e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017)
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, PENGUNGKAPAN SUKARELA, MANAJEMEN LABA DAN BETA SAHAM TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015)
1
Luh Putu Kartika Sari Dewi Made Arie Wahyuni 2Edy Sujana
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected], wahyuni
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham terhadap cost of equity capital. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu 32 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital, 2) Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity capital, 3) Manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital, 4) Beta saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital, 5) Variabel asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Kata Kunci : Cost Of Equity Capital, Asimetri Informasi, Pengungkapan Sukarela, Manajemen Laba, dan Beta Saham
Abstract This study was aimed at testing the effect of information asymmetry, voluntary disclosure, profit management and Beta share on cost of equity capital. This study was a quantitative research that used secondary data obtained from Indonesia Stock Exchange in 2013 -2015. The sample used in this study were selected by using purposive sampling technique, i.e. 32 banking corporations which are registered in Indonesia Stock Exchange in 2013- 2015. The study used multiple linear regression to analyze the data. The results showed that 1) information asymmetry has a positive and significant effect on cost of equity capital, 2) voluntary disclosure has a negative and significant effect on cost of equity capital, 3) profit management has a positive and significant effect on cost of equity capital, 4) Beta share has a positive and significant effect on cost of equity capital, 5) the variables of information
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) asymmetry, voluntary disclosure, profit management and Beta share simultaneously have a positive and significant effect on cost of equity capital. Keywords: Cost of Equity Capital, Information Asymmetry, Voluntary Disclosure, Profit Management, and Beta Share
PENDAHULUAN Persaingan industri yang semakin ketat membuat perusahaan untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Perluasan industri biasa dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Perluasan usaha ini tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan dana. Tuntutan atas kebutuhan dana membuat perusahaan melakukan campur tangan pihak eksternal seperti investor dan kreditur. Pihak eksternal membutuhkan informasi yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan dimana informasi tersebut disajikan di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dipublikasikan di pasar modal untuk dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana, tentunya untuk mendapatkan dana tersebut perusahaan mengeluarkan biaya modal ekuitas atau dikenal dengan cost of equity capital. Menurut Ifonie (2012) cost of equity capital merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh penyedia dana, baik investor maupun kreditur. Pada umumnya, para investor tidak mempunyai akses langsung kepada sumber informasi dan semata-mata menyandarkan diri pada informasi dalam pelaporan keuangan Menurut Hartono (2008) asimetri informasi adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-investor yang mendapat informasi saja (informed investor). Asimetri informasi dapat terjadi di pasar modal ketika salah satu pelaku pasar modal memliki informasi yang lebih dibandingkan pelaku pasar yang lainnya. Apabila dihubungkan dengan peningkatan perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
(disclosure) informasi akuntansi salah satunya pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan butir-butir pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku tergantung pada biaya dan manfaat dari pengungkapan tersebut (Fitiany, 2001). Menurut Copeland (2008) manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan, atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan (Chancera, 2011). Manajemen laba dapat merugikan investor, mendorong investor untuk mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, agar risiko atas informasi yang ditanggungnya tidak terlalu besar. Investor juga harus mempertimbangkan risiko. Menurut Hartono (2000), risiko adalah kemungkinan menyimpangnya tingkat keuntungan yang sesungguhnya (actual return) dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Risiko dalam investasi terdapat dua macam, yaitu risiko sistematik dan risiko tidak sistematik. Risiko sistematik disebut juga risiko pasar (market risk) atau beta saham yang diukur dengan Beta. Menurut Hartono (2009), Beta merupakan suatu ukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return pasar. Beta saham ini akan menjadi pertimbangan saat investor melakukan investasi. Salah satu sektor yang ada di pasar modal Indonesia adalah sektor perbankan. Menurut Zarkasyi (2008) bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) meningkatkan taraf hidup masyarakat. Industri perbankan adalah industri yang menerapkan peraturan yang cukup ketat dibandingkan dengan industri lainnya. Zarkasyi (2008) menyatakan bahwa banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masingmasing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”. Sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 mengalami kenaikan setiap tahunnya dan perusahaan perbankan terus melakukan peningkatan labanya dari tahun 20132015 hingga menjadikan perusahaan perbankan sebagai peraih laba tertinggi diantara perusahaan yang lain. Penelitian mengenai cost of equity capital telah dilakukan oleh penelitianpenelitian sebelumnya. Dalam penelitian Ifonie (2012), mengenai pengaruh asimetri informasi dan manajemen laba terhadap cost of equity capital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi dan manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2012) dimana hasil empirik menunjukkan bahwa asimetri informasi dan pengungkapan sukarela berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital sedangkan manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital. Penelitian ini didukung oleh penelitian Oktavia (2016) dimana hasil yang diperoleh manajemen laba secara statistik berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas. Dari uraian penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian (research gap). Dengan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut, maka memotivasi peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai cost of equity capital. Pada penelitian ini menggunakan asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajeman laba dan beta
saham sebagai variabel independen dan cost of equity capital sebagai variabel dependen. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20132015? 2. Bagaimana pengaruh pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20132015? 3. Bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015? 4. Bagaimana pengaruh beta saham terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015? 5. Bagaimana pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham secara simultan terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015, untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015, untuk menguji dan menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015, untuk menguji dan menganalisis pengaruh Beta saham terhadap cost of equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015, untuk menguji dan menganalisis pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham secara simultan terhadap cost of
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) equity capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi teori Agency, Signalling Theory, Asimetri Informasi, Pengungkapan Sukarela, Manajemen Laba, Beta Saham dan Cost Of Equity Capital Asimetri informasi adalah ketimpangan informasi yang terjadi di pasar modal dimana pihak manajemen lebih mengetahui seluruh informasi yang ada didalam perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham. Untuk mendapatkan informasi itu, sebagian investor menggunakan agent dalam mencari informasi tambahan perusahaan. Hal ini menyebabkan tingginya asimetri informasi yang terjadi di pasar modal dan mendorong perusahaan untuk mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk menarik investor sementara asimetri informasi yang tinggi akan menyebabkan investor menginginkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari modal yang akan ditanamkan. Ha1: asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital Manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan, sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi salah satunya pengungkapan sukarela. Semakin luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sinyal yang diberikan kepada para investor akan menurunkan biaya transaksi dan risiko yang ditetapkan oleh investor terhadap perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan menurunkan biaya modal ekuitas perusahaan. Ha2:Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity capital Manajemen laba dapat dikatakan sebagai faktor risiko yang berkaitan dengan informasi perusahaaan, hal ini karena Informasi laba seharusnya mampu menjadi indikator dalam memprediksi arus kas masa depan yang akan diterima investor. Manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal
ekuitas. Artinya bahwa semakin tinggi manajemen laba maka semakin tinggi biaya modal ekuitasnya. Ha 3 : manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital Menurut Husnan (2005), Beta merupakan ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat suatu saham dengan pasar. Beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko sistematik pada sekuritas. Teori Keynes juga mengatakan bahwa high risk high return, yang artinya semakin tinggi tingkat risiko suatu saham akan memberikan tingkat keuntungan yang semakin besar pula. Dikaikan dengan beta saham, maka beta saham akan berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas dimana semakin tinggi beta sahamnya maka akan semakin tinggi pula cost of equity capitalnya. Ha4: beta saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang memerlukan dana dalam perluasan usahanya. Kebutuhan dana ini bisa diperoleh salah satunya dari pihak ekstenal dimana pihak eksternal untuk mengambil keputusan investasi memerlukan informasi perusahaan dengan harapan mendapatkan cost of equity yang tinggi. Asimetri ini menyebabkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapat investasi dari investor. Investor yang sepenuhnya percaya terhadap agent, tidak akan melihat informasi lain yang ada di dalam perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk menarik investasi dan investor juga akan menginginkan tingkat timbal hasil yang lebih tinggi dari investasinya. Saat semua investor percaya sepenuhnya akan agent maka tidak menutup kemungkinan agent akan melakukan manajemen laba. Adanya manajemen laba menyebabkan investor menginginkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari investasi yang ditanam. Dalam berinvestasi investor juga harus mempertimbangkan risiko, salah satunya risiko sistematik. Risiko yang lebih tinggi membuat investor mengharapkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) penanaman modalnya dan menyebabkan tingginya biaya modal ekuitas yang harus dikeluarkan perusahaan. Ha5 : asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham berpengaruh positif terhadap cost of equity capital METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dari hasil observasi dengan maksud untuk menjelaskan fenomena dari observasi (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data kuantitatif yang diperoleh dari www.idx.co.id dan yahoo finance. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode tahun 2013-2015. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data berupa laporan keuangan dan tahunan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015 dengan metode purposive sampling. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah Analisis Statistik Deskripsi dan Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji t, uji F dan Uji Koefisien Determinasi R2. Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan uji grafik dengan Normal Probability Plot dan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). pada uji statistik one sample KolmogorovSmirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas signifikan di atas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013). Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi dengan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Heteroksiditas dapat dideteksi dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (Z PRED) dan residualnya (S-RESID), dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y yang diprediksi - Y sesungguhnya). Apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola, maka tidak terjadi heteroksiditas pada model regresi, sehingga model tersebut layak dipakai. Untuk menguji pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham terhadap cost of equity capital menggunakan regresi linear berganda dengan model regresi sebagai berikut: Y = α + β1X1+ β2X2 +β3X3+ β4X4 + e (1) Dimana: α = konstanta Y = Cost of equity capital X1 = Asimetri Informasi X2 = Pengungkapan Sukarela X3 = Manajemen Laba X4 = Beta saham e = Error β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi Ghozali (2005) menyatakan, uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, Ghozali (2005). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai R2 berkisar antara 0-1% dan jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel dalam penelitian ini adalah asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba, beta saham dan cost of equity capital. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 20132015 yang memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 32 perusahaan perbankan dari 41 perusahaan perbankan. Hasil analisis deskriftif dari variabel cost of equity capital menunjukkan bahwa dari keseluruhan sampel yang digunakan tampak ratarata memiliki cost of equity capital sebesar 0,0423422 dengan standar deviasi sebesar 0,07165260 dengan nilai maksimum adalah 0,30959 dan minimum adalalah -0,20167. Variabel asimetri informasi memiliki nilai minimum sebesar 0,00108 dan maksimum sebesar 0,25137 serta mempunyai rata-rata sebesar 0,0286602 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,03893888. Variabel Pengungkapan sukarela memiliki nilai minimum sebesar 0,50000 dan maksimum sebesar 0,92500 serta
mempunyai rata-rata sebesar 0,7065104 dengan standar deviasi 0,09467707. Variabel Manajemen Laba mempunyai nilai minimum sebesar 0,29886 dan nilai maksimum sebesar 0,34334 serta rata-rata sebesar 0,0023305 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,10696551. Variabel Beta saham mempunyai nilai minimum sebesar -3,17815 dan nilai maksimum sebesar 3,84250 serta rata-rata sebesar 0,4116526 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,98977276. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dipenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas dengan uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Hasil pengujian menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa nilai asymptotic significance yang diperoleh pada uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,331 diatas tingkat signifikan 0,05 (5%) maka dapat diartikan bahwa nilai residual terdistribusi normal. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. Tahap selanjutnya yaitu dengan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson.
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Variabel Asymp. Sig Unstandardiz 0,331 ed Residual Sumber: data diolah, 2016
Keterangan 0,331 > 0,05
Distribusi Normal
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, karena nilai Durbin Watson sebesar 2,036 lebih besar daripada batas atas (du) 1,75 dan lebih rendah dari (4-du) 2,25 sesuai dengan kriteria Durbin Watson. Hasil uji heteroskedastisitas dalam pengujian ini, titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola, maka tidak terjadi heteroksiditas pada model regresi, sehingga model tersebut layak dipakai. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda yaitu uji t, uji f dan menggunakan koefisien determinasi (R2). Hasil uji regresi linear berganda dapat disajikan pada tabel 2 berikut ini:
dilakukakan uji t. Berdasarkan tabel 2 Nilai t hitung variabel asimetri informasi yaitu 2,203 > dari t tabel yaitu 1,985 dan nilai probabilitas 0,030 < α 0,05. Pengaruh asimetri informasi bersifat positif terhadap cost of equity capital yang ditujukan dengan nilai koefisien beta 0,016. Dapat diambil keputusan H0 ditolak dan Ha diterima karena asimetri informasi terbukti berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Nilai t hitung variabel pengungkapan sukarela yaitu -56,807 > dari t tabel yaitu 1,985. Pengaruh pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital bersifat negatif yang ditujukan dengan nilai koefisien beta 0,003. Dapat diambil keputusan H0 ditolak dan Ha diterima karena pengungkapan sukarela terbukti berpengaruh negatif
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model
(Constant) Asimetri Informasi Pengungkapan 1 Sukarela Manajemen Laba Beta Saham
Unstandardized Coefficients B Std. Error 0,065 0,003 0,016 0,007
Standardized T Coefficients Beta
Sig.
0,013
19,247 2,203
0,000 0,030
-0,003
0,004
-0,765
-56,807
0,022
0,009
0,005
0,012
2,004
0,048
0,072
0,009
0,020
5,349
0,000
Sumber: data diolah, 2016 Dari tabel 2 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut: Y=0,65 + 0,016 X1-0,003X2+0,009 X3 + 0,072X4 + e Model persamaan regresi diatas menunjukkan nilai konstanta (α) sebesar 0,65. Nilai koefisien (β) untuk asimetri informasi menunjukkan angka yaitu 0,016. Nilai koefisien (β) untuk pengungkapan sukarela menunjukkan angka yaitu -0,003. Nilai koefisien (β) untuk manajemen laba menunjukkan angka yaitu 0,009. Nilai koefisien (β) untuk beta saham menunjukkan angka yaitu 0,072. Untuk menguji signifikansi koefisien regresi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap cost of equity capital
terhadap cost of equity capital. Nilai t hitung variabel manajemen laba yaitu 2,004 > dari t tabel yaitu 1,985 dan nilai probabilitas 0,048 < dari α 0,05. Pengaruh manajemen laba positif terhadap cost of equity capital yang ditujukan dengan nilai koefisien beta 0,009. Dapat diambil keputusan H0 ditolak dan Ha diterima karena manajemen laba terbukti berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Nilai t hitung variabel beta saham yaitu 5,349 > dari t tabel yaitu 1,985 dan nilai probabilitas 0,000 < α 0,05. Pengaruh beta saham positif terhadap cost of equity capital yang ditujukan dengan nilai koefisien beta 0,072. Dapat diambil keputusan H0 ditolak dan Ha diterima
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) karena beta saham terbukti berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Hasil uji kelayakan model F (simultan), nilai F hitung adalah sebesar 6813,458 > nilai F tabel sebesar 2,472 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < α 0,05 maka dapat diambil keputusan H0 ditolak dan Ha diterima karena secara signifikan variabel asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Berdasarkan uji koefisien determinasi adjusted R² adalah 0,997. Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba, dan beta saham mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (cost of equity capital) sebesar 99,7%. Sisanya 0,3% adalah variasi dari variabel independen lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
informasi mengenai perusahaan yang akan ditanamkan sahamnya. Penggunaan agent oleh investor inilah yang memunculkan teori agensi yaitu ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Dapat dikatakan bahwa teori agensi ini menekankan pada informasi yang lebih banyak diketahui oleh pihak manajemen perusahaan daripada investor, atau dengan kata lain tidak semua investor mengetahui seluruh informasi yang ada didalam sebuah perusahaan. Dimana saat banyak investor mengetahui seluruh informasi perusahaan maka investor mengharapkan tingkat imbal hasil yang besar, dengan begitu maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang besar untuk pengungkapan informasi perusahaan.
Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity Capital Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh asimetri informasi terhadap cost of equity capital. Dari hasil uji didapatkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil pengujian ini sesuai dengan teorinya dan hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2010), Purwanto (2012) dan Adriani (2013) yang menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital dan hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Ifonie (2012) dan Putri (2013) yang menunjukkan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital. Dikaitkan dengan teori agensi, dimana investor yang akan menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan dengan mengharapkan tingkat imbal hasil yang besar atas penanaman sahamnya. Namun hal itu belum sepenuhnya bisa didapatkan oleh investor karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh investor. Untuk mengatasi hal tersebut, investor mengunakan jasa agent untuk mendapatkan seluruh
Pengaruh Pengungkapan Sukarela Terhadap Cost Of Equity Capital Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital. Dari hasil uji didapatkan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil pengujian ini sesuai dengan teorinya dan hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Imran (2011), dan Putri (2013) yang menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity capital dan tidak mendukung hasil penelitian Purwanto (2012) yang menyatakan bahwa pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital. Disini diasumsikan semua investor sudah mengetahui seluruh pengungkapan sukarela karena pengungkapan sukarela ini bisa didapat melalui laporan tahunan yang disajikan perusahaan, dimana perusahaan sudah sangat luas mengungkapan pengungkapan sukarela ini, maka pihak investor tidak akan mengharapkan tingkat imbal hasil yang lebih dari investasi yang ditanamkan melalui pengungkapan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) sukarela ini, dan perusahaan juga tidak akan mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mendapatkan dana investasi. Sebaliknya jika perusahaan mengungkapkan pengungkapan sukarela yang sedikit dalam laporan tahunannya, maka investor akan mengharapkan tingkat imbal hasil yang lebih besar dan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan dana investasipun lebih besar. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Cost Of Equity Capital Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh manajemen laba terhadap cost of equity capital. Dari hasil uji didapatkan bahwa manajemen Laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hasil pengujian ini sesuai dengan teorinya dan hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005), Chancera (2011) dan Fitriyani (2014) yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital dan tidak mendukung hasil penelitian Ifonie (2012), Purwanto (2012) dan Andriani (2013) yang menyatakan manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital. Manajemen laba merupakan hasil dari campur tangan dari pihak manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan. Dari campur tangan tersebut menimbulkan perilaku opportunistik, yaitu menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingan pelaksanaan manajemen tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha mencapai dan mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Investor yang percaya sepenuhnya terhadap agent itu pasti mau menanamkan modalnya di perusahaan itu jika perusahaan itu dinilai memiliki laba yang tinggi, tapi untuk mengantisipasi agent melakukan kecurangan terhadap informasi yang diberikan investor akan meminta tingkat
imbal hasil yang lebih besar kepada perusahaan yang diberikan investasi dengan demikian biaya modal ekuitas perusahaan untuk investasi yang dilakukan investor juga tinggi. Pengaruh Beta Saham Terhadap Cost Of Equity Capital Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh beta saham terhadap cost of equity capital. Dari hasil uji didapatkan bahwa beta saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti bahwa semakin besar beta saham, maka cost of equity capital akan semakin besar sebaliknya, semakin kecil beta saham, maka cost of equity capital akan semakin kecil. Hasil pengujian ini sesuai dengan teorinya dan hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Murni (2005), Gulo (2008), Sholichah (2008) dan Febriani (2013) yang menyatakan bahwa biaya modal ekuitas (cost of equity capital) perusahaan semakin besar dengan semakin meningkatnya beta saham perusahaan yang berarti beta saham berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas (cost of equity capital) dan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutapea (2010). Risiko sistematik disebut juga risiko pasar (market risk) atau beta saham yang diukur dengan Beta. Menurut Hartono (2009), Beta merupakan suatu ukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return pasar. Jika dikaitkan dengan teori sinyal dimana mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada investor tentang informasi perusahaan yang akan ditanamkan modalnya. Sinyal ini diperlukan investor untuk mengetahui informasi yang ada di dalam perusahaan. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga investor dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Seorang investor paling tidak harus mempertimbangkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) dua hal dalam melakukan investasi yaitu pendapatan dan resiko yang terkandung dalam alternatif investasi yang direncanakan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa investor menghadapi risiko pada investasi yang dilakukannya. Semakin berisiko sekuritas tersebut maka semakin besar tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan investor atas risiko yang ditanggung dalam investasinya. Hal ini juga didukung oleh teori Keynes yang mengatakan bahwa “high risk high return, yang artinya semakin tinggi tingkat risiko suatu saham akan memberikan tingkat keuntungan yang semakin besar pula”. Inilah yang menjadi anggapan para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi sehingga nantinya para investor ini mendapatkan tingkat imbal hasil yang lebih besar dari investasinya. Pengaruh Asimetri Informasi, Pengungkapan Sukarela, Manajemen Laba dan Beta Saham Terhadap Cost Of Equity Capital Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham terhadap cost of equity capital. Dari hasil uji didapatkan bahwa asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham berpengaruh positif terhadap cost of equity capital. Persaingan industri yang semakin ketat membuat perusahaan untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Perluasan usaha ini tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan dana. Tuntutan atas kebutuhan dana membuat perusahaan melakukan campur tangan pihak eksternal seperti investor dan kreditur. Perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana, tentunya untuk mendapatkan dana tersebut perusahaan mengeluarkan biaya modal ekuitas. Biaya modal ekuitas adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk mendapatkan pendanaan eksternal (Housen, 2004). Sementara itu, kreditur maupun investor akan menginginkan
tingkat imbal hasil dari penanaman modalnya. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi cost of equity capital diantaranya yaitu asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham. Dalam teori keagenan (agency theory),investor akan memerlukan agent sebagai pencari informasi mengenai perusahaan itu. Disini agent akan memberitahukan investor setelah didapatkannya informasi. Namun tidak semua agent memberitahukan informasi secara benar. Saat investor banyak yang menggunakan jasa agent untuk mencari informasi perusahaan maka akan terjadi asimetri informasi dimana informasi yang dihasilkan dapat berbeda-beda antara satu informasi dengan yang lainnya. Kemudian bagi investor yang tidak memperhatikan pengungkapan sukarela secara sendiri, dan hanya percaya pada informasi agent, maka akan menyebabkan biaya modal ekuitas yang tinggi bagi perusahaan karena sinyal yang diberikan perusahaan kepada investor tidak dihiraukan. Biasanya suatu perusahaan akan melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk memenui kepentingan pribadinya dan terkadang terjadi hubungan antara agent dengan perusahaan sehingga agent akan ikut untuk melakukan manipulasi laba agar investor mau menanamkan modalnya diperusahaan tersebut dan bagi investor yang menggunakan jasa agent, jika sepenuhnya percaya kepada agent maka investor itu akan mau menanamkan modalnya kepada perusahaan yang disarankan agent, tetapi dengan laba yang cukup tinggi maka investor akan meminta tingkat imbal hasil yang lebih besar dari biasanya. Untuk mengetahui risiko, biasanya investor juga memerlukan agent dalam memperoleh informasi suatu perusahaan karena investor tidak dapat mengetahui dengan pasti tingkat keuntungan investasi yang akan diperolehnya. Dengan kata lain, investor dihadapkan pada unsur risiko dalam keputusan investasinya. Investor biasanya menggunakan nilai beta sebelum melakukan investasi untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) mengukur risiko yang mungkin muncul dalam investasinya. Dalam hal ini risiko yang dihadapi investor yaitu risiko sistematik yang dikenal dengan beta sahamJika investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi, maka tingkat return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, dan akan menyebabkan tingginya biaya modal ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil cost of equity capitalnya sebaliknya semakin besar asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin besar cost of equity capitalnya. 2. Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi luas pengungkapan sukarela, maka cost of equity capital akan semakin rendah sebaliknya, semakin rendah luas pengungkapan sukarela, maka cost of equity capital akan semakin tinggi. 3. Manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti bahwa semakin besar manajemen laba, maka cost of equity capital akan semakin besar sebaliknya, semakin kecil manajemen laba, maka cost of equity capital akan semakin kecil. 4. Beta saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti bahwa semakin besar beta saham, maka cost of equity capital akan semakin besar sebaliknya, semakin kecil beta saham, maka cost of equity capital akan semakin kecil. 5. Variabel asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen
laba dan beta saham secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti semakin tinggi asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham maka akan semakin tinggi cost of equity capitalnya sebaliknya semakin rendah asimetri informasi, pengungkapan sukarela, manajemen laba dan beta saham maka akan semakin rendah cost of equity capitalnya. Saran Dari simpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi peneliti selanjutnya menggunakan proksi lain untuk mengukur manajemen laba dan cost of equity capital agar data yang dihasilkan lebih akurat. 2. Bagi peneliti berikutnya hendaknya menyesuaikan beta saham dengan kondisi pasar modal Indonesia yang sedang berkembang. Perlu menggunakan alat ukur lain dalam perhitungan return pasar yaitu dengan menggunakan indeks harga saham sektoral agar diperoleh hasil yang lebih sesuai. DAFTAR PUSTAKA Andriani. 2013. Pengaruh Tingkat Disclosure, Manajemen Laba, Asimetri Informasi Terhadap Biaya Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Chancera, Dhiba. 2011. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya modal Ekuitas pada Perusahaan Manu Faktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro. Copeland. 2008. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan. Jilid II. Jakarta : Erlangga. Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung : AlfaBeta. Fitiany. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07, No.01, Tahun 2017) Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV, (Hal 133-154). Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gulo, Yamotuho. 2000. Analisis Efek Luas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Terhadap Cost of Equity Capital Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, April (Hal:45-62). Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE UGM. Housen. 2004. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Hutapea, Herti Diana. 2010. Pengaruh Beta saham dan return saham terhadap biaya modal ekuitas (cost of equity capital) (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia). Skripsi. Universitas HKBP NOMMENSEN. Ifonie, Regina Reizky. 2012. Pengaruh Asimetri Informasi dan Manajemen Laba terhadap Cost Of Equity Capital pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Jurnal Vol 1, No. 1, Januari (hal 103-- 107). Nasution. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X: Unhas Makasar. Oktavia, Fransisca. 2016. Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Tingkat Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal Ekuitas pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI 20102014. Skripsi. Universitas Lampung. Purwanto, Agus. 2012. Pengaruh Manajemen Laba, Asimmetry Information dan Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal. Skripsi. Universitas Diponegoro. Putri,
Eliza. 2013. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta. Sulistyanto. 2008. Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Utami, Wiwik. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi VII (Hal:100--116). Zarkasyi Moh. Corporate Bandung.
Wahyudin. 2008. Good Governance. Alfabeta: