Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI KASUS PADA Ny.”N” YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : RATNA NURAINI 12.2.05.01.0032
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI KASUS PADA Ny.”N” YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Ratna Nuraini 12.2.05.01.0032 FIK/ D III Keperawatan
[email protected] Ns.Tri Wijayanti, M.Kep dan Dwi Retnowati S.Kep Ns, M.Kes UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Studi Kasus Pada Ny.”N” Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Dengan Diagnosa Medis Post Partum dengan Episiotomi di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri, Ratna Nuraini (2015). Karya Tulis ilmiah, DIII Keperawatan, FIK UNP Kediri, Pembimbing I : Ns. Endah Tri Wijayanti, M.Kep, Pembimbing II: Dwi Retnowati S.Kep.Ns.,M.Kes. Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2013). Episiotomi adalah insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin hymen, jaringan septum rekto vaginal, serta kulit sebelah depan perineum, untuk melebarkan jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran (Mansjoer, 1999). Tujuan penulisan ini adalah untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien dengan diagnosa medis post partum dengan episiotomi melalui pendekatan keperawatan.Metode yang digunakan dalam
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
penyusun karya tulis ilmiah ini adalah diskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu memberikan asuhan keperawatan pada salah satu pasien post partum dengan episiotomi di ruang dahlia II. Dari hasil pengkajian pada Ny.N ditemukan luka jahitan delujur ±5 cm yang masih basah bekas episiotomi. Diagnosa keperawatan utama yang muncul adalah nyeri beruhubungan dengan luka jahitan. Implementasi dilakukan selama 2 hari, yaitu dengan menganjurkan pasien untuk teknik relaksasi. Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena luka episiotominya masih basah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu teknik relaksasi, nyeri pasien sudah berkurang dengan skala 0, pasien sudah aktivitas tanpa kesakitan lagi. Dari hasil tersebut didapatkan masalah sudah teratasi dan intervensi dihentikan. Agar luka episiotominya cepat sembuh, diharapkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan perineumnya dan melakukan perawatan secara rutin. Kata kunci : asuhan keperawatan, post partum episiotomi, nyeri
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2013). Episiotomi adalah insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin hymen, jaringan septum rekto vaginal, serta kulit sebelah depan perineum, untuk melebarkan jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran (Mansjoer, 2005). Kesimpulannya bahwa post partum dengan episiotomi adalah suatu masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu dimana pada waktu persalinannya dilakukan tindakan insisi perineum yang bertujuan untuk melebarkan jalan lahir dan memudahkan proses persalinan yang biasanya dilakukan pada primipara. Menurut WHO pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus ruptur perineum pada ibu bersalin (Hilmy, 2010). Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia 2007 melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data depkes RI 2008, secara nasional penyebab langsung kematian ibu dengan penyumbang AKI terbesar adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, dan partus macet 5% (Depkes RI, 2008). Sedangkan presentase penyebab kematian langsung ibu maternal di Jawa Timur tahun 2011 adalah perdarahan (29,35%), pre eklampsia (27,27%), infeksi (6,06%), penyakit jantung (15,47%), lain-lain (21,85%) (Dinkes provinsi Jawa Timur, 2012). Studi pendahuluan di RSUD Gambiran Kota Kediri angka kejadian post partum spontan pada tahun 2012 sebanyak 892 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 752 kasus, dan pada tahun 2014 menjadi 282 kasus (Rekam Medik RSUD Gambiran, 2014). Menurut Saifudin (2002) komplikasi post partum dapat terjadi antara lain, perdarahan karena proses episiotomi dapat mengakibatkan terputusnya jaringan sehingga merusak pembuluh darah terjadilah perdarahan, infeksi terkait dengan jalannya tindakan episiotomi berhubungan dengan ketidaksterilan alat-alat yang digunakan, penyakit hipertensi berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan, kondisi psikososial mempengaruhi integritas keluarga dan ikatan emosional bayi dan ibu. Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptura, atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pada masa nifas,
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin, caranya yaitu dibersihkan dengan air hangat atau air bersih dengan kasa steril (Bahiyatun, 2009). Jika dilakukan perawatan pada luka perineum post episiotomi maka akan mempercepat penyembuhan, sedangkan jika tidak dilakukan perawatan maka akan menyebabkan terjadinya infeksi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Kita sebagai perawat harus ikut berperan dalam upaya perawatan episiotomi dengan mengikutsertakan keluarga klien dalam penyuluhan tentang pentingnya perbaikan jaringan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan yang lebih mendalam tentang “Studi Kasus pada Ny.N yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri dengan Diagnosa Medis Post Partum dengan Episiotomi di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri”. II.
METODE 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Wawancara Adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung pada pasien atau keluarga. b. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dari buku-buku, hasil workshop, dan seminar. c. Observasi Pengkajian pasien untuk mengetahui status kesehatan, pola interaksi pasien dengan keluarga serta tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasien tentang masalah yang sedang dihadapinya dan pengetahuan pasien tentang kesehatan. d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala-kaki (head to toe) dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium serta ultrasonografi (USG) untuk mendapatkan data yang objektif mengenai keadaan pasien. 2. Sumber Data a. Primer
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Adalah sumber data yang diperoleh dari pasien secara langsung dengan wawancara dan pemeriksaan. b. Sekunder Data yang diperoleh dari catatan medik dan keperawatan, hasil pemeriksaan, dan catatan tenaga kesehatan yang terkait. III.
HASIL DAN KESIMPULAN Dari hasil pengkajian pada Ny.N ditemukan luka jahitan delujur ±5 cm yang masih basah bekas episiotomi. Diagnosa keperawatan utama yang muncul adalah nyeri beruhubungan dengan luka jahitan. Implementasi dilakukan selama 2 hari, yaitu dengan menganjurkan pasien untuk teknik relaksasi. Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena luka episiotominya masih basah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu teknik relaksasi, nyeri pasien sudah berkurang dengan skala 0, pasien sudah aktivitas tanpa kesakitan lagi. Dari hasil tersebut didapatkan masalah sudah teratasi dan intervensi dihentikan. Agar luka episiotominya cepat sembuh, diharapkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan perineumnya dan melakukan perawatan secara rutin.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. E.Retna & Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Arif Mansjoer, dkk .2005. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Hal 560-563
Bahiyatun., 2009. Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bobak, Lowdemilk, Jansen. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC Doenges . E. Mrylin. 2001. Rencan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Helen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC
Manuaba, Chandranita dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jakarta : EGC Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta : Salemba Medika Potter, P.A.,& Perry A.G.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifuddin, Abdul. 2002. Panduan Praktek Pelayanan KesehatanMternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Ratna Nuraini | 12.2.05.01.0032 FIK – D III Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 5||