Kementerian Pertanian
KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010 - 2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, Perjanjian/Penetapan Kinerja dan diakhiri dengan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Kinerja Tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis instansi. Oleh karena itu Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan disusun dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Pada Bulan Januari 2014 telah disyahkan Perjanjian/Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Menteri Pertanian dan Direktur Jenderal Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan yang meliputi 7 (tujuh) kegiatan utama yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha; (5) Dukungan Perlindungan Perkebunan; (6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan; (7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.162.841.295.863,- dari total pagu anggaran sebesar Rp. 1.320.618.976.000,- atau mencapai 88,05% dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%. Capaian per kegiatan utama secara berurutan adalah untuk kegiatan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 95,35%, kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 93,17%, kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 92,59%, kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%, kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%, kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar 86,39% dan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 80,67% Dokumen Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ini tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, semoga dokumen ini menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta, Februari 2015 Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Gamal Nasir, MS Nip.19560728 198603 1 001
i Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ini dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana Menteri
Pertanian
yang diamanatkan dalam Peraturan
Republik
Indonesia
Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Per Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 yang diperbaharui dengan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. . Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tujuan: (1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan; (2) Memfasilitasi
peningkatan
kemampuan,
kemandirian,
dan ii
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian profesionalisme pelaku usaha perkebunan, hubungan sinergis antar pelaku usaha perkebunan; (3) Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan kawasan pengembangan perkebunan; (4) Memfasilitasi peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; (5) Memfasilitasi peningkatan
penerimaan
dan
penyediaan
pangan
wilayah
di
devisa
negara;
(6)
Memfasilitasi
perkebunan;
(7)
Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku industri dalam negeri; (8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang
berwawasan
lingkungan;
(9)
Mendukung
pengembangan
penyediaan bahan bakar nabati; (10) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan perkebunan; (11) Meningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen budidaya tanaman tahunan,
rempah
penyegar
dan
semusim
serta
meningkatkan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan; (12) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja; (13) Menyusun perencanaan program dan anggaran, pelayanan perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan barang milik negara, pemutakhiran data dan informasi perkebunan,
legislasi,
advokasi,
dan
penyelenggaraan
hubungan
masyarakat; penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian; mengevaluasi
pelaksanaan
kegiatan
dan
anggaran
pembangunan
perkebunan. Sasaran strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 yaitu: ”Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, iii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian tanaman
rempah
dan
penyegar,
tanaman
tahunan,
dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya”. Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumberdaya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut pada tahun 2014 ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan yaitu: (1) Revitalisasi Perkebunan; (2) Swasembada Gula Nasional; (3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energy); (4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (5) Pengembangan Komoditas Ekspor; (6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri; (7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Pengukuran Kinerja berdasarkan capaian kinerja tingkat nasional di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku (10,14%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap iv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian pembangunan
ekonomi,
dan
ekspor
komoditi
perkebunan
yang
mencapai 3,21% per tahun. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan rata-rata 4,31% per tahun, dan pada tahun 2014 telah mencapai US$ 1.891 per kepala keluarga. Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa capaian produksi 15 komoditas mencapai 40,32 juta ton dari target sebesar 40,29 juta ton atau mencapai 100,09% yang dibandingkan dengan target dalam Rencana Kinerja Tahunan/perjanjian kinerja tahun
2014.
Capaian
tersebut
meningkat
menjadi
103,97%
dibandingkan capaian produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,97%. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2014 mencapai 99,32%. Sedangkan capaian luas areal tanaman, jika dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang luasnya 21,61 juta hektar, maka terealisasi 23,25 juta hektar yang capaiannya sebesar 107,59%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,22% atau mencapai 102,22% dari 22,75 juta hektar menjadi 23,25 juta hektar untuk tahun 2014. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja tahun 2014 sudah mencapai 107,59%. Direktorat
Jenderal
Perkebunan
dalam
rangka
mendukung
pengembangan perkebunan tahun 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.1.566.951.421.000,- dan setelah adanya penghematan v Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian anggaran dari Inpres No. 4 tahun 2014 sehingga menjadi sebesar Rp.1.320.618.976.000,-
yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan
pada
tahun
2014
sebesar
Rp.1.162.841.295.863,- dari total pagu sebesar Rp. 1.320.618.976.000,atau mencapai 88,05% dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%. Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
sebesar
95,35%,
kegiatan
Dukungan
Pengujian
dan
Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
sebesar
93,17%,
Perkebunan
sebesar
92,59%,
kegiatan
Dukungan
kegiatan
Perlindungan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%, kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%, kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 86,39% dan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 80,67%. Pada Tahun 2014 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh 93 satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (56 satker). Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat berhasil berjumlah 4 satker (4,30%), berhasil berjumlah 70 satker
vi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian (75,27%),
cukup
berhasil
berjumlah
16
satker
(17,20%)
dan
tidak/kurang berhasil berjumlah 3 satker (3,23%). Apabila dilihat dari penyebaran satker, yang memperoleh kategori sangat berhasil berjumlah 4 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, (2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten
Bener
Meriah
Provinsi
Aceh,
(3)
Dinas
Perkebunan Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara dan (4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2016. Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah pengadaan barang dan jasa, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan terlambatnya penyediaan benih dan koordinasi yang belum optimal.
Permasalahan
tersebut
dapat
dikelompokkan
menjadi
administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu diatasi dengan baik, sehingga capaian fisik dapat terealisasi secara signifikan.
vii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................... i IKHTISAR EKSEKUTIF...................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................. viii DAFTAR TABEL ............................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN ................................................ 1.1. Latar Belakang .......................................... 1.2. Organisasi ................................................
1 1 3
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................. 2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 – 2014 ....................... 2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ....................... 2.1.6. Startegi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2010-2014 ............................... 2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ...............................
15 15 16 16 19 20 21 22 23 25 27 viii
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ..... 2.2.
30
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ....... 2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ...................................... 2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ...................................... 2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ...................................... 2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ....................... Perjanjian Kinerja ......................................
32
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................... 3.1. Pengukuran Kinerja ..................................... 3.1.1. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Program (Outcomes) ........................... 3.1.1.1. Produksi ............................. 3.1.1.2. Produktivitas ........................ 3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)............................. 3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan Nasional ............................. 3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan Yang Dibiayai APBN ....................... 3.1.2.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar ..................... 3.1.2.2.2. Direktur Tanaman Semusim ..... 3.1.2.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ..... 3.1.2.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha ................ 3.1.2.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan........................
47 47
2.3.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
32 32 43 44 44
49 51 53 54
54
56 56 58 59 61 62 ix
Kementerian Pertanian
3.1.2.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan........................ 3.1.2.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) ............ 3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 .............................................. 3.2.1. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Program (Outcomes) ........................... 3.2.1.1. Produksi ............................. 3.2.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Rencana Kinerja Tahunan/ Perjanjian Kinerja 2014 ......... 3.2.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Tahun 2014 .... 3.2.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ......................... 3.2.1.2. Produktivitas ........................ 3.2.1.2.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2014 ........... 3.2.1.2.2. Capaian Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Tahun 2013 .... 3.2.1.2.3. Capaian Kinerja Terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ......................... 3.2.2. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran (Outputs) ....................................... 3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar . 3.2.2.2. Tanaman Semusim ................. 3.2.2.3. Tanaman Tahunan .................
64
64 65 66 66
66 68
68 69
69 70
71 72 72 74 75
x Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.2.2.4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha ................................ 3.2.2.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan ......................... 3.2.2.6. Dukungan Manajemen (Sekretariat) Perkebunan ......... 3.2.2.7. Dukungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan ............. 3.3. Akuntabilitas Keuangan ................................ 3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2014 .................. 3.3.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar ............. 3.3.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman semusim ............................. 3.3.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan ............................. 3.3.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan ............ 3.3.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan ......................... 3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya ......... 3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan ............. 3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan Per Satker Tahun 2014 ..............
76 78 79
79 81 82
83
87
89
92 95 98
99 101 xi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.3.3. Penilaian Kinerja Per Satker Tahun 2014 ... 3.3.4. Capaian Kinerja Atas Kegiatan Yang Dipantau Oleh UKP4 ........................... 3.4. Permasalahan dan rencana Tindak Lanjut .......... 3.4.1. Permasalahan ................................... 3.4.1.1. Administrasi ......................... 3.4.1.2. Teknis ................................ 3.4.1.2.1. Perencanaan ...................... 3.4.1.2.2. Pengorganisasian ................. 3.4.1.2.3. Pelaksanaan ....................... 3.4.1.2.4. Pengawasan ....................... 3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian ...... 3.4.2.1. Administrasi ......................... 3.4.2.2. Teknis ................................ 3.4.2.2.1. Perencanaan ...................... 3.4.2.2.2. Pengorganisasian ................. 3.4.2.2.3. Pelaksanaan ....................... 3.4.2.2.4. Pengawasan .......................
102
BAB IV PENUTUP ....................................................... 4.1. Kesimpulan............................................... 4.2. Saran Rekomendasi .....................................
117 117 120
106 107 107 107 108 108 109 110 111 112 112 113 113 113 114 115
xii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ...................................
39
: Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ...................................
46
: Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 ..................................................
48
: Perkembangan Produksi Komoditas perkebunan Tahun 2010-2014 ...........................................
52
: Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2010-2014 ...................................................
53
: Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2010-2014 ...........................................
55
Tabel 7
: Capaian Kinerja Produksi Tahun 2014 ...................
67
Tabel 8
: Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2014 .............
71
Tabel 9
: Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014 ......................................
73
Tabel 10 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2014 ..........................................................
74
Tabel 11 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2014 ..........................................................
76
Tabel 12 : Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2014 ............................
77
Tabel 13 : Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 ..................................................
78
Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6
xiii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 14 : Capaian Kinerja BBP2TP medan, Surabaya dan Ambon Tahun 2014 .........................................
80
Tabel 15 : Capaian Serapan Anggaran Tahun 2014 per Eselon I ..
81
Table 16 : Realisasi Serapan Keuangan Per Kegiatan Utama tahun 2014 ..................................................
83
Tabel 17 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014...........
86
Tabel 18 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2014 ...........................
89
Tabel 19 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2014 ...........................
92
Tabel 20 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan Tahun 2014 ...................................
95
Tabel 21 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 ..................
98
Tabel 22 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan teknis Lainnya Ditjen. Perkebunan Tahun 2014 ...................................
99
Tabel 23 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan tahun 2014 ..................................................
100
Tabel 24 : Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak - cukup berhasil) Tahun 2014 .....................
104
Tabel 25 : Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau Oleh UKP4 Tahun 2014 ...........................................
106 xiv
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
: Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan Dari RKT/Renstra) ...................................
123
: Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan dari RKT/PK Tahun 2014) ..........................
125
: Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan Capaian Sasaran Program / Outcomes) ..........
131
: Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan / Outputs) ............
134
: Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output) Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 (Posisi 31 Desember 2014) .........................
142
: Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan Per Satker Tahun 2014 ..................
148
: Penilaian Satker Provinsi, Kabupaten dan Balai Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ................ ..................................
156
: Prioritas Nasional Kementerian Pertanian Yang Dipantau UKP4 Tahun 2014 ........................
162
xv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya pengelolaannya harus diselaraskan dengan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi kegenerasi. Undang-Undang No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan Negara dan devisa Negara; menyediakan lapangan kerja; meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Undang-Undang tersebut telah diperbaharui dengan No.39 tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014 yang menyatakan bahwa perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman perkebunan. Dengan pengertian yang luas tersebut, penyelenggaraan perkebunan mengemban amanat yang berat dalam
mendukung
mengharuskan
pembangunan
penyelenggaraan
nasional.
perkebunan
Amanat
ditujukan
tersebut untuk
(1) 1
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
meningkatkan
kesejahteraan
dan
kemakmuran
rakyat;
(2)
meningkatkan sumber devisa negara; (3) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar; (5) meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan masyarakat; (7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara optimal, bertanggung jawab dan lestari, dan (8) meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan. Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan revisinya No. 32 dan 33 tahun 2004 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan perkebunan
kedepan
harus
mampu
mengakomodir
perubahan
lingkungan stratejik yang ada serta memilah tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha perkebunan. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, maka diperlukan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang memadai. Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun
1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan dalam penyusunannya mengacu pada yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 yang diperbaharui dengan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan Format yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran-lampiran. 1.2.
Organisasi
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi: 1)
Perumusan
kebijakan
di
bidang
perbenihan,
budidaya,
perlindungan, dan pascapanen perkebunan; 3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
Pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
perbenihan,
budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan; 3)
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan;
4)
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan; dan
5)
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
Susunan
Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri
Sekretariat
Direktorat
Jenderal,
Direktorat
Tanaman
dari
Semusim,
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Tanaman Tahunan,
Direktorat
Perlindungan
Perkebunan
dan
Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut: 1)
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang perkebunan; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 4 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
c. Evaluasi
dan
penyempurnaan
organisasi,
tata
laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. Evaluasi
dan
pelaporan
pelaksanaan
kegiatan
di
bidang
perkebunan; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan. 2)
Direktorat Tanaman Semusim, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis
dan
melaksanakan
evaluasi tugas
di
bidang
tersebut,
tanaman
Direktorat
semusim. Tanaman
Dalam Semusim
menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan, sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; 5 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman semusim; e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim. 3)
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman rempah dan penyegar. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar menye-lenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan
dan
kelembagaan
tanaman
rempah
dan
penyegar; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar; c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;
6 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan
dan
kelembagaan
tanaman
rempah
dan
penyegar; e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Rempah dan Penyegar. 4)
Direktorat Tanaman Tahunan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis
dan
melaksanakan
evaluasi tugas
di
bidang
tersebut,
tanaman
Direktorat
tahunan. Tanaman
Dalam Tahunan
menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;
7 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan. 5)
Direktorat
Perlindungan
Perkebunan,
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria,
serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian
organisme
pengganggu
tumbuhan,
tanaman
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; c. Penyusunan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifilkasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman 8 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; e. Pelaksanaan
urusan
tata
usaha
Direktorat
Perlindungan
Perkebunan. 6)
Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria,
serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; b. Pelaksanan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan
berkelanjutan,
serta
gangguan
usaha
dan
penanganan konflik; c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik;
9 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman
semusim,
rempah
dan penyegar,
tahunan, dan
bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik; e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha. 7)
UPT Pusat yang berada di daerah sebanyak 4 UPT sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 08,09,10,11/Permentan /OT.140/2/2008, tanggal 9 Pebruari 2008 yaitu: BBP2TP Surabaya, BBP2TP Medan, dan BBP2TP Ambon. yang statusnya setara Eselon II.b dan BPTP Pontianak statusnya setara Eselon III.a. Kedudukan dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP)
adalah sebagai unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis bidang perbenihan dilaksanakan oleh Direktur Tanaman Semusim, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktur Tanaman Tahunan,
dan
bidang
proteksi
dilaksanakan
oleh
Direktur
Perlindungan Perkebunan. Sedangkan untuk Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur
Jenderal
Perkebunan,
pembinaan
teknis
dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan. 10 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tugas pokok BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon adalah melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih, dan
analisis
teknis
dan
pengembangan
proteksi
tanaman
perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium. Sedangkan BPTP Pontianak mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
analisis
teknis
dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a.
Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional;
b.
Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor, dan yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika;
c.
Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam rangka pelepasan varietas;
d.
Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas;
e.
Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar;
f.
Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi;
11 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
g.
Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee fest);
h.
Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan;
i.
Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi;
j.
Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
k.
Pengembangan teknik surveillance OPT penting;
l.
Pelaksanaan
pengembangan
metode
pengamatan,
model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan; m. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT perkebunan; n.
Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
o.
Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan;
p.
Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu;
q.
Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida; 12 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
r.
Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
s.
Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
t.
Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
u.
Pelaksanaan
pengembangan
jaringan
dan
kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; v.
Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.
Sedangkan
BPTP
Pontianak
dalam
melaksanakan
tugasnya,
menyelenggarakan fungsi: a.
Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan;
b.
Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang mempengaruhi;
c.
Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
d.
Pelaksanaan
pengembangan
teknologi
perbanyakan
dan
pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
13 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
e.
Pelaksanaan
pengembangan
metode
pengamatan,
model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan; f.
Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT perkebunan;
g.
Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
h.
Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu;
i.
Pelaksanaan pengujian dandan pemanfaatan pestisida nabati;
j.
Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
k.
Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
l.
Pelaksanaan
pengembangan
jaringan
dan
kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; m. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai.
14 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1.
Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan payung bagi unit kerja eselon I dibawahnya, arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Visi pembangunan nasional 2010-2014 yang dikenal sebagai Visi Indonesia 2014 adalah: “Terwujudnya
Indonesia
yang
sejahtera,
demokratis,
dan
berkeadilan” dengan penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan Rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Dari aspek sektoral, Visi Indonesia 2014 tersebut dirumuskan oleh Kementerian Pertanian sebagai focal point dalam pembangunan pertanian, menjadi: "Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal 15 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani". 2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan pertanian, visi pembangunan perkebunan harus selaras dengan visi pembangunan nasional dan visi pembangunan pertanian. Visi yang ingin diwujudkan melalui pembangunan perkebunan selama 2010-2014 adalah "Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
perkebunan
berkelanjutan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perkebunan". Dalam rangka mendukung visi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, maka Visi Direktorat Jenderal
Perkebunan
peningkatan
adalah
produksi,
"Profesional
produktivitas,
dalam dan
memfasilitasi
mutu
tanaman
perkebunan berkelanjutan". 2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut: 1) Memfasilitasi
peningkatan
produksi,
produktivitas
dan
mutu
tanaman perkebunan; 2) Menfasilitasi penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi;
16 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3) Menfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP); 4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta penumbuhan kemitraan yang sinergis antar pelaku usaha perkebunan secara berkelanjutan; 5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani serta memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial dan ekologi; 6) Memberikan
pelayanan
di
bidang
perencanaan,
peraturan
perundang-undangan, manajemen pembangunan perkebunan dan pelayanan teknis lainnya yang terkoordinasi, efisien dan efektif. Untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam misi pembangunan perkebunan
2010-2014,
maka
Direktorat
Jenderal
Perkebunan
menetapkan misi sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, dan kerjasama
teknis
yang
berkualitas;
pengelolaan
administrasi
keuangan, dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian,
humas,
hukum,
dan
administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas;
17 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2) Meningkatkan
kemampuan
penyediaan
benih
unggul,
dan
penyediaan sarana produksi;
3) Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan;
4) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan, memotivasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal, dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani;
5) Memfasilitasi
ketersediaan
teknologi,
sistem
perlindungan
perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan gangguan usaha serta dampak perubahan iklim;
6) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah penyegar dan tanaman tahunan, memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan
usaha
perkebunan
berkelanjutan
seperti
ISPO
(Indonesia Sustainable Palm Oil), PIR (Perusahaan Inti Rakyat), Rekomtek
(Rekomendasi
Teknis),
memfasilitasi
peningkatan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.
18 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Untuk dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan
Perkebunan
2010-2014,
maka
Direktorat
Jenderal
Perkebunan menetapkan Tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai berikut :
1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, mutu, tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar serta tanaman tahunan;
2) Memfasilitasi
peningkatan
kemampuan,
kemandirian
dan
profesionalisme pelaku usaha perkebunan serta hubungan sinergis antar pelaku usaha perkebunan;
3) Memfasillitasi mengembangkan
peningkatan
kontribusi
perekonomian
wilayah
perkebunan melalui
dalam
pendekatan
kawasan pengembangan perkebunan;
4) Memfasilitasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; 5) Memfasilitasi peningkatan penerimaan dan devisa negara; 6) Memfasilitasi penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 7) Memfasilitasi pemenuhi kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku industri dalam negeri;
8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan; 19 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
9) Mendukung pengembangan penyediaan bahan bakar nabati; 10) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan perkebunan;
11) Meningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim serta meningkatkan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;
12) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja; 13) Menyusun
perencanaan
program
dan
anggaran,
pelayanan
perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan barang milik negara, pemutahiran data dan informasi perkebunan, legislasi, advokasi dan penyelenggaraan hubungan masyarakat; penataan
organisasi
dan
tata
laksana
serta
kepegawaian;
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan perkebunan. 2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 lebih difokuskan pada 15 komoditas unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa, Jarak Pagar, Teh, Kopi, Jambu Mete, Lada, Cengkeh, Kapas, Tembakau, Tebu, Nilam, dan Kemiri Sunan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan perkebunan selama 5 (lima) tahun adalah luas areal, produksi dan produktivitas pada ke-15 komoditas tersebut dengan rincian sebagai berikut:
20 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
1). Luas areal komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh ratarata sebesar 1,49% per tahun dari 20,36 juta hektar pada tahun 2010 menjadi 21,61 juta hektar pada tahun 2014, kecuali Tembakau yang luasnya diproyeksikan konstan yaitu sekitar 205 ribu hektar sampai dengan tahun 2014. Sasaran target luas areal komoditas unggulan perkebunan tahun 2014 sebesar 21,61 juta hektar. 2) Produksi 15 komoditas unggulan nasional (karet, kelapa sawit, kakao, kelapa, jarak pagar, teh, kopi, jambu mete, lada, cengkeh, kapas, tembakau, tebu, nilam, dan kemiri sunan) diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 4,19% per tahun dari 34,46 juta ton pada tahun 2010 menjadi 40,60 juta ton pada tahun 2014. Sasaran target produksi komoditas unggulan perkebunan tahun 2014 sebesar 40,60 juta ton. 3) Produktivitas komoditas unggulan nasional, kecuali kemiri sunan, diproyeksikan meningkat. Dengan kenaikan produktivitas rata-rata sebesar 2,10% per tahun, diharapkan pada tahun 2014 produktivitas tanaman perkebunan di lapangan mencapai 75% dari standar produktivitas yang dihasilkan lembaga penelitian. 2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 20102014 Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan pertanian periode 2010-2014 dalam menjalankan tugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan 21 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis. Kebijakan
umum
Mensinergikan
Direktorat
seluruh
sumber
Jenderal daya
Perkebunan
perkebunan
adalah:
dalam
rangka
peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun
kebijakan
teknis
Direktorat
Jenderal
Perkebunan
yang
merupakan penjabaran dari kebijakan umum yaitu: Meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, sumber daya manusia (SDM), kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup dengan
dukungan
pengembangan
sistem
informasi
manajemen
perkebunan. 2.1.6. Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Untuk mencapai target dan sasaran, dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan,
serta
mengimplementasikan
kebijakan
pembangunan
perkebunan selama periode 2010-2014, dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang dihadapi selama ini serta menjawab tantangan di masa mendatang maka diperlukan suatu strategi 22 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
pembangunan yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi yang akan menjadi strategi umum Direktorat Jenderal Perkebunan dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7 (tujuh) Gema Revitalisasi adalah: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Pembibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus yang meliputi: (1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan; (2) Pengembangan komoditas; (3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan; (4) Investasi usaha perkebunan; (5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan; (6) Pengembangan sumber daya manusia (SDM); (7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha; (8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup; (9) Pengembangan kawasan berbasis komoditi perkebunan. 2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Pembangunan perkebunan saat ini dan dimasa yang akan datang menghadapi tantangan yang cukup berat. Selain tuntutan pembangunan 23 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, juga mampu memecahkan masalah kemiskinan dan pengangguran. Keberhasilan pembangunan perkebunan di era yang penuh persaingan ini adalah bagaimana kita dapat “mensinergikan” seluruh potensi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor: 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output. Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan tantangan
pembangunan
perkebunan
ditetapkan
bahwa program
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggung jawab
Direktorat
produksi,
Jenderal
produktivitas
Perkebunan dan
mutu
adalah: tanaman
“Peningkatan perkebunan
berkelanjutan”. Program
ini
dimaksudkan
untuk
lebih
meningkatkan
produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, 24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar dengan dukungan penanganan
pascapanen
dan
pembinaan
usaha
serta
dukungan
pelaksanaan perlindungan perkebunan. 2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2010-2014 Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas unggulan menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah pada komoditas-komoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan baik di tingkat domestik maupun internasional. Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Ada beberapa kriteria mengenai komoditas unggulan, diantaranya: 1). Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi yang signifikan baik pada peningkatan produksi, pendapatan maupun pengeluaran; 2). Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas-komoditas lainnya; 3). Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspekaspek lainnya; 25 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
4). Komoditas unggulan di suatu daerah memeiliki keterkaitan dengan daerah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku; 5). Komoditas unguulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya; 6). Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan; 7). Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal; 8). Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik pasar domestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur dan kondisi sosial budaya) untuk dikembangkan di suatu wilayah. Dalam
rangka
pengembangan
komoditas
unggulan
nasional,
Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan berbagai langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah 26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
satunya adalah dengan menetapkan pengembangan kawasan berbasis komoditi perkebunan. Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599 Tahun 2009, untuk prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi, Lada, Jambu Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Tebu, Kapas, Tembakau, dan Nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-masing. 2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 7 (tujuh) kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim. Prioritas pengembangan tanaman semusim difokuskan pada 4 komoditas strategis yaitu Tebu, Kapas, Tembakau dan Nilam, dengan fokus kegiatannya yaitu: Swasembada Gula Nasional (Tebu), Pengembangan
Komoditas
Ekspor
(Nilam
dan
Tembakau),
27 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Kapas) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar. Prioritas pengembangan tanaman rempah dan penyegar difokuskan pada 5 komoditas strategis yaitu kakao, Kopi, Lada, Teh dan Cengkeh dengan fokus kegiatannya yaitu: Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Pengembangan Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao), Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Cengkeh) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan. Prioritas pengembangan tanaman tahunan difokuskan pada 6 komoditas strategis yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Jambu Mete, Jarak Pagar dan Kimiri Sunan dengan fokus kegiatannya yaitu : Revitalisasi
Perkebunan
(Kelapa
Sawit,
Kakao
dan
Karet),
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio-Energi (Jarak
Pagar,
Kelapa
Sawit,
Kelapa
dan
Kemiri
Sunan),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan Jambu
Mete),
dan
Pengembangan
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan;
4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha. Prioritas kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan penanganan pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan 28 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
serta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan. Prioritas kegiatan ini adalah menurunkan luas areal perkebunan yang terserang OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan prioritas kegiatan ini adalah jumlah Provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan;
7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan; Untuk
bidang
Proteksi
Tanaman
Perkebunan
Pontianak
(BPTP
Pontianak) memiliki tugas dalam melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan dalam identifikasi dan penanganan OPT Tanaman Perkebunan, pengembangan teknologi agens hayati OPT Perkebunan, eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT Perkebunan,
pengembangan
berorientasi
pada
teknologi
implementasi
proteksi
pengendalian
perkebunan yang hama
terpadu,
pemanfaatan pestisida nabati serta pengelolaan data, informasi dan analisis teknis dalam bidang proteksi tanaman perkebunan.
29 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Dari 4 target sukses Kementerian Pertanian dalam membangun pertanian selama periode 2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan mendukung pencapaian target tersebut melalui penjabaran program dan kegiatan yang mengacu pada: 1). Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yaitu melalui pencapaian swasembada gula nasional tahun 2014 pada komditi Tebu; 2). Peningkatan Diversifikasi Pangan dalam hal ini adalah kegiatan dalam
rangka
penganekaragaman
komoditi
pertanian
untuk
mencapai ketahanan pangan perkebunan dengan pangan lainnya seperti kegiatan integrasi kebun-ternak (contoh: Kelapa Sawit dan Sapi), sistem tumpang sari (tanaman pangan/hortikultura dan perkebunan) dan lain-lain. 3). Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor yaitu melalui fokus kegiatan diantaranya adalah: a. Pengembangan komoditi ekspor yang terdiri dari komoditi Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kelapa, Kakao, Jambu Mete, Lada, Tembakau, Teh dan Nilam; b. Revitalisasi perkebunan yang terdiri dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Kakao;
30 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
c. Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao nasional (Gernas kakao); d. Penyediaan bahan tanaman sumber Bahan Bakar Nabati/BBN (Bio-energy) yang terdiri dari komoditi Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Kelapa dan Kelapa Sawit; e. Pengembangan komoditas pemenuhan dalam negeri yang terdiri dari komoditi Kapas dan Cengkeh; f. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan yang
terdiri
pembinaan
dari usaha,
dukungan dukungan
penanganan
pascapanen
perlindungan
dan
perkebunan,
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Perkebunan serta dukungan pengujian, pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan. 4). Peningkatan Kesejahteraan Petani yaitu mencakup semua program dan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan karena pada dasarnya program dan kegiatan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan sematamata hanya untuk kepentingan masyarakat petani/pekebun dalam rangka
meningkatkan
pendapatannya
menuju
kesejahteraan
petani/pekebun. Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut:
a. Revitalisasi Perkebunan; b. Swasembada Gula Nasional; 31 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
c. Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (BioEnergy);
d. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; e. Pengembangan Komoditas Ekspor; f. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri; g. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. 2.2.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 merupakan bagian dari program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 yaitu: “Peningkatan
produksi,
produktivitas
dan
mutu
tanaman
perkebunan berkelanjutan”. 2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 Sasaran strategis pada unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II) bulan November 2012 adalah: 1)
Peningkatan luas areal tanaman semusim;
2)
Peningkatan luas areal tanaman rempah dan penyegar;
3)
Peningkatan luas areal tanaman tahunan; 32 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
4)
Penurunan luas areal yang terserang OPT;
5)
Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan;
6)
Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan teknis pembangunan perkebunan;
7)
Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).
Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perkebunan telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan
Peraturan
49/Permentan/OT.140/3/2012
Menteri Tanggal
Pertanian 15
Agustus
2012
Nomor: tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu: 1)
Tugas: Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perkebunan.
2)
Fungsi: a)
Perumusan
kebijakan
di
bidang
perbenihan,
budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
33 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
b)
Pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
perbenihan,
budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan; c)
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan,
budidaya,
perlindungan,
dan
pascapanen
perkebunan; d)
Pemberian
bimbingan
perbenihan,
budidaya,
teknis
dan
evaluasi
perlindungan,
dan
di
bidang
pascapanen
perkebunan; e) 3)
Pelaksanaan Administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU):
No
Sasaran
1
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan.
.
Indikator Kinerja Utama
Sumber Data
1. Produksi tebu
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Produksi kapas
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Produksi nilam
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Produksi tembakau
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
5. Produksi kakao
- Dinas yang membidangi Perkebunan
34 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Sumber Data Provinsi dan Kabupaten/Kota.
6. Produksi kopi
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
7. Produksi lada
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
8. Produksi teh
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
9. Produksi cengkeh
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
10. Produksi kelapa sawit
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
11. Produksi karet
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
12. Produksi kelapa
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
13. Produksi jambu mete
- Dinas yang membidangi
35 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Sumber Data Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
14. Produksi jarak pagar
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
15. .Produksi kemiri sunan
- Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pada Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Edisi Revisi II telah ditetapkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran program pada unit Eselon I berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Sedangkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran kegiatan pada unit Eselon II berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas unggulan tanaman perkebunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang disusun dengan Indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Capaian sasaran program (oucomes) yaitu: a.
Meningkatnya produksi komoditi unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh,
36 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan fokus kegiatan yang terdiri dari : (1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 3.102.820 ton. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan target untuk Kapas 63.000 ton dan Cengkeh 86.000 ton. (3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10 (sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 184.000 ton, Nilam 124.000 ton, Kopi 791.000 ton, Teh 165.000 ton, Kakao 1.174.000 ton, Lada 92.000 ton, Kelapa 3.211.000 ton, Kelapa Sawit 27.361.000 ton, Karet 2.801.000 ton, dan Jambu Mete 159.000 ton. (4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk 4 (empat) komoditas adalah: Jarak Pagar 35.000 ton dan Kemiri Sunan 6.000 ton, kelapa sawit 1.077.840 ton dan kelapa 169.000 ton. b. Meningkatnya produktivitas komoditi unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 6.800 kg/ha.
37 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan target untuk Kapas 2.500 kg/ha dan Cengkeh 295 kg/ha. (3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10 (sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 893 kg/ha, Nilam 6.600 kg/ha, Kopi 756 kg/ha, Teh 1.673 kg/ha, Kakao 1.200 kg/ha, Lada 752 kg/ha, Kelapa 1.200 kg/ha, Kelapa Sawit 4.344 kg/ha, Karet 640 kg/ha, Jambu Mete 1.019 kg/ha. (4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk 2 (dua) komoditas adalah: Jarak Pagar 2.000 kg/ha, dan Kemiri Sunan 16.000 kg/ha. Rencana Kinerja Tahunan 2014 secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT berikut:
38 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Anggaran : 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan
I.
Produksi tanaman Unggulan perkebunan (ribu ton) a
Tebu (hablur)
b
Kapas (kapas berbiji)
63
c
Cengkeh (bunga kering)
86
d.
Tembakau (daun kering)
184
e.
Nilam (daun kering)
124
f.
Kakao (biji kering)
g.
Kopi (biji kering)
791
h.
T e h (daun kering)
165
i.
Lada (lada kering)
92
j.
Karet (karet kering)
2.801
k.
Kelapa (setara kopra)
3.380
l.
Kelapa sawit (CPO)
m
Jambu mete (gelondong kering)
n
Jarak pagar (biji kering)
35
o
Kemiri sunan (biji kering)
6
3.103
1.174
28.439 159
II. Produktivitas tanaman unggulan perkebunan (kg/ha) a
Tebu (hablur)
6.800
b
Kapas (kapas berbiji)
2.500
c
Cengkeh (bunga kering)
295
39 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
d.
Tembakau (daun kering)
e.
Nilam (daun kering)
6.600
f.
Kakao (biji kering)
1.200
g.
Kopi (biji kering)
h.
T e h (daun kering)
i.
Lada (lada kering)
752
j.
Karet (karet kering)
640
k.
Kelapa (setara kopra)
1.200
l.
Kelapa sawit (CPO)
4.344
m
Jambu mete (gelondong kering)
1.019
n
Jarak pagar (biji kering)
2.000
o
Kemiri sunan (biji kering)
16.000
893
756 1.673
2) Capaian sasaran kegiatan (outputs) yaitu: a.
Luas Areal Tanaman Semusim dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 456.000 ha. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan target untuk Kapas 25.000 ha. (3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk Tembakau 205.000 ha dan Nilam 18.000 ha.
40 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
b.
Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4 (empat) komoditas yaitu: Kakao 1.752.000 ha, Kopi 1.443.000 ha, Teh 124.000 ha dan Lada 196.000 ha. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan target untuk Cengkeh 484.000 ha. (3) Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao untuk Rehabilitasi seluas 21.000 ha.
c.
Luas Areal Tanaman Tahunan dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4(empat) komoditas yaitu: Karet 3.487.000 ha, Kelapa 3.833.000 ha, Kelapa Sawit 8.987 ha dan Jambu Mete 577.000 ha. (2) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk Jarak Pagar 21.000 ha dan Kemiri Sunan 2.000 ha. (3) Revitalisasi Perkebunan dengan target untuk 3 (tiga) komoditas (Karet 5.000 ha, Kelapa Sawit 30.000 ha dan Kakao 3.000 ha).
d. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan dengan fokus kegiatan yang meliputi: 41 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
(1) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN, APBD dan sumber lainnya dengan target 56.880 ha. (2) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN Perlindungan Perkebunan dengan target 5.300 ha. (3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan pascapanen sesuai GHP dengan target 130 Kelompok Tani. (4) Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO dengan target 334 Perusahaan. (5) Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan dengan target 44 Perusahaan. (6) Jumlah
provinsi
yang
memperoleh
pelayanan
dan
pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan dengan target 32 Provinsi. (7) Jumlah bibit yang disertifikasi dengan target untuk BBP2TP Surabaya 14.950.000 batang, BBP2TP Medan 240.384.000 batang dan BBP2TP Ambon 535.000 batang. (8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan dengan target untuk BBP2TP Surabaya 6 Paket, BBP2TP Medan 10 Paket dan BBP2TP Ambon 9 Paket.
42 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- dan direvisi menjadi Rp. 1.320.618.976.000,- karena adanya penghematan anggaran secara nasional.
Dana tersebut untuk melaksanakan 9 (sembilan)
kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di Pusat dan Daerah berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan (TP) Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi: 1)
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim;
2)
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar;
3)
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;
4)
Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;
5)
Dukungan Perlindungan Perkebunan;
6)
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
7)
Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan;
8)
Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Surabaya;
43 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
9)
Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Ambon.
2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 Fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pembangunan perkebunan tahun 2014 merupakan bagian tak terpisahkan dengan fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014, yang meliputi: 1)
Revitalisasi Perkebunan
2)
Swasembada Gula Nasional
3)
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (BioEnergi)
4)
Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
5)
Pengembangan Komoditas Ekspor
6)
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
7)
Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
2.3.
Perjanjian Kinerja
Dokumen
Perjanjian
Kinerja
(PK)
merupakan
suatu
dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan 44 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
pencapaiannya
yang
berupa
hasil
(outcomes)
maupun
keluaran
(output). Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2014 disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2014 dan masih mengikuti Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. PK Direktorat Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan Januari 2014. PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi produksi tanaman perkebunan. Direktorat
Jenderal
Perkebunan
dalam
rangka
melaksanakan
pembangunan perkebunan tahun 2014 dengan program utama yaitu ”Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan” mendapat alokasi dana dari APBN semula sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- namun berkurang akibat keluarnya Inpres No. 4 tahun 2014 tentang penghematan dan pemotongan belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan APBN tahun 2014 menjadi Rp. 1.320.618.976.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan utama pembangunan perkebunan yang tersebar di 93 satker yang meliputi 1 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32 satker Provinsi dan 56 satker Kabupaten/Kota. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Format Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 dan telah direvisi berikut ini: 45 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian Tabel 2. Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENETAPAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Anggaran : 2014 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan
I. Produksi tanaman
(Ribu ton)
1.
Tebu (hablur)
2.
Kapas (serat berbiji)
63
3.
Nilam (daun kering)
124
4.
Tembakau (daun kering)
184
5.
Kakao (biji kering)
6.
Kopi (biji kering)
791
7.
Lada (lada kering)
92
8.
T e h (daun kering)
165
9.
Cengkeh (bunga kering)
2.790
1.174
86
10.
Kelapa sawit (CPO)
28.439
11.
Karet (karet kering)
2.801
12.
Kelapa (setara kopra)
3.380
13.
Jambu mete (gelondong kering)
14.
Jarak pagar (biji kering)
35
15.
Kemiri sunan (biji kering)
6
159
Jumlah Anggaran : Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan : Rp. 1.320.618.976.000 Menteri Pertanian
Jakarta, Agustus 2014 Direktur Jenderal Perkebunan
( Suswono )
( Gamal Nasir )
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
46
Kementerian Pertanian
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1.
Pengukuran Kinerja
Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian/Penetapan Kinerja. Pengukuran
pencapaian
target
kinerja
dilakukan
dengan
membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010 dan No.53 Tahun 2014. Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku 10,14% yang
dapat
digunakan
untuk
melihat
kontribusinya
terhadap
pembangunan ekonomi, investasi yang mencapai 12,83% dan ekspor komoditi perkebunan yang mengalami penurunan dengan capaian 3,21% per tahun.
Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat yang
merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani pada tahun 2014 mencapai 101,49 dan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 106,38 dengan capaian -1,16%. Selain itu, pendapatan pekebun pada tahun 2014 yang mencapai US$ 1.891 per kepala keluarga yang mengalami peningkatan, sehingga rata-rata 4,31% per tahun.
47 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Capaian kinerja pembangunan perkebunan
pada tahun 2014 secara
makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai tukar petani (NTP) sebagai berikut: Tabel 3. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 CAPAIAN NO.
INDIKATOR 2010
1
2011
2012
2013
2014*)
Laju Pertum b. Per th (%)
Pertumbuhan PDB - harga berlaku (Rp milyar)
136.048
- harga konstan (Rp milyar)
153.709 159.754 175.248
199.704
10,14
47.151
49.260
51.763
54.903
58.336
5,47
2
Keterlibatan tenaga kerja (juta orang)
20,58
20,94
21,29
22,33
22,71
2,50
3
Investasi (Rp Triliun)
48,75
58,79
75,45
77,24
77,24
12,83
23,23
29,36
25,77
22,63
22,87
0,76
1.600
1.702
1.832
1.886
1.891
4,31
24,73
32,22
29,95
26,77
26,83
3,21
106,50
109,58
108,34
107,02
101,49
-1,16
4
Neraca Perdagangan Perkebunan (US$ milyar) 5 Pendapatan pekebun (US$/KK) 6 Ekspor perkebunan (US$ milyar) 7 NTP Perkebunan Rakyat Catatan: *) angka sementara
Selanjutnya untuk pengukuran kinerja hanya dilaksanakan pada indikator kinerja mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan produktivitas tanaman unggulan nasional perkebunan. Perjanjian Kinerja (PK) untuk Direktorat Jenderal Perkebunan berupa outcomes
yang
diwujudkan
dalam
bentuk
produksi
tanaman
perkebunan. Terhadap outcomes tersebut sampai dengan saat ini masih menjadi perdebatan simpul kritis sebagai berikut: (1) Mengingat tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun kedepan; (2) 48 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Sebagaimana
diketahui
bahwa
biaya
investasi
pengembangan
perkebunan yang dibiayai dengan APBN jumlahnya sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung hanya kegiatan yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya terhadap produksi tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal Direktorat Jenderal Perkebunan telah membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan, pengawalan, dan pendampingan, serta kebijakan maupun surat-menyurat. Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada tahun berjalan
sesuai
berlakunya
APBN,
maka
tidak
dapat
dihitung
produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai ketentuan yang berlaku maka produksinya (outcomes) adalah nol (tidak ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung produksi tahun berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi dari tanaman yang tahun tanamnya minimal empat tahun yang lalu. Berkenaan dengan kedua pendekatan dimaksud, meskipun tidak sepenuhnya benar, Direktorat
Jenderal
Perkebunan
menyepakati
produksi
dan
produktivitas pada tahun berjalan ditetapkan sebagai outcomes dengan menggunakan target dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 sebagai acuannya. 3.1.1 Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Program (Outcomes) Sasaran
strategis
dalam
perjanjian
kinerja
tersebut
adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan 49 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan dengan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, penyediaan benih unggul bermutu dan sarana produksi, perlindungan perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang digunakan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar, dan kemiri sunan/minyak yang dikelompokkan kedalam fokus kegiatan yaitu swasembada gula nasional, pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi). Sesuai
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 dan No.53 tahun 2014, perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi. Sedangkan perjanjian kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditi. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah produksi, sehingga kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 yang diukur hanyalah produksi. 50 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2014 secara nasional sebesar 92,90% yang dilaksanakan oleh 93 satker di seluruh Indonesia yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT Pusat, 32 satker Provinsi dan 56 satker kabupaten/kota. Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan yaitu: 1) Sangat Berhasil (capaian > 95%); 2) Berhasil (capaian 80%95%); 3) cukup berhasil (capaian 60%-79%), dan 4) tidak berhasil (capaian <59%) dari target sasaran. 3.1.1.1. Produksi Pada umumnya produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun (2010–2014) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 5,66% per tahun dari 32,38 juta ton pada tahun 2010 menjadi 40,32 juta ton pada tahun 2014. Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas serangan OPT meningkat yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi, beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan produksi per tahun yang cukup signifikan yaitu tembakau (10,96%), kelapa sawit (7,56%), nilam (6,14%), cengkeh (5,59%), karet (3,74%), tebu (3,73%) dan lada (2,40%). Namun sebaliknya beberapa komoditi mengalami penurunan produksi yang cukup serius yaitu, kapas (-18,08%), jarak pagar (-10,43%), kakao (-3,82%), teh (-2,11%), kelapa (-1,07%). Kenaikan produksi tersebut tidak terlepas dari keberhasilan dalam memilih kegiatan-kegiatan prioritas yang dapat menstimulasi 51 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
peningkatan produksi tanaman, seperti peremajaan, perluasan dan rehabilitasi tanaman yang dikemas dalam fokus kegiatan antara lain Revitalisasi Perkebunan, Swasembada gula, Gernas kakao, dan yang lainnya. Khusus untuk kemiri sunan tidak ada angka produksinya tahun 2012, 2013 dan 2014, karena tidak dipanen akibat belum tersedianya unit pengolahan hasil (UPH) dan tidak ada pembelinya. Rincian produksi per komoditi sebagaimana Tabel 4. Tabel 4. Perkembangan
Produksi
Komoditas
Perkebunan
Tahun
2010 - 2014 Laju Pertumb. Per th (%)
Capaian produksi (ton) No
Komoditi
2010
2011
2012
2013
2014*)
1
Karet
2.734.854
2.990.184
3.012.25
3.237.433
3.153.186
3,74
2
Kelapa
3.166.666
3.174.379
3.189.897
3.051.585
3.031.310
-1,07
3
Kelapa Sawit
26.015.518 27.782.004 29.344.479
7,56
4
Kopi
686.921
638.647
691.163
675.651
685.089
0,09
5
Teh
156.604
150.776
145.575
145.460
143.751
-2,11
6
Lada
83.663
87.089
87.841
91.039
91.941
2,40
7
Cengkeh
98.386
72.207
99.890
109.694
110.576
5,59
8
Kakao
837.918
712.231
740.513
720.862
709.331
-3,82
9
Jambu Mete
115.149
114.789
116.915
116.113
116.000
0,19
10
Tebu
2.290.116
2.267.887
2.591.687
2.551.026
2.632.242
3,73
11
Tembakau
135.678
214.524
260.818
164.448
166.262
10,96
12
Kapas
3.174
2.275
2.978
1.871
1.165
-18,08
13
Jarak Pagar
14
Nilam
15
Kemiri Sunan Jumlah
21.958.120 23.096.541
7.081
6.576
6.424
4.821
4.467
-10,43
110.300
143.281
125.700
132.950
134.500
6,14
4.800
4.800
0
0
0
0
32.389.430 33.676.186 37.087.173 38.785.187 40.324.299
5,66
Catatan : *) Angka Sementara **) Produksi 1 kg daun kering Nilam setara dengan 0,02% minyak nilam/atsiri
52 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.1.1.2. Produktivitas Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir (2010–2014) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar -3,27% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2014, produktivitas komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar -9,91%. Dibalik penurunan produktivitas secara umum, ternyata beberapa komoditi masih mengalami peningkatan produktivitas yang cukup menggembirakan yaitu cengkeh (4,68%), lada (2,22%). karet (1,74%), tembakau (1,57%), tebu (1,56%), nilam (1,05%), kakao (0,44%) dan Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2010-2014 No
Komoditi
1
Karet
2
2010
Capaian Produktivitas (kg/ha) 2011 2012 2013
2014*
Laju Pertumb. Per th (%)
986
1.071
1.073
1.083
1.053
1,74
Kelapa
1.159
1.158
1.157
1.130
1.128
-0,67
3
Kelapa Sawit
3.595
3.526
3.722
3.536
3.568
-0,11
4
Kopi
756
702
745
739
741
-0,39
5
Teh
1.553
1.477
1.467
1.465
1.464
-1,13
6
Lada
756
784
771
818
824
2,22
7
Cengkeh
322
238
325
350
352
4,68
8
Kakao
804
821
850
821
817
0,44
9
Jambu Mete
371
367
364
359
359
-0,82
10
Tebu
5.292
5.030
5.770
5.467
5.561
1,56
11
Tembakau
884
950
1.009
928
934
1,57
12
Kapas
380
303
333
288
273
-7,27
13
Jarak Pagar
462
434
342
309
306
-9,47
14
Nilam
119
132
110
120
121
1,05
15
Kemiri Sunan
667
250
0
0
0
0
Catatan : *) Angka Sementara
53 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs) Capaian kinerja capaian sasaran kegiatan (outputs) yang disajikan dalam LAKIP tahun 2014 ini adalah capaian kinerja secara nasional dan capaian kinerja yang dibiayai APBN. 3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan Secara Nasional Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa penetapan/perjanjian kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditi. Target yang digunakan adalah Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 yang merupakan bagian dari target dalam Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II). Pengukuran kinerja capaian luas areal 15 komoditas yang pembangunannya menggunakan dana dari berbagai sumber diantaranya dari APBN, APBD I, APBD II, Swasta dan Swadaya Petani, diukur dengan membandingkan RKT tahun 2014 dengan realisasi berdasarkan capaian data statistik tahun 2014. Rincian luas areal per komoditi sebagaimana Tabel 6.
54 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 6. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2010 - 2014 Capaian luas areal (ha) No
Komoditi
2010
2011
2012
2013
2014 *)
Laju Pertumb. Per th (%)
1
Karet
3.445.415
3.456.127
3.506.201
3.555.946
3.606.245
1,15
2
Kelapa
3.739.350
3.767.704
3.781.649
3.654.478
3.631.814
-0,71
3
Kelapa Sawit
8.385.394
8.992.824
9.572.715
10.465.020
10.956.231
6,93
4
Kopi
1.210.365
1.233.698
1.235.289
1.241.712
1.246.810
0,75
5
Teh
122.898
123.938
122.206
122.035
121.034
-0,38
6
Lada
179.318
177.490
177.787
171.920
172.615
-0,94
7
Cengkeh
470.041
485.191
493.888
501.378
502.563
1,69
8
Kakao
1.650.621
1.732.641
1.774.464
1.740.612
1.719.087
1,06
9
Jambu Mete
570.930
575.841
575.920
554.315
551.512
-0,85
10
Tebu
454.111
451.788
451.255
469.227
477.881
1,30
11
Tembakau
216.271
228.770
270.290
192.809
195.260
-0,87
12
Kapas
10.194
10.238
9.565
8.738
5.600
-12,68
13
Jarak Pagar
50.106
47.676
44.662
38.037
35.225
-8,35
14
Nilam
24.472
28.615
31.155
28.226
28.255
4,13
15
Kemiri Sunan
918
944
995
1.057
1.057
3,62
Jumlah
20.530.404 21.313.485 22.048.041
22.745.510
23.251.188
3,16
Catatan: *) angka sementara
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT yang disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 2.
55 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan yang Dibiayai dengan APBN. Pada Tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar Rp. 1.566.951.421.000,-. Namun dalam pelaksanaannya terjadi penghematan anggaran akibat keluarnya
Inpres
No.4
tahun
2014
tentang
langkah-langkah
penghematan dan pemotongan belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan APBN, sehingga anggaran Ditjen. Perkebunan berkurang menjadi sebesar Rp 1.320.618.976.000,-. Dengan adanya penghematan anggaran maka terjadi perubahan pada target outputs kegiatan yang diwujudkan dalam penurunan luas areal komoditas. 3.1.2.2.1.
Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar adalah luas areal tanaman kopi, teh, kakao, lada dan cengkeh. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja
tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang meliputi kopi, teh, kakao, lada, cengkeh dan pala seluas 43.975 ha. Realisasi fisiknya mencapai 43.559 ha (99,05%). Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi:
56 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
1)
Pengembangan tanaman kopi seluas 4.600 ha yang terdiri atas Intensifikasi tanaman kopi arabika 2.800 ha, intensifikasi tanaman kopi robusta 1.450 ha dan perluasan tanaman kopi arabika 350 ha. Realisasi fisik seluas 4.600 ha (100%) dari target seluas 4.600 ha sesuai dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
2)
Pengembangan tanaman teh seluas 3.200 ha untuk kegiatan intensifikasi tanaman teh 1.700 ha dan rehabilitasi tanaman teh 1.500 ha. dengan realisasi fisik seluas 3.200 ha atau mencapai 100% dari target seluas 3.200 ha sesuai pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
3)
Pengembangan tanaman kakao seluas 33.125 ha yang terdiri atas Intensifikasi tanaman kakao 20.500 ha, rehabilitasi tanaman kakao 4.400 ha, peremajaan tanaman kakao 8.225 ha. Realisasi capaian fisik seluas 32.709 ha (98,74%) dari target seluas 33.125 ha sesuai pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
4)
Pengembangan tanaman lada seluas 600 ha, yang terdiri atas rehabilitasi tanaman lada 300 ha dan perluasan 300 ha. Realisasi capaian fisik kegiatan ini seluas 600 ha (100%) dari target 600 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
5)
Pengembangan tanaman cengkeh seluas 950 ha, untuk kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh 750 ha dan perluasan tanaman cengkeh 200 ha. Realisasi fisik mencapai 950 ha (100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
6)
Pengembangan tanaman pala seluas 1.500 ha, untuk kegiatan perluasan tanaman pala 1.500 ha. Realisasi capaian fisik kegiatan
57 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
ini seluas 1.500 ha (100%) dari target 1.500 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014. Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2,4 dan 5). 3.1.2.2.2.
Direktur Tanaman Semusim
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Semusim adalah luas areal tanaman tebu, kapas, tembakau dan nilam. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja
tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi tebu, kapas, tembakau dan nilam seluas 56.375 ha. Realisasi fisiknya mencapai 39.508 ha (70,08%). Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pengembangan tanaman tebu seluas 50.675 ha yang terdiri atas kegiatan bongkar ratoon 5.729 ha terealisasi 4.290 ha (74,88%), rawat ratoon 34.157 ha terealisasi 25.419 ha (74,42%) dan perluasan tanaman tebu 8.743 ha terealisasi 2.293 ha (26,23%) serta pembangunan kebun bibit datar (KBD) 2.046 ha terealisasi 1.806 ha (88,27%). Sehingga realisasi seluruhnya seluas 33.808 ha dengan capaiannya sebesar 66,72% dari target pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
58 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
Pengembangan tanaman nilam seluas 100 ha dalam rangka pengembangan komoditas ekspor. Capaian realisasi fisik 100 ha (100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
3)
Pengembangan tanaman kapas seluas 5.600 ha dalam rangka pemenuhan konsumsi dalam negeri. Capaian fisik seluas 5.600 ha (100,00%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2, 4 dan 5). 3.1.2.2.3.
Direktur Tanaman Tahunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Tahunan adalah luas areal tanaman karet, kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja 2014 adalah terlaksananya pengembangan tanaman tahunan yang meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak serta sagu dengan luas 33.042 ha. Realisasi fisiknya mencapai 32.550 ha (98,51%). Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pengembangan tanaman karet seluas 11.643 ha meliputi kegiatan Peremajaan tanaman karet rakyat 10.763 ha dan perluasan tanaman karet rakyat 880 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini
59 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
seluas 11.513 ha (98,88%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi. 2)
Pengembangan tanaman Kelapa seluas 18.509 ha meliputi kegiatan Peremajaan seluas 17.109 ha dan perluasan 1.400 ha. Realisasi fisik mencapai 17.975 ha (97,11%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
3)
Pengembangan tanaman Kelapa sawit seluas 80 ha untuk kegiatan pengembangan model peremajaan 80 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 80 ha (100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
4)
Pengembangan tanaman Jambu mete seluas 2.010 ha yang terdiri atas kegiatan peremajaan tanaman Jambu mete 900 ha dan perluasan tanaman Jambu mete 1.110 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 2.010 ha (100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
5)
Pengembangan tanaman sagu seluas 800 ha yang terdiri atas perluasan tanaman sagu 200 ha dan penataan tanaman sagu 600 ha. Realisasi fisik mencapai 800 ha (100,00%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5).
60 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.1.2.2.4.
Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/ 8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah (1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP, (2) Jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja
tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan sebanyak 223 kelompok tani. Sedangkan jumlah perusahaan perkebunan yang mendapat sertifikat ISPO sebanyak 44 perusahaan. Realisasi fisiknya mencapai 222 kelompok tani (99,55%). Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi: 1)
Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman semusim sesuai GHP mencapai 57 kelompok tani atau 100% dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
2)
Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 53 kelompok tani atau 100% dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
3)
Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman tahunan sesuai GHP mencapai 113 kelompok tani atau 100% dari
61 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
target 113 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014. 4)
Jumlah
perusahaan
perkebunan
kelapa
sawit
yang
layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai 44 perusahaan atau 100% dari target 44 perusahaan sesuai pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014. Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2, 4 dan 5). 3.1.2.2.5.
Direktur Perlindungan Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah luas areal Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja
tahun 2014 adalah
terlaksananya penanganan organisme pengganggu tanaman perkebunan (OPT) seluas 15.039 ha, dan pelaksanaan SL-PHT sebanyak 194 Kelompok Tani. Realisasi fisik untuk OPT mencapai 14.827 ha (98,59%) dari target dan SL-PHT sebanyak 194 Kelompok Tani (100%) dari target. Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pengendalian
OPT
seluas 15.039 ha yang terdiri dari (a)
Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar seluas 3.712 ha 62 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
untuk kegiatan pengendalian OPT tanaman Lada seluas 101 ha, kopi seluas 931 ha, cengkeh seluas 535 ha, kakao seluas 2.145 ha; (b) Pengendalian OPT tanaman semusim seluas 5.221 ha untuk kegiatan pengendalian OPT tanaman tebu seluas 4.961 ha, tembakau seluas 100 ha, kapas seluas 150 ha dan Nilam 10 ha; (c) Pengendalian OPT tanaman tahunan seluas 6.106 ha untuk kegiatan pengendalian OPT kelapa seluas 5.070 ha, karet seluas 621 ha, Kelapa Sawit 200 ha dan jambu mete seluas 215 ha. Capaian realisasi fisik secara berurutan yaitu lada seluas 101 ha (100%), kopi seluas 921 ha (98,93%), cengkeh seluas 535 ha (100%), kakao seluas 2.145 ha (100%), tebu seluas 4.961 ha (100%), tembakau seluas 100 ha (100%), kapas seluas 150 ha (100%), nilam 8 ha (80,00%), kelapa seluas 4.870 ha (96,05%), karet seluas 621 ha (100%), kelapa sawit 200 ha (100%) dan jambu mete seluas 215 ha (100%). Sehingga capaian realisasi fisik keseluruhan seluas 14.827 ha (98,59%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi. 2)
Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 182 Kelompok Tani yang terdiri dari SL-PHT cengkeh sebanyak 8 KT, kakao 50 KT, karet 24 KT, kelapa 6 KT, kopi 14 KT, lada 8 KT, teh 4 KT, kapas 2 KT dan tebu 52 KT. Sedangkan SL-PHT gabungan yaitu SL-PHT kopi dan kakao 4 KT, kelapa dan karet 2 KT, karet dan kakao 4 KT, jambu mete dan kakao 2 KT, karet dan lada 2 KT. Capaian fisik dari kegiatan tersebut sebanyak 182 Kelompok Tani (100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014. 63 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5). 3.1.2.2.6.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian
Pertanian,
IKU
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Perkebunan adalah jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan sebanyak 32 Provinsi. Adapun sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah terlaksananya pelayanan kesekretariatan dalam rangka menunjang pencapaian kinerja program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan dengan target 32 provinsi untuk 93 satker. Realisasi fisiknya mencapai 100% dari target dalam bentuk dokumen (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi, kepegawaian, humas, hukum,
administrasi perkantoran dan (4)
pengelolaan administrasi keuangan dan aset. 3.1.2.2.7.
Balai
Besar
Perbenihan
dan
Proteksi
Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/ 2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) 64 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian, IKU BBP2TP adalah (1) jumlah benih/bibit yang disertifikasi dan (2) jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan. Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 untuk Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan adalah (a) BBP2TP Medan untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi sebanyak 2.030.000 batang dan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan 5 paket; (b) BBP2TP Surabaya sebanyak 12.920.000 batang dengan 8 paket; (c) BBP2TP Ambon sebanyak 750 batang dengan 9 paket. Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara nasional pada tahun 2014 mencapai 12.096.652 batang atau 80,91% dari target 14.950.750 batang untuk 3 Balai Besar yaitu BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon. Sedangkan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan mencapai 100%, yaitu dari target 22 paket dapat terealisasi semuanya. Output kegiatan penting pada tahun 2014 dari masing-masing Balai berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5). 3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 Hasil evaluasi pembangunan perkebunan dilihat dari aspek indikator mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan produktivitas umumnya mengalami kenaikan. Namun demikian beberapa komoditas produksinya menurun, hal ini terjadi karena adanya banyak tanaman tua, pengelolaan tanaman yang tidak sesuai baku teknis dan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim serta serangan OPT di beberapa sentra produksi. 65 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.2.1. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Program (Outcomes) Evaluasi dan pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program untuk tahun 2014 ini masih dilakukan terhadap produksi dan sekilas tentang produktivitas tanaman perkebunan karena penetapan kinerja (PK) Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian Tahun 2014 sebagaimana Tabel 2 masih mencantumkan kedua indikator dimaksud. 3.2.1.1. Produksi Evaluasi produksi perkebunan tahun 2014 dilaksanakan terhadap (a) Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja tahun 2014, (b) Capaian Kinerja tahun 2013 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014. 3.2.1.1.1.
Capaian Kinerja terhadap Rencana Kinerja Tahunan/ Perjanjian Kinerja Tahun 2014
Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 40,32 juta ton dari target sebesar 40,60 juta ton dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) atau mencapai 99,32% dan dibandingkan dengan target dari Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2014 sebesar 40,30 juta ton atau mencapai 100,09%. Capaian tertinggi terhadap RKT dan PK adalah pada komoditi cengkeh (128,58%) dan secara berurutan sebagai berikut karet (112,57%), nilam (108,47%), kelapa sawit (103,18%). Sebaliknya untuk komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga 66 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
mengakibatkan capaian produksi turun cukup tajam yaitu kapas (1,85%), kakao (60,42%), jambu mete (72,96%), kopi (86,61%), teh (87,12%). Sedangkan khusus tebu capaiannya berbeda antara RKT dengan PK yaitu pada RKT (84,83%) dan pada PK (94,35%). Selain itu untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (17,27%) dan kemiri minyak/sunan (0%). Rincian secara detail capaian kinerja masing-masing komoditi dibandingkan RKT/PK tahun 2014 sebagaimana pada Tabel 7. Tabel 7. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2014 NO
KOMODITAS
Target Renstra 2010- 2014
Realisasi 2013 3.237.433
1 Karet
2.801.000
27.782.004
28.439.000
3.051.585
3.380.000
4 Kopi
675.915
791.000
5 Kakao
720.862
1.174.000
6 Jambu Mete
116.113
159.000
2 Kelapa Sawit 3 Kelapa
RKT/PK 2014
Realisasi* 2014
Capaian Target 2013 Renstra
RKT/PK 2014
3.153.186
97,40
112,57
112,57
28.439.000
29.344.479
105,62
103,18
103,18
3.380.000
3.031.310
99,34
89,68
89,68
791.000
685.089
101,36
86,61
86,61
1.174.000
709.331
98,40
60,42
60,42
159.000
116.000
99,90
72,96
72,96
2.801.000
91.039
92.000
92.000
91.941
100,99
99,94
99,94
8 Cengkeh
109.694
86.000
86.000
110.576
100,80
128,58
128,58
9 Teh
145.460
165.000
165.000
143.751
98,83
87,12
87,12
7 Lada
10 Jarak Pagar
6.218
35.000
35.000
6.045
97,22
17,27
17,27
0
6.000
6.000
0
0,00
0,00
-
2.551.026
3.103.000
2.790.000
2.632.242
103,18
84,83
94,35
11 Kemiri Sunan 12 Tebu
1.871
63.000
63.000
1.165
62,27
1,85
1,85
14 Tembakau
164.448
184.000
184.000
166.262
101,10
90,36
90,36
15 Nilam Total
132.950
124.000
124.000
134.500
101,17
108,47
108,47
38.786.618
40.602.000
40.289.000
40.325.877
103,97
99,32
100,09
13 Kapas
Catatan : * Angka sementara
67 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.2.1.1.2.
Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2013
Pada tahun 2014, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar 40,32 juta ton meningkat menjadi 103,97% dibandingkan capaian produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,97% seperti yang disajikan pada Tabel 7. Peningkatan
produksi
tersebut,
selain
karena
pembinaan
dan
pengawalan yang lebih intensif juga didukung dengan harga yang relatif menguntungkan dan iklim yang lebih kondusif. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi kelapa sawit (105,62%), tebu (103,18%), dan disusul secara berurutan komoditi kopi (101,36%), nilam (101,17%), tembakau (101,10%), lada (100,99%), cengkeh (100,80%).
Sebaliknya
terdapat beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi yaitu kapas, karet, kakao, teh, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak. 3.2.1.1.3.
Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pada tahun 2014, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar 40,32 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya
Rencana
Strategis
(RENSTRA)
Direktorat
Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2014 telah mencapai 99,32%.
Capaian yang telah melebihi target RENSTRA
adalah komoditi cengkeh (128,58%), karet (112,57%), nilam (108,47%), kelapa sawit (103,18%). Sedangkan capaian yang telah mendekati target RENSTRA adalah komoditi lada (99,94%), tembakau (90,36%), 68 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
kelapa (89,68%), teh (87,12%), kopi (86,61%), dan tebu (84,83%). Lebih lanjut untuk capaian yang masih jauh dari target adalah kemiri sunan/minyak (0,00%), kapas (1,85%), jarak pagar (12,76%), kakao (60,42%) dan jambu mete (72,96%). Pengukuran Kinerja Tahun 2014 berdasarkan capaian sasaran program (Outcomes) secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja, target dan realisasi serta anggaran disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja (Lampiran 1 dan 3). 3.2.1.2. Produktivitas Evaluasi produktivitas perkebunan tahun 2014 dilaksanakan terhadap (a) Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014, (b) Capaian Kinerja tahun 2013 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014. Beberapa komoditi selama lima tahun terakhir sangat terpengaruh oleh adanya perubahan iklim yang ekstrim sehingga berdampak pada penurunan rata-rata produktivitas yang daoat dilihat dari laju pertumbuhan pada tabel 5 sebelumnya. 3.2.1.2.1.
Capaian Kinerja terhadap Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014
Capaian produktivitas untuk 15 komoditas unggulan pada tahun 2014 tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014. Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa produktivitas tahun 2014 ditargetkan sesuai dengan rencana strategis 69 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
tahun 2010 - 2014 yang disusun tahun 2009 dengan asumsi kondisi normal. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 2014 telah terjadi anomali iklim yang sangat berpengaruh nyata dalam menurunkan produktivitas tanaman perkebunan. Capaian produktivitas tanaman perkebunan secara berurutan yaitu karet (164,53%), cengkeh (119,32%), lada (109,57%), tembakau (104,59%), kopi (98,02%), kelapa (94,00%), teh (87,51%), nilam (82,58%), kelapa sawit (82,14%), dan tebu (81,78%). Untuk tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim, dan capaiannya dibawah 80% secara berurutan yaitu kakao (68,08%), jambu mete (35,23%) dan kapas (10,92%). Sedangkan untuk komoditi yang diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati, produktivitasnya masih sangat rendah karena belum ditangani secara serius, yaitu jarak pagar (15,30%) dan kemiri sunan (0,00%) dari target dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014. 3.2.1.2.2.
Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2013
Pada umumnya capaian produktivitas tanaman perkebunan tahun 2014 hanya sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013, secara berurutan yaitu tebu (101,72%), kelapa sawit (100,90%), lada (100,73%),
tembakau
(100,65%),
cengkeh
(100,57%),
dan
kopi
(100,27%). Sedangkan yang tetap dan yang mengalami penurunan produktivitas adalah jambu mete (100,00%), nilam (100,00%), teh (99,93%), kelapa (99,82%), kakao (99,51%), karet (97,23%), dan Kapas (94,79%). Selain itu untuk komoditi yang diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati, produktivitasnya yang mengalami penurunan yaitu jarak pagar (99,93%) dan yang masih sangat rendah dan cenderung 70 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
menurun karena belum ditangani secara serius, yaitu kemiri sunan (0,00%) dari target dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014. 3.2.1.2.3.
Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Terdapat empat komoditas yang capaian produktivitasnya telah melebihi target RENSTRA yaitu karet (164,53%), cengkeh (119,32%), lada (109,57%), tembakau (104,59%). Sebaliknya produktivitas yang masih jauh dari target adalah kemiri sunan (0,00%), kapas (10,92%), jarak pagar (15,30%) dan jambu mete (35,23%). Rincian secara detail dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2014 PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN (TON) NO
KOMODITAS
Target Renstra 2010 - 2014
Realisasi 2013
RKT/PK 2014
REALISASI KINERJA Thd (%)
Realisasi* 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT/PK 2014
1
Karet (Karet Kering)
1.083
640
640
1.053
97,23
164,53
164,53
2
Kelapa Sawit (CPO)
3.536
4.344
4.344
3.568
100,90
82,14
82,14
3
Kelapa (Kopra)
1.130
1.200
1.200
1.128
99,82
94,00
94,00
4
Kopi (Kopi Berasan)
739
756
756
741
100,27
98,02
98,02
5
Kakao (Biji Kering) **)
821
1.200
1.200
817
99,51
68,08
68,08
6
Jambu Mete (Gldg Kering)
359
1.019
1.019
359
100,00
35,23
35,23
7
Lada (Lada Kering)
818
752
752
824
100,73
109,57
109,57
8
Cengkeh (Bunga Kering)
350
295
295
352
100,57
119,32
119,32
9
Teh (Daun Kering)
1.465
1.673
1.673
1.464
99,93
87,51
87,51
10
Jarak Pagar (Biji Kering)
348
2.000
2.000
354
101,72
17,70
17,70
11
Kemiri Sunan (Biji Kering)
0
16.000
16.000
0
0,00
-
12
Tebu (Hablur)
5.467
6.800
6.800
5.561
101,72
81,78
81,78
13
Kapas (Serat Kering)
388
2.500
2.500
273
70,36
10,92
10,92
14
Tembakau (Daun Kering)
928
893
893
934
100,65
104,59
104,59
5.450
6.600
6.600
5.450
100,00
82,58
82,58
15 Nilam (Daun Kering) Catatan : * Angka sementara
#DIV/0!
71 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.2.2. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs) Evaluasi Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan (outputs) yang disajikan dalam LAKIP ini adalah capaian kinerja luas areal dan kegiatan dukungan untuk mencapai target nasional tersebut. Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 3,16% dari 20,53 juta hektar pada tahun 2010 menjadi 23,25 juta hektar pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang nilainya 21,61 juta hektar, maka capaiannya sebesar 107,59%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2013, luas areal perkebunan
mengalami peningkatan sebesar 2,22% dari 22,74 juta
hektar menjadi 23,25 juta hektar untuk tahun 2014. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja tahun 2014 sudah mencapai 107,59%. 3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar untuk 5 komoditi unggulan nasional mencapai 3,76 juta hektar dari target sebesar 3,99 juta hektar atau mencapai 94,08%.
Capaian
tertinggi pada komoditi cengkeh (103,84%), sebaliknya yang tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut kakao (98,12%), teh (97,61%), lada (88,07%) dan kopi (86,40%). 72 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Namun bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, maka capaian kinerja 2014 dengan kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar mengalami peningkatan sebesar 5,51% menjadi 99,59%. Luas areal yang mengalami peningkatan adalah tanaman kopi (100,41%), lada (100,40%),
dan
cengkeh
(100,24%).
Sedangkan
yang
mengalami
penurunan yaitu kakao (98,76%) dan teh (99,18%). Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar mencapai 94,08%. Hal ini sama dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 yaitu hanya luas areal cengkeh yang telah melebihi target renstra yaitu 103,84%. Sedangkan capaian tanaman lainnya dibawah target yaitu: kopi (86,40%), kakao (98,12%), lada (88,07%) dan teh (97,61%). Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 9.
Capaian Kinerja Direktorat Penyegar Tahun 2014
Tanaman
Luas areal (ha) No
Komoditi
Realisasi 2013
Target Renstra 2010 - 2014
RKT 2014
Rempah
dan
Realisasi kinerja thd (%)
Realisasi* 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT 2014
1
Kopi
1.241.836
1.443.000
1.443.000
1.246.809
100,40
86,40
86,40
2
Kakao
1.740.612
1.752.000
1.752.000
1.719.087
98,76
98,12
98,12
3
Lada
171.920
196.000
196.000
172.615
100,40
88,07
88,07
4
Cengkeh
501.378
484.000
484.000
502.563
100,24
103,84
103,84
5
Teh
122.035
124.000
124.000
121.034
99,18
97,61
97,61
3.777.781
3.999.000
3.999.000
3.762.108
99,59
94,08
94,08
Total
Catatan : * Angka Sementara
73 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.2.2.2. Tanaman Semusim Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman semusim untuk 4 komoditi unggulan nasional mencapai 706.996 hektar dari target sebesar 704.000 hektar atau mencapai 100,43%. Capaian tertinggi pada komoditi nilam (156,97%) dan diikuti tebu (104,80%). Sedangkan yang tidak mencapai target adalah tembakau (95,25%) dan kapas (22,40%). Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,71% menjadi 101,14%. Hampir seluruh areal tanaman semusim mengalami peningkatan secara berurutan yaitu tanaman tebu (101,84%), tembakau (101,27%), dan nilam (100,10%), kecuali kapas turun menjadi 64,09%. Rincian secara detail capaian kinerja masing-masing komoditi tahun 2014 sebagaimana pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2014 CAPAIAN KINERJA LUAS AREAL TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR Luas areal (ha) No
1
Komoditi
Realisasi 2013
469.227
Tebu
8.738
Target Renstra 2010 - 2014
456.000 25.000
RKT 2014
456.000 25.000
Realisasi kinerja thd (%) Realisasi* 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT 2014
477.881
101,84
104,80
104,80
5.600
64,09
22,40
22,40
2
Kapas
3
Tembakau
192.809
205.000
205.000
195.260
101,27
95,25
95,25
4
Nilam
28.226
18.000
18.000
28.255
100,10
156,97
156,97
Total
699.000
704.000
704.000
706.996
101,14
100,43
100,43
Catatan : *) Angka sementara
74 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas areal tanaman semusim yang sesuai target yaitu mencapai 100,43%. Sumbangan terbesar dari luas areal nilam (156,97%) dan tebu mencapai 104,80%. Sedangkan untuk tanaman kapas baru mencapai 22,40% dan tembakau (95,25%). 3.2.2.3. Tanaman Tahunan Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman tahunan untuk 6 komoditi unggulan nasional mencapai 18,78 juta hektar dari target sebesar 16,91 juta hektar atau mencapai 111,09%. Capaian tertinggi pada komoditi jarak pagar (167,74%) diikuti kelapa sawit (121,91%), karet (103,42%), dan
sebaliknya yang tidak mencapai target secara
berurutan sebagai berikut jambu mete (95,58%), kelapa (94,75%), dan kemiri sunan/minyak (52,85%). Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 2,81% menjadi 102,81%.
Sebagian
areal
tanaman
tahunan
mengalami
sedikit
peningkatan secara berurutan yaitu kelapa sawit (104,69%), karet (101,41%), kemiri sunan (100%).
Sedangkan sebagian lagi mengalami
penurunan yaitu kelapa (99,38%), jambu mete (99,49%) dan jarak pagar 92,61%. Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas areal tanaman tahunan sudah sesuai target yaitu mencapai 111,09%. Sumbangan terbesar dari luas areal jarak pagar (167,74%), kelapa sawit 75 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
(121,61%) dan karet (103,42%). Sedangkan untuk tanaman kemiri sunan baru mencapai 52,85%, jambu mete (95,58%) dan kelapa mencapai 94,75%. Rincian secara detail capaian kinerja masing-masing komoditi tahun 2014 sebagaimana pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2014 Luas areal (ha) No
Komoditi
1
Karet
2
K. Sawit
3
Kelapa
4
Realisasi 2013
Target Renstra 2010 - 2014
Realisasi kinerja thd (%)
RKT 2014
Realisasi* 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT 2014
3.555.946
3.487.000
3.487.000
3.606.245
101,41
103,42
103,42
10.465.020
8.987.000
8.987.000
10.956.231
104,69
121,91
121,91
3.654.478
3.833.000
3.833.000
3.631.814
99,38
94,75
94,75
Jambu Mete
554.315
577.000
577.000
551.512
99,49
95,58
95,58
5
Jarak Pagar
38.037
21.000
21.000
35.225
92,61
167,74
167,74
6
Kemiri Sunan
1.057
2.000
2.000
1.057
100,00
52,85
52,85
18.268.853
16.907.000
16.907.000
18.782.084
102,81
111,09
111,09
Total
Catatan : * Angka sementara
3.2.2.4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja tahun 2014, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP sebanyak 222 kelompok tani atau 99,55% dari target 223 Kelompok Tani yang ditetapkan dalam PK. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO sampai akhir tahun sudah mencapai 376 perusahaan atau sebesar 112,57% dari target 334 perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani 76 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
kasus gangguan usahanya sebanyak 44 kasus sudah terlaksana semuanya dan sudah mencapai 100%. Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 0,91% menjadi 100,91%. Untuk perusahaan yang layak mengajukan sertifikat ISPO mengalami peningkatan sebesar 241,82% menjadi 341,82% dan perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya mengalami peningkatan menjadi 104,76%. Rincian Capaian Kinerja Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 12. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014 Target dan capaian No.
Kegiatan
Realisasi 2013
Target RKT /PK Renstra 2014 2010 - 2014
Realisasi kinerja thd (%) Realisasi 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT/PK 2014
1
Penanganan panen sesuai GHP
220
130
223
222
100,91
170,77
99,55
2
Perusahaan yang mengajukan sertifikat ISPO
110
334
334
376
341,82
112,57
112,57
3
Penanganan gangguan usaha
42
44
44
44
104,76
100,00
100,00
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP sudah melebihi target yaitu mencapai 170,77%. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai 77 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
112,57% dari target 334 perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak 44 kasus sesuai target Renstra sebanyak 44 kasus (100%). 3.2.2.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja tahun 2014, capaian kinerja pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 14.827 hektar dari target sebesar 15.039 hektar atau mencapai 98,59%.
Luas areal
pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 4.870 ha, kemudian secara berurutan kakao seluas 2.145 ha, tebu seluas 4.961 ha, kopi seluas 921 ha, karet seluas 621 ha, cengkeh seluas 535 ha, jambu mete seluas 215 ha, kelapa sawit 200 ha, kapas seluas 150 ha, lada seluas 101 ha, tembakau seluas 100 ha dan nilam seluas 8 ha. Rincian
Capaian
Kinerja
pengendalian
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 13. Capaian Kinerja Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 No.
1
Kegiatan
Pengendalian OPT
Total
Realisasi 2013
Target Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2014
Realisasi 2014
Capaian 2013
Target Renstra
RKT/PK 2014
14.408
5.300
15.039
14.827
102,91
279,75
98,59
14.408
5.300
15.039
14.827
102,91
279,75
98,59
78 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, mengalami peningkatan menjadi 102,91%. Apabila
dibandingkan
pengendalian
Organisme
dengan
target
Pengganggu
Renstra
Tumbuhan
2010-2014,
(OPT)
tanaman
perkebunan mencapai 279,75% dari target 5.300 hektar pada tahun 2014. 3.2.2.6. Dukungan Manajemen (Sekretariat) Perkebunan Realisasi fisiknya mencapai 100% dari target 32 provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas. Realisasi dalam bentuk dokumen: (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi, kepegawaian, humas, hukum,
administrasi perkantoran dan (4)
pengelolaan administrasi keuangan dan aset. 3.2.2.7. Dukungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara nasional pada tahun 2014
mencapai 202,92% dan hanya Balai Besar
Medan yang dibawah target RKT/PK tahun 2014 yaitu 73,47%. Sedangkan Balai Besar Surabaya dan Ambon capaian realisasinya diatas target RKT/PK tahun 2014. Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, meningkat sebesar 22,11% yaitu dari 180,81%
79 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
menjadi
202,92%% dan pada Balai Besar
Ambon
yang terjadi
peningkatan yang signifikan sebesar 250,48%. Demikian juga apabila dibandingkan dengan target Renstra 20102014, secara nasional telah mencapai 150,76%, dimana Balai Besar Surabaya telah melebihi target sebesar 111,35%. Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan, secara nasional pada tahun 2014
mencapai 92,86% dan
Balai Besar Surabaya dengan Ambon yang telah memenuhi target RKT/PK tahun 2014. Rincian Capaian Kinerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan tahun 2014 seperti tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun 2014 Realisasi kinerja thd (%)
Target dan capaian
Realisasi 2013
Target Renstra 2010 2014
RKT/PK 2014
Realisasi 2014
194.231
240.384
175.000
128.577,00
66,20
53,49
73,47
18.953
14.950
14.950
16.647,00
87,83
111,35
111,35
BBP2TP Ambon
154
535
150
385,74
250,48
72,10
257,16
Total
213.338
255.869
190.100
145.609,74
68,25
56,91
76,60
BBP2TP Medan
9
10
4
3
33,33
30,00
75,00
BBP2TP Surabaya
6
6
6
6
100,00
100,00
100,00
No.
Kegiatan
1
Jumlah benih yang disertifikasi (ribu batang) BBP2TP Medan BBP2TP Surabaya
2
Capaian 2013
Target Renstra 2010 2014
RKT/PK 2014
Jumlah teknoilogi terapan perlindungan perkebunan (paket)
BBP2TP Ambon Total
9
9
4
4
44,44
44,44
100,00
24
25
14
13
54,17
52,00
92,86
80 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.3. Akuntabilitas Keuangan Berdasarkan pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2014, alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp. 14,230 trilyun dan sebesar Rp 1,320 trilyun (9,27%) dialokasikan untuk Direktorat Jenderal
Perkebunan
dalam
rangka
mendukung
pengembangan
perkebunan tahun 2014 khususnya dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama. Serapan
anggaran
Direktorat
Jenderal
Perkebunan
tahun
2014
mencapai 88,05% menduduki urutan ke 8 (delapan) di lingkup Kementerian Pertanian dan masih dibawah serapan anggaran secara nasional Kementerian Pertanian yang mencapai 89,57%. Perbandingan capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 15. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2014 per Eselon I No
1
ESELON 1
SETJEN
Urutan Penyerapan Anggaran
PAGU ANGGARAN (Rp. 000,-)
REALISASI (Rp. 000,-)
%
4
1.103.062.672
1.016.735.294
92,17
60.347.785
92,09
2.000.337.582
87,97
2
ITJEN
5
65.528.157
3
DITJEN TP
9
2.273.831.705
4
DITJEN HORTI
7
524.669.821
466.801.480
88,97
8
1.162.841.296
88,05
6
DITJEN BUN DITJEN NAK KESWAN
1.320.619.437
1.346.602.451
96,78
7
DITJEN PPHP
11
502.959.082
441.542.772
87,79
8
DITJEN PSP
10
3.294.030.743
2.895.145.140
87,89
9
BALITBANG
12
1.574.600.000
1.316.210.000
83,59
10
BPPSDMP
3
1.114.979.737
1.049.902.650
94,16
411.352.994
89,43
5
1
1.391.463.833
11
BKP
6
459.973.578
12
BARANTAN
2
604.699.761
578.997.227
95,75
14.230.418.526
12.746.816.671
89,57
TOTAL
81 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Capaian serapan anggaran tahun 2014 ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 4,32% dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 83,73% yaitu dari total pagu Rp. 1.709.421.139.000,yang terealisasi sebesar Rp. 1.431.311.655.000,-. Dalam laporan akuntabilitas keuangan ini akan disajikan (a) Capaian kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan (b) Capaian kinerja keuangan berdasarkan serapan per satker. 3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2014 Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan kegiatan utama pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan satuan kerja (satker). Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,162 trilyun atau 88,05% dari total pagu sebesar Rp.1,320 trilyun. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 95,35%, diikuti secara berturut-turut kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 93,17%, Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 92,59%, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%, Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%, 82 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 86,39% dan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 80,67%. Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 16. Tabel 16.
KODE
Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun 2014 PROGRAM/KEGIATAN
PAGU (Rpjuta)
1775
Peningkatan Produksi, Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
dan
Mutu
1776
Peningkatan Produksi, Tanaman Semusim
Produktivitas
dan
Mutu
1777
Peningkatan Produksi, Tanaman Tahunan
Produktivitas
dan
Mutu
1778
ANGGARAN REALISASI (Rpjuta)
%
325.707
310.547
95,32
511.357
412.499
80,67
173.967
159.800
91,86
Pengembangan Penanganan Pasca panen Komoditas Perkebunan
37.076
32.030
86,39
1779
Dukungan Perlindungan Perkebunan
76.813
71.123
92,59
1780
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Perkebunan
129.096
114.787
88,92
1781
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
66.603
62.055
93,17
1.320.619
1.162.841
88,05
JUMLAH
3.3.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman
Rempah
dan
Penyegar
berdasarkan
SAU-Kementerian
Keuangan sebesar Rp 310.453.375.541,- (95,32%) dari pagu yang ada. Tidak
tercapainya
target
serapan
anggaran
tersebut
terutama
83 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan tender serta penghematan. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pengembangan tanaman kopi 4.600 ha dengan anggaran sebesar Rp. 29.830.112.000,- untuk kegiatan intensifikasi, dan perluasan tanaman kopi. Terdapat dua jenis kopi yang dikembangkan meliputi (1). Intensifikasi kopi arabika seluas 2.800 ha yang dilaksanakan di 8 kabupaten 5 provinsi yaitu Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, NTT, Sulawesi Barat; (2). Intensifikasi kopi robusta seluas 1.450 ha yang dilaksanakan di 10 kabupaten 7 provinsi yaitu Aceh, Riau, Lampung, Bali, NTB, NTT dan Bengkulu; (3) Perluasan kopi arabika seluas 350 ha yang dilaksanakan di 3 kabupaten 3 provinsi yaitu Jawa Tengah, Papua dan Jawa Timur. Capaian serapan keuangan untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 27.287.028.225,(91,47%).
2)
Pengembangan Tanaman teh seluas 3.200 ha dengan anggaran sebesar Rp. 47.965.070.000,- untuk kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi tanaman teh. Kegiatan intensifikasi teh seluas 1.700 ha yang dilaksanakan di 8 kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Sedangkan untuk rehabilitasi teh seluas 1.500 ha dilaksanakan di 5 kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi anggaran untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 47.735.619.004,- (99,52%).
84 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3)
Pengembangan tanaman kakao seluas 33.125 ha dengan anggaran sebesar Rp. 194.375.172.000,- untuk kegiatan intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan tanaman kakao. Kegiatan intensifikasi tanaman kakao seluas 20.500 ha yang dilaksanakan di 31 kabupaten 7 provinsi di Indonesia yaitu Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT dan Sulawesi Barat. Untuk
rehabilitasi
tanaman
kakao
seluas
4.400
ha
yang
dilaksanakan di 14 kabupaten 4 provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Sedangkan peremajaan tanaman kakao seluas 8.225 ha yang dilaksanakan di 23 kabupaten 7 provinsi yaitu: D.I. Yogyakarta, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali dan NTB. Realisasi anggaran
untuk
output
kegiatan
tersebut
sebesar
Rp.
185.430.655.048,- (95,40%). 4)
Pengembangan tanaman lada seluas 600 ha dengan anggaran sebesar Rp. 6.363.642.000,- untuk kegiatan rehabilitasi dan perluasan tanaman lada. Kegiatan rehabilitasi tanaman lada seluas 300 ha yang dilaksanakan di 5 kabupaten 1 provinsi yaitu Lampung dan perluasan tanaman lada seluas 300 ha yang dilaksanakan di 3 kabupaten 2 provinsi yaitu Bengkulu dan Kep. Bangka Belitung. Anggaran yang terserap untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 6.036.678.800,- (94,86%).
5)
Pengembangan tanaman pala seluas 1.500 ha dengan dengan anggaran sebesar Rp. 2.940.362.000,- untuk kegiatan perluasan tanaman pala yang dilaksanakan di 7 kabupaten 1 provinsi yaitu Maluku. Anggaran yang terserap sebesar Rp 2.562.259.000,(87,14%). 85 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
6)
Pengembangan tanaman cengkeh seluas 950 ha dengan anggaran sebesar Rp. 3.290.000.000,- untuk kegiatan rehabilitasi dan perluasan. Kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh seluas 750 ha yang dilaksanakan di 5 kabupaten 2 provinsi yaitu Sumatera Utara dan Maluku Utara. Dan perluasan tanaman cengkeh seluas 200 ha yang dilaksanakan di kabupaten Kaur provinsi Bengkulu. Serapan anggaran sebesar Rp. 3.232.931.000,- (98,27%).
Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar seperti pada Tabel 17. Tabel 17. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2014
No
Program
I
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
1
%
Output/ Fisik %
Anggaran (Rp000) Pagu
Realisasi
325.706.836
310.546.652
95,35
99,25
PengembanganTanaman Kopi
29.830.112
27.287.028
91,47
100,00
2
Pengembangan tanaman teh
47.965.070
47.735.619
99,52
100,00
3
PengembanganTanaman Kakao
194.375.172
185.430.655
95,40
98,74
4
PengembanganTanaman Lada
6.363.642
6.036.679
94,86
100,00
5
PengembanganTanaman Cengkeh
3.290.000
3.232.931
98,27
100,00
6
Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Pengembangan Tanaman Pala
8.337.967
7.956.170
95,42
100,00
2.940.362
2.562.259
87,14
100,00
799.198
639.326
80.00
100,00
6.615.640
6.077.678
91,87
100,00
24.629538
23.070.883
93,67
100,00
560.135
517.423
92,37
100,00
7 8 9 10 11
Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Layanan Perkantoran
86 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.3.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Semusim sebesar Rp 412.499.441.350,- (80,67%) dari target sebesar Rp. 511.356.581.000,-. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh masih mengalami sedikit kesulitan
dalam
penyediaan
benih
kultur
jaringan
dan
kurang
tersedianya areal untuk perluasan tebu dan pengadaan barang dan jasa yang banyak mengalami sanggahan dan ada beberapa kqgiatan tidak terealisasi. Selain itu beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pengembangan tanaman tebu seluas 50.675 ha dengan anggaran Rp. 351.079.327.000,- untuk kegiatan yang terdiri dari: (a) kegiatan bongkar ratoon seluas 6.385 ha dilaksanakan di 55 kabupaten 6 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan; (b) Kegiatan rawat ratoon seluas 31.518 ha yang dilaksanakan di 75 kabupaten 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa
Timur,
Aceh,
Jambi,
Sumatera
Selatan,
Lampung, Sulawesi Selatan dan Gorontalo; (c) Kegiatan perluasan tanaman tebu seluas 9.107 ha yang dilaksanakan di 52 kabupaten 11 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, 87 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Sulawesi Selatan dan Gorontalo; dan (d) Pembangunan KBD seluas 2.236 ha yang dilaksanakan di 68 kabupaten 7 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan. Realisasi anggaran untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 278.860.954.363,- (79,43%). 2)
Pengembangan tanaman nilam seluas 100 ha dengan anggaran Rp. 2.392.200.000,- untuk yang dilaksanakan di 9 kabupaten 5 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp. 2.248.656.389,- (94,00%).
3)
Pengembangan tanaman kapas seluas 5.600 ha dengan anggaran sebesar Rp. 13.940.901.000,- yang dilaksanakan di 18 kabupaten 4 provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara
Timur.
Anggaran
yang
terserap
sebesar
Rp. 13.749.160.450,- (98,62%). Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim disajikan pada Tabel 18.
88 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim tahun 2014 No
II 1 2 3 4 5 6
Output/ Fisik
Anggaran (Rp000)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Pengembangan Tanaman Tebu Penanaman Tanaman Kapas Penanaman Tanaman Nilam Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim Layanan Perkantoran
Pagu
Realisasi
%
%
511.356.581
412.499.441
80,67
77,15
351.079.327
278.860.954
79,43
13.940.901
13.749.160
98,62
2.392.200
2.248.656
94,00
66,72 100,00 100,00
132.169.794
109.143.807
82,58
100,00
11.558.528
8.367.142
72,39
100,00
215.831
129.720
60,10
100,00
3.3.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2014 sebesar Rp. 156.799.998.001,(80,67%) dari pagu sebesar Rp. 173.966.864.000,-. Tidak tercapainya target
serapan
anggaran
tersebut
terutama
disebabkan
oleh
terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih bermutu. Sertifikasi lahan petani belum ada, tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam.
Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang
menyulitkan perusahaan mitra dalam pelaksanaan Program Revitalisasi. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2014 meliputi: 89 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
1)
Pengembangan tanaman karet seluas 11.643 ha dengan anggaran Rp. 82.841.017.000,- untuk kegiatan peremajaan dan perluasan. Untuk kegiatan peremajaan tanaman karet seluas 10.763 ha yang dilaksanakan di 65 kabupaten 16 provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung,
Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur. Sedangkan kegiatan perluasan tanaman karet seluas 880 ha yang dilaksanakan di 6 kabupaten 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Realisasi anggaran untuk kegiatan output tersebut Rp. 75.656.911.890,(91,33%). 2)
Pengembangan tanaman kelapa seluas 18.509 ha dengan anggaran Rp. 42.587.849.000,- untuk kegiatan peremajaan dan perluasan. Untuk kegiatan peremajaan tanaman kelapa seluas 18,509 ha yang dilaksanakan di 90 kabupaten 19 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, NTT, Maluku, Malut, dan Banten. sedangkan kegiatan perluasan tanaman kelapa seluas 1.400 ha yang dilaksanakan di 6 kabupaten 4 provinsi yaitu Papua, Bengkulu, Gorontalo dan Papua Barat. Capaian serapan anggaran untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 39.199.689.110,(92,04%).
90 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3)
Pengembangan tanaman kelapa sawit seluas 80 ha dengan anggaran Rp. 714.320.000,- untuk kegiatan peremajaan kelapa sawit yang dilaksanakan di 4 kabupaten 3 provinsi yaitu Jambi, Kalimantan Barat dan Bengkulu. Realisasi anggaran sebesar Rp. 702.317.380,- (98,32%).
4)
Pengembangan tanaman jambu mete seluas 2.010 ha dengan anggaran Rp. 5.186.354.000,- untuk kegiatan peremajaan dan perluasan. Untuk kegiatan peremajaan seluas 900 ha yang dilaksanakan di 9 kabupaten 5 provinsi yaitu D.I. Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Balu, NTB dan NTT. Sedangkan untuk perluasan 1.110 ha dilaksanakan di 6 kabuapten 5 provinsi yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku Utara. Realisasi Anggaran yang terserap sebesar Rp. 4.884.932.800,- (94,19%).
5)
Pengembangan tanaman sagu seluas 800 ha dengan anggaran Rp. 6.402.545.000,- yang dilaksanakan di 3 kabupaten 2 Provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. Realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 6.382.660.800,- (99,69%)
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan seperti pada Tabel 19.
91 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2014 No
Anggaran (Rp 000)
Program
Pagu III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Pengembangan tanaman karet rakyat Pengembangan Tanaman Kelapa Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Pengembangan tanaman Jambu Mete Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Tahunan Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Koordinasi Pengembangan Sagu di Pusat Pengembangan Tanaman Sagu Layanan Perkantoran
3.3.1.4. Dukungan
Realisasi
%
Output/ Fisik %
173.966.864
159.799.998
91,86
98,76
82.841.017 42.587.849 714.320 5.186.354
75.656.912 39.199.689 702.317 4.884.933
91,33 92,04 98,32 94,19
98,88 97,11 100,00 100,00
13.509.848
11.764.134
87,08
100,00
1.661.813
1.543.702
92,89
100,00
4.425.392
4.242.658
95,87
100,00
4.720.910
4.599.786
97,43
100,00
2.986.532
2.780.231
93,09
100,00
6.455.971
5.918.498
91,67
100,00
1.642.363
1.309.666
79,74
100,00
6.402.545 831.950
6.382.661 814.811
99,69 97,94
100,00 100,00
Pengembangan
Penanganan
Pascapanen
Komoditas Perkebunan Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp 32.030.441.943,- (86,39%) dari pagu sebesar Rp. 37.076.062.000,-. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut
terutama disebabkan oleh perijinan dan
tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten masih belum berjalan dengan 92 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
baik, tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan, banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas, dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk masyarakat belum terlaksana dengan baik dan sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 yang belum memadai. Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan pada tahun 2014 meliputi: 1)
Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebanyak 44 Kasus dengan anggaran Rp. 5.390.550.000,- yang dilaksanakan di 56 kabupaten 26 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Selatan,
Kalimantan
Tengah,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau dengan serapan anggaran sebesar Rp. 4.414.044.041,- (81,88%). 2)
Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan dilaksanakan di 32 provinsi dengan anggaran sebesar Rp. 3.286.996.000,- dengan serapan anggaran sebesar Rp 2.723.927.880,- (82,87%).
93 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3)
Penilaian
Usaha
Perkebunan
dengan
anggaran
sebesar
Rp. 1.219.380.000,- yang dilaksanakan di 213 kabupaten 27 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau dengan serapan anggaran sebesar Rp. 1.024.716.010,(84,04%). 4)
Penerapan standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan Indonesia (ISPO) untuk 223 Kelompok Tani dengan anggaran sebesar Rp. 19.695.532.000,- yang dilaksanakan di 129 kabupaten 18 propinsi yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara
dan
Papua
dengan
serapan
anggaran
sebesar
Rp. 18.290.149.514,- (92,86%). Rincian
capaian
serapan
keuangan
untuk
kegiatan
Utama
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan seperti pada Tabel 20 berikut :
94 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 20.
Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan tahun 2014
No
Program
IV
Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan
1
Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan Penilaian Usaha Perkebunan
2 3 4 5 6
7
Penerapan Standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Koordinasi, Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Layanan Perkantoran
Anggaran (Rp000) Pagu
Realisasi
%
Output/ Fisik %
37.076.062
32.030.441
86,39
99,76
5.390.550
4.414.044
81,88
100,00
3.286.996
2.723.928
82,87
100,00
1.219.380
1.024.716
84,04
100,00
963.922
820.391
85,11
100,00
19.695.532
18.290.149
92,86
99,55
5.935.182
4.328.344
72,93
100,00
584.500
428.869
73,37
100,00
3.3.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar Rp 71.122.537.188,- (92,59%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 76.813.092.000,-. Output kegiatan penting untuk Dukungan Perlindungan Perkebunan pada tahun 2014 meliputi: 1)
Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 182 Kelompok Tani yang terbagi atas: (a) SL-PHT Cengkeh 8 KT di 4 kabupaten 4 provinsi yaitu Jateng, Sulsel, Sultra, Bali; (b) SL-PHT Kakao 46 KT di 23 kabupaten 14 provinsi Jateng, DI Yogyakarta. Aceh, Lampung, 95 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Sulteng, Sulsel, Sultra, Bali, NTB, NTT, Bengkulu, Malut, Gorontalo dan Sulbar; (c) SL-PHT Karet 24 KT di 12 kabupaten 7 provinsi yaitu Jabar, Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Kalbar dan Banten; (d) SL-PHT Kelapa 6 KT di 3 kabupaten 2 propinsi yaitu DI Yogyakarta, dan Sulut; (e) SL-PHT Kopi 14 KT di 7 kabupaten 5 provinsi yaitu Jabar, Jateng, Sulut, Sulsel dan Bali; (f) SL-PHT Lada 8 KT di 5 kabupaten 3 provinsi yaitu Lampung, Babel dan Kaltim; (g) SL-PHT Teh 4 KT di 2 kabupaten 1 provinsi (Jabar); (h) SL-PHT Kapas KT di kabupaten Bulukumba provinsi Sulawesi Selatan; (i) SL-PHT Kopi dan Kakao 4 KT di 2 kabupaten provinsi NTB; (j) SL-PHT Kelapa dan Karet 2 KT di Kabupaten Pontianak Provinsi Kalbar; (k) SL-PHT Jambu Mete dan Kakao 2 KT di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DI Yogyakarta; (l) SL-PHT Karet dan Lada 2 KT di Panajem Paser Utara Provinsi Kaltim; dan (m) SL-PHT Tebu 52 KT di 26 Kabupaten 6 provinsi yaitu Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Sumsel, Lampung dan Sulsel; Realisasi anggaran yang terserap untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 15.959.706.275,- (96,48%) dari pagu anggaran Rp.16.541.395.000,-. 2) Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman perkebunan seluas 15.039 ha yang terdiri dari : a)
Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar dilaksanakan seluas 3.712 ha dengan komoditi tanaman yaitu: (1) OPT tanaman Lada seluas 101 ha di 11 kabupaten 5 propinsi yaitu Babel, Kalbar, Kaltim, Sumsel dan Sulsel; (2) OPT Tanaman Kopi seluas 931 ha di 12 kabupaten 7 propinsi yaitu Aceh, Sumsel, 96 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Bengkulu, Lampung, Jabar, Bali dan NTB; (3) OPT Tanaman Cengkeh seluas 535 ha di 7 kabupaten 4 propinsi yaitu Jateng, Sulut, Bali, dan Maluku; (4) OPT Tanaman Kakao seluas 2.145 ha di 11 kabupaten 6 propinsi yaitu Bali, NTB, Sulbar, Sulsel, Sulteng dan Sultra; b)
Pengendalian OPT Tanaman Semusim seluas 5.221 ha dengan komoditi tanaman yaitu: (1) OPT Tanaman Tebu seluas 4.961 ha dilaksanakan di 21 kabupaten 8 propinsi yaitu DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, Jabar, Lampung, Sumsel, sulsel dan Gorontalo; (2) OPT Tanaman Tembakau 100 ha di 3 kabupaten 3 privinsi yaitu Jateng, Jatim dan NTB; (3) OPT Tanaman Kapas 150 ha di 11 kabupaten 7 propinsi yaitu Jateng, Jatim, Sulsel, NTB, NTT, DIY dan Bali; dan (4) OPT Tanaman Nilam 10 ha di 5 kabupaten 5 provinsi yaitu Jateng, Aceh, Sumbar, Jambi dan Sultra.
c)
Pengendalian OPT Tanaman Tahunan seluas 6.106 ha dengan komoditi tanaman yaitu: (1) OPT Tanaman Kelapa 5.070 ha dilaksanakan di 25 kabupaten 14 propinsi yaitu Aceh, Riau, Kalteng, NTB, Sulut, Sulteng, Sulsel, Malut, Jateng, DIY, Jatim, NTT, Kalbar, dan Lampung; (2) OPT Tanaman Karet 621 ha dilaksanakan di 7 kabupaten 6 propinsi yaitu Sumut, Riau, Sumsel, Kalbar, Kalsel dan Jabar; (3) OPT Tanaman Kelapa Sawit 200 ha dilaksanakan di kabupaten Kampar provinsi Riau (4) OPT Tanaman Jambu Mete 215 ha dilaksanakan di
kabupaten
Karangasem provinsi Bali.
97 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Realisasi anggaran untuk kegiatan output tersebut yang terserap sebesar Rp. 28.125.731.135,- (94,60%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 29.730.551.000,-. Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Dukungan Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 21. Tabel 21. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2014 No
Program
V
Dukungan Perlindungan Perkebunan
1 2 3
Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
4
Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan
5 6 7
Anggaran (Rp) Pagu
Realisasi
76.813.092
71.122.537
92,59
99,45
Pemberdayaan perangkat
12.274.185
10.939.822
89,13
100,00
Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan
16.541.395
15.959.706
96,48
100,00
4.161.459
3.601.497
86,54
100,00
29.730.551
28.125.731
94,60
98,59
9.544.202
8.906.810
93,32
100,00
3.833.155
2.946.180
76,86
100,00
728.145
642,91
88,28
100,00
Layanan Perkantoran
%
Output/ Fisik %
3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan sebesar Rp. 114.786.978.015,(88,92%) dari pagu sebesar Rp.129.096.249.000,- dengan realisasi fisik sebesar 100%. Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan seperti pada Tabel 22 berikut: 98 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Tabel 22. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan tahun 2014 Anggaran (Rp000)
No
Program
VI
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Administrasi kegiatan dana dekonsentrasi (DK)) Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP) Dukungan kegiatan manajemen dan teknis lainnya Dokumen Perencanaan
1 2 3 4 5
Pagu
7
Dokumen Keuangan dan Perlengkapan Dokumen Kepegawaian, Hukum dan Humas Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
8
Layanan Perkantoran
9
Kendaraan Bermotor
10
Peralatan Perkantoran
6
dan
Fasilitas
Realisasi
%
Output / Fisik %
129.096.249
114.786.978
88,92
100,00
4.539.462
4.441.745
97,85
100,00
8.483.809
8.017.487
94,50
100,00
45.102.838
41.919.121
92,94
100,00
5.396.265
4.725.287
87,57
100,00
9.414.662
8.232.514
87,44
100,00
11.255.393
8.485.223
75,39
100,00
4.797.100
4.124.113
85,97
100,00
37.708.722
32.444.583
86,04
100,00
2.292.998
2.292.998
100,00
100,00
105.000
103.906
98,96
100,00
3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar Rp 62.055.246.825,- (93,17%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 66.603.292.000,- dengan realisasi fisik sebesar 99,41%.
99 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 23 berikut : Tabel 23.
No VII
Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2014 Program
Dukungan Pengujian dan pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Anggaran (Rp 000) Pagu
Realisasi
%
Output / Fisik %
66.603.292
62.055.247
93,17
99,41
1
Opersional Laboratorium
2.226.269
1.886.251
84,73
100,00
2
Pembangunan kebun contoh, demplot, uji, koleksi dll
1.360.575
1.266.596
93,09
90,38
3
Pengawasan peredaran benih
2.411.188
1.266.595
88,12
100,00
4
2.435.329
2.276.046
93,46
95,83
5
Rakitan teknologi spesifikasi proteksi tanaman perkebunan Pemanfaatan agensia hayati
809.900
796.188
98,31
100,00
6
Sertifikasi dan pengujian mutu benih
679.845
529.511
77,89
76,62
7
Administrasi Keuangan dan Kepegawaian
2.236.438
2.081.404
93,07
100,00
8
Penyusunan Rencana Kerja
485.553
382.376
78,75
100,00
9
Peningkatan Kapabilitas Pegawai/ Petugas
2.199.374
1.868.176
84,94
100,00
10
Monitoring dan Evaluasi
2.310.399
2.168.998
93,88
100,00
11
Layanan Perkantoran
46.138.093
43.494.317
94,27
100,00
12
Kendaraan Bermotor
226.210
210.892
93,23
100,00
13
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
110.500
72.169
65,31
100,00
14
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
2.694.619
2.622.856
97,34
100,00
15
Gedung/Bangunan
279.000
274.744
98,47
100,00
100 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker Tahun 2014 Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebanyak 511 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan keterbatasan
APBN,
untuk
memenuhi
rasa
keadilan
dan
ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja satker dua tahun terakhir (2012 dan 2013); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri akan memperoleh prioritas
utama,
Dinas
Gabungan
namun
masih
tersurat
kata
"Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang dikelola minimal Rp 1 milyar. Bila anggaran yang dikelola dibawah Rp 1 milyar, maka dana tersebut dialokasikan dan dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Berdasarkan
kriteria
tersebut,
pada
tahun
2014
pembangunan
perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 93 satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker), 101 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (56 satker). Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 sebagaimana disajikan pada Lampiran 6. 3.3.3. Penilaian Kinerja per Satker Tahun 2014 Penilaian kinerja disusun sesuai dengan Pedoman Penilaian Kinerja Pembangunan Perkebunan tahun 2014. Pedoman tersebut mengatur kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2014.
Penilaian ini dilaksanakan
dengan menjumlah bobot tertimbang dari semua parameter. Rincian bobot masing-masing parameter sebagai berikut : a.
Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III bobotnya 15%;
b.
Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV bobotnya 35%;
c.
Capaian
kinerja
pelaksanaan
kegiatan
fisik
(menggunakan
pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya 35%; d.
Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku (ketepatan waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya 10%;
e.
Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan kerugian negara) bobotnya 5%. 102 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Adapun kriteria nilainya sebagai berikut: 00 - 59
:
Kurang/Tidak Berhasil
60 - 79
:
Cukup Berhasil
80 - 95
:
Berhasil
:
Sangat Berhasil
> 95
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat berhasil berjumlah 4 satker (4,30%), berhasil berjumlah 70 satker (75,27%), cukup berhasil berjumlah 16 satker (17,20%) dan kurang berhasil berjumlah 3 satker (3,23%).
No.
1 2 3 4
Satker
Ditjen Perkebunan Balai/UPT Pusat Provinsi Kabupaten/kota Total
Penilaian Kinerja tahun 2013 Sangat Cukup Kurang Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil 0 0 0 4
0 3 21 46
1 1 9 5
0 0 2 1
4
70
16
3
Apabila dilihat dari penyebaran satker, yang memperoleh kategori sangat berhasil berjumlah 4 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, (2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten
Bener
Meriah
Provinsi
Aceh,
(3)
Dinas
Perkebunan Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara dan (4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. 103 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya memperoleh kategori tidak berhasil (nilainya < 60) berjumlah 3 satker dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79) berjumlah 16 satker yang dapat dilihat pada Tabel 24 dibawah ini. Tabel 24. Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak cukup berhasil) Tahun 2014 Kinerja Satker No.
Satker
Nilai Tertimbang
Sebutan
A
Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil
1
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
78
Cukup Berhasil
2
Dinas Perkebunan Provinsi D.i. Yogyakarta
76
Cukup Berhasil
3
Dinas Perkebunan Provinsi Riau
78
Cukup Berhasil
4
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan
65
Cukup Berhasil
5
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan
75
Cukup Berhasil
6
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
60
Cukup Berhasil
Dinas Pertanian Provinsi Maluku
79
Cukup Berhasil
78
Cukup Berhasil
63
Cukup Berhasil
7 8 9
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Dinas Pertanian Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau
B
Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil
1
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
43
Tidak Berhasil
2
Dinas Perkebunan Provinsi Aceh
56
Tidak Berhasil
C
Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil 75
Cukup Berhasil
65
Cukup Berhasil
65
Cukup Berhasil
65
Cukup Berhasil
1 2 3 4
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Balangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bone
104 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Kinerja Satker No.
Satker
D
Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil
1
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Batubara
E
UPT Pusat dan Unit Eselon II dengan Kriteria Cukup Berhasl
1
Nilai Tertimbang
Sebutan
15
Tidak Berhasil
Balai (BPTP) Pontianak
79
Cukup Berhasil
2
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar
79
Cukup Berhasil
3
Direktorat Tanaman Semusim
60
Cukup Berhasil
4
Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
65
Cukup Berhasil
5
Direktorat Perlindungan Perkebunan
65
Cukup Berhasil
6
Sekretariat Ditjen Perkebunan
79
Cukup Berhasil
5
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka
70
Cukup Berhasil
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terdapat 2 (dua) satker provinsi yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebunan Provinsi AcehGorontalo. Sedangkan 1 (satu) satker kabupaten/kota yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara. Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2016. Rincian penilaian masing-masing satker Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 sebagaimana disajikan pada Lampiran 7. 105 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.3.4. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4 Kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2014 yang dipantau oleh UKP4 meliputi 3 kegiatan terdiri dari (1) Terlaksananya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.010 ha, (2) Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon tebu seluas 5.000 ha, dan (3) Terlaksananya perluasan dan bongkar ratoon seluas 1.500 ha. Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut untuk 2 kegiatan tercapai 100%, sedangkan kegiatan bongkar ratoon tercapai 64,70% dengan penilaian capaian kinerja oleh UKP4 masing-masing sebagai berikut: Tabel 25. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4 Tahun 2014 No
Kegiatan
1
Terlaksananya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.010 ha
2
Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon seluas 5.000 ha
3
Terlaksananya perluasan dan bongkar ratoon seluas 1.500 ha
Capaian kinerja (%) 100,00
100,00
Warna
Kategori
Biru
Sangat berhasil
Biru
Sangat berhasil
64,70 Kuning Cukup berhasil
Adapun rinciannya untuk masing-masing kegiatan sebagaimana disajikan pada Lampiran 8.
106 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut. Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan dan terkait dengan keragaan pembangunan perkebunan yang telah mampu dicapai, perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan pembangunan ke depan dan tujuan serta program pembangunan perkebunan pada tahun 2014, maka terdapat permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang dapat diuraikan sebagai berikut: 3.4.1. Permasalahan Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3.4.1.1. Administrasi Secara administrasi masih ditemui di banyak satker permasalahan sebagai berikut: 1)
Sistem adminsitrasi keuangan di daerah masih belum tertib
107 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
Sistem administrasi kepegawaian, kehumasan dan penempatannya di daerah masih belum efektif
3)
Sampai posisi bulan Oktober masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;
4)
Keterbatasan
Unit
Layanan
Pengadaan
(ULP)
di
daerah
menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat; 5)
Adanya kebijakan pengadaan satu pintu di sebagian besar Pemda, menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja Pemda;
6)
Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis karena masih adanya intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan;
7)
Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;
8)
Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten;
9)
Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi perkebunan
Provinsi/Kabupaten/Kota,
kelambanan
dalam
penanganan
yang
berdampak
Tindaklanjut
Laporan
pada Hasil
Audit/Pemeriksaan (TLHA/P). 10) Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global mengakibatkan ketidakjelasan musim tanam. 3.4.1.2. Teknis 3.4.1.2.1. Perencanaan 1)
Sertifikasi lahan petani belum semuanya ada; 108 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum optimal di lapangan;
3)
Petugas kurang memahami dalam menangani TLHA/P;
4)
Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu;
5)
Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja;
6)
Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;
7)
Kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam belum memadai;
8)
Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan sesuai dengan rencana;
9)
Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum selesai;
10) Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra; 11) Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan; 12) Terjadinya anomali iklim. 3.4.1.2.2. Pengorganisasian 1)
Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;
109 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun;
3)
Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan pelaksana kegiatan;
4)
Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;
5)
Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan (petugas dan petani);
6)
Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
7)
Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih bermutu;
8)
Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum berjalan dengan baik;
9)
lembaga Penjaminan Kredit Petani belum memadai;
10) Kurangnya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan; 11) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten; 12) Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan gangguan usaha. 3.4.1.2.3. Pelaksanaan 1)
Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik; 110 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
2)
Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas;
3)
Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum memadai;
4)
Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota;
5)
Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan usaha tani;
6)
Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih
belum
memenuhi pesanan petani, sehingga terjadi carry over; 7)
Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.
3.4.1.2.4. Pengawasan 1)
Monev dan pelaporan terlambat;
2)
Pimpinan Unit Kerja kurang komitmen dalam memfasilitasi penanganan Laporan Hasil Audit/Pemeriksaan;
3)
Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap
kegiatan-kegiatan
pembangunan
perkebunan; 4)
Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana.
111 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi: 3.4.2.1. Administrasi 1) Reviu dan pengawalan sistem administrasi keuangan di daerah; 2)
Reviu
dan
pengawalan
sistem
administrasi
kepegawaian,
kehumasan dan penempatannya di daerah; 3)
Percepatan proses pengadaan barang/jasa;
4)
Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola keuangan (KPA, PPK, Bendahara, dll);
5)
Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan benih;
6)
Penerapan reward dan punishment;
7)
Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai rencana operasional kegiatan;
8)
Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun antara satker dengan KPPN dan KPKNL.
9) Menempatkan uang jaminan di bank untuk memastikan pekerjaan pembibitan selesai sesuai dengan kontrak.
112 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
3.4.2.2. Teknis 3.4.2.2.1. Perencanaan 1)
Membagikan database berisi rekapitulasi hasil temuan administrasi dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi agar segera ditindak lanjuti;
2)
Mempercepat usulan revisi;
3)
Mencairkan dana secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak tergantung pada musim;
4)
Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
5)
Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas anggaran, dll
3.4.2.2.2. Pengorganisasian 1)
Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada setiap satker.
Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi
keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat
pelaksanaan
pembangunan
perkebunan
dan
mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian; 2)
Menyampaikan hasil penilaian capaian kinerja setiap triwulan kepada seluruh Satker otonom Provinsi/Kab/Kota dengan tembusan Gubernur/ Bupati/Walikota;
3)
Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya; 113 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
4)
Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan dalam melaksanakan kegiatan;
5)
Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker dalam
melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
kegiatan
pembangunan perkebunan; 6)
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di internal dinas maupun dilapangan/petani;
7)
Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan jadwal kegiatan lapangan;
8)
Perlu diupayakan sharing APBD I maupun APBD II untuk mendukung kegiatan teknis budidaya dan pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
9)
Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;
10) Meminimalkan intervensi dari internal dan eksternal instansi. 3.4.2.2.3. Pelaksanaan 1)
Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan penyerapan keuangan;
2)
Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang berlaku di daerah;
3)
Pengembangan
program
integrasi
sawit-ternak
sapi
pada
perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang terkonsentrasi dengan orientasi bisnis; 114 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
4)
Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit, (didahulukan
dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani
belum ada); 5)
Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat kepada
seluruh
cabang-cabang
untuk
mendukung
Program
Revitalisasi Perkebunan; 6)
Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;
7)
Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha di Propinsi dan Kabupaten;
3.4.2.2.4. Pengawasan 1)
Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan;
2)
Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan petugas pusat ke satker daerah;
3)
Melaksanakan
pengawalan,
pendampingan
dan
monitoring
pelaksanaan kegiatan secara intensif; 4)
Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker dalam
melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
kegiatan
pembangunan perkebunan; 5)
Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam mempercepat penyelesaian temuan administrasi dan kerugian negara, khususnya temuan lama; 115 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
6)
Membuat surat teguran kepada Kadisbun Provinsi/Kab./Kota untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil audit (TLHA);
7)
Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun media lainnya;
8)
Koordinasi
dengan
instansi/institusi
terkait
dalam
rangka
pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang diusahakan.
116 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
BAB IV
PENUTUP 4.1. Kesimpulan Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 yang
disusun
ini
merupakan
salah
satu
pertanggung-jawaban
penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dilaksanakan pada tahun ke-5 pada periode Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Kesemuanya itu merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 dalam Pembangunan Perkebunan yang dilaksanakan pada tahun 2014. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 – 2014 yang menjadi
tanggung
jawab
adalah:
“Peningkatan
produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”. Program
ini
dimaksudkan
untuk
lebih
meningkatkan
produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui peremajaan, perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman rempah penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan, yang didukung oleh penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, pelaksanaan perlindungan perkebunan, manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Perkebunan, dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penerapan teknologi proteksi tanaman.
117 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- dan setelah direvisi karena penghematan anggaran sesuai Inpres No.4 tahun 2014 menjadi
sebesarRp.
1.320.618.976.000,-.
Dana
tersebut
untuk
melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di 93 satker baik di Pusat maupun Daerah berupa dana Dekonsentrasi,
dana
Tugas
Pembantuan
(TP)
Provinsi
dan
TP
Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi: (1) Peningkatan roduksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;
(5)
Dukungan
Perlindungan
Perkebunan;
(6)
Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; (7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan di 3 UPT Pusat di Daerah (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon). Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku (10,14%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi, Investasi di sektor perkebunan yang mencapai 12,83% dan ekspor komoditi perkebunan yang mencapai 3,21% per tahun. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan rata118 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
rata 4,31% per tahun, dan pada tahun 2014 telah mencapai US$ 1,891 per kepala keluarga. Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa capaian produksi 15 komoditas mencapai 40,32 juta ton dari target sebesar 40,29 juta ton atau mencapai 100,09% yang dibandingkan dari target dalam Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2014. Namun meningkat menjadi 103,97% bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,97%. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2014 telah mencapai 99,32%. Sedangkan capaian luas areal tanaman, jika dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang nilainya 21,61 juta hektar, maka capaiannya sebesar 107,59%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,22% atau mencapai 102,22% dari 22,75 juta hektar menjadi 23,25 juta hektar untuk tahun 2014. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja tahun 2014 sudah mencapai 107,59%. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.162.841.295.863,- dari total pagu
119 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
sebesar Rp. 1.320.618.976..000,- atau keuangan mencapai 88,05% dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%. Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan.
Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu diatasi dengan baik. 4.2. Saran Rekomendasi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang disusun dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan merupakan tahun ke 5 (kelima) Pemerintahan
Kabinet
Indonesia
dari periode 5 (lima) tahun Bersatu
Jilid
II
di
lingkungan
Kementerian Pertanian. Laporan ini merupakan sistem yang sangat aspiratif dalam mendukung penilaian kinerja suatu unit kerja seperti Direktorat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan pengalaman penyusunan laporan yang telah dibuat, perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam proses penilaian mulai dari penyusunan perencanaan, perekaman penyelenggaraan
kegiatan,
sampai
dengan
kompilasi
pelaporan
120 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
penyelenggaraan maupun cara penilaiannya. Berdasarkan permasalahan dan target yang ditetapkan, maka direkomendasikan sebagai berikut: (1). Swasembada Gula Nasional, perlu disiapkan secara cermat penyediaan benih/bibitnya terutama kultur jaringan yang belum begitu dikenal oleh petani; (2). Revitalisasi perkebunan, capaiannya hingga saat ini masih jauh dari target semula yang 2 juta hektar. Provinsi yang tidak menunjukkan kemajuan dalam pelaksanaan program ini sebaiknya tidak perlu lagi dialokasikan anggaran untuk tahun berikutnya; (3). Pengembangan kapas perlu ditinjau ulang karena produktivitasnya yang hanya mencapai 273 kg/ha atau 10,92% dari target 2.500 kg/ha, padahal diberikan secara penuh benihnya dan sebagian pupuk. Sebaiknya dialihkan ke kegiatan lainnya yang dapat mengungkit peningkatan produktivitas; (4). Pengembangan tanaman penghasil bahan bakar nabati, khususnya jarak pagar dan kemiri sunan yang capaian produktivitasnya sangat rendah yaitu jarak pagar sebesar 306 kg/ha atau hanya 15,30% dari target 2.000 kg/ha dan kemiri sunan yang tidak terlaksana padahal telah ditargetkan sebesar 16.000 kg/ha. Sepanjang
produk
tersebut
tidak
dapat
bersaing,
maka
pengembangan kedua komoditi tersebut kurang bermanfaat dan cenderung ditinggalkan oleh petani; (5). Pengembangan jambu mete yang merupakan komoditi ekspor, namun
produktivitasnya
masih
sangat
rendah
yang
hanya
mencapai 359 kg/ha atau 35,23% dari target 1.019 kg/ha. Hal ini 121 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
perlu perhatian pihak stakeholders terutama dalam pemilihan bibit unggul yang akan dibudidayakan dan pangsa pasarnya. (6). Pengembangan kakao yang telah dilakukan dengan Gernas kakao, meskipun telah dilaksanakan sejak tahun 2009 dengan paket bantuan penuh namun sampai tahun 2014 belum mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Saat ini capaian produktivitas diperkirakan masih mencapai 817 kg/ha atau 68,08% dari target 1.200 kg/ha tahun 2014. Sehingga perlu dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pengembangan kakao khususnya kegiatan Gernas kakao yang berakhir pada tahun 2014 ini; (7). Komoditi yang ditujukan untuk pengembangan ekspor perlu dicermati fluktuasi harga ditingkat petani yang cenderung merugikan petani, sehingga dapat lebih menggairahkan petani dalam melaksanakan usahataninya; (8). Kinerja Tim SPI baik pusat maupun satker daerah perlu dioptimalkan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan
kegiatan-kegiatan
pembangunan
perkebunan; (9). Penilaian kinerja atas satker terbukti dapat meningkatkan realisasi keuangan dan fisik yang cukup signifikan, sehingga perlu dilanjutkan; (10). Laporan ini sangat berguna sebagai acuan dalam
penyusunan
laporan kinerja pada tahun-tahun berikutnya. 122 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian Lampiran 1 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 (Berdasarkan Dari RKT / Renstra) Eselon I Program
: Direktorat Jenderal Perkebunan. : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
I.
Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, duku ngan pascapanen dan pembinaan usaha, perlindungan perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya
I.
Produksi tanaman (ribu ton) a Tebu (hablur) b Kapas (kapas berbiji) c Cengkeh (bunga kering) d. Tembakau (daun kering) e. Nilam (daun kering) f. Kakao (biji kering) g. Kopi (biji kering) h. T e h (daun kering) i. Lada (lada kering) j. Karet (karet kering) k. Kelapa (setara kopra) l. Kelapa sawit (CPO) m Jambu mete (gelondong kering)
2.790,00 63,00 86,00 184,00 124,00 1.174,00 791,00 165,00 92,00 2.801,00 3.380,00 28.439,00 159,00
Realisasi (5)
2.632,24 1,17 110,58 166,26 134,50 709,33 685.09 143,75 91,94 3.153,19 3.031,31 29.344,48 116,00
% (6)
94,35 1,86 128,58 90,36 108,47 60,42 86,61 87,12 99,93 112,57 89,68 103,18 72,96
123 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
n o
Jarak pagar (biji kering) Kemiri sunan (biji kering)
Jumlah Produksi 15 Komoditas II. Produktivitas tanaman (kg/ha/tahun) a Tebu (hablur) b Kapas (kapas berbiji) c Cengkeh (bunga kering) d. Tembakau (daun kering) e. Nilam (daun kering) f. Kakao (biji kering) g. Kopi (biji kering) h. T e h (daun kering) i. Lada (lada kering) j. Karet (karet kering) k. Kelapa (setara kopra) l. Kelapa sawit (CPO) m Jambu mete (gelondong kering) n Jarak pagar (biji kering) o Kemiri sunan (biji kering)
Realisasi (5)
% (6)
35,00 6,00
4,46 0
12,76 0
40.289,00
40.324,30
100,09
6.800 2.500 295 893 6.600 1.200 756 1.673 752 640 1.200 4.344 1.019 2.000 16.000
5.561 273 352 934 5.450 817 741 1.464 824 1.053 1.128 3.568 817 306 0
81,78 10,92 119,32 104,59 82,58 68,08 98,02 87,51 109,57 164,53 94,00 82,14 80,18 15,30 0
124 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian Lampiran 2 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 (Berdasarkan Capaian sasaran Kegiatan/Outpots Dari RKT) Eselon I Eselon II Program
: Direktorat Jenderal Perkebunan : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(ribu ha)
(ribu ha)
I.
Peningkatan Luas Areal Tanaman Semusim
1. Luas Areal Tanaman Semusim 1). Swasembada Gula Nasional a. Tebu 2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri a. Kapas 3) Pengembangan Komoditas Ekspor a. Tembakau
Realisasi
% (6)
456,00
477,88
104,80
25,00
5,60
22,40
205,00
195,26
95,25
125 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
b. Nilam II.
Peningkatan Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar
Realisasi (5)
% (6)
18,00
28,26
2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar
(ribu ha)
(ribu ha)
1). Pengembangan komoditas ekspor a. Kakao b. Kopi c. Teh d. Lada
1.752,00 1.443,00 124,00 196,00
1.719.09 1.246,81 121,03 172,62
98,12 86,40 97,61 88,07
484,00
502,56
103,84
21,00 0,00 0,00
21,00 0,00 0,00
100,00 0,00 0,00
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri a. Cengkeh 3). Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (ribu ha) a. Rehabilitasi b. Intensifikasi c. Peremajaan
156,97
126 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
III.
Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
3. Luas Areal Tanaman Tahunan 1). Pengembangan komoditas ekspor a. Karet b. Kelapa c. Kelapa Sawit d. Jambu Mete 2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) a. Jarak Pagar b. Kemiri Sunan 4). Revitalisasi Perkebunan a. Karet b. Kelapa sawit c. Kakao
Realisasi (5)
% (6)
(ribu ha)
(ribu ha)
3.487,00 3.833,00 8.987,00 577,00
3.606,25 3.631.81 10.956,23 551,51
103,42 94,75 121,91 95,58
21,00
35,23
167,74
2,00
1,06
52,85
5,00 30,00 3,00
5,00 30,00 3,00
100,00 100,00 100,00
127 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
IV.
V.
Penurunan luas areal yang terserang OPT
Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan
Realisasi
%
(5)
(6)
4. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan 1). Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan yang bersumber dari APBN, APBD dan lain-lain (ha)
56.880,00
9.527,00
16,75
2). Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan yang bersumber dari APBN (ha)
5.300,00
5.300,00
100,00
130,00
130,00
100,00
5. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. 1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan pascapanen sesuai GHP (Kelompok Tani) 2). Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak mengajukan permopermohonan sertifikat ISPO (Perusahaan)
334,00
128 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
3). Jumlah penanganan kasus ganggunan usaha perkebunan (Perusahaan) VI.
VII.
Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan teknis pem bangunan perkebunan
6. Dukungan Pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan (Provinsi)
Peningkatan pengawasan dan 7. Dukungan Pengembangan Tanaman pengujian benih tanaman Perkebunan Berkelanjutan perkebunan & penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan a). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang) 2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket)
Realisasi (5)
% (6)
44,00
32,00
32,00
100,00
14.950.000
16.687.485
111,62
6,00
6,00
100,00
129 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang)
240.384.000
128.577.000
53,49
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket)
10,00
3,00
30,00
7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang)
535.000
385.746
72,10
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket)
9,00
4,00
44,44
b). BBP2TP Medan
c). BBP2TP Ambon
Realisasi
% (6)
130 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian Lampiran 3 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 (Berdasarkan Capaian Sasaran Program/Outcomes)
Eselon I Program
: Direktorat Jenderal Perkebunan. : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
I.
Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya bengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya
(ribu ton)
(ribu ton)
1.
Produksi Tanaman a. Tebu (hablur)
2.790,00
2.632,24
Peningkatan 94,35
b. Kapas
63,00
1,17
1,86
c. Cengkeh
86,00
110,58
128,58
d Tembakau
184,00
166,26
90,36
e. Nilam
124,00
134,50
108,47
f. Kakao
1.174,00
709,33
60,42
g. Kopi
791,00
685,09
86,61
h. T e h
165,00
143,75
87,12
i. Lada
92,00
91,94
99,93
j. Karet
2.801,00
3.153,19
112,57
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
1.320.618.976 1.162.841.296
88,05
produksi, produktivitas dan Mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
131 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
k. Kelapa l. Kelapa sawit m. Jambu Mete n. Jarak Pagar k. Kemiri Sunan Jumlah Produksi 15 Komoditas II
Produktivitas Tanaman
3.380,00
3.031,31
89,68
28.439,00
29.344,48
103,18
159,00
116,00
72,96
35,00
4,46
12,76
6,00
0,00
0,00
40.289,00
40.324,30
100,09
(Kg/Ha) 6.800
5.561
b. Kapas
2.500
273
10,92
295
352
119,32
d. Tembakau
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
81,78
893
934
104,59
e. Nilam
6.600
5.450
82,58
f. Kakao
1.200
817
68,08
g. Kopi
756
741
98,02
h. Teh
1.673
1.464
87,51
i. Lada
752
824
109,57
j. Karet
640
1.053
164,53
1.200
1.128
94,00
k. Kelapa
Pagu
(Kg/Ha)
a. Tebu c. Cengkeh
Anggaran (Rp. 000,-)
132 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
l. Kelapa sawit m. Jambu mete n. Jarak pagar o. Kemiri sunan
4.344
3.568
82,14
1.019
817
80,18
2.000
306
15,30
16.000
0
0,00
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
133 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Lampiran 4
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Output sesuai PK) Eselon I Eselon II Program
: Direktorat Jenderal Perkebunan : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(ha)
(ha)
I.
Peningkatan Luas
1.
Luas Areal Tanaman Semusim
Areal Tanaman Semusim
Peningkatan
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
511.356.581
412.429.117
80,65
produksi 1). Swasembada Gula
produktivitas dan
Nasional (ha) a. Tebu
mutu tanaman 48.284
33.097
68,55 Semusim (Prioritas
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan
Nasional dan Bidang)
Konsumsi Dalam Negeri (ha)
134 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
a. Kapas
5.600
5.600
100,00
0
0
0
100
100
100,00
(ha)
(ha)
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
325.706.836
310.546.653
95,35
3) Pengembangan Komoditas Ekspor (ha) a. Tembakau b. Nilam II.
Peningkatan Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar
2.
Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar
produksi
1). Pengembangan
produktivitas dan
komoditas ekspor (ha) a. Kakao
Peningkatan
mutu tanaman 33.125
32.709
b. Kopi
4.600
4.600
100,00 Penyegar
c. Teh
3.200
3.200
100,00 (Prioritas
600
600
d. Lada
98,74 rempah dan
100,00 Nasional dan Bidang)
Pengembangan Komoditas 2). Pemenuhan
135 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
Konsumsi Dalam Negeri (ha) a. Cengkeh
950
950
100,00
1.500
1.500
100,00
a. Rehabilitasi
0
0
0,00
b. Intensifikasi
0
0
0,00
c. Peremajaan
0
0
0,00
(ha)
(ha)
b. Pala 3). Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (ha)
III.
Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
3.
Luas Areal Tanaman Tahunan
Peningkatan
1). Pengembangan komoditas ekspor (ha)
156.696.142
Produktivitas dan
a. Karet
11.643
11.513
b. Kelapa
18.509
17.975
80
80
c. Kelapa Sawit
173.966.864
produksi 98,88 mutu tanaman 97,11 tahunan 100,00
136 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
91,80
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
d. Jambu Mete
2.010
2.010
100,00
800
800
100,00
a. Jarak Pagar
0
0
0,00
b. Kemiri Sunan
0
0
0,00
a. Karet
0
0
0,00
b. Kelapa sawit
0
0
0,00
c. Kakao
0
0
0,00
e. Sagu
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
76.813.092
71.122.537
92,59
2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) (ha)
3). Revitalisasi Perkebunan (Pengawalan) (ha)
IV.
Penurunan luas areal yang terserang
4.
Dukungan pengembangan
Dukungan
tanaman perkebunan
perlindungan
137 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
OPT
berkelanjutan
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
perkebunan (Prioritas Bidang)
1). Luas areal pengendalian OPT Perkebunan (ha) 2). Pelaksanaan SL-PHT (KT) V.
Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha
5.
15.039
14.827
98,59
194
194
100,00
Dukungan pengembangan
Dukungan
tanaman perkebunan
pascapanen
berkelanjutan.
dan pembinaan
perkebunan berkelanjutan
37.076.062
32.030.442
usaha 1). Jumlah kelompok tani
130
222
170,77
perkebunan
yang menerapkan penanganan pascapanen sesuai GHP (Kelompok Tani)
138 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
86,39
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2). Jumlah Perusahaan
334
510
152,05
44
50
113,64
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
129.096.249
114.786.978
88,92
Perkebunan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO (Perusahaan) 3). Jumlah penanganan kasus ganggunan usaha perkebunan (Perusahaan) VI.
Peningkatan
Dukungan Pengembangan
Dukungan
pelayanan dan
6.
tanaman perkebunan
manajemen
pembinaan di bidang manajemen
berkelanjutan
dan dukungan
1). Jumlah provinsi yang
32
32
100,00 teknis lainnya di
93
93
100,00 Direktorat
dan teknis pem-
memperoleh pelayanan
bangunan
dan pembinaan yang
Jenderal
perkebunan
berkualitas di bidang
Perkebunan
perencanaan, keuangan,
139 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
66.603.292
62.055.247
93,17
umum dan evaluasi serta Satker) VII. Peningkatan
Dukungan Pengembangan
Dukungan
pengawasan dan
7.
Tanaman Perkebunan
pengujian &
pengujian benih tanaman perkebunan
Berkelanjutan
pengawasan mutu benih
& penerapan
serta penerapan
teknologi proteksi tanaman perkebunan
teknologi proteksi tanaman perkebunan
a). BBP2TP Surabaya
7.a). 1). Jumlah bibit yang
14.950.000
16.687.485
111,62
5
6
100,00
disertifikasi (batang) 2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket)
140 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Program
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
175.000
128.577
73,47
4
3
75,00
150.000
385.746
388,86
4
4
100,00
b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang
Anggaran (Rp. 000,-) Pagu
Realisasi
%
(8)
(9)
(10)
disertifikasi (ribu batang) 2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket) c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi ( batang) 2). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (Paket) Total Pagu Anggaran :
1.320.618.976 1.162.841.296 88,05
141 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Lampiran 5
Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output) Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2014 Posisi 31 Desember 2014
NO
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA
1
2
1
ANGGARAN (Rp.)
KELUARAN
TARGET
REALISASI
%
TARGET
REALISASI
%
3
4
5
6
7
8
1.320.618.976.000
1.162.841.295.863
88,05
92,90
325.706.836.000
310.546.652.541
95,35
99,25
1775.001 - Pengembangan Tanaman Kopi
29.830.112.000
27.287.028.225
91,47
4.600
1775.002 - Pengembangan Tanaman T e h
47.965.070.000
47.735.619.004
99,52
3.200
1775.003 - Pengembangan Tanaman Kakao
194.375.172.000
185.410.655.048
95,40
33.125
1775.004 - Pengembangan Tanaman Lada
6.363.642.000
6.036.678.800
94,86
1775.005 - Pengembangan Tanaman Cengkeh 1775.027 - Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar
3.290.000.000
3.232.931.000
8.337.967.000
1775.028 - Pengembangan Tanaman Pala
018.05.08 - Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
1775.029 - Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar
Ha
4.600
Ha
100,00
3.200
Ha
100,00
Ha
32.709
Ha
98,74
600
Ha
600
Ha
100,00
98,27
950
Ha
950
Ha
100,00
7.956.170.900
95,42
9.789
Org
9.789
2.940.362.000
2.562.259.500
87,14
1.500
Ha
1.500
799.198.000
639.325.800
80,00
46
Ha
Ha
46
Org Ha Ha
100,00 100,00 100,00
142 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA
1
2 1775.030 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.032 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.994 - Layanan Perkantoran
2
1776 -
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim 1776.001 - Pengembangan Tanaman Tebu 1776.002 - Penanaman Tanaman Kapas 1776.004 - Penanaman Tanaman Nilam 1776.021 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 1776.022 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim 1776.994 - Layanan Perkantoran
3
1777 -
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
ANGGARAN (Rp.)
KELUARAN
TARGET
REALISASI
%
TARGET
REALISASI
%
3
4
5
6
7
8
6.615.640.000
6.077.883.199
91,87
18
Lap
18
Lap
100,00
24.629.538.000
23.070.883.199
93,67
12
Bln
12
Bln
100,00
560.135.000
517.422.605
92,37
12
Bln
12
Bln
100,00
511.356.581.000
412.429.441.350
80,67
351.079.327.000
278.860.954.363
79,43
50.675
Ha
33.808
Ha
13.940.901.000
13.749.180.450
98,62
5.600
Ha
5.600
Ha
66,72 100,00
2.392.200.000
2.248.656.389 109.143.807.453
94,00 82,58
100
Ha
100
Ha
100,00
12
Bln
12
Bln
11.558.528.000
8.367.142.555
72,39
17
Lap
17
Lap
100,00
215.831.000
129.720.140
60,10
12
Bln
12
Bln
100,00
132.169.794.000
173.966.864.000
159.696.142.201
77,15
91,80
100,00
99,48
1777.001 - Pengembangan Tanaman Karet
82.841.017.000
75.656.911.890
91,33
11.643
Ha
11.513
Ha
98,88
1777.003 - Pengembangan Tanaman Kelapa
42.587.849.000
39.199.689.110
92,04
18.509
Ha
17.975
Ha
97,11
714.320.000
702.317.380
98,32
80
1777.004 - Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit
Ha
80
Ha
100,00
143 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA
1
2 1777.007 - Pengembangan Tanaman Jambu Mete 1777.015 - Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) 1777.018 - Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan 1777.027 - Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 1777.030 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Tahunan 1777.031 - Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 1777.032 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan 1777.033 - Koordinasi Pengembangan Sagu di Pusat
ANGGARAN (Rp.)
KELUARAN
TARGET
REALISASI
%
TARGET
REALISASI
%
3
4
5
6
7
8
5.186.354.000
4.884.932.800
94,19
2.010
Ha
13.509.848.000
11.764.133.613
87,08
88
Lap
1.661.813.000
1.543.701.591
92,89
18
4.425.392.000
4.242.658.350
95,87
4.720.910.000
4.599.786.270
2.986.532.000
2.010
Ha
100,00
88
Lap
100,00
KT
18
KT
100,00
5.835
Org
5.835
Org
100,00
97,43
13
Lap
13
Lap
100,00
2.780.230.800
93,09
172
Ha
172
Ha
100,00
6.455.971.000
5.918.498.500
91,67
324
Bln
324
Bln
100,00
1.642.363.000
1.309.665.705
79,74
12
Bln
12
Bln
100,00
6.402.545.000
6.382.660.800
99,69
800
Ha
800
Ha
100,00
831.950.000
814.811.192
97,94
12
Bln
12
Bln
100,00
37.076.062.000
32.030.441.943
86,39
5.390.550.000
4.414.044.041
81,88
44
kab
44
kab
100,00
3.286.996.000
2.723.927.880
82,87
32
Prov
32
Prov
100,00
1.219.380.000
1.024.716.010
84,04
27
Prov
27
Prov
100,00
1777.034 - Pengembangan Tanaman Sagu 1776.994 - Layanan Perkantoran (Bulan)
4
1778 -
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan 1778.011 - Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 1778.012 - Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 1778.013 -
Penilaian Usaha Perkebunan
99,76
144 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA
1
2 1778.014 -
Penerapan Standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan
ANGGARAN (Rp.)
KELUARAN
TARGET
REALISASI
%
TARGET
REALISASI
%
3
4
5
6
7
8
963.922.000
820.391.000
85,11
19.695.532.000
18.290.149.514
92,86
5.935.182.000
4.328.344.452
584.500.000
22
Prov
22
Prov
100,00
223
KT
222
KT
99,55
72,93
18
Bln
18
Bln
100,00
428.869.046
73,37
12
Bln
12
Bln
100,00
76.813.092.000
71.122.537.188
92,59
12.274.185.000
10.939.822.367
89,13
73
Unit
73
Unit
100,00
16.541.395.000
15.959.706.275
96,48
194
KT
194
KT
100,00
4.161.459.000
3.601.496.883
86,54
40
Dok
40
Dok
100,00
29.730.551.000
28.125.731.135
94,60
15.039
Ha
14.827
Ha
98,59
Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan
9.544.202.000
8.906.810.050
93,32
12
Bln
12
Bln
100,00
Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan
3.833.155.000
2.946.179.732
76,86
18
Lap
18
Lap
100,00
728.145.000
642.790.746
88,28
12
Bln
12
Bln
100,00
129.096.249.000
114.786.978.015
88,92
4.539.462.000
4.441.744.915
97,85
1778.015 -
Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan 1778.017 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha 1776.994 - Layanan Perkantoran
5
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1779.002 - Pemberdayaan Perangkat 1779.005 - SL-PHT Perkebunan 1779.011 - Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1779.012 - Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan 1779.013 -
1779.014 -
1776.994 -
6
1780 -
99,45
Layanan Perkantoran
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Teknis Lainnya 1780.008 - Administrasi Kegiatan Dana
100,00 12
Bln
12
Bln
145 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
100,00
Kementerian Pertanian
NO
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA
1
2
ANGGARAN (Rp.)
KELUARAN
TARGET
REALISASI
%
TARGET
REALISASI
%
3
4
5
6
7
8
Dekonsentrasi (DK) 1780.009
1780.011
-Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya -Dukungan Perencanaan
1780.012 -
Dukungan Keuangan dan perlengkapan
1780.013 -
11.255.393.000
8.485.222.794
75,39
1780.014 -
Dukungan Kepegawaian, Hukum dan Humas Dukungan Evaluasi dan Pelaporan
4.797.100.000
4.124.113.088
85,97
1780.994 -
Layanan Perkantoran
37.708.722.000
32.444.583.542
86,04
1780.995 -
Kendaraan Bermotor
2.292.998.000
2.292.998.000
100,00
1780.997 -
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
105.000.000
103.905.700
98,96
66.603.292.000
62.055.246.825
93,17
2.226.269.000
1.886.251.000
84,73
12
Bln
11
Bln
100,00
1.360.575.000
1.266.595.650
93,09
62
Ha
47
Ha
90,38
2.411.188.000
2.124.723.250
88,12
35
Dok
35
Dok
100,00
1780.010 -
7
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Teknologi Proteksi Perkebunan 1781.005 -Operasional Laboratorium
8.483.809.000
8.017.487.520
92,94
45.102.838.000
41.919.121.195
92,94
5.396.265.000
4.725.286.913
87,57
9.414.662.000
8.232.514.348
87,44
12 12 3 3 3 3 12 11 2
Bln
12
Bln
100,00
Bln
12
Bln
100,00
Dok
3
Dok
100,00
Dok
3
Dok
100,00
Dok
3
Dok
80,00
Dok
3
Dok
100,00
Bln
12
Bln
100,00
Unit
11
Unit
100,00
Unit
2
Unit
100,00
1781 -
1781.006 -Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll 1781.007 -Pengawasan Peredaran Benih
97,90
146 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO 1
PROGRAM / KEGIATAN UTAMA 2
ANGGARAN (Rp.) TARGET 3
1781.008 -Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan 1781.009 -Pemanfaatan Agensia Hayati (Jenis)
4
KELUARAN %
TARGET
REALISASI
%
5
6
7
8
2.276.045.657
93,46
796.188.335
98,31
679.845.000
529.511.236
77,89
2.236.438.000
2.081.403.752
93,07
485.553.000
382.376.140
78,75
1781.013 -Peningkatan Kapabilitas Pegawai/Petugas
2.199.374.000
1.868.175.850
84,94
1781.014 -Monitoring dan Evaluasi
2.310.399.000
2.168.997.980
93,88
1781.994 -Layanan Perkantoran
46.138.093.000
43.494.317.033
94,27
1781.995 -Kendaraan Bermotor
226.210.000
210.892.000
93,23
1781.996 -Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
110.500.000
72.168.600
65,31
2.694.619.000
2.622.856.342
97,34
279.000.000
274.744.000
98,47
1.320.618.976.000
1.162.841.295.863
88,05
1781.010 -Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih 1781.011 -Administrasi Keuangan dan Kepegawaian 1781.012 -Penyusunan Rencana Kerja
1781.997 -Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 1781.998 -Gedung/Bangunan
Total
2.435.329.000
REALISASI
809.900.000
24
Pkt
23
Pkt
95,83
15
Jns
15
Jns
100,00
190.100.000
Btg
145.650.231
Btg
76,62
12
Bln
12
Bln
11
Lap
11
Lap
342
Org
342
Org
140,00
15
Lap
15
Lap
100,00
48
Bln
48
Bln
100,00
10
Unit
10
Unit
100,00
1
Unit
1
Unit
100,00
325
Unit
325
Unit
100,00
404
M2
404
M2
100,00
100,00
92,90
147 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
100,00
Kementerian Pertanian
Lampiran 6 CAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN SERAPAN PER SATKER TAHUN 2014
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1 1
2
2 JAWA BARAT
1
DISBUN PROVINSI JAWA BARAT
2
DISHUTBUN KAB CIANJUR
3
DISBUN KAB GARUT
JAWA TENGAH
4
3
D. I. YOGYAKARTA
5
4
DISHUTBUN PROVINSI D.I.
3
REALISASI KEUANGAN
REALISASI FISIK
( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
79.436.861.000,00
77.517.551.849,00
97,58
99,71
56.757.691.000,00
55.155.708.649,00
97,18
100,00
2.667.790.000,00
2.557.271.435,00
95,86
100,00
54.089.901.000,00
52.598.437.214,00
97,24
100,00
149.915.816.000,00
139.395.963.725,00
92,98
99,06
149.915.816.000,00
139.395.963.725,00
92,98
99,06
14.848.548.000,00
13.899.497.517,00
93,61
93,21
14.848.548.000,00
13.899.497.517,00
93,61
93,21
289.552.665.000,00
212.640.643.463,00
73,44
75,32
289.552.665.000,00
212.640.643.463,00
73,44
75,32
33.569.749.000,00
27.549.986.380,00
82,07
93,80
21.246.311.000,00
16.027.577.400,00
75,44
91,34
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
6
5
DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR
ACEH
7
DISHUTBUN PROVINSI A C E H
8
DISHUTBUN KAB BENER MERAH
3.037.500.000,00
2.990.814.000,00
98,46
99,50
9
DISHUTBUN KAB PIDIE
1.619.020.000,00
1.393.151.200,00
86,05
99,00
10
DISHUTBUN KAB ACEH UTARA
1.566.000.000,00
1.407.983.280,00
89,91
100,00
148 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
6
2
(%)
(%)
5
6
7
3.658.861.500,00
94,84
99,00
12
DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA
2.242.999.000,00
2.071.599.000,00
92,36
92,35
13.815.581.000,00
12.310.345.199,00
89,10
95,07
12.294.736.000,00
11.926.543.199,00
97,01
100,00
1.520.845.000,00
383.802.000,00
25,24
55,18
15.079.032.000,00
12.947.605.860,00
85,86
98,56
13.681.217.000,00
11.801.796.760,00
86,26
98,51
1.397.815.000,00
1.145.809.100,00
81,97
99,00
18.510.787.000,00
16.944.246.620,00
91,54
97,54
12.355.341.000,00
11.396.328.945,00
92,24
96,31
SUMATERA UTARA DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA DISBUN KAB BATUBARA
SUMATERA BARAT
16
DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT DISBUN KAB PASAMAN BARAT
RIAU
17
DISBUN PROVINSI RIAU
18
DISBUN KAB KAMPAR
2.326.450.000,00
2.080.742.675,00
89,44
100,00
19
DISHUTBUN KAB MERANTI
2.718.996.000,00
2.550.789.600,00
93,81
100,00
20
DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR
1.110.000.000,00
916.385.400,00
82,56
100,00
19.287.655.000,00
18.535.662.667,00
96,10
98,41
17.944.825.000,00
17.317.528.767,00
96,50
98,33
1.342.830.000,00
1.218.133.900,00
90,71
99,50
27.737.293.000,00
21.311.642.575,00
76,83
98,75
JAMBI
21
22
10
( Rp.000,- )
3.857.919.000,00
15
9
REALISASI FISIK
DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR
14
8
3
REALISASI KEUANGAN
11
13
7
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI JAMBI DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT
SUMATERA SELATAN
149 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
2 23
11
( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
20.293.003.000,00
14.524.715.000,00
71,57
99,13
SELATAN 2.029.460.000,00
1.815.810.100,00
89,47
100,00
25
DISBUN KAB MUSI RAWAS
2.029.460.000,00
2.586.688.475,00
113,50
93,86
26
DISBUN KAB O K I
2.657.140.000,00
2.384.429.000,00
89,74
100,00
24.373.111.000,00
22.759.961.570,00
93,38
100,00
24.373.111.000,00
22.759.961.570,00
93,38
100,00
14.214.545.000,00
13.600.339.668,00
95,68
99,50
8.521.836.000,00
8.060.994.150,00
94,59
100,00
LAMPUNG
DISBUN PROVINSI LAMPUNG
KALIMANTAN BARAT DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
29
DISHUTBUN KAB SANGGAU
1.997.036.000,00
1.936.592.078,00
96,97
99,79
30
DISHUTBUN KAB SINTANG
1.135.114.000,00
1.067.159.140,00
94,01
95,00
31
DISBUNHUT KAB KAPUAS HULU
1.364.129.000,00
1.347.739.300,00
98,80
99,70
32
DISHUTBUN KAB BENGKAYANG
1.196.430.000,00
1.187.855.000,00
99,28
99,50
8.498.306.000,00
8.241.502.240,00
96,98
100,00
5.261.566.000,00
5.051.335.040,00
96,00
100,00
KALIMANTAN TENGAH
33
14
REALISASI FISIK
DISBUN KAB MUARA ENIM
28
13
3
REALISASI KEUANGAN
24
27
12
DISBUN PROVINSI SUMATERA
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
34
DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT
1.767.950.000,00
1.739.410.000,00
98,39
100,00
35
DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR
1.468.790.000,00
1.450.757.200,00
98,77
100,00
10.957.510.000,00
9.371.054.265,00
85,52
91,40
KALIMANTAN SELATAN
150 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
2 36
37
38
15
REALISASI FISIK
( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
5.002.845.000,00
4.099.944.560,00
81,95
94,26
493.110.000,00
385.700.000,00
78,22
100,00
630.570.000,00
575.161.700,00
91,21
95,10
SELATAN DISTANPANGANBUN KAB TANAH LAUT DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI TENGAH DISBUN KAB KOTABARU
1.220.045.000,00
1.084.533.655,00
88,89
89,52
40
DISBUN KAB TABALONG
1.982.685.000,00
1.749.937.250,00
88,26
93,59
41
DISHUTBUN KAB BALANGAN
1.628.255.000,00
1.475.777.100,00
90,64
77,34
6.865.832.000,00
4.719.665.975,00
68,74
88,60
4.683.225.000,00
2.897.971.975,00
61,88
85,61
2.182.607.000,00
1.821.694.000,00
83,46
95,00
11.585.759.000,00
11.421.118.100,00
98,58
100,00
KALIMANTAN TIMUR
43
17
3
REALISASI KEUANGAN
39
42
16
DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DISBUNPANGANNAKPERIKANAN KAB KUTAI BARAT
SULAWESI UTARA
44
DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA
9.653.284.000,00
9.532.843.100,00
98,75
100,00
45
DISBUN KAB MINAHASA SELATAN
1.932.475.000,00
1.888.275.000,00
97,71
100,00
97.924.953.000,00
94.909.468.220,00
96,92
100,00
87.690.180.000,00
86.211.128.300,00
98,31
100,00
SULAWESI TENGAH
46
DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH
47
DISBUN KAB TOLI-TOLI
3.510.800.000,00
2.967.543.200,00
84,53
100,00
48
DISHUTBUN KAB SIGI
3.836.910.000,00
3.420.554.620,00
89,15
100,00
49
DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU
2.887.063.000,00
2.310.242.100,00
80,02
100,00
151 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1 18
2 SULAWESI SELATAN
50
19
( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
50.849.456.000,00
45.690.737.594,00
89,85
98,48
45.381.036.000,00
40.983.276.460,00
90,31
98,46
SELATAN 1.305.500.000,00
881.534.390,00
67,52
99,46
52
DISHUTBUN KAB BULUKUMBA
1.624.910.000,00
1.454.791.409,00
89,53
99,23
53
DISHUTBUN KAB SOPPENG
1.221.300.000,00
1.124.150.535,00
92,05
100,00
54
DISHUTBUN KAB LUWU UTARA
1.316.710.000,00
1.246.984.800,00
94,70
96,11
54.629.861.000,00
53.890.130.950,00
98,65
98,82
48.652.081.000,00
48.247.375.400,00
99,17
98,94
SULAWESI TENGGARA DISBUNHORTI PROV SULAWESI TENGGARA
56
DISTAN KAB KONAWE
1.210.630.000,00
1.171.522.550,00
96,77
99,99
57
DISBUN KAB KOLAKA
1.289.380.000,00
1.070.243.000,00
83,00
98,00
3.477.770.000,00
3.400.990.000,00
97,79
97,00
10.316.875.000,00
9.400.617.885,00
91,12
100,00
8.832.388.000,00
8.059.075.885,00
91,24
100,00
1.484.487.000,00
1.341.542.000,00
90,37
100,00
21.436.032.000,00
19.484.060.190,00
90,89
100,00
21.436.032.000,00
19.484.060.190,00
90,89
100,00
15.992.706.000,00
15.311.364.830,00
95,74
95,00
DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN
MALUKU
59
60
DISTAN PROVINSI MALUKU DISBUNHUT KAB MALUKU TENGGARA
BALI
61
22
REALISASI FISIK
DISHUTBUN KAB BONE
58
21
3
REALISASI KEUANGAN
51
55
20
DISBUN PROVINSI SULAWESI
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI BALI
NUSA TENGGARA BARAT
152 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
2 62
23
(%)
(%)
5
6
7
15.992.706.000,00
15.311.364.830,00
95,74
95,00
23.516.099.000,00
21.416.740.308,00
91,07
100,00
DISTANBUN PROV NUSA TENGGARA
20.739.189.000,00
18.829.306.658,00
90,79
100,00
TIMUR 1.085.255.000,00
1.084.659.450,00
99,95
100,00
65
DISBUN KAB ALOR
1.691.655.000,00
1.502.774.200,00
88,83
100,00
11.220.149.000,00
10.793.136.200,00
96,19
98,80
11.220.149.000,00
10.793.136.200,00
96,19
98,80
14.485.362.000,00
14.053.425.550,00
97,02
99,08
13.267.862.000,00
12.839.128.550,00
96,77
99,00
1.217.500.000,00
1.214.298.000,00
99,74
100,00
13.107.978.000,00
13.056.704.600,00
99,61
99,64
8.228.444.000,00
99,61
99,50
2.226.881.000,00
99,94
100,00
1.436.970.000,00
99,01
100,00
PAPUA
DISBUNNAK PROVINSI PAPUA
BENGKULU
68
27
( Rp.000,- )
DISTANBUNNAK KAB SIKKA
67
26
REALISASI FISIK
64
66
25
3
REALISASI KEUANGAN
BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
63
24
DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA
PAGU ( Rp. 000,-)
DISBUN PROVINSI BENGKULU DISTANBUNHUT KAB BENGKULU TENGAH
MALUKU UTARA
69
DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA
8.260.528.000,00
70
DISTAN KAB HALMAHERA UTARA
2.228.140.000,00
71
DISTAN KAB HALMAHERA BARAT
1.451.270.000,00
72
DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH
1.168.040.000,00
1.164.409.600,00
99,69
99,50
5.286.178.000,00
5.133.925.150,00
97,12
100,00
2.297.115.000,00
2.215.417.500,00
96,44
100,00
BANTEN
73
DISHUTBUN PROVINSI BANTEN
153 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
28
29
2
74
DISTANBUN KAB PANDEGLANG
75
DISHUTBUN KAB LEBAK
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
961.410.000,00
935.657.000,00
97,32
100,00
2.027.653.000,00
1.982.850.650,00
97,79
100,00
11.333.260.000,00
9.863.205.370,00
87,03
96,67
5.867.200.000,00
5.179.185.170,00
88,27
98,23
77
DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN
2.297.220.000,00
2.026.905.500,00
88,23
89,10
78
DISHUTBUN KAB BANGKA
1.910.090.000,00
1.508.017.800,00
78,95
100,00
79
DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH
1.258.750.000,00
1.149.096.900,00
91,29
100,00
14.761.238.000,00
13.667.601.600,00
97,59
99,00
13.563.433.000,00
12.507.903.500,00
92,22
98,92
1.197.805.000,00
1.159.698.100,00
96,82
100,00
2.866.730.000,00
2.283.618.250,00
79,66
90,10
2.866.730.000,00
2.283.618.250,00
79,66
90,10
7.442.905.000,00
7.336.125.000,00
98,57
95,76
7.442.905.000,00
7.336.125.000,00
98,57
95,76
52.457.273.000,00
50.814.263.380,00
96,87
100,00
37.640.376.000,00
36.542.666.250,00
97,08
100,00
1.091.200.000,00
1.057.974.200,00
96,96
100,00
GORONTALO
DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO DISTANPANGANBUN KAB PAHUWATO
KEPULAUAN RIAU
82
DISTANHUTNAK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PAPUA BARAT
83
32
REALISASI FISIK
DISTANBUNNAK PROV KEP. BABEL
81
31
3
REALISASI KEUANGAN
76
80
30
PAGU ( Rp. 000,-)
DISHUTBUN PROVINSI PAPUA BARAT
SULAWESI BARAT
84
DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT
85
DISHUTBUN KAB MAJENE
154 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
KINERJA SATKER SATKER PROVINSI & KABUPATEN
NO.
1
2 86
87
88
33
34
DISHUTBUN KAB MAMUJU DISHUTBUN KAB POLEWALI
PAGU ( Rp. 000,-)
3
REALISASI KEUANGAN ( Rp.000,- )
(%)
(%)
5
6
7
2.375.538.000,00
2.317.496.760,00
97,56
100,00
2.796.859.000,00
2.407.957.200,00
86,10
100,00
8.553.300.000,00
8.488.168.970,00
99,24
100,00
66.603.292.000,00
62.055.246.825,00
93,17
95,28
MANDAR DISTANBUNHORTI KAB MAMASA
UPT PUSAT
REALISASI FISIK
89
BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA
17.752.199.000,00
16.528.667.516,00
93,11
95,48
90
BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN
25.534.390.000,00
23.804.790.103,00
93,23
95,21
91
BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON
14.895.513.000,00
13.894.855.065,00
93,28
95,34
92
BALAI ( BPTP ) PONTIANAK
8.421.190.000,00
7.826.934.141,00
92,94
94,99
108.139.579.000,00
90.514.135.288,00
83,70
96,34
7.158.875.000,00
6.578.201.065,00
91,89
96,65
DIRAT TANAMAN SEMUSIM
11.734.359.000,00
8.456.862.695,00
72,07
94,78
DIRAT TANAMAN TAHUNAN
7.195.223.000,00
6.724.263.167,00
93,45
96,84
DIRAT PENANGANAN PASCA PANEN
6.519.682.000,00
4.757.213.498,00
72,97
96,10
4.561.300.000,00
3.588.970.478,00
78,68
96,25
4.561.300.000,00
3.588.970.478,00
85,12
96,55
1.320.618.976.000,00
1.162.841.295.863,00
88,05
92,90
PUSAT 93
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIRAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
DIRAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN TOTAL DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
155 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Lampiran 7 PENILAIAN SATKER PROVINSI LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2014
NO
PROVINSI
NILAI TERTIMBANG
SEBUTAN
1
DISBUN PROVINSI JAWA BARAT
83
Berhasil
2
DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH
78
Cukup Berhasil
3
DISHUTBUN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
76
Cukup Berhasil
4
DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR
43
Tidak Berhasil
5
DISBUN PROVINSI A C E H
58
Tidak Berhasil
6
DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA
80
Berhasil
7
DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT
80
Berhasil
8
DISBUN PROVINSI RIAU
78
Cukup Berhasil
9
DISBUN PROVINSI JAMBI
81
Berhasil
10
DISBUN PROVINSI SUMATERA SELATAN
65
Cukup Berhasil
11
DISBUN PROVINSI LAMPUNG
82
Berhasil
83
Berhasil
86
Berhasil
75
Cukup Berhasil
60
Cukup Berhasil
12 13 14 15
DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DISBUN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
16
DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA
83
Berhasil
17
DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH
86
Berhasil
18
DISBUN PROVINSI SULAWESI SELATAN
87
Berhasil
19
DISBUNHORTI PROV SULAWESI TENGGARA
85
Berhasil 156
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
PROVINSI
NILAI TERTIMBANG
SEBUTAN
20
DISTAN PROVINSI MALUKU
79
Cukup Berhasil
21
DISBUN PROVINSI BALI
80
Berhasil
86
Berhasil
78
Cukup Berhasil
22 23
DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DISTANBUN PROV. NUSA TENGGARA TIMUR
24
DISBUNNAK PROVINSI PAPUA
83
Berhasil
25
DISBUN PROVINSI BENGKULU
85
Berhasil
26
DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA
95
Berhasil
27
DISHUTBUN PROVINSI BANTEN
92
Berhasil
28
DISTANBUNNAK PROV KEP. BANGKA BELITUNG
80
Berhasil
29
DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO
80
Berhasil
30
DISTANHUTNAK PROV. KEP. RIAU
63
Cukup Berhasil
31
DISBUN PROVINSI PAPUA BARAT
83
Berhasil
32
DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT
83
Berhasil
157 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
PENILAIAN SATKER KABUPATEN/KOTA LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
NILAI TERTIMBANG
SEBUTAN
1
DISHUTBUN KAB CIANJUR
90
Berhasil
2
DISBUN KAB GARUT
100
Sangat Berhasil
3
DISHUTBUN KAB BENER MERIAH
96
Sangat Berhasil
4
DISHUTBUN KAB PIDIE
80
Berhasil
5
DISHUTBUN KAB ACEH UTARA
86
Berhasil
6
DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR
80
Berhasil
7
DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA
75
Cukup Berhasil
8
DISBUN KAB BATUBARA
15
Tidak Berhasil
9
DISBUN KAB PASAMAN BARAT
88
Berhasil
10
DISBUN KAB KAMPAR
87
Berhasil
11
DISHUTBUN KAB MERANTI
83
Berhasil
12
DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR
81
Berhasil
13
DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT
81
Berhasil
14
DISBUN KAB MUARA ENIM
90
Berhasil
15
DISBUN KAB MUSI RAWAS
85
Berhasil
16
DISBUN KAB OGAN KOMERING ILIR
80
Berhasil
17
DISHUTBUN KAB SANGGAU
85
Berhasil
18
DISHUTBUN KAB SINTANG
85
Berhasil
19
DISHUTBUN KAB KAPUAS HULU
85
Berhasil
20
DISHUTBUN KAB BENGKAYANG
90
Berhasil
21
DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT
95
Berhasil
22
DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR
95
Berhasil
23
DISTANPANGANBUN KAB TANAH LAUT
65
Cukup Berhasil 158
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
KABUPATEN/KOTA
NILAI TERTIMBANG
24
DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI TENGAH
85
Berhasil
25
DISBUN KAB KOTABARU
80
Berhasil
26
DISBUN KAB TABALONG
85
Berhasil
27
65
Cukup Berhasil
80
Berhasil
29
DISHUTBUN KAB BALANGAN DISBUNPANGANNAKPERIKANAN KAB KUTAI BARAT DISBUN KAB MINAHASA SELATAN
95
Berhasil
30
DISBUN KAB TOLI-TOLI
83
Berhasil
31
DISHUTBUN KAB SIGI
83
Berhasil
32
DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU
89
Berhasil
33
DISHUTBUN KAB BONE
66
Cukup Berhasil
34
DISHUTBUN KAB BULUKUMBA
95
Berhasil
35
DISHUTBUN KAB SOPPENG
83
Berhasil
36
DISHUTBUN KAB LUWU UTARA
87
Berhasil
37
DISTAN KAB KONAWE
88
Berhasil
38
DISBUN KAB KOLAKA
83
Berhasil
39
DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN
91
Berhasil
40
DISBUNHUT KAB MALUKU TENGGARA
80
Berhasil
41
DISTANBUNNAK KAB SIKKA
90
Berhasil
42
93
Berhasil
90
Berhasil
44
DISBUN KAB ALOR DISTANBUNHUT KAB BENGKULU TENGAH DISTAN KAB HALMAHERA UTARA
90
Berhasil
45
DISTAN KAB HALMAHERA BARAT
86
Berhasil
46
DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH
100
Sangat Berhasil
47
DISTANBUN KAB PANDEGLANG
91
Berhasil
48
DISHUTBUN KAB LEBAK
95
Berhasil
28
43
SEBUTAN
159 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
NO
KABUPATEN/KOTA
NILAI TERTIMBANG
SEBUTAN
49
DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN
85
Berhasil
50
DISHUTBUN KAB BANGKA
70
Cukup Berhasil
51
DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH
90
Berhasil
52
DISTANBUNPANGAN KAB PAHUWATO
86
Berhasil
53
DISHUTBUN KAB MAJENE
100
Sangat Berhasil
54
DISHUTBUN KAB MAMUJU
87
Berhasil
55
DISHUTBUN KAB POLEWALI MANDAR
84
Berhasil
56
DISTANBUNHORTI KAB MAMASA
85
Berhasil
160 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
PENILAIAN SATKER BALAI DAN UNIT ESELON II LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2014
NO
BALAI
NILAI TERTIMBANG
1
BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA
89
Berhasil
2
BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN
87
Berhasil
3
BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON
91
Berhasil
4
BALAI ( BPTP ) PONTIANAK
79
Cukup Berhasil
5
79
Cukup Berhasil
5b.
DiREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIRAT TAN. REMPAH DAN PENYEGAR DIRAT. TAN. SEMUSIM
60
Cukup Berhasil
5c.
DIRAT. TAN. TAHUNAN
81
Berhasil
65
Cukup Berhasil
65
Cukup Berhasil
79
Cukup Berhasil
5a.
5d. 5e. 5f.
DIRAT. PASCA PANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIRAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN SEKRETARIAT DITJEN PERKEBUNAN
SEBUTAN
161 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
Lampiran 8
Prioritas Nasional Kementerian Pertanian Yang Dipantau UKP4 Tahun2014
RENCANA AKSI
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
SEMULA
MENJADI
N5PXX: PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN Rawat Ratoon, TARGET B03: N5PXXAX: TARGET Bongkar ratoon dan 1. Tersalurkannya pupuk untuk 1. Teridentifikasinya CP/CL Peningkatan perluasan areal untuk kegiatan pengembangan rawat ratoon 61.000 ha produksi, tanaman tebu tebu seluas 15.600 2. Terlaksanaanya perluasan produktivitas dan dan bongkar ratoon 16.200 ha mutu tanaman di 2014 (1.800 ha di tahun semusim TARGET B06: 2015) 1. Teridentifikasinya CP/CL
-
B03 : 141,4%
CPL/CL untuk rawat ratoon, bongkar ratoon dan perluasan seluas 22.059 Ha.
-
B06 : 126,53%
CP/CL untuk rawat ratoon, bongkar ratoon dan perluasan seluas 51.627 Ha.
-
B06 : 25,68%
Pengadaan pupuk untuk rawat ratoon seluas 3.081 Ha.
TARGET B09: 1) Teridentifikasinya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.010 Ha
B09 : 100,21%
CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.110 ha.Berubahnya realisasi CP/CL dari 51.627 Ha (B06) ke 47.010 ha (B09) dikarenakan adanya penghematan nasional sehingga SK CPCL yg sudah di SK kan dibuat ulang kembali.
2) Terlaksananya pengadaan B09 : 64,33% pupuk untuk rawat ratoon tebu seluas 5.000 Ha.
1. Sebagian besar petani tebu melaksanakan BR/perluasan pada pola II (Oktober-Desember)
untuk kegiatan pengembangan tebu seluas 40.800 Ha. 2. Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon tebu seluas 12.000 Ha. TERGET : (RKP 79.000 Ha) 1. Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon 31.518 Ha. 2. Terlaksananya Perluasan dan Bongkar Ratoon 10.000 Ha di Tahun 2014 (5.492 di Tahun 2015).
TARGET B09: 1) Teridentifikasinya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 79.000 Ha 2) Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon tebu seluas 30.000 Ha 3) BR dan atau perluasan 3.600 Ha .
TARGET: 1. Teridentifikasinya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.010 Ha 2.Tersalurkannya pupuk untuk rawat ratoon 31.518Ha 3. Terlaksanaanya perluasan dan bongkar ratoon 10.000 Ha di Tahun 2014 (5.492 Ha di Tahun 2015)
162 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian
RENCANA AKSI
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
SEMULA
MENJADI 3) Terlaksananya perluasan dan bongkar raton 1.500 Ha.
B09 : 63,08%
2. Lahan petani rata-rata merupakan lahan tegalan yang tidak berpengairan 3. Penundaan untuk penyaluran dana Bansos baru dicabut tanggal 14 Juli 2014. Setelah petani baru menyiapkan pelaksanaan BR/perluasan seperti mencari benih.
TARGET B12: 1) Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat ratoon tebu seluas 61.000 Ha 2) Terlaksananya Bongkar Ratoon dan Perluasan areal tebu seluas 16.200 Ha di tahun 2014
TARGET B12: 1) Teridentifikasinya CP/CL untuk tanaman tebu seluas 47.010 Ha
B12: 100 %
2) Terlaksananya pengadaan 3) Terlaksananya Bongkar
B12: 100 % B12: 64,70 %
- Realisasi BR dan Perluasan -.Pertumbuhan KBD mengalami
163 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014