e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN KERJA, KEAHLIAN PROFESIONAL, MOTIVASI, DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN AUDIT PENGAWAS PADA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kecamatan Seririt) 1N.
1I
Budhi Cyntia Dewi, Gusti Ayu Purnamawati, 2Anantawikrama Tungga Atmadja Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan audit pengawas pada pengendalian intern koperasi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah Koperasi di Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus dengan responden yaitu pihak yang mengetahui tugas dan wewenang dalam pengawasan yaitu pengawas dan manajer (pengurus) koperasi. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Teknik Analisis data menggunakan regresi berganda. Analisis data menggunakan program SPSS versi 18. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan audit pengawas berpangaruh positif dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap efektivitas pengendalian internal koperasi. Kata kunci: Independensi, Pengalaman Kerja, Keahlian Profesional, Motivasi, Efektivitas Pengendalian Intern Abstract This present study was intended to identify the impact of independence, working experience, professional expertise, and job description of the auditing supervisor on the internal control of cooperatives. This study is a quantitative study. The population of the study included all the cooperatives in Seririt District, Buleleng Regency. The sample was determined using the census method. The respondents were those who were familiar with the supervising task and authority; they were the supervisors and managers of the cooperatives. The primary data were used, and were obtained through questionnaire which was directly distributed to the respondents. The data were analyzed using the multiple regression technique through SPSS program version 18. The result of the study showed that partially independence, working experience, professional expertise, motivation and job description of the auditing supervisor positively and significantly affected the effectiveness of the internal control of cooperatives.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Keywords:
Independence, Working Experience, Effectiveness of Internal Control
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, sehingga pertumbuhan ekonomi rakyat tidak stabil, khususnya masayarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Penghasilan yang didapatkan cenderung hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa dibarengi dengan kempuan untuk menabung ataupun menambah modal usaha. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, pemerintah membentuk suatu badan usaha yaitu koperasi. Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang, dimana koperasi ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatan pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Rusdiyono,2009). Diharapkan dengan adanya koperasi mampu mengurangi kesenjangan sosial yang ada di masyarakat sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masayarakat. Koperasi memiliki peran yang penting dalam perkembangan perekonomian rakyat dengan membantu memberikan dan menyalurkan kredit untuk membantu permodalan usaha kecil dan menengah agar mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Koperasi juga berperan dalam membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi masayarakat sekitar sehingga dapat menyerap tenaga kerja, secara tidak langsung koperasi membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat disekitarkanya (Ary, 2013). Dengan peran tersebut koperasi disebut juga wadah perekonomian rakyat karena mampu meningkatkan kesejahteraan masayarakt. Hal ini membuat koperasi dapat disejajarkan dengan lembaga keuangan lainnya.
Professional
Expertise,
Motivation,
Untuk menjaga eksistensinya, koperasi memerlukan strategi pengembangan untuk menjadi badan usaha yang tangguh dan mandiri. Salah satu kebijakan yang dapat diambil koperasi adalah dengan meningkatkan kualitas pengendalian intern koperasi. Sistem pengendalian intern yaitu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, pengecekan kebenaran dan kehandalan data akuntansi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, serta mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2002). Efektivitas pengendalian intern diperlukan untuk mendapatkan informasi yang memadai bahwa apa yang telah dijalankan oleh koperasi telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian Intern koperasi dilakukan oleh pengawas atau pihak-pihak yang diberikan wewenang dan tanggung jawan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan dalam koperasi. Pada pasal 48 Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang perangkat organisasi, pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota, persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengendalian intern pada koperasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pengawas koperasi yang bertugas mengawasi pelaksanaan hasil keputusan rapat anggota tahunan (RAT). Khususnya keputusan yang menyakut organisasi serta tugas lainnya seperti mengawasi dan melakukan pemeriksaan terhadap suatu kebijakan yang telah disepakati oleh pengurus termasuk menilai efektivitas prosedur tersebut dan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi pada suatu kebijakan yang telah ditetapkan dan dijalankan oleh pengurus (Bayu dan Rasmini, 2014). Beberapa hal yang harus dimiliki seorang pengawas koperasi agar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pengendalian intern dapat dijalankan dengan baik sehingga koperasi tetap mampu menjaga eksistensinya. Salah satunya adalah seorang pengawas harus memiliki Independensi. Indenpendensi merupakan suatu sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung padaorang lain (Mulyadi, 2002). Setiap auditor harus memelihara integritas dan obyektivitas dalam tugas pengawasannya, serta harus independen dari semua kepentingan atau pengaruh yang tidak layak (Eka dan Dwi, 2008) Selain Independensi, pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang pengawas juga membantu pengawas dalam menjalankan pengawasan dan pemeriksaannya. Pengalaman kerja merupakan suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu polah tingkah yang lebih tinggi yang didapatkan dari pendidikan formal maupun non formal (Diah dan Ramantha, 2013). Sesuai dengan stadar umum profesional akuntan publik, auditor diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya. Banyakna pengalaman kerja yang dimiliki pengawas akan membantu pengawas dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui pada organisasi. Keahlian profesional adalah tingkat kemahiran profesional auditor internal dalam melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan dengan keterampilan dan kecermatan profesionalnya terhadap penerapan struktur pengendalian intern. Menurut Akmal (2006: 13) menyebutkan bahwa auditor intern harus memiliki kemapuan profesional yang berarti pemerikasaan intern harus menggunakan keahlian dan ketelitian dalam menjalankan profesinya. Keahlian profesional yang dimiliki pengawas membantu pengawas dalam mendekteksi gejala penyimpanganpenyimpangan pada prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan dan dijalankan oleh pengurus. Motivasi dalah suatu keinginan yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk bertindak. Dalam konteks organisasi, motivasi adalah pemanduan antar kebutuhan organisasi dengan
kebutuhan personil (Swandi dalam Novianti, 2014). Motivasi menciptakan gairah kerja seseorang sehingga seorang pengawas dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan bekerja secara termotivasi maka pengawas akan mengerjakan pekerjaannya dengan giat sehingga hasil yang didapatkan akan berkualitas. Kinerja pengawas yang baik akan berpengaruh meningkatkan efaktivitas pengendalian intern koperasi. Ruang lingkup pekerjaan harus meliputi evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian interal yang dimiliki oleh organisasi. Empat lingkup pekerjaan audit internal sebagai berikut: (1) keandalan informasi, (2) kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundangundangan, (3) perlindungan terhadap harta dan (4) pencapaian tujuan (Hiro, 2006). Ruang lingkup audit intern yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian intern, pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan (Hiro, 2006). Pelaksanaan pekerjaan audit pengawas menyangkut aktivitas-aktivitas audit seperti merencanakan audit, memeriksa dan mengevaluasi informasi, mengkomunikasikan serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Penelitian ini dititik beratkan pada pengawas yang berkerja di koperasi di Kecamatan Seririt. Melihati perkembangan koperasi yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat namun tidak dibarengi dengan pengendalian intern yang efektif. Hal ini dapat diketahui dari beberapa koperasi yang tidak menjalankan rapat anggota tahunan (RAT) selama 3 tahun sehingga beberapa izin koperasi di Kecematan Seririt di bekukan. Sehingga diharapkan pengawas memiliki sikap independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan pemahaman ruang lingkup pekerjaan agar kegiatan operasional koperasi dapat berjalan dengan baik dan meningkatkan efektivitas pengendalian intern koperasi. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) permasalahan sebagai berikut: (1) apakah indepensi berpengaruh terhdap efektivitas pengendalian intern koperasi, (2) apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi, (3) apakah keahlian profesional berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi, (4) apakah motivasi berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi, (5) apakah ruang lingkup pekerjaan berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi, dan (6) apakah independensi, pengalaman kerja, keahlian profeisonal, motivasi, dan ruang lingkup pekerjaan audit berpengaruh terhdap efektivitas pengendalian intern koperasi.Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan audit berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi. Diah dan Ramantha (2013) menyatakan bahwa Indenpensi berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Seorang pengawas yang memiliki independensi akan melakukan tugas pemeriksaan dan pengawas dengan memelihara obyektivitas dan integrasi sehingga laporan yang dihasilkan tidak memihak dari kepentingan organisi maupun kepentingan individu. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama dapat dirumuskan: H1 : Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi. Pengalaman kerja seorang auditor akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan tugastugasnya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki pengwas akan memberikan pentunjuk dan pembelajaran dalam menyikapi suatu permasalahan yang ditemui di lapangan saat pengawas melaksanakan tugasnya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua dapat dirumuskan:
H2 : Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi Auditor internal harus memiliki kemampuan profesinal, karena pemeriksaan internal harus menggunakan keahlian dan ketelitian dalam menjalankan profesinya (Akmal, 2006). Keahlian profesional merupakan tingkat kemahiran profesional auditor internal dalam melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan dengan keterampilan dan kecermatan terhadap penerapan struktur pengendalian. Keahlian profesional akan membantu pengawas untuk menilai gejala penyimpangan yang terjadi di koperasi sehingga pengendalian intern dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ketiga dapat dirumuskan: H3 : Keahlian profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi Berdasarkan penelitian novianti (2014) membuktikan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap pengendalian intern. Motivasi merupakan suatu keingin yang ada pada diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi yang dimiliki oleh seorang pengawas dapat mempengaruhi apa yang dilakukan dan diputuskan dalam menjalankan tugas dan fungsinya selaku auditor internal. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis keempat dapat dirumuskan: H4 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bayu dan Rasmini (2014) membuktikan bahwa ruang lingkup pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian intern. Lingkup pekerjaan auditor internal harus meliputi pengujian evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Berdasarkan uarain diatas, maka hipotesis kelima dapat dirumuskan : H5 : Ruang lingkup pekerjaan berpengaruh positif dan signifikasn terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pengendalian intern koperasi. Seseorang pengawas internal yang memiliki independensi yang tinggi, keahlian profesional, pengalaman kerja yang tinggi, motivasi yang positif dan mengetahui ruang lingkup pekerjaannya dengan baik akan dapat menilai bagaimana sistem pengendalian intern yang ada di organisasi tersebut. Seorang pengawas internal yang memiliki independensi yang tinggi, keahlian profesional, pengalaman kerja yang tinggi, motivasi yang positif dan mengetahui ruang lingkup pekerjaannya dengan baik akan dapat menilai bagaimana sistem pengendalian intern yang ada di organisasi tersebut. pada penelitian Novianti, 2014 menyatakan bahwa independensi, motivasi, pengalaman kerja, dan keahlian profesional badan pengawas secara simultan berpengaruh positif pada efektivitas pengendalian intern. Dari uraian diatas diambil hipotesis sebagai berikut: H6 : Independensi, Pengalaman Kerja, Keahlian Profesional, Motivasi, Ruang Lingkup Pekerjaan berpengaruh secara simultan terhadap efektifitas pengendalian intern koperasi. METODE Penelitian ini dilakukan pada Koperasi di Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Racangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yang didukung dengan data-data yang diperoleh melalui survey langsung. Rancangan penelitian ini digunakan untuk menganalisa pengaruh independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi, dan ruang lingkup pekerjaan audit pengawas terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi di Kecamatan Seririt. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi yang ada di Kecamatan Seririt yang berjumlah 19 koperasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus yaitu melalui penyebaran kuesioner untuk semua populasi. Jumlah responden untuk masing-masing koperasi di Kecamatan Seririt adalah 4 orang responden. Sehingga total responden dalam penelitian
ini adalah 76 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data skor jawaban kuesioner yang terkumpul dari pengawas dan manajer (pengurus) koperasi. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, pertama adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Tahap kedua adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedatisitas. Pada tahap ketiga adalah pengujian hipotesis yang terdiri dari uji regresi linier berganda, uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t) dan uji simultam (uji F) HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah kuesioner yang disebar ke responden adalah sebanyak 76 kuesioner. Dari kuesioner yang disebar total kuesioner yang kembali sebanyak 36 kuesioner. Dari 36 kuesioner yang kembali pengisiannya lengkap sehingga layak digunakan untuk diolah. Tingkat pengembalian kuesioner pada perhitungan tersebut sebesar 47,37 persen. Statistik deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Hasil pengujian statistik deskriptif diketahui dari 36 responden, Independensi (X1) memiliki nilai terendah sebesar 16 dan nilai tertinggi sebesar 33. Rata-rata independensi dalam penelitian ini adalah 26,53 dengan standar deviasi 4,567. Variabel pengalaman kerja (X2) memiliki nilai terendah sebesar 8 dan nilai tertinggi sebesar 20. Rata-rata pengalaman kerja dalam penelitian ini sebesar 15,61 dengan standar deviasi 3,128.Variabel keahlian profesional (X3) memiliki nilai terendah sebesar 14 dan nilai tertinggi sebesar 24. Rata-rata keahlian profesional pada penelitian ini sebesar 20,61 dengan standar deviasi 2,220. Variabel motivasi (X4) memiliki nilai terendah sebesar 12 dan nilai tertinggi sebesar 20. Rata-rata motivasi dalam penelitian ini sebesar 17,44 dengan standar deviasi sebesar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) 3,501. Variabel ruang lingkup pekerjaan (X5) memiliki nilai terendah sebesar 24 dan nilai tertinggi sebesar 35. Rata-rata ruang lingkup pekerjaan pada penelitian ini adalah 29,58 dengan standar deviasi 3,065. Variabel efektivitas pengendalian
intern (Y) memiliki nilai terendah sebesar 41 dan nilai tertinggi sebesar 56. Rata-rata efektivitas pengendalian intern pada penelitian ini adalah 49,92 dengan standar deviasi 3,442. Hasil Uji Deskritif dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Analisis Deskriptif Variabel Independensi Pengalaman_Kerja Keahlian_Profesional Motivasi Ruang_Lingkup_Pekerjaan Efektivitas_Pengendalian_Intern Valid N (listwise) Sumber: data primer diolah, 2015
N 36 36 36 36 36 36 36
Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dilaksanakan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor, sehingga didapat nilai pearson korelation. Suatu instrumen dikatakan valid apabila nilai r pearson korelation terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,30) (sugiyono, 2009). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah valid. Dimana semua item pertanyaan memiliki nilai r pearson yang lebih besar dari r kritis (0,30). Dapat dilihat juga dari nilai sig. (2-tailed) pearson correlation product moment, dimana seluruh item pernyataan menunjukan signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 sehingga seluruh pernyataan dapat dikatan valid. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan variabel yang akan diuji. Uji reabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunkan koefisien Cronbach’s Alpha, apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7 maka instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel. Hasil uji reabilitas menunjukan bahwa semua
Minimum Maximum 16 33 8 20 14 24 12 24 24 35 41 56
Mean Std. Deviation 26.53 4.576 15.61 3.128 20.61 2.220 17.44 3.501 29.58 3.065 49.92 3.442
variabel memiliki Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi, ruang lingkup pekrjaan dan efektivitas pengendalian intern adalah riliabel. Setelah melakukan uji kualitas data, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Untuk menguji normalitas variabel pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dimana masingmasing variabel melibihin 0,05. Nilai kolmogorov Smirnov variabel independensi sebesar 0,085, Pengalaman Kerja sebesar 0,115, Keahlian Profesional sebesar 0,122, Motivasi sebesar 0,539, Ruang Lingkup Pekerjaan sebesar 0,280 dan Efektivitas Pengendalian Intern sebesar 0,706 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variaber bebas. Multikolinearitas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dapat diketahui jika nilai tolerance > 0,10 atau lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF 10 atau kurang dari 10. Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai tolerance masingmasing variabel lebih dari 10 persen atau 0,1. Demikian juga dengan VIF masingmasing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi liner. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut Homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut Heteroskedatisitas. Uji heteroskedatisitas
pada penelitian ini menggunakan uji Park. Hasil Uji heteroskedatisitas menunjukan bahwa nilai probabilitas signifikansi semua variabel memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Profesional (X3), Motivasi (X4) dan Ruang Lingkup Pekejaan (X5) terhadap Efektivitas Pengendalian Internal (Y). Adapaun model persamaan regresinya adalah SPI = α + β1I + β2PK + β3KP + β4M + β5RLP + e
Tabel 2. Hasil Regrasi Linier Berganda Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta B Variabel t a (Constant) 21,177 2,119 9,993 Independensi 0,130 0,057 0,173 2,292 Pengalaman_Kerja 0,282 0,110 0,256 2,563 Profesionalisme 0,347 0,106 0,224 3,287 Motivasi 0,184 0,070 0,187 2,617 Ruang_Lingkup_Pekerjaan 0,356 0,106 0,317 3,345 Sumber: data primer diolah, 2015 Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada tabel 2, maka didapat hasil persamaan regresi sebagai berikut Y= 21,177 + 0,130X1 + 0,282X2 + 0,347X3 + 0,184X4 + 0,356X5 + e Berdasarkan model regresi yang terbentuk, dapat diinterpretasikan hasil sebgai berikut: Nilai konstanta sebesar 21,177 menunjukan bahwa apabila variabel Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Profesional (X3), Motivasi (X4), dan Ruang Lingkup Pekerjaan (X5) memiliki nilai 0 (nol), maka efektivitas pengendalian intern mengalami peningkatan sebesar nilai konstanta tersebut. Nilai koefisien β1 =0,130 menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Independensi (X1) akan mendorong peningkatan efektivitas
Sig. 0,000 0,029 0,016 0,003 0,014 0,002
pengendalian intern (Y) sebesar 0,130 dengan asumsi variabel Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Profesional (X3), Motivasi (X4), dan Ruang Lingkup Pekerjaan (X5) tetap/konstan Nilai koefisien β2 =0,282 menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Pengalaman Kerja (X2) akan mendorong peningkatan efektivitas pengendalian intern (Y) sebesar 0,282 dengan asumsi variabel Independensi (X1), Keahlian Profesional (X3), Motivasi (X4), dan Ruang Lingkup Pekerjaan (X5) tetap/konstan Nilai koefisien β3 =0,347 menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel keahlian profesional (X3) akanmendorong peningkatan efektivitas pengendalian intern (Y) sebesar 0,347 dengan asumsi variabel Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Motivasi (X4),
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dan Ruang Lingkup Pekerjaan (X5) tetap/konstan Nilai koefisien β4 =0,184 menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Motivasi (X4) akan mendorong peningkatan efektivitas pengendalian intern (Y) sebesar 0,184 dengan asumsi variabel Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Profesional (X3), dan Ruang Lingkup Pekerjaan (X5) tetap/konstan Nilai koefisien β5 =0,356 menunjukan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Ruang Lingkup pekerjaan (X5) akan mendorong peningkatan efektivitas pengendalian intern (Y) sebesar 0,356 dengan asumsi variabel Independensi (X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian
Profesional (X3), dan Motivasi (X4) tetap/konstan Koefisien determinasi menunjukan seberapa besar persentase variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,916. Hal ini menunjukan bahwa 91,6 persen variasi efektivitas pengendalian intern dipengaruhi oleh variasi independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup perkerjaan, sedangkan sisanya 8,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan atau diuji pada penelitian ini. Hasil Uji Koefisien Determinasi diatas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji koefisien Determinasi Adjusted Model R R Square R Square 1 0,963 0,928 0,916 Sumber: data primer diolah, 2015 Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 2 diatas. Pengujian hipotesis pertama (H1) dengan jumlah sampel 36, sehingga diperoleh df = n-k-1= 36-5-1, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 1,697. Hal ini menunjukan bahwa variabel Independensi (X1) nilai thitung adalah 2,292 > nilai ttabel 1,697 dengan nilai signifikansi 0,029 yang lebih kecil 0,05 sehingga H1 diterima. Jadi variabel independensi sacara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini berarti bahwa semakin independen seorang pengawas dalam menjalankan tugasnya maka efektivitas pengendalian intern akan semakin baik. Pengujian hipotesis kedua (H2) dengan jumlah sampel sebanyak 36, sehingga diperoleh df = n-k-1 =36-5-1, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 1,697. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengalaman kerja (X2) nilai thitung adalah 2,563 > nilai ttabel 1,697 dengan
Std. Error of the Estimate 0,997
nilai signifikansi 0,016 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima. Jadi, variabel pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengalaman kerja seorang pengawas akan meningkatkan efektivitas pengendalian intern. Pengujian hipotesis ketiga (H3) dengan jumlah sampel sebanyak 36, sehingga diperoleh df = n-k-1 =36-5-1, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 1,697. Hal ini menunjukan bahwa variabel keahlian profesional (X3) nilai thitung adalah 3,287 > nilai ttabel 1,697 dengan nilai signifikansi 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 diterima. Jadi, variabel keahlian profesional secara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini berarti semakin tinggi keahlian profesional yang dimiliki seorang pengawas maka akan meningkatkan efektivitas pengendalian intern. Pengujian hipotesis keempat (H4) dengan jumlah sampel sebanyak 36, sehingga diperoleh df = n-k-1 =36-5-1, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) sebesar 1,697. Hal ini menunjukan bahwa variabel motivasi (X4) nilai t hitung adalah 2,617 > nilai ttabel 1,697 dengan nilai signifikansi 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H4 diterima. Jadi variabel motivasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengujian hipotesis kelima (H5) dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan jumlah sampel sebanyak 36, sehingga diperoleh df = n-k-1 =36-5-1, sehingga ttabel dengan df = 30 adalah sebesar 1,697. Hal ini menunjukan bahwa variabel pengalaman
kerja (X2) nilai thitung adalah 3,345 > nilai ttabel 1,697 dengan nilai signifikansi 0,002 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H5 diterima. Hal ini berarti variabel pengalaman kerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independensi secara bersamasama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011). Hasil yang diperoleh Uji F dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil Uji F Sum of Squares Regression 384,900 Residual 29,850 Total 414,750 Sumber: data primer diolah, 2015 Model
Df 5 30 35
Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau 77,367 > 2,53 dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas atau 0,000 < 0,05, maka H06 diterima. Hal ini menunjukan bahwa independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi, dan ruang lingkup pekerjaan berpengaruh secara simultan terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengaruh Independensi terhadap Efektivitas Pengendalin Intern Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa independensi berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 2 yang menunjukan bahwa variabel Independensi (X1) memiliki nilai thitung (2,292) > nilai ttabel (1,697) dan nilai signifikansi t 0,029 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima. Hal ini berarti bahwa Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern. Hubungan antara independensi pengawas terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi adalah semakin independen seorang pengawas
Mean Square 76,980 0,995
F 77,367
Sig. a ,000
dalam melaksanakan pengawasan maupun pemeriksaan maka semakin efektif pengendalian inetrn pada koperasi. Seorang audit internal atau pengawas harus memelihara obyektivitas dan integritas dalam melaksanakan pengawasannya sehingga dapat menilai apakah keputusan yang dihasilkan saat rapat anggota tahunan (RAT) telah dijalankan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Bayu dan Rasmini (2014), yang menyatakan independensi berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini diketahui dari hasil regresi pada tabel 2 yang menunjukan bahwa variabel pengalaman kerja (X2) memiliki nilai thitung (2,563) > nilai ttabel (1,697) dengan nilai signifikansi t 0,016 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) H2 diterima yaitu pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern. Hubungan antara pengalaman kerja dengan efektivitas pengendalian intern koperasi adalah semakin tinggi pengelaman kerja seorang pengawas akan meningkatkan efektivitas pengendalian intern koperasi. Sesuai dengan strandar umum dalam standar profesional Akuntan Publik, auditor diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya. Pengalaman kerja yang dimiliki seorang pengawas akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaian tugas-tugasnya sehingga pengawas dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan meminimalisir kesalahan pada laporan yang dihasilkan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Novianti (2014), yang menyatakan pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengaruh Keahlian Profesional Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keahlian profesional berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 2 yang menunjukan bahwa variabel keahlian profesional (X3) nilai thitung adalah (3,287) > nilai ttabel (1,697) dengan nilai signifikansi t 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 diterima yaitu keahlian profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern. Hubungan antara keahlian profesional pengawas terhadap efektivitas pengendalian intern koperasi adalah semakin meningkatnya keahlian profesional yang dimiliki seorang pengawas maka efektivitas pengendalian intern akan semakin baik. Keahlian profesional yang dimiliki seorang pengawas akan membantu pengawas dalam menilai kebijakan-kebijakan dan prosedur yang digunkan dalam koperasi dan memberi masukan untuk sehingga mampu meningkatkan efektivitas
pengendalian intern pada koperasi. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Novianti (2014), yang menyatakan Keahlian profesional berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengaruh Motivasi Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 4.7 yang menunjukan bahwa variabel motivasi (X4) nilai thitung (2,617) > nilai ttabel (1,697) dengan nilai signifikansi 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H4 diterima yaitu motivasi berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Penting halnya seorang pengawas memiliki motivasi dalam dirinya untuk mengembangkan dan memajukan koperasi dimana pengawas berkerja. Motivasi tersebut akan meningkatkan gairah kerja pengawas sehingga pengawas bekerja lebih giat dan tekun. Dengan kinerja pengawas yang baik maka koperasi akan memiliki pengendalian intern yang baik. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Novianti (2014), yang menyatakan motivasi berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Pengaruh Ruang Lingkup Pekerjaan Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa ruang lingkup pekerjaan berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 4.7 yang menunjukan bahwa variabel ruang lingkup pekerjaan (X5) nilai thitung (3,345) > nilai ttabel (1,697) dengan nilai signifikansi 0,002 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H5 diterima yaitu ruang lingkup pekerjaan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Semakin besar kegiatan koperasi maka ruang lingkup pekerjaan pengawas akan semakin luas dan kompleks. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya pada
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pemeriksaan dari segi aspek laporan keuangan namun perlunya pengawasan pada aspek organisasi seperti keefektifan kebijakan dan prosedur yang telah dijalankan oleh pengurus. Sehingga sangat penting seorang pengawas mengetahui ruang lingkup pekerjaannya. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Bayu dan Rasmini (2014) yang menyatakan ruang lingkup pekerjaan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern Pengaruh independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup pekrejaan terhadap efektivitas pengendalian intern Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa independensi, pengalaman kerja, profesionalisme, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau (77,367) > (2,53) dan sig. Lebih kecil dari nilai probabilitas atau (0,000) < 0,05, maka H05 ditolak dan Ha6 diterima. Independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi, dan ruang lingkup pekerjaan audit secara signifikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern. Independensi penting dimiliki oleh seorang pengawas atau auditor internal agar fungsi pemeriksaan internal dapat dilakukan dengan baik. Selain independensi, pengalaman kerja yang dimiliki membantu pengawas dalam menyikapi permasalahan yang ditemui dan mengambil keputusan secara tepat. Dalam melaksankan pemeriksaan pengawas harus melakukan dengan keterampilan dan kecermatan guna menilai penerapan struktur pengendalian. Seorang pengawas sangat penting mengetahui ruang lingkup pekerjaannya. Semakin besar kegiatan atau unit usaha yang dijalankan koperasi maka semakin luas dan kompleks ruang lingkup pekerjaan pengawas. Dengan demikian seorang pengawas yang independen, memiliki banyak pengalaman kerja, keahlian profesional yang tinggi, motivasi untuk membangun koperasi dan memahami ruang lingkup pekerjaan akan
meningkatkan efektivitas intern pada koperasi.
pengendalian
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengujian yang telah dipaparkan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara independensi terhadap efektivitas pengendalian intern. (2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja terhadap efektivitas pengendalian intern. (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keahlian profesional terhadap efektivitas pengendalian intern. (4) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap efektivitas pengendalian intern. (5) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ruang lingkup pekerjaan terhadap efektivitas pengendalian intern. (6) Terdapat pengaruh secara simultan antara independensi, pengalaman kerja, keahlian profesiona, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan terhadap efektivitas pengendalian intern. Adapun saran dalam penelitian ini adalah Bagi Koperasi di Kecamatan Seririt, disarankan agar lebih meningkatkan sikap independensi, pengalaman kerja, keahlian profesional, motivasi dan ruang lingkup pekerjaan audit yang dimiliki oleh seorang pengawas guna meningkatkan efektivitas pengendalian intern pada koperasi di Kecamatan Seririt. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel yang digunakan dan menambah variabel yang digunakan yang mungkin mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal pada koperasi seperti gaya kepemimpinan, budaya organisasi, atau menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal pada koperasi. DAFTAR PUSTAKA Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Diananawati, Ni Kadek Diah dan Wayan Ramantha. 2013. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Dan PengalamanKerja Auditor Internal Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Gianyar. Jurnal Akuntansi, Vol 4 No. 3, Hal 1-2. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Desyanti, Eka dan Dwi Ratnadi. 2008. Pengaruh Independensi, keahlian profesional, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol 3 No 1, Hal 3-5. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IMB SPSS19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro Herrawaty, Netty. 2013. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional Dan Pengalaman Auditor Internal Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern (Hotel Kelas Melati Di Kota Jambi). Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Hal 5-8. April. Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Novianti, Ni Kadek. 2014. Pengaruh independensi, motivasi, pengalaman kerja dan keahlian profesional Badan Pengawas terhadap Efektivitas Penerapan Pengendalian Intern Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Perdana, Ida Bagus Ary, Analisis Laporan Kas Pada Koperasi Pegawai – Republik Indonesia “SETIA BUDI” Periode 2010-2012. Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2, Hal 1-3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Shadana, Bayu dan Rasmini. 2014. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Pengawas Pada Efektivitas Pengendalian Intern Koperasi. Jurnal Akuntansi Vol 8 No.3, Hal 2-3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Auditor Internal. Jilid 5. Yogyakarta: Kanisius. Republik Indonesia. 2012. Undang – Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Jakarta Rusdiyono. 2009. Pengembangan Pengaturan Pendirian Koperasi Di Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponogoro