e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
IMPLEMENTASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK-ETAP DAN PENILAIAN KINERJA PADA UMKM PENGRAJIN ENDEK MASTULI “AYU LESTARI” DI DESA KALIANGET KECAMATAN BULELENG 1
Ni Putu Octavia Anggraini Darmayanti, Ni Nyoman Trisna Herawati, 2I Gusti Ayu Purnamawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id,
[email protected], Abstrak UMKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Buleleng pada khususnya, keberadaan UMKM tersebut harus diidukung dan didorong kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. UMKM mempunyai peran penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi suatu Negara maupun daerah. UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” merupakan usaha bisnis dalam bidang penenunan yang telah berdiri cukup lama yakni semenjak tahun 2000’an hingga sekarang, dimana masih terdapat suatu kendala dalam mengimplementasikan pencatatan keuangan yang berdasarkan pada SAK ETAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” dan untuk mengetahui persepsi pengusaha UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”, terhadap Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja yang berbasis SAK-ETAP. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan reduksi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” masih belum sesuai dengan pedoman penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP melainkan hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja. Ketidak mampuan pemilik dalam melakukan pencatatan yang benar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik. Kata kunci: UMKM, Laporan Keuangan, Implementasi SAK ETAP. Abstract UMKM (Micro, Small, Medium Enterprises) was one of the economic activities carried out by most Buleleng people in particular, the presence of UMKM should be supported and encouraged in its ability to keep on evolving and living so as to expand business opportunities and job opportunities. UMKM had an important role in the economic growth strategy of a country or region. Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM was a business venture in weaving field that had been established long enough, that is, since 2000s until now, in which there was still an obstacle in conducting the financial records based on SAK-ETAP. This study aimed at understanding the implementation of the financial report writings and performance
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) assessment based on SAK-ETAP on Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM and to know the perception of UMKM entrepreneurs of Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen on the Implementation of financial report writings and SAK –ETAP-based performance assessment. The type of research was descriptive quantitative. The research methods used were interviews, observation, and document study. The data were analyzed through data reduction. The research results showed that Endek Mastuli "Ayu Lestari" Craftsmen UMKM were still not in accordance with the financial report guidelines based-on SAK ETAP, but merely by writing reports of receivable payment only. The inability of the owners to keep the right records was caused by the lack of the owners’ knowledge on how the financial reports which were appropriate with the business owners. Keywords: UMKM (Micro, Small, Medium Enterprises), Financial Report, Implementation of SAK ETAP
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan pembangunan di Kota Singaraja khususnya Kecamatan Seririt mulai mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam segala bidang. Perkembangan pembangunan yang terjadi di segala bidang salah satunya adalah bidang ekonomi dan industri. Peningkatan pembangunan dalam bidang ekonomi dan industri tidak terlepas dari peranan perusahaan-perusahaan yang berada di Kecamatan Buleleng. Perusahaanperusahaan tersebut meliputi, perusahaan besar maupun UMKM yang sangat memberikan kontribusi untuk kemajuan dalam negeri untuk mengembangkan dunia ekonomi dan industri dalam negeri. UMKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Buleleng pada khususnya, keberadaan UMKM tersebut harus diidukung dan didorong kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. UMKM mempunyai peran penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi suatu Negara maupun daerah. UMKM diatur pada UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah. Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka usaha mikro kecil menengah mendapatkan jaminan dan keadilan usaha, selain itu pemberlakuan ini juga dapat meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM dalam mewujudkan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan
kerja, dan pengentasan kemiskinan. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang perlu mendapat perhatian, karena UMKM merupakan usaha yang terbukti menyediakan lapangan pekerjaan di saat persaingan mendapatkan pekerjaan di sektor formal sangat ketat. Sektor UMKM memberikan dampak yang baik bagi kemandirian suatu bangsa untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran masyarakat. Penyusunan laporan keuangan merupakan hal yang penting yang harus dilakukan oleh UMKM apabila ingin mengembangkan usahanya, karena dengan adanya pencatatan dan pembukuan akan memudahkan UMKM untuk mengetahui perjalanan bisnisnya, kendala-kendala apa saja yang dialami, dan informasi-informasi yang dibutuhkan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan. UMKM juga harus memiliki tingkat kesehatan kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik maka dapat dilihat pula bahwa pengelolaan permodalan pada UMKM tersebut juga baik. Hal ini juga dapat berpengaruh apabila suatu UMKM tersebut akan melakukan pinjaman kredit pada Koperasi, maka nantinya dengan Koperasi melihat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) kondisi kinerja yang baik dalam suatu UMKM tentu saja Koperasi tersebut akan memberikan kepercayaan pada UMKM dalam melakukan pinjaman kredit karena UMKM dilihat dapat memenuhi harapannya dengan adanya kondisi kinerja yang baik. UMKM yang memperoleh pinjaman kredit dari Koperasi akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara professional. Dari laporan keuangan pengusaha UMKM juga dapat menilai kinerja usahanya. Dengan masalah tersebut, maka IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk usaha mikro kecil menengah untuk membantu pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan relevan. Standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI khusus untuk UMKM dikenal dengan nama SAK-ETAP. SAK-ETAP diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2011 dan telah disosialisasikan kepada masyarakat. SAK-ETAP merupakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. SAK-ETAP (2009) menjelaskan entitas yang dimaksudkan ini adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik, dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. SAK-ETAP disusun dan diterbitkan oleh IAI dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan akan dapat membantu perusahaan dalam memantau keuangan perusahaan dengan lebih relevan dan lebih akurat. Dari pentingnya penyusunan laporan keuangan untuk perusahaan, maka IAI mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk UMKM. Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut SAK-ETAP (2009) yaitu: relevan, mudah dipahami, keandalan, kelengkapan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, materialitas, tepat waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat. Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” merupakan salah satu UMKM di bidang pertenunan yang sudah lama berdiri semenjak tahun 90’an, tetapi masih
terdapat suatu kendala dalam mengimplementasikan pencatatan keuangan yang masih belum sesuai dengan pedoman penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Dikarenakan kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik. Pada umumnya beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya yang membahas mengenai penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerja berdasarkan SAK-ETAP tersebut, meliputi Dalam penelitian Alifta (2015) yang berjudul Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada UMKM Pengrajin Batik Di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa berdasarkan penelitian dari sembilan belas UMKM pengrajin batik diketahui bahwa enam UMKM pengrajin batik menerapkan SAK ETAP dan tiga belas UMKM pengrajin batik tidak menerapkan SAK ETAP. Dalam penelitian Sinarwati (2015) yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi belum diterapkannya pencatatan keuangan berbasis SAK ETAP di UMKM (Studi Kasus UMKM di Kabupaten Buleleng). Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belum diterapkannya pencatatan keuangan berbasis SAK ETAP di UMKM di Kabupaten Buleleng adalah: (1) Faktor ketidaksiapan infrastruktur, kekurangan SDM dan ketidak disiplinan, (2) Faktor kurangnya pengawasan dari Ditjen Pajak dan Pengawasan dari Bank dan (3) Faktor ketidakpahaman manfaat dan ketidaktahuan tata cara melaksanakan pencatatan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka masalah yang akan dikaji dan dijawab dalam penelitian ini, antara lain: (1) Bagaimanakah Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”?, (2) Bagaimanakah persepsi pengusaha UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”, terhadap Implementasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja yang berbasis SAKETAP?. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian deskriptif yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail dimana subyek yang diteliti terdiri dari satu unit yang dipandang sebagai kasus. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran lengkap tentang subyek tertentu tersebut. Dalam penelitian ini objek yang dievaluasi adalah implementasi penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerja berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik pada tingkatan perencanaan maupun tingkatan pelaksanaan. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut pengambil kebijakan dapat memperbaiki unsur-unsur yang lemah dari kebijakan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dimana gambaran keadaan umum UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yang menjadi objek Penelitian., (2) yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan dengan bentuk angka sebagai data yang banyak dipergunakan dalam Penelitian. Data ini dapat diperoleh dari dokumen transaksi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data sekunder, dan (2) Data primer. Metode analisa data yang digunakan peneliti adalah reduksi data (data reduction), yang dijadikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanaan, pengabstarksian dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan maupun hasil
wawancara maupun observasi. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian direduksi untuk keperluan mengorganisasikan data dalam memudahkan penarikan kesimpulan, reduksi data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yang beralamat di Desa Kalianget, Kecamatan Buleleng ini merupakan salah satu contoh Usaha Mikro Kecil Menengah yang bergerak di bidang usaha pertenunan. UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” ini didirikan oleh Bapak Nyoman Jayadi. Usaha pertenunan tersebut sudah ada semenjak tahun 90’an yang dimana pada saat itu beliau masih menjalankan usaha tersebut bersama ibu beliau saja, beliau memulai usahanya dengan bermodalkan sebuah alat tenun yang saat ini peralatan tersebut dinamai mesin ATBM. Dari waktu ke waktu usaha beliau pun mulai meningkat dan konsumen beliau pun makin bertambah hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu permintaan pembuatan kain endek mastuli pada Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” pun semakin meningkat baik digunakan untuk baju seragam, maupun yang lainnya. Namun perkembangan usaha tenun Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” yang meningkat tersebut, tidak diiringi dengan pencatatan keuangan yang baik. Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” hanya melakukan pencatatan penerimaan kas yang diperoleh dari para konsumen yang sudah melakukan pembayaran piutang dan melakukan pembayaran tunai pada saat melakukan pembelian kain endek mastuli tersebut secara langsung, sedangkan mengenai pencatatan yang lain Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” tidak melakukannya. Pada kasus ini, peneliti akan membantu Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” dalam mengimplementasikan penyusunan laporan keuangan dan menilai kinerja usahanya berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Hal ini diharapkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) dapat membantu UMKM Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” dalam membuat laporan keuangan.Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) sebagai standar penyusunan laporan keuangan karena Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” merupakan entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum. Pengrajin Endek Matuli “Ayu Lestari” tidak mengajukan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pendaftaran Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) melainkan usaha pertenunan Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” hanya menyusun laporan pembayaran piutang saja, ketidak mampuan pemilik dalam melakukan pencatatan yang benar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pemilik terhadap bagaimana laporan keuangan yang sesuai dengan usaha pemilik. Maka dari itu peneliti bermaksud membantu mengimplementasikan penyusunan laporan keuangan dan menilai kinerja usahanya yang sesuai dengan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) sehingga dapat digunakan oleh UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk membuat laporan keuangan usahanya sendiri. Format laporan keuangan yang dibuat
pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk penerbitan efek di pasar modal, atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, usaha pertenunan Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” memiliki kekurangan dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi yaitu, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. a. Laporan Laba/Rugi Laporan laba/rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode (IAI, 2009). Adapun data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan laba/rugi ini antara lain: 1. Data seluruh pendapatan pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” mulai dari penjualan dan pendapatan. 2. Data semua beban yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha tenun Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” seperti beban perlengkapan, beban listrik dan air dan beban lainnya. Laporan Laba/Rugi dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Pendapatan : Penjualan Harga Pokok Penjualan Beban : Beban Perlengkapan Beban Penyusutan Peralatan Beban Penyusutan Gedung Beban Listrik dan Air TOTAL BEBAN LABA
Rp 111,940,000.00 ( Rp 79.600.000 )
Rp Rp Rp Rp
500,000.00 7,500,000.00 8,000,000.00 400,000.00 ( Rp 16.400.000 ) Rp 15.940.000
Gambar 4.4 Laporan Laba Rugi PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Sumber: (data diolah peneliti).
b. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk
suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan
distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut (IAI, 2009). Laporan Perubahan Ekuitas dapat dilihat pada Gambar 4.5.
MODAL AWAL 1 JANUARI 2015 LABA UNTUK TAHUN BERJALAN MODAL AKHIR 31 DESEMBER 2015
Rp Rp Rp
176,500,000.00 15,940,000.00 192,440,000.00
Gambar 4.5 Laporan Perubahan Ekuitas PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Sumber: (data diolah peneliti).
c. Neraca Laporan neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu sampai akhir periode pelaporan (IAI, 2009). Pada neraca akan disajikan AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Di Bank Kas Kecil Perlengkapan Persediaan Produk Selesai TOTAL AKTIVA LANCAR AKTIVA TETAP Peralatan Akumulasi Penyusutan Peralatan Tanah Gedung Akumulasi Penyusutan Gedung
informasi mengenai total Aktiva dan total Passiva yang dimiliki Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Laporan Neraca dapat dilihat pada Gambar 4.6. PASSIVA
Rp 39,190,000.00 Rp 1,000,000.00 Rp 500,000.00 Rp 21,500,000.00
Utang Gaji dan Upah
Rp 1,750,000.00
Modal Usaha
Rp 192,440,000.00
Rp 62,190,000.00 Rp 37,500,000.00 Rp 7,500,000.00 Rp 30,000,000.00 Rp 30,000,000.00 Rp 80,000,000.00 Rp 8,000,000.00
TOTAL AKTIVA TETAP TOTAL AKTIVA
Rp 72,000,000.00 Rp 132,000,000.00 Rp 194,190,000.00
Rp 194,190,000.00
Gambar 4.6 Neraca PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Sumber: (data diolah peneliti).
d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu
periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan (IAI, 2009). Laporan Arus Kas dapat dilihat pada Gambar 4.7
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Penjualan Harga Pokok Penjualan Beban Perlengkapan Beban Listrik dan Air Beban Penyusutan Peralatan Beban Penyusutan Gedung
Rp 111,940,000.00 ( Rp 79.600.000 ) Rp 500,000.00 Rp 400,000.00 Rp 7,500,000.00 Rp 8,000,000.00 ( Rp 16.400.000 )
Saldo Kas 31 Desember
Rp 15.940.000 Gambar 4.7 Laporan Arus Kas PENGRAJIN ENDEK MASTULI "AYU LESTARI" Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Sumber: (data diolah peneliti). d. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk periode yang berakhir 31 Desember 2016 yaitu: 1. Peralatan yang terdapat pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” yaitu 1 mesin Malpal dengan harga Rp 1.000.000, 1 mesin Boom dengan harga Rp 4.500.000 dan 8 mesin ATBM, masing-masing untuk harga mesin ATBM yaitu Rp 4.000.000 jadi total 8 mesin ATBM harganya yaitu Rp 32.000.000. Untuk menghitung beban penyusutan peralatan digunakan metode garis lurus dengan perhitungan sebagai berikut : (Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis Mesin Malpal=(Rp1.000.000- Rp0) : 5 = Rp 200.000 Mesin Boom=(Rp4.500.000-Rp0) : 5 = Rp 900.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp 0) : 5 = Rp 800.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp0) : 5 = Rp 800.000 Mesin ATBM=(Rp4.000.000-Rp0) : 5 = Rp 800.000
Dalam penelitian ini, Penilaian Kinerja Laporan Keuangan Pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” menggunakan rasio sebagai berikut:
Karena, peralatan yang ada pada Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” hanya mesin malpal, mesin boom dan mesin ATBM, maka jumlah seluruh harga beli dan jumlah seluruh nilai sisa mesin malpal, mesin boom dan mesin ATBM bisa dijadikan satu, dengan nama akun peralatan dengan perhitungan sebagai berikut : (Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis (Rp 37.500.000 - Rp0) : 5 = Rp7.500.000. 2. Untuk menghitung beban perlengkapan diperhitungkan dari perlengkapan awalsisa perlengkapan dengan perhitungan Rp 1.000.000 - Rp 500.000 = Rp500.000. 3. Untuk menghitung beban penyusutan gedung digunakan metode garis lurus dengan perhitungan sebagai berikut : (Harga Beli - Nilai Sisa) : Umur Ekonomis (Rp 80.000.000 - Rp 72.000.000) : 10 = Rp800.000.
Penilaian Kinerja Laporan Keuangan UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” 1. Rasio Likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) suatu perusahaan. untuk mengukur kemampuannya,
yaitu rasio ratio).
lancar
(current
Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva Lancar (current assets) Utang Lancar (current liabilities) = Rp 62.190.000 Rp 1.750.000 = 35,53 % (dibulatkan 35,5) Artinya jumlah aktiva lancar yang baik mengingat rasionya di sebanyak 35,5% utang lancar, atas rata-rata industri. atau setiap 1 rupiah utang lancar 2. Rasio Solvabilitas atau leverage dijamin oleh 35,53 rupiah harta ratio merupakan rasio yang lancar atau 35,53:1. Jika rata-rata digunakan untuk mengukur sejauh industri untuk current ratio adalah mana aktiva perusahaan dibiayai dua kali dari rata-rata industri atau dengan utang. Salah satu jenis diatas standar 20%, maka rasio rasio solvabilitas yang dapat tersebut menunjukkan bahwa digunakan perusahaan untuk perusahaan berada dalam kondisi mengukur kemampuannya, yaitu debt to assets ratio. Debt To Equity Ratio = Total Utang (Debt) Total Aktiva (Assets) = Rp 1.750.000 Rp 194.190.000 = 0,009 % ( dibulatkan 1 %) Rasio ini menunjukkan bahwa 1% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2016. Sehingga dapat dilihat dari hasil rasio tersebut bahwa kondisi perusahaan dianggap baik karena berada dibawah rata-rata industri atau sebesar 35%.
3. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Salah satu jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuannya, yaitu fixed assets turn over. Fixed Assets Turn Over = Penjualan (Sales) Total Aktiva Tetap (Total Fixed Asset) = Rp 111.940.000 Rp 118.000.000 = 0,9 Kali (dibulatkan 1 Kali )
Perputaran aktiva tetap tahun 2016 adalah sebanyak 1 kali. Artinya, setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,00 penjualan. Dengan demikian maka kondisi perusahaan dikatakan tidak baik, karena rata-rata industry untuk total assets turn over, yaitu 5 kali. Dengan demikian, maka perusahaan dikatakan belum mampu memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki.
4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efekivitas manajemen suatu perusahaan. Salah satu jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) mengukur kemampuannya, yaitu profit
margin on sales.
Profit Margin On Sales = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Penjualan = Rp 111.940.000 - Rp 76.690.000 Rp 111.940.000 = 0,314 (dibulatkan 31%) Jika rata-rata industri untuk profit margin adalah 30%, maka margin laba perusahaan dikatakan baik karena berada di atas ratarata indusri. Ini juga dapat berarti bahwa harga barang-barang pada perusahaan relatif tinggi dengan biaya-biayanya yang relatif rendah. SIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang menjelaskan tentang implementasi penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerjanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerjanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”, maka peneliti dapat menarik kesimpulan antara lain: (1) Pencatatan akuntansi yang dilakukan UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” masih sangat sederhana, hanya sebatas mencatat penerimaan kas yang diperoleh dari pembayaran piutang secara tunai yang oleh pelanggan, (2) Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja Usahanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP pada UMKM dalam hal ini yaitu Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” untuk penyusunan laporan keuangan dan penilaian kinerja usahanya yang sesuai berdasarkan SAK-ETAP telah disajikan pada bagian sebelumnya, (3) Dengan peneliti membantu UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari” dalam menyusun laporan keuangan dan penilaian kinerja usahanya yang
sesuai berdasarkan SAK-ETAP dapat membantu pengelola UMKM dalam dalam menganalisis kekurangankekurangan yang ada dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada tersebut untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. SARAN Untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar lebih dalam lagi menggali data keuangan usaha yang akan diteliti guna untuk mengetahui keakuratan laporan keuangan yang dibuat, selain itu juga melakukan penambahan waktu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari suatu usaha dalam hal ini adalah UMKM Pengrajin Endek Mastuli “Ayu Lestari”.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Ali. 2007. Metodelogi Penelitian Dan Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: STAIN Press. Alfitri, dkk. 2014. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAKETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perajin Mebel Desa Gondang Sari Kecamatan Juwiring Kabuaten Klaten. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.2, Hal 135147. Asmadi, Alsa. 2003. Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif, serta kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017) Balkaoi, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Gray,
et al. 1996. Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead.
Gunawan, Surya Darmawan & Ayu Purnamawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.03, No.01, Hal 06-15. Herawati, Nyoman Trisna. 2011. Akuntansi Pengantar 1 Jurusan Akuntansi. Singaraja: Fakultas Ilmu Sosial. Hery.
2014. Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Jakarta: IAI. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kristanto, Eri. 2011. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAKETAP) Pada UMKM Pengrajin Rotan Di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Lutfiaazahra, Alifta. 2015. Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada UMKM
Pengrajin Batik Di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Martani, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat. Pratiwi, Meila. 2016. Implementasi SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Lukisan Kain Prada dan Pengerajin Uang Kepeng (Studi kasus pada UMKM Lukisan Kain Prade wahyu dan Pengrajin Uang kepeng Taksu agung Di kabupaten Klungkung). Skripsi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Republik Indonesia 2008. Undang-Undang Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Samryn, L.M. 2011. Pengantar Akuntansi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Setiady, Marry. 2011. Telaah Kesiapan dan Prospek Implementasi SAK ETAP: Studi Kasus Pada Pengusaha UMKM Garmen di Pusat Grosir Surabaya. Jurnal Akuntansi. Surabaya. Vol.01, No.01, Hal 05-17. Sinarwati, Ni Kadek, dkk. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belum Diterapkannya Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Di UMKM (Studi Kasus UMKM Di Kabupaten Buleleng). Jurnal Akuntansi. Vol 02, No 01, Hal 0717. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Surya, Satriawan & Raja Adri, 2013. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu.