Kebijakan Program dan Anggaran Pendidikan Menengah Tahun 2015
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jakarta, 2014
AGENDA 1 2 3 4 5 6 7
ISU STRATEGIS Draft RPJMN 2015-2019 Alokasi Anggaran Ditjen Dikmen Tahun 2015 Penyaluran Bantuan Siswa Miskin (BSM) Tahun 2015 Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2015 Data Pokok Pendidikan Menengah
Dana Alokasi Khusus Tahun 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2
1. ISU STRATEGIS
3
1. Perluasan Pendidikan Menengah Universal yang Berkualitas
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran (jaminan kualitas, kurikulum, & sistem penilaian pendidikan)
4. Peningkatan Keterampilan Angkatan Kerja
3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK
5. Peningkatan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan
Permasalahan: • Kesenjangan partisipasi dan angka melanjutkan ke pendidikan menengah antarkelompok pendapatan, antarwilayah, dan antarjenis kelamin. • Bagi sebagian masyarakat pendidikan menengah masih dinilai terlalu mahal. • 935 kecamatan belum memiliki SMA/SMK/MA (Data 2011) • Sebagian besar SMA/SMK belum didukung dengan fasilitas yang memadai. • Tidak ada perbedaan kualitas antara lulusan SMA dan SMK menurut pemberi kerja. • Baru 75 persen lulusan pendidikan menengah yang bekerja di pabrik dan jasa memenuhi harapan pemberi kerja.
Tantangan: • • •
Meningkatkan akses pendidikan menengah universal, terutama untuk masyarakat miskin dan daerah-daerah yang belum memiliki satuan pendidikan menengah Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan menengah Meningkatkan relevansi pendidikan menengah 5
Arah Kebijakan
1. Meningkatkan akses Pendidikan Menengah Universal yang berkualitas
Strategi
1.1. Peningkatan ketersediaan SMA/SMK/MA di kecamatan-kecamatan yang belum memiliki satuan pendidikan menengah, melalui pembangunan USB, penambahan RKB, dan pembangunan SMP/MTs-SMA/MA Satu Atap 1.2. Penyediaan biaya operasional sekolah (BOS) bagi seluruh siswa. 1.3. Pemihakan pada siswa miskin untuk dapat melanjutkan ke pendidikan menengah. 1.4. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan menengah.
1.5. Penyediaan pendidikan layanan khusus pada pendidikan menengah. 2. Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas.
2.1. Pengendalian kualitas pendidikan menengah melalui penilaian terhadap sekolah/madrasah swasta secara komprehensif diikuti intervensi pengembangannya.
2.2. Penegakan aturan dalam pemberian izin pembukaan sekolah/madrasah baru untuk menjamin kualitas pendidikan menengah. 2.3. Penguatan kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan akses layanan pendidikan menengah yang berkualitas, melalui pemberian berbagai insentif. 2.4 Peningkatan akuntabilitas sekolah/madrasah swasta dalam penggunaan bantuan yang disediakan pemerintah. 6
Arah Kebijakan 3. Meningkatkan Kesiapan siswa memasuki dunia kerja.
Strategi 3.1. Penguatan kompetensi keahlian di SMA/MA untuk bidang-bidang aplikatif seperti ekonomi, bisnis, komunikasi, dan bahasa, baik bahasa indonesia maupun bahasa asing 3.2. Penguatan kecakapan akademik siswa SMK seperti: matematika, pemecahan masalah dan bahasa untuk memenuhi kebutuhan industri yang mensyaratkan penguasaan keterampilan dasar. 3.3. Pemberian insentif baik finansial maupun non-finansial untuk mendorong industri dalam penyediaan fasilitas magang 3.4. Pengembangan kurikulum yang diselaraskan dengan kebutuhan lapangan kerja berdasarkan masukan dari DU/DI
4. Menyelaraskan bidang studi SMK dengan kegiatan ekonomi utama di kab/kota sesuai dengan pusat – pusat pertumbuhan ekonomi.
4.1. Pembenahan penjurusan SMK di tingkat kab/kota dan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja di pusat – pusat pertumbuhan ekonomi dan keunggulan komparatif daerah.
7
Permasalahan: • •
• •
Sistem jaminan kualitas melalui pelaksanaan SNP, SPM, dan akreditasi masih lemah. Pelaksanaan kurikulum yang masih bermasalah. – Proses pembelajaran di dalam kelas belum menumbuhkan kreativitas, membangkitkan daya kritis dan kemampuan analisis siswa. – Kompetensi guru tidak cukup memadai untuk melakukan pembelajaran tematik-holistik sesuai kurikulum nasional 2013. – Fungsi pengawasan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan kurang intensif. Penilaian pendidikan seyogyanya tidak cukup hanya bertumpu pada Ujian Nasional (UN). UN belum cukup valid dan tidak dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kualitas pembelajaran secara berkesinambungan. Tantangan: • Membangun dan menerapkan sistem jaminan kualitas pendidikan secara menyeluruh • Memperbaiki pelaksanaan kurikulum • Membangun sistem penilaian pendidikan yang komprehensif
8
Arah Kebijakan 1. Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan
Strategi 1.1. Pemantapan penerapan SPM untuk jenjang pendidikan dasar. 1.2. Peningkatan kapasitas pemerintah kab/kota dan satuan pendidikan untuk mempercepat pemenuhan SPM Pendidikan dasar
1.3. Penerapan SPM jenjang pendidikan menengah. 1.4. Penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan swasta.
2. Mengembangkan kurikulum
2.1. Evaluasi kurikulum secara ketat, komprehensif dan berkelanjutan 2.2. Pelibatan guru dan pemangku kepentingan lain untuk memberikan informasi pelaksanaan kurikulum termasuk hasil penilaian di kelas. 2.3. Penguatan kerjasama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk mendukung efektivitas pembelajaran.
2.4. Pengembangan profesi berkelanjutan tentang praktek pembelajaran di kelas untuk guru dan kepala sekolah. 2.5. Penyediaan dukungan materi pelatihan secara online untuk membangun jaringan pertukaran materi pembelajaran dan penilaian antar guru. 2.6. Peningkatan kompetensi kognitif siswa di bidang matematika, sains, dan literasi, baik dalam UN maupun dalam tes internasional
2.7. Peningkatan kualitas pembelajaran matematika, sains, dan literasi dengan mempertimbangkan kesetaraan hasil belajar antarjenis kelamin. 9
Arah Kebijakan
3. Membangun sistem penilaian pendidikan yang komprehensif
Strategi
3.1. Peningkatan keandalan dan kesahihan sistem ujian nasional dan review metode perhitungan nilai sekolah dalam penentuan nilai akhir UN. 3.2. Penguatan lembaga penilaian pendidikan yang independen 3.3. Review peran, struktur dan sumber daya pusat penilaian pendidikan. 3.4. Pemantauan capaian hasil belajar siswa sebagai informasi peningkatan kualitas pembelajaran secara berkesinambungan.
3.5. Peningkatan kemampuan guru dalam memberikan penilaian formatif.
10
Permasalahan: • • • •
• •
Distribusi guru belum merata. Pemenuhan kualifikasi akademik guru belum meningkatkan kompetensi guru dan hasil belajar siswa. Sertifikasi kompetensi guru belum meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kinerja sebagian besar guru masih rendah. Guru belum melaksanakan tugas sesuai SPM: kemangkiran guru masih tinggi, jumlah jam kerja guru di bawah ketentuan, belum semua guru membuat rencana pembelajaran dan membuat penilaian perkembangan belajar siswa. Penyelenggaraan pendidikan keguruan belum sepenuhnya dapat menghasilkan guru yang kompeten. Jumlah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi masih rendah.
Tantangan: • • • •
Memperbaiki distribusi guru antardaerah dan antarsatuan pendidikan Memperbaiki kinerja guru untuk meningkatkan kompetensi guru Meningkatkan akuntabilitas guru untuk memenuhi beban dan tanggung jawab mengajar Meningkatkan kompetensi LPTK untuk melaksanakan Pendidikan Profesi Guru 11
Arah Kebijakan
1. Mengembangkan profesionalisme, kualitas dan akuntabilitas guru
Strategi
1.1. Penguatan sistem Uji Kompetensi Guru sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa. 1.2. Pelaksanaan penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan berkesinambungan. 1.3. Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru dengan perbaikan desain program dan keselarasan disiplin ilmu. 1.4. Pelaksanaan Pengembangan Profesional Berkesinambungan (PPB) bagi guru dalam jabatan
2. Meningkatkan kualitas LPTK
2.1. Reformasi LPTK secara menyeluruh untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan
2.2. Pelibatan LPTK dalam proses perencanaan dan pengadaan guru berdasarkan analisis kebutuhan guru per daerah (kab/kota). 2.3. Penjaminan kualitas calon mahasiswa yang masuk ke LPTK melalui proses seleksi berdasarkan merit system. 2.4. Penguatan program induksi dan mentoring guru. 2.5. Pengembangan kurikulum pelatihan guru yang responsif dengan kebutuhan aktual. 2.6. Pelaksanaan pendidikan profesi guru bagi calon guru baru dengan pola beasiswa dan berasrama 12
Arah Kebijakan 3. Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru
Strategi 3.1. Pengembangan kapasitas pemerintah kab/kota untuk mengelola perekrutan, penempatan dan peningkatan mutu guru secara efektif dan efisien. 3.2. Penegakan aturan dalam pengangkatan guru berdasarkan kriteria mutu yang ketat dan kebutuhan aktual di kabupaten
3.3. Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio gurumurid dan memaksimalkan beban mengajar 3.4. Penguatan kerjasama antara LPTK dengan semua tingkat pemerintahan untuk menjamin mutu dan distribusi guru yang merata
13
Permasalahan: • • • • •
Lebih dari setengah tenaga kerja berpendidikan SD/MI dan SMP/MTs, bahkan tidak lulus SD/MI. Angka pengangguran terbuka yang masih tinggi. Peluang bekerja lulusan SMK hampir sama dengan lulusan SMA/MA. Pelatihan keterampilan untuk karyawan oleh perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah, dan perusahaan non-export, masih terbatas. Kualitas lembaga pelatihan keterampilan / Balai Latihan Kerja (BLK) masih rendah.
Tantangan: • • •
Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja. Meningkatkan relevansi pendidikan dan pelatihan kerja. 14
Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja
Strategi 1.1. Penerapan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI)
1.2. Revitalisasi BLK dengan memperhitungkan efisiensi dan efektivitas pelatihan yang diberikan. 1.3. Peningkatan kualitas pendidikan non-formal, khususnya kursus-kursus keterampilan, bagi angkatan kerja muda. 1.4. Penguatan proses akreditasi terhadap lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan. 2. Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan
2.1. Penyediaan insentif bagi dunia usaha/dunia industri untuk memberikan pelatihan bagi karyawannya.
3. Meningkatkan relevansi pendidikan dan pelatihan kerja dengan kebutuhan pembangunan daerah
3.1. Penyelarasan pendidikan dan pelatihan kerja yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta sesuai kebutuhan MP3EI.
2.2. Penyediaan insentif bagi masyarakat untuk mendirikan lembaga pelatihan berkualitas sesuai dengan kebutuhan sektor-sektor strategis.
15
Permasalahan: •
Pemanfaatan anggaran pendidikan sebesar minimal 20 persen dari APBN belum efisien: – Pengelolaan dan distribusi guru yang kurang baik – Rasio Guru:Murid yang makin rendah – Pemanfaatan BOS lebih banyak untuk guru dibandingkan peningkatan kualitas pembelajaran – Informasi penggunaan anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah (DAU dan DAK untuk bidang Pendidikan) belum lengkap – Tidak cukupnya pembiayaan untuk program prioritas seperti PMU, pelaksanaan kurikulum nasional 2013, dan peningkatan sarpras semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.
Tantangan: •
Meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan 16
Kebijakan 1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan
2. Memperkuat mekanisme pembiayaan pendidikan
Strategi 1.1. Perbaikan sistem pengangkatan dan penempatan guru 1.2. Pemberian insentif fiskal tingkat kabupaten dan individu untuk memperbaiki distribusi guru di dalam kabupaten/kota 1.3. Pemanfaatan momentum pensiun guru dan perluasan akses pendidikan menengah universal untuk meningkatkan ratio guru:murid dan mendapatkan guru yang berkualitas 2.1. Peninjauan kembali aturan penggunaan dana BOS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
17
2. Draft RPJMN PENDIDIKAN MENENGAH 2015-2019
18
USULAN VISI PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH 2015 - 2019
VISI 2025 PERIODE TEMA
Fokus Internal Fokus Eksternal INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2005-2009
2010-2014
2015-2019
2020-2024
Peningkatan Kapasitas & Modernisasi
Penguatan Pelayanan
Daya Saing Regional
DayaSaing Internasional
Komponen Renstra
Tahun 2010 - 2014
Usul 2015 – 2019
Visi
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Menengah untuk Menyiapkan Generasi Muda Penerus Indonesia yang Cerdas, Kompetitif, dan Berkarakter“
“Pendidikan Menengah Bermutu Yang Merata, Terjangkau, Unggul, Berkarakter Dan Berdaya Saing”
19
USULAN MISI PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH 2015 - 2019
Komponen RPJMN Misi
Tahun 2010 - 2014 1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan menengah 2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan menengah 3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan menengah 4. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan menengah 5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan menengah
Usul 2015 – 2019
“Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan, dan Kepastian Layanan Pendidikan Menengah yang Merata, Unggul, Berkarakter, dan Berdaya Saing”
20
USULAN TUJUAN STRATEGIS PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH 2015 - 2019 Komponen RPJMN Tujuan Strategis
Tahun 2010 - 2014
Usul 2015 – 2019
“Tersedia dan 1. Meningkatkan ketersediaan layanan Terjangkaunya Layanan pendidikan menengah Pendidikan yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan 2. Meningkatkan keterjangkauan layanan di semua provinis, pendidikan menengah kabupaten, dan kota” 3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan menengah 4. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan menengah 5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan menengah 21
USULAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH 2015 – 2019 (1/2) Komponen RPJMN Sasaran Strategis
Tahun 2010 - 2014
Usul 2015 – 2019
1.
Meningkatkan APK Nasional SMA, SMK, SMLB dan Paket C mencapai 85%
1.
2.
Meningkatkan persentase 2. SMA/SMK/SMLB yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan Akreditasi minimal B sebesar 65.25%. 3.
3.
Meningkatkan Persentase PTK SMA, SMK, PKLK dan Paket C yang memenuhi SNP mencapai 75% pada tahun 2014. 4.
4.
Meningkatnya Satker mendapat dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Program Pendidikan Menengah mencapai 98%
5. 6.
7. 8.
Jumlah Siswa yang berpartisipasi mengikuti pendidikan SMA/SMK/SMLB/Paket C Jumlah Sekolah Menengah di setiap kecamatan pada tahun 2019 Persentase Siswa miskin yang berpartisipasi mengikuti pendidikan SMA/SMK/SMLB/Paket C Persentase angka Putus Sekolah SMA/SMK Jumlah PTK Pada Daerah Khusus Persentase Peningkatan Kualifikasi, Karir, dan Kesejahteraan PTK SM Persentase SMA/SMK/SMLB yang memenuhi akreditasi minimal B Jumlah Sekolah Menengah Rujukan/Model di setiap Kabupaten/Kota
22
USULAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH 2015 – 2019 (2/2) Komponen RPJMN Sasaran Strategis
Tahun 2010 - 2014
Usul 2015 – 2019
1.
Meningkatkan APK Nasional SMA, SMK, SMLB dan Paket C mencapai 85%
2.
Meningkatkan persentase 10. SMA/SMK/SMLB yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan Akreditasi minimal B sebesar 65.25%. 11.
3.
Meningkatkan Persentase PTK SMA, SMK, 12. PKLK dan Paket C yang memenuhi SNP mencapai 75% pada tahun 2014. 13. Meningkatnya Satker mendapat dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Program Pendidikan 14. Menengah mencapai 98%
4.
9.
15.
Persentase SMA/SMK/SMLB yang dikelola oleh masyarakat memenuhi akreditasi minimal B Persentase SM menerapkan program penyelerasan dengan dunia kerja Jumlah Siswa SM yang memiliki prestasi nasional/internasional Jumlah anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan menengah Jumlah anak yang mendapat layanan pendidikan menengah di daerah khusus Sistem pendataan pendidikan menengah yang akurat, berkelanjutan, dan terbarukan Tata kelola Ditjen Pendidikan Menengah yang baik 23
INDIKATOR KINERJA PEMERINTAH PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2015 – 2019 (1/2) Kode IKP
Indikator Kinerja Program (IKP)
Satuan 2015
1
023.12
2
3
4
Target 2017
2016 5
6
7
8
2018 9
10
Ket
2019 11
12
13
14
PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH
P
A
KETERSEDIAAN
SS
01
11.500.000 siswa SMA/SMK/SMLB/ Paket C
02
88% lulusan SMP/MTs melanjutkan ke SMA dan SMK Minimal 1 Sekolah Menengah di setiap kecamatan pada tahun 2019
03 B
KETERJANGKAUAN
04
20% siswa SMA/SMK/SMLB/ Paket C berasal dari keluarga miskin 0.8% angka siswa putus sekolah SMA/SMK
05
Peserta 10.709.517 Didik Peserta 3.046.941 Didik Kecamatan 5.358
80,6% 11.145.460
84,0% 11.307.656
85,0% 11.509.136
86,1% 11.648.521
86,9% IKP
80,0%
3.183.577
82,0%
3.351.324
84,0%
3.510.329
86,0%
3.691.477
88,0% IKP
76,6%
5.767
82,5%
6.176
88,3%
6.585
94,2%
6.994
100,0% IKP SS
Persentase Peserta Didik PTK
20,0%
20,0%
20,0%
20,0%
20,0% IKP
122.851
1,2%
116.303
1,1%
109.155
1,0%
101.193
0,9%
922.541
0,8% IKP
920
45,0%
1.760
50,0%
2.600
55,0%
3.440
60,0%
4.280
65,0% IKP
06
65% tersedianya PTK di SM pada daerah khusus
C
MUTU DAN RELEVANSI
07
Persentase
92,0%
94,0%
96,0%
98,0%
99,0% IKP
08
99% Guru SM memenuhi kualifikasi minimal S1/D4 90% PTK SM meningkat karirnya
Persentase
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0% IKP
09
40% Guru SM sesuai mapel/bidang keahlian
Persentase
31,0%
33,0%
35,0%
38,0%
40,0% IKP
10
85 % SM memenuhi akreditasi minimal B
Persentase
65,0%
70,0%
75,0%
80,0%
85,0% IKP
11
Minimal 1 Sekolah Menengah Rujukan/Model Kab./Kota di setiap Kabupaten/Kota
SS
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
100
19,6%
200
SS: Sasaran Strategis IKP : Indikator Kinerja Program
39,1%
305
59,7%
410
80,2%
511
100,0% IKP
24
INDIKATOR KINERJA PEMERINTAH PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2015 – 2019 (2/2)
Kode IKP
Indikator Kinerja Program (IKP)
Satuan 2015
2016
3
12
65 % SM dikelola oleh masyarakat memenuhi akreditasi minimal B 75% sekolah menengah menerapkan program penyelarasan dengan dunia kerja 12.500 siswa SM memiliki prestasi nasional/internasional
Persentase
45,0%
50,0%
55,0%
60,0%
65,0% IKP
Persentase
15,0%
30,0%
45,0%
60,0%
75,0% IKP
D
KESETARAAN
14
10.000 anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan menengah 28.000 anak yang mendapat layanan pendidikan menengah di daerah khusus
15
Peserta Didik
100,0%
7
2.500
100,0%
8
9
2.500
100,0%
10
11
2.500
100,0%
12
13
2.500
14
100,0% IKP SS
Peserta Didik Peserta Didik
E
KEPASTIAN/KETERJAMINAN
16
99% data pendidikan menengah akurat, Persentase berkelanjutan, dan terbarukan Nilai Minimal LAKIP Ditjen Dikmen sebesar 80 Nilai (baik)
17
2.500
6
Ket
2019
2
14
5
2018
1
13
4
Target 2017
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
9.000
90,0%
9.250
92,5%
9.500
95,0%
9.750
97,5%
10.000
100,0% IKP
4.600
16,4%
5.100
34,6%
5.600
54,6%
6.100
76,4%
6.600
100,0% IKP SS
70,0% 70
87,5%
80,0% 73
SS: Sasaran Strategis IKP : Indikator Kinerja Program
91,3%
90,0% 75
93,8%
99,0% 78
97,5%
99,0% IKP 80
100,0% IKP
25
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PSMA TAHUN 2015 – 2019 (1/2) Kode IKK
Indikator Kinerja Kegiatan
Target 2017
Satuan 2015
2016
2018
2019
Ket
023.12
Program Pendidikan Menengah
P
2006
Penyediaan dan Pelayanan Layanan Pendidikan SMA
PIC
KETERSEDIAAN 01.001 01.002 01.003 01.004
Jumlah siswa SMA penerima BOS SM Jumlah Peserta didik yang menerima bantuan operasional paket C Jumlah RKB SMA yang dibangun Jumlah unit SMA baru yang dibangun
01.007 01.008 01.009 01.010 01.011 01.012
4.818.918
4.913.833
5.022.346
5.145.479
855.868
979.564
819.581
698.680
545.519 IKK
4.391
4.614
4.666
4.518
4.367 IKK
366
384
389
377
364 IKK SS
KETERJANGKAUAN 01.005 Jumlah siswa SMA penerima BSM MUTU/RELEVANSI 01.006
Peserta Didik Peserta Didik Ruang Unit
SS 5.263.626 IKK
Peserta Didik
936.132
971.248
1.008.327
1.045.557
1.082.890 IKK SS
Pembangunan Perpustakaan SMA Pembangunan Laboratorium IPA SMA Pembangunan Laboratorium Komputer/Multimedia SMA Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA Jumlah SMA yang memiliki peralatan laboratorium IPA/Sains yang memadai Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA lainnya Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Ruang Ruang Ruang
446
362
279
195
111 IKK
2.960
2.578
2.171
1.729
1.285 IKK
2.352
2.085
1.791
1.463
1.133 IKK
Ruang
304
247
190
133
76 IKK
9.413
7.844
6.275
4.707
3.138 IKK
80.224
84.114
85.420
83.130
80.671 IKK
12.661
13.027
13.411
13.800
14.177 IKK
Paket Paket Sekolah
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
26
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PSMA TAHUN 2015 – 2019 (2/2) Kode IKK
Indikator Kinerja Kegiatan
2015
023.12
Program Pendidikan Menengah
01.013
Jumlah bahan ajar SMA yang disusun Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian pendidikan Jumlah SMA Rujukan Jumlah SMA yang melakukan pembelajaran kewirausahaan Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat nasional Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat internasional Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi nasional Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi internasional
Naskah
Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan Menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran bidang Pendidikan Menengah Persentase pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perkantoran
01.014 01.015 01.016 01.017
01.018
01.019 01.020 TATA KELOLA 01.021
01.022
01.023
01.024
Target 2017
Satuan 2016
2018
Ket
2019
76
76
76
76
76
P IKK
76
76
76
76
76
IKK
Sekolah 1.502
1.854
2.206
2.608
2.960
IKK
8.447
10.861
13.274
15.688
18.101
IKK
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
IKK
70
70
70
70
70
IKK
Peserta Didik
18.825
18.825
18.825
18.825
18.825
IKK
Peserta Didik
70
70
70
70
70
IKK
Dokumen
1
1
1
1
1
IKK
Laporan
1
1
1
1
1
IKK
100
100
100
100
100
IKK
100
100
100
100
100
IKK
Sekolah Sekolah Peserta Didik Peserta Didik
SS
Persentase pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Persen
Persen
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
27
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PSMK TAHUN 2015 – 2019 (1/3) Kode IKK
Indikator Kinerja Kegiatan Program Pendidikan Menengah
2007
Penyediaan dan Pelayanan Layanan Pendidikan SMK
02.002 02.003
02.006 02.007 02.008 02.009 02.010 02.011 02.012 02.013
2016
2018
Ket
2019
PIC SS
Jumlah siswa SMK penerima BOS SM Jumlah RKB SMK yang dibangun Jumlah unit SMK baru yang dibangun
Peserta Didik Ruang Unit
5.025.395
5.242.315
5.455.534
5.654.301
5.828.200
IKK
7.200
9.000
10.200
9.000
7.044
IKK
159
168
180
168
163
IKK SS
KETERJANGKAUAN 02.004 Jumlah siswa SMK penerima BSM MUTU/RELEVANSI 02.005
2015
P
023.12.07
KETERSEDIAAN 02.001
Target 2017
Satuan
Peserta Didik
903.672
948.856
996.299
1.046.114
1.098.419
IKK SS
Pembangunan Perpustakaan SMK Pembangunan Laboratorium IPA SMK Pembangunan Ruang Praktik Siswa Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMK Pembangunan Prasarana Penunjang Pembelajaran lainnya SMK Jumlah SMK yang memiliki peralatan laboratorium IPA/Sains yang memadai Jumlah SMK yang memiliki peralatan praktik/bengkel yang memadai Pengadaan Sarana Pembelajaran SMK lainnya Jumlah SMK yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Ruang Ruang Ruang Ruang
1.550
1.550
1.550
1.550
1.550
IKK
2.236
2.236
2.236
2.236
2.236
IKK
3.812
3.812
3.812
3.812
3.812
IKK
2.378
2.378
2.378
2.378
2.378
IKK
3.130
3.130
3.130
3.130
13.881
IKK
2.236
2.236
2.236
2.236
2.236
IKK
3.812
3.812
3.812
3.812
3.812
IKK
3.233
2.694
2.155
1.616
1.078
IKK
870
950
1.000
1.200
1.650
IKK
Paket Paket Paket Paket Sekolah
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
28
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PSMK TAHUN 2015 – 2019 (2/3) Kode IKK 02.014 02.015 02.016 02.017 02.018 02.019 02.020
Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah bahan ajar SMK yang disusun Jumlah lulusan SMK yang memiliki sertifikat kompetensi Jumlah SMK yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) Jumlah SMK yang menerapkan standar pembiayaan Jumlah SMK yang menerapkan standar penilaian pendidikan Jumlah SMK Rujukan Jumlah SMK Berbasis Pesantren/Komunitas
128
128
Target 2017 128
128
128
IKK
6.398.804
6.601.497
6.810.622
7.019.857
7.209.687
IKK
11.984
12.134
12.292
12.457
12.631
IKK
600
850
1.100
1.400
1.650
IKK
600
850
1.100
1.400
1.650
IKK
600
850
1.100
1.400
1.650
IKK
250
300
400
500
600
IKK
Satuan 2015 Naskah
2016
2018
Ket
2019
Peserta Didik Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah
02.021
Sekolah Sekolah
10
15
20
25
30
IKK
4.224
5.431
6.637
7.844
9.051
IKK
Sekolah
2.052
2.639
3.225
3.811
4.398
IKK
Peserta Didik
1.372.267
1.482.026
1.533.368
1.641.697
1.765.515
IKK
02.025
Jumlah sekolah yang menerapkan kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan Institusi lainnya Sekolah
3.000
4.250
5.500
7.000
8.250
IKK
02.026
Jumlah siswa SMK yang mengikuti Peserta lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk Didik prestasi tingkat nasional
2.300
2.350
2.400
2.450
2.500
IKK
02.022 02.023 02.024
Jumlah SM Berbasis Industri Jumlah SMK yang melakukan pembelajaran kewirausahaan Jumlah Sekolah yang melaksanakan pembelajaran teaching factory Jumlah siswa yang melaksanakan praktik kerja industri
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
29
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PSMK TAHUN 2015 – 2019 (3/3) Kode IKK 02.027
02.028 02.029 TATA KELOLA 02.30
02.31
02.32 02.33
Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah siswa SMK yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat internasional Jumlah siswa SMK yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi nasional Jumlah siswa SMK yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi internasional
Peserta Didik
150
150
Target 2017 150
Peserta Didik Peserta Didik
250
250
25
25
Satuan 2015
2016
2018
Ket
2019 150
150
IKK
250
250
250
IKK
25
25
25
IKK SS
Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan Menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran bidang Pendidikan Menengah Persentase pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perkantoran Persentase pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Dokumen
1
1
1
1
1
IKK
Laporan
1
1
1
1
1
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
30
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PPKLK DIKMEN TAHUN 2015 – 2019 (1/2) Kode IKK
Indikator Kinerja Kegiatan
023.12.07
Program Pendidikan Menengah
2008
Peningkatan Akses dan Mutu PK dan PLK SMLB
KETERSEDIAAN 03.001 03.002 03.003
03.004
03.005
03.008 03.009 03.010 03.011
2015
2016
2018
Ket
2019
P
PIC SS 1.133
1.253
1.357
1.461
1.565
IKK
130
155
155
155
155
IKK
46
88
130
172
214
IKK
186
186
186
186
186
IKK
16
13
16
18
21
IKK
Peserta didik
7.500
7.500
7.500
7.500
7.500
IKK
Ruang Ruang Ruang Sekolah
30
30
30
30
30
IKK
75
75
75
75
75
IKK
160
160
160
160
160
IKK
983
983
983
983
983
IKK
4.200
5.044
5.744
6.444
7.144
IKK
Jumlah SMLB/SM Inklusi/SM Cibi/SM Keberbakatan penerima BOS SM Jumlah RKB SMLB yang dibangun Jumlah diselenggarakannya SM Terbuka, Sekolah berasrama, Sekolah Terintegrasi, dan Sekolah Darurat Jumlah kab./kota yang mendapat dukungan bidang pendidikan menengah terhadap kawasan-kawasan khusus dan strategis
Peserta didik Ruang Sekolah
Jumlah unit SMLB baru yang dibangun
Unit
KETERJANGKAUAN 03.006 Jumlah siswa SMLB penerima BSM MUTU/RELEVANSI 03.007
Target 2017
Satuan
Pembangunan Perpustakaan SMLB Pembangunan Laboratorium SMLB Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMLB Jumlah SMLB yang menerapkan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah Jumlah siswa SM yang mendapatkan program afirmasi pendidikan menengah
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Kab./Kot a
Peserta didik
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
31
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PPKLK DIKMEN TAHUN 2015 – 2019 (2/2) Kode IKK
Indikator Kinerja Kegiatan
023.12.07
Program Pendidikan Menengah
03.012
Jumlah siswa SMLB yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat nasional Jumlah siswa SMLB yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk prestasi tingkat internasional Jumlah siswa SMLB yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi nasional Jumlah siswa SMLB yang memperoleh beasiswa dari jalur prestasi internasional
03.013
03.014 03.015 KESETARAAAN 03.016 03.017 03.018 TATA KELOLA 03.019
03.020
03.021 03.022
Target 2017
Satuan 2015
2016
2018
Ket
2019
P 21
24
25
27
27
IKK
3
4
4
4
4
IKK
21
24
25
27
27
IKK
3
4
4
4
4
IKK
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik SS
Jumlah SM yang menyelenggarakan Pendidikan Inklusi Jumlah Pendidikan Menengah di daerah khusus Jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengikuti Pendidikan Menengah
Sekolah
50
54
58
62
66
IKK
Sekolah
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
IKK
Peserta didik
7.500
7.700
7.900
8.100
8.300
IKK
Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan Menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran bidang Pendidikan Menengah Persentase pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perkantoran Persentase pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran
Dokumen
1
1
1
1
1
IKK
Laporan
1
1
1
1
1
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
SS
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
32
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PTK DIKMEN TAHUN 2015 – 2019 Kode IKK
023.12.07 4000
KETERJANGKAUAN 04.001
04.002
MUTU/RELEVANSI 04.003 04.004
04.005 04.006 04.007 04.008 04.009 04.010 TATA KELOLA 04.011
04.012
04.013 04.014
Indikator Kinerja
Kegiatan
Target 2017
Satuan 2015
2016
2018
Ket
2019
P
Program Pendidikan Menengah
PIC
Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten Untuk Jenjang Pendidikan Menengah
SS
Jumlah Guru pada SM Terbuka, Sekolah berasrama, Sekolah Terintegrasi, dan Sekolah Darurat Jumlah Tenaga Kependidikan (Tendik) pada SM Terbuka, Sekolah berasrama, Sekolah Terintegrasi, dan Sekolah Darurat
Guru
736
1.408
2.080
2.752
3.424
IKK
Orang
184
352
520
688
856
IKK
Jumlah Guru SM yang memenuhi kualifikasi minimal S1/D4 Jumlah PTK Dikmen yang Memperoleh Kesejahteraan melalui Penyaluran Tunjangan Jumlah PTK Dikmen yang memperoleh Penghargaan Jumlah PTK Dikmen yang memperoleh Perlindungan Jumlah PTK Dikmen yang Berkualifikasi Akademik S2 Jumlah Guru Dikmen yang Sesuai Mapel PTK SMK yang sesuai bidang Keahlian PTK SMLB yang sesuai dengan ketunaannya
Guru
4.400
4.500
4.779
4.800
5.100
IKK
Orang
102.857
99.727
115.769
132.026
148.302
IKK
Orang
1.235
1.235
1.235
1.235
1.235
IKK
Orang
30
30
30
30
30
IKK
1.099
1.200
1.200
1.200
1.200
IKK
Guru
2.814
2.914
3.014
3.114
3.214
IKK
Guru
1.500
1.638
1.804
2.064
2.184
IKK
Guru
250
300
350
400
450
IKK
Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan Menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran bidang Pendidikan Menengah Persentase pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perkantoran Persentase pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran
Dokumen
1
1
1
1
1
IKK
Laporan
1
1
1
1
1
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
Persen
100
100
100
100
100
IKK
SS
Orang
SS
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
33
INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT SETDITJEN DIKMEN TAHUN 2015 – 2019 Kode IKK
Indikator Kinerja
Kegiatan
023.12.07
Program Pendidikan Menengah
2009
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program Pendidikan Menengah
TATA KELOLA 05.001 05.002
05.003
05.004 05.005 05.006 05.007
05.008 05.009 05.010 05.011
05.012 05.013 05.014
05.015 05.016
Target 2017
Satuan 2015
2016
2018
Ket
2019
P
PIC
SS 5
5
5
5
5
IKK
20
20
20
20
20
IKK
Laporan
5
5
5
5
5
IKK
Laporan
5
5
5
5
5
IKK
Laporan
5
5
5
5
5
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
naskah
5
5
5
5
5
IKK
Laporan
1
1
1
1
1
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
Laporan
5
5
5
5
5
IKK
Dokumen
5
5
5
5
5
IKK
Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan Menengah Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan Menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran bidang Pendidikan Menengah Jumlah laporan pelaksanaan anggaran secara elektronik yang tepat waktu Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri Jumlah dokumen tata kelola kepegawaian
Layanan
Jumlah naskah draft RPP, Rapermen, dan Raperdirjen di bidang Pendidikan Menengah Jumlah Pendampingan hukum yang dilaksanakan Jumlah dokumen/laporan pertanggungjawaban keuangan Jumlah dokumen/laporan Pembinaan Perbendaharaan Jumlah dokumen/laporan Pembinaan Akuntansi, Pembiayaan, dan Penyusunan Laporan Keuangan Jumlah dokumen/laporan Pembinaan dan Pengelolaan BMN Ditjen Dikmen Jumlah Laporan pendataan dan penilaian BMN Jumlah dokumen/laporan pembinaan SDM Pengelolaan Tata Persuratan dan Kearsipan Ditjen Dikmen Persentase pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perkantoran Persentase pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran
Keterangan: P : Program PIC : Satuan Kerja yang melaksanakan Kegiatan
Dokumen
Persen
100%
100%
100%
100%
100%
IKK
Persen
100%
100%
100%
100%
100%
IKK
SS: Sasaran Strategis IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
34
3. Rencana Alokasi Anggaran Ditjen Dikmen Tahun 2015
35
RANCANGAN PAGU ANGGARAN DITJEN DIKMEN TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam Ribuan
NO
SATUAN KERJA
DITJEN PENDIDIKAN MENENGAH 1 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN 3 LAYANAN KHUSUS PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA 4 KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH 2
5 SEKRETARIAT DITJEN PENDIDIKAN MENENGAH
ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2014
PAGU INDIKATIF TAHUN 2015 (MARET 2014)
PAGU ANGGARAN TAHUN 2015 (JULI 2014)
14.881.960.000
13.199.082.000
13.227.214.983
5.801.167.630
5.243.690.976
5.243.690.976
6.288.300.773
5.359.972.137
5.388.105.120
378.192.273
189.459.141
189.459.141
2.215.394.337
2.213.896.633
2.213.896.633
198.904.987
192.063.113
192.063.113 36
4. Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
37
Skenario pendanaan pendidikan SM berdasarkan PP. No 48 Tahun 2008 Biaya Pengelolaan Pendidikan (Investasi)
Biaya di Satuan Pendidikan (Operasional)
Biaya Investasi SDM
Biaya Operasi Personalia
• Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan
• Gaji & Tunjangan Guru dan Tenaga Kependidikan
Biaya Investasi Sarana dan Prasarana • Lahan • Bangunan • Peralatan
Biaya Operasi Non Personalia • • • •
ATK Daya & Jasa Pembinaan Siswa/Ekskul Bahan Habis Pakai
Biaya Pribadi Peserta Didik Buku & Alat Tulis Pakaian & Perlengkapan Akomodasi & Transportasi Uang Saku
Kursus Tambahan
BG Sarpras
BOSSM SM BOS BSM
38
38
Sasaran dan Besaran Dana BOS SM Sasaran program BOS SM tahun 2015 di seluruh Indonesia sebagai berikut: SMA SMK
: 4.384.026 Siswa : 4.303.201 Siswa
Satuan biaya (unit cost) program BOS SM sebesar Rp. 1,125 Juta per Siswa/Tahun atau 1,200 Juta per Siswa/Tahun
BOS SM disalurkan sebanyak 2 (dua) tahap, yaitu pada semester I dan semester II.
39 39
Tujuan BOS SM Umum
Khusus
program BOS SM bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan SM yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung Rintisan Program Pendidikan Menengah Universal.
Membantu biaya operasional sekolah Mengurangi angka putus sekolah SM Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SM Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affimative action) bagi siswa miskin SM dengan membebaskan (fee waive) dan/atau membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah bagi siswa miskin Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa miskin SM untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu
40
Konsep Fee Waive & Discount Fee Untuk Sekolah Dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa Homogen Garis kondisi ideal yang diharapkan, dimana seluruh siswa terpenuhi biaya pendidikannya dengan BOS SM
Menuju Bos SM dengan unit cost yang lebih mencukupi, sehingga dapat memenuhi tagihan biaya pendidikan di sekolah untuk seluruh siswa
Jumlah Siswa SM
41
41
Konsep Fee Waive & Discount Fee Untuk Sekolah Dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa Heterogen / Bervariasi Garis kondisi ideal yang diharapkan, dimana seluruh siswa terpenuhi biaya pendidikannya dengan BOS SM
Jangkauan Bos SM saat ini
Menuju Bos SM dengan unit cost yang lebih mencukupi, sehingga dapat memenuhi tagihan biaya pendidikan di sekolah untuk seluruh siswa (meliputi seluruh kategori tingkat ekonomi siswa)
Jumlah Siswa SM
42
42
Alur Pengajuan BOS SM SPM
KPPN
PENETAPAN CALON PENERIMA
DIT PSMA/ DIT PSMK
4
6
SP2D
Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahun 2013
POS/BANK Penyalur PENGAJUAN DATA SEKOLAH PENERIMA
1
DAPODIKMEN, DINAS KAB/KOTA/ STAKE HOLDER LAINNYA
PENDATAAN
2
Penyaluran dana Dan Penyampaian Data Sekolah Penerima
5
3
POS/BANK BAYAR
7
REGISTRASI FORM PENARIKAN DANA
SISWA SISWA SEKOLAH 43
43
Persiapan Pencairan Dana BOS-SM
17
DIREKTORAT TEKNIS
BANK PENYALUR
DIREKTORAT TEKNIS
1. Finalisasi juknis BOS 2014 2. Perizinan pembukaan rekening penampung ke Kemkeu 3. Penerbitan SK Sekolah Penerima BOS. 4. Pemilihan Bank Penyalur. 5. Penyerahan data penerima BOS ke Bank penyalur
1. Pembukaan rekening penyalur 2. Pembukaan rekening sekolah penerima (jika bank penyalurnya berbeda)
1. Penerbitan SPM 2. Pencairan SP2D (27 Jan)
DIREKTORAT TEKNIS Mengirim surat ke Bank penyalur bahwa BOS sudah bisa dicairkan
KEMDIKBUD Membuat surat edaran bersama tentang penyaluran dana BOS bagi daerah/kabupaten tidak memiliki kantor cabang
20
21
BANK PENYALUR Dana BOS mulai ditransfer ke rekening Sekolah
24
28
30 Jan
JANUARI Ket: BOS SMA BOS SMK realisasi SP2D tanggal 28 Jan, SMA 1,9 T dan SMK 2,1 T
44
5. Penyaluran Bantuan Siswa Miskin (BSM) Dikmen Tahun 2015
45
Penentuan Kuota, Sasaran, dan Pemanfaatan BSM •
Penentukan Kuota BSM Tahun anggaran 2015 memperhatikan: A. Siswa Kelas X, XI, XII tahun ajaran 2014/2015 Data KPS yang sudah disalurkan tahun 2014, Data FUS SMA/SMK yang sudah disalurkan tahun 2014, setelah berkoordinasi dengan TNP2K. Siswa kelas X dan XI dibayarkan Rp. 1,0 juta sedangkan siswa kelas XII hanya diberikan Rp. 0,5 juta. B. Siswa Baru Kelas X tahun ajaran 2015/2016 KPS dan FUS SMA/SMK yang diusulkan tahun 2015 Siswa baru kelas X menerima Rp. 0,5 juta, dibayarkan semester satu tahun ajaran 2015/2016.
•
Sasaran BSM: - SMA: 425.033 Siswa - SMK: 550.000 Siswa
•
Pemanfaatan BSM digunakan untuk Membantu biaya pribadi siswa dalam mengikuti pendidikan di sekolah seperti: Pembelian perlengkapan belajar siswa 46 Transportasi siswa ke sekolah
6. Data Pokok Pendidikan Menengah
47
DASAR HUKUM • Permendikbud nomor 1 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja kementerian pendidikan dan kebudayaan. • Instruksi Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 • Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) • Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik • Surat Edaran nomor: 0293/MPK.A/PR/2014 tentang Pelaksanaan Instruksi Mentri nomor 2 tahun 2011
Anda lebih suka yang mana? A Kemdikbud
Unit
Sekolah
Unit
B Dinas Pendidikan
Unit
Sekolah
Kemdikbud
Unit
Sekolah
Sekolah
Unit
Dinas Pendidikan Unit
Sekolah
Sekolah
Apa target pendataan menurut anda? A. Terserah yang punya program pendataan. B. Data sekolah sudah terkirim ke “pemerintah”. C. Data sekolah yang terkumpul di “pemerintah” cukup untuk dasar pemberian bantuan/hibah/penghargaan. D. Waduh! Kenapa ada pendataan? Berikan saja bantuan/hibahnya. Itu hak kami!
Mengapa Ada Sistem Baru? 1. Yang baru hanya penampilan dan mekanisme pertukaran datanya. Data pendataan tahun lalu tidak hilang. 2. Baca kembali target pendataan di atas.
Permasalahan Data • • • • •
Data tidak ada Data ada, tetapi tidak dapat diproses Data tidak lengkap, tetapi dapat diproses Data basi Data tidak akurat
Sistem Informasi Internal
Multi Input
Data Sharing
Sistem Informasi (e-Layanan)
Informasi Manajemen
Data Pokok Pendidikan
Pengolahan
Survey
Proses Akuisisi
Dasar Pemikiran: Konsolidasi Pendataan & Perluasan Pemanfaatan
Informasi Publik (e-Layanan)
Keputusan (BOS, Hibah, Tunjangan, Akreditasi)
Single Repository
Multi Output
Target pendataan: Data mendukung berjalannya Sistem Transaksional Akreditasi
Rehab
Hibah Sertifikasi
Satuan Pendidikan
Ijin Belajar
Program
Peserta Didik
Beasiswa
PTK
Mutasi
Substansi Pembelajaran
Rombel / Angkatan
Proses Pembelajaran
Data Pokok
Penyetaraan
Nilai UN Transaksi
Arsitektur Pendataan Dikmen
WebSvc
PAS
EMIS
DB Front End (PostGre)
Back End Setditjen Dikmen
Sync
Front End Sekolah
Aplikasi Manajemen Pendataan
Aplikasi Direktorat DB Back End (MSSQL)
Aplikasi Direktorat
Skema Pemanfaatan Informasi strategis
Analytical Tool
Sinkronisasi (incremental)
Data Center PDSP Repository Unit Utama
Prov, Kab./Kota Data Individual
WH ODS
Referensi data pokok (baca langsung)
Rujukan “Cepat”
Sistem Transaksional
Informasi Publik, Profil Sekolah
Skema alur Aplikasi Dapodikmen Baru Sekolah yang sudah Menggunakan Paket Aplikasi Sekolah - PAS (SMA/SMK/SMLB)
SI Integrator Prefill data
Pengembangan ke perubahan Kurikulum 2013, SKTP dan Kebijakan yang lainnya
Web Service Interface
DB Lama Dikmen
Aplikasi Dapodik MEN
Sync
DB Dikdas
= Proses Pengembangan
= Proses Upgrade menuju aplikasi yang sudah mengadopsi Kurikulum 2013
DB Dikmen
DB Dikmen Sync ODS PDSP
DW PDSP
DB Dikti
DB PAUDNI
Keunggulan Aplikasi Dapodikmen • Penyatuan Aplikasi Pendataan (SMA, SMK, SMLB menjadi satu aplikasi berbasis web), tidak berdiri sendiri-sendiri (parsial) seperti sistem pendataan sebelumnya. • Requirement sistem lebih besar (penyatuan database, user interface dan sinkronisasi) • Sistem dapodikmen bisa melakukan pendeteksian satu guru yang mengajar lebih dari satu Sekolah (merge). • Pada proses sinkronisasi Aplikasi Dapodikmen terjadi proses dua arah.
7. Dana Alokasi Khusus Tahun 2015
59
Kebijakan DAK Pendidikan Menengah 1. Mendukung Kebijakan PMU • Penyediaan Sarana dan Prasarana
2. Memenuhi target RKP Dikmen 2015 • Mendukung pendanaan kegiatan prioritas Dikmen
60
Tujuan DAK Bidang Pendidikan Menengah
1
2
3
4
Menyediakan Layanan Ketersediaan dan Keterjangkauan Akses
Menyediakan Layanan Pendidikan Bermutu, Berkesetaraan, dan Relevan
Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana
Peningkatan Daya Saing dan Pemberdayaan Potensi Daerah
61
Pemanfaatan DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2015 1. Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan • Pengadaan peralatan laboratorium; • Pengadaan peralatan praktik SMK; • Pengadaan buku Pelajaran dan buku referensi; dan • Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.
2. Pembangunan Prasarana Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan • Rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar yang rusak beserta perabotnya; • Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya; • Pembangunan ruang praktik SMK beserta perabotnya; • Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; • Pembangunan laboratorium; • Pembangunan ruang penunjang pembelajaran; dan • Pembangunan Asrama Siswa dan Rumah Dinas guru untuk daerah 3T. 62
Kriteria Umum Sekolah Penerima DAK Dikmen 1. Jumlah Siswa stabil atau meningkat 2. Memiliki kepala sekolah definitif. Kepala sekolah swasta tidak boleh dirangkap oleh pembina/pengurus/pengawas yayasan 3. Memiliki izin operasional dan sudah berakreditasi (untuk sekolah yang dikelola masyarakat)
4. Berdiri diatas lahan sendiri (sertifikat atau bukti peralihan hak oleh pejabat berwenang) 5. Telah mengisi pendataan online Pendidikan Menengah (http://pendataan.dikmen.kemdikbud.go.id) 63
Kriteria Khusus Sekolah Penerima DAK Dikmen 1. Rehabilitasi diprioritaskan untuk sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar rusak berat kemudian rusak sedang
2. Bantuan pengadaan sarana prioritas untuk sekolah yang belum memiliki sarana pendidikan yang dimaksud 3. Bantuan pembangunan prasarana prioritas untuk sekolah yang belum memiliki prasarana tersebut dan memiliki lahan yang cukup
64
Prinsip Dasar Pelaksanaan DAK Bidang Dikmen (1/3) Penyaluran DAK Bidang Dikmen dilakukan dengan transfer dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Pemda (Kab/Kota)
Transfer Daerah KAS UMUM NEGARA KAS UMUM PEMERINTAH DAERAH
Berpedoman pada PMK nomor 180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Pagu Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2014 65
Prinsip Dasar Pelaksanaan DAK Bidang Dikmen (2/3) 1
Rehabilitasi Ruang Belajar Rusak Sedang & Berat
2
Pembangunan RKB
3
Pembangunan Laboratorium IPA
4
Pembangunan Ruang Praktik SMK
5
Pembangunan Perpustakaan
6
Pembangunan Ruang Penunjang Lainnya
7
Pembangunan Asrama Siswa dan Rumah Dinas Guru untuk 3T
MEKANISME SWAKELOLA DENGAN MELIBATKAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH*
*Untuk daerah 3T, Papua, dan Papua Barat dapat menggunakan mekansime penyedia barang dan jasa sesuai peraturan perundangan.
66
Prinsip Dasar Pelaksanaan DAK Bidang Dikmen (3/3)
1 2 3 4
MEKANISME PENGADAAN BARANG DAN JASA
5
Mekanisme pengadaan sesuai dengan mekanisme penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan 67
Dana Pendamping DAK Bidang Dikmen Penganggaran dana pendamping dalam APBD wajib dialokasikan sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah alokasi DAK yang ditetapkan masing-masing daerah
Dana pendamping dianggarkan untuk kegiatan yang bersifat fisik
Daerah tidak diwajibkan menganggarkan dana pendamping apabila selisih antara penerimaan umum APBD dan belanja pegawainya sama dengan nol atau negatif.
Penyusunan RKA-SKPD untuk dana pendamping dilakukan menyatu dengan kegiatan DAK.
68
Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Pemerintah Provinsi Dinas Pendidikan Provinsi
Pemerintah Kab/Kota 1. Bupati/ Walikota 2. Dinas Pendidikan Kab/Kota 3. Dewan Pendidikan Kab/Kota
Satuan Pendidikan 1. Panitia Pembangunan Sekolah 2. Kepala Sekolah 3. Komite Sekolah
69
Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat dalam hal ini Ditjen Dikmen, Kemdikbud memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan dan program pendidikan yang dibiayai melalui DAK; b. Menyusun petunjuk pelaksanaan; c. Melakukan sosialisasi; d. Melakukan supervisi; e. Menerima laporan.
70
Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi
1. Melakukan sosialisasi ke Dinas Kab/Kota 2. Melakukan Supervisi dan Monitoring Pelaksanaan di Kab/Kota 3. Menerima tebusan dari Dinas Kab/Kota
4. Melaporkan
hasil
analisis
supervisi
dan
monitoring
ke
Pemerintah Pusat
71
Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Kab/Kota 1. Menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya, sesuai dengan Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan; 2. Menyediakan
anggaran/dana
biaya
umum
untuk
kegiatan
perencanaan, sosialisasi, pengawasan dan biaya operasional lainnya sesuai dengan kebutuhan 3. Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan DAK
4. Memberikan laporan kepada pemerintah pusat
72
Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Kab/Kota 1. Membuat Rencana Alokasi SMA SMK Penerima DAK
2. Membentuk Tim Teknis Pendataan Sarpras Pendidikan
3. Melakukan Sosialisasi DAK ke Sekolah
4. Menetapakan dalam SK nama SMA SMK Penerima kegiatan DAK
5. Melaksanakan Program DAK sesuai Keppres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya
6. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi DAK sesuai SEB 3 Menteri Tanggal 21 Nov 2008
8. Melaporkan penggunaan DAK 2014 kepada bupati/walikota tembusan dinas pendidikan provinsi
9. Melakukan serah terima aset hasil DAK 2014 untuk dicatat sebagai aset daerah bagi sekolah negeri dan aset yayasan bagi sekolah swasta.
7. Menggandakan Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan DAK TA 2014
73
TERIMA KASIH
74