KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU TENTANG INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) TEST DI DUSUN II SUMBERINGIN DESA NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma – III Ahli Madya Kebidanan
Oleh : ITA MULIA WATI GEA NIM: 012/AB/023
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU TENTANG INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) TEST DI DUSUN II SUMBERINGIN DESA NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma – III Ahli Madya Kebidanan
Oleh : ITA MULIA WATI GEA NIM: 012/AB/023
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU TENTANG INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) TEST DI DUSUN II SUMBERINGIN DESA NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Oleh :
ITA MULIA WATI GEA 12/AB/023
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS Nama
: Ita Mulia Wati Gea
Nim
: 012/AB/023
Tempat/Tgl Lahir
: Gunungsitoli/ 26 Juni 1995
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Anak Ke
: Lima (5) Dari Lima (5) Bersaudara
II. ORANG TUA Nama Ayah
: Rasyifudin Gea
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Murniati Manik
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jl. Diponegoro no. 324 Gunungsitoli
III. RIWAYAT PENDIDIKAN 2000-2006
: SD Negeri 070979 Sifalaete
2006-2009
: SMP Negeri 1 Gunungsitoli
2009-2012
: SMA Negeri 3 Gunungsitoli
2012-2015
: STIKes-SU Program Studi D-III Kebidanan
ABSTRAK Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang didapatkan bahwa dalam 1 tahun terakhir terdapat 1 ibu positif terkena kanker serviks. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu dalam usia subur sebanyak 88 responden menggunakan teknik random sampling dan sampel sebanyak 47 responden. Analisa data dilakukan adalah Univariat dan Bivariat dengan memakai uji Chi-Square α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas ibu berpengetahuan baik yaitu 31 responden (66,0%) serta minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu 16 responden (34,0%) dan mayoritas ibu bermotivasi tinggi yaitu 31 responden (66,0%) serta minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu 16 responden (34,0%). Melalui uji Chi-Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test dimana nilai p = 0,003 dan α = 0,05 (p<α). Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya Bidan Desa bersama Kader kesehatan setempat agar lebih aktif menghimbau dan mengajak para ibu untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) sehingga dapat meningkatkan keikutsertaan Ibu terhadap pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). Kata Kunci
: Pengetahuan, Motivasi Ibu, Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA)
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ita Mulia Wati Gea NIM : 12/AB/023 Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) saya adalah benar data yang saya ambil dan belum pernah diolah atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila hal tersebut tidak benar, maka saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujian utama saya dibatalkan).
Yang membuat pernyataan
Ita Mulia Wati Gea
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT oleh karena rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test di dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”. Adapun tujuan penulisan Karya tulis ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir program kurikulum pendidikan D-III Akademi Kebidanan STIKes Sumatera Utara, selain itu juga menambah pengetahuan, keterampilan, serta wawasan para mahasiswa yang langsung terjun ke masyarakat. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya tulis ilmiah penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan-bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Asman R. Karo-Karo, MM, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 3. Ibu Evawani Martalena Silitonga, SKM, Msi, selaku Pembantu Ketua I di Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
i
4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua II di Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 5. Bapak Dian Fajariadi, S. Kep, Ners selaku Pembantu Ketua III di Bidang Akademik Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 6. Ibu Vera Christina Hulu Spsi, M.Kes, Psikolog selaku Ketua Program Studi D-III kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 7. Ibu Agusanna Dewi Silangit, SST, M.Kes selaku pembimbing penulis yang senantiasa selalu meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 8. Ibu Serly Monika Sembiring, SST, M.Kes yang menjadi dosen penguji I karya tulis ilmiah penulis. 9. Ibu Era Friska Munthe, SST yang menjadi dosen penguji II karya tulis ilmiah penulis sekaligus sebagai wali kelas yang telah banyak membimbing penulis selama ini. 10. Bapak Beringin Jaya selaku pegawai tata usaha Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam pengurusan surat bagi penulis. 11. Seluruh Staf dan Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis selama pendidikan. 12. Pihak Puskesmas Pancur Batu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. ii
13. Bapak Drs. Antoni Pangaribuan, M.MA selaku Kepala Camat Pancur Batu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Desa Namo Bintang dusun II Sumberingin. 14. Bapak Ridwan selaku Kepala Desa Namo Bintang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah desa Namo Bintang Dusun II Sumberingin. 15. Ibu Lelawati selaku Kepala Dusun II Sumberingin yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. 16. Ayahanda Rasyifudin Gea dan Ibunda Murniati Manik, yang telah membesarkan, membimbing dan mengasuh penulis dengan penuh kasih sayang, yang tidak hentinya memberikan dukungan Do’a dan material serta yang telah menyekolahkan penulis ke jenjang Diploma III Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. Sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. 17. Fitri Amanah Gea, Rahmat Imawan Gea, Armin Syah Gea dan Abdul Latif Gea selaku Kakak-Abang penulis yang telah banyak mendukung penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini baik berupa material maupun dukungan do’a. 18. Fitri Handayani Nasution sebagai kakak saya di asrama yang juga banyak membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 19. Dayana Ziliwu (Daye), Maya Guswar (Maye), Dwi D. (Mbg Dwi), Karina (Poo), Dian P.S., Nova J.(Ndutt), Kartika (Mami), Daniarti (Bebeb), Ismailia (Mbg
iii
20. Isma) sebagai teman-teman penulis di asrama yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 21. Wina, Elsa, Gita, kak Ayu, Ibu dan bapak angkat saya di desa yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 22. Immelda P. Telaumbanua sebagai sahabat penulis yang selalu mmbantu dan mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 23. Seluruh rekan mahasiswa Akademi Kebidanan STIKes-SU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini khususnya teman sekamar maksilaris. 24. Teman-teman satu angkatan penulis yaitu stambuk 2012 Akademi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak disengaja selama ini dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca pada umumnya dan dapat berbagi informasi tentang kesehatan. Medan,
Juli 2015
Penulis
Ita Mulia Wati Gea
iv
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN KATA PENGANTAR......................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................ DAFTAR GAMBAR........................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i v viii ix x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Tujuan penelitian .................................................................................. 1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................
1 1 7 8 8 8 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2.1 Pengetahuan.......................................................................................... 2.1.1 Pengertian Pengetahuan .............................................................. 2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................................. 2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan .................................................. 2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................... 2.2 Motivasi ................................................................................................ 2.2.1 Pengertian Motivasi .................................................................... 2.2.2 Teori-Teori Motivasi................................................................... 2.2.3 Metode Peningkatan Motivasi .................................................... 2.2.4 Macam-Macam Motivasi ............................................................ 2.2.5 Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ........................................................................................... 2.3 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)........................................ 2.3.1 Pengertian Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ............ 2.3.2 Tujuan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).................. 2.3.3 Keuntungan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).......... 2.3.4 Jadwal Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) .................. 2.3.5 Syarat Mengikuti Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) .
10 10 10 10 12 13 14 14 16 18 19
v
23 24 24 24 24 26 27
2.3.6 Orang Yang Dirujuk Untuk Tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)................................................................................ 27 2.3.7 Pelaksanaan Skrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ........................................................................................... 27 2.4 Hipotesis ............................................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 3.2 Defenisi Operasional........................................................................... . 3.3 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 3.3.1 Jenis Penelitian........................................................................... 3.3.2 Desain Penelitian........................................................................ 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 3.4.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 3.4.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 3.5 Populasi dan Sampel............................................................................. 3.5.1 Populasi ....................................................................................... 3.5.2 Sampel......................................................................................... 3.6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 3.6.1 Jenis Data .................................................................................... 3.6.2 Cara Pengumpulan Data.............................................................. 3.7 Aspek Pengukuran Data ....................................................................... 3.8 Pengolahan Data Dan Analisa Data...................................................... 3.8.1 Pengolahan Data.......................................................................... 3.8.2 Analisa Data ................................................................................ 3.9 Jadwal Penelitian ..................................................................................
32 32 33 33 33 33 34 34 34 34 34 35 35 35 35 36 38 38 38 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 4.1.1 Data Geografis ............................................................................ 4.1.2 Data Demografi........................................................................... 4.2 Analisis Univarite................................................................................. 4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden ............................................ 4.2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ................................................................................... 4.2.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ................................................................................... 4.2.4 Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ................................................................................... 4.2.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terrhadap pertanyaan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ...................................................................................
41 41 41 42 42 42
vi
44
44 46
47
4.3 Analisis Bivariate ................................................................................. 4.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test..................................... 4.4 Pembahasan .......................................................................................... 4.4.1 Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ................................................................................... 4.4.2 Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ................................................................................... 4.4.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test.....................................
49 50 51 51 55 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61 5.1 Kesimpulan........................................................................................... 61 5.2 Saran ..................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64 LAMPIRAN......................................................................................................... 67
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1
Kerangka Konsep ........................................................................ 32
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.9 Tabel Jadwal Penelitian...................................................................... Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden ................................................... Tabel 4.2 Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test .......................................................................................... Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test .......................................................................................... Tabel 4.4 Motivasi Ibu Tentang Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ............................................................................... Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test ............................................................................................................. Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test............................................
ix
40 43 44
45 46
47 49
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I : Informed Consent ........................................................................ 67 Lampiran II : Lembaran Kuisioner Penelitian ................................................... 68 Lampiran III : Lembar Kunci Jawaban Kuisioner .............................................. 75 Lampiran IV : Master Tabel................................................................................ 76 Lampiran V : Hasil SPSS (Statistical Product And Service Solution)............... 79 Lampiran VI : Surat Izin Survei Awal ................................................................ 81 Lampiran VII : Surat Balasan Survei Awal Kecamatan Pancur Batu .................. 82 Lampiran VIII: Surat Balasan Survei Awal Desa Namo Bintang ........................ 83 Lampiran IX : Surat Izin Penelitian .................................................................... 84 Lampiran X : Balasan Surat Izin Penelitian....................................................... 85 Lampiran XI : Lembar Kegiatan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah ....................... 86
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012,
kanker serviks merupakan jenis kanker keempat yang paling sering ditemukan pada wanita. Sebanyak 528.000 kasus baru dan 266.000 kematian ditemukan di seluruh dunia dan lebih dari 85% berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013). Menurut penelitian Vet et all (2012), bahwa kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara sebagai kanker yang paling sering diderita wanita Indonesia. Data dari Globocan menunjukkan bahwa terdapat 20.928 kasus baru dan 9.928 kematian ditemukan di Indonesia pada tahun 2012. Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan bahwa persentase kanker serviks naik menjadi 28% diantara semua kasus kanker wanita, mewakili 75% dari semua kanker ginekologi yang sebagian besar didiagnosis pada stadium lanjut. Berdasarkan hasil penelitian Prandana (2011), tentang pasien kanker serviks di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011 dapat diketahui bahwa jumlah pasien kanker serviks sebanyak 367 orang dengan penderita terbanyak terdapat pada golongan umur 40-55 yaitu sebanyak 214 pasien (58,3%) dan semua penderita kanker serviks telah menikah (100%). Adapun tingkat pendidikan golongan pendidikan penderita yaitu tingkat SMP-SMA yaitu sebanyak 210 pasien (57,2%) dan mayoritas 1
2
penderita kanker serviks dengan paritas 3-5 yaitu sebanyak 206 pasien (56,1%). Mayoritas penderita kanker serviks telah dalam stadium lanjut IIIb yaitu sebanyak 145 pasien (39,4%) dengan perdarahan pervaginam merupakan keluhan utama terbanyak pada yaitu sebanyak 269 pasien (77,9%). Dalam beberapa dekade, angka penderita kanker leher rahim di negara-negara maju mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, dalam 50 tahun terakhir insidens kanker leher rahim turun sekitar 70%. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya program deteksi dini dan tatalaksana yang baik. Sebaliknya, di negara-negara berkembang angka penderita penyakit ini tidak mengalami penurunan, bahkan justru meningkat akibat populasi yang meningkat (Depkes RI, 2008). Menurut Gaffikin (1997), bahwa pada tahun 1985 World Health Organitation (WHO) merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker serviks salah satunya adalah dengan cara Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang) setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5% (Dewi, 2013). Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan pemeriksaan skrining alternatif kanker serviks dari papsmear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi (Marmi, 2014).
3
Menurut penelitian Dewi (2014), bahwa pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan salah satu metode deteksi dini kanker serviks yang efektif digunakan di negara berkembang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Keshavarzi et al tahun 2013. Pada penelitian ini diungkapkan bahwa tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) mempunyai nilai sensitivitas dan spesifitas yang cukup tinggi yaitu 66,7% dan 55,1%. Selain itu, jika dipertimbangkan dari sisi harga dan ketersediaannya, maka tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) lebih terjangkau dan lebih mudah tersedia dibanding dengan tes papanicolaou (Pap) smear, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai metode alternatif untuk deteksi dini kanker serviks di negara berkembang. Menurut Ekowati (2014) dalam Depkes (2014), bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah menjamin pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), papsmear, bahkan cryotherapy. Pemeriksaan dilakukan sekali dalam kurun waktu lima tahun. Menurut Setiawanto (2015), bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 2.073 puskesmas yang dapat melakukan tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), 2.675 bidan terlatih, 1.453 dokter terlatih, dan 428 krioterapi yang tersebar 34 provinsi dan 298 kabupaten/kota. Selain itu juga, organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja menyiapkan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia 2015-2019 yang akan diluncurkan pada 21 April 2015 di salah satu puskesmas di Kabupaten Kulonprogo.
4
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 20 Januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) 3-5% positif berjumlah 28.850 orang (4,47%). Dari data tersebut, suspect kanker leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per 1000 penduduk). Sementara itu, target yang harus dicapai pada tahun 2025 adalah 80% wanita. (Depkes, 2014). Menurut Diananda (2009) dalam Nisa (2012), bahwa kendala di negara yang sedang berkembang dengan cara Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah kurangnya pengorganisasian secara rapi dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan penelitian Rahma (2011), dengan judul beberapa faktor yang mempengaruhi minat WUS (wanita usia subur) dalam melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas tahun 2011 didapatkan hasil bahwa dari total 100 responden, pengetahuan kurang merupakan tingkat pengetahuan mayoritas WUS (Wanita Usia Subur). Jumlah responden yang berpengetahuan kurang adalah 46 responden (46,0%), jumlah responden yang berpengetahuan sedang adalah 33 responden (33,0%) dan jumlah responden yang berpengetahuan baik adalah 21 responden (21,0%).
5
Menurut penelitian Ningrum (2012), bahwa pengetahuan tentang metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sebagai deteksi dini kanker serviks penting untuk dimiliki oleh setiap wanita usia subur agar memiliki kemauan dan kesadaran untuk melakukan tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Berdasarkan hasil Penelitian Safa’ah (2010), dengan judul penelitian faktorfaktor yang berhubungan dengan motivasi wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dalam upaya deteksi kanker serviks bahwa dari 27 Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) mayoritas memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 13 orang (48,14%) dan sebagian kecil motivasi rendah yaitu sebanyak 4 orang (14,84%). Dimana, menurutnya hal-hal yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan mental, faktor hereditas, lingkungan, kematangan usia, faktor intrinsik seseorang (pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan), fasilitas, sosial budaya dan media yang digunakan. Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku seseorang yang didasari dengan pengetahuan sifatnya lebih menetap. Pengetahuan wanita
yang baik tentang
pencegahan kanker serviks akan dapat mendorong wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yang diantaranya yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ningrum (2012), dengan judul kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Kabupaten
6
Banyumas tahun 2012 bahwa Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas atau hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang didapatkan bahwa dalam 1 tahun terakhir terdapat 1 ibu positif terkena kanker serviks. Melalui hasil wawancara yang dilakukan didapatkan hasil bahwa responden tidak pernah megikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Alasannya dikarenakan responden tidak mengetahui tentang pemeriksaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 9 responden lainnya di dusun II Sumberingin Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang didapatkan hasil bahwa seluruh responden tersebut tidak pernah mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Adapun alasan responden tidak pernah mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah karena tidak mengetahui tentang pemeriksaan tersebut, merasa malu, tabu, tidak diizinkan oleh suami dan beranggapan bahwa pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) hanya diperlukan jika telah mengalami kelainan pada organ reproduksi saja.
7
Berdasarkan hasil wawancara lainnya yang dilakukan peneliti terhadap penanggung jawab pelaksanaan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Puskesmas Pancur Batu didapatkan hasil bahwa sepanjang tahun 2014 tidak ada ibu dari dusun II Sumberingin Namo Bintang yang pernah mengikuti tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Walaupun, pada bulan februari 2014 pernah dilakukan sosialisasi tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di dusun II Sumberingin namun tidak ada ibu yang termotivasi untuk mengikutinya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi perumusan masalah
dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ?”.
8
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test di dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
b.
Untuk mengetahui motivasi Ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test di dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
c.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test di dusun II Sumberingin Desa
Namo Bintang Kecamatan Pancur
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
Batu
9
1.4
Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang hubungan pengetahuan dengan motivasi Ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test b. Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah referensi di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara (STIKes SU) sehingga dapat menjadi bahan bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi Ibu di Dusun II Sumberingin Untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan ibu mengenai Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keikutsertaan ibu dalam pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan, 2011). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan secara garis besar dibagi dalam enam (6) tingkatan pengetahuan, yakni : a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
10
11
b. Memahami (comprehension) Memahami berarti seseorang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
12
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pegetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo (2003) oleh Wawan (2011) adalah sebagai berikut : a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan 1. Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan ini tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. 2. Cara kekuasaan atau otoritas Cara ini dapat berupa prinsip yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi Cara ini dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu. b. Cara modern dalam memeperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang kita kenal dengan penelitian ilmiah.
13
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Wawan
(2011),
adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan, yaitu : a. Faktor internal 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamataan dan kebahagiaan. 2. Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan
yang
harus
dilakukan
terutama
untuk
menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. 3. Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. b. Faktor eksternal 1. Faktor Lingkungan Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
14
2. Sosial Budaya Sistem budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2.2
Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa motif atau motivasi berasal dari bahasa latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Berikut beberapa pengertian tentang motivasi menurut para ahli, yaitu : a. Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku dan perilaku (Terry G, 1986). b. Motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang (Stooner, 1992). c. Motivasi adalah suatu arahan pegawai dalam suatu organisasi agar mau bekerja sama dalam mencapai keinginan para pegawai dalam rangka pencapaian keberhasilan organisasi (Flippo, 1984). d. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (Knootz, 1972). e. Motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku (Hasibuan, 1995).
15
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald, mengandung tiga elemen penting, yaitu : a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap diri individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa “feeling”, afeksi seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga bergayut dengan persoalan gejala kejiwaaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, keinginan dan kebutuhan (Sardiman, 2011). 2.2.2 Teori-Teori Motivasi Diantara banyak konsep tentang motivasi dari berbagai ahli tersebut, berikut beberapa konsep sebagai dasar motivasi. a. Teori McClelland Menurut McClelland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan Asnawi (2002) dalam Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan
16
motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain dan sering juga disebut motif sosial. b. Teori McGregor Menurut McGregor dalam Notoatmodjo (2010), menyimpulkan bahwa teori motivasi itu dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). Mendasarkan teori McGregor ini, para pimpinan organisasi, lembaga, atau institusi mempunyai keyakinan bahwa mereka dapat mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi mereka. c. Teori Herzberg Menurut Herzberg dalam Notoatmodjo (2010), mengembangkan teori motivasi “Dua Faktor” yaitu ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam kegiatan, tugas dan pekerjaannya, yakni : 1. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfier) 2. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) Dari teori Herzberg ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau memotivasi seseorang dalam meningkatkan kinerjanya adalah kelompok faktor-faktor motivasional (satisfier) 2. Perbaikan gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi dan adminstrasi tidak akan menimbulkan kepuasan, melainkan menimbulkan ketidakpuasan.
17
3. Sedangkan faktor yang menimbulkan kepuasan adalah hasil kegiatan atau hasil kerja itu sendiri. d. Teori Maslow Maslow telah mengembangkan teori motivasi sejak tahun 1943. Maslow melanjutkan teori Eltom Mayo (1880-1949), mendasar pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materiil (biologis) dan kebutuhan nonmateri (psikologi). Maslow mengembangkan teorinya setelah mempelajari kebutuhankebutuhan manusia bertingkat dan menyatakan bahwa : 1. Manusia adalah suatu makhluk sosial “berkeinginan”, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. 2. Kebutuhan yang telah terpenuhi (dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih meningkat. 3. Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkattingkat. 4. Kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain saling kait mengait, tetapi tidak terlalu dominan keterkaitan tersebut. 2.2.3 Metode Peningkatan Motivasi Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat berbagai cara dalam peningkatan motivasi. Berbagai pendapat muncul tentang hal tersebut. Oleh karena itu, para ahli
18
mengelompokkan peningkatan motivasi dalam suatu model-model motivasi, yakni : a. Model Tradisional Untuk memotivasi masyarakat agar berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi. b. Model Hubungan Manusia Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka, meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat. c. Model Sumber Daya Manusia Model ini menekankan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan keberhasilan (kesuksesan hidup). 2.2.4 Macam-Macam Motivasi Menurut Sardiman (2011), bahwa berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. a. Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya 1. Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
19
Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yng disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif ini Physiological drives. 2. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis, yaitu : 1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya : kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual dan kebutuhan untuk beristrahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological drives dari Frendsen. 2. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lan: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha. Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. 3. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
20
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya : refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. Soal kemauan itu ada pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen, yaitu : 1. Momen timbulnya alasan Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembai ke Jakarta. Si pemuda itu kemudain mengantarkan tamu tersebut. dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormati tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya. 2. Momen pilih Momen pilih maksudnya dalam keadaan waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan diantara alternatitf itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai alternatif untuk kemudian menentukan pilihan alternatif yang akan dikerjakan. 3. Momen putusan Dalam persaingan berbagai alasan, sudah tentu akan berakhir dengan
21
dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan. 4. Momen terbentuknya kemauan Kalau seseorang sudah menetapkan satu keputusan untuk dikerjakan, timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak melaksanakan putusan tersebut. d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 1. Motivasi intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak perlu menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. 2. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik. Menurut Dimyati (2006) bahwa jenis-jenis motivasi, yaitu : a. Motivasi primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmani manusia. Mc. Dougall misalnya, berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari
22
pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan mencapai kepuasan. Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan. Tingkah laku insting tersebut dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat diorganisasikan. Diantara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun dan kawin. b. Motivasi Sekunder Motivasi sekunder disebut juga sebagai motivasi sosial diman jenis ini memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan berbeda-beda. Thomas dan Znaniecki menggolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginankeinginan (i) memperoleh pengalaman baru, (ii) untuk mendapat respons, (iii) memperoleh pengakuan, dan (iv) memperoleh rasa aman. Mc. Cleland menggolongkan kebutuhan-kebutuhan untuk (i) berprestasi, (ii) memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban untuk sesama, dan (iii) memperoleh kekuasaan, seperti kesetiaan pada tujuan perkumpulan (Dimyati, 2006). 2.2.5 Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut penelitian Safa’ah (2010), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam upaya deteksi kanker serviks di Puskesmas Paciran Kabupaten Lamongan tahun 2010 terhadap 27 responden berdasarkan kriteria inklusi diperoleh hasil bahwa hampir seluruhnya wanita usia subur yang berpengetahuan
23
baik mempunyai motivasi tinggi yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dan berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rank didapatkan t hitung = 4,556 dan t tabel dengan α = 0.05 untuk df = 25 adalah ± 2,060, sehingga t hitung > t tabel, yang berarti H1 diterima atau terdapat hubungan antara pengetahuan dengan motivasi wanita usia subur WUS) yang melakukan pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian serupa didapatkan berdasarkan penelitian Ningrum (2012) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas tahun 2012 terhadap 95 responden diperoleh hasil bahwa ibu yang berpengetahuan baik yang paling banyak memiliki motivasi mengikuti Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) tinggi sebanyak 32 orang (84,2%). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di kabupaten Banyumas (p = 0,000). Motivasi akan tumbuh jika seseorang mengetahui dengan baik objek motivasinya, termasuk motivasi dalam mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Oleh karena itu pengetahuan tentang metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) juga harus dimiliki oleh ibu atau wanita subur lainnya.
24
2.3
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
2.3.1 Pengertian Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan skrining alternatif papsmear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi (Marmi, 2013). 2.3.2 Tujuan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Adapun tujuan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) yaitu untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan dan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim (Marmi, 2013). 2.3.3 Keuntungan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut Marmi (2013), bahwa keuntungan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : a. Mudah, praktis, mampu laksana b. Dapat dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana e. Kinerja tes sama dengan tes lain f. Memberikan hasil segera
25
Menurut Tilong (2012) dalam Sitorus (2013), adapun beberapa keunggulan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dibandingkan pap smear adalah sebagai berikut : a. Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih (alat pengambil sampel jaringan, preparat, regen, mikroskop, dan lain sebagainya). b. Tidak memerlukan teknisi lab khusus untuk pembacaan hasil tes. c. Hasilnya langsung diketahui, tidak memakai waktu berminggu-minggu. d. Sensitivitas Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam mendeteksi kelainan leher rahim lebih tinggi daripada pap smear test (sekitar 75%), meskipun dari segi kepastian lebih rendah (sekitar 85%). e. Biayanya sangat murah (bahkan, gratis bila di puskemas). Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012) dalam Sitorus (2013), bahwa pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber yang daya rendah bila dibandingkan dengan jenis skrining yang lain dikarenakan, yaitu : a. Mudah dilakukan, aman, dan tidak mahal b. Akuransinya sama dengan tes-tes yang lain. c. Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan yang sudah terlatih. d. Dapat dilakukan di semua jenjang pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, pustu, polindes, dan klinik dokter spesialis, dokter umum, dan bidan).
26
e. Langsung ada hasilnya sehingga dapat segera dilakukan pengobatan dengan krioterapi, yaitu pembekuan serviks berupa penerapan pendinginan secara terus-menerus selama 3 menit untuk membekukan dan diikuti pencairan selama 5 menit, kemudian diikuti dengan pembekuan lagi selama 3 menit dengan menggunakan CO2 atau NO2 sebagai pendingin. f. Sebagian besar peralatan dan bahan untuk pelayanan mudah didapat. g. Tidak bersifat invasif dan dapat mengidentifikasi lesi prakanker secara efektif 2.3.4 Jadwal Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut Marmi (2013), bahwa jadwal dari pelaksanaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : a. Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun c. Kalau faslitsas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan. f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun.
27
2.3.5 Syarat Mengikuti Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut Marmi (2013), bahwa syarat dalam pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual b. Tidak sedang datang bulan/haid c. Tidak sedang hamil d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual. 2.3.6 Orang Yang Dirujuk Untuk Tes Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut Aminati (2013), bahwa orang-orang yang dirujuk untuk tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : a. Setiap orang yang sudah/pernah menikah b. Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti perokok, menikah muda, sering berganti pasangan c. Memiliki banyak anak d. Mengidap penyakit infeksi menular seksual 2.3.7 Pelaksanaan Skrining Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Menurut Marmi (2013), bahwa berikut pelaksanaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : a. Untuk melaksanakan skrining dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut : 1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi
28
2. Meja atau tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi 3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks 4. Spekulum vagina 5. Asam asetat 3-5 % 6. Swab-lidi berkapas 7. Sarung tangan b. Cara kerja Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Adapun cara kerja Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : 1. Sebelum dilakukan pemeriksaaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini. 2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki melebar). 3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup. 4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim. 5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya. 6. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5 % diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher
29
rahim sudah dapat dilihat. 7. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker. 8. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah transformasi berarti hasilnya negatif. c. Kategori Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Beberapa kategori Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : 1. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) negatif = menunjukkan leher rahim normal. 2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) radang = serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak lainnya (polip servks). 3. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks-pra kanker (displasia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ). 4. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) - kanker serviks = pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium Ib-IIa).
30
d. Penatalaksanaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Langkah-langkah penatalaksanaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu : 1. Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5 %, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negatif. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker. 2.
Namun, jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah bisa langsung diobati dengan metode krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensitivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasnya 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prekanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
3. Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prekanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh yang selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat. 4. Kalau hasil dari tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi
31
tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papilloma virus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.
2.4
Hipotesis Dalam penelitian, peneliti diuji kemampuannya untuk “menebak secara ilmiah
dan logis” tentang pemecahan problema yang dimiliki. Tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan inilah yang biasa disebut dengan istilah “hipotesis” (Arikonto, 2010). Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Adapun yang menjadi kerangka konsep menurut tinjauan teoritis dan tujuan penelitian dapat dilihat pada bagian ini :
Variabel Independent
Variabel Dependent Pep
Motivasi tentang Inspeksi Pengetahuan
Visual
dengan
Asam
Asetat (IVA) Test
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.2
Defenisi Operasional a. Pengetahuan adalah hal-hal yang dketahui responden tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test. b. Motivasi adalah hal yang mendorong keinginan semakin besar untuk mengikuti Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test.
32
33
3.3
Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu, penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”. 3.3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan cross sectional yaitu metode yang dipakai dengan cara melakukan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).
3.4
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Dusun II Sumberingin, desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang karena di lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang Hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test, jumlah responden yang mencukupi, diberinya izin penelitian dan lokasi tersebut terjangkau oleh peneliti.
34
3.4.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2015 di Dusun II Sumberingin, desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.
3.5
Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi Menurut Arikunto (2013), bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pada usia subur di Dusun II Sumberingin, desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang sebanyak 88 responden. 3.5.2 Sampel Menurut Nasir (2011), bahwa beberapa buku metode penelitian menyarankan menggunakan rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, rumus Slovin dapat digunakan, yaitu :
n= Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, misalnya 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%.
35
n=
Maka,
n = 46,8
(
%)
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.
3.6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data a.
Data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner berbentuk pilihan berganda berjumlah sepuluh (10) pertanyaan dan kuesioner motivasi yang berjumlah sepuluh (10) pernyataan.
b.
Data sekunder yaitu, data jumlah ibu (wanita yang sudah menikah dalam usia reproduksi) dusun II Sumberingin di desa Namo Bintang yang diperoleh peneliti dari pihak desa Namo Bintang.
3.6.2 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang dibagikan kepada Ibu di dusun II Sumberingin desa Namo Bintang, untuk diisi secara langsung berbentuk pilihan berganda berjumlah sepuluh (10) pertanyaan dan kuesioner motivasi yang berjumlah sepuluh (10) pernyataan dan data sekunder diperoleh dari pihak desa Namo Bintang.
36
3.7 Aspek Pengukuran Data Menurut Arikunto (2013), bahwa tolak ukur harus disiapkan sebelum peneliti bertolak mengumpulkan lapangan. Adapun aspek pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan Menurut Arikunto (2010), bahwa pengetahuan diukur dengan cara pemberian pertanyaan sejumlah sepuluh (10) nomor masing-masing pertanyaan akan diberi skor satu (1) jika jawaban benar dan skor nol (0) jika jawaban salah. Dengan demikian pengetahuan responden dapat diukur dengan menggunakan rumus : P= Keterangan : P
: Persentase
100%
F
: Jumlah jawaban yang benar
N
: Jumlah Soal
Setelah semua data diolah menjadi kategori pengetahuan kemudian dimasukkan kriteria sebagai berikut: 1. Pengetahuan baik, apabila total jawaban benar adalah > 5 soal (> 50%), 2. Pengetahuan kurang, apabila total jawaban benar adalah ≤ 5 s o al (≤ 50%). (A ri k u n t o , 2 0 1 0 ) .
37
b. Motivasi Kuesioner motivasi berjumlah sepuluh (10) pernyataan dengan lima (5) soal pernyataan positif dan lima (5) soal pernyataan negatif serta menggunakan skala pengukuran Likert. Dimana, pada pernyataan positif yaitu skor empat (4) jika sangat setuju (SS), skor tiga (3) jika setuju (S), skor dua (2) jika tidak setuju (TS), skor satu (1) jika sangat tidak setuju (STS) dan ada pernyataan negatif yaitu skor satu (1) jika sangat setuju (SS), skor dua (2) jika setuju (S), skor tiga (3) jika tidak setuju (TS), skor empat (4) jika sangat tidak setuju (STS). Dengan demikian, motivasi responden dapat diukur dengan menentukan rumus panjang kelas interal p dalam Sudjana (2009), yaitu : p= Keterangan : Rentang = Dihitung dengan data terbesar dikurangi data terkecil. Skor jawaban tertinggi adalah 40 dan skor jawaban terendah adalah 10. Sehingga, rentang data adalah 40 - 10 = 30. Kelas
= Banyaknya kategori yang dibentuk. p=
= 15
Sehingga, kriteria motivasi dikategorikan menjadi : a. Motivasi Tinggi, apabila jumlah total jawaban responden sebesar 25-40 skor.
38
b. Motivasi Rendah, apabila jumlah total jawaban responden sebesar 10-25 skor. 3.8
Pengolahan Data dan Analisa Data
3.8.1 Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah pengolahan data, yaitu : a. Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang dikumpulkan atau diperoleh melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. b. Membuat Lembaran Kode (Coding Sheet) atau Kartu Kode (Coding Sheet) Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. c. Memasukkan Data (Data Entry) Yakni mengisi kartu kode sesuai dengan jawaban pertanyaan. d. Tabulasi Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti 3.8.2 Analisa Data Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian ini menggunakan analisis data univariate (analisis deskriptif) dan analisis bivariate, yaitu : a. Analisis Univariate (Analisis Deskriptif) Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel.
39
Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. b. Analisis bivariate Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diolah dengan komputer menggunakan software SPSS (Statistical Product And Service Solution) untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen melalui uji chi square pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (p≤0,05). Bila p≤0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel independen dengan dependen, dan bila p>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara variabel independen dengan dependen.
40
3.9
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1
Pengajuan judul
2
ACC Judul
3 Survei awal 4 5 6
Bimbingan proposal Sidang proposal Perbaikan proposal
7
Penelitian
8
Bimbingan KTI
9 Sidang hasil Perbaikan KTI Penyerahan 11 KTI 10
Tabel 3.9 Jadwal Penelitian Bulan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Data Geografis Desa Namo Bintang adalah salah satu desa dari 59 (Lima Puluh Sembilan) desa yang ada di Kecamatan Pancur Batu. Pada Tahun 1988 dilaksanakan penciutan menjadi 25 desa di Kecamatan Pancur Batu yang mana wilayah Desa Namo Bintang termasuk didalamnya Desa Rumah Mbacang, Desa Sumberingin, Desa Namo Bintang tiga (3) desa ini diciutkan menjadi satu (1) desa yaitu Desa Namo Bintang yang langsung dipimpin oleh Bapak. Ngerti Tarigan. Desa Namo Bintang pada umumnya mempunyai dua (2) Iklim yaitu Musim Kemarau dan Musim Hujan, dimana kedua iklim tersebut dipengaruhi oleh angin laut dan angin pegunungan serta dilintasi oleh dua sungai yakni Sei Gemburuh dan Sei Siput yang merupakan salah satu faktor pendukung dalam membentuk kesuburan tanah. Ditambah ketinggian dari permukaan laut yang relatif rendah (± 60m di atas permukaan laut) dengan batas-batas wilayah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Medan b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Namo Simpur Kecamatan Pancur Batu c. Sebelah Timur berbatasan dengan Durin Tonggal Kecamtan Pancur Batu d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Baru Kecamatan Pancur Batu 41
42
Desa Namo Bintang adalah salah satu desa dari 25 Desa yang ada di Kecamatan Pancur Batu dengan luas wilayah ± 495,2 Ha, yang memiliki jarak tempuh ± 2 Km atau memerlukan waktu ± 10 Menit ke Ibu Kota Kecamatan Pancur Batu. Dengan Topografi ± 92 % Datar dan ± 8 % Landai dan merupakan jalur penghubung antara Kecamatan Pancur Batu dengan Kecamatan Deli Tua. Menurut wilayah Desa Namo Bintang dibagi menjadi lima (5) dusun, yaitu : a. Dusun I
: Namo Bintang – Namo Bintang Kuta ± 75 Ha
b. Dusun II
: Sumberingin – Kloni IV ± 95,2 Ha
c. Dusun III
: Ujung Jawi – Rumah Mbacang ± 125 Ha
d. Dusun IV
: Simpang Gardu – Simpang Kongsi ± 56 Ha
e. Dusun V
: GRT Tahap I – GRT Tahap II, III ± 144 Ha
4.1.2 Data Demografi Desa Namo Bintang memiliki jumlah 1638 Kepala Keluarga. Dimana, Dusun II Sumberingin memiliki jumlah penduduk 1125 jiwa dengan jumlah penduduk lakilaki 570 dan penduduk perempuan 555 jiwa.
4.2
Analisis Univariate
4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan kategori umur, pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
43
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 No 1.
2.
3.
Karakteristik Umur 1. 19-29 tahun 2. 30-40 tahun
Frekuensi
Persentase (%)
17 30
36,2 63,8
Jumlah Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi
47
100
10 9 26 2
21,3 19,1 55,3 4,3
Jumlah Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. Bekerja
47
100
43 4
91,5 8,5
47
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat mayoritas responden berdasarkan umur yaitu umur 30-40 tahun sebanyak 30 orang (63,8 %) dan minoritas umur 19-29 tahun sebanyak 17 orang (36,2 %). Mayoritas responden berdasarkan pendidikan yaitu SMA sebanyak 26 orang (55,3 %) dan minoritas Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang (4,3 %). Mayoritas responden berdasarkan pekerjaan yaitu tidak bekerja sebanyak 43 orang (91,5 %) dan minoritas bekerja sebanyak 4 orang (8,5 %).
44
4.2.2
Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Tingkat pengetahuan ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 No. 1. 2.
Pengetahuan Baik Kurang Total
F 31 16 47
(%) 66,0 34,0 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas ibu dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 31 responden (66.0 %) dan minoritas ibu dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu 16 responden (34.0 %). 4.2.3
Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Responden
Terhadap
Pertanyaan
Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan pengetahuan Ibu tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan larutan asam asetat 3-5 %. Tujuan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah untuk mengetahui kelainan pada leher rahim. Penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah penyakit kanker serviks. Syarat mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah wanita yang sudah menikah. Paling sedikit pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dilakukan setiap wanita adalah 1x pada usia 35-40 tahun. Keuntungan dari pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah murah dan praktis. Hasil pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) langsung dapat diketahui setelah selesai pemeriksaan. Saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dapat dilaksanakan oleh Semua tenaga kesehatan terlatih. Pelayanan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) bisa didapatkan di semua jenjang pelayanan kesehatan.
Jawaban Benar Salah F % F %
Total n
%
33 70,2 14 29,8 47 100
32 68,1 15 31,9 47 100
38 80,8
9 19,2 47 100
41 87,2
6 12,8 47 100
16 34,0 31 66,0 47 100
22 46,8 25 53,2 47 100
27 57,4 20 42,6 47 100
17 36,2 30 63,8 47 100
38 80,9 9 19,1 47 100
41 87,2 6 12,8 47 100
46
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 10 pertanyaan mayoritas menjawab benar pada pertanyaan nomor 4 dan 10 sebanyak 41 orang (87,2%) dan minoritas menjawab benar pertanyaan nomor 5 sebanyak 16 orang (34,0%). Mayoritas menjawab salah pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 31 orang (66,0 %) dan minoritas menjawab salah pertanyaan nomor 4 dan 10 sebanyak 6 orang (12,8%). 4.2.4
Motivasi Ibu Tentang Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dapat dilihat
dari tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Motivasi Ibu Tentang Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 No. 1. 2.
Motivasi Tinggi Rendah Total
F 31 16 47
(%) 66,0 34,0 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas ibu dengan tingkat motivasi tinggi yaitu 31 orang responden (66,0 %) dan minoritas ibu dengan tingkat motivasi rendah yaitu 16 orang responden (34,0 %).
47
4.2.5
Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Responden
Terhadap
Pertanyaan
Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan motivasi ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
No.
Pernyataan
SS F %
Jawaban Total S TS STS F % F % F % n %
1 Ibu memiliki keinginan sendiri untuk mengikuti pemeriksaan Inspeksi 17 36,2 26 55,3 Visual dengan Asam Asetat (IVA) . 2 Saya tidak akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan 9 19,2 24 51,0 Asam Asetat (IVA) jika tidak mendapat izin dari suami saya.. 3 Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena saya ingin 21 44,7 22 46,8 menghindari terkena penyakit kanker serviks. 4 Saya akan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sebelum saya mengalami 21 44,7 20 42,5 gejala penyakit kanker serviks seperti perdarahan.
4
8,5 0
0
47 100
10 21,3 4 8,5 47 100
4
8,5 0
0
47 100
6 12,8 0
0
47 100
48
Tabel 4.5 (lanjutan) Jawaban No.
Pernyataan
SS F
%
S F
TS %
F
%
5 Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sehingga saudara/keluarga saya juga mau 10 21,3 29 61,7 6 12,8 mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). 6 Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) jika 11 23,4 24 51,1 11 23,4 dilakukan secara gratis. 7 Saya tidak ingin mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 5 10,6 12 25,5 24 51,0 (IVA) karena penyakit kanker serviks tidak terjadi di keluarga saya. 8 Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) secara rutin seandainya saya mengerti tentang 8 17,1 34 72,3 5 10,6 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) secara jelas. 9 Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena 2 4,3 25 53,1 18 38,3 diajak oleh teman/tetangga saya. 10 Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena 6 12,8 34 72,3 7 14,9 diajak oleh petugas kesehatan setempat.
STS
Total
F % n
%
2 4,2 47 100
1 2,1 47 100
6 12,8 47 100
0 0
47 100
2 4,3 47 100
0 0
47 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 10 pernyataan mayoritas menjawab setuju pada pernyataan positif yaitu pernyataan nomor 3 dan 4 sebanyak 21 orang (44,7%) dan minoritas menjawab sangat setuju pada pernyataan positif yaitu pernyataan nomor 8 sebanyak 8 orang (17,1 %). Mayoritas menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan negatif yaitu pernyataan nomor 7 sebanyak 6 orang
49
(12,8%) dan minoritas menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan negatif yaitu pernyataan nomor 10 sebanyak 0 orang (0%).
4.3
Analisis Bivariate
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Motivasi Total Pengetahuan Tinggi Rendah P F % F % N % 25 53,2 6 12,8 31 Baik 66,0 0,003 6 12,8 10 21,3 16 34,0 Kurang Total
31
46,7
16
53,3
47
100
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil analisis bahwa ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Analisa data analitik dengan menggunakan
50
Chi-Square yaitu mengidentifikasi bahwa ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, dengan p = 0,003 dan α = 0,05 dimana p < α.
4.4
Pembahasan Penelitian ini membahas tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA)
Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 yang dilakukan terhadap 47 orang responden. 4.4.1 Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan hasil pengisian kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 dari 47 responden didapatkan hasil bahwa mayoritas ibu dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 31 orang responden (66,0%) dan minoritas ibu dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu 16 orang responden (34,0%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2014), dengan judul faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur tahun 2014 bahwa
51
dari 107 responden sebagian kecil responden ,yaitu 35 responden (32,7%) memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kanker serviks dan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sedangkan 62 responden (67,3%) memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap kanker serviks dan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Hasil serupa juga didapatkan berdasarkan penelitian Ningrum (2012), yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas tahun 2012 bahwa dari 95 responden sebanyak 38 orang (40,0%) kategori pengetahuan baik sedangkan 24 orang (25,3%) pada kategori pengetahuan kurang. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2011), dengan judul beberapa faktor yang mempengaruhi minat WUS (wanita usia subur) dalam melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas tahun 2011 didapatkan
hasil
bahwa
dari
total
100
responden,
mayoritas
responden
berpengetahuan kurang di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas
sejumlah
46
responden
(46,0%),
dan
minoritas
responden
berpengetahuan baik sejumlah 21 responden (21,0%). Pengetahuan adalah hasil penginderan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
52
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoadmodjo, 2010). Menurut Mirayashi (2014), bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan. Akan tetapi, peningkatan pengetahuan tidak akan selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun akan memperlihatkan hubungan yang positif antara kedua variabel sehingga jika pengetahuan tinggi maka perilakunya cenderung baik. Menurut Dewi (2014), bahwa pengetahuan merupakan faktor yang penting namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan seseorang mengenai kesehatan mungkin penting sebelum perilaku kesehatan terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali seseorang mempunyai motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010). Selain itu, pengetahuan yang tinggi belum menjamin seseorang untuk memiliki perilaku yang baik. Hal ini dikarenakan selain pengetahuan, ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya adalah kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tersedia tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan serta perilaku petugas kesehatan. Responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) akan cenderung memiliki kesadaran yang besar untuk meningkatkan status kesehatannya sehingga lebih besar kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
53
(IVA). Namun, pengetahuan yang tinggi belum tentu membuat seseorang mau secara sadar melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Hal ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya budaya masyarakat yang menganggap pemeriksaan pada daerah genital masih dianggap tabu, malu dan takut akan hasil yang diperoleh nantinya. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) akan cenderung tidak menyadari pentingnya melakukan deteksi dini kanker serviks sesegera mungkin sehingga menjadi faktor penghambat seseorang untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Menurut asumsi peneliti bahwa tingginya tingkat pengetahuan ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) disebabkan karena Dusun II Sumberingin sering menjadi tempat binaan perguruan tinggi kesehatan sehingga sering dilaksanakan penyuluhan-penyuluhan kesehatan terhadap ibu di dusun II khususnya tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Selain itu juga, pengetahuan ibu yang tinggi dapat dipengaruhi karena mayoritas pendidikan ibu adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 26 orang (55,3 %) karena tingkat pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan analisa seseorang. Hal lainnya yang dapat mempengaruhi tingginya tingkat pengetahuan ibu yaitu masyarakat khususnya ibu-ibu di dusun II Sumberingin saling berbagi informasi tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Dimana, dengan mayoritas ibu tidak bekerja yaitu 43 orang (8,5 %) membuktikan bahwa mayoritas
54
ibu menghabiskan waktunya di lingkungan rumah. Sehingga, lebih banyak waktu berkumpul bersama dengan tetangga maupun saudaranya dan pada saat itulah mereka saling berbagi informasi tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Peningkatan pengetahuan Ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dapat dilakukan dengan penyuluhan, baik secara formal yaitu penyuluhan di tempat-tempat pelayanan kesehatan, pelatihan bagi kader kesehatan dan secara informal dengan melakukan penyuluhan di tempat arisan, pengajian, dan lainnya baik oleh petugas kesehatan maupun dari pemerintahan setempat. 4.4.2 Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Berdasarkan hasil pengisian kuesioner Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 dari 47 responden didapatkan hasil bahwa mayoritas ibu dengan motivasi tinggi yaitu 31 orang responden (66,0%) dan minoritas ibu dengan motivasi rendah yaitu 16 orang responden (34,0%). Hasil penelitian yang sama juga didapatkan Ningrum (2012), dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas tahun 2012 bahwa dari 95 responden paling banyak termasuk
55
kategori tinggi sebanyak 47 orang (49,5%) sedangkan paling sedikit termasuk kategori rendah sebanyak 6 orang (6,3%). Hasil Penelitian Safa’ah (2010), dengan judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam upaya deteksi kanker serviks bahwa dari 27 Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) hampir setengahnya motivasi tinggi yaitu sebanyak 13 orang (48,14%) dan sebagian kecil motivasi rendah yaitu sebanyak 4 orang (14,84%). Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa motif atau motivasi berasal dari bahasa latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Menurut Jannah (2009) dalam Ningrum (2012), bahwa motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern meliputi: lingkungan kerja, pemimpin dan kepemimpinannya, tuntutan perkembangan organisasi atau tugas, dan dorongan atau bimbingan atasan. Faktor intern meliputi: pembawaan individu, tingkat pendidikan, pengalaman masa lampau, dan keinginan atau harapan masa depan. Menurut asumsi peneliti bahwa motivasi ibu yang tinggi disebabkan karena timbulnya keinginan dalam diri ibu untuk mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) baik dikarenakan keinginan sendiri maupun karena
56
adanya ajakan dari orang yang disekitarnya untuk ikut serta dalam pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) seperti suami, saudara maupun tetangganya. Hal ini didukung berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan motivasi mayoritas memilih setuju pada pernyataan nomor 8 dan 10 yaitu sebanyak 34 orang. Adapun pernyataan nomor 8 tersebut adalah tentang motivasi ibu yang akan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) seandainya ia mengerti dengan jelas tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) tersebut dan pernyataan nomor 10 yaitu pernyataan tentang motivasi ibu yang akan ikut pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) seandainya diajak oleh petugas kesehatan. 4.4.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu Tentang Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 menghasilkan nilai p = 0,003 < α = 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
57
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ningrum (2012), dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas tahun 2012 bahwa Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas atau hipotesis penelitian diterima. Menurut Safa’ah (2010), bahwa motivasi adalah berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong,
diarahkan, dihentikan dan
reaksi subjektif macam apakah yang timbul dalam organisasi ketika semua ini berlangsung. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan mental, faktor hereditas, lingkungan, kematangan usia, faktor intrinsik seseorang (pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan), fasilitas (sarana dan prasarana), sosial budaya, dan media yang digunakan. Faktor lingkungan mempengaruhi motivasi karena semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Sedangkan yang termasuk faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi yaitu pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan.
58
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Dimulai dengan adanya kesadaran dalam arti mengetahui telebih dahulu terhadap stimulus, selanjutnya merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut kemudian menimbang–nimbang terhadap baik dan buruknya stimulus tersebut bagi dirinya dan akan mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus yang pada akhirnya subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Menurut Widyasari (2009), bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan suatu penyakit, secara tidak langsung akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan pencegahan dan dengan adanya pengetahuan dapat menimbulkan motivasi dari
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Maka, sebaiknya petugas kesehatan agar memberikan konseling yang jelas dan lengkap sehingga dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh wanita. Menurut Safa’ah (2010), seseorang yang termotivasi melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) maka dia sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi wanita, yang selanjutnya merasa tertarik dan akan menimbang baik buruknya yang selanjutnya akan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) serta mendukung pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
59
Menurut asumsi peneliti bahwa motivasi ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sehingga dengan tingginya pengetahuan ibu maka semakin tinggi pula motivasi ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sebab, dengan mengenal syarat, cara, jadwal dan juga manfaat tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) maka semakin besar keinginan melakukan pemeriksaan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) agar terhindar dari penyakit kanker serviks. Dengan tingginya keinginan agar terhindar dari penyakit kanker serviks tersebut maka akan mencari cara untuk menghindarinya dengan salah satu yakni mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Berdasarkan tabel 4.6 tentang hubungan pengetahuan dengan motivasi tentang pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) didapatkan hasil bahwa sebanyak 6 orang responden yang berpengetahuan baik namun motivasinya rendah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya niat (adversity question) ibu untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena merasa malu, takut serta tabu dan tidak mendapat izin dari suami untuk mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan
dengan motivasi ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, dapat disimpulkan : a. Mayoritas ibu dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 31 responden (66,0 %) dan minoritas ibu dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu 16 responden (34,0 %). b. Mayoritas ibu dengan tingkat motivasi tinggi yaitu 31 orang responden (66,0 %) dan minoritas ibu dengan tingkat motivasi rendah yaitu 16 orang responden (34,0 %). c. Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 menghasilkan nilai p = 0,003 < α = 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu Tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test yang dilakukan di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
61
Dimana, dengan tingginya pengetahuan semakin tinggi pula motivasi ibu. Sebab, semakin ibu mengerti syarat, cara, jadwal dan juga manfaat tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) maka semakin besar motivasi melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) agar terhindar dari penyakit kanker serviks. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak antara lain : a. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menambah informasi bahwa motivasi Ibu tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan. b. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya Bidan Desa setempat agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam hal pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Dimana, dengan berkolaborasi bersama kader kesehatan dalam menghimbau dan mengajak para ibu untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sehingga dapat meningkatkan keikutsertaan Ibu terhadap pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
62
c. Bagi Ibu Diharapkan kepada ibu agar bersedia dan rutin mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sehingga, dapat menghindari Ibu dari keterpaparan penyakit kanker serviks. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini merupakan dasar bagi peneliti selanjutnya dan perlu dikembangkan dengan menggunakan teknik wawancara atau observasi terhadap keikutsertaan ibu dalam pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
DAFTAR PUSTAKA
Aminati, Dini., 2013. Cara Bijak Menghadapi Dan Mencegah Kanker Leher Rahim (Serviks). Yogyakarta : Brilliant Books. Arikunto, Suharsimi., 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ________________., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. DepKes, RI., 2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 3 April 2015. __., 2014. JKN Menjamin Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan
Payudara.
http://www.depkes.go.id/article/view/2014270003/jkn-
menjamin-pemeriksaan-deteksi-dini-kanker-leher-rahim-dan-payudara.html. Diakses pada tanggal 3 April 2014. Dewi, Luthfiana., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak
Timur
Tahun
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/download/7830/7927.
2014. Diakses
pada tanggal 3 April 2015. Dewi, Maria, Ulfah, Kurnia., 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Untuk Mahasiwa Kebidanan. Jakartan : Trans Info Media. Dimyati., 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Gaffikin, L., Paul, D., Chris, Davis., Susan, J., 1997. Alternatives for Cervical Cancer Screening
and
Treatment
in
Low-Resource
Settings.
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/pnack174.pdf. Diakses pada tanggal 23 Juni 2015.
Marmi., 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mirayashi, Deasy., Widi, Raharjo., Arif, Wicaksono., 2014. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dan Keikutsertaan Melakukan 63
64
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat Di Puskesmas Alianyang Pontianak. http://jurnal.untan.ac.id. Diakses pada tanggal 3 April 2015 Nasir, Abdul., 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Ningrum, Roswati, Dani., Dyah, Fajarsari., 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Mengikuti Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual
Asam
Asetat
(IVA)
Di
Kabupaten
Banyumas
http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/31/29.
Tuhun
2012.
Diakses
pada
tanggal 3 April 2015. Nisa, Arianti, Wachidatul., Surjani., Kartika, Sari., 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang.
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3255.doc.
Diakses
pada
tanggal 3 April 2015. Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta __________________., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prandana, Dhani, Arief., 2011. Pasien Kenker Serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun
2011.
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/view/1353.
Diakses
pada
tanggal 12 Desember 2014. Rahma, Rina, Arum., Fitria, Prabandari., 2011. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA di Desa Pangebatan Karanglewas
kabupaten
Banyumas
tahun
2011.
http://ejournal.ylpp.ac.id/index.php/download/1633/1407. Diakses pada tanggal 3 April 2015. Safa’ah, Nurus., 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi kanker
65
serviks.http://www.jurnal.stikesNU.ac.id/index.php/gaster/article/download/39/ 36. Diakses pada tanggal 12 Desember 2014. Sardiman., 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Setiawanto,
Budi.,
2015.
Ayo
Ikut
Tes
IVA.
http://lampung.antaranews.com/berita/280481/ayo-ikut-tes-iva. Diakses pada tanggal 3 April 2015. Sitorus, Sarah, Christina, A., 2013. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Di Lingkungan II Kel. Tanjung Gusta Kec. Medan Helvetia Medan Tahun 2013. http://jurnal.unpri.ac.id. Diakses pada tanggal 12 Desember 2014. Sudjana., 2005. Metode statistika. Tarsito : Bandung Vet, JNI., Jl, Kooijiman., FC, Henderson., FM, Aziz., G, Purwoto., H, Susanto., IGD, Surya., S, Budiningsih., S, Cornain., Gj, Fleuren., JB, Trimbos., AAW, Peters., 2012. Single-Visit Approach Of Cervical Cancer Screening : See And Treat In Indonesia. www.bjcancer.com. Diakses pada tanggal 23 Juni 2015. Wawan, A., Dewi., 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Widyasari, Yoana., 2009. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Di Desa
Mander
Kecamatan
Tambakboyo
Kabupaten
Tuban.
http://stikesNU.ac.id/35881/1/413_yoana_widyasari _G2C007034.pdf. Diakses pada tanggal 12 Desember 2014. WHO., 2013. Latest World cancer statistic global cancer burden rises to 14,1 million new cases in 2012 : marked increase in breast cancers must be addressed. http://www.int. Diakses pada tanggal 3 April 2015.
66
Lampiran I INFORMED CONSENT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Test Di Dusun II Sumberingin Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Demi keberhasilan penelitian ini peneliti sangat memerlukan bantuan para ibu untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dalam angket tersebut. Tanpa partisipasi para ibu penelitian ini tidak akan berjalan sesuai harapan. Perlu diberitahu setiap data yang ada di kuesioner ini tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya akan digunakan sebagai penelitian. Atas ketersedian ibu, peneliti mengucapakan terima kasih.
Responden
Peneliti
Ita Mulia Wati Gea
67
Lampiran II KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU TENTANG INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) TEST DI DUSUN II SUMBERINGIN DESA NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015
I. Petunjuk Pengisisan Kuesioner 1. Isilah pertanyaan dengan benar. 2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban. 3. Setelah selesai kembalikan kuesioner kepada petugas yang memberikan.
II. Biodata Responden No. Responden : 1. Berapakah usia ibu sekarang ini : 19-29 30-40 2. Apa pendidikan terakhir ibu : SD SMP / sederajat SMA / sederajat Perguruan Tinggi
68
3. Apa pekerjaan ibu sekarang ini : Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga) Bekerja (PNS, Wiraswasta, Wirausaha)
III. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Isilah pertanyaan dengan benar. 2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan dipilih. 3. Berilah tanda silang (X) yang dianggap jawaban benar. 4. Setelah selesai kembalikan kuesioner kepada petugas yang memberikan.
IV. Pengetahuan 1. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Pemeriksaan papsmear b. Pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan larutan asam asetat 3-5 % c. Pemeriksaan kanker payudara d. Pemeriksaan HIV 2. Apakah yang tujuan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Untuk mengetahui kelainan pada leher rahim b. Untuk mengetahui kelainan pada rahim
69
c. Untuk mengetahui kelainan pada alat kelamin wanita d. Untuk mengetahui kelainan pada lendir rahim 3. Penyakit apakah yang dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Kanker serviks b. Kanker ovarium c. Kanker vulva d. Kista 4. Apakah syarat mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Wanita belum menikah b. Wanita yang sudah Menikah c. Wanita usia lanjut d. Remaja Putri 5. Berapa kalikah paling sedikit pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dilakukan setiap wanita ? a. 1x pada usia 35-40 tahun b. 2x pada usia 35-40 tahun c. 3x pada usia 35-40 tahun d. 5x pada usia 35-40 tahun
70
6. Apakah keuntungan dari pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Murah, praktis b. Dilaksanakan oleh dokter kandungan c. Mahal d. Memerlukan alat tes laboratorium 7. Barapa lamakah kita menunggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Beberapa hari b. Beberapa jam c. 30 menit d. Langsung dapat diketahui setelah selesai pemeriksaan 8. Kapankah saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Hari terakhir halangan b. Sedang datang halangan c. Sedang hamil d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual 9. Siapa sajakah yang dapat melaksanakan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ? a. Dokter saja b. Perawat saja
71
c. Bidan saja d. Semua tenaga kesehatan terlatih 10. Dimana sajakah pelayanan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) bisa didapatkan ? a. Di praktek dokter spesialis saja b. Di puskesmas saja c. Di klinik bidan saja d. Di semua jenjang pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, puskesmas, klinik bidan, praktek dokter).
V. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Isilah pertanyaan sesuai dengan pendapat ibu pada kolom yang tersedia, yaitu : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). 2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan dipilih. 3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang akan dipilih. 4. Setelah selesai kembalikan kuesioner kepada petugas yang memberikan.
72
VI. Motivasi No
Pernyataan
SS
1.
Ibu memiliki keinginan sendiri untuk mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) .
2.
Saya
tidak
akan
mengikuti
pemeriksaan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) jika tidak mendapat izin dari suami saya. 3.
Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena saya ingin menghindari terkena penyakit kanker serviks.
4.
Saya akan melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sebelum saya mengalami gejala penyakit kanker serviks seperti perdarahan.
5.
Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sehingga saudara/keluarga saya juga mau mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
S
TS
STS
73
No.
Pernyataan
6.
Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual
dengan
Asam
Asetat
SS
(IVA)
jika
dilakukan secara gratis. 7.
Saya
tidak
ingin
mengikuti
pemeriksaan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena penyakit kanker serviks tidak terjadi di keluarga saya. 8.
Saya akan mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) secara rutin seandainya saya mengerti tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) secara jelas.
9.
Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena diajak oleh teman/tetangga saya.
10.
Saya mengikuti pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) karena diajak oleh petugas kesehatan setempat.
S
TS
STS
74
Lampiran III Lembar Kunci Jawaban Kuesioner 1.
B
2.
A
3.
A
4.
B
5.
A
6.
A
7.
D
8.
D
9.
D
10.
D
75
Lampiran IV MASTER TABEL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) TEST DI DUSUN II DESA NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Kategori Pertanyaan Pengetahuan Pernyataan Motivasi No Skor K Skor K Umur Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 2 4 2 4 4 4 2 3 3 2 1 29 1 2 1 3 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 27 1 3 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 2 2 1 2 3 3 1 3 3 2 3 23 2 4 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 1 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 25 2 5 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 1 4 4 3 2 3 2 2 4 3 2 29 1 6 2 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 2 3 4 3 1 3 3 3 2 27 1 7 2 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 4 2 3 2 2 3 4 3 2 2 27 1 8 2 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 27 1 9 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1 4 3 4 4 4 1 3 3 2 2 30 1 10 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 27 1 11 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 1 3 3 3 4 3 1 3 3 2 2 27 1 12 2 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 6 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 30 1 13 2 3 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 25 2 14 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 2 3 2 3 3 4 1 2 3 2 2 25 2 15 1 3 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 24 2 16 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 4 2 4 4 1 2 4 4 2 2 29 1 17 2 1 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 2 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 25 2
76
No 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kategori Pertanyaan Pengetahuan Umur Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 2 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 2 3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2 2 2 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 3 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Skor K 7 5 6 7 7 6 8 8 7 8 6 9 9 8 5 4 4 4 7 5 5 5 3
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
1 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4
2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 2 2 1 2 3 1 1 1 1
Pernyataan Motivasi Skor K 3 4 5 6 7 8 9 10 3 4 3 3 3 3 2 2 29 1 4 4 3 3 1 3 3 2 28 1 4 4 3 3 4 4 1 1 32 1 4 4 4 2 3 3 2 2 31 1 3 3 3 2 3 3 3 2 27 1 4 4 4 2 3 4 3 2 32 1 4 3 3 3 3 3 3 3 30 1 4 4 2 2 3 4 3 2 30 1 4 4 2 2 4 3 3 2 31 1 4 4 3 1 4 3 2 1 26 1 4 4 3 2 3 2 3 3 29 1 3 3 3 2 2 3 2 2 25 2 4 4 4 4 4 4 4 2 36 1 4 4 4 3 1 3 4 3 34 1 4 3 2 2 2 3 2 2 25 2 4 4 3 3 3 3 2 1 28 1 4 3 3 2 3 3 2 2 26 1 3 3 1 1 2 3 2 2 21 2 2 2 3 2 3 2 2 2 24 2 3 3 3 1 2 3 2 3 24 2 3 3 3 1 2 3 2 2 23 2 3 2 3 2 1 4 3 1 23 2 3 3 2 2 1 3 2 2 23 2
77
No 41 42 43 44 45 46 47
Kategori Pertanyaan Pengetahuan Umur Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 2 4 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 2 3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
10 1 1 0 0 1 1 1
Skor K 8 6 5 6 5 8 7
1 1 2 1 2 1 1
1 2 3 3 3 3 4 4
2 3 1 3 2 2 3 3
Pernyataan Motivasi Skor K 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2 2 3 3 2 3 3 25 2 3 4 4 2 1 4 1 1 24 2 4 3 3 2 3 3 2 2 28 1 2 3 4 2 3 3 2 2 26 1 3 3 3 2 3 3 3 2 27 1 4 4 3 3 3 2 3 3 32 1 4 4 4 2 3 3 2 2 31 1
Keterangan :
Umur : 1. 19-29 tahun 2. 30-40 tahun
Pengetahuan : 1. Baik 2. Kurang
Pekerjaan :
Pendidikan : 1. 2. 3. 4.
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Motivasi : 1. Tinggi 2. Rendah
: Skor > 25 : Skor ≤ 25
1. 2.
Tidak bekerja Bekerja
Lampiran V Hasil SPSS (Statistical Product And Service Solution)
Statistics Pengetahuan Motivasi N
Valid
47
47
Missing
0
0
Pengetahuan Frequency Percent Valid Baik
Valid Percent
Cumulative Percent
31
66.0
66.0
66.0
Kurang
16
34.0
34.0
100.0
Total
47
100.0
100.0
Motivasi Frequency Percent Valid Tinggi
Valid Percent
Cumulative Percent
31
66.0
66.0
66.0
Rendah
16
34.0
34.0
100.0
Total
47
100.0
100.0
Case Processing Summary Cases Valid
Pengetahuan * Motivasi
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
47
100.0%
0
.0%
47
100.0%
79
80
Pengetahuan * Motivasi Crosstabulation Count Motivasi Tinggi Pengetahuan Baik Kurang Total
Rendah
Total
25
6
31
6
10
16
31
16
47
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. Exact Sig. (2-Sided) (2-Sided)
Value
Df
8.749a
1
.003
6.933
1
.008
8.652
1
.003
Fisher's Exact Test Linear-By-Linear Association N Of Valid Casesb
.008 8.563
1
Exact Sig. (1-Sided)
.004
.003
47
A. 0 Cells (.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 5.45. B. Computed Only For A 2x2 Table
81
82
83
84
85
86
Lampiran XI
87
88
89
90
91
92