e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Dengan Memperhatikan Perlakuan Akuntansi Aset Biologis dan Penilaian Kinerja Pada UD. Rimba Alam 1
Ni Komang Nita Trisna Yani, Made Ari Wahyuni, 2I Gusti Ayu Purnamawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak UD. Rimba Alam merupakan usaha dagang yang bergerak dibidang pembibitan tanaman. Hasil penjualan UD. Rimba Alam perbulan mencapai puluhan juta rupiah, dengan pendapatan yang cukup besar, sudah sepantasnya bagi UD. Rimba Alam melakukan penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP), untuk mengetahui kondisi keuangan usaha secara riil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pencatatan keuangan yang dilakukan oleh UD. Rimba Alam, 2) membatu penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis pada UD. Rimba Alam dan mengetahui kendala yang dihadapi, 3) Bagaimana kinerja keuangan dari UD. Rimba Alam selama proses operasional usaha. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitaif yang menekankan pada klarifikasi mengenai sesuatu dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) UD. Rimba Alam melakukan pencatatan secara sederhana dan manual, yakni dengan membuat catatan penjualan bulanan dan catatan kehadiran karyawan, 2) penyusunan laporan keuangan UD. Rimba Alam berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis dapat diterapkan dengan melakukan penyesuaian terhadap kondisi usaha. Aset bilogis berupa bibit tanaman diperlakukan sebagai persediaan dan diukur berdasarkan harga perolehannya. Kendala yang dihadapi dalam menyusun laporan keuangan sesuai SAK ETAP: a) adanya keterbatasan waktu, b) terbatasnya jumlah pihak yang menangani keuangan usaha, c) lingkup usaha yang kecil, d) kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, 3) kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kinerja keuangan UD. Rimba Alam dalam kondisi yang baik. Kata Kunci: keuangan, kinerja, SAK ETAP, aset biologis.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Abstract UD. Rimba Alam is a trading business that sells plant seeds. The sales of UD. Rimba Alam reach tens of thousands rupiahs a month. With a high enough income UD. Rimba Alam wrote a financial report based on entity financial accounting standard without public accountability (SAK ETAP) to know the real financial condition. This study was aimed 1) to find out the financial records done by UD. Rimba Alam, 2) to help with the writing of a financial report based on SAK ETAP by considering biological asset accounting treatment at UD. Rimba Alam, and to find out the problems faced, 3) to know how is the the financial performance of UD. Rimba Alam in the course of its operational process. This study used quantitative descriptive method which focuses on clarification of something by describing a number of variables. The data were analyzed by 1) data reduction, 2) data display, 2) conclusion drawing. The results showed that 1) UD. Rimba Alam wrote a simple record manually, that is, by recording monthly sales and by recording attendance of the workers, 2) the writing of a financial report of UD. Rimba Alam based on SAK ETAP by considering biological asset accounting treatment can be done by adjusting to the condition of the business. Biological asset in the form of plant seeds are regarded as stock that is accounted according to the cost price. The problems faced in writing the financial report according to SAK ETAP are a) time limitation, b) limitation in the workers who do the financial aspect of the business, c) the small scope, d) lack of knowledge about how to write financial reports based on SAK ETAP, 3) financial performance was measured by probability ratio. The result of measurement showed that the financial performance of UD Rimba Alam is in a good condition. Keywords: finance, performance, SAK ETAP, biological asset
PENDAHULUAN Dunia bisnis di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terlihat dari banyak berdirinya usaha-usaha kecil. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis penyusunan laporan keuangan bagi perusahaan merupakan suatu kewajiban. Menurut Kasmir (2013), Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor pemerintah, dan masyarakat. Sesuai dengan SAK ETAP bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas. Menurut Kristanto (2011:1), UMKM telah memberikan kontribusi yang penting
dan besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu dilakukan terhadap nya agar UMKM tidak hanya tumbuh dalam jumlah tetapi juga berkembang dalam kualitas dan daya saing produknya. Sari (2014) meneliti mengenai Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami). Ditemukan bahwa Laporan keuangan yang di susun oleh Perusahaan Rokok Trubus Alami belum sepenuhnya menerapkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) dan hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan sumber daya manusia yang dimiliki Ikatan Akuntan Indonesia sudah menyiapkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) untuk UMKM yang dinamakan dengan SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang telah disahkan Dewan Standar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tanggal 19 Mei 2009 dan resmi diberlakukan efektif 1 Januari 2011 untuk penyusunan laporan keuangan. Dengan adanya SAK ETAP ini ke depannya tentu sangat diharapkan UMKM mampu melakukan pembukuan akuntansi untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif dengan tujuan tentunya memberikan kemudahan bagi investor maupun kreditor untuk memberikan bantuan pembiayaan bagi para pengusaha UMKM (Andriani, 2014). Di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali banyak berkembang UMKM dalam bidang pertanian khususnya usaha pembibitan. Usaha pembibitan di Desa Bila masih dikelola dengan sederhana dan ada beberapa usaha yang belum menjalankan manajemen pengelolan bisnis yang baik. Penelitian ini dilakukan di usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan dengan nama usaha UD. Rimba Alam yang berlokasi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan merupakan salah satu usaha pembibitan yang terbesar di Desa Bila, karena untuk sekali produksi UD. Rimba Alam mampu mengasilkan bibit hingga ratusan ribu dengan berbagai jenis bibit, diantaranya bibit buah dan bibit pepohonan. Periode produksi bibit UD. Rimba Alam yakni dari bulan Januari hingga Juni dan pemeliharaan bibit dilakukan setiap awal bulan. Jumlah bibit yang diproduksi oleh UD. Rimba Alam cukup banyak, hal tersebut sejalan dengan wilayah pemasaran hingga ke pulau jawa. Pembuatan laporan keuangan pada UD. Rimba Alam sangat diperlukan untuk mengetahui posisi keuangan usaha secara real dan demi membantu perkembangan usaha. Namun selain memperhatikan pengelolaan keuangannya, perlu juga diperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis, karena UD. Rimba Alam merupakan usaha yang bergerak dibidang pertanian maka usaha ini pasti memiliki aset biologis. Menurut Simanjorang dan Supatmi (2016), Aset biologis merupakan jenis aset berupa hewan dan tumbuhan hidup.
SAK ETAP, sifatnya masih sama dengan SAK, masih menjelaskan dengan umum mengenai pedoman akuntansi. Di dalam SAK ETAP, pedoman yang bisa dijadikan acuan terkait dengan akuntansi aset biologis pada industri perkebunan adalah konsep mengenai persediaan dan aset tidak lancar serta metode pengukuran atas nilai-nilai yang akan tersaji dalam laporan keuangan entitas tersebut. SAK belum menerapkan secara spesifik mengenai pengakuan dan pengukuran terhadap aset biologis. Dalam standar SAK ETAP, sifatnya menjelaskan panduan prinsip-prinsip akuntansi secara umum (Tyas dan Nurul, 2013:7). Hingga saat ini, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) belum mengatur secara spesifik tentang Biological Asset. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 tentang Persediaan dan PSAK No.16 tentang Aset Tetap. Kedua PSAK ini dijadikan sebagai tolak ukur kewajaran dari Biological Asset karena dalam SAK tidak terdapat pernyataan yang mengatur tentang perlakuan akuntansi bagi Biological Asset secara spesifik, sehingga perlakuan akuntansi bagi Biological Asset mengikut kepada PSAK No.14 dan PSAK No.16 sesuai dengan di mana aset biologis tersebut diakui. (Anggraeningtyas, 2013:4). Setelah melakukan penyesuaian penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis, maka selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap kinerja dari UD. Rimba Alam. Penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis terhadap kinerja pegawai atau sumberdaya manusia (SDM) berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan atau dibebankan kepada mereka. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui kondisi usaha yang sebenarnya. Apakah mengalami keuntungan atau kerugian dan mengalami kemajuan atau tidak. Dengan melakukan penilain terhadap kinerja usaha diharapkan dapat membantu pihak pengelola UD.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Rimba Alam dalam pengambilan keputusan kedepannya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk membantu dalam penyesuaian penyusunan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik dan melakukan penilaian kinerja pada UD. Rimba Alam di Desa Bila. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih kepada penyusunan laporan keuangan usaha dagang yang bergerak dibidang usaha pertanian yang menghasilkan produk sendiri. Melihat pemaparan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencatatan keuangan yang dilakukan oleh UD. Rimba Alam, setelah itu membantu penyususunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis dan melakukan penilaian kinerja keuangan dari UD. Rimba Alam selama melakukan proses operasional usaha. Berdasarkan hal tersebut, adapun beberapa permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: (1) Bagaimana bentuk pencatatan keuangan yang dilakukan oleh UD. Rimba Alam? (2) Bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis pada UD. Rimba Alam (3) Bagaimana kinerja keuangan dari UD. Rimba Alam setelah dilakukan penyesuaian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP? METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitaif yang dimaksudkan untuk klarifikasi mengenai suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan variabel. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Zuriah, 2009). Penelitian jenis ini dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antarvariabel yang ada (Faisal, 2008:20). Sumber data dalam penelitian ini, sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pemilik usaha pembibitan yaitu Bapak Gede Suparwan atas pengelolaan keuangan pada UD. Rimba Alam. Sumber data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik. Data sekunder dari penelitian ini adalah dokumen terkait pengelolaan keuangan UD. Rimba Alam, seperti laporan penjualan bulanan dan juga studi kepustakaan lain yang mendukung penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara lisan yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pemilik usaha pembibitan sehingga akan mempermudah dan memberikan hasil yang lebih akurat dalam menganalisis data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dan peninjauan secara langsung ke obyek penelitian mengenai kegiatan operasional UD. Rimba Alam sehingga mempermudah dalam pengelompokkan kegiatan usaha ke dalam laporan keuangan. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan catatancatatan akuntansi pada UD. Rimba Alam terkait pemasukan dan pengeluaran terkait dengan operasional usaha, serta dokumen lain yang relevan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dengan memperoleh dokumen/inventarisasi arsip, pengambilan gambar berupa foto-foto dari UD. Rimba Alam berkenaan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1) Menganalisis bagaimana bentuk pencatatan keuangan yang dilakukan oleh UD. Rimba Alam milik Bapak Gede Suparwan. 2) Melakukan penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada UD. Rimba Alam milik Bapak Gede Suparwan dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis. 3) Melakukan penilaian kinerja dari UD. Rimba Alam setelah melakukan penyesuaian penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Operasional UD. Rimba Alam. Usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan merupakan usaha yang menjalankan kegiatan pembibitan dengan menghasilkan produk bibit sendiri dan melakukan penjualan sendiri. Usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan ini melakukan kegiatan operasional di dua tempat yakni di Desa Bila dan Desa Kubutambahan. Operasional dari UD. Rimba Alam sangat tergantung dari musim. Pada saat musim hujan bibit yang dihasilkan sangat baik, karena didukung oleh cuaca yang segar. Sedangkan untuk menyiasati musim kemarau, Bapak Gede Suparwan selaku pemilik UD. Rimba Alam melakukan pengairan dengan volume yang cukup, untuk menghindari terganggunya pertumbuhan bibit. Mengenai wilayah pemasaran dari UD. Rimba Alam, sampai saai ini bibit yang dihasilkan telah dijual hingga ke Pulau Jawa. Penjualan bibit dari usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan ini dilakukan secara eceran/grosir dan barter (misalnya dari UD. Rimba Alam mengirim bibit mangga ke usaha bibit yang ada di Jawa dan pihak dari Jawa akan mengirim bibit manggis) sesuai dengan kebutuhan bibit masing-masing usaha dan mengenai harga disesuaikan dengan perjanjian, sehingga jumlah bibit yang dikirim atau diterima akan berbeda, sesuai dengan harga yang seimbang antara kedua jenis bibit tersebut. Penjualan bibit UD. Rimba Alam semuanya dilakukan secara cash atau jika ada yang ingin membeli bibit dengan jumlah banyak maka uangnya akan diminta lebih dulu atau sekedar memberikan down payment, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan dan kekurangan bayarnya akan diberikan saat bibit diantar atau saat pengambilan bibit.
Kondisi Penyusunan Laporan Keuangan di UD. Rimba Alam Usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan memiliki prospek usaha yang baik dalam menghasilkan profit, namun pengelolaan keuangan usaha masih sangat sederhana. UD. Rima Alam belum menyusun laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai kegiatan operasional usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia dan keterbatasan waktu untuk menyusun laporan keuangan. Sistem manajemen dalam pengelolaan usaha pembibitan dilakukan sendiri oleh Bapak Gede Suparwan dengan dibantu oleh sang istri, Ibu Desak Putu Alit. Ibu Desak Putu Alit hanya membantu dalam penjualan bibit dan pencatatan keuangan usaha pembibitan berupa pencatatan kehadiran karyawan, gaji karyawan serta jumlah bibit terjual sedangkan Bapak Gede Suparwan bertanggung jawab dalam mengawasi seluruh kegiatan pembibitan. Selama proses operasional usaha pembibitan, banyak biaya yang harus ditanggung oleh pihak UD. Rimba Alam, diantaranya biaya gaji tenaga kerja, biaya pupuk, biaya listrik, biaya air, dan biaya bensin. Biaya-biaya yang ditanggung oleh Bapak Gede Suparwan selama proses operasional usaha pembibitan seharusnya mengurangi pendapatan yang diterima Bapak Gede Suparwan, namun karena tidak ada pencatatan yang tepat maka besarnya laba yang diperoleh selama penjualan bibit tidak dapat mencerminkan laba yang sesungguhnya. Hal tersebut yang menjadi kendala bagi UD. Rimba Alam dalam mengembangkan usahanya, karena Bapak Gede Suparwan tidak mengetahui secara pasti besarnya laba yang diperoleh selama satu kali produksi dan tidak mengetahui perkembangan usaha pembibitan secara pasti. Penyusunan laporan keuangan akan membantu Bapak Gede Suparwan dalam mengetahui kondisi keuangan UD. Rimba Alam secara riil, sehingga pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perkembangan UD. Rimba Alam dapat diambil dengan tepat.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Bentuk Pencatatan Keuangan yang Dilakukan UD. Rimba Alam UD. Rima Alam belum menyusun laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai kegiatan operasional usaha pembibitan milik Bapak Gede Suparwan. Hal ini diakarenakan kurangnya sumber daya manusia dan keterbatasan waktu untuk menyusun laporan keuangan. Bentuk pencatatan yang dibuat oleh UD. Rimba Alam sangat sederhana dan masih manual. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh UD. Rimba Alam berupa pembuatan pencatatan penjualan bulanan dan pencatatan penggajian tenaga kerja. Catatan penjualan bulanan yang dibuat oleh Bapak Gede Suparwan berisi informasi mengenai tanggal, nama barang, jumlah barang, harga/pohon, dan jumlah. Sedangkan catatan penggajian berisi infromasi mengenai nama pegawai, hari kerja, jumlah gaji dan kolom kas bon. Kolom kas bon dibuat karena kadangkadang ada beberapa karyawan yang melakukan pengambilan gaji lebih awal dari tanggal gajian. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Bapak Gede Suparwan tidak melakukan pencatatan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan operasional usaha pembibitan mulai dari penanaman biji hingga menjadi bibit yang siap untuk dijual. Berdasarkan dua jenis pencatatan yang dibuat tersebut, Bapak Gede Suparwan menjalankan operasional dari UD. Rimba Alam. Pencatatan yang dibuat masih bersifat sederhana dan belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Padahal UD. Rimba Alam termasuk usaha dengan kapasitas produksi cukup besar dan memiliki wilayah pemasaran yang luas. Dilihat dari hal tersebut, seharusnya Bapak Gede Suparwan melakukan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan usaha secara riil. Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan UD. Rimba Alam milik Bapak Gede Suparwan akan disesuaikan dengan kondisi usaha pembibitan dan berpedoman pada Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis. Laporan keuangan pada UD. Rimba Alam akan disusun untuk bulan September hingga November 2016. Penyusunan Laporan Keuangan dilakukan Triwulan karena data keuangan yang tersedia terbatas dan data keuangan untuk bulan-bulan sebelumnya tidak lengkap. Jadi peneliti memutuskan melakukan penyusunan laporan keuangan untuk tiga bulan terdekat dari dilaksanakannnya penelitian. Maka ada kemungkinan Bapak Gede Suparwan masih mengingat transaksi apa saja yang terjadi selama Bulan September hingga November 2016. Laporan keuangan disusun berdasarkan informasi keuangan yang telah didapat peneliti dari proses wawancara dengan Bapak Gede Suparwan dan Ibu Desak Putu Alit dan observasi di UD. Rimba Alam mengenai proses operasional usaha. Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan diantaranya (1) pembuatan jurnal khusus dan jurnal umum, Adapun data yang digunakan dalam pembuatan jurnal antara lain a) Buku catatan penjualan periode 1 September hingga 30 November 2016 di UD. Rimba Alam, b) Catatan daftar hadir karyawan, untuk bulan September hingga November 2016, c) Hasil wawancara lainnya yang menyangkut tentang keuangan UD. Rimba Alam; (2) posting ke buku besar; (3) membuat neraca saldo; (4) menyusun jurnal penyesuaian, terdapat beberapa informasi penyesuaian UD. Rimba Alam, yakni a) penyusutan atas peralatan sebesar Rp 150.000, b) perlengkapan yang telah digunakan sebesar Rp 900.000, c) penyusutan atas kendaraan sebesar Rp 2.250.000, d) beban sewa tanah yang telah dinikmati sebesar Rp 1.500.000 untuk tanah yang berlokasi di Desa Kubutambahan dan sebesar Rp 500.000 untuk tanah yang berlokasi di Desa Bila, e) penyesuaian untuk persediaan barang daganga awal sebesar Rp 124.500.000 dan penyesuaian untuk persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp 85.115.000; (5) menyusun neraca lajur; (6) menyusun laporan keuangan. Hasil penyusunan laporan keuangan periode 1 September
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) hingga 30 November 2016 UD. Rimba Alam, neraca menunjukkan total aktiva dan total pasiva yang dimiliki UD. Rimba Alam sebesar Rp 296.280.000. Total aktiva terdiri dari jumlah aktiva lancar sebesar Rp 162.660.000 dan jumlah aktiva tetap sebesar Rp 133.620.000, sedangkan total pasiva terdiri dari modal sebesar Rp 150.000.000 dan Laba periode 1 September hingga 30 November sebesar Rp 146.280.000. Laporan laba rugi menunjukkan bahwa pada periode 1 September hingga 30 November UD. Rimba Alam berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 65.307.000. Laba bersih diperoleh dari pendapatan yang diterima dari hasil penjualan dikurangi seluruh biaya yang terjadi. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan saldo modal UD. Rimba Alam sebesar Rp 296.280.000. Di dapat dari modal awal ditambah laba bersih. Tidak terjadi prive pada periode tersebut, sehingga tidak perlu dikurangi prive. Sedangkan laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir untuk periode 1 September hingga 30 November 2016 sebesar Rp 6.945.000 yang jumlahnya telah sesuai dengan jumlah saldo kas di neraca. Perlakuan Akuntansi Aset Biologis SAK ETAP sifatnya masih sama dengan SAK, masih menjelaskan dengan umum mengenai pedoman akuntansi. Di dalam SAK ETAP, pedoman yang bisa dijadikan acuan terkait dengan akuntansi aset biologis pada industri perkebunan adalah konsep mengenai persediaan dan aset tidak lancar serta metode pengukuran atas nilai-nilai yang akan tersaji dalam laporan keuangan entitas tersebut (Tyas dan Nurul, 2013). Artikel yang ditulis oleh Sari dan Martini (2011) mengenai Historical Cost vs Fair Value Accounting atas Pengakuan dan Penilaian Tanaman Perkebunan, disebutkan bahwa industri perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan sektor industri lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Tanaman perkebunan diklasifikasikan
menjadi dua golongan yaitu persediaan dan tanaman produksi. Dengan menggunakan historical cost tanaman persediaan dicatat sebesar harga perolehan. Sedangkan apabila menggunakan fair value accounting, tanaman persediaan dan tanaman produksi yang terdiri dari tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan tanaman perkebunan yang menghasilkan harus diukur pada saat pengakuan awal (initial recognition) dan pada setiap tanggal neraca sebesar nilai wajarnya (fair value) dikurangi dengan estimasi biaya pada saat penjualan (point of sale costs). Pada UD. Rimba Alam yang termasuk dalam aset biologis yakni bibit. Bibit merupakan produk yang dijual oleh UD. Rimba Alam. Bibit dikategorikan sebagai aset biologis karena bibit merupakan aset hidup. Perlakuan akuntansi terhadap bibit pada UD. Rimba Alam dikategorikan sebagai persediaan. Karena UD. Rimba Alam merupakan usaha dagang maka produk yang dijual, dikategorikan sebagai persediaan. Berdasarkan SAK ETAP (2009:52), persediaan adalah aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi untuk kemudian dijual atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa Di neraca yang telah dibuat pada bagian hasil penelitian, aset biologis dalam hal ini berbentuk bibit dimasukkan pada akun aktiva lancar yakni sebagai persediaan. Perlakuan akuntansi untuk aset biologis berupa bibit pada UD. Rimba Alam, menggunakan historical cost. Dimana tanaman persediaan dicatat sebesar harga perolehan. Perusahaan dagang sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak / perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Salah satu unsur yang paling penting dalam perusahaan dagang adalah persediaan. Perusahaan senantiasa memberi perhatian yang besar pada persediaan karena bila tanpa persediaan, para pengusaha akan berhadapan dengan resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) pelanggannya (Widiasa, Pradana dan Purnama). SAK ETAP (2019) menyatakan: “Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang”.
Desak Putu Alit yang melakukan pencatatan keuangan secara sederhana. Ibu Desak Putu Alit selaku pihak yang melakukan pencatatan tidak begitu mengetahui tentang bagaimana penyusunan laporan keuangan, terutama laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.
Kendala yang Dihadapi UD. Rimba Alam dalam Menyusun Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP Standar akuntansi keuangan dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan. Namun dalam penerapannya masih terdapat kendala yang dihadapi. Seperti yang dihadapi UD. Rimba Alam, dalam menyusun laporan keuangan UD. Rimba Alam masih mengalami kendala. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, bahwa kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik pada UD. Rimba Alam terdiri dari keterbatasan waktu, keterbatasan waktu terjadi dikarenakan Bapak Gede Suparwan dan Ibu Desak Putu Alit menjalankan kegiatan usaha sambil mengerjakan kegiatan yang ada di rumah tangga mereka. Terbatasnya jumlah pihak yang menangani keuangan usaha, Manajemen dan Keuangan dari UD. Rimba Alam hanya ditangani oleh pemilik saja yang dibantu oleh istrinya. Dengan 2 orang tenaga yang bergerak di bidang manajemen dan keuangan, maka akan terjadi kesulitan dalam membagi tugas yang harus dikerjakan. Lingkup usaha yang kecil, UD. Rimba Alam merupakan usaha yang termasuk kategori usaha yang kecil karena hanya dikelola oleh 2 orang saja dengan 10 karyawan harian lepas yang membantu dalam kegiatan pembibitan. Sehingga untuk mebuat laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu SAK ETAP, akan mengalami kesulitan. Kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan dan SAK ETAP. Keuangan UD. Rimba Alam hanya dikelola oleh dua orang saja yakni Bapak Gede Suparwan selaku pemilik dan Ibu
Kinerja Keuangan dari UD. Rimba Alam Penilaian kinerja bagi suatu usaha sangat penting untuk dilakukan, guna mengetahui sejauh mana pencapaian dari usaha yang dijalankan. Pada UD. Rimba Alam tentu perlu dilakukan penilaian kinerja. Karena UD. Rimba Alam merupakan usaha yang cukup besar dan prospek usaha kedepannya juga baik. Adapun penilaian kinerja yang dilakukan peneliti yakni penilaian kinerja keuangan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang telah dibuat oleh peneliti untuk UD. Rimba Alam. Analisis rasio keuangan yang akan dilakukan pada UD. Rimba Alam untuk menilai kinerja keuangannya adalah analisis rasio profitabilitas. Dari berbagai jenis analisis yang ada peneliti memilih analisis rasio profitabilitas karena dilihat dari data keuangan dan kondisi keuangan UD. Rimba Alam. Laporan keuangan yang telah dibuat oleh peneliti menunjukkan bahwa UD. Rimba Alam pada periode 1 September hingga 30 November 2016 tidak memiliki utang dan piutang. Berkaitan dengan utang atau kewajiban, maka dapat dilihat bahwa UD. Rimba Alam tidak dapat melakukan analisis rasio likuiditas analisis rasio solvabilitas dan analisis rasio aktivitas, karena UD. Rimba Alam tidak memiliki utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang. Pengukuran kinerja berdasarkan analisis rasio aktivitas juga tidak dapat dilakukan karena UD. Rimba Alam tidak memiliki piutang. Maka dari itu digunakanlah rasio profitabilitas karena data yang digunakan dalam penghitungan rasio tersebut tersedia pada laporan keuangan UD. Rimba Alam periode 1 September hingga 30 November 2016, yang telah dibuatkan oleh peneliti. Adapun standar industri untuk penilaian kinerja diperoleh dari Buku
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Analisis Laporan Keuangan. Rata-rata standar industri disajikan pada table 4.5: Tabel 4.5 Rata-rata Industri No.
Jenis Rasio
Standar Industri
1.
Margin Laba Kotor
30%
2.
Net Profit Margin
20%
3.
ROA
30%
4.
ROI
30%
5.
ROE
40%
Sumber: Kasmir (2013;208) Penilaian Kinerja UD. Rimba Alam Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Adapun hasil penghitungan rasio profitabilitas menunjukkan, margin laba kotor sebesar 0,80 (80%) diperoleh dari penjualan bersih sebesar Rp 201.190.000 dikurangi HPP sebesar Rp 39.385.000. Hasil dari penjualan bersih dikurangi HPP dibagi dengan penjualan sebesar Rp 201.190.000, sehingga mendapatkan margin laba kotor sebesar 0,80 (80%). Standar industri untuk margin laba kotor adalah 30%, hal ini menunjukkan bahwa margin laba kotor UD. Rimba alam baik karena berada diatas rata-rata industri. Margin laba bersih sebesar 0,72 (72%), didapat dari earning after interest and tax/laba bersih setelah pajak sebesar Rp 144.817.000 dibagi penjualan sebesar Rp 201.190.000 dan mendapatkan hasil 0,72 (72%). Standar industri untuk profit margin on sales adalah 20%, ini berarti bahwa margin laba bersih UD. Rimba Alam dalam
kondisi baik karena berada diatas rata-rata industri. ROA sebesar 0,68 (68%), diperoleh melalui penghitungan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 146.280.000 dibagi total aktiva sebesar Rp 296.280.000, mendapatkan hasil 0,68 (68%). Standar industri untuk ROA adalah 30%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi ROA baik karena berada diatas rata-rata industri. ROI sebesar 0,67 (67%), didapat dari earning after interest and tax sebesar Rp 144.817.000 dibagi total aset sebesar Rp 296.280.000 dan memperoleh hasil sebesar 0,67 (67%). Standar industri untuk ROI adalah 30%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ROI dalam kondisi baik, karena berada diatas rata-rata industri. ROE sebesar 0,96 (96%) diperoleh dari hasil penghitungan earning after interest and tax sebesar Rp 144.817.000 dibagi ekuitas sebesar Rp 150.000.000, hasilnya sebesar 0,96 (96%). Standar industri untuk ROE adalah 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROE UD. Rimba Alam dalam kondisi baik, karena berada diatas rata-rata industri. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut maka tampak bahwa kinerja keuangan dari UD. Rimba Alam dalam kondisi baik. Karena dari hasil penghitungan rasio profitabilitas menunjukkan dari 5 jenis rasio yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) termasuk dalam rasio profitabilitas, keseluruhan menunjukkan bahwa UD. Rimba Alam dalam kondisi baik dan berada diatas rata-rata industri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan analisis data penelitian, yang dilakukan untuk mengetahui penerapan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis pada UD. Rimba Alam, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pencatatan keuangan yang dilakukan UD. Rimba Alam masih sangat sederhana, hanya melakukan pencatatan penjualan bulanan dan pencatatan kehadiran pegawai. Maka dapat dikatakan bahwa UD. Rimba Alam belum melakukan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, 2) Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis dan penilaian kinerja keuangan dapat diterapkan pada UD. Rimba Alam dengan melakukan beberapa penyesuaian terhadap kondisi usaha agar tidak terlalu sulit untuk diterapkan, 3) Kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan dan penialaian kinerja berdasarkan SAK ETAP dengan memperhatikan perlakuan akuntansi aset biologis pada UD. Rimba Alam diantaranya keterbatasan waktu dari Bapak Gede Suparwan dan Ibu Desak Putu Alit selaku pihak yang mengelola usaha. Kendala kedua yakni terbatasnya jumlah pihak yang menangani keuangan usaha, karena manajemen UD. Rimba Alam hanya dikelola oleh dua orang dan proses operasionalnya hanya berpusat pada Bapak Gede Suparwan. Ketiga yaitu lingkup usaha yang kecil. Dan terakhir adalah Kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, 4) Kinerja keuangan dari UD. Rimba Alam dalam kondisi baik baik jika dilihat dari hasil pengukuran kinerja melalui analisis rasio profitabilitas.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka adapun saran yang dapat penulis berikan: 1) Bagi pemilik usaha, sebaiknya selalu menyimpan bukti transaksi yang dilakukan serta melakukan pencatatan secara rinci mengenai pendapatan dan beban yang terjadi pada UD. Rimba Alam untuk mempermudah melakukan penyusunan laporan keuangan. 2) Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar melakukan penelitian pada usaha yang memiliki skala yang lebih besar sehingga perlakuan akuntansi aset biologis pemaparannya lebik kompleks. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Lilya. 2014. “Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Sebuah Studi Intrepetatif Pada Peggy Salon)”, Volume 2, Nomor 1. Tersedia pada www.ejournal.undiksha.ac.id (diakses tanggal 18 November 2016). Faisal, Sanapiah. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Ikatan Akuntan Indonesia. 1995. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali. Kristanto, Eri. 2011. “Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAKETAP) Pada UMKM Pengrajin Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Universitas Sebelas Maret. Sari, Arum Puspita. 2014. “Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Trubus Alami)”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi, Universitas Brawijaya. Sari, Kartika Rachma dan Rita Martini. 2011. “Historical Cost vs Fair Value Accounting atas Pengakuan dan Penilaian Tanaman Perkebunan. Artikel. Jurnal Eksistansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Akuntansi Volume 3 Tahun 2011 (362-370). Tersedia pada www.pdii.lipi.go.id (diakses tanggal 5 Desember 2016). Simanjorang, Rani Dame dan Supatmi. 2016. “Praktik Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Pada Perusahaan Perkebunan (Persero) di Indonesia”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana (hlm. 1-25). (diakses tanggal 18 November 2016). Tyas,
Esti Laras Aruming dan Nurul Fachriyah. 2013. “Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dalam Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus Pada Koperasi “M”)”. Jurnal Penelitian Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Tersedia pada www.jimfeb.ub.ac.id (diakses tanggal 5 Desember 2016).
Widiasa, Pradana Adi Putra dan Ayu Purnamawati. 2015. “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada UD Tirta Yasa”. Vol.3 No. 01 hal: . Universitas Pendidikan Ganesha. Zuriah, Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan (TeoriAplikasi). Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara.