Surat Tanda Terdaftar: No. 2316/SK/DTJEN PPG/STT/1997 Pembina: Purwanto, Sri Pranggono, Sjam Isnadi, Wasi Kirana
1 2
Penyunting: Agustika Supiandaini, Listiani, Arief Munandar, Obi Abimanyu Tata Grafis & Dokumentasi: Eko Munajad Y Promosi: Iwan Yuli Hermawan Sirkulasi: M. Wahyu Wibowo Alamat Redaksi: Gedung Dana Pensiun BRI Jl. Veteran II No. 15 Lt.2 Jakarta 10110 Telpon: (021) 385.0427 - Hunting Facsimile: (021) 384.4978 e-mail:
[email protected]
Info Utama YAYASAN 1895 PP BRI, diujung tanduk
9
Info Laporan Laporan Portofolio Investasi dan Hasil Usaha Investasi Dana Pensiun BRI Semester I Tahun 2010
Ketua Pengarah /Penyunting: Sri Pranggono Wakil Ketua: Julia Kirana
Dari Info
Dengan berlakunya Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : PER-01/BL/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang isi dan susunan Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun, maka terdapat perubahan perhitungan Return on Investment (ROI) Dana Pensiun. Hasil Usaha Investasi Dana Pensiun BRI selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 495.112 juta, meningkat sebesar 27,27 % dibanding periode sama di tahun 2009 sebesar Rp. 389.017 juta.
14 16
Info Konsultasi Info Rohani Sofyan Munawar : ”Hakikat Idul Fithri”
19
Info Sehat Dr. Susiana Dewi : ”Depresif Pada Usia Lanjut”
Percetakan : PT PP Mardi Mulyo
21
Cover :
Info Ragam • • • • •
33
Paulus Sudarwiyanto : “PROSPENS = PROgram pemeliharaan keSehatan tapi PENderita masih Sakit” Sudjani Boeniran : “Selamat Bermusyawarah Besar” Kenaikan Kesejahteraan Pensiunan Pemberitahuan Sambutan Direktur Utama BRI, Pada Acara Halal Bi Halal Pensiunan BRI
Info Opini Sukoyo : ” Kaitan antara “beban” iuran berbasis % dan kenikmatan “tersembunyi” dalam kenaikan MP”
Desain by Eko
36
a Redaksngianmdiesenrtaei rim be sum r
tulisan de i las atau informas rujukan yang je ng pensiun ya mengenai peserta te ng lah berhasil. memiliki usaha ya ng dimuat akan Bagi tulisan ya lan. mendapatkan imba asi dikirim via pos, Tulisan atau inform ail ke facsimile, atau e-m co.id o. info_dpbri@yaho
Info Wisata Ternate, Kota Benteng Dengan Pesona Alam Nan Eksotik
42 43
Info Duka Cita Info Foto
Pembaca yang setia, Tepatnya tanggal 10 dan 11 September 2010, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah. Perkenankanlah dalam kesempatan ini kami, seluruh redaksi Majalah INFO Dana Pensiun BRI mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah. Taqoballahu Minnaa Wa Minkum Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Dalam INFO Utama edisi kali ini kami menampilkan hasil wawancara khusus dengan sesepuh Pensiunan BRI sekaligus Pembina Yayasan 1895 PP BRI yaitu, Bapak R. Hartawan Soemosoebroto, Bapak H.R. Bientarno Wiriodihardjo, Bapak Moedjadi dan Bapak Basuki Soemarno yang telah kami rangkum dalam tulisan yang diberi judul “Yayasan 1895 PP BRI, diujung tanduk”. Disamping itu, Laporan Perkembangan Portofolio Investasi dan Hasil Usaha Investasi Dana Pensiun BRI semester I tahun 2010, kami sajikan dalam INFO Laporan sebagai laporan yang wajib disampaikan Pengurus Dana Pensiun BRI kepada para peserta. Pembaca yang setia, Dalam pandangan Al Qur’an setiap insan terlahir ke dunia dalam keadaan telah membawa tauhid, keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Rabb yang patut diibadahi. Itulah salah satu makna dari tulisan Sdr. Sofyan Munawar dalam INFO Rohani yang dengan judul “Hakikat Idul Fithri”. Dalam INFO Sehat, tulisan Dr. Susiana Dewi, Dokter pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera yang menyatakan bahwa gejala depresif dapat ditemukan kira-kira 25% dari semua penduduk dan komunitas lanjut usia dengan tofik “Depresif pada Usia Lanjut” sebagai peringatan untuk diri kita dapat lebih waspada. Pembaca yang setia, Sdr. Paulus Sudarwiyanto, Ketua PP BRI Cabang Gombong mencoba mengkritisi program Prospens PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dalam tulisannya yang diberi judul “Prospens = Program Pemeliharaan Kesehatan tapi Penderita Masih Sakit”. Bagaimana kritik dan saran terhadap Program Prospens tersebut, Pembaca dapat menyimaknya dalam INFO Ragam. Sebagaimana kita ketahui bersama, pada bulan Oktober 2010, PB PPBRI mengadakan salah satu hajatan besarnya yaitu Musyawarah Besar (Mubes) PB PPBRI, dengan agenda antara lain melakukan pemilihan Ketua Umum PB PPBRI yang baru. Sdr. Sudjani Boeniran, salah seorang pensiunan BRI di Jakarta dalam tulisannya yang diberi judul “Selamat Bermusyawarah Besar” menyampaikan pengharapannya agar pelaksanaan Mubes tersebut dapat terlaksana dengan lancar dan menghasilkan putusan-putusan yang bermanfaat bagi kesejahteraan anggota, kami tampilkan dalam INFO Ragam. BRI selaku pendiri Dana Pensiun BRI melalui Dana Pensiun BRI berkomitmen untuk mensejahterakan para pensiunan dengan memberikan manfaat pensiun yang selalu meningkat tiap tahunnya. Bagaimana proses kenaikan manfaat pensiun, dapat disimak dalam INFO Ragam ”Kenaikan Kesejahteraan Pensiun”. INFO Ragam lainnya disampaikan Pemberitahuan Direksi Dana Pensiun BRI Nomor.: B.90-DIR/PEN/09/2010 tanggal 17 September 2010 tentang adanya perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI terhitung mulai tanggal 20 Agustus 2010, dari semula Peraturan Dana Pensiun BRI Nokep.: S.235-DIR/SDM/09/2009 tanggal 10 September 2009 telah diubah menjadi Peraturan Dana Pensiun BRI Nokep.: S.42-DIR/SDM/07/2010 tanggal 14 Juli 2010 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan RI Nomor : KEP-481/KM.10/2010 tanggal 20 Agustus 2010. Seperti biasanya keluarga besar pensiunan BRI mengadakan acara Halal bi halal 1431 H, yang dihadiri Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk. Bapak Sofyan Basir, Pembaca dapat menyimak kutipan sambutannya pada INFO Ragam. Pembaca yang setia, “Kaitan antara beban iuran berbasis % dan kenikmatan tersembunyi dalam kenaikan MP” merupakan judul tulisan Sdr. Sukoyo, pensiunan BRI Komda Yogyakarta yang berpendapat bahwa iuran sistim % masih layak untuk diteruskan dan dipertahankan, kami tampilkan dalam INFO Opini. Dalam INFO Wisata, Sdri. Listiani, Pekerja Dana Pensiun BRI berkesempatan mengunjungi kota Ternate, salah satu kota di Kawasan Indonesia Timur yang dikenal mempunyai beragam tempat wisata baik alam maupun sejarah nan eksotik sebagai daerah tujuan wisata yang diharapkan dapat menambah wawasan pembaca. Sebagaimana edisi sebelumnya, kami menampilkan INFO tetap lainnya yaitu INFO Konsultasi, INFO Duka Cita dan INFO Foto. Selamat Membaca. Ketua Pengarah / Penyunting
Sri Pranggono
INFO | LII | Juli - September 2010 | 1
Utama
YAYASAN 1895 PP BRI, diujung tanduk. Di dalam INFO Dana Pensiun BRI edisi XLVI Januari – Maret 2009 yang berjudul “Quo Vadis Yayasan 1895 PP BRI” kiriman Bapak Emon Usman, Sekretaris PB PPBRI, disebutkan bahwa memperhatikan data Keuangan Yayasan 1895 PP BRI selama 4 (empat) tahun terakhir apabila tidak ada upaya khusus untuk memperbaiki struktur keuangan Yayasan maka kemampuan Yayasan 1895 PP BRI, untuk memberikan pelayanan kepada anggota PP BRI mungkin hanya akan bertahan antara 3 – 4 tahun lagi. Tertarik dengan tulisan tersebut, Redaksi berhasil mewawancarai para sesepuh pensiunan BRI sekaligus Pembina Yayasan 1895, yaitu Bapak R. Hartawan Soemosoebroto, Bapak H.R. Bientarno Wiriodihardjo, Bapak Moedjadi dan Bapak H. Basuki Soemarno.
Di luar permasalahan keuangan yang dihadapi Yayasan, sebenarnya bagaimana sejarah dibentuknya Yayasan 1895 dan apa tujuan dibentuknya yayasan tersebut? Cikal bakal Yayasan ini adalah Yayasan Dana Kematian Yogyakarta, yang didirikan tahun
2 | INFO | LII | Juli - September 2010
1970 untuk memberikan santunan uang duka bagi anggota PP BRI yang meninggal yang ada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya . Disamping itu terdapat “Yayasan SandyaWangsa 1895 PP BRI” yang didirikan tahun 1986 yang bertujuan untuk melayani anggota PP BRI Cabang Jakarta dengan cara mengasuransikan para
pensiunan melalui PT. Asuransi Ramayana untuk keperluan santunan biaya pengobatan rawat inap di Rumah Sakit dan santunan uang duka. Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1987 muncul gagasan agar dibentuk Yayasan yang mampu melayani Pensiunan BRI meliputi wilayah Indonesia, yaitu Yayasan PP BRI. Sebelum
Utama
Latar belakang dibentuknya Yayasan-yayasan itu sendiri merupakan solusi dari gambaran yang dihadapi para pensiunan yang memasuki usia lanjut.
Yayasan yang terakhir aktif, tahun 1988 digabunglah ketiga Yayasan tersebut, yaitu Yayasan 1895 PP BRI. Pembentuk an tersebut dilengkapi dengan Akte Notaris Ny. Purbaningsih Adi Warsito No. 126 tanggal 16 Desember 1988 (Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C- 1544.HT.01.02. TH.2005 Tanggal 07 Oktober 2005 Lembaran Negara RI No.258 tahun 2006 dan Tambahan Berita Negara RI tanggal 18-04-2006 No.31) : “Sebetulnya Yayasan ini sudah berjalan sejak 1 April 1988, namun mengingat ulang tahun BRI tanggal 16 Desember, dan agar bertepatan dengan tanggal tersebut maka saat itu saya baru mendatangi Notaris tanggal 16 Desember” dan agar bertepatan dengan tanggal tersebut, maka : (1) saya R. Hartawan Soemosoebroto selaku Sekretaris Pengurus Besar PPBRI bertindak (a) untuk diri sendiri, bersama-sama dengan 30 (tigapuluh) pensiunan BRI. Kemudian pada tahun 2004 jumlah Pendiri ini bertambah 1 orang yaitu Bapak Sardjono (sesuai akte No.51 tanggal 17 Juni 2004). Sampai dengan saat ini Pendiri Yayasan ini tinggal 10 orang pensiunan.
Latar belakang dibentuknya Yayasan-yayasan itu sendiri merupakan solusi dari gambaran yang dihadapi para pensiunan yang memasuki usia lanjut, seperti kesehatan termasuk biayabiayanya karena fasilitas itu tidak diperoleh lagi dari BRI, ditambah kenyataan penghasilan yang menurun/berkurang dibanding pada waktu aktif. Untuk memberikan bantuan kepada para pensiunan, diperlukan adanya suatu wadah yang berstatus Badan Hukum. Pada waktu itu yang ada Organisasi Persatuan Pensiunan BRI yang ada di Solo. Yang kemudian dipindahkan ke Jakarta atas prakarsa Bapak R. Hartawan Soemosoebroto selaku Ketua Umum dan Bapak R. Bientarno Wiriodihardjo sebagai Bendahara PB PPBRI beserta para pensiunan yang berdomisili di Jakarta. Badan Hukum yang tepat untuk itu adalah YAYASAN. Karena Yayasan adalah Badan yang menangani masalah sosial, kemanusiaan atau keagamaan dan bersifat NIRLABA. Disamping dapat menerima dan mencari sumbangan (dotasi) dari siapapun untuk kepentingan kegiatan dan tujuan Yayasan. Yayasan juga dapat melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga dalam rangka
melaksanakan kegiatan/mencapai tujuan Yayasan, misalnya untuk membantu biaya rawat inap Yayasan dapat mengadakan perjanjian penutupan asuransi kesehatan (rawat inap) dengan Perusahaan Asuransi. Itulah sejarah pembentukan Yayasan berbentuk Badan Hukum, ujar Bapak Hartawan. Sesuai tujuan dibentuknya Yayasan ini, maka kesejahteraan anggota yang nota bene para pensiunan BRI adalah menjadi prioritas kami. Program yang berjalan saat ini adalah Bantuan uang duka, penggantian kaca mata, bantuan premi asuransi untuk biaya operasi di RS dan premi santunan kepada istri yang dinikah setelah pensiun. Dalam menjalankan programprogramnya, sumber pendanaan Yayasan 1895 berasal darimana? dan bagaimana hubungan dengan PB PPBRI? Pada saat penggabungan Yayasan-yayasan di atas, kami mempunyai modal awal sebesar Rp. 5.100.000,- terdiri dari Kekayaan Yayasan 1895 SandyaWangsa sebesar Rp.2.100.000,-, kekayaan Yayasan Dana Kematian PP BRI sebesar Rp.1.000.000,-, Penyertaan perorangan yang menaruh
INFO | LII | Juli - September 2010 | 3
Utama
minat sebesar Rp. 1.000.000,dan Penyertaan PP BRI sebesar Rp.1.000.000,-. Selanjutnya, sumber dana lainnya berasal dari iuran anggota PP BRI yang dipungut oleh PB BRI. Mengapa harus PB PPBRI yang memungut ? ada dua alasan utama, pertama Yayasan tidak mempunyai anggota, yang mempunyai anggota adalah PB PPBRI. Yang kedua, sebagai badan Hukum Yayasan, yayasan 1895 harus tunduk pada peraturan dari pemerintah tentang Yayasan, yaitu UU No. 16 tahun 2001 dan
demikianlah penggunaan uang Iuran semula. Adapun hasil iuran ini didistribusi dengan pembagian 30 % untuk Cabang PP BRI dan 50 % untuk Yayasan dan 20 % untuk PB PPBRI. Pembagian ini tahun 1994 diubah menjadi Cabang PPBRI 18,75 %, PB PPBRI 12,5 % dan Yayasan 68,75 %. Terakhir pembagian menjadi PP BRI 35 % dan PB PPBRI 65 %. Selanjutnya PB PPBRI akan menetapkan besarnya bantuan kepada yayasan 1895 atas dasar kemampuan keuangan yang ada.
sosial). Jumlah dana sosial dari Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI ini didistribusi langsung ke Yayasan 1895 dan Yayasan Barawangsa dengan pembagian sebesar 65 % dan 35 %. Meskipun Yayasan 1895 PP BRI dengan PB PPBRI sebagai lembaga yang sendiri-sendiri, namun dari kedudukannya Yayasan merupakan Pelaksana Program kesejahteran yang disusun PB PPBRI dan juga dibiayai dengan menggunakan sebagian dari Iuran Para Pensiunan yang dihimpun oleh PB PPBRI. Bahwa masalah
Sumber dana utama Yayasan saat ini adalah iuran anggota PP PBRI yang dipungut oleh PB BRI yang besarnya dimulai dari 1,25 % dan selanjutnya ditambah 0,75 % untuk pembayaran premi asuransi. perubahannya No. 28 tahun 2004, salah satunya adalah pasal 26 angka (2) point a. yang berbunyi “kekayaan Yayasan dapat diperoleh dari sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat”. Oleh karena itu, sumber dana utama Yayasan saat ini adalah iuran anggota PP PBRI yang dipungut oleh PB BRI yang besarnya dimulai dari 1,25 % dan selanjutnya ditambah 0,75 % untuk pembayaran premi asuransi, karena pada waktu itu programnya hanya asuransi Rawat Inap dan Uang Duka. Jadi kalau ada yang berpendapat bahwa Iuran itu hanya untuk membayar Premi Asuransi, karena memang 4 | INFO | LII | Juli - September 2010
Sebelum tahun 1992, terdapat bantuan dari Yayasan Dana Pensiun BRI yang cukup membantu. Pembayaran premi rawat inap dan uang duka dibantu oleh YDP BRI sebanyak 2/3 dan Yayasan 1895 PP BRI serta PB PPBRI menanggung 1/3. Namun dengan dikeluarkannya Undang Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, terdapat larangan mengeluarkan dana selain untuk pembayaran Manfaat Pensiun. Mulai tahun 1994, atas usaha Ketua Pengurus Yayasan 1895 pada waktu itu, Bapak H.M. Bazoeni Ismail SE menerima dotasi dari Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI (bagian dari dana
besarnya iuran, yang semula ditetapkan dalam Rapat Pleno PB PPBRI, selanjutnya ditetapkan di dalam MUBES VII PPBRI, uang iuran yang semula 1,25% ditetapkan menjadi 2%, dengan pembagian 12,50% PB PPBRI 18,75% Cabang PPBRI dan 68,75%Yayasan. Dengan penetapan besarnya IURAN dan pembagiannya di dalam MUBES PPBRI, agar para anggota PPBRI mengetahui penggunaan dan manfaat iuran yang telah mereka setor (asas tranparansi). Pembagian tersebut akhirnya dirubah lagi oleh PB PPBRI tanpa melalui MUBES, tetapi dilaporkan dalam MUBES dalam rangka Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum PPBRI dan disertai
Utama
juga Laporan Ketua Pengurus Yayasan 1895. Pembagiannya menjadi 65% PBPPBRI dan 35% Cabang PPBRI. Tatacara penetapan melalui MUBES demikian perlu dilanjutkan, sehingga terciptalah suatu transparansi bagi para anggota pensiunan, karena dengan demikian para pensiunan mengetahui untuk apa saja iuran yang telah distorkan ke PBPPBRI. Adapun PP PPBRI adalah induk Organisasi dari PP BRI yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia yang mempunyai tujuan mengupayakan peningkatan kesejahteraan jasmani dan rohani segenap anggota beserta keluarganya (Pasal 8 ayat 2 Anggaran Dasar PP BRI). Keterkaitan kedua lembaga, pertama didirikan oleh para pensiunan BRI (keterkaitan Wangsa). Kedua, memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan para pensiunan (keterkaitan Misi). Ketiga, mempunyai spirit yang sama, bekerja untuk kepentingan anggota Pensiunan BRI, tanpa mengharapkan balas jasa (keterkaitan spirit). Keempat, mempunyai sumber dana untuk membiayai kegiatan yang sama, yaitu dari Iuran para Pensiunan BRI (keterkaitan pendanaan)dan sesuai dengan ketentuan UU No.28/2004 pasal 52 ayat (3),(4) dan (5), Yayasan wajib diaudit oleh Akuntan Publik, maka sejak tahun 2005 telah dilaksanakan audit tersebut setiap tahunnya. Kelima, dikelola oleh para Pensiunan BRI (keterkaitan wangsa). Keenam, hubungan finansial antara PB PPBRI dan Yayasan 1895 PPBRI, dimana PB PPBRI menghimpun iuran anggotanya (para pensiunan
Yayasan 1895 PP BRI saat ini menghadapi persoalan yang cukup pelik. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah dana yang diterima Yayasan dengan jumlah dana untuk pelayanan anggota
BRI) dan dipergunakan untuk memberikan santunan-santunan kepada para pensiunan a.l. santunan uang duka (kematian) kepada keluarganya yang meninggal dunia (keterkaitan finansial). Ketujuh, sejak awal berdirinya Yayasan 1895 PP BRI telah disepakati bersama bahwa Yayasan adalah Pelaksana dari Program-program yang dibuat PB PPBRI (keterkaitan fungsi). “Kalaupun ada perbedaan, hanya pada status hukumnya, dimana PB PPBRI tunduk kepada UU ORMAS No. 8 tahun 1985 dan PP No. 18 tahun 1986. Sedangkan Yayasan adalah Badan Hukum yang tunduk pada UU No. 16 tahun 2001 beserta UU Perubahannya No. 28 tahun 2004 dan PP RI No. 63 tahun 2008”, Bapak Hartawan menambahkan : bahwa PPBRI/ PBPPBRI adalah ORMAS Bukan Badan Hukum. Menurut Bapak, inti permasalahan Yayasan 1895 saat ini apa? Dan apa yang telah ditempuh Yayasan sendiri dan PB PPBRI? Yayasan 1895 PP BRI saat ini menghadapi persoalan yang cukup pelik. Pertama, adanya ketidakseimbangan antara jumlah dana yang diterima Yayasan dengan jumlah dana
untuk pelayanan anggota berupa santunan/bantuan, atau dengan kata lain defisit. Hal ini dapat dimaklumi mengingat jumlah pensiunan semakin bertambah, sementara di lain pihak sumber dana yang berasal dari dotasi Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI semakin menurun mengingat kondisi perusahaan masingmasing. Dana yang berasal dari Iuran anggota saat ini dihimpun dan dikelola oleh PB PPBRI. Saat ini PB PPBRI sendiri tidak memungkinkan untuk menaikkan iuran anggota, selain memberatkan anggota juga kenaikan Manfaat Pensiun yang pasti diterima hanya sebesar 4 % (kenaikan berkala). Kedua, sebenarnya Yayasan 1895 PP BRI adalah pelaksana dari Program kerja PB PPBRI, karena itu seharusnya program kerja PB PPBRI yang khusus untuk santunan kepada anggotanya dijadikan program kerja Yayasan 1895 PP BRI. Pada saat ini sepertinya terbalik, dimana Rencana Kerja Yayasan 1895 PP BRI dijadikan Program Bantuan PB PPBRI dengan mengingat keperluan dana PB PP BRI sendiri. Dalam Rapat Pembina tanggal 16 Desember 2009 yang membahas mengenai Rencana Kerja Yayasan tahun 2010, pihak INFO | LII | Juli - September 2010 | 5
Utama
PB PPBRI hanya akan membantu menyeimbangkan Anggaran Yayasan untuk tahun 2009 saja. Sedangkan untuk tahun 2010, PB PPBRI berkomitmen memberikan bantuan uang duka sebesar Rp.570.000.000. dan selanjutnya PB PPBRI tidak dapat membantu Yayasan lebih banyak dari tahun 2010 karena sangat tergantung kepada kondisi keuangan PB PPBRI itu sendiri. Terlebih dalam perkembangannya, PB PPBRI sebagai organisasi perlu memperkuat posisi keuangannya dengan mengusahakan memiliki aktiva bersih minimal sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). Disamping cabang-cabang PP BRI juga meminta bantuan biaya operasional dari PB PPBRI. Sebagai gambaran, RKA Yayasan tahun 2010 sebesar Rp.3.714 Juta dan sumbangan dari Perusahaan Anak DPBRI diperikirakan sebesar Rp.950 Juta (perkiraan 65 % dari jumlah sumbangan Perusahaan Anak) dari dari PBPPBRI tahun 2010 sebesar Rp.1.370 juta, jumlah seluruhnya Rp.2.320 Juta (mismatch) sehingga Yayasan 1895 PP BRI pada akhir tahun 2010 diperikirakan akan mengalami defisit Rp.1.078 Juta. Defisit ini akan dipenuhi dengan dana Yayasan 1895 PP BRI tersebut diatas. Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Yayasan akan bubar tahun 2012/2013. Masalah defisit yang terus menerus tentu akan mempengaruhi tingkat pelayanan kepada para pensiunan yang telah menyisihkan uang pensiunnya untuk mengiur setiap bulannya.
6 | INFO | LII | Juli - September 2010
Sebaiknya kita tidak berpikir bahwa PB PPBRI atau Yayasan akan bangkrut pada tahun 2014, tetapi marilah kita mencari solusi yang baik untuk kelangsungan kegiatan Yayasan maupun PBPPBRI dimasa depan.
Dalam menutup defisit yang terjadi setiap tahun, terpaksa Yayasan menutup dari dana yang dikelola Yayasan yang jumlahnya pada tahun 2005 tercatat sebesar Rp. 11,747 milyar dan sampai tahun 2009 menjadi sebesar Rp.8,4 milyar. Saat ini jumlahnya semakin berkurang, hingga Mei 2010 sisa sebesar Rp. 7 milyar. Upaya yang sangat dimungkinkan untuk mengatasi hal tersebut adalah penghematan dengan mengurangi pengeluaran. Prioritas pengurangan tentunya jatuh kepada yang tidak memberikan manfaat secara langsung kepada para pensiunan, yaitu bantuan uang duka. Sesuai keputusan rapat Pembina Yayasan tanggal 17 Desember 2008 telah diputuskan mengurangi besarnya uang duka yang semula Rp. 3 juta menjadi Rp. 2 juta. Menurut penjelasan Pengurus PB PPBRI, saat ini kondisi keuangan Yayasan 1895 mengalami defisit dan diproyeksikan pada tahun 2014 akan bangkrut, bagaimana tanggapan Bapak terhadap hal ini ? bagaimana pengaruhnya kepada Yayasan, yang mana sumber pendanaannya salah satunya adalah dari PB PPBRI ? bagaimana solusi yang tepat menurut Bapak ?
Sebaiknya kita tidak berpikir bahwa PB PPBRI atau Yayasan akan bangkrut pada tahun 2014, tetapi marilah kita mencari solusi yang baik untuk kelangsungan kegiatan Yayasan maupun PBPPBRI dimasa depan, sehingga tujuan masing-masing dapat dilaksanakan dengan baik. Selama para pensiunan BRI masih ada dan sesuai dengan system keanggotaannya adalah Stelsel Pasif, dimana setiap pensiunan adalah anggota PPBRI dan wajib membayar iuran yang dipotongkan dari pensiunannya, dan dimanfaatkan untuk anggota atas asas transparansi, akuntable, maka PB PPBRI tidak akan bangkrut. Pertanyaannya mengapa sampai bangkrut ?, padahal PB PPBRI suatu organisasi yang kegiatannya bersifat NIRLABA. Apabila
Utama
bangkrut, bagaimana keberadaan organisasi PB PPBRI apakah masih eksis atau dibubarkan? Menurut hemat saya, selama para pensiunan BRI belum habis dan masih bersedia membayar iuran, maka sebenarnya bagi PB PPBRI dan Yayasan tidak perlu bangkrut. Yayasan akan bekerja sesuai dengan dana yang tersedia, hal ini dapat secara proporsional atau partial agar tidak defisit anggaran, Bapak Bintarno menambahkan. Pengaruh terhadap Yayasan sudah jelas pasti ada, meskipun iuran anggota yang dihimpun PB PPBRI bukan merupakan satu-satunya sumber dana Yayasan. Sumber dana lain yayasan berasal dari sumbangan sosial Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI. Karena itu selama para pensiunan BRI masih ada dan Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI masih mampu memberikan sumbangan sosialnya untuk pensiunan BRI melalui Yayasan, maka untuk menghindari bangkrutnya PB PPBRI atau Yayasan, masingmasing harus merubah programprogramnya agar tidak defisit terus menerus yang mengakibatkan kebangkrutan. Tak lupa harus menjelaskan kepada para
anggota, baik secara tertulis maupun melalui MUBES PP BRI atau RAKERDA. Dengan demikian PB PPBRI dan Yayasan hanya menjalankan program-program untuk kesejahteraan pensiunan berdasarkan kemampuan, Bapak Moedjadi menambahkan. Solusi yang tepat tergantung kemauan masing-masing pihak, terutama PB PPBRI. Dalam hal ini sebaiknya PB PPBRI menetapkan pembagian Iuran untuk Yayasan dalam rangka kesejahteraan anggotanya dengan menetapkan pembagian untuk Cabang PP BRI, Yayasan dan PB PPBRI. Dengan adanya kepastian bagian masing-masing, maka PB PPBRI dan Yayasan akan menghitung kembali santunan-santunan untuk para pensiunan BRI, baik jenis santunan maupun
besarnya santunan. Tetapi tetap berdasarkan dana yang tersedia sehingga tidak terjadi defisit, Bapak Hartawan menjelaskan. Diluar PB PPBRI, saat ini terdapat beberapa Yayasan, antara lain Yayasan 1895 PP BRI, Yayasan Bara Wangsa yang merupakan lembaga yang berdiri sendirisendiri. Mengingat secara prinsip, ketiga lembaga tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu mensejahterakan para pensiunan BRI. Menurut pendapat Bapak, apakah ketiga lembaga tersebut dapat digabung menjadi suatu Yayasan yang berbentuk Badan Hukum? Mengingat dengan berbentuk Badan Hukum yayasan dimungkinkan untuk menerima sumber pendanaan dari luar, disamping konsep keterbukaan dan transparansi bisa diterapkan ? Pada dasarnya wacana penggabungan dapat dipertimbangkan dengan prasyarat ketiga lembaga tersebut mempunyai visi, misi dan strategi yang sama. Kedua, dikelola dengan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan profesional. Ketiga, para pensiunan merupakan donatur
Diperlukan adanya suatu kerjasama tertulis antara Yayasan 1895 PP BRI dengan PBPPBRI sebagaimana tercantum dalam Surat Pendiri tertanggal 19 Agustus 2010.
INFO | LII | Juli - September 2010 | 7
Utama
tetap, disamping Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI. Keempat, perlu memperhatikan UU No. 16 tahun 2001 karena adanya ketentuan tentang Pendiri Yayasan adalah Orang dan Badan Hukum (PB PPBRI bukan Badan Hukum). Apa harapan kedepan dan saran untuk menjaga kelangsungan organisasi Yayasan 1895 PP BRI maupun PBPPBRI ? Pertama, kedua organisasi ini wajib menjalankan spirit, misi atau tujuan yang telah diciptakan oleh Pendirinya masing-masing dengan mengedepankan kepentingan Para Pensiunan BRI Kedua, Perlu menyusun programnya berdasarkan kemampuan baik finasialnya tanpa mengurangi tujuan dan maksud didirikannya organisasi itu yaitu untuk kepentingan pensiunan BRI. Ketiga, Organisasi PPBRI dan Yayasan didirikan dengan maksud sebagai sarana untuk membantu para pensiunan BRI baik dalam hal kesejahteraannya maupun dalam hal penghasilannya dengan dana iuran dari para pensiunan BRI sendiri. Keempat, Khusus untuk Yayasan wajib tunduk pada Undang Undang No.16/2001 tentang Yayasan dan Peraturan pemerintah No.63/2008. Kelima Dana iuran dari anggota PPBRI harus dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk kepentingan anggota (dari nggota kembali kepada anggota), Keenam, Harus selalu diupayakan solusi yang baik bilamana terjadi persoalan dalam hal keuangan, organisasi
8 | INFO | LII | Juli - September 2010
ini harus tetap lestari katakanlah paling lama sampai pensiunan habis kira-kira dengan tahun 2095. Ketujuh, semua pengurus Organisasi Pensiunan BRI (mulai Penasehat, Pembina, Pengurus dan pengawas) diharapkan bekerja/mengabdi tanpa pamrih untuk kepentingan pensiunan BRI. Kedelapan, Khusus untuk Yayasan, sesuai dengan Undangundang No.16/2001 tentang Yayasan, ditetapkan bahwa organ Yayasan terdiri dari Pembina, Pengurus, Pengawas tidak diperkenankan menerima gaji, honorarium atau yang dapat dinilai dengan uang, dengan ancama hukuman pidana 5 tahun penjara sesuai Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2). Menutup wawancara, Bapak Hartawan menambahkan saran terhadap kedua organisasi tersebut. Yang pertama, diperlukan adanya suatu kerjasama tertulis antara Yayasan 1895 dengan PBPPBRI sebagaimana tercantum dalam Surat Pendiri tertanggal 19 Agustus 2010. Perjanjian diperkenankan dalam Undang-undang No.28/2004 pasal 38 ayat (2) sepanjang memberikan manfaat bagi Yayasan. Kedua, Marilah kita selalu mengedepankan kepentingan para pensiunan BRI dan keluarganya, sesuai dengan tujuan masing-masing Organisasi sebagai alatnya, dengan tidak terjebak pada apa yang TERSURAT, tetapi memperhatikan apa yang TERSIRAT, agar tercapai tujuan murni dari para pendiri dan sesepuh kita. (Lis & Jul)
Marilah kita selalu mengedepankan kepentingan para pensiunan BRI dan keluarganya, sesuai dengan tujuan masing-masing Organisasi sebagai alatnya, dengan tidak terjebak pada apa yang TERSURAT, tetapi memperhatikan apa yang TERSIRAT.
Laporan
Laporan Portofolio Investasi dan Hasil Usaha Investasi
Dana Pensiun BRI Semester I Tahun 2010 Laporan ini disampaikan untuk memenuhi ketentuan pasal 5 ayat (1) SK Menkeu RI No. 296/KMK.017/2000 tanggal 26.07.2000 dan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun BRI pasal 11 ayat (1) huruf h Nokep : S. 235-DIR/SDM/09/2009 tanggal 10 September 2009. Laporan portofolio investasi Dana Pensiun BRI tahun 2009 telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 199/PMK.010/2008 tanggal 5 Desember 2008, tentang Investasi Dana Pensiun. KONDISI EKONOMI Kondisi ekonomi global maupun domestik yang mempengaruhi portofolio Investasi Dana Pensiun BRI selama semester 1 tahun 2010, adalah sebagai berikut : 1. Berita krisis yang menimpa Eropa, melemahnya US Dollar, buruknya data pengangguran di AS dan pengetatan kebijakan di China telah mendorong aliran dana asing ke wilayah-wilayah emerging market seperti Indonesia. Sementara di dalam negeri, kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, perubahan peraturan BI atas minimal satu bulan kepemilikan SBI, naiknya peringkat hutang yang diberikan Fitch ke BB+ serta prospek positif atas peringkat hutang Indonesia yang diberikan oleh Moody’s. 2. Inflasi selama semester 1
tahun 2010 cukup terkendali sebesar 4,74 % (YTD). Inflasi di dua bulan pertama yang disebabkan naiknya harga bahan makanan dan bulan Juni 2010 akibat faktor musiman tahun ajaran baru dan hujan yang berlebihan di musim kering, diimbangi dengan deflasi di luar ketiga bulan tersebut. Inflasi yang masih dalam koridor aman BI sebesar 5+1%, memberikan ruang bagi BI untuk mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 6,5 %. 3. Suku bunga Penjaminan Simpanan yang ditentukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga tidak menunjukkan perubahan sebesar 7 % hingga bulan September 2010. 4. IDR terapresiasi terhadap USD sejalan dengan pelemahan USD terhadap sebagian
besar mata uang Asia yang disebabkan besarnya arus dana yang masuk ke wilayah Asia, termasuk Indonesia, sehingga sampai dengan bulan Juni 2010 IDR menjadi mata uang dengan kinerja baik di kawasan Asia. 5. Lonjakan arus dana asing ke Indonesia yang didukung oleh fundamental yang kuat serta redanya kekhawatiran akan kondisi sistem keuangan Eropa, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Juni 2010 ditutup pada level 2.913,68 dan membukukan kinerja tertinggi di Asia Pasifik (+14,97 % YTD), meskipun sempat terkoreksi di bulan Mei akibat aksi jual dari investor karena masih menunggu kejelasan atas pengganti Sri Mulyani pada posisi Menteri Keuangan RI.
INFO | LII | Juli - September 2010 | 9
Laporan
STRATEGI INVESTASI Memperhatikan kondisi ekonomi tersebut di atas, maka Dana Pensiun BRI selama semester 1 tahun 2010 menetapkan strategi investasi sebagai berikut : 1. Guna mendukung Pendanaan Dana Pensiun BRI dalam memenuhi Kewajiban Aktuaria secara jangka panjang, Dana Pensiun BRI masih mempertahankan bobot investasi yang besar di Surat Berharga Negara (SBN). Selain dikategorikan investasi berisiko rendah dan umumnya bersifat jangka panjang karena pembayaran pokok dan bunganya dijamin oleh Pemerintah RI, jenis investasi ini cocok untuk institusi seperti Dana Pensiun, yaitu low risk, long term dan continue return. 2. Dengan arus cash flow yang defisit yang disebabkan lebih besarnya pembayaran Manfaat Pensiun dibanding jumlah yang masuk dari Iuran Normal dari Peserta Baru (tmt Januari 2007 pekerja BRI tidak diikutsertakan sebagai Peserta PPMP Dana Pensiun BRI) dan tidak ada Iuran Tambahan dari Pendiri (Konsekwensi dari kondisi Pendanaan mencapai Fully-funded sejak tahun 2006). Menyebabkan hasil investasi menjadi sumber untuk menutup defisit tersebut. 3. Dengan kondisi tersebut, Dana Pensiun BRI secara bertahap melakukan penambahan investasi di saham bursa dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian serta mengurangi bobot Deposito Berjangka, dengan harapan dapat memberikan return yang lebih tinggi. 4. Mengingat investasi saham tersebut “high risk high 10 | INFO | LII | Juli - September 2010
return” serta harga saham untuk beberapa emiten telah premium, maka pemilihan saham dilakukan melalui proses yang sangat ketat dari Bagian Manajemen Risiko Dana Pensiun BRI. Pengurangan dengan cara melakukan penjualan beberapa saham yang dianggap premium dan mengalami kenaikan beralih kepada saham-saham yang masih punya peluang naik dengan tetap memperhatikan fundamental yang baik. 5. Untuk saham yang dikelola oleh Manajer Investasi, pemilihan Manajer Investasi yang termasuk 4 (empat) besar dari assets under managementnya, disamping memiliki reputasi dan kinerja yang baik menjadi bahan pertimbangan bagi Dana Pensiun BRI. 6. Tetap mempertahankan jumlah investasi dalam bentuk Deposito on Call dan Deposito Berjangka dalam jumlah yang aman untuk pemenuhan likuiditas Dana Pensiun BRI, yaitu antara 5 % - 10 % dari total investasi. 7. Menambah bobot investasi di Obligasi, dengan prioritas Obligasi-obligasi yang diterbitkan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) serta memberikan imbal hasil yang sama atau di atas bunga aktuaris sebesar 10,50 %. 8. Kebijakan penurunan dividen pay out ratio dari beberapa Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI diharapkan mampu memperkuat struktur permodalan untuk meningkatkan bisnisnya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan sejenis serta tidak terlalu tergantung kepada bisnis captive market. Dimana tujuan akhirnya adalah meningkatkan laba pada tahun-tahun mendatang secara berkesinambungan. 9. Penjualan assets yang tidak produktif, seperti tanah kosong tetap diupayakan Dana Pensiun BRI meskipun belum terealisasi. 10. Dana Pensiun BRI tidak melakukan penambahan investasi pada SPU > 1 tahun, mengingat berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan RI No.199/ PMK.010/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Investasi Dana Pensiun bahwa investasi pada Surat Pengakuan Utang (SPU) > 1 tahun tidak termasuk pada jenis-jenis
Laporan
Dengan berlakunya Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : PER-01/BL/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang isi dan susunan Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun, maka terdapat perubahan perhitungan Return on Investment (ROI) Dana Pensiun.
investasi yang diperkenankan. Portofolio yang ada saat ini berupa SPU yang masih outstanding hingga jatuh tempo (dalam tabel masuk kategori investasi lain yang diperkenankan).
PORTOFOLIO DAN HASIL USAHA INVESTASI Dengan berlakunya Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : PER-01/BL/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang isi dan susunan Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun, maka terdapat perubahan perhitungan Return on Investment (ROI) Dana Pensiun. Perubahan terdapat pada perhitungan rata-rata investasi selama setahun, dari semula jumlah posisi investasi awal tahun sampai dengan posisi investasi awal Desember dibagi dua belas, menjadi jumlah posisi investasi awal tahun ditambah jumlah posisi investasi akhir tahun dibagi dua. Pada Tabel, perhitungan ROI di tahun 2010 sesuai dengan perhitungan baru, sedangkan tahun 2009 masih memakai perhitungan lama.
Total investasi Dana Pensiun BRI posisi Juni 2010 sebesar Rp. 7.933.554 juta (nilai wajar) atau naik sebesar 15,33 % dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2009 sebesar Rp. 6.879.223 juta. Adapun jenis-jenis investasi serta komposisi penempatan per jenis investasi telah sesuai dengan investasi yang diperkenankan sesuai dengan Arahan Investasi dari Pendiri Dana Pensiun BRI. Surat Berharga Negara Kenaikan harga pada beberapa seri SBN telah mendorong Dana Pensiun BRI untuk merealisasikan keuntungan dengan melakukan penjualan di SBN seri FR 44, 47 dan 48 dengan keuntungan sebesar Rp. 2.474 juta. Dengan penjualan tersebut, investasi pada SBN mengalami penurunan sebesar 2,37 % dari sebesar Rp. 2.659.056 juta menjadi Rp. 2.645.191 juta dengan bobot sebesar 33,34 % dari total investasi. Return on Investment (ROI) SBN selama semester 1 tahun 2010 sebesar 7,74 %, sedangkan pada periode yang sama pada tahun 2009 sebesar 6,44 %.
Deposito Berjangka Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga BI Rate sebesar 6,50 % sejak Mei 2009 hingga sekarang. Di tengah ketatnya likuiditas di market, penurunan tersebut belum diikuti penurunan suku bunga perbankan. Alhasil suku bunga deposito yang ditawarkan bank ratarata sebesar 7 %. Sedangkan rata-rata suku bunga yang ditawarkan selama periode yang sama tahun 2009 sebesar 11,74 %. Hal ini tersecermin dari ROI Deposito Berjangka selama semester 1 tahun 2010 sebesar 3,61 %, sedangkan tahun 2009 periode yang sama sebesar 5,53 %. Bobot investasi di deposito sebesar 2,70 % dari total investasi pada semeseter 1 tahun 2010 dan sebesar 2,84 % pada tahun 2009 periode yang sama. Saham Seiring dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan, investasi saham bursa mengalami peningkatan sebesar 23,06 % dari sebesar Rp. 1.065.066 juta pada semester 1 tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 1.509.581 juta. Meskipun mengalami peningkatan bobot di investasi saham bursa, namun bobot secara keseluruhan (dikelola Manajer Investasi dan Swa Kelola) cukup konservatif sebesar 19,06 % masih jauh di bawah ketentuan perundangundangan dan Arahan Investasi dari Pendiri sebesar 25 %. Stock picking saham dengan fundamental yang baik, serta
INFO | LII | Juli - September 2010 | 11
Laporan
Hasil Usaha Investasi Dana Pensiun BRI selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 495.112 juta, meningkat sebesar 27,27 % dibanding periode sama di tahun 2009 sebesar Rp. 389.017 juta.
dukungan indeks yang bullish telah mampu membukukan pendapatan investasi di saham bursa selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 124.803 juta, yaitu berasal dari pendapatan dividen saham sebesar Rp. 18.120 juta serta realisasi keuntungan dari penjualan saham sebesar Rp. 106.603 juta. ROI dari investasi ini menunjukkan sebesar 13,75 % selama semester 1 tahun 2010, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2009 sebesar 50,51 %. Obligasi Naiknya peringkat utang RI juga membawa hal yang positif bagi pasar Obligasi Indonesia. Turunnya risk premium bagi valuasi perusahaan di Indonesia, membuat nilai fundamental menjadi naik sehingga masih menarik untuk dikolek investor baik lokal maupun asing. Selama semester 1 tahun 2010 Dana Pensiun BRI menambah portofolionya di Obligasi dari sebesar Rp. 1.596.640 juta menjadi sebesar Rp. 2.099.233 juta atau naik sebesar 31,48 % dengan bobot sebesar 30,03 % dari total investasi. Adapun ROI dari obligasi sebesar 6,01 %, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2009 sebesar 6,25 %. 12 | INFO | LII | Juli - September 2010
5 Penempatan Langsung pada Perusahaan Anak Investasi Penempatan Langsung selama semester 1 tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,60 % dengan bobot sebesar 8,20 % dari total investasi. Kontribusi dari Perusahaan Anak Dana Pensiun BRI berupa dividen sebesar Rp. 58.375 juta menghasilkan ROI sebesar 9,09 % pada semester 1 tahun 2010, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2009 sebesar 12,17 %. Tanah dan Bangunan Investasi pada tanah dan Bangunan secara nominal tidak mengalami penambahan ataupun pelepasan, namun dengan meningkatnya nilai wajar total investasi ini maka komposisi menjadi sebesar 6,85 % dari total portofolio atau menurun dari sebesar 7,94 % dibanding dengan tahun 2009 pada periode yang sama. ROI dari Tanah & Bangunan (termasuk selisih penilaian investasi) sebesar 3,67 % pada semester 1 tahun 2010. Sedangkan tahun 2009 pada periode yang sama sebesar 3,60 %. Surat Pengakuan Utang (SPU) Dengan adanya angsuran
pokok selama semester 1 tahun 2010, menyebabkan portofolio pada investasi ini menurun menjadi sebesar Rp. 5.426 juta dari sebesar Rp. 7.600 juta pada periode yang sama di tahun 2009. Bobot investasi ini sebesar 0,07 % dari total investasi atau menurun dari sebesar 0,11 % di semester 1 tahun 2009. ROI dari SPU selama semester 1 tahun 2010 sebesar 18,37 %, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2009 sebesar 19,91 %.
HASIL USAHA INVESTASI Pendapatan Investasi Dana Pensiun BRI yang telah direalisasi selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 504.854 juta, meningkat sebesar 27,35 % dibanding periode yang sama di tahun 2009 sebesar Rp. 389.017 juta. Sedangkan biaya investasi selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 9.742 juta meningkat sebesar 31,45 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2009 sebesar Rp. 7.411 juta. Hasil Usaha Investasi selama semester 1 tahun 2010 sebesar Rp. 495.112 juta (di luar pendapatan investasi yang belum direalisasikan) meningkat sebesar 27,27 % dibanding periode sama di tahun 2009 sebesar Rp. 389.017 juta dengan ROI Dana Pensiun BRI pada sampai dengan Juni 2010 sebesar 8,08 %. Hasil usaha investasi ini memberikan kontribusi sebesar 88 % dari total sumber pendanaan Dana Pensiun BRI selama tahun 2010, selain Iuran Peserta. (Lis, julia)
0.00 0.00 0.00
0 0 0
0 0
0
0
0
0.00 0 5.47 364,798 0.74 51,665 0.04 4,300 0.36 27,430 0.08 7,567 100 6,179,049
0.00
0
0 379,798 51,665 3,002 25,319 5,426 6,942,735
0.00
0
0 0
0
0
0
0.00 0 5.90 650,215 0.84 385,575 0.07 29,902 0.44 128,099 0.12 5,426 100 7,933,554
0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
0 0
0
0
0
0.00 0 8.20 634,000 4.86 385,575 0.38 29,902 1.61 130,464 0.07 7,600 100 6,879,223
0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00 9.22 5.60 0.43 1.90 0.11 100
0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
SM I Th.2010 SM I Th.2009 SM I Th.2010 SM I Th.2009 Rupiah % Jumlah % Rupiah % Jumlah % 2,591,856 37.33 2,654,657 42.96 2,645,191 33.34 2,659,056 38.65 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 177,120 2.55 71,815 1.16 177,120 2.23 71,815 1.04 214,428 3.09 195,594 3.17 214,428 2.70 195,594 2.84 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,323,519 19.06 1,075,480 17.41 1,509,581 19.03 1,065,066 15.48 2,084,826 30.03 1,597,719 25.86 2,099,233 26.46 1,596,640 23.21 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 85,776 2.07 128,024 2.67 88,784 1.50 103,511 2.37 85,776 1.24 128,024 2.07 88,784 1.12 103,511 1.50
POSISI INVESTASI (Nilai Wajar)
*) Hasil Investasi Bersih adalah Hasil Usaha Investasi yang sudah terealisasi ditambah Hasil Investasi yang belum terealisasi
Surat Berharga Negara Tabungan Deposito On Call Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Sertifikat Bank Indonesia Saham Obligasi Sukuk Unit Penyertaan Reksadana pada: - RD Pasar Uang, RD Pendapatan Tetap, RD Saham dan RD Campuran - RD Terproteksi, RD dengan Penjaminan dan RD Indeks - RD berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas - RD yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Efek Beragun Aset dari KIK EBA Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estate berbentuk KIK Unit Penyertaan Investasi Kolektif Penempatan Langsung Tanah Bangunan Tanah dan Bangunan Surat Pengakuan Utang JUMLAH
JENIS INVESTASI
POSISI INVESTASI (Nilai Perolehan)
(dalam jutaan rupiah)
0.00 10.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5.00 0.00
0.00 10.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5.00 0.00
0 58,375 8,784 -3,509 14,687 1,180 622,755
0 0
0
0
0
0 70,208 9,626 4,835 5,185 1,817 821,334
0 0
0
0
0
0.00 9.09 2.28 (11.73) 11.47 18.37 8.08
0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
0.00 12.17 2.50 18.34 4.75 19.91 12.58
0.00 0.00
0.00
0.00
0.00
ARAHAN HASIL INVESTASI ROI INVESTASI BERSIH *) TH 2010 TH 2009 SM I 2010 SM 1 2009 SM I 2010 SM 1 2009 Maks. % Maks.% % % % % 100.00 100.00 194,933 170,851 7.74 6.44 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 25.00 25.00 1,093 1,355 0.95 2.17 100.00 100.00 6,703 15,949 3.61 5.53 50.00 50.00 0 0 0.00 0.00 20.00 20.00 0 0 0.00 0.00 25.00 25.00 199,081 416,592 13.75 50.51 30.00 30.00 128,462 82,615 6.01 6.25 25.00 25.00 0 0 0.00 0.00 15.00 15.00 12,966 42,303 11.86 45.75 12,966 42,303 11.86 45.75
DANA PENSIUN BRI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN PERKEMBANGAN PORTOFOLIO INVESTASI & HASIL INVESTASI BERSIH SEMESTER I TAHUN 2010 DAN SEMESTER I TAHUN 2009
Laporan
INFO | LII | Juli - September 2010 | 13
Tanya : Kepada Yth, Bapak Direksi Dana Pensiun BRI di Jakarta. Memperhatikan Surat Dewan Pengawas DP BRI yang menyatakan bahwa “ Direksi DP BRI telah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik “ - Buat kami (Pensiunan BRI) tidak sependapat, karena Direksi DP BRI belum dapat meningkatkan kesejahteraan para pensiunan BRI, malahan dengan mendadak BHR dan BKT dihentikan pembayarannya dengan alasan adanya larangan dari Meneg BUMN. - Keberhasilan kinerja Direksi DP BRI hanya dinikmati oleh Unit Kerja Direksi DP BRI sendiri beserta jajarannya (Pengurus, Dewan Pengawas dan karyawannya saja). - Untuk itu andaikata tidak dapat memperjuangkan nasib para pensiunan BRI, lebih baik mengundurkan diri saja. Demikian harapan kami untuk segera adanya perbaikan kesejahteraan terutama pada saat menjelang lebaran bulan depan. Yogyakarta, 20 Agustus 2010 a/n Pensiunan BRI SURYADI Catatan: Kutipan dari surat yang diterima tanpa disertai alamat pengirim dan ybs juga tidak terdaftar sebagai pensiunan BRI Wilayah Komda Yogyakarta maupun Komda Semarang.
Jawab : Bapak Suryadi Yth, Jawaban surat yang Bapak kirim dan tindasannya dikirimkan juga kepada Menkeu, Meneg BUMN dan Dirut BRI terpaksa kami muat dalam majalah Info Dana Pensiun BRI karena Bapak tidak menyertakan alamat lengkap untuk keperluan kami mengirim balasannya. Ironis memang, karena surat yang meragukan adanya upaya Direksi DP BRI untuk memperjuangkan perbaikan kesejahteraan para pensiunan justru Bapak tulis pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal pengesahan Perubahan PDP BRI untuk pemberian Kenaikan Manfaat Pensiun dan Manfaat Lain sebagai pengganti BHRK yang merupakan salah satu keberhasilan upaya Direksi DP BRI. Kami percaya bahwa Bapak terpaksa mengirim surat tersebut karena ketidaktahuan Bapak tentang hal yang Bapak pertanyakan, sehingga kami menganggap perlu untuk menjelaskannya. Sangat sedikit Peserta yang tidak
14 | INFO | LII | Juli - September 2010
memahami posisi dan peran Dana Pensiun BRI, karena hal tersebut merupakan bagian dari materi sosialisasi yang telah berulangkali dijelaskan oleh Direksi DP BRI dalam setiap kunjungan ke daerah. Lebih daripada itu Direksi DP BRI juga sudah sangat terbuka untuk setiap saat menjelaskan permasalahan yang timbul baik secara langsung di kantor maupun dalam kunjungan ke daerah, melalui surat jawaban bagi pengirim yang menyertakan nama dan alamat lengkapnya maupun melalui sarana telepon (nomor telepon kantor dan HP Direktur, Manajer, Wakil Manajer dan Kasi Bidang Kepesertaan telah diberikan kepada seluruh Pengurus Cabang PP BRI Selindo). Diakui bahwa semula sangat banyak persoalan dan pertanyaan yang muncul mengingat sampai akhir bulan Agustus 2010 jumlah penerima manfaat pensiun BRI telah mencapai angka 17.811 orang dengan status sosial, tingkat pendidikan dan pengetahuan yang
berbeda, yang bisa jadi menyebabkan masing-masing memiliki permasalahan dan kepentingan yang berbeda pula. Setiap pertanyaan dan pernyataan yang dengan sangat kritis disampaikan oleh Peserta telah dengan sangat detil dijelaskan sehingga surat-menyurat sudah sangat berkurang, dan tidak ada lagi surat yang dikirim tanpa identitas pengirimnya sebagaimana yang Bapak sampaikan. Perlu Bapak ketahui bahwa mengupayakan perbaikan kesejahteraan Peserta adalah merupakan komitmen dari Direksi DP BRI, sesuai dengan visi DP BRI yaitu: “Menjadi Dana Pensiun yang sehat dan kuat yang menjamin terpeliharanya kesinambungan penghasilan di hari tua bagi para Pesertanya” Dalam mengupayakan terwujudnya visi tersebut telah banyak hal yang dilakukan oleh Direksi DP BRI, yaitu antara lain menata kembali portofolio investasi, mendorong peningkatan kinerja Anak Perusahaan dan melakukan efisiensi disegala bidang. Upaya-upaya mana ternyata telah berhasil untuk pertama kalinya membawa kinerja DP BRI kedalam kondisi pendanaan fully funded sejak tahun 2006 yaitu kondisi dimana jumlah kekayaan Dana Pensiun lebih besar dari kewajiban aktuarianya. Kondisi funded tersebut yang kemudian meyakinkan Direksi dan Komisaris BRI untuk menyetujui kenaikan Manfaat Pensiun pada tahun 2007, 2009 dan 2010 masing-masing Rp.100.000,- per-orang secara rata, setelah sejak 2002 tidak pernah mengalami kenaikan diluar kenaikan reguler sebesar 4 % setiap tahun. Adalah benar bahwa berdasarkan Surat Meneg BUMN Nomor: S-196/MBU/2009 tanggal 23 Maret 2009 semua BUMN termasuk BRI dilarang untuk mengalokasikan biaya untuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, dimana DP BRI tidak memiliki kompetensi untuk memperjuangkan pembatalannya. Oleh karena BHRK dan BKT tidak mungkin lagi dibayarkan oleh BRI, maka Direksi BRI selaku Pendiri minta kepada Direksi DP BRI untuk melakukan penghitungan tentang kemungkinannya memberi Manfaat Lain sebagai pengganti BHRK dan memberikan kenaikan Manfaat Pensiun sebagai pengganti BKT atas beban DP BRI sendiri.
Dari valuasi yang dilakukan oleh Konsultan Aktuaria ternyata berdasarkan kinerja DP BRI yang semakin membaik, kekayaan DP BRI memungkinkan untuk membayar Manfaat Lain (sebagai pengganti BHRK) sebesar Rp.1.000.000,- per-orang setiap tahun sekali secara terus menerus sekaligus memberikan kenaikan Manfaat Pensiun sebesar Rp.100.000,- per-orang secara rata. Upaya Direksi DP BRI tersebut diatas membuktikan bahwa pernyataan Bapak tentang belum berhasilnya Direksi DP BRI meningkatkan kesejahteraan para pensiunan BRI dan bahwa keberhasilan Direksi DP BRI hanya dinikmati oleh jajaran Pengurus, Dewan Pengawas dan karyawan DP BRI saja, telah terbantahkan dan sama sekali tidak benar. Bahkan disamping telah menaikan Manfaat Pensiun pada tahun 2007, 2009 dan 2010, DP BRI dengan kekuatannya sendiri juga mampu untuk menjamin pembayaran Manfaat Lain (sebagai pengganti BHRK) sebesar Rp.1.000.000,- per-orang setiap tahun secara terus-menerus. Dari penjelasan kami tersebut diatas dapat diyakini dan tidak diragukan lagi bahwa Direksi DP BRI tetap mempunyai komitmen untuk secara terus menerus mengupayakan terjaganya kesinambungan pembayaran Manfaat Pensiun dan meningkatkan kesejahteraan Pesertanya. Adapun pengangkatan dan pemberhentian Direksi DP BRI sepenuhnya merupakan wewenang Direksi BRI selaku Pendiri DP BRI, sehingga apabila dikehendaki (ber-kinerja kurang baik misalnya) tanpa permohonan pengunduran diri pun setiap saat Direksi DP BRI dapat di berhenti kan oleh Direksi BRI. Dalam kesempatan ini perlu kami sampaikan bahwa apabila masih terdapat hal-hal yang perlu dipertanyakan sebaiknya disampaikan langsung kepada Direksi DP BRI dengan mencantumkan nama dan alamat yang jelas, karena Direksi DP BRI sangat menaruh perhatian dan terbuka dalam membangun komunikasi dengan para Pesertanya. Mengingat masih dalam bulan Syawal 1431H, atas nama Keluarga Besar DP BRI mengucapkan Selamat Idul Fitri 1431H mohon maaf lahir batin. Semoga dengan penjelasan ini Bapak menjadi lebih mengenal Dana Pensiun BRI. Salam.
INFO | LII | Juli - September 2010 | 15
Hakikat ‘Idul Fithri Drs. Sofyan Munawar *)
‘Idul Fithri adalah nama bagi hari raya ummat Islam di seluruh dunia yang datang berulang kali setiap tanggal satu Syawal. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka cita dan rasa syukur baik mereka yang tekun beribadat maupun yang hanya alakadarnya.
Keberadaan ‘Idul Fithri sebagai hari besar ummat Islam ditetapkan berdasarkan dalil agama sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud melalui sahabat Jabir radhialllahu anhu bahwa ketika Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, sementara penduduk Madinah mempunyai dua hari yang mereka bersenang-senang padanya. Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam bertanya : Dua hari apa ini? Mereka menjawab : “Kami bersuka ria pada kedua hari itu di masa Jahiliyah”. Maka Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggantinya bagi kamu dengan dua hari yang lebih baik daripada itu, yaitu : Hari raya Adha dan Hari raya Fithri.” Dari sini dapat kita katakan bahwa hari raya ‘Idul Fithri bukanlah hari
16 | INFO | LII | Juli - September 2010
raya budaya, tradisi atau adat istiadat, akan tapi ia sebagai hari raya keagamaan yang mengandung makna spiritual dan keruhanian serta keyakinan. ‘Idul Fithri tidak lahir secara berdiri sendiri tapi merupakan puncak dari seluruh rangkaian proses ibadah selama bulan Ramadhan, di mana pada bulan tersebut selama sebulan penuh umat Islam dengan tekun menjalankan aneka kegiatan ibadah wajib dan sunnat yang secara fisik boleh dibilang melelahkan. Lihatlah bagaimana kaum muslimin di bulan Ramadhan yang mubarak
itu menjalankan puasa di siang hari, malamnya berlomba mendirikan sholat tarawih dan membaca al-Qur’an (tadarus), dan tekun menyimak kultum para mubaligh. Setelah tidur beberapa saat, di akhir malam mereka bangun untuk makan sahur. Pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan itu tidak sedikit umat Islam yang melaksanakan i’tikaf (diam di masjid siang malam untuk ibadah). Dan dipenghujung Ramadhan umat Islam mengeluarkan zakat fitrah demi menyempurnakan puasanya dan sekaligus mengekspesikan
‘Idul Fithri tidak lahir secara berdiri sendiri tapi merupakan puncak dari seluruh rangkaian proses ibadah selama bulan Ramadhan...
kepeduliaannya kepada sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Maka, perjalanan spiritual dan keruhanian selama satu bulan itu dipungkas tuntas dengan hari raya yang oleh Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam diberi nama ‘Idul Fithri.
Pengertian ini merujuk kepada hadits riwayat Imam Abu Daud dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan ‘Idul Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka.”
Makna Idul Fithri
Dari makna di atas dapat ditarik pengertian bahwa berbuka pada hari itu menjadi keharusan, karenanya makan sebelum berangkat ke tanah lapang untuk sholat Idul Fithri dipandang sebagai perkara sunnah. Sementara berpuasa pada hari itu dinilai sebagai amalan yang terlarang dan haram. Dari sini kita menangkap kesan bahwa ‘Idul Fithri identik dengan hari makan-makan dan minumminum, maka tidak salah jika pada hari itu dirayakan dengan menghidangkan berbagai makanan yang lain dari harihari biasa. Di kalangan ahli bahasa Arab, makna pertama ini dipandang yang paling tepat. Bahkan, ada sementara penulis yang mengklaim sebagai yang paling benar dan makna selainnya salah dan sesat.
Secara etimologis Idul Fithri terdiri dari dua kata, ‘Id dan alFithr. Kata ‘Id berasal dari akar kata ‘ada – ya’udu searti dengan kata ruju’ yang berarti kembali, yaitu kembali kepada keadaan semula atau kembali ke tempat semula. Kata “kembali” memberi kesan bahwa asalnya berada
pada satu tempat atau keadaan, kemudian meninggalkan tempat atau keadaan itu, lalu kembali ke tempat atau keadaan semula. Dan yang dimaksud dengan tempat dan keadaan semula itu dijelaskan oleh oleh kata al- Fithr, yang antara lain berarti berbuka, kesucian, dan naluri religius. Jadi ‘Idul fithri artinya kembali berbuka, kembali kepada kesucian dan kembali kepada naluri religius. ‘Idul Fihtri dalam arti “kembali berbuka puasa” maksudnya adalah kembali kepada asal mula dibolehkannya makan pada siang hari yang sebelumnya dilarang selama bulan Ramadhan.
Agaknya kurang tepat membatasi makna ‘Idul Fithri hanya pada pengertian “berbuka” dengan menafikan makna-makna lainnya. Karena, selain akan terasa hampa dan kurang mengekspresikan hakikat ‘Idul Fithri itu sendiri juga terdapat makna lain yang lebih mengambarkan esensinya. Tengoklah misalnya, bagaimana suasana keruhanian dan keagamaan pada hari itu jauh lebih dominan dibandingkan dengan suasana makan dan pesta pora. Lihat pula bagaimana gegap-
gempitanya kumandang takbir, tahmid dan tahlil yang memenuhi seluruh ruangan terbuka sebagai ekspresi rasa syukur yang tiada terhingga kepada Allah Ta’ala atas petolongan-Nya hingga kita meraih sukses dan kemenangan gemilang, menang atas hawa nafsu dan setan, sukses meraih pahala yang berlipat ganda dan sukses pula mengejar malam lailatul qadar serta derajat taqwa. Perhatikan juga sapaan yang meluncur dari mulut orangorang yang beridul Fithri adalah ungkapan do’a yang terangkai dalam kalimat “taqabbalallahu minna wa minkum!” yang artinya semoga Allah menerima segala amal ibadah yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan, bukan “selamat berbuka puasa!”. Ini semua menggambarkan betapa aspek keruhanian, cinta kasih dan kebersamaan telah memberi warna tersendiri pada hari raya‘Idul Fithri. Adapun ‘Idul Fithri dalam arti kembalinya manusia kepada kesucian dan keterbebasannya dari segala dosa dan kesalahan bersandar pada beberapa hadits yang menegaskan bahwa puasa Ramadhan dan sholat Tarawih dapat menghapus dosa dan kesalahannya. Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosadosa yang lalu.” (HR. BukhariMuslim). Sabdanya lagi, “Siapa yang menegakkan sholat malam Ramadhan dengan iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. al-Bukhari danMuslim). Ditegaskan lagi, “Siapa yang
INFO | LII | Juli - September 2010 | 17
......dengan ber-‘Idul Fithri diharapkan setiap insan mukmin mampu mencapai kesucian lahir batin, meningkat kualitas religiusnya...
menegakkan sholat malam pada malam lailatul qadr dengan iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). ‘Idul Fithri juga bisa dimaknai dalam arti kembali ke fitrah ‘aqidah atau naluri religius. Dalam pandangan al-Qur’an setiap insan terlahir ke dunia dalam keadaan telah membawa tauhid, keimanan dan keyakinan kepada Allah swt sebagai satu-satunya Rabb yang patut diibadahi. Hal ini terekan dengan jelas dalam surat al-A’raf ayat 172. Allah swt berfirman, Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. Sejak manusia lahir ke pentas dunia ini Allah telah
18 | INFO | LII | Juli - September 2010
membekalinya naluri beragama yaitu agama tauhid, sebagaimana firman-Nya. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum [30]:30). Selanjutnya dipertegas oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, “Setiap anak yang dilahirkan ke dunia sudah mempunyai fitrah beragama Islam”. (HR. Muslim). Adalah sebuah realitas di mana manusia dalam perjalanan hidupnya sering melupakan Allah dan banyak melakukan dosa. Untuk itu, memahami makna ‘Idul Fithri dalam arti kembali kepada fitrah aqidah sebagai mahluk yang bertuhan dan beragama diharapkan mampu membangun kesadaran untuk menemukan kembali jati dirinya yang hakiki sehingga kita semua dapat menjadi hamba Allah yang menyandang predikat muttaqin. Dalam konteks ke-Indonesiaan, ‘Idul Fithri menjadi ajang rekonsiliasi masal, merajut
silaturahim secara kolosal, saling mengunjungi, saling memberi hadiah, dan saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan. Buah dari semua itu, maka hubungan antar masyarakat menjadi semakin akrab dan penuh kekeluargaan. Efek positif ini pada gilirannya dapat menangkal terjadinya pergesekan sosial. Apalagi pada akhir-akhir ini di negeri kita kerap terjadi konflik sosial yang disebbkan karena pertentangan kepentingan. Dari makna-makna tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan ber‘Idul Fithri diharapkan setiap insan mukmin mampu mencapai kesucian lahir batin, meningkat kualitas religiusnya yang ditandai dengan semakin kokoh imannya, semakin tekun ibadahnya, semakin tinggi akhlaqnya, semakin lurus mu’amalahnya, dan semakin peka rasa solidaritas sosialnya. Wallohu A’lam. *) Ulama
Sehat
Depresif Pada Usia Lanjut Dr. Susiana Dewi *)
Gejala depresif ditemukan kira-kira 25% dari semua penduduk dan komunitas lanjut usia dari pasien rumah perawatan. perasaan rendah diri dan tidak berguna serta merasa disingkirkan sehingga timbul depresi. Depresi pada usia lanjut memang sering sekali mirip dengan demensia sehingga disebut pula sebagai pseudodemensia (Freedman cit Suharjono dkk., 1987). Gejala khas depresi pada usia lanjut adalah ganguan tidur, konstipasi, tidak ada nafsu makan, anxietas (kecemasan), agitasi dan apatis. Sering juga didapati retardasi psikomotor. Depresi harus diduga pada mereka yang dalam keluarganya terdapat riwayat depresi atau didahului dengan adanya stress psikis.
Usia sendiri bukan merupakan faktor untuk untuk perkembangan depresif, tetapi menjadi janda atau memiliki penyakit medis kronis adalah berhubungan dengan kerentanan terhadap gangguan depresif (Kaplan dan Sadock, 1994). Sedangkan Setyonegoro (Cit Basiran, 1997) berpendapat bahwa orang usia lanjut biasanya sudah dipensiunkan, menganggur tidak aktif dan tidak terlibat dalam aktivitas tertentu, yang sering juga dapat menimbulkan
Rasa Takut (anxieti) biasanya terdapat bersama-sama dengan gejala-gejala rasa tegang, sulit tidur, disritmia jantung, gangguan pencernaan ringan
dan tremor, pusing, sakit kepala, banyak keringat, lekas tersinggung. Biasanya keadaankeadaan diatas disebabkan oleh adanya kondisi yang mendesak, khususnya kehilangan jabatan atau kedudukan dan penghasilan finansial, mengalami kekurangan didalam penghormatan terhadap dirinya, berkurangnya kekuatan fisik, kehilangan teman dan kenikmatan sosial yang semuanya berakhir dengan perasaan hidup sendiri (Setyonegoro, Suharjono dkk., 1987). Suatu Aspek yang penting pada depresi yang harus diperhatikan yaitu bunuh diri atau hasrat bunuh diri. Menurut Desmond Currant (cit Suharjono dkk., 1987) oleh sebab itu tiap penderita dengan depresi yang agak keras, endogen maupun reaktif, harus dipandang mempunyai
Gejala khas depresi pada usia lanjut adalah ganguan tidur, konstipasi, tidak ada nafsu makan, anxietas (kecemasan), agitasi dan apatis.
INFO | LII | Juli - September 2010 | 19
Sehat
kemungkinan “suicidal risk”. Penilaian tentang resiko bunuh diri itu kadang-kadang memang sukar. Pada umumnya jika depresi cukup keras, sehingga terdapat perasaan akan terjadinya suatu musibah, maka resiko bunuh diri cukup besar. Maramis (1992) berpendapat bila sering terdapat pikiran-pikiran atau rencana bunuh diri maka sebaiknya penderita dirawat dirumah sakit dimana penderita dapat diberikan terapi electroconvulasi, disamping psikoterapi dan obatobat anti depresi. Sebenarnya dapresi ini dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat asalkan tidak ada bahaya bunuh diri. Meskipun demikian bila ada kecenderungan gangguan yang menjadi panjang/lama (9 bulan/klinis 2 minggu-1 bulan harus sudah diterapi) maka terapi harus sudah diberikan. Perlu diperhatikan bahwa nasehat-nasehat untuk bergembira menghentikan keluh kesahnya merupakan usaha yang sia-sia dan tidak berguna bahkan menyusahkan penderita. Pengobatan penderita usia lanjut dengan gangguan psikiatrik dapat dilakukan dengan psikoterafi suportif, bimbingan dan konseling
Usia lanjut sangat mendambakan penghormatan dan perhatian yang dapat mengembalikan harga dirinya.
serta terapi Kelompok , obat dapat membantu secara simtomatis. Pada psikoterapi pertama kali harus dinilai tanggapan penderita dipandang dari kemampuan penyesuaian diri dan gangguan perilakunya dalam bekerja sama dengan therapist. Semua kesulitan dan penderitaan supaya didengarkan dan diperhatikan. Penderita tidak dapat mentolerir ketidaksabaran therapist, hal ini dianggapnya sebagai penolakan. Empati therapist sangat diperlukan, bukan simpati. Usia lanjut sangat mendambakan penghormatan dan perhatian yang dapat mengembalikan harga dirinya. Keresahan dan kecemasan supaya diredakan. Terapist harus bijaksana karena
usia lanjut mempunyai kebangaan dan harga diri berlebihan tidak mau menunjukan kelemahannya. Sikap ramah tamah dan melindungi yang berlebihan akan menyebabkan rasa tidak mampu. Kegiatan sehari-hari direncanakan bersama-sama mereka mereka untuk menghindari kehampaan. Terapist perlu mengetahui keadaan lingkungan keluarga penderita, fasilitas dan kegiatan kepribadatan didalam masyarakat sekelilingnya. Terapist harus mengusahakan sikap optimis bahwa wawancara yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang berharga. Penderita dimotivasi untuk tidak menarik diri dari sosial dan didorong untuk membuat kegiatan sosial baru, hubungan persahabatan baru dan mengembangkan lagi perhatiannya pada ibadah, rekreasi, permainan, kegiatan rumah tangga dan hubungan akrab dengan orang sekitarnya. Tujuan global dalam terapi pada usia lanjut adalah mengoptimalkan keseimbangan jasmani, mental dan sosial (Wignyosumarto Cit Suharjono dkk.,1987). *) Dokter pada PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA
20 | INFO | LII | Juli - September 2010
Ragam
PROSPENS = PROgram pemeliharaan keSehatan tapi PENderita masih Sakit Paulus Sudarwiyanto *)
Terlena dengan harapan yang menjanjikan Maret 2000 saat disosialisasikan SK Direksi BRI Nokep: S.6-DIR/SSS/ SDM/02/2000 tanggal: 24 Pebruari 2000, saya masih aktif sebagai Operation Officer di Kanca BRI Purworejo. Dengan kapasitas selaku Ketua Serikat Pekerja maka saya gigih meyakinkan seluruh pekerja baik di Kanca maupun di BRI Unit tentang Prospens, hasilnya memang tidak satupun pekerja di Kanca BRI Purworejo yang memilih opsi tidak ikut Prospens. Dengan sisa masa kerja tinggal dua tahun, menjadikan saya sangat antusias menyambut tawaran fasilitas kesehatan pada hari tua ini. Dengan adanya kewajiban membayar premi, maka terbayang pada saat pensiun nanti saya akan berhak atas persetujuan klaim rawat inap yang lebih baik dari pensiunan sebelum 2000. Hati jadi berbunga-bunga menatap kedepan. Namun kenyataan setelah pensiun impian indah itu bagaimana? Saya menghadapi satu kenyataan yang sungguh pahit, sangat jauh dari yang saya
bayangkan semula. Jujur sekarang ini saya merasa berdosa terhadap teman-teman BRI di Purworejo.
Sebuah fasilitas dengan perjanjian yang kurang cerdas Kasus klaim rawat inap seorang anggota telah memaksa saya selaku Ketua PPBRI Cabang Gombong untuk meneliti kenapa Prospens untuk Pensiunan 2000 dampaknya jadi begini. Di tahun 2007 Sdr. Sugiarto pensiunan setelah tahun 2000 memiliki Prospens kelas D dengan perincian alokasi komponen biaya yang tersurat sebagai berikut : a. Biaya kamar/makan per hari Rp. 135.000,b. Aneka biaya perawatan/tahun Rp. 4.050.000,c. Kunjungan dokter per hari Rp. 33.750,d. Biaya operasi per tahun Rp.4.040.000,Total : Rp. 23.287.500,Ketika kita memperhatikan angka total sebesar Rp. 23.287.500,sepertinya angka ini lumayan
besar bila dibanding fasilitas Prospens untuk Pensiunan sebelum 2000 yang dengan perhitungan sebesar Rp.19.000.000,- ( 25 x Rp. 600.000,+ biaya operasi Rp. 4.000.000,-). Namun bila diperhatikan penjumlahan 4 komponen alokasi biaya dari a. s/d d. dengan angka totalnya jadi ndak nyambung. Dan setelah saya othak-athik, ternyata sebenarnya menunjukkan alokasi dengan perhitungan sebagai berikut: a. Kamar/makan untuk 90 hari @ Rp. 135.000,- = Rp.12.150.000,b. Aneka perawatan setahun Rp. 4.050.000,c. Kunjungan dokter untuk 90 hari @ Rp. 33.750,- = Rp. 3.037.500,d. Biaya operasi setahun Rp. 4.050.000,-
INFO | LII | Juli - September 2010 | 21
Ragam
Dengan perincian semacam ini maka 4 komponen biaya tersebut apabila dijumlah baru menunjukkan angka total Rp.23.287.500,Saya jadi berpikir, yang kemudian muncul pertanyaan menggelitik sebagai berikut : 1. Kenapa tabel yang disosialisasikan dan yang tercantum di buku Prospens adalah angka-angka yang ndak nyambung. Strategi apa dibalik semua ini. Saya yakin hampir semua Pensiunan 2000 termasuk Pekerja aktif BRI saat ini, males berpikir tentang hal ini. 2. Bila Pensiunan sebelum 2000 diberlakukan max perawatan setahun untuk 25 hari, kenapa Pensiunan 2000 diperjanjikan penggantian untuk perawatan 90 hari, dan sepertinya angka 90 sengaja disembunyikan. Susahkan nulis angka 90 hari? Dari pengalaman saya menjadi Pengurus PPBRI selama 5 tahun, maka di PPBRI Gombong belum pernah terjadi ada perawatan anggota total setahun mencapai 25 hari, sebagaimana fasilitas max perawatan Prospens untuk Pensiunan sebelum 2000. Ujungujungnya muncul pertanyaan: Emang lebih nikmat dirawat sampai 90 hari !
Sebuah kasus yang menguak kerancuan Seperti contoh kasus, sdr. Sugiarto menjalani rawat inap di 2 Rumah Sakit berbeda selama 12 hari, dengan total
22 | INFO | LII | Juli - September 2010
Kasus ini nampaknya membuat bingung pihak PT AJ BJS bagaimana akan memutus persetujuan, terbukti harus membuat 2 kali persetujuan.
biaya perawatan sebesar Rp. 22.221.499,-. Kami mengajukan Permohonan Klaim Rawat Inap ke PT AJ BJS melalui surat No. 45/II/PPBRI-GB/VII/2007 tanggal: 3 Juli 2007. Dari permohonan ini terjadi Persetujuan I sebesar Rp.5.231.500,- yang kami terima melalui surat No. B.226.TPA/NAP/ VII/2007 tertanggal: 19 Juli 2007. Rupanya persetujuan ini hanya untuk biaya perawatan di RS Palang Biru Gombong selama 7 hari sebesar Rp. 6.874.500,- yang mendapat persetujuan sebesar Rp. 5.231.500,- dan yang ditolak Rp. 1.643.249,Kami mengajukan permohonan penelitian kembali atas kekurangan persetujuan selama 5 hari si RS Panti Rapih sebesar Rp. 15.347.000,- melalui surat kami No. 56/II/PPBRI-GB/VII/2007 tanggal: 30 Juli 2007. Kasus ini nampaknya membuat bingung pihak PT AJ BJS bagaimana akan memutus persetujuan, terbukti harus membuat 2 kali persetujuan. Persetujuan II bahkan diberikan setelah berjalan lebih dari 2 bulan. Akhirnya lewat Surat No. B.15454-TPA/NAP/IX/2007
tanggal: 13 September 2007, kami terima persetujuan II hanya Rp. 2.422.979,- dan yang ditolak sebesar Rp. 12.924.022,Dari persetujuan I dan II didapatkan angka penggantian sebesar Rp.7.654.228,- (inclusive penggantian biaya operasi sebesar Rp. 1.579.228,-). Maka sebenarnya sdr. Sugiarto selama perawatan 12 hari di RS mendapatkan penggantian biaya rawat inap (Rp. 7.654.228 – Rp. 1.579.228) = Rp. 6.075.000,Sebuah kenyataan sangat pahit dan ironis bagi Pensiunan yang saat aktif diwajibkan membayar premi. Sebagai pembanding penggantian rawat inap pada tahun 2007 untuk Pensiunan sebelum 2000 mendapat 12 x Rp. 600.000,- = Rp. 7.200.000,Pembaca mungkin kepingin tahu kenapa sdr. Sugiarto di RS Panti Rapih selama perawatan 5 hari yang menghabiskan biaya Rp.15.347.000,kok hanya mendapat persetujuan Rp.2.422.979,- Disinilah terkuak rancunya penentuan alokasi komponen Aneka biaya perawatan
Ragam
Sugiarto seandainya dirawat 13 lagi maka hanya mendapat 13 x (Rp. 135.000,- + Rp. 33.750,-) = Rp. 2.193.750,- Nampak disini bahwa telah terjadi perlakuan dan aturan yang tidak memihak kepada sdr. Sugiarto. Sayangnya sdr. Sugiarto memang tidak akan pernah dirawat di RS lagi, karena selepas dari RS Panti Rapih beliau dipanggil Tuhan.
(yang justru sebenarnya sangat dominan dalam biaya rawat inap), per tahun dialokasikan Rp.4.050.000,-. (saya memaknainya sebagai sebuah kesengajaan dalam strategi mengambil keuntungan sepihak). Ternyata alokasi tersebut sudah habis dipergunakan untuk mengganti biaya perawatan di RS Palang Biru, bahkan sebenarnya tidak cukup. Dampaknya biaya perawatan selama 5 hari di RS Panti Rapih sebesar Rp. 15.347.000,- yang diganti hanya biaya operasi sebesar Rp. 1.579.228,- biaya kamar sesuai jatah disetujui 5 x Rp. 135.000,- = Rp. 675.000,dan biaya dokter 5 x Rp. 33.750,= Rp. 168.750,- sedang biaya perawatan ditolak, alokasi sudah habis. Sehingga total biaya yang disetujui hanya Rp. 2.422.978,-. Seandainya dilakukan komparasi lanjutan, untuk pensiunan sebelum 2000 bila dirawat selama 12 hari, maka ybs. masih bisa menikmati sisa fasilitas selama 13 hari, perhitungannya akan mencapai 13 x Rp. 600.000,- = Rp. 7.800.000,-. Sedang sdr.
Kisah tragis seorang Pensiunan Janda Penggantian biaya perawatan sdr. Sugiarto yang relatif kecil, menyebabkan beban yang terlampau berat bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan Manfaat Pensiun Janda dibawah Rp. 750.000,- tentu dirasakan berat menanggung beban, terutama harus menutup kewajiban yang belum terselesaikan dari beragam biaya perawatan suami tercinta. Kebuntuan solusi ini berakhir
PPBRI : Kami benar-benar terpukul, ikut nelongso atas kisah pahit perjalanan hidup anggota kami.
Menanti hasil juang yang tak kunjung tiba Keganjilan hasil persetujuan klaim rawat inap sdr. Sugiarto pernah kami ajukan ke Direksi BRI lewat surat kami No. 68/II/PPBRI-GB/ IX/2007 tanggal 03 September 2007, dengan tindasan antara lain: Divisi MSDM BRI, YKP BRI, Dana Pensiun BRI, Yayasan 1895, PB PPBRI, Komda PPBRI Selindo dan tentu PT AJ BJS. Dengan permohonan agar ditinjau kembali perjanjian kerja sama Prospens antara BRI dengan PT AJ BJS yang kami nilai tidak cerdas. Kami mengusulkan agar perhitungan alokasi biaya kamar dan dokter yang semula ditetapkan untuk 90 hari dirubah menjadi 25 hari saja. Kelebihan
Rupanya Pensiun Janda ini tidak menemukan alternatif lain untuk dapat bertahan sebagai Pensiunan BRI, yang semula sangat dia banggakan.
dengan pengajuan Permohonan Pembayaran Manfaat Pensiun sekaligus. Rupanya Pensiun Janda ini tidak menemukan alternatif lain untuk dapat bertahan sebagai Pensiunan BRI, yang semula sangat dia banggakan. Selaku Pengurus
biayanya digabung untuk alokasi biaya perawatan, sehingga perincian untuk Prospens kelas D ini menjadi sebagai berikut : • Biaya kamar & makan per hr @ Rp. 135.000 max 25 hr = Rp.3.375.000,-
INFO | LII | Juli - September 2010 | 23
Ragam
• •
•
Aneka biaya perawatan RS per tahun Rp. 15.018.750,Kunjungan dokter per hr @ Rp. 33.750,- max 25 hr = Rp.843.750,Biaya operasi per tahun = Rp.4.050.000,-
Dengan perubahan perhitungan seperti ini maka total alokasi tetap sebesar Rp. 23.287.500,Pergeseran alokasi biaya perawatan menjadi Rp.15.018.750,memungkinkan Pensiunan mendapatkan penggantian biaya perawatan yang lebih manusiawi. Setelah lebih dari satu tahun dan belum ada tanggapan pihak stage holder, kami coba perjuangkan lewat Serikat Pekerja Nasional BRI, melalui surat No. 01/II/PPBRI-GB/ I/2009 tanggal 21 Januari 2009. Dengan harapan selangit, karena kami berpendapat Prospens terkait dengan Pekerja Aktif BRI, yang pada saatnya nanti, ketika pensiun mereka akan terkena dampaknya. Lewat Serikat Pekerja ini kami menyodorkan alternatif lain yang lebih simpel : Biaya
perawatan untuk 1 tahun dengan max penggantian untuk 25 hari, tanpa diperinci per alokasi, mirip Pensiunan sebelum 2000. Namun sungguh mengherankan bahwa sampai saat ini para pengambil kebijakan belum terketuk dan berkenan menanggapi dan memberi solusi. Sementara terhadap perubahan premi tunggal Pensiunan sebelum 2000, demikian tanggap dan cepat dirubah menjadi premi tiga tahunan, ketika diperhitungkan jumlah premi tunggal ternyata tidak menguntungkan pihak PT AJ BJS. Belum lama kepada PPBRI Pusat saya melaporkan kasus ke 2 yang menimpa sdr. Toto Susilo, mantan AMBM grade 9, dengan fasilitas Prospens klas C, melalui surat No. 36/I/PPBRI-GB/ XII/2009 tanggal 15 Desember 2009. Ybs. sakit dan menjalani rawat inap selama 18 hari di 2 RS yang menghabiskan biaya Rp. 28.872.500,- inclusive biaya operasi sebesar Rp. 5.872.500,-. Biaya operasi sesuai ketentuan
Dengan harapan selangit, karena kami berpendapat Prospens terkait dengan Pekerja Aktif BRI, yang pada saatnya nanti, ketika pensiun mereka akan terkena dampaknya.
kelas C mendapat penggantian max sebesar Rp. 4.750.000,Namun biaya rawat inap ybs. sebesar Rp. 23.064.996,- (setelah biaya operasi dikeluarkan) hanya mendapat penggantian sebesar Rp. 9.740.062,-. Seandainya ybs. adalah Pensiunan sebelum 2000, maka khusus biaya rawat inap ybs. akan mendapat penggantian lebih besar yaitu: 18 x Rp. 645.000,= Rp. 11.610.000,-.
Pasrah dalam doa, perjuangan jalan terus Hari Minggu 21 Maret 2010 yang lalu, saya hadir dalam Misa Arwah mengenang 1000 hari almarhum sdr. Sugiarto. Sampai pada bagian doa umat, sambil memandang foto almarhum yang diletakkan di meja altar, saya berdoa dalam hati: “Ya Tuhan, 1000 hari yang lalu Engkau memanggil saudara kami Cirilus Sugiarto, ampunilah segala dosanya dan satukan dia dengan para KudusMu. Dan dengan rendah hati saya memohon agar Engkau membuka hati para Pengambil Kebijakan Prospens, sehingga tidak terulang kembali kisah sedih keluarga ini pada Pensiunan BRI lainnya”. Tulisan ini ingin mengungkap sebuah aturan yang perlu dievaluasi kembali. Dan yang pasti perjuangan saya untuk perubahan ini tidak akan pernah berhenti. Saya akan coba lagi pada Mubes XI PPBRI bulan Oktober 2010 nanti di Jakarta. *) Ketua PPBRI Cabang Gombong
24 | INFO | LII | Juli - September 2010
Ragam
Selamat Bermusyawarah Besar Sudjani Boeniran *)
Tulisan ini dibuat tanggal 25 Agustus 2010 bertepatan dengan 15 Ramadhan 1431 Hijriyah. Itu artinya 15 hari lagi umat Islam akan merayakan hari raya lebaran atau idul fitri. Menyambut datangnya idul fitri 2010, awalnya kita para pensiunan berharap-harap cemas apakah masih akan menerima tunjangan hari raya keagamaan (HRK) seperti yang biasa diterima pada tahun-tahun yang lewat. Hal tersebut dikarenakan jauhjauh hari Direksi BRI sudah mengumumkan bahwa tahun 2010 BRI tidak lagi memberikan tunjangan HRK kepada pensiunan. Alasannya kita pun sudah maklum, yaitu adanya ketentuan dari Kementerian Negara BUMN yang melarang bank melakukan pengeluaran yang tidak ada hubungan dengan operasional bank. Namanya juga pemberian, kalau kebijakan dicabut, kita sebagai pihak penerima tentu tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memanjatkan doa dengan khusyuk bermohon pertolongan kepada Allah Swt. Puji syukur dan Alhamdulillah Direksi BRI selaku pendiri Dana Pensiun BRI telah bermurah hati memberikan manfaat pensiun lain sebesar Rp. 1 juta sebagai pengganti dihapuskannya Bantuan Hari Raya Keagamaan (BHR) sebagaimana halnya tahun-tahun yang lalu. Selain hadiah lebaran, Direksi BRI juga memberikan kenaikan
uang pensiun sebesar Rp. 100,000 berlaku mulai bulan April 2010 sehingga terdapat rapelan lima bulan sebesar Rp. 500,000. Selain dari itu, masih ditambah lagi dengan pemberian dari Direksi Dana Pensiun BRI sebesar Rp.100,000 sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 1,600,000. Puji Tuhan yang telah memberikan rejeki yang berlimpah. Pada kesempatan ini, kita para pensiunan mengucapkan terima kasih kepada Direksi BRI dan Direksi Dana Pensiun BRI yang
bulan Oktober mendatang. Berdasarkan ketentuan Anggaran Rumah Tangga (ART) pasal 17 Mubes mempunyai kewenangan antara lain (1) menetapkan dan/ atau mengadakan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (2) menetapkan program kerja organisasi, (3) memilih dan menetapkan ketua umum. Mengenai jalannya sidangsidang, mekanisme pengambilan keputusan, serta peserta yang mempunyai hak suara dsb. diatur dalam peraturan dan tata tertib yang dikeluarkan oleh penyelenggara Mubes. Berkaitan dengan perubahan Anggaran Dasar, wacana mengadakan perubahan susunan organisasi PPBRI dengan mengubah Komisaris
Puji syukur dan Alhamdulillah Direksi BRI selaku pendiri Dana Pensiun BRI telah bermurah hati memberikan manfaat pensiun lain...
senantiasa memperhatikan kesejahteraan pensiunan. Di penghujung 2010 nanti organisasi PP-BRI kita akan menggelar satu peristiwa penting, yaitu musyawarah besar (Mubes) yang Insya Allah diselenggarakan
Daerah (Komda) menjadi Pengurus Daerah (Pengda) yang berdiri sendiri (Info Jan-Maret dan Info April-Juni) pada hemat saya sangat bagus. Dari mana dana untuk membiayai operasional Pengda? Untuk membiayai operasional Pengda, dapat diambil
INFO | LII | Juli - September 2010 | 25
Ragam
dari pengalihan biaya pembinaan Komda dan sebagian biaya tenaga kerja PB PP-BRI. Berdasarkan laporan aktivitas PB PP-BRI per 30 Juni 2009, tercatat biaya operasional sebesar Rp. 574,6 juta atau dianulized 12 bulan mencapai Rp. 1,149,2 juta. Dari jumlah tersebut pos biaya pembinaan Komda tercatat Rp 145 juta atau = Rp 290 juta/tahun. Pos biaya tenaga kerja tercatat Rp 223 juta atau Rp 446 juta/tahun. Apabila diasumsikan pasca perubahan Kom-da menjadi Pengda diadakan perampingan dalam tubuh PB PP-BRI, dengan sendirinya akan terdapat penurunan biaya tenaga kerja. Apabila diasumsikan 1/3 biaya tenaga kerja dapat dialihkan ke Pengda, jumlahnya mencapai 1/3 x Rp. 446 juta = Rp.148 juta. Ditambah dengan biaya pembinaan Komda seb. Rp.290 juta jumlahnya mencapai Rp. 438 juta, cukup memadai untuk biaya operasional Pengda. Pos biaya lain yang bisa dialihkan ke Pengda adalah biaya Rakerda Rp 20,7 juta atau Rp 41,4 juta/tahun. Selain dari perubahan Anggaran Dasar, hal yang tidak kalah penting adalah pembahasan program kerja organisasi. Suatu program kerja pastilah tidak terlepas dari masalah pendanaan, baik aliran dana masuk maupun dana keluar. Perlu disadari bahwa sumber dana organisasi PP-BRI yang sudah pasti adalah dari iuran anggota. Oleh karena itu program-program yang dibuat perlu memperhatikan sumber yang sudah pasti tersebut. Sedangkan pemasukan yang berasal dari sumber yang tidak pasti, semisal sumbangan dari dana sosial perusahaan anak DP-
26 | INFO | LII | Juli - September 2010
BRI sifatnya hanya melengkapi. Dengan demikian, apabila terjadi penurunan sumbangan dari dana sosial perusahaan anak langkah yang ditempuh adalah meninjau ulang program-program, baik jenis dan besarannya disesuaikan dengan kemampuan organisasi. Dalam kondisi kehidupan yang
bagi kesejahteraan anggota. Selamat bermusyawarah besar, semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah kepada segenap peserta Mubes. Kepada peserta yang datang dari tempat yang jauh, dari Serambi Mekah sampai Tanah Papua saya mengucapkan selamat
Berdasarkan laporan aktivitas PB PP-BRI per 30 Juni 2009, tercatat biaya operasional sebesar Rp. 574,6 juta atau dianulized 12 bulan mencapai Rp. 1,149,2 juta..
sudah terasa berat, gagasan menaikkan besarnya iuran untuk menutupi defisit pembiayaan program, sebaiknya dihindari, karena dampaknya bukan kesejahteraan yang didapat, tapi sebaliknya justru beban hidup yang bertambah berat. Masalah penting lain adalah pemilihan dan penetapan ketua umum PB PP-BRI periode empat tahun ke depan. Hal tersebut dinilai penting karena ketua umum terpilih akan berperan besar dalam menentukan arah dan kebijakan-kebijakan dalam mewujud-kan tujuan organisasi. Oleh karena itu para kontestan seyogyanya memberikan informasi akurat mengenai visi dan misi untuk bahan pertimbangan bagi peserta. Harapan kita semoga Mubes dapat terlaksana dengan lancar dan menghasilkan putusanputusan yang bermanfaat
jalan kembali ke tempat masingmasing, semoga tiba dengan selamat di tengah keluarga. Amin Robb’ul Alamin. *) Penulis pensiunan tinggal di Jakarta
Ragam
Kenaikan Kesejahteraan Pensiunan Hidup sejahtera di hari tua adalah dambaan setiap orang, Kesejahteraan pensiunan yang selalu meningkat baik berupa manfaat pensiun maupun fasilitas kesejahteraan lainnya ( misal bantuan pengobatan, kaca mata, dll) yang ditopang oleh sedikitnya 3 pilar penyangga yaitu Dana Pensiun BRI, PBPPBRI dan Yayasan 1895 PPBRI, tentu menjadi dambaan bagi para pensiunan. Diakui bagi sebagian pensiunan BRI, manfaat pensiun yang diterima setiap bulan dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pensiunan yang setiap tahun meningkat , boroboro untuk hidup berlebihan kadang untuk hidup layak pun menurut beberapa pensiunan sulit. Untuk itu BRI selaku Pendiri Dana pensiun BRI melalui Dana pensiun BRI berkomitmen untuk mensejahterakan para pensiunan dengan memberikan manfaat pensiun yang selalu meningkat tiap tahunnya, Insya Alloh. Agar komitment dapat direalisasikan maka tiada jalan kecuali memacu kinerja Dana Pensiun BRI, sehingga kekayaan bersih Dana Pensiun BRI lebih besar dari Kewajiban Aktuaria nya, dengan kata lain tetap menjaga Dana pensiun BRI dalam keadaan Fully Funded.
Mengapa harus Fully Funded ? Agar cita-cita untuk mensejahterakan para pensiunan tercapai , maka tidak boleh tidak harus dilakukan dengan cara menaikan manfaat pensiun (MP),
dalam hal ini kenaikan manfaat pensiun yang bersifat insidentil, diluar kenaikan manfaat pensiun secara berkala. Namun menaikan manfaat pensiun yang dimaksud tidak semudah membalikan telapak tangan. Disamping melalui proses yang cukup panjang, kenaikan manfaat pensiun juga sangat tergantung kepada kondisi pendanaan Dana Pensiun BRI, agar proses dapat berjalan lancar dan tidak membebankan Pendiri dengan penambahan Iuran Tambahan. Kondisi Pendanaan yang Funded, merupakan salah satu arahan dari Pendiri agar kenaikan manfaat pensiun dapat berjalan lancar. Dibawah ini Keragaan Dana Pensiun BRI dari tahun 2005 s/d. April 2010 Keterangan 1. Kewajiban Aktuaria 2. Kekayaan Pendanaan 3. (Defisit) / surplus 4. Rasio pendanaan 6. Kualitas pendanaan
2005
2006
Ratio pendanaan Dana Pensiun BRI pada bulan April sebesar 101,57%, karena pada bulan April 2010 dilakukan kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,disamping pemberian manfaat lain sebesar Rp. 1.000.000,kepada seluruh penerima manfaat pensiun yang pembayarannya dilaksanakan bersamaan dengan hari raya keagamaan. Adanya pemberian manfaat lain memberikan dampak sebagai penambah atas kewajiban aktuaria Dana Pensiun, Sehingga Ratio pendanaan yang semula 111,47% menjadi 101,57%.
Proses Kenaikan Manfaat Pensiun 1. Pensiunan melalui PBPPBRI mengusulkan kenaikan manfaat pensiun kepada BRI selaku Pendiri dan pemberi kerja Dana Pensiun BRI. 2. Pendiri mempelajari usulan 2007
2008
2009
Apr-10
5,386,872 5,851,809 5,768,964 6,053,910 6,988,378 7,839,514 5,082,974 5,883,322 6,549,309 6,256,418 7,576,344 7,962,348 303,898)
31,513
780,345
202,508
587,966
122,834
94.36%
100.54%
113.53%
103.35%
108.41%
101.57%
Tingkat I
Tingkat I
Tingkat III
Tingkat I
Tingkat I
Tingkat I
INFO | LII | Juli - September 2010 | 27
Ragam
3.
4.
5.
6.
tersebut , lalu meminta Dana Pensiun BRI untuk membuat simulasi perhitungan kenaikan manfaat pensiun beserta dampak pendanaan bagi Dana Pensiun BRI. Mengingat setiap kenaikan manfaat pensiun akan mempengaruhi pendanaan Dana Pensiun BRI dan berakibat langsung mempengaruhi cadangan yang dibentuk oleh BRI sebagai biaya program pensiun. Dana Pensiun menyampaikan simulasi dengan beberapa alternatif kenaikan manfaat pensiun yang dihitung oleh aktuaris kepada pendiri. Pendiri mempelajari simulasi alternatif tersebut dan memilih salah satu alternatif kenaikan manfaat pensiun yang diusulkan yang dianggap wajar dan “aman” baik oleh Dana Pensiun BRI maupun oleh Pendiri, dhi, Pendanaan Dana Pensiun BRI diharapkan tetap funded. Setelah Pendiri menetapkan besarnya kenaikan manfaat pensiun, maka meminta Aktuaris melalui Dana Pensiun BRI untuk membuat laporan aktuaris Lengkap diserta Surat pernyataan dan persetujuan Pendiri. Sementara aktuaris menyiapkan Laporan Aktuaria, maka pendiri dhi Divisi MSDM menyiapkan perubahan Peraturan Dana Pensiun nya. Laporan Aktuaris karena adanya perubahan Peraturan dana Pensiun akibat kenaikan manfaat pensiun tersebut
28 | INFO | LII | Juli - September 2010
melalui Dana Pensiun BRI disampaikan kepada Pendiri. 7. Setelah mempelajari laporan aktuaria tersebut dan menandatangani Surat pernyataan Pendiri, maka Pendiri mengusulkan Perubahan Peraturan Dana Pensiun akibat kenaikan manfaat pensiun ke Biro Dana Pensiun BAPEPAM LK , dengan melampirkan dokumen sebagai berikut : • Peraturan Dana pensiun (asli rangkap dua) • Ringkasan Peraturan dana pensiun • Persandingan perubahan peraturan Dana pensiun • Laporana Aktuaria dan Pernyataan Aktuaris • Pernyataan Tertulis Pendiri • Persetujuan Pemegang Saham atau yang setara dengan itu atas Pernyataan tertulis Pendiri. • Advis Hukum atas Berlakunya Putusan RUPS dari Divisi Hukum BRI ( copy) 8. Proses di Biro Dana Pensiun BAPEPAM LK. 9. Setelah disetujui oleh Biro Dana pensiun BAPEPAM LK, lalu diterbitkan Salinan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Pengesahan atas peraturan Dana Pensiun BRI. 10. Tanggal Pengesahan adalah tanggal berlakunya Peraturan Dana pensiun tersebut. 11. Setelah Pendiri menerima Salinan keputusan menteri Keuangan tersebut lalu
meneruskan ke dana pensiun untuk diinformasikan kepada seluruh pensiunan BRI. Dan memasukan Peraturan tersebut ke dalam Berita Negara RI. Kronologis proses kenaikan manfaat pensiun tersebut di atas menurut kami merupakan proses yang cukup panjang, alhamdulilalh atas doa bapak ibu pensiunan , kenaikan yang kita harapkan dapat terlaksana.,
Realisasi Mensejahterakan Pensiunan Peningkatan kesejahteraan yang telah dilakukan oleh Dana Pensiun BRI adalah sbb : 1. Kenaikan manfaat pensiun Berkala sebesar 4% setiap bulan Juli , mulai tahun 1995. 2. 2.1 . Kenaikan manfaat pensiun berdasarkan indeks mulai 1 Januari 1997 2.2. Kenaikan manfaat pensiun sebesar 12,5% terhitung mulai 1 April 1999 2.3. Kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,- terhitung mulai 1 Juli 2000 2.4. Kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,dengan minimal manfaat pensiun sebesar Rp. 400.000,- terhitung mulai 1 Agustus 2002 2.5. Kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,terhitung mulai 1 Agustus 2007
Ragam
2.6. Kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,terhitung mulai 1 Juli 2009 2.7. Kenaikan manfaat pensiun sebesar Rp. 100.000,terhitung mulai 1 April 2010 4. Bantuan Hari Raya Keagamaan dari Anak Perusahaan Dana pensiun BRI sebesar Rp. 100.000,- untuk masing-masing penerima manfaat pensiun . 5. Manfaat lainnya yang pemberiannya di lakukan pada saat Hari Raya Keagamaan tahun 2010 sebesar Rp. 1.000.000,- untuk masingmasing penerima manfaat pensiun. Pemberian manfaat lainnya dilaksananakan setiap tahun untuk seterusnya. Pemberian manfaat lainnya ini sumber dananya berasal dari Dana Pensiun BRI
...Dana pensiun BRI selalu memohon doa restu dari bapak ibu pensiunan agar Dana Pensiun BRI senantiasa dapat bekerja lebih profesional, terarah dan terukur.
Berarti kenaikan Manfaat pensiun per bulan adalah Rp. 103,333,atau 10% dari manfaat pensiun semula. Berikut ini data dari kenaikan manfaat pensiun yang telah diberikan pada tahun 2007, 2009 dan 2010 telah membawa pergeseran komposisi kelompok penerima manfaat pensiun kearah yang lebih baik : Des 2007 NO
Pst
2 >= 3 >=
Des 2008
Des 2009
Okt 2010
KETERANGAN
1
Sebagai ilustrasi, apabila seorang pensiunan yang menerima manfaat pensiun sebesar Rp.1.000.000,- per bulan maka di analogikan pada tahun 2010 total dalam setahun menerima kenaikan manfaat pensiun sebesar:
Adapun rapel pembayaran manfaat pensiun selama 6 (enam) bulan sejak bulan April s/d. September 2010 , telah dilaksanakan bersamaan dengan pembayaran manfaat pensiun bulan September dan pembayaran Bantuan Hari Raya Idul Fitri 1431 H yang mungkin sudah bapak / ibu nikmati.
< 400,000
370
% 2.55%
Pst 251
% 1.63%
Pst 175
% 1.04%
Pst
%
117
0.65%
5.55% 451 936 750,000 < 1,000,000 3,146 21.68% 3,393 21.97% 2,904 17.23% 1,777
2.52%
400,000 < 750,000 3,689 25.42% 2,086 13.51%
9.91%
4 >= 1,000,000 < 2,000,000 5,968 41.13% 7,898 51.14% 10,354 61.43% 12,045 67.18% 5 >= 2,000,000 < 5,000,000 1,270
8.75% 1,710 11.07% 2,347 13.92% 3,345 18.66%
6 >= 5,000,000
0.47%
TOTAL
68
0.69%
140
0.83%
194
1.08%
14,511 100.00% 15,445 100.00% 16,856 100.00% 17,929 100.00%
1. Kenaikan 4% , = 4% x Rp. 1.000.000,-
=
Rp.
40.000,-
2. Kenaikan Rp. 100.000,- ........................
=
Rp.
100.000,-
3. Pemberian BHR
.......................
=
Rp.
100.000,-
4. Pemberian Manfaat Lain .....................
=
Rp.
1.000.000,-
Total
=
Rp.
1.240.000,-
....................
107
Semoga untuk tahun–tahun mendatang Dana Pensiun BRI tetap terus meningkatkan kesejahteraan pensiunan, untuk itu Dana Pensiun BRI selalu memohon doa restu dari bapak ibu pensiunan agar Dana Pensiun BRI senantiasa dapat bekerja lebih profesional, terarah dan terukur. (Ika)
INFO | LII | Juli - September 2010 | 29
Ragam
PEMBERITAHUAN Nomor: B.90 –DIR/PEN/09/2010
Untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 18 ayat(2.c) Peraturan Pemerintah No.76 tahun 1992 tanggal 30 Nopember 1992 Tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja, dengan ini Direksi Dana Pensiun BRI menyampaikan pemberitahuan kepada seluruh Peserta Dana Pensiun BRI sbb: 1. Terhitung mulai tanggal 20 Agustus 2010 Peraturan Dana Pensiun BRI Nokep: S.235-DIR/SDM/09/2009 tanggal 10 September 2009 telah diubah dengan Peraturan Dana Pensiun yang ditetapkan oleh Direksi BRI dengan Surat Keputusan Nokep: S. 42-DIR/SDM/07/2010 tanggal 14 Juli 2010 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan RI dengan Surat Keputusan Nomor: KEP-481/KM.10/2010 tanggal 20 Agustus 2010. 2. Perubahan Peraturan Dana Pensiun yang sangat penting dan mendasar sifatnya adalah berupa perubahan rumusan pada ayat (2) Pasal 32 tentang Kenaikan Besarnya Manfaat Pensiun dan ditambahkannya rumusan 1 (satu) pasal yaitu Pasal 37 tentang Manfaat Lain, sebagai berikut: 2.1. Semula: Pasal 32 Kenaikan Besarnya Manfaat Pensiun. (2) Selain kenaikan Manfaat Pensiun berkala sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat (1) Pasal ini, bagi penerima Manfaat Pensiun yang telah menerima Manfaat Pensiun bulanan sampai dengan bulan Juli 2009 diberikan kenaikan Manfaat Pensiun sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) terhitung mulai bulan Juli 2009. Menjadi: Pasal 32 Kenaikan Besarnya Manfaat Pensiun. (2) Selain kenaikan Manfaat Pensiun berkala sebagaimana diatur dalam ketentuan ayat (1) Pasal ini, bagi penerima Manfaat Pensiun yang telah menerima Manfaat Pensiun bulanan sampai dengan bulan Maret 2010 diberikan kenaikan Manfaat Pensiun sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) terhitung mulai bulan April 2010. 2.2. Semula: Pasal 37 Kewajiban Peserta, Pensiunan dan Pihak Yang Berhak Atas Manfaat Pensiun. Menjadi: Manfaat Lain. (1) Manfaat Lain diberikan kepada Penerima Manfaat Pensiun yang telah menerima Manfaat Pensiun bulanan pada bulan dirayakannya Hari Raya Keagamaan masing-masing. (2) Dikecualikan dari ayat (1) Pasal ini, Penerima Manfaat Pensiun dengan masa pensiun kurang dari 30 (tiga puluh) hari kelender pada Hari Raya Keagamaan masing-masing, tidak berhak atas Manfaat Lain. (3) Manfaat Lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini diberikan satu kali dalam satu tahun sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). (4) Pemberian Manfaat Lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dibayarkan oleh Dana Pensiun selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan masing-masing. (5) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Manfaat Lain menjadi beban Dana Pensiun. 3. Dengan ditambahkannya rumusan sebagai Pasal 37 tersebut diatas maka rumusan Pasal 37 dan seterusnya dalam Peraturan Dana Pensiun yang lama berubah menjadi Pasal 38 dan seterusnya dalam Peraturan Dana Pensiun yang baru, sehingga Peraturan Dana Pensiun yang semula terdiri dari 47 pasal berubah menjadi terdiri dari 48 pasal. 4. Manfaat Lain tersebut diatas dibayarkan secara terus menerus setiap tahun sekali menjelang dirayakannya Hari Raya Keagamaan masing-masing Peserta, atas beban Dana Pensiun. Demikian pemberitahuan ini disampaikan untuk diketahui. Jakarta, 17 September 2010 DANA PENSIUN BANK RAKYAT INDONESIA DIREKSI,
PURWANTO Direktur Utama
30 | INFO | LII | Juli - September 2010
SJAM ISNADI Direktur
Ragam
Sambutan Direktur Utama BRI Pada Acara Halal Bi Halal Pensiunan BRI Jakarta 28 September 2010. Assalamu’alaikum Wr Wb. Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul untuk menghadiri acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Pensiunan Bank Rakyat Indonesia. Dalam kesempatan yang berbahagia ini dan masih dalam rangka Idul Fitri l43l H, jajaran Direksi BRI selaku Pendiri Dana Pensiun BRI mengucapkan “Taqobbalallahu Minna Wa Minkum Taqobbal Yaa Karim, Selamat ldul Fitri, mohon maaf lahir batin”, semoga amal ibadah puasa kita diterima Allah SWT dan menjadi Fitrah kembali untuk selalu dalam LindunganNya. Amin Yaa Rabbil Alamin. Bapak dan Ibu yang kami hormati Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami ingin menyampaikan kembali kepada Bapak dan lbu, bahwa sampai saat ini BRI telah mempunyai unit kerja sebanyak + 6.600 yang tersebar di seluruh Indonesia
yang telah terhubung secara real time on line, dengan didukung oleh IT yang bersaing dengan perbankan lainnya, dilengkapi + 5.200 ATM, peningkatan Teras BRI dan memiliki karyawan lebih kurang 67.000 Keberhasilan dan penghargaan yang diterima BRI sampai saat ini, tentu juga adalah karena merupakan kontribusi, pemikiran dan jerih payah dari Bapak dan Ibu, senior-senior kami di BRI Melalui tangan Bapak Ibu Pensiunan BRI kami tetap mengharapkan kiranya kondisi BRI saat ini juga dapat dipublikasikan kepada lingkungan Bapak dan Ibu Bapak dan Ibu yang kami hormati, Pada kesempatan yang baik ini, kami ingin juga menyampaikan, bahwa sebagai Pendiri Dana Pensiun BRI, Direksi bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban pembayaran Manfaat Pensiun sesuai Peraturan yang ada. Sedangkan Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai ketentuan yang berlaku. Syukur Alhamdulillah,
sejak pendirian Dana Pensiun BRI hingga saat ini kewajiban tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Direksi memahami adanya keinginan perbaikan Manfaat Pensiun atau kesejahteraan yang telah disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Persatuan Pensiunan BRI, Pengurus Besar Persatuan Pensiunan BRI maupun Direksi Dana Pensiun BRI. Hal ini telah menjadi perhatian Direksi BRI dalam mewujudkan keinginan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut melalui Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S.42-DIR/SDM/07/2010 tanggal 14 Juli 2010 tentang Peraturan Dana Pensiun BRI yang telah disahkan Menteri Keuangan RI dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP - 481/ KM.10/2010 tanggal 20 Agustus 2010, telah ditetapkan : 1. Kenaikan manfaat Pensiun sebesar Rp. 100.000,- bagi Pensiunan BRI yang menerima Manfaat Pensiun bulanan pada bulan Maret 2010 terhitung mulai bulan April 2010 (Pasal 32 ayat 2)
INFO | LII | Juli - September 2010 | 31
Ragam
2. Pemberian Manfaat Lain sebesar Rp.1.000.000,pertahun bagi Pensiunan BRI yang menerima Manfaat Pensiun bulanan pada saat Hari Raya Keagamaan masingmasing (Pasal 37). 3. Kenaikan Manfaat Pensiun sebesar Rp.100.000,- adalah kenaikan incidental/ad-hoc di luar kenaikan Manfaat Pensiun berkala sebesar 4% pertahun, merupakan bentuk pengganti Bantuan Kompensasi Tunai (BKT) bagi Pensiunan BRI yang terakhir kali diberikan perusahaan pada tahun 2009. 4. Pemberian Manfaat lain sebesar Rp.1.000.000,pertahun merupakan bentuk penganti dari Bantuan Hari Raya bagi pensiunan BRI yang terakhir kali diberikan perusahaan pada tahun 2009. Namun demikian, berbeda dengan Bantuan Hari Raya, dengan ditetapkan dalam Peraturan Dana pensiun maka Manfaat Lain bersifat permanen, berlaku seumur hidup bagi seluruh peserta Dana Pensiun BRI. 5. Dengan kenaikan Manfaat pensiun dan pemberian Manfaat lain tersebut, pendanaan Dana pensiun BRI masih dalam kondisi surplus dengan Rasio Kecukupan Dana (RKD) sebesar 101,57%
32 | INFO | LII | Juli - September 2010
Bapak dan Ibu yang kami hormati Kami selaku Pendiri Dana pensiun Insya Allah akan terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para pensiunan BRI. Mengingat kami memiliki keterbatasan kemampuan dan BRI sebagai perusahaan yang telah Go Public mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam menentukan kebijakan, termasuk di bidang Dana pensiun, maka upaya peningkatan kesejahteraan bagi para Pensiunan BRI selama ini tidak dapat dipisahkan dari kemampuan BRI, kontribusi & kinerja Dana pensiun BRI dan Perusahaan-perusahaan Anak Dana pensiun BRI serta dukungan dan pengertian dari pengurus Besar persatuan Pensiunan BRI. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada jajaran Direksi Dana Pensiun BRI untuk melaksanakan kewajibannya dalam mengelola Dana Pensiun BRI secara lebih transparan dan lebih profesional dalam rangka meningkatkan kinerja Dana Pensiun BRI, agar harapan peningkatan kesejahteraan para Pensiunan BRI, serta kesinambungan Penghasilan Hari Tua bagi para Peserta Dana Pensiun BRI dapat terwujud.
Mengakhiri sambutan ini marilah kita sama-sama berdoa agar Dana Pensiun BRI senantiasa dapat menjaga kecukupan pendanaannya (sehingga menjadi Surplus) dan BRI selaku Pendiri Dana Pensiun BRI selalu tetap jaya, agar tanggung jawab selaku Pendiri Dana Pensiun BRI tetap dapat dilaksanakan. Selain itu, kami pun berdoa agar para Pensiunan BRI senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan untuk dapat menjalani masa pensiun dengan lebih baik. Amin Yaa Rabbil Alamin. Billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.
Opini
Kaitan antara “beban” iuran berbasis % dan kenikmatan “tersembunyi” dalam kenaikan MP Sukoyo *)
Tulisan Pak Sudjani Boeniran tentang iuran anggota PPBRI dalam Info DPBRI edisi 48 dan 49 tahun 2009 sangat menarik untuk dikaji. Tulisan tersebut menanggapi adanya wacana kenaikan iuran anggota PPBRI dari 2% menjadi 3%. Dari kedua tulisan secara umum dapat saya simpulkan, bahwa pengenaan iuran anggota dengan sisitim % tidak memenuhi asas rasa keadilan dalam berorganisasi. Salah satu argumentasi tidak dipenuhinya asas keadilan ialah tidak adanya persamaan hak dan kewajiban anggota. Saya mencoba menggambarkan adanya keseimbangan sebagai kompensasi antara iuran sebagai “beban” dengan sebuah kenikmatan “tersembunyi” (istilah dari saya) yang diperoleh khususnya penerima MP kelompok atas. Pak Sudjani mengeluhkan karena harus membayar iuran dalam jumlah nominal yang lebih besar. Rasanya, ini yang dianggap tidak adil ! Dalam tulisan ini sengaja tidak ingin berpolemik tentang makna keadilan itu sendiri, karena ukurannya sangat subyektif. Pengertian keadilan dalam realita kehidupan sehari-hari di alam fana ini rasanya sulit didapatkan sebuah kata temu. Karena
masing-masing pihak mempunyai ukuran, persepsi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Manusia akan menemukan keadilan yang sejati kelak di Pengadilan Tertinggi di Negeri Akhirat. Dimana dalam proses sidang di alam baka, Jaksa akan membacakan hasil print out yang merupakan rekaman amal perbuatan manusia selama hidup di alam fana. Selanjutnya Hakim akan membuat keputusan yang seadil-adilnya. Hakim dan Jaksa terdiri dari para Malaikat yang telah lolos fit & proper dijamin steril, dipastikan tidak bisa disuap. Di sana tidak dikenal adanya Pengacara yang bisa ngatur-ngatur perkara seperti di dunia. Keputusan Pengadilan Akhirat bersifat final. Dilain pihak di dunia fana ini pengertian kata “adil” hanya kita temukan dalam kamus. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poewodarminto, kata adil, diberikan pengertian: tidak berat sebelah, tidak memihak, sepatutnya, tidak sewenangwenang dan ....mendapat perlakuan yang sama.
Ilustrasi Selama 5 tahun terakhir telah terjadi pergeseran kelompok penerima MP: (Sumber data: DPBRI) Kelompok MP ≤ 1.000.000 > 1.000.000 ≤ 2.000.000 Sub-jumlah… > 2.000.000 ≤ 5.000.000 > 5.000.000 Jumlah :….
2005 62,66% 30,29% 92,95% 6,77% 0,28% 100,00%
2006 57,06% 34,76% 91,825 7,78% 0,40% 100.00%
2007 49,65% 41,13% 90,78% 8,75% 0,47% 100,00%
2008 37,10% 51,14% 88,24% 11,07% 0,69% 100,00%
2009 23,82% 61,43% 85,25% 13,92% 0,83% 100,00%
INFO | LII | Juli - September 2010 | 33
Opini
Dari angka-angka dalam % di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa telah terjadi pergeseran yaitu berkurangnya penerima MP kelompok ≤ Rp 1 juta dari 62,66 % tahun 2005 menjadi hanya 23,82 % pada tahun 2009. Sebaliknya telah terjadi kenaikan kelompok penerima MP > Rp 1 juta s/d ≤ Rp 2 juta dari 30,29 % menjadi 61,43 %. Angka-angka di atas menunjukkan secara bertahap adanya suatu perbaikan / peningkatan besaran MP, meski oleh sebagian peserta masih dirasakan belum memenuhi harapan mereka.
Sistim kenaikan berkala MP Dalam peraturan Dana Pensiun DPBRI pasal 31 terdapat ketentuan adanya kenaikan MP setiap tahun sekali sebesar 4% yang dibayarkan setiap bulan Juli pada tahun yang bersangkutan. Kenaikan 4% setiap tahun, memberikan kenikmatan “tersembunyi”. Makin tinggi besaran MP, semakin besar pula tingkat “kenikmatannya”Saya memakai istilah “tersembunyi”, karena kenaikan MP tersebut umumnya kurang diperhatikan dan dirasakan oleh kelompok yang menerimanya. Yang dirasakannya hanyalah bahwa angka 4% tersebut masih lebih rendah dari tingkat inflasi dari tahun ke tahun. Guna memudahkan pemahaman kajian ini saya membagi penerima MP menjadi 3 kelompok : 1. Kelompok bawah untuk penerima MP ≤ Rp1 juta s/d ≤ Rp2 juta, mewakili 85,25% peserta 2. Kelompok menengah untuk penerima MP > Rp 2 juta s/d ≤ Rp 5 juta, mewakili 13,92 % peserta. 3. Kelompok atas untuk penerima MP > Rp 5 juta, mewakili 0,83% peserta. Cara perhitungannya menggunakan rumus compound interest (bunga-berbunga) yang setiap tahun naik 4%. Rumusnya: (1 + i)n-1 x MP. Keterangan: i = % bunga (kenaikan MP 4%), n = jangka waktu, MP = Manfaat Pensiun.
34 | INFO | LII | Juli - September 2010
Dengan rumus tersebut, dapat dihitung angka indeks untuk digunakan sebagai faktor perkalian MP, sehingga diketahui posisi/besarnya MP pada tahun tertentu. Tahun ke 1: 1 Tahun ke 2: 1,04 Tahun ke 3: 1,0816 Tahun ke 4: 1,124864 Tahun ke 5: 1,169858
……Tahun ke 7 : 1,265319 ……Tahun ke 10 : 1,423311 ……Tahun ke 15 : 1,731676 ……Tahun ke 19 : 2,025816
Perhitungan angka indeks di atas bisa menggunakan cara manual, satu per satu, dengan asumsi tidak ada kenaikan selain $% / tahun) Contoh : Pak Sabar, Pak Slamet dan Pak Bedjo sama-sama menjalani pensiun tmt 1 Januari tahun 2000, dengan MP awal berturut-turut Rp 1 juta, Rp 3 juta dan Rp 5 juta. Berapa besarnya MP masing-masing pada tanggal 1 Januari 2010 ? Perhitungan besarnya MP pada tanggal 1 Januari 2010 (tahun ke 10) adalah sebagai berikut : (Asumsi tidak ada kenaikan selain 4%/tahun) • Pak Sabar dengan MP Rp 1 juta akan menerima 1,423311 X Rp 1 juta = Rp 1.423.311,• Pak Slamet dengan MPRp 3 juta akan menerima 1,423311 X Rp 3 juta = Rp 4.269.933,• Pak Bedjo dengan MP Rp 5 juta akan menerima 1,423311 X Rp 5 juta = Rp 7.116.555,Dengan cara yang sama dapat dihitung penerimaan MP pada tahun tertentu.
Beban iuran 2%/bulan versus kenaikan komulatif Simulasi berikut untuk membandingkan posisi MP dengan besarnya iuran anggota. Dimulai dengan posisi tahun ke 1 saat awal memasuki pensiun, kemudian posisi tahun ke 5 saat penerima MP berumur 56 + 5 = 61, tahun ke 10 pada saat umur 56 +10 =66, tahun ke 15 pada saat umur 56 + 15 = 71 dan tahun ke 19 pada saat penerima MP berumur 56 + 19 = 75 tahun.
Opini
Th ke 1
Th.ke 5
Th ke 10
Th ke 15
Th ke 19
(Mulai pensiun)
(Umur 61 th)
(Umur 66 th)
(Umur 71 th)
(umur 75 th)
1.000.000
1.169.858
1.423.311
1.731.676
2.025.816
3.000.000
3.509.574
4.269.933
5.195.028
6.077.448
5.000.000
5.849.290
7.116.555
8.658.980
10.129.080
Besarnya iuran anggota 2 %/bulan dibandingkan kenaikan komulatif MP (Δ = delta MP)
MP awal
Tahun ke 5 Δ MP
Iuran 2%
Pak Sabar
1.000.000
169.858
23.397
Pak Slamet
3.000.000
509.574
Pak Bedjo
5.000.000
849.290
Tahun ke 10 Δ MP 423.311
Iuran 2% 28.466
Tahun ke 15 Δ MP
Iuran 2%
Tahun ke 19 Δ MP
Iuran 2%
731.676
34.633 1.025.816
40.516
70.191 1.426.933
85.398 2.195.028
103.900 3.077.448
121.549
116.986 2.116.555
142.831 3.658.980
173.180 5.129.080
202.581
Keterangan: Δ MP = kenaikan komulatif dari MP awal s/d tahun ke..
Kesimpulan: 1. Hasil simulasi di atas nampak adanya kenaikan komulatif MP (Δ MP) yang bervariasi. Semakin tinggi besaran MP awal, semakin besar kenaikan komulatifnya. 2. Sebagai contoh, pada tahun ke 10, Pak Sabar mendapat kenaikan komulatif Rp 423.311,dengan kewajiban membayar iuran anggota Rp 28.466,- Pak Slamet mendapat kenaikan komulatif Rp 1.426.933,- dengan kewajiban membayar iuran anggota Rp 85.398,- Sedang Pak Bedjo menikmati kenaikan komulatif Rp 2.116.555,dengan kewajiban membayar iuran anggota Rp 142.831,- Angkanya bisa diteruskan sampai tahun ke 12,15 dan seterusnya. Bahkan pada tahun ke 19, kalau ke 3 orang tersebut dikaruniai kesehatan dan umur panjang pada umur 56 + 19 = 75 tahun, MP mereka akan menjadi 2 X. Pak Sabar Rp 2.025.816,-, pak Slamet Rp 6.077.448,dan pak Bedjo menjadi Rp 10.129.080,3. Dari 3 contoh di atas, pak Bedjo yang paling beruntung. Meski harus membayar iuran lebih besar, tetapi dia bisa mendapat kenikmatan “tersembunyi” yaitu kenaikan komulatif paling besar. 4. Bagaimana dengan adanya wacana iuran anggota PPBRI sistim pro rata? Bagaimana ke 3 orang di atas dengan berjalannya waktu akan mempunyai posisi MP yang bervariasi sesuai simulasi
di atas, misalnya harus membayar jumlah yang sama katakan Rp 30.00,- / bulan ? Silahkan sidang pembaca mengambil kesimpulan sendiri !.
Penutup: Sebagai penutup, saya mempunyai pendapat bahwa iuran sistim % masih layak untuk diteruskan dan dipertahankan. Mengenai wacana kenaikan dari 2 menjadi 3%, terserah masing-masing utusan Mubes untuk merenungkan dan memikirkannya. Tetapi yang perlu harus diingat adalah adanya kepentingan yang lebih besar, yaitu eksistensi dan kelangsungan hidup organisasi di masa-masa mendatang. Saya menghimbau dari relung hati yang terdalam, adanya rasa tulus ikhlas dari kelompok pak Bedjo untuk membayar iuran anggota PPBRI dengan nominal yang lebih besar. Karena realitanya berkat sistim yang berlaku, “beliau” telah dan akan terus menikmati kelebihan dibanding dengan kelompoknya pak Sabar, yang dalam menikmati masa pensiun selalu sabar menghadapi cobaan. Demikianlah, semoga ada manfaatnya guna menambah wawasan pembaca khususnya para utusan Mubes XI tanggal 12 dan 13 Oktober 2010. Amin *) Komda PPBRI Yogyakarta
INFO | LII | Juli - September 2010 | 35
Ternate, Kota Benteng Dengan Pesona Alam Nan Eksotik Wisata sejarah selalu menarik penulis untuk dikunjungi, selain menimbulkan keingintahuan akan kehidupan jaman lampau juga kekaguman akan jejakjejak sejarah, terlebih bila sisa peninggalan sejarah tersebut relative terpelihara atau masih utuh. Akan sangat menyenangkan bila daerah tersebut dipadukan dengan pesona alam yang memikat. Rasanya lengkap wisata yang memadukan kedua hal tersebut, selain bisa menikmati pesona alam yang indah juga bisa menelusuri jejak sejarah yang dahulu hanya kita kenal lewat buku. Salah satu daerah yang mewakili kedua hal tersebut adalah Ternate, ibu kota Propinsi Maluku Utara. Wilayah Ternate, salah satu di wilayah Indonesia yang memiliki sejarah berbentuk Kerajaan, yang saat ini dikenal dengan Sultan Ternate. Konon kerajaan Ternate dibentuk di awal abad ke 13, untuk mengatur aktivitas perdagangan khususnya rempah-rempah yang sangat ramai serta menggalang kekuatan atas ancaman yang sering datang pada saat itu dari para perompak. Berkat perdagangan rempah, Ternate menikmati pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada saat itu. Kekayaan alam rempah-rempah serta perdagangannya yang cukup pesat, menarik
36 | INFO | LII | Juli - September 2010
perhatian bangsa belahan dunia lain untuk mendatangi Ternate, terutama bangsa Eropa. Tahun 1512 Portugis pertama kalinya menginjakkan kakinya di Ternate di bawah pimpinan Fransisco Serrao. Atas persetujuan Sultan Ternate pada saat itu, Sultan Bayanullah, Portugis diijinkan mendirikan pos dagang di Ternate. Niat baik masyarakat Ternate pada saat itu terhadap bangsa Portugis disalahgunakan oleh bangsa Portugis. Ternyata Portugis datang bukan semata-mata hanya berdagang, melainkan untuk menguasai perdagangan Pala dan Cengkeh di wilayah Maluku. Siasat Portugis untuk menguasai kekayaan alam Maluku berupa rempah-rempah, telah berhasil dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengadu domba pewaris-pewaris Sultan Ternate sepeninggal Bayanullah. Dengan mendompleng kepada Pangeran Tarruwese, adik Sultan Bayanullah, berseteru dengan Permaisuri Nukila serta anakanaknya yang masih belia. Kemenangan Pangeran Tarruwese dengan Portugis di belakangnya, merupakan awal kekuasaan Portugis di wilayah
Benteng Toloko
Maluku Utara, khususnya Ternate. Namun kemenangan tersebut harus ditebus mahal oleh Pangeran Tarruwese, dengan kematiannya atas pengkhianatan Portugis itu sendiri yang telah membunuhnya.
Benteng-benteng Portugis Kedatangan Portugis dan menguasai perdagangan rempah-rempah di Ternate, menyisakan bentengbenteng peninggalannya yang tersebar di wilayah Ternate. Benteng pertama yang dibuat Portugis pada tahun 1512 dan dibangun oleh Governor Jenderal Fransisco Serrao adalah benteng Toloko atau benteng Tolucco. Merupakan benteng yang dapat dikatakan paling megah dan terawat baik di antara benteng-benteng peninggalan Portugis. Dari luar, benteng ini seperti kecil dan cantik layaknya sebuah taman. Namun setelah melewati pintu masuk, banyaknya lorong-lorong dan ruang bawah tanah serta tangga yang tidak dibatasi pembatas menimbulkan kesan angker bagi orang
yang melihatnya. Karena lokasinya yang di atas bukit, maka dari bagian atas benteng, pemandangan laut yang indah terhampar di depan mata. Wajar saja, jika Benteng ini konon dulunya sering dipakai untuk tempat peristirahatan putri-putri Portugis dan penyimpanan Logistik selain tempat memantau segala aktivitas musuh. Benteng lainnya di kawasan Kastela, yaitu Benteng Kastela. Asli nama benteng ini adalah Nostra Senora Del Rosario yang dibangun oleh Antonio de Brito pada tahun 1522. Nama itu diberikan karena konon di benteng itu bermukim seorang gadis cantik yang senang mengenakan kalung dari bunga. Sementara oleh masyarakat sekitar, benteng ini diberi nama Gam Lamo karena sesuai dengan namanya yang berarti Kampung Besar. Di benteng inilah, konon Sultan Ternate pada saat itu, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis atas undangan untuk menghadiri perundingan. Dengan kematian Sultan Khairun, menimbulkan perlawanan kuat dari rakyat Ternate. Di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Baabullah,
INFO | LII | Juli - September 2010 | 37
yang kemudian diangkat Sultan, rakyat mengepung benteng itu selama 5 tahun dengan menahan seluruh pasokan makanan serta kebutuhan lainnya ke benteng. Benteng ini menjadi simbol kemenangan rakyat Ternate atas Portugis, dengan jumlah korban banyak di pihak Portugis yang tidak tahan dengan aksi embargo ini.
lainnya, dilengkapi pula warung-warung yang menyediakan berbagai makanan kecil. Bagi yang punya hobi fotografi, restaurant Floridas yang ada di seberang benteng bisa menjadi lokasi untuk mengambil panorama gunung Maitara dan pulau Tidore, dan tentunya sambil menikmati hidangan sambil istirahat.
Sangat disayangkan, kondisi benteng ini sangat tidak terawat. Dari pinggir jalan, terlihat seperti tembok lama yang terbengkalai. Bila tidak ada papan yang menyatakan bahwa tembok tersebut adalah benteng Kastela, tentu kita tidak akan tahu. Menengok ke dalam, benteng tersebut tersebut hanyala tinggal puing-puingnya saja yang dipenuhi rumput-rumput liar tinggi. Mustahil bagi pengunjung menginjaknya.
Benteng Kalamata Tampak Samping
Benteng Santro Pedro
Benteng lainnya di daerah puncak kota Janji (bukit Seribu), yaitu Benteng Santro Pedro. Kelebihan benteng ini adalah pengunjung bisa menikmati pemandangan pulau Maitara dan pulau Tidore dari ketinggian, sebagaimana gambar pemandangan dalam lembaran uang kertas seribu. Benteng ini telah ditata dengan apik sebagai tempat bersantai keluarga, dilengkapi dengan rumah-rumah payung seperti Gazebo. Di sebelah benteng, tersedia lahan parkir yang cukup luas untuk menampung mobilmobil pengunjung. Sebagaimana daerah wisata
Benteng Kalamata Tampak Dalam
Benteng peninggalan portugis lainnya yang relatif masih terawat adalah benteng Kalamata. Benteng terluas ini berada di selatan Ternate, dikenal juga dengan nama benteng kayu merah atau benteng Santa Lucia. Benteng ini dibangun pada tahun 1540 oleh Piggafeta. Karena lokasinya yang di pinggir pantai, tentunya keindahan alam yang bisa dinikmati dari lokasi benteng adalah hamparan laut yang hijau kebiruan dengan pulau Maitara dan Pulau Tidore sebagai latar belakangnya. Di dalam benteng yang terdiri dari 4 bastion dan sebuah sumur, kita juga bisa menikmati lalu lalang kapal yang datang dan menuju pelabuhan Rhum.
Benteng Orange, Benteng pertama Belanda
Pulau Maitara
38 | INFO | LII | Juli - September 2010
Satu-satunya benteng peninggalan Belanda, yang merupakan benteng pertama Belanda di Indonesia, yaitu benteng Orange. Benteng ini dibangun pada tahun 1607 oleh Gubernur Jenderal Belanda, Matelief
gejala alam yang unik. Kota Ternate terletak di kaki gunung Gamalama, gunung berapi yang telah beberapa kali memuntahkan lava panas. Batu panas yang disemburkan dari perut gunung itu tersebar hingga ke pinggiran kota Ternate. Tumpukan batu ini oleh warga setempat disebut Batu Hangus. Karena keunikan ini, wilayah batu hangus ini sering menjadi objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan. Warna batunya yang hitam legam yang terlihat seperti pertambangan batu bara, menambah keunikan wilayah ini. Benteng Orange
De Jong. Dari sejarahnya, setelah pengusiran bangsa Portugis yang memakan banyak korban rakyat Ternate serta terbunuhnya Sultan Ternate, Sultan Khairun ketika hendak berunding dengan Portugis, serta melalui peperangan selama 5 tahun, akhirnya Portugis meninggalkan Maluku pada tahun 1575. Di bawah pimpinan Sultan Baabullah, Ternate mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaannya membentang dari Sulawesi Utara dan Tengah di bagian Barat hingga kepulauan Marshall di bagian Timur, dari Philipina (selatan) hingga kepulauan Nusa Tenggara. Sultan Baabullah dijuluki juga “Penguasa 72 pulau”, hingga menjadikan kesultanan Ternate menjadi Kerajaan Islam terbesar di Indonesia Timur. Kedatangan kembali Portugis yang bergabung bersama Spanyol, berakibat kekalahan di pihak Ternate yang melemah sepeninggal Sultan Baabullah. Kekalahan demi kekalahan memaksa Ternate meminta bantuan Belanda pada tahun 1603. Meskipun sukses mampu menahan Spanyol, namun harus dibayar mahal oleh Ternate. Belanda akhirnya menguasai Ternate dengan kontrak monopoli VOC di Maluku pada tanggal 26 Juni 1607 yang ditandatangi Sultan Ternate. Pada tahun itulah benteng Orange dibangun oleh Belanda, di pusat kota Ternate. Kondisi benteng ini masih cukup baik, namun sayang kurang terawat. Saat ini dijadikan salah satu basis TNI dan Polri (Asrama polisi). Bahkan, dijadikan rumah kontrakan bagi beberapa warga sipil di beberapa sisinya. Di luar itu, sejumlah fasilitas benteng tersebut seperti meriam kuno dan ruangan-ruangan dalam benteng tetap terjaga dan masih terletak pada tempat semestinya.
Panorama Alam nan Eksotik Bukan hanya kekayaan sejarah saja yang dimiliki Ternate, tetapi memiliki potensi wisata lain berupa panorama alam pantai yang eksotik dan berbagai
Sekitar satu kilometer dari tumpukan Batu Hangus, terdapat dua buah danau yang mirip sumur raksasa. Namanya danau Tolire Besar dan Tolire kecil. Yang sering dikunjungi wisatawan adalah danau Tolire besar. Air yang hijau kebiruan, serta kelewat tenang seolah memancarkan aura misterius.
Batu Hangus
Legenda yang hidup di masyarakat Ternate serta gejala alam yang unik dari danau Tolire besar, melekat pada danau ini. Dalam cerita Legenda, kedua danau ini berasal dari murkanya sang Penguasa kepada seorang ayah yang telah melakukan incest dengan anaknya. Gempa dasyat yang tiba-tiba telah merubah ayah, anak dan desa tersebut menjadi danau besar dan danau kecil. Sedangkan para warga desanya berubah menjadi buaya putih yang menjaga danau tersebut. Penduduk setempat meyakini, bahwa danau tersebut dihuni oleh ratusan ekor buaya putih yang kadang menampakkan diri. Oleh karena itu pengunjung dilarang berendam, berenang bahkan memancing di danau tersebut. Sekilas danau ini seperti kuala besar, dimana dikelilingi tebing-tebing yang tinggi dari gunung Gamalama. Percaya atau tidak, bila kita melempar batu, batu tidak akan pernah nyampe air. Beberapa pendapat yang mengatakan jarak antara tebing dan danau yang sangat jauh, sehingga sekuat dan sejauh INFO | LII | Juli - September 2010 | 39
Danau Tolire
apapun kita melempar batu tidak akan lebih jauh dari jarak tebing ke tepi danau, disamping daya tarik gravitasi tebing yang sangat kuat. Bagi yang menyukai kegiatan bahari, di Ternate terdapat semenanjung yang pas dipakai kegiatan berenang dan menyelam, khususnya amatiran, yaitu Tanjung Sulamadaha. Untuk menuju tanjung ini, kita harus berjalan lumayan jauh yang saat ini telah dibuatkan jalan setapak oleh Pemda setempat sampai pantai tanjung Sulamadaha. Airnya yang jernih dan bersih, menampakkan karang-karang dan ikan-ikan yang beraneka ragam. Kedalaman semenanjung yang tidak terlalu dalam bisa mengasyikan pengunjung yang suka menyelam. Riak-riak air yang diterpa sinar matahari, dari kejauhan nampak berkilauan seperti berlian. Lebih asyik lagi, bila kita menyelam ke ujung semenanjung. Kita bisa menyewa perahu dayung dan peralatan menyelam ke arah dalam tanjung. Untuk ke arah ujung semenanjung, dari jalan setapak kita bisa berjalan melalui sela-sela pohonpohon yang tumbuh di pinggir semenanjung. Kayukayu yang ditata di sela-sela pepohonan sebagai tempat beristirahat, menambah keasrian alam disini. Sungguh menawan, sehingga waktupun tidak terasa bila dihabiskan di tempat ini. Belumlah lengkap bila ke Ternate bila tidak singgah di Istana Kesultanan Ternate. Dalam usianya yang kini ke 753 tahun, kesultanan Ternate masih tetap bertahan meskipun hanya simbol belaka. Jabatan Sultan saat ini masih cukup dihormati dan disegani oleh rakyat Ternate. Pengaruh Ternate sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terasa hingga saat ini. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan nusantara bagian timur khususnya Sulawesi (utara dan pesisir timur) dan Maluku. Sebagai kerajaan yang pertama yang memeluk Islam, Ternate memiliki peran besar dalam upaya pengislaman dan pengenalan syariat-syariat 40 | INFO | LII | Juli - September 2010
Islam di wilayah Timur nusantara dan bagian selatan Filipina. Keberhasilan rakyat Ternate di bawah sultan Baabullah dalam mengusir Portugis di tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi nusantara atas kekuatan barat. Oleh karenanya almarhum Buya Hamka bahkan memuji kemenangan rakyat Ternate ini telah menunda penjajahan barat atas bumi nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam. Sekiranya rakyat Ternate gagal, niscaya wilayah Timur Indonesia akan menjadi pusat Kristen seperti halnya Filipina. Di halaman istana Sultan, terpasang 3 macam bendera. Bagi orang luar Ternate, keberadaan 2 bendera lainnya disamping bendera merah putih biasanya menjadi bahan pertanyaan. Bahkan Sultan Ternate sempat dipanggil Wakil Presiden Republik Indonesia pada saat itu, Try Soetrisno, yang mempertanyakan keberadaan 2 bendera lainnya tersebut. Bendera warna hitam adalah bendera Kerajaan Ternate sedangkan bendera warna putih adalah bendera Kesultanan. Ketiga bendera dimaksud, mempunyai makna bahwa Kerajaan dan Kesultanan Ternate siap mengawal Pemerintahan Indonesia. Kekokohan Kesultanan Ternate Islam dalam menjalankan syariat Islam, tidak bisa dipisahkan dengan mesjid Kesultanan Ternate, Sigi Lamo. Meskipun terlihat kuno, namun mesjid ini tampak terawat. Beberapa bagian dari bangunan ini masih asli. Beberapa aturan yang ketat yang diterapkan di mesjid ini, seperti perempuan tidak diperkenankan shalat di mesjid ini. Aturan ini berlaku bagi seluruh shalat, bahkan shalat tarawih ataupun shalat Idul
masyarakat umum, juga bagi Sultan Ternate dan seluruh anggota keluarganya. Itu sebabnya, Permaisuri Sultan Ternate tidak pernah datang sholat di masjid tersebut. Satu hal unik lain bisa ditemui saat sholat Jumat di masjid Sultan Ternate. Sebelum sholat jumat dimulai, akan ada empat muadzin yang secara serempak mengumandangkan adzan sebagai panggilan waktu sholat. Ini sebagai tanda adanya keterkaitan empat Istana Kesultanan Ternate kerajaan besar yang ada di Maluku Utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Tidore yang masih memiliki kaitan persaudaraan kental yang Fitri. Sampai saat ini tidak jelas apa yang menjadi dikenal dengan sebutan Moloku Kie Raha. Dalam landasan atas larangan tersebut dan sejak kapan menjalankan tugasnya, Jou Kalem (imam masjid) larangan ini berlaku, namun menurut masyarakat dibantu lima imam, yakni Imam Jiko, Imam Jawa, sekitarnya hal ini telah berlaku sejak dahulu dan tidak Imam Sangadji, Imam Moti, dan Imam Bangsa. pernah dilanggar. Menurut imam mesjid, larangan tersebut didasarkan pada komitmen untuk menjaga Piala Dunia kesucian mesjid dan kekhusuan yang menjalankan Demam piala dunia setiap 4 tahun sekali, sangat shalat disana. terasa sekali di Kota Ternate ini. Penulis sempat dibuat bingung dengan keberadaan bendera-bendera Brazil, Argentina, Belanda, Spanyol, dll dikibarkan di setiap rumah penduduk. Ternyata bendera tersebut melambangkan tim favorit atau jagoannya. Tak heran di satu RT terdapat bendera yang berbedabeda, bahkan ada rumah yang memasang 2 bendera sekaligus sebagai tim jagoannya. Di sisi lain, penulis pernah melihat sebuah rumah dicat warna oranye, harmonis dengan warna bendera Belanda, tim jagoannya. Dari penelusuran penulis, sebagian Aturan ini berlaku juga bagi kaum pria yang besar yang bekibar bendera Brazil dan Argentina. hendak shalat di mesjid dengan memakai Artinya mereka lebih fanatik dengan tim-tim dari sarung dan penutup kepala. Ketentuan ini, kata Amerika Latin. Setiap RT masing-masing seakanimam masjid, agar orang yang datang sholat ke akan berlomba mengadakan acara NOBAR (nonton masjid itu benar-benar menyiapkan jiwa raganya bareng) setiap even pertandingan piala dunia. Yang menghadap Allah. Menurut dia, posisi kaki lebih seru, setiap sponsor (baik pribadi maupun pria yang memakai celana panjang saat berdiri perusahaan) kadang membagi-bagikan kaos negara shalat menunjukkan huruf “lam alif’ terbalik. jagoannya kepada para penonton yang sama-sama Huruf “lam alif” maknanya adalah dua kalimat tim jagoannya. Uniknya, selesai pertandingan usai syahadat, sebagai lambang bahwa pria yang mereka pawai di jalanan, tim jagoan yang menang memakai celana panjang saat sholat secara fisik dia tentunya bersuka cita, adapun tim yang kalah cukup sudah menunjukkan pengakuannya bahwa Allah menenteng koper sebagai simbol dan mempunyai SWT adalah Esa dan Nabi Muhammad adalah Rasul arti pulang ke negaranya. Allah. “Kalau hanya tidak memakai penutup kepala, dibiarkan masuk, karena di dalam ada petugas Wisata Ternate, menyisakan kekaguman penulis. yang siap meminjamkan kopiah kepada yang Rasanya tidak menyesal kita berkunjung kesana. bersangkutan. Di Masjid Sultan Ternate itu sudah Salah satu alternatif bagi kita untuk mengisi liburan disiapkan kopiah cukup banyak untuk mereka yang anak sekolah. Ternate, mengandung cerita sejarah datang shalat tidak memakai kopiah,” kata imam yang menakjubkan disamping pesona alamnya mesjid. Ketentuan memakai penutup kepala itu, yang eksoktik. disebutkan sebagai penghormatan kepada Allah. Semua ketentuan tersebut, tidak hanya berlaku bagi *) Pekerja Dana Pensiun BRI INFO | LII | Juli - September 2010 | 41
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Nama Pensiunan ANDI PABENTENG YAHYA HARAHAP E.M.MOECHAJAT ISMAIL SOEWONDO KANAPI NETTI KEER NY. IMAM SUKOTJO TAMSIYAH SASTRO PRADONO NY. FIRMAN HAKIM M.FADLI ENCEP SUHENDI RIDWAN SUKARYO SAID SUMARTONO KARMANI ABDUL KAMID BASUNI SUHARNO SULAIMAN RAJA SUBAKRI CH TASMINI KAMISO.S.NY GATOT MULYANTO IMBALO PARLINDUNGAN LUBIS SITI DAYANG SITOMPUL,NY M. TAHIR POHAN SOEKARMI,NY. AMINUDIN SLAMET SURYADI ELVIWANTI NOESIRWAN SUNARYO IBA GURTIWAN HJ.ANIEK SISWOADJENG,NY ALI USMAN SYAMSUDDIN SABTU ANWAR P.BATSUR BAMBANG WIDOYOKO G. ROOSHINDARTI, NY IMAN SOEPENO BAMBANG WIDOYOKO R. ADHON EFFENDI TIYEM NGADIMIN,NY SUTARDI ISMANTORO RIDWAN SYAMSUDDIN HIMMATOEL ADHIMAH NY.MOCH.YUSUF, N SOETJIPTO HASANAH LEGIO BIN SAWIDODO,NY SUMINAH SUKO TRISNO NY. ACHMAD KARSONO ENCEP RUCHIYAT KOMARUDIN SARIMIN DULBARI ADAM YUSUF H.M. SAID RAMPA DARMINTO ACHMAD GASSING SLAMET RIYADI YULIANTO DM.LUMBAN TOBING YATIMAN AMBAR W. PRASETYO MASRI ACHMAD SUBIYANADI EZRIL MUKHTAR SOEDARDJO TJOKRO SISWOYO SUPRIATI NY. MOEDHIYONO EDIYONO YACHYA MOCH.NURUL HUDA HUSEN EFFENDI ISRIAL HERNA BUDIASTUTI BUDIONO,NY SOEPAIMAN KASPUL ARDJAN NOERIL SYAMSOE ASWAD B. NASRUN K. SOEHARDI,NY M.RAMLI SANUSI SUTIJONO AAH KOMALA M.LILI SADELI,NY MARYAM WAKUAN NY. LA PANG PARENRENGI.H SUTOTO
Nomor Dana 03977 08877 08603 10040U 19720 14061 01273 03123U 01996 25147 19708 16237 00909U 03010 12293 02754U 07254U 18375 11213 01282 01964 12132 16070 07618 17623 08097 17349 31811 02502 12457 08480 08583 08251 10504 08897 08843C 06615U 02903 12513 22215 02954C 29377 02234 05154U 00361U 10975U 06088 28206U 02380 08191 13891 02323 03210U 12205 36029 24058 04292 22216 20479 01826C 02502 09598 09069 10568U 10401 23650 14727 01704 07877 02303 01380C 00001A 14646 24116 32916 00809 02878 20165
Jenis Pensiun PN PN PA PN PDC PN PJ PN PJ PDC PDC PN PN PN PN PN PN PN PN PJ PDC PN PJ PDT PDT PN PN PDT PN PDT PDC PN PDC PD PN PDC PN PJ PN PDC PJ PN PJ PJ PN PDC PN PDC PN PN PN PN PN PDC PDC PDC PDC PDC PN PN PJ PN PN PN PDT PJ PJ PN PN PN PN PJ PN PN PJ PJ PN PN
Tgl Usia saat Kd Cab Cabang Pembayaran Wafat Wafat 12-08-2009 73 P192 KENDARI 08-12-2009 71 B135 PADANG SIDEMPUAN 13-01-2010 68 B053 MEDAN PUTRI HIJAU 10-02-2010 57 C269 LUBUK SIKAPING 15-03-2010 58 G327 UNGARAN 16-03-2010 66 K045 MADIUN 05-05-2010 77 K096 SURABAYA KALIASIN 10-05-2010 58 K011 BOJONEGORO 12-05-2010 80 G182 SOLO KARTASURA 16-05-2010 61 D098 TANJUNG KARANG 03-06-2010 58 L003 BANJARMASIN SAMUDRA 08-06-2010 60 F132 MAJALAYA 09-06-2010 59 G014 BREBES 10-06-2010 75 E122 JAKARTA JATINEGARA 11-06-2010 67 K096 SURABAYA KALIASIN 11-06-2010 60 K007 BANYUWANGI 11-06-2010 60 G158 WONOGIRI 13-06-2010 66 A265 BLANGPIDIE 15-06-2010 62 K073 PROBOLINGGO 18-06-2010 100 K065 PASURUAN 19-06-2010 62 G101 TEGAL 20-06-2010 61 B053 MEDAN PUTRI HIJAU 20-06-2010 71 E339 JAKARTA PS. MINGGU 22-06-2010 68 H029 YOGYAKARTA CIK DITIRO 23-06-2010 57 F166 LABUAN 24-06-2010 70 E338 JAKARTA ROXI 25-06-2010 56 E329 JAKARTA VETERAN 27-06-2010 53 C058 PADANG 29-06-2010 78 F162 BANJAR 29-06-2010 57 S229-TRF KANTOR DANA PENSIUN BRI 29-06-2010 58 C271 SIJUNJUNG 30-06-2010 70 C171 SELATPANJANG 30-06-2010 64 P219 PINRANG 02-07-2010 63 H153 WONOSARI 02-07-2010 66 G016 DEMAK 02-07-2010 66 H153 WONOSARI 03-07-2010 61 D098 TANJUNG KARANG 03-07-2010 76 G076 PURWODADI 04-07-2010 70 G016 DEMAK 06-07-2010 58 E362 JAKARTA PONDOK INDAH 07-07-2010 75 G010 BLORA 07-07-2010 70 S229-TRF KANTOR DANA PENSIUN BRI 07-07-2010 79 E329 JAKARTA VETERAN 09-07-2010 59 G066 PATI 09-07-2010 60 F028 INDRAMAYU 09-07-2010 55 F094 SUMEDANG 10-07-2010 70 S229-TRF KANTOR DANA PENSIUN BRI 10-07-2010 50 F137 CIMAHI 11-07-2010 78 E012 BOGOR 16-07-2010 71 H029 YOGYAKARTA CIK DITIRO 19-07-2010 57 P240 BANTAENG 20-07-2010 80 K096 SURABAYA KALIASIN 20-07-2010 65 K055 MOJOKERTO 21-07-2010 65 C170 PEKANBARU 21-07-2010 65 H102 TEMANGGUNG 21-07-2010 52 H077 PURWOKERTO 21-07-2010 61 C091 SOLOK 24-07-2010 58 H077 PURWOKERTO 26-07-2010 60 C321 PARIAMAN 26-07-2010 84 K009 BLITAR 26-07-2010 78 F162 BANJAR 28-07-2010 73 H029 YOGYAKARTA CIK DITIRO 29-07-2010 65 H048 MAGELANG 30-07-2010 58 K073 PROBOLINGGO 30-07-2010 65 F100 TASIKMALAYA 31-07-2010 53 C269 LUBUK SIKAPING 06-08-2010 64 K044 LUMAJANG 06-08-2010 85 K073 PROBOLINGGO 07-08-2010 71 L003 BANJARMASIN SAMUDRA 07-08-2010 80 K109 TUBAN 08-08-2010 89 D059 PALEMBANG A.RIVAI 10-08-2010 92 E193 JAKARTA KEBAYORAN BARU 12-08-2010 59 P111 WATAMPONE 17-08-2010 59 K055 MOJOKERTO 18-08-2010 69 F025 GARUT 21-08-2010 59 S229 KANTOR DANA PENSIUN BRI 22-08-2010 76 P050 MAKASAR A. YANI 11-09-2010 60 E329 JAKARTA VETERAN
Segenap Dir eksi, Staf dan Pek erja Dana Pensiun BRI menyampaikan turut ber duka cita sedalam-dalamnya. Semoga seluruh amal baiknya diterima di sisiNya, dan diampuni segala dosa-dosanya, serta diberikan k etabahan bagi yang ditinggalkannya. Amin. 42 | INFO | LII | Juli - September 2010
Foto
Sosialisasi mekanisme pemeriksaan Badan Audit Dewan Pengawas Dana Pensiun BRI dan penandatanganan perjanjian antara Dana Pensiun BRI dengan Perusahaan Anak tentang pelaksanaan pemeriksaan untuk mendapatkan informasi keuangan dan bisnis perseroan, Jakarta 10 Agustus 2010.
Direksi Dana Pensiun BRI menyampaikan pemberitahuan kenaikan manfaat pensiun dan pembayaran manfaat lain yang diberikan kepada penerima manfaat pensiun saat para pensiunan menunggu giliran untuk mengambil uang pensiun di loket pembayaran pensiun, Dana Pensiun BRI, Jakarta 03 September 2010
INFO | LII | Juli - September 2010 | 43
Foto
Halal Bi Halal Keluarga Besar Pensiunan BRI 1431 H, Jakarta 28 September 2010
Bapak Bambang Suwito, Ketua Panitia Halal Bi Halal
Bapak TB Soehadi Wiraatmadja, Ketua Umum PB PPBRI
Bapak Sofyan Basir, Direktur Utama PT. BRI (Persero) Tbk
Bapak Rudjito, Sesepuh Pensiunan BRI
Bapak Sofyan Basir, Bapak Rudjito, Bapak Djoko Santoso Moeljono, Bapak Kamardi Arief
44 | INFO | LII | Juli - September 2010
Foto
INFO | LII | Juli - September 2010 | 45