Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI KASUS PADA NY. M UMUR 45 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA) DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : MEIRINA PURWITASARI NPM : 1.2.05.01.0025
PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI KASUS PADA NY. M UMUR 45 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA) DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI MEIRINA PURWITASARI 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesahatan – DIII Keperawatan
[email protected] Pembimbing 1 : Ns. Endah Tri Wijayanti, .M.Kep Pembimbing 2 : Dwi Retnowati, S.,Kep.,Ns.,M.Kes UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Perdarahan Uterus Abnormal merupakan perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang dianggap abnormal. Penyebab dari PUA salah satunya adalah kelainan organ, hematologi, kehamilan dan kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium. Salah satu upaya untuk menhentikan perdarahan adalah kuretase (Ralph. C benson, 2009). Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktikkan asuhan keperawatan pada Ny “M” dengan kasus PUA melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif. Metode yang digunakan adalah desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Responden yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien Post Kuretase Atas Indikasi Peradarahan Uterus Abnormal (PUA) yang dirawat di ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri. Berdasarkan studi kasus pada keluarga Ny.M ditemukan diagnosa utama yaitu nyeri akut. Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji nyeri secara komprehensif,
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam) dan massage, kolaborasi dengan tim medis dalam terapi analgesik. Nyeri akut pada Ny. M dikarenakan setelah dilakukan tindakan kuretase mengenai penyakit pencetus Perdarahan Uterus Abnormal (PUA). Nyeri merupakan masalah yang kompleks karena dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan bisa menganggu aktivitas pasien sehingga akan timbul rasa ketakutan untuk melakukan gerakan dan tindakan. Diharapkan pasien sebaiknya selalu menjaga kebersihan anogenital dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhan benar – benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Segera periksakan kembali jika terjadi kejadian berulang.
Kata kunci : Perdarahan Uterus Abnormal (PUA), Nyeri Akut
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Perdarahan uterus disfungsia dalah perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di luar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan, dan merupakan kelainan poros hipotalamus-hipofiseovarium (Sadikin, 2012).Kuretase adalah suatu tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu sendiri bisa beupa tumor, selaput rahim, atau janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Setelah tindakan kuretase biasanya muncul keluhan nyeri dan perdarahan. Menurut WHO tahun 2011,10% wanita mengalami PUA dari seluruh kunjungan ginekologik. Sekitar 4% berusia kurang dari 20 tahun, 39% berusia diatas 40 tahun dan sisanya pada usia reproduksi. Sedangkan di Indonesia belum ada angka yang menyebutkan jumlah penderita PUA secara menyeluruh. Namun diperkirakan jumlah penderita PUA sama dengan di luar negeri10% dari kunjungan ginekologik. Berdasarkan data post kuretase atas indikasi PUA yang diambil dari RSUD Gambiran Kota terdapat tiga data dari 3 tahun terakhir yakni, pada tahun 2012 ditemukan 20 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 11 kasus, danvtahun 2014 sebanyak 9 kasus Perdarahaan Uterus Abnormal (Rekam Medik RSUD Gambiran, 2015) Perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh adanya kelainan hormon yang mempengaruhi pengendalian system reproduksi oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisa. Pada perdarahan rahim disfungsional biasanya kadar estrogen tetap, sehingga terjadi penebalan lapisan rahim. Selanjutnya lapisan rahim dilepaskan secara tidak lengkap dan tidak teratur, menyebabkan perdarahan. Bila penebalan dinding rahim tidak segera di lakukan tindakan dapat membetuk sel-sel yang yang abnormal dan memicu keganasan. Penanganannya tergantung kepada usia penderita, keadaan lapisan rahim dan rencana penderita untuk hamil lagi. Jika lapisan rahim menebal dan mengandung sel-sel abnormal (terutama jika usia penderita lebih dari 35 tahun dan tidak memiliki rencana untuk hamil lagi), seringkali dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), karena selsel yang abnormal tersebut bisa berubah menjadi keganasan. Jika lapisan rahim menebal tetapi sel-selnya normal dan perdarahannya hebat, diberikan pil KB dosis tinggi yang mengandung estrogen dan progestin atau diberikan estrogen intravena (melalui pembuluh darah) yang diikuti dengan pemberian progestin per-oral (melalui mulut). Jika perdarahannya lebih ringan, diberkan pil KB dosis rendah. Jika penanganan dengan pil KB atau estrogen tidak berhasil, diberikan progestin per-oral selama 10-14 hari/bulan. Jika pemberian hormone tidak efektif, maka dilakukan prosedur dilatasi dan
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kuretase, dimana jaringan dari lapisan rahim dibuang melalui kuretase. Jika penderita masih ingin hamil, untuk merangsang pelepasan sel telur bias diberikan clomifene. Berdasarkan data di atas dan mengingat pentingnya penanganan yang adekuat untuk kasus post kuretase atas indikasi PUA, maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Proposal Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Post Kuretase atas indikasi Perdarahan Uterus Abnormal (PUA)Di Ruang Dahlia II Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri”. II.
METODE Teknik pengumpulan data dengan cara : a. Wawancara Adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung pada pasien atau keluarga. b. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dari buku-buku, hasil workshop, dan seminar. c. Observasi Pengkajian pasien untuk mengetahui status kesehatan, pola interaksi pasien dengan keluarga serta tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasien tentang masalah yang sedang dihadapinya dan pengetahuan pasien tentang kesehatan. d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala-kaki (head to toe) dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium serta ultrasonografi (USG) untuk mendapatkan data yang objektif mengenai keadaan pasien.
III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. HASIL A. PENGKAJIAN I. IDENTITAS: Nama
: Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 45 th
Alamat
: Bandar Lor
Agama
: Islam
Tgl MRS
: 01-07-2015 (18:30)
Suku
: Jawa
Tgl.Pengkajian: 02-07-2015 (14.30)
Pendidikan : SMA
No.Reg
: 328022
Pekerjaan : Pedagang
Dx.Medis
: Post Kuretase a/i PUA hr-0
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. RIWAYAT PENYAKIT I. Keluhan Utama Saat MRS : Pasien mengatakan perdarahan ± 14 hari sedikit, dan terasa nyeri berat pada perut bagian bawah. Saat Pengkajian : Pasien mengatakan habis kuretase dan terasa nyeri pada perut bagian bawah, nyeri terasa krues-krues/ mules-mules, nyeri terasa terus menerus, nyeri menetap, skala nyeri 6 . II. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan perdarahan banyak ada gumpalansejak 01-06-2015sampai 21-06-2015. Kemudian pada tanggal 21-06-2015 periksakan ke puskesmas Campurejo, selama 2 hari perdarahan berhenti lalu ngeflek selama 5 hari. Pada tanggal 29-06-2015 di periksakan di dokter Sp.OG dan di USG lalu dianjurkan untuk kuretase. Pada tanggal 1-07-2015 pasien dating ke IGD RSUD Gambiran Kota Kediri pukul 18.30 lalu di rawat di Ruang Dahlia II. Pada tanggal 02-07-2015 pasien di lakukan tindakan operasi kuretase pukul 11.00 . III. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan pernah menderita gastritis. Riwayat KB yang pernah digunakan IUD selama 2 th, pada tahun 2009 di lepas. Setelah itu memakai KB suntik 1 bulanan. Tetapi tidak rutin karena suami kerja di luar kota.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan pada keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus atau menular seperti TBC, Hepatitis. 2. RIWAYAT OBSTETRI Menarche: umur : 15 tahun
Siklus
Banyaknya
Lamanya : 7 hari
Keluhan V.
: 2-3 pembalut
: 28 hari
: disminore
Pola Activity Daily Living Tabel 3.1 Pola Activity Daily Living
Aktivitas
Di Rumah
Di RS
Keterangan
Baik
Puasa
Pasien puasa ±
Pola Nutrisi (Makan)
Nafsu makan
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jumlah
± 8 sendok
4
Jenis
Nasi,sayur,
kuretase boleh
lauk
makan
Frekuensi
jam
post
3x / hari
Makanan yang tidak Buah garbis, disukai/
ikan laut
pantangan/alergi Masalah (Minum)
Jumlah
± 2000 ml/hr
Jenis
Air putih
Puasa
Pasien puasa ± 4
jam
post
kuretase boleh minum Pola Eiminasi (BAK)
Frekuensi
± 6x/ hr
± 3x/ hr Sudah
Warna
Kuning
kuning
jernih Bau
BAK
1jam
post
kuretase
Khas
Masalah (BAB)
Frekuensi
1 x/hr
Belum
Belum
Warna
Kuning
BAB
sejak
Bau
Khas
Konsistensi
Lembek
BAB 1
hari
sebelum MRS
Masalah
Aktivitas
Di Rumah
Di RS
Keterangan
Pola Istirahat (tidur) Lama
±
Kebiasaan sebelum tidur
jam/hr
6-7 ±
6-7 Tidak
jam /hr
ada
gangguan tidur
Mendeng arkan lagu Pola Personal Hygiene Mandi
Frekuensi
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
2x/hr
2x/hr
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sabun
Ya
Ya
Oral
Frekuensi
2x/hr
2x/hr
hygiene
Waktu
Pagi
Pagi
Sore
Sore
Frekuensi
2x/hr
Tidak
Shampo
Pagi
kerama
Sore
s
Cuci rambut
Pola aktivitas dan latihan Kegiatan dalam pekerjaan
Berdagang
Tidak
Selama
MRS
Waktu bekerja
Pagi
bekerja
pasien
tidak
Sore Kegiatan waktu luang
bekerja
Menonton TV
Keluhan dalam aktivitas
Olah raga
Jenisnya
Senam
Tidak
Selama
sakit
Frekuensi
1x/semin
olaraga
pasien
tidak
ggu
Aktivitas
Di Rumah
olahraga
Di RS
Keterangan
Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Merokok
Tidak
Tidak
Tidak
ada
Minuman keras
Tidak
Tidak
kebiasaan yang
Ketergantungan obat
Tidak
Tidak
mempengaruhi keseahatan
VI.
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: baik Kesadaran: composmentis Tanda vital: TD: 110/70 mmhg, Nadi: 68 x/mnt, Suhu: 36,60C, RR: 20 x/mnt 1. POLA NAFAS Irama: teratur Jenis :
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Suara nafas : vesikuler Sesak nafas : tidak Batuk
: tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2. KARDIOVASKULER Irama
: Reguler
S1.S2 tunggal : Ya Nyeri Dada
: Tidak
Bunyi Jantung: normal Lain – lain : tidak ada CRT : < 3 detik Akral : hangat Lain – lain : tidak ada Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 3. PERSYARAFAN GCS : eye: 4, verbal: 5, motorik: 6 Reflek fisiologis: patella: + , triceps: +
, biceps: +
Rerlek patologis: babinsky: - , kernig: Istirahat / tidur: ± 5-6 jam/hr Gangguan tidur: tidak ada Lain – lain: tidak ada Masala keperawatan : tidak ada 4. PENGINDERAAN a. Mata Pupil
: isokor
Palpebra
: tidak cekung
Konjungtiva
: tidak anemis
Sclera
: tidak icterus
Gangguan penglihatan
: ya
Alat bantu
: ya
Lain – lain
: tidak ada
b. Telinga Gangguan pendengaran : tidak adagangguan c. Hidung MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Bentuk : normal Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 5. PENCERNAAN Porsi makan : Pasien puasa ± 4 jam post kuretase boleh makan Minum
: Pasien puasa ± 4 jam post kuretase boleh minum
Mulut dan tenggorokan : 1. Mulut : bersih 2. Mukosa : lembab Abdomen : Perut : nyeri tekan, lokasi: simpisis pubis/ perut bagian bawah P: luka operasi Q: krues-krues / mules- mules R: nyeri tidak menyebar S: skala 6 (sedang) T: terus menerus Peristaltik : 20 x/ mnt Pembesaran Hepar : tidak ada BAB : 0 x/hr Konsitensi : lembek, bau: khas, warna: kuning BAK : 300 cc post kurtase, bau: khas, warna: kuning jernih Lain – lain : pasien tampak meringis Masalah Keperawatan : Nyeri 6. MUSKULUSKELETAL & INTEGUMEN Kemampuan Otot :
5
5
5
5
Keterangan : 5 pasien mampu menahan tahanan Kulit
: lembab
Warna kulit
: kuning langsat
Turgor
: baik
Oedema
: tidak ada
Lainnya
: Terpasang infus RL 20 tpm, pada ektremitas kanan
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah 7. ENDOKRIN Pembesaran Tyroid MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
: tidak ada simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pembesaran Limfe
: tidak ada
Hiperglikemia
: tidak ada
Hipoglikemia
: tidak ada
Luka gangren
: tidak ada
Pus
: tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah 8. SISTEM REPRODUKSI Mammae membesar
: tidak
Aerolla mammae
: berwarna kecokelatan
Papilla mammae
: menonjol
Keputihan
: tidak
Pap smear
: pasien belum pernah pap smear.
Lainnya, sebutkan
: perdarahan pervagina sebanyak 2/3 bagian pembalut dari post kuretase pukul sampai 15:30
Masalah keperawatan : Resiko kekurangan volume cairan 9. PERSONAL HYGIENE Kebersihan secara umum : bersih Mandi
: 2 x/ hr
Sikat gigi
: 2 x/ hr
Keramas
:-
Kebersihan kuku
: bersih
Ganti pakaian
: 2 x/ hr
Lain – lain
: tidak ada
Masalah keperawatan
: tidak ada masalah keperawatan
10. PSIKOLOGIS – SOSIO – SPIRITUAL Ketaatan menjalankan ibadah : taat Kegiatan dalam menjalankan ibadah : pasien tampak berdoa untuk kesembuhannya. Orang yang paling berarti : suami dan anak-anaknya Hubungan dengan teman dan lingkungan : pasien mampu berinteraksi dengan baik Perasaan saat ini : pasien tampak biasa saja Lain – lain : Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
VII.
PRIORITAS MASALAH 1. Nyeri akut 2. Resiko kekurangan volume cairan
2. KESIMPULAN a. Pengkajian Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Keadaan umum pasien baik, pasien tampak meringis kesakitan, ada nyeri tekan pada di atas simpisis pubis. Hasil pengkajian nyeri P: luka post kuretase, Q: krues-krues/ mules-mules, R: nyeri tidak menyebar, S: skala nyeri 6, T: terus menerus. Hasil TTV TD : 100/60 mmHg, N : 68 x/mnt, RR : 20 x/mnt, S : 36,6°C. b. Diagnosa Keperawatan Dalam merumuskan diagnosa keperawatan harus melihat kondisi pasien. Pada pasien ini diagnosa keperawatan prioritas yaitu Nyeri akut b/d luka post kuretase. c. Intervensi Keperawatan Perencanaan yang akan dilakukan yaitu oservasi tanda-tanda vital, lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), ajarkan pasien teknik relaksasi (nafas dalam) dan massase, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik. d. Tindakan Keperawatan Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga tindakan bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien, serta dengan melibatkan pasien, keluarga, dan kolaborasi dengan tim medis lain, yaitu mengobservasi
tanda-tanda
vital,
melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), mengajarkan pasien teknik relaksasi (tarik nafas dalam hembuskan lewat mulut perlahanlahan) dan massase, berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik yaitu 500 mg asam mefenamat per oral. e. Evaluasi Pasien tidak tampak meringis kesakitan, ada nyeri tekan sedikit pada perut bagian bawah, nyeri tidakmenyebar, skala nyeri 3 (ringan). Masalah teratasi sebagian karena psien diperbolehkan pulang, intervensi dapat dihentikan.
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
IV.
DAFTAR PUSTAKA Anonim.2006. Disfungsi Uterus Bleeding. www.medicastore.com di akses pada 20 Juli 2015 pukul 17.00 Asmadi, (2009), Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Aziz, M.Farid. 2006. Onkologi Ginekologi. Jakarta : YBPSP Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Estephan.
Amir
dkk.
2005.Dysfunctional
Uterine
Bleeding
http://emedicine.medscape.com/article/795587-clinicaldi akses pada Tanggal akses : 20 Juli 2015 pukul 17.00. Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia: Elsevier-Saunders:.. Manuaba, (2009), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Morgan,Geri dkk.2009.Obstetri dan Ginekologi Edisi II , EGC, Jakarta. Mubarak Wahit Iqbal, Nurul Chayatin, (2007), Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia Teori & Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC. Rudolph, Abraham M. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Perdarahan Uterus Disfungsi .Edisi ke -20.Cetakan I.Jakarta:EGC ,2006. Stork,
Susan.
2006.
Dysfunctional
Uterine
Bleeding
(DUB).
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000903.htm diakses pada 15Juli 2015 pukul 18.00 Winknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 11||