e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
ANALISIS SISTEM PENGAJUAN KREDIT DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MIKRO USAHA KECIL MENENGAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK UNIT BANYUATIS Dhamara Dimas Prasadhana1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE. Ak, M.Pd.2, Ni Kadek Sinarwati, S.E., M.Si., Ak.3
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis salah satu bank yang memberikan kredit mikro kepada para pelaku UMKM demi kemajuan ekonomi rakyat. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui sistem pemberian kredit UMKM di BRI Unit Banyuatis,2) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal di BRI Unit Banyuatis dalam pemberian kredit, dan 3) Untuk mengetahui efektivitas sistem pengajuan kredit dan SPI di BRI Unit Banyuatis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen yang selanjutnya dianalisis melalui tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,analisis data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukan;(1) Hasil analisis terdapat syarat, prosedur dan proses pemberian kredit mikro kecil menengah pada PT. BRI (Persero), Tbk Unit Banyuatis menjukan bahwa sistem pengajuan kredit sudah baik, hal initerlihat dari tahap pengajuan kredit, analisis kredit sampai pemutusan kredit berjalan secara terstruktursehingga proses pada sistem pengajuan kredit berjalan dengan efektif dan efisien, dengan berdasarkan prinsip kehati-hatian;(2) Hasil pengamatan yang dilakukan implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit mikro kecil menengah pada PT. BRI (Persero), Tbk Unit Banyuatis dikatakan sudah cukup baik, hal ini dikarenakan adanya analisis dan evaluasi yang menyeluruh terhadap pengajuan kredit, sehingga dapat meminalisir adanya kredit macet; (3) Efektisitas Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. BRI (Persero), Tbk Unit Banyuatis sudah efektif, karena telah dilakukan analisis 6C secara lengkap dan benar, itikad dari seluruh pejabat pemutus dalam memutuskan kredit bener-benar baik dan semata-mata hanya untuk kepentingan BRI, telah dilakukan pengecekan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen secara hatihati dan sempurna, telah dilakukan pengawasan atas pencairan kredit dengan sempurna dan telah dilakukan monitoring kredit dan proses pemberian kredit, secara sungguh-sungguh serta dapat dibuktikan secara administratif. Kata Kunci:Pengajuan Kredit, Sistem Pengendalian Internal
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Abstract. Bank Rakyat Indonesia Inc. of Banyuatis Unit was one of which provided micro-credit to the UMKM owners for people’s economic progress. The purposes of this study were 1) to assess the system of crediting UMKM in BRI of Banyuatis Unit, 2) to assess the internal control systems in BRI of Banyuatis Unit in crediting, and 3) to determine the effectiveness of credit application systems and SPI in BRI Banyuatis unit. This study employed a qualitative method. The data were obtained through deep interviews, observations, and document studies, which were further analyzed through the stages of data reductions, data presentations, data analysis, and conclusions drawing. The research results indicated: (1) The results of the analysis of the requirements, procedures and processes of crediting small, micro, and medium credit at BRI Inc. of Banyuatis Unit showed that the system of credit application submission stage were good, as seen from credit application stage, credit analysis until credit termination, which proceeded structurally so that credit application processes proceeded effectively and efficiently on the basis of the precautionary principles; (2) From the results of observations, the implementations of internal controls in micro, small, and medium creditings at BRI Inc. of Banyuatis Unit were good enough. Due to a thorough analysis and evaluation of the credit applications, so it can minimize the presence of bad debts; and (3) The effectivity of Credit Application System and Implementation of Internal Control in crediting Micro, Small, Medium Enterprises in BRI Inc. of Banyuatis Unit had been effective. Since 6C analysis had been conducted completely and correctly, faith of all official decision makers in approving the loaned credits were really good and solely for the benefit of BRI, had conducted proper and careful checks on the completeness and validity of the documents, had supervised over credit disbursement properly, and had conducted credit monitoring and credit lending process seriously and could be verified administratively. Keywords: Credit Application, Internal Control System
PENDAHULUAN Kondisi dunia perbankan di Indonesia terus mengalami banyak perubahan.Selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif.Karena dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, bank sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.Salah satu potensi yang mendapat perhatian pemerintah dan perlu
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) dikembangkan adalah sektor usaha kecil dan menengah. Kondisi ini mengharuskan setiap pengusaha baik usaha kecil maupun menengah melakukan upaya demi menstabilkan atau lebih meningkatkan eksistensi usahanya.Salah satu masalah yang umumnya menjadi penghambat adalah masalah permodalan usaha kecil dan menengah. Masalah permodalan yang dihadapi mencakup aspek-aspek permodalan, masalah pembiayaan usaha, masalah akumulasi modal, serta cara memanfaatkan fasilitas dalam rangka pelaksanaan usahanya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu lembaga perbankan nasional milik pemerintah yang sampai saat ini telah menunjukkan konsistensinya dalam pemberikan melayan demi memenuhi kebutuhan nasabahnasabahnya.Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Dengan adanya sistem pengendalian intern yang baik akan menciptakan keuntungan dalam suatu kegitan usaha dan mencapai tujuan dari perusahaan. Dengan adanya sistem pengendalian membuat segala aktivitas dapat dikontrol dangan baik karena sistem pengendalian intern merupakan kebijakan dan struktur sebagai tambahan terhadap pengendalian sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen dengan keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Sistem pengendalian intern.Menurut Mulyadi (2008) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasi untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Berdasarkan SE No.5/22/DPNP, dengan terselenggaranya sistem pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam lembaga tersebut. Sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu pengurus ataupun pegawaiBank BRI menjaga aset yang dimilikinya, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan lembaga terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern pada Bank BRI yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari manajemen pada Bank BRI. Pentingnya peran pengendalian intern dalam perusahaan, maka hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi manajemen, yaitu apakah pengendalian intern yang ada susah berjalan dengan efektif seperti yang diharapkan manajemen. Padasuatu sistem pengendalian intern yang baik, kecurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi seperti pemberian kredit pada Bank BRI khusus ditujukan untuk Kredit dari masyarakat pertimbangan dari pengurus BRI agar nantinya kredit yang diberikan oleh pihak BRI dapat meminimalkan tingtkat kerugian pada perusahaan tersebut.Analisa pemberian kredit akan bermuara pada upaya untuk mengurangi resiko yang kemungkinan terjadi pada saat proses berjalannya kredit. Analisa kredit mikro dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif yaitu penilaian atau penggalian informasi calon debitur yang berkaitan dengan 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Constrains). Dalam tahapan ini, tenaga marketing akan menggali informasi calon nasabah yang dapat menggambarkan kondisi sifat atau watak, kemampuan bayar, penggunaan modal yang efektif, penilaian terhadap jaminan calon debitur dan kondisi ekonomi dan politik terhadap usaha
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) sekarang dan masa depan dan kendala yang akan muncul. Sedangkan, analisa kuantitatif yaitu penilaian dan penyajian hasil wawancara dalam angka atau nominal omset usaha nasabah dan hal pribadi lainnya yang ingin diketahui dari debitur.Sehingga diperoleh kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit yang diberikan oleh BRI. Kemampuan bayar inilah yang digunakan BRI sebagai pedoman dalam pemberian kredit mikro. Selain untuk mengetahui kemampuan bayar nasabah, analisa kuantitatif juga digunakan untuk menyajikan kondisi keuangan calon nasabah melalui neraca keuangan. Analisa kredit mikro yang dilakukan oleh tenaga marketing BRI akan menunjukkan kualitas kredit. Analisa yang salah akan menyebabkan kredit bermasalah. Apabila terjadi kredit bermasalah, maka akan berakibat pada pencadangan biaya penghapusan aktiva produktif yang cukup besar sehingga mempengaruhi laba perusahaan. Penelitian ini merupakan perpaduan variabel antara penelitian terdahulu yang satu dengan yang lain karena sangat berkaitan dan sangat sesuai dengan masalah apa yang sedang terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Unit Banyuatis. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian yang berbeda dari peneliti sebelumnya yaitu di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Banyuatis. Oleh karena itu, peneliti ingin membahas “Analisis Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Mikro Usaha Kecil Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Banyuatis”. Permaslahan di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana sistem pengajuan kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Banyuatis? (2) Bagaimana implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit usaha mikro kecil menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Banyuatis? (3) Bagaimana efektisitas sistem pengajuan kredit dan implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit usaha
mikro kecil menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis? Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui bagaimana sistem pengajuan kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis;(2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit mikro usaha kecil menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis; (3) Untuk mengetahui apakah sistem pengajuan kredit dan penerapan implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit mikro usaha kecil menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis telah berjalan efektif sesuai dengan tujuannya. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau yang sering juga disebut metode penelitian interaksionis simbolis, fenomenologi (Musthafa, 2002).Sejalan dengan itu, maka sasaran penelitian ini bukanlah pada pengukuran (kuantitas), melainkan pada pemahaman terhadap fenomena sosial dari perspektif para partisipan atau menurut perspektif emik.Lokasi penelitian dilakukan di BRI Unit Banyuatis.Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari sumber primer yaitu didapatkan langsung dari informan, serta sumber sekunder yaitu diperoleh dari dokumen-dokumen, tulisan atau artikel.Beberapa teknik dipergunakan secara triangulasi agar keabsahan data terjamin. Informan penelitian ini ditunjuk secara purposive sampling, mereka yang ditunjuk ditentukan kriterianya, yakni sejauh mana mereka memahami masalah yang akan dikaji sebagaimana yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, posisi dalam kelembagaan organisasi, mewakili kelompok-kelompok sosial yang ada, dan keterkaitan fungsional mereka terhadap struktur organisasi (Muhadjir, 2000). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Data diolah dengan mempergunakan teknik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) analisis data yang dikemukakan oleh Moleong (2005), yaitu: 1) Reduksi data (data reduction), 2) Penyajian data (data display), dan 3) Penarikan simpulan (verifikasi) berdasarkan teori yang telah ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Program Kredit Usaha Mikro kecil menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis adalah KUR. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit modal kerja dana atau investasi kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koprasi (UMKMK) di bidang usaha produktif dan layak namun beluk bankable dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan dijamin oleh perusahaan peminjam.Calon debitur KUR adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, koperasi, kelompok usaha, dan lembaga linkage yang merupakan usaha produktif dan layak namun belum bankable yang akan dipergunakan untuk kebutuhan investasi dan/atau kebutuhan modal kerja. Proses Pemberian Kredit UMKM Proses pemberian kredit di kantor cabang/unit/kantor wilayah menurut pedoman pelaksanaan kredit bank rakyat Indonesia adalah sebagai berikut: a. Calon debitur mengajukan permohonan kredit memalui kantorkantor BRI, lalu mengisi formulir aplikasi permohonan kredit serta dilengkapi dengan data-data yang dibutuhkan sebagai syarat untuk permohonan kredit. b. Dibawah koordinasi, pengarahan dan pengawasan pimpinan kantor BRI, Accont Officer (AO) menerima lembar kunjungan nasabah atas calon debitur yang mengajukan permohonan kredit AO menganalisa kelengkapan dokumen pengajuan fasilitas kredit atas meminta bagian adm. Kredit mengecek informasi kredit dari Bank Indonesia (BI) atau BI Checking, serta membuat permohonan penilaian jaminan kepada unit kerja appraisal untuk memeriksa keabsahan dan kelengkapan dokumen serta cek bersih aguanan.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Apabila AO menilai permohonan debitur tersebut layak untuk diproses lebih lanjut maka AO mengadakan kunjungan ke nasabah untuk melihat tempat usaha calon debitur, serta melakukan analisa berdasarkan pada prinsip 6C, prinsip kehati-hatian agunan, neraca, serta Credit Risk Scoring (CRR) tersebut baik, makan permohonan fasilitas kredit terebut diajukan kepada pimpinan cabang dengan memorandum analisa kredit untuk dirapatkan dengan komite kredit kntor cabang. Jika permohonan tidak layak makan AO dengan pengawasan pimpinan cabang mempersiapkan surat penolakan. Jika rapat komite kredit kantor cabang menyetujui usulan yang siajukan sesuai dengan limit batas wewenang komite kredit cantor cabang, maka selanjutnya AO membuat surat putusan kredit (PTK) untuk disampaikan kepada calon debitur. Jika PTK yang disampaikan disetujui debitur, selanjutnya seluruh dokumen diserahkan ke bagian Administrasi Kredit (ADK) untuk registrasi untuk dipersiapkan pengikatan, baik pengikatan dibawah tangan maupun secara notarial. Setelah itu akandilakukan pengikatan, seluruh beras atau dokumen kredit admistrasi kredit membuat surat keterangan untuk permohonan kredit pinjaman untuk diserahkan ke kepala cabang untuk Putusan Kredit (PTK) untuk dilakukan pencairan kredit. Setalah seluruh dokumen siap lalu di foto copy dan di bending sebagai arsip divisi kredit dan marketing, dan surat-surat asli dari jaminan dan surat-surat asli yang berhubungan dengan kredit dimasukan kedalam amplop khusus jaminan untuk disimpan ke dalam khasanah. Dokumen untuk persyaratan pemohonan kredit antara lain foto
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) copy KTP, foto diri, kartu keluarga, NPWP, SIUP, SITU, TDP, foto copy sertifikat agunan, foto copy tabungan. Sistem pemberian kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI), Tbk, seperti gambar 1.1 di bawah ini:
b.
c.
d.
Sumber: Penulis, 2016 Gambar 1.1 Bagan Sistem Pemberian Kredit Usaha Rakyat PT. BRI, Tbk Prinsip Kehati-hatian dalam Sistem Pengajuan Kredit (Konservatisme) PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, sangat menjamin kehati-hatian atau konservatisme dalam pemberian kredit kepada masyarakat. Adapun prinsip kehatihatian tersebut adalah sebagai berikut: a. Personil kompoten dapat dipercaya 1) Pejabat perkreditan BRI yang menangani proses permohonan kredit mengetahui syarat-syarat serta data kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur, antara lain: 2) Mengetahui jenis kebutuhab pembiayaan yang diperlukan debitur 3) Mengetahui jenis kredit bank yang cocok untuk pembiayaan calon debitur tersebut 4) Mengetahui prosedur teknis proses kredit dan pengklasifikasian kredit
e.
Pemisahan tugas (Otorisasi) Adanya pemisahan tugas yang menerima dan mencatat surat permohonan kredit dri calon debitur, yang dalam hal ini dilakukan oleh deskman atau coustumer servis, dengan petugas melakukan penilaian awal dan mantra akan melakukan penetapan klasifikasi kredit. Prosedur otoritasi yang tepat Prosedur otorisasi merupakan aspek penting dalm prosedur permohonan kredit.Dalam hubungan ini adalah telah dipenuhinya persyaratan pelaksanaan prosedur sesuai yang ditetapkan dalam buku pedoman kredit. Dokumen dan catatan yang memadai Setiap permohonan kredit baru, perpanjangan jangka waktu, perubahan jumlah, perubahan struktur, tipe dan syarat kredit harus berdasarkan adanya permohonan kredit secara tertulis dari calon debitur atau debitur dengan mengisi formulir permohonan kredit sesuai dengan standar yang berlaku dan ditandatangani oleh pemohon disertai dengan dokumen-dokumen untuk kelengkapan permohonan kredit. Mantra telah mengecek dan meneliti kepengkapan dari persyaratan dan data-data yang dibituhkan untuk dianalisa, yang meliputi berbagai aspek antara lain, aspek keuangan, aspek yuridis, teknis dan sebagainya. Serta dokumen dan catatan administra cukup untuk pelaksanaan pengelolaan permohonan kredit calon debitur untuk proses selanjutnya. Control fisik aktiva dan catatan Control fisik aktiva dan catatan pada tahadapan permohoanan kredit hanya sebatas pada pemeriksaanakankelengkapan terhadap syarat-syarat permohonan kredit.
Sistem Pengendalian Internal Proses Analisis dan Pengajuan Permohonan Kredit Usaha Rakyat Dalam pemberian kredit kepada masyarakat, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menerapkan sistem
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) pengendalian internal guna meminimalisir adanya kredit macet atau kredit yang bermasalah. Adapun sistem pengendalian yang diterapkan, yaitu: a. Pengajuan permohoanan kredit oleh debitur bersangkutan dengan mengisi formulir SKPP. b. Calon debitur harus menjadi nasabah BRI, memiliki usaha yang telah berjalan minimal selama 6 bulan. c. Calon debitur melengkapi dokumendokumen yang diperlukan antara lain fotocopy KTP, foto diri, kartu keluarga, NPWP, SIUP, SITU, TDP, foto copy agunan, serta foto copy buku tabungan. d. Jika dokumen-dokumen telah dilengkapi kemudian berkas tersebut diberikan kepada BRI untuk diperiksa kelengkapan dokumen tersebut, jika tidak lengkap maka debitur harup melengkapi diokumen sebagai syarat kredit. e. Jika dokumen-dokumen tersebut lengkap maka bagian administrasi kredit membuat Surat Keterangan Permohonan Pijaman (SKPP). f. Dan adm. Kredit mengajukan beberapa pertanyaan kepada calon debitur mengenai perkiraan besarnya permohonan kredit usaha serta mengisi formulir perdaftaran kredit usaha kemudian yang akanditandatangani. g. Jika adm. Kredit menerima bukti kepemilikan aguanan dari calon debitur maka adm. Kredit mengisi formilir tanda terima bukti aguann dan di foto copy sebanyak dua rangkap satu untuk calon debitur dan rangkap kedua untuk diarsipkan. h. ADK mencatat pendaftaran permohonan kredit UMKM pada register SKPP, mencatat nomor dan nomor induk pinjaman atas nama debitur. Serta mencatat dokumen yang telah diterima oleh debitur saat register pada pengawasan dokumen penting kredit UMKM. Lalu menyerahkan dokumen kepada kepada cabang.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Kepada menerima berkas pengajuan kredit disertai pengajuan dari adm. Kredit dan memeriksa kelengkapan isi berkas SKPP. Jika tidak sesuai maka kepala caang menolak permohonan dan memberi eterangan bahwa berkas harus dilengkapi. Jika sesuai maka kepala cabang memberikan disposisi SKPP untuk periksaan oleh account officer. Kepala cabang memberikan kembali berkas SKPP dan register kepada adm. Kredit dan menyiapkan formulir untuk pemeriksaan ke tempat debitur. Adm. Kredit membuat register penyerahan berkas SKPP kepada AO. Kemudian menyerahkan berkas yang telah disposisi oleh kepala cabang kepada AO. Selanjutnya adm. Redit mencatat tnggal penyerahan SKPP kepada AO kedalam register penyerahan berkas SKPP. AO menerima berkas kemudian menandatangani dokumen/register penyerahan berkas SKPP dari adm. Kredit sebagai tanda terima berkas SKPP. Berkas SKPP akan diperiksa dahulu, jika lebih dari satu maka SKPP tersebut disusun berurutan berdasarkan wilayah yang akan dikunjungi. Perhitungan suku bunga ditetapkan dengan perhitungan flat rate system yaitu bahwa bunga UMKM dihitung dari besarnya maksimum kredit mula-mula danakan dibebankan sepanjang waktu ktedit.
Pembahasan Sistem Pengajuan Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis Sistem pengajuan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis sudah baik.Karena program atau produk kredit pada BRI terjamin, dengan syarat-syarat yang jelas dan mekanisme pengajuan sampai pemutusan kredit terstruktur dengan baik sesuai pedoman
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) yang ada, sehingga memudahkan debitur maupun petugas untuk memproses kredit sesuai dengan ketentuan dan kapasitasnya masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, adapun tahapan dalam proses kredit yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis yaitu: a. Pengajuan Kredit Secara umum pengajuan kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis sama dengan syarat umum pengajuan kredit seperti bank lainnya. Dokumen yang diperlukan yang paling utama adlah identitas diri, SIUO dan sertifikat agunan yang akan digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak I Nyoman Agus Sumahardana, selaku kepala kredit di BRI Unit Banyuatis, sebagai berikut: “Kalau pengajuan kredit khususnya UMKM itu sama dengan pengajuan kredit pada umumnya. Data diri dan agunan yang akan digunakan juga sangat penting sebagai pertimbangan kami nantinya dalam memutuskan pemberian kredit. Selain itu, para pelaku usaha yang akan meminjam kredit nantinya akan mendapatkan lembaran nasabah sebagai debitur, dan kami akan melakukan BI Checking terlebih dahulu menganai besarnya kredit yang diminta dan berapa bulan mau diangsur, begitu.” b. Analisa Kredit Tahap Analisis Kredit/ Tahap Pemeriksaan Berdasarkan arahan Bank Indonesia sebagaimana termuat dalam SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995, setiap permohonan kredit yang telahmemenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan pinsip sebagai berikut: 1) Bentuk, format, dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit. 2) Analisis kredit harus menggambarkan tentang konsep hubungan total permohonan
kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit tidak boleh berdasarkan sematamata atas pertimbangan permohonan untuk satutransaksi atau satu rekening kredit dari pemohon, namun harus didasarkan atas dasar penilaian seluruh kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan dan atau akan diberikan secara bersama-sama oleh bank. 3) Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang sekurangkurangnya meliputigambaran semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet, penilaian kelayakan jumlah permohonan kredit dengan kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran untuk menghindari kemungkinan terjadinya praktek markup yang dapat merugikan bank, menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit. 4) Analisa kredit sekurangkurangnya harus mencakup penilaian tentang prinsip 6C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititikberatkan pada hasil usaha yang dilakukan pemohon serta menyediakan aspek yuridis perkreditan dengan tujuan untuk melindungi bank atas resiko yang mungkin timbul. 5) Dalam penilaian kredit sindikasi harus dinilai pula bank yang bertindak sebagai bank induk. Bagaimanapun arahan diatas, tetap terbuka peluang bagi bankbank untuk mengatur kebijakan kreditnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bank itu sendiri. BRI Unit Sei Rampah dalam melakukan analisis kredit pun mempunyai kebijakan sendiri yang tentunya tetap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) berpedoman pada arahan Bank Indonesia. Laporan keuangan calon debitur merupakan salah satu data pokok mutlak dalam hal analisis. 6) Pada tahap pemeriksaan, setelah syarat-syarat dilengkapi, pihak BRI Unit Banyuatis dalam hal ini Mantri (account officer) akan melakukan checking serta peninjauan langsung ke lapangan tentang layak atau tidaknya calon debitur kredit usaha rakyat diberikan pinjaman dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan KUR tersebut antara lain: a) Mencocokan fotokopi bukti diri atau identitas lain sesuai dengan aslinya. b) Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha calon debitur kredit usaha rakyat. Misalnya: modal, pinjaman pada pihak lain,dll. Tujuannya adalah untuk menganalisis apakah calon debitur akan sanggup/mampu mengembalikan pinjaman atau tidak. c) Petugas menanyakan tentang keuntungan dari usaha calon debitur kredit usaha rakyat dengan bertujuan untuk mengetahui kemampuan membayar pinjaman. c. Putusan/ Pencairan/ Akad Kredit Tahap kredit pencairan meliputi beberapa tahap yaitu tahap persiapan pencairan, penandatangan perjanjian pencairan kredit, fiat bayar dan pembayaran pencairan kredit. Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah pada tahap akad putusan atau pencairan kredit di BRI Unit Banyuatis adalah: 1) Persiapan Pencairan. Setelah Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP) diputus, Costumer Services mencatatnya pada register dan segera mempersiapkan pencairan sebagai berikut:
a) Memberitahukan pada calon debitur bahwa permohonan KUR nya telah mendapat persetujuan atau putusan dan sebagai kepastian tanggal pencairannya. b) Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang c) Mengisi kuitansi pencairan KUR 2) Penandatanganan Perjanjian Pencairan KUR. Berkas atau kelengkapan pencairan disini adalah Surat Pengakuan Hutang, sebelum dilakukan penandatanganan berkas pencairan kredit usaha rakyat, Customer Service harus memastikan bahwa dokumendokumen yang berhubungan dengan pencairan kredit usaha rakyat telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan debitur. Setelah itu, Customer Service meminta debitur untuk membaca dan memahami Surat Pengakuan Hutang atau disebut SPH dan penandatanganan SPH tersebut selanjutnya diserahkan pada kepala unit untuk diperiksa. Untuk menjaga keamanan dan melaksanakan prinsip kehatihatian maka Customer Service mencocokkan tanda tangan dengan tanda tangan debitur pada waktu pendaftaran, kemudian menyerahkan semua berkas kepada Kepala Unit untuk di fiat bayar. 3) Fiat Bayar. Kepala Unit memeriksa berkas tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian berkas kredit usaha rakyat untuk dicocokkan dengan syarat yang disebutkan dalam putusan kredit, setelah yakin maka kepala unit membubuhkan tanda tangan sebagai persetujuan fiat bayar. Setelah selesai, kwitansi diserahkan pada teller dan berkas diserahkan pada customer service.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) 4) Pembayaran Pencairan KUR. Pembayaran pencairan kredit usaha rakyat kepada debitur dilakukan oleh. Keefektifan sistem dan implementasi pengajuan kredit juga didukung oleh adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab pada pegawai dan pejabat kredit, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, implementasi yang sehat dan jujur dalam melaksanaan tugas, serta berfungsinya dengan baik tiap unit organisasi. Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis dikatakan sudah efektif, karena telah dilakukannya hal-hal seperti: a. Telah dilakukan analisis 6C secara lengkap dan benar. b. Itikad dari seluruh pejabat pemutus dalam memutuskan kredit benarbenar baik dan semata-mata hanya untuk kepentingan BRI. c. Telah dilakuakn pengecekan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen secara hati-hati dan sempurna. d. Telah dilakukan pengawasan atas pencairan kredit dengan sempurna. e. Telah dilakukan monitoring kredit dan proses pemberian kredit, secara benar dan sungguh-sungguh serta dapat dibuktikan secara administratif. Dengan sistem pengajuan kredit yang baik BRI Unit Banyuatis dapat mengurangi resiko akan terjadinyanya kredit macet. Sistem penjuan kredit yang baik juga dapat mengatasi kebingungan calon debitur tentang program kredit yang diambil dan mengurangi kesalahan persepsi atas program kredit yang diambil. BRI Unit Banyuatis selalu menetapkan prinsip kehati-hati (konservatisme) dalam sistem pengajuan kreditnya baik dalam kelengkapan berkas maupun pengambilan keputusan apakah kredit yang diajuakan diterima atau tidak. Pembagian tugas jelas pada pegawai dalam proses pengajuan kredit menjadikan sistem pengajuan kredit pada BRI Unit Banyuatis menjadi lebih
efektif dan efisien. Hal ini mengingat karena mementingkan kepuasan nasabah, BRI Unit banyuatis selalu memperhatikan sistem pengajuan kredit agar berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang ada. Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis Implementasi pengendalian internal dalam pemberian kredit mikro kecil menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyiatis dikatakan sudah cukup baik. Karena setiap tahapan dalam proses pemberian kredit dilakukan dengan selalu mempertimbangkan risiko dan faktor-fator akan terjadinya kredit macet. Oleh karena itu dalam setiap putusan pemberian kredit kepada debitur atau calon debitur harus berdasarkan kepada analisis dan evaluasi yang menyeluruh terhadap kebutuhan kreditnya, baik yang telah diberikan dana atau yang akan diberikan oleh BRI Unit Banyuatis, sesuai dengan permohonan debitur dan peraturan yang ada, sepanjang tidak melebihi batas maksimum kredit yang ditetapkan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan demikian satiap pejabat kredit sejak awal proses pengajuan kredit sampai pemutusan kredit wajib mencari informasi yang lengkap dan bener mengenai kredit yang sudah dinikmati debitur dan kredit yang akan dinikmati debitur. Pemberian kredit pada dasarnya selalu berhadapan dengan risiko, baik itu risiki bisnis maupun risiko non bisnis, yaitu kemungkinan terjadinya kredit bermasalah yang mengakibatkan tidak terbayarnya kembali kredit yang dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi BRI.Namun, pada BRI Unit banyuatis hal dapat diminimalisir dengan adanya sistem pengedalian internal yang terimplementasi dengan baik. Efektivitas Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis dapat dikatakan sudah efektif dan efesien. Hal ini terlihat dari adanya sistem pengajuan kredit
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) yang jelas dan terstruktur dengan baik dengan berdasarkan prinsip kehati-hatian (konservatisme) yang dilakukan oleh pihak bank dan implementasi pengendalian internal yang baik dalam menganalisis serta mengevaluasi kredit yang diajukan untuk diputuskan dengan memperhatikan risiko terjadinya kredit macet. Efektivitas Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis Keefektifan sistem dan implementasi pengajuan kredit juga didukung oleh adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab pada pegawai dan pejabat kredit, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, implementasi yang sehat dan jujur dalam melaksanaan tugas, serta berfungsinya dengan baik tiap unit organisasi. Sistem Pengajuan Kredit dan Implementasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuatis dikatakan sudah efektif, karena telah dilakukannya hal-hal seperti: f. Telah dilakukan analisis 6C secara lengkap dan benar. Analisis 6C dilakukan sebagai salah satu bagian dari sistem pengendalian bank untuk mengetahui kondisi dari para calon debitur sebelum kredit dicairkan. Hal ini akan menjadi tolok ukur pihak bank dalam melihat kemampuan dari para calon debitur dalam mengembalikan kredit nantinya. g. Itikad dari seluruh pejabat pemutus dalam memutuskan kredit benar-benar baik dan semata-mata hanya untuk kepentingan BRI. Itikad dari pejabat pemutus kredit merupakan bagian dari tanggungjawab yang harus dilakukannya sebagai bagian dari organisasi bank itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk kepentingan bersama dalam mengoptimalkan dana masyarakat lewat pemberian kredit nantinya kepada masyarakat yang membutuhkan.
h. Telah dilakukan pengecekan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen secara hati-hati dan sempurna. Keefektifan atas dokumen dari para calon debitur sangatlah penting dalam menanggulangi berbagai risiko yang kemungkinan muncul atau tak terduga. Dengan adanya dokumen yang lengkap dan jelas serta didukung dengan surat perjanjian yang benar, maka berbagai hambatan dalam kredit akan dapat diminimalisir. Sehingga secara tidak langsung kerugian pihak bank akan penyaluran kredit ini dapat dikurangi juga. i. Telah dilakukan pengawasan atas pencairan kredit dengan sempurna. Sistem kontrol dari bank dan evaluasi secara gradual (bertahap) sangat lah menentukan keberhasilan kredit yang disalurkan kepada debitur. Dengan sistem evaluasi dari bank yang dilakukan kontinu akan dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang dapat merugikan pihak bank. j. Telah dilakukan monitoring kredit dan proses pemberian kredit, secara benar dan sungguh-sungguh serta dapat dibuktikan secara administratif. Monitoring kredit di BRI Unit Banyuatis dilakukan secara baik dan kontinu.Hal ini dapat dilihat dari keberadaan sistem pengendalian yang baik dan pengelolaan kredit bagi debitur sangatlah aman dengan adanya dokumen-dokumen pendukung yang jelas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: 1) Program atau produk kredit usaha rakyat (KUR) atau yang diperuntukan untuk UMKM pada BRI terjamin, dengan syarat-syarat yang jelas dan mekanisme pengajuan, analisis dan pemutusan kredit, termasuk prosedur dan proses pengajuan kredit terstruktur dengan baik sesuai pedoman yang ada
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) dengan berdasarkan prinsip kehatihatian. 2) Setiap tahapan dalam proses pemberian kredit dilakukan dengan baik. Setiap putusan pemberian kredit kepada debitur atau calon debitur harus berdasarkan kepada analisis dan evaluasi yang menyeluruh. Dengan selalu mempertimbangkan risiko dan faktor-fator terjadinya kredit macet, untuk meminimalisir risiko pemberian kredit. 3) Sistem dan implementasi pengajuan kredit usaha mikro kecil menengah pada BRI Unit Banyuatis sudah dapat dikatakan efektif. Karena adanya sistem pengajuan kredit dan implementasi yang berjalan denga baik sesuai ketentuan yang ada. Dan didukung oleh adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab pada pegawai dan pejabat kredit, sistem otositasi dan prosedur pencatatan yang baik, implementasi yang sehat dan jujur dalam melaksanaan tugas, serta berfungsinya dengan baik tiap unit organisasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diajukan beberapa saran terkait penelitian ini, sebagai berikut: 1) Sebaiknya BRI Unit Banyuatis meningkat penerapan prinsip kehatihati (konservatisme) yang telah ditetapkan pada prosedur pemberian kreditnya dari prosedur permohonan kredit sampai dengan prosedur penyelamatan kredit bermasalah. Tindakan ini merupakan salah satu upaya bank untuk lebih mengurangi kredit macet. 2) Sebaiknya BRI Unit Banyuatis juga meningkatkan analisis terhadap prospek usaha nasabah, karena usaha nasabah merupakan sumber prmasukan bagi nasabah untuk dapat melunasi kredit dan bila usaha nasabah berjalanan dengan baik akan meningkatkan perekonomian bangsa serta membuka lapangan pekerjaan. 3) Pihak BRI Unit Banyuatis sebaiknya melakukan sosialisasi tentang Kredit
Usaha Rakyat (KUR) agar pemberian kredit KUR tidak disalah artikan atau disalah gunakan oleh nasabah. 4) Pihak BRI Unit Banyuatis seharusnya lebih giat lagi melakukan pembinaan kepada nasabah yang mulai menunggak dalam pembayaran kredit, ini dikarenakan untuk mengantisipasi kedepannya, agar kredit tersebut tidak menjadi macet. DAFTAR PUSTAKA Amir,
Abdi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
Dendawijaya, Lukman 2000. Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia Kasmir, 2008.Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Maleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mustafa. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rakatama Media. Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Ke–3. Yogyakarta: Rake Sasin. Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan keempat. Jakarta: Salemba. Empat.