e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
PENGARUH JUMLAH KREDIT, JUMLAH SIMPANAN NASABAH, TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP PENDAPATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN SAWAN TAHUN 2008-2013 Ni Nyoman Trisna Rahayuningsih[1], Edy Sujana[1], I Gusti Ayu Purnamawati[2] Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit, simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit terhadap pendapatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Populasi dalam penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Sawan yang telah terdaftar di LPLPDK Buleleng periode 2008-2013 yaitu sebanyak 17 LPD. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu LPD di Kecamatan Sawan yang telah terdaftar di LPLPDK Buleleng periode 2008-2013 serta melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut dan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 8 LPD. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) jumlah kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, (2) jumlah simpanan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, (3) tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, (4) jumlah kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan LPD. Kata Kunci : Kredit, Simpanan Nasabah, Tingkat Suku Bunga, Pendapatan, LPD. Abstract The study aimed at finding out the effect of total number of credit, the amount of customer deposits, the interest rate on the income of the rural credit institutions. The study involved 17 rural credit institutions as the population around Sawan district listed in the LPLPDK Buleleng during 2008-2013. There were about 8 samples were selected based on purposive sampling technique with a criteria that all the rural credit institutions had been listed in the LPLPDK Buleleng during 2008-2013 as well as had provided their annual financial report and never got lost suffering during the period of the study. This study utilized a form of quantitative data which were obtained from a primary source. The analysis was conducted by using multiple linear regression analysis supported by SPSS version 19.00. The results of analysis indicated that (1) total number of credit had a positive and significant effect on the income of the rural credit institutions, (2) the amount of customer deposits had a positive and significant effect on the income of the rural credit institutions,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) (3) the interest rate had a positive and significant effect on the income of the rural credit institutions, (4) the total number of credit, the amount of customer deposits, the interest rate had a significant effect on the income of the rural credit institutions Keywords: credit, customers’ deposit, interest rate, income, rural credit institution
PENDAHULUAN Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan mikro nonbank yang dimiliki oleh desa adat atau desa pakraman yang berada di Bali. LPD pertama kali berdiri pada tahun 1985 dan tidak diatur oleh peraturan Bank Indonesia, tetapi diatur dan disahkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 8 Tahun 2002, dan pengelolaan LPD sepenuhnya diserahkan kepada desa pakraman bersangkutan. LPD berfungsi sebagai lembaga keuangan mikro yang membantu masyarakat desa dalam menyelesaikan masalah baik itu pribadi atau kelompok yang berhubungan dengan keuangan. Keberadaan LPD di desa pakraman di Bali tentu erat kaitannya dengan usaha pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Bali dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Keberadaan LPD di masyarakat desa pakraman telah banyak mengalami peningkatan yang pesat. Lembaga keuangan LPD tersebut mampu meningkatkan potensi masyarakat desa pakraman, dan membantu masyarakat desa pakraman dalam kehidupannya di dalam masyarakat desa pakraman. LPD dapat melakukan kegiatan usaha yang mampu membantu keuangan desa pakraman sekaligus dapat menjadi barometer penunjang kesejahteraan desa. Kegiatan usaha yang ada di LPD dapat digolongkan menjadi tiga 3 yaitu: kegiatan menghimpun dana, kegiatan menggunakan dana, dan memberi jasa. Pada dasarnya LPD yang barada di Bali bernaung di bawah desa adat setempat sebagai pengawas dan dibantu oleh seorang ketua, sekretaris dan bendahara yang dapat dilengkapi dengan sejumlah kepala seksi dan karyawan sesuai dengan kebutuhan LPD setempat. Beberapa LPD yang berada di Kecamatan Sawan berdiri sebagai lembaga milik desa pekraman tersebut.
LPD di wilayah tersebut sudah mengalami perkembangan yang baik hal ini dikarenakan dengan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat setempat sebagai lembaga yang bernaung di bawah desa pakraman. Pada umumnya LPD di Kecamatan Sawan memiliki tujuan untuk menetapkan dan menumbuhkan swadaya LPD sebagai pusat pelayanan kegiatan perekonomian pedesaan sesuai dengan potensi efektifitas yang dimiliki oleh desa pakraman tersebut. Setiap usaha pasti menginginkan pendapatan yang besar dengan modal yang sedikit, begitu pula LPD yang merupakan Lembaga Keuangan Mikro milik pemerintah, maka dari itu pendapatan yang dihasilkan oleh LPD sangatlah penting untuk kelangsungan hidup masyarakat dan LPD itu sendiri. Usaha yang dijalankan selalu membandingkan dua hal yaitu pendapatan dan biaya untuk mengetahui laba yang diperoleh. Untuk menghasilkan pendapatan yang setinggi-tingginya tidak harus dengan menjalankan usaha dengan bunga yang tinggi untuk lembaga keuangan, tetapi bisa melalui terobosanterobosan yaitu memperluas jangkauan nasabah, menambah jumlah pinjaman kepada nasabah, dan lainnya. Selain itu, besar atau kecilnya pendapatan yang dihasilkan oleh LPD dapat membuktikan berhasil atau tidaknya usaha kredit pemerintah ini. Masih beroperasinya LPD di beberapa desa membuktikan bahwa LPD merupakan salah satu lembaga kredit yang masih diperhitungkan keberadaannya. Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan meterinya dalam satuan waktu tertentu, yang umum digunakan biasanya satu bulan. Dengan adanya pendapatan, berarti sebuah usaha layak untuk dipertahanan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) selain pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha. Pendapatan juga sering dijadikan tolak ukur dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan kerberhasilan perekonomian suatu negara. Kredit merupakan pemberian pinjaman uang yang didasarkan atas kepercayaan dan perjanjian atau kesepakatan antara pihak pemberi pinjaman dengan pihak yang melakukan pinjaman dengan adanya imbalan berupa bunga dan pembayarannya dilakukan pada waktu yang mendatang. Dalam hal ini semakin besar jumlah kredit yang keluar, maka semakin pula pendapatan yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan adanya bunga kredit yang diterima. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012) menyatakan bahwa jumlah kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD. Sehingga dapat diduga bahwa jumlah kredit berpengaruh terhadap pendapatan LPD dengan menarik hipotesis sebagai berikut: H1: Jumlah Kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan LPD di Kecamatan Sawan Tahun 2008 – 2013. Simpanan nasabah adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai rekening koran atau deposito atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank˝. (Komaruddin, 1994). Dalam hal ini simpanan nasabah yang digunakan yaitu tabungan. Dimana tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian antara pihak LPD dengan nasabah (Ismail, 2011: 44). Dalam hal ini semakin besar jumlah simpanan nasabah yang masuk, maka semakin pula pendapatan yang diterima. Hal ini dikarenakan dana dari simpanan nasabah akan diputar fungsikan menjadi dana kredit. Dari dana kredit tersebut akan dipinjam nantinya oleh kreditur, sehingga perputaran uang yang terjadi akan mengakibatkan LPD mampu meraih laba yang signifikan dari kredit yang dilakukan oleh nasabah. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012) menyatakan bahwa simpanan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD. Sehingga dapat diduga bahwa simpanan nasabah berpengaruh terhadap pendapatan LPD dengan menarik hipotesis sebagai berikut: H2: Jumlah Simpanan Nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan LPD di Kecamatan Sawan Tahun 2008 – 2013. Tingkat suku bunga kredit merupakan balas jasa atau imbalan yang diperoleh bank atas dana yang dipinjamkan (Kasmir, 2013: 276). Tingkat suku bunga kredit dapat dijadikan sebagai faktor penting terhadap peningkatan pendapatan bagi perbankan dan tingkat perekonomian di suatu negara. Dalam perbankan pendapatan tertinggi yang dihasilkan itu berasal dari bunga atas kredit yang disalurkan. Peningkatan suku bunga kredit menandakan bahwa pendapatan bunga dari penyalur kredit juga meningkat, dengan meningkatnya pendapatan bunga maka profitabilitas juga mengalami peningkatan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arta dan Kesuma (2013) menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sehingga dapat diduga bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh terhadap pendapatan LPD dengan menarik hipotesis sebagai berikut: H3: Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan LPD di Kecamatan Sawan Tahun 2008 – 2013. Kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit dikatakan berpengaruh bersama-sama atau secara simultan terhadap pendapatan LPD. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012) menyatakan secara simultan menunjukkan bahwa jumlah kredit, simpanan, nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan periode 2005-2011. Di dukung
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) oleh Hersana (2014) yang menyatakan bahwa jumlah kredit, nasabah, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Tejakula periode 2009-2012. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Suarmini, dkk (2014), yang menyatakan secara simultan bahwa tingkat suku bunga kredit dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD se-Kecamatan Buleleng periode 2010 – 2013. Sehingga dapat diduga bahwa kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh terhadap pendapatan LPD dengan menarik hipotesis sebagai berikut: H4: Jumlah Kredit, Jumlah Simpanan Nasabah, dan Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh simultan terhadap Pendapatan LPD di Kecamatan Sawan Tahun 20082013 Berdasarkan pemaparan tersebut maka tujuan penelitian ini untuk menganalisis: (1) pengaruh jumlah kredit terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Sawan, (2) pengaruh jumlah simpanan nasabah terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Sawan, (3) pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Sawan, (4) pengaruh jumlah kredit, jumlah simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Sawan. METODE Penelitian ini dilakukan di LPD di Kecamatan Sawan yang telah terdaftar di LPLPDK Buleleng. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Sawan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu metode pemilihan sampel secara tidak acak atau sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Dari 17 LPD yang ada di Kecamatan Sawan hanya 8 LPD yang dipakai karena sudah menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut sejak tahun 20082013 dan LPD tersebut tidak mengalami kerugian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunakan data sekunder berupa laporan keuangan LPD di Kecamatan Sawan periode 20082013. Data yang dikumpulkan ini digunakan untuk mengetahui jumlah kredit, simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit, dan pendapatan LPD di Kecamatan Sawan periode 2008-2013. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda, uji t, dan uji F. Analisis regresi linear berganda digunakan oleh uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknik analisis ini diolah dengan bantuan program SPSS versi 19.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi dalam penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Sawan yang sudah terdaftar di LPLPDK Buleleng yaitu sebanyak 8 LPD. Penelitian ini menggunakan enam tahun pengamatan dari tahun 2008-2013, maka dari itu jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah sejumlah 48 data pengamatan. Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan sebuah informasi mengenai karakteristik variable-variabel penelitian, berupa minimum, maksimum, modus, simpangan baku, dan mean. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel jumlah kredit memiliki skor minimum sebesar 179825,00, skor maksimum sebesar 7601568,00, modus sebesar 179825,00, simpangan baku sebesar 1673621,97, dan skor mean sebesar 1587201,58. Hasil tersebut menyatakan bahwa secara rata-rata skor variabel jumlah kredit mendekati nilai minimumnya, maka secara rata-rata variabel jumlah kredit memiliki nilai yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) hampir sama. Variabel jumlah simpanan nasabah memiliki skor minimum sebesar 123647,00, skor maksimum sebesar 4885569,00, modus sebesar 123647,00, simpangan baku sebesar 1211355,31, dan skor mean sebesar 1274715,94. Hasil tersebut menyatakan bahwa secara ratarata skor variabel jumlah simpanan nasabah mendekati nilai minimumnya, maka secara rata-rata variabel jumlah simpanan nasabah memiliki nilai yang hampir sama. Variabel tingkat suku bunga kredit memiliki skor minimum sebesar 0,02, skor maksimum sebesar 0,03, modus sebesar 0,02, simpangan baku sebesar 0,004, dan skor mean sebesar 0,024. Hasil tersebut menyatakan bahwa secara rata-rata skor variabel tingkat suku bunga kredit mendekati nilai minimumnya, maka secara rata-rata variabel tingkat suku bunga kredit memiliki nilai yang
hampir sama. Variabel pendapatan LPD memiliki skor minimum sebesar 41205,00, skor maksimum sebesar 1594242,00, modus sebesar 41205,00, simpangan baku sebesar 393575,75, dan skor mean sebesar 417534,02. Hasil tersebut menyatakan bahwa secara rata-rata skor variabel pendapatan LPD mendekati nilai minimumnya, maka secara rata-rata variabel pendapatan LPD memiliki nilai yang hampir sama. Uji normalitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Uji statistik yang digunakan adalah One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Hasil pengujian secara statistik yang ditunjukkan dalam tabel 1 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,640. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) tersebut lebih besar dari 0,05 untuk statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya. Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan cara melakukan regresi antar variable bebas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflaction factor (VIF) dari masing-masing variable bebas. Bila nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF < 10, berarti terdapat gejala
Mean Std, Deviation Absolute Positive Negative
48 0,000 113672 0,107 0,107 -0,075 0,743 0,640
multikolonierita atau kalaupun ada, hal ini dapat diabaikan karena nilainya sangat rendah. Pada tabel 2 berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF menggunakan program SPSS Versi 19.0 Hasil dari uji multikolinearitas yang ada pada tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel bebas. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel bebas dalam model regresi dalam penelitian ini.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model (Constant) Jumlah kredit Jumlah simpanan nasabah Tingkat suku bunga kredit
0,501 0,487 0,430
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Untuk
1,997 2,054 2,327
mendeteksi heteroskedastisitas dapat digunakan uji Park Glejser Hasil uji heteroskedastisitas penelitian ini disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Coefficients
Model 1
(Constant) X1 X2 X3
B -6459,128 0,014 -0,009 3084989,286
Tabel 3. Menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 5% atau 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas ada model regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
Std. Error 84124,274 0,010 0,014 4058775,344
Standardized Coefficients Beta 0,289 -0,138 0,165
T
Sig.
-0,077 1,441 -0,680 0,760
0,939 0,157 0,500 0,451
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi, digunakan metode Durbin Watson (DW Test). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Model
R
R Square
1
0,957
0,917
Dari tebel diatas hasil nilai Durbin Watson sebesar 2,068. Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5% atau 0,05, n = 48, k1 = 3-1 = 2 adalah dL = 1,450 dan dU = 1,623. Nilai Durbin Watson berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1,623 < 2,068 < 2,377. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu.
Adjusted R Square 0,911
Std, Error of the Estimate 117483,701
Durbin Watson 2,068
Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara jumlah kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit dengan variabel dependen pendapatan LPD. Adapun persamaan yang dapat dibuat yaitu:
Pt = α + β1Kt + β2SNt + β3TSBt
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Keterangan : Y/ Pt = X1/ Kt = X2/ SNt = X3/ TSBt = α =
β1 β2 β3
Pendapatan LPD Jumlah kredit Jumlah simpanan nasabah Tingkat suku bunga kredit Konstanta
= Koefisien regresi dari X1 = Koefisien regresi dari X2 = Koefisien regresi dari X3
Adapun hasil regresi linier berganda tersebut disajikan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t 1 (Constant) 400463,257 123973,086 3,230 X1 0,147 0,014 0,624 10,144 X2 0,070 0,020 0,216 3,463 X3 20682369,457 5981375,931 0,230 3,458 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa variabel jumlah kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit memiliki pengaruh yang signifikan dan positif dengan variabel dependen pendapatan LPD. Maka model persamaan yang dapat diperoleh yaitu: Pt = 400463,257 + 0,624 Kt + 0,216 SNt + 0,230 TSBt Hasil nilai koefisien determinasi (R2) untuk ketiga variabel independen terhadap
Sig. 0,002 0,000 0,001 0,001
variabel dependen menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,911. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan LPD dipengaruhi oleh jumlah kredit, jumlah simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit sebesar 91,1%. Sisanya 8,9% pendapatan LPD dipengaruhi variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
1
0,957
0,917
Uji parsial (uji-t) dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh dari masingmasing variabel bebas (jumlah kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit) secara individual terhadap variabel terikat (pendapatan LPD) Kecamatan Sawan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient di kolom sig (significance) < 0,05 pada tabel 5 diatas. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa variabel pertama yaitu jumlah kredit (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 10,144 dengan signifikansi 0,000<0,05. Hal ini menerangkan adanya
Adjusted R Square 0,911
Std. Error of the Estimate 117483,701
pengaruh secara positif signifikan terhadap pendapatan LPD (Y). Sehingga hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa jumlah kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan LPD diterima. Variabel kedua yaitu simpanan nasabah (X2) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 3,463 dengan signifikansi 0,001<0,05. Hal ini menerangkan adanya pengaruh secara positif signifikan terhadap pendapatan LPD (Y). Sehingga hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa simpanan nasabah berpengaruh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) signifikan terhadap pendapatan LPD diterima. Variabel ketiga yaitu tingkat suku bunga kredit (X3) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 3,458 dengan signifikansi 0,001<0,05. Hal ini menerangkan adanya pengaruh secara positif signifikan terhadap pendapatan LPD (Y). Sehingga hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa
tingkat suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan LPD diterima. Uji F dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh jumlah kredit, jumlah simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit terhadap pendapatan LPD secara simultan. Hasil uji F disajikan pada tabel 7 berikut.
Tabel 7. Hasil Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
df
6,673E12 6,073E11 7,280E12
3 44 47
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya 0,00<0,05 maka H4 dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah kredit (X1), simpanan nasabah (X2), dan tingkat suku bunga kredit (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapan LPD (Y). Pengaruh Jumlah Kredit terhadap Pendapatan LPD Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel jumlah kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 10,144 > ttabel 2,021 dengan signifikansi 0,000<0,05. Sehingga, hipotesis pertama (H1) diterima, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012), yang menunjukkan bahwa jumlah kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan periode 2005 – 2011, yang menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah kredit maka semakin tinggi pendapatan yang diterima. Didukung penelitian yang dilakukan oleh Hersana (2014) yang menyatakan bahwa jumlah kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pada LPD di Kecamatan Tejakula pada tahun 2009 sampai dengan 2012.
Mean Square 2,224E12 1,380E10
F
Sig,
161,157
0,000
Jumlah kredit merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jumlah kredit yang semakin tinggi akan berpengaruh baik terhadap keberlangsungan LPD, karena dari jumlah kredit akan didapatkan hasil kinerja dari LPD sebagai lembaga kredit tingkat Desa dan akan menambah pendapatan dari LPD itu sendiri. Hal ini dikarenakan peminjam yang melakukan pinjaman dari LPD terikat pada suatu penjanjian yang berisikan sistem pengembalian uang disertakan dengan bunganya. Dari bunga tersebut akan diperoleh laba atau keuntungan dari LPD, sehingga pendapatan akan berbalik sesuai dengan jumlah pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman. Jadi semakin banyak kreditur (peminjam) maka pendapatan LPD akan semakin meningkat. Pengaruh Jumlah Simpanan Nasabah terhadap Pendapatan LPD Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel simpanan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 3,463 > ttabel 2,021 dengan signifikansi 0,001<0,05. Sehingga, hipotesis kedua (H2) diterima, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012), yang menunjukkan bahwa jumlah kredit
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan periode 2005 – 2011, yang menyatakan bahwa semakin tinggi simpanan nasabah maka semakin tinggi pendapatan yang diterima. Nasabah merupakan orang atau masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan LPD dan sebagai faktor penunjang yang paling penting. Dalam LPD nasabah seringkali menjadi tolak ukur keberhasilan yang dapat menunjang kelancaran dan kelangsungan LPD. Sedangkan simpanan nasabah adalah tabungan atau uang yang dimiliki oleh nasabah dan disimpan di sebuah lembaga keuangan dalam hal ini adalah lembaga keuangan tingkat desa atau biasa disebut dengan LPD. Simpanan nasabah yang digunakan dalam penelitian ini berupa simpanan tabungan, dimana tabungan merupakan sumber dana pihak ketiga yang mudah untuk mencari dan juga tersedia banyak di masyarakat serta persyaratan untuk mencarinya tidak terlalu sulit. Proses dan simpanan di LPD adalah nasabah sebagai pemilik dana yang menyimpan dana di LPD, sehingga dana yang masuk ke kas LPD akan menjadi pendapatan kotor LPD. Kas yang ada akan diputar fungsikan sebagai dana kredit yang digunakan sebagai peminjam kepada kreditur dalam hal ini adalah nasabah yang meminjam dana di LPD. Perputaran kas yang terjadi akan membuat LPD menjadi lembaga dengan profitabilitas yang menguntungkan LPD. Sehingga dapat diasumsikan bahwa uang yang didapat dari simpanan nasabah dapat difungsikan lagi menjadi dana kredit sebelum berubah menjadi pendapatan bersih LPD. Dana kredit itulah yang nantinya digunakan sebagai dana pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah yang melakukan kredit/ kreditur. Banyaknya dana kredit tergantung dari pendapatan tabungan dari nasabah, baik itu dari tabungan sukarela, wajib, dan deposito. Semakin besar dana yang didapatkan dari simpanan nasabah maka semakin besar pula dana yang dapat digunakan sebagai dana kredit yang dimiliki LPD.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Pendapatan LPD Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan LPD, yang ditunjukkan dengan nilai nilai thitung 3,458 > ttabel 2,021 dengan signifikansi 0,001<0,05. Sehingga, hipotesis ketiga (H3) diterima, hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arta dan Kesuma (2013) menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Tegallalang, Gianyar periode 2009 – 2012, yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka semakin tinggi pendapatan yang diterima. Didukung teori menurut Bastian dan Suhardjono (2006; 294) menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan bagi bank dan dari pendapatan tersebut dapat menutupi biaya dan kewajiban biaya atas dana yang diperoleh dari penabung. Pada sisi lain dari tingginya tingkat suku bunga kredit yang diberikan akan mengurangi minat calon nasabah dalam melakukan kredit, hal tersebut akan mengakibatkan penurunan penjualan yaitu kredit sehingga akan memengaruhi keuntungan atau penurunan pendapatan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Baakeel dan Alrashidi (2012) menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan kecil dan menengah. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Widiari, dkk (2014) yang menyatakan bahwa variabel suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan bunga bank pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja periode Maret 2008 – Desember 2014, dimana semakin tinggi suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank, maka semakin menurun pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank. Tingkat suku bunga kredit merupakan balas jasa atau imbalan yang diperoleh bank atas dana yang dipinjamkan. Melalui tingkat suku bunga
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) kredit yang optimal, LPD diharapkan dapat lebih meningkatkan keuntungan demi usahanya. Peningkatan suku bunga kredit menandakan bahwa pendapatan bunga dari penyaluran kredit juga meningkat, dengan meningkatnya pendapatan bunga maka profitabilitas juga mengalami peningkatan. Dalam mengatasi tantangan dan persaingan yang semakin ketat di kalangan lembaga keuangan mikro, maka LPD harus meningkatkan daya saing. LPD harus memberikan tingkat suku bunga yang menarik bagi nasabah. Adanya peningkatan suku bunga kredit pada LPD di Kecamatan Sawan menandakan bahwa terdapat peningkatan pendapatan bunga yang secara otomatis pendapatan LPD akan meningkat juga, dan kondisi kredit yang disalurkan oleh LPD di Kecamatan Sawan lancar dan pada masing-masing LPD mampu mengefisiensikan beban bunga atas pinjaman dan bebab operasional lainnya. Pengaruh Jumlah Kredit, Jumlah Simpanan Nasabah, dan Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Pendapatan LPD. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat nilai uji statistik nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, yaitu 161,157 > 2,82 dengan tingkat signifikansi 0,000<0,05. Sehingga, hipotesis keempat (H4) diterima. Selain itu, hasil Adjusted R Square sebesar 0,911. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan LPD dipengaruhi oleh jumlah kredit, jumlah simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit sebesar 91,1%. Sisanya 8,9% pendapatan LPD dipengaruhi variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012), yang menyatakan secara simultan menunjukkan bahwa jumlah kredit, simpanan, nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan periode 2005 – 2011. Di dukung oleh Hersana (2014) yang menyatakan bahwa jumlah kredit, nasabah, dan tenaga
kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan LPD di Kecamatan Tejakula periode 2009 – 2012. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Suarmini, dkk (2014), yang menyatakan secara simultan bahwa tingkat suku bunga kredit dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD se-Kecamatan Buleleng periode 2010 – 2013. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat ditarik empat kesimpulan, yakni (1) Variabel jumlah kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012). Artinya, apabila jumlah kredit semakin tinggi, maka pendapatan LPD akan semakin meningkat. (2) Variabel jumlah simpanan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012). Artinya, apabila jumlah simpanan nasabah semakin tinggi, maka pendapatan LPD akan semakin meningkat. (3) Variabel tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arta dan Kesuma (2013). Artinya, apabila tingkat suku bunga kredit semakin tinggi, maka pendapatan LPD akan semakin meningkat. (4) Variabel jumlah kredit, simpanan nasabah, dan tingkat suku bunga kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Setiawina (2012). Artinya, secara simultan menunjukkan bahwa jumlah kredit, simpanan nasabah semakin tinggi, maka pendapatan LPD akan semakin meningkat. Di dukung oleh Hersana (2014) yang menyatakan bahwa jumlah kredit, nasabah, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Tejakula periode 2009 – 2012. Dan Suarmini, dkk (2014), yang menyatakan secara simultan bahwa tingkat suku bunga kredit dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun beberapa saran yang diberikan: (1) Bagi LPD agar melakukan pengkajian ulang mengenai jumlah kredit, jumlah simpanan nasabah, tingkat suku bunga kredit dalam tata kelola keuangan pada lembaga keuangan agar terwujud peningkatan pendapatan LPD. (2) Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas populasi penelitian, yaitu dengan menambah jumlah LPD tidak hanya yang berada di wilayah Kecamatan Sawan, sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi. (3) Pada penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap pendapatan LPD, seperti perputaran kas, loan to deposit ratio, dan BOPO ratio.
DAFTAR PUSTAKA Arta, I Wayan Joni dan I Ketut Kesuma, 2013. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Tingkat Suku Bunga Kredit dan Pertumbuhan Kredit Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol. 4. No. 2. Hal. 956-974. Universitas Udayana. Bastian, I. dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi Pertama. Jakarta: Selemba Empat. Baakeel, Omar dan Abdulaziz Alrashidi 2012. The Impact of Interest rate on Profit among the United Arab Emirates (UAE) Small and Meduim Companies. European Journal of Business and Management. Vo. 4. No. 5 Hal. 1-7. Dewi, A.A.M.D.R dan Setiawina, N.D. 2012. Pengaruh Jumlah Kredit,
Simpanan, Nasabah, dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan LPD di Kecamatan Denpasar Selatan. Skripsi. Universitas Udayana. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hersana, I.K.D. 2014. Pengaruh Jumlah Kredit, Nasabah, dan Tenaga kerja Terhadap Pendapatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Tejakula. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Ismail. 2011. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, cet. Ke-6. Jakarta: Rajawali Pers. Komaruddin, 1994. Kamus Perbankan. Jakarta: CV Rajawali. Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta: CV Rajawali. Suarmini, Ni Luh, dkk. 2014. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Tingkat Pertumbuhan Jumlah Nasabah Kredit Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) (Studi Kasus Pada Lembaga Perkreditan Desa SeKecamatan Buleleng yang Sudah Terdaftar di LPLPDK di Buleleng Periode 2010-2013). Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha. Widiari, dkk. 2014. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Suku Bunga Kredit terhadap Pendapatan Bunga Bank pada PT bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja periode 2008-2012. Skripsi. Universitass Pendidikan Ganesha.