan memperhatikan “repayment
berupa titipan abadi dengan pertimbangan agar terjamin adanya kelanggengan program ini. Namun secara insidental untuk anggota PPBRI titipan akan dikembalikan apabila peserta mengajukan pindah ke PPBRI Cabang lain. Dan dengan dukungan administrasi serta dokumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan, titipan Dana Solidaritas ini hanya akan dikembalikan kepada ahli waris Pensiunan (kami punya data anak pada file pensiunan), ketika keanggotaan Pensiunan suami/ isteri/anak terhenti. Anggap saja
Yang pasti jangka waktu pengembalian pinjaman diatur sesuai dengan kemampuan, yaitu 20 x angsuran tanpa bunga...
capasity” agar memungkinkan ybs. dapat mengangsur sesuai sisa MP yang dimiliki, kebijakan ini juga memperhatikan kemampuan Dana Solidaritas sendiri. Yang pasti jangka waktu pengembalian pinjaman diatur sesuai dengan kemampuan, yaitu 20 x angsuran tanpa bunga, bilamana perlu jangka waktu diberikan toleransi untuk dapat diperpanjang lagi, sehingga tidak harus menyulitkan kehidupan mereka yang sudah memprihatinkan ini.
peserta sekarang ini titip biaya selamatan mereka sendiri kelak setelah tiada, agar tidak menjadi beban ahli waris.
Dana Solidaritas ini sengaja
* ) Ketua PPBRI Cabang Gombong
Semoga tulisan ini memberi inspirasi dan memotifasi PPBRI Cabang lain yang mempunyai permasalahan yang sama dengan kami. Kalau di Mubes XI yang lalu ada wacana tentang Dana Bersama, kami sudah lebih awal memulai termasuk Dana Santunan maupun Dana Rekreasi.
Menelusuri Jalan
Daendels Soedarmanoe *)
Ketika membaca iklan harian Republika tanggal 17 Maret 2011 saya langsung tertarik. Iklan itu berbunyi : “Melancong bareng Abah Alwi Menelusuri Jalan Daendels Minggu 20 Maret 2011 pukul 7.00 sampai selesai”. Tiap peserta dikenakan biaya Rp.400.000.- per orang dan masingmasing peserta akan mendapat : kaos oblong, tas jalan-jalan, snack dan makan siang. Asyiik, pikir saya. Isteri segera saya ajak ikut, “kita berdua ikut tour” kata saya. Tetapi sungguh sayang isteri minta ampun, karena dulu ia pernah menjalanai operasi tulang punggung maka akan tidak nyaman punggungnya kalau harus seharian naik bis, jalan-jalan tanpa menginap. Ia memilih di rumah saja. Maka terpaksa saya sendiri ikut bergabung dengan tour wisata yang unik itu. Batavia. Anak Kwitang yang lahir 31 Agustus 1936 (75th) dan sebagai wartawan senior yang lama hidup di Jakarta itu, sangat fasih menceritakan hal-hal yang menarik tentang kota Jakarta dan sekitarnya. Beliau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang kota Batavia yang sekarang bernama Jakarta. Saya pikir sambil rekreasi saya akan mengenal Abah Alwi, mendapat pengalaman, mendapat ilmu, bertemu kenalan baru yang sama-sama menyukai sejarah. Ada kemungkinan pula bertemu dengan para penulis atau sejarawan lain serta memperoleh berbagai pengalaman berharga lainnya. Tour ini memang diselenggarakan oleh harian Republika dan merupakan tour yang ketiga kalinya. Tour yang pertama, “melongok China Town kota Batavia”. Yang kedua, “menemukan jejak Arab di Batavia”, dan yang ketiga sekarang
ini, “menelusuri jalan Daendels”, mulai dari menemukan Titik Nol Jalan Daendels di daerah Anyer, meninjau peninggalan bangunan Belanda di Gubernuran Banten Serang, makan siang khas Banten lalu ke peninggalan Banten lama seperti bekas Keraton Surosowan, Masjid Kesultanan Banten, Pelabuhan Karang Antu dan Museum Banten Lama. Tampaknya akan mengasyikkan.
Mengenal Abah Alwi Pembaca harian Republika pasti mengenal Abah Alwi yang bernama asli Alwi Shahab. Beliau sering menulis berbagai hal tentang peninggalan sejarah
Karier beliau dimulai tahun 1960 sebagai wartawan Kantor Berita Arabian Press Board di Jakarta. Kemudian di bulan Agustus 1963 beliau bekerja di Kantor Berita Antara. Di situ si Abah muda melakukan berbagai jenis liputan mulai dari reporter kota, kegiatan Parlemen, sampai bidang ekonomi. Selama sembilan tahun beliau lalu menjadi wartawan Istana, dan telah beberapa kali bertugas keluar negeri. Abah Alwi pensiun dari Antara tahun 1993 kemudian bergabung denga Harian Umum Republika dan tetap produktif dalam berkarya. Beliaulah yang menyertai peserta tour selama ini.
INFO | LIV | April 2011 | 23
Sedikit Tentang Sejarah Jalan Daendels Marsekal Herman Willem Daendels (1809-1811) Adalah Marsekal bertangan besi. Ia diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia oleh Louis Bonaparte, adik Kaisar Napoleon Bonaparte. Saat itu Louis Bonaparte berkuasa di Belanda (jajahan Perancis). HW Daendels yang sangat setia kepada Perancis itu menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke 36. Masyarakat Banten dan Jakarta menjulukinya “Napoleon Betawi” . HW Daendels adalah pahlawan bagi Perancis dan pengagum Napoleon Bonaparte. Tetapi ia dijuluki pengkhianat bagi bangsanya sendiri Belanda. Dan yang jelas ia adalah “bangsat” bagi rakyat berbagai kerajaan dan kesultanan di pulau Jawa. Dia pulalah yang memindahkan pusat kota Batavia dari Pasar Ikan ke Weltevreden (sekitar Gambir dan Lapangan Banteng sekarang). Dari situ akhirnya Batavia meluas ke daerah selatan. Daendels memerintahkan membangun jalan raya sepanjang 1.000 km dari Anyer di Banten sampai ke Panarukan. Sebuah karya besar dan monumental mengingat waktu itu belum ada alat-alat berat. Dengan bengis Daendels memerintahkan para sultan dan bupati mengerahkan ribuan pekerja paksa (rodi) untuk membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg). Ribuan pekerja mati dan mayat-mayat pekerja yang kelaparan tak terkuburkan. Masyarakat desa yang yang dilanda kelaparan tidak lagi mampu bangkit. Tenaga muda pertanian banyak yang tewas. Sekitar 12000 pekerja mati terkena
penyakit malaria, disentri, kurang makan bahkan dibunuh karena mencoba melarikan diri. Sejarah Daendels di Jawa berakhir ketika tahun 1811 ia ditarik dari jabatannya dan kembali menjadi jenderal pada pasukan Perancis. Tetapi hasil karyanya telah mampu menimbulkan perubahan besar. Jalur Batavia-Semarang-Surabaya yang sebelumnya harus ditempuh berbulan-bulan kemudian dapat ditempuh dalam waktu 6 (enam) hari. Jarak Anyer – Batavia yang dulunya ditempuh dalam empat hari lalu dapat ditempuh dalam satu hari. Sekarang ini setelah melewati tol, dengan kendaraan pribadi hanya satu setengah jam saja. Jalan itu memiliki arti penting dalam rangka strategi militer menghadapi serbuan Inggris maupun sebagai jalan raya pos. Sekarang kita sebagai generasi penerus Indonesia benar-benar merasakan manfaat karya “suwargi mbah Daendels “ ini.
Setelah masuk tol Gatot Subroto, bus melaju di jalan tol JakartaMerak. Kami hanya singgah sebentar di area persinggahan untuk ke toilet sambil membeli minuman dan makanan kecil. Keluar dari tol Cilegon jalan mulai rusak bergoyang. Tampak kompleks industri di kiri kanan. Bus berjalan sangat pelan berhubung dengan rusaknya kondisi jalan.
Mercu Suar Raja Willem III
Berangkat Menuju Anyer Setelah peserta berkumpul di Kantor Pusat Harian Umum Republika Jalan Warung Buncit Raya 37 Jakarta, jam 7.00 kami pagi dijamu snack dan minuman teh, kopi, dan selembar koran republika. Sesudah itu lalu menerima souvenir tas, kaos dan lencana tour. Pertemuan antar peserta dan penyelenggara Tour suasananya sungguh gembira penuh kekeluargaan. Kepada peserta disediakan 2(dua) buah bus besar Big Bird yang nyaman. Tepat jam 8.00 rombongan peserta berangkat menuju Anyer.
Kami tiba di Anyer sekitar jam 11.00 langsung ke lokasi Mercu Suar Raja Willem III dipinggir pantai selat Sunda. Kira-kira 50 meter dari mercu suar itu terdapat titik nol jalan Daendels di bekas Mercu Suar lama. Dari situlah konon awal dimulainya pembangunan jalan raya Daendels yang legendaris.
titik nol jalan Daendels
24 | INFO | LIV | April 2011
Sebelum Daendels memulai proyeknya, lebih dulu dia memadamkan pemberontakan para pangeran di Banten dan Jawa umumnya. Mengakui kekuasaan mereka dengan syarat meminta disediakan tenaga kerja untuk melakukan kerja paksa. Hanya dalam jangka waktu setahun proyek jalan Pos dan jalan pengangkut pasukan itu selesai dibangun. Puluhan ribu tenaga rakyat telah menjadi korban. Kemudian. HW Daendels digantikan oleh Sir Thomas Standford Raffles bersamaan dengan kemenangan Inggris atas Perancis di dataran Eropah. Di Mercu suar masa Raja Willem III yang dibangun tahun 1883 itu, kami para peserta berfoto ria, menghirup hawa laut yang segar dan mencoba menaiki tangga mercu suar menuju Puncak. Sayapun tidak mau kalah dengan mereka yang lebih muda. Kalau dulu di tahun 1964 ketika kami siswa Sekolah Kader Pimpinan BKTN (sekarang BRI) piknik ke sana, saya bersama kawan-kawan yang rata-rata berusia 20 tahun mampu berlari menaiki tangga menara 9 tingkat setinggi 75,5 m itu. Tetapi sekarang (th 2011) dalam usia 67 tahun, saya terpaksa tertatih-tatih dan hanya mampu sampai ke tingkat 7.
di sekitar Gedung itu suasana kolonial Belanda yang megah. Bangunan gedung itu bergaya Eropah dengan pilar-pilar kokoh. Langit-langitnya tinggi, berpintu lebar, tinggi, terbuat dari kayu jati pilihan. Hawa didalamnya terasa sejuk karena sirkulasi udaranya yang baik. Di teras depan kami disambut tarian selamat datang yang kocak, enerjik, gerakannya memukau. Penarinya para ABG (anak baru gede) yang cantikcantik, ceria dan riang gembira. Tarian gembira itu diiringi suara gendang dan gamelan yang bertalu-talu memeriahkan suasana.
Menuju Kantor Gubernur Banten
Dari situ kami dipersilahkan masuk keruang dalam. Telah tersedia di dalamnya jamuan makan siang prasmanan. Kami langsung dibimbing untuk mengambil makanan dan masing-masing duduk di atas kursi mengitari ke meja yang telah diatur bersih rapi komplit dengan sajian buah-buahan serta kuwe-kuwe tradisionil Banten seperti jojorong, mento, apem dan lain-lainnya. Dalam hati saya bersyukur bisa ikut tour ini . Kapan lagi pensiunan BRI dapat di jamu Gubernur Banten ?
Setelah 1,5 jam di kompleks mercu suar Anyer maka jam 12.30 rombongan kami menuju Kantor Gubernur Banten di Serang. Kantor ini dulu merupakan rumah kediaman Residen Belanda. Berada diatas pekarangan yang luas dengan pohon-pohon besar yang rindang. Halamannya tertata baik dan teduh. Masih terasa nuansa
Ibu Gubernur Hajah Ratu Atut datang setelah kami selesai makan. Beliau beramah tamah dengan peserta dan memberikan sambutan yang simpatik. Jamuan itu
beliau sediakan bagi rombongan tour Republika dan sekalian menyampaikan perkembangan pemerintahan serta berbagai obyek pariwisata Banten. Keramah tamahan yang beliau tunjukkan sungguh menyenangkan dan menggembirakan para peserta. Suasananya penuh kekeluargaan. Jam 15.00 kami segera berpamitan menuju kompleks kerajaan Banten Lama untuk melihat sisasisa reruntuhan kraton Kaibon, Museum, Masjid Kesultanan Banten, sisa reruntuhan Kraton Surosowan, pelabuhan Karang Antu, dan lain-lainnya.
Kompleks Peninggalan Kesultanan Banten Lama • Museum Mula-mula bus melewati reruntuhan kraton Kaibon, yang konon bangunan kraton yang diperuntukkan bagi ibunda
Reruntuhan Kraton Kaibon
Meriam Ki Amuk
INFO | LIV | April 2011 | 25
Sultan. Kemudian masuk ke kompleks reruntuhan Kraton Kesultanan Surosowan. Di situ ada museum dan kami rombongan mengikuti penjelasan pemandu dari Dinas Pariwisata Banten. Beliau menjelaskan berbagai hal tentang Kesultanan Banten, urutan para Sultan, benda-benda peninggalan masa Kesultanan yang terpelihara baik, termasuk meriam Ki Amuk yang besarnya setara dengan meriam Si Jagur di Jakarta. • Masjid Kesultanan Banten Lama Dari sana kami menuju masjid kesultanan lama yang masih terjaga baik dipandu oleh Bapak Chotibul Umam S.Pd, M.Pd juga yang ditugaskan dari Dinas Pariwisata. Mesjid ini tidak dihancurkan Daendels, mungkin agar tidak memicu kemarahan umat Islam yang pasti sanggup berjihad mempertahankan agamanya. Di situ para peserta tour melaksanakan shalat ashar sekalian jama’ dengan shalat Dzuhur yang tertinggal.
Masjid Kesultanan Banten Lama
26 | INFO | LIV | April 2011
Pengunjung lain tampak banyak berdatangan ke mesjid ini meziarahi makam para Sultan yang dimakamkan di situ. Dari masjid kami peserta tour menyusuri jalan samping kanan masjid yang dipenuhi pedagang souvenir menuju reruntuhan kompleks istana Sorosowan.
Ulama Syarief Hidayattullah beserta 98 muridnya dari Cirebon mengislamkan Banten. Diteruskan puteranya yaitui Sultan Hasanuddin pendiri istana Surosowan. Istana itu dibangun bulan Oktober 1525 bertepatan dengan tahun baru islam 1 Muharam 933 H.
• Reruntuhan Istana Surosowan. Istana Surosowan dahulu pasti sebuah bangunan yang megah. Di kompleks Istana yang dikelilingi pagar tinggi ini terdapat bekas kolam pemandian para putri, ruang kamar dan lorong-lorong yang dilengkapi saluran selokan kecil. Selokan itu konon untuk menangkal udara yang panas sehingga menjadi sejuk. Jadi seperti Air Condition alami.
Pada masa jayanya Banten merupakan kota utama yang kuat di Pulau Jawa. Merupakan hulu dari tiga sungai. Konon ada dua sungai yang menyusuri tembok kota dan yang ke tiga melewati tengah kota. Tetapi ketiganya sangat dangkal dan tidak dapat dilayari. Istana cukup besar, memiliki gerbang yang kuat dan dijaga ketat. Ada tiga jalan besar, semua menuju istana Raja yang disebut Paseban. Jalan yang pertama menghubungkan istana dengan pelabuhan. Jalan ke dua dari istana ke pintu gerbang yang berbatasan langsung dengan pedesaan, tempat para budak dan pelayan tinggal. Yang ke tiga menuju gerbang yang terletak di kaki gunung. Di sudut-sudut kota berdiri masjid lengkap dengan bak air untuk membersihkan diri. Istana ini pernah menjadi tempat kediaman 21 Sultan Banten. Konon pada tanggal 12 November 1808 Daendels menghancur luluhkan Istana Surosowan karena berang melihat sikap Sultan Abdul Mufakir Muhammad Abdulkahar sultan Banten yang menolak mengerahkan rakyatnya untuk menjadi korban rodi membangun jalan di Ujung Kulon yang berawarawa dan menjadi sarang malaria. Kesultanan Banten sejak Batavia dibawah JP Coen tidak pernah berhenti mengusik Belanda. Para pejuang Banten terus melakukan serangan gerilya ke Batavia dengan berbasis markas di sekitar Angke
Banten pernah menjadi pusat kejayaan Islam. Para ulama cerdik pandai dari penjuru Nusantara sering berkumpul, bertukar fikiran dan menimba ilmu di Banten. Dapat dikatakan sebagai pusat Perguruan Tinggi Islam dan Pesantren. Banten berdiri ketika
danTangerang. Sejarawan Amerika Williard A Hannna melukiskan sosok Daendels yang bengis. Rakyat petani menganggapnya hantu yang menakutkan. Penguasa tradisionil dan sultan menganggapnya Tirani setara Fir’aun. Orang Belanda di Batavia menganggapnya pengkhianat bangsa, sosok budak Napoleon. Tetapi Perancis menganggapnya sebagai marsekal setia pengagum Napoleon. • Pelabuhan Karang Antu (Karang Hantu) Rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Karang Antu yang berupa muara sungai yang dekat dengan laut. Konon pelabuhan ini dulunya menjangkau kota sampai ke belakang istana. Kota Banten berdiri di dekat pantai. Komoditi barang dagangan yang utama ialah lada dan hasil bumi lainnya. Lahan pertaniannya sangat subur. Di masa jaya Kesultanan Banten Pelabuhan Karang Antu adalah pelabuhan besar. Merupakan pelabuhan internasional yang menjadi pusat urat nadi perekonomian. Di sekitar pelabuhan terdapat pemukiman asing metropolitan. Baik dari Portugis, Perancis, Belanda, Arab, Turki, Gujarat, China, Melayu, Benggala, Abesina, Pegu, Malabar, India dan berbagai etnis suku-suku di Nusantara. Ada Bugisan (pemukiman suku Bugis), Dermayon (pemukiman
Reruntuhan Istana Surosowan
pedagang dari Indramayu) dan sebagainya. Tetapi komunitas Belanda menyukai pemukiman di kota Bantam (Banten). Dalam buku Orang Indonesia & Orang Perancis dari abad XVI sampai abad XX karangan sejarawan Perancis Bernard Dorleans, pelaut-pelaut Perancis menyebut Karang Antu sebagai “Caraganto”. Kini Karang Antu ternyata hanya muara sungai, tempat berlabuhnya nelayan kecil. Menjadi sebuah desa yang kumuh dan miskin. Padahal pernah memiliki peran sejarah.
Demikianlah sekilas perjalanan Tour yang kami alami. Kami sampai di Jakarta jam 20.00. Di dalam bus kami kembali ke Jakarta dalam suasana diam. Merenungi kemegahan masa lalu yang lenyap akibat penjajahan oleh pendatangpendatang Eropah. Semoga janganlah sejarah masa lalu itu terulang, karena kita tidak pandai mempertahankan kedaulatan negara yang bermartabat. *) Pensiunan BRI tahun 2000, tinggal di Jakarta
Pelabuhan Karang Antu
INFO | LIV | April 2011 | 27
Bantuan Pelayanan Pengurus Cabang PPBRI Kepada Anggota PPBRI Burhanuddin Malibu *)
Sesuai pengamatan penulis bahwa pada saat pekerja BRI memasuki masa pensiun, pada umumnya belum/tidak mengetahui hak-hak pensiunan BRI sebagai anggota Persatuan Pensiunan Bank Rakyat Indonesia (PPBRI). Agar anggota PPBRI yang baru dapat mengetahui kewajiban dan hak-haknya perlu diberikan petunjuk tertulis antara lain:
3. Buku Saku: AD/ART PPBRI, peraturan Dana Pensiun BRI, petunjuk pelayanan prospens dll.
1. Kewajiban anggota PPBRI menyampaikan data dan dokumen kepada Pengurus Cabang PPBRI, yaitu:
Data dan dokumen angka 1 diatas oleh PC PPBRI digunakan untuk kperluan: • Pencocokan status keluaarga dengan data dari Dana Pensiun BRI. • Penentuan ahli waris jika pensiunan meninggal dunia. • Pengajuan permintaan Kartu Prospens dan klaim prospens, • Pengajuan permohonan bantuan bea siswa, uang duka, kaca mata dsb.
bersamaan dengan penyerahan asli surat penetapan manfaat pensiun dari Dana Pensiun BRI. Berikut disampaikan bantuan pelayanan Pengurus Cabang PPBRI kepada para Anggota PPBRI sbb:
Petunjuk tertulis dimaksud disiapkan oleh PC. PPBRI (Sekretaris) dan dititip kepada petugas SDM Kanca BRI (petugas pembayar manfaat pensiun BRI) dan diminta bantuannya apabila ada pensiunan baru/anggota PPBRI baru dapat diberikan
1. Melayani permintaan/ permohonan anggota baru: a. P e r m o h o n a n pertanggungan (kematian) untuk diteruskan kepada pengurus Besar PPBRI dan Yayasan 1895 PPBRI di Jakarta.
• •
Data identitas dan susunan keluarga, Copy SK PHK, Penetapan manfaat pensiun, Surat Nikah, Akta kelahiran anak yang masih ditanggung, Kartu Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu Prospens dll.
2. Ketentuan, persyaratan dan tatacara: Pembayaran manfaat pensiun, pengajuan klaim Prospens, pengajuan permohonan bantuanb bea siswa, uang duka, kaca mata, kresun dsb.
28 | INFO | LIV | April 2011
b. Permintaan Kartu Peserta Prospens (KPP) untuk diteruskan kepada PT AJ BJS Jakarta, apabila KPP belum diterima. c. Permintaan Kartu Tanda Peserta Dana Pensiun BRI (KTP DP BRI) untuk diteruskan kepada Dana Pensiun BRI Jakarta, apabila KTP DP BRI belum diterima. 2. Melayani Program Pemeliharaan Kesehatan Pensiunan (PROSPENS) a. Melayani formulir untuk diisi oleh Dokter/Rumah Sakit, apabila anggota (suami/istri) akan dirawat inap. b. Melayani pengajuan klaim (biaya rawat inap/biaya operasi) untuk diteruskan kepada PT AJ BJS Jakarta. 3. Melayani permohonan bantuan penggantian pembelian kaca mata anggota (suami/ istri) untuk diteruskan kepada Yayasan 1895 PPBRI Jakarta.
4. Melayani permohonan bantuan bea siswa untuk anak anggota PPBRI yang bersekolah/kuliah dan memenuhi syarat untuk diteruskan kepada Yayasan Bahtera Bara Wangsa dp KOMDA PPBRI.
untuk diteruskan kepada Dana Pensiun BRI Jakarta dp. Kanca BRI setempat. 8. Membagikan Majalah INFO Dana Pensiun BRI yang diterima dari Dana Pensiun BRI dp. petugas pembayar manfaat pensiun kanca BRI.
5. Melayani permohonan Bantuan Uang Duka (BUD) apabila anggota (suami/ istri) meninggal dunia untuk diteruskan kepada Yayasan 1895 PPBRI di Jakarta dan Pengurus Besar PPBRI.
9. Memberikan informasi/ penjelasan perihal pembayaran manfaat pensiun, hak dan kewajiban anggota dan bantuan lainnya.
6. Melayani permohonan peralihan pensiun janda/ duda/anak, apabila anggota meninggal dunia untuk diteruskan kepada Dana Pensiun BRI dp. Kanca BRI setempat.
Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut perihal diatas, harap ditanyakan kepada Sekretaris Cabang PPBRI Makasar di Kanca BRI Makasar A. Yani setiap tanggal pembayaran manfaat pensiun jam 09.00 s.d. 11.30 atau menghubungi nomor telpon : 864731 atau HP:081241060044.
7. Melayani permohonan perpanjangan pensiun anak, apabila pensiun anak akan mencapai usia 22, 23, 24 dan 25 tahun (diajukan setiap tahun)
*) Sekretaris PPBRI Cabang Makasar
INFO | LIV | April 2011 | 29
Secercah Harapan dari Hasil Rapat Pleno PB.PPBRI Tahun 2011 Dindin Saefudin *)
Tanggal 5-6 April 2011 yang lalu telah dilaksanakan Rapat Pleno PB.PPBRI di Gedung Dana Pensiun BRI Lt.3 yang acaranya dibuka secara resmi oleh Bapak Sarwono Sudarto Direktur BRI selaku Penasehat PB.PPBRI.
Bapak Sofyan Basir Dirut BRI berkenan hadir pada acara makan malam bersama sehari sebelumnya. Beliau secara informal menuturkan antara lain tentang kiat-kiat memimpin BRI, dan dengan dukungan Pimpinan, Staff dan seluruh Pekerja BRI ditingkat Pusat dan Daerah, alhamdulillah pada tahun 2010 BRI menjadi peraih laba terbesar sebesar Rp. 11,4 trilyun. Pada kesempatan tersebut Bapak Dirut BRI juga menyampaikan komitmennya untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan Pensiunan BRI. Adapun Bapak Sarwono Sudarto pada acara pembukaan menyinggung usul kenaikan manfaat pensiun dari PB. PPBRI untuk tahun 2011. Bahwa pada prinsipnya Direksi BRI/Pendiri dapat menyetujui, hanya berapa besarnya jumlah kenaikan manfaat pensiun saat ini masih harus
30 | INFO | LIV | April 2011
dihitung kembali oleh Aktuaris DPBRI dengan menggunakan data laporan keuangan terakhir yaitu akhir Maret 2011. Diharapkan prosesnya dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
harus didasari dengan hati yang ikhlas, sehingga rezeki yang diperoleh akan memperoleh berkah, kenikmatan karena anugerah kesehatan sekaligus memperpanjang umur.
Pada kesempatan itu juga dikemukakan rencana penambahan klinik BRIMEDIKA dibeberapa daerah untuk pelayanan kesehatan bagi para pensiunan BRI. Beliau mengharapkan agar Direksi DP BRI dapat lebih proaktif untuk merealisir rencana tersebut.
Kemudian Bapak Yusuf Nawawi, Dirut DP BRI dalam presentasinya menyampaikan bahwa Pembayaran manfaat pensiun mengacu kepada UndangUndang Dana Pensiun No. 11 tahun 1992 Pasal 25 ayat 2 : “Manfaat Pensiun bagi peserta atau bagi janda/duda harus dalam bentuk angsuran tetap atau meningkat guna mengimbangi kenaikan harga, yang pembayarannya dilakukan sekali sebulan untuk seumur hidup“.
Secara khusus Bapak Sarwono menyarankan agar budaya kekeluargaan di lingkungan keluarga besar BRI agar tetap di jaga. Di BRI dikenal dengan 3S: Senyum, Salam dan Sapa yang merupakan media silahturahim, dapat dikembangkan dengan ditambah 3S lainnya yaitu: Syukur, Sabar dan Sehat. Yang semuanya
Dengan demikian peluang untuk mengusulkan peningkatan manfaat pensiun masih terus dapat dilakukan sepanjang disetujui oleh Pendiri dan kenaikan
manfaat pensiun tersebut harus dicantumkan ke dalam PDP (Peraturan Dana Pensiun), sebagai dasar untuk melakukan pembayaran manfaat pensiun. DP BRI akan selalu mengusahakan Rasio Kecukupan Dana (RKD) > 100% sampai dengan 120% untuk dapat mengusulkan kenaikan manfaat pensiun. RKD DP BRI Per Desember 2010 sebesar 104,35%, pada akhir Desember 2011 diharapkan naik menjadi 108,3%. Peningkatan kesejahteraan pensiunan BRI dilakukan dengan cara : - Meningkatkan manfaat pensiun - Manfaat pensiun terendah di usahakan minimal Rp. 1 juta - Rencana mendirikan Klinik BRIMEDIKA di 4 lokasi - Dana Sosial Perusahaan Anak DP BRI yang telah diberikan kumulatif sebesar Rp. 23 milyar Setelah membahas RKA Tahun 2011 dan realisasi anggaran tahun 2010, Rapat Pleno menyetujui dan mengesahkan RKA Tahun 2011 dengan total penerimaaan anggaran sebesar Rp. 8.146.000.000,- diperoleh dari penerimaaan iuran anggota yang ditargetkan sebesar Rp. 5,4 milyar, Dana Sosial Perusahaan Anak DP BRI Rp. 2,5 milyar, sisanya diperoleh dari pendapatan bunga. Anggaran pengeluaran program untuk pelayanan anggota
DP BRI akan selalu mengusahakan Rasio Kecukupan Dana (RKD) > 100% sampai dengan 120% untuk dapat mengusulkan kenaikan manfaat pensiun.
melalui Yayasan 1895 PPBRI, SBP YBBW, Pemberdayaan Koperasi, Pendirian PT. Sinar Usaha Cemerlang, Cadangan biaya Mubes serta pelayanan anggota melalui PB.PPBRI sebesar Rp. 6.782.315.000,- (83,25% X penerimaan). Anggaran pengeluaran Non Program untuk biaya operasional tenaga kerja dan biaya kantor umum sebesar Rp. 797.774.000,(9.80% X penerimaan) Kelebihan Anggaran sebesar Rp. 565.911.000,- (6.95% X penerimaan). Selanjutnya setelah melalui pembahasan lanjutan, Rapat Pleno dapat menerima dan menyetujui laporan tahunan/ Pertanggung Jawaban PB.PPBRI Tahun 2010. Sebagai tindak lanjut hasil Mubes XI PPBRI disetujui dan disahkan Pasal-Pasal yang mengalami perubahan yang telah dirumuskan oleh Tim Perumus yang dipimpin oleh Bapak Sjamsuddin
Bauzat. Perubahan AD/ART tersebut agar direalisasikan dalam bentuk addendum serta mensosialisasikan ke seluruh cabang PPBRI. Pada diskusi pemberdayaan organisasi yang dipimpin langsung oleh Bapak Purwanto Ketua Umum PB.PPBRI, antara lain diputuskan : 1. Koperasi yang sudah ada, belum memberikan manfaat optimal bagi anggotanya karena : - Modal kerja kurang - Kepengurusan lemah - Pengawasan kurang - Status hukum koperasi masih perlu ditertibkan (AD/ART dan Badan Hukum), maka untuk lebih memberdayakan koperasi PPBRI perlu pembinaan yang lebih intensif terhadap koperasi PP dan pengaturan yang lebih jelas tentang : • Skim kredit bagi koperasi PPBRI dan ketentuan
INFO || LIV LIV || April April 2011 2011 || 31 31 INFO
Segera mengupayakan pengembangan Koperasi PPBRI untuk Cabang-cabang PPBRI yang belum memiliki koperasi diseluruh Indonesia...
pemberian pinjaman koperasi PPBRI kepada para anggotanya. • Ketentuan/kriteria pemilihan calon Pengurus, Pengawas dan Penasehat/ Pembina koperasi. • Sistim pengawasan yang lebih efektip untuk menghindari salah urus yang dapat merugikan koperasi dan anggotanya. Segera mengupayakan pengembangan Koperasi PPBRI untuk Cabang-cabang PPBRI yang belum memiliki koperasi diseluruh Indonesia, sehingga akan meningkatkan jumlah koperasi yang telah ada saat ini sebanyak 106 koperasi (yang telah berbadan hukum sebanyak 49 koperasi dan yang belum berbadan hukum sebanyak 57 koperasi). Ada 135 Cabang PPBRI yang belum memilki Koperasi. Ketua Cabang PPBRI diharapkan menjadi Ketua Pengawas Koperasi. PB.PPBRI akan membantu pemenuhan kebutuhan modal kerja koperasi melalui kerjasama dengan Koperasi Guyub Pensiunan BRI Jakarta,
32 | INFO | LIV | April 2011
disamping sumber-sumber pembiayaan lainnya misalnya KUR BRI, Dana bergulir dari Dinas Koperasi. 2. Menyetujui pendirian PT. Sinar Usaha Cemerlang dengan penyertaan saham PB.PPBRI sebagai pemegang saham terbesar, disamping pemegang saham lainnya Yayasan 1895 PPBRI, Yayasan Bahtera Bara Wangsa dan Koperasi Guyub PPBRI. Dengan bisnis utamanya courier service, out sourcing dan cleaning service. Hasil usaha PT yang diperoleh diharapkan akan memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan pensiunan BRI. 3. Peluang bisnis dari BRI mulai dari tingkat Pusat sampai Cabang-Cabang BRI agar dimanfaatkan secara maksimal oleh Koperasi PPBRI dan PT. Sinar Usaha Cemerlang dengan melalui pendekatan bisnis dan menguntungkan kedua belah pihak. 4. Kerjasama dengan Yayasan Baitul Maal BRI (Pendidikan Non Formal/ketrampilan Putra/Putri
Pensiunan BRI yang dibantu modal dalam bentuk dana pinjaman bergulir). 5. Memberdayakan jaringan organisasi yang telah ada yaitu PB.PBRI termasuk Komda, Cabang PPBRI, Yayasan 1895 PPBRI, YBBW, Koperasi Pensiunan BRI dan PT. Sinar Usaha Cemerlang. Seluruh jajaran organisasi tersebut harus bersinergi dan berperan secara maksimal guna meningkatkan kesejahteraan pensiunan BRI. Setelah Rapat Pleno PB.PPBRI dilaksanakan selama 2 hari ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Bapak A.M Saleh, ada secercah harapan kesejahteraan pensiunan BRI secara bertahap akan terus meningkat tentunya dengan kerja keras dan kerjasama yang terintregrasi dari para pengurus PPBRI mulai dari tingkat cabang, daerah dan pusat tentunya dengan dukungan pihak-pihak terkait. Semoga..... * ) Sekretaris Umum PB.PPBRI
Laporan Evaluasi Pengelolaan & Kegiatan Yayasan 1895 PPBRI Periode 2005-2010 R.M. Moedjadi *)
L
aporan tersebut didasarkan atas pengamatan, pemeriksaan, serta laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan Pengurus dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diatur dan ditetapkan didalam perundangundangan tentang Yayasan dan Anggaran Dasar Yayasan 1895 PPBRI. 1. Dengan terbitnya Undang-Undang R.I. no.16/2001 dan perubahannya dengan UU. no.28/2004, Yayasan 1895 PPBRI yang diirikan dengan akte Notaris Nyonya Purbaningsih Adi Warsito SH. No. 126/1988, telah disesuikan dengan Akte Notaris Ny. Purbaningsih Adi Warsito SH., no. 51/2004, baik mengenai status pengelola, mulai dari Pembina, Pengurus dan Pengawas serta kegiatan dan maksud & tujuannya. Kegiatan dilakukan dalam ruang lingkup Kegiatan bidang-bidang Kemanusiaan, Sosial, serta pelaksanaan kegiatan untuk mencapai Maksud dan Tujuannya, yaitu memberikan bantuan/santunan bagi para pensiunan BRI. dan keluarganya. Hal tersebut dapat dirincikan lebih lanjut sbb: • Santunan Uang Duka, setiap terjadinya musibah untuk suami dan isteri Pensiunan • Bantuan Pembelian kacamata 5 tahun sekali. • Pembayaran premi biaya Operasi • Pembayaran Premi untuk santunan bagi IYDSP 2. Sumber Dana: diperoleh dari (a) Iuran Para Pensiunan 2% dari Manfaat Pensiun, (b) Sumbangan Sosial dari Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI. , yang dihimpun oleh PBPPBRI.(c) Lain-lainnya. 3. Masalah yang dialami Yayasan 1895 PPBRI terutama adalah PENDANAAN, guna membeayai bantuan bagi para Pensiunan BRI yang anggota PPBRI. Berdasarkan periodisasi masalah, secara singkat dapat digambarkan sbb.: A. Periode 1988-2005: Timbul masalah kekurangan dana guna pembayaran Premi asuransi Rawat Inap dan Uang duka.. Sebelum tahun 1992,Yayasan mendapat bantuan dari Yayasan Dana Pensiun BRI sebesar 2/3 dari Premi yang harus dbayar kepada PT.BJS dan sisanya (1/3) menjadi beban Yayasan sendiri.Dengan terbitnya UU no.11/1992 tentang Dana Pensiun , dimana Yayasan Dana Pensiun BRI ,menjadi badan hukum DANA PENSIUN BRI, maka Dana Pensiun BRI dilarang memberikan bantuan diluar pembayaran manfaat pensiun. Periode 1988-2005: (lanjutan) Untuk mengatasi masalah tersebut, maka bantuan bagi Pensiunan BRI diperoleh dana dari Pers.Anak DP.BRI., berupa Dana Sosial, yang dihimpun oleh PBPPBRI. Dana Sosial ini, jumlahnya tidak dapat dipastikan, ternyata pada tahun 2005- 2008 sumbangan itu menunjukkan penurunan. Hal ini sangat tergantung dari kondisi Pers. Anak masing-masing.
INFO | LIV | April 2011 | 33
PERKEMBANGAN PENYEDIAAN DANA DARI PB DAN PERS.ANAK DP BRI (DALAM RIBUAN RUPIAH) Keterangan A
2005 B
2006 C
2007 D
2008 E
2009 F
2010 G
Rata/thn H
% I
Dana dari PBPPBRI
2,144,166
1,778,278
1,269,178
718,539
2,163,919
3,166,053
1,873,356
47.31%
Bantuan langsung Jm Dana dr.PB
0 2,144,166
0 1,778,278
0 1,269,178
0 718,539
1,940,000 4,103,919
0 3,166,053
323,333 2,196,689
8.17% 55.48%
Sumb.Sosial. PA.DPBRI
2,725,547
1,488,828
1,496,430
939,741
957,758
130,968
1,289,879
32.58%
0
0
0
0
0
2,837,796
472,966
11.94%
Bantuan langsung Dana P. Anak DP Jumlah Dana
2,725,547
1,488,828
1,496,430
939,741
957,758
2,968,764
1,762,845
44.52%
4,869,713
3,267,106
2,765,608
1,658,280
5,061,677
6,134,817
3,959,534
100.00%
B Periode 2006- 2008: Terjadi masalah kekurangan dana : Disebabkan adanya perubahan kebijaksanaan PBPPBRI, sebagaimana disampaikan didalam Rapat Pembina tanggal 16 Desember 2009, dimana PBPPBRI memerlukan dana yang disebut Aktiva Bersih minimal Rp.3.milyard, yang akan dipergunakan sebagai biaya organisasi PBPPBRI, akibatnya pemberian bantuan untuk para pensiunan BRI melalui Yayasan 1895 PPBRI, akan dikurangi, minimal seperti tahun 2009, sehingga tidak mencukupi dana yang diperlukan didalam RKA tahunan. Dengan demikian untuk keperluan pembiayaan santunan mempergunakan dana yang dapat dihimpun oleh Yayasan. Yayasan akan mengalami defisit setiap tahun. Yayasan mengalami defisit Anggaran sejak 2006-2008 berturut-turut sbb.:
PERKEMBANGAN POSISI SURPLUS(DEFISIT) ANGGARAN TAHUNAN (dalam Rp.ribuan) RKAPITULASI:
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Rata/th
%
PENERIMAAN
6,051,895
4,991,858
3,859,786
2,389,855
3,829,381
3,800,894 4,153,945
100
PENGELUARAN
5,206,883
5,615,945
5,012,870
4,235,503
3,832,582
3,885,117 4.631.483
111
Penerimaan(beban)Lain) Surplus(Def)
0
0
0
0
(87)
845,012
(624,087)
(1,153,084)
(1,845,648)
(3,288)
426
0,1
(81,582) (477,113)
2,641
(11)
Defisit tersebut mempengaruhi EKUITAS Yayasan sejak tahun 2005 -2010 sbb.:
PERKEMBANGAN POSISI EKUITAS Keterangan A Modal Pendiri Dana Donasi Modal + Dotasi Surplus(Def ) Surplus(Defisit) thd Akum.Dana Equitas Penurunan Ekuitas
2,005 B
2,006 C
2,007 DD
2,008 E
5,100 5,100 5,100 5,100 11,171,142 12,016,158 11,392,070 10,238,986 11,176,242 12,021,258 11,397,170 10,244,086 845,014 (624,096) (1,153,083) (1,845,647) 7.56% 12,021,256
-5.19% 11,397,162 624,094
-10.12% 10,244,087 1,153,075
-18.02% 8,398,439 1,845,648
2,009 F 5,100 8,393,339 8,398,439 (3,288) -0.04% 8,395,151 3,288
2,010 G
Rata2/th H
% I
5,100 5,100 0.05% 8,390,051 10,266,958 99.95% 8,395,151 10,272,058 100.00% (81,582) (477,114) -4.64% -0.97% 8,313,569 81,582
-4.64% 9,794,944 617,948
95.36% 6.02%
Kendala lain yang sangat berpengaruh adalah: IURAN 2% tidak mungkin dinaikkan, dan Santunan tidak dapat diturunkan jumlahnya. Walaupun defisit demikian, namun karena Yayasan masih dapat mempergunakan DANA yang pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.12. milyard, maka pelayanan kepada anggota PPBRI masih dapat dijalankan sesuai dengan Rencana. DANA EKUITAS ini semakin menurun, dan dikhawatirkan bilamana tidak ada perubahan kebijakan PBPPBRI dalam hal pendanaan bantuan bagi pensiunan BRI secara terus menerus dan Yayasan akan mengalami defisit, maka diperkirakan Yayasan akan mengalami kekurangan dana dan pada tahun 2012/2013 terpaksa akan dibubarkan. Dengan suratnya tanggal 19 Agustus 2010, atas nama Pendiri, menyampaikan permohonan kepada Ketua
34 | INFO | LIV | April 2011
Pembina yang juga Ketua Umum PBPPBRI, untuk mencarikan solusi mengatasi masalah keuangan Yayasan 1895 PPBRI Periode 2009-2010: Pada periode ini masalah dana Yayasan 1895 PPBRI untuk pembayaran santunan kepada para pensiunaan BRI, telah dapat diatasi, dengan kebijakan PBPPBRI: Bahwa keperluan dana bagi Yayasan akan dicukupi oleh PBPPBRI, baik dari Dana ex Iuran Anggotanya maupun dari Sumbangan Sosial Persh. Anak DP.BRI. Kebijakan tersebut telah dimulai tahun 2009. Sehingga pada akhir tahun 2009 dan 2010, defisit Anggaran Yayasan relatif kecil yaitu berturut-turut : Rp.3,-juta dan Rp.81,- juta. 4. Kebijakan penempatan dana sudah cukup HATI-HATI, penempatan hanya di BRI. 5. Berdasarkan Laporan Akuntan Independent sejak tahun 2005 hingga 2010, selalu memberikan opini: :Wajar tanpa perkecualian atas Laporan-laporan keuangan Yayasan 1895 PPBRI. 6. Administrasi Pelaksanaan Pelayanan kepada Anggota PPBRI, dilakukan dengan.tertib. Setiap pengeluaran dana selalu disertai bukti-bukti yang lengkap diperlukan., telah diusahakan tidak terjadi kelambatan. Kesalahankesalahan diusahakan pembetulan seperlunya. 7. Laporan-laporan: Laporan Tahunan, RKA dilakukan dengan tertib.dan selalu diperlukan Keputusan oleh dan didalam Rapat Pembina secara periodik. 8. Keperluan biaya Intern, dapat dicukupi / dipenuhi dari Hasil Netto Investasi Dananya, dengan catatan jika Yayasan tidak mengalami defisit berkelanjutan. Gambaran hasil Investasi tsb. sbb.: (dalam Rp.ribuan) Hasil Investasi:
Keterangan
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Rata/th
%
Hasil Investasi Biaya Intern Surplus
705.878 196.815 507.063
1.209.033 252.512 956.521
793.320 278.111 415.209
626.806 219.686 .317120
707.705 198.168 509.537
506.493 243,885 256.608
757,769 231,480 526,309
100 31 69
9. Ketentuan Pasal 5 ayat (1); (2) dan (3) Undang – Undang Yayasan no.16/2001 dan UU.No.28/2004 mengenai gaji, honorarium, atau upah bagi Pengurus telah dilaksanakan. sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dan diatur didalam RKA. Demikian pula bagi Pembina, dan Pengawas, yang tidak dilarang memperoleh gajih dan lainlainnya.. 10. KESIMPULAN: 1. Kepatuhan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, telah ditaati oleh Pengurus selama periode tersebut.; 2. Program santunan untuk para Pensiunan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ; 3. RKA telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana dan menurut ketentuan yang berlaku.; 4. Administrasi Keuangan & Umum dan Personalia dilaksanakan secara baik. 5. Laporan yang terkait dengan kegiatan Yayasan telah dipenuhi seperlunya 6. Laporan Akuntan Publik yang mengaudit setiap tahun selaalu menyatakan: Wajar tanpa Perkecualian. 11. SARAN: 1. Yayasan perlu mengusahakan adanya data base tentang pensiunan BRI. 2. Laporan realisasi RKA, ditambahkan jumlah pensiunan yang dilayani, tidak hanya Jumlah Uang yang dibayarkan. Hal ini mengingat bahwa didalam RKA selalu didasarkan atas target jumlah orang pensiunan yang akan dilayani.(memperoleh santunan). Sumber: 1. Laporan-laporan Yayasan 1895 PPBRI , dan 2. Laporan Akuntan Publik pada akhir tahun yang bersangkutan diolah kembali. *) Dewan Pengawas Yayasan 1895 PPBRI
INFO | LIV | April 2011 | 35
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Nama Pensiunan H.KASIANSYAH PAULUS TATA TEMALURU I GUSTI PUTU PUTRA ZAINUL KAMAL SUKRISNO MOCH. THAMRIN ASBUDDIN ZEINI SIRA B UNIYAH NY ARDENUS TAMPUBOLON MOCHAMAD WAHID HASYIM ATING SOMANTRI BAMBANG SARWONO NY.MARDIANAH DIDI SUDJADI IKAH SADIAH OPID MACHPUDIN,NY SITI RUKIYAH,NY MARWANI MAINEM KARTO WARDOYO.NY NY.SITI MASDARIYAH PRAMONO SOEDARYANTO SOEMARNO DS. SUKRI SUPRIADI PARDI H.YAYA SURYANA EDDY SUMEDDY SULARDI DRS R.AKBAR SOFYAN MUSLIHAT M. ROCHIMI YASIN CH. SOSELISA MOECHALIP TAHAN S.SIHOMBING POPON KARWASIH NY. SUNARSO ISKANDAR ZULKARNAIN AMANULLAH DJAMAN BAMBANG SASMITO PONIMAN ABDUL AZIZ AMIN H. A. ANWAR BAKKARANG I WAYAN TOGER RO ROMLAH SUHANA NY SALYAR DESRI SLAMET A. SYAMSUDIN NY.TIAMBUN MARBUN SUPOYO RETNO BASUKI NI KETUT SERIATI NY. R.SOEYONO SUKIRMAN OTMAN DEDY SOEPARMONO MOCH.DJAKFAR SUWITO M. NAZIF ANAS SUDIAR DURROCHIM ADE KUSMAN DARMAWI NASUTION HJ. ICAH H.E. KOSWARA,NY SALIMI SEMEDIMEDJO NY H. RUSLAN ABDUL GANI DEWI FATIMAH NY SOECHAENAH RS.HARDJO SUDONO,NY TINI PARTINI SITI FATIMAH NY/SUTANTO MARKOMAH SUDARYA NY.
36 | INFO | LIV | April 2011
Nomor Jenis Dana Pensiun 09988 01823 12996 23575 11898 08317 07542 01216 02712C 12143 08719U 18827 00302U 11719 04231 16990 00581 00279C 01925U 18383 15464 12784 02929C 10809 14483 15015 36268U 00130C 22331A 13964 02006 16172 06007U 20217 10256 04235 11398U 22918 11496U 15079 16975 01710 10417U 08412 05185U 12333 01812U 01174C 13036 17810 14881 06307 22478 32486 08576U 36686U 27567 11478U 04053U 02851U 14436 15755 00120 01296 10450 00847 02045A
PN PN PN PN PDC PDC PN PJ PN PN PN PN PJ PJ PN PN PJ PDT PN PN PN PDC PN PN PN PDC PN PC PN PN PN PN PJ PN PN PN PN PDC PDC PDC PN PJ PDC PDT PN PJ PN PJ PDC PDT PDT PN PDT PN PDC PDC PDC PDC PN PJ PJ PN PC PJ PDT PJ PJ
Tgl Wafat 19-01-2010 23-05-2010 28-05-2010 02-06-2010 08-07-2010 14-07-2010 31-07-2010 11-08-2010 02-09-2010 17-09-2010 26-09-2010 02-10-2010 03-10-2010 11-10-2010 15-10-2010 18-10-2010 20-10-2010 24-10-2010 06-11-2010 12-11-2010 16-11-2010 22-11-2010 22-11-2010 23-11-2010 25-11-2010 02-12-2010 04-12-2010 06-12-2010 09-12-2010 11-12-2010 12-12-2010 13-12-2010 13-12-2010 13-12-2010 16-12-2010 17-12-2010 18-12-2010 18-12-2010 19-12-2010 20-12-2010 20-12-2010 21-12-2010 21-12-2010 21-12-2010 22-12-2010 24-12-2010 26-12-2010 26-12-2010 26-12-2010 27-12-2010 27-12-2010 28-12-2010 29-12-2010 30-12-2010 30-12-2010 01-01-2011 03-01-2011 05-01-2011 05-01-2011 08-01-2011 08-01-2011 11-01-2011 12-01-2011 13-01-2011 13-01-2011 13-01-2011 14-01-2011
Usia saat Kd Cab Wafat 69 L242 84 Q246 68 M017 56 D315 63 K044 66 H245 68 A037 80 K006 71 B053 71 K090 65 E012 58 G081 55 F107 70 F161 67 S229-TRF 57 A043 79 K065 67 L003 59 G182 60 M125 68 G182 63 F166 67 K011 71 F123 58 E012 64 G334 60 F104 70 F302 58 D108 68 P232 82 H077 56 B176 54 E120 57 K070 70 C231 74 E330 60 K033 58 P192 55 K026 63 P225 58 N060 68 F005 53 C321 66 G083 57 H262 59 B099 58 G140 92 M017 67 K344 57 K096 64 B053 71 H151 57 K095 57 K057 63 C256 58 K073 62 G034 51 F355 62 B238 59 F162 67 H152 58 M052 65 K006 86 G022 65 E340 75 F075 100 F094
Cabang Pembayaran MARTAPURA LARANTUKA DENPASAR GAJAH MADA MUARA BULIAN LUMAJANG YOGYAKARTA KATAMSO BANDA ACEH BANGKALAN MEDAN PUTRI HIJAU SITUBONDO BOGOR SALATIGA CIREBON SINGAPARNA KANTOR DANA PENSIUN BRI LHOKSEUMAWE PASURUAN BANJARMASIN SAMUDRA SOLO KARTASURA NEGARA SOLO KARTASURA LABUAN BOJONEGORO SUBANG BOGOR SOLO SLAMET RIYADI CIAMIS CIKAMPEK CURUP MAKALE PURWOKERTO GUNUNG SITOLI TANGERANG PONOROGO PADANG PANJANG JAKARTA FATMAWATI KEDIRI KENDARI GRESIK SUNGGUMINASA PALU BANDUNG AA. PARIAMAN SEMARANG PATTIMURA PARAKAN TARUTUNG SRAGEN DENPASAR GAJAH MADA MALANG MARTADINATA SURABAYA KALIASIN MEDAN PUTRI HIJAU AJIBARANG SUMENEP NGAWI PAYAKUMBUH PROBOLINGGO KENDAL PAMANUKAN BINJAI BANJAR WATES MATARAM BANGKALAN JEPARA JAKARTA OTISTA PURWAKARTA SUMEDANG
No
Nama Pensiunan
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128
YUSNI MUCHTAR KAHAR,NY KALMAN PONTI SOEPOMO SOERADI SG TEDJO KUSUMO TIEN PAMUDJI R.H.MOCH.CHUSEN,NY ABDUL HAMID SUPAR BIN TJOKROPRAYITNO IWO KIRWA FATISOCHI GEA RIKY ISWAR DRS. NY.SRI UTARI M.RUMIANI SOENARYO R,NY H.AGUS SURYAMAN DWI SUNARDJO R.SUMEKAR SOFIAH RACHMAT SOEKARNO NY. SOEMARTO SOEDJONO MASFUFAH HARTOYO,NY ISWANDI SYARIFUDDIN A.KASIM MULYONO YUNUS HUSEIN ANDI BURHANUDDIN MUNIR PRAWOTO SOEYONO SUWADINGAH PAWIRO SUMITRO,NY SUWARNO MAKKARAKA HOSEIN ST SATI ASEDIJAYA SUPRAPTO RACHMAWATI MOCH. DJAMAALI NY. I WAYAN NATAR WIDHAYANTO SUMARNO ACHMAD MUCHRANI SOEWARNO S.TONO CHALIJAH NY RUSLI RASJID R.ICIT HAPSAH NY. WASTIAH, NY KAPSIN BAMBANG PRAYITNO H. OPING SRIWENDA NY. MARSIDI UDI SAYUTI BARUDIN ANDI SAPINAH MUSTAPHA KANA,NY ZAENAL MUSTOFA SOEMARNO YUPINI NY TOEKIMIN DARSOEKI TITIK MASRIAH MUHARTO,NY SUTARTO H.MOMON SUHERMAN KARDJINAH KASERI,NY HME.RUSLIADI NURMARITA,NY ACHMAD ZAINAL BACHRI IMAN SATRIA IMANSYAH MUHAMMAD HASAN
Nomor Jenis Dana Pensiun 02935C 10384U 05747 06905C 21993 03974 15380 06125 26517 16575 25231 02810C 11099 08531 06488 02237 08359 23516 03183U 02990 16727 26342 10251 15444 08466 03425U 13504 09994 12621 06577 01729 21559 03547U 02201 13429 21490 09273 09005 00700 12840 03096 01659 17757 00571 11706 07258 08024 01811B 13047U 02957 00866 06761 02535C 11973 19812 10638 01673 10639 02734C 10938 06535U
PJ PN PDC PN PA PJ PN PN PN PDC PD PJ PJ PDC PN PJ PDC PDC PJ PN PN PN PN PDC PN PJ PDC PJ PDT PN PN PN PJ PN PJ PDT PN PDT PJ PDC PN PJ PDT PJ PN PN PN PJ PDC PN PJ PN PN PJ PN PN PJ PN PJ PN PN
Tgl Wafat 16-01-2011 17-01-2011 17-01-2011 17-01-2011 17-01-2011 17-01-2011 18-01-2011 20-01-2011 22-01-2011 23-01-2011 23-01-2011 24-01-2011 25-01-2011 26-01-2011 27-01-2011 27-01-2011 30-01-2011 30-01-2011 30-01-2011 01-02-2011 03-02-2011 03-02-2011 03-02-2011 03-02-2011 04-02-2011 05-02-2011 06-02-2011 06-02-2011 07-02-2011 08-02-2011 10-02-2011 11-02-2011 11-02-2011 12-02-2011 12-02-2011 14-02-2011 17-02-2011 19-02-2011 19-02-2011 20-02-2011 22-02-2011 23-02-2011 23-02-2011 24-02-2011 26-02-2011 27-02-2011 01-03-2011 01-03-2011 01-03-2011 02-03-2011 03-03-2011 05-03-2011 05-03-2011 09-03-2011 09-03-2011 10-03-2011 11-03-2011 12-03-2011 13-03-2011 15-03-2011 18-03-2011
Usia saat Wafat 74 60 59 75 57 73 60 70 70 60 55 77 62 66 72 81 66 64 64 76 58 56 71 63 70 62 66 75 61 72 86 56 62 81 51 57 74 65 78 65 76 65 64 92 71 67 73 85 56 76 82 74 75 66 66 70 86 70 69 65 63
Kd Cab
Cabang Pembayaran
D059 C321 F107 G140 K051 K086 L209 E193 F162 E120 S229-TRF S229-TRF F025 G022 F094 F005 H032 H004 K055 H112 D155 K021 S229 P050 S229-TRF K057 K073 H029 P221 C015 F188 H032 K065 M088 G149 S229-TRF L003 S229-TRF A087 E330 F094 G101 H151 F137 C174 S229-TRF S229 P050 F025 K096 K009 E330 F286 G022 A037 F162 K033 F162 G334 L003 P187
PALEMBANG A.RIVAI PARIAMAN CIREBON SRAGEN MALANG KAWI SIDOARJO MUARA TEWEH JAKARTA KEBAYORAN BARU BANJAR TANGERANG KANTOR DANA PENSIUN BRI KANTOR DANA PENSIUN BRI GARUT JEPARA SUMEDANG BANDUNG AA. KEBUMEN BANJARNEGARA MOJOKERTO WONOSOBO KOTABUMI JEMBER KANTOR DANA PENSIUN BRI MAKASAR A. YANI KANTOR DANA PENSIUN BRI NGAWI PROBOLINGGO YOGYAKARTA CIK DITIRO SIDRAP BUKITTINGGI CILEGON KEBUMEN PASURUAN SINGARAJA KARANGANYAR KANTOR DANA PENSIUN BRI BANJARMASIN SAMUDRA KANTOR DANA PENSIUN BRI SIGLI JAKARTA FATMAWATI SUMEDANG TEGAL AJIBARANG CIMAHI TANJUNG PINANG KANTOR DANA PENSIUN BRI KANTOR DANA PENSIUN BRI MAKASAR A. YANI GARUT SURABAYA KALIASIN BLITAR JAKARTA FATMAWATI BANDUNG DEWI SARTIKA JEPARA BANDA ACEH BANJAR KEDIRI BANJAR SOLO SLAMET RIYADI BANJARMASIN SAMUDRA PALOPO
Segenap Direksi, Staf dan Pekerja Dana Pensiun BRI menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga seluruh amal baiknya diterima di sisiNya, dan diampuni segala dosa-dosanya, serta diberikan ketabahan bagi yang ditinggalkannya. Amin. INFO | LIV | April 2011 | 37
Foto
Diretur Utama Dana Pensiun BRI Bapak Yusuf Nawawi memberikan sambutan pada acara pisah sambut Direksi Dana Pensiun BRI, didampingi jajaran Direksi lainnya, yaitu Bapak Yadie Supriatno, Bapak Teddy Rustandi AR. dan Ibu A.M. Nova Christiana pada tanggal 07 April 2011.
Direktur PT BRI (Persero) Tbk, Bapak Sarwono Sudarto foto bersama dengan Bapak Purwanto, Bapak Sjam Isnadi dan Bapak Wasi Kirana saat acara pisah sambut Direksi Dana Pensiun BRI tanggal 07 April 2011.
Serah terima jabatan Direktur Dana Pensiun BRI, dari Direktur lama, Bapak Sjam Isnadi dan Bapak Wasi Kirana kepada Direktur baru, Bapak Teddy Rustandi AR. dan Ibu A.M. Nova Christiana
Direksi Dana Pensiun BRI foto bersama Dewan Pengawas dan Badan Audit Dewan Pengawas Dana Pensiun BRI usai acara serah terima jabatan Direksi Dana Pensiun BRI
Pengurus Besar PPBRI foto bersama dengan Direktur PT BRI (Persero) Tbk, Bapak Sarwono Sudarto dan Kepala Divisi MSDM Bapak Randi Anto (saat ini Direktur PT. BRI (Persero) Tbk) saat acara Rapat Pleno PB PPBRI, Jakarta 5-6 April 2011.
Ketua PPBRI Magetan terpilih Bapak R. Hermansuyadi serta pemimpin Kantor Cabang BRI Magetan dan Panitia foto bersama, pada acara Musyawarah Cabang PPBRI Magetan tanggal 03 Maret 2011.