i
KATA PENGANTAR Universitas Brawijaya (UB), terus mengalami perkembangan dengan perjalanan waktu, dan saat ini telah mencapai tahap perkembangan yang sangat membanggakan dipandang dari segi usia yang relatif muda (48 tahun) pada Dies Natalis tahun 2011 ini. Perkembangan yang telah dicapai tentulah merupakan akumulasi dari semua proses yang terjadi sejak UB berdiri. Peringatan Dies Natalis menjadi waktu yang sangat tepat untuk meninjau ulang perjalanan panjang yang telah dilalui untuk mewujudkan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Visi dan Misi Universitas Brawijaya. UB sudah dapat disejajarkan dengan universitas lain yang telah berdiri jauh sebelumnya dan sering disebut sebagai universitas kelas atas pada tingkat nasional. Salah satu indikator keberhasilan UB adalah hasil penilaian dari AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi) yang menempatkan UB pada kelas atas (A). Keberhasilan memperoleh nilai A dapat menjadi suatu kebanggaan dan perlu disyukuri, tetapi hendaknya tidak membuat UB berpuas diri dan berhenti melakukan pengembangan. Sebaliknya, UB harus lebih terpacu melakukan pengembangan untuk mewujudakan Visi dan Misi yang diemban. Suatu hal yang perlu ditegaskan pada kesempatan ini adalah bahwa Dies Natalis pada tahun 2011 saat ini dapat dipandang sebagai batu patokan (milestone) dalam perkembangan UB, yang didasarkan atas pandangan bahwa UB sekarang berada pada fase awal program pengembangan yang cukup berbeda dari arah sebelumnya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam RAKERPIM 2010, pengembangan UB diarahkan menuju World Class, Entrepreneurial University. Program implementasi yang mendukung arah pengembangan tersebut baru dimulai pada tahun 2010 dengan dukungan dana dari pemerintah melalui program WCU. Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP 20102025) baru disusun pada tahun 2010 untuk memantapkan program pengembangan UB dalam jangka panjang, yang didasarkan atas lima pilar (Governance; Relevansi, kualitas, dan dayasaing; Pemerataan akses pendidikan; Entrepreneurship, dan Internasionalisasi), dan diharapkan mulai diterapkan pada tahun 2011. Jadi Dies Natalis kali ini, sekali lagi, menjadi penting sebagai tonggak peringatan dalam pengembangan UB selanjutntya. Suatu hal yang perlu ditegaskan adalah bahwa perkembangan UB yang telah dicapai selama ini adalah hasil kerja keras dari semua pihak khususnya Sivitas-Akademika UB dengan dukungan masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan pada kesempatan ini kepada semua pihak yang telah memberikan baktinya untuk kemajuan UB. Akhir kata, sesuai dengan kata pepatah ”tiada gading yang tak retak”, permohonan maaf disampaikan atas kekurangan pada laporan ini. Malang, 5 Januari 2011
Prof. Dr. Ir.Yogi Sugito NIP. 19510122 197903 1 002
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1. Latarbelakang ..................................................................................................................... 1 2. Visi dan Misi........................................................................................................................ 2 3. Nilai dan Sikap Dasar .......................................................................................................... 2 BAB II PERKEMBANGAN UB ..................................................................................................... 3 1. Arah Pengembangan .......................................................................................................... 3 2. Pendidikan .......................................................................................................................... 3 2.1. Program Pendidikan ................................................................................................. 3 2.2 Dosen ....................................................................................................................... 8 2.3 Tenaga Administrasi ............................................................................................... 11 2.4 Mahasiswa ............................................................................................................. 12 3. Bidang Kemahasiswaan .................................................................................................... 13 4. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat .............................................................. 14 5. Keuangan .......................................................................................................................... 14 5. Sarana dan Prasarana ....................................................................................................... 15 6. Tata-Kelola ........................................................................................................................ 18 6.1 Implementasi PK BLU ............................................................................................. 18 6.2 Menyongsong Globalisasi PT ................................................................................. 19 6.3 Manajemen dan ISO............................................................................................... 19 6.4 Entrepreneurial University ..................................................................................... 19 6.5 CSR (outreach) ........................................................................................................ 20 BAB III RENCANA MASA DEPAN............................................................................................. 23 1. KERANGKA DASAR ............................................................................................................ 23 2. KERANGKA ACUAN PROGRAM ......................................................................................... 25
1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latarbelakang Universitas Brawijaya (UB) telah mencapai suatu tahap perkembangan yang sangat baik dipandang dari segi usia yang relatif muda (48 tahun) pada Dies Natalis tahun 2011 ini. UB sudah dapat disejajarkan dengan universitas lain yang telah berdiri jauh sebelumnya dan sering dianggap sebagai universitas kelas atas pada tingkat nasional. Hasil penilaian AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi) menempatkan UB pada peringkat A pada tingkat nasional. Beberapa prestasi telah diukir oleh sivitas akademika baik di bidang akademik maupun kemahasiswaan, di tingkat nasional maupun internasional. Hal Ini dapat menjadi suatu kebanggaan, tetapi diharapkan tidak membuat UB berpuas diri dan berhenti melakukan pengembangan. Sebaliknya, UB harus lebih terpacu melakukan pengembangan untuk mewujudkan Visi dan Misi yang diembannya. Suatu hal yang kiranya perlu ditandaskan adalah bahwa UB nampaknya menjadi suatu tempat studi idaman (ideal) sehubungan dengan beberapa keunggulan yang dimiliki. Keunggulan UB tersebut, yang tidak dimiliki secara lengkap oleh universitas lain pada peringkat atas, terletak pada interaksi dari Pelayanan dan Kenyamanan studi, Keragaman Program studi yang ditawarkan, dan Biaya studi yang terjangkau (Gambar 1). Pelayanan dan Kenyamanan studi dinilai dari (i) Sarana dan Prasarana yang berkualitas, (ii) kesejukan udara kota Malang tempat kampus UB berada, (iii) keamanan studi di kota Malang yang jauh dari Pelayanan dan permasalahan kota besar, dan (iv) keramahtamahan dari warga Malang yang telah mengenal keberagaman (Bhinneka Tunggal Ika) sejak kerajaan Majapahit. Kenyaman UB sebagai tempat Gambar 1. Keunggulan UB sebagai studi ditegaskan kemudian dengan konsep kampus interaksi dari tiga faktor AMANAH (Aman, Nyaman dan Indah). Kekukuhan dalam pengembangan UB menjadi suatu Entrepreneurial University untuk menghasilkan lulusan yang dapat menciptakan pekerjaan, membuat UB menjadi pilihan terbaik untuk tempat studi di Indonesia. Hal ini lebih ditandaskan dalam logo UB yaitu “Join UB, be the best”. Ini diartikan dengan ”U (you) join the Best (B) to be the best” yang berarti bergabunglah dengan yang terbaik untuk menjadi yang terbaik, dan UB berusaha menjadi salah satu universitas yang terbaik. Dalam perkembangan UB selanjutnya, banyak tantangan yang akan dihadapi sehingga perencanaan yang cermat diperlukan khususnya pada Dies Natalis tahun ini yang merupakan tahun awal pengabdian dari masa jabatan Rektor 2010-2014. Tahun ini juga menjadi batu penjuru (milestone) perencanaan UB jangka panjang yang dituangkan dalam Rencana Pengambangan Jangka Panjang (RPJP 2010-2025). Dengan perencanaan yang cermat, harapan UB menjadi suatu Entrepreneurial University dan World Class
2 University ,yang kemudian disatukan menjadi “World Class, Entrepreneurial University (WCEU)” dapat kiranya diwujudkan. Perlu dukungan dan kerja keras dari semua pihak secara bersama-sama untuk menciptakan sinergi yang harmonis.
2. Visi dan Misi Visi Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Misi a. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan/atau professional yang berkualitas serta berjiwa entrepreneur. b. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
3. Nilai dan Sikap Dasar Dalam melaksanakan kegiatannya sivitas akademika wajib menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai: a. b. c. d. e. f.
Ketuhanan Etika, moral, keadilan, kejujuran, kearifan dan pengabdian terbaik Keunggulan, kreativitas, inovatif, dinamis serta efisien Kepeloporan, kemandirian, dan bertanggung jawab Keterbukaan, manusiawi, berwawasan nasional dan global Aktualisasi nilai-nilai filosofis Pancasila, UUD 1945 serta hakikat penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilandasi “Ilmu amaliah, Amal ilmiah”. g. Mengacu pada prinsip-prinsip organisasi yang sehat dan otonom melalui programprogram yang berkelanjutan, transparan, akuntabel dan mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa
3
BAB II PERKEMBANGAN UB 1. Arah Pengembangan Pengembangan UB dalam jangka panjang diarahkan pada World Class University dan Entrepreneurial University yang disatukan menjadi World Class, Entrepreneurial University (WCEU). Arah pengembangan telah ditetapkan pada RAKERPIM 2010 dan dituangkan dalam RPJP (Rencana Pengembangan Jangka Panjang) periode 2010-2025 yang sebagian disajikan kemudian. Arah pengembangan bukanlah tujuan, tapi lebih bersifat arahan dan tenaga penggerak (driving force) untuk mewujudkan Visi dan Misi UB. Dengan arahan WCU (World Class University), yang sekaligus juga berperanan sebagai momentum penggerak, akselerasi peningkatan kinerja UB pada tingkat internasional diharapkan akan terjadi. Pandangan WCU sebagai momentum didasarkan atas perkembangan globalisasi pendidikan tinggi mendorong UB dan banyak perguruan tinggi di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk menjadi WCU. Hal Ini juga didorong oleh program pemerintah (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional) untuk mengangkat perguruan tinggi di Indonesia ke tingkat Internasional Pengembangan suatu universitas menjadi WCU tentulah tidak mudah dengan keterbatasan dana dari APBN dan PNBP yang menjadi sumber utama dana untuk suatu perguruan tinggi. Kenyataan demikian mendorong UB berupaya mengusahakan dana tambahan dengan cara mandiri tanpa peningkatan beban lebih kepada peserta didik dengan kiat EU (Entrepreneurial University). Arahan EU berperanan sebagai pembobot arahan pertama dalam penyediaan dana agar UB dapat melakukan pengembangan dengan cara yang lebih mandiri. Penggalian dana pengembangan dari berbagai sumber dimungkinan dengan perubahan status UB menjadi PTP PK-BLU (Perguruan Tinggi Pemerintah Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum). Dengan demikian, sasaran yang ingin dicapai UB dengan kedua arahan WCU dan EU adalah suatu universitas yang bertaraf internasional melalui pendidikan dan penelitian yang dapat menghasilkan lulusan yang dapat menciptakan pekerjaan dan diakui pada tingkat internasional, serta menghasilkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dikembangkan menjadi usaha komersial .
2. Pendidikan 2.1. Program Pendidikan Program Studi. Sebagai institusi pendidikan, perkembangan UB dalam pendidikan menjadi sangat penting ditinjau terutama pada tahap awal program pengembangan UB dalam jangka panjang. Program pendidikan merupakan fungsi dari keragaman dan kualitas PS yang dapat dievaluasi dari beberapa indikator, antara lain: jumlah program studi (PS), akreditasi PS, jumlah peminat, rasio peminat/diterima, rasio daftar ulang/diterima, IP (Indeks Prestasi) Lulusan, AEE, lama studi, dan jumlah mahasiswa yang gagal studi (drop-out).
4 Jumlah dan Akreditasi PS (Program Studi). UB adalah salah satu dari sedikit universitas di Indonesia yang menyediakan ragam pilihan PS (Program Studi) sesuai dengan fakultas yang terdapat di UB. Program pendidikan yang dikembangkan di UB termasuk kelas Bahasa Inggris dan program Double Degree (DD) telah mencapai 188 PS. Pada tahun 2010, 138 PS diantaranya telah aktif menerima mahasiswa dan teserbar pada lima jenjang pendidikan yaitu S-0 (Diploma atau Vokasi), S-1 (Strata 1), S-2 (Strata 2), Sp-1 (Dokter Spesialis 1), DD (Double Degree), dan S-3 (Strata 3) (Gambar 2). Sebagian besar PS tersebut terdapat pada program S1 yang merefleksikan bahwa UB masih bertumpu pada S1 sebagai andalan utama. Apabila dilihat dari persentasi PS Pascasarja yang terdapat sebanyak 49,3% dari keseluruhan PS, UB sudah mencirikan suatu universitas kelas dunia yang lebih memberi penekanan pada program pascasarjana. Peningkatan jumlah PS di UB, yang tergambar juga dari jumlah PS yang belum terakreditasi, mengakibatkan proporsi dari jumlah PS dengan akreditasi A dan B menurun dengan waktu (Gambar 3). Pada tahun 2010, jumlah PS dengan nilai akreditasi A dan B secara berturut-turut adalah 34,0% dan 24,5%, sedang dengan nilai akreditasi C dan belum secara berturut-turut adalah 1,9% dan 39,6%.
Gambar 2. Jumlah PS pada masing-masing jenjang program pendidikan di UB. Aktif = PS yang sudah menerima mahasiswa tahun 2010
Gambar 3. Perkembangan persentase jumlah PS dengan nilai akreditasi tertentu
Jumlah Peminat. Jumlah peminat yang memilih UB sebagai tempat studi, yang dapat berhubungan dengan jenis PS dan kualitas pendidikan, terus meningkat dari tahun ke tahun secara keseluruhan sejak tahun 2007 (Gambar 4). Peningkatan jumlah peminat tersebut didominasi oleh peminat program S1. Informasi tidak resmi dari masyarakat umum mengisyaratkan bahwa UB sebagai universitas pilihan ditentukan oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah: ragaan UB pada tingkat internasional dan kenyamanan yang mencakup keadaan kampus, dan keadaan kota Malang dengan udara yang sejuk dan belum terkena dampak permasalahan kota besar. Rasio Peminat/Diterima. Rasio ini dapat menggambarkan kualitas peserta didik di UB yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas PS. Dengan kualitas
5 peserta didik yang baik, upaya program studi untuk mengembangkan kompetensi lulusan akan dapat dilakukan dengan mudah. Dalam hal ini, hanya program S1 yang akan diuraikan berikut sesuai dengan kelengkapan data. Pada tahun 2010, rasio ini secara ratarata universitas masih cukup rendah ( 4,8) yang berkisar diantara 1,03 (FTP, Keteknikan Pertanian, minat: Teknik Bioproses) hingga 27,2 (FK, PS Farmasi).
Gambar 4. Perkembangan jumlah peminat dengan waktu secara keseluruhan dan untuk program S1
1,6
1,5 1,3
6,0
8,3 8,3
2,0 1,9 1,3
5,4
5,9 4,9
FH FE FIA FP FPt FT FK FPIK FMIPA FTP FISIP FIB PKH
Peminat/Diterima
17,7
Secara rata-rata dari Program Studi untuk masing-masing Fakultas (termasuk PKH = Program Kedokteran Hewan), Fakultas 16 kedokteran (FK) berada pada urutan pertama dengan rasio 18,7 12 (Gambar 5). Ini berarti bahwa setiap mahasiswa yang diterima di 8 FK adalah yang terbaik dari >18 orang yang menggambarkan kualitas mahasiswa yang tinggi di 4 FK. Peringkat kedua dengan rasio 4,3-6,5 ditempati oleh Fakultas 0 Ekonomi (FE), Fakultas Tehnik (FT), Fakultas Ilmun Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Hukum (FH), Gambar 5. Rasio jumlah Peminat/Diterima untuk PS Fakultas Perikanan dan Ilmu S1 di UB Kelautan (FPIK), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pasti Alam (FMIPA). Rasio paling rendah (1,3-2,1) ditempati oleh Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Peternakan (FPt) dan Program Kedokteran Hewan (PKH). Suatu catatan untuk FIB PS untuk PS (Program) Bahasa dan Sastra Cina (Mandarin), jumlah yang daftar ulang (9) lebih tinggi dari dengan peminat (3) yang menghasilkan rasio yang rendah untuk Peminat/Diterima (0,3). Ini dapat berhubungan dengan pengembangan program ini yang masih relatif pada tahap awal dengan kebijakan khusus. IP (Indeks Prestasi) Lulusan. IP lulusan, yang merefleksikan kualitas program pendidikan pada PS, terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan, IP lulusan meningkat dari 2,89 pada tahun 2007 menjadi 3,19 pada tahun
6 2008 dan 3,21 pada tahun 2009. IP yang tinggi demikian terjadi pada semua fakultas yang menandakan suatu kualitas lulusan atau program pendidikan yang tinggi. Untuk lulusan 2009, IP tertinggi untuk rata-rata fakultas terdapat di FISIP (3,6) yang kemudian diikuti pada urutan kedua oleh FIA & FK (3,3), dan urutan ketiga oleh FH, FE, FT, FPIK & FIB (3,2), sedang fakultas lain menunjukkan IP = 3,1 (Gambar 6).
3.6 3,6
3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2
3.4 3,3 3,2 3,3
3,4
3,3
3,2 3,13,1
3,2
3,2 3,1
2007 2008
3,1
2009
3,0
2010
2,9 2,8 2,7
Gambar 6. Perkembangan Indeks Prestasi (IP) Lulusanm untuk masin-masing fakultas di UB
Lama Studi. Lama studi, yang merupakan fungsi dari kualitas pendidikan yang mencakup kualitas program pendidikan dan kualitas peserta didik, menunjukkan penurunan pada tahun 2009 untuk program S1 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Gambar 7). Perbandingan antar fakultas untuk tahun 2009 menunjukkan bahwa lama studi masih cukup tinggi pada sebagian besar fakultas untuk program S1 (Gambar 8). Sebagaimana ditetapkan, program pendidikan S1 dirancang untuk 4 tahun yang pada program studi tertentu sulit diterapkan. Untuk fakultas tertentu, lama studi yang kurang dari 4 tahun sesungguhnya dapat dilakukan dengan rancangan program pendidikan yang baik.
Foto: F. Yamin Nominator Lomba Foto Dies Natalis Ke-48 UB
7
Gambar 7. Perkembangan Lama Studi dari lulusan secara rata-rata di UB
Gambar 8. Lama Studi dari lulusan pada masing-masing fakultas
Angka Efisiensi Edukasi (AEE). Pada keadaan perkembangan jumlah penerimaan mahasiswa baru yang tetap, masa studi adalah faktor yang mempengaruhi nilai AEE. Hal tersebut berhubungan dengan perhitungan AEE yang didasarkan atas rasio lulusan dengan jumlah keseluruhan mahasiswa. Dengan masa studi yang lebih lama dari yang direncanakan, nilai AEE akan menjadi lebih rendah dari yang diharapkan. Kondisi program Gambar 9. Angka Efisiensi Edukasi (AEE) program S0, S1, S2 pendidikan yang normal (opti& S3 di UB untuk tahun 2009 mum) untuk S1 ditunjukkan oleh AEE = 25. Angka tersebut dapat dicapai apabila jumlah mahasiswa yang lulus (Y = keluaran) sama dengan jumlah mahasiswa yang masuk (X = Masukan) sehingga AEE = Y/(4Y)x100 = 25. Dengan peningkatan jumlah mahasiswa baru yang diterima dari tahun ke tahun di UB, indikator AEE menjadi terus menurun yang akhirnya tidak mudah diinterpretasi. Nilai AEE untuk S1 di UB terus menurun dari 23,4 pada tahun 2006 hingga 14,1 pada tahun 2009 (Gambar 10). Nilai AEE untuk jenjang pendidikan lain (S0, S2 & S3) yang lebih tinggi dari 25 berhubungan dengan masa studi dari program tersebut. Untuk S0, sebagai gambaran, masa studi adalah 1 tahun untuk program Diploma 1 tahun, dan 3 tahun untuk program Diploma 3 tahun sehingga nilai AEE normal dari program ini secara berturut-turut adalah 100 dan 75.
8 Tingkat Kegagalan Studi. Tingkat kegagalan studi yang sering dikenal dengan istilah jumlah Drop-Out dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ini dapat mencerminkan kualitas program pendidikan disamping keadaan mahasiswa (kemampuan ekonomi & intelektual). Tingkat kegagalan studi di UB khususnya untuk program S1 masih relatif tinggi (Gambar 10). Peningkatan terjadi dalam jumlah mahasiswa yang drop-out dari tahun ke tahun dan mencapai 891 orang pada tahun 2010. Gambar 10. Perkembangan jumlah mahasiswa Untukprogram S0, tingkat Drop-out juga Drop-out di UB cukup nyata yang masih 151 orang pada tahun 2010. Ini perlu menjadi perhatian dari semua pihakl khususnya penyelenggara pendidikan untuk menekan sekecil mungkin tingkat Drop-out pada masa akan datang.
2.2 Dosen Jumlah Dosen. Dosen sebagai faktor dari sistem universitas dapat ditinjau dari tiga indikator yaitu kuantitas, kualitas dan kesetaraan gender. Jumlah dosen yang ideal dengan pendidikan Doktor(S3) adalah satu dosen untuk setiap 6 mahasiswa berdasarkan kriteria WCU, sedang berdasarkan kriteria pelayanan minimum unutk standar nasional (Kemendiknas) adalah 1 dosen untuk 20 mahasiswa eksakta dan 15 mahasiswa non-eksakta. Kriteria kualitas Dosen idaman yang ditetapkan di UB adalah bahwa 80% dari seluruh Dosen berpendidikan S3 yang 50% diantaranya adalah Professor atau 40% dari seluruh dosen. Tentang kriteria kesetaraan gender, jumlah Dosen perempuan ≥30% dari seluruh Dosen berdasarkan komitmen nasional. Perkembangan jumlah Dosen relatif perlahan dengan peningkatan secara rata-rata <5 orang/tahun dan baru mencapai 1473 orang pada tahun 2010 (Gambar 11). Perkembangan jumlah Dosen dan mahasiswa tidak sebanding yang mengakibakan peningkatan rasio MHS/DSN pada dua tahun terakhir dari 19,4 pada tahun 2009 menjadi 25,1 pada tahun 2010 (Gambar 11). Dengan jumlah MHS =36.936 (2010), jumlah dosen yang ideal, sesuai dengan kriteria WCU adalah = 36.936/6 = 6.156 orang yang berarti jumlah yang ada sekarang hanya sekitar 1/5 dari jumlah ideal. Penyebaran dari jumlah Dosen tersebut tidak merata antara fakultas (Gambar 13), Urutan pertama dengan jumlah dosen paling banyak (16,8%) ditempati oleh FT yang kemudian diikuti oleh FK (13,2%), FMIPA (12,3%) dan FE (10,0%), sedang jumlah Dosen fakultas lain <10%.
9
Gambar 11. Perkembangan jumlah Dosen dan rasio mahasiswa (MHS) dengan Dosen (DSN)
Gambar 12. Penyebaran Dosen antar fakultas
Berdasarkan perkembangan selama 5 tahun terakhir, jumlah dosen yang mendekati ideal sulit diharapkandapat dicapai dalam waktu dekat kecuali suatu upaya khusus dilakukan. Implementasi Dosen kontrak menjadi salah satu alternatif dalam peningkatan jumlah Dosen dalam waktu dekat yang diharapkan dapat dimulai pada tahun 2011. Kualitas Dosen. Kulitas staf pengajar di UB masih didominasi oleh Dosen dengan pendidikan S2 yaitu 52,7% dari total Dosen pada tahun 2010. Perkembangan Jumlah Dosen dengan pendidikan S3 (Doktor) terjadi cukup perlahan yang secara rata-rata selama 5 tahun terakhir hanya meningkat 34,8 orang/tahun dan baru mencapai 380 orang atau 25,8% dari total Dosen (Gambar 13). Jadi untuk mencapai 80% Dosen dengan pendidikan S3 sebesar (0,8 x 1473) = 1178 orang, penambahan Dosen dengan pendidikan S3 sebesar 1178-380 = 798 akan memerlukan waktu lebih dari 20 tahun (798/34,8 = 22,9 tahun). Oleh sebab itu, sejak tahun 2008 UB terus memacu para dosen untuk studi lanjut. (Gambar-13) Jumlah Dosen dengan pendidikan S3 terdapat paling tinggi pada FP (46,5%) yang diikuti kemudian pada tingkat yang lebih bawah oleh FPt (38,8%), FE (30,6%) dan FMIPA (30,4%), serdang fakultas lain kurang dari 30% (Gambar 15). Jumlah Dosen dengan jabatang Guru Besar (Professor) masih sangat rendah yaitu 9% dari seluruh Dosen (Gambar 16). Perkembangan dari jumlah Guru Besar dengan waktu juga terjadi sangat perlahan yaitu hanya sekitar 1 orang/2 tahun. Dengan jumlah Guru Besar idaman sebesar 40% dari total Dosen yaitu 0,4 x 1473 = 589 orang, tambahan jumlah Guru Besar sebanyak 589 133 = 456 akan membutuhkan Gambar-13. Perkembangan studi lanjut dosen waktu yang sangat lama.
10
Gambar 14. Perkembangan jumlah Dosen dengan pendidikan S1, S2 dan S3
Gambar 16. Jumlah Dosen sesuai dengan jabatan fungsional
Gambar 15. Jumlah seluruh Dosen dan yang dengan pendidikan S3 pada setiap fakultas
Gambar 17. Perkembangan jumlah Dosen dengan jabatan Guru Besar dan pendidikan S3
Kesetaraan Gender. Perkembangan jumlah dosen berdasarkan gender menunjukkan penurunan untuk dosen lakli-laki dan peningkatan untuk dosen perempuan. Hal ini mengakibatkan peningkatan persentase dosen perempuan yang cukupm nyata yaitu 32,5% pada tahun 2006 menjadi 36,9% pada tahun 2010 (Gambar 18). Jadi dari segi gender, UB telah melampaui target minimum nasional untuk Dosen dengan jumlah dosen perempuan yang lebih dari 30% pada 5 tahun terakhir ini. Gambar 18. Perkembangan jumlah Dosen berdasarkan gender Dengan suatu perkembangan demikian, apa yang terjadi di masa depan dapat dibayangkan. Dosen perempuan, sebagai ilustrasi, akan lebih dominan dari Dosen laki-laki di UB pada akhir RPJP (2010-2025) UB jika keadaan sekarang terusberlangsung.
11
2.3 Tenaga Administrasi Jumlah tenaga Administrasi (ADM) terus meningkat dengan waktu selama 5 tahun teraklhir dan mencapai 1057 orang pada tahun 2010 (Gambar 18). Rasio MHS/ADM mengalami fluktuasi sebagai konsekuensi dari peningkatan jumlah mahasiswa yang besar dan terdapat sebesar 34,9 pada trahun 2010 yang berarti 35 orang maghasiswa per satu orang tenaga ADM. Sebagian besar dari tenaga ADM tersebut berada di kantor pusat (KP) UB (34%). Jumlah tenaga ADM yang sangat rendah terdapat di PKH, FISIP dan FIB (Gambar 20) yang dapat berhubungan dengan fase perkembangan Gambar 19. Perkembangan Jumlah tenaga Administrasi 2006-2010 program dan fakultas terserbut yang relatif masih pada tahap awal. Tingkat pendidikan dari tenaga ADM tersebut secara umum massif relative rendah dengan sebagian besar (48%) dari tenaga ADM tersebut berpendidikan SLTA (Gambar 20). Jumlah tenaga ADM dengan pendidikan S1 dan S2 terdapat secara berturut-turut sebesar 17% dan 3%. Keadaan ini tentu akan mempengaruhi kinerja dari UB sebagai institusi pendidikan khususnya pada era teknologi informasi sekarang ini. Dengan program World Class University, pendidikan tenaga ADM perlu mendapat perhatian.
Gambar 20. Sebaran tenaga ADM pada masingmasing unit kerja
Gambar 21. Persentase tenaga ADM berdasarkan pendidikan
12
2.4 Mahasiswa
2010
2008
2006
Jlh MHS terdaftar x 1000
Jumlah Mahasiswa. Perkembangan UB dari segi 40 jumlah mahasiswa terjadi sangat pesat 37,0 khususnya pada dua tahun terakhir. Jumlah 35 mahasiswa keseluruhan mahasiswa (S0, S1, Sp1, S2, DD & S3) telah mencapai 37.002 orang 30 pada tahun 2010 (Gambar 22). Ini tidak termasuk mahasiswa asing sebanyak 269 orang 25 yang berasal dari berbagai Negara khususnya S1 Malaysia. Keadaan ini mendapat banyak 20 sorotan dari komunitas UB yang mengganggap kurang sesuai dengan kapasitas UB dan upaya UB menjadi World Class University. Peningkatan Gambar 22. Perkembangan jumlah yang pesat ini berhubungan dengan mahasiswa keseluruhan (total) dan S1 peningkatan mahasiswa S1 yang terjadi selama 5 tahun terakhir. Apabila pola perkembangan demikian terus berlangsung, jumlah mahasiswa UB sebesar 50.000 akan dicapai dalam jangka waktu yang relatif singkat (tahun 2012). Bahkan jumlah mahasiswa sebesar 100.000 bukanlah sesuatu yang mustahil dengan perkembangan demikian dan dapat dicapai menjelang tahun 2020. Sebaran jumlah mahasiswa antar jenjang pendidikan menunjukkan bahwa sebagaian besar dari mahasiswa tersebut berada pada program S1 yang hampir mendekati 90% (Gambar 23). Persentase mahasiswa pasca sarjana masih relatif rendah (10,1%) dan diharapkan >30% untuk menggambarkan suatu universitas kelas dunia. Dari segi sebaran mahasiswa S1 antar fakultas dan program, FK menempati urutan pertama (14,3%) dan kemudian diikuti oleh FIA (12,7%) dan FE (12,5%) (Gambar 24)
Gambar 23. Persentase mahasiswa antar jenjang pendidikan. DD = Double Degree
Gambar 24. Sebaran mahasiswa S1 antar fakultas dan program.
13
3. Bidang Kemahasiswaan Beasiswa. Jumlah dana beasiswa dari berbagai sumber terus meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai lebih dari Rp. 16 milyar pada tahun 2010 (Gambar 24). Jumlah mahasiswa penerima beasiswa terdapat sebanyak 4676 orang atau sekitar 12,6% dari total mahasiswa (Gambar 25).
16000
25
12000
20 15
8000
10 4000
Jlh Sponsor
Jlh Dana beasiswa (Rp. Juta)
30
5
0 2006 DANA
2008
0 2010 SPONSOR
Gambar 25. Perkembangan jumlah dana beasiswa dan sponsor
Gambar 26. Jumlah mahasiswa (MHS) penerima beasiswa dari berbagai sumber
Prestasi Mahasiswa. Prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran serta bakat & minat juga mengalami perkembangan (Gambar 27). Di bidang penalaran mengalami kenaikan, di bidang bakat dan minat mengalami penurunan jumlah, tetapi dari segi kualitas masih cukup membanggakan, yakni dari 84 prestasi yang berhasil diraih 53 diantaranya bertaraf nasional dan 2 prestasi bertaraf internasional.
Gambar 27. Jumlah mahasiswa dengan prestasi bidang penalaran
Gambar 28. Jumlah mahasiswa dengan prestasi bidang bakat dan minat
14
Keterlibatan dosen di bidang pengabdian kepada masyarakat dari tahun ke tahun cenderung konstan, kendati dana yang diperoleh mengalami penurunan. (Gambar 32)
5. Keuangan Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan UB baik yang berasal dari APBN maupun PNBP menunjukkan peningkatan dengan waktu yang secara keseluruhan mencapai Rp. 747,9 milyar pada tahun 2010 (Gambar 33). Ini relatif rendah untuk mendukung upaya UB yang diarahkan menuju World Class University. Suatu universitas Persentase PNBP dari total dana, sekalipun menunjukkan suatu kecenderungan penurunan, masih di atas 50%,
441
580 306
Jlh proposal, penelitian
166
120 51
200 0
2008
2009
Proposal
2010
Penelitian
Gambar 29. Perkembangan jumlah proposal, penelitian dan dosen yang terlibat dalam penelitian
31,1 30
18,7
20
16,7
10 0 2008
DIPA DP2M
2009
DIPA PTN
2010
LAIN-2
Total
30 20 10
11,3
20,6
40
29,9
39,1
Gambar 30. Perkembangan dana penelitian dari beberapa sumber
8,5 3,6
Keterlibatan dosen dalam penelitian masih cukup rendah berdasarkan perbandingan antara jumlah proposal, jumlah penelitian, atau jumlah dosen yang terlibat dengan total dosen (Gambar 30). Sebagai ilustrasi, jumlah dosen yang terlibat pada penelitian tahun 2010 hanya 271 orang yang berarti hanya 18,4% dari total Dosen.
400
Dana Penelitian (Rp. milyar)
Kegiatan penelitian berdasarkan jumlah proposal, jumlah penelitian (proposal yang disetujui untuk didanai) dan jumlah dosen yang terlibat mengalami penurunan pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Gambar 29). Jumlah penelitian dan dosen yang terlibat secara berturut-turut hanya 54,2% dab 52,5% dari yang terjadi pada tahun 2009. Jumlah dana penelitian pada tahun 2010 yang hanya sekitar Rp. 16,7 milyar jauh lebih rendah dari yang pada tahun 2009 (Gambar 29). Jumlah dana penelitian yang berasal dari universitas (PNBP) cukup tinggi yang mencapai hampir Rp. 2,5 milyar pada tahun 2010 yang berarti sekitar 14,7% dari total dana penelitian.
600
Keterlibatan Dosen (%)
4. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
0 2008 Proposal
2009
2010
Penelitian
Gambar 31. Perkembangan presentase keterlibatan dosen dalam penelitian
12000 10000
9.763
8000
7.073
6000
5.029
4000 2000 0 2008 Judul
654
733
256
253 2009
Dosen Terlibat
731 242
2010 Dana (Rp.Juta)
Gambar 32. Perkembangan pengabdian kepada masyarakat
15
400
747,9
617,8
462,6
600
321,0
800
224,8
Dana UB (Rp. milyar)
sedang rasio dana/mahasiswa meningkat hingga >Rp. 20 juta/mahasiswa (Gambar 33).
200 0 2006 2007 2008 2009 2010 APBN
PNBP
TOTAL
Gambar 33. Perkembangan jumlah penerimaan dana
Gambar 34. Perkembangan dana dan rasio dana/mahasiswa
5. Sarana dan Prasarana Luas Bangunan. Dengan pembangunan yang terus berlangsung, luas bangunan di UB akan terus bertambah dan sekarang telah mencapai 238.891,34 m2 (Gambar 33). Tetapi peningkatan jumlah mahasiswa jauh lebih tinggi dari peningkatan luas bangunan yang mengakibatkan rasio luas bangunan/ mahasiswa menurun dari 7,3 pada tahun 2009 m2 menjadi 6,5 m2 pada tahun Gambar 35. Perkembangan luas bangunan dan rasion luas 2010 (Gambar 35). Sebagian besar bangunan/mahasiswa (51,9%) dari luas bangunan tersebut digunakan untuk fasilitas umum, sedang luas ruang kuliah hanya 30.635,94 m2 (Gambar 35). Dengan demikian rasio luas ruang kuliah/mahasiswa adalah 0,83 m2. Karena itu, percepatan peningkatan luas bangunan perlu dilakukan untuk meningkatkan luas bangunan per mahasiswa yang lebih tinggi.
16 Luas Lahan. Luas lahan yang dimiliki UB hingga tahun 2010 adalah >191 hektar yang sebagian besar merupakan kebun (percobaan) di lampung (Gambar 36). Luas kampus hanya 551.821 m2 atau sekitar 29% dari luas total lahan. Ini menghasilkan rasio luas lahan di kampus per mahasiswa sebesar 14,9 m2 yang menggambarkan kepadatan mahasiswa di kampus. Dengan rasio demikian, seorang mahasiswa akan dijumpai pada setiap <15 m2 atau 3 m x 5 m. Kepadatan ini sangat nyata belakangan ini dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang membawa kendaraan (sepeda motor) yang menggunakan tempat cukup luas Gambar 36. Persentase luas bangunan untuk beberapa kepentingan untuk parkir pada tempat yang tidak semestinya (jalan). Ini tidak dapat dibiarkan karena merusak suasana lingkungan kampus yang mulai tertata indah. Suatu kebijakan untuk itu, seperti membangun gedung parkir, sudah harus dipertimbangkan. Penataan pembangunan gedung dalam bentuk bertingkat perlu juga direncakan sebaikbaiknya untuk tidak merusak keindahan kampus.
Gambar 37. Persentase luas lahan untuk berbagai kepentingan
Perpustakaan. Jumlah buku tidak banyak berubah selama 3 tahun terakhir di perpustakaan pusat yang memiliki 130.000 judul buku dan 297.000 kopi buku (Gambar 38). Ini tentu sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa sehingga satu buku hanya mungkin dipinjam oleh salah satu diantara sekitar 124 orang. Jumlah pengunjung perpustakaan pusat terus merosot yang dapat berhubungan dengan perkembangan internet sebagai sumber pustaka. Rasio jumlah pengunjung/total
17
300 250
130
129
129
124
116
200 150
Jumlah buku x1000
295
294
272
260
297
mahasiswa sangat rendah dan menunjukkan penurunan. Ini menggambarkan frekuensi seorang mahasiswa melakukan kunjungan perpustakaan dalam satu tahun.
Judul
2010
2009
2008
2007
2006
100
Kopi
Gambar 38. Perkembangan jumlah judul dan kopi buku di perpustakaan pusat
Gambar 39. Perkembangan jumlah pengunjung selama setahun dan rasio pengunjung/ total mahasiswa
Bandwidth (Mbps)
Teknologi Informasi. Seiring dengan langkah UB menjadi WoldClass University, perkembangan Teknologi Informasi di UB pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada bulan Januari 2010, telah dibangun Data Center UB dengan standar Internasional yang di dukung oleh koneksi serta supply listrik 24 jam, dengan Bandwitdh Internet UB alokasi IP tersendiri yang menjadikan UB 2006 - 2010 menjadi salah satu dari 6 Universitas di 150 Indonesia yang telah memiliki ASN. Pada 100 tahun 2010 pula alamat situs Universitas 100 Brawijaya berubah mengikuti statuta 28 18 50 5 terbaru, yang sebelumnya 1,5 www.brawijaya.ac.id berubah menjadi 0 2006 2007 2008 2009 2010 www.ub.ac.id. Perubahan itu diharapkan menjadi awal bangkitnya UB di era teknologi informasi. Program WCU memberikan peningkatan yang cukup signifikan pada Bandwidth Internet UB, yaitu: dari 30 Mbps pada bulan Juni menjadi 100 Mbps semenjak bulan Oktober 2010. Akses pada jaringan secara internal juga semakin luas dengan bertambahnya jumlah pemasangan fiber optik ke berbagai fakultas. Demikian pula perluasan akses wireless sebanyak 182 titik di berbagai lokasi semaikin mempermudah sivitas akademika UB dalam menikmati layanan Internet. Akses wireless juga telah diproteksi agar pemanfaatan fasilitas internet oleh pihak diluar warga UB dapat dibatasi.
18 Berbagai layanan Teknologi Informasi semakin diperbaiki dengan meningkatlkan kapasitas email dari 10 MegaByte menjadi 1GigaByte (1000MB) tiap user. Saat ini pengguna email resmi meningkat sangat signifikan menjadi 3440. Tersedianya berbagai aplikasi online, termasuk E-Learning serta Blog bagi Dosen dan Mahasiswa untuk penggunaan blended learning dan meningkatkan kemampuan menulis dan berekspresi bagi mahasiswa. Livestreaming wisuda serta acara besar UB lainnya, situs online beasiswa bagi mahasiswa, serta integrasi seluruh sistem akademik UB berguna untuk meningkatkan validitas data yang tersebar luar di berbagai unit kerja. Sebagai satu-satunya universitas di luar Ibu Kota Propinsi yang ditunjuk oleh Dikti sebagai pengelola localnode jaringan antar perguruan tinggi di Indonesia (Inherent), UB juga berperan aktif dalam melayani universitas di Malang dan Jawa Timur dalam pemanfaatan jaringan antar perguruan tinggi. Hal ini ditandai dengan penghargaan dari Telkom Smart Campus Award 2010, dimana UB menjadi yang terbaik dalam kategori The Most Interactive LocalNode. Rektor menerima Piala dari Ka PPTI, sebagai Juara-I Nasional Website paling interaktif
6. Tata-Kelola 6.1 Implementasi PK BLU UB telah memperoleh status sebagai instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 361/Kmk.05/2008 tanggal 17 Desember 2008 tentang Penetapan Universitas Brawijaya pada Departemen Pendidikan Nasional Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Implementasi UB sebagai BLU segera dilakukan, baik yang menyangkut masalah implementasi aturan keuangan maupun permasaahan implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimum Pada Universitas Brawijaya.
19
6.2 Menyongsong Globalisasi PT Sesuai Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010, dampak globalisasi PT menyebabkan Paradigma baru PT membutuhkan pendekatan baru dengan isu antara lain pemerataan pendidikan, life-long learning, open learning, quality & relevance, accountability & autonomy, and equity. Selanjutnya terjadi perubahan peran dari institusi dengan pembelajaran tradisional menuju knowledge creators, dari random planning ke strategic planning serta dari comparative approach ke competitive approach. Selanjutnya, bentuk informasi dan teknologi komunikasi tidak dibatasi negara, akibatnya jaminan mutu, perlindungan konsumen, HAKI, pemeliharaan budaya dan identitas nasional perlu mendapat perhatian. Dalam lima tahun terakhir, UB mampu memperbaiki internasional track record melalui peningkatan kualifikasi dosen, kegiatan penelitian dan pencitraan publik. Awal tahun 2007, UB masuk ke dalam rangking 41 Asia Tenggara menurut Webromatics Ranking of World Universities (www.webomatrics.info) dan di Indonesia UB menempati urutan ke 5 setelah ITB, UGM, UI, Universitas Kristen Petra. Tahun 2008 UB masuk dalam ranking 500+ menurut THES QS World University Rankings (Versi Time Higher Education Supplement) bersama-sama 7 perguruan tinggi di Indonesia. Tahun 2009 UB masuk dalam ranking 191 di Asia menurut THES QS World University Rankings.
6.3 Manajemen dan ISO Secara internal sertifikasi ISO 9001 digunakan untuk mengendalikan pengelolaan proses sesuai kebutuhan pelanggan dan meninjau efektifitas proses agar produk sesuai persyaratan. Untuk itu, perlu pemahaman bagi personil organisasi sebelum terjadi internalisasi budaya mutu. Selain itu, peningkatan kompetensi staf dalam pengelolaan mutu ini akan dapat mengurangi konflik, meningkatkan efisiensi dan menjadi dasar untuk perbaikan secara berkelanjutan. Secara eksternal, sertifikasi akan bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan, meningkatkan image dan alat promosi. Selain ISO 9000 juga terdapat jenis ISO untuk bidang yang lain, misalnya ISO 17025:2005 Sistem Manajemen Laboratorium, ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO 22000:2005 Food Safety Management.
6.4 Entrepreneurial University Isu strategis dalam bidang entrepreneurial university yang berkaitan dengan tatakelola adalah: (1) Penataan organisasi dan manajemen usaha komersial UB yang selama ini masih belum tersentralisir (2) Penguatan kelembagaan inkubator bisnis yang diarahkan untuk mengembangkan penelitian terapan melalui inkubasi untuk menghasilkan produk yang bisa dikomersialkan serta mengembangkan perekonomian regional maupun nasional melalui pengembangan industri skala kecil-menengah (3) Pengembangan usaha-usaha yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang berkemampuan dan berperilaku techno-entrepreneur (4) Meningkatkan pendapatan melalui kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta serta pihak ketiga baik nasional maupun internasional
20 (5) Pengembangan usaha komersial berbentuk bisnis universitas dalam rangka meningkatkan pembiyaan untuk kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
6.5 CSR (outreach) CSR antara lain berupa beasiswa dalam program outreach yang diberikan selama pendidikan dengan pemantauan keberhasilan hasil belajar mencakup biaya pendidikan (SPP), biaya hidup dan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan program dievaluasi berdasarkan indikator input, proses dan output. Pengelolaan beasiswa melalui program outreach ini bisa disusun selama satu periode pendidikan (4 tahun) dengan laporan tahunan kemajuan kegiatan. Di masa mendatang, program serupa sangat bermanfaat bagi peningkatan akses mahasiswa negara lain yang sedang berkembang. Program ini akan berdampak pada akselerasi internasionalisasi UB melalui peningkatan UB social responsibility dan jumlah international students.
UB Zoo Foto: IchwanSusanto
Judul: TAMAN SEBAGAI SARANA BELAJAR Juara Harapan-III Lomba Fotografi Dies Natalis Ke-48 UB Foto: ABRAHAM HAMZAH
21
22
KINGDOM OF BRAWIJAYA PART III foto: Lalu M.
Kampus AmaNAh (Aman Nyaman Indah)
23
BAB III RENCANA MASA DEPAN 1. KERANGKA DASAR Pengembangan UB yang diarahkan menuju World Class, Entrepreneurial University telah dituangkan dalam suatu Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP 2010-2025). Setelah melalui suatu analisis yang cukup rinci, kerangka dasar dari RPJP tersebut yang berperanan sebagai pilar pengembangan ditetapkan menjadi (i) (ii) (iii) (iv) (v)
Tata-Kelola (Governance) Relevansi, kualitas, dan dayasaing Pemerataan akses pendidikan Entrepreneurial University Internasionalisasi
Rancangan dasar ini dalam rencana implementasi program untuk masing-masing pilar dibagi kemudian menjadi 3 tahapan perkembangan yang dinyatakan dengan istilah a. Akselerasi (Acceleration) b. Tinggal landas (take-off) c. Pemantapan (Positioning) Dengan pendekatan ini, perencanaan program pada masing-masing tahapan perkembangan dapat dibuat lebih terarah sesuai dengan tahap perkembangan yang diharapkan (Gambar 38). Karena itu, perencanaan program yang akan dirinci pada RENSTRA menjadi sangat penting untuk mendapatkan hasil yang Gambar 38. Peta perjalanan pengembangan UB diharapkan. Pada akhir menuju World Class, Entrepreneurial University periode RPJP yang ditetapkan (2025), UB diharapkan sudah mencapai posisi yang diharapkan sehingga upaya berikutnya yang mungkin diperlukan adalah pencitraan UB agar dapat tetap pada posisi yang diharapkan atau pada posisi yang lebih tinggi. (i)
Tata-Kelola (governance). Ini ditempatkan sebagai pilar pertama karena dianggap paling menentukan perkembangan UB menuju sasaran yang ditetapkan dengan kondisi UB sekarang ini. Sebagai gambaran, sumberdaya manusia dengan kualitas yang tinggi tidak akan produktif tanpa pengelolaan yang sehat (Good Governance).
24 Sebaliknya, sumberdaya manusia yang terbatas dapat memberikan hasil yang memadai dengan pengelolaan yang sehat (Good Governance). Jadi istilah Governance dalam kesempatan ini secara luas yang mencakup proses pembuatan dan implementasi keputusan yang dapat berlaku pada semua tingkat organisasi. United Nations, yang memberikan penekanan pada reformasi, membuat delapan ciri dari Good governance yaitu (1) Mempunyai Konsensus Orientasi (Consensus Oriented) (2) Partisipatif (Participatory) (3) Mengikuti Peraturan (Following the Rule of Law) (4) Efektif dan Efisien (Effective and Efficient) (5) Akuntabel (Accountable) (6) Transparan (Transparent) (7) Tanggap (Responsive) (8) Wajar dan Inklusif (Equitable and Inclusive) (ii) Pemerataan Akses Pendidikan. Sebagai sebuah PT yang sangat populer pasti persaingan untuk menjadi mahasiswa UB semakin ketat. Hal ini bisa dilihat dari data seleksi untuk mahasiswa baru melalui PSB dan SNMPTN dengan keketatan rata-rata 1 : 6. Di tingkat persaingan yang tinggi ini berarti azas pemerataan pendidikan tidak akan tercapai, karena hanya calon mahasiswa dari SMA yang baik dan berada di kota-kota besar di Jawa yang dapat diterima. Oleh karena itu, UB melakukan Seleksi Masuk Program Kemitraan Daerah agar putra-putri dari daerah dapat diterima masuk ke UB. (iii) Relevansi, Kualitas, dan Dayasaing. Relevansi, kualitas, dan dayasaing lulusan masih menjadi titik sentral pembangunan UB di masa depan. Demikian pula terhadap Ipteks baru hasil riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, serta layanan UB kepada masyarakat. Tanpa mengutamakan aspek relevansi, kualitas, dan dayasaing, pasti akan mengancam keberadaan UB di masa datang, karena kepercayaan masyarakat akan semakin berkurang.
Foto: Lailil Fitra Annisa
GAPURA BRAWIJAYA foto: Sulistiawan
25 (iv) Entrepreneurial University (EU). EU sesungguhnya merupakan bagian dari TataKelola, tetapi menjadi perhatian khusus dalam pengembangan UB. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pengembangan UB memerlukan dana yang sangat besar yang tidak mungkin dapat diperoleh dari sumber yang ada selama ini yaitu pemerintah (APBN) dan sumbangan masyrakat termasuk peserta didik (PNPB). Karena itu, suatu universitas yang ingin maju dengan pesat harus mampu menggali sumber dana lain secara mandiri. Pengembangan UB menjadi Entreprenurial University menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan yang dimungkinkan dengan perubahan status UB menjadi PTP PK-BLU (Perguruan Tinggi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum) dengan dukungan kegiatan penelitian. Pendekatan ini menjadi sangat penting dalam tujuan peningkatan kualitas lulusan dengan kompetensi entrepreneurship agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan. (v) Internasionalisasi. Adalah juga merupakan bagian dari Tata-Kelola yang secara khusus menjadi pusat perhatian dalam pengembangan UB. Dengan penetepan internasionalisasi menjadi suatu pilar pengembangan, fokus Tata-Kelola UB dengan dukungan kiat entrepreneurship menjadi terarah dengan jelas pada internasionalisasi.
2. KERANGKA ACUAN PROGRAM Suatu hal yang perlu diperhatikan sebagai kerangka acuan adalah bahwa program yang direncanakan untuk masing-masing pilar harus menciptakan integerasi diantara pilar tersebut (Gambar 39). Integrasi dapat terjadi melalui tiga proses yaitu penataan masingmasing pilar sehingga suatu pilar dapat mencakup yang lain. Proses kedua adalah integrasi pilar secara langsung yang kemudian diikuti dengan penataan masing-masing pilar, sedang proses ketiga merupakan gabungan dari kedua proses di atas. Ilustrasi sederhana ini memberi isyarat bahwa tingkat capaian sasaran ditentukan oleh upaya yang dilakukan dalam Tata-Kelola (G = Good Gove-rnance), Relevansi, kualitas, dan dayasaing) (R), Pemerataan akses pendidikan (P), dan Entrepreneurial University (E) dan Internasionalisasi (I). Sebagai langkah awal, keterkaitan antara pilar dengan sasaran pengembangan jangka panjang disajikan berikut ini sebagai petunjuk umum dalam perencanaan program.
Gambar 39. Proses integrasi dan perkembangan pilar G (Good Governance), R (Relevansi, kualitas, dan dayasaing), P (Pemerataan akses pendidikan), E (entreprenurial University) dan I (internasionalisasi) dalam RPJP UB (2010-2025).
26 Tabel 1. Kaitan Pilar UB dengan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Sasaran Pengembangan pendidikan berkualitas
• • • •
Pengembangan kualitas penelitian
• • •
Penyebarluasan dan komersialisasi Ipteks
• •
Tata Kelola Otonomi Jurusan Peningkatan Peran Laboratorium Peningkatan Akreditasi PS Perbaikan rasio mahasiswa Pengembangan Pusat Penelitian unggulan Univ Revitalisasi Pusat penelitian Fakultas Peningkatan peran laboratorium Peningkatan jurnal dan e-jurnal Peningkatan jumlah buku
Pengembangan usaha komersial
• Pemberdayaan lembaga usaha komersial • Pengembangan seed capital
Pengembangan kapasitas sumberdaya dan manajerial
• Peningkatan persen bergelar doctor • Peningkatan Guru Besar
• • • • •
Pilar Entrepreneurship Pendidikan entrepreneurhip Peningkatan jumlah Laboratorium bersertifikat ISO Revitaliasai lembaga penerbitan Peningkatan kerjasama penelitian Peningkatan HAKI
• Revitalisasi Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat • Peningkatan kerjasama dgn industri dan perusahaan • Peningkatan jumlah usaha komersial • Peningkatan kerjasama usaha komersial • Peningkatan jumlah dana hasil usaha komersial dan kerjasama • Pengembangan holding company
Internasionalisasi • Peningkatan PS akreditasi International • Pengembangan Kelas Internasional • Pengembangan Program magister/PhD double degree • Peningkatan Jumlah publikasi internasional • Pengembangan Pusat penelitian acuan internasional • Peningkayan HAKI internasional • Pengembangan jurnal internasional • Peningkatan buku melalui penerbit internasional • Pengembangan jaringan internasional dalam inkubator bisnis • Pengembangan jaringan bisnis dengan institusi internasional • Pengembangan Kantor/ Institusi internasional • Peningkatan partisipasi dalam aktifitas internasional
brawijaya of the top karya: Adiansyah P. Putra (Nominator Lomba Foto Dies Natalis Ke-48 UB
27