Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
KATA PENGANTAR Pusat Penelitian Bioteknologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit Bioteknologi-LIPI) sebagai lembaga pemerintah secara rutin berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunannya. Hal ini penting dilakukan sebagai bagian dari pertanggungjawaban lembaga kepada publik atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun. Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa laporan kegiatan tahun 2009 ini pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi-LIPI ini merupakan rincian pelaksanaan kegiatan lembaga selama satu tahun mulai Januari sampai dengan Desember 2009. Laporan ini mencakup berbagai aspek seperti pelaksanaan program kegiatan penelitian, aspek kelembagaan, pembinaan sumber daya manusia, kerjasama dan jasa iptek di bidang bioteknologi serta berbagai hal yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi lembaga sebagaimana tertuang di dalam Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1151/M/2001. Kepada seluruh peneliti dan karyawan Puslit Bioteknologi-LIPI yang telah melaksanakan tugas dengan baik dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan lembaga ini, kami atas nama pimpinan Puslit Bioteknologi-LIPI menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan harapan akan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik lagi guna meningkatkan kinerja lembaga pada tahun-tahun berikutnya. Akhirnya semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang memerlukan sebagai bahan referensi atau informasi dalam pelaksanaan program-program kegiatan yang telah dilakukan Puslit Bioteknologi-LIPI. Kepala Puslit Bioteknologi-LIPI,
Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya NIP. 19600323 198412 1001
i
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
DAFTAR ISI Hal i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................ iv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................1 1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................. 2 1.3 Ruang Lingkup ................................................................2 1.4 Peluang dan Tantangan ........................................................ 3 1.4.1. Peluang ........................................................................ 3 1.4.2. Tantangan ................................................................4 : ORGANISASI DAN SARANA PENDUKUNG 2.1 Tugas dan Fungsi ............................................................... 6 2.2 Struktur Organisasi ............................................................ 6 2.3 Visi, Misi dan Strategi Organisasi ................................ 7 2.3.1. Visi ............................................................................. 7 2.3.1. Misi ............................................................................ 8 2.4 Tujuan dan Sasaran Organisasi ........................................... 8 2.4.1. Tujuan ........................................................................ 8 2.4.2. Sasaran ................................................................ 9 2.4.3. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran (Strategi) ............. 9 2.5 Sumber Daya Manusia ....................................................... 10 2.5.1. Keadaan Pegawai Menurut Pangkat/ Golongan ............ 10 2.5.2. Keadaan Pegawai Menurut Pendidikan ....................... 11 2.5.3. Keadaan Pegawai Menurut Jabatan Sruktural .............. 11 2.5.4. Keadaan Pegawai Menurut Jabatan Fungsional 12 2.5.5. Formasi Pegawai ........................................................ 13 2.5.6. Kenaikan Pangkat ....................................................... 13 2.6. Anggaran Belanja ............................................................... 13 2.7. Pengembangan Sarana dan Prasarana ................................ 13 2.7.1. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium ......................... 14 2.8. Perpustakaan ................................................................15 2.8.1. Pengembangan Koleksi ............................................... 15 2.8.2. Pengolahan ................................................................ 15 2.8.3. Pelayanan ................................................................ 16 2.8.4. Penerbitan Lembaga ................................................... 17
ii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
BAB III : PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL KEGIATAN 3.1. Kegiatan Penelitian ........................................................... 18 3.1.1. Penelitian yang didanai oleh DIPA ............................. 18 3.1.2. Penelitian yang didanai oleh Kementrian Riset dan Teknologi ............................................................ 27 3.1.3. Penelitian yang didanai oleh program Kompetitif LIPI .......................................................... 40 3.1.4. Penelitian Kerjasama Internasional ............................. 59 3.2. Perjalanan Dinas ................................................................ 62 3.2.1. Dalam Negeri ............................................................. 62 3.2.2. Luar Negeri ................................................................ 65 3.3. Penerbitan dan Publikasi .................................................... 65 BAB IV : PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA 4.1. Pendidikan Formal ............................................................. 75 4.1.1. Dalam Negeri ............................................................. 75 4.1.2. Luar Negeri ................................................................ 76 4.2. Seminar/ Pelatihan ............................................................. 76 81 BAB V : PENUTUP ............................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................ 83
iii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 2 3 4
Daftar Tenaga Honorer Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang Diangkat Menjadi Cpns TMT 1 Oktober 2008 .............................. Daftar Tenaga Honorer Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang Diangkat Menjadi CPNS TMT 1 Nopember 2008 ........................ Daftar Pelamar Umum Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang Diangkat Menjadi CPNS TMT 1 Desember 2008 .......................... Pegawai Puslit Bioteknologi-LIPI yang Diperbantukan di Luar Instansi Lain .................................................................................
Hal
83 84 85 86
iv
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8
Hal Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan golongan ...................... 10 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan pendidikan ................... 11 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan struktural ....................................................................................... 11 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan fungsional ..................................................................................... 12 Kenaikan Pangkat Tahun Anggaran 2009 ................................ 13 Database perpustakaan ................................................................ 15 Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan dalam negeri ............................................................................................ 75 Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan luar negeri ................ 76
v
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4
Hal Struktur Organisasi Puslit Bioteknologi LIPI ................................ 7 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan golongan ..................... 10 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan pendidikan ................... 11 Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan struktural ....................................................................................... 12
vi
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit Bioteknologi-LIPI) adalah pusat penelitian yang bernaung di bawah lingkungan kerja dan bertanggungjawab kepada Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Puslit Bioteknologi-LIPI, bersama-sama dengan Puslit Biologi LIPI dan Puslit Limnologi-LIPI, semula dikenal dengan nama Lembaga Biologi Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LBN-LIPI). LBN yang dibentuk pada tahun 1962, pada awalnya merupakan bagian dari Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) yang berada di bawah naungan dan koordinasi Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI). Seiring dengan perjalanan waktu, situasi dan kondisi di Indonesia, maka MIPI berubah nama menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada tahun 1986 LIPI telah melakukan reorganisasi berdasarkan Keppres Nomor 1 Tahun 1986 dan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua LIPI Nomor 23/Kep/D5/1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan LBN berubah dan dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIPI (Puslitbang Bioteknologi-LIPI) bersama-sama dengan Puslitbang Biologi-LIPI, Puslitbang LimnologiLIPI, Puslitbang Geoteknologi-LIPI dan satu unit Pelaksana Teknis yaitu UPT BP. Kebun Raya dibawah koordinasi Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju pesat pada dua dekade terakhir ini, maka LIPI dituntut untuk melakukan penyempurnaan organisasi, sehingga pada tahun 2001 LIPI melakukan reorganisasi lagi. Tersurat dalam Keppres Nomor 43 Tahun 2001 dan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1151/M/2001, maka Puslitbang Bioteknologi-LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI bersama-sama dengan Pusat Penelitian Biologi-LIPI dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, namun masih tetap di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati. Sedangkan Pusat Penelitian Oseanografi, Geoteknologi dan Limnologi yang semula berada
1
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati kini berada di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian-LIPI. 1.2. Maksud dan Tujuan Laporan ini dibuat dengan maksud untuk menyusun dan mendokumentasikan seluruh pelaksanaan dan hasil kegiatan Puslit Bioteknologi-LIPI secara sistimatis selama periode Januari sampai Desember 2009. Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menyajikan data dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Puslit BioteknologiLIPI dan hasil-hasil yang dicapai selama satu tahun anggaran agar dapat dipergunakan sebagai referensi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern lembaga. 1.3. Ruang Lingkup Susunan penyajian laporan tahunan ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, peluang dan tantangan Bab II : Organisasi dan sarana pendukung, berisi tugas dan fungsi, struktur organisasi, visi, misi dan strategi organisasi, tujuan dan sasaran organisasi, cara mencapai tujuan dan sasaran (strategi), personalia, anggaran belanja, pengembangan sarana dan prasarana Bab III : Pelaksanaan program dan hasil kegiatan, berisi kegiatan penelitian yang mencakup penelitian lembaga dan penelitian kerjasama, juga berisi kegiatan perjalanan dinas di dalam dan luar negeri serta penerbitan dan publikasi Bab IV : Pembinaan sumber daya manusia, berisi peningkatan kemampuan SDM melalui pendidikan formal di dalam dan luar negeri, training, pertemuan dan kegiatan ilmiah lain seperti seminar/pertemuan ilmiah, pertemuan/rapat dan perpustakaan Bab V : Penutup, berisi kesimpulan
2
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
1.4. Peluang dan Tantangan 1.4.1. Peluang a.
Potensi iklim tropis basah merupakan “dapur” yang sangat produktif untuk proses asimilasi merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain
b.
Kekayaan biodiversitas dan kearifan lokal merupakan potensi yang perlu dikembangkan untuk memanfaatkan SDA Hayati
c.
Terbukanya perdagangan bebas merupakan peluang dalam ekspor produk-produk yang berbasis SDA Hayati Indonesia yang mempunyai keunggulan komparatif dan untuk itu harus dimulai dari pemilihan prioritas.
d.
Regionalisasi bidang ekonomi antara negara maju dapat memperluas peluang kerjasama ekonomi multilateral, sehingga dapat dilakukan penghematan biaya litbangrap. Hal ini sangat menguntungkan ketika anggaran penelitian masih sangat minim
e.
Kemajuan teknologi informasi dapat mempercepat alih teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan teknologi maupun pengetahuan tentang lingkungan hidup
f.
Meningkatnya perhatian negara-negara maju pada masalah lingkungan dapat menaikkan posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik internasional dan dapat dijadikan wahana mendapatkan bantuan dana dunia baik grant atau soft loan untuk pengelolaan SDA Hayati
g.
Dimulainya pelaksanaan otonomi daerah dapat memacu pengembangan produk berbasis SDA Hayati yang disesuaikan dengan potensi dan kompetensi daerah
h.
Kesadaran lingkungan hidup yang tinggi masyarakat ilmuwan di luar negeri dan Non Government Organization (NGO) maupun organisasi masyarakat sipil lain dapat memberikan kontribusi kerjasama bantuan baik mengenai IPTEK maupun pendanaan yang mendukung pengelolaan SDA Hayati
3
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
1.4.2. Tantangan a.
Pemanasan global dan dampaknya seperti bahaya banjir dan kekeringan serta perubahan temperatur di laut dan di muka bumi dapat mengganggu ekosistem, mengurangi potensi dan bahkan merusak keanekaragaman SDA Hayati
b.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara berkembang dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan kebutuhan produk-produk pertanian dan kepemilikan lahan pertanian. Untuk itu perlu dikembangkan upaya untuk meningkatkan produktifitas lahan.
c.
Penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata dan kualitas yang rendah memberikan beban terhadap lingkungan hidup dan lahan produksi pertanian.
d.
Isu-isu global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup dapat mengganggu produksi dan perdagangan produk-produk yang berbasis SDA. Juga dalam penerapan standar internasional dan penerapan ISO 14000 tentang manajemen lingkungan hidup, Hazard Analytical Critical Control Point tentang manajemen keamanan pangan dapat merupakan hambatan bagi dunia usaha Indonesia yang belum sepenuhnya siap menghadapi hal tersebut.
e.
Pengaruh teknologi informasi dapat merubah budaya bangsa menjadi konsumtif sehingga dapat berpengaruh pada pemborosan SDA.
f.
Rendahnya kesejahteraan dan kemerosotan moral dapat berpengaruh terhadap pola sikap dan pola tindak terhadap lingkungan hidup dan SDA.
g.
Lemahnya penegakan hukum termasuk dalam penanganan kasus perdagangan liar SDA seperti kayu atau hasil laut dapat memberikan dampak negatif terhadap keamanan SDA. Juga, kondisi keamanan yang masih belum pulih di daerah konflik dapat menghambat pengelolaan SDA, terutama daya tarik investor asing dalam pemanfaatan SDA.
4
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
h.
Daya saing produk-produk turunan SDA dalam negeri yang masih rendah merupakan tantangan untuk meningkatkan agar dapat diterima pada pasar bebas.
i.
Dengan disepakati perjanjian atas Trades-related Intellectual Property Rights (TRIPs) maka dapat berdampak konsekuensi membayar biaya lisensi pada pemilik paten. Saat ini banyak paten produk asli Indonesia jatuh di tangan bangsa lain seperti lebih dari 10 paten mengenai pengolahan rotan terdaftar atas nama USA, paten makanan tradisional tempe dimiliki oleh Jepang, Belanda dan Jerman.
j.
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat terhadap SDA. Pemanfaatan SDA tidak benar dilakukan semata-mata hanya karena ketidaktahuan.
k.
Kondisi keuangan negara yang masih belum membaik menjadi kendala dalam pendanaan untuk pengembangan usaha-usaha rakyat (kredit lunak jangka panjang, pengadaan insentif sarana produksi, dll.)
l.
Kurangnya dukungan pihak perbankan kepada pihak industri yang mengolah produk-produk pertanian.
m. Rendahnya penelitian benih unggul sehingga masih ada beberapa benih yang diimpor dari luar.
5
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
BAB II ORGANISASI DAN SARANA PENDUKUNG
2.1. Tugas Dan Fungsi Puslit Bioteknologi-LIPI sesuai dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/Kep/M/2001, tanggal 5 Juni 2001, Pasal 145 mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi, serta evaluasi dan penyusunan laporan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 di atas, Puslit Bioteknologi-LIPI mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang bioteknologi b. Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan teknis bidang bioteknologi c. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi d. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang bioteknologi e. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang bioteknologi f. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bioteknologi g. Pelaksanaan urusan tata usaha
2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri atas tiga bidang penelitian yaitu : Bidang Biologi Molekuler, Bidang Biologi Sel dan Jaringan, Bidang Bioproses, dan dua bidang penunjang yaitu Bidang Sarana Penelitian dan Bagian Tata Usaha. Struktur organisasi selengkapnya adalah sebagai berikut :
6
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
STRUKTUR ORGANISASI PUSLIT BOTEKNOLOGI- LIPI PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI Bagian Tata Usaha Sub Bagian Kepegawaian
BIDANG BIOLOGI MOLEKULER
BIDANG BIOLOGI SEL DAN JARINGAN
Sub Bagian Umum
BIDANG BIOPROSES
Sub Bagian Kerjasama dan Jasa
BIDANG SARANA PENELITIAN
SUB BIDANG SARANA BIOLOGI MOLEKULER SUB BIDANG SARANA BIOLOGI SEL DAN JARINGAN
SUB BIDANG SARANA BIOPROSES
SUB BIDANG KEBUN PLASMA NUTFAH TUMBUHAN DAN HEWAN
Gambar 1. Struktur Organisasi Puslit Bioteknologi LIPI
2.3. Visi, Misi Dan Strategi 2.3.1. Visi Visi Puslit Bioteknologi-LIPI mengacu pada visi IPTEK 2025 yaitu “Terwujudnya IPTEK sebagai kekuatan utama untuk kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa” dan visi LIPI yang berbunyi “Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik”. Berdasarkan dua visi tersebut disusunlah visi Puslit Bioteknologi-LIPI yaitu : “Menjadi lembaga penelitian bioteknologi terdepan yang didukung oleh sumber daya profesional.”
7
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
2.3.2. Misi a.
b.
c. d. e. f.
Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan sumber daya alam hayati melalui penguasaan biologi molekuler, sel dan jaringan serta bioproses Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan di bidang bioteknologi Ikut serta dalam usaha mencedaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang bioteknologi Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance) Meningkatkan profesionalitas, kesejahteraan pegawai dan karyawan
2.4. Tujuan dan Sasaran Organisasi 2.4.1. Tujuan a.
b.
c. d. e.
Memanfaatkan bioteknologi modern untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati untuk bahan pangan, obatobatan, kesehatan masyarakat dan perbaikan lingkungan hidup Meningkatkan kemampuan dan jumlah SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler, bioproses dan ilmu lain yang menunjang Meningkatkan kemampuan manajerial dan sistem administrasi kelembagaan riset modern Membantu menyiapkan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi Mengembangkan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional secara internal dan eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2.4.2. Sasaran
8
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
a. Terciptanya kompetensi inti (core competence) yang handal di bidang bioteknologi yang didukung dengan kemampuan sumber daya IPTEK yang profesional b. Terfasilitasinya penegakan kebenaran ilmiah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk mengatasi permasalahan perbedaan kepentingan dan konflik yang mungkin terjadi c. Terciptanya tata kelola yang profesional, efektif, efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) d. Terjalinnya komunikasi antara pemegang kebijakan, swasta, masyarakat industri, masyarakat umum dan peneliti sehingga memahami pentingnya sumber daya alam hayati sebagai aset dan kunci penggerak pembangunan di bidang pangan, kesehatan dan lingkungan e. Termanfaatkannya hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan asetaset yang dimiliki untuk kemajuan ekonomi, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan daya saing dalam kerangka pembangunan berkelanjutan yang adil berwajah kemanusiaan 2.4.3. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran (Strategi) a. 1. 2. b. 1.
2.
3. c. 1. 2. d. e.
Penajaman program strategis dalam bidang pangan, farmasi dan lingkungan. Penguatan ilmu dasar dan terapan dalam bidang biologi sel dan jaringan, biologi molekuler dan bioproses. Rekrutmen, pendidikan dan pelatihan SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler dan bioproses dan ilmu lain yang menunjang. Meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan riset pembinaan, riset unggulan dan riset strategis serta kerjasama nasional, regional dan internasional. Menyelenggarakan forum-forum komunikasi ilmiah internal dan eksternal. Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan SDM di bidang administrasi dan manajemen modern. Membangun sistem informasi manajemen. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi. Menyusun dan mengimplementasikan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional.
9
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
2.5. Sumber Daya Manusia 2.5.1. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan golongan Tabel 1. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan golongan : No. 1. 2. 3. 4.
TINGKAT GOLONGAN
JUMLAH
Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Jumlah
31 orang 134 orang 63 orang 11 orang 239 orang
Gambar 2. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan golongan
10
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
2.5.2. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan pendidikan Tabel 2. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TINGKAT ESELON S3 S2 S1 S0/DIII SLTA SLTP SD Jumlah
JUMLAH 24 orang 32 orang 81 orang 25 orang 51 orang 14 orang 12 orang 239 orang
Gambar 3. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan pendidikan
2.5.3. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan struktural Tabel 3. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan struktural No. 1. 2. 3. 4.
TINGKAT ESELON Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Jumlah
JUMLAH 1 orang 1 orang 5 orang 7 orang 14 orang
11
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Gambar 4. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan struktural 2.5.4. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan fungsional Tabel 4. Jumlah SDM dikelompokkan berdasarkan jabatan fungsional No.
TINGKAT ESELON
1. Jabatan Peneliti: Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Kandidat Peneliti 2. Jabatan Pranata Humas Pranata Humas Muda Panat Humas Pertama 3. Jabatan Pranata Komputer Pranata Komputer Utama Kandidat Pranata Komputer 4. Jabatan Pustakawan Pustakawan Muda Pustakawan Pertama 5. Jabatan Analis Kepegawaian Analis Kepegawaian Pertama Jumlah
JUMLAH 12 19 21 13 56
orang orang orang orang orang
2 orang 1 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 1 orang 131 orang
12
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
2.5.5. Formasi Pegawai Realisasi: Formasi tahun 2008 bersumber dari tenaga honorer dan pelamar umum berjumlah 37 orang, dengan rincian 26 orang dari tenaga honorer dan 11 orang dari pelamar umum. 2.5.6. Kenaikan Pangkat Tabel 5. Kenaikan Pangkat Tahun Anggaran 2009 Rencana Golongan Jumlah Golongan I Golongan II 3 orang Golongan III 21 orang Golongan IV 3 orang Total 27 orang
Realisasi Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Total
Jumlah 3 orang 20 orang 3 orang 26 orang
2.6. Anggaran Belanja Anggaran belanja yang dipergunakan untuk membiayai seluruh kegiatan di Puslit Bioteknologi-LIPI pada tahun anggaran 2009 sebagaimana yang tertera dalam DIPA adalah sebesar Rp. 33.369.384.000 sedangkan realisasi pengeluaran mencapai Rp. 13.086.908.668 sehingga terdapat selisih lebih sebesar Rp.20.282.475.332. Kelebihan ini direncanakan untuk pengadaan peralatan laboratorium yang belum terealisasi. 2.7. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengembangan sarana dan prasarana pendukung penelitian pada tahun 2009 di Puslit Bioteknologi LIPI masih tetap didanai dengan anggaran APBN (DIPA) seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 pembangunan Gedung Feed Plant, Kandang ternak dan Talud, pemeliharaan/perbaikan gedung kantor. Sarana Gedung Puslit Bioteknologi-LIPI pada tahun 2009 yang dipergunakan untuk pelaksanaan penelitian dan kegiatan administrasi
13
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
meliputi : Gedung Administrasi, Gedung Serba Guna dan Garasi, Laboratorium, Perpustakaan dan Auditorium, Wisma Tamu, Rumah Kaca, Lath-House, Prasarana Pengujian Keamanaan Hayati, Kebun Plasma Nutfah, Rumah Jaga, Kandang Ternak, Workshop Kebun dan Ruang Prosessing Susu. Kegiatan pemeliharaan gedung kantor (pemeliharaan kebersihan/cleaning service) seluas 7.400 m2, pemeliharaan halaman gedung, perbaikan AC Sentral dan AC Split, perbaikan dan pengadaan peralatan laboratorium. Dengan disediakannya sarana dan prasarana pendukung penelitian, diharapkan kinerja kegiatan peningkatan kompetensi inti melalui penelitian dan pengembangan di Puslit Bioteknologi juga meningkat. 2.7.1. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah alat yang rusak dan membutuhkan perbaikan lebih banyak dibandingkan dengan peralatan yang perlu perbaikan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Daftar alat-alat yang diperbaiki pada tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan Alat - Timbangan Bbi Capasitas 100 kg - Unit Power Supply - Inkubator - Oven - Alat Destilasi Air - PH Meter - Laminar Air Flow - Deep Freezer - Heating Mantle 2. Pengembangan Fisik - Balai Pengobatan Widyaselaras CSC LIPI 3. Pembangunan Fisik - Gedung Feed Plant - Kandang ternak - Talud
14
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
2.8. Perpustakaan 2.8.1. Pengembangan koleksi Registrasi majalah yang sebagian besar diperoleh dari pertukaran tercatat sebanyak 100 eksemplar/tahun. Kegiatan tukar menukar jurnal, terutama antar instansi pemerintah, tetap berjalan sebagaimana biasa, juga penambahan koleksi dalam bentuk hadiah seperti buku, Laporan PKL, Skripsi dan lain-lain, baik yang berasal dari staf maupun dari mahasiswa dan masyarakat lainnya. 2.8.2. Pengolahan Database BUKU dan ANALIT sudah dapat ditelusur oleh pengguna melalui website http://www.biotek.lipi.go.id dengan meng-klik katalog kemudian memasukkan kata kunci yang dicari. Database yang tersedia adalah sebagai berikut: Tabel 6. Database perpustakaan Nama database Analit Buku Reprint
Jumlah seluruh MFN (Master File Number)
Jumlah record 7.722 3.498 820
Keterangan Database analit untuk artikel Database buku untuk buku Database Reprint untuk koleksi yang diperoleh dari para peneliti, baik berupa artikel jurnal atau bagian dari buku 12.040
Database tersebut di atas ke depannya tidak akan dipergunakan lagi dan pada tahun anggaran 2010 akan dilaksanakan migrasi sistem perangkat lunak perpustakaan dari CDS/ISIS ke Senayan Library Management System (SLiMS), Pada perangkat lunak Senayan, koleksi perpustakaan dapat
15
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
dibuatkan barcodenya.Tujuan migrasi sistem ini adalah agar database perpustakaan menjadi lebih mudah diakses (user friemdly). Selanjutnya adalah kegiatan mendigitalisasi koleksi informasi di perpustakaan dalam bentuk DVD Perpustakaan Dijital di Bidang Bioteknologi. Adapun terbitan yang sudah terdigitalisasi adalah : 1. Annales Bogorienses (tahun 1955-2001) 2. Warta Biotek (1986-1997) 3. Laporan Tahunan 4. Laporan Teknik (1990-2008) 5. Buku-buku terbitan lembaga sebanyak 25 judul 6. Prosiding 5 judul Kegiatan lain yang sudah dilaksanakan adalah updating sistem website Puslit Bioteknologi LIPI dan updating informasi yang berisi profil, produk dan jasa Puslit Bioteknologi LIPI serta informasi dan artikel terkait bidang bioteknologi via internet dan DVD web Puslit Bioteknologi LIPI Selain itu juga kegiatan manajemen automasi perpustakaan yang diharapkan dapat meningkatkan layanan perpustakaan 2.8.3. Pelayanan Pengunjung perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI berasal dari staf Puslit Bioteknologi-LIPI, mahasiswa, dan staf dari instansi lain. Adapun jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2009 adalah 309 orang/tahun yang terdiri dari pengunjung di luar Puslit Bioteknologi LIPI, tidak termasuk staf Puslit Bioteknologi LIPI Tujuan para pengunjung datang ke perpustakaan adalah untuk 1) mencari informasi, 2) mencari buku, 3) Membaca, 4) mencari data, 5) meminjam buku, 6) mengakses internet, 7) mencari literatur, 8) mencari bahan untuk presentasi, 9) fotokopi, 10) mencatat tabel, 11) mencari jurnal, 12) silaturahim dan lainnya. Pengunjung yang datang ke perpustakaan untuk membaca koran sebanyak 1320 orang/tahun Layanan sirkulasi buku berjalan seperti biasa yaitu buku hanya boleh dipinjam oleh PNS dengan rata-rata lebih dari 100
16
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
dokumen per tahun.Sedangkan bagi masyarakat umum yang membutuhkan data, informasi bisa diperoleh melalui layanan fotokopi yang pada tahun 2009 mencapai 836 halaman/tahun. Layanan lainnya adalah layanan penelusuran informasi yang pada tahun 2009 tercatat sebanyak 11 topik terpenuhi dan 3 topik tidak terpenuhi. 2.8.4. Penerbitan Lembaga Selama tahun 2009 telah terbit dua terbitan berseri yaitu : a. Annales Bogorienses Volume 11 (1), 2007 dan Volume 12 (1), 2008 dalam bentuk tercetak. b. BioTrends sebanyak 2 volume yaitu Volume 4 (1) 2009 dan Volume 4 (2) 2009 dalam bentuk DVD majalah elektronik.
17
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL KEGIATAN
3.1. Kegiatan Penelitian 3.1.1. Penelitian yang didanai oleh DIPA a. Potensi Mikroalga Laut (Khlorofita) Indonesia Sebagai Penghasil Energi Baru Biofuel Cair (Biodisel) Khairul Anam, Hilda Farida, Muhammad Sidiq H., Dwi Susilaningsih Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah, termasuk di dalamnya adalah keanekaragaman hayati mikroalga. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa mikroalga dapat menghasilkan biodiesel yang bersumber dari kandungan asam lemak biomassa-nya. Hal ini membuka lahirnya sumber bahan bakar alternatif baru untuk mengatasi dampak krisis energi. Dalam penelitian ini digunakan mikroalga Chlorella dan Tetraselmis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa, baik mikroalga Chlorella dan Tetraselmis, meningkat biomassa-nya seiring lamanya waktu kultivasi, akan tetapi asam lemak yang terkandung di dalam biomassa pada saat tertentu mengalami penurunan. Dari percobaan diketahui bahwa dengan waktu kultivasi 12 minggu, dari mikroalga Chlorella dihasilkan biomassa kering dan asam lemak 1.91 g/l dan 13.33±5.77%, untuk Tetraselmis dihasilkan biomassa kering dan asam lemak 0.35 g/l dan 8.00±6.92%, sedangkan dengan waktu kultivasi 2 minggu diperoleh biomassa kering dan asam lemak dari Chlorella 0.30 g/l dan 21.76±3.25%, untuk Tetraselmis dihasilkan biomassa kering dan asam lemak 0.05 g/l dan 61.91±5.94%. sedangkan dengan penambahan maizena sebagai substrat tambahan meningkatkan berat bio-massa-nya akan tetapi menurunkan kandungan asam lemak. Selain itu juga dilakukan orientasi terhadap kandungan asam lemak mikroalgami-kroalga laut lainnya dari koleksi yang ada. Dari percobaan
18
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
diperoleh bahwa btm 11 menghasilkan asam lemak hingga 32.21±4.39% dari berat biomassa kering. b. Pengembangan Layanan Informasi Kerjasama dan Perpustakaan Dijital di Bidang Bioteknologi A.S. Surapermana, S.E. Faisholyah, Sogir, L.A. Bakti, Nurlela, E. Baina, A. Wijaya, Sanusi, A.T. Suwarno, Suherman, M. Fahrudi, Abidin, Sainan, Iwan, A. Suprianto Dalam pengembangan kegiatan kerjasama dan jasa serta meningkatkan citra Puslit Bioteknologi-LIPI, informasi memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu dilakukan kegiatan kemas ulang informasi yang berisi profil, produk dan jasa, teknologi serta sumber daya manusia dari Puslit Bioteknologi-LIPI dalam bentuk CD Informasi Puslit Bioteknologi-LIPI serta kegiatan penyusunan SOP kegiatan kerjasama yang dapat meningkatkan layanan dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Puslit Bioteknologi-LIPI dengan para stake holder (institusi, industri atau masyarakat umum). Di samping itu, dalam meningkatkan pelayanan perpustakaan maka dilakukan pengembangan perpustakaan dijital (digital library) di bidang bioteknologi oleh Perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI. Kegiatan ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pelayanan perpustakaan terhadap pengguna khususnya peneliti Puslit bioteknologi dan masyarakat umumnya, sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan kegiatan penelitian bidang bioteknologi dan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang bioteknologi kepada masyarakat. Kata kunci: Pelayanan Informasi, Kerjasama IPTEK, SOP.
Perpustakaan
Dijital,
c. Studi Kimia, Tosikologi dan Farmakologi Tumbuhan Obat Indonesia, Hydnophytum formicarum Jack (Rubiaceae) Bustanussalam, Yoice Srikandace, Yatri Hapsari, Eris Septiana, Fauzy Rachman, dan Partomuan Simanjuntak
19
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Tumbuhan sarang semut, Hydnophytum cf. For-micarum Jack merupakan tumbuhan dari Papua yang bersifat epifit dari suku Rubiaceae digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain tumor, kanker, dan wasir, sehingga dipercaya mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Untuk menunjang penggunaannya sebagai obat tradisional maka dilakukan penelitian uji antioksidan dan untuk mengetahui senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi air, etilasetat dan nbutanol. Hasil uji antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas diperoleh aktivitas daya hambat Ic50 untuk ekstrak air 46,89 ppm, etil asetat 36,30 ppm, dan n-butanol 63,76 ppm. Pemurnian ekstrak etil asetat dengan kromatografi kolom [ SiO2, n-heksan-etil asetat = 10:1~1:1; SiO2, n-heksan-etil asetat = 5:1; SiO2, n-heksan-etil asetat = 10:1 & 5:1; SiO2, n-heksan, n-heksan-etil asetat = 10:1 & 5:1). Sedangkan ekstrak air dimurnikan dengan kroma-tografi kolom (SiO2, CHCl3; CHCl3-metanol = 9:1~1:1; CHCl3-metanol-air = (5:5:1); metanol-air = 1:1). Dan ekstrak n-butanol dimurnikan dengan kromatografi kolom kloroform-metanol (9:1 ~ 2:1) dan kloroform-metanol-air (2:1:1). Uji aktivitas ekstrak n-butanol, etil asetat dan air menunjukkan aktivitas penghambat pertumbuhan sel leu-kemia L1210 dengan nilai IC50 masingmasing 10,36 µg/mL, 22,60 µg/mL dan 17,79 µg/mL. Kata Kunci: Hydnophytum cf. Formicarum Jack, Antioksidan, Pemurnian, Anti kanker, Sel Leu-kemia L1210 d. Pengembangan Kebun Koleksi Plasma Nutfah di Cibinong Science Centre Dody Priadi, Taryadi Rachmat, Tatang Sudarna, Handrie, Oceng, Nanang T. Rustama, Yani Cahyani, Tato Sumardiman, Lasimur, Moh. Sajam, Aan Sutiawan, Tulus Maulana, Muhamad Atu, Muh. Watman, Nawawi Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Cibinong adalah tapak pelestarian plasma nutfah tumbuhan dan hewan yang berlokasi di wilayah Cibinong Science Centre (CSC) pada saat ini memiliki 1960 nomor koleksi yang terdiri dari 18 jenis dan 82 kultivar tanaman buah-buahan terpilih Indonesia serta
20
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
koleksi hewan ternak. Sebagai salah satu kegiatan tolok ukur kelem-bagaan, kebun ini mengemban tugas rutin pemeliharaan koleksi kebun yaitu: penataan dan pemeliharaan koleksi, pembibitan, pengembang-an tanaman koleksi dan sebagainya serta pe-meliharaan kampus Puslit Bioteknologi. Pada tahun 2009 telah dilakukan kegiatan penyulaman tanaman koleksi sebanyak 24 pohon. Untuk ba-han penyulaman dan pengembangan tanaman koleksi telah dilakukan duplikasi 9 jenis tanaman koleksi serta penanaman koleksi baru berbagai jenis dan kultivar sebanyak 68 nomor koleksi. Untuk melengkapi basis data koleksi, telah dilakukan pengamatan morfologi daun duku, jambu air, jambu bol dan jeruk. Data terakhir 2009 koleksi hewan berjumlah 22 ekor sapi yang terdiri dari sapi perah dan potong. Di bidang pelayanan publik, Kebun telah menerima 19 kali kunjungan baik perorangan maupun rombongan dari instansi pemerintah dan swasta. Penanganan pasca panen belum dapat dilakukan sepe-nuhnya mengingat masih adanya gangguan keamanan kebun dari pihak luar. Kata kunci: tapak pelestarian plasma nutfah, ex situ, buahbuahan Indonesia, CSC. e. Pengembangan Dioscorea spp. Sebagai Bahan Pangan Fungsional Bebas Gluten dan Konservasinya Secara In Vitro Dyah R. Wulandari, T.M. Ermayanti, Rudiyanto, Deritha E. Rantau, Erwin Al Hafiizh, Betalini W. Hapsari and Andri F. Martin Koleksi dan perbanyakan jenis-jenis Dioscorea terseleksi yang berpotensi sebagai bahan pangan fungsional bebas gluten perlu diteliti dan dikembangkan secara serius untuk mendapatkan kandidat-kandidat tanaman unggul untuk pengembangan budidayanya. Kegiatan penelitian ini diawali dengan pengumpulan jenis-jenis Dioscorea yang telah tersedia di Kebun Raya Purwodadi, Balitkabi dan Balai Besar Biogen. Penelitian difokuskan terhadap jenis-jenis Dioscorea yang telah ditanam dan dimanfaatkan oleh penduduk maupun yang masih tumbuh liar. Selanjutnya Dioscorea yang terkumpul ditanam di
21
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kebun Plasma Nutfah di Cibinong Science Center sebagai bahan perbanyakan dan konservasi in vitro. Untuk menjaga kelestarian sumber plasma nutfah juga dilakukan koleksi dan konservasi secara in vitro melalui kultur tunas pucuk maupun internodus. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan nutrisi seperti komposisi karbohidrat, lemak, protein termasuk konfirmasi kandungan gluten untuk mendapatkan klon-klon unggul sebagai bahan pangan fungsional bebas gluten. Penelitian dilakukan selama 1 tahun de-ngan sasaran di akhir tahun 2009 adalah diperolehnya koleksi dan konservasi jenisjenis Dioscorea yang berpotensi sebagai bahan pangan fungsional bebas gluten secara in vitro dengan informasi kandungan nutrisi. Umbi hasil koleksi dari berbagai daerah selama tahun 2009, ditanam di lath house, rumah kaca dan lahan percobaan. Sampai dengan akhir tahun, koleksi tanaman telah mencapai 88 nomer, terdiri atas 36 nomer koleksi D. alata ungu, 18 nomer koleksi D. alata putih, 29 nomer koleksi D. esculenta dan 3 nomer koleksi D. hispida. Sebanyak 4 jenis Dioscorea yaitu D.alata ungu dan putih, D.esculenta dan D. hispida telah dikoleksi secara in vitro dari eksplan buku. Jumlah eksplan keempat jenis Dioscorea yang membentuk tunas sangat beragam, tergantung ketersediaan eksplan yang tidak mengalami kontaminasi. Hasil pengamatan pada kultur tunas dan buku D. alata ungu dan D. esculenta menunjukkan bahwa media MS0 (tanpa penambahan zat pengatur tumbuh) hanya mampu menginduksi tumbuhnya 1 mata tunas di setiap eksplan. Jumlah tunas terbanyak dihasilkan oleh buku yang ditumbuhkan pada media MS yang mengandung 2 mg/l BAP, yaitu antara 1-5 tunas (utama dan aksiler) pada D. alata ungu dan menghasilkan 1-10 tunas (utama dan aksiler) pada D. esculenta. D. esculenta tampak lebih peka terhadap 2 mg/l BAP dibanding dengan D. alata ungu. Pengurangan konsentrasi BAP menjadi 1 mg/l, mengakibatkan pengurangan jumlah tunas aksilar dan ukurannya menjadi lebih besar dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan penambahan dengan 2 mg/l BAP. Dengan demikian tujuan perbanyak-an tunas tercapai dan mudah juga untuk memisahkan tunas aksilarnya pada proses subkultur ke media segar.
22
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kata kunci : Dioscorea spp., pangan fungsional bebas gluten, konservasi in vitro. f. Kegiatan Pembangunan Gedung Feed Plant (512 m2), Kandang ternak (108 m2) dan Talud (537,74 m2) Syahruddin Said dan Ramlanto Dalam upaya percepatan pembangunan Agribisnis khususnya sektor Peternakan di Indonesia, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI melalui proyek “Animal Husbandry Technology and Practice Improvement to Accelerate Meat and Milk Production (Meat-MilkPro)” akan memperoleh bantuan dana soft loan dari Pemerintah Spanyol. Bantuan dana tersebut diperuntukan hanya untuk membiayai pengadaan peralatan laboratorium dan mesin, serta sebagian untuk membiayai kegiatan peningkatan SDM (pelatihan). Sedangkan pembiayaan program penelitian, pembangunan gedung dan sarana pendukung lainnya menjadi bagian yang harus dibiayai oleh pemerintah Indonesia (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Perencanaan kebutuhan sarana fisik secara keseluruhan meliputi: Pembangunan Gedung laboratorium Peternakan (1500 m2), Pembangunan Dairy Plant (450 m2), Pembangunan Kandang Ternak Otomatik (180 m2), Pembangunan Feed Plant (512 m2), Pembangunan Kandang ternak (108 m2) dan Pembuatan Prasarana Lingkungan 1 paket (berupa lapangan parkir, jalan lingkungan dan selokan, gardu listrik). Pada tahun 2009 ini dibanguan berupa Gedung Feed Plant (512 m2) dan Kandang ternak (108 m2) melalui pendanaan DIPA Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI tahun Anggaran 2009. Lingkup pekerjaan antara lain pengadaan konsultan perencanaan, pengadaan kontraktor dan konsultas pengawasan. Dasar pelaksanaan pengadaan tersebut mengacu kepada Keppres 80 tahun 2003. g. Akreditasi dan Sertifikasi Laboratorium Uji Bioteknologi Pusat Penelitian Bioteknologi - LIPI Roni Ridwan, Yantyati Widyastuti, Judhi Rachmat
23
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Meningkatnya persaingan di pasar global berpengaruh terhadap penetapan standar mutu bagi barang dan jasa. Tuntutan informasi teknis dari setiap produk yang diperdagangkan menuntut laboratorium penguji untuk meningkatkan kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil pengujian yang akurat dan absah. Sistem Standardisasi Nasional (SSN) bertujuan untuk mewujudkan jaminan dan perlindungan kesehatan, keamanan dan kepuasan customer yang dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas nasional dalam meningkatkan daya saing dan pengakuan serta kepercayaan atas barang dan/atau jasa yang dihasilkan Indonesia di pasar domestik, regional dan internasional. Jika organisasi telah menjadi lebih besar, maka pembagian kerja pun lebih rumit dan tingkatan hirarki menjadi lebih banyak. Akibatnya, kebutuhan akan koordinasi menjadi lebih besar dan kebutuhan akan keseragaman/standardisasi semakin meningkat. Koordinasi dapat direalisasikan oleh suatu sistem manajemen mutu untuk memenuhi kebutuhan ini maka akan terjadi peningkatan formalitas dalam wujud dokumentasi tertulis dan dapat dipertanggungjawabkan. Adanya dokumen tertulis ini sejalan dengan prinsip penerapan ISO 9000 tentang perlunya sistem dokumentasi mutu yang dimplementasikan secara nasional dalam SNI ISO/IEC 17025:2008. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan tahapan persiapan pengajuan akreditasi dan sertifikasi laboratorium pengujian berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008, meliputi penyususnan dokumen mutu, sosialisasi internal, persiapan sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya, implementasi sistem manajemen mutu, dan kalibrasi peralatan laboratorium. Pusat Penelitian Bioteknologi sebagai salah satu pusat penelitian dibawah LIPI, merasa perlu untuk memiliki laboratorium uji yang mendapatkan pengakuan akreditasi dan sertifikasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai salah satu laboratorium pengujian yang kompeten. Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk akreditasi dan sertifikasi KAN, menyiapkan SDM terampil yang memenuhi kriteria akreditasi, dan menyiapkan sarana dan prasarana untuk keperluan akreditasi dan sertifikasi. Sasaran dilaksanakannya kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 untuk persiapan pengajuan akreditasi dan sertifikasi dari KAN.
24
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kata kunci: akreditasi, sertifikasi, sistem manajemen mutu. h. Pengembangan Fasilitas Koleksi Biakan Mikroorganisme (INACC) Shanti Ratnakomala, Fahrurrozi, Rohmatussolihat, Akhirta Atikana, Wulansih Dwi Astuti, dan Puspita Lisdiyanti Koleksi mikroorganisme Indonesia sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa datang. Dari perkembangan pesat dalam bidang bioteknologi, maka peran koleksi mikroorganisme dan penyimpanan kultur dalam perkembangan bioteknologi menjadi suatu kebutuhan yang sangat berarti, diantaranya adalah sebagai sarana penyimpanan kultur yang berpotensi dan kultur yang telah/akan dipatenkan. Penataan koleksi, pengembangan dan konservasi mikroorganisme yang telah diteliti di Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI perlu dilakukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankannya agar bahan material hasil penelitian ini tetap ada dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan yang dimulai tahun 2009 ini merupakan kegiatan rutin pemeliharaan dan kegiatan penelitian berupa penapisan potensi dari isolat yang dikoleksi sehingga dapat diketahui potensi serta manfaatnya, selanjutnya dilakukan penyimpanan dengan metode yang sesuai untuk setiap jenis mikroorganisme yang telah diteliti, agar mikroorganisme tersebut tidak berubah sifat genetiknya. Basis data tentang jenis mikroorganisme yang telah dikonservasi dan teknik yang dipergunakan juga akan dibuat sebagai usaha penyimpanan informasi yang berharga dan memformatnya dalam bentuk kumpulan informasi yang mudah diakses berbagai pihak yang memerlukan. Pusat koleksi kultur ini menjadi tulang punggung untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati, dengan perannya sebagai penyimpan sumber daya plasma nutfah. Kata kunci: koleksi mikroorganisme, skrining potensi, kultur koleksi.
25
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
i. Peningkatan Fasilitas dan Sarana Ketatausahaan Tutang, Abdul Rachman, Rachmat Ramdan, Achmad Rivai, Muhamad Napis, Maryanto, Pupung Zainal, Mahpud, Munali, Muh. Watman, Agus Istiarto, Riyanto, Sofian Sauri, Agus, Setiawan, Ahmad Saehu, Hesti Yuliastri, Ahmad Jarkasih, Abidin, Encep Sulaeman, Komarudin, Mahpudin, Munadi, Rohmat Hidayat Pencatatan dan pemeliharaan barang inventaris yang dibeli menggunakan dana baik DIPA maupun dana lain yang dikeluarkan dari negara harus dicatat sebagai barang inventaris. Pencatatan dan pemeliharaan ini sangat penting, tujuannya tentu untuk memudahkan ketika diperlukan sebagai bahan laporan baik berupa laporan tiga bulanan atau tahunan. Sedangkan pemeliharaan sendiri sangat penting dilakukan untuk menjaga agar barang yang ada bisa digunakan sesuai dengan keperluannya. Selain itu barang-barang inventaris tanpa dipeliharan dan dicatat, maka suatu saat apabila diperlukan akan sulit ditemukan dan bisa saja kondisinya tidak sesuai harapan. j. Kompilasi dan Analisis Data serta Penyempurnaan Data Molekuler, Keamanan Lingkungan, dan Pangan untuk Sertifikasi Keamanan Hayati Padi Transgenik Tahan Penggerek Batang Yuli Sulistyowati, Bernadetta Rina Hastilestari, Agus Rachmat, Fatimah Zahra, Ade Nena, Dwi Widyajayantie, Carla Frieda Pantouw, Apriadi Situmorang, Dadang Supriatna, Budi Satrio, Taufik Hidayat Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI telah berhasil mendapatkan padi transgenik cv. Rojolele mengandung gen cryIAb potensial tahan penggerek batang. Gen ini menghasilkan kristal protein yang bersifat toksik terhadap lepidoptera, namun tidak berbahaya bagi manusia. Uji keamanan lingkungan telah dilakukan melalui serangkaian Uji Lapangan Terbatas (LUT) dari tahun 2003 di Karawang dan Sukamandi, 2004 di
26
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Karawang dan Pusakanegara, 2005 di Karawang dan Sukamandi, 2006 di Indramayu dan Karawang, 2007 di Pusakanegara. Pengujian ini merupakan pengujian lapangan tanaman transgenik pertama di Indonesia hasil litbang nasional. Dari hasil LUT menunjukkan bahwa tanaman transgenik mengandung cryIAb tidak berpengaruh terhadap populasi serangga non target. Sertifikasi keamanan hayati meliputi keamanan lingkungan dan keamanan pangan perlu diajukan sebagai syarat pelepasan, yang diajukan ke kementrian lingkungan hidup sedangkan untuk sertifikasi keamanan pangan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sertifikasi keamanan hayati akan dikaji oleh Tim Teknis Keamanan Hayati dan Pangan (TTKHP). Kajian TTKHP dilaporkan ke Komisi Keamanan Hayati dan Pangan, dan Tim Komisi akan merekomendasikan status aman lingkungan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan status aman pangan ke BPOM. Rencana kegiatan yang dilakukan tahun 2009 adalah a) Kompilasi data uji lapang terbatas tanaman transgenik mengandung gen cryIAb, b) analisis dan penyempurnaan data molekuler untuk pengajuan sertifikasi keamanan hayati padi transgenik tahan penggerek batang Kata kunci: Penggerek batang, uji lapang terbatas, padi transgenik, gen cry1Ab, gen gna, gen amp.
3.1.2. Penelitian yang didanai oleh Kementrian Riset dan Teknologi a. Pembentukan kultur akar hasil transformasi Taraxacum officinale Weber ex F.H. Wigg dangan Agrobacterium rhizogenes dan regenerasi tanaman untuk sintesis metabolit sekunder bahan obat Tri Muji Ermayanti, Dyah Retno, Erwin Al hafiizh, Derita Ellfy Rantau, Evan Maulana Lutvinda Teknik pengembangan kultur akar rambut dan regenerasinya merupakan salah satu teknik yang potensial untuk studi sintesis metabolit sekunder (termasuk untuk bahan berkhasiat chat) secara in vitro pada tanaman yang bagian
27
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
akarnya mensintesis matabolit sekunder. Teknik ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu bahwa akar dapat ditumbuhkan dangan laju pertumbuhan yang tinggi dibanding dangan akar normal dan dapat dimanipulasi pada media tumbuhnya untuk mengetahui sintesis dan pola metabolit sekunder pada akar. Senyawa baru dapat pula ditemukan karena hasil transformasi dangan Agrobacterium rhizogenes mengubah alur biosintesis senyawa aktifnya. Modifikasi secara in vitro juga mudah dilakukan sehingga strategi peningkatan sintesis senyawa target dapat dilakukan. Regenerasi akar menjadi tunas dan tanaman transgenik diperlukan untuk mengetahui karakter akar rambut dan meningkatkan sintesis senyawa metabolit yang dihasilkan oleh tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola sintesis metabolit sekunder pada kultur akar yang diregenerasikan menjadi tunas dari tanaman Taraxacum officinale yang berpotensi sebagai antitumor, antivirus, dan antihepatitis. Taraxacum officinale merupakan salah satu Janis tanaman obat dari genus Taraxacum yang berpotensi karena kandungan metabolit sekundernya. Bagian tanaman yang dipergunakan sebagai obat adalah akar dan tunasnya. Hasil dari penelitian dasar ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk produksi senyawa metabolit sekunder skala basar dan perbanyakan tanaman unggul secara massal. Penelitian tahun 2009 merupakan kegiatan tahun ke-2 dari 3 tahun yang direncanakan. Dalam 3 tahun penelitian yang dimulai pada tahun 2008 ini diharapkan dapat diperoleh satu protokol pembuatan kultur akar dan regenarasi tanaman dari akar rambut sebagal bibit tanaman Taraxacum officinale unggul sebagai bahan berakhasiat obat. Selama penelitian tahun pertama (2008) telah dilakukan beberapa kegiatan entarsa lain pengumpulan bahan penelitian berupa tanaman dan biji dari daerah Cipanas-Puncak dan Pengalengan. Jawa Barat; pembentukan kultur tunas dari eksplan tangkai daun maupun helai daun pada berbagai media dangan percobaan mini broad spectrum dan perlakuan sitokinin yang dikomnbinasikan dangan auksin; transformasi antara daun dan tangkai daun Taraxacum officinale dangan beberapa galur Agrobacterium rhizhogenes; inisiasi pembentukan kultur akar normal; Pada tahun ke-2 (2009) akan dilakukan : beberapa kegiatan lanjutan untuk
28
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
optimisasi kultur akar dan tunas, peningkatan frekuensi transformasi, konfirmasi terjadinya transformasi, analisis stabilitas genetika, regenerasi akar menjadi tunas dan analisis metabolit sekunder. Hasil yang diharapkan pada tahun 2009 adalah terbentuknya akar rambut T. officinale dan konfirmasi terjadinya transformasi, regenerasi akar membentuk tunas, analisis kromosom dan analisis kimia. Kata kunci: Taraxacum officinale, Agrobacterium rhizogenes, metabolit sekunder, kultur akar, regenerasi tanaman, transformasi genetika. b. Pemanfaatan tumbuhan Indonesia sebagai pangan dan obat herbal darurat bagi prajurit di lapangan (field survival) Usep Soetisna, Suhardi, Dody Priadi, Sukiman, Awan Purnawan, Imal Muzzamil, Ahmad Saefudin Suriapermana, Yani cahyani Negara Indonesia mempunyai daerah perbatasan yang sangat panjang dengan negara lain. Sebagian besar perbatasan darat terdiri atas hutan belantara. Operasi rutin di hutan belantara merupakan tugas rutin prajurit untuk menjaga wilayah perbatasan. Dalam rangka pengamanan perbatasan di hutan itulah diperlukan pengetahuan "jungle survival” bagi seorang prajurit untuk tetap dapat bertahan di dalam situasi darurat melalui pengenalan jenis-jenis tumbuhan yang ada di hutan atau medan tugas lainnya. Jenis-jenis tumbuhan tersebut harus aman dikonsumsi dan atau aplikatif untuk pengobatan darurat. Informasi jenis-jenis tumbuhan berpotensi tersebut diambil dari berbagai sumber sehingga dibuat suatu pangkalan data (database) yang disusun berdasarkan data botanis dan kategori masing-masing kegunaannya sesuai dengan tujuan penelitian. Informasi dari database tersebut dilengkapi dengan dibuatnya kebun koleksi (arboretum). Arboretum tersebut berfungsi sebagai specimen acuan yang sewaktu-waktu diperlukan sebagai "counter check” atau referensi pengenalan
29
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
jenis tumbuhan tersebut. Pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan hasil koleksi diamati aspek morfologi maupun fisiologinya untuk kemudian didokumentasikan dalam bentuk CD dan buku saku sebagai panduan survival prajurit di lapangan. Kata kunci : tumbuhan Indonesia, pangan, obat herbal, field survival. c. Produksi Mineral Esensial Pakan Kromium Organik Menggunakan Saccharomyces cerevisiae Sebagai Agen Hayati Dalam Upaya Peningkatan Produksi Daging Nasional Wulansih Dwi Astuti, Agus Rachmat, Roni Ridwan, Dwi Indah P., Kurniawan, Joni Supriadi Pada saat ini Indonesia masih kekurangan produksi daging untuk memenuhi permintaan konsumen, yang diatasi dengan cara impor sapi bakalan maupun daging mentah. Sebagai solusi pemerintah mencanangkan program swasembada daging nasional. Untuk mencapainya, produktivitas ternak sapi dalam negeri harus ditingkatkan, khususnya sapi pedaging. Pakan merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan ternak. Program perbaikan pakan diperlukan agar semua kebutuhan nutrisi ternak terpenuhi sehingga tercapai pembentukan daging yang optimal sesuai dengan genetik sapi dengan komposisi karkas (daging) rendah lemak. Komposisi karkas rendah lemak akan menguntungkan peternak karena harga jual daging yang lebih tinggi serta lebih sehat bila dikonsumsi karena kandungan lemak yang rendah. Mineral esensial adalah salah satu nutrien yang sangat dibutuhkan oleh ternak. Penambahan mineral esensial dalam komposisi pakan bersifat wajib karena tubuh ternak tidak dapat mensistesis mineral tersebul Dalam pengembangan pakan telah banyak dibuktikan bahwa pemenuhan mineral esensial memberikan pengaruh sangat baser terhadap pertumbuhan bobot ternak, ketahanan terhadap penyakit dan stres, perbaikan reproduksi serta pembentukan daging sehingga didapat pertambahan bobot baden (pbb) temak yang tinggi dengan komposisi karkas rendah lemak karena energi yang diperoleh ternak diarahkan untuk pembentukan
30
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
daging, bukan untuk pembentukan lemak. Dengan demikian pemberian mineral esensial juga meningkatan rasio benefit/cost yang berdampak pada keuntungan ekonomi bagi peternak, juga meningkatkan produksi daging untuk mencapai swasembada daging. Salah satu mineral esensial yang panting dalam pakan adalah mineral kromium, yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pemberian mineral esensial kromium dapat meningkatkan bobot badan ternak sampat 24%, meningkatkan efisiensi pakan 4-12%, dan menurunkan pembentukan lemak sampai 17%. Kromium yang selama ini ditambahkan dalam pakan bersifat kimiawi (dalam bentuk anorganik) sehingga sulit diserap oleh tubuh ternak (bioavailibilitas rendah) dan bersifat toksik apabila digunakan" dengan dosis berlebih. Kromium anorganik hanya dapat diserap tubuh sebanyak 0.4-3%. Untuk meningkatkan ketersediaan (availibility) bagi temak, kromium harus diikat dengan senyawa organik. Keuntungan terikatnya kromium dengan senyawa organik adalah lebih mudah diserap dalam proses metabolisme karena terikat pada agen hayati (organic carriers), dan tidak bersifat toksik. Kromium organik dapat diserap tubuh sekitar 25-30%. Khamir (yeast) merupakan mikroorganisme yang tepat sebagai agen hayati dalam pembuatan kromium organik karena kemampuannya untuk mengabsorpsi kromium dari media cair dan menyimpannya dalam sel. Khamir dengan kandungan kromium tinggi dikenal dengan high-chromium yeast. Pembuatan kromium organik dilakukan dengan menumbuhkan khamir dalam medium basal yang diperkaya dengan sumber kromium sehingga kromium akan terakmulasi dan berikatan dengan sel khamir. Namun kondisi optimum untuk memperoleh akumulasi kromium dengan sel khamir perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi pertumbuhan khamir yang terbaik untuk akumulasi kromium dalam sel Penyerapan kromium oleh khamir dipengaruhi oleh pH media, lama inkubasi, kadar glukosa serta sumber kromium yang ditambahkan dalam medium basal. Khamir yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae yang diketahui dapat dijadikan agen hayati dalam produksi kromium organik serta aman dikonsumsi temak. Sumber kromium yang digunakan adalah kromium(III)klorida. Penelitian tahun pertama akan meneliti tentang media dan kondisi pertumbuhan terbaik bagi
31
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Saccharomyces cerevisiae agar diperoleh kromium organik yang paling tinggi. Selain itu dipelajari pula karakter dan sifat Saccharomyces cerevisiae dalam mengakumulasi kromium dalam set sehingga didapat kurva pertumbuhan untuk menentukan masa panen terbaik dengan konsentrasi kromium organik pada biomassa set yang paling tinggi. Metode pembuatan kromium organik pada tahun pertama akan digunakan untuk menghasilkan kromium organik dengan konsentrasi kromium organik yang tinggi dan aman diberikan pada temak. Pada tahun kedua akan dilakukan percobaan in vivo menggunakan sapi pedaging untuk mengetahui dosis pemberian kromium organik yang terbaik. Pengaruh mineral esensial kromium organik terhadap metabolisme ternak juga akan dipelajari dengan melihat kadar glukosa darah, pertumbuhan bobot badan, produksi daging, serta komposisi lemak karkas. Kata kunci: swasembada daging, mineral esensial, kromium organik, agen hayati, Saccharomyces cerevisiae. d. Development of activation-tagged mutant population in rice and screening for mutant traits related to drought tolerance Satya Nugroho, Apriadi Situmorang, Amy Estiati, Tri Joko Santoso, Anky Zannati, Sri Indrayani Tantangan yang dihadapi para peneliti pasca pembacaan genom padi adalah pengidentifikasian gen dan fungsinya alas lebih kurang 50,000 gen yang diprediksikan dimiliki oleh padi. Bekerjasama dengan Universitas Leiden, Belanda dan Universitas Virginiatech (AS), kami telah mengembangkan populasi tanaman padi pembawa activation tag. Sampai saar ini sebanyak kurang lebih 1,785 kandidat tanaman pembawa activation tag telah diaklimatisasi dan sebagian besar telah di analisa jumlah insersinya. Dari tanaman yang telah dianalisa Southern, 38 tanaman merupakan tanaman dengan insersi tunggal T-DNA. Dari tanaman dengan insersi tunggal tersebut, 286 tanaman-tanaman (T I) dengan insersi Ds stabil (tanpa Ac) telah diperolehmelalui analisa ekspresi gen-gen gfp, basta dan hpt. Pada tahun ini (2009) penelitian akan difokuskan pada upaya untuk melakukan skrining ketahanan terhadap cekaman
32
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
kekeringan. Uji kekeringan yang akan dilakukan meliputi kemampuan daya tembus akar, kemampuan daya tumbuh di simulasi lingkungan tercekam kekeringan dengan metoda PEG, daya tembus akar dan skrining untuk ketahanan terhadap kekeringan menggunakan metoda pipa PYC. Kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang galur-galur T0 yang memiliki insersi T-DNA tunggal dan galur-galur TI dengan Ds stabil juga akan dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak lagi koleksi galur-galur Ds stabil yang independent. e. Perakitan padi tahan cekaman kekeringan melalui overekspresi gen Faktor Transkripsi dan gen osmoprotektan dengan promoter terinduksi kekeringan Agus Rahmat, Yuli Sulistyowati, Bernadetta Rina Hestilestari, Fatimah Zahra, Sri Indrayani, Maria Swastika. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, semakin berkurangnya lahan persawahan subur, berkurangnya sumber air dan perubahan iklim dunia karena pemanasan global merupakan alasan panting untuk mengembangkan tanaman pangan yang lebih tahan terhadap cekaman. Hal ini juga berlaku bagi padi yang merupakan tanaman pangan terpenting di dunia dan juga Indonesia. Cekaman kekeringan merupakan salah satu cekaman abiotik utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mengurangi produksi hingga 70%. Untuk itu pengembangan tanaman padi tahan cekaman kekeringan merupakan prioritas. Ketahanan terhadap cekaman kekeringan diperkirakan merupakan sifat yang kompleks dan dikontrol oleh multi gen. Pada tanaman mekanisme ketahanan terhadap cekaman disebabkan oleh gen-gen dari dua jenis kelompok gen. Yang pertama adalah gen-gen yang berperan dalam perlindungan set saat cekaman,seperti; mengontrol perubahan tekanan osmosis, perbaikan dan detoksifikasi, dan adaptasi struktural. Yang kedua adalah gen-gen yang berperan dalam meregulasi ekspresi gengen lain yang berperan dalam merespon cekaman, seperti; gengen penyandi sinyal transduser (kinase dan fosfatase) dan faktor transkripsi (TF). Perakitan tanaman padi melalui rekayasa genetika yang mengoverekspresikan kedua jenis gen-gen tersebut yang dikendalikan oleh promoter terinduksi cekaman
33
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
kekeringan, diharapkan akan mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada penelitian ini kami akan merakit tanaman padi lokal yang mengoverekspresikan gen OsNAC6 atau HARDY dengan gen OsLEA3 yang diduga mempunyai peran dalam meningkatkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Gen-gen tersebut akan dikontrol oleh promoter terinduksi OsLEA. OsNAC6 dan HARDY adalah gen TF yang merupakan gen regulator, sedangkan OsLEA3 merupakan gen pemroduksi hydrophilins yang termasuk dalam senyawa yang berperan sebagai osmoprotektan yang melindungi sel dari kondisi hiperosmotik seperti saat mengalami cekaman kekeringan. Tahun pertama dari kegiatan penelitian ini difokuskan pada upaya kloning gen OsNAC6, HARDY dan OsLEA3, dan promoter terinduksi kekeringan OsLEA3, dan dilanjutkan dengan konstruksi plasmid binari untuk transformasi ke padi. Pada tahun kedua dan ketiga transformasi dari konstruksi gen ke padi melalui transformasi dengan Agrobacterium akan dilakukan dilanjutkan dengan studi molekuler, antara lain; konfirmasi insersi gen pada genom, konfirmasi ekspresi transgen dan bioasai untuk melihat perubahan fenotip padi hasil rekayasa genetika. Kata kunci : cekaman kekeringan, gen OsNAC6, gen HARDY, promoter terinduksi cekaman kekeringan OsLEA3, Agrobacterium, padi tahan kekeringan. f. Piramida Gen Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Cekaman Abiotik dan Pencarian Alel Ketahanan Kekeringan Amy Estiati, Syamsidah Rahmawati, Eva Erdayani, Kinasih Prayuni, Yeni indrayani, Budi Satrio Dua faktor abiotik penting yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil produksi padi dan menjadi salah satu penyebab stagnannya bahkan menurunnya produksi beras di Asia adalah faktor kekeringan dan banjir. Selama Musim Kemarau 2008 dilaporkan luas areal pertanaman padi secara nasional yang mengalami kekeringan mencapai 183.582 hektar dan sekitar 16.475 hektar tanaman padi gagal panen atau puso. Sementara
34
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
itu akibat banjir, luas areal tanaman padi terendam air pada Musim Hujan tahun 2007 hingga bulan Januari 2008 di wilayah sentra produksi mencapai 157.651 hektar, sedang yang terkena puso mencapai 59.211 hektar. Pengembangan padi toleran kekeringan dan toleran genangan air, menjadi sangat penting dalam menghadapi kondisi iklim global yang semakin tak terduga sehingga penelitian ke arah tersebut harus mendapat perhatian yang lebih serius. Pada penelitian ini kami akan menggabungkan sifat toleran kekeringan dan toleran terhadap genangan air pada padi IR 64. Kedua gen terse but masingmasing dikontrol oleh promoter terinduksi oleh cekaman abiotik terkait. Integrasi/ penggabungan gen toleran cekaman abiotik yang berlawanan (kekeringan dan genangan) dalam sati tanaman bersifat novel dan sangat bermanfaat dalam menghadapi kondisi iklim global yang semakin tak terduga. Gen sub1 pada tanaman padi telah terbukti dapat menahan pertumbuhan padi dalam tingkat genangan air setinggi 2 meter pada fase vegetatif selama 16-17 hari dan tidak mempengaruhi tingkat hasil panen. Gen sub1 hanya terekspresi bila teljadi induksi genangan air (kondisi anaerobik). Pada saat ini padi IR 64-sub1 telah kami peroleh dari IRRI. Sementara itu, kelompok penelitian kami bekerja sama dengan Universitas Leiden Belanda, telah merintis penelitian terkait dengan ekspresi kelompok gen¬gen faktor transkripsi gen homeobox pada Oryza sativa (Oshox) dari kelompok homeodomain leucine zipper. Studi kuantitatif PCR pada 8 gen Oshox menunjukkan bahwa gen-gen Oshox ini terkait erat dengan mekanisme kekeringan. Pada penelitian ini integrasi gen Oshox6 di bawah kontrol promoter terinduksi kekeringan OsLEA pacta padi IR 64 clan IR 64-sub1 akan dilakukan menggunakan Agrobacterium tumefaciens strain EHAI05. Seleksi individu tanaman positif mengandung gen sub1 dan gen oshox6 hasil transformasi dilakukan dengan analisis molekuler. Untuk melihat tingkat ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan dan genangan air, bioasai secara fisiologi akan dilakukan. Pada penelitian ini, secara paralel akan dilakukan pemanfaatan keanekaragaman hayati sumber genetik padi Indonesia untuk memperoleh donor tetua toleran kekeringan dan memperoleh marka DNA terkait sifat kekeringan. Pencarian aIel (alelie mining) akan dilakukan dengan melihat perbedaan nukleotida tunggal (SNP) yang
35
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
difokuskan pada sekuense daerah promoter gen Oshox6 dari 30 asesi sumber genetik padi Indonesia terpilih yang mewakili padi sawah, padi gogo, padi pasang surut dan padi hibrida. Selanjutnya studi asosiasi genetik untuk mendapatkan donor tertua dan akhirnya memperoleh marka DNA untuk toleransi kekeringan, akan dilakukan. Pendekatan ini bermanfaat untuk meningkatkan sifat ketahanan tanaman terhadap kekeringan menggunakan metode pemuliaan bioteknologi non- transgenik. Kata kunci: IR 64, sub-1, Oshox, OsLEA, SNP g. Genetic Engineering High Amylose Indonesian Cassava to Support Food Security and Industries. Enny Sudarmonowati, Vivi Anggraini, Reni Hayati Zul, Hani Fitriani, Nanang Taryana, Supatmi Cassava (Manihot esculenta, Crantz) has become a centre of the world attention as an important material for starch based industry due to its starch characteristics. Genetic improvement of cassava with high amylose would, therefore, be very useful. As friable embryogenic callus (fee) has only been obtained from Adira 4, the induction of this callus which has been claimed as the best materials for genetic transformation of cassava, will be conducted in other Indonesian genotypes. The research is jointly conducted in Research Centre for Biotechnology-LIPI and Plant Breeding Laboratory, Wageningen University Research Centre in the Netherlands. The purpose of this multi year (3 years) research is : (1) multiply and growth evaluation of available confirmed transgenic plants as a result of previous programme, (2) to produce transgenic cassava Adira 4 possessing higher amylose bearing BE I and BE II genes regulating amylose content, (3) to produce suitable constructs for high amylose in local Indonesian genotypes to support food security and starchbased industry. Results obtained up to 2008 (second year) were: FEC production of Iding and Gebang, construct of plR3 inserted to Agrobacterium tumefaciens and partly constructed gene based on anti sense and inverted repeat approaches, and, transformed Adira 4. Research to be conducted in the third year includes: (1) continue induction and multiplication of friable
36
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
embryogenic callus (fec) from one local potential genotype (lding/Gebang), (2) produce a new construct or modify the available constructs, (3) genetic transformation of friable embryogenic callus (FEC) of Iding/Gebang by introducing constructs via Agrobacterium tumefaciens, (4) production and multiplication of transgenic cassava derived from FEC, (5) Acclimatization and biosafety assessment of transgenic Adira 4 in the screen house. Keywords: cassava, friable embryogenic callus, amylose, genetic transformation. h. Peningkatan Dan Pengembangan Budi Daya Peternakan Sapi Potong Berbasis Sperma Sexing Dalam Mendukung Kegiatan Agrotechnopark Terpadu Di Sumatera Selatan Syahruddin Said, Fifi Afiati, Husin Adam, Munandar, Chalikul Bahri, Gunawan, Edi Sophian Agrotechnopark (ATP) adalah suatu kawasan yang dirancang khusus untuk menerapkan berbagai jenis teknologi budidaya pertanian, peternakan, perikanan dan teknologi pengolahan hasil (pascapanen) dibawah koordinasi Kantor Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Untuk pengembangan peternakan sapi di ATP Sumatera Selatan akan dikembangkan budidaya peternakan sapi potong berbasis sperma sexing yang bertujuan mengontrol jenis kelamin anak yang akan dilahirkan. Peningkatan mutu genetik dan populasi ternak dengan bioteknologi reproduksi, pengolahan pakan dan limbah adalah bagian dari kegiatan penelitian ini. Dengan pembangunan peternakan terpadu di ATP Sumatera Selatan ini tidak hanya menghasilkan daging dan temak hidup, tetapi juga limbah pertanian berupa jerami jagung yang melimpah mampu diolah menjadi pakan ternak berkualitas, Disamping itu limbah kotoran ternak akan diproses menjadi pupuk organik dan biogas. Pada kegiatan program insentif percepatan difusi dan pemanfaatan IPTEK, telah dilakukan kegiatan penentuan kelompok binaan di Desa Tanjung Pring, Kec. Indra Laya Utara, Kab. Ogan llir. Selanjutnya dilakukan perbaikan manajemen
37
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
pemeliharaan meliputi perbaikan kondisi reproduksi, pemberian obat cacing, horman, vitamin dan antibiotik. Khusus untuk ternak di ATP Sumsel telah dilakukan penataan ternak sapi dengan mengandangkan temak berdasarkan jenis dan ukurannya, induk dan anak sapi yang telah disapih dikandangkan terpisah dan untuk jenis sapi Bali digembalakan. Kegiatan selanjutnya adalah produksi sperma sexing. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan karena sapi pejantan 2 ekor yang telah diadakan terserang penyakit MCF dan mati. Untuk pelaksanaan IB sexing akan menggunakan sperma sexing yang ada di ATP Sumsel. Satu unit instalasi biogas telah dibuat dan diintegrasikan dengan industri krupuk skala rumah tangga. Biogas digunakan untuk menggoreng kerupuk dan penerangan disekitar kandang. Limbah biogas yang dihasilkan selanjutnya diolah menjadi pupuk organik. Telah dihasilkan 10 tenaga terampil hasil pelatihan inseminasi buatan menggunakan sperma sexing dan pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak (biogas dan pupuk organik), tenaga ini diharapkan dapat melanjutkan kegiatan yang telah diaplikasikan di lokasi kegiatan. Sebanyak 35 ekor ternak masyarakat telah diperiksa untuk pengendalian penyakit ternak dan inseminasi buatan sperma sexing. Dari 35 ekor ternak tersebut, 8 diantaranya bunting antara 2 - 7 bulan, ternak dewasa dan tidak bunting ada 9 ekor diberi hormon PGF2α untuk IB 2 hari kemudian, sisanya 19 ekor diberi vitamin, antibiotik dan obat cacing. Sedangkan untuk kegiatan PKB dan kelahiran akan dilanjutkan oleh Tim yang ada di ATP Sumsel dan Dinas Peternakan dan Perikanan Ogan lIir. Hasil kegiatan ini menjadi contoh petemakan dengan sistim zero waste yang terintegrasi. Kata kunci : Sapi potong, ATP, sperma sexing, IB, biogas. i. Produksi Lutein dari Mikroalga Chiarella pyrenoidosa sebagai senyawa antioksidan yang diformulasi untuk sediaan kosmetika kulit
38
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kusmiati, Ni Wayan S. Agustini, Sylvia surini, Priyanto, M. Afriastini, Mellia Irawati. Lutein merupakan karotenoid alami berbentuk kristal padat berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran berwama hijau. Kebutuhan akan lutein semakin meningkat karena lutein merupakan satu-satunya antioksidan yang berkaitan dengan kejadian katarak pada mata. Fungsi lain dari pigman ini sebagai anti penuaan dini (antiaging) pada kulit yang terkena radiasi sinar UVB matahari. Sumber lutein lain yang potensial terdapat pada jenis mikroalga ChIarella pyrenoidosa. Keunggulan produksi lutein dari C. Pyrenoidosa dapat diperoleh dalam waktu singkat dan tidak memerlukan lahan yang luas dengan kualitas produk yang tinggi karena kondisi kultur dapat terkontrol. Mikroalga C. Pyrenoidosa sudah umum dikonsumsi manusia sehingga bersifat aman. Pada penelitian ini memproduksi lutein dari C. Pyrenoidosa untuk dibuat sediaan dalam bentuk lotion/krim yang diaplikasikan untuk kosmetika kulit yang bersifat antioksidan. C. Pyrenoidosa dikultur dalam media ekonomis hingga fase pertumbuhan stasioner awal. Kultur C. Pyrenoidosa diekstraksi menggunakan senyawa organik diklorometan, etanoI dan heksan dilakukan saponifikasi untuk memecah sel dengan KOH 10M, disentrifus dan supernatan di evaporasi sehingga diperoleh cairan kental berwama hijau kuning. Identifikasi dan purifikasi lutein dilakukan secara spektrofotometri, melalui kromatografi kolom dan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Potensi lutein sebagai antioksidan diuji menggunakan metoda radical scavenger DPPH (1,1¬di fenil-2 pikril hidrazil) dan secara in vitro menggunakan sel darah merah teroksidasi dengan tert butil hidroksi peroksida (t-BHP) yaitu proses enzimatis meliputi parameter aktivitas katalase, superoksida dismutase (SOD) dan kadar malonil dialdehid (MOA). Hasil pengkulturan mikroalga diperoleh rata-rata biomasa basah C. Pyrenoidosa sebesar 2,5 gram per: liter. Ekstrak senyawa lutein diperoleh rata-rata 100 µg per gram berat basah sel ChIorella pyrenoidosa. Hasil identifikasi menggunakan Kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan kombinasi pelarut heksan, aseton, kloroform dengan perbandingan 6:2:2 memberikan pemisahan yang terbaik. Kandungan lutein setelah melalui
39
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
tahapan ekstraksi dan fraksinasi dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) sebesar 0,878 µg per gram biomassa sel basah. Optimasi kultur melalui modifikasi pH media yaitu 4,5,6,7 dan 8 memberikan kandungan karotenoid dan lutein yang bervariasi, seisin itu fase pertumbuhan sel Chorella sangat mempengaruhi perolehan senyawa tersebut. Kandungan lutein tertinggi dihasilkan pada media dengan pH 7 pada fase stasioner yaitu sebesar 11,404 bpj. Perlakuan sistem pengeringan yang berbeda dengan cara di bawah sinar matahari, menggunakan oven dan kering beku (freeze drying) mempengaruhi terhadap perolehan karotenoid. Perolehan karotenoid dengan cara kering beku lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, maksimum terjadi pada saat fase penurunan sebesar 9,721 µg/l. Hasil uji ekstrak lutein C. pyrenoidosa pad a sel darah merah secara in vitro menunjukkan bahwa pemberian lutein dengan konsentrasi 4,0 µg/mL dapat menurunkan kadar MDA terbesar dan meningkatkan aktivitas katalase daD SOD tertinggi. Kata kunci : lutein, Mikroalga ChIorella pyrenoidosa, antioksidan, sediaan lotion/krim.
3.1.3. Penelitian yang didanai oleh program Kompetitif LIPI a. Hibrid Sistim Untuk Biohidrogen: Kombinasi Sistim Fotofermentasi Dan Kultivasi Ganggang Biru (Cyanobakteria) Dwi Susilaningsih, Theresia Umi H, Khairul Anam, Edi Saadudin, Swastika P, Dian Noverita Solusi energi mix atau bauran sebagai pengganti atau pengurangan penggunaan energi fosil diupayakan dengan menggali berbagai sumber energi termasuk energi hidrogen dari biomassa (biohidrogen). Biohidrogen ekonomi dapat dicapai apabila sistem pembuatan dan sumber energinya dipadukan atau hibrid. Gabungan .pengolahan limbah organik menjadi energi hidrogen secara biologi yaitu dengan fermentasi oleh bakteri an aerob dan mikroba fotosintetik (bakteri fotosintetik dan mikroalga) akan menghasilkan proses yang berdaur ulang dan
40
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
aman terhadap lingkungan. Sistim biologi tersebut harus disambungkan dengan sistim kimia. fisika dan engineering di hulu untuk menguraikan limbah organiknya dan di hilir untuk memisahkan gas hasil fermentasi melalui teknologi membran dan penyimpanannya. Hasil gas biohidrogennya sendiri dapat disinergikan dengan hidrogen hasil dari sumber energi lain seperti surya, ombak, penambangan minyak dan elektrolisis untuk diproses menjadi energi fuel, listrik dan panas. Sedangkan pada proses bioteknologinya memerlukan pencarian mikroba yang mampu untuk mengkonversi substrat menjadi hidrogen (studi biodiversitas). Perpaduan sistim ini akan menggerakkan perpaduan atau kolaborasi segala lini institusi dan disiplin ilmu. Hasil penelitian selama 3 tahun mengenai produksi hidrogen dari limbah bersenyawa lignosululolitik menunjukkan gas hidrogen dapat dihasilkan dari limbah tersebut dengan memfermentasikannya melalui agen bakteri fotosintetik asli Indonesia dengan perolehan gas 3- 29,6 mL/75 mL substrat cair (10% glukosa) clan koleksi mikroba yang berperan dalam pembentukan H2 dari limbah sebanyak 30 jenis. Proses fermentasi tersebut temyata menurunkan gas CO 2, oleh karena itu diperlukan langkah kelanjutannya untuk mengeliminasi gas CO2 yang terbentuk. Diketahui mikroalga (sianobakteria/ganggang biru) mampu memfiksasi gas CO2, NOx dan SOx untuk hidupnya dan menghasilkan energi (H2), minyak, karbohidrat dan senyawa lain. Kemampuan mikroalga ini memberikan keuntungan dapat mengasimilasi dan menurunkan pencemaran CO2, NOx dan SOx di udara sehingga mengurangi dampak global warming. Pada proposal penelitian ini kami mengajukan topik hibrid sistim dari pengolahan limbah organik dan kultivasi heterosistus ganggang biru untuk pembuatan gas H2 yang aman dan berkesinambungan serta dapat berfungsi mengurangi buangan gas kaca di udara. Sistim ini merupakan gabungan batch sistim fotofermentasi limbah dengan konsorsium bakteri mengandung Rhodobium marinum dengan sistim fotobioreaktor ganggang biru jenis Oscillatoriaceae. Sebagai tambahan, mikroalga dapat berperan sebagai agen pembuat H2 dengan memanfaatkan CO2 dari fotofermentasi limbah atau sumber lain dan setelah dipanen
41
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
biomassanya dapat dijadikan substrat fotofermentasi (dual agent). Tujuan penelitian ini adalah membuat biohidrogen yang aman, berkesinambugan dan tidak menyisakan senyawa beracun. Penelitian ini dipersiapkan untuk 5 tahun dengan harapan tahapan optimalisasi proses foto fermentasi limbah dan kultivasi ganggang biru pada bioreaktor, penggabungan dua reaktor dan pemisahan gas, upgrading hasil gas pada sistim uji coba dan optimalisasi seluruh sistim. Harapan ke depan dapat mewujudkan biohidrogen ekonomi (transportasi dan penyimpanannya). Kata Kunci: biohidrogen, folobioreaktor, fotoftrmentasi, mi/croba folosinletik, Ganggang biru Oscillatoriaceae, konsorsium Rhodobium marinum, sistim hybrid b. Pengembangan Bibit Uwi Ungu (Dioscorea alata L. ) Bebas Yam Mozaic Virus (YMV) Berpotensi Sebagai Bahan Pangan Dan Konservasinya Secara in vitro Dyah Retno Wulandari, Tri Muji Ermayanti, Erwin Al Hafiizh, Rudiyanto, Evan Maulana Dioscorea spp. merupakan jenis ubi-ubian yang berpotensi sebagai bahan pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu demi terwujudnya kemandirian pangan di Indonesia. Salah satu jenis Dioscorea yang berpotensi sebagai bahan pangan alternatif adalah uwi (Dioscorea a/ala L.). Jenis ini mempunyai warna umbi putih kekuningan (kuning) dan ungu. Uwi ungu mempunyai keunggulan terbadap uwi lainnya karena kandungan zat warna alaminya yang diduga mengandung beta-karoten dan beberapa vitamin dan mineral selain kandungan utamanya seperti uwi lain yaitu karbohidratnya tinggi tetapi kadar gula rendah, sehingga aman untuk penderita diabetes.Uwi juga merupakan jenis umbi yang bebas gluten sehingga bermanfaat bagi penderita alergen.Tepung dari uwi dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam penganan dan mudah divariasikan dalam pengolahannya karena rasa tepung yang tawar. Produk olahan yang mulai dikembangkan di beberapa daerah seperti kue, mie bahkan es krim yang mempunyai warna alami ungu. Budidaya
42
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
tanaman ini masih sangat jarang, biasanya ditanam sebagai tanaman sela. Produksi total belum secara jelas dilaporkan namun bila dilakukan intensifikasi dapat mencapai 40 ton/ha. Permasalahan dalam budidaya adalah uwi ini hanya dibudidayakan dengan tunas yang muncul dari umbi atau melalui biji, sedangkan masa dorman tanaman ini sangat panjang sehingga diperlukan bibit yang secara kontinyu tersedia sepanjang musim. Penyakit utama tanaman ini adalah Yam Mozaic Virus.Untuk pengembangan bibit yang berkelanjutan diperlukan perbanyakan klonal dengan bioteknologi yaitu metode kultur jaringan tanaman secara cepat dan efisien. Kultur meristem dipilih karena teknik ini mampu menghasilkan bibit unggul bebas virus YMV (Yam Mozaic Virus). Secara konvensional perbanyakan tanaman Dioscorea spp. memiliki banyak keterbatasan karena kIon yang dihasilkan tidak seragam jika diperbanyak dengan biji, sedangkan bibit yang berasal dari potongan umbi sangat mudah tertular virus dan jumlah bibitnya sedikit. Serangan YMV juga sangat berpengaruh terhadap penurunan produksi. Proses dormansi dan siklus hidup tanaman yang lama juga cukup menghambat. Setelah bibit berhasil diperbanyak perlu dilakukan uji bebas virus dengan metode sederhana dan akurat yaitu ELISA (Enzyme-linked Immunoabsorbent Assay). Dari penelitian selama 3 tahun ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi perbanyakan bibit uwi ungu melalui kultur jaringan, dan bibit unggul bebas virus yang telah teruji dan tersedia sepanjang musim. Kata kunci: Dioscorea alata, uwi ungu, pangan alternatif, bibit unggul bebas YMV, ELISA. c. Penelusuran Varian Baru Human Papilloma Virus Tipe Onkogenik Pada Kasus Kanker Leher Rahim Di Indonesia Sukma Nuswantara, Titik K. Prana, Dwi Wulandari, Petrus Cahyadi, Yana Rubiyana, Erik Perdian Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan penyebab kematian No.1 pada kaum Perempuan di Indonesia, diikuti oleh kanker payudara. Kanker ini merupakan salah satu dari sedikit jenis kanker yang disebabkan oleh virus yang dinamakan Human Papilloma Virus (HPV). HPV termasuk
43
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
dalam famili Papovaviridae, berkerabat dekat dengan Poliovirus. Penemuan tipe-tipe baru HPV mengalami kemajuan pesat setelah era 1970-an sejalan dengan ditemukannya teknik molekuler sehingga saat ini diketahui lebih dari 100 tipe. Saat ini, metode diagnostik HPV yang masuk dalam kategori High Risk alau tipe ganas (berisiko tinggi kearah kanker) berpedoman pada database yang diambil dari sumberdaya genetik di luar negeri, sedangkan diagnostik atas dasar varian-varian asli yang ada di Indonesia belum pernah dilaporkan. Pada penelitian ini, akan dicari varian-varian HPV baru yang ditemukan pada penderita kanker leher rahim, atau dari pasien yang dinyatakan positif menurut hasil test Hybrid Capture atau Pap-smear. Metodologi yang digunakan adalah dengan genome screening, single nucleotide polymorphism (SNP) dan DNA sequencing pada daerah Early gene (E6, E7) yang dikenal sebagai oncogen potensial, atau Late gene (Ll, L2). Hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan kit diagnostik dan vaksin HPV yang berbasis tipe asli Indonesia. Kata kunci: Human Papilloma Virus, HPV, Kanker leher rahim, kanker serviks, Hybrid Capture, High Risk, Low Risk d. Pengembangan Populasi Tanaman Padi Mutan Dengan Insersi Stabil Transposon Ds Dan Seleksinya Untuk SifatSifat Terkait Dengan Respons Tehadap Kekeringan Satya Nugroho, Apriadi Situmorang, A. Dinar Ambarwati, CarlaF. Pantouw, Dwi Astuti, Enung S. mulyaningsih, Taifik Hidayat, Adang R. Dalam kegiatan ini, upaya untuk mengembangkan perpustakaan mutan tanaman padi yang berisi insersi transposon Ds pembawa gene-trap sebagai sarana untuk melakukan isolasi dan karakterisasi gen-gen yang bertanggung jawab pada kekeringan dilakukan menggunakan metoda reverse genetics melalui mutagenesis dengan T-DNA dan transposon Ac/Ds. Dengan metoda ini diharapkan saturasi genom padi akan tercapai clan gen-gen atau elemen-elemen pengontrol ekspresi gen dapat diidentifikasi untuk selanjutnya diisolasi clan dimanfaatkan pada padi dan pada sistem tanaman lain.
44
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Transformasi padi untuk memasukkan elemen-elemen Ac clan Ds sudah selesai dilakukan dan benih sudah dipanen. Sampai saat ini telah diperoleh tanaman pembawa Ds, sebagian merupakan sister-lines, sebanyak 1.579 tanaman. Jumlah tanaman independen diperkirakan sebanyak 523 tanaman. Dari tanaman yang telah diisolasi DNA-nya, sebanyak 48 tanaman sudah diketahui membawa satu salinan T-DNA, dan sebanyak 25 galur tanaman single copy tersebut sudah disilangkan dengan tanaman pembawa Ac untuk mendapatkan mutagenic lines (F I). Seleksi tanaman F2 dengan insersi Ds stabil telah dilakukan pada tahun 2007 clan 2008. Pada tahun 2009, tanaman-tanaman dengan insersi stabil Ds akan dikultur antherkan untuk mendapatkan tanaman doble haploid (homozigot) kemudian diuji perubahan performanya terhadap cekaman kekeringan menggunakan beberapa metoda. Selain itu seleksi terhadap galur-galur stabil akan terus dilakukan, untuk mengembangkan koleksi populasi mutan Kata Kunci: padi, reverse genetics, AciDs, gene trap, mutagenesis, isolasi gen, transposon, cekaman kekeringan
e. Purifikasi Da Uji Biologis Recombinant Human Erythropoietin Hasil Ekspresi Pada Yeast Pichia Pastoris Adi Santoso, Asrul Muhamad Fuad, Elizabeth Maria, Sri kartika Wijaya, andri Wardiana Human erythropoietin (hEPO) adalah glycoprotein yang bersifat seperti hormon clan mempunyai berat molekul sebesar 37.000 Daltons. hEPO sangat esensial dalam produksi sel darah merah. Menurunnya kandungan hEPO dalam tubuh dapat menyebabkan anemia. hEPO sangat efektif bagi penderita gagal ginjal, juga sangat dibutuhkan bagi penderita kanker, AIDS, dan beberapa penyakit lainnya. Karena posisinya yang sangat fundamental pada kesehatan, protein hEPO menjadi sangat strategis pada dunia kesehatan. Secara ekonomis saat ini hEPO menduduki posisi paling tinggi diantara semua obat berbasis bioteknologi.
45
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Pada penelitian ini yeast (ragi) Pichia pastoris digunakan untuk mensintesa protein recombinant hEPO (rhEPO). Gen hEPO diinsersikan pada plasmid pPICZαB yang kemudian ditransformasikan pada genom Pichia pastoris. Pichia pastoris mempunyai beberapa keuntungan untuk produksi protein rekombinan, diantaranya adalah: ekspresi yang efisien dengan menggunakan methanol inducible alcohol oxidase gene (AOXl) promoter dan tingkat ekspresi protein rekombinan yang sangat tinggi, sekresi yang efisien, dan proses fermentasi pada densitas sel yang sangat tinggi. Hal ini akan membuat downstream processing akan menjadi sangat efisien. Sampai saat ini, hasil yang telah didapatkan dari penelitian ini adalah: I) gen hEPO telah berhasil diinsersikan pada expression plasmid (pPICZ αB), 2) protein rhEPO telah berhasil diekspresikan 3) hasil validasi dengan menggunakan teknik Western blot dengan menggunakan antibodi spesifik terhadap hEPO yang dikembangkan dalam sel CHO menunjukkan bahwa protein yang terekspresi adalah hEPO dengan berat molekul sebesar 37 kDa, 4) hasil validasi dengan menggunakan Silver stain juga menunjukkan bahwa protein yang terekspresi adalah hEPO dengan berat molekul sebesar 37 kDa, 5) dengan menggunakan enzyme N- dan 0- glycosidase menunjukkan bahwa pola glikosidasi protein yang terbentuk mirip dengan pola glikosidasi pada hEPO yang disintesa pada sel CHO, 6) pemotongan karbohidrat (glycan moeties) dengan enzyme Nclan 0- glycosidase menunjukkan bahwa protein tereskpresi mempunyai berat molekul sebesar 22 kDa, 7) hasil analisa awal in vivo menunjukkan bahwa protein yang dihasilkan dapat berfungsi secara biologis (junctional). Dengan keberhasilan ini langkah selanjutnya yang akan kami lakukan adalah melakukan studi farmakokinetik untuk mengetahui hubungan yang lebih detail antara peningkatan dosis rhEPO yang dihasilkan dengan peningkatan reticulocyte dan hematocrit. Studi ini mencakup studi tentang waktu paruh, dosis toksik, clan efisiensi rhEPO secara umum pada mencit dan tikus. Studi karakteristik protein rhEPO juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi protein yang dihasilkan. Diharapkan dari hasil penelitian ini, rhEPO yang didapat bisa digunakan sebagai
46
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
novel drug untuk beberapa penyakit yang berhubungan dengan anemia. kata kunci: erythropoietin, EPOt Pichia pastoris, uji Biologis.
f. Studi Kimia dan Farmakologi Tumbuhan Obat Indonesia "Sarang semut", Myrmecodia pendens (Rubiaceae) Partomuan Simanjuntak, Arief Soeksmanto, Bustanussalam, Sofa Fajriah,Yatri, Yoice Pada penelitian sebelumnya, telah diamati data-data mengenai unsur-unsur logam, senyawa organik maupun anorganik. Selain itu juga telah dilakukan uji biologis terhadap ekstrak etil asetat, n-BuOH dan air, seperti BSL T (LC50 = 34,2252,37 ppm), DPPH (nilai inhibisi 91,59-99,72 %), uji sel leukemia L1210 (LC5o =19,80-32,61 ppm), sel Hela (LC50 =104,2-182,72 ppm) dan sel MCM-B2 (LC50 =122,28-161,92 ppm). Hasil uji toksisitas pada mencit menunjukkan bahwa ekstrak air sarangsemut tidak toksik, dimana tidak dijumpai adanya kematian, meskipun dengan dosis 3750 mg/kg bb yang diberikan selama 4 hari berturut-turut. Pada pengujian antioksidan dengan pemberian ekstrak n-BuOH dan air sarang semut tidak berpengaruh terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) maupun pengujian terhadap kadar MDA. Hasil untuk pengujian hepatoprotektor juga dengan metoda GOT maupun GPT dengan pemberian ekstrak n-BuOH dan ekstrak air sarang semut pada tikus yang diintoksikasi dengan CCI4, pada seluruh ekstrak menunjukkan efek hepatoprotektif, meskipun ekstrak etilasetat terlihat kurang efektif yang menunjukkan adanya vakuolisasi dan nekrosis pada gel-gel hepatositnya. Rencana kegiatan penelitian tahun 2009 akan melakukan uji hepatoprotektor dan antioksidan/antikanker secara in vivo untuk senyawa murni dari fraksi nBuOH dan air. Selanjutnya melakukan identifikasi/elusidasi struktur kimia dari semua ekstrak yang berpotensi dengan pengambilan data-data spektra ultra violet UV, infra merah (IR), RMI 1 D (1 H & 13C) dan RMI 2D (H-H COSY, HMQC, HMBC) dan spektra massa.
47
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kata Kunci: sarangsemut, Myrmecodia pendens, Rubiaceae, toksisitas, hepatosit g. Biokonversi Gliserol dari Limbah Pemrosesan Minyak Nabati Menjadi 1,3-Propandiol Wien Kusharyoto, Dian Andriani, Bambang Sunarko, Kusmiati, Yudiadi, Martha Sari Dalam proses transesterifikasi lemak, antara lain adalah produksi biodiesel dari minyak sawit atau minyak nabati lainnya di Indonesia dihasilkan pula gliserol dalam jumlah 10-15% dari berat produk total. Dengan meningkatnya produksi gliserol sebagai produk samping dari proses transesterifikasi lemak industri oleokimia, salah satunya adalah industri biodiesel, memerlukan cara-cara baru dalam pemanfaatan gliserol untuk meningkatkan nilai ekonomi gliserol yang harganya semakin murah. Salah satu pemanfaatan gliserol dilakukan dengan biokonversi menjadi 1,3-propandiol (l,3-PDO). Bersama asam tereftalat, 1,3-PDO merupakan komponen dari polimer politrimetilentereftalat (PTT). PTT adalah jenis polimer baru yang memiliki sifat-sifat karakteristik yang setara dengan nylon. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi bioproses yang efektif dan terpadu dalam pemanfaatan gliserol dari limbah pemrosesan minyak nabati melalui biokonversi menjadi 1,3-PDO dengan bantuan mikroorganisme. Salah satu aspek penting dalam biokonversi gliserol menjadi 1,3-PDO adalah penggunaan mikroorganisme yang dapat beradaptasi dengan kondisi gliserol limbah sebagai substrat, serta mampu mengkonversi substrat tersebut menjadi produk yang diinginkan, yaitu 1,3-PDO, dengan tingkat produksi yang tinggi. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan untuk tahun 2008 adalah: a) Perlakuan awal terhadap gliserol limbah yang diperoleh dari pemrosesan minyak nabati, terutama dari produksi biodiesel, dan karakterisasi gliserol mentah hasil perlakuan awal gliserol limbah untuk digunakan sebagai substrat dalam biokonversi menjadi 1,3-PDO, b) perolehan mikroorganisme yang berpotensi tinggi dalam biokonversi gliserol menjadi 1,3-PDO melalui proses skrining maupun proses adaptasi C. butyricum NRRL B-I024 terhadap kondisi klima dan gliserol mentah dari pemrosesan minyak sawit, e)
48
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
penentuan parameter untuk fermentasi gliserol mentah menjadi 1,3-propandiol, antara lain suhu, nilai pH, konsentrasi awal gliserol, dosis gliserol selama fermentasi. Bakteri untuk biokonversi gliserol mentah menjadi 1,3-PDO akan diseleksi berdasarkan konsentrasi 1,3-propandiol yang dihasilkan dari fermentasi gliserol limbah, ketahanannya terhadap konsentrasi awal gliserol limbah yang tinggi serta ketahanannya terhadap produk hasil fermentasi, yaitu 1,3-propandiol. Proses fermentasi akan dilaksanakan pada suhu 370C, dengan nilai pH awal antara pH7-7,5. Bakteri yang terseleksi diharapkan mampu tumbuh pada konsentrasi awal gliserol mentah menjadi 1,3-propondiol dengan menggunakan mikroorganisme terpilih diharapkan akan dapat diperoleh hasil produksi dan produktifitas yang tinggi dalam memproduksi 1,3-propandiol.
h. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Aplikasi Bioteknologi Peternakan Sapi Dan Kerbau Di Wilayah Perbatasan Malinau Kalimantan Timur Baharuddin Tappa, Roni Ridwan, Ekayanti M Kaiin, Gunawan, Edi Sophian Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan kompetitif kewilayahan yaitu subprogram wilayah perbatasan Di Kabupaten Belu, NTT yang sudah mempunyai modal awal untuk pengembangan program lebih lanjut di wilayah perbatasan Kalimantan Timur. Kawasan perbatasan Kalimantan Timur merupakan kawasan hampir sarna dengan kawasan perbatasan NTT yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat wilayah perbatasan Kalimantan Timur yang dicirikan dengan adanya masalah kemiskinan, kesenjangan sosial antara masyarakat setempat dengan masyarakat Negara tetangga serta terbatasnya akses masyarakat perbatasan terhadap teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal. Pembangunan peternakan di Kalimantan Timur, diarahkan pada penyediaan pangan agar ternak yang cukup baik kualitas dan kuantitas, memberdayakan sumberdaya manusia peternakan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi di pasar
49
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
domestik maupun global, menciptakan peluang-peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta terwujudnya program ketahanan pangan, program pembangunan agribisnis dan program swasembada sapi potong. Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bulungan yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah dan Negara Bagian Sarawak, Malaysia Timur. Kabupaten Malinau menjadi salah satu wilayah perbatasan yang sangat strategis. Sesuai kondisi alamnya yang agraris, sektor pertanian termasuk subsektor peternakan menempati posisi panting dalam pembangunan ekonomi daerah dan menjadi tumpuan kehidupan sabagian besar masyarakat pedesaan di Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Malinau. Melalui kegiatan ini akan dilaksanakan kegiatan diseminasi teknologi tepat guna dan pengembangan penguatan usaha peternakan di Kalimantan Timur bekerjasama dengan berbagai instansi terkait guna mewujudkan Kalimantan Timur mencapai swasembada daging pada tahun 2010. Untuk tahun anggaran 2009 akan dilaksanakan usaha aplikasi bioteknologi peternakan untuk mengembangkan peternakan sapi dan kerbau. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat dihasilkan model-model pemberdayaan masyarakat, aplikasi teknologi dan model kelembagaan yang dapat menciptakan wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara dalam upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI. Kata kunci: Bioteknologi, peternakan, pemberdayaan, sapi, kerbau, Malinau Kalimantan Timur.
i. Analisa Komunitas Bakteri Laut Dalam Aplikasi Teknologi Bioremediasi Cemaran Minyak Mentah Puspita Lisdiyanti, Yopi, Tuti Murniasih, Shanti Ratnakomala, Fahrurrozi, Nanik Nurhayaty, Indra Nursukma, Kurniawan Komponen minyak mentah terdiri dari senyawa kelompok hidrokarbon, aromatik, asphalten dan resin. Komponenkomponen tersebut merupakan polutan utama di tanah dan lingkungan perairan serta bersifat toksik bagi ekosistem.
50
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Bioremediasi bertujuan untuk merangsang aktivitas komunitas mikrooorganisme yang hidup dan berada di lingkungan tercemar polutan dan pada dasarya ada dua metode yaitu dengan cara penambahan nutrisi (proses biostimulasi) dan penambahan mikroorganisme pendegradasi cemaran. Dalam bioremediasi, informasi komunitas mikroorganisme yang ada dan mikiroorganisme potensial dalam mendegradasi komponen minyak menjadi hal yang panting untuk dianalisa. Berdasarkan pada hal tersebut pada tahun pertama dan kedua (2007 dan 2008) telah dilakukan penelitian mengisolasi mikroorganisme dari daerah cemaran di perairan laut sekitar Marina Port Ancol, Cilacap, dan Kepulauan Bangka dan Belitung dengan dua macam pendekatan; isolasi untuk mendapat mikroorganisme yang bisa mendegradasi komponen minyak cemaran dengan media pengkayaan dan isolasi langsung dan teknik molekular. Hasilnya adalah telah diperoleh isolat potensial berkemampuan mendegradasi polisiklik aromatik hidrokarbon lebih kurang 500 isolat dan klon DNA mikroorganisme. Isolat potensial yang telah diperoleh, dimanfaatkan untuk merancang proses bioremediasi pada lingkungan tercemar dengan cara memberikan nutrisi. Pada tahun ketiga (2009) akan dilakukan uji bioremediasi dengan menggunakan bakteri potensial dengan berbagai macam perubahan parameter dan analisa hasil proses degradasi. Selain itu akan dianalisa keanekaragaman, sebaran, dan limpahan serta database kultur bakteri yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon di titik-titik perairan Indonesia yang rawan cemaran minyak mentah. Kata Kunci: komunitas bakteri laut, pustaka klon 16s rDNA, database bakteri laut Indonesia, bioremediasi
j. Perbanyakan Pisang Kepok Amorang Tahan Penyakit Darah Melalui Proliferasi Tunas In Vitro Maria Imelda, Yayu S Poerba, Aida Wulansari, Dyah Martanti, Mulyana Pisang merupakan tanaman buah yang paling banyak ditanam dan dikonsumsi di Indonesia, namun pisang komersial
51
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
pada umumnya tidak tahan terhadap penyakit berbahaya seperti penyakit darah, penyakit layu Fusarium, penyakit virus bunchy top clan sigatoka. Pisang kepok mcrupakan varietas yang digemari tetapi sangat peka terhadap penyakit darah yang ditimbulkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum. Salah satu klon pisang kepok yang tidak banyak dikenal yaitu Amorang merupakan mutan alami yang temyata tidak berjantung, karena itu tidak akan terserang penyakit darah yang ditularkan oleh serangga meIalui bekas luka pada jantung. Mutan unggul tersebut perIu diperbanyak secara massal dan disebarluaskan ke daerah endemik untuk memotong rantai penyebaran penyakit darah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun pertama (2008) telah berhasil dikembangkan teknik perbanyakan in vtiro pisang kepok Amorang yang efektif dan efisien melalui proliferasi tunasnya dan teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) untuk menguji kestabilan genetik bibit yang dihasilkan. Pada media proliferasi dan pertumbuhan tunas terbaik yaitu Murashige & Skoog (MS) yang mengandung 5 mg/I BAP clan 20 mg/I Adenin, dalam waktu 10 minggu, dan I mala tunas lateral dapat dihasilkan 10- 1 2 bakal tunas in vitro. Pada tahun ke 2 (2009), penyedidaan bibit melalui proliferasi tunas in vitro akan terus dilanjutkan khusus pada klon D 15, demikian pula dengan pendeteksian dini stabilitas bibit dengan teknik RAPD untuk mendapatkan informasi jumlah subkultur yang aman. Fenotipe bibit d.m sifal agronominya di lapangan juga akan diamati. Survei akan dilakukan ke Kalimantan Timur untuk mengkaji prilaku dan agronomi penyakit darah tersebut.
Kata kunci: pisang kepok Amorang, proliferasi tunas in vitro, teknik RAPD, ISSR
52
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
k. Produksi Senyawa Aktif Antioksidan/Antikanker Hasil Biotransformasi Kurkumin Oleh Mikroba Endofit Kunyit Curcuma longa Titik K. Prana, Partomuan Simanjuntak, Bustanussalam, Ahmad Darmawan, Dwi Wulandari, Henni Widyowati, Yadi, Ngadiman Mikroba endofit terbukti mampu berperan sebagai alat biotransformasi yang mengubah suatu senyawa menjadi bentuk derivatnya yang lebih aktif dari senyawa asalnya. Bahkan secara kuantitas produksinya Iebih tinggi dibandingkan produk mikroba komersial. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka mikroba endofit sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi metabolit tanaman, baik sccara kualitatif maupun kuantitatif. Salah satu tanaman obat Indonesia yang sangat populer adalah kunyit (Curcuma longa) yang telah lama digunakan secara tradisional dan secara ilmiah terbukti mengandung senyawa kurkumin yang berfungsi sebagai obat antikanker, antioksidan, hepatoprotcktif, dan lain-lain. Dalam penelitian tahun sebelumnya telah dilakukan isolasi mikroba endofit yang terdapat dalam rimpang tanaman kunyit yang diperoleh dari beberapa area pertanaman kunyit milik petani local. Isolat-isolat tersebut kemudian diseleksi untuk mendapatkan isolat yang memiliki kemampuan mentransformasi senyawa kurkumin menjadi senyawa turunannya. Dari 45 isolat yang berhasil diisolasi, 3 isolat memperlihatkan kemampuan untuk melakukan biotransformasi pada media pilihan, yaitu media Potato Dextrose Broth (POB). Namun setelah dilakukan uji lanjutan, 2 diantaranya menunjukkan hasil yang kurang stabil, sehingga untuk analisa selanjutnya hanya dipilih satu isolat saja, yaitu isolat ClBelSF. Senyawa hasil biotransformasi tersebut telah di konfirmasi dan diujikan sebagai hepatoprotektor pada tikus putih tipe Whistar secara in vivo dan antikanker secara in vitro terhadap sel kanker mammae. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa senyawa hasil biotransformasi terbentuk mulai hari ke 5 dan mencapai optimum pada hari ke-I0. Pengujian terhadap kemampuan senyawa tersebut sebagai anti kanker terhadap sel kanker mammae memperlihatkan bahwa ekstrak senyawa hasil
53
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
biotransformasi yang dihasilkan memiliki nilai IC5o 4.8 µg/µl. Meskipun nilai ini masih lebih tinggi dari nilai kurkumin (IC5O 3.2 µg/µl) namun nilai ini termasuk efektif karena termasuk dalam kisaran nilai standar untuk senyawa aktif yaitu ICSO ≤ 5µg/µl. Uji lain yang dilakukan pada tahun ini adalah kemampuan senyawa tersebut sebagai hepatoproktektor pacta tikus Wistar dengan menggunakan kurkumin sebagai pembanding. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak hasil biotransformasi dengan dosis 12 mg/kgBB dapat memberikan efek hepatoprotektif yang lebih baik dari kurkumin dengan konsentrasi 6mg/kgBB. Pada tahun ini kegiatan penelitian akan dilanjutkan dengan elusidasi senyawa hasil biotransformasi untuk memperoleh struktur kimianya serta identifikasi spesies dari isolat kapang yang berpotensi tersebut. Kata kunci: Curcuma longa, mikroba endofit, antikanker, antioksidan, biotransformasi l. Ekspresi Dan Produksi Protein Terapeutik human G-CSF Rekombinan Melalui Pendekatan Biologi Sintetik Pada Sistem Ekspresi Eukaryot (Yeast) Asrul Muhamad Fuad, Adi Santoso, Tiana Milanda, Yuliawati, Dian Fitria Agustiyanti Human Granulocyte-colony stimulating factor (hG-CSF atau G-CSF) adalah protein manusia (tergolong cytokine), yang memiliki aktivitas biologis dan aplikasi terapeutik. Protein ini berperan sangat penting dalam menstimulasi proliferasi, differensiasi dan aktivasi fungsional sel-sel darah. G-CSF merupakan faktor regulasi hematopoiesis (hematopietic growth factor) yang diperlukan pada proses granulopoiesis, yaitu proliferasi dan diferensiasi granulocytes atau sel-sel darah putih (leukocytes) khususnya neutrofil. G-CSF berupa protein monomer yang dikode oleh gen CSF3. Differential splicing dari mRNA gen CSF3 menghasilkan 2 isoform G-CSF, yaitu isoform-l (177aa) clan isoform-2 yang lebih pendek (174aa), Kedua isoform G-CSF sama-sama memiliki bioaktivitas pembentukan granulocytes. G-CSF merupakan glikoprotein tetapi glikosilasi tidak mempengaruhi bioaktivitasnya.
54
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Glikosilasi pada G-CSF cenderung berfungsi sebagai penjaga stabilitas protein dalam serum. Saat ini G-CSF secara luas telah digunakan sebagai obat untuk mengatasi neutropenia yang diakibatkan oleh berbagai sebab, terutama akibat kemoterapi kanker. Neutropenia adalah suatu kondisi abnormal dimana kandungan sel darah putih dalam tubuh sangat rendah. Sementara sel darah putih berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi. Beberapa penyebab neutropenia diantaranya adalah efek samping dari suatu obat, defisiensi vitamin B 12, kemoterapi kanker, infeksi (virus, tuberkulosis, typhoid), dan abnormalitas sel sumsum tulang belakang. Penggunaan G-CSF rekombinan sebagai obat saat ini telah sangat maju, diantaranya digunakan dalam kombinasi dengan obat lain dalam kemoterapi kanker seperti AML (acute myelogenous leukemia), CLL (chronic lymphocytic leukemia), CML (chronic myelogenous leukemia), clan intermediate and high-grade NHL (Non-Hodgkin's lymphoma), G-CSF tidak mengobati kanker secara langsung, melainkan agar kemoterapi berlangsung optimal dan mencegah komplikasi saat dan pasca kemoterapi kanker. Treatment dengan G-CSF adalah suatu bentuk biological therapy (http:///www.cancer.gov). G-CSF rekombinan sebagai obat tersedia dalam beberapa versi, diantaranya filgrastim (Neupogen), lenograstim (Granocyte) dan pegfilgrastim (Neulasta). Filgrastim dan Pegfilgrastim adalah rekombinan hG-CSF (rhG-CSF) yang diproduksi pada bakteria (E. coli), sementara Lenograstim diproduksi pada sel mamalia (sel CHO). Belum diketahui adanya produk rhG-CSF komersial yang diproduksi pacta sistem yeast. Sementara sistem ekspresi yeast mirip dengan sel mamalia, dimana proses modifikasi pasca-translasi seperti glikosilasi, pembentukan ikatan disulfida clan protein folding juga berlangsung. Beberapa paten terkait hG-CSF telah berakhir masa berlakunya pada Maret 2006, termasuk klaim terhadap sekuen DNA pengkode hG-CSF, analog hG-CSF, proses produksi hG-CSF serta produk hG-CSF. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga riset maupun industri farmasi untuk mengembangkan produk protein terapeutik khususnya hG-CSF di Indonesia.
55
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk biosimilar rhG-CSF dan atau analognya pada sel inang eukaryot (selain CHO) khususnya yeast (ragi) melalui pendekatan biologi sintetik. Yang dimaksud adalah menggunakan gen sintetik CSF3 (CSF3syn) yang rnengandung kodon preferensi yeast untuk ekspresi optimal protein hG-CSF rekombinan. Gen CSF3nya pengkode hG-CSF didesain menggunakan program DNA Works 3.1. Perakitan gen sintetik dilakukan menggunakan metode TBIO (Thermodynamically Balanced Inside-Out). Beberapa parameter dalam desain gen sintetik akan ditetapkan untuk memperoleh sekuen yang optimal dengan metode ini. Selanjutnya gen sintetik diklon ke dalam vektor ekspresi yeast, khususnya Pichia pastoris. Transformasi yeast dilakukan dengan metode elektroporasi dan transforman akan diseleksi menggunakan medium seleksi yang mengandung Zeocin. P. pastoris merupakan salah satu alternatif sel inang untuk produksi protein terapeutik. Yeast ini merupakan gel tunggal eukaryot yang memiliki produktivitas tinggi protein rekombinan serta mampu melakukan modifikasi pasca translasi. Beberapa faktor seperti optimasi kodon, konstruksi vektor ekspresi dan efisiensi sekresi protein dilaporkan mampu meningkatkan produktivitas yeast tersebut. Ada perbedaan kodon preferensi dan kandungan GC yang signifikan antara kodon manusia (65%) dengan kodon P. pustoris (45%). Gen sintetik CSF3syn yang mengandung kodon yeast diharapkan dapat mengekspresikan protein rhG-CSF pada yeast secara optimal dan memiliki aktivitas biologis yang setara dengan native hGCSF. Sampai saat ini belum ada laporan konstruksi gen sintetik CSF3 untuk ekspresi hG-CSF rekombinan pada P. pastoris. Kata kunci : protein terapeutik, hG-CSF (human Granulocytecolony stimulating factor), CSF3, gen sintetik, neutropenia, granulopoiesis, leukocytes, Pichia pastoris.
56
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
m. Pemanfaatan Karbohidrat Umbi Untuk Produksi Oligosakarida
Amorphophallus sp.
Yopi, Ahmad Dinoto, Puspita Lisdiyanti, Ahmad Thontowi, Awan Purnawan, Nanik Rahmani Karbohidrat berbasis pati merupakan sumber utama industri pangan. Pengolahan dan pemanfaatan karbohidrat pati dan turunan cukup banyak dilakukan. Selain pati, ada sumber karbohidrat lain yang belum banyak dimanfaatkan dan terdapat melimpah di negara kita yaitu karbohidrat mannan yang banyak terdapat pada limbah perkebunan kelapa sawit, kopra dan kopi. Selain limbah perkebunan, ada jenis tanaman iles-iles lokal yang memiliki kandungan polisakarida mannan yang tinggi pada umbinya yaitu tanaman Amorphophallus sp. yang terdapat banyak di hutan tropis. karena pertumbuhannya sangat dipengaruhi tingginya curah hujan yang turun. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan proses pengolahan yang rumit, mengakibatkan konsumsi umbi tersebut masih terbatas. Salah satu pemanfaatan yang dapat memberikan nilai tambah umbi tersebut pada industri pangan adalah pemanfaatan karbohidrat umbi mannan untuk memproduksi monosakarida dan oligosakarida yang dapat digunakan sebagai komponen pada industri makanan, farmaka dan kosmetika dengan metoda Bioteknologi. Hidrolisa mannan melibatkan beberapa tipe enzim diantaranya enzim mannanase dan glukosidase. Dalam rangka pemanfaatan limbah perkebunan yang memiliki kandungan mannan tinggi seperti bungkil kelapa sawit, telah diperoleh beberapa mikroba potensial mannolitik penghasil enzim mannanase yang dapat mendegradasi polisakarida mannan dan menghasikan oligosakarida. Mikroba mannolitik dari koleksi Biotechnology Culture Collection (BTCC) tersebut dapat digunakan untuk merombak kandungan tepung dan umbi porang untuk memproduksi oligosakarida yang diprediksi tinggi fungsinya sebagai komponen pangan fungsional. Penelitian lebih lanjut mengenai enzim terkait degradasi umbi mannan, analisa simbiotik produk oligosakarida, proses reaksi enzimsubstrat tepung mannan dan analisa hasil produk oligosakarida menjadi fokus utama yang akan dilakukan dalam proposal penelitian ini
57
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Kata kunci: oligosakarida, bioproses. enzim, simbiotik, BTCC, mannan
n. Transformasi Gen Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) Pada Pisang Untuk Molecular Farming Vaksin Ami Estiati, Witjaksono, Ernawati, Puspita Deswina, Ade Nena, Ima Mulyana Penyakit hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya di dunia. Data kesehatan RI menunjukkan bahwa 1416 juta orang Indonesia terinfeksi virus hepatitis B pertahun dan menyebabkan kematian 200.000 orang pertahun. Dua jenis vaksin yang telah dinyatakan aman dan efektif oleh WHO untuk digunakan adalah plasma-derived vaccine dan vaksin rekombinan. Harga per dosis kedua jenis vaksin ini terbilang masih mahal. Hal ini disebabkan karena biaya produksi untuk kedua jenis vaksin tersebut sangat tinggi, terutama vaksin rekombinan. Harga vaksin yang cukup mahal menjadi kendala bagi negara berkembang termasuk Indonesia dalam upaya membebaskan penduduk dari infeksi HBV terutama pada anakanak. Selain harga yang mahal vaksin ini memerlukan kondisi dingin dalam penyimpanannya sehingga akan menjadi masalah baru dalam distribusi vaksin ke daerah-daerah terpeneil, dan karena pemberiannya melalui penyuntikan'maka memerlukan jarum suntik dan tenaga terlatih dalam melakukan penyuntikan. Muncul konsep baru sebagai upaya untuk mengatasi kendala-kendala di atas yaitu produksi vaksin dalam jaringan tanaman (plant-derived vaccine). Teknologi ini dapat menekan biaya produksi vaksin hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan menggunakan mikroba seperti yeast sebagai bioreaktor. Penelitian-penelitian untuk meproduksi oral vaksin termasuk oral vaksin hepatitis B, telah banyak dilakukan di banyak laboratorium di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang dan India. HBsAg rekombinan telah berhasil diekspresikan pada tanaman tembakau, kentang, lupin clan letuce (Latuca sativa L) dan cherry tomatillo (Physalis ixocarpa Brot). Hasil penelitian
58
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
pemberian vaksin ini pada mencit, membuktikan bahwa HBsAg rekombinan bersifat immunogenik dan dapat dimanfaatkan untuk vaksinasi hepatitis B. Hasil yang sama terjadi pada manusia sebagai sukarelawan yang mengkonsumsi daun letus yang mengandung HBsAg. Penelitian molecular farming vaksin telah kami lakukan selama 5 tahun (2004-2008). Dari tahun 2004-2006 dilakukan optimasi transformasi gen penanda (hpt) pada tanaman pisang dan regenerasinya. Teknik regenerasi dan transformasi gen penanda (hpt) via Agrobacterium tumefaciens ke dalam genom tanaman pisang Mas telah berhasil dikembangkan. Sedangkan dari tahun 2007-2009, dilakukan transformasi gen Hepatitis B surface Antogen. Dalam program kompetitif yang sedang berjalan, kami telah berhasil mengisolasi gen HBsAg dari genom virus Hepatitis B. Sumber genom HBV diperoleh dari pasien yang positif menderita penyakit hepatitis B. Dalam upaya meningkatkan ekspresi gen pada jaringan tanaman, dun konstruksi plasmid telah didisain. Konstruksi plasmid pertama yang telah dilakukan pada tahun 2007 membawa gen HBsAg dibawah kendali promoter terinduksi pelukaan. Konstruksi plasmid kedua dilakukan tahun 2008, membawa kombinasi dobel promoter CaMV35S dan sinyal peptida pada daerah Nterminus dari HBsAg. Sementara itu, persiapan jaringan tanaman pisang sebagai bahan untuk transformasi telah dilukukun dengan menginduksi tunas dari bonggol yang didapatkan dari lapangan. Tunas yang muncul selanjutnya ditumbuhkan pada media MS yang mengandung 5 BA untuk menghasilkan corm yang besar. Irisan tipis corm inilah yang akan digunakan sebagai jaringan target untuk transformasi. Transformasi gen HbsAg pada irisan tipis corm dilakukan pada tahun 2008 clan 2009. Pada tahun 2009 akan dilakukan pula analisis molekuler pada tanaman hasil transformasi. Diharapkan, pada tahun 2009 akan didapatkan tanaman pisang transgenik mengandung gen HBsAg yang terintegrasi dalam genom tanaman, stabil clan terekspresi. Kata kunci: Molecular farming, rekombinan, pisang, A.tumefacien
oral
vaksin,
HbsAg
59
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
3.1.4. Penelitian Kerjasama Internasional a. Skrining Komponen Penting Perbaikan Genetik Solanacea
Untuk
Kesehatan
Dan
Enny Sudarmonowati Kerjasama Solanaceae dengan Belanda baru dimulai tahun 2008 untuk periode 5 tahun dalam skema “Indosol” untuk perbaikan genetik cabai dan terung-terungan berdasarkan potensi komponen yang berkaitan dengan nutrisi, kesehatan dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Program Indosol lebih berkaitan dengan peningkatan sumberdaya manusia berupa dua orang mahasiswa program S3 di Wageningen UniversityResearch Centre (WUR), Wageningen (1 orang) dan Radboud University di Nijmegen (1 orang) serta “summer class” dengan topik terkait setiap tahun selama 5 hari untuk 2 orang staf Puslit Bioteknologi-LIPI yang dikoordinir bersama IPB. Program S3 dalam skema kerjasama Indosol telah dimulai sejak Maret 2008 di Belanda dan eksplorasi Solanum melongena dan kerabatnya di berbagai lokasi di Indonesia. Skrining kandungan vitamin C, karotenoid, vitamin E, dan flavonoid 32 aksesi cabai-cabaian koleksi WUR telah dilakukan di WUR menggunakan pendekatan target dilakukan dengan menggunakan HPLC-UVVis dan pendekatan non target dilakukan dengan LC-MS dan GC-MS. Hasil analisis ke-32 sampel tersebut menunjukkan bahwa 5 aksesi mengandung metabolit sekunder dengan level yang lebih baik dibandingkan aksesi yang lain. Ke-5 aksesi tersebut memiliki level vitamin (C, E dan provitamin A), carotenoids, flavonoids dan capsaicinoids tinggi sehingga akan digunakan untuk analisis lebih dalam mengenai mekanisme regulasi sintesis metabolit sekunder tersebut. Sedangkan kegiatan berkaitan terung-terungan telah menghasilkan isolatisolat Ralstonia spp dan tanaman yang resisten dan sangat peka terhadap Ralstonia spp berdasarkan seleksi dari 849 aksesi yang diperoleh dari Indonesia. Kegiatan komplementer di Indonesia yang telah dilakukan adalah: (1) seleksi koleksi cabai berdasarkan kandungan vitamin C dan induksi kalus embriogenik, (2) seleksi koleksi terung-terungan berdasarkan ketahanan kekeringan.
60
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
b. Perbanyakan, Analisis Genetika Dan Perbaikan Sifat Tanaman Kehutanan Enny Sudarmonowati Kerjasama tanaman industri/kehutanan mencakup komoditas sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acacia mangium), gaharu, serta cendana dengan RISH (Research Institute for Sustainble Humanosphere), Kyoto University, dengan PT. Nityasa Idola, PT. Sumalindo, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman – Departemen Kehutanan. Lingkup kegiatan tanaman kehutanan/industri adalah sebagai berikut: (1) melanjutkan produksi dan evaluasi tanaman transgenik sengon dan mangium yang mengekpresikan gen cellulase dan xyloglucanase serta uji hidrolisis dan sakarifikasi, (2) uji hidrolisis dan sakarifikasi berbagai jenis tanaman hutan, (3) pemeliharaan sengon unggul hasil koleksi PT. Nityasa Idola di laboratorium, (4) pemeliharaan kultur tunas in vitro cendana dan gaharu, (5) analisis genetik kultur tunas gaharu dan cendana serta bibit ramin dan jelutung dari Riau, dan mangrove (6) pemeliharaan sengon dan mangium hasil radiasi di lapangan serta perbanyakannya. Pemeliharaan dan multiplikasi tanaman sengon dan mangium transgenik hasil kerjasama dengan RISH yang merupakan kelanjutan kerjasama sejak 2005 untuk peningkatan kadar selulosa, tumbuh cepat dan sebagai bahan bioetanol dilakukan di rumah kaca dan Fasilitas Uji Terbatas (FUT). Tanaman sengon unggul hasil kerjasama dengan PT. Nityasa Idola dipelihara sebelum ditanam di Kalimantan karena masih pengolahan lahan. Transformasi genetik dilakukan menggunakan Agrobacterium tumefaciens, sedangkan prosedur perbanyakan in vitro dilakukan seperti tahapan yang pernah dilaporkan sebelumnya. Dosis gamma radiasi yang diberikan adalah 5, 15 dan 20 krad serta pemeliharaannya di lapang dilakukan adalah pemupukan dan penyemprotan dengan insektisida apabila diperlukan.
61
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
3.2. Perjalanan Dinas 3.2.1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri 1.
Pada tanggal 3 Februari 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Rapat Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI) di PT. Biofarma, Bandung.
2.
Pada tanggal 10 Februari 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menjadi Pembicara di Ruang RSG Rektorat Universitas Padjadjaran, Bandung.
3.
Pada tanggal 4-5 April 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan Sosialisasi kegiatan diseminasi spesifik lokasi KNRT di Wonosobo.
4.
Pada tanggal 12-13 Mei 2009 Ir. Maria Imelda, M.Sc Melakukan perjalanan ke Kabupaten Sukabumi dalam rangka mengambil bahan tanaman berupa anakan pisang kepok kuning.
5.
Pada tanggal 24-28 Mei 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri ASEAN COST di Bali.
6.
Pada tanggal 2 – 5 Juni 2009, Indriawati, S.Si melakukan Perjalanan ke Bandung, sampling darah dan sinkronisasi hormon.
7.
Pada tanggal 3-6 Juni 2009 Ir. Maria Imelda, M.Sc Melakukan perjalanan ke Kalimantan Timur untuk meninjau perkembangan pisang kepok Unti Sayang yang ditanam di sana
8.
Pada tanggal 15-16 Juni 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Seminar Bioteknologi Nasional di Institut Teknologi Bandung.
9.
Pada tanggal 18 Juni 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya mengikuti acara Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI) di Purwakarta
62
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
10.
Pada tanggal 22-24 Juni 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Ir. Edy Bambang Prasetyo mengadakan Rapat Koordinasi Bioteknologi di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong dan Pelabuhan Ratu , Sukabumi.
11.
Pada tanggal 29 Juni-1 Juli 2009, Indriawati, S.Si melakukan perjalanan ke Bandung , survey ke Kelompok Ternak sapi Perah Manglayang Kab Bandung
12.
Pada tanggal 13-14 Juli 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya mengikuti Pelatihan di Wonosobo
13.
Pada tanggal 18-19 Juli 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Roni Ridwan, S.Pt, Wulansih Dwi Astuti, M.Si melakukan perjalanan ke Purwokerto (UNSOED) Seminar AINI.
14.
Pada tanggal 23 Juli 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Pelatihan di Tasik.
15.
Pada tanggal 23-24 Juli 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Dra. Shanti Ratnakomala melakukan perjalanan ke Tasikmalaya Pelatihan Speklok
16.
Pada tanggal 2-4 Agustus2009 Dr. Yantyati Widyastuti melakukan perjalanan ke Yogyakarta kerjasama penelitian dengan UPT BPPT Kimia, Gunung Kidul.
17.
Pada tanggal 5-7 Agustus 2009 Laela Sari M.Si melakukan perjalanan ke Kota Solo (Proyek DIKTI 2009) untuk mengambil dokumentasi dan informasi tentang tanaman sukun.
18.
Pada tanggal 6-8 Agustus 2009 Drs Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Banjar, Jawa Barat untuk koleksi benih kehutanan dalam rangka kegiatan “Pengembangan Produksi Pupuk Bio dan Potensinya Sebagai Bahan Enkapsulasi Benih Kehutanan”
19.
Pada tanggal 13-15 Agustus 2009 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Garut, Jawa Barat untuk koleksi tumbuhan berpotensi untuk survival prajurit dalam
63
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
rangka kegiatan “Pemanfaatan Tumbuhan Indonesia Sebagai Pangan dan Obat Herbal Darurat Bagi Prajurit di Lapangan (Field Survival)”. 20.
Pada tanggal 3-4 Agustus 2009 Roni Ridwan, S.Pt melakukan perjalanan ke Yogyakarta Kegiatan Penelitian LIPI-DIKTI
21.
Pada tanggal 10-12 September 2009 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Bandung, Jawa Barat untuk koleksi benih kehutanan dalam rangka kegiatan “Pengembangan Produksi Pupuk Bio dan Potensinya Sebagai Bahan Enkapsulasi Benih Kehutanan”
22.
Pada tanggal 1-2 Oktober 2009, Indriawati, S.Si melakukan Perjalanan ke Bandung, monitoring ke kelompok Ternak sapi Perah
23.
Pada tanggal 13 Oktober 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri acara Pembukaan Pelatihan Tunas Mandiri di Cisarua, Bogor.
24.
Pada tanggal 16 Oktober 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri acara Speklok di Jawa Tengah.
25.
Pada tanggal 16-17 Oktober 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan Monitoring kegiatan diseminasi spesifik lokasi KNRT di Wonosobo
26.
Pada tanggal 19-20 Oktober 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Roni Ridwan, S.Pt, Wulansih Dwi Astuti, M.Si melakukan perjalanan ke Ciamis Kegiatan Penelitian LIPIDIKTI
27.
Pada tanggal 21-22 oktober 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Roni Ridwan, S.Pt, Wulansih Dwi Astuti, M.Si melakukan perjalanan ke Bandung (UNPAD) Seminar Peternakan Berkelanjutan
64
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
28.
Pada tanggal 7 Nopember 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan perjalanan ke ITS Surabaya mengikuti seminar Nasional Biologi
29.
Pada tanggal 25-26 November 2009 Laela Sari M.Si melakukan perjalanan ke Bandung untuk mengikuti seminar di Universitas Padjadjaran
30.
Pada tanggal 2-3 Desember 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan perjalanan ke Yogjakarta mengikuti seminar Jaringan Kimia Indonesia
31.
Pada tanggal 5-7 Desember 2009 Ir. Maria Imelda, M.Sc Melakukan p anan ke daerah Gunung Kidul, DI Yogyakarta untuk mengkoleksi tanaman sukun (Artocarpus altilis)
3.2.2. Perjalanan Luar Negeri 1. Pada tanggal 27-30 Januari 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Seminar Australia “Sugar Research Center”, di Australia. 2. Pada tanggal 24-27 Februari 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Prof. Dr. Umar Anggara Jennie, Dr. Adi Santoso menghadiri Indonesian German Biotechnology (IGB) di Jerman. 3. Pada tanggal 18-20 Maret 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Bioenergy Korea International Conference 2009 di Korea. 4. Pada tanggal 13-20 Oktober 2009 Drs Dody Priadi melakukan perjalanan ke Thailand dan Vietnam dalam rangka mendampingi peserta kegiatan Apresiasi Pengembangan SDM Pertanian Angkatan V. Kerjasama Puslit Bioteknologi-LIPI dengan Yayasan Tunas Mandiri Indonesia. 5. Pada tanggal 31 Oktober-2 November 2009 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri ASEAN COST di Singapura.
65
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
3.3. Penerbitan dan Publikasi Priadi, D., Djumhawan Ratman Permana, Sri Elin Dona, Sri Hartati, Enny Sudarmonowati. 2009. Selection of Indonesia Cassava (Manihot esculenta Crantz) Genotype as Source of β-Carotene. BIODIVERSITAS Journal of Biological Diversity Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 10(1): Djumhawan Ratman Permana, Awan Purnawan, Dody Priadi. 2009. Analisis Kadar Asam Sianida (HCN) pada Onggok dan Tepung Tapioka Beberapa Genotip Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Indonesia. Prosisding Seminar Nasional Kimia XI Surabaya, 28 Juli 2009. Jurusan Kimia FMIPA-ITS. Surabaya Sumiasri, N., Yani Cahyani, dan Dody Priadi . 2009. Pengaruh Berbagai Media dan Waktu Perendaman Biji terhadap Pertumbuhan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Sigma. Jurnal Sains dan Teknologi Fak. Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma 12(2):169-177 Priadi, D., Djumhawan Ratman Permana, Sri Elin Dona, Sri Hartati, Enny PSudarmonowati. 2009. Selection of Indonesia Cassava (Manihot esculenta Crantz) Genotype as Source of β-Carotene. BIODIVERSITAS Journal of Biological Diversity Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 10(1):
Djumhawan Ratman Permana, Awan Purnawan, Dody Priadi. 2009. Analisis Kadar Asam Sianida (HCN) pada Onggok dan Tepung Tapioka Beberapa Genotip Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Indonesia. Prosisding Seminar Nasional Kimia XI Surabaya, 28 Juli 2009. Jurusan Kimia FMIPA-ITS. Surabaya Sumiasri, N., Yani Cahyani, dan Dody Priadi . 2009. Pengaruh Berbagai Media dan Waktu Perendaman Biji terhadap Pertumbuhan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Sigma. Jurnal Sains dan Teknologi Fak. Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma 12(2):169-177
66
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Sumiasri, N., Dody Priadi . dan I. Nyoman K. Kabinawa. 2009. Variasi Dosis Pupuk Posgawa Terhadap Pertumbuhan Bibit Euphorbia bravoniana Suent. Rimba Kalimantan. Jurnal Ilmiah Kehutanan Fak. Kehutanan Univ. Mulawarman 14(2):75-78 Sumiasri, N., Yani Cahyani dan Dody Priadi. 2009. Pengaruh Berbagai Media Dan Pematahan Dormansi Biji Terhadap Pertumbuhan Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L ). p. 510-520 dalam Prosiding Seminar Nasional Sains II Peningkatan Peran Sains dalam Pertanian dan Industri, Institut Pertanian Bogor, 14 November 2009 Chujo, M., Shinso Yokota, Futoshi Ishiguri, Kazuya Iizuka, Dody Priadi, Nurul Sumiasri and Nobuo Yoshizawa. 2009. Micropropagation and Protoplast Culture in Paraserianthes falcataria. The First International Symposium of Indonesian Wood Research Society “Contribution of Scientific Profession Society on the Development of Wood Science and Technology in Indonesia”. Organized by Indonesian Wood Research Society Supported by Directorate General of Higher Education Ministry of National Education Edited by Wahyu Dwianto, et.al. Bogor 2nd & 3rd November, 2009 Anja Meryandini, Trio Hendarwin, Fahrurrozi, Alina Akhdiya, Deden Saprudin, Yulin Lestari. 2009. Characterization and Purification a Specific Xylanase Showing Arabinofuranosidase Activity from Streptomyces spp. 234P-16. Biodiversitas, Vol 10, Num 3, page 115-119. Fahrurrozi, Nampiah Sukarno, Wibowo Mangunwardoyo, Erni Yuniarti, Yasuhisa Tsurumi, Juyon Park, Yantyati Widyastuti, Katsuhiko Ando. 2009. Isolation and Identification of Filamentous Fungi From Liwa Botanical Garden, South Sumatra, Indonesia. Procceding in International Conference of Indonesian Society For Microbiology (ICISMI). Recent Advance of Microbiology in Health, Bio-Industry, Agriculture and Enviroment. Surabaya, 2021 November 2009. Inpress. Shanti Ratnakomala, Fahrurrozi, Gina Kartina And Puspita Lisdiyanti. 2009. Utilization of Cellulase Producing Enzyme Actinomycetes
67
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
in The Local Plant Biomass Composting. Procceding in International Conference of Indonesian Society For Microbiology (ICISMI). Recent Advance of Microbiology in Health, BioIndustry, Agriculture and Enviroment. Surabaya, 20-21 November 2009. Inpress. Puspita Lisdiyanti, Tutik Murniasih, Fahrurrozi, Naniek Nurhayaty, Shanti Ratnakomala, Ahmad Thontowi, Yopi. Biodegradasi Senyawa Hidrokarbon Polisiklik Aromatik dan Biosurfaktan Minyak Mentah Oleh Bakteri Laut Indonesia. Procceding in International Conference of Indonesian Society For Microbiology (ICISMI). Recent Advance of Microbiology in Health, BioIndustry, Agriculture and Enviroment. Surabaya, 20-21 November 2009. Inpress. Fahrurrozi, Shanti Ratnakomala and Puspita Lisdiyanti. 2009. Screening and Characterization of Actinomycetes Degrading Hemicellulose. Proceedings in The First International Symposium of Indonesia Wood Research Society. Bogor, Indonesia. 2nd – 3rd Nopember 2009. Inpress. Shanti Ratnakomala, Fahrurrozi, and Puspita Lisdiyanti. Screening and Characterization of Cellulase Enzyme Producers from Indonesian Actinomycetes. Proceedings in The First International Symposium of Indonesia Wood Research Society. Bogor, Indonesia. 2nd – 3rd Nopember 2009. Inpress. Puspita Lisdiyanti, Kiki Bayu Wardani, Fahrurrozi, and Shanti Ratnakomala . Molecular Identification of Actinomycetes Isolated from Termite Mound. Proceedings in The First International Symposium of Indonesia Wood Research Society. Bogor, Indonesia. 2nd – 3rd Nopember 2009. Inpress. Yopi, A. Thontowi, Fahrurrozi, A. Purnawan and A.C. Djohan. Utilization of Indigenous potato (Porang : Amorphophallus onchophyllus) for manno-oligosaccharides production. Proceedings in ITSF SEMINAR on Science and Technology. Jakarta, 11 February 2009.
68
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Fahrurrozi, N. Sukarno, M. Mangunwardoyo, E. Yuniarti, Y. Tsurumi, J. Park, P. Lisdiyanti, S. Ratnakomala, Y. Widyastuti¹, K. Ando. Isolation and identification of filamentous fungi from Liwa botanical garden, South Sumatra, Indonesia. Diseminasi Hasil Penelitian LIPI-NITE. Jakarta, Indonesia. 11 Februar1 2009. (Poster Presentation). Fahrurrozi, N. Sukarno, M. Mangunwardoyo, E. Yuniarti, Y. Tsurumi, J. Park, P. Lisdiyanti, S. Ratnakomala, Y. Widyastuti¹, K. Ando Isolation and identification of filamentous fungi from pucak botanical garden, South Sulawesi, Indonesia. Diseminasi Hasil Penelitian LIPI-NITE. Jakarta, Indonesia. 11 Februar1 2009. (Poster Presentation). Margawati, E.T., A. Utama, Indriawati. 2008. Pengembangan Vaksin Penyakit Jembrana pada Sapi Bali Berbasis Protein Rekombinan: Implementasi prinsip bioetika Utilitarianism. Prosiding Seminar Nasional Bioetika Pertanian ISBN: 978-602-2818-40-5. Bogor 29 Mei Indriawati dan E.T. Margawati. 2009. Pengaruh Suhu Annealing dan Konsentrasi MgCl2 terhadap Spesifisitas Amplikon dengan Primer CSSM018. BIOTA Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Hayati Vol 14 (1): 71-75. ISSN 0853-8670. Terakreditasi SK No. 43/DIKTI/Kep/2008
Margawati, E.T., Indriawati, Subandriyo, K. Fullard and H. W. Raadsma. 2009. Detection of Quantitative Trait Loci (QTL) Affecting Carcass Traits in Backcross Family of Indonesian Thin Tail Sheep. Proceedings of the 4th Indonesian Biotechnology for Better Food, Health and Environment. p. 565-575. ISBN: 978979-799-401-3. Margawati, E.T., R.R. Noor, D. Rahmat, Indriawati dan M. Ridwan. 2009. Potensi Ternak Lokal Domba Garut Sebagai Sumber Pangan Asal Ternak Berdasarkan Analisis Kuantitatif dan Genetis. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan.UNPAD, Bandung. ISB
69
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Margawati, E.T., A. Utama, Indriawati, A. Atikana, Handrie dan N. Hasanah. 2008. Uji ekspresi protein rekombinan J-Tat system pET. (Editor: A. Santoso, D. Susilaningsih, E.B. Prasetyo, P. Lisdyanti, S. Nugroho, S. Said, T.M. Ermayanti) Laporan Teknik Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. p 66-68 Anindyawati, T., E.T. Margawati, Indriawati, M. Ridwan dan N. Hasanah. 2008. Isolasi DNA dari Kapang Aspergillus awamori KT-11. (Editor: A. Santoso, D. Susilaningsih, E.B. Prasetyo, P. Lisdyanti, S. Nugroho, S. Said, T.M. Ermayanti). Laporan Teknik Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI. p.121-123 Sari.L, M.Imelda, A.Wulansari, and M.S.Prana. 2009. Propagation of sukun (Arthocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) through in vitro shoot proliferation and conventional methods. Prosedings posters. LIPI-Biologi. Cibinong-Bogor. Imelda M., A.Wulansari and Sumarni. 2008. In vitro propagation of buah merah (Pandanus conoideus Lam) through lateral bud proliferation. Annales Bogorienses New Series) 12 (1) 55-60 Yuyu S.Poerba, Maria Imelda, Aida Wulansari dan Diyah Martanti. 2009. Induksi mutasi kultur in vitro Amorphophallus muelleri Blume dengan irradiasi gamma. Jurnal Teknologi Lingkungan 10 (3) : 355-364. Ridwan, R., Y. Widyastuti, S. Budiarti and A. Dinoto. 2009. Analysis of Rumen Microbial Population of Cattle Given Silage and Probiotics using Terminal Restriction Fragment Length Polymorphism. Vol 3,3 J. Microboiology Indonesia. Ridwan, R. 2009. Efektivitas pemberian silase dan probiotik terhadap ekologi rumen sapi peranakan ongol menggunakan analisis TRFLP. Tesis Institut Pertanian Bogor. Yamamura H., P. Lisdiyanti, R. Ridwan, S. Ratnakomala, R. Sarawati, Y. Lestari, E. Triana, G. Kartina, Y. Widyastuti and K. Ando. 2009. Dietzia timorensis sp. nov., isolated from soil. Int J Syst Evol Microbiol ; DOI 10.1099/ijs.0.012229-0.
70
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Roni
Ridwan, Rohmatussolihat, Y. Widyastuti, P. Lisdiyanti, S.Ratnakomala, , G. Kartina, R. Saraswati, Y. Lestari, RD Astuti, T.Tamura A. Katsuhiko, ISOLATION AND IDENTIFICATION OF ACTINOMYCETES FROM KUTAI EAST KALIMANTAN. Poster presentation. Diseminasi LIPI-NITE, Jakarta, 11 Februari 2009.
Roni Ridwan, Y. Widyastuti, P. Lisdiyanti, S.Ratnakomala, , G. Kartina, R. Saraswati, Y. Lestari, RD Astuti, H. Yamamura, A. Katsuhiko, ISOLATION AND IDENTIFICATION OF KUPANG-NTT ACTINOMYCETES. Poster presentation. Diseminasi LIPINITE, Jakarta, 11 Februari 2009. Puspita Lisdiyanti, Shanti Ratnakomala, Roni Ridwan, Misa Otoguro, Hideki Yamamura, Tomohiko Tamura, Shinji Miyadoh, Yantyati Widyastuti, and Katsuhiko Ando. DIVERSITY OF ACTINOMYCETES IN INDONESIA. Poster presentation. ISBA-15, 20-25 August 2009, Shanghai, China. Puspita Lisdiyanti, Shanti Ratnakomala, Roni Ridwan, Gina Kartina, Rohmatussolihat, Nita Rosalinda, Evi Triana, Nunuk Widhyastuti, Arif Nurkanto, Yulin Lestari, Ratih D Astuti, Rastri Saraswati, Misa Otoguro, Hideki Yamamura, Tomohiko Tamura, Shinji Miyadoh, Yantyati Widyastuti, and Katsuhiko Ando. DISTRIBUTION AND TAXONOMY OF ACTINOMYCETES IN INDONESIA. Oral presentation. ICISMI 2009, Surabaya, 1920 November 2009. Astuti, W. D., R. Ridwan & Y. Widyastuti. 2009. Pembuatan Cr organik dengan menggunakan medium cair. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjtan Universitas Padjadjaran Bandung. A.E. Tombe, M. Ridwan, L.Elfita, S. Ratnakomala, P.Lisdiyanti and A. Utama. 2009. Screening of Japanese Encephalitis Virus RNA Helicase Inhibitor from Indonesian Actinomycetes. Proceeding The 4th Indonesian Biotechnology Conference. Betalini Widhi Hapsari, Deritha Elffy Rantau dan Tri Muji Ermayanti. 2009. Pengaruh pengurangan konsentrasi gula terhadap perbanyakan jahe merah (zingiber officinale ROSC.) secara in
71
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
vitro. Prosiding Seminar Nasional & Kongres HKI 2009. Hal. 3142. Ermayanti, T.M. & D. Hastuti. 2009. Pertumbuhan dan Variasi jumlah kromosom akar rambut Morus macroura Miq. hasil transformasi dengan beberapa galur Agrobacterium. Biota. 14 (2) : 94-104.
Hartati, N.S., E. Sudarmonowati, W. Fatriasari, E. Hermiati, W. Dwianto, R. Kaida, K. Baba, T. Hayashi. 2009. Wood Characteristic of superior sengon (Paraserianthes falcataria) collection and prospect of wood properties improvement through genetic engineering. Paper presented at The First International Symposium of Indonesian Wood Research Society. Bogor, 2-3 November 2009. Misa Otoguro, Shanti Ratnakomala, Yulin Lestari, Ratih D Hastuti, Evi Triana, Yantyati Widyastuti, Katsuhiko Ando. 2009. Streptomyces baliensis sp. nov., isolated from Balinese soil. International journal of systematic and evolutionary microbiology. N.S. Hartati, E.Sudarmonowati, W. Tatriasari, E. Hermiati, W. Dwianto, R. Kaida, K. Baba, T. Hayashi. 2009. Wood characteristic of superior sengon collection and prospect of wood properties improvement through genetic engineering. The first International Symposium of Indonesian Wood Research Society. Bogor, 2nd3rd November 2009. N. S. Hartati, H. Fitriani, E. Sudarmonowati. 2009. Upaya perbaikan genetik ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) untuk pengembangan genotip tinggi β- karoten melalui seleksi dan pendekatan molekuler. Makalah. Simposium dan kongres Nasional VI Perhimpunan Pemuliaan Indonesia. Bogor, 17-19 November 2009. Puspitasari, D.I., W. D. Astuti, R. Ridwan & Y. Widyastuti. 2009. Aktivitas Selulase Aktinomisetes Streptomyces sp. ID05-0911. Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi Enzim. Universitas Atmajaya-Jakarta.
72
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Puspita Lisdiyanti, Misa Otoguro, Shanti Ratnakomala, Yulin Lestari, Ratih D. Hastuti, Evi Triana, Ando Katsuhiko and Yantyati Widyastuti. Actinokineospora baliensis sp. nov., Actinokineospora cibodasensis sp. nov., and Actinokineospora cianjurensis sp. nov. isolated from Indonesia. International Journal of Systematics & Evolutionary Microorganisms. In press. Shanti Ratnakomala, Anja Meryandini, Puspita Lisdiyanti and Andi Utama. 2009. Purification of Extracellular Protein from Streptomyces chartreusis 5095 and its Inhibition activity to RNA Helicase of Japanese Encephalitis Virus. Proceeding The 4th Indonesian Biotechnology Conference. Shanti Ratnakomala. 2009. Aktinomisetes : Berbagai Potensi dalam Senyawa Bioaktifnya (Review). Jurnal Bionatura. Vol. 11, No. 3, November 2009. Shanti Ratnakomala. 2009. Menabung Hijauan Pakan Ternak Dalam Bentuk Silase. Biotrend. Sudarmonowati, E., S. Hartati, Hartati, S. Kurniawati, S. Sugiharti. 2009. Developing Drought Resistant Cassava and Eggplant Through Induced Variation and Cloning of Drought Resistance-related Genes. SEA-EU Net Conference. Bogor, 10-12 November 2009. Sudarmonowati. E., Supatmi dan Hartati. 2009. Variasi kandungan vitamin C dan kemampuan memproduksi kalus embriogenik pada koleksi genotip lokal cabai Indonesia. Seminar Nasional dan Kongres PERHORTI. Bogor, 21-22 Oktober 2009. Sudarmonowati, E., N. Ardiyanti, D. Priadi, N.S. Hartati dan T. Herawan. 2009. Perbaikan perbanyakan cendana: Teknik baru perakaran dan aklimatisasi. Makalah Seminar Gelar Teknologi Badan Litbang Kehutanan Tahun 2009. Jakarta, 19 November 2009 Sudarmonowati, E. dan S. Hartati. 2009. Produksi Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Akasia mangium (Acacia mangium) Unggul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Transformasi Genetik. Temu Ilmiah Ekspose Hasil-
73
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Hasil Penelitian Terkini Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta, 1-2 Oktober 2009. Sudarmonowati, E., S. Hartati, Hartati, Tukirin Partomihardjo, F.. Nurtanto, Fajar S. Pratomo. 2009. Status, species and genetic diversity of Callophyllum spp and Alstonia spp in Sumatra: their potency for forest plantation development. International Congress on Forest Plantation. Bogor, 6-7 November 2009. Sudarmonowati, E., N. Adiyanti, D. Priadi, N.S. Hartati, T. Herawan. 2009. Perbaikan perbanyakan in vitro bibit cendana: teknik baru perakaran dan aklimatisasi. Seminar dan Gelar Teknologi Kehutanan, 19 November 2009. Sudarmonowati, E., H. Fitriani, Supatmi, Nurdiya Ardiyanti. 2009. Factors affecting friable embryogenic callus in several plant species. Jurnal Konsorsium Bioteknologi (submitted Desember 2009). Sudarmonowati, E.,Novi Satria , N.S. Hartati, N. Taryana, U.J. Siregar. 2009. Sengon Mutan Putatif Tahan Tanah ex-tambang Emas. Jurnal Konsorsium Bioteknologi (submitted Desember 2009). Sulistyowati Y, Aswidinnoor H, Loedin ISL ,2009. Analisis segregasi gen cry1Ab dan hpt serta efektivitasnya terhadap pengeerek batang padi putih (Scirpophaga innotata). Widya riset vol.11 no.1 Tri Muji Ermayanti & Deritha Ellfy Rantau. 2009. Establishment of somatic embryogenesis of some mango cultivars (Mangifera indica L.) grown in Indonesia. Journal of Biotechnolgy Research in Tropical Region, Vol. 2, No. 2, Oct. 2009. Tri Muji Ermayanti, Nina Artanti dan Andini Sundowo. 2009. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol berbagai bagian tumbuhan jombang (Taraxacum officinale Weber ex F.H. Wigg). Prosiding Seminar Nasional & Kongres HKI 2009. Hal. 212-220. Wulandari, D.R., U. Widyastuti & T.M. Ermayanti. 2009. Phylogenetic relationship of Alocasia suhirmaniana in the group of Longiloba using RAPD analysis. Proceedings of the 4th Indonesian
74
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Biotechnology Conference. Bogor, 5-7 Agustus 2008. Pp. 471477.
BAB IV PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, Puslit Bioteknologi LIPI melakukan pembinaan baik secara formal (untuk mendapatkan gelar) maupun non-formal seperti kursus, latihan kerja baik di dalam maupun di luar negeri. 4.1. Pendidikan Formal 4.1.1. Dalam Negeri Nama-nama staf Puslit Bioteknologi LIPI yang mengikuti pendidikan formal di dalam negeri dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 7. Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan dalam negeri No 1. 2. 3.
4.
5. 6.
Nama Dra. N. Sri Hartati, M.Si Ir. Syamsidah Rahmawati, M.Si Enung Sri Mulyaningsih,S.P, M.Si Agus Rachmat, S.Si, M.Si Khairul Anam, S.Farm, Apt Dra. Puspita
Tempat Belajar
Program
Sponsor
IPB Bogor
S3 Biologi
LIPI
IPB Bogor
S3 Biologi
LIPI
IPB Bogor
S3 Agronomi
LIPI
IPB Bogor
S3 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman
LIPI
IPB Bogor
S2 Biotek-nologi
LIPI
IPB Bogor
S3 Pengelolaan
LIPI
75
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Deswina, M.Sc
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
4.1.2. Luar Negeri Tabel 8. Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan luar negeri
No 1. 2.
Nama Dodi Heryadi, M.Sc Anggia Prasetyoputri, S.Si
Tempat Belajar Texas A&M University University of Melbourne, Australia
3.
Wahyuni, S.Si, M. Biomed
Wagenigen University, Belanda
4.
Rifqiah Nur Umami
5.
Dini Nurdiani, M.Si
6.
Theresia Umi Harwati, M.Si
Tokyo University, Japan Waseda University, Japan TU Braunscweig, German
7.
Dian Andriani, S.Si, A.Pt
8.
Hartati, S.Si
Chonnam National University, South Korea Radboud Univeriteit Nijmegen,
Program
Sponsor
S3 Microbiology S2 MicroBiology and Immunology S3 Biokimia dan Metabolit Skunder Tanaman S2 Virologi Molekuler
Texas A&M University Australian Development Scholarship
S3 Microbiology
Waseda University
S3 Biotecnology
Katholischer Akademischer AuslanderDienst Chonnam National University, South Korea Royal Netherland Academy of
S2 Bioenergy and Biomaterial S3 Plant Cell Biology
Wagenigen University
Monbukagaku sho/ Jepang
76
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
Netherland 9.
10.
Bambang Windu Projosasongko, B.Sc Desriani, M.Si
Colorado State University, USA
S2 Animal Science
Tokyo University of Agriculture and Technology, Japan
S3 Biotechnology and Life Science
Arts and Science STAID II
Tokyo University of Agriculture and Technology, Japan
4.2. Seminar/ Pelatihan 1.
Pada tanggal 11 Februari 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Roni Ridwan, M.Si., Dra. Shanti Ratnakomala dan beberapa staf peneliti lainnya mengikuti acara DISEMINASI HASIL KERJASAMA PENELITIAN LIPI-NITE (April 2003-Maret 2009) ”Conservation and Sustainable Use of Microbial Resources” di Jakarta.
2.
Pada tanggal 11 Februari 2009 Drs. Dody Priadi, Laela Sari, M.Si, Yuli Sulistyowati, M.Si. dan beberapa staf Puslit Bioteknologi LIPI lainnya mengikuti Seminar ITSF Seminar on Science and Technology, Jakarta,. Penyelenggara: Indonesia Toray Science Foundation (ITSF).
3.
Pada tanggal 18-19 Februari 2009 Dr. Yantyati Widyastuti mengikuti Workshop Analysing Patterns of Exchange and Use in the Global MicrobialCommons, Brussels.
4.
Pada tanggal 13-24 April 2009 Laelasari, M.Si, menjadi peserta Pendidikan dan Pelatihan Metode Penelitian dan Pengolahan Data di Wisma Aryanti Cisarua-Bogor.
5.
Pada tanggal 16 April 2009, Yuli Sulistyowati, M.Si. menghadiri Seminar tentang Wereng Coklat di Puslit Pertanian Cimanggu
6.
Dari tanggal 11 Juni - 18 Juli 2009 dan 9 Agustus - 9 September 2009 Dra. N. Sri Hartati, M.Si. dan Dr. Yantyati Widyastuti mengikuti training course on Agrobacterium mediated genetic
77
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
transformation on tropical trees and gene expression analysis. RISH Kyoto University. Jepang. 7.
Pada tanggal 18-19 Juli 2009 Roni Ridwan, M.Si. dan Wulansih Dwi Astuti, S.Pt. M.Si. mengikuti Seminar AINI (Indonesian Nutrition and Feed Science Association) Unsoed di Purwokerto.
8.
Pada tanggal 23-24 Juli 2009 Dr. Yantyati Widyatuti mengikuti Pelatihan Aplikasi Bioteknologi Pakan Ternak di Tasikmalaya.
9.
Pada tanggal 12-13 Agustus 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti Forum dan Temu Bisnis dan Seminar Nasional Riset Pasca Panen Perikanan dan Bioteknologi Kelautan. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
10.
Pada tanggal 13-14 Agustus 2009, Indriawati, S.Si menghadiri seminar Nasional Peternakan di Balai Besar Veteriner, Bogor.
11.
Pada tanggal 27-28 September 2009 Ir. Maria Imelda, M.Sc. memberikan kuliah dan demo pengenalan kultur jaringan kepada 2 peserta dari Dinas Pertanian Maluku Utara.
12.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti Seminar on A New Evolution in Agriculture Genetic Analysis. PT Pandu Anugerah Analitika. di Bogor.
13.
Pada tanggal 21-22 Oktober 2009 Dr. Yantyati Widyastuti, Wulansih Dwi Astuti, S.Pt. M.Si. dan Roni Ridwan, M.Si. mengikuti Seminar Peternakan Berkelanjutan di Bandung.
14.
Dari tanggal 31 Oktober sampai 3 November 2009 Drs. Dody Priadi menjadi peserta Seminar Kaken Workshop Research Centre for Biotechnology-LIPI, Bogor. Penyelenggara: Kaken Jepang dan Puslit Bioteknologi-LIPI.
15.
Dari tanggal 2 sampai 3 November 2009 N. Sri Hartati, M.Si. dan Dra. Shanti Ratnakomala mengikuti The first International Symposium of Indonesian Wood Research Society di Bogor.
16.
Pada tanggal 5-6 November 2009 N. Sri Hartati, M.Si. mengikuti The International Seminar Research on Plantation Forest Management, Bogor.
17.
Pada tanggal 7 November 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti Seminar Nasional Biologi ke 7. ITS, Surabaya.
78
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
18.
Pada tanggal 12 - 13 November 2009 Laelasari, M.Si., Wulansih Dwi Astuti, S.Pt. M.Si., Dr. Tri Muji Ermayanti dan beberapa staf lainnya mengikuti Seminar Nasional Bioteknologi Enzim-Tren Masa Kini dan Masa Depan di Unika Atma Jaya Jakarta.
19.
Dari tanggal 17 sampai 19 November 2009 N. Sri Hartati, M.Si. mengikuti Simposium dan kongres Nasional VI Perhimpunan Pemuliaan Indonesia. Bogor.
20.
Dari tanggal 18 sampai 20 November 2009 Drs. Dody Priadi menjadi peserta Seminar Gelar Teknologi 2009 Badan Litbang Kehutanan: IPTEK Kehutanan Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik, Jakarta, Penyelenggara: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan.
21.
Pada tanggal 19 November 2009 N. Sri Hartati, M.Si. mengikuti Gelar teknologi Badan Litbang Kehutanan. Jakarta.
22.
Pada tanggal 20-21 November 2009 Dr. Yantyati Widyastuti menghadiri 10th Congress and International Conference of Indonesian Society for Microbiology, di Surabaya.
23.
Pada tanggal 23-24 November 2009 Wulansih Dwi Astuti, S.Si, dan Roni Ridwan, M.Si mengikuti Seminar Internasional Animal Industry di Bogor.
24.
Pada 25 November 2009 Drs. Dody Priadi menjadi peserta Launching of International Centre for Interdisiplinary and Advanced Research (ICIAR) yang dilaksanakan di Jakarta.
25.
Dari tanggal 30 November sampai 1 Desember 2009 Drs. Dody Priadi menjadi peserta Seminar Akhir Program Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa LIPI-DIKTI Tahun 2009 di Cibinong.
26.
Pada tanggal 25-26 November 2009 Laelasari, M.Si. dan Ir. Maria Imelda, M.Sc. menjadi peserta International Conference on Agriculture at the Crossroad di Universitas Padjadjaran Bandung.
27.
Pada tanggal 3 Desember 2009 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti Seminar Nasional XVIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan. Di Yogyakarta.
28.
Pada tanggal 17 Desember 2009 Laelasari, M.Si. menjadi peserta Seminar dan Musyawarah Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Bogor di Dept. Biologi FMIPA IPB.
79
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
29.
Pada tanggal 22-23 desember 2009, Yuli Sulistyowati, M.Si. mengikuti Konsorsium Padi di Balai Penelitian Padi Sukamandi
80
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
BAB V PENUTUP Laporan tahunan ini merupakan rangkuman dari kegiatan Puslit Bioteknologi-LIPI selama tahun anggaran 2009 yang berlangsung dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009. Pusat Penelitian Bioteknologi seperti yang tercantum dalam KEPPRES No. 178 Tahun 2000 dan SK Kepala LIPI No.1151/Kep/M/2001, berada dibawah kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati, bertugas dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bidang bioteknologi terutama melalui kegiatan litbangnya dalam menunjang pembangunan nasional. Pada saat ini Puslit Bioteknologi-LIPI telah sembilan belas tahun mengemban tugas tersebut. Melalui masa perjuangan yang cukup panjang dari seluruh pegawai secara bertahap Puslit Bioteknologi-LIPI berhasil membangun lembaganya. Sampai tahun 2009 ini telah berhasil diselesaikan beberapa bangunan fisik sehingga secara keseluruhan tersedia 11 unit tempat kerja dengan total luas + 7.624 m2, baik gedung laboratorium dan penunjangnya bagi peneliti maupun gedung lain seperti gedung administrasi, gedung auditorium dan perpustakaan serta gedung serbaguna yang diperuntukkan bagi tempat kerja staf lainnya. Peralatan penelitianpun terus bertambah dan dikembangkan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja Puslit Bioteknologi LIPI dalam mengemban tugas dan fungsinya. Pelaksanaan tugas akan berhasil dengan baik dan lancar, bila fungsi dan struktur organisasinya berjalan, yang ditunjang pula dengan sarana dan prasarana yang memadai, sumber daya manusia yang terampil serta dana penelitian dan pengembangan yang cukup. Peningkatan kondisi dan prestasi Puslit Bioteknologi-LIPI telah meningkatkan kepercayaan baik instansi pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta, sehingga dapat terjalin kerjasama penelitian dengan instansi lain baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu telah dimulai pula kerjasama dengan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI dalam pengelolaan bersama bahan-bahan informasi bidang bioteknologi khususnya dan iptek pada umumnya.
sektor
Kelengkapan sarana dan prasarana baik untuk penelitian maupun penunjang Puslit Bioteknologi-LIPI setiap tahun terus mengalami
81
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2009
pengembangan. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut terbukti telah banyak membantu kelancaran kegiatan penelitian maupun kegiatan lainnya. Hal ini didukung pula oleh semakin berkembangnya sumberdaya manusia, baik dalam jumlah maupun tingkat keahliannya. Pembinaan tenaga terus dilaksanakan melalui program pelatihan atau pendidikan di dalam dan luar negeri. Berbagai pertemuan telah dihadiri pejabat struktural maupun fungsional seperti rapat kerja, seminar ilmiah dan pertemuan yang bersifat kedinasan maupun untuk peningkatan karir. Sementara pelayanan jasa IPTEK, baik berupa bimbingan maupun jasa ilmiah lainnya perlu terus dikembangkan, bahkan harus semakin ditingkatkan. Hasil kegiatan dan pengembangan Puslit Bioteknologi-LIPI selama tahun 2009 ini dapat dijadikan dasar dalam meraih target yang diharapkan pada tahun 2010. Apresiasi terhadap semua jajaran pelaksana roda kegiatan Puslit Bioteknologi-LIPI, baik peneliti maupun tenaga fungsional lainnya seperti pranata komputer, pengadministrasi, kepegawaian, perencana, pustakawan, pranata humas dan lain-lain dengan harapan pada tahun-tahun selanjutnya Puslit Bioteknologi-LIPI dapat melangkah lebih maju lagi.
82
Lampiran 1. Daftar Tenaga Honorer Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Yang Diangkat Menjadi Cpns TMT 1 Oktober 2008 No.
Masa Kerja Thn Bln 05 09 05 02 06 01 05 09 05 06 05 07 05 05
Kualifikasi Pendidikan S1 Kimia S1 Kimia D-IV Perikanan S1 Biologi S1 Biologi S1 Komunikasi S1 Biologi
Nama
Usia 35 th 03 bln 30 th 02 bln 30 th 10 bln 29 th 06 bln 29 th 03 bln 29 th 00 bln 29 th 11 bln
8
Fatimah Zahra Neng Herawati Warda Tuharea Yoice Srikandance Yuliawati Avi Fibry Octavina Dian Noverita Widyaningrum Hesti Yuliastri
26 th 03 bln 08
01
9 10
Nawawi Ahmad Saehu
38 th 10 bln 07 34 th 03 bln 06
07 09
11 12 13 14
Nuryati Erik Firdian Muhamad Ridwan Aminah
31 th 02 bln 29 th 05 bln 28 tn 03 bln 27 th 03 bln
05 05 04 05
09 09 08 09
15
Indra Fakhma Saprila Herman Irawan Encep Sulaeman Mohamad Taufik Hidayat Abidin Munadi Komarudin Agus Setiawan Mahpudin Rohmat Hidayat
25 th 06 bln 04
09
D III Higenie Makanan SMEA Perkantoran STM Teknologi Pengerjaan Logam SMA Biologi STM Mesin SMA IPA SMEA Administrasi Perkantoran STM Mesin
25 th 07 bln 04 35 th 00 bln 09 29 th 06 bln 08
09 05 08
SMA IPA SMP SMP
42 th 02 bln 38 th 01 bln 37 th 11 bln 37 th 02 bln 34 th 03 bln 27 th 00 bln
05 01 05 09 01 04
SD SD SD MI SD SD
1 2 3 4 5 6 7
16 17 18 19 20 21 22 23 24
06 08 07 05 08 07
83
Lampiran 2. Daftar Tenaga Honorer Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang Diangkat Menjadi CPNS TMT 1 Nopember 2008 No. 1 2
Nama Hani Fitriani Budi Satrio Maulana
Usia 33 th 01 bln 24 th 02 bln
Masa Kerja Kualifikasi Pendidikan Thn Bln 04 08 S1 Agrometeorologi 04 03 SMA IPS
84
Lampiran 3. Daftar Pelamar Umum Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang Diangkat Menjadi CPNS TMT 1 Desember 2008 No. 1 2 3
4 5 6 7 8 9
10 11
Nama
Usia
Ade Nena Nurhasanah Firman Adityo Bernadetta Rina Hastilestari Angga Wijaya Holman Fasa Eris Septiana Khoirur Rosyidin Ishak Siregar Ditta Firmayanti Dicky Kurniawan
32 th 09 bln
Supriyadi Dwi Widyajayantie
Masa kerja Kualifikasi Pendidikan Thn Bln 01 04 S2 Agronomi
29 th 09 bln 27 th 03 bln
00 00
00 00
S1 Manajemen SDM S1 Biologi
25 th 07 bln
00
00
S1 Hukum
24 th 03 bln 25 th 05 bln
00 03
00 00
23 th 07 bln 23 th 04 bln
03 03
00 00
S1 Biologi D III Elektro Arus Kuat DIII Teknik Sipil DIII Akuntansi
22 th 06 bln
03
00
22 th 07 bln 22 th 04 bln
03 03
00 00
D III Manajemen Informatika dan Dokumentasi D III Akuntansi D III Kimia Terapan
85
Lampiran 4. Pegawai Puslit Bioteknologi-LIPI yang Diperbantukan di Luar Instansi Lain : No 1.
Nama Ir. Nina Artanti, M.Sc
Instansi
TMT
Puslit Kimia- 1 Juni 2001 LIPI
Surat Penugasan 394/II.4/KP/2001 Tgl. 12 Juni 2001 (Proses pindah kerja ke Puslit Kimia-LIPI)
86