Public Disclosure Authorized
E2593 V17 {
KEMENTERIAN PEKERIAAN UMUM DIREKTORAT IENDERAL BINA MARGA
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
S\IVT PERENCANAAN DAN PENGAI^/ASAI{ JALAN DAN TEMBATAN PROPINSI SIJMATERA BARAT JL. RASUNA SAID NO.85 A PADANG -811.4,.1ELP. (0751) 70515S FAX. (0761\7051556
SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROPINSI SUMATERA BARAT
D@B<€rWGESSlr U-r
P&Y
A
FE
$T
&E
&O
&,
&&
$&
E
$I G K
t'
I\IJ G.
AS
EgI D U
P
DAI{J TJ'F.AYAPE$[ANI{,1&I}S-$TTTBIIGKU;SX.GA$EHIgglF, qrJK& = U;PIr_:}
PEKERIAAN: IEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUPATEN PASAMAN BARAT
P"T. VI$ITECH GEMILASTG Engineering & Managernent Consultants .Iln. I.Tambusai Kcnrp-Parinsula Blok B No.4 Pq:karrbar*-?R28? Tel1t. 0?61 -571309, Fax. 571703 E-rnail : visi...gemilang,ji:yal:oo.cr:m
Pl-f n*i l{+1:q:r-ifi;r'i*r: f *rq;'ji,l*;:
lJl::.;:l
SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROPINSI SUMATERA BARAT
DOI(TIN/IEN: UPAYA PENGELOLAAN LTNGKUNGAN HIDUP
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (uKL - UPL)
PEKERJAAN: IEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUPATEN PASAMAN BARAT
Pi,l-nei l{etf
}ef rter'1j:}11
?'*k+rjaari
Uiirl.:an
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
KATA PENGANTAR
Pembangunan jembatan Sungai Air Gadang Kabupaten Pasaman
Barat merupakan peningkatan kualitas dibidang pelayanan transportasi di wilayah bagian utara propinsi Sumatera Barat, disamping itu pembangunan
ini juga menunjang dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat
di kedua kabupaten tersebut dan pembangunan jembatan
ini
juga dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), menetapkan bahwa kegiatan pembangunan ketiga lokasi jembatan tersebut di atas termasuk kegiatan yang tidak tergolong sebagai kegiatan wajib AMDAL, tetapi diwajibkan untuk membuat studi kelayakan lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (uKL-UPL).
Semoga dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) pembangunan jembatan Sungai Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat dapat bermanfaat dan berguna dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan serta pemantauan lingkungan hidup..
Padang, Juli 2010 Hormat kami,
4F l! t.i, ,,i,ril€clr ';*#dn
rlernilalq
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
DAFTAR ISI halaman
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I
PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
ll.
tl 1
Latar Belakanq Tuiuan dan Keounaan Keoiatan Tuiuan dan Kesunaan UKL-UPL Peraturan
1
RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN Gambaran Umum Wilavah Studi Lingkup Rencana Keqiatan Linqkup Studi Wilayah Studi
tv.
RONA LINGKUNGAN HIDUP 3.1. Fisika-Kimia 3.2. Bioloqi 3.3 Sosial Ekonomi Budaya
3 4 1
tl tl
2
tl tl
I
1
6
ltl
Itl
DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI Tahao Prakonstruksi 4.2. Tahap Konstruksi 4.3. Tahap Operasi
1 1
14 15
IV IV
PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Tahap Prakonstruksi 5.2. Tahap Konstruksi 5.3. Tahap Operasi PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
2
6
VI
DAFTAR PUSTAKA
1
IV
VI VI VI
6.1. 6.2. 6.3.
1
IV
V V V V
5.1.
vt.
I
ill ilt
4.1
V.
3
il
2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
ilt.
I
1 1
3 14 1 1
3 16 ill
LAMPIRAN
\
{-#;,r'
r' wsif ech gernilang
P1-liti,ri
l{'::E:i
rIt';.ti.:11', ?
1;.1/.,.t1y l11
iy ;
i.!
1
1
113i ;
1
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
DAFTAR TABEL halaman
Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan untuk pembangunan jembatan dan mobilisasinya. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan iembatan selama konstruksi Kebutuhan PondasiTiang Pancang Jembatan Air Gadanq Parameter, Metode Pengukuran/Analisis dan Peralatan Yang Diqunakan Untuk Kualitas Tanah Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan (Air Sunqai) Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air Sumur) Kondisi lklim Di Lokasi Keqiatan dan Sekitarnva Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Ansin di Daerah Sukamenantidan Sekitarnva (2000-2005) Kualitas Air sungai Air Gadang Pada Rencana Peningkatan Pembanqunan Jembatan Air Gadano Kabupaten Pasaman Barat Hasil analisis kualitas air Sungai Air Gadang pada rencana pembangunan iembatan Air Gadanq, Kabupaten Pasaman Barat Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Air Gadano. Kabuoaten Pasaman Barat Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadanq, Kabuoaten Pasaman Barat Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Air Gadang
2.1
2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6 2.7. 3.1
3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3,6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.1'1.
|-4 il-5
|-7 il-B
il-8 il-9 il t-1
ilt-1
ilt-5 ilt-6
l|-7 il
l-8
Kabuoaten Pasaman Barat
ilt-9
Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keqiatan
il
Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan Tinqkat Bahava Erosi di Lokasi keqiatan
3.1 0.
il-3
t-10
tt-1
I
1
ilt-1'1
Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala Erosi di Lokasi
ilt-11
kegiatan
3.12. 3.14.
Jenis Flora disekitar Lokasi Keoiatan Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelomook Umur Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekeriaan
3.1 5,
Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung
3.13.
ke
Puskesmas
|t-12 ilt-14 il
di
Kecamatan
t-15
|t-17
Pasaman menurut penyakit Utama
4.1
4.2.
Matrik ldentifi kasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan Pembanqunan Jembatan Air oadano Terhadap Komponen Linqkunoan
tv-8
Matrik Komponen dampak lingkungan Kegiatan Peningkatan Pembangunan
tv-9
Jembatan Air Gadanq
Matrik Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan
5.1.
Peningkatan
v-19
Pembangunan Jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat
Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas
6.1
Parameter, alat dan metoda analisa kualitas
6.2.
air sungai untuk
pelaksanaa pemantauan Matrik Program Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan
6.3.
Pembangunan Jembatan Air Gadanq Kabupaten Pasaman Barat.
.\; 4't -
p.i- vrs,f6ch oelnrians
;;iG"s'
vt-4
Peningkatan
vt-8 vt-21
"
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
DAFTAR PUSTAKA 1.
Srikandi Fardiaz, 1992, Polusi Air dan Udara, cetakan ke 9, Penerbit Kanisius, Yokyakarta,
2. Setiaty Pandia, Amir Husin, Zuhrina Masyitah, 1995,
Kimia
Lingkungan, Dirjen DIKTI Depdikbud, Jakarta.
3. Philip Kristanto, 2002, Ekologi Industri, Penerbit Andi
Offset,
Yokyakarta
4. Samin, 2006, Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL),
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
5. F
Gunawarman Suratmo, 2004, Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Penerbit Gadjah Mada University Prsess, Yogyakarta.
€)
a'i'
uisrfech gernrlang
PU-nel Kenrenleliar': Pekerjaar:
Urn'-trrt
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab, Pasaman Barat
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006
-
2010 pada
Agenda Peningkatan Sarana dan Prasarana Transportasi yaitu mengembangkan, meningkatkan dan memelihara sarana dan prasarana jalan ruya. Pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana jalan dilakukan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas antar wilayah yang diperlukan untuk mengembangkan perekonomian daerah
dan pelayanan masyarakat. lmplementasi dari pelaksanaan RPJMD tersebut terjabarkan dalam Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2010 oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Umum Direktorat Jenderal Bina Marga adalah pembangunan jembatan sebagai sarana penunjang transportasi dan pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan dan utara dari Provinsi Sumtera Barat. wilayah Utara Kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Pasaman Barat yang terletak pada kondisi geografis terletak pada
0059'-
20
28'lintang selatan dan 1090 19'-101018', dengan rata-rata kepadatan penduduk
pada tahun 2008 berkisar 84 orang km2 dengan sektor unggulan dari pertumbuhan ekonomi
berasal dari sektor perkebunan, perindustrian, perdagangan, pertanian, pertambangan, perikanan kelautan dan lain-lain. Melihat perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat
di Kabupaten
Pasaman Barat serta untuk mengantisipasi
perkembangan kemajuan kota, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat terus meningkatkan potensi sumber daya alamnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu kendala dari pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam mengembangkan kota dan mobilisasi kendaraan yang bergerak dibidang perekonomian terus meningkat tiap tahunnya yang kurang didukung dengan kualitas jalan dan jembatan
yang belum memadai. Selama ini mobilisasi barang dan jasa masyarakat Kabupaten Pasaman Barat tersebut untuk menuju pusat Kota baik untuk keperluan perdagangan, pendidikan dan sebagainya hanya menggunakan jembatan yang tidak dapat dilalui secara sekaligus dua kendaraan atau hanya satu kendaraan yang bisa melintas jembatan tersebut.
Menyadari hal tersebut maka mulai sejak tahun anggaran 2009 Pemerintah Republik Indonesia melalui Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Sumatera Barat telah merencanakan pembangunan jembatan Sei.
Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
€': "-a-#\'i
n.t
t-l
visitech cenilanc
i)1.:' : ri:t1
{{:l ti{,iii!.ril;.iat litr.ti,i/;t-1,.;it
1,.}t|:t
tt|':
UKL & UPL Pembangunan Jembalan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Pembangunan jembatan selain memberikan dampak positif terhadap perkembangan wilayah di Kabupaten tersebut dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat, pelaksanaan kegiatan pembangunan jembatan
ini
juga
berpeluang menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Untuk mengantisipasi dan mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif, maka sejak dari proses perencanaan pembangunan Jembatan
ini perlu dilengkapi dengan Studi Kelayakan
Lingkungan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa setiap rencana kegiatan
yang
diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan, yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor
27 tahun 1999
tersebut
dikemukakan bahwa untuk kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting dan
atau dampak yang ditimbulkan secara teknologi dapat dikelola, maka tidak diwajibkan menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), tetapi harus dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL). Begitu juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, maka kegiatan Pembangunan Jembatan ini bukan dikategorikan jenis kegiatan yang wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Oleh sebab
itu studi
kelayakan
lingkungan rencana kegiatan Pembangunan Jembatan hanya dikategorikan wajib menyusun
studi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL) sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
1.2.
TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN
1.2.1. Tujuan Tujuan pembangunan jembatan ini adalah dalam rangka pengembangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
1.2.2. Kegunaan Kegunaan Pembangunan Jembatan adalah
:
1.
Meningkatkan aksesibilitas transportasi masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat;
2.
Mempermudah mobilitas barang dan jasa.
4*:;
\:'*#
ti.t. visltech sefftilano
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
1.3.
TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL & UPL
1.3.1. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan dokumen UKL dan UPL ini adalah untuk memberikan
arahan pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat Pembangunan Jembatan.
1.3.2. Kegunaan
1.
Bagi Pemrakarsa
:
a. Sebagai acuan dan pedoman serta dasar dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan jembatan.
b. Memprediksi dan mengendalikan serta meminimalisasi dampak negatif yang akan ditimbulkan akibat pembangunan jembatan.
Bagi Pemerintah
:
a. Sebagai acuan penilairn atas kelayakan lingkungan dari suatu kegiatan pembangunan jembatan.
b. Merupakan pedoman bagi Instansi pengelolaan
dan
terkait dalam melakukan
evaluasi
pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh
pemrakarsa.
3.
Bagi Masyarakat: Merupakan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif
dan menghindari dampak negati rencana sejak dari tahap prakontruksi, kontruksi dan pasca kontruksi.
1.4.
PERATURAN
Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup rencana kegiatan pembangunan jembatan ini antara lain sebagai berikut:
1.4.1. Undang.Undang 1.
Undang-undang
No.
5
Tahun 1990, tentang Sumberdaya Alam Hayati
dan
Ekosistemnya. Peraturan ini digunakan karena kegiatan pembangunan jembatan
#'{#rr
n.t. visitech cemilana
Plj-il{,}l.
(ernenleriar Per-*rjcan lJrrl;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
harus memperhatikan kawasan sempadan sungai serta dampaknya
terhadap
ekosistem perairan di sekitar kegiatan yang direncanakan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 13 Tahun 2003, tentang Tenaga Kerja,
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam proses perekrutan dan pelepasan tenaga kerja. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.
Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi rencana kegiatan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air di wilayah studi. 4. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan
Daerah. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam
mengembangkan potensi sumber
daya pembangunan yang dimiliki
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2OO4,tentang Jalan. Peraturan ini
digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui klasifikasijalan 6. Undang-Undang
.
No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang. Peraturan
ini
digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan tidak menyalahi rencana tata ruang diwilayah studi. 7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
ini digunakan sebagai acuan dalam bidang lingkungan hidup dan rencana kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan
menentukan kebijakan
di
pembangunan jembatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
1.4.2. Peraturan Pemerintah 1, Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pemanfaatan sumberdaya air sungai.
2. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan ini digunakan sebagai tolok ukur untuk baku mutu udara ambien yang dibolehkan.
3. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini digunakan sebagai tolok ukur kualitas air permukaan yang diperbolehkan.
f
"-
:i r.f iasilech cenilarta
"t.k'r
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan
kewenangan urusan pemerintahan untuk rencana kegiatan pembangunan jembatan ini.
1.4.3. Keputusan Presiden Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Ketentuan ini merupakan pedoman dalam mengelola sempadan sungai sebagai kawasan lindung.
1.4.4. Peraturan Menteri
1.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang
Jenis-jenis kegiatan dan/atau usaha yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan bentuk dokumen kelayakan lingkungan yang diperlukan
2.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1973, tentang Tata Cara Pembebasan Tanah, Peraturan
ini
digunakan sebagai pedoman dalam
pembebasan tanah yang akan terkena rencana kegiatan pembangunan jembatan ini
3.
.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman apakah rencana kegiatan mengenai sempadan sungai, daerah manfaat sungai.
1.4.5. Keputusan Menteri
1.
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.296/KPTS/1996, tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) Proyek Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan ini
digunakan sebagai perbandingan dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan rencana kegiatan pembangunan
jembatan ini.
2.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang
pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Keputusan ini sebagai pedoman penyusunan
dan
mekanisme pembahasan dokumen rencana kegiatan pembangunan
jembatan ini.
a#
il.t
l-s
visitech gemilang
i)
f.: - i iit,:. l{ ri
, r'tt-) j t l
t:ri'.t:;
t
l !:.:..r:; r
i:}i
:r}
i,.}li'.\.ttt\
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
BAB
II
RUANG LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2,1. GAMBARAN
UMUM WILAYAH STUDI
Secara administratif kegiatan pembangunan jembatan Air Gadang terletak
di Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat. Pembangunan jembatan yang bersifat permanen ini sangat strategis dalam rangka pengembangan Kota ke arah utara Propinsi Sumatera Barat. Selain itu juga pembangunan jembatan ini yang merupakan duplikasi dari jembatan lama akan sangat membantu untuk kelancaran mobilisasi kendaraan dengan lancar dan semakin baik.
Pembangunan jembatan
ini
menggunakan sistem Jembatan Beton
Konvensional (Balok "T") beton bertulang dan jembatan ini merupakan duplikasi dari jembatan lama dengan bentang 4 @ 25,00 (100,00 meter) dan lebar jalur lalu-lintas
7,00 meter dan trotoar 2 @ 1,00 meter, sedangkan pondasi direncanakan pondasi dalam berupa tiang pancang beton pratekan Q 50 cm. Jembatan ini merupakan
jembatan bentang banyak (multy span) dengan
3
(tiga) buah pitar untuk
menghubungkan 4 (empat) bentang jembatan.
Pada lokasi jembatan ini terdapat disekitarnya pemukiman penduduk. Kegiatan pembangunan jembatan ini sudah barang tentu akan memberikan dampak
terhadap kondisi pada lokasi jembatan ini, karena bersentuhan langsung dengan kegiatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam
rangka mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan jembatan ini.
2,2. LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2.2.1. Tahap Prakonstruksi Pekerjaan tahap prakonstruksi adalah kegiatan yang terdiri dari; stake out, pembebasan lahan, pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Urairn kegiatan pada tahap prakonstruksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Stake out Kegiatan stake out merupakan pekerjaan pengukuran dan penggambaran 46; rr 'i.#
p.t. visitech uemilana
II-1
l1)li-r r+i
i{rlrirlf{:}rlar f;}iil'.*iiiiaf : l"il rr.;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
yang berkaitan dengan tapak kegiatan pembangunan jembatan.
Hasil
pengukuran dan penggambaran tersebut selanjutnya dilakukan interprestasi lapangan untuk mencocokan desain dengan kondisi lapangan. Sehubungan dengan kegiatan stake outjuga diikuti dengan kegiatan survey lokasi kegiatan pembangunan jembatan. Survey investigasi rencana kegiatan pemoangunan
jembatan dilakukan oleh Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Propinsi Sumatera Barat, Maksud survey investigasi sebagai pedoman teknis arah dan penentuan fungsi ruang. Kegiatan Survey lnvestigasi ini meliputi pengukuran untuk menentukan posisi konstruksi sesuai rencana. Selain itu juga dilakukan pendataan kepemilikan
lahan serta bangunan masyarakat yang termasuk di dalam areal rencana pembangunan jembatan. 2.
Pembebasan lahan
Pembebasan lahan hanya dilakukan pada lahan yang terdapat
di
pangkal
jembatan. Untuk keperluan tapak kegiatan yaitu pangkal jembatan hanya dilakukan pembebasan terhadap rumah masyarakat, karena tanah yang berada pada sempadan sungai bukan milik masyarakat. Jumlah rumah yang
diperkirakan akan terkena akibat pembangunan jembatan sebanyak
3 unit yang terdiri dari 1 unit bagian
selatan jembatan sebanyak
2 unit
Aie
Gadang
utara jembatan dan bagian
rumah. Pemberian ganti rugi terhadap
rumah yang terkena pembangunan jembatan berpedoman pada nilaijual objek pajak (NJOP). Pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan
Base camp diperlukan untuk operasional tenaga kerja dan juga berfungsi
sebagai gudang peralatan selama konstruksi. Pembangunan base camp berada dekat tapak kegiatan yaitu di pangkal jembatan, Untuk pengamanan
dan tidak terganggunya aktifitas masyarakat dilakukan pemagaran kedua lokasi pangkal jembatan tersebut. Pemagaran dilakukan bersifat sementara dengan menggunakan seng sebagai dinding pagar.
4.
MobilisasiAlat Berat Untuk pembangunan jembatan diperlukan mobilisasi alat-alat berat, sebelum pelaksanaan kontruksi jembatan dilakukan. Jenis alat berat dan kendaraan
*X
P'r''"rsilech geinriong
II-2
i)1..:-irili. .i{tf ii+)itir:t i;i!1
Y)
+:.i.Ji
a
)!i,:it1't.: t {.\t.:lia
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
yang diperlukan dalam pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1. Jenis alat berat dan kendaraan yang diperlukan
untuk
pembangunan jembatan dan mobilisasinya. No.
Jenis alat berat dan kendaraan Crane
2. 3.
4. 5. 6. 7.
8, 9, 10.
Excavator Loader Pile Hammer Concrete Mixer Motor Grader Generator set Concrete Vibrator Truck Trailer Dump truck Pick Up Compactor
11. 12. Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010
Satuan unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
Jumlah
Mobilisasi
darat
I
1
Darat Darat Darat Darat Darat Darat
4
Darat
1 1 A I
2 1
2
Darat Darat Darat
1
Darat
1
3
2.2.2. Tahap Konstruksi
1.
Mobilisasi Material
Untuk pembangunan jembatan diperlukan material seperti semen, pasir, sirtukil, besi beton, kayu, perpipaan dan tiang pancang beton pratekan. Kebutuhan berbagai jenis material berupa batu, pasir dan krikil akan dipenuhi
dari quarry yang dikelola pihak lain atau langsung dilakukan oleh kontraktor pelaksana pekerjaan yang didatangkan oleh perusahaan suplaier. Mobilisasi material tersebut umumnya dilakukan lewat darat. Semua matedal tersebut ditempatkan pada lokasi base camp yang telah dipagar.
2.
Rekruitmen Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pembangunan jembatan selama konstruksi diperlukan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan volume kerja, lama
pekerjaan
dan spesifikasi tenaga kerja.
Kebutuhan tenaga untuk
pembangunan jembatan tertera pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2. Kebutuhan tenaga kerja pembangunan jembatan selama konstruksi. \0.
4r*:r \6dd
Jumlah (orano)
Status Karvawan
Tenaga Kerja
Kualifikasi
1
Proiect Manaoer
S1
I
Tetap
2.
Sekretaris
D3
1
Tetao
Ahli Teknik Jembatan
s1
1
Tetao
4.
Pengawas
D3
1
Tetao
5.
Pekeria
SD, SLTP. SLTA
Tukano
SLTP, SLTA
Asal
zu
Tidak tetao Tidak tetap
p.f. vrsifech aemdeno
Flt.i -:
re; { * rr*rit,.:rl:i r;
!:}e i-,ery::;r
n
i.J i
*r : rr;
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Baral
t.
Mandor
SLTA
8,
0perator
SLTA
9.
Pembantu Operator
SLTA
10.
Sopir
SLTA
o
Tidak tetap
11
Pembantu Sooir
SLTA
b
Tidak tetap
12.
Mekanik
SLTA
z
Tidak tetap
Pembantu Mekanik
SLTA
Kepala Tukanq
SLTA
,1? 4A
tl.
1
Tidak tetao
6
Tidak tetao Tidak tetap
Tidak tetap
z
Total
Tidak tetap
58
Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010
Tenaga kerja lebih diutamakan masyarakat setempat namun jika tenaga kerja
yang mempunyai keahlian khusus tidak di dapat maka akan diusahakan dari luar daerah.
Pembangunan Pondasi (foundation) Pembangunan pondasi yang terdiri dari pondasi dalam yaitu berupa tiang
pancang beton pratekan dengan diameter 50 cm. Dipancang pada lokasi abutment dan pilar. Jumlah kebutuhan dan panjang tiang pancang sesuai perencanaan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan Pondasi Tiang Pancang Jembatan Air Gadang
Tiang Pancang Lokasi
No.
Diameter
Jumlah
Panjang
(cm.)
(batang)
(meter)
1.
Abutmen
1
50
15
32,00
2.
Abutmen 2
50
15
32,00
3.
Pilar l, ll & lll
50
18 x 3
35,00
Sumber: PT Visitech Gemilang, 2010
4.
Pembangunan Bangunan Bawah (sub structure)
Bangunan bawah jembatan berfungsi sebagai penyangga bangunan atas (super structure) yang terdiri dari kepala jembatan (abutment) dan pilar (pier)
sebagai penyambung bentang jembatan pada bentangan jembatan jamak (multy span). Bangunan bawah dibangun di atas pondasi (tiang pancang) yang berfungsi untuk meletakkan balok-balok jembatan dan terdapat 2 (dua) buah abutment 3 (tiga) buah pilar. Konstruksi bangunan bawah dibangun dengan konstruksi beton bertulang meliputi pekerjaan penggalian, perakitan besi beton oan pengecoran.
{.*
P'
l,
visrf eclr gemrTong
TI-4
l-)(.i-r
ti:i,{#iilq;t:ir,lriitai
iJ{.,ti'J):ji,ii.ii; i..l: llr :ir;
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Konstruksi Bangunan Atas (super structure).
Bangunan atas jembatan terdiri dari konstruksi balok beton bertulang berbentuk 'f' (T beam) yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga lebar jembatan terpenuhi sesuai rencana. Balok-balok beton ini dicor ditempat dengan memakai perancah kayu untuk memikul sementara balok-balok jembatan sampai dengan beton cukup umur (mengeras). Pembangunan Jalan Pendekat (approach road)
Jalan pendekat (oprit) pembangunannya dilakukan pada kedua
ujung
jembatan. Tujuan pembangunan oprit ini adalah untuk menghubungkan jalan
dengan jembatan dan dibangun sedemikian rupa sehingga pengguna jembatan merasakan kenyamanan pada saat memasuki jembatan. 7.
Pasangan Batu (sfone masonry)
Pasangan batu dipasang terutama pada jembatan Sei. Air Gadang pada sisi
Abutment
ll (arah Batas Sumut). Pasangan batu dipasang untuk melindungi
abutment (kepala jembatan) dari gerusan air. 8.
Pekerjaan Finishing
Pekerjaan tahap akhir dari konstruksi ini yaitu pengecetan, pemasangan rambu-rambu, patok pengarah (guide posf) dan marka jalan, serta kemudian
juga dlakukan pembersihan lokasi dari sisa-sisa atau ceceran material yang akan menggangu lalu lintas nantinya. 9.
Demobilisasi Alat Berat
Setelah konstruksi pembangunan jembatan selesai maka
dilakukan
pengembalian (demobilisasi) alat-alat berat dan kendaraan setelah pekerjaan
selesai dan pelunasan kontrak kerja maka secara otomatis peralatan kerja akan diangkut kembali oleh kontraktor. Pelaksanaan demobilisasi dilakukan melaui darat menggunakan truck trailer.
2.2.3. Tahap Operasi
1.
Pemutusan hubungan kerja
Tenaga kerja tidak tetap setelah selesai konstruksi pembangunan jembatan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan kerja tersebut sesuai dengan perjanjian tidak diberikan pesangon.
4; :r \;"i##d
p.l, .;isriech uernijaro
il-5 ilU-iici
{{,:f f ir}f rl ttrial
l:\
t:it +:ri's:,tit
1,.i
;
t* :rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
2. Operasionaljembatan Jembatan yang telah selesai dapat di operasikan sesuai dengan perjanjian
kerja sama dengan kontraktor. Kemudian diikuti dengan
kegiatan
pemeliharaan jembatan yang meliputi pemeliharan fisik dan perbaikan bagi bagian yang rusak.
2.3.
LINGKUP STUDI Ruang lingkup studi kegiatan UKL-UPL pembangunan Jembatan meliputi:
2.3.1. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yang akan dikumpulkan adalah meliputi data iklim, curah hujan, kelembaban dan kependudukan pada instansi terkait seperti Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, Perhubungan dan Pekerjaan Umum serta Badan Statistik.
2.3.2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer yaitu dilakukan langsung dilapangan dan selain itu juga dilakukan pengumpulan dilapangan dan dilanjutkan analisa di laboratorium. Data primer yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut
a.
Sifat Fisik Tanah
Pengumpulan data
sifat fisik tanah dilakukan dengan cara
dilapangan, kemudian analisanya dilakukan
di
sampling
laboratorium. Data yang
diperoleh selanjutnya digunakan untuk menganalisis rona lingkungan tanah disekitar kegiatan.
Tobel 2.4 Porometer, Metode Pengukuron/Anolisis don Peroloton Yong Untuk Kuolitos Tonoh No 1
z A
Sofuon
Berot Volume Porositos
g/cms q /o
Motemotis
Permeobilitos
cmliom
Hukum Dorcv
Tekstur Posir
o. b. c.
Debu
ot /o
Liot
07
C-Oroonik
b.
Melode
Porometer
Penoukuron /Anollsls
Grovimetri
Perololon Rino Somoel
Permeometer
Pipet & Hukum Stokes
Wolklev don Block
Kualitas Udara Ambien
Pengumpulan data primer untuk kualitas udara ambien dilakukan sampling dilapangan dengan menggunakan penyerap untuk gas dan filter untuk debu.
#t":r
\'*#
p.f. visiiecl? cemi/anu
II-6
ljU ;t/jl {{:, ,:.)il1{)il;rr} l}*! .'rf;:}ar: i-Jrrr rrri
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Kemudian hasilnya dilanjutkan untuk dianalisa
di
laboratorium. Kemudian
tingkat kebisingan dilakukan pengukuraan langsung dilapangan.
Metode analisis untuk pengumpulan data primer pencemar udara yang digunakan sepertitertera pada Tabel 2.5 Tabel 2.5 Metode dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Ambien Paramater
No 1
c.
SOz
z
NOz
J
co
4
Total Partikel Tersuspensi (TSP)
Metode Pararosaniline Saltzman Perakamoniakal Gravimetri
Alat Soektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer HVAS
Kualitas Air Sungai
Data untuk kualitas air sungai dilakukan sampling dan beberapa parameter diukur langsung dilapangan. Kemudian sebagian parameter kualitas air dapat dilakukan analisa di laboratorium.
Sedangkan parameter kualitas
air
permukaan disesuaikan dengan jenis
kegiatan dan mengacu kepada PP 82 Tahun 2001. Hasil yang diperoleh dilakukan analisis berdasarkan pemanfaatan air sungai PP 82 Tahun 2001. Parameter dan metode yang digunakan dalam menganalisis kualitas air sungai
tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Permukaan
Padat terlarut
fiDS
d. Kualitas Air Sumur Sampling kualitas air tanah dangkal (air sumur) diambil pada rencana pembangunan jembatan, yaitu sumur masyarakat. Sampling langsung dilapangan dan analisis terhadap parameternya dilakukan
di
laboratorium.
Parameter dan metoda yang digunakan untuk analisis kualitas air sumur dapat
terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini:
#'.;-;s#d rr
p,f, ,,,rsifech semr/ans
II-7
i)l;-riel {r:;-nrxiterlan Pei;efjlri.r: iJlru:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 2.7 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal (Air Sumur No.
Parameter
Satuan
Metoda
1
2
J
4
2.
FISIKA Warna Temperatur
J. 4.
Kekeruhan Padat terlarut
I I
il.
"c fiDS)
KIMIA Persenyawan Loqam Senyawa NonLogam Kesahan total (CaCOq)
I
2.
J. 4.
e.
Unit Pt-Co
Soektrofotometri Pemuain
NTU mo/L
Turbidimetri Spektrofotometri
mq/L mo/L mq/L
Soektrofotometri pektrofotometri Spektrofotometri Potesiometrik
rH
Alat Spektrofotometer Termometer Turbidimeter Spektrofotometer AAS Soektrofotometer AAS rH-meter
Komponen Flora Parameter flora dilakukan dilapangan dengan cara pengamatan dilapangan pada daerah yang akan dibangun jembatan.
f.
Sosial Ekonomidan Sosial Budaya
Untuk pengumpulan data sosial ekonomi dan sosial budaya dilakukan wawancara dengan penduduk setempat dan pemuka masyarakat.
2.4. WILAYAH
STUDI
Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumater Barat, merupakan daerah yang dilalui
jalan lintas barat tersebut telah menimbulkan multiptier effect terhadap perkembangan pembangunan daerah termasuk kemajuan pembangunan ibukota Kabupaten Pasaman
Barat. Untuk mengantisipasi
perkembangan kemajuan pusat kota dari kabupaten
tersebut dan terus mengembangkan potensi sumberdaya alamnya belum dimanfaatkan secara optimal.
Lokasi jembatan Aie Gadang terletak
di
Nagari Aie Gadang Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Orientasi lokasi masing-masing rencana kegiatan pembangunan jembatan dan gambar konstruksi jembatan secara umum berturut-turut dapat dilihat pada Gambar
-
1 Situasi & Gambar
- 2 Denah Potongan Memanjang dan
Potongan Melintang (Jembatan Aie Gadang).
/*gg r1
';-6@
p.f. vrsi{ech qemji$fiq
II-8
f;li - r'rst {
{if ril; rif
rn
i;it rt
fi}41
i
-qlii:iaf }
lJ
r}r
j
rf
l
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP Rona lingkungan hidup yang diperlukan dalam studi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat meliputi komponen fisik-kimia, biologi, dan sosial ekonomi serta sosial
budaya. Data rona lingkungan hidup berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari studi dokumen dan kepustakaan, sedangkan data primer diperoleh dari dari hasil pengukuran, pengamatan (observasi), dan wawancara.
3.1. KOMPONEN FISIK KIMIA 3.1.1. Kondisi lklim
a. Klasifikasi lklim Kondisi iklim di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan
posisi lautan dalam hubungannya dengan gerakan angin. Pegunungan Bukit Barisan yang terbentang dari arah Barat Daya ke Tenggara dan Lautan Hindia
di
sebelah Barat menyebabkan terjadinya proses kondensasi
ketika
pengangkatan awan secara vertikal dan orografik yang mengandung banyak
uap air atau hujan di daerah lereng sebelah Barat. Berdasarkan posisi geografis, wilayah studi terletak di sebelah Barat daerah Pegunungan Bukit Barisan diperkirakan mendapat hujan relatif lebih banyak dibandingkan lereng
sebelah Timur. Selanjutnya akan diuraikan kondisi iklim wilayah studi berdasarkan beberapa sistim klasifikasi iklim yang berlaku di Indonesia.
a) Berpedoman
pada sistim klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951),
wilayah studi mempunyai iklim tipe
A
(sangat basah), dimana nilai Q
(Quotient) untuk daerah Sukamenanti (Q=1,8), Silawai (Q=3,7) dan Air Bangis (Q=3,7). lklim tipe A dicirikan dengan iklim sangat basah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
b)
Menurut sistim klasifikasi iklim W,Koppen, wilayah studi tergolong iklim tipe Afa. Tipe Afa dicirikan dengan iklim tropis basah dengan curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Suhu udara bulan terdingin di atas 180C dan
suhu udara bulan terpanas di atas 220C. Perincian mengenai tipe iklim tertera pada Tabel 3.1.
€kA
P {' v*rr*ch
III-l
g*n:il*ris
irf .i-;
r<,it.
i{cri:r.:r:iti:
:!tl
lr
+i..tr ii,.;ii', i i,
tt:;r
r't\
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
c)
Berdasarkan pada system klasifikasi Oldeman, lrsal Las dan S.N. Danruis (1979) dalam "An Agroclimatic Map of Sumatra", wilayah studi tergolong pada zona agroklimat A. Zona agroklimat A dicirikan dengan jumlah bulan
basah (curah hujan di atas 200 mm) berlurut-turut sebanyak 9-1 1, dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm) berturut-turut kurang dari2.
Tabel 3,1. Kondisi lklim Di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya
Sistim lklim
No
Jumlah Tahun Pengamatan
Elevasi
(MDPL)
Jumlah Bulan Kering
Jumlah Bulan Basah Rata-
1
Sukamenanti
180
IJ
RataRata 0,2
z
Silawai
{q
18
0,4
3
Air Bangis
20
o,4
Maks
z
Frek
Rata
Maks
z
11
12
o
10,7
12
z
10,8
12
Frek
Nilai
Tipe Schmidt
Tipe
0an Ferouson
Koppen
Maks
Frek
KAIARata .1 R
A
5
3,7
A
Afa
b
2.7
A
Afa
Sumber:Schmidt, F.H/ and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based On Wet Dry Period Rations for Indonesia with Western New Guinee. Verhandelingen, No. 42
b.
Gurah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin Unsur-unsur iklim meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin tertera pada Tabel 3.2. Data-data unsur iklim tersebut
diperoleh dari Dinas PSDA Propinsi Sumartera Barat dengan stasiun klimatologi Sukamenanti dalam kurun waktu 2000-2005. Tabel 3.2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin di Daerah Sukamenanti dan Sekitarnya (2000-2005).
1
Januari
Curah Hujan (mm) 435
z
Februari
2
Bulan
No
4
Suhu Udara 'c)
Hari Hujan
Kelembaban
Kecepatan
Angin (km/hari)
16
35,50
18,00
RataRata 26,80
250
11
36,00
18,00
26,67
91,78
13,71
Maret
227
8
35,00
18,00
26,73
91,80
6,58
April
?,t ?
15
36,00
18,00
26,78
92,16
3,60 8,31
Maks
Min
Udara (%) 91,20
8,47
Mei
163
I
35,00
18,00
26,83
91,60
Juni
117
7
35,00
18,00
26,23
90,1 0
0,83
7
Juli
167
o
35,00
18,00
26,89
91,74
16.22
A
Agustus
467
17
35,00
18,00
25,98
91,29
6,81
o
Seotember
E,l.l
19
35,00
18,00
26,53
90,33
5,93
10
Oktober
386
IT
36,00
18,00
26,05
89,1
I
3,85
11
November
506
22
36,00
18,00
26,83
91,17,
3,15
12
Desember
35,50
17,00
26,71
92,50
6,17
35,25
26,58
26,58
92,50
6,97
5
Total Tahunan Rata-rata
499
20
4.041
'169
337
14
Bulanan
Sumber : Dinas PSDA Propinsi Sumatera Barat
---{#
P
t'
III-2
irisrfoch g*rntlalg
i;l l-i -
r'tt:i i{ t:lr;qt:t:t t:i::a:i l::'t:t;t::r;:+ett
i"J t
tit.
r
t*
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan sebesar 4.041 mm dengan rata-rata bulanan 337 mm, Jumlah hari hujan rata-rata tahunan 169 dan rata-rata bulanan sebesar 14. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan terendah pada Bulan Juni. Distribusi curah hujan dengan bulan
basah merata sepanjang tahun dengan tanpa bulan kering. Suhu udara maksimum rata-rata 35,250C, minimum rata-rata 17,830C dan rata-rata bulanan 26,580C. Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 91,24o/o sampai 92,50oh dengan rata-rata tahunan 91,24o/o. Kecepatan angin rata-rata
bulanan di wilayah studi berkisar antara 0,83 km/hari sampai 16,22 kmlhari dengan rata-rata bulanan 6,97 km/hari,
3.1.2. Fisiografi Secara fisiografis, lokasi kegiatan tergabung dalam sistim fisiografi alluvial. Fisiografi alluvial ini terbentuk dari endapan alluvium resen dari sungai Batang Pasaman. Endapan aluvium ini membentuk teras sungai (river terrace) dengan endapan pasir yang paling dominan sebagai material yang mudah lepas. Bentuk wilayah datar dengan kemiringan lereng 0
-
2
o/o.
3.1.3. Geologi Kondisi geologi
di lokasi kegiatan berpedoman pada Peta Geologi
Bersistem
Lembar Lubuk Sikaping (0716), Skala 1 :250.000 yang dipublikasikan oleh Direktorat Geologi (N.M.S Rock, D.T. Aldiss, J.A Aspden, M.C.G Glauke, A. Djunuddin, W. Kantawa, S.J. Thompson dan R. Wandoyo, 1983).
a.
Komposisi Litologi Secara litologi, lokasi kegiatan terbentuk dad endpaan sungai yang masih muda berumur kuarter (Qzl). Endapan aluvium ini terdiri dari pasir, kerikil, dan
debu. Endapan aluvium ini membentuk dataran aluvial yang teridri dari teras sungai dan tanggul sungai.
b.
Struktur Geologi
Di lokasi kegiatan dan sekitarnya tidak terindikasi
adanya struktur geologi
dalam bentuk sesar. Keberadaan sesar berada jauh di luar lokasi kegiatan, yaitu di daerah perbukitan dan pegunungan. @ ff
\;"#
III-3
ir.{. vis/tech ger??ildno
Pli - r'ici {
etf }el:f t:
r
i
!+;
\'l> el,+':t
t
?'
er
l i.i nll
rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
3.1.4. Hidrologi
a.
Debit Sungai
Rencana kegiatan peningkatan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat melintasi Sungai Batang Pasaman, Berdasarkan hasil pengukuran debit
Sungai Batang Pasaman yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pasaman Barat dalm rentang waktu 10 tahun 1998
- 2008, rata-
rata debit sungai Batang Pasaman 220 m3ldtk dan berair sepanjang tahun (parenial river). Perbedaan fluktuasi debit sungai yang cukup besar antara
musim penghujan dan musim kemarau, terutama disebabkan
oleh
terganggunya fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai (DAS) pada bagian hulunya.
b.
Sifat Aliran Sifat aliran dari sungai utama Batang Pasaman dan anak-anak sungai yang
terdapat dalam DAS Batang Pasaman tergolong aliran yang mengalir sepanjang tahun (continuous flow) dan sifat alirannya tergantung pada musim.
Pada musim penghujan aliran sungai besar dengan kecepatan tinggi dan sebaliknya pada musim kemarau.
c. Pola Aliran Pola aliran hanya digambarkan dalam sistem percabangan sungai ekosistem
DAS. Sistem percabangan sungai Batang Pasaman bertekstur sedang (medium). Pada bagian hulu dan tengah DAS pola aliran yang berkembang
adalah tipe tipe dandritik, Tipe dranditik ini merupakan tipe pola drainase erosional dan berkembang bebas dalam segala arah dengan percabangan tidak teratur.
d. Data Kualitas Air 1)
Kualitas Air Sungai
Kualitas air sungai Aie Gadang akibat pembangunan pengembangan jembatan akan mempengaruhi kualitas air sungai tersebut. Perubahan kualitas air sungai disebabkan peningkatan kandungan parameter fisika maupun parameter kimia akibat kegiatan tersebut khususnya sewaktu
kegiatan konstruksi berlangsung. Dalam kajian kelayakan lingkungan diperlukan kualitas
air sungai sebelum kegiatan
dilaksanakan untuk
mengetahui rona atau kondisi awal yang dapat dijadikan rujukan untuk
melihat perubahan kualitas
€;r*
P
i'
ir"sriech gsnr/arrg
air sungai
apabila telah
berlangsung TII-4
i)li-it{:i .i{f,x\{,)i:t{:! iiili
i:"
t,rt: t :.i\.iit
1..}
tttr.t
l
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
pembangunan jembatan. Lokasi pengukuran kualitas air sungai dilakukan
pada bagian hulu dan bagian hilir berdasarkan rencana pembangunan jembatan. Hasil pengukuran kualitas air sungai Aie Gadang dapat terlihat pada Tabel berikut ini.
Tabel
3.3. Kualitas Air sungai Aie Gadang
Pada Rencana Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie
Gadang Kabupaten Pasaman Barat
Parameter
No. II
Satuan
2
Kode sampel
SAG.l
SAG.2
4
PP 8212001 I Kls ll
PerGub 05/2008 Kls I Kls ll
Kls
I
0
I
FISIKA
I
Temoeratur
1
Padat tedarut (TDS) Padat tersusoensi (TSS)
2.
il.
28,6
28,5
mq/L
337
75
mq/L
2,00
1,00
Dev.3 1
000
Dev.3 1
000
Dev.3 I
000
Dev.3 1
000
50
KIMIA I
PH
8,21
8,14
2.
DO
mq/L
4,00
4,20
BOD
mq/L
0,67
0,38
z
-.
c0D
ms/L
5,00
3,00
10
25
10
l3
5.
Nitrat (NOrN)
mq/L
0,59
0,20
10
10
10
Amoniak (NHrN)
mq/L
0,60
ttd
0,5
10 (-)
Klorida (Cl) Sulfat (S0+)
mq/L
97,56
ttd
OUU
(-)
600
mo/L
13.43
2,79
400
(-)
400
Timbal (Pb) Tembaoa (Cu)
mo/L
ttd
ttd
0,03
0,03
0,03
U.UJ
mo/L
0,05
ttd
0,02
0,02
0,02
0,02
Besi (Fe) Seno (Zn)
mo/L
0.87
0,50
ne
mo/L
0.02
0,05
0,05
MinvakiLemak Deterqen (MBAS)
mo/L
ttd
ttd
mo/L
0,01
ttd
7, o. o 10. 11
12. 13.
14. (eterangan (ode
sampel
6-9
v,z
o-v
6-9
6-9
4
o
4
2
0,5
0,3
nnE
0,05
0,05
I
0,50
0,75
0,2
0,2
0,2
KAP.1 = SungaiAie Gadang (bagian hulu) KAP.2= SungaiAie Gadang (bagian hilir)
td = tidak terdeteksi = tidak dipersvaratkan
I
Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri Padang, 2010
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa semua parameter memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan yaitu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air dan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kriteria Mutu Air Sungai Sumatera Barat, baik untuk kelas I maupun untuk kelas ll.
2)
Kualitas Air Sumur
Kualitas air tanah dangkal atau air sumur masyarakat yang terdekat dari
rencana pembangunan jebatan aie gadang diperoleh data seperti Tabel berikut ini
-W#
p. f .
vr'sriec* genrilang
m_5
Pl.i-r'r*l {#xx}frteriarr Pelir-*rjLi;r'} lJr}!.:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 3.4. Hasil analisis kualitas air Sungai Aie Gadang pada rencana pembangunan jembatan Aie Gadang, Kabupaten Pasaman Barat.
Parameter
No
2
1
Satuan
J
Kode Samoel
Baku Mutu*)
TAG.1 4
FISIKA
I 1
Kekeruhan
NTU
0,40
5
2.
Warna
TCU
0,46
1E
6,81
65-85
ms/L
500
ms/L
36,12 AO?
KIMIA
lt, 1
PH
z.
Kesahan total (CaCOs)
J.
Nitrat
4.
Klorida (Cl)
mq/L
4.85
600
mq/L mq/L
0,05 4.84
400
7.
Belerano (HzS) Sulfat (S0+) Tembaqa (Cu)
mq/L
ftd
x
Besi (Fe)
mq/L
ttd
1,0
9.
Timbal (Pb) Senq (Zn)
mq/L
ttd
0.05
ttd
15
(N0rN)
10. ms/L Keterangan Kode AT.1 = Sumur Masyarakat (Aie Gadang) ttd = tidak terdeteksi (-) = tidak dipersyaratkan
10 G)
sampel
Sumber: Hasil analisis laboratorium Baristand Industri padang, 2010
Berdasarkan data kualitas air sumur masyarakat bahwa semua parameter
yang telah dianalisis memenuhi kriteria menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1999. Sehingga air sumur masyarakat tersebut masih layak digunakan sebagai sumber air bersih, karena berdasarkan parameter yang telah dianalisis memenuhi persyaratan.
3.1.5. Kualitas Udara Pembangunan pengembangan jembatan Aie Gadang
di
Kabupaten Pasaman
Barat, khususnya selama konstruksi berlangsung dapat memberikan dampak terhadap penurunan kualitas udara ambien. Untuk mengetahui perubahan kualitas
lingkungan udara ambien selama pembangunan jembatan tersebut diperlukan data kualitas udara ambien sebelum berlangsungnya pembangunan jembatan. Parameter yang akan digunakan sebagai acuan untuk kualitas udara ambien meliputi debu total (TSP)dan gas CO, NOz serta SOz. Lokasi pengukuran kualitas udara dilakukan pada dua lokasi yaitu pada kedua ujung jembatan yang berada pada pemukiman masyarakat. Hasil pengukuran kualitas udara ambien sebelum pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut ini.
4u" fi
\_#@4
III-6
p.i. i/is/tech od*t,,laflo
f
rlj -r't*i i{ strx}t
ii:'} id
l
t:{,ri.J,;rjijij t} iJ r iir : rri
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
Tabel
3.5 Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Aie Gadang, Kabupaten
Pasaman
Barat Parameter
No.
Satuan
Kode Sampel KUAG.1
Baku Mutu*)
KUAG.2
4 I
Debu total
uq/m3
45,0
65,0
230
2.
Beleranq dioksida (SOz) Nitroqen dioksida (N0z)
uq/m3
172.48
77,47
900
uq/m3
126,36
131,32
400
4.
Karbon oksida(C0)
Pq/m3
c.ocb
23,197
30.000
Keterangan:
fiSP)
Kode sampel
*)Peraturan
KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan
Pemerintah
RlNomor4l Tahun
1999
Sumber: Laboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kandungan debu total (TSP) untuk kedua
lokasi memperlihat hasil yang masih berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 untuk lingkungan udara ambien. Kandungan TSP relatif sangat kecil yaitu 45,0 pg/m3 dan 65,0 pg/m3 sedangkan
baku mutu 230 pg/m3. Sebagai sumber kandungan debu pada udara ambien
adalah berasal dari kegiatan transportasi yang melewati lokasi pembangunan jembatan serta aktifitas masyarakat disekitarnya. Rendahnya kandungan debu total disebabkan oleh rendahnya aktifitas kendaraan yang melalui lokasi ini karena
lokasi rencana pembangunan jembatan relatif jauh dari pusat perkotaan. Kendaraan yang sering melewati lokasi ini selain kendaraan umum juga kendaraan pengangkut buah kelapa sawit dan minyak kelapa sawit (CPO). Selain
itu pada lokasi ini masih banyak vegetasi atau tanaman yang dapat menyerap atau menghalangi penyebaran debu ke lingkungan udara ambien. Kandungan gas (CO, NO2 dan SO2) yang dipantau juga memberikan nilai jauh berada dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 untuk lingkungan udara ambien.
3.1.6. Tingkat Kebisingan dan Getaran
a.
Tingkat Kebisingan
Kegiatan pembangunan jembatan khususnya selama tahap konstruksi diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat kebisingan. Sehubungan dampak tersebut diperlukan untuk mengukur kebisingan pada rencana lokasi pembangunan jembatan pada kawasan pemukiman masyarakat. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada dua lokasi pengukuran dapat terlihat pada
Tabel berikut ini.
i@; ri \*ffi@
p.i. visifech qernllarrq
III.7 Pl:-r'r*i (r,,.lr}l:iierilll i;'*i,:+r'll+;ir
iJt
nl;ril
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel
3.6. Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada rencana
pembangunan Jembatan Aie Gadang,
Kabupaten Pasaman Barat
KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan *)
Peraturan Pemerintah Rl 41l'1 999
Sumber: Iaboratoium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat,2010
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai kebisingan adalah 68 dB dan 62 dB, nilaitersebut melebihi baku mutu untuk kawasan pemukiman tetapi berada
dibawah peruntuk fasilitas umum menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Walaupun pengukuran dilakukan pada pemukiman masyarakat tetapi lokasi ini merupakan kawasan yang termasuk fasilitas umum.
b. Getaran Getaran merupakan komponen lingkungan yang dapat tejadi selama konstruksi akibat penggunakan alat-alat berat dan kendaraan angkut material.
Untuk mengetahui getaran pada kondisi awal yaitu sebelum pembangunan jembatan dilakukan pengukuran pada dua lokasi. Hasil pengukuran getaran pada lokasi rencana pembangunan jembatan dapat terlihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.7. Hasil pengukuran getaran pada rencana pembangunan Jembatan Aie Gadang Kabupaten Pasaman Barat
Baku Mutu*)
Kode Sampel No.
Parameter
4
Satuan
2
I
1
KUAG-1
KUAG-2
5
o
mm/detik
Getaran
Keterangan:
Kode sampel
0,J
7 AO
>5,2 - 16
KUAG-1 = Bagian Utara KUAG-2 = Bagian Selatan
-)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun1996
Sumber: Iaboratorium Hiperkes dan Tenaga Kerja Sumatera Barat, 2010
^....$
III-8
P'{' irsdech ge*ilarrg
PLi
-r
tlli i{s|ril+r:ir:
l'i
i; r': i:'i: i,t;iiLt
;*
il'J t
r
vjr ri
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Berdasarkan hasil pengukuran getaran untuk dua lokasi diperoleh nilai getaran
5,9 mm/detik dan 6,3 mm/detik, nilai tersebut memenuhi baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor49 Tahun 1996. Sumber getaran selama pengukuran bersumber dari aktifitas kendaraan yang melalui lokasi rencana pembangunan jembatan.
3.1.7. Kondisitanah
a.
KlasifikasiTanah Tanah yang terdapat di lokasi kegiatan adalah Aluvial distrik (Pusat Penelitian
Tanah, 1983), Kesatuannya adalah sistem klasifikasi soil Taxonomy (2006) termasuk pada sub group Typic Udifluvents, dan menurut sistem klasifikasi tanah FAO-UNESCO (1990) termasuk Dystric Fluvisols,
b.
Sifat dan Karakteristik Tanah Tanah Aluvial Distrik Aluvial (Typic Udifluvents) merupakan tanah mineral yang
belum berkembang atau baru berkembang (recent). Tanah ini tersebar pada
satuan fisiografi dataran aluvial dengan bahan induk tanah berasal dari endapan aluvium sungai. Pemanfaatan lahan saat ini adalah kebun campuran antara tanaman semusim dan tanaman tahunan (kelapa sawit dan kakao).
Sifat dan karakteristik tanah dicirikan dengan sifat fisik tanah yaitu drainase tanah sedang, permeabilitas sedang, struktur berbutir dan remah serta tekstur
tanah sedang (lempung). Kedalaman tanah 80-100 cm (agak dalam). Sifat kimia tanah dicirikan dengan reaksitanah masam (pH 4,5 -5,5), kandungan C-
organik sedang, nitrogen total sedang, PzOs total dan KzO total tergolong rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) rendah. Status kesuburan tanah tergolong rendah. Hasil Analisis sifat dan karekteristik tanah disajikan pada tabel 3.8
Tabel 3,8 Hasil analisis sifat fisik tanah di lokasi keoiatan No
Kualitas Tanah
A.
Sifat Fisik Tanah
1
I.
Berat Volume
2.
Porositas Tanah Permeabilitas Tanah Struktur Tanah Konsitensi Tanah
4,
'{#rr ,.f,
"!S6
Satuan
s2
s1 Nilai
Kriteria
sedanq
1,11
sedano
58,11
se0an0 berbutir
5,58
se0anq sedanq sedang berbutir qamDur
Nilai
Kriteria
g/cms
1.05
%
60,38
cm/iam
6,13
gamDur
III.9
i/jsrTech oen?,,lar?o
P[i-? i$l
{$f }*r!l+riar; P+t;.:rii:;r) f
lJ1
{}t.iir)
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
B
Kedalaman Tanah Distribusi Ukuran Partikel a. Pasir b. Debu c. Liat Tekstur Tanah Sifat Kimia Tanah
o, 7.
8.
cm
42,07
26,18
51,26 24,33
o/o
31,75
24.41
4,98 2.12 0,32
ms/100s mq/100q
'17.86
masam
5.12
masam
seoang
2,56
sedang
sedanq
0,29
sedanq
rendah
19,05
rendah
16.31
rendah
18.26
Rendah
mg/1009 mg/1009 mg/1009 mo/1000 mo/1000
3,15 0,41
sedang
2,82 0,56 0,48
rendah
0,83
rendah rendah
Yo
PH
C- Oroanik
To
3.
N- Total
o/o
4.
PzOs Total
Basa-Basa Dapat Diiukar a. Ca
b.Mg
c.K 7. 8.
c.
d. Na KTK
Aoak dalam
86
To
1
n
Aoak dalam
o/o
2.
KzO Total
94
KB
rendah sedang
1,73
tinooi
1,56
tinooi
14,5
rendah
15,0
rendah
42.21
rendah
36,13
rendah
Status Kesuburan Tanah 'endah Sumber : Hasil analisa Laboratoium Jurusan Tanah Universitas Andalas (2010) Keterangan
:
rendah
S1. Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah utara
52, Lokasi sampling pinggir Sungai Batang Pasaman sebelah selatan
c.
Erositanah Laju erosi tanah dihitung menggunakan persamaan umum kehilangan tanah
atau persamaan USLE (universal Soil Loss Eguation). Hasil
perhitungan
disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Hasil Prediksi Laiu Erosi tanah di Lokasi keoiatan
No
Lokasi
R
K
Ls
CP
Laju Erosi (ton/ha/tahun)
1
S1
3.170
0,19
0,74
0,002
8,91
2.
S2
3.170
0,20
0,74
0,002
10,32
Sumber : Hasil Analisis. 2010 Keterangan : R = Indeks Erosifitas hujan K = Indeks Erodibiltas tanah Ls = Faktor Topografi CP = Tindakan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah
Penilairn tingkat bahaya erosi (TBE) ditentukan dengan cara mempertimbangkan laju erosi dengan kedalaman solum. Hasil penilairn TBE disajikan pada Tabel 3.10.
#g*'rf '{#
;:.f. vr'sriech cenr;lanq
III-10
Pli-rrei (r.i: nr:r:tr;rlal Pei,.erj::i*rl
iJr{i}.;rf}
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 3,10. Tingkat Bahaya Erosi di Lokasi kegiatan
Laju Erosi (ton/ha/tahun)
Lokasi
No
Kedalaman
TBE
Solum (m)
4
S1
8,91
93
Sangat Ringan
2.
S2
10,32
96
Sangat Ringan
Sumber: Hasil Analisis.
20'1 0
Rekapitulasi hasil pengamatan erosi tanah yang meliputi laju erosi, TBE dan kalsa/skala erosi disajikan pada Tabel 3.1
1.
Tabel3.'11, Hasil Perhitungan Laju Erosi, TBE dan Kelas/Skala ErosidiLokasikegiatan
Laju Erosi (ton/ha/tahun)
Lokasi
No
Kelas / Skala Erosi
TBE
1
S1
8,91
SR
5
2.
S2
10,32
SR
5
Sumber: Hasil Analisis, 2010 Keterangan : SR : sangat rendah Kelas/skala erosi
)
5 : sangat baik
Dari hasil perhitungan parameter erosi tanah yang tertera pada Tabel 3,9; 3.10; 3.11 menunjukkan bahwa erosi tanah adalah 8,91
-
10,32 ton/ha/tahun.
Laju erosi tersebut apabila ditinjau dari tingkat bahaya erosi (TBE) sangat rendah (SR) dan kelas atau skala erosi sangat baik (skala 5). Berdasarkan hasil observasi lapangan tidak ditemukan bentukan permukaan akibat erosi, baik erosi alur (rill erosion) maupun erosi parit (gully erosion). Terkait lokasi kegiatan berada pada bantaran sungai, ditemukan adanya erosi tebing sungai (streamban k erosion)
3.2.
d
isepanjang teras sun gai.
KOMPONEN BIOLOGI
Lokasi kegiatan berada di tengahtengah pemukiman penduduk, sehingga flora
yang ditemukan dapat dikelompokkan pada kategori tanaman hias, tanaman pekarangan, tanaman budidaya dan tanaman liar (semak). Tanaman pekarangan merupakan tanaman yang sengaja ditanaman dipekarangan rumah atau di pinggir
jalan yang juga dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung. Sedangkan tanaman budidaya merupakan tanaman yang sengaja ditanam dalam jumlah yang besar untuk tujuan ekonomis.
;6**
rf
\;#dd
p.t, visitech cerndarro
III- I 1
1:]i.;-t it:i. .;4ct-lt+nl+rra:rt lr*i<-*;ri:,r;itt i.J;;tt ;rr;
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Dari inventarisasi flora yang dilakukan didapatkan 4 jenis yang dominan berada disekitar jembatan, yaitu Ficus hispida, Cocos nucifera, Elaeis guinensis dan Theobroma caccao. Diantara keempat jenis tersebut, tiga terakhir merupakan
tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, disekitar area studi juga ditemukan Durio zibethrnus (durian) yang merupakan tanaman yang dillindungi menurut SK Mentan No. 54/KptslUml2l1972 yang menyatakan bahwa
flora ini tidak boleh ditebang jika diameter batangnya kurang dari 60 cm. Berdasarkan jumlah jenis flora yang ditemukan, yaitu 5i jenis, maka lingkungannya dapat digolongkan sangat baik (skala 5). Data lengkap jenis flora dapat dilihat pada Tabel3.12.
Tabel3.12. Jenis Flora disekitar Lokasi Kegiatan No
Family
Jenis
Nama Daerah
Keberadaan
Keteranqan
1
Acanthaceae
Asvstasia so
T
TL
2
Agavaceae
Agave sp
T
TH
J
Aqavaceae
Sansiviera so
Lidah mertua
+
TH
4
Amaranthaceae
Amaranthus hvbridus
Bayam
T
TL
Amaranthaceae
Celosia aroentea
Bunoa tahi avam
f
TH
o
Anacardiaceae
Mangifera indica
Mangga
7
Araceae
Caladium bicolor
x
Araceae
Colocasia esculenta
Araliaceae
Nothopanax scutellarium
Taoak leman bunoa lilin
++
TP
Keladi
+
TL
Keladi
++
TL TP
IU
Asteraceae
Zinnia limnearis
11
Asteraceae
Aoeratum convzoides
12
Asteraceae
'13
Asteraceae
14
Asteraceae
Emilia sonchifolia
15
Bombacaceae
Durio zibethinus
Durian
16
Cannaceae
Canna indica
Sabiah-sabiah
+
TL
17
Caricaceae
Carica paoava
Pepava
+
TP
18
Convolvulaceae
loomoea larii
I
TL
19
Convolvulaceae
lpomoea batatas
Ubirambat
?
TB
20
Euphorbiaceae
Euphorbia neriifolia
Euohorbia
++
TH
Ubi kavu
++
TB
T
TL
+
TP
+
TL
Tebu
++
TB
++
TL
+
TH
++
TL
Micania micrantha
++
TL
Euohatorium inulifolium
+
TL
?
TL
+
TP
Siansik
21
Euphorbiaceae
Manihot utilissima
22
Euohorbiaceae
Euphorbia oulcerrima
23
Euohorbiaceae
Ceiba oetandra
24
Euohorbiaceae
Mallotus barbatus
25
Graminae
Saccharum officinarum
26
Labiatae
Hvotis caoitata
Subano-subano
27
Leguminosae
Laucena olauca
Petaicina
i
TL
28
Leouminosae
Clitoria laurifolia
Kacanq oirino-qirino
+
TL
/*'* \i \:.65ss
p.f. visifech cern#arra
Kapas
III-12 Pl-i-l rij1 i
|{;1
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
29 {t
indicus
Lansan0
+
TP
++
TL
Malvaceae
Sida acuta
2,1
Malvaceae
Hibiscus rosacinensis
Kembang sepatu
+
TP
32
Mimosaceae
Mimosa pudica
Putrimalu
?
TL
?c
Mimosaceae
Mimosa fiqra
+
TL
34
Moraceae
Arthocarous inteora
I
++
TP
+++
TL TB
Cemoedak
35
Moraceae
Ficus hisoida
?A
Musaceae
Musa oaradisiaca
Pisang
++
37
Mvrtaceae
Psidium quaiava
Jambu biii
++
TP
38
Mvrtaceae
Svzioium aouatica
Jambu air
T
TP TH
39
Nvotaoinaceae
Bouqenville spectabilis
Bunqa kertas
+
40
0leaceae
Jasminum sambac
Melati
?
TH
41
Palmae
Cocos nucifera
Kelapa
+++
TB
42
Palmae
Elaeis ouinensis
Sawit
+++
TB
++
TB
+
TL
43
Palmae
Areca catechu
Pinanq
44
Piperaceae
Pioer aduncum
Siriah-siriah
45
Rosaceae
Rosa hybrida
Bunqa mawar
46
Rubiaceae
Boreria alata
47
Rubiaceae
lxora sp
Bunqa soka
48
Sapindaceae
Nephelium lappaceum
Rambutan
49
Scrooulariaceae
Scoparia dulcis
50
Sterculiaceae
Theobroma caccao
Coklat
51
Verbenaceae
StacWarpeta iamaicensis
Buiano kalam
+
TH
T
TL
T
TH
++
TP
+
TL
+++
TB
+
TL
Sumber HasilPerhitungan dan Analisis Tahun 2010 Ket:
+ ++
Sedikit
+++
Dominan
TH TP TB
TL
3.3.
Banyak
Tan. Hias Tan. Pekarangan Tan. Budidaya Tan, Liar
KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
3.3.1. Demografi Secara umum penyebaran penduduk
di Kenagarian Air
Pasaman secara liner yaitu di sepanjang jalan lintas
Gadang Kecamatan
barat menuju Sumatera
Utara dan di sekitar kantor pemerintahan nagari. Luas Nagari Air Gadang adalah
130,44 km2 dengan jumlah penduduk 10.434 jiwa terdiri dari 5.204laki-laki dan 5.230 perempuan dengan kepadatan penduduk 80 jiwa per km2. Sebagian besar
penduduk Kecamatan Pasaman merupakan umur produktif. Jumlah
penduduk
menurut kelompok umur tertera pada Tabel 3.13.
ffi
III-13
P f' visrlech genrllarrg
PU-
I
ial {
$rr}er: l+ ri"r
ll
Pe ilr:
rli.r
;,lr': i"Jrnt ; nr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 3.13 Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelomook Umur No.
Kelompok Umur 0-4
Jenis Kelamin Perempuan
Jumlah
Laki-laki
3.422
3.208
2. 3.
5-9
3.367
10-14
3.061
4.
15-19
2.863
3.123 2.754 2.863
5.726
2.552
2.566 2.297
5.118 4.637
2.009 1.854
1.975
3.984
1.946
1.602 1.144
3.805 3.233
1
7.
20-24 25-29 30-34
8.
35-39
L
40-44 45-49 50-54 55-59
1.631
60-64 65-69
547
314
70-74
312
10. 11
12. 13.
14. 15. 16.
2.340
1.260 985
464
+75
249 27,235 Sumber: Kecamatan Pasaman Dalam Angka, 2008
Jumlah fiahun)
6.630 6.490 5.815
2.404
766 500 544 347 376 384
1.751
26.455
53.690
964
1.146 661
688 638
3.3.2. Sosial Ekonomi Secara umum masyarakat Nagari Air Gadang memiliki perekonomian yang relatif
baik. Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat pada umumnya pendapatan masyarakat perkapita rata-rata bervariasi dari 20.000/hari30.000/hari atau Rp. 800.000,00/bulan. Sebagian besar mata pencarian penduduk bergerak di bidang pertanian yaitu sebagai petani/pekebun hal sangat di dukung
oleh potensi sumber daya alam yang cukup memadai, Tanaman budidaya yang dikelola oleh masyarakat pada umumnya adalah padi dan jagung sedangkan perkebunannya adalah tanaman kelapa sawit. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaannya disajikan pada Tabel 3.14.
Tabel, 3,14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekeriaan Lapangan Usaha
No. 1
2. e
4. b. 7.
10.
Pertanian
Pertambanoan dan oenooalian Industri pengolahan Listrik dan air bersih Banqunan Perdaqanqan hotel, dan restoran
Penqanqkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan iasa perusahaan Jasa-iasa Lainnva
Jumlah ffahun) Sumber; Kecamatan Pasaman dalam Angka Tahun 2009
Jenis Kelamin Peremouan
Jumlah
Laki-laki
11.'108
3.772
202 423
0
14.880 202
29
lCZ
5
co
0 15
71
1.223
804
2.027
115 708
0
1'15
1.516
1.725
808 700
16
14
30
15.581
6.142
21.723
2.425
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Baral
3.3.3. Sosial Budaya
a.
Adat lstiadat dan Pola Kebiasaan Yang Berlaku Masyarakat Nagari Aie Gadang di dominasi oleh masyarakat hukum adat minangkabau (95%). Adapun suku minangkabau yang dominan terdiri dari
suku Jambak, Melayu, Caniago, dan Koto. Tatanan kehidupan sosial yang berlaku didasarkan pada tatanan nilai adat istiadat Minangkabau, yang diperlihatkan dalam prilaku kebiasaan masyarakat. Di samping itu juga ditemui
lebih kurang 5% masyarakat pendatang, yaitu suku Mandailing, Nias, Batak dan Jawa. Meskipun demikian, masyarakat pendatang mampu menyesuaikan
diri dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Hal ini bersesuairn dengan prinsip tatanan sosial "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Pada sisi lain bagi warga masyarakat Minangkabau di Kenagarian Aie Gadang sangat elegan dan terbuka menerima kehadiran masyarakat pendatang, termasuk memberikan penghormatan dan apresiasi yang baik terhadap "kegiatan kekerabatan yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat pendatang",
seperti upacara perkawinan diantara sesama warga yang berasal dari suatu daerah yang sama mereka tetap melaksanakan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun dan ini berlaku juga untuk berbagai kehidupan sosial lainnya dengan tetap menghormatitatanan nilai sosial yang hidup,
b. Proses sosial Yang Terjadi Dalam Masyarakat
Kerjasama yang sering timbul proses sosial kemasyarakat adalah seperti kegiatan gotong-royong dalam membangun untuk fasilitas keagamban dan sosial, sedangkan akomodasi yang dilakukan adalah kegiatan proses sosial
secara bersama dengan melakukan aktifitas secara bersama
dengan
memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang kurang mampu dan yang
membutuhkan. Proses sosial yang berkembang dengan masyarakat pendatang jarang menimbulkan konflik karena hubungan dan interaksi sosial dengan masyarakat pribumi terjalin dengan baik, walaupun adanya benturan kebiasaan yang mereka bawa dengan yang mereka temui
di
masyarakat
pribumi.
Akulturasi, Asimilasi, Dan Integrasi Dari Berbagai Kelompok Masyarakat Keadaan akulturasi dan asimilasi serta integrasi yang dilakukan dalam hubungan bermasyarakat tidak mendapatkan hambatan dan kendala, karena hubungan sosial secara akulturasi disesuaikan dengan keadaan dan tempat
4tr fi '.;###
,c.f. irisrtech cerrr,'kno
III-15
irit.i-: ri:li (1,'rl:L;r:ir,:r1.',;il
i::{,':.;:,-;! 1..!1;i}
:,.:lil!
ri)
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
tinggal warga. Hal tersebut juga mendorong terciptanya suatu asimilasi yang
lebih terkoordinasi dan terbaur dengan prinsip saling menghargai antara pendatang dengan pribumi, Disamping itu tidak adanya pola pembedaan dalam melakukan komunikasi secara sosial dan ekonomi. Akan tetapi dalam kepemilikan tanah
di kuasai oleh nagari
sebagai tanah ulayat nagari Air
Gadang dan masyarakat pendatang tidak bisa mengelola tanah ulayat nagari tersebut, d. Pranata Sosial
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sehari-harinya dapat membentuk kegiatan yang berbentuk kelembagaan. Adapun lembaga yang tumbuh antara
lain lembaga kegiatan pemuda, lembaga PKK, kegiatan wirid yasin para ibuibu dan jemaah keagaman, kelompok tani, koperasi, organisasi olah raga, karang taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang aktif dan melakukan kegiatan sesuai dengan jalur dan fungsi yang ada. e.
Persepsi Masyarakat Berdasarkan wawancara dengan masyarakat terutama dengan masyarakat
yang terkena dampak langsung akibat kegiatan pembangunan jembatan Air
Gadang, ternyata seluruh masyarakat yang diwawancarai menyetujui pembangunan jembatan tersebut dengan syarat ada ganti rugi terhadap bangunan rumah, tanaman produktif dan tanah mereka . Masyarakat sekitar menyadari bahwa jembatan tersebut sangat vital untuk kelancaran arus lalu lintas dan selama inijembatan Aie Gadang hanya dapat dilalui satu kendaraan
dengan sistem bergantian (satu-satu melintasi jembatan)
dengan
ditingkatkannya jembatan ini akan mempelancar arus lalu lintas.
3.3.4. Kesehatan Masyarakat Kebiasaan masyarakat berobat dengan obat tradisional dan jika agak parah berobat ke puskesmas, bidan dan dokter terdekat. Jenis penyakit yang dominan diderita oleh masyarakat Kecamatan Pasaman adalah ISPA (31 o/o), dan gastritis (13,60 %) . Hal ini dapat dilihat pada pada banyaknya penyakit yang diderita olah masyarakat Kecamatan Pasaman sepertiyang disajikan pada Tabel 3.15. Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Pasaman ialah puskesmas 2 unit, puskesmas pembantu 3 unit, posyandu 55 unit dan polindes 16 unit.
#r* ff -i#F#
III-
p.l. visrlsch cern;larrc
f:)l--i-r
I6
rt:: i'ir,:titrt:r:lt!:rii)!\ tilei.:t-:r'.\.;ti> t.)trit:rt>.
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Ssi. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 3,15. Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan Pasaman menurut penyakit Utama
Jenis Penvakit
No.
Jumlah
%
1.
ISPA
35.236
2.
Diare
7.122
3. 4.
Penyakit kulit karena infeksi Rematik
11.110
31.00 6.26 8.02 9,78
5.
Gastritis
15.455
13.60
6.
Disentri
7.
Tekanan darah tinooi Penvakit kulit karena aleroi Penvakit lain oada saluran naoas
9.076
8. o
6.086
7,99 5.35
13,598
11.96
10.
Lainnya
6,864 113,662
100,00
9.115
Jumlah
6,04
Sumber: Kecamatan Pasaman Dalam Anska,2008
I
@
P'f' uibrlech gernllang
TTI-17
PU-nel Kemer:leri;*n Pekerjaen Umun:
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI
4.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI Pada tahap prakonstruksi ini kegiatan meliputi stake out, pembebasan lahan, pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan, dan mobilisisasi alat berat. Pada tahap prakonstruksi akan memberikan dampak terhadap komponen lingkungan diantaranya
1.
:
Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak Dampak terhadap munculnya persepsi masyarakat adalah berasal dari kegiatan stake out, pembebasan lahan dan pembangunan base camp serta pemagaran tapak kegiatan
b.
Jenis Dampak
Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Aie Gadang
c.
Besaran Dampak
Besaran dampak yang ditimbulkannya adalah sedang, karena akan timbulnya pertanyaan dari masyrakat terhadap keberadaan kegiatan.
2. Gangguan Lalu Lintas a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap gangguan lalu lintas yang berasal dari kegiatan mobilisasi alat berat.
b.
Jenis Dampak
Timbulnya gangguan lalu lintas
di
sekitar ujung jembatan akibat oleh
kendaraan yang membawa alat berat
c. Besaran Dampak Besaran dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena mobilisasi alat berat hanya sesaat dan jumlah alat berat yang dibawa tidak banyak.
pl.i-ilel i{e[]!:titgrial Pgii.eiji+*rr
i"Jrrrr-:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
4.2. TAHAP KOSTRUKSI Kegiatan yang berlangsung selama tahap kostruksi atau pembangunan fisik meliputi mobilisasi material, rekrutmen tenaga kerja, pembangunan pondasi, pembangunan
bangunan bawah, konstruksi bangunan atas, pembangunan jalan pendekat, pemasangan batu , pekerjaan finishing dan demobilisasi alat berat.
1.
Kandungan Debu
a.
Sumber Dampak Sumber dampak terhadap perubahan kandungan debu berasal dari kegiatan mobolisasi material, pembangunan jalan pendekat dan pekerjaan finishing.
b.
Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terutama terhadap peningkatan kandungan parameter debu total (TSP) disekitar lokasi kegiatan.
c.
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif sedikit.
2.
Kandungan Gas
a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap perubahan kandungan gas berasal dari kegiatan mobilisasi material
b.
Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan parameter gas (CO, NO2, SO2) disekitar lokasi kegiatan.
c.
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena volume pekerjaan relatif sedikit.
3.
Penigkatan Tingkat Kebisingan
a.
Sumber Dampak
Dampak peningkatan tingkat kebisingan berasal dari kegiatan mobilisasi
material, pembangunan pondasi, pembangunan bangunan
bawah,
konstruksi bangunan atas dan pembangunan jalan pendekat.
#
P
l'
vr"sdech
gernilang
rv-2 Plj-r'rel (emr:nltirian Pererji}i*n lJrll:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat kebisingan.
c.
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit.
4. Peningkatan Tingkat a. Sumber Dampak
Getaran
Dampak peningkatan tingkat getaran berasal dari kegiatan pembangunan pondasi..
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat getaran.
c.
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil, karena menggunakan alat berat sedikit dengan volume sedikit.
5. Penurunan Kualtas Air Sungai a. Sumber Dampak Dampak terhadap perubahan kualitas air sungai berasal dari pembangunan
pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pemasangan batu.
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan
kualitas air sungai, terutama terhadap peningkatan kandungan padatan tersuspensi (TSS).
c.
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah sedang karena kegiatan yang potensi terhadap penurunan kualitas air hanya pada saat pembangunan pondasi dan pemasangan batu.
p.f. uisrfech genr,,lang
IV-3
P*-r-rel {*rn*r:tsriar F}eaerjcar'} ljffi r;rlr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
6.
ErosiTebing Sungai
a.
Sumber Dampak
Terjadi longsor pada tebing sungai Aie Gadang berasal dari kegiatan pembangunan pondasi.
b.
Jenis Dampak
Dampak terhadap tanah yaitu terjadinya longsor dan peningkatan erosi tanah.
c.
Besaran Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena areal yang akan dibersihkan relatif kecil.
7.
Kerusakan Sempadan Sungai
a. Sumber Dampak Dampak terhadap kerusakan sempadan sungai berasal dari kegiatan pembangunan pondasi.
b.
Jenis Dampak Dampak yang akan terjadi adalah kerusakan sempadan sungai yaitu tidak
dapat difungsikannya sempadan sungai sebagai daerah
pengamanan
sungai..
c. Besaran
Dampak
Besaran dampak kerusakan sempadan sungai oleh kegiatan ini adalah kecil,
karena sedikitnya lahan atau sempadan sungai yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan,
8.
Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak Dampak terhadap kesempatan berkerja bersumber dari peningkatan pembangunan jembatan adalah pada saat rekrutmen tenaga kerja.
b.
Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah adanya peluang untuk bekerja sesuai dengan formasi yang dibutuhkan/tersedia.
c. Besaran
Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah kecil karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan relatif kecil.
rv-4
tjl-.i-r'iili j{b'rf ir,,'f rlr tiitt\
P et1,:i
{ii:.?it}
l.}'.
t\t.it1\
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
9. Peluang Usaha a. Sumber Dampak Dampak terhadap munculnya peluang usaha adalah berasal dari kegiatan
Pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, Konstruksi Bangunan Atas, Pembangunan Jalan Pendekat, Pemasangan batu dan Pekerjaan Finishing
b.
Jenis Dampak
Timbulnya peluang usaha berupa munculnya warung-warung menjual makanan bagi para pekerja disekitar lokasi kegiatan, pengadaan bahan dan material dan pengangkutan bahan material
c.
Besaran Dampak Besaran dampak yang ditimbulkan kecil dan bersifat positif.
10. Kecemburuan Sosial
a.
Sumber Dampak
Timbulnya keresahan masyarakat bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja.
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah munculnya keresahan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat diterima sebagai tenaga kerja.
c.
Besaran Dampak
Besaran dampak yang ditimbulkan kecil, karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit dan membutuhkan keahlian tersendiri.
1
1. Kesehatan Masyarakat
a.
Sumber Dampak
Timbulnya keresahan masyarakat bersumber dari kegiatan mobilisasi material
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan kesehatan masyarakat akibat mobilisasi material
c.
Besaran Damoak
Besaran dampak yang ditimbulkan kecil, karena velume pekerjaan relatif kecil dan dampak ini merupakan dampak turunan.
4'-'.r'\..#r'
s.l. uisltech ceni;jano
IV-5
i:)f
j-ir*i
{r)tri+l:f ijrl:rai
ini:):..t--'ia':a2:r'; !,.};'.\a
:tr':
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
12. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja
a. 4'
Sumber Dampak Dampak terhadap keselamatan tenaga kerja bagi tenaga kerja berasal dari
Pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pekerjaan finishing
b.
Jenis Dampak
Dampak yang akan ditimbulkan adalah terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja.
c. Besaran Dampak Besaran dampak terhadap kecelakaan kerja pada tenaga kerja adalah tergolong sedang, karena menggunakan peralatan besi. 13. Gangguan Lalu Lintas
a. Sumber Dampak Terjadinya gangguan lalu lintas sungai bersumber dari kegiatan mobilisasi material dan pembangunan jalan pendekat serta demobilisasi alat berat.
b.
Jenis Dampak Timbulnya gangguan lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat kendaraan
yang membawa material , pembangunan jalan pendekat dan demonbilsasi alat berat.
c. Besaran Dampak Besaran dampak terhadap gangguan lalu lintas termasuk sedang karena kegiatan tersebut tidak menghalangi kelancaran lalu lintas.
4,3. TAHAP OPERASI Pada tahap operasi kegiatan yang akan dilakukan adalah demobilisasi alat berat, pemutusan hubungan kerja dan operasional jembatan
1.
Kesempatan Kerja
a.
Sumber Dampak
Sumber dampak dari kesempatan kerja adalah berasal dari pemutusan hubungan kerja (PHK)
b.
Jenis Dampak
Dampak yang akan ditimbulkan adalah menurunnya tingkat penghasilan masyarakat, khusus tenaga kerja.
fgal '{#dd
s.l. visllech cer?llald
IV-6
PU-r iel
(ex:er:le,i;\ ?e!'sriiiiin
J"Jrrl;rn
UKL & UPt Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
c. Besaran '
Dampak
Besaran dampak kecil, karena sebelumnya telah dilakukan penjelasan bentuk ketenagakerjaan.
2.
Persepsi Masyarakat
a.
Sumber Dampak Dampak terhadap persepsi masyarakat dan kecemburuan sosial bersumber dari kegiatan pemutusan hubungan kerja.
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah keresahan masayarakat akibat pemurusan hubungan kerja, karena tidak berkerjanya atau berkurangnya penghasilan masyarakat.
c. Besaran
Dampak
Besaran dampak terhadap persepsi masyarakat kecil, karena sedikitnya
masyarakat yang bekerja pada kegiatan peningkatan pembangunan jembatan.
3.
Kelancaran Lalu Lintas
a. Sumber
dampak
Peningkatan kelancaran lalu lintas berasal dari kegiatan beroperasinya jembatan
b.
Jenis dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif yaitu semakin lancarnya akses masyarakat
c.
Besaran dampak
Dampak aksesibilitas dapat digolongkan sedang, karena akses masyarakat semakin lancar.
€n '{6Ftrr
p.i. visrlech cernllarrc
rv-7
Plj-:1$l (erner!terlarr Pei;*:ri;:an lJr:t;rrr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
Tabel 4,'1, Matrik ldentifikasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie
b. Kualitas Gas
b. Kerusakan Semoadan SOSIAL, BUDAYA dan Kesehatan MASYARAKAT
b. Keselamatan dan kesehatan PRASARANA TRANSPORTASI
KETERANGAN I, PRAKONSTRUKSI 1. Stake out 2. Pembebasan lahan 3. Pembangunan Base camp dan Pemagaran tapak kegiatan 4. Mobilisasi alat berat
{
#ri
\#
= ada dampak
p f. visitsc,4 cenulana
II, KONSTRUKSI
III. OPERASI
1. Mobilisasi material 2. Rekrutmen tenaga kerja 3. Pembangunan pondasi 4, pembangunanbangunan
1.
2.
Pemutusan Hubungan Kerja
0oerasional Jembatan
bawah
5. 6. 7, 8. 9.
Konstruksi Bangunan Atas Pembangunan Jalan Pendekat Pemasangan batu Pekerjaan Finishing Demobilisasi alat berat
IV-8
plj-i r*i .i{*rnr}fifr:rlart }:}eic.rji,'rar)
I
Jfr}t :rr}
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab, Pasaman Barat
Tabel
4.2.
Keqiatan
No. L 1.
2,
4,
lt. 1.
Matrik Komponen dampak lingkungan Kegiatan Peningkatan Pembangunan Jembatan Aie
Jenis Damoak
Besaran
Stake out Pembebasan lahan Pembangunan Base camp dan Pemagaran tapak keqiatan Mobilisasi alat berat
Persepsi masvarakat Persepsi masvarakat Persepsi masyarakat
Sedanq Kecil
Dampak neqatif dan orimer Dampak neoatif dan orimer Dampak negatif dan primer
Gangguan lalu lintas
Kecil
Dampak negatif dan primer
KONSTRUKSI Mobilisasi material
1. Peninqkatan kandungan
Sedanq
Dampak neoatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neqatif dan primer Damoak neoatif dan orimer Damoak neoatif dan orimer Dampak positif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neoatif dan primer Dampak neqatif dan primer Damoak neqatif dan primer
Sedanq
debu
2. Peninokatan kandunoan oas 3, Peninqkatan kebisinqan 4. Kesehatan Masvarakat 5, Ganoouan lalu lintas 2.
Rekrutmen tenaga kerja
Kecil Kecil kecil
2.
Kecemburuan sosial 1. Kebisinoan
Kecil
2, Getaran 3. Kualitas Air 4, Erosi Tebinq Sunqai 5. Kerusakan Semoadan Sunoai 6, Peluanq usaha 7. Keselamatan/Kesehatan Keria 1, Peninokatan kebisinqan 2. Kualitas air sunoai 3, Peluano usaha 4. Keselamatan/Kesehatan Keria
Kecil
Sedano
Konstruksi bangunan
1. Peninokatan
Sedano
atas
2, Kualitas air sunqai 3. Peluanq usaha 4. Keselamatan/Kesehatan 1, Peninokatan debu 2. Peninokatan kebisinoan 3. Peluano usaha 4. Kesehatan Masvarakat 5, Ganqquan lalu lintas 1. Kualitas air sunoai 2, Peluanq usaha
Pembangunan Bangunan Bawah
Pembangunan Jalan pendekat
7.
Pemasangan Batu
8,
Pekerjaan finishing
0
1. Kesemoatan
Kecil Kecil
bekeria
Pembangunan pondasi
4,
Kecil
kebisinoan
Sedano Kecil Sedano Kecil Sedanq Kecil Kecil Kecil
Kecil Kecil Keria
Sedanq Kecil Kecil Kecil Kecil Sedano Keci Kecil
1. Peninqkatan kandungan
debu
Kecil
2. Peluano usaha 3, Keselamatan/Kesehatan
Pekeria
Kecil
Keci
Ganqquan lalu lintas
Kecil
I
Demobilisasi alat berat OPERASI Penutusan Hubungan
1. Kehilanoan Kesemoatan Keria
Kecil
Keria 2,
Ooerasional Jembatan
2. Perseosi masvarakat Kelancaran lalulintas
Sedano
ilt,
Keteranqan
PRAKONTRUKSI
Kecil
Damoak neqatif dan orimer Dampak neoatif dan orimer Dampak positif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak positif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neoatif dan primer Damoak neqatif dan orimer Damoak oositif dan orimer Dampak neoatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak oositif dan primer Damoak neoatif dan turunan Damoak neoatif dan primer Damoak neoatif dan orimer Dampak positif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak oositif dan primer Damoak neoatif dan orimer Damoak neoatif dan Primer Dampak neqatif dan primer Dampak neqatif dan primer Dampak oositif dan orimer
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
BAB V PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI
1.
Persepsi Masyarakat
a.
Sumber Dampak Dampak terhadap munculnya persepsi masyarakat adalah berasal dari
kegiatan Stake ouf, pembebasan lahan, pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan.
b.
Jenis Dampak
Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan
kegiatan
peningkatan pembangunan jembatan Aie Gadang
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan tentang pembangunan jembatan, pembebasan lahan dan pengamanan lokasi kegiatan.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan Hidup Sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi pembangunan jembatan Aie Gadang
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Masyarakat yang berada di sekitar rencana peningkatan pembangunan
jembatan Aie Gadang
di
Nagari
Air Gadang
Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana
SATKER Pembangunan /Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pemda Kab. Pasaman Barat.
4t :;#"rl;
n.i. visifecn aemilans
v-1
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
. Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
2. Gangguan Lalu Lintas a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap gangguan lalu
lintas
yang berasal dari
kegiatan mobilisasi alat berat.
b.
Jenis Dampak Timbulnya gangguan lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat oleh kendaraan yang membawa alat berat
c.
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengunakan jasa pemandu dalam rangka mobilisasi alat berat menuju lokasi kegiatan.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan Hidup Sewaktu mobilisasi alat berat menuju ke lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jalan yang dilalui ketika mobilisasi alat berat menuju
ke
lokasi
peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o
u nr
4Fe
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat.
p.t. visitech semilana
v-2
Plj-nl,:l (err)rinlililat peirerjcan lJril|.ifrl
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
o Pelaporan
o .
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
5.2. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kandungan Debu a. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap perubahan kandungan debu berasal dari kegiatan mobolisasi material, pembangunan jalan pendekat dan pekerjaan finishing.
b.
Jenis Dampak Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan kandungan parameter debu total (TSP) disekitar lokasi kegiatan.
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah:
o
Menutup bak truk pembawa material pasir, batu, dan kerikil dengan terpal
d.
o
Pemadatan dan penyiraman material timbunan dalam pekerjaan pembangunan jalan pendekat.
o
Pelaksanaan finishing sesuai prosedur
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup
o o e.
Pengelolaan dilakukan setiap kali pengangkutan material sirtukil 2x dalam satu hari pada musim kemarau.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana Kontraktor
#e rr \;#d
nt. vislteah aemilana
v-3
PU-rret {*rrrl;r:teriar P*r*rjaar} ljarrin}
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
. Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat.
. Pelaporan
o 2.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kandungan Gas
a.
Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap perubahan kandungan gas berasal dari kegiatan mobilisasi material.
b.
Jenis Dampak Terjadinya penurunan kualitas udara ambien terhadap peningkatan parameter gas (CO, NO2, SO2) disekitar lokasi kegiatan.
c.
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup Penggunaan kendaraan yang layak pakai atau lolos uji keur termasuk lolos uji emisi gas buang kendaraan.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup
Waktu pengelolaan adalah selama mobilisasi material dalam rangka konstruksi peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kab. Pasaman Barat.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Sewaktu mobilisasi alat berat menuju ke lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang.
t.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o #,t ,";#rf
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
p.l. v,'sifech qemriano
.
v-4
PU-r'rel i{erlrer:leria r: Pekerjear} lJr}ufi l
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
o Pelaporan
o 3.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Peningkatan Tingkat Kebisingan
a.
Sumber Dampak Dampak peningkatan tingkat kebisingan berasal dari kegiatan mobilisasi
material, pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pembangunan jalan pendekat.
b.
Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat kebisingan.
c.
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup
o
Penggunaan kendaraan pembawa material yang laik pakai atau lolos uji keur.
o d.
Pengunaan alat berat yang laik pakai.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan Air Gadang Kab. Pasaman Barat.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
v-5
PU-i :$t
(er'teilleriarr Percrjean llrnltrn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
4.
Peningkatan Tingkat Getaran
a'
:
:ffi
t:illril"n tingkat setaran berasat dari kesiatan pembansunan
pondasi.
b.
Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan tingkat getaran.
c. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksanaan pembangunan pondasi atau pemancangan tiang pancang sesuai dengan SOP
o d.
Pengunaan alat berat yang laik pakai.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan Air Gadang Kab. Pasaman Barat.
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu .lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
5. Penurunan Kualitas Air Sungai a. Sumber Dampak Dampak terhadap perubahan kualitas
air
sungai berasal
dari
pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pemasangan batu.
#; ri \;#dd
p.t. visitech qemilana
v-6
Plj-j.|el i{er}}eilterjarr Pei<+rjaitn lJrrr-;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
b.
Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan kualitas air sungai, terutama terhadap peningkatan kandungan padatan tersuspensi (TSS),
c. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup o Meminimalkan
ceceran adukan semen dan material lainnya masuk
kedalam sungai. o Melakukan pembanguan sesuai dengan prosedur teknis.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat.
. Pelaporan
o 6.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
ErosiTebing Sungai
a. Sumber Dampak Terjadi longsor pada tebing sungai Air Gadang berasal dari kegiatan pembangunan pondasi.
b.
Jenis Dampak Dampak terhadap tanah yaitu terjadinya longsor dan peningkatan erosi tanah.
6e '-*d-f
!.t.
v-7
yisitech qaniilario
Pti
^r
rt:{ i{entef }teriarr Pereri:+arr
lJrr
:rrr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
c. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup teminimalkan penggalian pondasi sesuai pelaksanaan teknis untuk
:
mengurangi erosi tebing sungai.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor,
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
7. Kerusakan Sempadan a. Sumber Dampak
Sungai
Dampak terhadap kerusakan sempadan sungai berasal dari kegiatan pembangunan pondasi.
b.
Jenis Dampak Dampak yang akan terjadi adalah kerusakan sempadan sungai yaitu tidak
berfungsinya sempadan sungai.
c.
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal sempadan sungai yang akan digunakan untuk pembangunan pondasi disesuai dengan kebutuhan pondasi dalam rangka meminimalkan kerusakan sempadan sungai.
4$
P r' vrsireclr gemilang
v-8
PU-! ret i{e'?lsilterian
PeLerjci;* llrrtl;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
.
Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat.
. Pelaporan
o 8.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak Dampak terhadap kesempatan berkerja bersumber dari adanya kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk kebutuhan pembangunan jembatan.
b.
Jenis Dampak Dampak yang ditimbulkan adalah adanya peluang untuk bekerja sesuai dengan formasi yang dibutuhkan/tersedia.
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Mengutamakan tenaga kerja dengan kualifikasi buruh berasal dari daerah setempat sesuai dengan formasi yang ada.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
#-:;
\K@#
n.t. visitech semilane
v-9
Ptj-fiel (erne{iteriar Peirerjc;::n lirnL:nr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
9. Peluang Usaha a. Sumber Dampak Dampak terhadap munculnya peluang usaha adalah berasal dari kegiatan
Pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, Konstruksi Bangunan Atas, Pembangunan Jalan Pendekat, Pemasangan batu dan Pekerjaan Finishing.
b.
Jenis Dampak Timbulnya peluang usaha berupa munculnya warung-warung menjual makanan bagi para pekerja disekitar lokasi kegiatan, pengadaan bahan dan material serta pengangkutan bahan material
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
o Memberikan kesempatan kepada masyarakat disekitar lokasi kegiatan
untuk memanfaatkan peluang usaha ini. o Pengadaan bahan dan material dari masyarakat yang berada disekitar lokasi kegiatan. o Memanfaatkan
truk
pengangkutan bahan
dan material dengan
memprioritaskan masyarakat setempat.
#t ';# ri
p.f. v,'sl{ech qemiianq
v-10
f][-;-jta.ii i{efi]r,'riii.j.riar:
i:r}ti'.*ij:li;il
i.Jrfi
l:nl
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama pembangunan jembatan/tahap kontruksi
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f
.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
10. Kecemburuan Sosial
a.
Sumber Dampak Timbulnya keresahan masyarakat bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja yang tidak dapat mengabulkan permintaan masyarakat.
b.
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah munculnya keresahan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat diterima sebagai tenaga kerja.
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Memberikan sosialisasi terkait dengan rekrutmen tenaga kerja untuk mengatasi terjadinya kecemburuan sosial.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
4i" \'r :;;#6s
v-l1
ti.i. vlsifecD qemilanq
ij
l.j
-I
riri
i{r,: rnr,.r:
|
+:;ij!t
i:}t:t:J::i i?)at-,
t.
it{j.
tt)
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
.
Pengawas
o o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat
Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat Bapedalda PropinsiSumatera Barat
,
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
f 1. Kesehatan Masyarakat
a.
Sumber Dampak Timbulnya keresahan masyarakat terhadap gangguan kesehatan yang bersumber dari kegiatan mobilisasi material dan pembangunan jalan pendekat
b.
Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan kesehatan masyarakat akibat mobilisasi material
c.
Program Pengelolaan Ligkungan Hidup
o
Menutup bak truk pembawa material pasir, batu, dan kerikil dengan terpal
o
Pemadatan dan penyiraman material timbunan dalam pekerjaan pembangunan jalan pendekat.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
#s rr .{;rrl
pt. vislteeh fieffillana
v-t2 PU-il€L (e|r]sf iterlar: Pei;erj;:an lJ|{l|:rrr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
lnstitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o .
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
12. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
a. Sumber Dampak Dampak terhadap keselamatan tenaga kerja bagi tenaga kerja berasal
dari pembangunan pondasi, pembangunan bangunan bawah, konstruksi bangunan atas dan pekerjaan finishing.
b.
Jenis Dampak Dampak yang akan ditimbulkan adalah terjadinya kecelakaan kerja pada tenaga kerja.
c. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pengunaan Alat Pengaman Diri sesuai dengan SOP o Menyertakan seluruh tenaga kerja untuk mendapat asuransi JAMSOSTEK
o d.
Operasional peralatan disesuaikan dengan prosedur yang ada
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
..*$
p.t visitelh
v-13
semitang
PLj-: rei
{ernenteriiit\
?t
enqrj,},}n lJlnr-;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan
Air Gadang Nagari Air
Gadang
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana
kontraktor
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
13. Gangguan Lalu Lintas
a.
Sumber Dampak Terjadinya gangguan lalu lintas sungai bersumber dari kegiatan mobilisasi material , pembangunan jalan pendekat dan demobilisasi alat berat.
b.
Jenis Dampak
Timbulnya gangguan
lalu lintas di sekitar ujung jembatan akibat
kendaraan yang membawa material , pembangunan jalan pendekat dan kendaraan pembawa alat berat.
c.
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup o Menggunakan
jasa pemandu dalam rangka demobilisasi alat
berat,
mobilisasi material dan pembangunan jalan pendekat o Menghindari waktu kegiatan pekerjaan tersebut pada
jam sibuk atau
padat lalu lintas.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan setiap saat selama pembangunan
p.l
ulsrfecn gemilang
v-r4
PU-nel i{*rner:{eriar Pei;*rjcar: l}rr.tlir*
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yaitu lokasi kegiatan peningkatan pembangunan jembatan Air Gadang Nagari
Air
Gadang
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
.
Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
5.3. TAHAP OPERASI
1.
Kehilangan Kesempatan Kerja
a.
Sumber Dampak Sumber dampak dari kehilangan kesempatan kerja adalah berasal dari pemutusan hubungan kerja (PHK)
b.
Jenis Dampak Dampak yang akan ditimbulkan adalah menurunnya tingkat penghasilan
masyarakat, khusus tenaga kerja yang diakibatkan dari selesainya pembangunan jembatan.
c. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Melakukan sosialisasi dan penjelasan tertulis pada calon tenaga kerja
terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) ketika selesainya kegiatan pembangunan jembatan.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pelaksanaan pengelolaan dilakukan adalah sebelum pelaksanaan PHK dilakukan.
/#F '{:#l
v-15
o.f. v,,sileoh oeirriano
FIU
ricl {*rn*r:t+rr#rt Peieil:l;.;tt lJtrir rrri
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Lokasi pengelolaan yang dilakukan tersebut adalah di kantor pemrakarsa.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
.
. Pelaporan
o 2.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Persepsi Masyarakat
a.
Sumber Dampak
Dampak terhadap persepsi masyarakat
dan
kecemburuan sosial
bersumber dari kegiatan pemutusan hubungan kerja.
b.
Jenis Dampak Jenis dampak yang ditimbulkan adalah keresahan masyarakat akibat pemutusan hubungan kerja, karena tidak berkerjanya atau berkurangnya penghasilan masyarakat.
c. Program Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Transparansi terkait pemutusan hubungan kerja yang sesuai dengan sosialisasiyang telah dilakukan pada awal penerimaan tenaga kerja.
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pelaksanaan pengelolaan dilakukan adalah sebelum pelaksanaan PHK dilakukan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
hidup
Lokasi pengelolaan yang dilakukan tersebut adalah di kantor pemrakarsa.
#'s\ \;#
p.f. v,,sdecfi oemilano
v-16
Pti-irrli i{er)etlerial Peir*rji+i*rr Unt;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup o Pelaksana Kontraktor.
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat.
. Pelaporan
o 3.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat.
Kelancaran lalulintas
a.
Sumber dampak Peningkatan kelancaran lalu lintas berasal dari kegiatan beroperasinya jembatan
b.
Jenis dampak Dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif yaitu semakin lancarnya
akses masyarakat
c.
Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengoperasikan jembatan sesuai dengan kemampuan dan daya dukung
darijembatan
d.
Waktu Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan telah selesainya pembangunan jembatan
e.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup Pengelolaan dilakukan pada lokasi kagitan peningkatan pembangunan
jembatan
Air Gadang Nagari Air Gadang Kecamatan
Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ll
6 * \#pd
p.f. v,'$rfecfi qoffir/anq
v-17
PU-iiel {r;lrrerterifil Peiierjial lJfirrirr)
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab, Pasaman Barat
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
.
. Pelaporan
o
-f,f.,.Ip
F
i
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
v/sitecn ssmii*ns
v-18
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Ak Gadang Kab. Pasaman Barat
BAB VI PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
6.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI
1.
Persepsi Masyarakat
a,
Tujuan Pemantauan Mengetahui efektifitasnya sosialisasi yang telah dilakukan terhadap dampak presepsi masyarakat.
b. Parameter
Yang Dipantau
Pendapat atau pandangan masyarakat terhadap kegiatan stake out, pembebasan lahan, pembangunan base camp dan pemagaran tapak kegiatan
c.
Metoda pemantauan Pelaksanan pemantauan dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak.
d.
Tolok Ukur Dampak
Tidak munculnya gejolak sosial masyarakat terhadap rencana kegiatan peningkatan pembangunan jembatan
e.
Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Masyarakat yang berada disekitar tapak kegiatan yaitu Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
f.
FrekuensiPemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama
masa
prakonstruksi.
g. Institusi r
Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana
SATKER Pembangunan /Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pemda Kab. Pasaman Barat.
#
Pl' uisitechgemiiang
VI-1
PU -t ret (ente: t;teria rr F ei.erjl+;,rrr lJr rll; rrr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
. Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda PropinsiSumatera Barat
. Pelaporan
o 2.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Gangguan Lalu Lintas
a.
Tujuan Pemantauan
Tujuan dilakukan pemantauan adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan yang dilakukan
b.
Parameter Yang Dipantau Sebagai parameter yang akan dipantau adalah adanya gangguan terhadap arus lalu lintas kendaraan
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung kelapangan
d.
Tolok ukur Dampak Tolok ukur yang akan digunakan adalah ada atau tidak adanya gangguan lalu lintas darat
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan yang akan dilakukan adalah pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan dan alat-alat berat, khususnya pada daerah yang padat kendaraan.
f.
Frekuensi Pemantauan
Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama
masa
prakonstruksi.
g.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
r
Pelaksana Kontraktor
fFrr \;#rd
vt-2
p.t. uisdech oer?rilafld
PLi-r'rel
{ern+ilteriar P*!;erjci** lJtru;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Perhubungan Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
o Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
6.2, TAHAP KONSTRUKSI
1. Kandungan Debu a. Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap penurunan kualitas kandungan debu akibat kegiatan selama tahap konstruksi.
b. Parameter
Yang Dipantau
Parameter yang digunakan dalam pemantauan yaitu total debu (TSP).
c,
Metoda Pemantauan
Metoda untuk pengukuran/pemantauan parameter total debu mengunakan metoda gravimetri dengan mengunakan alat HVAS
d.
Tolok Ukur Dampak Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dengan baku mutu udara TSP (230 pg/m')
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman masyarakat,
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
h. Institusi Pemantauan Lingkungan . Pelaksana
Hidup
Kontraktor
ffi
P.f. usdechgenilarg
VI-3
Plj-il$l {errrenterial F}ei;*rjean 1.}r:xnr
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
. Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
r Pelaporan
o 2.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kandungan Gas
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan terhadap penurunan kualitas kandungan gas akibat kegiatan selama tahap konstruksi.
b. Parameter
Yang Dipantau
Parameter yang digunakan dalam pemantauan yaitu CO, SOz dan NOz
c. Metoda Pemantauan Metoda untuk parameter kandungan gas dapat terlihat pada Tabel 6.1. berikut ini Tabel 6.1. Parameter, alat dan metoda analisa kandungan gas Alat
Parameter
No. 1.
c0
2.
SOz
3,
NOz
Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer
Metoda Perakamoniakal Pararosanilin Saltzman
Satuan pg/m3
BMUA 2260
pg/m3
zov
uo/m3
Yl,C
Keterangan: BMUA= Baku Mutu Udara Ambien
d.
Tolok Ukur Dampak Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman masyarakat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
gk*
P r' visilech s*nr;rans
vr-4
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
g.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
r Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o 3.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Peningkatan Tingkat Kebisingan
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifltas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap kendaraan dan alat-alat berat agar tingkat kebisingan semakin kecil.
b. Parameter
Yang Dipantau
Sebagai parameter yang akan dipantau adalah tingkat kebisingan.
c.
Metoda Pemantauan Metoda yang digunakan adalah pengukuran langsung dilapangan bantuan alat sound level meter (SLM).
d.
Tolok Ukur Dampak Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan.
e,
Lokasi Pemantauan Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman masyarakat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan . Pelaksana
Hidup
Kontraktor
iF rf
u#
i:.
l. visrf ech gen:ifang
VI-5
Pli-r.iel .;4ern*r:teri'#r Perr:rjean lJJnriril
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
.
Pengawas
o o .
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
Pelaporan
o 4.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Peningkatan Tingkat Getaran
b.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap pemakairn alat pancang agar tingkat getaran semakin kecil.
b. Parameter
Yang Dipantau
Sebagai parameter yang akan dipantau adalah tingkat getaran.
b. Metoda Pemantauan Metoda yang digunakan adalah pengukuran langsung dilapangan bantuan
alat penangkap getaran, alat ukur analisis getaran, pencatat tingkat getaran dan alat analisis pengukur tingkat getaran.
b.
Tolok Ukur Dampak Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49/1996, tentang Baku Tingkat Getaran.
b. Lokasi
Pemantauan
Lokasi sampling adalah pada ujung jembatan (dua lokasi) dan pemukiman masyarakat,
b. FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
b.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o fF f \"drf,
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
p.f. vr'sriech qenrilanc
VI-6
PU-r'r*l {ern*ilt(:rlar} peirerjiiar} Uft
!.irr)
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
.
Pelaporan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
5. Penurunan Kualitas Air Sungai a. Tujuan Pemantauan
.
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap pengendalian penurunan kualitas air sungai Batang Pasaman
b.
Parameter Yang Dipantau
Parameter yang akan dipantau disesuai dengan sumber dampak dan menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 untuk kelas ll
c.
Metoda Pemantauan Metoda, alat yang digunakan dalam pemantauan kualitas air sungai dapat disajikan pada Tabel 6.2 berikut ini.
Tabel 6.2. Parameter, alat dan metoda analisa kualitas air sungai untuk pelaksanaa pemantauan No
Parameter
Satuan
Metoda
Alat
2
?
4
c
1
FISIKA
I 1
on
J.
Padatan terlarut (TDS) Padatan tersuspensi (TSS) KIMIA
1
PH
2.
DO
mq/L
3,
BOD
+.
coD
ms/L mq/L mq/L mo/L mo/L mq/L ms/L mq/L mo/L mo/L mgiL ms/L mo/L mq/L
z. il.
10,
Posfat (POa-P) Nitrat (N0rN) Nitrit (NOrN)) Amoniak (NHrN) Klorida (Cl) Sulfat (SOa)
't4 I t.
Timbal(Pb)
12.
Tembaqa (Cu) Besi (Fe) Sens (Zn) MinvaldLemak Deterqen (MBAS)
6, 7. 8.
13.
14. 15. 16.
gJ
Suhu
p.f. rlisifech geff,/ang
ms/L mo/L
Pemuian Gravimetri Gravimetri
Termometer Timbanoan Timbanqan
Potensiometri Winkler Winkler Titrimetri Spektrofotometri Spektrofotometri Spektrofotometri Spektrofotometri Soektrofotometri Soektrofotometri Spektrofotometri Spektrofotometri Soektrofotometri Soektrofotometri Gravimetri
pH-meter
Soektrofotometri
Buret Buret Buret Soetrofotometer Soetrofotometer Spetrofotometer Spetrofotometer Spetrofotometer Spetrofotometer AAS AAS
MS AAS Timbanoan Soetrofotometer
vr-7
P{J-r'isl ({)trtsriterlar; P*i.*rji:+rr LJrlu:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
I
Tolok Ukur Dampak
o
Peraturan Pementintah Rl Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
o
Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2008, tentang Penetapan Kriteria Mutu Air Sungai di Propinsi Sumatera Barat.
e,
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada sungai Batang Pasaman yaitu pada bagian hulu dan bagian hilir dari pembangunan jembatan.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan . Pelaksana
Hidup
Kontraktor
. Pengawas
o o r
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
Pelaporan
o 6.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
ErosiTebing Sungai
a.
Tujuan Pemantauan
Tujuan dilakukan pemantauan adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan pengedalian erosi tebing sungai yang dilakukan
b. Parameter Yang Dipantau
Sebagai parameter yang akan dipantau adalah terjadinya erosi tebing sungai Batang Pasaman
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung ke lapangan
4-rr '';"6f
$.1. visriech qenrija$+
VI-8
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur yang digunakan untuk pemantauan ini adalah ada atau tidak adanya tebing sungai Batang Pasaman yang longsor dan jaju sedimentasi yang terdapat di Sungai Batang Pasaman.
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada sungai Batang Pasaman
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
.
Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
7. Kerusakan Sempadan Sungai a. Tujuan Pemantauan Tujuan dilakukan pemantauan adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan yang dilakukan.
b. Parameter
Yang Dipantau
Parameter dalam pemantauan yang dilakaukan adalah kerusakan sempadan sungai seperti pengikisan sempadan sungai
c.
Metoda Pemantauan
Metoda dalam pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan
t.g** f t c. t visrfech
VI-9
ce/lilafl s
\.:**d
i:{.i-r :+t i{nr
r:tlrtr.:r!;'t F}ei'.r;rjl+aii
i.Jfi}!.;rI}
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dalam pelaksanaan pemantauan adalah ada atau tidak
'
adanya sempadan sungai yang rusak
e. Lokasi
Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan adalah pada sempadan sungai yang digunakan sebagai lokasi pembangunan jembatan yaitu sungai Batang Pasaman
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g.
lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda PropinsiSumatera Barat
. Pelaporan
o 8.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kesempatan Kerja
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap kesempatan berkerja bagi masyarakat setempat
b.
Parameter Yang Dipantau
Parameter yang dipantau adalah dominasi masyarakat setempat yang bekerja pada pembangunan jembatan sesuai dengan formasi dan keahlian yang ada.
c,
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan tenaga kerja serta masyarakat setempat,
#rr '{-#
VI-10
p,f. visdech cemilano
PU-r'rel
(en*r:lerian
l)
el*ri:*ar'| lJt.llLinl
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
d.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur kesempatan bekerja adalah dominasi masyarakat setempat yang bekerja pada kegiatan pembangunan jembatan ini.
e,
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada NagariAir Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g.
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
. Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o 9.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Peluang Usaha
a. Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap peluang usaha yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
b. Parameter
Yang Dipantau
Jenis usaha masyarakat terkait pemanfaatan peluang usaha akibat kegiatan pembangunan jembatan
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan masyarakat setempat.
d.
Tolok Ukur Dampak Pemanfaatan peluang usaha oleh masyarakat setempat.
f.rs'rf \;6dd
p.l. vislecii oemilanc
VI-l1
PU-r'ret {r:firer:terian 7''er;eri:.*,;,n lJlnl:rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
A
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada NagariAir Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Frekuensi Pemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup . Pelaksana Kontraktor.
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat Bapedalda PropinsiSumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
10. Kecemburuan Sosial
a.
Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui sejauh mana realisasi sosialisasi yang telah dilaksanakan terhadap masyarakat
b.
Parameter Yang Dipantau Sebagai parameter yang digunakan dalam pemantauan ini adalah timbulnya keresahan masyarakat
c,
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan masyarakat setempat.
d.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur yang digunakan dalam pemantauan ini adalah tidak adanya gejolak sosial masyarakat
S
Pf' visifechge'rtang
vI-12
PU-rr$t (err]efrteriart Pei.er.jlrart lJr;tr ;rtt
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. lnstitusi Pemantauan Lingkungan Hidup . Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat Bapedalda PropinsiSumatera Barat
. Pelaporan
o 1
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
1. Kesehatan Masyarakat
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan lingkungan yang
telah dilakukan terhadap sumber-sumber pencemar yang
dapat
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.
b. Parameter
Yang Dipantau
Sebagai parameter yang digunakan dalam pemantauan ini adalah tidak ada keresahan masyarakat terhadap gangguan kesehatan
c. Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan masyarakat setempat.
d.
Tolok Ukur Dampak Tolok ukur yang digunakan dalam pemantauan ini adalah tidak adanya gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan peningkatan pembangunan jembatan,
#l:ffi{-t
p.L visrlecli oerrr/anq
VI-13
Plj-ilel (e'l]efi teriar Pei<erjcan Ufnurn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
tt.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada NagariAir Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
Frekuensi Pemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup . Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
12. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
b. Parameter
Yang Dipantau
Sebagai parameter yang digunakan adalah keselamatan tenaga kerja atau kecelakaan tenaga kerja dan gangguan kesehatan yang diakibatkan aktifitas peningkatan pembangunan jembatan
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan tenaga kerja
d.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dapat digunakan adalah ada atau tidak adanya tenaga kerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan.
@ rf \#rr
p.t. vhileeh gefirilang
PU-ilel (errxlfrlerian Pexetici*n lJlrtl;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Baral
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan lokasi peningkatan pembangunan jembatan
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi.
g. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup . Pelaksana Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
13. Gangguan Lalu Lintas
a.
Tujuan Pemantauan
Tujuan dilakukan pemantauan adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifltas pengelolaan yang telah dilakukan.
b.
Parameter Yang Dipantau
Tingkat gangguan lalu lintas jalan pada kawasan kegiatan pembangunan jembatan dan jalan yang dilalui oleh kendaraan material dan demobilisasi alat berat.
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan tenaga kerja dan masyarakat.
d.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dapat digunakan adalah ada atau tidak adanya gangguan lalu lintas.
&y
P
t'
vrsrtech genr;/ang
VI-15
PU-i rei (r:rrt er:tcI;aIr P€r(ir;iiart
i.J
tttLrnt
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sel. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pemantauan Jalan yang dilalui oleh kendaraan yang membawa material, alat berat dan lokasi oembanounan iembatan.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali selama masa konstruksi,
g. Institusi Pemantauan . Pelaksana
Lingkungan Hidup
Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
6.3. TAHAP OPERAS! '1. Kehilangan Kesempatan Kerja
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana sosialisasi atau penjelasan tertulis yang telah dilakukan kepada tenaga kerja dengan PHK setelah selesai kegiatan pembangunan jembatan..
b.
Parameter Yang Dipantau
Sebagai peremter yang digunakan adalah menurunnya tingkat pendapatan masyarakat, khususnya tenaga kerja
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan adalah observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan tenaga kerja
d.
Tolok Ukur Dampak
Tidak terjadi
gejolak sosial terkait pemutusan hubungan kerja oleh
pemrakasa akibat selesainya pembangunan jembatan.
-
:,t
VI-I6
P r' i1lsilech ge$tilarg
:
jt j : li':.
f.':1l
a:,tlti.:1 .,' I i: jr..,,: .:!,.t' i, litir l/tl
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei, Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e.
Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekaliselama masa operasi.
g. Institusi
Pemantauan Lingkungan Hidup
o Pelaksana
Kontraktor
. Pengawas
o o o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
. Pelaporan
o
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
2. Persepsi Masyarakat a. Tujuan Pemantauan Untuk mengetahui efektifitas sosialisi yang telah dilakukan terhadap persepsi masyarakat
b.
Parameter Yang Dipantau
Sebagai parameter pemantauan adalah timbulnya persepsi negatif dan gejolak sosial masyarakat.
c.
Metoda Pemantauan Pelaksanan pemantauan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak.
d.
Tolok Ukur Dampak
Tidak munculnya gejolak sosial masyarakat terhadap rencana kegiatan tersebut.
#
Pt'
vrs#echgemilang
vr-17
PU-liel i{ernelteiiarr Pea*rjacn
ilrz:r-;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembahn Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
e. Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan dilakukan pada Nagari Air Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan sekaliselama masa operasi.
g. Institusi
Pemantauan Lingkungan Hidup
o Pelaksana
Kontraktor
. Pengawas
o o o .
Bagian Pemerintahan Kantor Bupati Pasaman Barat Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
Pelaporan
o 3.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kelancaranlalulintas
a.
Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
b.
Parameter Yang Dipantau
Sebagai parameter yang akan dipantan adalah semakin lancar akses masyarakat untuk melakukan penyeberangan baik menggunakan kendaraan maupun bagi pejalan kaki
c.
Metoda Pemantauan Metoda pemantauan yang dilakukan adalah observasi langsung ke lapangan
d.
Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur yang digunakan adalah semakin lancarnya masyarakat menggunakan jembatan Air Gadang sebagai sarana penyeberangan.
e, Lokasi Pemantauan Lokasi pemantauan adalah jembatan Air gadang yang telah dioperasikan.
*p
P.L visrlech genrllang
VI-18
PU-ne1 (errler:*erian lleleriear.t lJlnl;rn
UKL & UPL Pembangunan Jembatan Sei. Air Gadang Kab. Pasaman Barat
!
f.
FrekuensiPemantauan Waktu pelaksanaan pemantauan dilakukan dua kali setahun selama masa operasi.
g. Institusi r
Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ll
.
Pengawas
o o o r
Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat
Bapedalda PropinsiSumatera Barat
Pelaporan
o
@
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat
P.f. rislrech gemilarg
VI-19
PU-nel Ke*renterian Pekerjaan llntum
*
) t
s-P
F =
=+ .=96 -Y=^-
o (E (lt =
E
d5
o-
!!(E0)
^dg =€
co,
\z-O_6(/) oo t
< e
aa
E
(E :! EO_ o,E c =^()Y*co C=:c- ht> (6 !+ -u(Exts(oE
ah
-g o
o.
-€ii=P
E E^6-5 E E (/)cL+\
o
e
=
= -E
F J
*o
=
E
c(!(o ('EE x(E(o
rz
E (l) A. .E
.E
-
(9 fri iri o- o-
'==+-g itaE (E d) (!
LY (!
(!
<6f;
F!** (E(D(!(6
635
G e -
€ (9 .: =
E 6 a
:
=lr-
6
= =.
_5
&ro J-: 5c, od.Cl
no =F
y*
HE)
U'b
(EE
(E= YC (o(D (!-
9,^ v=' E6 (oc (o# +E q(!
E (E E
o o-
EE E!C (tl
o-c -Yf't\ '= =x' u-v -(E'6 c '6GJG'
v2
-E
=o zz <9 atr d= rrtZ >< trt-
EEs : E Eg 3E a cD -9 -g
z=
.'
c o)c c(E(E (EFF
<(6;i !(!
=
2=z x<
-
c
* i
}
:g =i R6
EE (!
**r ttt (! U, =(E(E -,X (tr \J
-
!-(!e
qE H *EE =E=E
<6x
(!= '-EiX
g 6h5= o)o-o cto)6(g E
z:<:
$€EEEa
Es:-
'a'6:6 (DJ (6 6X
(s.@6 .q !!
9.5
Ee
-+ c *EE E F
J(E (Ee -oj
(E
E*i5
Esme gPE.R
8€€8
;i (,
=.s >a
FE
c(9
E lrl (E Eg c= =at 8-=
(E
c(9
BE 3=< "PE c (tt 9 J: E'E vi ==
E .!' dC =(E
o5rE =+. ;: 6 =(l)-o >rCG 8- tt
EEEE 9.E gF
c(9
*6E g i: E'b == ; P.8E E'F FE -!l o- o--!L
E
c 9tJ G6
ct
(E
1s
o- o-
g
o ='
=-(EL
=-CEL
E gEE E gEE
-!:FFE o L E_.o) -\:FFE o E- 5.!u EE
o) rc'
a*i -x(E
d3
E6J =l (EE .=c
>EEO
Ch
o)
(D(6-
o)
4(E(!
* EE
.:t
d ..ico, !2C(o ql -c) = ^OEiD
o
.= .e ,S c (o CL
cs= c/,p q:l
-60
EE fL o-
=;
E< _tz <2 =o gatnZ
o)fE
I
G'
(6
E .!
z
CL
ct o
-S E<
x
= u,
CN
g (!
I t!
CL
(E
E
.J)
ct
:< E
= E
o
at)
'6
o) z, o o)
o Y ct
cri
E q)
(E
.E c)
c)
E
(E (E
an
E A
= -:
o-
t5
-c(!
o)ii LY
.=
.? ,*E (E
IE-e- e-o
ao a!o do-
.F JC)
c.j
6i
-i
at,
a
OJ
o-
o (E
:
o)
o
at, (E
.!!)
c,
o-
o)
E
.E
-o
3H' EES =oE ='= 6i;_vH. € o-v
U)
.tt
Xul LroEE,=
<-
l;
o
6E v) o-
ctSR cL o-
3n
T ct o J tE
rn€ v|ll
s= F
s .:1
:z
EO (g -v
c'
s! o o
-4 -^ 1f =6
==v
i;
o
(E-v
chA
6
=< EI-
E
vg
fr'6 FX E=
.E
a-< = -6z
-l
J i:
FE
z:<:
_Jr
a;
c-
NA
o
(E
E
o
\z-cLoc)
:<
.E
.- J= = |ll .g
Iz
(!.= (!.= (E (E = \z-cLoCoOo(, ooo
=EX E
.E
J
c G C' 5
F 5
'iA
as
6 2
(a
c
cL
E
J=F
O\b
E*8.* se F= EFEF +(E =+ d ='(E -g+ E'EE P E =:< 9= -T c'U o i; Ed ; P(Eo) .E +E p*EE cc
= o)
9)E
oi5 c\
6 Y = E F at,
= o Y
sc s
s (E
\<
R
,fr $;r
f
*
E*= s+ b'
Y=
(!0)
7
(E(I)
v^_d =+ dI -=:z (E
J=a==
^-
5gE d
E
.
6
EisAA
.=
!s
==-d c€
E*
16 ro
rE
=(5G) (!.= (E (! (/) :
:<-o-cos) oo
:< - cL CCt
E
I l:
I
E
i:
:<
:<
\<
oo
X
oo
A
E .=\z aE
d=;i _d ci5
c-E-E
rE
PE
==v l(_d
==9 :=a-
.=gE
E
pfi
(60J=
.= !+
cx ==v .y= ED=
P
g'ri
d5
c€-tnrE gE
PE
P''i6 'a
7 .A
sE
.E'9
t
=P EJ:
(!92
EE
.s'0 qF
PV
FE
=rJ
=fr
gE
9?O v)x
H=E i 'aixdr= 6 E Eg -8 cc9 E : E qt === gE EE i= g E'6 (E= O'-
=
Et-E€€
O-!.Y
1t (t'
-
(O L IY-(5g e.C9
A€ EE(E = 9i:P.s E ._='x AEJ: F E gJ (t -:J o- o-.!Y = =(Do::
i,8; w'=
=QO +lo 6: *=
(E
J
NE (E(E
o:i
()= 5(E
(D
o5 Ei5 8'a
E6 9'3 -c{
CJ
J(E
=
-
Y i:
:<
:<
:z
-!:t @
(E'6
-: =J
(!92 (t) AE -
J
g c o \z
o
o(!
.s'0
EE
EE
E cO o)€ts =< E'E 9-\: =-
}|-(EL
': Y'X
=(l)(1,:r
:
'(I'(G
=
(E
= .E E -!.9
g (D
(g (\t
o) CL
CL
;9HE gj.==-o
JYFFE
c(9
.!.Y-(oL =
Ff; viz
.Y
l=
(E
c,
'-o)
(6
'6
.a
(! E
c(E
E (o
E o-
=o
N
'6
c
o)
U'
ctt
(!
-o(o F=
@
Y
=
I
o-
x(IJ
Fq
='
AEE S
E
cEg H E E'-C
(g 6
HE.gE
FAFP6t 6!E cG
o)
gc Ee"-
(D
o-
iY(E (E(J -_c (,, (5 (g o-
Po,
5-
st
a- (5 C,F
q6 =o) P,F
dco
:<
=9. -6 bi TI
=Y +E
cf,
s
rri
,q ol
d(tl
= -e
> t:
(g
@
J:FFE
_g
-
m
e= E'E 9J: )=')i (E 5.E
.:
€ft
o) (D
o-
(E
c(9
-LY-(EL =
'-u,
'=
J(E
i: o
3: E
'8.='E -8 J:FFE _9 6 6.St
(E
(o
E
cG'
o (!
o o-
FE
EE E
v
O) o)
c(9 (E L
Pt 6:c c j5 il jZ =A
co
o :z
FE
-t'
>\
(!
(E
.e'0 q=
q=
(E4
.(E
5=
E
;+ F.=
E(5
_g
lJro i
:d.
o,
(E
d-E= Ee=
a:::
!v(so) =g
_
x
o
::
-Ee
.,9
.E (E(E (o >r
E
ili i:i
F
\zIcLcou) \<-o-cocD oo oo
(5
i:
t
:
oo
.::.
.F
+(_d =E dF
F .E'9
5ci5-Er! s ^Eg E€ _ P(!(D }!(E(D o-= o x (! ec; +h(/) 6oEs
CE
PW
s*
a
d
x N
O-
g)
(E
E
o o
.J)
o) E
x
-:z
tr iz9 or.b
.=.a
(tt (5 JC
o)(g
o J
:<
rL :<
SE
od
C\I
(?)
s
Y
-g
5 * a
* q
*i
rh
\11
g-
-g E',q
-c '+
tD= == .=:z (!
^Y
(!(l)=
E* cx=
-Y=n-
==9 -Y, =
PEA I ==
!E
.= :z rE
cii-E
d5
ro
j=
(D ):
=r!
:<-o-cou)
!E
== ci5^ds!
E
E=oo.-C, :
oo
oo
(!ot (t)=
= a-
.=gE F == d5 ^dg :!(E(D =-B
E'9r
JJ
= iz PE ==9 X=n!o
.E'9
EdE ^E!o c. c-i5
a
:!cto)
(!o)
=
I r^5 d E .=:< aE- (!
d==-d --i!
*
PEJ:A == :L
=(E
)!(E(D X{ (6 (D
r
-'r EdE c ci5-Ers E
P
-
5:<
)!(E0)
a:.1 -:;:.
x e
x
I
g
I i:
)<
:<
\<
:<
F'9
F'0 EF EE
5
g
.:a
)<
\<
:<
.s'0
.!v g
E
o
ooo
ooo
g
:<-cL o
(E
t!, o q= (!92
q=
EE
(g
d:
a:
F; -_e6 v)x
=i
FE EE
=J
(!!?
E!
ll,
.s'9
@
^= >) (o!? Eb v) .y,
EE
=/ $q il:
E! o,
(u
(o
(!
c(9
.LY-(\'L =
F€ viz
3: E
(s
E.E',i .8 J:FFE oxxo g)= C,
'6 .J'
=
B€ EE
E=s€9 .EE -
V
-*
6
'6 ('r= c,o
o,
Y^.; -^.9, - ii,
H;€€
='_g
E=s€9. .EE
:lqt(Qo_ .=r= c^= -
z;ii==
(DrEox
(D(!6)=
> E>t @ (! c
c\i
F$ A;
oxxo)
E6
g gF.E 6 dE:
-LY-(I,9 =
; Pgt6 JF=E oxxq)
o
E(!
CE
c(9
.: )=, )i 6 r=nE
(g(D >r@
(D
G-
(o
c(9
.-=+i c^+< ! = 6 = E=€ C\i -
(! c (tr
x= _.n =o
F
PF* d8;
oii
a
Fi
E .-* = 6_HO Edrd=
(E
E
F c(9 rY-(I'L
.EE g.E =< PE ;wl.=Pg6A = J:FFE oxxo)
x5 rUl
H'd q.9 E
(E
9g q.9 H'd q o 6r-= H EE x v,o = = gE AE €85 + E^+a
.==+i 6= =^= _i -g 6 c,aY=' o)(E(l)x > E>; = E>; .c\i -N o (!
(E
c(9 CE g
= ..E E 6:c6 Pf =< :iJZ C tr.gs E -!.9
c(9
.tt -.: at (t' (g \ir
A€ EE
(E
E
.= Y'X
'i, x
* g€*
(/(u
.gE =?i
GtrD
O =
AEE 6'6 U'O
ET :YO
E
s sc F(E '= !g o) ;\o;i
=gE
gE 5,E -
c=> o s.E"P .q.E F 6 E.6
$te; d-Yn Pts;
gE
FE'Q = 8
gE f EE eEii e g
E'.'.
Y
0)
rn
o-
F=
al,
(E
ri
6,1
-E
o
(!
a I
(E
.t)
EEEE€ at)
_c
o
-
o,
E
:) oa
=
h=.Jt
-q).=(S TI ro
PEH= =J
=_=
3
.Y
o(E
{, (!
= o)
E
(o
:<
o-
c.j
s
E o o-
o)
o)
E
o
E
J
o)
u
o-
(5
=(g
:
x=z< (E! x
o
CE
U'
E
E
I
g-E
(E
(E
(E
o-d
inuS
(E(')(5 Y.
z. Y.
_9 6_ A.St
E a
'=E-o(5
(E
J:F=E
.J
cL o-
.L9-(EL
-!:FFE
cL
'-ct : q) (D
U)
o)
o tt)
I ul
.rI
E (!
)Y
:<ECLCO/) :<EO-OCLOC/) \
oo
C.l
(go)
= 'a
v-o-o(/) oo
L i:
(It
5+ dA r^-6 .
(!0,
.= =
s
al,
s
C,= !9(E
SF LF
\z t-
;i d6
b
E a
:<
q a
d"
rru 'q \?
$:l
f t:
:}
4 'F PE .ge eE .= E5 PEg.A 5+ .=tr €F v-E Y=^==v dF (l)cL .=gi6 F ='(!=-$FE -$ =-$fi$ _$ E.A -tjso c ; ci5
s* eE I r'l EF = .=6 dF i(E =+ oO-EEgrc g ='(g-$ PstE =-$F=* E co *x .ga
(E(D
==v J=C. ='(E -.9
(E
=!!
=*a
(/)- x (! o:<6s) o
o
ooo
o
Y
g o
o
:<
\<
(5
(!
_s'6
.!:,
;+< =FE
d8K <86 EE 'FE3*
(o
m
E (!= o_.s (a
J c i:
FhF
H=* Jlxx
-(E
E-o
E-cc
+
=E
E EE E
6 6 E a n
U
-,9 6 E
FP ;+.=
E='b
E-Eg..S EE
E i
o
= og J
:<
=
6
co
.t, @ cg (L (L
-.x (g r\:J
.=(E
€o
*-s EE
(6Gt::
dC 5(S
F! o) t(E =t
h=6
== 5 e-: .1,
E H'J
8_=
(D .:!L
cg
>\_ o(o-
0)
+ao -v EE
=.= Eh
g-
E_.ii
o)
R =.f >i5-
aicO) 9c(E Q =-O E-O F
.i(l)=
-=
at)
E(E(!
^o)E6
CE
Jo (!
o)
'= q) (tr
(! (E
E (l)
E
a (E
.2
oo
x(I) (l)o
o_ o-
E o
s a
U)
6 o-
g
.q
(/)
at)
= =
H -O
cx
(It
o
(E= o'-
z:<:
-v o
-
EE
EE
E€ec a* <E6 B E.a-r G'(D(E(E H€Eaffa z\
EE:- SEEP E AEEFFE t(!
E
fr
5aeta:F
r)a
'6
tsE, =
a1
q=
'6-e
= -Nc.j=.Ed
:)
.s'0
EEE
6 -.8 -#E EtE =* 'Er =-E*€-Fi E -; *tg rBEES _H.E E=C €#-PFEscss o)J E E o=_d E d >EE
.;F Fi
\<
_90 v)x
.E(l)(E
(! E(E
:<
E!
iEo9?=
G
I
=?
oro-o (!(D(E(\' i:
(E (E ly
l* cr)
o
J
-= F;
'EE3*
Eg -P€a Eg€ Es [e-
eE=.
(n
<s6 v6 (!tg ;i
'ir;
rs
o-
dE3 o- o-
o)o_o i: (E
cL co
$ .:::
CE
=(9(E
d) (o (o z:<:< co
t
:
oo
g'6
FE
=(E(o o- o-
P(EO,
E o) o)
\<
o
=E
fiB
.lL:.
t)-
C,
eE
90 u) -y,
ooo
o
Y
E
(U
H -
.9+8.q.9H69 "e 66 c,.=+6 cn P u) o- F E = :<:f:cLCO:<6mCD !z-o-oo-co(,) \< -
.9+F.s.9;69 (5.= (E (E (5 (E (E = :z-o-co:zcoo(/) ooo
=
=
FE F=
(!=h
Ni; C{
5
€
$)
ii(o g>
,ft \1:r
F
cO
.g'4'
Ffi€:3E !^.= .E9r-r E
=F P*s. 9P6^-F
= gsE
pE-E
O o-=
P FE? (/ FE"g X
-=
?E
==,rx !zIo-
c't IL
CE(I)
6.
F',(o
i
.:
-E C!
(E
(!=
ii
'v::
!
(E
o o-=c € ='F E F g-E E=i; rE .= (E \c-o-ocL6(/) :zEoooo
ooo
vg
E
:1f
:: r:.
o
o
o
J
v
E
C,
o
o
\z
:<
:<
.s'e qF
E'9 E= FE
.E'0
(!
EE o, c
o, (E
*=-
E
E
gF :E U EE
cO
E
(5
E(6
c(9
(!
E€ 3* '6 986
ICEE oo(l)=
o(D(t)=
Ct)
(E
Er a; '6 9FE
BtgEE a*
EP
trt)
G' (E
'o
9 c(9
6
EF
E!
EE
E€ '6
E
cO
E'T
E€ '6
a;
E€F '6 9E
9H6 (8.= vcEc = -O oo@h J O- CL.:g.
9RE
(G.==-O -!accE o(l)(D= J O- O-.!4
.YCCE o(l)(Dk J O- CL .:!a
E(!
c9
CE,== YCE o(l)(D J O-O
E EE E E s"E * = g* PE Ed B gu €r E€E"g E .g A s* €u g su €* H gE. E E*E-s € e*EE € E = &^*=+ Fr .E &^*=gF; -sy P-Er! E
E
+
(Eg
e"E *
E
E
_(ES
c!
6-
v-r!
-(E(! E.9-P rE(tt=
b"5 e
E <s
F
o P-Q I e;.e .-: -
qg 3E o ;:'=
ggg:cgE ggg:gEE ggg:cEE gFg:ggE
= *E3E c (E c.= (It-c =
P--€
B
-vE= (5E
*
E F E.EE c.j
-
c.j
(!
E
tt)
c\i
c.j
-
=) o
Y
(E
o,
F= o-E 6l
.= .?
co
fi
ctt
(E
.J)
J(D
:<
CL
J
E (1) o-
O)
(E
o-
c.j
c.i
eDv -c) =(!(E
=E8 -
-6i
U' (6
o)
6
Ai
c"j
c?)
(!
o)
+
'ct :
.gb 6.o (E
(g
'6'6 .9,.9,
oo >E -E
E c o)(! CJ (! c) -oE (l)x cLN
c/) an
o E o
-
(It
:F
@
F
E.
EE
o e
t>
E5-
lv _c o(l) U'O (l)o)
5
o) o) (5
J
!z :<
(9
06
(\I
(f)
:<
{J
.9.
D*
=:z 6 EdE c cii -g $
(U (s.ixF o:
:Ig
-g
c!
&L:7
!li:.
I:
(n en I
) (; .::
i;' t]
*-
{ il
s;Ef E 6e; d)o
c, .E
o
I
g
^c.9 c.= y-\+ Lu(!xtrcE
q,
o-
)<€tEP:-
o^" o (D (E < C/) o- + :< o- ccl at
ag
z E- = E
E
E
c(E '6
E'a :i== il6 -_e vl
6
G = Jo
o-
J
= o
o-
Y
|E
ct
E
g
.E i:'
J= i: >r at
6c te 6(E
E g
RE FU) q)
EF *.i5 =q
IE
o-
<= OH
z: ?e (tz
e-O 6E
€8 Hc
o-g Irt =.qg) -F Ct
'6 ct)
c
E
E
o
E
o J od
:<
.l)
E
E
E E
xl "'= (!b
(E (5E
=() -z
sfi 2o-
ct
_90 v)x
*
ii -e
AE
P
P€x
aE
9).g
-3E -
€
A-E q g_q
A E--@ z-@ E -E =t E
-o(tlYEt .t>
Fa-s (E=(E E6: eFo ;Y,-o G' En
E
c
AEf
JJ (E o(\'E' !(!
ESE (E19oE*'E s
8b
E.E
E€EE
N
o z.
o-
U)
F U)
c(5 E
.ct
(E
>\
(/)
=o t-
ro J(!
EE
(!) u)=
d)
Or:
6+=
:h
=:+ 5t$ (! (Erc*-c
sq =.8tt) t@ (E0_ cL6 QE ECt
2=
o
(!
F.E ssF
(E>
oi:P)
:<
U)
eg
L-
.6
:<
tl
E
CE
E --5 eH6
t(E
=i; oiz
J
(t,
v-Eg v) o-
6a
6r .=
J
E
E= gE
=g o)E ao i;J
ct=
gs
G'
z6
Y
J
E'a
:i
(E=
o, c<
o,
=z o<
E
E.;
(E
.U F,
.E
e a-<
-c--
v
I(g
(E
()
o-
* f
=
o
E
a E
E
z
o
-oFd E-d z!6qE(E P- b:<
E
o- E o
=< f< =6
':i x<
I=
(!
o
o)\z
i: ts€E.EE; 6^q) 6 6 6 < < 6^0) 6 6 F :DO-+:
E
E5
t!
F
e P- bv tudQEo
an
:::
C
zlll
E
at,
E.; Eiz s= BE
I=
ro o
G
b?R cLPd
(E
F
= v,
-ovE =ftJ
(o^;x
.!
*(\'(E -ovE E^:X
J
o-
EL
E
ox CJv CT] E
G
o 3l
aA-
E
a
= tt,
o
J
o
(t)
E o) o-
-
(\l
6st PH aiiJ €(6 LE _e o)
rJ- o-
o
.=
E -o
E
_e
(t
'6
at
..2
o c 6)
c .e
(l)
o 'E E
c
'-o)
a (!
-E o) .9,
o- o-
-o
c.j
6
N c"j
o
6Z x tll L'o.
Ez vf e<
J(!
(! J(!
CL
E .E
cl
ct,
>\ att
co -D E t '6q)
.9,
tt,
o
=
z, o u o-
9. o)
CL
E a
oo)
(g
o C\
6 = d, 0
z,
o
-:j
o
o
sa
€s :<
(E
\z
{:"
c\
,#
p J
\os ..r
:t .11.
s
fl-
rl(
* ':4.
o
v.9
:<
o :z
:<
o
o
(g IA
(E
U)
at)
U'
(! U)
(!
(!
E
E
E
E
E
c
E
E
6E
a.t
6E
E (E.av, )xv
_!: P
9V _qo
9V -q6
U)
E
(!
(E
E
:<
:<
:<
(n
I(E
i:
o
:<
(E
(E
E A
E
E
E
6E EE o-
EE w.=
a.t
E
6=
Ct)
JPP
,!P O v)x JJ
€s .s4 E
-^ 6EU)
(qE
:h
_90 v)x
6E
_eE
EE
AE
'6
.8_
q)
€o--
P or= 6'E E o).9 _ q).E EE:€ F - uE neg6 o-.= 3E* ==E 6-c-c ts,H === =_ E &S E gF
EE .sa
EE E gE
E
EH
(E= (E u) >-o r.= (t)
E (E
(E (E
t8
co
'(!
=c\|
o) J (o
th
d33
g E.eE
'pCX
g E.TE rEd)6(! z:z:
x(6 hiE *o)
+z€ ;il
CL
= .-EX
v-
c(!
9'6 =o, th=
6E
Es O-O
'=
=2
+t'6 E(E (EC
.i5
;*E
aq
K€
o)
sE
'6 o
5PE* re
:O)
-v
gEp (t)
i=
F
3 sE
d)c:=
.y.
>=
(E(5 YU' CE '=
h "-ii
'ii(D(E u) FCL
o6 -o-
+ac,
cE J='
CL CL
<E.8f,6
ts6c ^.8 -;:(!
€E€ * p's' (o=C -BH (E-o Ee=
9= c(!
-cr E (g (!
(!FF x(E(!
v)x E
ct88 CL <E6
at,
o,
x-
i:
(|)
(E
orc c(!(!
c(E(E (EFF x(ErE
:i ,(!
EE
'6
o)
(o
v)x
sF FFE€ 5g Eg€ 5s ag€ E9EA E_
(t)
E 6r
*..
at
:h
EE
-= =E EE =
Y
E
(E
Efi -,90 v)x
:H
:h
a-
L
o
v
J i:
E
:c ;
Y. c,
iig g
AEE
sfi s ,EE cEo)
g
8_9
(!=
oE
E
ESF
.Efff vC.e
I-EE
BEFr (E(D(ECg
zv:zco (! v(E >\ .l) E (E
ttt
E
o
..9 (E
E(! J(!
i=
c
E.E =
==' M(!
u o m
.E .i5
E
o
att
A
U'
CL
Y6
G G
-= oo =
o
J O) .E
o€
-Y o)cCt)
o
^o)6 qY
CL J
od
:<
C,-
q6 =o) EDT
=q +E &E o)
ct)
e
69 '6d (o0En. o= *E
-=@
c'-
U'
(E
!
o (It
'6
o c(E
=t
6
co
(It
o o-
trD
c(o o (o
o-
CL
E (D :< o-
-
6i
c.j
(E
U'
o)
:
(E
.g
+
c c
E€ 5E o Ec, o c c, c
g)
(D
EE€ F= J Q.iL P.=
o
EE€F#
ct) (E
o)
lo) =(5 ^(I)= L6 rO
(l)
E E
E (1,
CL
CL
(!
E(E
c,
E
o
u, o)
o)
o)
J (!
c(o
x E.
g
F
(o
c)
(I)
o (t
(It u)
.t>
FFH$ E,
.g @
ct
.Y (D
c,
.E
o-
CE
(E
o
F ts
tt (!
(! c co ct !
E c q)
(E
:o,
o -o
o) Jg, E
(5
(E
f J
E'e
ts o) tn o)
o,
E
:<
CL
\z
(o
i\
@
O)
o
o
a
* to
o)
ul
=o) (l)= Y.6
@
q
(D
(D
eg
Lr",rt tb :ll
llil
F J
I
F-[ c\
:} j: c,
c-
:
'rs
(E
{
at,
I 7i-
v
I
:z (5
g
Y
:<
:<
:<
(tt
(\,
U'
c
E
E (E.-
(E
6
att
U'
Y o o U' 5o
qrt F F!98 xza
xdif vEe
r€g
sEFr
EEES
7
g
=o,o) 6(tt (EO v= (E):
i=g
E
E
E -g o)
at)
:E
_eE
_90 vJx
EE
Eq P€ 6(9
o =-
Ei: o)X >-
€.s
EE g(! EA
-o =
5P
,"t"8-a
-H'i5- 9e6 E HffE^ (DE
u).= c, -t x P)X= c
E+ gE *,EE Eg E
q-
Es
+fiE
ql o=o) u)o
s-E 6 ds3
(tc c E(E(E (sFF =(5(!
o, c
TE
EEF E(E
=(ECE ciEB o_ o_
d83
o)o_o l: CE(1r(srE z\<\<6
:9ES -E
CL CL
(,
KEF <E5 qii 'EH9* '-EX g
ctv
Y(D
a"
.2'q
c(!(t'
:d
'-
6 .2'a
66
E
=(E
>\ an
cc) 6g)
U)
E
6E
6=
E; x-
(6 v=
=(D (!x U'E v(E a!=
@
E 7
.t,
:z
(!
(I'
(g(ErE(E
(E
x
o
@
G'
!
E
o
-
o
-a6 (EE
* t:{
;i(E 62.
I
g
tt,
o
o-E k.e )x att
(!(E(l)
€+6
.-e.5 E
9'=
q*x
E FE .= F-O
dt Ct) =(E
o-E
9t> €cE :Y'']sl >r
.9
'i6 E
JC
gEEe
ct .E
gEfE
g€
€(E(5(E (!5=
-o,E -ii
u, U'
>4 =te
i!=
c,6 (l)(!
i= 8-.b e
E.=_E -o
(t)
c
=v tE + (EC(E
=
FF= tsg-
ct) q) G'
J .-(E
3E
n-a g(5 ()c
,tnE !EO -u, :_Y
=F. =E
=-g FgJ
Jo
x
maH
* EE *_v
€*e* E:
BE
EE EE
(o I
(E
=
o)
E'
c)
co
e G (L
4i Y
-'= =
8_E .=
'6 o, (E
(E
.2 -o E -o o o CL
-
o .?
.E
co |J-
CE
-o
o)
E
o
ah
c
g
Y
o
(s
t' ct (E
(5
-cl
.=
I
6
c o @ x
E E (l) o- CL
><
o-
6t
OD
sf
N
o)
E
(E
F5
(E
=cE
o)
(E.-
EP -or-d (E
U'
(Do)
cLo J c\i
ct)
E (l) o-
c.j
(g
-cl
E
(E
c .9 U'
5
e _86
(D
(l)
.t)
o)
g o)
(L
(E c/)
c
cG
E
o
-
:E
(1)
J
(E
(!
o) (!
at)
o)
U'
U)
'(E
CE
.Y
(D
:<
(E
ID
E E E C!
ooa J
:<
U'
Ett)
:<
:z
o,
o
o,
alt
(, cf)
a))
@
o) cn
(|) E :z ltr
o-
o
(\
o-
N
E (D
=
:c = J E (5
qt,
s s
C)
E
(l)
:<
sf
,i
.Sr ''[ ll
\}j/
Tr----fl
a
t!
Iq
ld tz Elg
:l<
8l< 17
lz
to
)
fi\j
L-{.\;r
I :
:I
t"
9
'ii
q d
I
1
i i I
E f
€ {J
'r
k
1x <<
;ffi
xa
i9 FEE IL
\
Jl
c .s .}l
:e F
tE E€Ep flft 5 56 p$EF
**
$F
6 z E:gsn€$s llJrlftl,
uo f? :
ii;'|lI t I
I
s
a E
c)
:( c
,iil
;)