KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas pokok Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya good governance serta pertanggungjawaban kepada masyarakat, dan disisi lain merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja disetiap unit di lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI diukur atas dasar penilaian indikator kinerja yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015.
Secara umum capaian kinerja jauh melampaui rencana yang telah ditetapkan,
meskipun salah satu rencana belum menunjukkan capaian sesuai target, karena secara keseluruhan pencapaian target kinerja sanagt dipengaruhi oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap pejabat struktural dan seluruh staff Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Berdasarkan analisa dan evaluasi obyektif yang disampaikan melalui Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 ini, telah terjadi optimalisasi, efisiensi, efektivitas dan produktivitas kinerja seluruh pejabat dan staff pelaksana di lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI, dan diharapkan dapat dipertahankan pada tahun tahun selanjutnya.
Subang, Februari 2016 Pusbang TTG LIPI Kepala,
Dr. Ir. YOYON AHMUDIARTO,M.Sc.IPM
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Tahun 2015
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Teknologi Tepat Guna adalah sebuah teknologi yang ditemukan atau diciptakan dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia semakin lancar. Hal ini kemudian bisa meningkatkan nilai ekonomi juga. Teknologi tersebut tidak hanya asal dibuat namun dibuat dengan tepat sesuai dengan kebutuhan manusia. Atas dasar pijakan tersebut Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI terus berupaya memberikan inovasi-inovasi baru dalam penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna terutama dalam memberikan pelayanan publik dan peningkatan daya saing masyarakat. Reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan di lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI menjadi faktor penentu keberhasilan keseluruhan pencapaian target kinerja di bidang penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna. Pada tahun 2015, secara umum capaian target kinerja menunjukan sangat sangat baik sekali dengan akumulasi capaian mencapai 217,1 % yang dhitung berdasarkan rata-rata capaian sasaran kinerja. Dari 8 sasaran yang ditetapkan seluruhnya dinyatakan “berhasil” dengan salah satu capaian indikator kinerja dinyatakan tidak berhasil. Sasaran dinyatakan “berhasil” jika capaiannya indikator kineja diatas 75 % dari target yang telah ditetapkan. Ke depan untuk dapat mempertahankan capaian target kinerja diperlukan konsistensi, koordinasi dan peningkatan kerjasama internal di lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Gna LIPI, berbagai instansi pemerintah dan perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengembangan Teknologi Tepat Guna yang berorientasi pada hasil (berbasis kinerja) dan bertujuan melayani serta meningkatkan daya saing masyarakat. Untuk mendukung capaian kinerja tahun 2015, telah dikeluarkan dana sebesar Rp. 14.476.135.692,- atau 95,01% dari pagu anggaran sebesar Rp. 15.237.095.000,-. Hal tersebut menunjukkan adanya optimalisasi penggunaan anggaran apabila dibandingkan dengan capaian kinerja sebesar 217,1%.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
ii
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ........................................................................................................ RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. DAFTAR ISI .................................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1.1 Kondisi Umum ..................................................................................... 1.2 Organisasi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI .............. 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 1.3.1 Bagian Tata Usaha .................................................................. 1.3.1.1 Sub Bagian Keuangan ............................................ 1.3.1.2 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum .................... 1.3.2 Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan .... 1.3.2.1 Sub Bidang Pengelolaan Hasil Pengembangan ...... 1.3.2.2 Sub Bidang Diseminasi dan Kerjasama .................. 1.3.3 Bidang Sarana Pengembangan ............................................... 1.3.3.1 Sub Bidang Sarana Pengembangan Peralatan ....... 1.3.3.2 Sub Bidang Sarana Pengembangan Sistem Produksi ................................................................. 1.3.4 Kelompok Jabatan Fungsional ................................................ 1.4 Sumber Daya Manusia Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI ....................................................................................................... 1.5 Anggaran ............................................................................................. 1.6 Sarana dan Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI ....................................................................................................... 1.7 Permasalahan Utama/Strategic Issue ................................................. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 .............................. 2.1 Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 ................................................. 2.2 Tujuan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015 ..................................................................................................... 2.3 Kebijakan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI ............... 2.4 Strategi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI .................. 2.5 Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015 .......................................................................................... 2.6 Perjanjian Tahun 2015 ......................................................................... BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................... 3.1 Akuntabilitas Kinerja ........................................................................... 3.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2015 ............................................ 3.3 Analisis Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ................ 3.4 Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019 ................................................... 3.2 Realisasi Anggaran Tahun 2015 ........................................................... BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... LAMPIRAN - LAMPIRAN Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Tahun 2015
i ii iii iv v 1 1 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 8 10 10 12 12 13 13 14 15 48 51 51 53 74 75 77 79
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22
Komposisi SDM Tahun 2015 ...................................................................... Komposisi SDM Jabatan Fungsional dan Pendidikan Tahun 2015 ............ Bidang Kepakaran Fungsional Peneliti Tahun 2015 .................................. Pagu Anggaran Tahun 2015 ...................................................................... Jadwal pelaksanaan IVATDev 2015 hari pertama ..................................... Jadwal pelaksanaan IVATDev 2015 hari kedua ......................................... Perjanjian Kinerja Tahun 2015 .................................................................. Realisasi Capaian Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015.......................................................................................... Jumlah Artikel dalam Jurnal Ilmiah Pusbang TTG Tahun 2015 .......................................................................................................... Jumlah Artikel dipublikasikan di prosiding Ilmiah Pusbang TTG Tahun 2015 .......................................................................................................... Judul Buku yang Diterbitkan Tahun 2015 .................................................. Jumlah HKI Non KTI yang Terdaftar Tahun 2015 ....................................... Jumlah Pengguna Layanan Eksternal Tahun 2015..................................... Daftar Pameran yang Diikuti Tahun 2015.................................................. Jumlah Bimbingan Mahasiswa 2015 ......................................................... Jumlah Mou Kerjasama dengan Industri Tahun 2015 ............................... Penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Tahun 2015 ..................................... Jumlah Partisipasi dalam Kegiatan Ilmiah Tahun 2015 ............................. Jumlah Kerjasama yang Dihasilkan Tahun 2015 ....................................... Capaian Kinerja Renstra 2015 - 2019 ........................................................ Realisasi Anggaran Tahun 2015 ................................................................. Perbandingan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 dan 2014 .............
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Tahun 2015
Hal 6 7 7 9 28 28 49 51 53 55 57 57 58 59 59 61 64 65 66 76 78 78
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12
Pelatihan Teknologi Proses Pengolahan Sari Buah (Mixed Juice) ........... Pelatihan Teknologi Proses Pembuatan Cookies Kopi ............................ Pelaksanaan Kegiatan dan Contoh Produk Kopi Kegiatan Begkulu Tahun 2015 ............................................................................................. Pembuatan Pengering Infra Red ............................................................. Proses Pembuatan Gasolek. ................................................................... Pertanaman Pakcoy menggunakan sistem DFT di Stasiun Lapangan Dawuan .................................................................................................. Proses Pembuatan Cocopot ................................................................... Sesi Talk Leader : Konferensi Lembaga Litbang dan Seminar TTG Tahun 2015 ............................................................................................. Produk Kopi UKM Mule Paice ................................................................. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Alih Teknologi Pengolahan Kopi di Kab. Sumba Barat Daya .......................................................................... Pelaksanaan Alih Teknologi di Mitra UKM Belitung 2015......................................................................................................... Pelaksanaan Alih Teknologi di UKM Tambak Udang ..............................
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Tahun 2015
Hal 18 19 20 23 28 30 31 34 39 43 46 48
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Kondisi Umum Menurut Wikipedia Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang dirancang dengan
pertimbangan khusus yang meliputi aspek lingkungan, etika, budaya, sosial dan ekonomi dari kelompok masyarakat yang akan menggunakannya. Dari pemikiran tersebut, teknologi tepat guna dicirikan oleh penggunaan sumber daya setempat, baik bahan dan keahlian, mudah dalam pemeliharaan (bisa dipelihara oleh pengguna), murah untuk semua faktor produksi (harga terjangkau pada kondisi ekonomi pengguna) dan tidak merusak lingkungan serta penggunaan energi yang rendah. Semua aspek tersebut relatif dibandingkan dengan industri maju. http://en.wikipedia.org/wiki/Appropriate_technology;
diakses
tgl
13
Nopember
2009).
Ketepatgunaan suatu teknologi sangat kontekstual dalam arti ruang dan waktu (Arjuno Brojonegoro, 1999). Pengertian tersebut membawa konsekuensi tidak mempersalahkan lagi teknologi maju atau sederhana. Teknologi yang akan diterapkan akan memperhatikan kondisi tempat dimana teknologi akan diterapkan dalam dalam kurun waktu tertentu. Pada awalnya Teknologi Tepat Guna dimanfaatkan untuk tujuan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pengadaan air bersih, energi untuk memasak dan lain sebagainya. Namun, dalam perkembangannya teknologi tepat guna menjadi teknologi yang dibutuhkan dan harus ada untuk mendukung kegiatan produksi dalam suatu usaha, seperti pada pasal 9 Bab 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 26/Per/M.Kukm/VI/2007 yang menyebutkan Teknolgi Tepat Guna adalah teknologi yang secara teknis, ekonomis dan sosial dapat diterapkan secara tepat dalam proses produksi. Peran Teknologi Tepat Guna dalam pengembangan masyarakat semakin menguat dengan terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2001 tentang penerapan teknologi tepat guna (TTG). Teknologi Tepat Guna dikembangkan dan diterapkan untuk tujuan sebagai berikut : 1.
Mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat, memperluas lapangan kerja, lapangan usaha, meningkatkan produktifitas dan mutu produksi.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
1
2.
Menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan kompetitif dalam persaingan lokal, regional dan global.
3.
Mendorong tumbuhnya inovasi di bidang teknologi.
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 20 tahun 2008 mengenai Pengembangan dan penguatan usaha mikro, kecil dan menengah maka sasaran utama dari pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna adalah sebagai berikut : 1.
Masyarakat penganggur, setengah penganggur, putus sekolah, dan keluarga miskin.
2.
Masyarakat yang memiliki usaha kecil dan menengah yang dalam pengembangan usahanya membutuhkan teknologi tepat guna.
3.
Kawasan pedesaaan dan perkotaan yang dalam pengembangan wilayahnya memerlukan teknologi tepat guna.
4.
Lembaga atau institusi yang secara fungsional menangani inovasi teknologi tepat guna (TTG) dan melayani masyarakat di bidang TTG.
Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, Presiden Republik Indonesia telah memberikan tugas kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk menyelenggarakan urusan dibidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1 tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna dengan tugas menyelenggarakan urusan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna. Tugas tersebut harus senantiasa dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, efektif, efisien dan akuntabel.
1.2
Organisasi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Berdasarkan penyempurnaan yang telah dilakukan terhadap Renstra Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Tahun 2010-2014 maka perlu dilakukan perubahan struktur organisasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal ini sejalan dengan kebutuhan terhadap suatu manajemen kinerja yang baik yaitu structure follows function. Berdasarkan keputusan Kepala Lembaga ILmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1 Tahun
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
2
2014 tanggal 9 Mei 2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, organisasi UPT. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI mengalami perubahan peningkatan level organisasi menjadi eselon II/a dengan nomenklatur Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang berada di lingkup Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan bagan sebagai berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LIPI Bagian Tata Usaha
Subbagian Kepegawaian dan Umum
Bidang Sarana Pengembangan
Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan
Subbidang Diseminasi dan Kerjasama
Subbagian Keuangan
Sub-bidang Pengelolaan Hasil Pengembangan
Sub-bidang Sarana Pengembangan Peralatan
Sub-bidang Sarana Pengembangan Sistem Produksi
Kelompok Jabatan Fungsional
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
3
1.3
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Surat Keputusan Kepala LIPI No. 1 tahun 2014 pasal 258 menjelaskan
bahwa, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna. Dalam melaksanakan tugasnya pada pasal 258 tersebut diatas, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna menyelenggarakan fungsi: 1.
Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna;
2.
Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna;
3.
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna; dan
4. 1.3.1
Pelaksanaan urusan tata usaha. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakasanakan urusan tata usaha dan
menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan keuangan dan pelaksanaan urusan kepegawaian dan umum. 1.3.1.1
Sub Bagian Keuangan Sub-bagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.
1.3.1.2
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Sub bagian ini bertugas melakukan urusan kepegawaian dan persuratan, kearsipan,
pengelolaan perlengkapan, inventarisasi barang milik negara, dan rumah tangga. 1.3.2
Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan Bidang
Pengelolaan
dan
Diseminasi
Hasil
Pengembangan
mempunyai
tugas
melaksanakan pengelolaan dokumentasi, data dan hasil-hasil pengembangan, hak kekayaan intelektual dan sistem informasi serta penyiapan penyusunan rencana strategis diseminasi, pelayanan jasa, implementasi, komersialisasi dan promosi hasil penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan menyelenggarakan fungsi 1) pengelolaan dokumentasi, data dan hasil-hasil pengembangan, hak kekayaan intelektual dan sistem informasi; dan 2) penyiapan dan penyusunan bahan rencana strategis diseminasi, pelayanan jasa, implementasi, komersialisasi dan promosi hasil penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
4
1.3.2.1
Sub-bidang Pengelolaan Hasil Pengembangan Subbidang Pengelolaan Hasil Pengembangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
dokumentasi, data dan hasil-hasil penelitian, hak kekayaan intelektual dan sistem penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna. 1.3.2.2
Sub-bidang Diseminasi dan Kerjasama Subbidang Diseminasi dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
rencana startegis diseminasi, pelayanan jasa, implementasi, komersialisasi dan promosi hasil penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna. 1.3.3
Bidang Sarana Pengembangan Bidang Sarana Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan
pemanfaatan, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan sarana penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna khusus dan umum. Sedangkan fungsi bidang sarana pengembangan adalah menyelenggarakan: 1) pengelolaan dan pemanfaatan, pemantauan dan evaluasi, serta penyususnan laporan pengembangan peralatan; 2) pengelolaan dan pemanfaatan, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan pengembangan sistem produksi. 1.3.3.1
Sub-bidang Sarana Pengembangan Peralatan Subbidang Sarana Pengembangan Peralatan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
dan pemanfaatan, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan peralatan. 1.3.3.2
Sub-bidang Sarana Pengembangan Sistem Produksi Subbidang Sarana Pengembangan Sistem Produksi mempunyai tugas melakukan
pengelolaan dan pemanfaatan, pemantauan dan evaluasi, serta penyusunan laporan sistem produksi. 1.3.4
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional (Kelompok Peneliti) mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas lain dari kelompok jabatan fungsional ini adalah membantu kepala Pusbang
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
5
dalam upaya pengembangan lembaga sesuai core competence. 1.4
Sumber Daya Manusia Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Untuk melaksanakan kegiatan di tahun 2015, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna
dilengkapi dengan sumberdaya yang cukup memadai sehingga berbagai kegiatan terlaksana dengan relatif baik. Sebagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan pengembangan teknologi tepat guna hingga pemanfaatannya di masyarakat, memerlukan dukungan berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi. Mempertimbangkan hal tersebut maka SDM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna terdiri dari peneliti-peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja bersama dalam melakukan kegiatan dan mewujudkan tujuan dan sasaran lembaga. Hal yang paling mendasar dari SDM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna adalah berbasis pada ilmu terapan, bukan hanya teoritis. Jumlah SDM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 adalah sebanyak 125 orang pegawai, dengan komposisi sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi SDM Tahun 2015
Jabatan Kepala Pusat Ka. Bagian Tata Usaha Ka. Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan Ka. Bidang Sarana Pengembangan Ka. Sub Bagian Keuangan Ka. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Ka. Sub Bidang Sarana Pengembangan Peralatan Ka. Sub Bidang Sarana Pengembangan Sistem Produksi Ka. Sub Bidang Pengelolaan Hasil Pengembangan Ka. Sub Bidang Diseminasi dan Kerjasama Kelompok Jabatan Fungsional (Fungsional Umum dan Tertentu) Jumlah
P 1 1 -
Jenis Kelamin W 1
Jumlah 1 1 1
1 7 25 11
2 -
1 9 25 11
8
3
11
8
-
8
3 27
3 22
6 49
92
33
125
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
6
Komposisi pegawai berdasarkan kelompok jabatan :
Tabel 2. Komposisi SDM Jabatan Fungsional dan Pendidikan Tahun 2015
Jabatan Fungsional Peneliti Fungsional Teknisi Litkayasa Fungsional Perekayasa Penata Teknis Penelitian (Kandidat Peneliti) Fungsional Umum (Administrasi) Jumlah
S3 9 1 -
Pendidikan S2 S1 17 19 2 5 4
-
1
18
33
52
10
23
43
49
125
D IV - SD 16 -
Jumlah 45 18 1 9
Kelompok jabatan fungsional peneliti merupakan SDM inti dengan berbagai bidang keahlian/kepakaran dalam pelaksanaan peneitian dan pengembangan di bidang Teknologi Tepat Guna. Adapun komposisi bidang kepakaran yang dimiliki Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI adalah sebagai berikut : Tabel 3. Bidang Kepakaran Fungsional Peneliti Tahun 2015 Jenjang Peneliti CPNS dan Kandidat Peneliti
Jumlah (orang) 8 orang
Peneliti Pertama 13 orang :
Bidang Kepakaran Teknologi Pasca Panen (2 org) Elektronika (3 org) Mekanisasi Pertanian (1 org) Konversi dan Energi (2 org) Ekologi dan evolusi (2 org) Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (1 org) Sistem Usaha Pertanian (1 org) Teknologi Pasca Panen (3 org) Mekanisasi Pertanian (1 org) Perancangan Mesin ( 2 org) Konversi dan Energi (1 org) Tenik Proses kimia (1 org)
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
7
Jenjang Peneliti Peneliti :
Muda
Peneliti Madya :
Jumlah (orang)
Bidang Kepakaran
15 orang
Ekonomi Kerakyatan (1 org) Teknologi Pasca Panen (8 org)
9 orang
Gizi dan Makanan (1 org) Perancangan Mesin ( 1 org) Tenik Proses kimia (2 org) Teknologi Pangan (1 org) Sosiologi Pembangunan (1 org) Antropologi Pembangunan (1 org) Ekologi dan evolusi (1 org)
Peneliti Utama :
9 orang
Total
54 orang
Mekanisasi Pertanian (2 org) Gizi dan Makanan (1 org) Teknik Sistem Informasi (1 org) Teknik Produksi Mesin (1 org) Teknik Material (1 org) Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (1 org) Sosiologi Pembangunan (1 org) Ilmu Tanah, Agroklimatologi dan Hidrologi (1 org) Sistem Usaha Pertanian (1 org) Teknologi Pasca Panen (3 org) Teknik Lingkungan (2 org) Ekonomi Kerakyatan (1 org) Ekonomi Sosial (1 org)
Pada tahun 2015, kelompok jabatan peneliti dibagi dalam 6 kelompok penelitian (keltian) dengan nama kelompok penelitian sebagai berikut :
1.5
1.
Keltian Pengembangan Produk Tepung Umbi-umbian dan olahan Pisang;
2.
Keltian Pengembangan Alih Teknologi Tepat Guna;
3.
Keltian Pengembangan Wilayah dan UKM;
4.
Keltian Pengembangan Peralatan TTG;
5.
Keltian Aplikasi Pengemas Edibel dan Olahan Buah-buahan;
6.
Keltian Pengembangan Mikroorganisme untuk Bioetanol.
Anggaran Pada tahun 2015, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI mendapatkan alokasi
anggaran sebesar Rp. 15.237.095.000,- dengan Surat Pengesahan DIPA-079.01.2.539646/2015 tanggal 14 Nopember 2014 yang terdiri dari anggaran rupiah murni sebesar Rp. 14.186.655.000,-
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
8
dan pagu anggaran PNBP sebesar Rp. 1.050.440.000,- . Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI pada tahun 2015 telah melakukan empat kali revisi DIPA, dengan penjelasan sebagai berikut: 1)
Revisi I diterbitkan pada tanggal 12 Maret 2015 merupakan revisi terkait dengan adanya Pengalihan dan Pemotongan Belanja Perjalanan sesuai dengan Instruksi Nomor 2 Tahun 2015 tentang penghematan dan pemanfaatan anggaran belanja perjalanan dinas dan meeting/ konsinyering kementerian/ lembaga dalam rangka pelaksanaan APBN TA 2015. Selain itu, revisi terkait dengan terbitnya surat dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Purwakarta Nomor S-011/WPB.13/KP.062/2015 tanggal 5 Januari 2015 perihal Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan yang berlaku mulai 1 Januari 2015.
2)
Revisi II diterbitkan pada tanggal 31 Maret 2015 merupakan revisi terkait dengan adanya perubahan nomenklatur satker yang semula UPT Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna serta adanya perubahan belanja modal.
3)
Revisi III diterbitkan pada tanggal 18 Juni 2015 merupakan revisi terkait adanya penambahan belanja modal gedung dan bangunan.
4)
Revisi IV diterbitkan pada tanggal 29 Desember 2015 merupakan revisi terkait dengan adanya pagu minus belanja pegawai
Alokasi anggaran berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut Tabel 4. Pagu Anggaran Tahun 2015 2015 URAIAN
ANGGARAN AWAL
ANGGARAN SETELAH REVISI
Pendapatan Pendapatan dari Pengelolaan BMN Pendapatan Jasa Pendapatan Pendidikan Jumlah Pendapatan Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah Belanja
175,500,000 339,740,000 535,200,000 1,050,440,000
175,500,000 339,740,000 535,200,000 1,050,440,000
7,897,620,000 5,237,648,000 1,908,259,000 15,043,527,000
8,274,128,000 5,094,798,000 1,868,169,000 15,237,095,000
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
9
1.6
Sarana dan Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI selalu berupaya meningkatkan penyediaan
infrastruktur penelitian dan pengembangan. Pada tahun 2015 Sarana Prasarana Penelitian yang tersedia terdiri dari : 1.
Bengkel Mekanik Logam berfungsi untuk melayani rekayasa rancang bangun peralatan baik yang diperlukan oleh para peneliti dilingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna maupun yang diperlukan oleh masyarakat.
2.
Untuk kelancaran proses pengolahan buah dan sayuran, di pilot plant buah dan sayuran telah dilakukan perbaikan gedung dan perbaikan cool storage.
3.
Laboratorium Pangan berfungsi untuk melakukan kegiatan uji coba diversifikasi produk dan tempat pelatihan.
4.
Laboratorium Kimia berfungsi untuk melakukan analisa proximat (kadar air, kadar abu, protein, lemak dan karbohirat). Untuk lebih meningkatkan lagi kapabilitas analisa, telah dilakukan penambahan alat berupa : Oven Vacuum dan Texture Analyser.
5.
Laboratorium Food Bar berfungsi untuk tempat pengembangan produk bakery, terutama untuk olahan tepung pisang.
6.
Stasiun lapangan dawuan berfungsi untuk tempat pengembangan produk pakan dan hidroponik. Pada tahun 2016 direncanakan peningkatan sarana penelitian dan pengembangan berupa
renovasi gedung bengkel mekanik logam dan kayu serta penambahan peralatan laboratorium kimia dan pangan sebagai pengganti peralatan yang telah usang.
1.7
Permasalahan Utama/Strategic Issue Dalam menjalankan kegiatan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI sudah
dilengkapi dengan sumber daya yang relatif memadai, tetapi kondisi sosial, ekonomi dan politik yang dinamis selalu menuntut perubahan-perubahan atau penyesuaian sesuai kondisi yang ada. Demikian pula di tahun 2015, berbagai perubahan yang terjadi seringkali menjadi kendala yang harus dihadapi, terutama di tataran kebijakan atau peraturan yang sering berubah, menuntut berbagai penyesuaian. Seperti halnya dengan perubahan kebijakan menyangkut bagaimana posisi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang bernaung dalam lembaga penelitian serta secara nasional. Pada awal berkembangnya lembaga ini, arah dan tujuannyaa adalah
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
10
mengembangkan berbagai teknologi yang dibutuhkan masyarakat dan UMKM. Selain itu juga bagaimana masyarakat dan UMKM dapat memanfaatkannya, berkaitan dengan inovasi, diseminasi dan adopsi, dengan kata lain fokus Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna lebih ke arah hilir. Tetapi setelah menjadi Pusbang, tuntutan
kegiatan berubah arah pada
pengembangan teknologi atau cenderung di arah hulu, perubahan ini menuntut banyak penyesuaian terutama pada tujuan dari pengembangan teknologi, yang seiring perubahan arah tersebut juga dituntut perubahan pada jenis teknologi yang akan dikembangkan yang lebih diarahkan peruntukkannya, yaitu bagi industri baik industri kecil, menengah dan industri lainnya. Dinamika di masyarakat juga menjadi permasalahan bagi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu pengembangan teknologi tepat guna. Tetapi permasalahan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam mengembangkan berbagai teknologi yang dibutuhkan masyarakat. Sesuai tugas dan fungsi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna, mengembangkan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan, maka kondisi sosial, ekonomi dan geografis menjadi aspek yang harus selalu menjadi pertimbangan dalam pengembangan teknologi tepat guna. Hal tersebut menuntut integrasi berbagai disiplin ilmu untuk dapat mengembangkan teknologi yang sesuai kebutuhan masyaraakat dan kondisi sosial maupun lingkungannya. Disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna adalah yang orientasinya adalah untuk diterapkan di masyarakat atau dengan kata lain ilmu terapan, bukan hanya ilmu untuk kepentingan kemajuan ilmu saja, melainkan untuk dapat dimanfaatkan masyarakat.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
11
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
2.1
Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dijiwai
dengan semangat dan komitmen tinggi untuk mewujudkan pembaharuan dan perbaikan bidang penelitian dan pengembangan TTG. Untuk mewujudkan hal tersebut telah ditetapkan rencana strategis Pusat Pengembangan TTG tahun 2015-2019 yang merupakan panduan/acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dalam pelaksanaannya, Rencana Strategis P2PTTG LIPI tahun 2015-2019 telah mengalami revisi sejalan dengan tuntutan perubahan internal maupun eksternal. Demikian juga dengan indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. Visi LIPI : Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur, cerdas, kreatif, dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis. Misi LIPI 1.
Menciptakan "great science" (ilmu pengetahuan berdampak penting) dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional;
2.
Mendorong (meningkatkan) pemanfaatan pengetahuan dalam kebijakan dan proses penciptaan good governance dalam rangka memantapkan NKRI;
3.
Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan kebudayaan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan;
4.
Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan) dalam pergaulan internasional;
5.
Memperkuat infrastruktur kelembagaan (penguatan manajemen dan sistem).
6.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas (pendidikan dan fungsioal) SDM.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
12
2.2
Tujuan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tujuan yang ingin dicapai oleh Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI adalah : 1.
Memperkuat kompetensi inti (melalui penelitian dan pengembangan) untuk menciptakan teknologi baru di bidang teknologi tepat guna yang berdampak luas dan dapat dimanfaatkan guna mendukung daya saing bangsa.
2.
Mengembangkan SDM, sarana dan prasarana P2PTTG untuk menunjang penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna yang bertaraf nasional dan Internasional sehingga memberikan dampak luas untuk mendukung daya saing bangsa. Indikator : (meningkatnya jumlah SDM – berdasarkan kuantitas dan kualitas – pendidikan dan fungsional) – ukuran-ukuran ini dilengkapi dengan 18 kriteria.
3.
Meningkatkan nilai invensi (penemuan) dan pemanfaatan teknologi tepat guna yang diintegrasikan dengan faktor-faktor yang mendukung terjadinya inovasi bernilai ekonomi. Indikator : (jumlah hasil HKI dan jumlah HKI yang dipakai masyarakat).
4.
Meningkatkan dan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan masyarakat melalui diseminasi teknologi tepat guna
dengan mempertimbangkan potensi
unggulan wilayah. Indikator :Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan Masyarakat 5.
Meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna untuk mendukung kepentingan nasional sehingga dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di dunia Internasional.
2.3 1.
Kebijakan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Kegiatan Kegiatan penelitian dan pengembangan disusun mengikuti pola program yang ditetapkan dalam Renstra LIPI 2015-2019 dimana kegiatan dikelompokkan dalam (advanced research, interdisciplinary science research, divisional cutting egde, tematik, dan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
13
penelitian mendasar).
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI akan ikut
melaksanakan kegiatan dalam kelompok divisional cutting egde dan tematik. Kegiatan di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI diarahkan sedemikian rupa sehingga diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang besar, significant dan nyata bagi pembangunan nasional. Penyusunan kegiatan mengacu kepada RPJMN 2015-2019, Prioritas Nasional, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan (P3-IPTEK) Nasional, Agenda Riset Nasional,
Renstra LIPI dan
Renstra kordinatif IPT LIPI yaitu bidang
Ketahanan Pangan dan Energi. Optimalisasi jumlah kegiatan didasarkan kepada pagu anggaran, kompetensi pelaksana kegiatan, serta waktu. 2.
SDM Pengembangan SDM didasarkan pada kebutuhan jumlah dan kompetensi SDM untuk mencapai tujuan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Pengembangan SDM diarahkan untuk mencapai komposisi/rasio ideal peneliti:teknisi:administrasi yaitu 3 : 2: 1 dan rasio pendidikan S3:S2:S1 yaitu 1:2:4
3.
Pengawasan Pengawasan dan evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala oleh Tim PME Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Sedangkan pengawasan dan evaluasi kinerja individu pegawai dilakukan secara berkala oleh pejabat struktural. Setiap program yang hasil capaiannya tidak sesuai dengan RKT atau Indikator Kinerja atau ditemukan suatu penyimpangan yang signifikan baik substansi dan administrasi akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan. Penghargaan terhadap kegiatan dengan hasil capaian tertinggi akan diberikan berdasarkan kebijakan yang berlaku di Kedeputian Bidang IPT LIPI.
4.
Anggaran Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI secara aktif mencari peluang anggaran di luar anggaran DIPA untuk mendukung program kegiatan. Secara aktif menjalin peluang kerja sama kegiatan yang sumber pendanaannya murni dari negara yang bersangkutan atau sharing pendanaan
2.4
Strategi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
14
Strategi yang diterapkan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam mencapai target kinerja sesuai rencana strategis yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1.
Memanfaatkan berbagai pengalaman, kemampuan dan jejaring yang telah dibangun selama ini serta memperkuat kompetensi inti dan SDM,
2.
Melakukan pembaharuan sarana penelitian terutama sarana laboratorium di Bidang Pengembangan Teknologi, serta membangun dan merevitalisasi prasarana riset yang telah usang dan kurang bermanfaat.
3.
Mengarahkan penerapan
dan
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan
pengembangan
dan
di berbagai kegiatan dan bidang-bidang sehingga beberapa kegiatan
tertentu dapat dilakukan bersama dan menuju ke target yang disepakati, 4.
Peningkatan kerja sama dengan pihak lain untuk dapat menghasilkan i) produk yang dapat dimanfaatkan oleh industri ataupun masyarakat luas, dan ii) menghasilkan penemuan bernilai yang dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2.5
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015 Pada tahun 2015, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI melaksanakan penelitian
sebanyak 8 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 4 bidang pangan (2 kegiatan pengembangan rekayasa proses dan 2 kegiatan pengembangan rekayasa alat), 2 kegiatan teknis mendukung kelembagaan, 1 kegiatan alih teknologi dan 1 kegiatan diseminasi hasil litbang (seminar). Kedelapan kegiatan tersebut dikelompokan dalam kelompok program Tematik. Selain itu, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI juga melaksanakan 6 kegiatan alih teknologi melalui program Iptekda yang keseluruhan program diatas dibayai oleh DIPA Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Secara rinci topik dan jenis kegiatan di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 disajikan sebagai berikut :
A.
Kegiatan Tematik 1.
Peningkatan Peran Stasiun Alih Teknologi
Praya Dalam Pengembangan Produk
Unggulan Berbasis Pelaku Usaha Lokal di Nusa Tenggaran Barat, Penanggung Jawab Kegiatan : Yanu Endar Prasetyo;
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
15
2.
Penerapan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Berbasis Potensi Lokal unggulan di Provinsi Bengkulu (Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupateb Bengkulu Utara), Penanggung Jawab Kegiatan : Diki Nanang Surahman;
3.
Perancangan Pengering Infra Red serbaguna berbahan Bakar Biogas untuk Pengeringan Produk Pertanian, Penanggung Jawab Kegiatan : Ari Rahayuningtyas;
4.
Pengembangan Produk Pangan Berbasis Ripe Banana Flour untuk mendukung Ketahanan Pangan, Penanggung Jawab Kegiatan : Achmat Sarifudin;
5.
Pengambangan Produk Tepung Umbi Termodifikasi Sebagai Bahan baku Tepung Komposit Siap Pakai (Ready To Use Flour Mix) untuk meningkatkan Nilai Tambah (Economic Value Added) Umbi-Umbian, Penanggung Jawab Kegiatan : R. Cecep Erwan A;
6.
Inkubasi Teknologi (Agribisnis Hidroponik dan pakan) Sebagai Media Promosi Alih Teknologi di Stasiun Lapangan Dawuan, Pusbang Teknologi Tepat Guna LIPI, Penanggung Jawab Kegiatan : Yusuf Andriana;
7.
Rancang Bangun Pencetak Coco-cup Tenaga Hidrolik, Penanggung Jawab Kegiatan : Agusto WM;
8.
Konferensi Lembaga Litbang dan Seminar TTG Mendukung Daya Saing Bangsa, Penanggung Jawab Kegiatan : Achmat Sarifudin
B.
Kegiatan IPTEKDA 1.
Pengembangan Agribisnis Olahan Buah melalui Implementasi Strategi Pemasaran dan Teknologi Pengemasan di Kabupaten Subang, Penanggung Jawab Kegiatan : Nur Kartika Indah Mayasti, S.T.P;
2.
Pengembangan Usaha Agribisnis Berbasis Lidah Buaya di Usaha Kecil Mikro Sari Kumetap di Kabupaten Subang, Penanggung Jawab Kegiatan : Nurhaidar Rahman, S.P;
3.
Pengembangan Agribisnis Unggulan Berbasis Inovasi Teknologi Komoditas Kopi di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Penanggung Jawab Kegiatan : Hendarwin M. Astro;
4.
Pengembangan Usaha Mitra UKM Olahan Hasil Laut di Kabupaten Belitung, Penanggung Jawab Kegiatan : Ir. Arie Sudaryanto;
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
16
5.
Pengembangan Usaha Mitra Kerja UKM Mete dan Kopi di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur, Penanggung Jawab Kegiatan : Dra. Carolina, M.Sc;
6.
Efisiensi Pengelolaan Tambak Udang melalui Automatisasi dan Aplikasi Sistem Online Monitoring Kualitas Air di Kepulauan Bangka Belitung, Penanggung Jawab Kegiatan : Yudi Yuliyus Maulana, M.T
Uraian Singkat Pelaksanaan Kegiatan A. TEMATIK 1.
Peningkatan Peran Stasiun Alih Teknologi Praya Dalam Pengembangan Produk Unggulan Berbasis Pelaku Usaha Lokal di Nusa Tenggaran Barat Keberadaan Stasiun Alih Teknologi Tepat Guna di Praya, Lombok Tengah, merupakan potensi
yang perlu terus dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna (Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna) LIPI khususnya dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah umumnya. Keberadaan Stasiun Alih Teknologi Tepat Guna tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas unggulan berbasis potensi lokal. Selama ini, NTB dikenal dengan jargon “Pijar” (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai fokus komoditas unggulannya. Namun demikian, dari hasil pemetaan potensi unggulan Non-Pijar di Kabupaten Lombok Tengah menggunakan metode Static Location Quotient (SLQ) menunjukkan bahwa potensi unggulan daerah ini antara lain : Blewah (LQ:6,79), Melon (LQ:5,96) dan Semangka (LQ:4,16). Potensi buah-buahan yang melimpah ini penting untuk dikembangkan lebih lanjut mengingat Lombok Tengah merupakan pintu masuk wisatawan pasca dibukanya bandara internasional lombok di Praya. Kegiatan Tematik berjudul “Peningkatan Peran Stasiun Alih Teknologi Praya dalam Pengembangan Produk Unggulan Berbasis Pelaku Usaha Lokal di Nusa Tenggara Barat” ini berupaya menyentuh komoditas unggulan alternatif tersebut agar mampu melahirkan produk unggulan baru yang menjadi unggulan Kabupaten Lombok Tengah melalui peningkatan kapasitas pelaku usaha (UMKM) lokal. Hasilnya, telah diintroduksikan teknologi pengolahan minuman sari buah dalam kemasan (mixed juice) berbasis potensi buah-buahan lokal tersebut kepada para kader terlatih yang merupakan pelaku usaha lokal dengan merek “D’Dare”. Disamping itu, juga dikenalkan teknologi pengolahan cookies kopi sebagai kolaborasi dengan program kegiatan Iptekda Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Dari kegiatan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
17
ini, diharapkan produk unggulan dapat dihasilkan dan berkembang menjadi icon kabupaten Lombok Tengah khususnya dan NTB umumnya.
Gambar 1.
Pelatihan Teknologi Proses Pengolahan Sari Buah (Mixed Juice)
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
18
Gambar 2. Pelatihan Teknologi Proses Pembuatan Cookies Kopi
2.
Penerapan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Berbasis Potensi Lokal unggulan di Provinsi Bengkulu (Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupateb Bengkulu Utara) Beberapa komoditas yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu antara lain
aren, kelapa, kopi, jeruk kalamansi dan tanaman sayuran. Hal ini berdasarkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan di Provinsi Bengkulu dengan lokus kegiatan di Kabupaten Rejang Lebong. Pada saat berjalannya kegiatan pada tahun 2014, pelaksanaannya berkembang seiring dengan permintaan dari Bappeda Kabupaten Bengkulu Utara.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
19
Pada tahun kedua kegiatan yang akan dilakukan adalah peningkatan kemampuan dan pembinaan UMKM pengolahan berbasis potensi lokal unggulan dengan pembinaan teknis dan pendampingan keberlajutan usaha. Kegiatan ini akan bekerjasama dengan kelompok usaha kecil menengah dan melibatkan Pemerintah Daerah setempat. Metode yang digunakan adalah pendampingan teknis (Technical Assistance). Pendekatan melalui pendampingan teknis dilakukan untuk membantu UKM dalam pemecahan masalah, apa saja yang dibutuhkan oleh UKM sehingga UKM tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan kegiatan produksinya (Christenson and Robinson, 1989). Luaran yang diharapkan dari kegiatan pada tahun 2015 adalah dokumen kajian potensi sumber daya lokal, contoh produk olahan, Kader terlatih dan, publikasi ilmiah.
Gambar 3. Pelaksanaan Kegiatan dan Contoh Produk yang Dihasilkan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
20
3. Perancangan Pengering Infra Red serbaguna berbahan Bakar Biogas untuk Pengeringan Produk Pertanian Pengeringan ialah suatu cara/proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi panas. Pada beberapa dekade terakhir, teknologi pengeringan berkembang cukup pesat, diantaranya teknologi pengeringan infrared. Secara umum radiasi infrared berada pada 3 kisaran panjang gelombang yaitu near-infrared radiation (NIR), mid-infrared radiation (MIR) dan far-infrared radiation (FIR). Perbedaan antara radiasi ini hanya frekuensi dan panjang gelombang radiasi infrared dibagi menjadi tiga kelas menurut panjang gelombangnya yaitu near infrared (NIR) 0,78-1,4 μm, mid infrared (mid-IR) : 1,4 – 3 μm, dan far infrared (3 – 1.000 μm). Pada kegiatan tematik dengan judul rancang bangun pengering infrared ini menggunakan burner dengan panjang gelombang pendek sekitar 1425 -1645 nm diukur menggunakan alat Optic Spectrum Analyser (pengukuran di lakukan di Puslit Fisika Serpong). Manfaat energi biogas sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Potensi pengembangan biogas di Indonesia masih cukup besar. Rancang bangun alat pengering infrared serbaguna untuk pengeringan produk-produk pertanian dengan bahan bakar biogas ini, merupakan terobosan baru dalam rancang bangun peralatan pengolahan pangan yang bersumberkan energi terbarukan sehingga diharapkan dapat membantu pengembangan usaha-usaha pengolahan pangan khususnya di daerah pegunungan dan pulau terpencil dengan keterbatasan akses energi listrik dan gas dari pemerintah, namun memiliki potensi peternakan yang dapat digunakan dalam membangkitkan energi dari biogas. Kegiatan diawali dengan tahap penyusunan teknis kegiatan penelitian, perancangan pengering inframerah, konstruksi dan pengujian pengering inframerah, pembuatan karya tulis ilmiah, monev dan pelaporan. Tahap rancang bangun dan konstruksi meliputi rancang bangun mekanik, yaitu membuat rancangan, perhitungan dan desain detail pengering inframerah secara menyeluruh. Tahap modifikasi spuyer dan selongsong pada burner yaitu dengan dilakukan modifikasi memperbesar lubang spuyer ukuran 3 mm dan dipasang selongsong dengan bukaan ukuran 16 mm sehingga biogas mampu menghidupkan dan menyalakan burner. Tahap rancang
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
21
bangun elektrik yaitu membuat rancangan, perhitungan dan desain detail dari sistem kontrol suhu dan kelambaban untuk ruang pengering. Tahap perhitungan berapa bahan bakar biogas yang dierlukan untuk bisa digunakan dalam pengeringan produk dan ketersediaan bahan bakar biogas. Tahap pengujian meliputi beberapa hal yaitu, uji performansi pengering dengan beban kosong dengan membandingkan bahan bakar yang digunakan LPG dan biogas, uji ini subyek yang diujikan adalah suhu, RH (kelembaban) dan aliran gas. Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa suhu yang dicapai saat pengeringan dengan menggunakan bahan bakar biogas ataupun LPG besarnya tidak berbeda secara signifikan, RH yang dicapai saat pengeringan dengan menggunakan bahan bakar biogas ataupun LPG besarnya tidak berbeda secara signifikan, sedangkan jumlah aliran gas yang dicapai saat pengeringan dengan menggunakan bahan bakar biogas ataupun LPG besarnya berbeda. Uji performansi sistem elektrik untuk mengetahui sebaran suhu dan kelembaban pada ruang pengering, pengamatan ini bertujuan untuk menguji parameter teknis yang terkait dengan unjuk kerja sistem elektrik pada pengering meliputi sebaran suhu dengan konveksi paksa menggunakan kipas mekanik. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa sebaran suhu relatif rata dan tidak terdapat perbedaan yang jauh (masih dalam batas toleransi). Uji performansi pengering dengan menggunakan bahan bakar biogas dan LPG untuk mencapai suhu air mendidih, dari data ini dapat diketahui bahwa dengan menggunakan bahan bakar biogas waktu pemanasan lebih lama (untuk mencapai suhu tertentu yang ditentukan (97°C) jika dibandingkan dengan bahan bakar LPG, biogas kurang lebih 2 kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan LPG, hal ini dikarenakan nilai kalor bakar (heating value) yang berbeda. Nilai kalor bakar adalah jumlah energi panas yang terlepas untuk tiap satu satuan massa bahan bakar. Kalor bakar LPG = 54 Mj/kg, sedangkan kalor bakar metana 22.7 Mj/Kg. Uji performansi yang belum dilakukan adalah uji menggunakan beban dengan bahan bakar biogas, uji ini rencana akan dilaksanakan pada tahun kedua. Adapun bahan yang akan diujikan adalah produk pertanian. Output yang telah dicapai pada kegiatan ini adalah satu buah prototype pengering inframerah, satu buah paten terdaftar, satu buah jurnal nasional terakreditasi yang telah terbit (September 2015) dan dua buah prosiding nasional yang telah diseminarkan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
22
Gambar 4. Pembuatan Pengering Infra Red
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
23
4. Pengembangan Produk Pangan Berbasis Ripe Banana Flour untuk mendukung Ketahanan Pangan Pisang merupakan salah satu bioresources potensial untuk dikembangkan sebagar sumber pangan karena kaya akan karbohidrat dan kandungan nutrisi dalam rangka mendukung ketahanan pangan. Selama ini penelitian mengenai tepung pisang telah dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna yaitu pada tahun 2011-2014 dengan membuat tepung pisang mentah dari pisang nangka dan diaplikasikan pada produk food bar. Penggunaan tepung pisang mentah secara sensori memiliki warna coklat, tidak berasa, dan tidak memiliki aroma pisang. Pada penelitian ini akan dikembangkan tepung pisang berbahan dasar pisang matang. Tepung ang matang memiliki keunggulan dibandingkan tepung pisang mentah yaitu lebih mudah dicerna dan sensoris yang lebih baik. Dalam upaya meningkatkan mutu tepung pisang matang, maka dalam penelitian ini akan dilakukan fortifikasi zat mikro yaitu folat dan kalsium mengingat kedua zat mikro ini adalah zat mikro yang penting bagi tubuh. Fortifikasi pada tepung pisang matang dianggap perlu mengingat bahwa tepung pisang matang diharapkan menjadi merupakan bahan karier yang pontensial dan banyak digunakan untuk membuat berbagai produk makanan yang dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini akan dilakukan selama empat tahun, tahun pertama (2015) akan dilakukan Pengembangan Proses dan Identifikasi Sifat Fisikokimia dan Rheologi Ripe Banana Flour, tahun kedua (2016) : Pengembangan Produk Olahan Pangan Berbasis Ripe Banana Flour untuk Mendukung Ketahanan Pangan, tahun ketiga (2017) : Perancangan dan Peningkatan Kapasitas Produksi Produk Olahan Pangan Berbasis Ripe Banana Flour, dan tahun keempat (2018) Implementasi Teknologi Proses Produksi Olahan Pangan Berbasis Ripe Banana Flour. Penelitian pada tahun pertama ini dilakukan dengan tahapan penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung pisang pada berbagai tingkat kematangan buah pisang, verifikasi proses pembuatan tepung pisang, dan penetapan kondisi operasi pembuatan tepung pisang, Tepung pisang yang dihasilkan selanjutnya dianalisa sifat fisikokimia dan organoleptiknya untuk dipilih sebagai perlakuan terbaik dalam penelitian utama. Pada penelitian utama dilakukan peningkatan mutu tepung pisang matang dengan penambahan bahan fortifikan. Selain itu juga dilakukan penamabahan antikempal untuk memperbaiki sifat tepung pisang matang yang higroskopis. Analisa yang dilakukan selama penelitian utama adalah retensi kandungan mineral sumber fortifikasi selama proses pembuatan tepung pisang matang. Analisa penggunaan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
24
antikempal dilakukan dengan analisa kadar air dan aw (aktifitas air) selama 21 hari dengan pengamatan setiap 3 hari dengan suhu penyimpanan refri, suhu ruang, dan suhu 40°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tepung pisang matang dibuat dari bahan baku pisang ambon matang dengan tingkat kematangan ¾ matang dengan karakteristik tingkat kematangan dengan nilai warna hijau kekuningan dengan tekstur lunak (0,2-0,3 mm/gr.s),TAT 0,37- 0,4%, total gula 11-15%, dan secara sensori layak konsumsi. Secara garis besar proses pembuatan tepung pisang matang mengikuti SOP sebagai berikut : pemilihan pisang dengan tingkat kematangan tertentu, pengupasan, pembuburan, pengeringan dengan menggunakan cabinet dryer 55oC selama 24 jam, penyimpanan beku 20-24 jam, penepungan dan pengemasan. Tepung pisang matang terbaik dihasilkan tanpa penambahan bahan pengisi seperti dextrin dan putih telur. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa penambahan buih putih telur meningkatkan kadar protein (10,40%) dan kadar abu (2,97%) tepung pisang matang, serta meningkatkan nilai pH (4,97), dan WHC pada Suhu 40°C (0,85) dan WHC pada suhu 80oC (1,81). Penambahan dekstrin meningkatkan kandungan karbohidrat (87,07%) dan TPT (6,37°briks). Tepung pisang matang tanpa perlakuan menghasilkan tepung pisang dengan kadar air dan kadar lemak tertinggi yaitu 9,08% dan 0,34%, serta rendemen, derajat putih dan skor peneriman sensori tertinggi yaitu 18,42%, 26, 24%, dan 4,93. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa penambahan dekstrin dan buih putih telur tidak meningkatkan fisik seperti rendemen, derajat putih, tetapi meningkatkan nilai Ph, TPT, dan WHC serta penerimaan sensori tepung pisang matang. Penambahan dektrin dan buih putih telur meningkatkan nilai gizi dari segi kandungan protein, abu, dan lemak tepung pisang matang. Sehingga tepung yang digunakan untuk penelitian utama adalah tepung pisang kontrol. Terhadap tepung pisang kontrol selanjutnya dilakukan peningkatan mutu produk baik dari segi peningkatan nutrisi dan sifat fisik tepung pisang. Peningkatan nutrisi tepung pisang dilakukan dengan teknologi fortifikasi. Fortifikan yang ditambahkan pada pembuatan pisang matang adalah folat dan kalsium. Folat yang ditambahkan sebesar 0,92% dan kalsium 1,77% dihitung berdasarkan nilai AKG. Penambahan folat meningkatkan kandungan folat tepung pisang matang menjadi 3532mcg/100gr dan penambahan kalsium meningkatkan kandungan kalsium tepung pisang matang menjadi 890mg/100gr. Proses pembuatan tepung pisang seperti pembuburan, pengeringan dengan menggunakan cabinet dryer 55°C selama 24 jam, penyimpanan beku 20-24 jam, dan penepungan tidak mempengaruhi kandungan folat dan kalsium yang ditambahkan.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
25
Perbaikan sifat fisik tepung pisang matang yang dilakukan untuk mengatasi sifat higroskopik tepung pisang matang dengan penambahan anti kempal yaitu 3 anti kempal yang ditambahkan yaitu : trikalsium fosfat, magnesium karbonat, dan kalsium karbonat. Penambahan anti kempal ini selain memperbaiki tekstur tepung pisang matang juga menaikkan nilai gizi dari segi kandungan mineral pisang matang yang dihasilkan. Secara umum penggunaan antikempal mampu mempertahankan kadar air dan nilai aw tepung pisang matang. Secara fisik penggunaan antikempal magnesium karbonat menghasilkan tepung pisang yang tidak menggumpal pada penyimpanan suhu ruang, suhu refri, dan pada suhu 40°C
5. Pengambangan Produk Tepung Umbi Termodifikasi Sebagai Bahan baku Tepung Komposit Siap Pakai (Ready To Use Flour Mix) untuk meningkatkan Nilai Tambah (Economic Value Added) Umbi-Umbian Permintaan dan kebutuhan terigu di dalam negeri terus meningkat setiap tahunnya. Terigu merupakan hasil olahan biji gandum (Triticum sp.) yang biasanya digunakan untuk bahan baku produk pangan, seperti: mi (mi instan, mi kering, mi basah), biskuit, roti, cake, pasta dan bahan pangan lainnya. BPS (2011) menyatakan bahwa terigu merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Hal ini ditunjukan dari Impor terigu yang meningkat 275,9 persen (60,029 ton) pada tahun 2010 dan konsumsi tepung terigu nasional mencapai 3,8 juta ton dengan kenaikan sebesar 5 persen setiap tahunnya. Meningkatnya konsumsi gandum, selain disebabkan bertambahnya jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi masyarakat yang telah bergeser dari beras ke makanan berbasis tepung gandum, seperti mie dan roti sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan terigu nasional sekitar 30 persen digunakan untuk produksi mi basah dan industri kecil, 20 persen digunakan untuk produksi roti-rotian, 20 persen digunakan untuk produksi mi instan, 15 persen digunakan untuk produksi biskuit dan cake, dan sisanya sekitar 15 persen digunakan untuk gorengan dan rumah tangga (Anonim, 2009). Meskipun gandum dapat menjadi bahan pangan alternatif pengganti beras namun ketersediaannya yang tidak mencukupi justru malah menjadi permasalahan, karena Indonesia sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan gandum domestik. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri Indonesia harus mengimpor seratus persen dari negara lain, karena karena gandum merupakan tanaman subtropik. Indonesia memiliki potensi umbi-umbian, serealia, dan palawija sebagai sumber karbohidrat seperti; jagung, sorghum, ubi jalar, ubi kayu, gembili, garut, ganyong dan lain-lain.Pengembangan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
26
produksi dan diversifikasi produk umbi-umbian merupakan alternatif yang perlu ditempuh dalam mengatasi kerawanan pangan dan upaya mencapai ketahanan panganProduksi umbi-umbian terutama ubi kayu (singkong) dan ubi jalar nasional mengalami peningkatan.Pada tahun 2010 produksi ubi kayu nasional diprediksi mencapai 22.851.003 ton dengan luas panen 1.203.566 hektar.Produksi ubi jalar nasional pada tahun 2010 diprediksi mencapai 2.089.443 ton dengan luas panen 184.081 hektar (BPS RI, 2009).Pengembangan pengolahan pangan berbasis jagung dan umbi-umbian sejauh ini baru mengarah pada makanan ringan (snack), makanan tradisional, dan intermediate product (High Fructose Syrup/HFS, pati, dan sebagainya). Salah satu upaya untuk menekan laju impor terigu adalah mengembangkan tepung komposit dari bahan pangan lokal, seperti umbi-umbian lokal sebagai bahan subtitusi maupun bahan komplementer dari terigu impor. Pada penelitian akan dikembangkan tepung komposit siap pakai (TKSP) yang merupakan campuran dari dua jenis tepung atau lebih yang memiliki kelebihan antara lain lebih tahan simpan, mudah dibawa, dan praktis dalam penggunaannya. TKSP dapat digunakan sebagai bahan baku produk bakeri (bakery product), bahan baku produk makanan ringan (snack product), bahan baku makanan tradisional, dan sebagai tepung pelapis pada produk gorengan. Keunggulan produk ini adalah mengkombinasikan beberapa tepung umbi-umbian dengan mengganti seluruh atau sebagian porsi terigu dalam formulasinya, sehingga dapat meningkatkan nilah tambah ekonomis (economic value added) produk umbi-umbian lokal. Setiap jenis umbi-umbian diduga memiliki sifat dan karakter yang berbeda, dan pada proses pengolahan menjadi tepung terjadi beberapa perubahan sifat fisikokimia dari umbi-umbian tersebut, sehingga diperlukan modifikasi proses pengolahan untuk meningkatkan sifat fisikokimia dan fungsional dari tepung umbi-umbian. Tepung umbi-umbian yang akan dikembangkan meliputi umbi mayor (ubi kayu dan ubi jalar) dan beberapa umbi minor spesifik lokal, seperti umbi suweg, gembili, ganyong, dan sebagainya. Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan selama empat tahun, dengan sasaran pada tahun pertama yaitu terwujudnya lima jenis tepung umbi-umbian lokal (dua umbi mayor dan tiga umbi minor) yang sudah termodifikasi dan tepung komposit siap pakai untuk dua jenis produk pangan yang sudah teruji sifat fisiko-kimia, sifat fungsional, organoleptiknya; sasaran pada tahun kedua yaitu terwujudnya pengembangan formulasi tepung komposit siap pakai untuk tiga jenis produk pangan dan optimasi proses produksinya (kondisi operasi, neraca massa, alur proses, analisis kelayakan, dan masa simpan) pada skala laboratorium; sasaran pada tahun ketiga yaitu terwujudnya rancangan scale up proses produksi tepung umbi termodifikasi sebagai bahan baku
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
27
utama tepung komposit siap pakai dari skala laboratorium ke skala pilot (kondisi operasi, neraca massa, alur proses, analisis kelayakan); sasaran tahun keempat yaitu terwujudnya implementasi teknologi proses produksi ke UKM pengguna.
Gambar 5. Proses pembuatan pengering gasolek 6.
Inkubasi Teknologi (Agribisnis Hidroponik dan pakan) Sebagai Media Promosi Alih Teknologi di Stasiun Lapangan Dawuan, Pusbang Teknologi Tepat Guna LIPI Proses alih teknologi merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasi
teknologi tepat guna di daerah. Proses alih teknologi juga sangat menentukan keberhasilan implementasi teknologi di daerah. Sebagai Center of Excellent (CoE) kegiatan teknologi tepat guna di Indonesia, Pusbang Teknologi Tepat Guna-LIPI membutuhkan unit khusus yang menangani inkubasi teknologi dan bisnis, khususnya yang berbasis teknologi tepat guna sehingga teknologi dan bisnis yang akan diimpementasikan dapat berjalan dengan baik. Proses inkubasi adalah proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh inkubator kepada peserta inkubasi (tenant). Pada tahun 2005 telah dibentuk Unit Pengembangan Inkubator Teknologi dan Agrobisnis ”PATNA” di Stasiun Lapangan Dawuan. Namun secara organisasi belum berjalan dengan baik dan dari sisi legal-formal belum mendapatkan perizinan dari pihak terkait. Sehingga diperlukan studi dan analisis mendalam untuk perbaikan dalam rangka pengembangan inkubator teknologi dan bisnis yang embrionya telah ada. Analisis terhadap business process (tata laksana) jalanya inkubator teknologi dan bisnis yang telah ada perlu dikaji secara mendalam, sehingga
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
28
permasalahan yang muncul, mengapa unit yang dibentuk kurang berfungsi dapat dideteksi dan usulan perbaikan terhadap business process (tata laksana) baru yang akan diimplementasikan. Business Process Reengineering (BPR) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menangkap permasalahan terkait business process (tata laksana) pada suatu perusahaan/lembaga, kemudian dilakukan reenginering (re-rekayasa) sehingga diharapkan menghasilkan perbaikan-perbaikan agar sebuah perusahaan/lembaga dapat berjalan dengan baik. Tahapan penelitian pada kegiatan ini merujuk pada proses BPR yang diusulkan oleh Furrey (1993), yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) pemetaan sarana dan prasarana yang telah ada Stasiun Lapangan Dawuan, (3) membuat pernyataan tujuan (vision, mission, and goal)), (4) menentukan sasaran stakeholder (pengguna) dalam hal ini tenant (wirausaha atau calon wirasusaha di sekitar Subang), (5) mengkajibusiness process(tata laksana) jalanya inkubator teknologi dan bisnis saat ini, (6) melakukan benchmarking(studi banding) terhadap inkubator teknologi dan bisnis yang telah ada, (7) memprioritaskan kegiatan yang nantinya akan dilakukan di unit inkubator teknologi dan bisnis, (8) mendesain tata laknsana (business process) yang baru sebagai usulan perbaikan, (9) implementasi tata laksana yang baru pada inkubator teknologi dan bisnis di dawuan, dan (10) evaluasi kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kondisi stagnan ”mati suri” nya stasiun lapangan Dawuan, antara lain: (a) pendanaan, (b) kesinambungan program, (c) sarana prasarana kurang memadai, (d) sumberdaya manusia, (e) SOP/method yang kurang jelas. Untuk mengaktifkan kembali stasiun lapangan Dawuan diperlukan visi yang kuat, dalam hal ini tujuan dari pengakifan kembali stasiun lapangan Dawuan yaitu ”sebagai pusat pelatihan teknologi hidroponik, pakan , dan energi biomassa”. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang jangka menengah (5
tahun).
Untuk menarik minat stakeholder, salah satu bentuk usaha yang bisa dilakukan di stasiun Lapangan Dawuan adalah agribusiness hidroponik dan pakan. Saat ini telah diaktifkan kegiatan hidroponik dan teknologi pakan untuk memperkenalkan Stasiun Lapangan Dawuan sebagai stasiun alih teknologi Pusabang TTG-LIPI.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
29
Gambar 6. Pertanaman pakcoy menggunakan sistem DFT di stasiun lapangan Dawuan
7.
Rancang Bangun Pencetak Coco-cup Tenaga Hidrolik Produksi buah kelapa Indonesia mencapai 15 miliar butir/tahun. Jika dilihat dari sebaran
jumlah usaha penguraian serat sabut kelapa, maka jumlah produksi serat sabut kelapa serat sabut mencapai 72.000 ton/tahun dan coco dust 198.000 ton/tahun. Sebanyak 90% serat sabut
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
30
kelapa Indonesia diekpor dalam bentuk bahan baku dan sisanya diolah menjadi bahan jadi di dalam negeri. Dari jumlah tanaman kelapa di Indonesia masih belum nampak pemanfaatan limbah berupa sabut kelapa secara optimal. Pengembangan peralatan, khususnya untuk mendukung pemanfaatan potensi daerah khususnya sabut kelapa merupakan suatu keniscayaan. Hal ini terutama pemanfaatan potensi yang dipandang tidak bermanfaat sementara memiliki pangsa pasar yang luas perlu dilakukan. Telah dihasilkan satu prototipe alat untuk membuat pot nurseri yang disebut sebagai Cocopot merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan. Diharapkan dengan berhasilnya alat pembuat pot ini dapat membuka peluang lahirnya produsen Cocopot dan manufaktur alat untuk membuat Cocopot, dalam upaya juga menuju zero waste industri masyarakat dalam pengolahan lanjut sabut kelapa.
Gambar 7. Proses Pembuatan Cocopot
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
31
8.
Konferensi Lembaga Litbang dan Seminar TTG Mendukung Daya Saing Bangsa Sistem pertanian berkelanjutan merupakan fokus utama untuk mengembangkan ekonomi
bagi kebnyakan negara-negara berkembang. Bagaimanapun kebanyakan masyarakat yang bergantung pada sector pertanian hidup dalam keadaan miskin dan terisolasi dari berbagai bentuk kemajuan IPTEK. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan diperlukan adanya upaya percepatan pembangunan melalui pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Pengembangan pertanian berkelanjutan dapat dioptimalkan melalui pemanfaatan teknologi. Teknologi merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan kemajuan dalam bidang pertanian. Hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi yang ada saat ini belum semua dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani dan pelaku usaha dalam bidang tersebut. Kurangnya pemanfaatan teknologi-teknologi dalam bidang pertanian dapat disebabkan oleh banyak factor yang salah satunya mungkin karena kurangnya informasi yang diterima masyarakat. Teknologi-teknologi yang ada termasuk di dalamnya teknologi tepat guna harus melalui proses alih teknologi agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Proses alih teknologi diantaranya didahului dengan proses diseminasi. Beberapa strategi dapat diterapkan dalam pembanguna pertanian yang berkelanjutan. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. International Conference on Appropriate Technology Development 2015 dirancang untuk menghasilkan strategi tertentu terkaitan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam bidang pertanian. Konferensi ini dilaksanakan guna : 1.
Mempromosikan,
mendokumentasikan,
menyebarkan
dan
mentransfer
pengetahuan, pendidikan, penelitian, pengembangan dan implementasi teknologi tepat guna. 2.
Fokus pada kontribusi teknologi tepat guna untuk menghasilkan kebijakan yang mendukung pembangunan ramah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
3.
Menyediakan forum untuk membangun jejaring terkait pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pembangunan bidang pertanian yang berkelanjutan
Kegiatan ini tergabung dengan kegiatan kedeputian bidang IPT LIPI yaitu “Science and Technology Festival” dilaksanakan selama 3 hari yaitu hari Senin s.d Rabu, 5 – 7 Oktober 2015. Bertempat di Hotel Aston Tropicana Bandung Jl. Cihampeulas no. 125 Bandung. Acara konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Science weeks Festival yang diselenggarakan oleh
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
32
Kedeputian Bidang IPT LIPI. Rangkaian kegiatan konferensi dilaksanakan selama 2 (dua) hari dengan urutan pelaksanaan secara umum sebagai berikut :
Tabel 5. Jadwal pelaksanaan ICATDev 2015 hari pertama DAY 1 OCTOBER 5th, 2015 07:00 - 08:30 Registration 08:30 - 08:45 Safety Information 08:45 - 10:00 Opening Session Report by Conference Chair Introductory Notes by Deputy Engineering Sciences LIPI Welcoming Address by Chairman Indonesian Institute of Sciences 10:00 - 12:00
12:00 - 13:00 13:00 - 14.30 14:30 - 15:00 15:00 - 16.20
Orchid (8th floor) Royal Palm 123 (8th Floor) Royal Palm 123 (8th Floor) of of
Keynote Speech Royal Palm 123 (8th Floor) Keynote Speaker from CERN (under confirmation) Emerging “Internet of Things”: Realizing and Policy Perspective by Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar-The Ministry of Communication and Information Technology, Indonesia Sustainability in Practice by Dr. Alan Owen Robert Gordon University, UK Advanced Functional Materials by Prof. NicoVoelcker - Flinders University, Australia Lunch & Exhibition Foyer Alamanda 345 (2nd Floor) Scientific Paper Presentation 1 Orchid 1&2 (8th floor) Coffee Break Scientific Paper Presentation 2 Orchid 1&2 (8th floor)
Tabel 6. Jadwal pelaksanaan ICATDev 2015 hari kedua DAY 2 OCTOBER 6th, 2015 07:00 - 08:00 Registration + Coffee Break 08:30 - 11:00 Keynote Speech + Discussion
Orchid 1&2 (8th floor) Orchid 1&2 (8th floor)
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
33
DAY 2 OCTOBER 6th, 2015 1. Prof. Dr. Suwit Laohasiriwong 2. Dr. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc Moderator: Carolina, M.Sc 11:00 - 12:00 Scientific Paper Presentation 3 12:00 - 13:00 13:00 - 14:30 14:30 - 15:00
Lunch & Exhibition Scientific Paper Presentation 4 Closing Ceremony
Foyer Alamanda 345 (2nd Floor) Orchid 1&2 (8th floor) Orchid 1&2 (8th floor)
Gambar 8. Sesi Talk Leader: Pembicara Dr. AKmadi Abbas dan Dr. Shuvit L.; Moderator : Dra. Carolina
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
34
B. IPTEKDA 1. Pengembangan Agribisnis Olahan Buah melalui Implementasi Strategi Pemasaran dan Teknologi Pengemasan di Kabupaten Subang Buah-buahan merupakan komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh segala lapisan masyarakat, selain karena nilai gizi dan sifat fungsionalnya yang sangat bermanfaat bagi proses metabolisme tubuh, juga dalam kaitannya dengan hal sistem ketahanan pangan yang sekarang menjadi program prioritas nasional baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Pemanfaatan buah-buahan tidak terbatas pada kebutuhan konsumsi segar, namun juga penganekaragaman produk berbasis buah-buahan menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang program ketahanan pangan tersebut. Hal lain yang sangat berpengaruh dalam hal proses penganekaragaman produk berbasis buah-buahan adalah karena sifat dari buah-buahan itu sendiri, yaitu rata-rata umur simpan buah segar yang sangat singkat berkisar 2-3 hari setelah buah matang optimal, kerusakan yang terjadi adalah tekstur buah akan melunak dan pembusukan buah pun akan sangat cepat terjadi. Oleh karena itu penanganan pasca panen yang tepat dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan buah tersebut. Diharapkan dengan penanganan pascpanen hasil pertanian ini akan lebih meningkat sehingga daya tahan dan harga jual akan lebih baik. Salah satu penanganan pasca panen adalah dengan pengolahan menjadi produk olahan makanan yang dikemas menarik dan siap di pasarkan kepada konsumen. Hal ini merupakan solusi yang tepat agar buah dapat disimpan lebih lama, sehingga hasil panen yang berlimpah dapat terselamatkan, dengan tentunya tetap memperhatikan cara pengolahan yang baik dan aman, pengemasan yang tepat, serta penyimpanan yang baik. Mutu produk olahan buah-buahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pemilihan bahan baku dan bahan tambahan makanan yang digunakan, cara atau teknologi pengolahannya, serta cara pengemasannya. Diantara sekian banyak buah-buahan yang ada di Indonesia, yang menjadi trend dan kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsinya adalah Jambu Biji Merah, selain karena memiliki nilai gizi yang tinggi, jambu biji merah juga seringkali dipergunakan untuk mempercepat penyembuhan salah satu penyakit yaitu Demam Berdarah Dengue. Jambu biji merah (Psidium guajava) merupakan salah satu jenis tanaman buah perdu yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Kapasitas produksi jambu biji terbesar di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010 adalah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, NTB
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
35
dan Sulawesi Selatan. Pada umumnya buah jambu biji dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam bentuk segar, namun untuk menanggulangi produksi yang berlimpah dan juga untuk meningkatkan nilai tambah dari jambu biji tersebut, maka dilakukan proses pengolahan pasca panen menjadi produk-produk olahan pangan berbasis jambu biji seperti sari buah, sirup, manisan, selai, dodol dan produk olahan lainnya. SMK
Negeri 2 Subang merupakan salah satu SMK unggulan di Kabupaten Subang. SMK
Negeri 2 Subang memiliki beberapa jurusan dan memiliki unit usaha untuk mendukung proses pembelajaran dan peningkatan ketrampilan praktek sesuai dengan bidang kejuruannya. Pemasaran produk dari unit usaha tersebut dipasarkan oleh CV. Stempert Entreprise. Jenis usaha yang ada : wiring harness, finishing good manufacture untuk bidang teknik otomotif dan permesinan; budidaya dan holtikultura untuk kelompok Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Produk Pangan dikelola oleh Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (THP). Hasil dari kegiatan produktif tersebut akan digunakan untuk peningkatan kapasitas pendidikan para pelajar di SMK Negeri 2 dalam bentuk pemberian beasiswa bagi pelajar. Produk pangan yang diproduksi unit usaha jurusan THP antara lain tahu, sosis, air minum dalam kemasan (AMDK), dan minuman sari buah dalam kemasan cup. Produk-produk ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan internal SMK 2 yakni para siswa, produk oleh-oleh bagi tamu kunjungan dari luar SMK 2, serta konsumen masyarakat umum dan memenuhi permintaan kebutuhan minuman bagi pegawai pabrik di sekitar kawasan Kabupaten Subang. Selain dari segi profit, keberadaan unit usaha tersebut menjadi faktor penting untuk meningkatkan kemampuan para pelajar dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Pelajar di SMK disiapkan untuk menjadi tenaga kerja handal yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Saat ini kapasitas produksi minuman sari buah Juicy Stempert masih terbatas yakni hanya 500 cup per hari dengan waktu produksi 2 kali dalam satu minggu. Terbatasnya kapasitas produksi salah satunya disebabkan oleh keterbatasan kapasitas peralatan produksi, mesin pengemas dan bahan kemas. Design kemasan masih belum spesifik untuk satu jenis produk. Minuman sari buah nanas, mangga, jambu masih menggunakan satu design kemasan cup dan lid yang sama. Gambar buah dalam label kemasan cup terdapat gambar aneka buah belum spesifik gambar buah sesuai minuman sari buah yang dikemas. Salah satu alternatif solusi untuk memecahkan kendala tersebut maka perlu adanya penambahan modal untuk pembelian bahan kemasan mulai dari cup, top seal, kardus untuk produk sari buah jambu. Sedangkan kebutuhan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
36
mesin peralatan produksi dan pengemas bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI yang memiliki Pilot Plant Pengolahan Sari Buah sebagai sarana penelitian dan pengembangan produk berbasis buah-buahan yang sesuai dengan standar keamanan pangan. Pilot plant ini telah ada sejak tahun 1988. Salah satu produk yang dihasilkan adalah sari buah Jambu “Lipisari”. Pilot plant didukung dengan gedung, fasilitas mesin peralatan produksi, tenaga ahli, SOP (Standar Operating Procedure), instalasi listrik, air, boiler berbahan bakar solar untuk menunjang kegiatan produksi pada skala pilot (percontohan). Dengan adanya kegiatan produksi ini dapat bermanfaat untuk sarana percontohan bagi masyarakat atau pengguna teknologi untuk meningkatkan penguasaan teknologi pengolahan sari buah. Adanya kendala usaha yang dihadapi oleh unit usaha sari buah Stempert SMK 2 Subang, untuk itulah diusulkan kegiatan IPTEKDA tahun 2015 bekerjasama dengan CV. Stempert Entreprise SMK Negeri 2 Subang sebagai mitra penerima manfaat IPTEKDA dengan judul kegiatan “Pengembangan Agribisnis Berbasis Olahan Buah Melalui Teknologi Kemasan dan Strategi Pemasaran”. Diharapkan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi dan kapasitas penjualan yang didukung pengemasan dan pemasaran dapat meningkatkan usaha agro berbasis olahan buah. Kendala peningkatan kapasitas produksi yang dialami Stempert diatasi melalui kerjasama (MoU) yang telah terjalin dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Subang berupa Diseminasi TTG melalui penggunaan mesin peralatan yang ada di Pilot Plant Sari Buah Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI
2.
Pengembangan Usaha Agribisnis Berbasis Lidah Buaya di Usaha Kecil Mikro Sari Kumetap di Kabupaten Subang Lidah buaya merupakan jenis tumbuhan yang mudah sekali kita temukan dan banyak
manfaatnya.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa zat yang terkandung dalam lidah buaya yaitu Antakuinon dan Kuinon, yang menghilangkan rasa sakit (Analgetik). Lidah buaya dikenal sebagai sumber Vitamin B12 dan banyak mengandung material penting bagi proses pertumbuhan dan fungsi sistem tubuh. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan UKM melalui teknologi proses lewat pengoperasian peralatan mesin, teknik produksi olahan lidah buaya dan teknik kultur jaringan skala rumah tangga. Strategi pemasaran beroriantasi pada produk dan pasar, artinya UKM harus bersikap aktip dan kreatif dalam mmenemukan kegunaan tambahan diluar fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Kegiatan ini terdiri dari persiapan bahan baku dengan cara mengintroduksi teknologi kultur
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
37
jaringan skala rumah tangga dan pembuatan formulasi yang lebih baik dari sebelumnya serta pengujian skala loboratorium dengan menganalisis hasil produk yang telah dihasilkan juga melalukan kajian tekno ekonomi dan analisa kelayakan usaha. Dari ke tiga produk yang ada dalam kegiatan iptekda ini yaitu herbal lidah buaya, cocktail lidah buaya dan the lidah buaya, yang diunggulkan yaitu herbal lidah buaya untuk direformulasi. Minuman herbal lidah uaya adalah minuman berbahan dasar daging lidah huaya yang direformulasi dengan bahan herbal lainya antara lain jahe, kunyit, kunir putih dan lengkuas. Minuman herbal ini memiliki kandungan lidah buaya paling besar yaitu diatas 50 %.Minuman ini memiliki karakteristik cairan yang sangat kental dengan aroma yang sangat kuat dan khas dari komponen penyusunnya.Minuman herbal berbahan dasar lidah buaya yang dihasilkan memiliki kandungan gizi dan senyawa aktif yang bersifat fungsional yang berasal dari bahan bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil uji laboratorium minuman tersebut mengandung Komponen fungsional tersebut memiliki manfaat penting bagi kesehatan tubuh.( Lihat di lampiran). Selain komponen yang telah dianalisa tersebut diatas pada minuman herbal lidah buaya diduga kuat masih mengandung senyawa fungsional lain seperti polysakarida, tannin, sterol, asam organic, enzim, saponin, vitamin, mineral, oleoresin, kurkuminoid. Produk herbal lidah buaya yang dihasilkan kemudian digunakan untuk kegiatan implementasi startegi pemasaran produk kepada konsumen. Hasil dari kegiatan ini, UKM yaitu Sari Kumetap dapat meningkatakan usahanay setelah di introduksi Teknologi dari LIPI.
3.
Pengembangan Agribisnis Unggulan Berbasis Inovasi Teknologi Komoditas Kopi di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Pengembangan usaha kecil berbasis agrobisnis merupakan strategi yang dapat membantu
optimasi potensi yang ada di wilayah sasaran. Terutama wilayah-wilayah yang masih mengandalkan sumberdaya alam atau pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Subardja dkk 1992). Optimasi sumberdaya alam dimungkinkan karena di wilayah sasaran, produksi pertanian umumnya masih dalam bentuk produk primer (hasil panen atau petik), belum dalam bentuk olahan. Pengolahan hasil pertanian atau pangan amat penting dalam meningkatkan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja di sektor pertanian. Selain itu keberadaan industri pengolahan dan pengawetan makanan sangat penting bagi kelangsungan usaha primer produk pertanian (Zulham dkk. 1998). Berdasar atas permintaan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Badan pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD) Kabupaten Lombok Barat, serta potensi pasar di Lombok Tengah
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
38
maka
perlu adanya kegiatan pengembangan produk olahan kopi melalui implementasi
teknologi tepat guna. Kegiatan ini lebih difokuskan pada pengembangan produk turunan kopi dan pendampingan dalam hal kelembagaan dan pemasaran produk kopi bubuk serta produk turnan olahan kopi. Untuk menunjang pengembangan dan kemajuan para petani, khususnya untuk petani yang bergerak dibidang produksi kopi. Maka diperlukan unit produksi dan inovasi dari perkembangan produk-produk berbasis kopi. Dimana unit produksi ini dijadikan suatu pusat percontohan sebuah industri berbasis kopi dalam skala semi produksi (pilot plant) dan untuk UKM Produsen Kopi (UKM Mule Paice) sudah berjalan baik melalui kegiatan Iptekda pada tahun 2011. Penerapan IPTEK dan peningkatan ketrampilan kewirausahaan, desain, packaging atau pengemasan, ketersediaan bahan baku dan penguatan jaringan pemasaran yang semuanya telah dijalankan pada Iptekda tahun 2011. Tahap selanjutnya pada tahun 2015 berupa kegiatan pengembangan dan penguatan kelembagaan UKM berbasis potensi unggulan kopi melalui implementasi TTG di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah – Nusa Tenggara Barat, merupakan suatu kegiatan yang lebih menitikberatkan pada kegiatan promosi serta pemasaran produk olahan berbasis kopi dan penguatan kelembagaan UKM di Dusun Prabe, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat serta pengembangan produk olahan pangan berbasis kopi kepada UKM di Dusun Bile Bante, kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.
Gambar 9. Produk Kopi UKM Mule Paice
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
39
4.
Pengembangan Usaha Mitra Kerja UKM Mete dan Kopi di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur Ber-ibukota Tambolaka, Sumba Barat Daya adalah wilayah kabupaten yang baru formal
dibentuk sejak pemberlakuan Undang Undang No 16 Tahun 2007. Seperti halnya wilayah lain di Pulau Sumba, Sumba Barat Daya yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat ini dikenali sebagai wilayah pertanian yang dicirikan oleh ekosistem savana. Mete dan kopi merupakan 2 komoditas perkebunan penting di Kabupaten Sumba Barat Daya yang sebaran pengelolaanya meliputi 4 kecamatan. Meskipun mete dan kopi merupakan komoditas perkebunan potensial yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk di Sumba Barat Daya, namun terdapat permasalahan pokok yang mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diperoleh dari keduanya, yakni masih rendahnya nilai tambah yang dapat diperoleh, sebagai akibat dari rendahnya keterampilan dalam mengolah kedua komoditas tersebut. Dengan kata lain, terdapat peluang yang besar untuk meningkatkan nilai tambah yang diperoleh masyarakat melalui introduksi teknologi yang tepat guna, khususnya pada pengolahan mete dan kopi. Harapannya, dengan adanya induksi teknologi proses, maka hasil perkebunan tidak lagi dijual dalam bentuk produk mentah, akan tetapi sudah dalam bentuk olahan primer atau pun sekunder dengan sentuhan teknologi yang tepat guna. Sebagai konsekuensi, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sehingga terbuka peluang untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui implementasi kegiatan IPTEKDA LIPI diharapkan adanya peningkatan nilai tambah bagi komoditas kopi dan mete. Juga, adanya peningkatan produksi bagi usaha kecil yang menjadi mitra binaan. Tujuan dari IPTEKDALIPI di kabupaten Sumba Barat Daya adalah: 1) Meningkatkan mutu dan kapasitas produk Mitra UKM Kopi Olahan (bubuk) dan Mete, 2) Meningkatkan mutu produk sesuai dengan standart keamanan dan kesehatan pangan (BPOM dan Sertifikat Makanan dan Minuman) produksi Mitra UKM IptekdaLIPI. Target sasaran yaitu 1 Unit UKM Pengolah Mete (UKM Deta Ate) dan 1 unit UKM Pengolah Kopi (Aroma Kopi Sumba). Untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan ini terdapat 2 metode yang akan dipergunakan, yaitu observasi dan studi kasus. Metode observasi dipilih karena metode ini memungkinkan kita untuk mengumpulkan data (baik teknis maupun non teknis) melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2007; Nawawi, 2006) dengan kriteria ‘pengamatan’ 2). yang terencana, tujuan telah ditetapkan, pencatatan akan dilakukan secara sistematik dan hasil
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
40
hasil pengamatan dapat diperiksa dan dikontrol keabsahannya. Berdasarkan permasalahan yang menjadi titik berangkat dari perancangan dan penindakan kegiatan serta karakter data dan informasi yang akan diperoleh maka studi kasus dipilih sebagai metoda kegiatan karena studi kasus memungkinkan kita untuk dapat memperoleh berbagai jawaban terkait dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa (Yin,2009) dalam situasi keterbatasan peluang untuk bisa mengelola kegiatan yang diamati. Pendekatan yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan UKM adalah pendekatan Analisa Kelayakan Usaha dan Analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness,Opportunities, Threats) biasa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan (Kuncoro,2005). Untuk memudahkan dalam implementasi analisis SWOT diperlukan konstruksi matriks SWOT, dengan mengkombinasikan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dalam pelaksanaan alih teknologi dilakukan beberapa pendekatan yaitu komunikasi intensif dengan UMKM dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya beserta dinas/instansi terkait. Juga, dilakukan kegiatan Pemetaan Potensi Peluang Pasar, Pengembangan Produk, dan Pengembangan Komunitas untuk mendapatkan gambaran kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk menganalisa ketepatgunaan teknologi yang akan diimplementasikan. Selain itu, tim peneliti bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sumba Barat Daya juga melakukan forum diskusi dengan mengundang seluruh kepala dinas yang berada dalam kelompok kerja dinas kemakmuran. Dalam diskusi ini dihasilkan beberapa point kesepakatan yang inti nya adalah bersama-sama akan bekerjasama melakukan pembinaan dan pendampingan kepada UMKM di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya sesuai tupoksi masing-masing dinas. Kegiatan alih teknologi dilakukan dalam beberapa seri pelatihan, yaitu pelatihan proses produksi, pelatihan pengemasan, instalasi peralatan dan penataan rumah produksi, serta pelatihan manajemen usaha kelompok. Pelatihan-pelatihan tersebut yang dilakukan dengan teknik learning by doing diharapkan membantu peningkatan kualitas produk sehingga dapat diterima oleh pasar yang lebih luas. Penguatan kelompok usaha juga dilakukan melalui induksi prinsip kemananan pangan yang menjadi syarat utama diperolehnya perijinan Pangan-Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan. Melalui proses komunikasi yang intensif, kedua kelompok tersebut menjadi kelompok usaha pertama di Kabupaten Sumba Barat Daya yang produk-produknya berhasil memperoleh P-IRT. Dilengkapi dengan 3). legalitas produk, kegiatan produksi dan pemasaran menjadi lebih dinamis, kerjasama dengan gerai ritel dan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
41
hotel-hotel telah berhasi dibangun sekaligus mengisi kesepakatan formal antara Bupati dengan para pengusaha dalam mengembangkan karya masyarakat lokal. Komoditas mete dan kopi mengakomodasi kehidupan 22.530 rumah tangga pekebun mete dan 17.200 rumah tangga pekebun kopi. Artinya teknologi pengolahan komoditas tersebut bilamana dirancang-kelola secara strategis setidaknya dapat menjadi sumber penghasilan keluarga yang pada akhirnya mendukung dinamika perekenomian daerah yang mensejahterakan masyarakat. IPTEKDA ini merupakan kerjasama antara Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI sebagai Pihak Kesatu dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya sebagai Pihak Kedua. Kerjasama tersebut dipayungi oleh Perjanjian Kerjasama dengan No. Pihak kesatu HK/26/2014 dan No Pihak Kedua 1441/IPT.6/KS.02/XII/2014. Selain dana IPTEKDA LIPI, Pemerintah Sumba Barat Daya juga menyediakan dana in-kind sejumlah sebesar Rp170.000.000, dan akan menyediakan dana pendamping untuk kegiatan serupa pada periode anggaran 2016-2019. Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah: a. Satu (1) unit Kelompok Usaha Pengolah Mete yaitu Deta Ate yang bernaung dalam Koperasi Rendakako b. Satu (1) unit Kelompok Usaha Pengolahan Pasca Panen Kopi yaitu Lembah Hijau c. 1 buah dokumen kerjasama yaitu Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (Bupati), d. Satu (1) paper di Seminar Internasional ICATDEV2015 yang berjudul “The Potency of Cashew Kernels Processing Activity to Encourage Community Venture in Southwest Sumba Regency in East Nusa Tenggara Province”.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
42
Gambar 10. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Alih Teknologi Pengolahan Kopi 5. Pengembangan Usaha Mitra UKM Olahan Hasil Laut di Kabupaten Belitung Produk olahan hasil laut dan lada yang telah dikembangkan melalui Program Iptekda 2015 adalah penguatan lanjutan pada Mitra Kerja IPTEKDALIPI UKM pilus rumput laut, ikan teri krispi, dan lada putih Belitung. Kelompok usaha yang telah dijadikan mitra kerja merupakan mitra
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
43
binaan Kegiatan IPTEKDALIPI tahun 2013 dan pengembangan kegiatan Mitra UKM yang belum bergabung dalam skema IPTEKDALIPI. Selain UKM tersebut juga Tim IPTEKDALIPI telah menjalin kerjasama dengan Galeri Koperasi UMKM Belitung dalam penyediaan peralatan dan bahan kemasan produk UKM binaan Dinas Koperasi. Kegunaan dari kegiatan Iptekda LIPI 2015 adalah memberikan bantuan teknologi tepat guna untuk mengembangkan usaha mitra UKM dari sisi perbaikan teknologi proses dan peralatan kerja serta label kemasan produk serta pemasaran. Pada awalnya sasaran Mitra kerja binaan IptekdaLIPI 2015 adalah 5 (lima) Unit Usaha masing-masing adalah Pilus Rumput Laut “Jaya”, Kerupuk Kulit Ikan “Dua Puteri”, Lada Bubuk “Murni, Olahan Aneka Snack Hasil Laut “A2” dan Galleri Koperasi UMKM Belitung. Namun pada akhir kegiatan ternyata dua (2) Calon Mitra UKM mengundurkan diri yaitu UKM Dua Putri dan A2. Alasan yang mereka kemukakan adalah harga alat terlalu mahal didbanding harga di pasaran dan proses pengadaan yang memerlukan waktu lama. Sehingga sampai pada akhir kegiatan ada 3 UKM yang sepakat menjalin kerjasama dengan Program IPTEKDALIPI. Dalam upaya melanjutkan pembinaan dan pendampingan kepada Mitra Kerja UKM telah dijalin kerjasama dengan Dinas Koperasi Perindag Kab. Belitung melalui Galeri Koperasi UMKM. Diharapkan dengan adanya kerjasama tersebut keberlanjutan dan kesinambungan IPTEKDALIPI di Kab. Belitung dapat terlaksana. Secara keseluruhan Program IPTEKDALIPI di Kab. Belitung diharapkan dapat menjembatani pemenuhan teknologi yang diperlukan para Mitra Kerja UKM sekaligus pemberian pendampingan dan bimbingan teknis dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha dan perbaikan mutu serta penampilan dalam kemasan dan label yang menarik serta membantu memperlancar pemasaran produk-produk mereka. Pada umumnya pada Mitra UKM IPTEKDALIPI telah mampu dan menguasai teknologi proses yang mereka telah praktekkan selama ini. Perbaikan-perbaikan yang telah mereka lakukan sesuai dengan petunjuk dari Dinas terkait terutama dalam rangkaian proses produksi yang harus mengutamakan kesehatan dan keamanan pangan. Faktor lain yang telah mereka perhatikan dalam sarana dan prasarana tempat produksi yang terjaga kebersihan dan keselamatan kerja. Saat ini para Mitra UKM IPTEKDALIPI sudah mendapatkan beberapa sertifikasi diantaranya PIRT dan Halal MUI, dengan adanya sertifikat tersebut mereka diharapkan selalu menjaga kualitas produk dan kebersihan tempat usahanya. Beberapa kesempatan pelatihan dan sosialisasi seperti Manajemen Usaha, SNI, Permodalan selalu diikutkan oleh Dinas terkait, sehingga para UKM
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
44
Mitra semakin paham akan kewirausahaan. Kegiatan pameran dan ekspo produk UKM selalu diundang dan dibiayai ke beberapa daerah antar kabupaten maupun provinsi. Teknis pemanfaatan peralatan yang berasal dari Bantuan Alihteknologi seperti Plastik Sealer telah dikenalkan sebelumnya bahkan beberapa UKM sudah menggunakannya untuk produk mereka, sehingga mereka tidak memiliki kendala dalam pemanfatan dan pemeliharaannya. Bahkan sudah ada yang mampu memperbaiki jika ada kerusakan terutama pada penggantian bagian nikelin/pemanas dan pemotongnya. Demikian juga dengan beberapa peralatan Bantuan Alihteknologi lainnya yang merupakan peningkatan dari peralatan yang seblumnya sudah mereka pergunakan, sehingga tidak banyak mengalami kesulitan untuk pengoperasian dan pemanfaatannya. Hanya dua peralatan Proses Pasca Panen Lada yang belum dapat digunakan karena masa panen lada telah lewat, sehingga peralatan belum dapat digunakan. Alat akan diujicobakan pada saat panen tiba, sekitar bulan April 2016 yang akan datang. Kegiatan Alih Teknologi Pada UKM Pilus Rumput Laut “Jaya” Mitra kerja UKM “JAYA” sebagai mitra IptekdaLIPI tahun 2013 sering menghadapi kendala sering matinya listrik PLN, terutama pada saat produksi karena beberapa peralatannya menggunakan penggerak listrik. Untuk melancarkan kegiatan proses produksinya pak Miftahun sebagai ketua KUBE “Suka Damai” mengajukan Genset Listrik daya 4,5Kwatt. Saat ini usahanya tidak mengalami lagi kendala lagi jika listrik PLN tiba-tiba mati dalam jangka lama. Pemanfataan dan pemeliharaan Genset sudah terampil mereka gunakan. Demikian juga dengan peralatan Blender penghancur rumput laut sebagai bahan utama pembuatan Pilus Rumput Laut, sudah trampil menggunakannya. Blender yang dibeli jenis Heavy Duty eks Australia dengan kapasitas 10 liter.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
45
Kegiatan Alih Teknologi Pada UKM Lada “Pelangi Indah Jaya” Mitra UKM “Pelangi Indah Jaya” dengan produk utama adalah Lada Putih Bubuk. Pak R.Santoso sudah sejak 4 tahun terakhir mengusahakan diversifikasi produk lada biji menjadi bubuk. Kendala yang dihadapi adalah peralatan penggiling jenis Grinder dengan Elektromotor ¾ HP kapasitasnya kerjanya hanya 1 kg per jam. Kapasitas ini diperhitungkan sudah tidak mencukupi lagi untuk mencukupi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Bantuan Alihteknologi LIPI diberikan alat Penggiling type Diskmill Full Staintless Steel type FFC 16 dengan Motor Bakar Bensin 6,5 HP, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas gilingnya menjadi 20 kg.jam. Pemanfaatan dan pemeliharaan tidak akan menghadapi masalah karena UKM sudah mampu menggunakannya. Pemanfaataan peralatan Pengupas dan Pencuci Kulit Lada serta Winnower Pembersih Kotoran Lada secara teknis sudah diberikan bimbingannya, bagaimana cara pengoperasian dan pemeliharaannya. Praktek belum bisa ddilakukan karena terkendala tidak tersedianya bahan baku lada yang cukup. Musim panen tahun depan diharapkan alat bisa digunakan sekaligus sebagai ujicoba. Jenis peralatan TTG ini sangat diharapkan oleh para Petani lada di Belitung untuk meringankan kerja dan biaya pascapanen yang semakin mahal dan sulit mencari tenaga kerja.
Gambar 11. Pelaksanaan Alih Teknologi di Mitra UKM Belitung 2015
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
46
6. Efisiensi Pengelolaan Tambak Udang melalui Automatisasi dan Aplikasi Sistem Online Monitoring Kualitas Air di Kepulauan Bangka Belitung Dalam budidaya udang, menjaga kualitas air yang baik sangat penting untuk menjamin kehidupan udang sehat sepanjang periode budidaya (biasanya 100 hari untuk jenis udang vaname). Meskipun banyak parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air, tapi ada dua yang paling penting, yaitu parameter pH dan DO. Sebagai ukuran dari keasaman atau kebasaan air, fungsi pH adalah sebagai indikator untuk reaksi kimia dan biologi dalam lingkungan air. Sedangkan DO merupakan indikator untuk metabolisme air, yang dapat digunakan untuk memantau polutan organik serta nutrisi. Dalam kegiatan ini dijelaskan desain dan realisasi sistem online monitoring kualitas air yang dilengkapi dengan sistem aerasi automatis. Sistem ini telah diterapkan secara khusus untuk memantau parameter DO (Dissolved Oxygen) dan pH di budidaya tambak udang PT. Merdeka Sarana Usaha di pangkalpinag. Tujuannya adalah untuk mengurangi konsumsi energi dan membuat kondisi air yang cocok untuk budidaya udang. Menggunakan sistem aerasi otomatis, nilai DO bisa dipertahankan di atas 5 mg/L. Di sisi lain, data yang dikumpulkan dari pengukuran sensor di setiap budidaya dapat diakses menggunakan website dengan menggunakan sistem telemetri. Pelaksanaan Iptekda ini dilakukan di salah satu perusahan yang melakukan kegiatan budidaya air payau atau usaha tambak udang yaitu PT. Merdeka Sarana Usaha. Perusahaan ini melakukan budidaya air payau dalam bentuk tambak udang dengan jenis udang vanname. Udang jenis ini merupakan udang jenis varitas baru dan sudah dibudidayakan pada beberapa daerah di Pulau Jawa, Bali, Lombok dan Sumatra sejak tahun 2003. PT. Merdeka Sarana Usaha. Produksi masing-masing kolam bervariasi antara 2 s.d 4 ton dengan menerapkan cara-cara berbudidaya yang baik (Good Aquaculture Practice /GAP). Penanganan pasca panen hasil produksi menerapkan penerapan rantai dingin (cool chain sistem/CCS) dengan peng es an atau menggunakan mobil berinsulasi (thermoking mobile) selama distribusi/pengangkutan ke Jakarta guna memenuhi kebutuhan bahan baku unit pengolahan udang dengan standar kualitas udang terbaik guna diproses lebih lanjut untuk pangsa pasar ekspor. Dalam kegiatan iptekda ini dilakukan pelaksanaan alih teknologi dengan cara pelatihan karyawan PT. Merdeka Sarana Usaha tambak udang untuk mempelajari cara merawat sensor dan kalibrasi sensor serta cara pengoprasian peralatan online monitoring kualitas tambak udang.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
47
Gambar 12. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Alih Teknologi di UKM Tambak Udang 2.6
Perjanjian KInerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk encapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempetimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
48
khusus penetapan kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas,transparansi dan kinerja penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna sebagai wujud nyata komitmen pimpinan. Penetapan kinerja digunakan sebagai dasar peniaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment). Perjanjian kinerja tahun 2015 merupakan tahun awal Renstra Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI yang didukung dengan anggaran sebesar Rp. 15.237.095.000,- dengan target capaian kinerja sebagai berikut :
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 No 1.
2.
3.
4.
5.
Sasaran Strategis Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional Meningkatnya hasil penelitian yang
Indikator Kinerja Kegiatan
Target Tahunan
Satuan
Jumlah artikel dipublikasikan Artikel di Jurnal ilmiah Jumlah artikel dipublikasikan Artikel di prosiding ilmiahl
6
Jumlah buku yang diterbitkan Jumlah HKI non KTI yang terdaftar
Buah
2
Buah
3
Jumlah Pengguna layanan dari eksternal Jumlah Partisipasi di pameran Jumlah Mahasiswa Bimbingan Jumlah MoU kerjasama dengan industri
Orang
75
Kali
2
Orang
4
kali
6
-
-
-
Jumlah sarana penelitian yang dibuka untuk publik
buah
5
-
-
-
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
24
49
No
6.
7.
8
Sasaran Strategis berorientasi pada nilai sumber daya dan perlindungan lingkungan Meningkatnya jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan
Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian indonesia Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik
Indikator Kinerja Kegiatan
Target Tahunan
Satuan
Jumlah penyelenggaraan pertemuan ilmiah Jumlah Partisipasi dalam kegiatan ilmiah
kali
1
kali
12
Jumlah Kerjasama yang dihasilkan
buah
6
-
-
-
Laporan Administrasi pendukung penelitian dan desiminasi teknologi berbasis TTG
Laporan
14
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
50
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1
Akuntabilitas Kinerja Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna pada hakikatnya merupakan upaya
untuk melakukan pembaharuan dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia semakin lancar. Keberhasilan sebuah “teknologi tepat guna” akan tercermin dari banyaknya hasil penelitian dan pengembangan yang digunakan masyarakat sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi juga yang pada akhirnya mendukung terwujudnya masyarakat Indonesia yang memiliki daya saing tinggi dan sejahtera. Secara umum capaian indikator kinerja penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna menunjukkan capaian yang sangat memuaskan, hal ini menjadi titik awal yang baik dalam pencapaian indikator kinerja selanjutnya. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dilakukan dengan cara membandingkan target capaian sasaran yang telah ditetapkam dalam Penetapan KInerja Pusat Pengembanga Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 dengan realisasinya. Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 sebesar 217,1% yang diitung berdasarkan akumulasi prosentase rata-rata capaian sasaran. Rincian realisasi kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPi seperti dalam tabel berikut : Tabel 8. Realisasi Capaian Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015 No 1.
Sasaran Strategis Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah artikel dipublikasikan di Jurnal ilmiah Jumlah artikel dipublikasikan di prosiding ilmiahl Jumlah buku yang diterbitkan
Target Tahunan
Satuan
Capaian
Persen tase (%)
Artikel
6
8
133,3 %
Artikel
24
17
70,8 %
Buah
2
3
150 %
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
51
No
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Sasaran Strategis
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai sumber daya dan perlindungan lingkungan Meningkatnya jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan
Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian indonesia Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik
Indikator Kinerja Kegiatan
Target Tahunan
Satuan
Capaian
Persen tase (%)
Jumlah HKI non KTI yang terdaftar
Buah
3
5
166,7 %
Jumlah Pengguna layanan dari eksternal Jumlah Partisipasi di pameran Jumlah Mahasiswa Bimbingan Jumlah MoU kerjasama dengan industri -
Orang
75
601
801,3 %
Kali
2
5
250 %
Orang
4
4
100 %
kali
6
6
100 %
-
-
Jumlah sarana penelitian yang dibuka untuk publik -
buah
5
5
100 %
-
-
Jumlah penyelenggaraan pertemuan ilmiah Jumlah Partisipasi dalam kegiatan ilmiah
kali
1
1
100 %
kali
12
56
466,7 %
Jumlah Kerjasama yang dihasilkan
buah
6
17
283,3 %
-
-
-
Laporan Administrasi pendukung penelitian dan
Laporan
14
14
100 %
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
52
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
Target Tahunan
Capaian
Persen tase (%)
desiminasi teknologi berbasis TTG AKUMULASI CAPAIAN KINERJA 3.2
217,1 %
Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2015 Analisa dan Evaluasi kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI sebagaimana
yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan indikator kinerja kegiatan pada masing-masing sasaran LIPI dengan penjelasan sebagai berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian Kontribusi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam pencapaian sasaran strategis LIPI diatas diukur menggunakan 7 indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1. Jumlah artikel dipublikasikan di Jurnal ilmiah; 2. Jumlah artikel dipublikasikan di Prosiding ilmiah; 3. Jumlah Buku yang diterbitkan; 4. Jumlah HKI non KTI yang terdaftar; 5. Jumlah Pengguna layanan dari eksternal; 6. Jumlah Partisipasi di pameran; 7. Jumlah Mahasiswa Bimbingan. Sasaran 1.1. Jumlah Artikel dipublikasikan di jurnal ilmiah Capaian Jumlah artikel dipublikasikan di Jurnal ilmiah pada tahun 2015 mencapai 8 Artikel atau 133,3% dari jumlah artikel yang ditargetkan sebanyak 6 artikel. Secara rinci digambarkan dalam tabel dibawah ini :
No 1
Tabel 9. Artikel dalam Jurnal Ilmiah Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Tahun 2015 Nasional/ Judul Publikasi Internasional The Characteristics of Dried Yogurt Enriched by Difructose Anhydride Nasional III from Dahlia Tubers as Functional Drink, Ainia Herminiati, ISSN / ISBN / IBSN : ISSN: Rimbawan, Budi Setiawan, Dewi Apri Astuti, Linar Zalinar Udin 0216-0455
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
53
No
Judul Publikasi
2
Pengaruh Bahan Penstabil dan Perbandingan Bubur Buah Terhadap Mutu Sari Buah Campuran Pepaya-Nanas (Effect of Stabilizer Type and Ratio of Fruit Puree on the Quality of Papaya-Pineapple Mixed Juice), Rima Kumalasari, Riyanti Ekafitri, dan Dewi Desnilasari Pengeringan Lapisan-Tipis Irisan Singkong Menggunakan Pengering Infrared, Nok Afifah, Ari Rahayuningtyas, Aidil Haryanto, Seri Intan Kuala EVALUASI MUTU FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MODIFIKASI KUE SATU BERBASIS TEPUNG PISANG, Achmat Sarifudin*, Riyanti Ekafitri, Nur Kartika I.M
3
4
5
Nasional/ Internasional Nasional Proof Reading Jurnal Hortikultura Vol. 25, No. 3
Nasional Majalah Pangan Vol. 24 No. 3 September 2015 Nasional Jurnal Hasil Penelitian Industri, Vol. 28, No. 2 – Oktober 2015, hal. 95 - 103 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN TELUR TERHADAP BEBERAPA Nasional KARAKTERISTIK TEKSTURAL DARI SNACK BEBAS GLUTEN BERBASIS Jurnal Teknologi Pertanian PISANG, Achmat Sarifudin, Riyanti Ekafitri, Diki Nanang Surahman, AGRITECH. Vol 35 No.1, Siti Khudaifanny DFAP Februari 2015, hal 1-8
6
Karakteristik Fisik Dan Sifat Fungsional Beras Jagung Instan Akibat Penambahan Jenis Serat Dan Lama Pembekuan, Rima Kumalasari, Fitri Setyoningrum , Riyanti Ekafitri
7
KARAKTERISTIK SIFAT FISIKO-KIMIA DAN THERMAL SERTA PENERIMAAN ORGANOLEPTIK KUE SAGON BERBASIS TEPUNG PISANG, Achmat Sarifudin dan Riyanti Ekafitri
8
Jeruk Siam, Fitri Setiyoningrum
ISSN / ISBN / IBSN : ISSN:0216-0455 Nasional Jurnal Nasional 'PANGAN' Media Komunikasi dan Informasi Vol 24 Nomor 1, Maret 2015., hal 37-48 ISSN / ISBN / IBSN : 0852-0607 Nasional Jurnal Penelitian Pasca Panen Pertanian Vol 12 No. 1 Juni 2015., hal. 27-34 ISSN / ISBN / IBSN : 0216-1192 Publikasi Jurnal Lokal bahasa Indonesia 12 halaman
Sasaran 1.2. Jumlah artikel dipublikasikan di Prosiding ilmiah Capaian Jumlah artikel dipublikasikan di prosiding ilmiah pada tahun 2015 sebanyak 17 Artikel atau 70,8% dari jumlah yang telah ditargetkan sebanyak 24 Artikel. Secara rinci digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
54
Tabel 10. Artikel dipublikasikan di prosiding Ilmiah Tahun 2015 No 1
2
3
4
5
6
7
8
Nasional/ Internasional The Potency of Cashew Kernels Processing Activity to Internasional Encourage Community Venture in Southwest Sumba Regency Prosiding ICATDev 2015 in East Nusa Tenggara Province, Febtri Wijayanti, Fithria Novianti, Carolina Pineapple Peel as a Potential Source of Dietary Fiber, Rima Internasional Kumalasari, Ainia Herminiati, R. Cecep Erwan Andriansyah 1st International Conference on Appropriate Technology Development 2015, Bandung, October 5th-7th, 2015 MAKING AND CHARACTERIZATION OF CARRAGEENAN SINGLE PROCEEDINGS OF EDIBLE FILM, Doddy A.D, Enny S, Nok A, Novita I, Qistia H.E INTERNATIONAL CONFERENCE ON APPROPRIATE TECHNOLOGY DEVELOPMENT (ICATDev) 2015 ISSN / ISBN / IBSN : ISBN 978-0-9928772-9-3 Bioethanol production from glucose by thermophilic microbes International Symposium from Ciater hot springs, Takiyah Salim*, Lia Ratnawati, Wawan on Applied Chemistry 2015 Agustina, Sriharti (ISAC 2015), sudah dipresentasikan Isolation of thermophilic microbes resistant to ethanol from International Symposium Ciater hot springs, Subang-West Java, Lia Ratnawati, Takiyah on Applied Chemistry 2015 Salim, Wawan Agustina, Sriharti (ISAC 2015) Using Fuzzy NPV for Appropriate Technology Project Valuation Third International in Indonesia (Case Study: Small Holder Coffee Processing Conference on Creativity Industry Development in Belu, East Nusa Tenggara), Yusuf and Innovations at Andriana, Elok Wahju Hidajat, Wawan Agustina, Cahya Edi Grassroots Indian Institute Wahyu Anggara of Management, Ahmedabad, India 19th -22nd January 2015 Yield Risk Assessment in Nutrient Film Technique for Pakcoy Internasional (Brassica rapa L.) Hydroponic Growing System Using FMEA and Proceeding ICATDev 2015 AHP Approach: A Case Study, Yusuf Andriana, Eko Kuncoro Pramono, Cahya Edi Wahyu Anggara, Aidil Haryanto, Ignatius Fajar Apriyanto Pengolahan Sumber Daya Lokal Menjadi Produk Inovatif : Nasional Pengalaman Diseminasi Teknologi Pengolahan Mi Berbasis Forum Tahunan Jagung (Zeamie) di Sumenep, Madura, Yanu Endar Prasetyo, Pengembangan Iptek dan Enny Solichah, Doddy Andy Darmajana, Rima Kumalasari Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Judul Publikasi
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
55
No
Judul Publikasi
9
Beef cattle traditional agribussines Practices in Indonesia : special case in subang, west java, Yanu Endar Prasetyo, Wawan Agustina, Takijah
10
Institutional Transformation in Local Innovation Systems in Belu, East Nusa Tenggara, IndonesiaInstitutional Transformation of Local Innovation Systems in Farmer Community of Belu, Nusa Tenggara Timur, Febtri Wijayanti, Savitri Dyah, Rachmini Saparita, Akmadi Abas MODEL DINAMIK PENGEMBANGAN BIODIESEL DENGAN MEMPERHATIKAN KETAHANAN PANGAN, Taufik Rahman, Yandra Arkeman, Dwi Setyaningsih, Rachmini Saparita Potential Development of Arengapinnata, Merr Based on Local Knowledge(Case Study of Rejang Lebong), Eki Karsani Apriliyadia, Diki Nanang Surahmana, Hendarwin M. Astro Preliminary Study of Agribusiness Development Based On Aloe Vera(Case Study in Sari Kumetap Micro Small Business in Subang Regency), N. Rahmana,*, W.Agustinaa, R.I.Tribowoa, C.E.W.Anggaraa, R.C.Erwana, A. Wulansarib Utilization of Lignocelluloses from Agricultural Waste as Raw Material for Producing Bioethanol, Srihartia,*, Wawan Agustinaa, Takiyah Salima, Lia Ratnawatia Design of Pitcher System Irrigation as a Substitution of Imported Drip System Irrigation for Cultivating Horticulture and Food Crops, R. Ismu Tribowo Potential of Suweg Starch Heat Moisture Treatment (HMT) Modification as a Source of Resistant Starch Type III, R. Cecep Erwan
11
12
13
14
15
16
Nasional/ Internasional Internasional Third International Conference on Creativity and Innovations at (for/from/with) Grassroots [ICCIG], January 19-22, 2015 Indian Institute of Management, Ahmedabad International Proceedings 12th International Conference of ASIALICS
Seminar Nasional MAKSI 2015 Prosiding ICATDev 2015
Prosiding ICATDev 2015
Prosiding ICATDev 2015
Prosiding ICATDev 2015
Prosiding ICATDev 2015
Sasaran 1.3. Jumlah buku yang diterbitkan Capaian Jumlah buku yang telah diterbitkan pada tahun 2015 sebanyak 3 buah buku atau 150 % dari jumlah yang telah ditargetkan sebanyak 2 buah buku. Secara rinci digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
56
Tabel 11. Rincian Judul Buku yang telah diterbitkan Tahun 2015 No. 1
2
3
Penulis Sriharti, AG Publishing, ISSN / ISBN / IBSN : 97860219872682015, Eki Karsani Apriliyadi, Arie Sudaryanto, LIPI Press, ISSN / ISBN / IBSN : ISBN 978-979-799-471-6 Doddy A.D., Enny S., Nok Afifah, Rohmah L. dan Yusuf Andriana, LIPI Press, 2015, ISSN / ISBN / IBSN : 979-979-799-815-8
Judul Buku Pemanfaatan Limbah Pisang untuk Pembuatan Biogas dan Kompos
Deliat Desa Terpencil Pengguna PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro)
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Penerapan Cleaner Production di Industri Kecil Pengolahan Tahu Di Subang dan Sumedang
Sasaran 1.4. Jumlah HKI non KTI yang terdaftar Capaian Jumlah buku HKI non KTI yang terdaftar pada tahun 2015 sebanyak 5 buah atau 166,7 % dari jumlah yang telah ditargetkan sebanyak 3 buah. Secara rinci digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 12. Rincian HKI non KTI yang terdaftar Tahun 2015 No.
1
2
3
4
Judul HKI MINUMAN SERBUK INSTAN BERENERGI BERBAHAN BAKU TEPUNG PISANG MATANG DAN PROSES PEMBUATANNYA, Achmat Sarifudin, Nok Afifah, Riyanti Ekafitri, Novita Indrianti, Nurkartika Indah Mayasti, Diki Nanang Surahman, Anggun Tya Isworo, IR. M. Muslihudin, MP. No. pendaftaran paten P00201504405 DRAFT PATEN MINUMAN HERBAL BERBASIS LIDAH BUAYA (ALOE VERA), Nurhaidar Rahman, Ismu Tribowo, Wawan Agustina, R. Cecep Erwan Andriansyah, Cahya Edi Wahyu Anggara, Neneng Komalasari, Sukwati, Sutrisna, Nur Aida, Nurhamidar Rahman, Wawan Herwanto PRODUK PASTA BERBAHAN DASAR TEPUNG JAGUNG SERTA PROSES PEMBUATANNYA, Enny S., Novita I., Doddy A. D., Aidil H., Mirwan A.K., Paramatirta, A. Sukarwanto, Neneng K., dan Teguh S PRODUK PASTA BERUPA SPAGHETTI BERBAHAN DASAR TEPUNG JAGUNG DENGAN TEKNOLOGI EKSTRUSI, Doddy A. D., Enny S., Novita I., Satya A.P.,, Novrinaldi, Rima K., Andi T., Yose R.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
57
No.
Judul HKI K., Dewi D., dan Yanu E.P
Sasaran 1.5. Jumlah Pengguna layanan dari eksternal Pada tahun 2015 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI mentargetkan 75 orang terlayani dengan realisasi 601 orang. Realisasi capaian jauh melebihi target yang telah ditetapkan. Rincian kegiatan dan jumlah pelayanan selama tahun 2015 disajikan pada Tabel dibawah ini :
Tabel 13. Jumlah Pengguna Layanan dari Pihak Eksternal Tahun 2015 No 1
2
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Layanan Pengguna Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI, dalam infromasi penggunaan yang berhubungan dengan Perpustakaan Layanan Pengguna Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI, Layanan Konsultasi untuk masyarakat dan stakeholder melalui email
[email protected] dan Layanan Satu Pintu di Ks. Tubun No 5 Subang, atau melalui telepon Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan Pelatihan teknis selama tahun 2015 Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan jasa analisa kimia Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan magang siswa/mahasiswa layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan Makloon Produksi, berupa : Makloon Produksi Coconut Nektar dari PT Kampung Kearifan Indonesia, Makloon Produksi Cashew Nut Butter dari CV Bhumi Rasa, Makloon Produksi Pakan dari LPPM Universitas Subang, Makloon Produksi Sari Tebu dari Ponpes Tebu Ireng. Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan pembuatan alat Asap Cair Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan Konsultasi dan Sharing Inovasi TTG dengan BPMP Provinsi Riau
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
Jumlah Peserta Pengguna Layanan 6 orang
148 orang
392 orang
14 orang
33 orang
4 orang
1 orang
14 orang
58
No
Kegiatan
9
Layanan Penggunaan Fasilitas Sarana Prasarana Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka pelaksanaan Konsultasi dan Koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Sumenep JUMLAH ORANG YANG TERLAYANI
Jumlah Peserta Pengguna Layanan 2 orang 601 Orang
Sasaran 1.6. Jumlah Partisipasi di pameran Selama tahun 2015, dari target 2 pameran Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI telah mengikuti 5 kali event pameran, dengan rincian kegiatan pameran seperti dibawah ini :
Tabel 14. Daftar pameran yang diikuti tahun 2015 NO
JUDUL PAMERAN
1
Subang Expo
2
Gelar TTG Nasional XVII
3
Indonesian Science Expo Musi Banyuasin Expo
4 5
Pemaparan Sistem Hidroponik: Pemanfaatan sistem B-Panel Building solution
PENYELENGGARA
TANGGAL
TEMPAT
Pemda Kabupaten Subang Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Universitas Indonesia
1-5 April 2015
Kabupaten Subang
7 s.d. 12 Oktober 2015
Banda Aceh
7-12 Oktober 2015
Universitas Indonesia
27-30 September 2015 11 Januari 2015
Musi Banyuasin
Pemda Kab. Musi Banyuasin Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI LIPI
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI LIPI
Sasaran 1.7. Jumlah Mahasiswa Bimbingan Jumlah mahasiswa bimbingan pada tahun 2015 sebanyak 4 orang atau 100 % dari jumlah yang telah ditargetkan sebanyak 4 orang. Secara rinci digambarkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 15. Jumlah Mahasiswa Bimbingan Tahun 2015 No. 1
Pembimbing Fahriansyah, Moeso Andrianto, Teguh Santoso
Kegiatan Membimbing Mahasiswa Magang Sekolah Tinggi Teknik PLN, atas nama: Nama : Irfan Ahmad Hamdani NIM : 201011208
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
59
No.
Pembimbing
2
Doddy A.D., Enny S., Novrinaldi, Satya, Yusuf dan Acmat S
3
Doddy A. Darmajana
Kegiatan Jurusan : Teknik Elektro Konsentrasi Tenaga Listrik Pelaksanaan Magang terhitung mulai tanggal 24 Agustus sampai dengan tanggal 24 November 2015. Praktek Kerja Lapang mahasiswa dari Poli Teknik Negeri Lampung sebanyak 10 orang. Selain itu terdapat satu mahasiswa IPB Bogor yang melakukan penelitian tugas akhir. Nama mahasiswa terdiri dari: 1. Febri Dwi Susanto 2. Yustinus Bowo 3. Edi Sutrisno 4. Yohanes Permadi Pembimbing: Novrinaldi dan Satya Andika 5. Fahmi Wahyu 6. Dear Satya P. 7. Zahid Muhammad Z Pembimbing: Yusuf Andriana 8. Ella Karlina, Pemb: Novita I. 9. Suryani, Pemb: Enny S. 10. Anggun Tya, Pemb: Achmat S. Pembimbing ke dua untuk mahasiswa strata 1 dari Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor. Topik yang diteliti adalah : Karakterisasi Edible Film QISTHIA HILAL EL-HUDA. Pengaruh Konsentrasi Beeswax terhadap Karakteristik Edible Film Komposit Karagenan-Beeswax dan Kitosan-Beeswax. Dibimbing oleh SRI MULIJANI dan DODDY A. DARMAJANA.
Sasaran 2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri Kontribusi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam daya saing indutri diukur menggunakan indikator jumlah Mou kerjasama dengan industri. Pada tahun 2015, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI telah menandatangani MoU kerjasama dengan berbagai industri, UKM serta Instansi Pemerintah. Kerjasama yang disepakati meiliputi pendampingan dalam sistem produksi serta pengembangan komoditas daerah. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI telah menargetkan 6 kali pembuatan MoU kerjasama dengan industri, dan terealisasi 100% atau sebanyak 6 kali. Rincian Mou kerjasama dengan industri disajikan pada Tabel dibawah ini.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
60
Tabel 16. Jumlah Mou Kerjasama dengan Industri Tahun 2015 No. 1
2
3
4
5
Pihak dalam MoU
Kegiatan
UKM Jaya dan UKM Kerja sama Pusbang TTG dengan UKM binaan "JAYA" Pelangi Indah Jaya yang memproduksi pilus rumput laut dan teri krispi, dan UKM "Pelangi Indah Jaya" yang memproduksi lada bubuk dan biji dalam kegiatan IPTEKDA Kabupaten Sumbawa Pada tahun 2015 ini Kabupaten Sumbawa Barat Barat dan PNPM PISEW Provinsi NTB, melalui kegiatan PNPM PISEW telah mengajukan permohonan kerja sama dengan Pusbang TTG LIPI, khususnya untuk mendampingi dalam pengembangan komoditas unggulan daerah berbasis Jagung UKM Mule Paice dan Kerjasama Pengembangan Agribisnis Unggulan UKM Putri Rinjani Berbasis Inovasi Teknologi Komoditas Kopi di kabupaten Lombok Barat uk UKM Mule Paice dan Putri Rinjani. Ruang lingkup kerjasama meliputi (1)Penyediaan Peralatan;(2)Penyediaan bahan penunjang dan bahan kemasan;(3)Pembinaan dan pendampingan (4)Diseminasi / Alih teknologi peralatan (5)Narasumber dan teknisi dalam rangka alih teknologi proses dan peralatan (6)Promosi dalam bentuk pemberian paket pelatihan baik pelatihan proses, alih teknologi peralatan dan pengemasan;(7)Pengemasan;(8)Kegiatan – kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK UKM Sari Kumetap Kerja Sama Iptekda Tahun 2015 dikoordinir oleh Subang Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan. Kerjasama antara PJ kegiatan Iptekda dengan UKM Sari Kumetap Subang. Judul Kegiatan adalah kerja Sama Pengembangan Usaha Agribisnis berbasis Lidah Buaya di Usaha kecil, Mikro Sari Kumetap Subang. Mitra kerja sama adalah UKM Sari Kumetap Subang. Bentuk kegiatan diseminasi yang dilakukan berupa : penyediaan peralatan, penyediaan bahan kemasan, pembinaan dan pendampingan, diseminasi/alih teknologi peralatan, narasumber dan teknisi dalam proses dan peralatan, promosi,pengemasan dan kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK CV. Stempert Enterprise Kerja Sama Iptekda Tahun 2015 dikoordinir oleh Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Pengembangan. Kerjasama antara PJ kegiatan Iptekda dengan UKM Sari Kumetap Subang. Judul Kegiatan adalah kerja Sama Pengembangan Usaha Agribisnis berbasis Lidah Buaya di Usaha kecil, Mikro Sari
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
61
No.
Pihak dalam MoU
Kegiatan Kumetap Subang. Mitra kerja sama adalah UKM Sari Kumetap Subang. Bentuk kegiatan diseminasi yang dilakukan berupa : penyediaan peralatan, penyediaan bahan kemasan, pembinaan dan pendampingan, diseminasi/alih teknologi peralatan, narasumber dan teknisi dalam proses dan peralatan, promosi,pengemasan dan kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK
6
Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT
Kerja Sama (PPKS) dengan Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan perdagangan kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerjasama yang dibuat sebelumnya dengan Pemkab Sumba Barat Daya untuk mengisinya dengan berbagai kegiatan yang nyata. Judul kerjasama adalah Pengembangan usaha Mitra kerja Sama Usaha kecil Menengah Produk Unggulan Mete dan Kopi. Ruang lingkup kerjasama antara lain : 1. Melakukan kegiatan alih teknologi tepat guna untuk pengembangan usaha produksi Mitra Kerja UKM Mete dan Kopi; 2.Melakukan kegiatan alih teknologi peralatan dan proses pascapanen Mitra Kerja UKM Mete dan Kopi; 3.Melakukan pendampingan untuk penguatan usaha produksi Mitra Kerja UKM Mete dan Kopi; 4.Menyediakan Narasumber dalam rangka pelatihan pengolahan Mete dan Kopi.
Sasaran 3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian Pada tahun 2015 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tidak mentargetkan capaian rekomendasi kebijakan.
Sasaran 4. Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional Adapun yang menjadi indikator kinerja kegiatan yang diukur dalam menyediakan infratruktur riset nasional adalah tersedianya Sarana Prasarana Penelitian yang di buka untuk publik. Berkaitan dengan indikator kinerja tersebut telah terwujud 5 (enam ) Sarana Prasarana yang telah dimanfaatkan oleh publik, yang terdiri dari : (1) Bengkel Mekanik Logam berfungsi untuk melayani rekayasa rancang bangun peralatan baik yang diperlukan oleh para peneliti dilingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna maupun yang diperlukan oleh
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
62
masyarakat. (2) Untuk kelancaran proses pengolahan buah dan sayuran, di pilot plant buah dan sayuran telah dilakukan perbaikan gedung dan perbaikan cool storage. Pengguna pilot plant terdiri dari pihak swasta e.g. PT javara yang bergerak di bidang produk organik dan SekolahTeknik Pertanian yang memproduksi jus saribuah, (3) Laboratorium Pangan berfungsi untuk melakukan kegiatan uji coba diversifikasi produk dan tempat pelatihan, Laboratorium Kimia berfungsi untuk melakukan analisa proximat (kadar air, kadar abu, protein, lemak dan karbohirat). Untuk lebih meningkatkan lagi kapabilitas analisa, telah dilakukan penambahan alat berupa : Oven Vacuum dan Texture Analyser, (4) Laboratorium Food Bar berfungsi untuk tempat pengembangan produk bakery, terutama untuk olahan tepung pisang. Sampai sejauh ini belum ada pengguna yang memanfaatkan laboratorium tersebut, akan tetapi contoh produk telah di perkenalkan ke Amanda , javara, dan pabrik roti ks 27, (5) Perpustakaan diharapkan dapat memotivasi masyarakat dalam berteknologi. Dari hasil pemantauan pengguna perpustakaan didominasi oleh Pelajar dan Mahasiswa. Selain pelajar dan mahasiswa perpustakaan biasa juga dikunjungi oleh karyawan pemda/swasta. Sasaran 5. Meningkatnya Hasil Penelitian yang Berorientasi pada Nilai Sumber Daya dan Perlindungan Lingkungan Pada tahun 2015 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tidak mentargetkan capaian pada sasaran ini.
Sasaran 6. Meningkatnya jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan Peningkatan jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional diukur dengan menggunakan 3 indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1.
Jumlah penyelenggaraan pertemuan ilmiah;
2.
Jumlah Partisipasi dalam kegiatan ilmiah;
3.
Jumlah Kerjasama yang dihasilkan;
Sasaran 6.1 Jumlah penyelenggaraan pertemuan ilmiah Pada tahun 2015 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI hanya menargetkan penyelenggaraan pertemuan ilmiah tingkat internasional sebanyak 1 kali.
Tabel 17.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
63
Penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Tahun 2015 No 1
Ruang Lingkup Internasional
Judul Seminar
Keterangan
INTERNATIONAL CONFERENCE ON APPROPRIATE TECHNOLOGY DEVELOPMENT (ICATDev)
International Conference on Appropriate Technology Development (ICATDev) tahun 2015, dengan tema “Appropriate Technology for Sustainable Agriculture Development” telah dilaksanakan di Bandung pada tanggal 5-7 Oktober 2015. Konferensi internasional tersebut merupakan salah satu kegiatan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, sebagai tindak lanjut agenda pelaksanaan konferensi TTG secara berkala.
Sasaran 6.2 Jumlah Partisipasi dalam kegiatan ilmiah Keikutsertaan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam mengikuti berbagai kegiatan/pertemuan ilmiah baik ditingkat nasional maupun internasional terealisasi 56 kali sedangkan rencana yang ditargetkan 12 kali. Pencapaian melebihi target disebabkan oleh banyaknya undangan pelaksanaan seminar maupun pertemuan ilmiah lainnya. Seminar yang telah diselenggarakan maupun yang diikuti oleh Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI disajikan sebagai berikut : Tabel 18. Jumlah Partisipasi dalam Kegiatan Ilmiah Tahun 2015 No 1
Ruang Lingkup Nasional
Nama Pegawai yang Mengikuti Pertemuan
Judul Pertemuan, Tempat penyelenggaraan, Waktu Pelaksanaan
Rislima Febriani Sitompul, Agusto WM, Aidil Haryanto
Seminar Hilirisasi dan Komersialisasi hasil Litbang untuk Keunggulan dan Daya Saing Industri Energi, haril tanggal, Selasa, 10 November 2015 waktu 09.00WIB s.d Selesai tempat Hotel Grand Zuri JI. Pahlawan Seribu, Kavling Ocean Walk, Blok CBO Lot 6, BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15322
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
64
No
Ruang Lingkup
Nama Pegawai yang Mengikuti Pertemuan
2
Nasional
Fahriansyah, Moeso Andrianto, R. Cecep Erwan Andriansyah, Cahya Edi Wahyu Anggara, Ignatius Fajar Apriyanto, Eko Kuncoro Pramono, Nurhaidar Rahman, Seri Intan Kuala, Aidil Haryanto, Taufik Rahman, Andi Taufan Ainia Herminiati, R. Cecep Erwan Andriansyah. Yoyon Ahmudiarto
3
Nasional
4
Nasional
5
Nasional
Yoyon Ahmudiarto, Pramono Nugroho, Rima Kumalasari, dk
6
Nasional
7 8 9
Nasional Nasional Nasional
Ainia Herminiati, Riyanti Ekafitri Moeso Andrianto Moeso Andrianto Moeso Andrianto
10
Nasional
Wawan Agustina, Doddy Andi D., Pramono Nugroho, Tedy Mutakin
11
Nasional
Fahriansyah, Moeso Andrianto, Wawan A dan Yusuf A
12
Nasional
Fahriansyah, Moeso Andrianto, Wawan A dan Yusuf A, Fajar, Lia, Febtri
Judul Pertemuan, Tempat penyelenggaraan, Waktu Pelaksanaan Dalam Talkshow "Peneliti Inspiratif" di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, Minggu (11/10) ini menampilkan 3 narasumber yaitu 3 peneliti muda Indonesia yaitu 1. Dr. Suharyo Sumowidagdo, 2. Ratih Pangestuti, Ph. D, dan 3. Luca Cada Lora
FGD Penyusunan Masterplan Ketahanan Pangan BAPPEDA Kab. Subang Workshop Pendirian Stasiun Penelitian LIPI di Kawasan Barat Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi LIPIWorkshop dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2015, bertempat di Widya Graha LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Media Gathering dan Launching Layanan Jasa TTG Satu PIntu Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI FGD Masterplan Ketahanan Pangan Kab. Subangs Training on accessing Scopus Training on accessing Springer Internship Supervisor for one of Padjadjaran University (Indonesia) student Sosialisasi dan FGD Pelaksanaan Penilaian resiko LIPI Gedung 10, Kampus LIPI Bandung, Dari tanggal 29 Juni s.d 3 Juli 2015.Narasumber : BPKP "Pengenalan Life Cycle Assessment" yang di adakan pada: Hari, tanggal : Kamis, 28 Mei 2015 Jam : 08.30 -17.00 Tempat : Ruang Rapat Utama Lt. 2 Puslit Kimia LIPI, Kawasan Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan Sosialisasi Tiga Pilar Etika Peneliti, Gedung 10, Ruang Seminar Lt. 3 Kampus LIPI Bandung Jalan Cisitu - Sangkuriang
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
65
No
Ruang Lingkup
Nama Pegawai yang Mengikuti Pertemuan
13
Nasional
Fahriansyah, Moeso Andrianto
14
Nasional
Yoyon Ahmudiarto, Bahrul Hikmat
15
Nasional
Yoyon Ahmudiarto
16
Nasional
Doddy, Yusuf, Yanu, Rima, Sukirno, Savitiri, Febtri dan Racmini
Judul Pertemuan, Tempat penyelenggaraan, Waktu Pelaksanaan Bandung April 2015 Presenase Uji Skripsi : UJI KINERJA MESIN KRISTALISATOR DI PUSAT PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA ( LIPI )SUBANG STUDI KASUS PEMBUATAN MINUMAN INSTAN JAHE Persiapan Proposal Program Insentif Diseminasi Produk Ristekdikti 2015 dan Proposal belanja Modal 2016 ACADEMIC PARTICIPANTS on ASEAN Energy Market Integration (AEMI) Forum: Energy Poverty and Small Scale Renewable Energy PNPM PISEW dan KJF Bangmas & UKM : Kebutuhan Modul Pelatihan Hari ke-3&4 Materi: Pengelolaan Usaha berbasis komoditas unggulan (Bank) Sistem Permodalan (Bank) Pemasaran hasil (KJF/IKOPIN) Jaringan usaha (KJF/IKOPIN) Perlindungan pemerintah atas komoditas unggulan (indikasi geografi) (PUSINOV) Sertifikasi produk (pirt, testcode) Tata cara ekspor produk Teknoekonomi diversifikasi produk per komoditas KJF bangmas dan UKM menyiapkan modul di atas (makro dan Pararel suntikan materi di atas dari IKOPIN Pelaksanaan di lapangan mengundang Bank terkait penjelasan sistem permodalan (Skenario 1: memanfaatkan CSR Bank setempat) Wawancara praktisi/akademisi sbg bahan masukan pembuatan modul (contoh: Pak Dirman (praktisi) dan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
66
No
Ruang Lingkup
Nama Pegawai yang Mengikuti Pertemuan
17
Nasional
18
Nasional
Febtri wijayanti, carolina, aidil haryanto, savitri dyah, rachmini saparita, enny sholichah, novita indriati, ari rahayuningtyas, lia ratnawati, intan kuala, novrinaldi, satya andhika, rislima sitompul, takiyah, nur haidar Agusto W.M
19
Nasional
Achmat S, Seri Intan Kuala
20
Nasional
Achmat Sarifudin,Dadang D. Hidayat
21
Nasional
22
Nasional
Achmat sarifudin, yoyon ahmudiarto, dadang d hidayat Pramono nugroho, yanu endar prasetyo, achmat sarifudin, novrinaldi, rachmini saparita, febtri wijayanti, satya andika putra, novita indrianti, aidil haryanto, raden cecep erwan andriansyah, tedy mutakin, teguh aditia
Judul Pertemuan, Tempat penyelenggaraan, Waktu Pelaksanaan IKOPIN (teori)) Lokakarya Inovasi Akar Rumput (Grassroots Innovation) Tahun 2015: Mendukung dan Menguatkan Peran Masyarakat Sebagai Sumber Inovasi: Belajar dari India
FGD Kemasan Informasi Polecy Brief dan Film Pengetahuan : (1)Melakukan survei dan wawancara terhadap pemangku kebijakan dan stakeholder; (2) Melakukan analisis data; (3) Merancang konsep konten kemasan pengetahuan; (4) Melakukan Focus Group Discussion (FGD); (5) Membuat desain kemasan pengetahuan; (6) Melakukan promosi dan penyebaran;(7) Membuat publikasi ilmiah. IEEE Conference Management Workshop and Educational Meeting Pelatihan Bagi Industri Kecil di Kabupaten Subang Narasumber dalam kegiatan pelatihan bagi industri kecil di kabupaten subang. pelatihan diselenggarakan oleh dinas indagsar kab subang. materi mengenai tantangan IKM dalam menghadapi MEA, Keamanan pangan dan pengemasan dan pelabelan pangan Water Desalination and Reuse Technology IEEE Workshop Conference Management and Tools collaboration with Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
67
No
Ruang Lingkup
Nama Pegawai yang Mengikuti Pertemuan pratama, eko kuncoro pramono, seri intan kuala Agusto WM
23
24
Nasional
Rima Kumalasari, Yusuf Adriana, Agusto WM
25
Nasional
Rachmini Saparita, Savitri Dyah, Akmadi Abbas, Febtri Wijayanti
26
Nasional
Yoyon Ahmudiarto, Agusto W M, Arie Sudaryanto, Dadang Dayat Hidayat, Enny Sholichah, Pramono Nugroho, Rachmini Saparita, Savitri Dyah Wahmi Irawati Kambali Retno, Sukirno, Wawan Agustina, Antonius Sukarwanto, Bahrul Hikmat
Judul Pertemuan, Tempat penyelenggaraan, Waktu Pelaksanaan
FGD Sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian: media policy brief dan film ; Sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian merupakan tahap berikut bagaimana penelitian dilakukan dan diterapkan. Policy brieh dan film merupakan bentuk kemasan yang dibahas dan direncanakan dikembangkan, dissosialisasikan serta disarankan untuk dilakukan di suatu institusi penelitian seperti LIPI maupun LPNK lain. Sebagai tema dalam FGD dan pengembangan serta aplikasi awal, dipilih isu mengenai kelautan. Narasumber yang memberi bahan kemasan dan masukan teknis pengembangan dan implementasi kegiatan adalah dari Ilmu Kelautan (budi daya dan sosial kemasyarakatan), TTG dan Lingkungan-Kebumian Perencanaan Aksi Aplikasi Pemanfaatan Penerapan Teknologi Tepat Guna bagi Usaha Mikro/Koperasi EVALUASI PENERAPAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) SPESIFIK LOKASI DI KABUPATEN BELU, NUSA TENGGARA TIMUR Pembahasan Desa model dan kontribusi Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna pada Teknopark P2O (Mataram, Tual, dan Ternate)
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
68
Sasaran 6.3 Jumlah Kerjasama yang dihasilkan Dalam tahun 2015 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI mentargetkan 6 buah kerjasama dan terealisasi 19 buah. Realisasi capaian tercapai jauh melebihi jumlah kerjasama yang telah ditargetkan. Rincian kerjasama disajikan pada Tabel dibawah ini : Tabel 19. Jumlah Kerjasama yang Dihasilkan Tahun 2015 No.
Pihak dalam Kerjasama
1
SMK Negeri 2 Subang
2
Sekretariat Daerah Kota Gunungsitoli Nias
3
SMK Al Mumtaz Subang
4
Politeknik Negeri Subang
Kegiatan Nota Kesepahaman (MOU) Kerja Sama Diseminasi TTG di lingkungan Pendidikan merupakan kerjasama antara SMK Negeri 2 Subang dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Kerjasama ini dilandasi saling menguntungkan dan SMK Negeri 2 Subang mempunyai banyak potensi yang bisa dikerjasamakan, baik SDM, potensi pertanian (hidroponik), kewirausahaan, perbengkelan dll Kerja Sama Pelatihan Pengembangan TTG dan Teknologi Pembuatan Peralatan Pengolahan Buah Kelapa merupakan kerjasama antara Sekretariat Daerah Kota Gunungsitoli Nias dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Pelaksanaan Pelatihan : 25-27 Mei 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 9 orang. Materi dan narasumber dari Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI Kerja Sama Uji Kompetensi Program Keahlian Audio Video merupakan kerjasama antara SMK Al Mumtaz Subang dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI dalam dunia pendidikan. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa-siswi Al Mumtaz pengetahuan mereka dalam program keahlian audio video dalam bentuk uji kompetensi. Narasumber dari Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI adalah Bapak Teguh Santoso Kerja Sama Diseminasi Teknologi Tepat Guna di Perguruan Tinggi (MOU)merupakan bentuk sumbangsih dan tanggung jawab sebagai lembaga litbang dalam bidang pendidikan khususnya di Perguruan Tinggi. Kerja sama ini dibuat antara Politeknik Negeri Subang dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI. Dari MOU ini akan ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
69
No.
Pihak dalam Kerjasama
Kegiatan perjanjian kerjasama yang lebih teknis
5
6
7
8
Bappeda Kab. Lombok Tengah
Kerja Sama Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk Pendayagunaan Potensi Daerah merupakan Kerja Sama antara Bappeda kabupaten lombok Tengah dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Penandatanganan perjanjian kerjasama ini dilaksanakan dalam lawatan/kunjungannya ke Kantor Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Mereka menginginkan implementasi nyata apa yang bisa dilakukan LIPI di kabupaten Lombok Tengah. Mereka siap dengan pembiayaannya PemKab. Sumba Barat Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kabupaten Daya Sumba Barat Daya dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Judul Kerja Sama adalah Kerja Sama Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Daerah dalam pengembangan usaha Kecil Menengah Mete dan Kopi. PKS ini diharapkan dapat menjadi payung hukum selanjutnya untuk kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten Sumba Barat Daya. Dibawahnya tindak lanjut berupa perjanjian pelaksana kerja sama BPMPD Kab. Kerja Sama Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Baritokuala Keterampilan dalam rangka Pengembangan dan Penerapan TTG merupakan kerjasama penyelenggaraan pelatihan antara Badan Pembedayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Baritokuala dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Pelaksanaannya selam 1 hari pada tanggal 5 Agustus 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 16 orang. Materi dan narasumber (peneliti/teknisi) dari Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI BPMPD Kab. Banyuasin Kerja Sama Penyelenggaraan Pelatihan, Konferensi Nasional Teknologi Tepat Guna (KSNTTG II) Tahun 2015 dan Kajian Teknologi Tepat Guna di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan Kerjasama antara BPMPD Kabupaten Musi Banyuasin dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Pelaksanaan selama 1 hari pada tanggal 15 September 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang. Tujuan pelatihan : mendapat formulasi yang tepat dalam pembekuan getah karet. Narasumber dari Pusat Penelitian Tanaman Karet Bogor (Balai Besar Tanaman
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
70
No.
Pihak dalam Kerjasama
Kegiatan Karet Muba : Afrizal Pahlevi)dan dari Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI
9
Dinas Pemuda Olahraga dan kebudayaan kabupaten Keerom
10
Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI
11
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI
Pusat
Kerja Sama Penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Keterampilan melalui pelatihan Kewirausahaan Tata Cara Pemeliharaan Ikan Air Tawar Lele Kabupaten Keerom Tahun 2015 merupakan kerjasama antara Dinas Pemuda Olahraga dan kebudayaan kabupaten Keerom dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Pelaksanaan selama 1 hari pada tanggal 12 Oktober 2015 jumlaj peserta 3 orang. Materi dan Narasumber dari Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI Perjanjian Kerja Sama Penugasan Tenaga Ahli dan Kajian/Survei Sistem Inovasi Daerah di Wilayah Republik Indonesia merupakan kerjasama antara Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Ruang Lingkup kegiatan meliputi :(1) Kerja Sama Penugasan Tenaga Ahli di 10 daerah Kabupaten/Kota di Indonesia yaitu Toraja Utara, Riau, Ogan Ilir (Sumatera Selatan), Sukabumi (Jawa Barat), Polewali (Sulawesi Barat), Jambi, Banyumas (Jawa Tengah), Madiun (Jawa Timur), Luwu Utara, dan Gorontalo (2)Kajian/Survei Sistem Inovasi di berbagai wilayah Kabupaten/Kota di wilayah Republik Indonesia; Segala pembiayaan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Satuan Kerja Sekretariat Kementerian Riset dan Teknologi Tahun Anggaran 2015 dengan DIPA Nomor: DIPA-42.01.1, Desember 2014 Perjanjian Kerja Sama Perbantuan Tenaga Narasumber Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Kabupaten Dan Kecamatan Di Wilayah Kawasan Strategis Kabupaten (PISEW RISE II) Tahun 2015 ini merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna -LIPI Tujuan Kerja Sama dalam Perjanjian Kerja Sama ini adalahuntukmeningkatkanKapasitasaparatur Kabupaten dan Kecamatan yang terlibat langsung dalam Pengelolaan Kawasan Strategis Kabupaten
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
71
No.
12
13
Pihak dalam Kerjasama
KAUST, BIFZA dan Poltekneg BATAM
LPPM Unsub
14
SMK YPIB Subang
15
PAP SRAP YAYASAN IBU (IBU Foundation)
Kegiatan (KSK) dalam rangka keberlanjutan dan pengembangan KSK. Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama meliputi : 1.Perbantuan personil sebagai Narasumber yang bidang keahlian/kompetensinya dan materi ajar berupa modul yang disesuaikan dengan komoditas unggulan di masing-masing wilayah KSK. 2.Kegiatan-kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK; Segal pembiayaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan ditanggung sepenuhnya oleh pihak Bangda Kemendagri RI. DOKUMEN ON PROSES KAUST adalah King Abdullah University for Science and Technology Arab Saudi BIFZA adalah Batam Indonesia Free Zone Authority Polteneg Batam adala Poli Teknik Negeri Batam Kerjasama dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih di Batam untuk jangka panjang. Fokus dari kerjasama ini adalah pengembangan teknologi desalinasi sebagai sumber air bersih di Batam. Pertemuan-pertemuan baik di Jakarta, di Batam dan di Subang diinisiasi melalui komunikasi yang inten dengan UKPTTOKI (Bapak Amar Makruf)untuk melaksanakan pertemuan dan pembahasan proyek kerja sama penelitian dala bidang Teknologi Pengolahan air. Kerja Sama Pelatihan Pembuatan Pakan ini merupakan bentuk kerjasama antara LPPM Unsub dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Pelaksanaannya selam 1 (satu) hari bertempat di Stasiun Lapangan Dawuan. Jumlah peserta sebanyak 10 orang. Narasumber dari Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI Kerjasama Pelatihan Teknis Kimia Industri ini merupakan kerjasama antara SMK YPIB Subang dengan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam dunia pendidikan. Tujuannya untuk membekali anak didik (siswa-siswi)bidang kepakaran kimia sebelum menghadapi ujian kompetensi yang dilakukan disekolahnya masing-masing.Jumlah peserta sebanyak 6 Orang. Materi pelatihan sama dengan tahun sebelumnya yaitu : pengolahan VCO, sabun VCO, dan briket arang Kerjasama ini merupakan Kerjasama pelatihan antara Yayasan IBU dengan Pusat Pengembangan Teknologi
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
72
No.
Pihak dalam Kerjasama
Kegiatan Tepat Gunauntuk kelompok peternak Domba, Peternak Lele, Perdagangan/jasa dan OPDR yang terbagi dalam beberapa gelombang dan latar belakang usaha dari masyarakat yang terkena effek dari jalan tol. Narasumber pelatihan berasal dari luar Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna yaitu Unpad Bandung, Dinas Perikanan dan kelautan kabupaten Subang, Dinas Peternakan Kabupaten Subang dan STIESA
16
PemProv. Sumatera Barat
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna melalui Bidang PDHP dan Sarbang telah melakukan penjajakan kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dalam hal penandatanganan MoU untuk kegiatan implementasi TTG bagi Industri Kecil dan Menengah di Sumatera Barat
Sasaran 7. Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian indonesia Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tidak mentargetkan capaian kinerja pada sasaran LIPI tersebut diatas. Sasaran 8.
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance)
Upaya mencapai pemerintahan yang baik tercermin dalam pelaksanaan tatalaksana pemerintahan yang berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI terus melakukan reviu terhadap bisnis proses yang sedang dijalankan dengan tujuan mewujudkan rangkaian proses dan kegiatan penyelenggaraan kegiatan administrasi secara tepat waktu, benar, terukur, akuntabel serta meningktakan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris (Barang Milik negara) LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam satu tahun anggaran 2015, Laporan administrasi yang diselesaikan adalah: 1. Laporan Keuangan 3 buah; 2. Laporan SABMN 3 buah; 3. Laporan Kinerja 1 buah; 4. Laporan Tahunan 1 buah; 5. Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 1 buah;
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
73
6. Laporan Monev Kegiatan Penelitian 2 buah; 7. Data Kekuatan dan Kebutuhan Pegawai 1 buah; 8. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai 1 buah; 9. Dokumen Penilaian Kinerja Pegawai 1 buah.
3.3
Analisis Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI memegang peran strategis dalam bidang
penelitian pengembangan teknologi tepat guna, yaitu sebagai pusat acuan nasional sehingga Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI harus menjadi contoh bagi satuan kerja lain/Pemda. Oleh sebab itu, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna telah melakukan berbagai upaya penataan internal sebegai berikut : 1.
Penguatan nilai-nilai etika peneliti;
2.
Penguatan pengawasan dengan pembentukan Zona Integritas di Lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI;
3.
Penguatan tata laksana pemerintahan melalui penerapan berbagai aplikasi berbasis elektronik yang meliputi penggunaan Tata Naskah Dinas Elektronik, Jaringan Dokumentasi, Aplikasi data kehadiran pegawai;
4.
Membangun sistem pelayanan kepada masyarakay yang cepat melalu inovasi “Layanan Satu Pintu’
5.
Melakukan efisiensi anggaran dengan membatasi pelaksanaan perjalanan dinas, meniadakan rapat diluar kantor dan efisiensi penggunaan energi.
6.
Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi mulai dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku dangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Oleh karena itu Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI terus berupaya untuk memperoleh pegawai yang kompeten melalui proses rekruitmen yang baik, dan meningkatkan kompetensi pegawai melalui pendidika dan pelatihan sehingga seluruh SDM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI memiliki kemampuan baik teknis dan manajerial sehingga mendukung upaya capaian kinerja satuan kerja. Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses kegitan yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seorng pegawai. Sesuai dengan PP 46 bahwa penilaian prestasi kerja PNS terdiri dari unsur sasaran Kerja PNS
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
74
(SKP) dan perilaku kerja, dengan bobot 60 % dan 40 %. Penerapan SKP di Lingkungan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dilakukan sejak tahun 2014. Berdasarkan hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa seluruh pegawai memperoleh nilai prestasi kerja rata-rata diatas 75 atau dengan kategori “baik.”
3.4
Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019 Tahapan perencanaan terdiri dari 4 tahapan, yakni : (1) Penyusunan rencana, (2) Penetapan
Rencana, (3) Pengendalian Pelaksanaan Rencana, (4) Evaluasi Pelaksaaan Rencana. Kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi merupakan bagian-bagian dari fungsi manajemen yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektiftas sumber daya serta meingkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kegiatan perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Evaluasi rencana strategis Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dilakukan untuk menilai efisensi dan efektifitas berkeberlanjutan suatu kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna. Faktor utama evaluasi diarahkan pada capaian indikator kinerja kegiatan dari pelaksanaan rencana strategis Pusat Pengembangan teknologi Tepat Guna LIPI. Hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh Tim Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Satuan Kerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI digunakan untuk menilai percepatan capaian indikator kinerja dan sasaran strategis LIPI yang telah ditetapkan. Pertemuan evaluasi yang telah dilaksanakan secara berkala tentunya menjadi budaya yang perlu dijaga dan dipertahankan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana strategis Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015-2019 dengan hasil dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 20. Capaian KInerja Renstra 2015-2019 No 1.
Sasaran Strategis Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah artikel dipublikasikan di Jurnal ilmiah Jumlah artikel dipublikasikan di prosiding ilmiahl
Artikel
Target Renstra 2015 2019 46
Artikel
116
Satuan
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
Capaian Tahun 2015
Persen tase (%)
8
17,4 %
17
14,7%
75
No
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sasaran Strategis
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai sumber daya dan perlindungan lingkungan Meningkatnya jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan
Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian indonesia
Jumlah buku yang diterbitkan
Buah
Target Renstra 2015 2019 8
Jumlah HKI non KTI yang terdaftar
Buah
16
5
31,3%
Jumlah Pengguna layanan dari eksternal Jumlah Partisipasi di pameran Jumlah Mahasiswa Bimbingan Jumlah MoU kerjasama dengan industri -
Orang
1100
601
54,6%
Kali
25
5
20 %
Orang
20
4
20 %
kali
26
6
23,1%
-
-
-
Jumlah sarana penelitian yang dibuka untuk publik -
buah
30
5
16,7%
-
-
-
-
Jumlah penyelenggaraan pertemuan ilmiah Jumlah Partisipasi dalam kegiatan ilmiah
kali
7
1
14,3%
kali
61
56
91,8%
Jumlah Kerjasama yang dihasilkan
buah
52
17
32,7%
-
-
-
-
-
Indikator Kinerja Kegiatan
Satuan
-
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
Capaian Tahun 2015
Persen tase (%)
3
37,5%
76
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Kegiatan
9
Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik
3.5
Realisasi anggaran Tahun 2015
Satuan
Laporan Laporan Administrasi pendukung penelitian dan desiminasi teknologi berbasis TTG
Target Renstra 2015 2019 70
Capaian Tahun 2015
Persen tase (%)
14
20%
Realisasi anggaran belanja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp. 14.476.135.692,- atau sebesar 95,01 persen dari pagu anggarannya. Rincian anggaran dan realisasi belanja tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Realisasi Anggaran Tahun 2015 Uraian Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total Belanja Kotor Pengembalian Jumlah
2015 Anggaran Realisasi 8,274,128,000 8,248,104,498 5,094,798,000 4,615,683,743 1,868,169,000 1,637,562,400 15,237,095,000 14,501,350,641 (25,214,949) 15,237,095,000 14,476,135,692
% Realisasi 99.69 90.60 87.66 95.17 95.01
Realisasi belanja tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.511.619.000,- atau sebesar 11,66 persen dari realisasi belanja pada tahun 2014. Hal ini disebabkan antara lain: 1.
Peningkatan belanja pegawai yang disebabkan oleh adanya penyesuaian besaran gaji pokok PNS, adanya penambahan jumlah pegawai, adanya pegawai yang mengalami kenaikan pangkat, serta adanya pegawai yang diaktifkan kembali jabatan fungsionalnya.
2.
Peningkatan jumlah kebutuhan belanja modal dan barang untuk mendukung rencana strategis yang dimulai pada tahun 2015.
Tabel 22. Perbandingan realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 dan 2014
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
77
URAIAN Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah
NAIK (TURUN) %
REALISASI TA 2015
REALISASI TA 2014
8,223,289,549 4,615,283,743 1,637,562,400
7,460,807,430 4,495,834,252 1,007,875,000
10.22 2.66 62.48
14,476,135,692
12,964,516,682
11.66
BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI tahun 2015 menyajikan berbagai keberhasilan capaian Indikator Kinerja Kegiatan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang diberikan tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi tepat guna, bersyukur karena pada awal tahun rencana strategis 2015-2019 telah tercapai dengan sangat memuaskan. Disampigng itu kebijakan terkait pengembangan e-government dan penguatan pengawasan memerlukan upaya yang lebih berarti. Diharapkan ada kesamaan gerak dan kesatuan langkah dalam menjalankan tugas pokok mengingat berbagai berbagai target indikator kinerja hanya dapat dicapai dengan melibatkan segenap civitas Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI dalam rangka penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada hasil, berbasis kinerja dan bertujuan melayani serta memberdayakan masyarakat.
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
78
LAMPIRAN
Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Tahun 2015
79