ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S KHUSUSNYA AN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN GIZI KURANG DI KP CICAYUR 1 RT 03/03 DESA PAGEDANGAN KEC. PADGEDANGAN, KAB. TANGERANG
Karya Tulis Ilmiah
Oleh: MUHAMAD RIDWAN NIM: 09.030
AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE TANGERANG 2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S KHUSUSNYA AN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN GIZI KURANG DI KP CICAYUR 1 RT 03/03 DESA PAGEDANGAN KEC. PADGEDANGAN, KAB. TANGERANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan
Oleh: MUHAMAD RIDWAN NIM: 09.030
AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE TANGERANG 2012
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Studi Kasus ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Penguji Ujian Akhir Program Akper Islamic Village Tangerang
Tangerang, 16 Juli 2012
Penguji I
Penguji II
(Ns. Desmon Wirawati, S.Kep)
(Ns. Ellya Qolina, S.Kp)
Mengesahkan, Direktur Akper Islamic Village
(Ns. Ellya Qolina, S.Kep.)
Penguji III
(…………..S.Kep)
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Studi Kasus ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Penguji Ujian Akhir Program Akper Islamic Village Tangerang
Tangerang, 14 Juni 2012 Pembimbing
(Ns. Desmon Wirawati, S. Kep) Muahamad Ridwan ISLAMIC VILLAGE 09030 TANGERANG
AKPER
JULI 2012 ABSTRAK Asuhan keperawatan pada kelaurga Tn. S khususnya An. D dengan masalah gizi kurang di Rt/Rw 03/03, Kp Cicayur 1 Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang Banten Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terhadap suatu patau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar dari pada yang di dapat, (Michael. Gibney, 2008). Data statistic Data statistik berdasarkan Menkes RI tahun 2011 pada acara rakornas di Jogja pada tanggal 21 Maret 2011 data prevalensi gizi kurang mencapai 17,9% data prevalensi ini menurun dari 21,5% pada tahun 2004 balita Indonesia termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Adapun Karya tulis ilmiah ini berjudul “Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya An. D 24 bulan (2 tahun) dengan masalah gizi kurang di Rt/Rw 03/03 Kp Cicayur 1, Desa Pagedangan, Kec Pagedangan, Kab Tangerang Banten” Asuhan keperawatan dilakukan selama 5 (lima) hari dari tanggal 26-30 juni 2012. Hasil pengkajian pada keluarga Tn. S adalah 1). Gizi kurang, 2). ISPA, 3). Gastritis, 4). Abses kulit. Dari empat diagnose tersebut salah satunya menjadi masalah utama yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn, S khususnya An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang. Rencana asuhan keperawatan yang dibuat betujuan supaya keluarga dapat 1). Mengenal masalah gizi kurang, 2). Keluarga dapat mengambil keputusan, 3). Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit, 4). Keluarga dapat memodifikasi lingkungan, 5). Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan. Rencana asuhan keperawatan adalah memberikan penyuluhan tentang konsep penyakit gizi kurang, diit makanan, selain itu mendemonstrasikan cara memilih, mengolah dan menyjikan. Rencana yang telah dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada keluargaTn. S. Hasil evaluasi untuk diagnosa ini 75 % keluarga Tn. S telah memahami secara menyeluruh, tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang, dan klasifikasi gizi kurang,
selain dengan pengertian gizi kurang pada balita, cara memilih makanan, cara memasak, menjaga makanan, cara penyajian makanan, memodifikasi lingkungan, dan memberikan informasi tentang manfaat pelayanan kesehatan.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan hidayat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Khususnya An. D Dengan Masalah Gizi kurang di Kp Cicayur Rt 03/03 Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan , Kab Tangerang”. Penyusun laporan studi kasus ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Islamic Village Tangerang. Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat do’a orang tua, bimbingan dan pengarahan dari dosen, serta dukungan dari berbagai pihak. Baik dalam bentuk moril, materil, dan spiritual. Untuk ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Allah SWT. Yang telah memberikan kekuatan iman dan ketabahan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. 2. Ibu Ns. Ellya Qolina, S.Kep. selaku Direktur Akper Islamic Village yang telah memberikan izin untuk melakukan ujian akhir program. 3. Dr.H.Makentur. J. N. Mamahit, SPOG, MARS. Selaku Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. 4. Ibu Ns. Desmon Wirawati, S.Kep. selaku pembimbing
yang telah rela
mengorbankan waktunya untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu Siti Aminah, S.Kp. selaku penguji Karya Tulis Ilmiah. 6. Ibu Ns. Ining Suprihatin, S.Kep. selaku penguji Karya Tulis Ilmiah. 7. Keluarga Tn.S yang bersedia bekerjasama dengan penulis dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga. 8. Orang Tua yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan moril dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 9. Seluruh staf dosen Akademi Keperawatan Islamic Village Tangerang yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan semangat belajar kapada penulis sehingga penulis dapat mengikuti ujian komprehensif tepat pada waktunya. 10. Keluarga besarku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. 11. Teman-teman komunitas seperjuangan yang sama-sama merasakan suka dukanya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
12. Rekan-rekan CAIV XVII seperjuangan di Akademi Keperawatan Islamic Village Tangerang yang telah banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 13. Untuk someone yang selalu hadir dan mendukung dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT. Amin. Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan dating. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pendidikan keperawatan khususnya dan semua pihak pada umumnya.
Tangerang, Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i ABSTRAK ........................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2 1.3 Metode Penulisan ................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Keluarga........................................................................ 4 2.1.1 Pengertian Keluarga .................................................................... 4 2.1.2 Tipe Keluarga .............................................................................. 8 2.1.3 Struktur Keluarga ........................................................................ 9 2.1.4 Peran dan Fungsi Keluarga ......................................................... 10 2.1.5 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga ................................ 12 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan .............................................................. 18 2.2.1 Pengkajian ................................................................................... 23 2.2.2 Diagnosa Keperawatan 2.2.3 Perencanaan 2.2.4 Implementasi 2.2.5 Evaluasi 2.3 Konsep Dasar Penyakit (Gizi Kurang) 2.3.1 Pengertian 2.3.2 Penyebab 2.3.3 Jenis-jenis 2.3.4 klasifikasi 2.3.5 Patofisiologi 2.3.6 Konsep dasar tumbuh kembang BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Kasus ..................................................................................... 31 3.1.1 Pengkajian ................................................................................... 31 3.1.2 Analisa Data ................................................................................ 32 3.1.4 Perencanaan Keperawatan .......................................................... 35 3.1.5 Implementasi dan evaluasi .......................................................... 39 3.2 Pembahasan .......................................................................................... 42 3.2.1 Pengkajian ................................................................................... 42 3.2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 44 3.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................................... 46 3.2.4 Implementasi ............................................................................... 49 3.2.5 Evaluasi ....................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 53 4.2 Saran ........................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57 LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Pengkajian Perawatan Keluarga Lampiran 2. Analisa Data Keperawatan Keluarga Lampiran 3. Skoring Keperawatan Keluarga Lampiran 4. Diagnosa Prioritas Lampiran 5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Lampiran 6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Lampiran 7. Satuan Acara Penyuluhan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan yang masih tinggi di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Data statistik daripada United Nation Foods and Agriculture Organization (FAO), menyatakan bahwa kekurangan gizi di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15% populasi dunia dan sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak adalah golongan yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Kira-kira setengah daripada 10,9 juta anak yaitu kira-kira 5 juta anak meninggal setiap tahun akibat kekurangan gizi (FAO, 2009). Indonesia sendiri yang merupakan Negara berkembang yang mana masyarakatnya masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan (Badan pusat statistik, 2012). Faktor kemiskinan adalah penyebab terjadinya masalah gizi.Selain faktor kemiskinan ada faktor lain secara tidak langsung yang mempengaruhi terjadinya masalah kurang gizi di Indonesia. Diantaranya faktor pengetahuan dimana hubungan makan dan kesehatan karena adanya kebiasaan makan atau pantangan yang merugikan, kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu. separuh dari total masyarakatnya mengkonsumsi makanan dengan unsure gizi kurang. Iklim tropis yang selalu berubah-ubah terkadang panas yang berkepanjangan mengakibatkan kekeringan, terkadang musim penghujan yang
terus menerus dan mengakibatkan kebanjiran akhirnya timbul macam penyakit menular. Semua ini jelas berdampak terhadap status gizi masyarakat Indonesia terutama balita. Prevalensi gizi kurang berdasarkan WHO (1999) mengelompokan berdasarkan gizi kurang kedalam 4 (empat) kelompok yaitu rendah dibawah (10%) sedang (10-19%) tinggi (20-29%) dan sangat tinggi (30%). Data statistik berdasarkan Menkes RI tahun 2011 pada acara rakornas di Jogja pada tanggal 21 Maret 2011 data prevalensi gizi kurang mencapai 17,9% data prevalensi ini menurun dari 21,5% pada tahun 2004. Hasil terkait data prevalensi gizi kurang di provinsi Banten mencapai 18,2%, untuk anak di Kabupaten Tangerang, demikian juga di Jakarta Barat dan Kota Tangerang kecuali untuk kemampuan memberikan alasan dan mengingat. Dievaluasi bahwa prevalensi gizi kurang tidak berubah (21.8% Jakarta Barat, 23.5% Kota Tangerang, 39.0% kabupaten Tangerang). Hasil temuan lainnya adalah pengetahuan anak untuk kesehatan dan gizi masih belum baik, sedangkan data prevalensi gizi kurang yang penulis temukan di desa pagedangan mencapai 2% .
Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu atau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah lebih besar dari pada yang di dapat, (Michael J. Gibney,2008). Gizi kurang tidak lepas dari pemenuhan nutrisi yang tidak terpenuhi. Sehingga jika nutrisi tidak terpenuhi akan mengakibatkan gagal tumbuh kembang
dan bisa mempengaruhi status
kesehatan masyarakat terutama balita. Ini akan memudahkan individu terinfeksi berbagai penyakit. Masalah ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan bisa meningkatkan angka kematian pada balita. Melihat data prevalensi yang cukup tinggi diatas dan mengobservasi langsung masyarakat yang masih berpengetahuan rendah tentang masalah gizi. untuk diberikan “Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. S khususnya An. D
dengan masalah gizi kurang di kp Cicyur 1 Rt 03/Rw 03Desa pagedangan” sebagai judul Karya Tulis Ilmiah.
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah kesehatan gizi kurang dan melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah a.
Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
b.
Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
c.
Membuat rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
d.
Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
e.
Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
f.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang
1.3
Metode Penulisan
Penyusun karya tulis ilmiah (KTI) penulis menggunakan metode pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode penulisan yang digunakan adalah 1.3.1
Metode Studi pustaka Metode studi pustaka merupakan suatu cara untuk mengambil sumber-sumber dari referensi yang terkait dengan masalah kesehatan yang muncul dalam keluarga
1.3.2
Metode Studi kasus Metode studi kasus yaitu asuhan keperawatan keluarga yang berhubungan dengan kasus sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan mengetahui perkembangan keluarga.
1.3.3
Metode Wawancara Metode wawancara yaitu melakukan wawancara dengan keluarga untuk memperoleh data-data khususnya yang terkait dengan hipertensi dan tugas-tugas kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan masalah yang dihadapi.Metode dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada keluarga.
1.3.4
Metode Observasi
Metode observasi yaitu dengan melakukan observasi, dengan cara mengamati perilaku misalnya lingkungan yang berkaitan dengan faktor yang mungkin dapat mengakibatkan kambuhnya pada penderita hipertensi. Observasi ini dilakukan secara partisipatif dan secara langsung kepada klien, keluarga dan lingkungan terkait dengan masalah kesehatan. 1.3.5
Metode Pemeriksaan fisik Metode pemeriksaan fisik dilakukan terhadap klien yang memiliki masalah keperawatan dan terutama pada klien yang menderita hipertensi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksaan head to toe yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada keluarga.
1.3.6
Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode yang digunakan oleh perawat dan pembimbing dengan keluarga dalam membahas masalah kesehatan sehingga perawat bisa memperoleh data dari keluarga dan bisa mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan, (Depkes RI, 1988). Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat, (Helvei, 1981). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan dalam perannya masing masing menciptakan serta mempertahankan keluarga, (Bailon dan Maglaya, 1989). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya, (UU No. 10 tahun 1992). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan, (WHO, 1969).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga adalah Unit terkecil masyarakat, terdiri dari dua orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga, berinteraksi diantara sesame anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2.1.2
Tipe Keluarga Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan yang mengelompokan. Tipe keluarga dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu secara tradisional dan secara modern, (Setiadi, 2010). Tipe keluarga tradisional terdiri dari, a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. b) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi). c) keluarga usila yaitu kelaurga terdiri dari suami istri yang sudah lanjut usia, sedangkan anak sudah memisahkan diri. d) The dyad family yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. e) The childless family merupakan keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan. f) single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian. g) commuter family yaitu kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja. h) Multigeneration family merupakan beberapa generasi kelompok umur yang tinggal bersama satu rumah. i) Kin-network family yaitu beberapa keluarga
yan
gtinggal
bersama
atau
saling
berdekatan
dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama. j) Biended family yaitu keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. k) single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. Tipe keluarga kedua yaitu tipe keluarga secara modern terdiri dari 8 (delapan) tipe. a) Tradisional Nuclear adalah keluarga inti tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah. b) Reconstituted Nuclear adalah pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah. c) Niddle Age/Aging Couple`adalah suami sebagai pencari uang, istri di rumah/keduanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karir. d) Dyadic Nuclear adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah. e) Single Parent adalah satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggalkan di rumah atau di luar rumah. f) Dual Carrier yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak .g) Commuter Married adalah suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. h) Single Adult adalah wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
2.1.3
Struktur Keluarga Struktur keluarga merupakan suatu struktur dalam keluarga yang menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari Patrilineal, Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal dan Keluarga Kawin, (Effendi, 1998). Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah. Dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. Keluarga Kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal agar anggota keluarga dapat memainkan peran-peran. Mereka harus mampu membayangkan diri mereka dalam peran dari lawan peran, pasangan mereka, dengan cara ini anggota keluarga dapat mendelegasikan suatu peran kepada orang lain dan juga memahami lebih baik bagaimana mereka harus berperilaku dalam peran-peran mereka sendiri. Misalnya ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Strukrur kekuatan keluarga meliputi kemampuan bekomunikasi, kemampuan kelaurga dalam berbagi, kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah, (Friedman, 1988).
2.1.4
Peran dan Fungsi Keluarga Peran dan fungsi adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan (Setiadi, 2008). Peran keluarga terdapat (3) tiga peran yaitu ayah, ibu, dan anak. (I) Peranan ayah adalah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. (2) Peran ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. (3) Peran anak yaitu berperan melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Misalnya penyesuaian diri dalam lingkungan, mempersiapkan diri terjun kelingkungan luas. Keluarga
mempunyai
peran
masing-masing
didalam
keluarganya, selain mempunyai peran keluarga juga mempunyai fungsi masing-masing. Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga fungsi keluarga adalah
sebagai berikut a) Fungsi afektif adalah fungsi
keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. b) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. c) Fungsi reproduksi adalah untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan
individu
dalam
meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e) Fungsi
perawat/pemelihara kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
2.1.5
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Duvall (1985) dalam Effendi (1998) membagi keluarga menjadi delapan (8) tahap perkembangan. Selain itu disetiap tahap perkembangannya mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Orang tua berperan penting dalam hal ini terutama ayah, karena mengingat ayah merupakan kepala keluarga yang mempunyai wewenang dalam setiap memenuhi tugas perkembangan.
Tahap 1 yaitu keluarga baru (beginning family). Tahap ini dimulai pasangan baru menikah dan belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah, membina hibungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orang tua, memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua). Tahap II Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child bearing). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak pertama yang merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal, suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argumen, kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain, adaptasi perubahan anggota
keluarga
(peran,
interaksi,
seksual
dan
kegiatan).
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan), bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangnan anak, konseling KB post partum 6 minggu, menata ruang untuk anak, biaya/dana Child Bearing, memfasilitasi role learing anggota keluarga, mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin. Tahap III Keluarga dengan anak pra sekolah. Tahap keluarga ini dimulai dengan anak pra sekolah dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua berpartisipasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak pra sekolah dalam meningkatkan kebutuhannya. Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak prasekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah pemenuhan
kebutuhan
anggota
keluarga,
membantu
anak
bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi, mempertahankan hubungan didalam maupun di luar keluarga, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak, pembagian
tanggung jawab, merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak. Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak usia sekolah dimulai pada saat anak yang tertua mamasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk, masing-masing anak memiliki aktivitas. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, menyediakan aktivitas untuk anak, menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. Tahap V keluarga dengan anak remaja (13-20). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak remaja dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19/20 tahun, yaitu pada saat anak meninggalkan orangtuanya. Tujuan keluarga adalah melapas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiakan diri jadi dewasa. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi), memelihara komunikasi terbuka,
memelihara hubungan intim dengan keluarga, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. Tahap VI Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak dewasa dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, memperthankan keintiman, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat, mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menrima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga, berperan suami-istri kakek dan nenek, menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. Tahap VII Keluarga usia pertengahan (Middle Age Family). Tahap keluarga ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah atau salah satu pasangan meninggal. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda tua, keakraban dengan pasangan, memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga, persiapan masa tua/pensiun.
Tahap VIII Keluarga lanjut usia. Tahap ini
merupakan
tahap terakhir perkembangan keluarga, tahap ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan ada yang meninggal.Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup. menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian, mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, melakukan life review masa lalu 2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, (Setiadi, 2008). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian keperawatan yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan adalah pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 2.2.1 Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan diamana seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya, (Setiadi, 2008). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien/keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan kelaurga maupun social,
yang
merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya, (Effendy, 1998). pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga meliputi pengumpulan data dan analisa data.
Pengumpulan data menurut Effendy, (1998), dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Wawancara adalah dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada keluarga. Observasi adalah mengamati secara langsung kepada klien, keluarga dan lingkungan.
Pemeriksaan fisik dengan
melakukan pemeriksaan kepada seluruh anggota keluarga secara head to toe. Studi dokumentasi dengan cara mencatat asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan tahapan proses keperawatan. Analisa data yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, (setiadi, 2008), didalam menganalisa data ada 3 (tiga) norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, (Effendy, 1998). Norma tersebut adalah a) keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi keadaan fisik, mental, sosial anggota keluarga, keadaan pertumbuhan keluarga dan perkembangan keluarga, keadaan gizi anggota kelaurga, status imunisasi anggota keluarga kehamilan keluarga berencana. b) keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya, sumber air minum, jamban keluarga, tempat
pembuangan air limbah. c) karakteristik keluarga yaitu sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, interaksi antar anggota keluarga, kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan keluarga.
2.2.2
Diagnosa Keperawatan Keluarga Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperolah melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat, memberikan dasar untuk menetapakan tindakan dimana perawat bertanggung jawab melakukannya. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat yang baik dan yang nyata (actual), dan mungkin yang terjadi (potensial), (Effendy, 1998). Diagnosa pada asuhan keperawatan keluarga didapatkan dengan melihat prioritas masalah yang telah dinilai, dimulai dari nilai tertinggi kemudian nilai yang terendah. Effendy, (1998) mengatakan bahwa diagnosa keperawatan keluarga di rumuskan berdasarkan data yang di dapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah, penyebab dan tanda gejala. Masalah (problem) Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluaga atau anggota keluarga yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Penyebab (Etiologi) adalah menujukan masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi prilaku individu, keluarga, kelompok masyarakat, lingkungan fisik,
sosial, interaksi prilaku dan lingkungan. Tanda (Sign) Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab. Pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan menggunakan pendekatan lima (5) fungsi keluarga antara lain a) kemampuan keluarga mengenal masalah yang meliputi apakah keluarga mengetahui fakta masalah, adalah rasa takut akibat masalah yang diketahui serta sikap dan falsafah kehidupan, aspek yang dikaji meliputi pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah.
b)
Kemampuan
keluarga
mengambil
keputusan
meliputi
sejauhmana keluarga mengerti masalah, keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat, sikap negative terhadap masalah kesehatan. c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga meliputi bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sumber-sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap penyakit. d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan meliputi keuntungan dan manfaat fasilitas kesehatan, pentingnya hygine sanitasi, upaya pencegahan penyakit. e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan meliputi keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat, kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, pengalaman yang kurang baik.
prioritas
masalah
kesehatan
merupakan
bagian
dari
proses
perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk keluarga. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk
ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari keluarga, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, keluarga dapat berperan aktif didalamnya, (Abraham, 2008). Prioritas masalah perlu diperhatiakan karena, masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu, sumber daya yang dimliki keluarga dan komunitas terbatas, berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-beda, waktu yang dimiliki terbatas, mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang ditimbulkan akibat masalah inti tersebut. Proses scoring untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi a) Tentukan skoring untuk setiap kriteria yang dibuat. b) Selanjutnya skor dibagi dengan angka yang tinggi dan dikalikan dengan bobot. c) Jumlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot. Penyusunan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Gambar 1 Skoring diagnosa keperawatan
No 1.
Kriteria Sifat masalah 1. Actual 2. Risiko 3. potensial
Bobot
Skor
1
3 2 1
Pembahasan
2.
3.
4.
Kemungkinan maslah dapat 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat Potensial masalah dapat dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah Menonjolnya masalah 1. Masalah berat, harus segera ditangani 2. Ada masalah, tetapi tidak perlu ssegera ditangani 3. Masalah tidak dirasakan
2
2 1 0
1
3 2 1
1
2 1 0
Sumber : ilmu keperawatan komunitas 2, Bambang sudiharto
Effendy, (1988) perlu diperhatikan hal-hal dalam prioritas masalah adalah sebagai beikut. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatai sekaligus, perlu pertimbangan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit, perlu pertimbangan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, keterlibatan keluarga, pengetahuan dan kebudayaan keluarga. Menyusun prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada kriteria. Kriteria adalah sebagai berikut: Sifat masalah, dikelompokan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit atau kurang sehat dan situasi krisis. Kemungkinan dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurang atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
2.2.2. Perencanaan Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisaian dalam proses keperwatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/jangka pendek), penetapan standar dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008). Dalam penyusunan tujuan hendaknya logis, kriteria hasi dapat diukur, dan rencana kegiatan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki. Perencanaan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapakan sesuai prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang tepat, dan mengambangkan rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kebutuhan klien, (Sudiharto, 2007).
Pengertian perencanaan diatas dapat dibagi menjadi tiga (3) bagian penetapan tujuan, penetapan kriteria dan standar, pembuatan rencana keperawatan. a) Penetapan tujuan adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan dapat dibagi menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu menekan pada perubahan prilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri dan lebih baik ada batas waktunya. Tujuan jangka pendek ditekankan bahwa keadaan
yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan. b) Penetapan kriteria dan standar merupakan gambaran tentang faktorfaktor yang dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tecapai dan digunkan dalam membuat pertimbangan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah befokus kepada kelaurga, dimana harus ditunjukan pada keadaan kelaurga, apa yang harus dilakukan oleh kelaurga, kapan dan sejauh mana tindakan akan dilaksanakan, selanjutnya singkat dan jelas, untuk memudahkan perawat dalam mengidentifikasikan kata-kata yang terlalu panjang dan bermakna ganda, dapat diobservasi dan diukur, tanpa hasil yang dapat diukur proses keperawatan tidak dapat diselesaikan, realistis, ini harus disesuaiakna dengan sarana dan prasarana yang tersedia diruamah, ditentukan oleh perawat dan kelurga, mulai pengkajian perawat seharusnya melibatkan kelaurga dalam intervensi. c) Pembuatan rencana keperawatan intervensi keperawatan adalah suatu tindakan lansung kepada keluarga yang dilakukan oleh perawat, yang ditunjukan
kepada
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
promosi,
memepertahankan kesehatan keluarga fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan untuk menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perwatan keluarga yang tapat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sedang sakit, dan membantu kelurga untuk menentukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat, dan memotivasi keluarga untuk memanfaatan fasilitas kesehatan. 2.2.3. Implementasi Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disususn pada tahap perencanaan, (Setiadi, 2008). Ada tiga (3) tahap dalam tindakan keperawatan. Tahap satu adalah tahap persiapan kontrak dengan keluarga (kapan dilakasanakan, berapa lama waktunya, materi yang akan di diskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota kluarga yang perlu mendapatkan informasi), mempersiapkan yang diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang kondusif, mengidentifikasi aspek – aspek hokum dan etik. Tahap kedua adalah intervensi. Intervensi tindakan ini berdasrkan kewenangan dan tanggungjawab perawat secara pofesional meliputi independent, interdependent dan dependent. Independent adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensi keperawtan tanpa petumjuk dan perintah dari tenaga skesehatan lainnya. Tindakan independent dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) (1) tindakan diagnostik dimana dalam tindakan tersebut terdapat wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan labortorium. (2) Tindakan terapeutik adalah tindakan dimana untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah klien. (3) Tindakan edukatif adalah tindakan untuk merubah prilaku klien melalui promosi kesehatn dan
pendidikan kesehatan kepada klien. (4) Tindakan merujuk adalah tindakan kerjasama daengan tim kesehatan lainnya. b) Interdependen adalah suatu kegiatan yang emmerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatn lainnya, misalnya ahli gizi, tenaga sosial, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya. Dependent adalah pelaksanaan rencana tindakan medis. Tahap ketiga adalah dokumentasi diman pelaksanaan tindakan keperwatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
2.2.4. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan
kriteria
dan
standar
yang
telah
ditetapkan
keberhasilannya. Evaluasi keperawatan keluarga merupakan proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melakukan intervensi sehingga dapat mengembangkan setiap anggota keluarga, (Sudiharto, 2007). Evaluasi disusun dengan menggunakan subjektif, objektif, analisa dan planning. Evaluasi yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif (S) adalah lengkapan dan kebutuhan yang dirasakan subjektif oleh keluarga stelah diberikan implememtasi keperawtan. Objektif (O) adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawtan. Analisa (A)
adalah analisa
perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif kleurga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah dilakuakan pada tujuan
dan pada perencanaan keperawatan keluarga. Planing (P) adalah perncanaan selanjutnya setalah perawat melakukan analis. Evaluasi asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu evalusi formatif dan evalusi formatif. Evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa
keperawatan
apakah
rencana
diteruskan,
diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi. Evaluasi formatif dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar dapat data-data, masalah rencana yang perlu dimodifikasi
2.3. Konsep dasar masalah Gizi pada balita
2.3.1
Pengertian
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh sperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh terlebih pada balita yang masih dalam pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara tepat dibutuhkan makanan yang berkualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang, (Wiliam, 2011).
Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu atau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah lebih besar dari pada yang di dapat, (Michael J. Gibney, 2008).
2.3.2
Jenis-jenis masalah gizi
Masalah kesehatan gizi buruk secara klinis terdiri dari 3 (tiga) tipe yaitu marasmus, kwarsiorkor dan marasmus kwarsiorkor. Marasmus pada umumnya adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orang tua. Tidak terlihat lemak dan otot dibawah kulit, rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare) anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar, pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.
Kwarsiorkhor adalah gangguan gizi karena keurangan protein biasa (KEP) atau kekurangan energy protein sering disebut busung lapar. Gejala yang timbul biasanya adalah tangandan kaki bengkak, perut buncit, rambut ronrok, sering rewel dan banyak menangis, pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun. Tanda-tanda kwarsiorkhor adalah edema umumya diseluruh tubuh terutama kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot
mengecil lebih nyata, anak menolak segala jenis makanan dan pandangan mata anak tampak sayu.
Marasmus dan kuwarsiorkhor penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kuwsiorkhor dengan gabungan gejala yang menyertai tanda-tanda berat badan pendrita hanya berskisar di angka 60% dari berat badan normal, gejala khas kedua penyakit nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, tubuh mengandung lebih banyak cairan karena berkurangnya lemak dan otot.
2.3.3
Klasifikasi gizi Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat digunakan untuk menilai status gizi. Satu ukuran tubuh sebagai dasar menentukan status gizi disebut parameter. Menurut WHO (1990) indeks status gizi adalah gabungan dua parameter antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter yang valid tersebut dapat dinilai empat indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Lingkaran Lengan Atas menurut Umur (LILA/U). a.
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa jaringan. Massa jaringan memiliki sifat sensitif, artinya cepat berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkunan akan terlihat langsung pada massa jaringan. Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan berat badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard. Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard. Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard
.
b. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pertumbuhan liner (tulang rangka) memiliki sifat pertumbuhannya lambat Tinggi badan menggambarkan kondisi masa lalu. Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard. Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada
diantara 70,1-80 % dari standar Harvard. Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.
c.
Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh oleh karena tidak dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks ini disebut status kegemukan yaitu sangat kurus, kurus, normal dan gemuk, (Depkes, 2000). Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh denga mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard. Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard. Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.
d.
Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya adalah gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski. Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut
umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski. Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
2.3.4
Patofisiologi Marasmus pada keadaan ini yang mencolok ialah pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atropi otot dan menghilangnya lemak dibawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh sendiri, sehingga cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada difisiensi kalori tidak saja memenuhi kebutuhan energi, akan tetapi juga untuk memungkinkan sintetis glukosa dan metabolik esensial lainnya seperti asam amino yang normal sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin. Kwarsiorkhor
yang
klasik,
digunakan
metabolik
dan
perubahan sel menyebabkan edema dan pelemakan hati. Kelainan ini merupakan gejala yang mencolok. Pada penderita deficit protein, tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipengaruhi oleh jumlah kalori yang cukup dalam dietnya. Namun kekurangan protein
dalam dietnya akan
menimbulkan kekurangan berbagai asam amino esensial yang
dibutuhkan untuk sintesi. Oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dari dalam serum yang jumlahnya sudah berkurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar, sehingga kemudian timbul edema. Pelemakan hati terjadi karena gangguaan pembentutukan lipoprotein beta sehingga transport lemak dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akibatnya terkadi akumulasi lemak dalam hepar.
2.3.5
Konsep Dasar Tumbuh Kembang Usia 2 Tahun Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, (wong, 2000). Perumbuhan dan perkembangan anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, inteketual, maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan anak usia 2 tahun dilihat dari segi berat badan tumbuh setiap tahunnya 2-3 kg. Sedangkan jika dilihat dari tinggi badan anak usia 2 tahun akan mengalami pertumbuhan tinggi kurang lebih 12 cm. Pertumbuhan gigi usia 2 tahun meliputi gigi rahang atas
dan gigi rahang bawah. Perkembangan pada anak mencakup perkembangan
motorik
halus,
motorik
kasar,
bahasa,
dan
perkembangan prilaku/adaptasi social. Perkembangan motorik halus pada usia 2 tahun dapat ditujukan dengan kemampuan dalam mencoba menyusun
atau
membuat
menara
pada
kubus.
Sedangkan
perkembangan motorik kasar pada usia ini anak sudah mampu menaiki tangga dengan cara tangan satu dipegang dan pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari dan melompat-lompat. Perkembangan bahasa masa anak usia 2 tahun adalah dicapainya kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai mempunyai perbendaharaan kata, kemampuan meniru, mengenal. Perkembangan adaptasi social anak usia 2 tahun dapat ditujukan dengan adanya kemampuan membantu kegiatan dirumah, mulai menggosok gigi.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1.
Tinjauan kasus
3.1.1 Pengkajian Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S (37 tahun) selama 6 (enam) hari dari tanggal 19 - 24 juni 2012. Tn. S mempunyai istri bernama Ny. S berusia 29 tahun dan memiliki 2 (dua) orang anak lakilaki yaitu An. D berusia 8 tahun dan An. D berusia 2 tahu. Keluarga Tn. S bertempat tinggal di kampung Cicayur 1 Rt 03/03 desa Pagedangan Kec Pagedangan Kab Tangerang provinsi Banten. Tipe keluarga Tn. S adalah tipe the nuclear family (keluarga inti) dimana terdri dari ayah, ibu, dan kedua orang anak tinggal satu rumah. Perkembangan keluarga Tn. S adalah keluarga dengan anak sekolah. Pada riwayat keluarga tersebut Tn.s mempunyai masalah kesehatan dengan Gastritis An. D memilili masalah kesehatan dengan ISPA dan gizi kurang, An. D berusia 2 (dua) tahun, tetapi hanya memiliki berat badan 8,5 Kg, dan susah makan. Ny N mengatakan sudah 3 bulan terakhir ini berat badannya tidak naik-naik, dan anak tidak ada perubahan selama 3 (tiga) bulan terakhir. Ny. N mengatakan 3 (tiga) minggu terakhir anaknya menderita ispa akan tetapi sudah sembuh, status imunisasi An. D lengkap, proses tumbuh kembang pada An. D dari pencapaian berat badan tidak naik-naik sejak 3 (tiga) bulan terakhir hanya 8,5, tinggi
An D 75 cm dari tumbuh kembang An. D motorik kasar sudah bisa melompat dan berdiri tidak bisa dengan 1 (satu) kaki, motorik halus dari An. D belum bisa membuat lingkaran o, dari bahasa An. D hanya mempunyai beberapa kosa kata dan dikatakan berulang-ulang, sosilisasi An. D mudah dipisahkan dari ibu dan sudah bisa bermain dengan anak lain. Pola makan An. D jika pagi hari di berikan bubur sedangkan siang harinya dieberi mkan ikan, frekuensi makan An. D sedikit dan nafsu makan kurang. Hasil pemeriksaan fisik An. D berusia 2 (dua) tahun dengan nadi 102x/menit, Suhu 360c, respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg, tinggi badan 75 cm, lingkar perut 20 cm, lingkar lengan 15 cm An. D berambut hitam tipis dan pendek. Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi, kulit elastic, tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit BAK. Ny. N mengatakan gizi kurang adalah keadaan balita yang sangat kurus sedangkan tanda dan gejala gizi kurang adalah badan kurus dan tidak gemuk-gemuk yang disebabkan karena anaknya nafsu makannya kurang, makan kesukaan nasi dengan kecap dan anak lebih sering jajan Masalah kesehatan yang juga dialami keluarga Tn. S adalah ISPA. Dengan hasil pemeriksaan fisik nadi 102x/menit, Suhu 360c, respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg, tinggi badan 75 cm, lingkar perut 20 cm, lingkar lengan 15 cm An. D berambut hitam tipis dan pendek, Abdomen bentuk datar. Ny. N mengatakan ISPA adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan dengan tanda gejala
batuk-batuk, demam dan pilek biasanya menyerang anak-anak, sedangkan penyebabnya menurut Ny. N adalah karena anakanya minum es dan jajan sembarangan. Ny. N tidak mengerti apabila An. D tidak segera diobati atau Ny. N tidak mengetahui akibat/komplikasi yang ditimbulkan jika tidak segera ditangani. Ny. N megatakan tidak bisa mencagah anaknya meminum es karena jika tidak dituruti akan menangis. Masalah kesehatan juga terjadi pada TN. S dengan gastritis. Dengan hasil pemeriksaan fisik Nadi 87x/menit, Suhu 360c, respirasi 21x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, Berat badan 57 Kg, lingkar lengan 24 cm, berat badan 57 kg, tinggi badan 159 cm.
Tn. S
mengatakan tidak mengerti apa itu gastritis Tn. S mengatakan bila perutnya nyeri, kembung dan perih itu namanya maagh. Tn. S mengatakan tanda dan gejalannya yaitu perih pada lambung dan nyeri uluhati, sedangkan penyebab dari maag sendiri menurut Tn. S adalah telat makan dan salah makan karena makanan-nmakanan seperti duren, nangka. Tn. S mengatakan akibat dari gastritis adalah terjadi sakit perut, Tn. S megatakan jika sakit maag langsung meminum obat, dan jika sakit berlanjut ke dokter. Tn. S mengatakan mengerti bahwa lingkungan yang bersih dapat mempengaruhi kesehatan keluarga. Masalah kesehatan dengan abses diderita oleh An. D sejak 1 (satu) minggu yang lalu akan tetapi sekaran sudah sembuh . Ny. N tidak mengetahui apa itu abses yang ia tahu hanya bisul yang merupakan suatu kumpulan nanah yang mengendap, sedangkan tanda
dan gejala yang terjadi adalah bengkak, nyeri dan ada benjolan, menurut Yn. N penyebabnya karna pertamanya ada luka sehingga kuman bisa masuk, Ny. N tidak mengetahui akibat dari abses yang ia tahu hanya bisul ini akan sembuh jika matanya keluar dan jika An. D sakit Ny. N hanya memberikan salep dan terkadang berusaha memencet bisul tersebut dengan harapan bisa keluar matanya kemudian sembuh. Ny. N tidak memberikan An. D telur karna menurut dia, telur bisa membuat bisul tumbuh lagi. (Hasil pengkajian terlampir pada lampiran A, analisa data terdapat pada lampiran B).
3.2.1
Diagnosa keparawatan Diagnosa keparawatan yang ditegakan setelah pengkajian 1). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga tn S khusunuya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
kelaurga yang sakit denan gizi kurang. 2) Risiko
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan Ispa. 3) Risiko gangguan kebuthan nutrisi pada kelaurga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keleuarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan gastritis. 4) Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelaurga dengan abses. (Diagnosa keperawatan terlampir pada lampiran C. Skoring
terlampir pada lampiran D. Diagnosa prioritas terlampir pada lampiran E).
3.3.1
Perencanaan Perencanaan untuk diagnosa Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, jenis-jenis dan klasifikasi gizi kurang, bertujuan agar keluarga dapat mengenal masalah yang terdapat pada TUK I. Dengan perencanaannya adalah kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian tanda dan gejala dan penyebab gizi kurang, gali pengetahuan keluarga tentang akibat gizi kurang, minta keluarga untuk menybutkan kembali, pengertian, penyebab, tanda dan gejala kurang gizi, beri reinforcement positif kepada keluarga. Pada TUK II yaitu mengambil keputusan dengan perencanaannya adalah gali pengetahuan keluarga tentang akibat gizi kuarang, diskusikan tentang akibat gizi kurang, motivasi keluarga untuk menganbil keputusan, beri reinforcement kepada keluarga.
TUK III bertujuan dalam perawatan anggota keluarga yang sakit intervensinya yaitu. kaji kemampuan keluarga tentang diit gizi balita, demonstrasikan dengan keluarga cara mencegah dengan diit pada balita, emonstrasikan dengan keluarga tentang makanan yang
boleh dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi, beri reinforcement kepada keluarga. Memodifikasi lingkungan pada pelaksanaan TUK IV dengan perencanaannya yaitu, diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan bersih, diskusikan dengan keluarga tentang makanan kesukaan anak, diskusikan dengan kelaurga cara pemeliharaan lngkungan, beri reinforcement atau reward atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan. Pada TUK V keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan perencanaannya adalah, kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan, jelaskan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan, tanyakan kembali pada keluarga tentang pelayanan kesehatan, beri reinforcement kepada keluarga atas keberhasilannya. (Perencanaan terlampir pada lampiran F) 3.4.1
Implementasi dan Evaluasi Pelaksanaan yang dilakukan untuk diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang telah melakukan penyuluhan tentang masalah gizi kurang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, jenis-jenis masalah gizi, dan klasifikasi gizi kurang, mendemonstrasikan diit pada balita yaitu makanan yang mengandung triguna makanan, memodifiasi lingkungan dengan cara membersihkan rumah secara berkala, memodifikasi meja makan dengan mengganti perlak bergambar yang disukai anak dan memberikan informasi tentang manfaat pelayanan kesehatan dan jenis-jenis pelayanan
kesehatan dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hasil evaluasi untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang, 75% keluarga Tn. S dengan masalah gizi kurang memahami tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang, Ny. N dapat mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh perawat mengenai masalah gizi kurang yang telah dijelaskan, Ny. N dan Tn. S mendengarkan dengan seksama ditandai dengan ia mengajukan pertanyaan, Ny. N dapat menyebutkan diit pada balita, cara memilih dan mengolah makanan, keluarga mampu memodifikasi lingkuangan, dan kelaurga telah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. (Implemntasi dan Evaluasi terlampir pada lampiran G).
3.2.
Pembahasan
3.2.1
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. pada tahap ini di dapat data subyektif dan data obyektif. Tahap kedua
data tersebut di dapat dari klien dan keluarga. Dari hasil pengumpulan data di dapat informasi dari Ny N yaitu orang tua dari An. D yang mengalami gizi kurang. Ny. N mengatakan berat badan anaknya 3 (tiga) bulan terakhir megalami berat badan yang tidak naik-naik hanya 8,5 kg. dan 2 minggu terakhir An. D menderita ISPA, berat badan 8,5 kg, lingkar lengan 15 cm, lingkar perut 20 cm, tinggi badan 75 cm, respirasi 25x/menit, bising usus 7x/menit, mata dapat melihat dengan baik. Masalah pada
An .D ditemukan karena keluarga kurang
memahami masalah gizi kurang dimana Ny. N waktu ditanya pengertian gizi kurang jawabannya sudah benar tetapi Ny. N kurang menerapkan atau tidak mengubah pola makan anak pada balita dimana dipagi hari anak diberi bubur dan minum susu kental manis bukan susu bubuk. Jika An. D hanya makan nasi, ikan dan kecap diamana An. D tidak suka sayur. Imunisasi pada An. D lengkap, akan tetapai dilihat dari KMS (kartu menuju sehat) berat lahir An. D berat badannya 3 (tiga) kg, pada usia satu tahun berat badan An D 6,8 kg dimana berat badan tersebut dibawah garis merah putih pada An D berusia 21 bulan berat An D 8,4 kg berat badan tesebut masih dibwah garis merah, An. D berat badnnya adalah 10 kg. masalah ini terjadi dimana pada pola makan An. D yang tidak sesuai, pada pagi hari An D dberikan bubur ayam, sedangkan dari menu makanan An D diberikan makan sesuai yang dimasak oleh Ny. N walaupun menu tersebut tidak terasa pedas.
An. D tidak terlalu suka sayur sehingga An. D jika makan hanya dikasih ikan atau lauk pauk dan kecap saja. karena Ny N kurang motivasi dalam pemberian makanan pada anaknya yaitu dngan cara memodifikasi menu makanan dan penyajian makanan yang kurang menarik sehingga
An .D mempunyai berat badan yang tidak ideal
dimana berat badan An. D 8 kg, badannya kurus, tidak ada otot pada lengan. Tumbuh kembang pada An D pada usia sekarang 24 bulan atau 2 (dua) tahun adalah dari pencapaian fisik penambahan berat badan pada An. D hanya 8 kg tinggi badan 75 cm. Motorik kasar, An D tidak bisa berdiri pada satu kaki. Motorik halus pada An .dapat membangun menara, An. D tidak bisa menggambar lingkaran dan garis silang, bahasa pada An. D adalah bicara mempunyai beberapa kosa kata diantaranya mama, bapak dan aa. Sosialaisai pada An. D adalah mudah di pisahkan dengan ibu, An. D juga jarang dilatih untuk tumbuh kembang. hal ini karena kurang motivasi Ny. N untuk melatih An. D dalam proses tumbuh kembang dimana karena menganggap biasa. Ny N. tidak mendapat kan informasi untuk perkembangan pertumbuhan anaknya.
3.2.2
Diagnosa keperawatan Diagnosa kperawatan keluarga menjadi masalah utama adalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya
An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang. Diagnosa ini ditegakkan karena An. D yang berusia 24 bulan (2 Tahun) memiliki berat sekitar 8,5 kg seharusnya 12 kg, yang ditandai dengan An. D suka makan tetapi berat bdan tidak naik. Menu makan yang kurang baik dimana makan pagi bubur yang banyak mengandung air, dan makan sehari-hari dengan kecap, nasi dan ikan saja dan minum susu kental manis bukan minum susu bubuk. Diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang menjadi prioritas karena merupakan masalah aktual karena gizi kurang telah dirasakan 2 bulan, dengan tanda dan gejala berat badan anak yang menurun, jika tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi buruk. Potensial masalah dapat dicegah yang cukup tinggi, selain itu untuk masalah nutrisi memang harus ditangani karena sangat berpengaruh pada masalah keshatan yang lain seperti cepat terserang penyakit dan terganggunya proses tumbuh kembang. Dari hasil skoring yang didasarkan pada kebutuhan kelaurga untuk menyelesaikan masalah kesehatn yang ada di keluarga Tn. S diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan memiliki skor 4 1/6, sehingga penulis mengangkat diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan menjadi prioritas utama, karena penyebab gizi kurang tersebut adalah menu makan yang kurang baik dimana makan pagi bubur yang banyak mengandung air.
Makan sehari-hari dengan kecap, nasi dan ikan saja dan minumsusu kental manis bukan minum susu bubuk. Dampak dari nutrisi yang tidak diatasi adalah anak akan kekurangan gizi, badan kurus, kulit tidak bercahaya, rambut tipis bahkan dapat menyebabkan pertumbuhan mental yang tidak empurna. Masalah gizi kurang diangkat menjadi prioritas karena masalah gizi kurang pada keluarga Tn S bersifat aktual dimana memiliki nilai 1 (satu), gizi kurang telah dirasakan 3 (tiga) bulan terakhir, dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan gizi kurang, belum dilakukan belum dilakukan tindakan apapun oleh kelurga Tn S, jika tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi gizi buruk. Kemungkinan masalah dapat diubah mudah dimana memiliki nialai 2 (dua), karena ibu mau tau tentang gizi kurang, tetapi masih terlihat ragu jika dilihat dari jarak kepelayanan kesehatan tidak jau dari rumah dan harganya terjangkau. Jika dilihat dari masalah untuk dicegah cukup memiliki nialai 2/3, karna masalah pada keluarga Tn. S masih dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat gizi kurang mudah untuk dicegah, tetapi ibu masih ragu dalam merawat anaknya.dan jika dilihat dari menonjolnya masalah berat dengan nilai ½ (stengah), diamana masalah harus segera ditangani, dimanan masalah gizi kurang pda An D dirasakan betul oleh keluarga, tetapi keluarga tidak ingin masalah tersebut segera ditatasi masalah ini muncul dikarenakan keluarga Tn S kurang motivasi dalam menanggapi maslah gizi kurang ini dan Ny. N tidak bisa mengubah kebiasaan tentang pola makan, cara memasak
dan cara penyajian makanan bagi anaknya, dan Ny N juga kurang adanya motivasi untuk memeriksakan anaknya kepelayan kesehatan.
3.2.3
Perencanaan Perencanaan untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang. Selain dengan pengertian gizi kurang dilakukan juga untuk masalah yang mungkin muncul pada anak dengan gizi kurang makanan gizi seimbang, diit pda balita, dilakukan juga demonstrasi cara memilih makanan, cara memasak, menjaga masakan, cara penyajian makanan, memodifikasi lingkungan dan memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan. Perencanaan keperawatan pada masalah utama direncanakan berdasarkan 5 (lima) fungsi keluarga yang harus dicapai untuk menyelesaikan masalah gizi kurang yang dialami oleh An.D, untuk fungsi yang pertama atau TUK I yaitu diharapkan keluarga dapat mengenal masalah kesehatan gizi kurang yang dilalami An.D, karena itu penulis melakukan perencanaan dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang masalah kesehatan gizi kurang dengan menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang, dengan kriteria evaluasi respon
verbal, dari sini diharapkan pada keluarga dapat mengidentifikasi keadaan An.D dengan dijelaskan rencana untuk fungsi keluarga yang pertama. Fungsi keluarga yang pertama ini keluarga Tn.S belum begitu mengerti tentang proses penyakit gizi kurang. Dampak dari TUK I jika tidak diatasi maka keluarga Tn.S dikhawatirkan tidak mengerti tentang proses penyakit dari gizi kurang. Ini akan mengakibatkan keluarga Tn.S tidak ada upaya untuk memperbaiki status gizi pada An.D TUK II diaharapkan keluarga dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah gizi kurang untuk itu perawat juga menjelaskan akibat apabila keluarga tidak segera mengambil keputusan menayakan kepada kelaurga apa yang talah dilakukan keluarga sebelumnya, rencana ini merupakan fungsi keluarga yang kedua yaitu keluarga dapat mengambil keputusan, perawat dapat memberikan motivasi dan mengevaluasi dengan respon verbal yang diucapkan keluarga dari sini secara tidak langsung dengan memberikan respon verbal kesadaran keluarga mengenai pentingnya kesehatan An. D meningkat, karena dari fungsi keluarga yang kedua kelurga Tn. S belum begitu mngerti tentang penyelseaian masalah gizi kurang. Dampak jika TUK II tidak diatasi yaitu An D akan lebih berisiko bertstatus gizi buruk. TUK III lebih banyak demonstrasi dimana diaharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, dengan mengkaji keluarga tentang diit pada balita dengan gizi seimbang,
memilih makanan dengan gizi seimbang, memasak, menjaga, dan cara penyajian
makanan.
redemonstrasi
Dengan
berharap
kriteria
keluarga
bisa
evaluasi
dengan
mengulangi
cara
kembali
demonstrasi yang telah dilakukan. Mengingat fungsi keluarga yang ketiga keluarga Tn S belum begitu mengerti tentang merawat anggota kelaurga yang sakit. Dampak jika TUK III tidak diatasi maka berat badan An. D tidak akan naik-naik dan bisa berakibat berisiko gizi buruk dimana keluarga Tn. S tidak bisa merawat anggota keluarga yang sakit. TUK IV adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, perawat merencanakan dan menjelaskan tentang menciptakan lingkungan suasana makan yang baik atau menarik untuk dapat meningkatkan selera makan pada anak dan keluarga dan perawat juga mengajarkan memodifikasi makanan semenarik mungkin. Fungsi keluarga yang ke empat Tn. S belum begitu mampu memodifikasi lingkungan dimana masih terlihat tidak rapi pada rumah Tn. S. Dampak dari TUK IV jika tidak diatasi akan berdampak status kesehatan keluraga Tn S tidak dapat meningkat ke status kesehatan yang lebih baik dan selara makan An. D akan berkurang sehingga status gizi pada An. D tidak ada perubahan. TUK V adalah keluarga mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang ada, memanfaatkan pelayanan kesehatan terutama yang ada disekitar tempat tinggal keluarga agar keluarga dapat mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan yang ada. Keluarga
dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal dan dapat menunjukan kartu hasil berobat. Hal ini bisa dievaluasi dengan kunjungan yang tidak direncanakan untuk mengatahui tingkat kesadaran yang dimiliki keluarga. Mengingat pentingnya 5 (lima) fungsi keluraga tersebut sangat berpengaruh bagi faktor kesehatan pada keluarga Tn. S dimana jika kelima fungsi tersebut tidak berjalan dengan baik maka masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. S tidak dapat diatasi segera mungkin. Dampak dari TUK V jika tidak diatasi adalah keluarga Tn S tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, pengobatan dan informasi tentang gizi kurang, sehingga petugas kesehatan keluarga Tn S tidak dapat ditingkatkan.
3.2.4
Implementasi dan Evaluasi Tahap implementasi dilakukan selama 5 (lima) hari, mulai tanggal 26 sampai 30 juni 2012. Selama melakukan implementasi keperawatan kepada Tn S sesuai dengan rencana tindakan dan dilakukan sebaik dan semaksimal mungkin. Diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang,telah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi tindakan menggunakan media dan bahan-bahan alat peraga yang mencakup gizi seimbang. Implementasi yang telah dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik karena dapat diajak kerjasama dan kooperatif sehingga untuk TUK I sampai TUK V
dalam diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang. Penulis mendapat kendala dengan TUK III dimana masalah diit pada balita, dimana masalah susu yang dikonsumsi An. D masih mengkonsumsi susu kental manis bukan susu bubuk anak tidak suka karena tidak suka rasanya yang kurang manis. Keluarga sendiri kurang mau melatih atau mencoba anaknya untuk mulai beralih pada susu bubuk. Keluarga cukup baik untuk terus memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal terutama puskesmas dan posyandu diamana Ny. N harus lebih rajin membwa anaknya ke posyandu untuk menimbang berat badan dan untuk mengkonsultsikan masalah gizi yang diderita An. D dari tahapan implementsi yang sudah diberikan pada kelaurga Tn. S dimana Ny. N dapat mngetahui tentang masalah gizi kurang, kendala yang dihadapi oleh keluarga Tn. S adalah Ny. N kurang motivasi dalam mengkonsultasikna anaknya ke posyandu dan perubahan cara memasak dan penyajian makanan.
Hasil evaluasi untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang persentasi keberhasilan 75 % diakrenakan kelaurga Tn S telah memahami pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang Ny. N juga dapat
mengulangi pertanyaan yang ditanaya kan oleh perawat mengenai masalah kesehatan gizi kurang yang telah dijelaskan Ny N juga mendengarkan dengan seksama dan aktif ditandai Ny N juga mengajukan pertanyaan. Kelaurga Tn S khususnya Ny N juga dapat menyebutkan diit balita sehat dan mampu mendemonstrasikan cara membersihkan makanan, cara mengolah, cara penyimpanan dan cara penyajian yang dapat menarik perhatian anak dan kelaurga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga mempunyai kendala di TUK III diamana masalah diit pada balita dimana masalah susu yang dikonsumsi An. D masih mengkonsumsi susu kental manis bukan susu bubuk anak anak tidak suka karena rasanya yang kurang manis. Pada keluarga Tn. S juga sangat bersemangat dan berharap masalah kesehatan pada An D berharap berat badannya mencapai berat badan normal 12 kg, masalah kesehatan gizi kurang juga mendapat perhatian yang khusus dari pihak puskesmas yang selalu memantau perkembangan dan pertumbuhan melalui posyandu yang diadakan satu bulan sekali. Pihak keluarga dan pihak lainnya yang memberi perthatian selain puskesmas adalah dari intitusi Akper Islmic Village Tangerang yang juga membantu dan memberikan motivasi dalam meyelesaikan masalah gizi kurang yang dialami An. D. Hasil evalusi yang didapat dan tindakan yang dilakukan terdapat pula hambatan dalam melakukantindakan keperawatan terutama pada fungsi keluarga yang ketiga adalah keluarga dapat merawat anggota
kelaurga yang sakit tindakan yang harus terus dilakukan adalah masalah diit pada balita yaitu tentang susu yang dikonsumsi An. D yaitu susu kental manis yang harus diubah dengan susu bubuk, sehingga
perawat
melakukan
modifikasi
dengan
menganjurkankelaurga Tn. S untuk mengganti susu kental manis dengan susu bubuk tetapi dengan merk yang sama dan rasa yang sama. keluarga Tn. S belum ada motivasi dalam merubah pola hidup sehat dalam keluarganya, dari lingkungan cukup mendukung untuk merubah pola hidup sehat, dari pelayanan keshatan jarak pelayanan dan rumah tidak terlalu jauh dan petugas kesehtan yang baik dan ramah-ramah yang mana masih dapat memantau kesehatan keluarga Tn. S.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan yang masih tinggi di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Data statistik daripada United Nation Foods and Agriculture Organization (FAO), menyatakan bahwa kekurangan gizi di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15% populasi dunia dan sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak adalah golongan yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Kira-kira setengah daripada 10,9 juta anak yaitu kira-kira 5 juta anak meninggal setiap tahun akibat kekurangan gizi (FAO, 2009). Menurut Michael J. Gibney (2008) . Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terhadap suatu patau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar dari pada yang di dapat. Gizi kurang tidak lepas dari pemenuhan nutrisi yang tidak terpenuhi. Sehingga jika nutrisi tidak terpenuhi akan mengakibatkan gagal tumbuh kembang dan bisa mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama balita. Ini akan memudahkan individu terinfeksi berbagai penyakit. Masalah ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan bisa meningkatkan angka kematian pada balita. Dari data diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S yang ada di Kp Cicayur 1 Desa Pagedangan, Kec Pagedangan, Kab Tangerang.
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S khususnya An.D (tiga tahun) dengan masalah gizi kurang diberikan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 26 sampai 30 juni 2012 dengan hasil yang ditemukan terdapat empat masalah kesehatan antara lain adalah 1). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga tn S khusunuya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
kelaurga yang sakit denan gizi kurang. 2) Risiko
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan Ispa. 3) Risiko gangguan kebuthan nutrisi pada kelaurga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keleuarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan gastritis. 4) Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelaurga dengan abses. Rencana diagnosa yang pertama adalah merencanakan mengadakan penyuluhan mengenai konsep penyakit gizi kurang, selain itu juga menekankan perubahan pola makan dengan gizi sseimbang. Diit pada balita, cara memilih makanan, cara memasak, menjaga masakan, cara penyajian makanan, keluarga mampu meodifikasi lingkungan dan keluarga telah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Perencanaan yang direncaranakan untuk melaksanakan diagnosa yang pertama yang ada dalam keluarga Tn. S dapat dilaksanaknan dengan baik dan selanjutnya secara menyeluruh. Hasil evalusai untuk diagnosa yang pertama, keuarga Tn. S telah memahami 75 % masalah gizi kurang yaitu pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan
klasifikasi gzi kurang. Ny N dapat mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh perawat mengenai masalah keshatan gizi kurang yang telah dijelaskan, Ny. N juga mendeganrkan dengan seksama dan Ny. N aktif ditandai dengan ia bertanya. Ny N dapat mnyebutkan diit pada balita usia menyebutkan makanan gizi sembang, diit
2 (dua) tahun,
pada balita, cara memilih
makanan, cara memasak, menjaga masakan, cara penyajian makanan, keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dan keluarga telah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
4.2 Saran Penulis memberikan saran untuk meningkatkan ststus kesehatan masyarakat khususnya keluarga dengan masalah gizi pelayanan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah
gizi
kurang, maka penulis
mnyampaiakn beberapa saran yaitu : 4.2.1
Institusi pendidikan Institusi hendaknya menyeidakn buku-buku sunber keperwatan maupun pengetahuan umum yang dapat memudahkan dalam penusunan karya tulis ilmiah ini dengan buku-buku yang lengkap dan terbaru.
4.2.2
Mahasiswa/mahasiswi Mahsiswa/mahsiswi diaharapkan lebih memahami teori dan konsep penyakit dan asuhan keperawatn dengan lebih memahami
dan lebih mengerti. Dengan itu mahasiswa/mahasiswi dapat memberikan asuahan keperawatan yang lebih baik. 4.2.3
Klien dan keluarga Keluarga diharapkan dapat merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan dengan gizi kurang, dimana keluarga dapat merubah pola makan pada anak dengan gizi kurang yaitu dengan rajin membawa anak ke posyandu atau puskesmas untuk memeriksakan anak dan mendapatkan pendidikan tentang masalh gizi.
4.2.4
Tim kesehatan Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebaiknya tim kesehatan meningkatkan upaya promotif contohnya rekreasi dan penkes, preventif contohnya imunisasi, kuratif, rehabilitative, edukatif dan proaktif yang sesua dengan atandar keperawatan untuk meningkatkan status gizi pada daerah Kp Cicayur 1 Rt, 03, Rw 03, Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Yohannes. (1995). Kapita Selekta Pediatri Pincus Catzel dan Ian Roberts. II. Jakarta: EGC. Hasan, Rusepno. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. II. Jakarta: Salemba Medika Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Suriadi. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. I. Jakarta: PT. Fajar Pratama. Wong, Donna L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Lampiran A PENGKAJIAN PADA KELUARGA TN. S
KHUSUSNYA AN. D DENGAN GIZI KURANG
I.
Data Umum
1. Nama KK
: Tn S
2. Umur
: 37 tahun
3. Pendidikan
: SMA
4. Pekerjaan
: Karyawan
5. Alamat lengkap: Kp cicayur 1 RT 03/03 Desa Pagedangan 6. Komposisi keluarga
No
Nama
Jenis kelamin
1. 2. 3.
Ny.N An.D An.D
P L L
Genogram
Hubungan dengan keluarga Istri Anak Anak
pendidikan
usia
imunisasi
SMP SD Belum sekoloah
29 th 8 th 2 th
Hepatitis B BCG DPT Polio Campak
Ny. N
Tn. S
An. D
An. D
Keterangan
: Laki-laki : Perempuan : Satu rumah : Meinggal :Garis keturunan :Menikah
7. Tipe keluarga Tipe keluarga Tn.S adalah tipe the nuclear famly keluarga inti yang tediri dari ayah, Ibu dan dua (2) orang anak 8.
Suku Suku Tn. S berasal dari suku betawi sedangkan Ny. N berasal dari suku sunda yang merupakan penduduk asli desa pagedangan, sedangkan kebiasaan suku sunda mempercayai sedekahan bisa menolak keburukan termasuk penyakit
9.
Agama
Keluarga Tn. S beragama islam,keluarga Tn. S rutin malaksanakan sholat lima (5) waktu. Keluarga Tn.S masih mempercayai kepercayaan dengan meminta air kepada kiyai (ustad) jika ada anggota keluarga yang sakit sebagai syarat disamping pergi ke pelayanan kesehatan 10.
Status social Keluarga Tn. D merupakan keluarga tahap 1 yaitu keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara maksimal. Penghasilan Tn. S berasal dari pekerjaannya , Tn. S bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik swasta di Jakarta dan bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan Ny. N sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurusi anak di rumah yang masih mempunyai anak yang berusia 8 (delapan) tahun dan 2 (dua) tahun
11.
Aktivitas dan rekreasi Tn. S mengatakan keluarganya
tidak pernah rekreasi dengan anak –
anakanya secara rutin hanya ketika moment hari besar seperti lebaran dan libur sekolah, jika dihari-hari libur biasa Tn.S mengisi waktu liburan dengan menonton tv diruang keluarga/di rumah bersama anggota keluarga yang lain bahkan dengan tetangga-tetangga terdekat dengan kelaurgaTn.S
II.
Riwayat dan tahap perkembangan 12.
Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap IV (empat) yaitu keluarga dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai pada anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas
perkembangannya memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan, semangat belajar, mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, menyediakan aktivitas untuk anak, menyesuaikan pada aktvitas komuniti dengan mengikut sertakan anak. 13.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tn. S mengatakan telah memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah, diantaranya memberikan perhatian pada anak tentang kegiatan social dengan menyuruh anak mengaji, memberikan pendidikan anak sekolah dasar, memberikan semangat belajar dan mempertahankan keharmonisan keluarganya.
14.
Riwayat kelurga inti Tn. S mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag yang sudah lama, sakitnya menurut Tn. S nyri uluhati dan sakit perut, Tn. S mengeluh sakit ketika telat makan karna Tn. S bekerja siang dan malam bekerja di luar kota. Tn. S takut akan penyakitnya kambuh lagi Tn. S menyebutkan obat-obatan maag. Ny. N mengatakan anaknya yang bernama dzikrul mengalami ispa sejak 3 munggu yang lalu sudah sembuh. Ispa yang dialaminya menurut Ny. N pilek-pilek dan batuk karna minum es, sedangkan kakak dari dzikrul mempunyai riwayat penyakit kerturunan dari ayahnya yaitu maag.
III.
Lingkungan 15.
Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati Tn. S adalah tipe rumah yang permanen yang luasnya -+ 160 m2 yang berjumlah 3 ruangan yang terdiri dari 1 ruangan kelaurga/tamu 1 kamar tidur dan 1 dapur yang digabung dengan kamar mandi. Sekitar rumah/lingkuangan rumah yang sedikit berdebu karena lingkungan masjid yang masih tahap renovasi, sumber air yang didapat keluarga dari sumur yang bercampur dengan dapur. Ny. N mengatakan air minum yang diminum keluarga dengan memasak, sedangkan pengelolaan sampah Ny. N mengatakan sampahnya langsung dibakar dan ventilasi rumah kurang untuk sirkulasi dan pencahayaan, ruangan terasa redup dan gelap. -
Denah rumah
1
3 2
16.
Keterangan : 1. Ruang tamu 2. Kamar tidur 3. Kamar mandi dan dapur
Karakteristik keluarga komunitas RW Tn. S mengatakan tetangga yang bertempat tinggal di RW 03 ramah- ramah dan suka saling membantu satu sama lain jika ada kesulitan. Mayoritas tetangga di Rw 03 adalah penduduk asli desa pagedangan yang bersuku sunda lingkungan disekitar rumah Tn. S adalah lingkungan masjid yang mempunyai kebiasaan-kebiasaan riungan dan sedekahan , sedangkan pekerjaan tetangga mayoritas sebagai karyawan dan petani di lading/sawah.
17.
Mobilitas geografis keluarga
Tn. S menikah dengan Ny. N pada tahun 2000 lalu , dan tinggal di rumah tersebut sejak awal menikah, rumah tersebut masih menyatu dengan mertua akan tetapi segala kebutuhan keluarga sudah tidak bergantung pada mertua/keluarga besar. 18.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn. S sering berkumpul dengan keluarga terutama setibanya Tn. S ke rumah setelah pulang kerja, Tn. S mngatakan dirinya sering disambut oleh anakanaknya setelah pulang kerja, sedangkan interaksi keluarga Tn. S dengan masyarakat sekitar baik karena rutinnya masyarakat shalat berjamaah dan pengajian sehingga memudahkan keluarga dalam sosialisasi, selain pengajian dan shalat jamaah kegiatan yang ada di masyarkat sekitar adalah tahlilan dan gotong royong.
19.
System pendukung keluarga Tn. S mengatakan rumah yang ditempatinya bersamaan dengan mertuanya sehingga jika ada kesulitan banyak keluarga yang membantu. System pendukung dalam kelaurga Tn. S mempunyai motor untuk digunakan sebagai transportasi kepelayanan kesehatan, Tn. S mempunyai asuransi keselamatan kerja yang dia dapat dari pabrik, selain tunjangan keselamatan kerja keluarga mempunyai sistem pendukung yang lain yaitu jamkesmas
IV.
Struktur keluarga
20.
Pola komunikasi Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S menggunakan komusikasi 2 (dua) arah ,yaitu jika kelaurga ada masalah langsung dimusyawarahkan dan diputuskan oleh kepala keluarga sebagain penanggung jawab
21.
Struktur kekuatan keluarga Struktur kekuatan kelaurga pada keluarga Tn. S menggunakan struktur kekuatan legimate power yaitu hak untuk mengatur seorang ayah kepada anak-anaknya. Tn. S merupakan Kepala keluarga dari keluarganya. Selain mengunakan strutur kekuatan legimate power Tn. S menggunakan referent power (seorang yang ditiru) karna Tn. S sebagai figure dari anak-anakanya.
22.
Struktur peran Struktur peran yang pakai oleh keluarga Tn. S menggunakan struktur peran formal dan informal. Peran formal ayah yang digunakan Tn. S meliputi pengambil keputusan, pelindung, pemberi rasa aman dan nyaman serta pencari nafkah, sedangkan peran ayah secara Informal meliputi pendorong dan pengharmonis. Peran Formal istri yang digunakan Ny. N meliputi istri dan ibu bagi anaknya dan pengurus rumah tangga, sedangkan peran Informalnya
yaitu sebagai perawat keluarga. Peran formal yang di
gunakan anak-anaknya meliputi
melaksanakan peran psikososial sesuai
tingkat perkembangan misalnya Tn. S memberikan kesempatan kepada anaknya
untuk
bermain
dengan
teman
sebayanya
sebagi
belajar
menyesuaikan diri terhadap lingkunannya, adapun peran informal dari An. D adalah sebagai pengikut. 23.
Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. S dalam kelaurganya apabila ada yang sakit tidak pernah membawa dukun atau paranormal untuk berobat hanya saja meminta syareat pada kiyai terdekat untuk meminta air disamping brobat ke dokter. Ketika kelurganya da yang sakit Tn. S memilih membawanya kedokter ataupun puskesmas. Tn. S mengatakan tidak pernah mendapat informasi yang salah dari tim kesehatan.
V.
Fungsi keperawatan keluarga 24.
Fungsi afektif Tn. S dan Ny. N mengtatakan sangat menyayangi kedua anaknya yang sedang masa pertumbuhan, dan Tn. S mempunyai cita-cita untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Tn. S dan Ny. S saling menghargai dalam hal pekerjaan/status pekerjaan masing-masing dan tidak ada curiga ataupun tidak percaya terhadap Tn. S
25.
Fungsi sosialisasi Tn. S mengajarkan kepada anak-anaknya tentang sopan santun, tatakrama dalam bersosialisasi, dan norma budaya yang dianut oleh masyarakat desa pagedangan yakni saling membantu dan tolong menolong satu sama lain.
26.
Fungsi keperawatan keluarga Keluarga Tn. S mengatakan bahwa anaknya An. D berat badannya sudah 3 bulan terakhir tidak kunjung naik hanya 8 kg, dan 3 mingg terakhir An. D menderita ISPA dan akhirnya nafsu makannya menurun. Ny. N mengatakan gizi buat balita adalah makanan yang mengandung vitamin dan
makanan yang bergizi, sedangkan menurut Ny. N kurang gizi adalah seorang anak yang badannya kurus dan kurang gizi, tanda dan gejalanya adalah tidak gemuk-gemuk dan susah makan, penyebabnya menurut Ny. N karena anak tidak diberi makanan-makanan yang bergizi yang sesuai 4 sehat 5 sempurna. Fungsi dari gizi balita menurutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan anak supaya anak sehat. Ny. N tidak mengetahui jenis-jenis balita yang kekurangan gizi.Ny. N mengatakan khawatir jika anaknya tidak mau makan akan menjadi kekurangan gizi, dan jika terjadi kekurangan gizi Ny. N akan membawanya ke rumah ibu bidan desa yang terdekat, Ny. N menyebutkan makanan-makanan yang bergizi terdiri dari buah-buahan sayur-sayuran dan daging.
Ny. N megatakan mengerti tentang manfaat lingkungan bersih,
menurut Ny. N lingkuangan bersih untuk mencegah dari penyakit. Ny. N mengatakan sumber air minum yang dia minum berasal dari sumur kemudian dimasak, Ny. N sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas Ny. N mengatakan anak saya megalami ISPA , dan sudah dari 3 (tiga) minggu yang lalu sudah sembuh, menurut Ny. N ispa adalah penyakit yang menyrang saluran pernafasan dengan tanda gejala batuk-batuk, demam dan pilek biasanya menyerang anak-anak, sedangkan penyebabnya menurut Ny. N adalah karena anakanya minum es dan jajan senbarangan. Ny. N tidak mengerti apabila An. D tidak segera diobati atau Ny. N tidak mengetahui
akibat/komplikasi yang ditimbulkan jika tidak segera ditangani. Ny. N megatakan tidak bisa mencagah anaknya meminum es karena jika tidak dituruti akan menangis. Ny. N mengatakan pelayanan kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah bidan aslamiyah. Ny. N mempecayai pada tim kesehatan dan tidak pernah mendapatkan informasi yang salah dari tim kesehatan. Sebelum An. D dibawa ke ibu bidan .Ny. N memberikan perawatan dirumah, jika keadaannya semakin tidak membaik Ny. N membawa An. D ke ibu bidan desa terdekat. Ny. N megatakan mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Ny. N lingkuangan bersih untuk mencegah dari penyakit. Ny. N mengatakan sumber air minum yang dia minum berasal dari sumur kemudian dimasak, Ny. N sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas Ny. N mengatakan An. D menderita bisul sudah tiga hari yang lalu dan sekarang sudah mulai sembuh. Ny. N tidak mengetahui apa itu abses yang ia tahu hanya bisul yang merupakan suatu kumpulan nanah yang mengendap, sedangkanan menurut keluarga tanda dan gejala yang terjadi adalah bengkak, terdapat mata, nyeri dan ada benjolan, menurut Ny. N penyebabnya karna pertamanya ada luka sehingga kuman bisa masuk, Ny. N tidak mengetahui akibat dari abses yang ia tahu hanya bisul ini akan sembuh jika matanya keluar dan jika An D sakit Ny. n hanya memberikan salep dan terkadang berusaha memencet bisul tersebut dengan harapan bisa keluar
matanya kemudian sembuh. N.y N tidak memberikan An. D telur karna menurut dia , telur bisa membuat bisul tumbuh lagi. Ny. N megatakan mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Ny. N lingkuangan bersih untuk mencegah dari penyakit. Ny. N mengatakan sumber air minum yang dia minum berasal dari sumur kemudian dimasak, Ny. N sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas
Tn. S mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag dan pernah mengalami sakit maag. Tn. S tidak mengerti apa itu gastritis Tn. S megatakan bila perutnya nyeri, kembung dana perih itu namanya maagh. Tn. S mengatakan tanda dan gejalannya yaitu perih pada lambung dan nyeri uluhati, sedangkan penyebab dari maag sendiri menurut Tn. S adalah telat makan dan salah makan karena makanan-makanan seperti duren, nangka, Tn. S megatakan jika sakit maag langsung meminum obat, dan jika sakit berlanjut ke dokter, Tn. S tidak melakukan perawatan di rumah jika ia sakit langsung dibawa ke dokter Tn S mempunyai tunjangan kesehatan dari tempat kerjanya . Tn. S
mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Tn. S
lingkungan bersih dan sehat untuk mencegah dari penyakit., Tn. S sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas 27.
Fungsi reproduksi Dari pernyataan Tn. S dan Ny. N akan berencana mempunyai anak lagi akan tetapi sekarang masih mengikuti program KB suntik. Jumlah anak Tn s berjumlah 2 (dua) orang laki-laki
28.
Fungsi ekonomi Keluarga Tn. S mengatakan mampu memenuhi kebutuhan pokok untuk keluarganya sehari-hari seperti sandang pangan, kebutuhan tempat tinggal, dan kebutuhan sekolah anak-anak
VI.
Stress dan koping 29.
Stress jangka panjang Ny. N megatakan jika anaknya sedang sakit bisa membuatnya sedikit stress, karena anaknya sakit bisa menghambat kegiatan sehari-hari, sebagai tugas seorang ibu dan istri, akan tetapi jika anaknya sudah sembuh stress itu bisa hilang
30.
Kemampuan kelauraga berspon terhadap masalah. Jika Tn. S mempunyai masalah yang berat untuk diatasi, keluarga Tn. S selalu berusaha menghadapinya dengan sabar dan menghadapinya dengan tabah dan berusaha menyelesaikannya dengan baik.
31.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. S mengatakan biasanya bila ada maslah langsung di myusyawarahkan agar cepat selesai. 32.
Strategi adaptasi disfungsional Ny. N mengatakan jika ada masalah yang sangat berat terkadang membuat Ny. N stress, akan tetapi jika masalah diselesaikan dan di musyawarahkan bersama-sama Ny. N merasa tenang kembali. Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan fisik Tn S meliputi, Nadi 87x/menit, Suhu 360c, respirasi 21x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, Berat badan 57 Kg, lingkar lengan 24 cm, berat badan 57 kg , tinggi badan 159 cm. Tn. S berambut hitam lebat dan sedikit beruban, tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata Tn. S simetris konjungtiva anemis, bentuk simetris, sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya, mampu melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga Tn. S simetris, ditelinga tidak keluar serumen, fungsi pendengaran normal saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga melebar. Hidung Tn. S mancung, tidak keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah muda, fungsi penciuman Tn. S dapat mencium objek penciuman setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut Tn. S simetris, tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan normal (stelah dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam), gigi Tn. S ada yang tanggal 2 (dua), mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih. Daerah leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, kulit elastic. Pada jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen
bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic, tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit. Ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5, turgor elastic, reflek bisep, trisep terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot 5, reflek tendon, patella terangsang, pada saat dikaji genetalia Tn. S mengatakan tidak ada keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK. Hasil pemeriksaan pada Ny. N meliputi,
Nadi 92x/menit, Suhu
36,50c, Respirasi 18x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, berat badan 57 Kg, lingkar lengan 24 cm, berat badan 56 kg TB 156 cm. Ny. N berambut hitampanjang, lurus dan lebat , tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata Ny. N simetris, konjungtiva anemis, bentuk simetris, sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya, mampu melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga simetris, tidak keluar serumen, fungsi pendengaran dapat mendengar dengan baik saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga melebar. hidung Ny. N tidak mancung, tidak keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah muda, fungsi penciuman dapat mencium dengan baik setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut Tn. S simetris, tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan dapat mengecap dengan baik (stelah dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam), gigi Ny. N ada yang tanggal 1 (satu), mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih, pada daerah leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, kulit elastic. Pada jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic,
tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 4x/menit. Ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5, turgor elastic, reflek bisep, trisep terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot 5, reflek tendon, patella terangsanng. pengkajian genetalia Ny. N tidak ada keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK. Hasil pemeriksaan fisik An. D
yang berusia 8 (delapan)
tahun
meliputi , Nadi 79x/menit, Suhu : 360c, respirasi 19x/menit, Lingkar lengan 18, berat badan 22 kg. An D berambut hitam , tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata An D simetris konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya, mampu melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga tidak keluar serumen, fungsi pendengaran normal saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga melebar, bentuk simetris. Hidung An. D mancung, tidak keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah muda, fungsi penciuman dapat mencium dengan baik setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut An. D simetris, tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan dapat mengecap dengan baik (stelah dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam). Gigi An. D masih terdapat 3(tiga) gigi susu yang belum tanggal, mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih. Daerah leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, kulit elastic. Jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastis, tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit, pada ekstremitas atas nilai kekuatan
otot 5, turgor elastic, warna kulit sawo
matang, reflek bisep, trisep terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot 5, reflek tendon, patella terangsang, Pengkajian genetalia An. D tidak ada keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK. Hasil pemeriksaan fisik An. D yang berusia 2 tahun meliputi , Nadi : 102x/menit, Suhu 360c, respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg, tinggi badan 75 cm lingkar lengan 15 cm An. D berambut hitam tipis dan pendek, tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata An. D simetris konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya. Telinga tidak keluar serumen, fungsi pendengaran normal saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga melebar, bentuk simetris. Hidung An. D tidak mancung, tidak keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah muda, fungsi penciuman baik setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut An. D simetris, tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan normal (stelah dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam). Gigi An. D masih dengan gigi susu, mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih, pada daerah leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, kulit elastic. Pada jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic, tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit, pada ekstremitas atas nilai kekuatan
otot 5, turgor elastic, ekstremitas bawah
kekutan otot 5. pengkajian genetalia An. D tidak ada keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK.
Pemeriksaan tumbuh kembang An. D N o 1.
Aspek Penilaian tumbuh kembang yang di kaji Person 1. Mudah al dipisahkan dari ibu social 2. Memakai baju dengan pengawasan
Hasil
-
-
3.
Bermain
Anak mudah dipisahkan oleh ibu Anak belum bisa menggunakan sendiri Anak tampak bermain dengan anak lain
dengan anak lain 2.
Motori k halus
1.
Memasang
-
menara 6 kubus -
Mam pu memasang 6 kubus dengan pelan-pelan Anak mampu membuat
2.
3.
Motori k kasar
Mengikuti membuat lingakaran
1.
lingkaran
Lompatan
-
Berlari
-
lebar 2.
3. 4.
Bahasa
33.
Mampu berdiri dengan 1 kaki 1. Menyebutk an nama dan nama anggota keluarga
-
Anak mampu melompat dengan lebar Anak mampu berlari Anak mampu berdiri dengan 1 kaki Anak mampu berbicara kosa kata ibu, bapak dan aa
Harapan keluarga terhadap asuahan keperawatan Keluarga Tn. S berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga bisa memahami tentang penyakit dan penanganan tentang penyakit, sehingga bisa menciptakan lingkungan sehat di lingkungan keluarga.
Lampiran B Analisa Data No 1
Data penunjang Data subyektif Keluarga Tn. S mengatakan Bahwa anaknya An D berat badannya sudah 3 bulan terakhir tidak kunjung naik hanya 8 kg, dan 3 mingg terakhir An D menderita ispa Gizi buat balita adalah makanan yang mengandung vitamin dan makanan yang bergizi Kurang gizi adalah seorang anak yang badannya kurus dan kurang gizi, tanda dan gejalanya adalah tidak gemuk-gemuk dan susah makan penyebabnya karena anak tidak diberi makanan-makanan yang bergizi yang sesuai 4 sehat 5 sempurna Khawatir jika anaknya tidak mau makan akan menjadi kekurangan gizi, dan jika terjadi kekurangan gizi Ny N akan membawanya ke Rumah ibu bidan desa yang terdekat Makananmakanan yang bergizi terdiri dari buah-buahan sayursayuran dan daging Mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Ny N lingkuangan bersih untuk mencegah dari penyakit. Fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa kesehatan Data obyektif BB : 8,5 kg LL : 14 cm TB :75 cm LL :15 cm An D rambut tampak tipis Perut sedikti buncit
Etioligi Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
Masalah keperawatan Nutrisi kuarng dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D dengan masalah gizi kurang
-
-
2
An D tampak tidak nafsu makan Pagi hari lebih sering makan bubur An suka meminum susu kental manis An D suka makan nasi, ikan dan kecap An. D tidak suka sayur An D dilihat dari KMS imunisasi lengkap, BB lahir 3 kg, BB tidak naik-naik sejak 3 bulan yang lalu, Tumbuh kembang anak motorik halus : anak tampak belum bisa menggambar lingkaran
Data subyektif Keluarga Tn. S mengatakan Anak saya megalami ispa , dan sudah dari 3 (tiga) minggu yang lalu sudah sembuh ISPA adalah penyakit yang menyrang saluran pernafasan dengan batuk-batuk, demam dan menyerang anak-anak Sedangkan penyebabnya menurut Ny N adalah karena anakanya minum es dan jajan senbarangan Tanda gejala batuk-batuk, demam dan pilek biasanya menyerang anak-anak Mengetahui akibat/komplikasi yang ditimbulkan jika tidak segera ditangan Tidak bisa mencagah anaknya meminum es karena jika tidak dituruti akan menangis Pelayanan kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah bidan aslamiyah. Ny N mempecayai pada tim kesehatan dan tidak pernah mendapatkan informasi yang salah dari tim kesehatan Fasilitas
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA
Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn S khususnya An D
kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan Data obyektif Rumah Tn S tampak kotor dan berdebu Sirkulasi di dalam rumah tampak kurang, ruang redup dan kurang cahaya An D tampak suka meminum es dan jajan sembarangan
3
Data subyektif Keluarga Tn s mengatakan Mempunyai riwayat penyakit maag dan pernah mengalami sakit maag. Tn S tidak mengerti apa itu gastritis Bila perutnya nyeri, kembung dana perih itu namanya maagh Tanda dan gejalannya yaitu perih pada lambung dan nyeri uluhati Ppenyebab dari maag sendiri menurut Tn S adalah telat makan dan salah makan karena makanannmakanan seperti duren, nangka Jika sakit maag langsung meminum obat, dan jika sakit berlanjut ke dokter, Tidak melakukan perawatan di rumah jika ia sakit langsung dibawa ke dokter Tn S mempunyai tunjangan
Ketidak mampuan keluarga merawat anggota kelaurga dengan gastritis
Risko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn S khususnya Tn S
kesehatan dari tempat kerjanya Mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Tn S lingkungan bersih dan sehat untuk mencegah dari penyakit., Tn S sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas Data obyektif -
-
4
BB : 57 kg LL : 24 cm TB :159 cm Tn S menunjukan obat-obatan sakit maagh (antacid) Pola makan tidak teratur Mual ketika makan nasi uduk
Data Subyektif Keluarga Tn. S mengatakan An D menderita bisul sudah tiga hari yang lalu dan sekarang sudah mulai sembuh Tidak mengetahui apa itu abses yang ia tahu hanya bisul yang merupakan suatu kumpulan nanah yang mengendap Tanda dan gejala yang terjadi adalah bengkak, terdapat mata’a, nyeri Penyebabnya karna pertamanya ada luka sehingga kuman bisa masuk. Ttidak mengetahui akibat dari abses yang ia tahu hanya bisul ini akan sembuh jika matanya keluar dan jika An D sakit Ny n hanya memberikan salep
Ketidakmampuan kelaurga marawat anggota kelaurga dengan masalah abses kulit
Risiko kerusakan integritas kulit pada keluarga Tn S khususnya An D
dan terkadang berusaha memencet bisul tersebut dengan harapan bisa keluar matanya kemudian sembuh Mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Tn S lingkungan bersih dan sehat untuk mencegah dari penyakit., Tn S sudah mengajarkan anakanaknya untuk menjaga kebersihan. Mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas Data Obyektif Rumah Tn S tampak kotor dan berdebu Sirkulasi di dalam rumah tampak kurang, ruang redup dan kurang cahaya An D tampak suka memegang sesuatu dengan sembarang Terdapatlika bekas abses yang sudah sembuh
Lampiran C Diagnosa keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang 2. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA 3. Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Gastritis 4. Risiko nyeri pada kelaurg Tn. S khusunya An. D berhubungan ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga dengan abses kulit.
Lampiran D Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang No.
Kriteria
1.
Sifat masalah 1. Aktual 2. Resiko 3. Potensial
2.
3.
4.
Kemungkinan masalah dapat di ubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah Menonjolnya masalah 1. Masalah berat, harus segera ditangani 2. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 3. Masalah tidak dirasakan
Skor
3 2 1
Bobot
Nilai
Pembenaran
3/3 x 1 = 1
Gizi kurang telah dirasakan 2 bulan, dengan tanda dan gejala berat badan anak yang menurun, jika tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi buruk. NyN ingin mengetahui tentang gizi, jarak antara yankes dan rumah tidak jauh sehingga kelaurga bisa mendapatkan informasi tentang masalah gizi Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat gizi kurang mudah untuk dicegah, tetapi ibu masih ragu
1
2/2 x 2 = 2 2 1 0
2 2/3 x 1 = 2/3
3 2 1
1 1/2 x 1 = 1/2
2 1
1
0 TOTAL
3
7/6 = 4 1/6
Masalh gizi kurang cukup dirasakan oleh keluarga,tetapi keluarga tidak ingin masalah tersebut segera di atasi
No.
Kriteria
1.
Sifat masalah 1. Aktual 2. Resiko 3. Potensial Kemungkinan masalah dapat di ubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah Menonjolnya masalah 1 Masalah berat, harus segera ditangani 2. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 3. Masalah tidak dirasakan
2.
3.
4.
Skor
Bobot
3 2 1
Nilai
Pembenaran
2/3 x 1 = 2/3
Saat ini Ny. N mengatakan anaknya sudah sembuh dari batuk pilek sudah dua minggu.
2/2 x 2 = 2
Menurut Ny. N masalahnya kesehatan yang di alami dapat di ubah jika jika berobat ke pelayanan kesehatan.
2/3 x 1 = 2/3
Menurut Ny. N masalah cukup untuk di cegah jika di istirahatkan dan minum obat.
1/2 x 1 = 1/2
Menurut Ny.N masalah kesehatan anaknya biasa dan tidak perlu segera ditangani.
1
2 1 0
2
3 2 1
1
2 1
1
0
TOTAL
3 4/6
Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ispa
No.
Kriteria
1.
Sifat masalah 1. Aktual 2. Resiko 3. Potensial Kemungkinan masalah dapat di ubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat
2.
3.
4.
Potensial masalah untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah Menonjolnya masalah 1. Masalah berat, harus
Skor
3 2 1
2 1 0
Bobot
Nilai
Pembenaran
2/3 x 1 = 2/3
Masalah keluhan mual-mual dan nyeri uluhati telah terjadi
/2 x 2 = 1
Keluhan pada Tn. S telah berlangsung 1 tahun yang lalu dimana pola makan Tn. S tidak sehat, sebagi pegawai yang tempat kerja jauh sehingga kurang memperhatikan makan Keleri uhan mual-mual dan nyeri uluhati sudah lama terjadi dan untuk mencegahnya dengan memperhaatikan pola makan
1
2
2/3 x 1 = 2/3 3 2 1
1 1/2 x 1 = 1/2
2
Tn. S merasakan sesekali sakit perut akan tetapi setelah makan
2.
3.
segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
1
dan minum obat warung bisa tenang kembali
1
0
TOTAL
3 2/3
Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Gastritis
Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit pada kelaurga Tn. S khusunya An. D berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit No.
Kriteria
1.
Sifat masalah 1. Aktual 2. Resiko 3. Potensial Kemungkinan masalah dapat di ubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah
2.
3.
Skor
3 2 1
Bobot
Nilai
Pembenaran
2/3 x 1 = 2/3
Masalah risiko terjadinya kerusakan integritas kulit telah terjadi dan sekarang luka pasca abses sudah kering Keluhan pada An. D telah berlangsung 1 minggu yang lalu
1 1/2 x 2 = 1
2 1 0
2 1/3 x 1 = 1/3
3 2 1
1
Keluhan pada abses sudah terjadi dan memerlukan waktu singkat terkait dengan menjaga kebersihan diri
4.
Menonjolnya masalah 1. Masalah berat, harus segera ditangani 2. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 3. Masalah tidak dirasakan TOTAL
1/2 x 1 = 1/2 2 1
1
0
2 1/2
Ny.N mengatakan ada masalah luka membekas pasca abses dannsudah diobati
Diagnosa keperawatan Nutrisi kurang dari
Lampiran E Diagnosa Berdasarkan Prioritas
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
2. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An. D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA
3. Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Gastritis
4. Risiko terjadinya kerusakan integritas pada keluarga Tn. S khusunya An. D berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan abses kulit.
Lampiran F Tujuan Umum Setelah diberikan
khusus Dengan menggunakan
Criteria evaluasi kriteria
Intervensi standar
kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D behubugan denagan ketidakmampuan kelaurga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang
asuhan keperawatan selama 2 minggu masakah nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh keluarga Tn S khususnya An D dapat terpenuhi
lembar balik dan leaflet dalam waktu 1x45 menit keluarga mampu untuk: TUK 1 mengenal masalah gizi a.
Pengertian gizi kurang
b.
Tanda dan gejala
Respon verbal
Gizi kurang adalah keadaan anak dengan gizi yang tidak mencukupi
1.
Respon verbal
Respon verbal c.
Factor penyebab masalah kurang gizi
Respon verbal
d.
Jenis-jenis masalah kurang gizi
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala gizi kurang 1. BB menurun 2. Anak kurus 3. Perut buncit 4. Anak rewel 5. Mudah sakit 6. Pertumbuhan terganggu
Kelaurga dapat menyebutkan 3 dari 6 penyebab kurang gizi 1. Nafsu makan yang menurun 2. Pola makan yang kurang seimbang 3. Proses masak yang terlalu matang 4. Penyerapan nutrisi kuarang baik pada saluran cerna 5. Tidak ada penambahan berat badan Keluarga dapat menyebutkan 1 dari 3 jenis masalah gizi kurang 1. Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat 2. Kwarsiorkhor adalah gangguan gizi karena kekurangan protein (KEP) ataukekurangan energi protein 3. Marasmus kwarsiorkhor adalah kurangnya
2.
3.
4.
Kaji pengetahu an kelaurga tentang pengertian tanda dan gejala dan penyebab gizi kurang Diskusika n bersama keluarga tentan g pengertian , penyebab Tanda dan gejala kurang gizi Minta keluarga untuk menybutk an kembali, pemgertia n, pemyebab, tanda dan gejala kurang gizi Beri reinforcem ent positif kepada keluarga
e.
protein dan energy disertai pertumbuhan yang kurang, pengecilan otot dan hilangnya lemak, dan BB yang kurang
Klasifikasi gizi kurang
Respon verbal TUK II Kelaurga dapat mengambil keputusa a. Akibat dari gizi kurang
Kelaurga mampu menyebutkan klasifikasi gizi kurang 1. Gizi buruk rin gan BB 70%-80% BB normal 2. Gizi buruk sedang BB 60%-70% BB normal 3. Gizi buruk berat <60% dari BB normal
Respon verbal 1.
b.
Keluarga dapat mengambil keputusan
Redemonstrasi TUK III Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit 1.
Diit pada balita a.
Guna makanan sebagai zat tenaga
b.
Guna makanan sebagai zat pembangun Guna makanan sebagai zat pengatur
Keluarga dapat menyebutkan 1 Dari 3 akibat gizi kurang 1. Pertumbuhan terganggu 2. Anak mudah terkena penyakit 3. Anak lemah
2.
Keluarga dapat mengambil keputusan
4.
3.
1.
c.
Redemonstrasi
Keluarga dapat mengetahui jenis makanan yang harus dikonsumsi . Makanan sebagai zat tenaga
2.
Gali pengetahu an keluarga tentang akibat gizi kuarang Diskusika n tentang akibat gizi kurang Motivasi keluarga untuk menganbil keputusan Beri reinforcem ent kepada keluarga
Kaji kemampua n keluarga tentang diit gizi balita Demonstra sikan dengan
1. Redemonstrasi 2. 2.
3.
Cara membersihkan makanan
3.
Conrohnya : beras, jagung kentang, ubi, dan singkong Makanan sebagai zat pembangun contoh : tempe, tahu, telur, ikan Makanan sebagai zat pengatur contohnya : bayam, sawi, kangkung dan buah-buahan
3.
Cara memasak
Redemonstrasi
Redemonstrasi
4.
Cara menjaga makanan
5.
Cara penyajian
Keluarga mamapu mendemonstrasikan caracara membersihkan sayuran yaitu sayuran dicuci terlebih dahulu, kemudian dipotongpototng Keluarga mampu mendemonstrasikan cara memasak yang baik yaitu dengan cara direbus air hingga mendidih lallu masukan bumbu seperti bawang, masukan sayuran dan masak sekitar 3 menit, jangan dimasak sampai warna berubah warna airnya, siapkan garam dalam wadah tempat sayur, sayur matang angkat dan sajikan.
Respon verbal
Redemonstrasi
TUK IV Kelaurga dapat memodifikasi leingkungan a. Hindari lingkungan kotor
b.
Memodifikasi makanan dengan semenarik
Keluarga mampu menyebutkan cara menyimpan makanan dengan baik, yaitu dnegan cara hilangkan uap panas terlebih dahulu, setelah hilang lalu ditutup, agar terhindar dari lalat dan lebih tahan lama. Keluarga mampu mengetahui cara penyajian makanan yaitu dengan cara pemotongan sayuran yang dimodifikasi dan menggunakan tempat yang bergambar tokoh-tokoh anak yang anak sukai
4.
keluarga cara mencegah dengan diit pada balita Demonstra sikan dengan keluarga tentang makanan yang boleh dan makanan yang tidak bolrh dikonsums i Beri reinforcem ent kepada keluarga
mungkin
1. Respon verbal
2.
Respon verbal
Keluarga dapat menjelaskan tentang lingkungan yang bersih 3.
TUK.V 1.
Berikan anak kesempatan untuk memilih makanan sendiri
Memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan: a. Jenis pelayanan kesehatan.
4.
Kunjungan tidak direncanakan 1. b.
c.
Manfaat pelayanan kesehatan.
Keluarga dapat menunjukk an kartu berobat
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 jenis dari fasilitas pelayanan kesehatan 1. Posyandu. 2. Puskesmas. 3. Rumah sakit. 4. Klinik.
2.
3. Keluarga dapat memanfaatkan yankes 2 dari 3 manfaat kesehatan 1. Mendapatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayan yang baik . 2. Dapat mengkonsultasikan tentang penyakitnya. 3. Mendapatkan informasi tentang kesehatan/ pendidikan
4.
Diskusika n dengan Kelurga tentang lingkunga n bersih Diskusika n dengan keluarga tentang makanan kesukaan anak Diskusika n dengan kelaurga cara pemelihar aan lngkungan Beri reinforcem ent atau reward
Kaji pengetahu an keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan Jelaskan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan Tanyakan kembali pada keluarga tentang pelayanan kesehatan Beri reinforcem ent kepada keluarga
kesehatan.
Keluarga dapat menunjukkan kartu berobat
Tujuan No Diagnosa Keperawatan . 1. Risiko Inefektif bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya An.D b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit dengan masala ISPA.
Umum Inefektif bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya An.D bisa teratasi dalam waktu 3 x 24 jam
Kriteria Evaluasi Khusus
Dengan menggunakan lembar balik, leaflet, alat peraga keluarga mampu : TUK 1. 1. Mengenal masalah a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
Kriteria
Respon verbal
Respon verbal
Standar
ISPA adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan ( hidung, pharing, laring ) mengalami peradangan yang menyebabkan terjadinya sumbatan jalan nafas dan akan menyebabkan tersumbat dinding dada pada saat melakukan pernafasan.
Keluarga dapat
c. Tanda & gejala ISPA
d. Jenis / klasifikasi ISPA.
e. Keluarga dapat mengidentifikas i masalah.
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal.
menyebutkan 3 dari 5 penyebab dari ISPA: 1. Udara 2. Cuaca dingin 3. Virus influenz a 4. bakteri 5. lingkun gan.
Keluarga dapat menyubutkan 4 dari 9 gejala dari ISPA: 1. Demam 2. Batuk 3. Pilek 4. Sakit kepala 5. muntah 6. kadang – kadang bersin. 7. Sakit tenggor okan 8. Sekret ( dahak) menjadi kental. 9. Anorek sia ( tidak nafsu makan ).
TUK. 2 2. Mengambil keputusan a. Akibat dari ISPA.
b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga.
TUK. 3 3. Merawat anggota keluarga dengan masala ISPA. a. Cara kompres.
Respon verbal
Kunjungan yang tidak direncanakan
Redemontrasi
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 klasifikasi dari ISPA : 1. Pneumo nia berat (perada ngan paru).ct h: sesak nafas. 2. Pneumo nia (perada ngan paru ).cth: nafas cepat. 3. Bukan Pneumo nia (perada ngan paru ).cth: batuk, pilek. 4. Sangat berat .cth: batuk, nafas berat.
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit ISPA/batuk pilek.
b. Memberikan obat batuk sirup sesuai resep dokter.
c. Pengobatan tradisional pada ISPA
Keluarga dapat Redemontrasi. menyebutkan 1 dari 5 komplikasi dari ISPA: 1. Pneumo nia ( peradan gan paru ). Redemonstras 2. TBC/pl i ek paru. 3. Infeksi paru. 4. Radang . 5. Kemati an. Redemonstras i
d. Inhalasi/pengua pan tradisional
keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit ISPA/ batuk,pilek.
TUK 4. 4. Memodifikasi lingkungan. a. Pentingnya kebersihan lingkungan.
Respon verbal
b. Cara menjaga kebersihan lingkungan.
Redomontrasi .
c. Penataan rumah
Redemontrasi
d. Menciptakan suasana makanan yang menyenangkan
Redemontrasi .
Cara kompres Alat: 1.bak wadah air. 2. handuk kecil. 3. air hangat. Cara / prosedur : ambil air hangat terus tuangkan kedalam bak wadah, dan ambil handuk kecil yang dicelup kedalam air hangat yang berisi air hangat lalu peras handuk. Handuk yang sudah diperas lalu letakan dikening anak tersebut
Cara minumnya: tuangkan sirup kesendok sesuai resep dokter lalu kasih ke anak dan beri air putih untuk minum.
TUK.5 5. Memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan: a. Jenis pelayanan kesehatan.
Respon verbal
Bahan: jeruk nipis dan kecap manis Cara mengolah makanan: Sediakan 1
d. Manfaat pelayanan kesehatan.
e. Keluarga dapat menunjukkan kartu berobat
Respon Verbal
buah jeruk nipis dan kecap, peras jeruk nipis campur sedikit kecap lalu minumkan. Alat : baskom berisi air panas dan balsem Cara penguapannya : Sediakan baskom yang berisi air panas kemudian tambahkan balsem secukupnya lalu hisap uap yang keluar dari campuran bahan tersebut.
Kunjungan yang tidak direncanakan Pentingnya kebersihan lingkungan : Supaya terhindar dari debu,serta penyakit.
Rumah sehat/cara
menjaga kebersihan lingkungan: Membuang sampah pada tempatnya, 3x seminggu bak mandi diguras/dibersi hkan dan rumah selalu dibersihkan.
Penataan rumah : Didalam rumah Ny N barangbarang ditata rapi tapi terlihat sempit karena ruangan yang terbatas.
Suasana makan yang menyenangkan : Ny. N selalu menyiapkan makanan dengan menumenu yang beda setiap hari dan jika keluarga lengkap selalu makan dirimah bersama.
Jenis yankes dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis dari fasilitas pelayanan kesehatan 5. Posyan du. 6. Puskes mas. 7. Rumah sakit. 8. Klinik.
Keluarga dapat memanfaatkan yankes 2 dari 3 manfaat kesehatan dari ISPA: 1. Mendap atkan pelayan an kesehat an dengan member ikan pelayan yang baik . 2. Dapat mengko nsultasi kan tentang penyaki tnya. 3. Mendap atkan
informa si tentang kesehat an/ pendidi kan kesehat an.
Keluarga dapat menunjukkan kartu berobat
Tujuan No Diagnosa Keperawatan . 1. Risiko nyeri pada kelaurga Tn S khusunya An D berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan masalah abses
Umum Setelah dilakukan penyuluhan dalam waktu 3 x 24 jam Risiko nyeri pada kelaurga Tn S khusunya An D tidak terjadi
Kriteria Evaluasi Khusus
Dengan menggunakan lembar balik, leaflet, alat peraga keluarga mampu : TUK 1. 1. Mengenal masala. a. Pengertian abses kulit
Kriteria
Standar
Respon verbal
Abses adalah suatu indeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri atau karena adanya benda asing dan mengandung nanah yang merupakan campuran kulit mati
b. Penyebab abses kulit
Respon verbal
c. Tanda & gejala abses kulit
Keluarga dapat menyebutkan2 dari 3 penyebab abses kulit 1. Kuman/ 2. bakteri 3. Kebersiha n diri yang kurang
Respon verbal Keluarga dapat menyubutkan 4 dari 6 gejala dari abses kulit 1. Nyeri
2. 3. 4.
Nyeri tekan Teraba hangat Pembenga kakan
5.
d. Keluarga dapat mengidentifikas i masalah.
Respon verbal
6.
Kemeraha n Demam
Keluarga mampu mengidentifikasi masalah dengan abses kulit
TUK. II 2. Mengambil keputusan a. Akibat dari abses kulit
b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga.
TUK. 3
Respon verbal.
Respon verbal
Keluarga mampu menyebutkan akibat dari abses kulit 1. Kematian jaringan 2. Penyebara n keseluruh tubuh
Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang skit dengan masalah abses kulit
3. Merawat anggota keluarga dengan masala abses kulit a. Cara kompres. Respon Verbal
Respon verbal
b. Pengobatan tradisional pada abses kulit Redemontrasi
Cara kompres Alat: 1.bak wadah air. 2. handuk kecil. 3. air hangat. Cara / prosedur : ambil air hangat terus tuangkan kedalam bak wadah, dan ambil handuk kecil yang dicelup kedalam air hangat yang berisi air hangat lalu peras handuk. Handuk yang sudah diperas lalu letakan di daerah abses kulit yang terkena
TUK 4. 4. Memodifikasi lingkungan. a. Pentingnya kebersihan lingkungan.
Redemontrasi
. Bahan-bahan : 1. kunyit Cara pengolahan bakar beberapa akar kunyit, melarutkan abu dalam semangkok air dan kemudian
menerapkan di atas area yang terkena. b. Cara menjaga kebersihan lingkungan. Redemonstras i
Pentingnya kebersihan lingkungan : Supaya terhindar dari debu,serta penyakit.
c. Penataan rumah
Respon verbal
d. Menciptakan suasana makanan yang menyenangkan Redomontrasi .
TUK.5 5. Memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan: a. Jenis pelayanan kesehatan. Respon verbal
Rumah sehat/cara menjaga kebersihan lingkungan: Membuang sampah pada tempatnya, 3x seminggu bak mandi diguras/dibersih kan dan rumah selalu dibersihkan.
Penataan rumah : Didalam rumah Ny. N barangbarang ditata
rapi tapi terlihat sempit karena ruangan yang terbatas.
b. Manfaat pelayanan kesehatan.
Respon Verbal
Suasana makan yang menyenangkan : Ny. N selalu menyiapkan makanan dengan menu-menu yang beda setiap hari dan jika keluarga lengkap selalu makan dirimah bersama.
c. Keluarga dapat menunjukkan kartu berobat
Kunjungan yang tidak direncanakan
Jenis yankes dapat menyebutkan 3 dari 4 jenis dari fasilitas pelayanan kesehatan 1. Posyand u. 2. Puskesm as. 3. Rumah sakit. 4. Klinik.
Keluarga dapat
memanfaatkan yankes 2 dari 3 manfaat kesehatan dari abses kulit 1. Mendapa tkan pelayana n kesehata n dengan memberi kan pelayan yang baik . 2. Dapat mengkon sultasika n tentang penyakit nya. 3. Mendapa tkan informas i tentang kesehata n/ pendidik an kesehata n.
Keluarga dapat menunjukkan kartu berobat
Lampiran G MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu atau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah lebih besar dari pada yang di dapat (Michael J. Gibney, 2008). B. Jenis-jenis gizi kurang 1. Marasmus Marasmus pada umumnya adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orang tua. Tidak terlihat lemak dan otot dibawah kulit, rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit , gangguan pencernaan (sering diare) anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan , karena masih merasa lapar, pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun 2. Kwarsiorkhor Kwarsiorkhor adalah gangguan gizi karena keurangan protein biasa (KEP) atau kekurangan energy protein sering disebut busung lapar. Gejala yang timbul biasanya adalah tangandan kaki bengkak, perut buncit, rambut ronrok, sering rewel dan banyak menangis, pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun. Tanda-tanda kuarsiorkhor adalah edema umumya diseluruh tubuh terutama kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot mengecil lebih
nyata, anak menolak segala jenis makanan dan pandangan mata anak tampak sayu.
3. Marasmus kwarsiorkhor Marasmus dan kuarsiorkhor penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kuarsiorkhor dengan gabungan gejala yang menyertai tanda-tanda berat badan pendrita hanya berskisar di angka 60% dar ni berat badan normal, gejala khas kedua penyakit nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, tubuh mengandung lebih banyak cairan karena berkurangnya lemak dan otot. C.
Tanda dan gejala gizi kurang 1.
Perut buncit
2.
Mata cekung p
3.
Anak rewel
4.
Badan lesu dan lemas
5.
Turgor kulit tidak elastic
6.
Rambut panjang
7.
Berat badan tidak sesuai umur
D.
Penyebab gizi kurang 1.
Pola makan yang tidak seimbang
2.
Nafsu makan yang kurang
3.
Proses masak yang terlalu matang
4.
Penyerapan nutrisi kurang baik pada saluran cerna
5. E.
Adanya penyakit kronis/akut Klasifikasi gizi kurang
1.
Gizi buruk ringan : bila berat badan hanya 70%-80% dari berat badan ideal
2.
Gizi buruk sedang : biloa berat badan hanya 60%-70% dari berat badan ideal
3.
Gizi buruk berat : bila berat badan hanya kurang dari 60% dari berat badan ideal
F.
Akibat gizi kurang 1.
Pertumbuhan terganggu
2.
Anak mudah terkena penyakit
3.
Anak lemah
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah Inflamasi / peradangan pada lambung atau peningkatan asam lambung. B. Penyebab Gastritis 1. Pola makan yang tidak teratur. 2. Riwayat obat-obatan. 3. Penggunaan obat-obatan. 4. Masuknya kuman / mycro organismeyang hidup di lambung. C. Jenis Gastriatis 1. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut ( tiba-tiba) dengan kerusakan –kerusakan. 2. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan lambung yang menahun. D. Tanda dan gejala Gastritis 1. Nyeri ulu hati 3. Terasa perih pada lambung 4. Mual 5. Terkadang pusing E. Komplikasi/ akibat Gastritis 1. syok 2. perforasi
3. radang selaput perut 4. kanker lambung 5. perdarahan saluran cerna F. Diit untuk Gastritis 1. Buah-buahan 2. Makanan yang tidak bersantan 3. Makanan yang tidak pedas 4. Makanan yang tidak asam 5. Makan tidak berlebihan 6. Makan sedikit tapi sering G. Obat teradisional Bahan – bahan
: kunyit dan air
Alat – alat
: parutan, panci, parutan dan kompor set.
Cara pengolahan Ambil kunyit sebanyak 6 buah cuci bersih, kemudian diparut dan hasilnya diberi air 250cc lalu saring dengan saringan lalu diminum. Dosis 2x sehari.
MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian abses adalah suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri / parasit atau karena adanya benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan mengandung nanah yang merupakan campuran dari jaringan mati, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati B. Penyebab Abses kulit 1. Kuman/Bakteri masuk ke bawah kulit 2. Kebersihan diri yang kurang 3. Gangguan system kekebalan tubuh oleh kuman C. Tanda dan gejala abses kulit 1. Nyeri 2. Nyeri tekan 3. Teraba hangat 4. Pembengakakan 5. Kemerahan 6. Demam
D. Komplikasi/ akibat abses kulit 1.
kematian jaringan setempat
2. Penyebaran ke bagian tubuh E. Obat-obatan tradisional 1. Bawang putih dan bawang putih Bawang putih dan bawang merah telah terbukti paling efektif di antara
beberapa obat herbal yang ditemukan bermanfaat dalam pengobatan bisul. Anda dapat menerapkan jus bawang putih atau bawang merah dalam rangka untuk mempercepat proses pematangan bisul sehingga memungkinkan nanah dari bisul mengalir keluar dan cepat mengering. Anda juga dapat menerapkan campuran yang mengandung jumlah yang sama dari bawang merah dan bawang putih pada permukaan bisul. Anda juga dapat menyertakan 2 atau 3 buah bawang putih dalam diet Anda untuk memastikan penyembuhan bisul. 2. Sayuran pare Kita dapat menggunakan sayuran pare untuk bisul pengobatan. Pare yang biasanya mempunyai rasa pahit merupakan obat yang efektif untuk bisul. Secangkir jus segar dari sayuran ini, dicampur dengan satu sendok teh air jeruk nipis dapat diminum setiap hari secara teratur selama beberapa bulan untuk mengobati bisul. 3. Kunyit Kita juga bisa menggunakan kunyit untuk pengobatan bisul. Menerapkan bubuk kunyit pada bisul dapat mempercepat proses penyembuhan bisul. Dalam kasus bisul yang baru tumbuh, anda dapat membakar beberapa akar kunyit, melarutkan abu dalam semangkok air dan kemudian menerapkan di atas area yang terkena. Solusi ini membantu bisul matang dan pecah.
SATUAN PEMBELAJARAN Pokok bahasan
: Gizi kurang
Sasaran
: keluarga Tn S khususnya An D
Tempat
: Rumah Tn S khususnya An D kp cicayur 1 Rt 03/03 Desa Pagedangan, kec pagedangan Kab Tangerang
Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Muhamad Ridwan
Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmmpuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang A. Tujuan pembelajaran 1. Tujuan umum Setalah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi pada balita diharpkan keluarga Tn S khususnya An D mampu memahami tentang masalah gizi kurang 2. Tujuan khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit tentang gizi kurang pada kelurga Tn S khususnya An D diharapkan kelurga mampu: a. Menjelaskan tentang pengertian gizi kurang b. Menjelaskan jenis-jenis gizi kurang c. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang d. Menjelaskan tentang klasifikasi gizi kurang e. Menjelaskan oenyebab gizi kurang f. Menjelaskan akibat gizi kuarang
B. Materi pembelajaran a. Pengertian gizi kurang b. Jenis-jenis gizi kurang c. Tanda dan gejala gizi kurang d. Penyebab gizi kurang e. Akibat gizi kuarng f. Diit pada balita C. Metode pembelajaran a. Metode diskusi b. Metode ceramah c. Demonstrasi D. Media pembelajaran a. Leaflet tentang gizi kurang b. Lembar balik tentang gizi kurang
Kegiatan pembelajaran Kegiatan A. Pembukaan
B. Isi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan Menjelaskan pengertian dari gizi kurang Menyebutkan tanda dan gejala gizi kurang Menjelaskan klasifikasi gizi kurang Menjelaskan penyebab dari gizi kurang
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan
Memahami penjelasan pengetian gizi kurang Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengartkan apa yang dijelaskan
Waktu 5 menit
5.
6.
C. Penutup
1.
2. 3. 4.
Menyebutkan komplikasi dari gizi kurang Mendemontrasikan diit pada balita
5.
Menanyakan pemahaman tentang i gizi kurang Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
1. 2. 3. 4.
6.
Mendengartkan apa yang dijelaskan Menyimak apa yang di demonstrasikan
Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
E. Evaluasi belajar Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Cara evalusi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaaan 1. Evaluasi subjektif Menanyakan pada kelauraga Tn S khsusnya Ny N tentang perasaannya setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi kurang 2. Evaluasi objektif 75% keluarga Tn S kususny Ny N , mengerti tentang gizi kurang
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: ISPA
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ispa B. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah ispa 2. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita ispa : a. Menjelaskan pngertian ispa b. Menyebutkan danda dan gejala ispa c. Menyebutkan penyebab dari ispa d. Menyebutkan komplikasi ispa e. Menjelaskan pencegahan ispa C. Materi pembelajaran 1. Jelaskan pengertian dari h ispa
2. Sebutkan tanda dan gejala ispa 3. Jelaskan penyebab dari ispa 4. Sebutklan diet ispa 5. Sebutkan komplikasi dari ispa 6. Demonstrasiakan pengobatan tradisional ispa D. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi E. Metode pengajaran 1. Leaflet 2. Alat peraga 3. Lembar balik F. Kegiatan pembelajaran Kegiatan D. Pembukaan
5.
Isi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan Menjelaskan pengertian dari ispa Menyebutkan tanda dan gejala ispa Menjelaskan penyebab dari ispa Menyebutkan diit ispa Menyebutkan komplikasi dari ispa Menjelaskan pencegahab dari ispa
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan
Memahami penjelasan pengetian ispa Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengartkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan
Waktu 5 menit
7.
Penutup
1.
2. 3. 4.
Menanyakan pemahaman tentang ispa Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
1. 2. 3. 4.
Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
G. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 1. Jelaskan tentang pengertian ispa 2. Jelaskan tanda dan gejala ispa 3. Jelaskan penyebab pada ispa 4. Sebutkan diit pada ispa 5. Sebutkan komplikasi ispa 6. Sebutkan pencegahan dari ispa 7. Demonstrasikan pengobatan tradisional isp
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: gastritis
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Gastritis
B. Tujuan a. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah gatritis b. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita gatritis: 1. Menjelaskan pngertian gatritis 2. Menyebutkan danda dan gejala gatritis 3. Menyebutkan penyebab dari gatritis 4. Menyebutkan komplikasi gatritis 5. Menjelaskan pencegahan gatritis c. Materi pembelajaran
1. Jelaskan pengertian dari h gatritis 2. Sebutkan tanda dan gejala gatritis 3. Jelaskan penyebab dari gatritis 4. Sebutklan diet gatritis 5. Sebutkan komplikasi dari gatritis 6. Jelaskan penceghan dari gatritis 7. Demonstrasiakan pengobatan tradisional gatritis
d. Metode pembelajaran
1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi e. Metode pengajaran 1. Leaflet 2. Alat peraga 3. Lembar balik
f. Kegiatan pembelajaran Kegiatan 5. Pembuk aan
5.
Isi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan
Menjelaskan pengertian dari gatritis Menyebutkan tanda dan gejala gatritis Menjelaskan penyebab dari gatritis Menyebutkan diit gatritis Menyebutkan komplikasi dari gatritis Menjelaskan pencegahab dari gatritis
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1.
Penutup
1. 2. 3. 4.
Menanyakan pemahaman tentang gatritis Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
g. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 1. Jelaskan tentang pengertian gatritis
1. 2. 3. 4.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan Memahami penjelasan pengetian gatritis Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengartkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
Waktu 5 menit
2. Jelaskan tanda dan gejala gatritis 3. Jelaskan penyebab pada gatritis 4. Sebutkan diit pada gatritis 5. Sebutkan komplikasi gatritis 6. Sebutkan pencegahan dari gatritis 7. Demonstrasikan pengobatan tradisional gatritis
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: Abses Kulit
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko nyeri pada kelaurg Tn S khusunya An D berhubungan ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga yang sekit
C. Tujuan A. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah abses kulit B. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita abses kulit: 1. Menjelaskan pngertian abses kulit 2. Menyebutkan danda dan gejala abses kulit 3. Menyebutkan penyebab dari abses kulit 4. Menyebutkan komplikasi abses kulit 5. Menjelaskan pencegahan abses kulit
C. Materi pembelajaran
1. Jelaskan pengertian dari abses kulit 2. Sebutkan tanda dan gejala abses kulit 3. Jelaskan penyebab dari abses kulit 4.
Sebutklan diet abses kulit
5. Sebutkan komplikasi dari abses kulit 6. Jelaskan penceghan dari abses kulit 7. Demonstrasiakan pengobatan tradisional abses kulit D. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi E. Metode pengajaran 1. Leaflet 2. Alat peraga 3. Lembar balik
F. Kegiatan pembelajaran Kegiatan 6. Pembuk aan
5.
Isi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan Menjelaskan pengertian dari abses kulit Menyebutkan tanda dan gejala abses kulit Menjelaskan penyebab dari abses
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan Memahami penjelasan pengetian gatritis Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang
Waktu 5 menit
4. 5. 6.
2.
Penutup
1. 2. 3. 4.
kulit Menyebutkan diit abses kuli Menyebutkan komplikasi dari abses kulit Menjelaskan pencegahab dari abses kulit
4. 5. 6.
Menanyakan pemahaman tentang gatritis Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
1. 2. 3. 4.
dijelaskan Mendengartkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
G. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 1. Jelaskan tentang pengertian abses kulit 2. Jelaskan tanda dan gejala abses kulit 3. Jelaskan penyebab pada abses kulit 4. Sebutkan diit pada abses kulit 5. Sebutkan komplikasi abses kulit 6. Sebutkan pencegahan dari abses kulit 7. Demonstrasikan pengobatan tradisional abses kulit
Lampiran H IMPLEMENTASI DAN EVALUASI waktu Selasa 26 juni 2012 jam 15:00 WIB
No Dx 1
Implementasi Mengucapkan salam Memfalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan Tuk 1 : 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, jenis dan klasifikasi gizi
evaluasi S : keluarga menjawab salam Ny N mengatakan masih ingat dengan kontrak kemarin Ny N mengatakan mengerti tentang tujuan diadakan penyuluhan Ny N mengatakan gizi
Paraf
2. 3. 4.
5.
kurang Mendiskusikan dengan keluarga pengertian gizi kurang Mendiskusikan dengan keluarga tanda dan gejala gizi kurang Meminta keluarga untuk menjelaskan pengertian tanda dan gejala dan penyebab gizi kurang Memberikan reinforcement pada keluarga
-
-
-
adalah makanan yang di makan oleh manusia yang mengandung triguna makanan Ny N mengatakan klasifikasi gizi kurang ada 3 yaitu ringan, sedang, berat Ny N mengatakan penyebab gizi kurang adalah akarna anak tidak mau makan danm tidak makan makanan yang bergizi Ny N megatakan tanda dan gejala gizi kurang adalah badannya kurus Ny N mengatakan mengerti tentang gizi kurang
O: -
Ny N menyimak dengan baik Ny N dapat menjawab pertanyaan dengan baik
A: -
Ny N dapat menyebutkan pengertian, penyebab,jenis dan klasifikasi gizi kurang
-
lanjutkan ke Tuk II Keluarga dapat mengambil keputusan
P:
RTL : -
1
Tuk : II Keluarga dapat mengambil keputusan 1. Meminta keluarga untuk menyebutkan akibat gizi kurang 2. Memberikan reinforcement positif
Diharapkan keluarga Tn S dapat menyebutkan kembali tentang pengertian tanda dan
S: -
-
Ny N menyebutkan akibat gizi kurang adalah nafsu makan menurun An. D tampak rewel Ny n mengatakan jika An. D sakit langsung membawa ke bidan terdekat
O: -
Ny N tampak menyebutkan dengan baik akibat dari gizi kurang
-
Ny N dapat menyebutkan akibat gizi kurang
-
Lanjutkan Tuk III
A:
P:
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit RTL : -
Tuk III Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang 2. Mendiskusikan tentang makanan gizi seimbang 3. Memberikan reinforcement fositif
Keluarg mampu merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang
S: -
Ny N mengatakan gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi manusia Ny. N mengatakan mengerti tentang gizi seimbang Ny N mengatakan mengerti tentang makanan gizi seimbang
O: -
Keluarga Tn S tampak mengerti tentang makanan gizi seimbang
-
Ny N dapat menyebutkan contoh makanan gizi seimbang
-
Lanjutkan Tuk IV cara memodifikasi lingkungan
A:
P:
RTL : -
keluarga mampu merawat aggota keluarga yang sakit
S: Selasa 26 juni 2012 jam 16:00 WIB
Tuk IV Keluarga dapat memodifikasi lingkungan 1. Mendiskusikan dengan kelaurga cara pemeliharaan lngkungan 2. Membrberi reinforcement atau reward
-
-
-
Ny. N mengatakan rumahnya kotor dan kurang tertata rapi Ny N mengatakan lingkungan bersih adalah lingkungan yang bersih dan tertata rapi Ny. N mengatakan makanan kesukaan An D adalah daging ayam dan bubur ayam Ny. Nmengatakan makanan yang bergizi tetapi murah adalah tahu, temped an sayur-sayuran
O: -
Ny N tampak mengerti dan sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
-
Ny N dapat menggali kemampuannya
A:
P: -
RTL : -
Lanjutkan TUk V keluarga mamapu memanfaatkanfasilitas pelayanan keasehatan Keluarga dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari
S: TUK V Kelaurga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan 2. Menjejelaskan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan 3. Menanyakan kembali pada keluarga tentang pelayanan kesehatan 4. Memberikan reinforcement kepada keluarga
-
Ny. N mengatakan tahu tentang pelayanan kesehatan Ny. N mengatakan pelayanan kesehatan dekat rumahnyaadalah BPS N.y N mengatakan mempunyai kartu jam kesmas
O: -
Ny. N dpat mempertlihatkan kartu berobat
-
Ny. N dapat menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan
A:
P: RTL : -
Kamis 28 juni 2012 jam 16:30 WIB
2
Tindakan dipertahankan Diharapkan Ny. N dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
S: Tuk 1 : 1. Menggali kemampuan kelaurga tentang pengertian,penyebab dan tanda dan gejala ISPA 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian penyebab dan tanda dan gejala ISPA 3. Memininta keluarga untuk menyebutkan kembali tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala ISPA 4. Memberikan reinforcement fositif atas jawaban yang diberikan
-
-
Ny. N mengatakan ispa adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan atau menginfeksi saluran pernafsan Ny. N mengatakan tanda dan gejala ISPA adalah batuk, pilek
O: -
Ny. N terlihat sudah mengenal masalahISPA Ny. N tampak mengerti tentang masalah ISPA
A: -
Ny. N dapat : mnyebutkan pengertian, tanda dan gejala ispa
-
Lanjutkan Tuk II
P:
keluarga mampu mengambil keputusan RTL : -
Tuk II : Kelaurga dapat mengambil keputusan 1.1 Mengkaji pengatahuan keluarga tentang akiba t ISPA dan mengkaji kemampuan untuk merawat anggota kelaurga dengan ISPA 1.2 Memberikn reinforcement positif atas jawaban yang diberikan
Diharpakan Ny N mampu mengenal masalah penyakit ISPA
S: -
Ny N mengatakan akibat dari ISPA adalah TBC dan batuk pilek Ny N megatakan dapat merawat sendiri jika anaknya terserang ispa yaitu jika anaknya demam berusaha untuk mengompres dan jik anaknya batuk akan memberikan abat tradisional
O: -
Ny N terlihat sudah paham tentang cara mengatasi ispa dirumah
-
Ny N dapat menyebutkan cara mengatasi ispa jika terinfeksi
-
Lanjutkan Tuk III cara merawat anggota keluarga yang sakit
A:
P:
RTL : -
Tuk III : Merawat anggota keluarga dengan masalah ISPA a. Gali kemampuan keluarga tentang cara merawat anggota yang sedang sakit ISPA. b. Jelaskan pada keluarga tentang cara pengobatan ISPA. c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan cara pengobatan tradisional sakit ISPA d. Memberikan reinforcemen atas usaha yang dilakukan keluarga.
Diaharpakan Ny N memeriksa kondisi anaknya ke puskesmas/BPS terdekat
S: -
-
Ny n mengatakan senang telah diajari cara mengompres dan memberitahukan obar tradisional Ny N menyebutkan dan mempraktekan apa yan telah diajarkan Ny N megatakan senang mendapatkan cara baru dalam merawat ISPA
O: -
-
Ny N terlihat bersemangat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat Ny N dapat mendemonstrasikan cara mengompres dan cara memberikan obat tradisional
A: -
Ny N dapat menyebutkan tahaptahap cara mengompres Ny N dapat mendemontrasikan cara mengompres
P; -
RTL : -
Jum’at 29 juni 2012 jam 08:00
Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 5. Mengkaji dan mengidentifikasi kemampuan keluarga tentang pentingnya kebersihan dari lingkungan 6. Menanyakan kebiasaan keluarga menjaga lingkungan 7. Mendemonstrasikan cara membersihkan lingkungan 8. Memberikan motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tempat pelayanan kesehatan 9. Memberikan reinforcement atas usaha yang dilakukan keluarga.
Lanjutkan Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Diaharapakan Ny. N dapat mempraktekan secara mandiri dirumah
S: -
-
Ny. N mengatakan rumahnya tidak tertata rapih Ny .N mengatakan lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih dan rapi Ny N megatakan lingkuangan yang cocok untuk mencegah ISPA adalah lingkungan rumah yang bersih dan selalu dibersihkan rutin setiap hari
O: -
Ny N terlihat lebih memahami tentang lingkungan sehat
-
Lanjutkan Tuk V keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
P;
RTL : -
Diharapkan Ny N dapat mempraktekan semua pengatahuan yang telah diberikan perawat
S: Tuk V Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan 1.11 Mengkaji dan identifikasii pengetahuan keluarga tentang fasilittas kesehatan yang ada. a. Memberikan motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan. b. Memberikan motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentan manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan.
-
Ny N mengatakan pelayan kesehatan sangat penting Ny N megatakan pelayan kesehatan adalah dimana kita bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan dan mendapatkan pengobatan
O: -
Ny N terlhat sangat bersemangat menjawab Ny n senang mendapat reinforcement
A; -
Ny N dapat menyebutkan jenisjenis pelayanan kesehatan
P: RTL : -
Jum’at 29 juni 2012 jam 15:00 WIB
3
Mengucapkan salam Memfalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan TUK 1 Mengenal masalah 1.1 Menggali kemampuan kelaurga tentang pengertian,penyebab dan tanda dan gejala gastritis 1.2 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian penyebab dan tanda dan gejala gastritis 1.3 Meminta keluarga untuk menyebutkan kembali tentang pengertian, penyebab dan tanda
Tindakan dipertahankan Diharapkan Ny N dapat mempraktekan apa yang telah diajarkan oleh perwawat
S : keluarga menjawab salam Tn. S mengatakan masih ingat dengan kontrak kemarin Tn. S mengatakan mengerti tentang tujuan diadakan penyuluhan Tn. S mengatakan gastritis adalah peradangan lambung akibat peningkatan asam lambung Tn. S mengatakan tanda dan gejalanya adalah nyeri uluhati dan terasa
gejala gastritis 1.4 Memberikan reinforcement fositfi atas jawaban yang diberikan
perih di lambung disertai mual O: Tn. S terlihat antusias dalam mendengarkan penjelasan perawat
A: -
Tn. S dapat menyebutkan kembali tentang pengertian gastritis serta tanda dan gejalanya dan penyebabnya
-
Lanjutkan TUK II Keluarga mampu mengambil keputusan
P:
RTL : -
Sabtu 30 juni 2012 jam 16:00 WIB
4
TUK II Keluarga mampu mengambil keputusan 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang akibat penyakit gastritis 2. Meminta keluarga untuk mengulangi kembali akibat dari gastritis 3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang keinginan membawa kepelayanan kesehatan 4. Memberikan reinforcement positif atas jawaban klien
S:
-
S:
Mengucapkan salam Memfalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan
Tuk 1 : 1.1 Menggali kemampuan kelaurga tentang pengertian,penyebab dan tanda dan gejala abses kulit 1.2 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian penyebab dan tanda dan gejala abses kulit 1.3 Meminta keluarga untuk menyebutkan kembali tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala abses kulit 1.4 Memberikan reinforcement fositfi atas jawaban yang diberikan
-
-
-
-
Diharapkan Tn. S lebih mengerti konsep penyakit gastritis
Tn. S mengatakan penyebab dari gastritis adalah pola makan yang tidak teratur dan riwayat obat-obatan Tn. S mengatakan jika sakit berobat ke pelayanan kesehatan Tn. S mengatakan akibat dari gastritis adalah perdarahan di lambung dan mengakibatkan nyeri
Ny. N mengatakan abses kulit adalah pembengkakan kulit dan terdapat nanah Ny. N mengatakan tanda dan gejala abses kulit
O: -
Ny. N terlihat sudah mengenal masalah abses kulit Ny. N tampak mengerti tentang masalah abses kulit
A: -
Ny N dapat mengenal
penyakit abses kulit P: -
RTL : -
Lanjutkan Tuk II keluarga mampu mengambil keputusan Diharpakan Ny N mampu mengenal masalah penyakit Abses kulit
S: -
-
Ny N mengatakan akibat dari abses kulit adalah penyebaran ke seluruh tubuh Ny N megatakan dapat merawat sendiri jika anaknya terserang ispa yaitu jika anaknya demam berusaha untuk mengompres dan jik anaknya batuk akan memberikan abat tradisional
O: -
Ny N terlihat sudah paham tentang cara mengatasi ispa dirumah
-
Ny N dapat menyebutkan cara mengatasi abses kulit
-
Lanjutkan Tuk III carmerawat anggota keluarga yang sakit
A: Tuk II : Keluarga dapat mengambil keputusan P: 1.1 mengkaji pengatahuan keluarga tentang akibat ispa dan mampu memutuskan untuk merawat anggota kelaurga dengan abses kulit 1.2 Memberi reinforcement positif atas jawaban yang diberikan
RTL : -
Diaharpakan Ny N memeriksa kondisi anaknya ke puskesmas/BPS terdekat
S: -
-
Ny n megatakan senang telah diajari cara mengompres dan memberitahukan obar tradisional Ny N menyebutkan dan mempraktekan apa yan
S -
Ny. N senang
Tuk III : Merawat anggota keluarga dengan masalah Abses kulit e. Menggali kemampuan keluarga tentang cara merawat anggota yang sedang sakit abses kulit f. Menjelaskan pada keluarga tentang cara pengobatan abses kulit g. Memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan cara pengobatan tradisional sakit abses kulit h. Memberikan reinforcement atas usaha yang dilakukan keluarga.
mendapatkan cara baru dalam merawat abses kulit O: -
-
Ny. N terlihat bersemangat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat Ny. N dapat mendemonstrasikan cara mengompres dan cara memberikan obat tradisional
A: -
Ny. N dapatn menyebutkan tahaptahap cara mengompres Ny. N dapat mendemontrasikan cara mengompres
P; -
RTL : -
Lanjutkan Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Diaharpakan Ny N dapat mempraktekan secara mandiri dirumah
S: Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 1.1 mengkaji dan identifikasi kemampuan keluarga tentang pentingnya kebersihan dari lingkungan 1.2 Mendisuisikand ikusikana keluarga menjaga lingkungan 1.3 MemberikanMotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tempat pelayanan kesehatan 1.4 Memberikan reinforcemetn atas usaha yang dilakukan keluarga.
-
-
Ny. N mengatakan rumahnya tidak tertata rapih Ny. N mengatakan lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih dan rapi Ny. N megatakan lingkuangan yang cocok untuk mencegah ispa adalah lingkungan rumah yang bersih dan selalu dibersihkan rutin setiap hari
O: -
Ny N terlihat lebih memahami tentang lingkungan sehat
-
Lanjutkan Tuk V keluarga mampu memanfaatkan
P;
pelayanan kesehatan RTL : -
Diharapkan Ny N dapat mempraktekan semua pengatahuan yang telah diberikan perawat
S: Tuk V Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan 1.1 mengkaji dan identifikasii pengetahuan keluarga tentang fasilittas kesehatan yang ada. 1.2 Memberikan keluarga untuk menyebutkan kembali tentang manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan. 1.3 Memberikan motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentan manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan.
Ny N mengatakan pelayan kesehatan sangat penting Ny N megatakan pelayan kesehatan adalah dimana kita bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan dan mendapatkan pengobatan
-
O: -
Ny N terlhat sangat bersemangat menjawab Ny n senang mendapat reinforcement
A; -
Ny N dapat menyebutkan jenisjenis pelayanan kesehatan
P: RTL : -
Minggu 1 juli 2012 Jam 16:30
3
Tuk III : Merawat anggota keluarga dengan masalah Gastritis 1. Menggali kemampuan keluarga tentang cara merawat anggota yang sedang sakit 2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara pengobatan Gastrtis 3. Memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan cara pengobatan tradisional sakit Gastritis 4. Memberikan reinforcement atas usaha yang dilakukan
Tindakan dipertahankan Diharapkan Ny N dapat mempraktekan apa yang telah diajarkan oleh perwawat
S: -
-
Ny n megatakan senang telah di beritahu obat tradisional Gastritis Ny N menyebutkan dan mempraktekan apa yan telah diajarkan Ny N mengatakan senang mendapatkan cara baru dalam merawat Gastritis
O: -
Ny N terlihat bersemangat menjawab
keluarga
pertanyaan yang diajukan perawat A: -
Ny N dapatn menyebutkan obatobatan tradisional
-
Lanjutkan Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
P;
RTL : -
Tuk IV Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 1.5 mengkaji dan identifikasi kemampuan keluarga tentang pentingnya kebersihan dari lingkungan 1.6 Mendisuisikand ikusikana keluarga menjaga lingkungan 1.7 MemberikanMotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tempat pelayanan kesehatan 1.8 Memberikan reinforcemetn atas usaha yang dilakukan keluarga.
Diaharapkan Ny N dapat mempraktekan secara mandiri dirumah
S: -
-
Ny N mengatakan rumahnya tidak tertata rapih Ny n mengatakan lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih dan rapi Ny N megatakan lingkuangan yang cocok untuk mencegah ispa adalah lingkungan rumah yang bersih dan selalu dibersihkan rutin setiap hari
O: -
Ny N terlihat lebih memahami tentang lingkungan sehat
-
Lanjutkan Tuk V keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
P;
RTL : -
Diharapkan Ny N dapat mempraktekan semua pengatahuan yang telah diberikan perawat
S: Tuk V Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
-
Ny N mengatakan pelayan kesehatan sangat penting
1.4 mengkaji dan identifikasii pengetahuan keluarga tentang fasilittas kesehatan yang ada. 1.5 Memberikan keluarga untuk menyebutkan kembali tentang manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan. 1.6 Memberikan motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentan manfaat kunjungan kepelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kesehatan.
-
Ny N megatakan pelayan kesehatan adalah dimana kita bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan dan mendapatkan pengobatan
-
Ny N terlhat sangat bersemangat menjawab Ny. N senang mendapat reinforcement
O:
-
A; -
Ny. N dapat menyebutkan jenisjenis pelayanan kesehatan
-
Tindakan dipertahankan
P:
RTL : Diharapkan Ny. N dapat mempraktekan apa yang telah diajarkan oleh perwawat
SATUAN PEMBELAJARAN Pokok bahasan
: Gizi kurang
Sasaran
: keluarga Tn S khususnya An D
Tempat
: Rumah Tn S khususnya An D kp cicayur 1 Rt 03/03 Desa Pagedangan, kec pagedangan Kab Tangerang
Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Muhamad Ridwan
Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmmpuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang F. Tujuan pembelajaran 3. Tujuan umum Setalah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi pada balita diharpkan keluarga Tn S khususnya An D mampu memahami tentang masalah gizi kurang 4. Tujuan khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit tentang gizi kurang pada kelurga Tn S khususnya An D diharapkan kelurga mampu: g. Menjelaskan tentang pengertian gizi kurang h. Menjelaskan jenis-jenis gizi kurang i. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang j. Menjelaskan tentang klasifikasi gizi kurang k. Menjelaskan oenyebab gizi kurang l. Menjelaskan akibat gizi kuarang
G. Materi pembelajaran g. Pengertian gizi kurang h. Jenis-jenis gizi kurang i. Tanda dan gejala gizi kurang j. Penyebab gizi kurang k. Akibat gizi kuarng l. Diit pada balita H. Metode pembelajaran d. Metode diskusi e. Metode ceramah f. Demonstrasi I. Media pembelajaran c. Leaflet tentang gizi kurang d. Lembar balik tentang gizi kurang
Kegiatan pembelajaran Kegiatan E. Pembukaan
F.
Isi
5. 6. 7. 8.
7.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan
Menjelaskan pengertian dari gizi kurang 8. Menyebutkan tanda dan gejala gizi kurang 9. Menjelaskan klasifikasi gizi kurang 10. Menjelaskan penyebab dari gizi kurang
5. 6. 7. 8.
7.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan
Memahami penjelasan pengetian gizi kurang 8. Mendengarkan apa yang dijelaskan 9. Mendengarkan apa yang dijelaskan 10. Mendengartkan apa yang dijelaskan
Waktu 5 menit
G. Penutup
11. Menyebutkan komplikasi dari gizi kurang 12. Mendemontrasikan diit pada balita
11. Mendengartkan apa yang dijelaskan 12. Menyimak apa yang di demonstrasikan
5.
5. 6. 7. 8.
6. 7. 8.
Menanyakan pemahaman tentang i gizi kurang Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
J. Evaluasi belajar Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Cara evalusi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaaan 3. Evaluasi subjektif Menanyakan pada kelauraga Tn S khsusnya Ny N tentang perasaannya setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi kurang 4. Evaluasi objektif 75% keluarga Tn S kususny Ny N , mengerti tentang gizi kurang
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: ISPA
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
H. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ispa I. Tujuan 3. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah ispa 4. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita ispa : f. Menjelaskan pngertian ispa g. Menyebutkan danda dan gejala ispa h. Menyebutkan penyebab dari ispa i. Menyebutkan komplikasi ispa j. Menjelaskan pencegahan ispa J. Materi pembelajaran 7. Jelaskan pengertian dari h ispa 8. Sebutkan tanda dan gejala ispa 9. Jelaskan penyebab dari ispa 10. Sebutklan diet ispa 11. Sebutkan komplikasi dari ispa 12. Demonstrasiakan pengobatan tradisional ispa
K. Metode pembelajaran 5. Ceramah 6. Diskusi 7. Tanya jawab 8. Demonstrasi L. Metode pengajaran 4. Leaflet 5. Alat peraga 6. Lembar balik
M. Kegiatan pembelajaran Kegiatan H. Pembukaan
10. Isi
14. Penutup
5. 6. 7. 8.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan
7.
6. 7. 8. 9.
Menjelaskan pengertian dari ispa 8. Menyebutkan tanda dan gejala ispa 9. Menjelaskan penyebab dari ispa 10. Menyebutkan diit ispa 11. Menyebutkan komplikasi dari ispa 12. Menjelaskan pencegahab dari ispa
8.
5.
7. 8. 9. 10.
6. 7. 8.
Menanyakan pemahaman tentang ispa Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
9. 10. 11. 12. 13.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan
Memahami penjelasan pengetian ispa Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengartkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Mendegarkan apa yang dijelaskan Menjawab salam Memjawab ksimpulan Menerima leaflet Menjawab salam
Waktu 5 menit
N. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 8. Jelaskan tentang pengertian ispa 9. Jelaskan tanda dan gejala ispa 10. Jelaskan penyebab pada ispa 11. Sebutkan diit pada ispa 12. Sebutkan komplikasi ispa 13. Sebutkan pencegahan dari ispa 14. Demonstrasikan pengobatan tradisional ispa
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: gastritis
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
D. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn S khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Gastritis
E. Tujuan h. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah gatritis i. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita gatritis: 6. Menjelaskan pngertian gatritis 7. Menyebutkan danda dan gejala gatritis 8. Menyebutkan penyebab dari gatritis 9. Menyebutkan komplikasi gatritis 10. Menjelaskan pencegahan gatritis j. Materi pembelajaran
8. Jelaskan pengertian dari h gatritis 9. Sebutkan tanda dan gejala gatritis 10. Jelaskan penyebab dari gatritis 11. Sebutklan diet gatritis 12. Sebutkan komplikasi dari gatritis 13. Jelaskan penceghan dari gatritis 14. Demonstrasiakan pengobatan tradisional gatritis
k. Metode pembelajaran
5. Ceramah 6. Diskusi 7. Tanya jawab 8. Demonstrasi l. Metode pengajaran 4. Leaflet 5. Alat peraga 6. Lembar balik
m. Kegiatan pembelajaran Kegiatan 11. Pembuk aan
5. 6. 7. 8.
10. Isi
7.
3.
5.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan
Menjelaskan pengertian dari gatritis 8. Menyebutkan tanda dan gejala gatritis 9. Menjelaskan penyebab dari gatritis 10. Menyebutkan diit gatritis 11. Menyebutkan komplikasi dari gatritis 12. Menjelaskan pencegahab dari gatritis
Penutup
6. 7. 8.
Menanyakan pemahaman tentang gatritis Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
n. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 8. Jelaskan tentang pengertian gatritis
6. 7. 8. 9.
7.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan
Memahami penjelasan pengetian gatritis 8. Mendengarkan apa yang dijelaskan 9. Mendengarkan apa yang dijelaskan 10. Mendengartkan apa yang dijelaskan 11. Mendegarkan apa yang dijelaskan 12. Mendegarkan apa yang dijelaskan 5. Menjawab salam 6. Memjawab ksimpulan 7. Menerima leaflet 8. Menjawab salam
Waktu 5 menit
9. Jelaskan tanda dan gejala gatritis 10. Jelaskan penyebab pada gatritis 11. Sebutkan diit pada gatritis 12. Sebutkan komplikasi gatritis 13. Sebutkan pencegahan dari gatritis 14. Demonstrasikan pengobatan tradisional gatritis
SATUAN PENYULUHAN Nama mahasiswa
: Muahamad Ridwan
Judul
: Abses Kulit
Sasaran
: Keluarga Tn S khususnya Ny N
Tempat
: Kp Cicayur Desa Pagedangan
Waktu
: 30 menit
B. Masalah utama Diagnosa Keperawatan Risiko nyeri pada kelaurg Tn S khusunya An D berhubungan ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga yang sekit
F. Tujuan H. Tujuan umum Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga yang sakit khususnya Tn dengan masalah abses kulit I. Tujuan khusus Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat anggota keluarga yuang menderita abses kulit: 6. Menjelaskan pngertian abses kulit 7. Menyebutkan danda dan gejala abses kulit 8. Menyebutkan penyebab dari abses kulit 9. Menyebutkan komplikasi abses kulit 10. Menjelaskan pencegahan abses kulit
J. Materi pembelajaran
8. Jelaskan pengertian dari abses kulit 9. Sebutkan tanda dan gejala abses kulit 10. Jelaskan penyebab dari abses kulit 11. Sebutklan diet abses kulit 12. Sebutkan komplikasi dari abses kulit 13. Jelaskan penceghan dari abses kulit 14. Demonstrasiakan pengobatan tradisional abses kulit K. Metode pembelajaran 5. Ceramah 6. Diskusi 7. Tanya jawab 8. Demonstrasi L. Metode pengajaran 4. Leaflet 5. Alat peraga 6. Lembar balik
M. Kegiatan pembelajaran Kegiatan 12. Pembuk aan
10. Isi
5. 6. 7. 8.
7. 8. 9.
Kegiatan perawat Mengucapakan salam Memperkenalkan siri Melakukan kontrak Menjelaskan tujuan yang akan disammenpaikan Menjelaskan pengertian dari abses kulit Menyebutkan tanda dan gejala abses kulit Menjelaskan penyebab dari abses
6. 7. 8. 9.
7. 8. 9.
Kegiatan klien Menjawab salam Memperkenalkan diri Menyetujui kontrak Memahami tujuan yang telah disampaikan Memahami penjelasan pengetian gatritis Mendengarkan apa yang dijelaskan Mendengarkan apa yang
Waktu 5 menit
kulit 10. Menyebutkan diit abses kuli 11. Menyebutkan komplikasi dari abses kulit 12. Menjelaskan pencegahab dari abses kulit 4.
Penutup
5. 6. 7. 8.
Menanyakan pemahaman tentang gatritis Memberikan kesimpulan Memberikan leaflet Mengucpkan salam penutup
dijelaskan 10. Mendengartkan apa yang dijelaskan 11. Mendegarkan apa yang dijelaskan 12. Mendegarkan apa yang dijelaskan 5. Menjawab salam 6. Memjawab ksimpulan 7. Menerima leaflet 8. Menjawab salam
N. Evaluasi Formatif Pertanyaan lisan 8. Jelaskan tentang pengertian abses kulit 9. Jelaskan tanda dan gejala abses kulit 10. Jelaskan penyebab pada abses kulit 11. Sebutkan diit pada abses kulit 12. Sebutkan komplikasi abses kulit 13. Sebutkan pencegahan dari abses kulit 14. Demonstrasikan pengobatan tradisional abses kulit
Gastritis adalah Inflamasi / pera dangan pada lambung atau pening katan asam lambung.
5. Pola makan yang tidak teratur. 6. Riwayat obat-obatan. 7. Penggunaan obat-obatan. 8. Masuknya kuman / mycro organismeyang hidup di lambung.
6. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut ( tiba-tiba) dengan kerusakan –kerusakan. 7. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan lambung yang menahun.
Nyeri ulu hati
Terasa perih pada lambung
Mual
Terkadang pusing
6. perdarahan saluran cerna 7. syok
8. perforasi 9. radang selaput perut kanker lambung
10.
Bahan – bahan
: kunyit dan air
Alat – alat
: parutan, panci, parutan dan kompor set.
Cara pengolahan Ambil kunyit sebanyak 6 buah cuci bersih, kemudian diparut dan hasilnya diberi air 250cc lalu saring Dosis 2x sehari.
7. Buah-buahan 8. Makanan yang tidak bersantan 9. Makanan yang tidak pedas 10. Makanan yang tidak asam 11. Makan tidak berlebihan 12. Makan sedikit tapi sering
dengan saringan lalu diminum.
Created by Muhamad Ridwan Akademi Keperawatan Islamic Village 2012
APA ISPA ITU
APA AKIBAT ISPA
ISPA Adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (yang mendadak)yang biasanya menyerang anak-anak dan orang tua,yang disertai batuk pilek atau juga disebut INFLUENZA
Tidur tanpa menggunakan pengalas Imunitas(kekebalan tubuh)tidak lengkap pada balita Keadaan gizi buruk lingkungan rumah yang tidak sehat.
APA PENYEBAB ISPA ITU
Pneumonia/peradangan paru Brancitis/inspeksi pada saluran broncus TBC/batuk berdarah Infeksi otak Dapat menyebab kan kenatian
Demam (>37 derajat selsius) Batuk ringan atau tanpa dahak Pilek Kedinginan dan menggil Sakit tenggorokan Sakit kepala Mata merah Bila terjadi lebih lanjut akan terjadi sesak nafas Kadang sakit pada waktu menelan serak Suara
APA TANDA DAN GEJALA ISPA..
APA YANG HARUS DIKETAHUI………
CARA PENULARAN ISPA……
APA PENGOBATAN TRADISIONAL ISPA…..
Kenali tanda dan gejala
Jeruk nipis
Kenali penyebab Dan cara penularan ispa Dapat informasi yang lengkap pada insitusi kesehatan atau (puskesmas,rumah sakit,klinik)
Kecap manis Debu,Ventilasi yang kurang Keadaan gizi yang kurang Kebiasaan hidup yang sehat Lingkungan yang tidak sehat. . .
Caranya: jeruk nipis di peras lalu dicampurkan dengan kecap manis secukupnya lalu di minum....