KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)
FAUZANA KONITA NIM : G0E008054
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KEPERWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2011
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Wanita Pre Menopause Tentang Menopause dengan Kesiapan Menghadapi Menopause”. Telah disetujui sebagai Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.
Semarang,
September 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Mifbakhuddin, SKM, M.Kes NIK.28.6.1026.025
Dian Nintyasari M, SST NIK.28.6.1026.156
2
3
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011”
telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 23 September 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Semarang, September 2011 Penguji I
: H. Edy Soesanto, S. Kp, M.Kes NIK. 28.6.1026.054
Penguji II
: Mifbakhuddin, SKM, M.kes NIK. 28.6.1026.025
Penguji III
: Dian Nintyasari M, SST NIK.28.6.1026.156
Mengetahui : Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
Nuke Devi Indrawati, SE,S.SiT NIK. 28.6.1026.102
4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja. Karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang menstruasi (kinanti, 2009, p. 103). Menstruasi atau siklus haid adalah pelepasan endometrium yang sekrotik yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen dan progesterone sebagai akibat tidak adanya pembuahan di endometrium setelah mengalami beberapa fase. Sebelum menstruasi benar-benar berhenti ada fase dimana, wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur fase tersebut dinamakan fase pre menopause (Sarwono, 2002, p.127). Fase pre menopause adalah fase yang dimulai usia 40 tahun dan dimulai masuk pada fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid
yang lumayan
banyak,dan
kadang-kadang disertai
nyeri
haid
(disminorhea) (Sarwono, 2003, p.2). Setelah fase pre menopause maka wanita akan memasuki fase menopause. Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Wanita dikatakan
5
menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 1 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis. Perubahan paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pre menopause dimana pada fase pre menopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anvulatoir). Sebagian Faktor yang mempengaruhi terhadap gejala pre menopause antara lain faktor psikis yaitu perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah uberkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik , timbulnya perubahan emosi seperti tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri. Faktor sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Faktor budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini. Faktor lainnya wanita yang belum menikah, wanita karir baik yang sudah atau belum berumah tangga, Menarch (Menstruasi pertama) yang terlambat berpengaruh
terhadap
(Proverawati, 2010, p.40).
keluhan-keluhan
klimakterium
yang
ringan
6
Menopause disebabkan karena pembentukan hormon estrogen dan progesterone dari ovarium wanita berkurang, ovarium berhenti ”melepaskan“ sel telur sehingga aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini terjadi penurunan jumlah hormone estrogen yang sangat penting untuk mempertahankan fisiologi tubuh. Seorang wanita yang menopause tidak mempunyai lagi sel telur yang dapat dibuahi, Bahkan siklus anovulasi ini telah berlangsung sejak fase pre menopause (Proverawati, 2010, p.16). Berdasarkan tinjauan psikologis wanita pada masa menopause mengalami gangguan fisik, seksual, sosial, dan gangguan psikologis, dan ada juga wanita tanpa mengalami berbagai keluhan fisik, psikologis, dan sosial. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berat ringannya stress yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sebagai akibat dari penilaiannya terhadap menopause. Maka sangat perlu wanita yang mengalami menopause mencari informasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut menopause khususnya bagi wanita yang belum mengalami menopause (Retnowati, 2001, p.56). Dampak usia harapan hidup yang tinggi menyebabkan para wanita harus hidup dengan berbagai keluhan memasuki usia tua seperti halnya pada masa menopause yaitu depresi dan stress yang dapat mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari. Komplikasi ini dapat berlanjut pada gangguan kejiwaan (Baziad, 2003, p.12).
7
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta orang dengan 101,81 juta penduduk wanita,sekitar 25% atau sekitar 15,5juta jiwa dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopause. Jumlah meningkat menjadi 11%pada tahun 2005. Pada tahun 2008 sekitar 5.320.000 wanita memasuki usia menopause. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah sebesar 14%. Tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang Dengan semakin meningkatnya wanita menopause maka akan meningkat pula jumlah wanita peka menopause (Baziad, 2007, P.115). Kesiapan seorang wanita menghadapi menopause akan sangat membantu seorang wanita menjalani masa ini dengan lebih baik. Mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari stress, Menghentikan merokok dan minum alkohol, olahraga secara teratur, berkonsultasi dengan dokter, dukungan keluarga. Selain itu semua yang terpenting dalam kesiapan menghadapi menopause juga salah satunya dari nutrisi, pada saat menopause, kadar estrogen menurun. Hal ini akan mempermudah hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan olahraga teratur dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Fraktur akibat osteoporosis terjadi pada 50% diatas usia 50 tahun (Smart, 2010, p.102). Pemberian informasi yang jelas merupakan salah satu upaya untuk merubah perilaku sehat seseorang. Pemberian informasi yang jelas kepada masyarakat diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan. Dalam
8
penelitian ini penulis meneliti pengetahuan mengenai menopause yang dihubungkan dengan kesiapan ibu premenopause dalam menghadapi menopause. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Wonolopo RW 6, karena jumlah wanita yang memasuki menopause lebih banyak dari RW lain. Jumlah Wanita yang memasuki Menopause adalah 46 orang kelurahan Wonolopo kecamatan Mijen kabupaten Semarang. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Mei dengan cara wawancara dari 10 orang dan didapatkan hasil bahwa adanya Wanita di Dusun Wonolopo RW 6, belum pernah diberikan informasi tentang menopause, kalaupun tahu mereka mendapat informasi dari surat kabar dan televise hal itu dapat dilihat dari pengambilan data dari sampel 10 orang wawancara tadi, keluhan yang dirasakan ibu-ibu yang sebenarnya adalah tanda dan gejala menopause dari psikologisnya yaitu seperti ingatan menurun, kecemasan, depresi, stres, mudah tersinggung dan lain sebagainya. Maka dari itu kenapa peneliti ingin meneliti tentang pengetahuan tentang menopause karena sebenarnya ibu-ibu sudah merasakan berbagai keluhan dan kecemasan yang dialami. Sehingga menimbulkan kecemasan dan datang ke petugas kesehatan karena khawatir akan dirinya, dan mereka bersikap biasa saja dalam menghadapi menopause karena mereka tidak tahu atau kurang paham apa yang akan terjadi setelah menopause. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang menopause di RW6 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang masih rendah, Sehingga mereka bersikap biasa saja dalam menghadapi menopause. Pendidikan juga sebagai faktor dengan suatu
9
keadaan yang kurang sadar akan arti menopause dalam diri masing-masing wanita di Desa Wonolopo tersebut yang kebanyakan dari mereka berluluskan hanya SD atau SMP sehingga berpengaruh dengan pengetahuan wanita pre menopause tentang menopause. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Dusun Wonolopo RW 6, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang. Dengan Judul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Wanita Pre Menopause Tentang Menopause Dengan Kesiapan Menghadapi Menopause”.
B. RUMUSAN MASALAH “Adakah hubungan tingkat pengetahuan dan pendidikan wanita premenopause tentang menopause dengan kesiapan wanita premenopause dalam menghadapi menopause di Desa Wonolopo Rw 6 kelurahan Wonolopo kecamatan Mijen Kabupaten Semarang?.
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pendidikan wanita pre menopause tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang menopause b. Mendeskripsikan tingkat pendidikan wanita pre menopause c. Mendeskripsikan kesiapan tentang menghadapi menopause.
10
d. Menganalisis
hubungan
tingkat
pengetahuan
dengan
kesiapan
tingkat
pendidikan
dengan
kesiapan
menghadapi menopause. e. Menganalisis
hubungan
menghadapi menopause.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah pengalaman dalam menyusun KTI dan sebagai sarana menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang menopause. b. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat khususnya para wanita tentang menopause sehingga para wanita lebih siap dalam menghadapi menopause. c. Bagi institusi Menambah pengetahuan dan informasi kepada peserta didik kesiapan apa saja menjelang menopause. d. Bagi Pelayanan Kesehatan Bagi instansi pelayanan kesehatan khususnya puskesmas mijen yang bekerjasama dengan kecamatan dapat meningkatkan mutu sumberdaya manusia tenaga kesehatan terutama tenaga kebidanan dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan tindakan kebidanan yang tepat untuk
11
lebih meningkatkan kesiapan pada para wanita dalam menghadapi menopause. 2. Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang hubungan tingkat pengetahuan dan pendidikan wanita pre menopause tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause serta dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1 Keaslian Penelitian No
Judul, Nama Tahun
Sasaran
1
Gambaran pengetahuan tentang menopause dengan wanita pra menopause didesa Gotputuk Kecamatan Ngawen Kab.Blora th 2010 Corina putri Wigati
Ibu-ibu menopause usia sekitar 40-50 tahun didesa gotputuk kecamatan ngawen kab.Blora
2
Hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan tingkat kecemasan ibu menjelang menopause didesa krengseng kecamatan batang 2009 Winda
Ibu-ibu menopause didesa krengseng kecamatan batang
Variasi yang diteliti
Metode
Hasil
Gambaran pengetahuan menopause
Wawancara
Wawancara kepada 55 responden masih banyak responden yang belum mengerti tentang menopause
Tingkat pengetahuan tentang menopause dan tingkat kecemasan ibu menjelang menopause
kuesioner
Ada hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan ibu menjelang menopause.