KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2015 dapat diselesaikan.
Penyusunan LAKIP ini merupakan perwujudan salah satu indikator (tolok ukur) dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), dan berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam memberikan pelayanan prima serta menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam tahun 2015 dan merupakan gambaran pertanggungjawaban terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Perbibitan Ternak yang mengacu kepada Rencana Strategi Direktorat Perbibitan 2010-2014.
Sesuai Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya yang berdasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja, kami telah berupaya secara optimal, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan masukan dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan serta penyempurnaan penyusunan laporan di tahun yang akan datang. Jakarta,
Januari 2016
Direktur Perbibitan Ternak Ir. Ali Rachman, M.Si NIP. 19591012 198603 1 002 LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv RINGKASAN EXECUTIVE .......................................................................................... v BAB I :
BAB II :
BAB III :
PENDAHULUAN ........................................................................................... A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ............................................................ C. Struktur Organisasi .................................................................. ............
1 1 2 2
AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................... A. Capaian Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak ............................................ 1. Peningkatan Produksi Benih ................................................................... 2. Populasi dan Produksi Bibit ..................................................................... 3. Penguatan Sapi / Kerbau Betina Bunting ................................................ 4. Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak ........................................ 5. Penguatan Wilayah Pembibitan .............................................................. 6. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 7. Dukungan Manajemen Pembibitan Ternak ............................................. 8. Benih Ternak Bertanda SNI .................................................................... 9. Bibit Ternak Bersertifikat/SKLB ............................................................... 10. Penerapan Good Breeding Practice ..................................................... 11. Peningkatan Kelembagaan Perbibitan .................................................
14
PERENCANAAN KINERJA ........................................................................ A. Rencana Strategis .............................................................................. 1. Visi ................................................................................................ 2. Misi ................................................................................................ 3. Tujuan .......................................................................................... 4. Sasaran ........................................................................................... 5. Arah Kebijakan Direktorat Perbibitan Ternak .................................... 6. Kegiatan …………………………………………………………………. B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ............................................................. C. Penetapan Kinerja (PK) …......................................................................
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
5 5 5 5 5 6 7 10 11 12
16 18 19 20 22 24 24 25 25 25 25
ii
BAB IV :
12. Penetapan Wilayah Sumber Bibit ........................................................ 13. Penetapan dan Pelepasan Rumpun/Galur Ternak ............................. 14. Rancangan Final NSPK ...................................................................... B. Realisasi Keuangan ...............................................................................
PENUTUP …….………………………………………………………………... A. Kesimpulan ............................................................................................ B. Rencana Tindak Lanjut ………………….................................................
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
26 27 28 32
33 33 34
iii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
:
Lampiran 2
:
Lampiran 3
:
Lampiran 4
:
Lampiran 5
:
Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perbibitan Ternak
.............
Rencana Strategis (RS) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 ......................................................................................
35 36
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 ........................................................................................ 34 Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 Pengukuran Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
..
…….
35
37
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1
:
Tabel 2
:
Tabel 4
:
Tabel 3 Tabel 5 Tabel 6
: : :
Tabel 7
:
Tabel 9
:
Tabel 8
:
Halaman
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014 .................................................................................. 12 Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 .......... 14 Produksi Semen Beku B/BIB Tahun 2010-2015 .......................................... 16
Distribusi Semen Beku Tahun 2010-2015 .................................................... 17 Produksi Embrio Tahun 2014-2015 …………………………………………..
17
Populasi dan Produksi Bibit Ternak Pada B/BPTU Tahun 2014-2015 ……………………………………………………………....... 18 Penyelamatan Betina Produktif Tahun 2011-2012 ........................................ 19 Penguatan Sapi/Kerbau Betina Produktif Tahun 2011-2015 .…………........ 19
Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2010-2015 …………… 20
Tabel 10 :
Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2015
Tabel 12 :
Penetapan/Pelepasan Rumpun/Galur Ternak Tahun 2010-2015 …………… 27
Tabel 11 : Tabel 13 : Tabel 14 : Tabel 15 :
……………...... 21
Penetapan Wilayah Sumber Bibit Tahun 2013-2015 …………………………. 26 Peraturan/KeputusanTahun 2010-2015
…………………………………....... 28
SNI/RSNI Tahun 2010-2015 …………………………………………………… 31
Realisasi Anggaran Perbibitan Ternak Tahun 2015 ……………………….. 32
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
v
RINGKASAN EXECUTIVE Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014, Direktorat Perbibian Ternak menetapkan visi ” Menjadi Direktorat yang profesional, mampu mewujudkan tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dijangkau, serta terjamin kontinuitasnya.”
Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2010-2015 adalah : (1) Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia; (2) Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non-ruminansia; (3) Meningkatkan penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak; (4) Meningkatkan pengawasan mutu benih dan bibit ternak; (5) Meningkatkan pelaku usaha pembibitan ternak; dan (6) Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan ternak. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak, telah ditetapkan 13 indikator kinerja utama perbibitan ternak (output dan outcome) yaitu : 1. Peningkatan Produksi Perbenihan
Produksi dan distribusi semen beku dilakukan oleh 2 balai produsen semen beku yaitu BBIB Singosari dan BIB Lembang. Realisasi produksi tahun 2010-2014 sebesar 25.892.132 dosis, sedangkan capaian kegiatan tahun 2014 sebesar 5.124.516 dosis (105,49%). Peningkatan capaian kegiatan melebihi target dimungkinkan karena tersedianya sumberdaya, dana dan permintaan masyarakat melalui penjualan langsung dan BLU
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
vi
2. Peningkatan Produksi Perbibitan
Kegiatan peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di 7 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Denpasar, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari. Realisasi populasi dan produksi ternak kurun waktu 2010-2014 mencapai 1.366.297 ekor, sedangkan capaian populasi dan produksi bibit ternak tahun 2014 sebesar 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor. Capaian relatif lebih tinggi disebabkan adanya peningkatan produksi dan penambahan populasi ternak.
3. Peningkatan Produksi Embrio
Produksi dan distribusi embrio dilakukan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Produksi embrio tahun 2010-2014 mencapai 2.571 embrio. Target produksi embrio tahun 2014 sebanyak 700 embrio, realisasi 716 embrio (102,29 %). Tingkat capaian kegiatan lebih tinggi dari target disebabkan antara lain umur donor yang diproduksi embrio masih relative muda, rata-rata diprogram produksi embrio 1-2 kali, dan lokasi pelaksanaan produksi embrio diluar BET Cipelang (ex-situ) dapat menghasilkan embrio sesuai dengan standar
4. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
Kegiatan Penyelamatan Sapi/Betina Produktif dimulai pada tahun 2011 dan terdiri dari 2 sub kegiatan yaitu penyelamatan sapi/kerbau betina produktif dan insentif/penguatan sapi/kerbau betina bunting. Kegiatan penyelamatan betina produktif dilaksanakan selama tahun 20112012 dengan jumlah kelompok penyelamat berjumlah 1.426 kelompok. Untuk realisasi kegiatan penguatan sapi/kerbau betina bunting tahun 2011-2014 mencapai 3.323 kelompok, dengan ternak yang diberi insentif sebanyak 744.815 ekor dan sampai bulan Desember 2014 kelahiran ternak mencapai 659.038 ekor.
5. Pengembangan Kelompok Pembibitan Ternak
Kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak pada tahun 2010-2014 terdiri dari beberapa komoditas yaitu sapi potong, kerbau, kambing dan domba, babi, ayam, itik dan kelinci dengan realisasi mencapai 997 kelompok (115.999 ekor). Untuk tahun 2014 capaian kegiatan sebesar 98,77%, capaian indikator kinerja termasuk dalam kriteria berhasil. Realisasi kegiatan mencapai 80 kelompok (98,77%) dari 81 kelompok. Capaian dibawah target disebabkan adanya gagal pengadaan (Jambi) karena sulit mendapat spesifikasi yang sesuai dengan SNI dengan harga yang ditetapkan.
6. Sarana dan Prasarana
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
vii
Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) kendaraan bermotor; (3) perangkat pengolah data dan komunikasi; (4) peralatan dan fasilitas perkantoran. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. 7. Dukungan Manajemen Perbibitan
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi perbibitan ternak, baik dalam rangka merumuskan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis, maka berbagai kegiatan menajemen teknis sangat diperlukan. Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan (KUPS, dll); (2) koordinasi teknis; (3) administrasi dan ketatausahaan; (4) fasilitasi PNBP; (5) peningkatan SDM perbibitan; dan (6) penguatan UPT perbibitan. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.
8. Penetapan Wilayah Sumber Bibit
Penetapan wilayah sumber bibit bertujuan mendorong pemerintah daerah yang memiliki banyak ternak rumpun tertentu untuk mengusulkan penetapan wilayah sumber bibit dan meningkatkan pemahaman terhadap pengelolaan wilayah sumber bibit. Wilayah sumber bibit yang akan ditetapkan harus telah dilakukan surveilans terhadap penyakit menular strategis dan memenuhi kriteria jenis/spesies dan rumpun ternak, agroklimat, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sampai dengan tahun 2014, sudah 2 lokasi ditetapkan Menteri Pertanian sebagai wilayah sumber bibit, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan ditetapkan menjadi wilayah sumber bibit itik alabio dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4436/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2013, dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Sapi Bali dengan Nomor 4437/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2014.
9. Rancangan Final NSPK
Regulasi atau norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) perbibitan selama kurun waktu 2010-2014 yaitu: 1 Peraturan Pemerintah, 20 Peraturan Menteri Pertanian dan 1 Keputusan
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
viii
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 34 SNI/RSNI. Capaian kegiatan pada tahun 2014 adalah 7 Peraturan Menteri Pertanian dan 7 SNI/RSNI benih/bibit ternak.
10.Penerapan Good Breeding Practices
Target penerapan GBP tahun 2014 sebesar 75%, jumlah lembaga pembibitan ternak yang ada sebanyak 319 unit terdiri dari 10 UPT, 26 UPTD, 283 kelompok, yang telah menerapkan Good Breeding Practices sebanyak 286 unit atau 89,66 % (10 UPT, 26 UPTD, 250 kelompok). Keberhasilan yang dicapai untuk penerapan GBP sebesar 14,66%. Capaian tersebut relative lebih tinggi disebabkan pada tahun 2014 untuk kelompok penerima alokasi pembibitan sapi dan kerbau dilakukan pelatihan aspek perbibitan.
11.Peningkatan Kelembagaan Pembibitan
Jumlah kelembagaan yang ada di perbibitan yaitu 10 unit UPT Perbibitan, 26 unit UPT Daerah dan 283 unit kelompok perbibitan. Target peningkatan kelembagaan perbibitan ditetapkan sebesar 43%, realisasi kegiatan mencapai 48,9%, dengan rincian 10 UPT, 26 UPTD dan 120 kelompok. Kelompok yang memiliki AD-ART tahun 2013 sebanyak 80 kelompok, pada tahun 2014 meningkat menjadi 120 kelompok. Hal ini disebabkan dengan adanya pelatihan untuk pembentukan kelompok pembibitan menuju berbadan hukum (koperasi) yang bekerjasama dengan Bakorluh setempat.
12.Bibit Sapi/Kerbau Unggul Bersertifkat
Produksi bibit ternak komoditas sapi dan kerbau dilaksanakan di 6 B/BPTU (Baturraden, Indrapuri, Padang Mangatas, Sembawa, Bali, dan Siborongborong). Sertifikat/surat keterangan dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Benih dan Bibit Ternak dan UPT. Realisasi bibit ternak bersertitifikat/surat keterangan tahun 2014 yaitu 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor dengan rincian sertifikasi LSPro 170 ekor dan 843 dari B/BPTU HPT. Realisasi lebih tinggi disebabkan produksi bibit pada tahun 2014 berasal dari kelahiran tahun sebelumnya, sehingga bila dibandingkan dengan capaian tahun berikutnya sebesar 97,53%, terjadi peningkatan sebesar 86,4%, hal ini disebabkan UPT telah menerapkan sistem manajemen mutu sehingga ternak yang telah memenuhi kriteria bibit lebih banyak relatif lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
13.Bibit Sapi Yang Dihasilkan
Bibit yang dihasilkan 112.405 ekor dari target 100.000 ekor (112,4) dengan rincian dari kegiatan mulai tahun 2012 insentif 104.577 ekor, penyelamatan 5.706 ekor, CSR sapi potong
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
ix
83 ekor, pembibitan sapi potong 390 ekor, pembibitan kerbau 49 ekor, pembibitan sapi perah 75 ekor, penambahan indukan sapi potong dan perah 1.545 ekor. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa penilaian capaian sangat berhasil sebanyak 8 indikator, berhasil sebanyak 4 indikator dan kurang berhasil 1 indikator.
- Capaian 8 indikator kinerja yang dinilai sangat berhasil dengan nilai capaian >100% (102,29%-183,93%) adalah: (1) peningkatan produksi embrio 716 (102,29%) dari target 700 embrio; (2) peningkatan produksi perbenihan 5.124.516 dosis (105,59%) dari target 4.857.900 dosis; (3) bibit sapi/kerbau yang dihasilkan 112.405 ekor (112,40%) dari target 100.000 ekor; (4) peningkatan kelembagaan perbibitan 48,90% (113,72%) dari target 43,00%; (5) rancangan final NSPK 14 (116,67%) dokumen dari target 12 dokumen; (6) penerapan Good Breeding Practices 89,66% (119,56%) dari target 75,00%; (7) peningkatan produksi perbibitan sebanyak 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor; dan (8) bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat sebanyak 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor. - Capaian 4 indikator kinerja yang dinilai berhasil dengan nilai capaian >100% (90,00%100,00%) adalah : (1) sarana prasarana sebanyak 200 unit (100,00%) dari target 200 unit; (2) penguatan sapi/betina bunting 237 kelompok (94,05%) dari target 252 kelompok; (3) pengembangan kelompok perbibitan mencapai 80 kelompok (98,77%) dari target 81 kelompok; dan (4) dukungan manajemen perbibitan ternak mencapai 30 laporan (100%) dari target 30 laporan. - Capaian 1 indikator yang dinilai kurang berhasil dengan capaian <60% yaitu penetapan wilayah sumber bibit.
Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2014 semula dialokasikan sebesar Rp. 311.644.458.000,-. Berkaitan dengan adanya penghematan anggaran APBN 2014, dilakukan penghematan anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang LangkahLangkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. Penghematan anggaran fungsi perbibitan ternak sebesar Rp. 33.254.061.000,-, sehingga anggaran fungsi perbibitan ternak TA. 2014 menjadi Rp. 279.428.961.000,-. Secara nasional capaian realisasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 233.934.673.930,- (83,72%).
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan untuk mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, setiap instansi pemerintah yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan negara, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, wajib memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan dokumen berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi. Sedangkan kinerja itu sendiri merupakan hal mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Oleh sebab itu maka Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Informasi yang diharapkan dari LAKIP yaitu guna mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan sehingga beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga terpeliharanya kepercayaan masyarakat. LAKIP merupakan bagian dari serangkaian proses restrukturasi program dan kegiatan yang telah dicanangkan sejak tahun 2009 yang merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/0T.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
1
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010. B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbibitan Ternak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: (1) penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (2) pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak. C. Struktur Organisasi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan Ternak terdiri atas: (a) Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia; (b) Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia; (c) Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak; (d) Subdirektorat Mutu Bibit Ternak; (e) Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak; (f) Subbagian Tata Usaha; dan (g) Kelompok Jabatan Fungsional.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
2
Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; dan (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak nonruminansia. Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak.
Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak. Subdirektorat Mutu Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu bibit ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Mutu Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
3
Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan analisis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan bibit ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan kebijakan di bidang analisis dan kelembagaan pengembangan bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan kelembagaan pengembangan bibit ternak; (3) penyiapan pelaksanaan analisis pengembangan bibit ternak; (4) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kelembagaan pengembangan bibit ternak; dan (5) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan pengembangan bibit ternak. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Perbibitan Ternak.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Bibit Ternak yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur. Bagan struktur organisasi Direktorat Perbibitan Ternak tertera pada lampiran-1.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
4
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis
Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014 sebagaimana Lampiran 2. Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi Direktorat yang profesional, mampu mewujudkan tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dijangkau, serta terjamin kontinuitasnya.
2. Misi
Dalam mewujudkan visi Direktorat Perbibitan Ternak perlu ditetapkan misi yang dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun. Rumusan misi Direktorat Perbibitan Ternak adalah sebagai berikut : 1). Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan bidang perbibitan ternak yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam penyediaan benih dan bibit ternak.
2). Melaksanakan dan menggerakkan fungsi penilaian dan pelepasan bibit ternak, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak ruminansia, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak non ruminansia, pengawasan mutu benih dan bibit ternak, dab pengembangan perbibitan ternak dalam rangka meningkatkan citra bibit.
3). Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik di bidang perbibitan ternak.
3. Tujuan
Tujuan Direktorat Perbibitan Ternak dalam periode 5 tahun (tahun 2010-2015) disinergikan dengan tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, adalah: 1). Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia; 2). Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non ruminansia; 3). Meningkatkan penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak; 4). Meningkatkan pengawasan mutu benih dan bibit ternak;
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
5
5). Meningkatkan pelaku usaha pembibitan ternak dan; 6). Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan ternak.
4. Sasaran
Sasaran kualitatif Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2015 adalah :
1). Meningkatnya jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia yang berkualitas/bersertifikat; 2). Meningkatnya jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non ruminansia yang berkualitas/bersertifikat; 3). Meningkatnya penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak; 4). Meningkatnya pengawasan mutu benih dan bibit ternak; 5). Meningkatnya pelaku usaha pembibitan terbak; 6). Meningkatnya pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan. Sasaran kuantitatif Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2010-2015 adalah :
1). Tersedianya benih dan bibit ternak ruminansia bersertifikat atau memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) yang dihasilkan oleh pelaku usaha pembibitan. Rincian produksi dan pengembangan produksi benih dan bibit pada UPT Perbibitan adalah sebagai berikut: a. Benih (merupakan jumlah produksi benih selama 5 tahun) - Semen beku sebanyak 34 juta dosis; - Embrio sebanyak 2.810 embrio.
b. Bibit (merupakan jumlah kumulatif dari produksi dan pengembangan produksi bibit) dari tahun-tahun sebelumnya: - Sapi potong sebanyak 7.441 ekor - Sapi perah sebanyak 1.763 ekor - Kerbau sebanyak 122 ekor - Kambing/domba sebanyak 913 ekor;
2). Tersedianya bibit ternak non ruminansia bersertifikat atau memenuhi SNI atau PTM yang dihasilkan oleh pelaku usaha pembibitan. Rincian produksi dan pengembangan produksi bibit pada UPT Perbibitan adalah sebagai berikut: a. Babi sebanyak 2.000 ekor; b. Ayam lokal sebanyak 690.000 ekor; c. Itik sebanyak 1.653.06 ekor.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
6
3). Diterapkannya metode dan teknologi pemuliaan ternak pada 10 UPT Perbibitan.
4). Diterapkannya sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008 pada pelaku usaha pembibitan Pemerintah yaitu pada 10 UPT Perbibitan dan mendorong melakukan sertifikasi produknya. 5). Jumlah pelaku usaha pembibitan ternak yang menerapkan prinsip-prinsip perbibitan sebanyak 400 kelompok pembibitan. 6). Terlaksananya pelayanan prima kepada masyarakat.
5. Arah Kebijakan Direktorat Perbibitan Ternak
Mengacu pada RPJMN dan arah kebijakan pembangunan umum peternakan dan kesehatan hewan 2010-2014 dibidang perbibitan adalah untuk menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak. UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan bahwa benih dan bibit menjadi bagian dari urusan peternakan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Kewajiban yang harus dilakukan adalah pengembangan usaha perbenihan dan atau perbibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta untuk menjamin ketersediaan benih dan bibit secara berkesinambungan.
Selain itu pemerintah berkewajiban untuk membentuk dan membangun unit pembenihan dan atau pembibitan manakala pembibitan tersebut belum berkembang di masyarakat sehingga pemerintah dapat menetapkan kerangka dasar pembibitan nasional untuk mendorong ketersediaan benih atau bibit yang bersertifikat dan melakukan pengawasan dalam pengadaan dan peredarannya secara berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, arah kebijakan perbibitan nasional meliputi : (a) penyediaan benih dan bibit ternak; (b) peredaran benih dan bibit ternak; (c) pengawasan benih dan bibit ternak; dan (d) kelembagaan. 1) Penyediaan benih dan bibit ternak
Penyediaan benih dan bibit dapat dilakukan melalui pengadaan/produksi benih dan bibit dalam negeri serta pemasukan benih dan bibit dari luar negeri. a. Penyediaan benih dan bibit dalam negeri, dilakukan melalui : (1). Produksi benih dan bibit
Penyediaan benih dan bibit dilakukan dengan mengutamakan produksi dalam negeri dan kemampuan ekonomi kerakyatan. Upaya yang dilakukan dalam penyediaan bibit
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
7
ternak pada masyarakat dilakukan melalui berbagai fasilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memproduksi bibit ternak. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota melakukan pembinaan kepada peternak dan perusahaan peternakan untuk memproduksi bibit ternak. Dalam hal pembibitan oleh masyarakat belum berkembang, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota membentuk unit pembibitan dan pembenihan dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pembibitan dan pembenihan.
(2). Penetapan wilayah sumber bibit
Untuk memenuhi penyediaan bibit ternak perlu dilakukan upaya pengembangan pembibitan ternak dalam suatu wilayah sumber bibit. Untuk mendukung pembentukan wilayah sumber bibit ternak telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit, yang mencakup kriteria wilayah sumber bibit, tata cara penetapan wilayah sumber bibit, pengelolaan wilayah sumber bibit dan pembinaan serta pengawasan.
(3). Penetapan dan pelepasan rumpun atau galur ternak
Penetapan rumpun atau galur ternak adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu rumpun atau galur ternak yang telah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun temurun dibudidayakan peternak dan menjadi milik masyarakat.
SDG hewan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan SDG hewan diantaranya dilakukan melalui pengaturan. Salah satu unsur dalam pengaturan SDG Hewan adalah pengelolaan SDG hewan yang dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan dan pelestarian. Guna mencegah kemungkinan pengambilan secara ilegal rumpun atau galur ternak unggul yang telah terbentuk di suatu wilayah tersebut, pemerintah perlu memberikan perlindungan hukum melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak.
b. Pemasukan benih dan bibit dari luar negeri
Pemasukan benih dan bibit ternak dari luar negeri dilakukan untuk : (i) meningkatkan mutu dan keragaman genetik; (ii) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (iii) mengatasi kekurangan benih atau bibit ternak di dalam negeri; dan (iv) memenuhi keperluan penelitian dan pengembangan ternak.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
8
Sebagai salah satu wujud pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 15 dan 16, terkait dengan pemasukan benih dan bibit ternak dari luar negeri telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Rekomendasi Persetujuan Pemasukan dan Pengeluaaran Benih dan atau Bibit Ternak Ke Dalam dan Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia.
2). Peredaran benih dan bibit ternak
Peredaran benih dan bibit adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran benih dan bibit ternak. Setiap benih dan bibit ternak yang diedarkan memiliki sertifikat layak benih atau bibit yang memuat keterangan mengenai silsilah dan cici-ciri keunggulannya. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi benih dan bibit yang terakreditasi. Dalam hal lembaga sertifikasi yang terakreditasi belum ada, Menteri menunjuk lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang perbenihan dan perbibitan untuk menerbitkan sertifikat layak benih dan bibit. Sertifikat atau layak benih dan bibit ternak diberikan untuk benih dan bibit yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga standardisasi nasional dan apabila standar nasional belum ditetapkan Menteri menetapkan persyaratan teknis minimal.
3) Pengawasan benih dan bibit ternak
Dalam rangka menjamin mutu genetik benih dan bibit ternak dilakukan pengawasan terhadap penyediaan dan peredaran benih dan bibit ternak.
Pengawasan penyediaan benih dan bibit ternak terhadap dipenuhinya persyaratan mutu dilakukan untuk produksi dalam negeri pada aspek cara memproduksi dan hasil produksi benih dan bibit ternak yang mengacu pada penerapan Pedoman Pembibian Yang Baik, sedangkan untuk pemasukan dari luar negeri pada aspek kesesuaian jumlah yang tercantum dalam surat izin pemasukan dengan realisasi pemasukan benih dan bibit ternak. Objek pengawasan terhadap penyediaan dan peredaran benih dan bibit ternak meliputi jenis, rumpun, jumlah, mutu dan/atau cara memproduksi, sedangkan objek pengawasan terhadap peredaran benih dan bibit ternak meliputi dokumen, alat angkut, tempat penyimpanan dan/atau pengemasan, dan kondisi fisik.
4). Kelembagaan perbibitan
Usaha pembibitan ternak dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta/koperasi, dan masyarakat. Peran masing-masing kelembagaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
9
a. Pembibitan Pemerintah
Adapun kelembagaan yang berperan dalam pengembangan perbibitan tersebut, di tingkat pusat adalah UPT Perbibitan (BIB, BET dan BPTU) dan Litbang Pertanian, sedangkan di tingkat daerah BIBD dan UPTD.
b. Pembibitan Swasta/Koperasi
Untuk mendorong berkembangnya usaha pembibitan ternak tersebut diperlukan peran pemerintah berupa fasilitasi dan regulasi. Dalam menciptakan tatanan iklim usaha yang mampu mendorong pelaku usaha di bidang pembibitan, Pemerintah memfasilitasi skim kredit dengan suku bunga bersubsidi antara lain Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). Melalui skim kredit tersebut diharapkan industri pembibitan swasta/koperasi akan tumbuh, sehingga mampu menyediakan bibit untuk dikembangkan di masyarakat.
c. Pembibitan Ternak Rakyat
Pembibitan ternak rakyat (VBC) sampai saat ini masih merupakan andalan bagi penyediaan bibit ternak sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. VBC dilakukan oleh petani peternak yang tergabung dalam kelompok yang mengembangkan bibit yang berasal dari UPT, dengan menerapkan prinsip-prinsip perbibitan yang sesuai dengan GBP.
6. Kegiatan
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output. Berdasarkan restrukturisasi tersebut ditetapkan bahwa program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2010-2015 adalah ”Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal”. Untuk mencapai program tersebut, diperlukan dukungan dan peran bidang perbibitan melalui kegiatan ”Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal”.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
10
Kegiatan perbibitan ternak diimplementasikan dalam indikator kinerja yaitu : (1) Peningkatan produksi perbenihan; (2) Peningkatan produksi perbibitan; (3) Peningkatan produksi embrio ternak; (4) Penguatan sapi/kerbau betina bunting; (5) Pengembangan kelompok pembibitan ternak; 6) Sarana dan prasarana; (7) Dukungan manajemen perbibitan ternak; (8) Penetapan wilayah sumber bibit; (9) Rancangan final NSPK; (10) Penerapan Good Breeding Practices; (11) Peningkatan kelembagaan pembibitan; (12) Bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat; dan(13) Bibit sapi yang dihasilkan. B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perbibitan ternak telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu: 1. Tugas
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak.
2. Fungsi
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; b. pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak;
d. pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
11
3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014 yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 seperti pada tabel 1. Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014 NO. 1
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Peningkatan 1. Peningkatan Produksi kuantitas dan kualitas Perbenihan (Semen Beku) benih dan bibit ternak 2. Peningkatan Produksi Bibit Ternak 3. Peningkatan Produksi Embrio Ternak
SUMBER DATA Balai Inseminasi Buatan
Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Perbibitan Ternak, Balai Embrio Ternak 4. Pengendalian Pemotongan Direktorat Perbibitan Sapi/Kerbau Betina Produktif Ternak, dinas atau lembaga yang menangani fungsi peternakan di Propinsi, Kab/Kota
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 memuat kegiatankegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun guna mencapai sasaran program yang ditetapkan. RKT ini merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010-2014. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 yang meliputi Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target disajikan pada Formulir RKT (lampiran 3). C. Penetapan Kinerja (PK)
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran (output). Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan guna mewujudkan sasaran strategis Direktorat Perbibitan Ternak, yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
12
Selanjutnya Penetapan Kinerja Tahun 2015 dijabarkan lebih lanjut kedalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk lebih memudahkan dalam pengukuran kinerja yang mendukung sasaran strategis Direktorat Perbibitan Ternak, dilakukan pengelompokan/grouping indikator kinerja kegiatan pada Direktorat Perbibitan Ternak. Penetapan Kinerja Tahun 2015 seperti pada lampiran 4.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak
Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan pengukuran kinerja. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian >100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 6079%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%), terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Direktorat Perbibitan Ternak telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2015 yang dirinci dalam sasaran strategis, indikator kinerja dan target dengan capaian sebagaimana pada Tabel 2. Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak
INDIKATOR KINERJA
1. Peningkatan Produksi Benih 2. Populasi dan Produksi Bibit 3. Penguatan sapi/kerbau betina bunting 4. Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak 5. Penguatan Wilayah Pembibitan 6. Sarana dan Prasarana 7. Dukungan Manajemen Pembibitan Ternak Output Fungsi 1. Benih Ternak Bertanda SNI 2. Bibit Ternak Bersertifikat/SKLB 3. Jumlah Kelompok Peternak yang Menerapkan PrinsipPrinsip Pembibitan
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
SATUAN Dosis Ekor
TARGET
REALISASI
4.803.800
3.914.564 81,49
462.774
Kelompok
195
Kelompok
56
49
Paket
34
34
Unit
Laporan Dosis Ekor Kelompok
%
448
194 99,48
100
20
3.736.672 19.869 200 14
4. Unit Usaha Berbadan Hukum yang Berasal dari Kelompok yang Melaksanakan Pembibitan 5. Penetapan Wilayah Sumber Bibit dan Penetapan/Pelepasan Rumpun/Galur Ternak Anggaran (Rp. 000)
Unit
Kepmentan
3
10 370.789.262
Upaya pencapaian sasaran strategis kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal dijabarkan pada output kegiatan yaitu : (1) Peningkatan Produksi Benih (4.803.800 dosis); (2) Populasi dan Produksi Bibit (462.774 ekor); (3) Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting (195 kelompok); (4) Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak (56 kelompok); (5) Penguatan Wilayah Pembibitan (34 paket); (6) Sarana dan Prasarana (448 unit), (7) Dukungan Manajemen Perbibitan Ternak (20 laporan); dan (8) Benih Ternak Bertanda SNI (3.736.672 dosis); dan (9) Bibit Ternak Bersertifikat/SKLB (8.495 ekor); (10) Jumlah Kelompok Peternak yang Menerapkan Prinsip-prinsip Pembibitan; (11) Unit Usaha Berbadan Hukum yang berasal dari Kelompok yang Melaksanakan Pembibitan; (12) Penetapan Wilayah Sumber Bibit dan Penetapan/Pelepasan Rumpun/Galur Ternak. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja, dapat disimpulkan bahwa penilaian capaian sangat berhasil sebanyak 8 indikator, berhasil sebanyak 4 indikator dan kurang berhasil 1 indikator, dengan rincian sebagai berikut:
- Capaian 8 indikator kinerja yang dinilai sangat berhasil dengan nilai capaian >100%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak berkisar 102,29%-183,93% adalah: (1) peningkatan produksi embrio 716 (102,29%) dari target 700 embrio; (2) peningkatan produksi perbenihan 5.124.516 dosis (105,59%) dari target 4.857.900 dosis; (3) bibit sapi/kerbau yang dihasilkan 112.405 ekor (112,40%) dari target 100.000 ekor; (4) peningkatan kelembagaan perbibitan 48,90% (113,72%) dari target 43,00%; (5) rancangan final NSPK 14 (116,67%) dokumen dari target 12 dokumen; (6) penerapan Good Breeding Practices 89,66% (119,56%) dari target 75,00%; (7) peningkatan produksi perbibitan sebanyak 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor; dan (8) bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat sebanyak 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor . - Capaian 4 indikator kinerja yang dinilai berhasil dengan nilai capaian 80-100%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak berkisar 90,00%-100,00% adalah : (1) sarana prasarana sebanyak 200 unit (100,00%) dari target 200 unit; (2) penguatan sapi/betina bunting 237 kelompok (94,05%) dari target 252 kelompok; (3) pengembangan kelompok perbibitan mencapai 80 kelompok (98,77%)
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
15
dari target 81 kelompok; dan (4) dukungan manajemen perbibitan ternak mencapai 30 laporan (100%) dari target 30 laporan.
- Capaian 1 indikator yang dinilai kurang berhasil dengan capaian <60%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak 0% yaitu penetapan wilayah sumber bibit. Rincian analisis capaian kinerja secara detil sebagai berikut : 1. Peningkatan Produksi Benih
Peningkatan Produksi Benih tahun 2015 dengan target 4.803.800 terdiri dari Produksi semen beku dengan target 4.800.000 dosis serta Produksi Embrio Ternak dengan target 3.800 embrio. Produksi dan distribusi semen beku dilakukan oleh 2 balai produsen semen beku yaitu BBIB Singosari dan BIB Lembang. Produksi semen beku oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Nasional telah mampu memenuhi kebutuhan, sehingga tahun 2012 telah dicanangkan swasembada semen beku dan tahun 2013 swasembada pejantan. Produksi semen beku pada BBIB Singosari dan BIB Lembang kurun waktu tahun 2010-2015 mencapai 29.634.647 dosis dan telah distribusikan sebanyak 8.220.729 dosis, data sebagaimana tabel 3 dan tabel 4. a. Produksi Semen beku
Tabel 3. Produksi semen beku B/BIB Nasional Tahun 2010-2015. No UPT 1 BBIB Singosari 2 BIB Lembang Total
Tahun (Dosis) Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2.988.884 2.788.088 2.526.568 3.017.063 2.904.788 2.056.156 16.281.547 2.038.442 2.600.700 2.453.281 2.182.541 2.219.728 1.858.408 13.353.100 5.027.326 5.388.788 4.979.849 5.199.604 5.124.516 3.914.564 29.634.647
Target produksi semen beku tahun 2015 sebanyak 4.800.000 dosis dan realisasi 3.914.564 dosis (81,55%). Realisasi relatif lebih rendah salah satunya dikarenakan jumlah pejantan eksotik berumur diatas 7 tahun berjumlah lebih dari 50%, sehingga secara fisiologis berpengaruh terhadap menurunnya jumlah kuantitas maupun motilitas dari semen yang dihasilkan. Bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014 sebesar 105,49 %, terjadi penurunan sebesar 23,66%, hal ini disebabkan karena B/BIB tidak lagi melayani penjualan melalui KSO.
Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan adalah masih rendahnya produksi semen beku sapi lokal (33%) dibanding dengan semen beku sapi pejantan eksotik (67%), hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan pejantan sapi lokal yang bebas penyakit hewan menular strategis yang dipersyaratkan.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
16
b. Distribusi Semen Beku
Distribusi semen beku tahun 2010-2015 mencapai 23.120.034 dosis seperti pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Semen Beku Tahun 2010-2015 No
UPT
1 2
BBIB Singosari BIB Lembang Total
Tahun (Dosis) 2010 2011 2012 2013 2014 2.788.555 2.071.636 2.290.842 1.256.893 2.290.482 1.892.810 1.602.233 1.540.888 1.455.468 1.652.574 4.681.365 3.673.869 3.831.730 2.712.361 3.943.056
2015 2.257.023 2.020.650 4.277.673
Jumlah
12.955.431 10.164.623 23.120.034
Target distribusi semen beku tahun 2015 sebesar 3.600.000 dosis dan realisasi 4.277.673 dosis (118,82 %). Realisasi relatif lebih tinggi disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
- Meningkatnya pelayanan IB oleh inseminator sehingga permintaan terhadap semen beku sapi meningkat. - Peningkatan jumlah akseptor di daerah introduksi. - Adanya kegiatan sinkronisasi birahi di UPT perbibitan.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2015 (117,70 %), terjadi peningkatan sebesar 1,12%.
c. Peningkatan Produksi Embrio
Produksi dan distribusi embrio dilakukan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Produksi embrio tahun 2010-2015 mencapai 9.061 embrio. Target awal produksi embrio tahun 2015 sebanyak 800 embrio kemudian terjadi perubahan target APBN-P menjadi 3.800 embrio, realisasi tahun 2015 sebanyak 3.670 embrio (96,58 %) sehingga termasuk dalam kategori berhasil. Realisasi terdiri dari produksi awal (APBN) sebanyak 800 embrio serta produksi dan aplikasi sebanyak 2.870 embrio (APBN-P), sebagaimana tabel 5. Tabel 5 Produksi Embrio 2014-2015 UPT
BET CIPELANG
2010
2011
2012
1.256
1.682
807
REALISASI REALISASI REALISASI
TAHUN 2013
2014
930
716
2015
REALISASI REALISASI TARGET REALISASI 3.800
3.670
Realisasi produksi lebih rendah dari target disebabkan antara lain: - Donor yang digunakan dalam umur produktif (2-4 tahun), sehingga produksi embrio melebihi target program produksi yang ditentukan. LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
17
JUMLAH 9.061
- Produksi embrio diluar BET Cipelang (ex-situ) yang sesuai dengan standar meningkat.
Namun bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 145,31%, terjadi penurunan sebesar 43,02%. Hal ini disebabkan produksi tahun 2014 hanya yang sesuai SNI (in vivo), sedangkan produksi embrio tahun sebelumnya juga menggunakan donor dari RPH (in vitro) untuk kepentingan program twinning di masyarakat. Realisasi distribusi embrio tahun 2014 sebanyak 968 embrio (138,30 %) dari target 700 embrio, realisasi lebih tinggi disebabkan kelebihan distribusi memanfaatkan stock embrio yang ada di BET Cipelang. Kelebihan distribusi disebabkan antara lain daerah ingin meningkatkan mutu genetik melalui transfer embrio karena adanya larangan pemasukan pejantan dari luar negeri.
2. Populasi dan Produksi Bibit
Kegiatan peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di 7 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Denpasar, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari. Populasi dan produksi bibit ternak pada UPT tahun 2010-2015 mencapai 1.794.768 ekor dengan rincian seperti pada tabel 6. Tabel 6.
No 1 2
UPT
Populasi dan Produksi bibit ternak B/BPTU Tahun 2010-2015
Komoditas
4
Indrapuri Siborongborong Padang Mengatas Sembawa
5
Baturraden
6
Pelaihari
7 8
Denpasar BET Sapi Cipelang Jumlah
3
Sapi Aceh Kerbau Babi Sapi Potong
Sapi Brahman Ayam *) Sapi Perah Kambing Perah Sapi Madura Kambing Itik *) Sapi Bali
2010 2011 2012 2013 2014 Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 46 75 134 108 630 21 29 35 29 225 478 298 430 497 416 42 34 103 153 993
2015 Target Realisasi 658 658 474 232 555 454 1.000 1.250
46 85.000 169
64 82.749 298
110 82.800 332
266 129.000 440
798 168.931 1.300
967 161.300 1.550
1.044 114.490 1.607
114 166.237 478
122 155.086 698
174 12.327 953
155 172.546 60
409 235.733 797
20 579 290.400 850
8 485 369.951 904
252.631
239.453
97.398
303.254
410.385
458.758
491.647
-
-
-
-
-
-
-
-
83
70
325
80
%
100 48,94 81,80 125
Jmlh
1.651 571 2.573 2.575
107,96 70,97 103,68
2.328 662.970 4.146
40 83,76 127,39 106,35
8 1.459 1.111.880 3.890
107,17
1.794.768
484
148,92
80
100
567
150
Capaian populasi dan produksi bibit ternak tahun 2015 sebesar 491.647 ekor (107,17%) dari target 458.758 ekor. Capaian relatif lebih tinggi disebabkan adanya peningkatan produksi dan penambahan populasi ternak. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 410.385 ekor, terjadi peningkatan sebesar 19,80%, hal ini disebabkan peningkatan kinerja BPTU terutama pada penanganan reproduksi
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
18
ternak sehingga tingkat kelahiran meningkat, dan meningkatnya daya tetas itik karena adanya perbaikan manajemen perkandangan sehingga produksi itik relatif lebih tinggi. 3. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
Kegiatan Penyelamatan Sapi/Betina Produktif dimulai pada tahun 2011 dan terdiri dari 2 sub kegiatan yaitu penyelamatan sapi/kerbau betina produktif dan insentif/penguatan sapi/kerbau betina bunting. - Penyelamatan Sapi/Kerbau Betina Produktif
Kegiatan penyelamatan dilaksanakan selama 2 (dua) tahun yaitu tahun 2011 s.d tahun 2012, hal ini karena berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa setelah adanya kegiatan penyelamatan jumlah pemotongan betina produktif tidak berkurang bahkan cenderung meningkat. Pelaksanaan kegiatan penyelamatan sapi/kerbau betina produktif seperti tabel 7. Tabel 7. Penyelamatan Sapi/Kerbau Betina Produktif 2011-2012 Tahun Target 2011 900 2012 468 Jumlah 1.368
Kelompok Ternak (Ekor) Realisasi % Target Realisasi % Produksi Bibit 954 106,00 6.000 47.384 789,73 28.430 472 100,85 22.342 22.642 101,34 13.585 1.426 104,24 28.342 70.026 247,08 42.015
- Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting
Kegiatan penguatan sapi/kerbau betina bunting insentif kepada peternak yang memilki sapi/kerbau betina bunting untuk tetap dipelihara sampai beranak. Pemberian insentif ini dilakukan oleh kelompok peternak terseleksi dengan pola dan mekanisme bantuan sosial. Target dan realisasi kegiatan Insentif/Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting tahun 2011-2015 seperti pada tabel 8. Tabel 8. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Total
Kelompok Target Realisasi 1.000 1.110 1.053 1.536 1.018 1.070 252 237 195 194 3.518 4.147
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
% 111 145,87 105,21 94,05 99,48 117,88
Target 220.000 286.095 142.520 36.288 13.641 698.544
Ternak (ekor) Realisasi % Kelahiran 230.930 104,87 240.628 292.934 102,39 263.540 182.716 128,20 144.093 38.235 105,37 10.777 13.427 98,43 7.985 758.242 108,55 667.023 19
Realisasi kegiatan tahun 2011-2015 mencapai 4.147 kelompok, dengan ternak yang diberi insentif sebanyak 758.242 ekor dan sampai bulan Desember 2015 kelahiran ternak mencapai 667.023 ekor. Pada tahun 2015, realisasi kegiatan adalah 194 kelompok (13.427 ekor) atau 98,43% dari target 195 kelompok (13.641 ekor), capaian kinerja termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2014 sebesar 105,37%, terjadi penurunan sebesar 6,94%. Realisasi kegiatan pada tahun 2015 relatif lebih rendah dibanding target disebabkan: (1) adanya instruksi penghematan anggaran sehingga kegiatan ditunda, pada saat kegiatan akan dilaksanakan kembali, jumlah ternak yang yang bunting minimal 5 bulan tidak memenuhi target (Prov. Bali dan Kab. Bekasi); (2) terjadi permasalahan hukum pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, sehingga provinsi/kabupaten sangat berhati-hati dalam pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan tidak ditetapkannya kelompok pelaksana (Sumsel dan Kalsel). 4. Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak
Kegiatan pengembangan kelompok perbibitan ternak pada tahun 2015 terdiri dari beberapa komoditas yaitu sapi potong, kerbau, kambing dan domba, babi, ayam dan itik. Realisasi kegiatan tahun 2010-2015 mencapai 1.223 kelompok (117.222 ekor) sebagaimana tabel 9. Tabel 9.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komoditas
Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing/Domba Babi Ayam Lokal Itik Lokal Kelinci Sapi di Lokasi PTPN Jumlah
Pengembangan Kelompok Pembibitan Tahun 2010-2015
2010 Klpk Ekor 402 15.436 6 123 5 150 10 913 10 8.636 10 15.008 -
443
-
40.266
2011 Klpk Ekor 33 1.137 7 180 7 280 3 1.900 1 600 -
51
-
4.097
2012 Klpk Ekor 56 3.202 18 279 8 196 15 889 4 124 15 11.417 14 9.403 -
130
-
25.510
2013 Klpk Ekor 137 3.022 21 267 28 604 35 1.466 8 268 23 10.981 21 10.330 9 1.947 11
293
197
29.082
2014 Klpk Ekor 17 453 32 719 7 281 7 400 8 7.700 9 7.491 -
80
-
17.044
2015 Klpk Ekor 22 542 7 100 9 157 11 424 -
49
-
1.208
Jumlah Klpk Ekor 667 23.792 52 769 89 2.006 85 4.253 19 792 59 40.634 55 42.832 9 1.947 11
1.223
Capaian kegiatan tahun 2015 sebanyak 49 kelompok (87,5%) dari target 56 kelompok dan termasuk dalam kriteria berhasil seperti tertera pada tabel 9. Realisasi dibawah target disebabkan adanya gagal pengadaan kerbau (Jambi) karena kesulitan mendapatkan kerbau yang sesuai spesifikasi. Untuk pembibitan ayam lokal, itik lokal, babi, dan kelinci pada tahun 2015 tidak dialokasikan. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2014 (98,77%), terjadi penurunan sebesar 5,91% karena pada tahun 2014 ada pihak rekanan tidak sanggup melaksanakan
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
20
197
117.222
pengadaan sampai batas waktu yang ditentukan karena kesulitan mencari ternak dengan spek ternak yang dibuktikan dengan SKLB. Secara umum realisasi pengadaan ternak lebih tinggi dari target karena adanya variasi harga ternak di masing-masing daerah sesuai mekanisme pasar. Tabel 10. Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2015 No 1 2 3 4
Output Pembibitan sapi potong Pembibitan sapi perah Pembibitan kerbau Pembibitan kambing/domba JUMLAH
Target 21 15 9
Kelompok Realisasi 22 7 9
% 104,76 46,67 100
56
49
87,5
a. Pembibitan Sapi Potong
11
11
100
Pengadaan Ternak (Ekor) Target Realisasi % 507 542 106,90 97 100 103,09 180 157 87,22 422
1.206
424
1.223
100,47 101,40
Kegiatan dialokasikan di 26 satker provinsi/kabupaten. Realisasi kegiatan 22 kelompok atau 104,76% dari target 21 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 542 ekor atau 106,90% dari target 507 ekor dan termasuk pada kriteria sangat berhasil. Realisasi pengadaan ternak lebih tinggi dari target karena adanya harga ternak di beberapa daerah lebih rendah dari harga yang ditetapkan dalam DIPA. Bila dibandingkan dengan capaian kegiatan tahun 2014 sebesar 190,34%, capaian kegiatan tahun 2014 lebih tinggi dikarenakan adanya variasi harga di masingmasing daerah.
b. Pembibitan Sapi Perah
Kegiatan dialokasikan di 6 satker provinsi/kabupaten. Realisasi kegiatan 7 kelompok atau 46,67% dari target 15 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 100 ekor atau 103,09% dari target 97 ekor dan termasuk pada kriteria sangat berhasil. Realisasi pengadaan ternak lebih tinggi dari target karena adanya harga ternak di beberapa daerah lebih rendah dari harga yang ditetapkan dalam DIPA. Untuk tahun 2014 kegiatan pembibitan sapi perah belum dialokasikan.
c. Pembibitan Kerbau
Kegiatan dialokasikan pada 7 satker provinsi/kabupaten. Realisasi kegiatan adalah 9 kelompok atau 100% dari target 9 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 157 ekor (87,22%) dari target 180 ekor dan termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian kegiatan tahun 2014 sebesar 151,05%, capaian tahun 2014 lebih tinggi dikarenakan variasi harga ternak dimasing-masing daerah.
Realisasi kegiatan tahun 2015 lebih rendah dari target yang disebabkan variasi harga ternak dimasing-masing daerah lebih tinggi dari harga yang ditetapkan dalam DIPA. LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
21
d. Pembibitan Kambing/Domba
Kegiatan dialokasikan pada 9 satker provinsi/kabupaten, realisasi kegiatan 11 kelompok (424 ekor) atau 100,47% dari target 11 kelompok (422 ekor) dan termasuk pada kriteria sangat berhasil. Bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2014 sebesar 100%, pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan. Realisasi tahun 2015 lebih tinggi dari pada target dikarenakan variasi harga ternak dimasingmasing daerah berada dibawah harga yang ditentukan dalam DIPA.
5. Penguatan Wilayah Pembibitan
Kegiatan ini merupakan pilot project yang dilaksanakan sejak tahun 2013 yang bertujuan untuk pemurnian dan pembibitan ternak melalui fasilitasi sarana perbibitan, meningkatkan
pengetahuan/keterampilan (kompetensi) SDM pembibit, membentuk dan menguatkan kelompok peternak sebagai kelompok pembibit, menumbuhkan dan menstimulasi peternak secara individu maupun kelompok peternak dalam menerapkan pemurnian dan prinsip-prinsip pembibitan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan (multiyears) yang bertujuan memfasilitasi sarana pembibitan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM dalam kegiatan pembibitan, menumbuhkan dan menstimulasi peternak secara individu maupun kelompok peternak dalam menerapkan prinsip-prinsip pembibitan, serta mendorong wilayah terpilih sebagai wilayah sumber bibit ternak. Dari target tahun 2015 sebanyak 34 paket terealisasi 34 paket (100%) sehingga termasuk kategori berhasil. a. Penguatan Pembibitan Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih.
Kegiatan dilaksanakan mulai tahun 2013 secara berkelanjutan di 3 Pulau yaitu Pulau Raya, Sapudi dan Nusa Penida. Kegiatan Penguatan Pembibitan Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih sampai tahun 2015 terdiri dari 3 paket.
Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2015, telah mencapai tahap tersedianya sarana perbibitan, peningkatan pengetahuan/keterampilan (kompetensi) SDM pembibit, serta penerapan prinsip-prinsip pembibitan di kelompok. b. Penguatan Pembibitan Sapi Perah di Kabupaten Terpilih
Kegiatan Penguatan Pembibitan Sapi Perah di Kabupaten Terpilih baru dialokasikan pada tahun 2015 sebanyak 4 paket di 4 kabupaten yaitu Bandung Barat (Jawa Barat), Klaten (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur) dan Kota Padang Panjang (Sumatera Barat). Realisasi sampai
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
22
dengan bulan Desember 2015 adalah beberapa kabupaten telah melaksanakan pelatihan peningkatan SDM, realisasi bibit dan proses pengadaan sarana perbibitan. c. Penguatan Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Terpilih.
Kegiatan dilaksanakan mulai tahun 2013 secara berkelanjutan di 5 Kabupaten yaitu Kabupaten Siak, Lampung Selatan, Kebumen, Barito Kuala dan Barru. Pada tahun 2014 terdapat penambahan 1 kabupaten pelaksana yaitu Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan pada tahun 2015 terdapat penambahan 2 kabupaten pelaksana yaitu Kabupaten Gunung Kidul dan Lombok Tengah. Kegiatan Penguatan Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Terpilih sampai tahun 2015 dialokasikan sebanyak 8 paket . Realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 telah mencapai tahap tersedianya sarana perbibitan, peningkatan pengetahuan/keterampilan (kompetensi) SDM pembibit (perwakilan anggota kelompok dari 6 kabupaten telah mengikuti pelatihan di Australia), penerapan prinsipprinsip pembibitan di kelompok, telah diterbitkannya SKLB serta penetapan kabupaten Gunung Kidul, Barru, dan Kebumen sebagai wilayah sumber bibit
d. Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih.
Kegiatan dilaksanakan mulai tahun 2014 di Ogan Komering Ilir (Sumsel), Lebak (Banten), Brebes (Jateng), Sumbawa (NTB), Hulu Sungai Utara (Kalsel, Toraja Utara (Sulsel dan Kutai Kartanegara (Kaltim Timur) dan merupakan kegiatan yang berkelanjutan.
Pada tahun 2015, alokasi kegiatan tetap pada 7 kabupaten tersebut di atas. Realisasi kegiatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih sampai dengan bulan Desember 2015 adalah telah terfasilitasinya sarana perbibitan di kelompok, kabupaten telah melaksanakan pelatihan peningkatan SDM, kelompok mulai menerapkan prinsip-prinsip perbibitan, dan penerbitan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB). Namun demikian sampai saat ini belum ada pengusulan penetapan wilayah sumber bibit. e. Penguatan Pembibitan Kambing/Domba di Kabupaten Terpilih.
Kegiatan Penguatan Pembibitan Kambing/Domba berada di Kabupaten Terpilih baru dialokasikan pada tahun 2015 di 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Kepahiyang (Bengkulu), Tanggamus (Lampung), Garut (Jawa Barat), Maluku Barat Daya (Maluku Utara) dan Karangasem (Bali). Realisasi anggaran sampai dengan bulan Desember 2015 adalah beberapa kabupaten telah melaksanakan pelatihan peningkatan SDM, realisasi bibit dan proses pengadaan sarana perbibitan.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
23
f. Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih
Kegiatan dilaksanakan mulai tahun 2014, khusus untuk itik lokal (Alabio) di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)-Kalimantan Selatan sebagai dukungan/fasilitasi terhadap wilayah yang telah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit yang direncanakan selama 3 (tiga) tahun. Kegiatan bertujuan tujuan menstimulasi peternak/kelompok peternak dalam menerapkan prinsip pembibitan dan tersedianya bibit itik secara berkelanjutan di wilayah sumber bibit. Kegiatan dilaksanakan oleh 3 kelompok pembibitan itik lokal di kecamatan Amuntai Selatan dan Sungai Pandan Kabupaten HSU. Kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Tahun 2015 dilaksanakan di 7 Kabupaten/Kota (6 Provinsi) untuk ayam lokal dan Itik lokal. Pembibitan ayam lokal di 6 Kabupaten yaitu kabupaten Kampar, Sukoharjo, Lombok Tengah, Bantaeng, Sinjai dan kota Prabumulih, sedangkan itik lokal di kabupaten HSU. Realisasi pengadaan ayam tahun 2015 sebesar 5.720 ekor (72,59%) dari target 7.880 ekor. Realisasi lebih rendah dari target dikarenakan adanya revisi satuan harga di Kabupaten Sinjai dan Bantaeng, yang semula harga ayam FS menjadi PS sehingga jumlah pengadaan bibit berkurang dari 2.000 ekor menjadi 920 ekor. Sedangkan untuk pengadaan itik lokal di Kabupaten HSU tidak terealisasi dikarenakan persyaratan kelompok penerima hibah harus berbadan hukum.
6. Sarana dan Prasarana
Indikator kinerja kegiatan antara lain : (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) kendaraan bermotor; (3) perangkat pengolah data dan komunikasi; (4) peralatan dan fasilitas perkantoran. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2014 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.
7. Dukungan Manajemen Perbibitan Ternak
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi perbibitan ternak, baik dalam rangka merumuskan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis, maka berbagai kegiatan menajemen teknis sangat diperlukan. Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan (KUPS, dll); (2) koordinasi teknis; (3) administrasi dan ketatausahaan; (4) fasilitasi PNBP; (5) peningkatan SDM perbibitan; dan (6) penguatan UPT perbibitan. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
24
8. Benih Ternak Bertanda SNI
Benih yang telah mendapat tanda SNI pada tahun 2011-2014 sebanyak 14.520.000 straw semen beku dari 243 ekor, 655 straw embro, dan tahun 2015 sebanyak 2.400.000 straw semen beku dari 40 ekor pejantan tersertifikasi dan 212 straw embrio.
9. Bibit Ternak Bersertifikat/ SKLB
UU 18 / 2009 mengamanatkan bahwa benih dan bibit yang beredar wajib bersertifikat dan sertifikat dikeluarkan oleh Lembaga sertifikasi produk yang terakreditasi atau ditunjuk Menteri.
Untuk produsen yang masih belum mampu menerapkan sistem manajemen mutu, untuk
sementara diarahkan melalui penerbitan surat keterangan layak bibit (SKLB) yang dikeluarkan oleh kepala dinas provinsi/kabupaten bagi produsen yang produknya telah memenuhi persyaratan SNI. Hal ini merupakan langkah awal bagi peternak sebelum dapat disertifikasi oleh
lembaga sertifikasi produk. Jumlah SKLB yang telah diterbitkan tahun 2014 sebanyak 11.794 SKLB dan 2015 sebanyak 12.575 SKLB yang keseluruhannya untuk sapi potong.
Sedangkan Lembaga sertifikasi Produk telah menerbitkan sertifikan pada tahun 2011-2014 sebanyak
271 sertifikat untuk bibit sapi perah FH sebanyak 76 ekor, Bibit sapi Brahman
Indonesia sebanyak 22 ekor dan bibit sapi Bali 117 ekor serta bibit kambing PE sebayak 56
ekor. Pada tahun 2015 LSPro juga telah mengeluarkan 59 sertifikat untuk bibit sapi perah FH sebanyak 48 ekor dan bibit sapi bali 11 ekor.
10.Penerapan Good Breeding Practices
Target penerapan GBP tahun 2015 sebesar 75%, jumlah lembaga pembibitan ternak yang ada sebanyak 319 unit terdiri dari 10 UPT, 26 UPTD, 283 kelompok, yang telah menerapkan Good Breeding Practices sebanyak 286 unit atau 89,66 % (10 UPT, 26 UPTD, 250 kelompok). Keberhasilan yang dicapai untuk penerapan GBP sebesar 14,66%. Capaian tersebut relative lebih tinggi disebabkan pada tahun 2014 untuk kelompok penerima alokasi pembibitan sapi dan kerbau dilakukan pelatihan aspek perbibitan.
11.Peningkatan Kelembagaan Pembibitan
Jumlah kelembagaan yang ada di perbibitan yaitu 10 unit UPT Perbibitan, 26 unit UPT Daerah dan 283 unit kelompok perbibitan. Target peningkatan kelembagaan perbibitan ditetapkan sebesar 43%, realisasi kegiatan mencapai 48,9%, dengan rincian 10 UPT, 26 UPTD dan 120 kelompok. Kelompok yang memiliki AD-ART tahun 2013 sebanyak 80 kelompok, pada tahun 2014 meningkat
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
25
menjadi 120 kelompok. Hal ini disebabkan dengan adanya pembinaan kelembagaan kelompok pembibitan menuju berbadan hukum (koperasi) yang bekerjasama dengan Bakorluh setempat. 12.Penetapan Wilayah Sumber Bibit
Penetapan wilayah sumber bibit bertujuan mendorong pemerintah daerah yang memiliki banyak ternak rumpun tertentu untuk mengusulkan penetapan wilayah sumber bibit dan meningkatkan pemahaman terhadap pengelolaan wilayah sumber bibit. Landasan yang digunakan dalam penetapan wilayah sumber bibit ternak adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit tanggal 6 September 2011 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/11/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011.
Pada tahun 2015, sudah 8 lokasi ditetapkan Menteri Pertanian sebagai wilayah sumber bibit (80%) dari target 10 lokasi, antara lain Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah ditetapkan menjadi wilayah sumber bibit Sapi PO dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 47/Kpts/SR.120/1/2015, Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Jawa Tengah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Sapi PO dengan Nomor 48/Kpts/SR.120/1/2015, Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Domba Batur dengan Nomor 352/Kpts/PK.040/06/2015 dan sebagai wilayah sumber bibit Kambing PE dengan Nomor 353/Kpts/PK.040/06/2015, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini. Tabel 11. Penetapan Wilayah Sumber Bibit Ternak No
Kabupaten Pengusul
Rumpun
1
Hulu Sungai Utara
Itik Alabio
3
Kebumen
Sapi PO
2 4 5 6 7 8 9
10
Barru
Gunung Kidul Banjarnegara Banjarnegara Banyumas
Barito Kuala Bojonegoro
Lampung Selatan
Tahun 2013
4436/Kpts/SR.120/7/2013
2015
47/kpts/SR.120/1/2015
Sapi Bali
2013
Sapi PO
2015
Domba Batur Kambing PE Kambing PE Sapi Bali Sapi PO Sapi PO
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
Nomor Keputusan Menteri Pertanian
2015 2015 2015 2015 2015 2015
4437/Kpts/SR.120/7/2013 48/kpts/SR.120/1/2015
352/Kpts/PK.040/06/2015 353/Kpts/PK.040/06/2015 354/Kpts/PK.040/06/2015
355/Kpts/PK.040/06/2015 356/Kpts/PK.040/06/2015 357/Kpts/PK.040/06/2015 26
Pada tahun 2015, 4 daerah masih dalam proses penilaian penetapan wilayah sumber bibit ternak, yaitu : Kabupaten Nusa Penida (Kecamatan Klungkung), Brebes, Purworejo, dan Lumajang.
Target penetapan wilayah sumber bibit tahun 2015 tidak tercapai antara lain karena pelaksanaan surveilans terhadap penyakit hewan menular strategis memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan hasil surveilans merupakan salah satu prasyarat penetapan wilayah sumber bibit, disamping itu proses penetapan memerlukan waktu yang relatif lama.
13.Penetapan dan Pelepasan Rumpun/Galur Ternak
Penetapan rumpun atau galur ternak merupakan pengakuan pemerintah terhadap rumpun atau galur yang telah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun-temurun dibudidayakan peternak dan menjadi milik masyarakat.
Pelepasan rumpun atau galur adalah penghargaan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah terhadap suatu rumpun atau galur baru hasil pemuliaan di dalam negeri atau hasil introduksi yang dapat disebarluaskan. Penetapan/pelepasan ternak selama tahun 2010-2015 disajikan seperti pada tabel 12.
Tabel 12. Penetapan/Pelepasan Rumpun/Galur Ternak 2010-2015 No
Prov/Kab/
Nama
Instansi
yang mengajukan
Rumpun
Tahun
Nomor Keputusan Menteri Pertanian
1
Puslitbangnak
45
Ayam KUB
2014
274/Kpts/SR.120/2/2014
3
NTT
47
Kuda Sandel
2014
426/Kpts/SR.120/3/2014
2
Tasikmalaya
4
Simeulue
6
Bangli
5 7 8 9
10
Sulsel
Bantul
Sulteng
Balitbangtan Jabar
46 48 49 50 51 52 53 54 55
Itik Cihateup
Sapi Sumba Ongole Kerbau Simeulue Kambing Marica
Anjing Kintamani Itik Turi
Sapi Donggala
Domba Compass Agrinak Sapi Pasundan
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
425/Kpts/SR.120/3/2014 427/Kpts/SR.120/3/2014 579/Kpts/SR.120/4/2014 580/Kpts/SR.120/4/2014 581/Kpts/SR.120/4/2014 665/Kpts/SR.120/6/2014 666/Kpts/SR.120/6/2014
1050/Kpts/SR.120/10/2014 1051/Kpts/SR.120/10/2014 27
11
Riau
56
Sapi Kuantan
2014
1052/Kpts/SR.120/10/2014
12
Aceh
58
Kuda Gayo
2014
1054/Kpts/SR.120/10/2014
13
57
Jatim
14
Kebumen
16
Balitbangtan
15
59 60 61
Lampung
62 63 64
Kerbau Kuntu
2014
Kambing Senduro
2014
Ayam Gaok
2014
Sapi PO Kebumen
2015
Kambing Saburai
Itik Alabi Master-1 Agrinak Itik Mojo Master-1 Agrinak
2015 2015 2015
1053/Kpts/SR.120/10/2014 1055/Kpts/SR.120/10/2014 1056/Kpts/SR.120/10/2014 358/Kpts/PK.040/06/2015 359/Kpts/PK.040/06/2015 360/Kpts/PK.040/06/2015 361/Kpts/PK.040/06/2015
14.Rancangan Final NSPK
Regulasi atau norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) perbibitan selama kurun waktu 20102015 yaitu: a. Peraturan Keputusan
Peraturan/Keputusan tahun 2010-2015 sebagaimana tabel 13. Tabel 13. Peraturan/Keputusan Tahun 2010-2015 No 1 2
Prov/Kab/
yang mengajukan Bali
Jateng
3
Jatim
5
Sumbar
4
Nama
Instansi
Aceh
Rumpun 1
2 3
7
Jabar
Jateng
325/Kpts/OT.140/1/2010
2010
2591/Kpts/PD.400/7/2010
2010
3735/Kpts/HK.040/11/2010
Sapi Pesisir
2011
2908/Kpts/OT.140/6/2011
Ayam Kokok Balenggek
2011
2919/Kpts/OT.140/6/2011
Domba Garut
2011
2914/Kpts/OT.140/6/2011
Ayam pelung
2011
2918/Kpts/OT.140/6/2011
Domba
2011
2915/Kpts/OT.140/6/2011
Kambing Kaligesing
Sapi Madura
Sapi Aceh
6
Itik Pitalah
5
8
9
10
Nomor Keputusan Menteri Pertanian
2010
4
7
6
Sapi Bali
Tahun
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
2011
2011
2907/Kpts/OT.140/6/2011
2923/Kpts/OT.140/6/2011
28
No
Prov/Kab/
Nama
Instansi
Rumpun
yang mengajukan 11
8 9
Kalsel NTB
10 Sulsel
11 Maluku
12 13
14
15 16
17
18
19 20
12 Bengkulu
21
14 Brebes
23
13 Jambi
15 Temanggung
22 24
16 Jatim
25
17 Kalsel
27
18 Kaltim
28
19 Kepulauan Babel
26
29 30
31
Wonosobo
Tahun
Domba Batur
2011
Itik Alabio
2011
Kerbau Sumbawa
2011
Itik Tegal
Nomor Keputusan Menteri Pertanian
2916/Kpts/OT.140/6/2011
2011
2922/Kpts/OT.140/6/2011
2011
2909/Kpts/OT.140/6/2011
Kuda Sumbawa
2011
2917/Kpts/OT.140/6/2011
Kerbau Moa
2011
2911/Kpts/OT.140/6/2011
Domba Kisar
2011
2913/Kpts/OT.140/6/2011
Itik Kerinci
2012
2834/Kpts/LB.430/8/2012
Ayam Kedu
2012
2847/Kpts/LB.430/8/2012
Domba Sapudi
2012
2839/Kpts/LB.430/8/2012
2012
2844/Kpts/LB.430/8/2012
2012
2838/Kpts/LB.430/8/2012
2012
2843/Kpts/LB.430/8/2012
Ayam Nunukan
2012
2848/Kpts/LB.430/8/2012
Ayam Merawang
2012
2846/Kpts/LB.430/8/2012
Sapi Sumbawa
Ayam Gaga
Kambing Lakor Itik Talang Belih Sapi Jabres Itik Mojosari Kerbau Kalimantan Selatan
Rusa Sambar
Kerbau Kalimantan Timur
2011 2011
2012 2012
2012
2921/Kpts/OT.140/6/2011
2910/Kpts/OT.140/6/2011 2920/Kpts/OT.140/6/2011
2912/Kpts/OT.140/6/2011
2836/Kpts/LB.430/8/2012
2842/Kpts/LB.430/8/2012 2837/Kpts/LB.430/8/2012
20 Puslitbangnak
32
Sapi PO
2012
2841/Kpts/LB.430/8/2012
22 Sulsel
34
Kerbau Toraya
2012
2845/Kpts/LB.430/8/2012
24 Puslitbangnak
36
21 Puslitbangnak 23 Sumbar
25 Jabar
33 35
37
Kambing Kacang
2012
2840/Kpts/LB.430/8/2012
Itik Bayang
2012
2835/Kpts/LB.430/8/2012
Kambing Peranakan Etawah
2013
695/Kpts/PD.410/2/2013
Ayam Sentul
2013
698/Kpts/PD.410/2/2013
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
29
No
Prov/Kab/
Nama
Instansi
yang mengajukan
26 Sulteng
Rumpun 38 39
OKI
40
27 Ogan Ilir
41
28 Magelang
42
29 Karangasem
43
30 PORDASI
44
31 Puslitbangnak
45
33 NTT
47
32 Tasikmalaya
34 Simeulue
46 48
49
35 Sulsel
50
37 Bantul
52
39 Balitbangtan
54
40 Jabar
55
36 Bangli
38 Sulteng
41 Riau
42 Aceh
51 53
56
57 58
42 Jatim
59
43 Kebumen
61
44 Lampung
62
45 Balitbangtan
Tahun
60
63 64
Nomor Keputusan Menteri Pertanian
Itik Rambon
2013
700/Kpts/PD.410/2/2013
Domba Palu
2013
697/Kpts/PD.410/2/2013
2013
694/Kpts/PD.410/2/2013
2013
699/Kpts/PD.410/2/2013
2013
701/Kpts/PD.410/2/2013
2013
696/Kpts/PD.410/2/2013
2013
4468/Kpts/SR.120/7/2013
2014
274/Kpts/SR.120/2/2014
Kerbau Pampangan
Itik Pegagan
Itik Magelang Kambing Gembrong Kuda Indonesia
Pacu
Ayam KUB
Itik Cihateup
2014
Sapi Ongole
2014
426/Kpts/SR.120/3/2014
2014
427/Kpts/SR.120/3/2014
2014
579/Kpts/SR.120/4/2014
2014
581/Kpts/SR.120/4/2014
2014
666/Kpts/SR.120/6/2014
2014
1051/Kpts/SR.120/10/2014
Kuda Sandel
Sumba
Kerbau Simeulue Kambing Marica
2014
Itik Turi
2014
Domba Compass Agrinak
2014
Anjing Kintamani Sapi Donggala
Sapi Pasundan
425/Kpts/SR.120/3/2014
580/Kpts/SR.120/4/2014
665/Kpts/SR.120/6/2014 1050/Kpts/SR.120/10/2014
Sapi Kuantan
2014
1052/Kpts/SR.120/10/2014
Kuda Gayo
2014
1054/Kpts/SR.120/10/2014
Ayam Gaok
2014
Kerbau Kuntu
2014
Kambing Senduro Sapi Kebumen
PO
1053/Kpts/SR.120/10/2014
2014
1055/Kpts/SR.120/10/2014
2015
358/Kpts/PK.040/06/2015
1056/Kpts/SR.120/10/2014
Kambing Saburai
2015
2015
360/Kpts/PK.040/06/2015
Itik Mojo Master-1 Agrinak
2015
361/Kpts/PK.040/06/2015
Itik Alabi Master-1 Agrinak
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
359/Kpts/PK.040/06/2015
30
b. Standar Benih dan Bibit Ternak
Dalam perumusan standar benih dan bibit ternak, Direktorat Perbibitan Ternak mempunyai tugas sampai RSNI tersebut disetujui dalam konsensus (RSNI-3) selanjutnya merupakan kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam pengesahan standar tersebut melalui Keputusan Kepala Badan. Standar nasional benih dan bibit ternak bidang perbibitan ternak tahun 2010-2015 sebagaimana tabel 14.
Tabel 14. SNI/RSNI tahun 2010-2015 Tahun 2010 2011
2012
2013
Judul RSNI/SNI
a. RSNI Bibit Sapi Potong-Bagian 1: Brahman Indonesia b. RSNI-3 Kerbau-Bagian 1: Bibit Kerbau lumpur a. b. c. d. a. b. c. d. e. f. g. a. b. c. d. e. f. g. h. i.
SNI 7651.1:2011 Bibit Sapi Potong-Bagian 1: Brahman Indonesia SNI 7706.1:2011 Bibit Kerbau-Bagian 1: Lumpur RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 2: Madura RSNI Embrio Ternak RSNI-3 Sapi Potong-Bagian 2: Madura RSNI-3 Sapi Potong-Bagian 3: Aceh RSNI-3 Embrio Ternak RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 1: Landrace RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 2: Yorkshire RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 3: Duroc RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 4: Hampshire SNI 4868.1:2013 Bibit Niaga (Final Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging. SNI 4868.2:2013 Bibit Niaga (Final Stock) umur Sehari/Kuri (Day Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Petelur. SNI 7353.1:2013 Bibit Induk (Parent Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging SNI 7353.2:2013 Bibit Induk (Parent Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging SNI 7651.2-2013 Bibit Sapi Potong, Bagian 2 Madura. SNI 7651.3-2013 Bibit Sapi Potong, Bagian 3 Aceh. SNI 7855.1-2013 Bibit Babi, Bagian 1 Landrace. SNI 7855.2-2013 Bibit Babi, Bagian 2 Yorkshire. SNI 7855.3-2013 Bibit Babi, Bagian 3 Duroc.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
Old Old Old Old
31
2014
2015
j. k. l. m. n.
a. b. c. d. e. f. g. a. b. c. d.
SNI 7855.4-2013 Bibit Babi, Bagian 4 Hampshire. SNI 7880.1-2013 Embrio Ternak, Bagian 1 Sapi. RSNI-3 Semen Beku-Bagian 3: Domba dan Kambing. RSNI-3 Semen Cair Babi. RSNI-3 Bibit Sapi Perah Holstein Indonesia.
SNI 2735:2014 : Bibit Sapi Perah Holstein Indonesia SNI 4869.3:2014 : Semen Beku-Bagian 3: Kambing dan Domba SNI 8034:2014 : Semen Cair Babi RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 4: Bali (Revisi) RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 5: Peranakan Ongole (Revisi) RSNI-3 Bibit Sapi Pesisir RSNI-3 Semen Cair Babi (Proses Jajak Pendapat di BSN) SNI 7651.4:2015 , Bibit Sapi Potong-Bagian 4: Bali SNI 7651.5:2015 , Bibit Sapi Potong-Bagian 5: Peranakan Ongole SNI 7651.6:2015 , Bibit Sapi Potong-Bagian 6: Sapi Pesisir RSNI-3 Bibit Kambing Domba
Realisasi NSPK pada tahun 2015 yaitu 14 NSPK yaitu 7 Peraturan Menteri Pertanian dan 4 SNI/RSNI bibit/benih ternak atau 116,67% dan termasuk pada kategori sangat berhasil. B. Realisasi Keuangan
Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2015 dialokasikan sebesar Rp. 370.789.262.000,-.. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan fungsi perbibitan ternak dengan komposisi sebesar Rp. 14.999.000.000,- (4,05%) berada di kantor pusat (Direktorat Perbibitan Ternak) dan Rp. 355.790.260.000,- (95,95%) untuk anggaran kantor daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan di daerah (UPT, provinsi dan kabupaten/kota). Secara nasional capaian realisasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 313.655.039.000,- (84,59%) seperti tertera pada tabel 15.
Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 83,72%, terjadi peningkatan sebesar 0,87%, hal ini antara lain disebabkan adanya proses pelaksanaan kegiatan yang dimulai pada bulan Agustus 2014 karena adanya penghematan anggaran pada beberapa kegiatan yang hanya sebagian namun sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Tabel 15. Realisasi Anggaran Perbibitan Ternak Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) KODE OUTPUT 1785
1785.101 1785.102 1785.103 1785.104 1785.112
URAIAN Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Pembibitan Sapi Potong Pembibitan Sapi Perah Pembibitan Kerbau Pembibitan Kambing/Domba Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Sapi Potong
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
PAGU
REALISASI
%
370.789.262
313.655.039
84,59
7.023.200 6.411.390 2.956.000 2.112.750 30.613.732
6.585.226 5.720.072 2.766.395 1.646.921 26.913.861
93,76 89,22 93,59 77,95 87,91
32
1785.113 1785.114 1785.115 1785.117 1785.118 1785.119 1785.128 1785.130 1785.135 1785.120 1785.121 1785.138 1785.122 1785.139
Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Sapi Perah Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Kerbau Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Kambing Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Babi Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Ayam Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Itik Peningkatan Kualitas Semen Beku Sapi Peningkatan Kualitas Semen Beku Sapi (BLU) Penggantian Pejantan Penguatan Manajemen UPT Perbibitan Pendampingan Pembibitan di Masyarakat Pendampingan Pembibitan IB dan TE di Masyarakat Pengadaan Sarana dan Prasarana UPT Perbibitan Pengadaan Sarana dan Prasarana UPT IB dan TE Pemeliharaan Pengadaan Sarana dan Prasarana UPT 1785.123 Perbibitan 1785.140
1785.124 1785.141 1785.134 1785.145 1785.146 1785.150 1785.151
1785.152 1785.153 1785.154 1785.155 1785.156 1785.160 1785.165 1785.166 1785.167 1785.168 1785.169 1785.170 1785.171 1785.172 1785.173 1785.174 1785.175 1785.995 1785.996 1785.997 1785.998
Pemeliharaan Pengadaan Sarana dan Prasarana UPT IB dan TE Fasilitas PNBP UPT Perbibitan Fasilitas PNBP UPT IB danTE Peningkatan Produksi Embrio Ternak Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Pembinaan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Penguatan Pembibitan Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih Penguatan Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten/Kota Terpilih Penguatan Pembibitan Sapi Perah di Kabupaten/Kota Terpilih Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten/Kota Terpilih Penguatan Pembibitan Kambing di Kabupaten/Kota Terpilih Penguatan Pembibitan Domba di Kabupaten/Kota Terpilih Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten/Kota Terpilih Peningkatan SDM Perbibitan Fasilitasi Operasional Perbibitan di UPTD Penyediaan Bibit Ternak di UPTD Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Pengawalan dan Koordinasi Perbibitan di Daerah Pembinaan dan Koordinasi Perbibitan Ternak Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Supply Demand Bibit Ternak Pewilayahan Sumber Bibit Ternak Pengembangan Usaha Perbibitan Ternak Pengembangan Kelembagaan Perbibitan Koordinasi Teknis Kendaraan Bermotor Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Gedung/Bangunan
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
32.618.886 16.467.510 8.776.304 2.962.829 9.556.254 9.436.888 26.244.015 9.118.800 270.000 2.222.726 2.546.980 350.281 790.198 1.552.645 781.994 1.432.867
32.459.857 3.062.834 7.077.595 2.055.541 8.024.077 8.535.620 23.555.088 2.844.405 187,850 2,102,050 1.661.160 220.141 651.570 973.740
99,51 18,60 80,64 69,38 83,97 90,45 89,75 31,19 69,57 94,57 65,22 62,82 82,46 62,71
1,028,546 131,53 1.246.235
86,97
7.986.741
93,41
3.840.228 2.025.616 8.268.680 22.859.650 2.149.996 4.249.600
2.986.597 77,77 1.999.979 98,73 8.325.789 100,69 19.196.928 83,98 1.607.700 74,78 3.637.002 85,58
6.908.000 8.269.500 3.006.500 700.000 2.550.000 9.817.406 1.834.130 13.180.410 5.068.441 6.901.187 13.523.420 2.970.855 1.152.541 800.520 2.050.025 2.246.638 2.059.941 2.394.500 1.973.960 1.969.969 55.211.000
6.272.082 90,79 6.618.184 80,03 2.428.836 80,79 658.901 94,13 1.719.913 67,45 6.008.741 61,20 1.362.428 74,28 7.597.659 57,64 3.856.686 76,09 7.000.200 101,43 11.835.114 87,52 2.080.829 70,04 925,128 80,27 543,250 67,86 1.597.892 77,94 1.746.106 77,72 1.714.117 83,21 1.852.077 77,35 1.866.354 94,55 1.718.640 87,24 50.656.862 91,75
8.550.300
33
BAB IV
PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi dan merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2010-2014.
Secara umum kegiatan pada Direktorat Perbibitan Ternak telah dapat dilaksanakan dengan baik. Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2015 semula dialokasikan sebesar Rp. 370.789.262. Berkaitan dengan adanya penghematan anggaran APBN 2014, dilakukan penghematan anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015. Secara nasional realisasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 313.655.039,- (84,59%) A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja dapat dikemukakan bahwa tingkat capaian output sebesar 90,00%-183,93%, 8 indikator termasuk pada kriteria sangat berhasil, 3 indikator termasuk kriteria berhasil dan 1 indikator kinerja termasuk pada kriteria kurang berhasil. Namun dalam pelaksanaan kegiatan, ada beberapa hal yang mengakibatkan kegiatan kurang optimal antara lain:
1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak rata-rata terealisasi di akhir tahun, ini disebabkan adanya penghematan anggaran dan kegiatan dilaksanakan kembali mulai bulan Agustus 2015. Proses pengadaan ternak memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga kegiatan baru dapat terealisasi di akhir tahun. 2. Pengadaan ternak dilaksanakan melalui tender, sehingga dimenangkan dengan penawaran terendah, namun pada saat pelaksanaan tidak diperoleh ternak yang sesuai dengan spesifikasi teknis. 3. Pelaksanaan surveilans terhadap penyakit hewan menular strategis memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan hasil surveilans merupakan salah satu prasyarat penetapan wilayah sumber bibit, disamping itu proses penetapan memerlukan waktu yang relatif lama. LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
B. Rencana Tindak Lanjut
Beberapa upaya tindak lanjut yang dilakukan untuk tindak lanjut dan pemecahan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak agar dilaksanakan pada awal tahun, sehingga dapat mengantisipasi kendala yang dihadapi. 2. Survei ketersediaan ternak yang memenuhi spesifikasi agar dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan.
4. Dalam rangka penetapan pewilayahan sumber bibit, perlu adanya koordinasi lebih intensif dengan Direktorat Kesehatan Hewan terkait dengan pelaksanaan surveilans penyakit hewan menular strategis dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan juga perlu mempertimbangkan tahapan pelaksanaan secara terencana.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perbibitan Tahun 2015 disusun, dengan harapan dapat menjadi bahan pertanggung-jawaban tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran secara periodik.
Disadari bahwa laporan ini masih terdapat kelemahan dalam penyajian dan kekurang-lengkapan bahasan. Untuk itu, saran dan masukan konstruktif besar artinya bagi penyempurnaan sistem pelaporan dikemudian hari. Semoga penyampaian bahasan dapat memberi manfaat dalam kelangsungan dan keberlanjutan proses pembangunan aspek perbibitan ternak.
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
Lampiran 1
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
Lampiran 2
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
Lampiran 3
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit Organisasi Eselon II : Tahun Anggaran : No 6.1
KEGIATAN
Peningkatan Kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (Prioritas Bidang)
Direktorat Perbibitan Ternak 2015
SASARAN Tercapainy a peningkata n kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak
INDIKATOR Peningkatan produksi perbenihan (ribu dosis semen) Peningkatan produksi bibit (ekor)
OUTPUT/SUBOUTPUT
SATUAN
2015
1. Produksi semen beku (ribu)
Dosis
5.000
2. Produksi bibit sapi potong 3. Produksi bibit sapi perah 4. Produksi bibit kerbau 5. Produksi bibit kambing/ domba 6. Produksi bibit babi 7. Produksi bibit ayam 8. Produksi bibit itik 9. Pembibitan sapi potong 10. Pembibitan kerbau 11.Pemurnian pembibitan sapi di pulau 12.Peningkatan wilayah pembibitan sapi potong dan unggas 13.Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 14.Pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan 15.Peningkatan penerapan teknologi perbibitan 16.Pewilayahan sumber bibit ternak 17.Pengawasan mutu benih dan bibit ternak
Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor Klpk Klpk
3.407 1.224 232 639 912 168.000 162.568 12 29
Kab
13
Klpk
250
Prov
15
Lokasi
26
Prov
32
Embrio
700
Prov
33
Peningkatan Produksi embrio ternak produksi embrio Pembinaan dan Pembinaan dan koordinasi perbibitan koordinasi ternak perbibitan ternak
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
Prov
3
Prov
16
37
Lampiran 4
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
Lampiran 5
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015
37
Lampiran 4
41
Lampiran 4
41