e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014)
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (BUDGETARY SLACK) (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Buleleng) 1
Ni Luh Srimuliani, 1Lucy Sri Musmini, 2Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information terhadap senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada SKPD yang berbentuk dinas di Kabupaten Buleleng. Sampel yang diambil adalah seluruh pegawai bagian akuntansi/keuangan pada SKPD yang terdiri dari Kepala Sub Bagian Keuangan dan Staf Sub Bagian Keuangan dengan jumlah responden sebanyak 134 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang terdiri dari 4 instrumen dengan menggunakan skala likert. Uji kualitas data yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) partisipasi anggaran berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran (2) komitmen organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran (3) job relevant information berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran dan (4) partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Kata kunci: partisipasi anggaran, komitmen organisasi, job relevant information dan senjangan anggaran. Abstract The study aimed to find out the effect of participatory budget, organization commitment, and job relevant information (JRI) on the budgetary slack in the SKPD Office Buleleng. The population of the study involved all the staff of SKPD office in a form of service around the area of Buleleng regency. There were about 134 respondents taken as the samples consisting of the head sub-section and their staff members in the financial/accounting section. The data were collected by using four instrument of questionnaires based on Likert-sclaes. Data quality test was made by using vaidity and reliability. Classic assumption test was made by using multicolinearity test, heteroskedastisity test, and normality test. The analysis was made by using multiple linear regression.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) The results of the study indicated that (1) participatory budget had a negative significant effect on the budgetary slack (2) organization commitment had a negative significant effect on the budgetary slack (3) job relevant information (JRI) had a significant effect on the budgetary slack (4) participatory budget, organization commitment, and job relevant information (JRI) had a significant effect on the budgetary slack. Keywords : participatory budget, organization commitment, and job relevant information, budgetary slack
PENDAHULUAN Menurut UU No. 32 tahun 2004 (sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999) tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, kreativitas dan peran serta aktif masyarakat dalam rangka mengembangkan dan memajukan daerah sangat diperlukan. Dunia organisasi semakin berkembang dan persaingan antar organisasipun semakin ketat. Dengan adanya kondisi seperti ini, diperlukan adanya strategi dan kebijakan yang tepat dan pengelolaan secara cermat. Salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan perusahaan adalah anggaran. Kenis (1979) mendefinisikan anggaran bukan hanya suatu rencana keuangan yang terdiri dari seperangkat biaya dan pendapatan sasaran suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan, tapi juga suatu alat untuk pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja, dan motivasi. Anggaran sektor public merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2009: 61). Kegiatan penganggaran terbagi dua, yaitu penganggaran Bottom-up dan penganggaran Top-bottom. Partisipasi anggaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang dimiliki oleh setiap departemen (divisi) bertujuan
untuk menciptakan suatu anggaran yang lebih objektif. Dalam proses penyusunan, anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia, baik yang bersifat perilaku positif maupun perilaku yang negatif. Perilaku yang positif akan timbul jika tujuan pribadi masing-masing manajer selaras, serasi, dan seimbang dengan tujuan perusahaan (goal congruence) dan manajer mempunyai kemauan untuk memenuhinya. Sebaliknya, tindakan negatif seperti budgetary slack (Warindrani, 2006: 99). Dikatakan sebagai budgetary slack apabila dalam proses pembuatan anggaran dilakukan dengan meninggikan biaya atau mengurangi pendapatan dari yang seharusnya. Salah satu faktor yang banyak diteliti dan dianggap memiliki pengaruh yang signifikan pada timbulnya slack adalah partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran (budgetary participation) merupakan salah satu sistem penganggaran yang dapat menanggulangi masalah budgetary slack, dimana atasan harus terlibat dalam kajiulang (penelahaan) anggaran, pengesahan anggaran, dan juga mengikuti hasil-hasil pelaksanaan anggaran sehingga tercipta anggaran yang realistik, karena tanpa partisipasi aktif dari atasan, maka bawahan cenderung menetapkan anggaran yang mudah dicapai dengan melakukan budgetary slack. Hasil penelitian Onsi (1973), Camman (1976), Marchant (1985) dan Dunk (1993), menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968), Young (1985) dan Lukka (1988), berbeda dengan penelitian yang dilakukan Onsi, Camman, Marchant dan
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Dunk. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu, peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran Salah satu kondisi yang juga dapat menyebabkan budgetary slack adalah adanya komitmen organisasi, karena komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Nouri dan Parker (1996) berpendapat bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah individu memilih untuk mengejar kepentingan pribadi atau justru bekerja untuk kepentingan organisasi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi senjangan anggaran adalah Job Relevant Information (JRI). JRI meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik menurut Merchant (1985: 820). Job Relevan Information (JRI) yang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran. Hal ini disebabkan selama proses penyusunan anggaran bawahan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga senjangan anggaran dapat dikurangi. Proses penyusunan anggaran di Kabupaten Buleleng dari beberapa tahapan mulai dengan pembentukan Tim Penyusun, kemudian penetapan skala prioritas program dan kegiatan, selanjutnya ditetapkan pagu indikatif masing-masing SKPD sebagai dasar acuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Permasalahan yang sering terjadi di lapangan menunjukkan bahwa bawahan dalam menetapkan anggaran sering terjadi selisih, dimana anggaran biaya yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran lebih kecil daripada realisasi anggaran. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Yesi
Mutia Basri (2010). Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel independen, yaitu Komitmen Organisasi serta tempat penelitian, dimana penelitian terdahulu pada pemerintah daerah se-propinsi Riau termasuk Kabupaten dan Kota, dan penelitian kali ini mengambil sampel pada SKPD Kabupaten Buleleng. Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan Resti Sugiwardani (2012), Paingga Rukmana DB (2013), dan Yesi Mutia Basri (2010), penelitian ini akan mangkaji kembali tentang partisipasi anggaran, komitmen organisasi, job relevant information yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran (budgetary slack) pada Dinas-dinas Pemerintahan Kabupaten Buleleng. Laporan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, karena anggaran biaya yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran lebih kecil daripada realisasi anggaran (www.bulelengkab.go.id, diakses tanggal 27 Februari 2014). Penyusunan anggaran akan mengurangi terjadinya senjangan anggaran, sehingga dengan meningkatkan partisipasi pegawai dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Dengan berpartisipasi dalam anggaran diharapkan senjangan anggaran dapat diturunkan, namun harus diwaspadai partisipasi anggaran yang rendah akan dapat menimbulkan terjadinya senjangan anggaran dan partisipasi anggaran yang berlebihan atau terlalu tinggi mungkin juga akan dapat menimbulkan senjangan anggaran karena pegawai memiliki kesempatan yang tinggi juga untuk memasukkan nilai-nilai yang mengarah pada senjangan anggaran Abdul (2002). Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat hubungan antara Partisipasi Anggaran terhadap senjangan anggaran, sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Komitmen yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan mengenai anggaran akan dipergunakan karyawan untuk mengejar tujuan organisasi, sehingga perusahaan akan memiliki kecenderungan yang rendah untuk memunculkan budgetary slack. Karyawan yang memiliki komitmen yang rendah akan menggunakan anggaran untuk mengejar kepentingan dirinya sendiri, sehingga perusahaan akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menciptakan budgetary slack. Hasil penelitian dari Resti Sugiwardani (2012) menunjukkan komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap budgetary slack di SKPD Kota Kediri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulia Fitri (2004), Dinni (2008), Amelia dan Komang Ayu (2009). Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat hubungan antara komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran, sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut: H2: Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran Job Relevan Information yang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran. Bawahan yang memiliki informasi yang lebih akurat dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Hasil pengujian tentang pengaruh Job Relevant Information terhadap Senjangan Anggaran yang dilakukan oleh Yesi Mutia Basri (2010) menunjukkan bahwa job relevan information yang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran. JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan serangkaian tindakan yang lebih efektif. Ompusunggu dan Ranggabuwana (2006: 6) menemukan job relevant information dalam proses partisipasi memberikan kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas. Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat hubungan antara
Job Relevant Information terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack),sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut : H3: Job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran Penyusunan anggaran akan mengurangi terjadinya senjangan anggaran, sehingga dengan meningkatkan partisipasi pegawai dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Dengan berpartisipasi dalam anggaran diharapkan senjangan anggaran dapat diturunkan, namun harus diwaspadai partisipasi anggaran yang rendah akan dapat menimbulkan terjadinya senjangan anggaran dan partisipasi anggaran yang berlebihan atau terlalu tinggi mungkin juga akan dapat menimbulkan senjangan anggaran karena pegawai memiliki kesempatan yang tinggi juga untuk memasukkan nilai-nilai yang mengarah pada senjangan anggaran Abdul (2002). Menurut Mathis (2001), komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan dan penerimaan tentang kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain adalah suatu sikap tentang kesehatan karyawan kepada organisasi mereka dan suatu proses berkelanjutan dimana anggota organisasi menyatakan perhatian mereka kepada kesejahteraan dan kesuksesan organisasi selanjutnya. Yusfaningrum (2005:657) juga menyatakan bahwa bahwa JRI membantu bawahan/pelaksana anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan, sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut : H4: Partsipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat hubungan antara Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan job relevant information dengan senjangan anggaran. METODE Teknik analisis penelitian ini adalah penelitian analisis kuantitatif. Penelitian analisis kuantitatif bertujuan untuk untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Data diperoleh dari hasil kuesioner, kemudian dikuantitatifkan agar dapat dianalisis secara statistik. Penelitian menggunakan bantuan program Statistikal Product and Service Solutions (SPPS) Versi 19. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada SKPD yaitu salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah yang berbentuk Dinas Pemerintahan di Kabupaten Buleleng yang mana terdapat 15 Dinas Pemerintahan di Kabupaten Buleleng. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada SKPD yang berbentuk dinas di Kabupaten Buleleng. Responden dalam penelitian ini yaitu kepala dan staf sub bagian akuntansi/keuangan pada Dinas di Kabupaten Buleleng. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 134 orang untuk seluruh Dinas, dengan tiap-tiap Dinas antara 8 sampai 9 responden untuk pengisian kuesioner. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: Partisipasi anggaran (X1), Komitmen organisasi (X2), Job relevant information (X3) dan Senjangan Anggaran (Y). Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh yaitu hasil pengisian kuesioner oleh responden dan data sekunder yaitu struktur organisasi, dan penjelasan atau gambaran umum organisasi. Mengingat dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan kuesioner, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah instrument data penelitian berupa jawaban responden yang telah dijawab
dengan benar atau tidak. Pengujian tersebut meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi linear sederhana dan berganda, terlebih dahulu data tersebut akan diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Metode analisis menggunakan koefisien determinasi (R2), analisis regresi berganda, uji t, dan uji F. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada umumnya responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah Staf sub bagian akuntansi/keuangan. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam kuesioner valid, karena nilai signifikansi sudah berada di bawah 0,05. Hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dapat dikatakan reliabel karena nilai Cronbach’S Alpha > 0,70. Uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, dimana hasil pengujian data dinyatakan berdistribusi normal, karena tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,056 untuk variabel Partisipasi Anggaran (X1), 0,057 untuk variabel Komitmen Organisasi (X2), 0,607 untuk variabel Job Relevant Information (X3), dan 0,091 untuk variabel Senjangan Anggaran (Y). Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik normal P-P Plot pada gambar 1. sebagai berikut.
Gambar 1. Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan uji Gletser menunjukkan bahwa varians dari residual
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) homogen (tidak terdapat heteroskedastisitas). Hal ini ditunjukan oleh hasil regresi X1, X2, X3 terhadap nilai absolut dari residual (error) tidak signifikan pada level 5%. Diperoleh nilai signifikansi untuk X1 sebesar 0,423 lebih besar dari 0,05 dan untuk X2 sebesar 0,112 lebih besar dari 0,05, dan untuk X 3 sebesar 0,136 lebih besar dari 0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance 0,166 untuk variabel Partisipasi Anggaran (X 1), 0,199 utnuk variabel Komitmen Organisasi (X 2), 0,546 untuk variabel Job Relevant Information (X3). Dimana ketiga nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Dapat dilihat juga dari nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu 6,007 untuk variabel Partisipasi Anggaran (X1), 5,026 untuk variabel
Komitmen Organisasi (X2), 1,830 untuk variabel Job Relevant Information (X3). Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0.693. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan Job Relevant Information (JRI) sebesar 69,3 %, sedangkan sisanya 30,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Adapun hasil persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini: Y= 47.335 - 0.303 X1- 0,366 X2 - 108 X3 +ε Untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan maka digunakan uji parsial dan uji simultan. Hasil uji parsial dan uji simultan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Std. Model B Error 1 (Constant) 47.335 1.589 Partisipasi_Anggaran -.303 .149 Komitmen Organisasi -.366 .077 Job_Relevant_Information -.108 .047 a. Dependent Variable: Senjangan_Anggaran Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Standardized Coefficients Beta -.240 -.513 -.148
T Sig. 29.783 .000 -2.041 .043 -4.765 .000 -2.282 .024
Tabel 2. Hasil Uji Statistik F ANOVAb Sum of Model Squares Df Mean Square F 1 Regression 1665.094 3 555.031 101.283 Residual 712.398 130 5.480 Total 2377.493 133 a. Predictors: (Constant), Job_Relevant_Information, Komitmen Organisasi, Partisipasi_Anggaran b. Dependent Variable: Senjangan_Anggaran Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Sig. .000a
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Pada tabel 1. menunjukkan bahwa Partisipasi Anggaran memiliki t hitung sebesar 2.041 dan nilai probabilitas yaitu 0,043< 0,05, maka H1 diterima artinya Partisipasi Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran. Koefisien regresi partisipasi anggaran bernilai negatif yaitu -0.303 menunjukkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng. Nilai signifikansi pada uji t variabel komitmen organisasi memiliki t hitung 4.765 dan nilai probabilitas yaitu 0,000<0,05, sehingga H2 diterima artinya Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary slack) pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai negatif yaitu 0.366 menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng. Nilai signifikansi pada uji t variabel Job relevant information lebih memiliki t hitung 2.282 dan nilai probabilitas 0,024<0,05 sehingga H3 diterima artinya Job relevant information berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran. Koefisien regresi Job relevant information bernilai negatif yaitu -0.108 menunjukkan bahwa Job relevant information mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slackdi SKPD Kabupaten Buleleng. Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau uji F pada tabel 2. didapat F hitung sebesar 101.283 dengan tingkat signifikansi 0,000, jauh lebih kecil dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran (X1), komitmen organisasi (X2) dan Job Relevant Information (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Senjangan Anggaran budgetary slack (Y). Dengan demikian hipotesis keempat diterima. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi
berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 47.335 - 0.303 X10,366 X2 - 108 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis nilai thitung lebih besar dari ttabel(2.041> 1,978) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti H1 diterima artinya artinya Partisipasi Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary slack) pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel Partisipasi Anggaran lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,043<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Koefisien regresi partisipasi anggaran bernilai negatif yaitu 0.303 menunjukkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng, dan pengaruhnya signifikan artinya apabila partisipasi anggaran di SKPD Kabupaten Buleleng semakin meningkat, bisa menurunkan budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng dan penurunannya sangat signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dunk (1993), dalam Apriyandi (2011), yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran. Selain itu hasil penelitian ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmana (2013) yang meneliti pada pemerintahan Kota Padang yang menunjukkan hubungan yang negatif antara partisipasi dengan senjangan anggaran yaitu peningkatan partisipasi dari bawahan semakin menurunkan kesenjangan anggaran. Selain Dunk (1993) dalam Apriyandi (2011) dan Rukmana (2013) masih banyak lagi penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini, seperti Mutia (2010) dan Sugiwardani (2012). Jadi, berdasarkan atas penelitian yang dilakukan semakin tinggi partisipasi anggaransemakin menurunkan senjangan anggaran (budgetary slack). Hal ini disebabkan apabila pegawai semakin aktif berpartisipasidalam anggaran yaitu aktif dalam memberikan opini atau pendapat, jugamengoreksi apabila ada hal-hal yang tidak logis yang sesuai dengan anggaran
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) menyebabkan semakin cepat mengetahuiprioritas alokasi anggaran sehingga produktifitasnya semakin meningkat. Selanjutnya apabila produktifitas meningkat maka pengguna anggaran menjadi lebih tepat dan efisien. Partisipasi anggaran sektor publik juga menunjukkan bahwa dengan adanya partisipasi yang tinggi dari bawahan menunjukkan adanya berkurangnya senjangan anggaran. Hal ini disebabkan sistem anggaran button up, dimana informasi untuk penentuan anggaran yang lebih mengetahui adalah bawahan sehingga kemungkinan terjadinya slack terhadap anggaran kecil. Bila bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Senjangan Anggaran Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 47.335 - 0.303 X10,366 X2 - 108 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis nilai thitung lebih besar dari ttabel(4.765> 1,978) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti maka H2 diterima artinya Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary slack) pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel Partisipasi Anggaran lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Koefisien regresi komitmen organisasi bernilai negatif yaitu 0.366 menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng, dan pengaruhnya signifikan, artinya apabila komitmen organisasi di SKPD Kabupaten Buleleng semakin meningkat maka bisa menurunkan budgetary slack di SKPD Kabupaten
Buleleng dan penurunannya sangat signifikan. Komitmen organisasi adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh individu dengan adanya identifikasi, keterlibatan serta loyalitas terhadap organisasi serta adanya keinginan untuk tetap berada dalam organisasi dan tidak bersedia untuk meninggalkan organisasinya dengan alasan apapun. Individu yang memiliki komitmen yang tinggi akan lebih mementingkan organisasi dari pada kepentingan pribadi sebaliknya, individu yang memiliki komitmen yang rendah akan lebih mementingkan kepentingan pribadinya dari pada kepentingan organisasi. Pada konteks pemerintah daerah, aparat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat anggaran menjadi relatif lebih tepat. Adanya komitmen organisasi yang tinggi berimplikasi terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Selain itu, komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; McClurg, 1999; Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002 dalam Suhartono, 2006). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiwardani (2012) yang menyatakan bahwa peningkatan komitmen organisasi akan menyebabkan peningkatan kinerja aparat pemerintah dan mengurangi terjadinya budgetary slack. Sebaliknya penurunan komitmen organisasi dapat berakibat pada terjadinya kecenderungan untuk terjadinya penurunan kinerja aparat sehingga dapat menimbulkan budgetary slack. Pengaruh Job Relevant Information Terhadap Senjangan Anggaran Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y= 47.335 - 0.303 X10,366 X2 - 108 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis nilai thitung lebih besar dari ttabel(2.282> 1,978) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti maka H3 diterima artinya Job relevant information
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) berpengaruh signifikan terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary slack) pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel Partisipasi Anggaran lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,024<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Koefisien regresi Job relevant information bernilai negatif yaitu -0.108 menunjukkan bahwa Job relevant information mempunyai arah pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran atau budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng, dan pengaruhnya signifikan Artinya apabila Job relevant information di SKPD Kabupaten Buleleng semakin meningkat, bisa menurunkan budgetary slack di SKPD Kabupaten Buleleng dan penurunannya sangat signifikan. Job relevant information (JRI), yakni informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Secara langsung menunjukkan bahwa bawahan yang memiliki informasi yang lebih akurat dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran. JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan serangkaian tindakan yang lebih efektif. Hubungan antara JRI lebih kuat mempengaruhi senjangan anggaran disebabkan informasi yang dimiliki oleh bawahan sudah cukup untuk mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutia (2010), bahwa job relevan information yang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Job Relevant Information Terhadap Senjangan Anggaran Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa hipotesis keempat (H4) yaitu pengaruh partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran (budgetary slack)ditunjukan dari hasil uji F. Dari hasil
uji F dapat dilihat bahwa Fhitung>Ftabel yaitu 101.283> 2.67 dengan signifikansi variabel Partisipasi Anggaran lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05), maka H4 diterima artinya Partisipasi Anggaran komitmen organisasi dan job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran atau budgetary slackpada SKPD di Kabupaten Buleleng. Hasil ini serupa dengan pengujian pada hipotesis pertama, kedua dan ketiga. Hal ini membuktikan bahwa besar kecilnya senjangan anggaran (budgetary slack) yang terjadi di sektor pemerintah khususnya di SKPD dipengaruhi oleh tinggi rendahnya partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan job relevant information. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nouri & Parker (1996) dalam Patria (2006) yang menyatakan bahwa interaksai antara variabelkomitmen organisasi dengan partisipasi anggaran akan menurunkan kecenderungan manajer dalam menciptakan senjangan anggaran. Hal inimungkin disebabkan karena manajer yang memilki komitmen organisasi yang tinggi memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk berbuat sesuatuagar dapat menunjang keberhasilan organisasi. Komitmen yang tinggimenjadikan manajer peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik. Partisipasi anggaran membuka peluang bagi manajer untuk menciptakan senjangan anggaranuntuk kepentingan mereka jika komitmen manajer terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah. Selain partisipasi anggaran dan komitmen organisasi, salah satu faktor yang mempengaruhi senjangan anggaran yakni job Relevant Information. Kren (1992) dalam Patria (2006) mengidentifikasi informasi utama dalam organisasi adalah job relevant information (JRI), yaitu informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Pelaksana anggaran (subordinate) dalam mengambil keputusan atau tindakannya ditentukan oleh JRI untuk menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang membutuhkan dana sesuai
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh superior (pemberi dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI ini mempengaruhi tinggi rendahnya budget slack yang terjadi. Dengan semakin tingginya job relevant information akan meminimalisir budget slack. Dengan kata lain selisih nilai rupiah dana akan tidak ada atau minimal akibat ketidaksesuaian yang terjadi antara dana yang akan digunakan oleh pelaksana anggaran dan cadangan dana yang diberikan. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya tingkat partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan job relevant information dari setiap SKPD dapat menurunkan adanya senjangan anggaran (budgetary slack) pada SKPD tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, maka terdapat empat kesimpulan dari penelitian ini. Pertama, secara parsial dapat diketahui bahwa partisipasi anggaran berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Hal ini berarti semakin tinggi partisipasi maka semakin rendah senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Kedua, secara parsial dapat diketahui bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Hal ini berarti semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin rendah senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Ketiga, secara parsial dapat diketahui bahwa job relevant information berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Hal ini berarti semakin tinggi job relevant information maka semakin senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Keempat, secara simultan partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini berarti semakin tinggi partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information maka semakin rendah
senjangan anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Penulis memberikan saran kepada SKPD di Kabupaten Buleleng Untuk Partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information (JRI) di SKPD Kabupaten Buleleng sudah cukup baik disarankan agar tetap bisa dipertahankan sehingga anggaran yang disusun tetap akurat, terealisasi dengan baik dan senjangan anggaran dapat diminimalisir. Selain itu untuk peneliti selanjutnya Disarankan untuk menggunakan responden yang lebih banyak yakni pada Sekretariat Daerah, Badan, dan Kantor Kecamatan untuk dijadikan sampel. Penelitian selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup penelitian di luar kota Singaraja dan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain atau dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi senjangan anggaran (budgetary slack) seperti asimetri informasi dan kinerja. DAFTAR PUSTAKA Apriyandi, 2011, “Pengaruh Informasi Asimetri terhadap Hubungan antara Anggaran Partsipatif dan Budgetary Slack”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin Makasar. Camman, C. 1976. “Effects of the Use of Control System”. Accounting, Organizzations, and Society. Vol. 4. pp. 301-313. Cong, Vincent K. & Kar Ming Chong, 2002. .Budget Goal Commitment and Informational Effects of Budget Participation on Performance, A Structural Equation Modeling Approach.. Journal of Accounting Research. pp. 65-68. Dunk, A. S. 1993. “The effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack”. The Accounting
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Review 68. April. 410.Empat, Jakarta.
pp.
400-
Kenis, I, 1979, Effect on Budgentary good characteristic on Managerial Attitude and Performance, The Accounting Review. Lowe, E. A. dan R. W. Shaw. 1968. “An Analysis of Managerial Biasing: Evidence From a Company’s Budgeting Proses”. The Journal of Management Studies 5. Oktober. pp 304- 315. Lukka, K. 1988. “Budgetary Biasing in Organizations: Theoritical Framework and Empirical Evidence”. Accounting, Organization, and Society 13. pp. 281-301. Mardiasmo.2009. Perpajakan. Edisi Revisi 2009. Yogyakarta. Penerbit Andi. Merchant, K. A. 1985. “Budgeting and Propersity to Create Budgetary Slack.” Accounting, organization, and Society. 10. Pp. 201-210. Nouri, H. dan R. J. Parker. 1996. “The Effect of Organizational Commitment on Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack”. Behavior Research in Accounting 8. pp. 7489. Ompusungu dan Banowo, 2006, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Onsi,
M. 1973. “Factor Analysis of Behavioral Variables Affecting Budgetary Slack”. The Accounting Review. Juli. pp. 535-548. organizational commitment”, Journal Of Vocational Behavor,, Vol.14., p. 224-247.
Patria, Belianus Latuheru. 2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitment Organisasi Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kawasan Industri Maluku).Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 5, No. 1, April 2006 : 24 – 38. Sugiwardani, Resti. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Simetris, Budaya dan Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack. Artikel Ilmiah. Fakultas Ekonomi Perbanas Surabaya. Suhartono, Ehrmann dan Mochammad Solichin. 2006. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen, Hak cipta penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Young,
S.M. 1985. “Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and Assymetric Informations on Budgetary Slack.” Journal of Accounting Research 23. pp. 829-842.