e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar) 1
Hasbullah, 1Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi. Variabel dependen yaitu kualitas audit. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer. Responden dalam penelitian ini adalah aparat pemerintah di Inspektorat Kota Denpasar dan Inspektorat Kabupaten Gianyar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan 36 responden. Metode pengumpulan data yaitu survey dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.0. Hasil penelitian ini menunjukan (1) keahlian audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit, (2) kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, (3) etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, (4) keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata Kunci: Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, Etika Profesi, Kualitas Audit Abstract This present study was intended to identify the impact of auditing expertise, complexity of duty, and professional ethics on the auditing quality. The study was conducted at Inspectorate of the Government of Denpasar City and Inspectorate of the Government of Gianyar Regency. The independent variables included auditing expertise, complexity of duty, and professional ethics. The dependent variable only included the auditing quality. Quantitative approach was used in the present study. The data used were the primary data. The respondents included the apparatus of the Inspectorate of the Government of Denpasar City and the apparatus of the Inspectorate of the Government of Gianyar Regency. The purposive sampling technique was used to determine the sample, including 36 respondents. The data were collected through survey using the questionnaire distributed to the respondents. The data were analyzed using multiple regression analysis supported with SPSS version 19.0. The result of the study showed that (1) the auditing expertise positively contributed to the auditing quality; (2) the complexity of duty negatively affected the auditing quality; (3) the professional ethics positively affected the auditing quality; (4) the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) auditing quality, the complexity of duty, and the professional ethics simultaneously affected the auditing quality. Keywords: Proficiency Audit, Task Complexity, Professional Ethics, Audit Quality
PENDAHULUAN Perkembangan akan tuntutan masyarakat terhadap jalannya pemerintahan belakangan ini dirasa semakin meningkat. Salah satu tuntutan masyarakat tersebut adalah tuntutan atas penyelenggaraan pemerintah yang bersih, adil dan transparan. Tuntutan tersebut harus dipandang serius oleh pemerintah yang merupakan tanggung jawab pemerintah kepada rakyatnya dan sebagai upaya untuk perwujudan praktik good governance. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan baik, maka diperlukan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang berfungsi untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap ketaatan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan dan fungsi instansi pemerintah, serta berfungsi untuk memberikan peringatan apabila diketahui adanya kejanggalan-kejanggalan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah. Fungsi pemerintah dalam bidang pengawasan saat ini merupakan tugas dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) di pemerintahan pusat yang bertugas untuk mendampingi presiden, terdapat itjen (inspektorat jenderal) yang bertugas di setiap kementerian, dan terdapat inspektorat yang bertugas di setiap lembaga pemerintah, Inspktorat Provinsi untuk wilayah provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota untuk wilayah Kabupaten/Kota. Tugas utama dari BPKP, itjen dan Inspektorat adalah melaksanakan pemeriksaan atau audit atas pengelolaan keuangan pemerintah untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya penyelewengan pengelolaan keuangan pemerintah. Kasus penyimpangan pengadaan barang dan jasa pada proyek pyang dilakukan untuk pemugaran peninggalan purbakala tahun 2012 di empat pura di Kabupaten Gianyar, dimana Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gianyar terlibat di dalamnya. BPK mengidentifikasi adanya keterlambatan spesifikasi dan
volume pekerjaan dalam proyek tersebut dan merugikan uang Negara hingga Rp 256 juta. Serta dalam hasil audit BPK menemukan ketidaksesuaian spesifikasi dan volume pekerjaan pemugaran tersebut, dan mengakibatkan kerugian uang Negara sebesar Rp 133 juta. (http://bali.antaranews.com, diakses tanggal 28 Januari 2014). Selain itu, kasus yang masih belum lama yang terungkap BPK adalah dugaan penyimpangan anggaran dalam proyek pengadaan barang di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. BPK menemukan indikasi adanya penggelumbungan anggaran proyek pengadaan barang untuk peralatan sound system di Taman Budaya Denpasar yang dapat merugikan uang negara hingga Rp 1 miliar. (http://balipost.co.id, diakses tanggal 26 November 2013). Kaus-kasus penyelewengan dana yang ditemukan oleh BPK tersebut mengisyaratkan bahwa pengawasan internal yang dilakukan di Pemerintah Kabupaten Ginyar dan Pemerintah Kota Denpasar dirasakan masih dikatakan belum optimal dalam mengawasi dan mencegah penyimpangan pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah. Sehingga dalam hal ini tingkat keahlian dan profesionalisme aparat pemerintah dalam bidang pengawasan harus ditingkatkan. Hal tersebut guna mengoptimalkan serta meningkatkan kinerja dalam mendeteksi dan mencegah adanya penyelewengan penggunaan keuangan negara/daerah, dan hal tersebut juga sejalan dengan peningkatan kualitas audit. De Angelo (1981) dalam Badjuri (2012: 123) mendefinisikan bahwa kualitas audit merupakan tingkat kemungkinan dimana seorang auditor menemukan serta melaporkan mengenai adanya suatu pelanggaran yang dilakukan klien dalam sistem akuntansi yang dibuat kliennya. Dalam hal ini, pelanggaran yang dimaksud adalah ketidaksesuaian antara pernyataan tentang kejadian ekonomi yang dilaporkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) klien dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, serta standar-standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas audit merupakan tingkat temuan adanya pelanggaran sistem akuntansi yang dijalankan oleh klien dan penyampaian hasil temuannya dalam laporan audit. Salah satu faktor yang dapat mendukung untuk meningkatkan kualitas audit adalah keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor. Bedard (1986) dalam Lastanti (2005: 88) mendefinisikan keahlian merupakan pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang dimiliki oleh auditor yang ditunjukkan dalam pengalaman bekerja sebagai auditor. Sementara Jaafar dan Sumiyati (2005) dalam Tambunan (2010), mendefinisikan keahlian audit merupakan keahlian yang berhubungan dalam tugas pemeriksaan serta penguasaan masalah yang dapat diperiksanya ataupun pengetahuan yang dimiliki sebagai dasar untuk menunjang tugas audit. Penelitian mengenai pengaruh keahlian terhadap kualitas audit telah dilakukan oleh Ashari (2011), dimana dalam penelitiannya membuktikan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Sehingga dalam hal ini keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor, karena banyaknya jumlah informasi yang ada yang harus diproses oleh auditor serta tahapan pekerjaan yang harus dilalui untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Hal tersebut mengindikasikan seberapa besar tingkat kompleksitas tugas yang dihadapi oleh auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Adi (2007) membuktikan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit diterima. Ini berarti bahwa adanya kompleksitas tugas yang sedang dihadapi oleh auditor akan berdampak negatif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh seorang auditor maka semakin rendah kualitas audit. Pada dasarnya kompleksitas
tugas merupakan tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas yang diemban oleh seorang auditor. Tingkat kekompleksitasan tugas tersebut tergantung dari banyaknya informasi mengenai tugas pemeriksaan/audit serta bagaimana tingkat keakuratan informasi yang ada yang didapat auditor selama tugas pemeriksaan. Menjunjung tunggi aturan etika profesi dalam menjalankan tugas pemeriksaan sebagai auditor, juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Di dalam profesi akuntan publik, nilai-nilai atau norma-norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam tugas profesionalnya telah ditetapkan dan diatur oleh pemerintah dalam kode etik profesi akuntan. Menurut Murwanto, et al., (2008: 93) kode etik adalah seperangkat nilai, norma, atau kaidah yang digunakan untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi, melalui ketentuan-ketentuan yang bersifat tertulis serta harus dipenuhi dan ditaati bagi setiap anggota profesi didalamnya. Melihat kode etik dipandang sebagai wujud dari komitmen moral organisasi, kode etik wajib berisikan aturan dari suatu hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, bagaimana suatu kondisi yang harus didahulukan dan mengenai apa yang dikorbankan oleh profesi ketika dalam menghadapi situasi dalam suatu konflik atau dilematis, cita-cita luhur profesi, tujuan dari profesi, serta berisikan sanksi yang akan diberikan kepada bagian anggota profesi yang melanggarnya. Dalam kode etik profesi akuntan diatur berbagai masalah, baik masalah dalam prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar-standar teknis pemeriksaan yang telah ditetapkan yang harus dijalani oleh auditor dalam tugas pemeriksaan. Hasil penelitian mengenai etika yang dilakukan oleh Najib (2013) membuktikan bahwa etika mamiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Ini membuktikan bahwa dengan menjunjung tinggi aturan etika profesi yang telah ditetapkan dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kualitas audit. Dalam hal ini, dengan memegang teguh aturan etika profesi yang berlaku sebagai seorang auditor hal tersebut memiliki peran
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar, karena terdapat kasus penyimpangan di Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Temuan BPK atas kasus penyimpangan uang negara yang terjadi di kedua wilayah tersebut, mengindikasikan bahwa kualitas pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar perlu dipertanyakan. Dengan adanya inspektorat di wilayah kota/kabupaten seharusnya dapat mendeteksi dan mencegah bahkan mengurangi adanya penyimpangan pengelolaan keuangan negara yang terjadi. Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk: (1) menganalisis pengaruh keahlian audit terhadap kualitas audit, (2) menganalisis pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit, (3) menganalisis pengaruh etika profesi terhadap kualitas audit, dan (4) menganalisis pengaruh keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit.
METODE Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganilisis penelitian mengenai Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan Etika Profesi terhadap Kualitas Audit adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory/confirmatory research), karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan mengenai hubungan kausal antara variabelvaribel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitaif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Penelitian ini menggunakan sumber data dari data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang telah terstruktur dan disebarkan pad aresponden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat pemerintah yang bekerja
pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar dengan total keseluruhan populasi adalah sebanyak 77 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan 36 responden. Sampel yang digunakan adalah aparat inspektorat pemerintah kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar yang sudah pernah melaksanakan minimal 1 (satu) kali tugas pemeriksaan/audit. Hal tersebut dilakukan dalam penelitian ini agar jawaban kuesioner dapat terjawab dengan baik oleh subjek yang berkompeten di bidang audit. Variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel dependen (dependent variable) kualitas audit (Y), variabel independen (independent variable) yaitu: keahlian audit (X1), kompleksitas tugas (X2), dan etika profesi (X3). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuisioner yang digunakan mengadopsi dari penelitian Putra (2012), Najib (2013), Jamilah et al., (2007), dan Kusuma (2012). Analisis data yang digunakan yaitu: (1) uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas data dan uji reliabilitas data. (2) uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Dan (3) uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, uji koefisien determinasi (R2), uji simultan (uji F), dan Uji hipotesi (uji t). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Responden dalam penelian ini adalah aparat pemerintah yang bekerja pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar. Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 36 kuisioner, dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 36 kuesioner. Keseluruhan kuesioner yang dikembalikan dinyatakan lengkap dan memenuhi ketentuan sehingga semua kuesioner dapat digunakan dalam pengujian dan tidak ada kuesioner yang gugur. Dari perhitungan presentase terhadap jumlah kuesioner, menyatakan bahwa tingkat pengembalian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) kuesioner sebesar 100%, mengingat semua kuesioner kembali dan tidak ada yang gugur. Karakteristik responden dalam penelitian diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan responden, banyaknya penugasan audit dan pengalaman kerja di bidang audit. Dari 36 responden, jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 (42%) orang dan perempuan sebanyak 21(58%) orang. Karakteristik responden dilihat dari umur, responden dengan umur 20-30 tahun sebanyak 7 (19%) orang, 31-40 tahun sebanyak 6 (17%) orang, 41-50 tahun sebanyak 11 (31%) orang, dan lebih dari 50 tahun sebanyak 12 (33%) orang. Dilihat dari jenjang pendidikan yaitu dengan pendidikan Strata 1 sebanyak 29 (78%) orang dan jenjang pendidikan Strata 2 sebanyak 8 (22%) orang. Untuk karakteristik responden berdasarkan banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani yaitu, dengan penugasan sebanyak 1-3 kali penugasan berjumlah 4 (11%) orang, dengan penugasan sebanyak 3-6 kali penugasan berjumlah 10 (28%) orang, dan dengan penugasan lebih dari 6 kali penugasan berjumlah 22 (61%) orang. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja di bidang audit yaitu, kurang dari atau sama dengan 1 tahun sebanyak 12 (33%) orang, 1-3 tahun sebanyak 5 (8%) orang, dan lebih dari 3 tahun sebanyak 19 (59%) orang. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa hasil pengukuran untuk variabel keahlian audit (X1) dapat dilihat bahwa tingkat keahlian audit (X1) memiliki nilai tertinggi sebesar 30 dan memiliki nilai terendah sebesar 18. Secara keseluruhan tingkat keahlian audit (X1) memiliki nilai rata-rata sebesar 26,67. Hal ini berarti secara keseluruhan tingkat keahlian audit termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Hasil pengukuran untuk variabel kompleksitas tugas (X2) memiliki nilai tertinggi sebesar 30 dan memiliki nilai terendah sebesar 14. Secara keseluruhan tingkat kompleksitas tugas (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 19,08. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kompleksitas tugas termasuk kedalam kategori sedang.
Untuk variabel etika profesi (X3) memiliki nilai tertinggi sebesar 67 dan memiliki nilai terendah sebesar 38. Secara keseluruhan tingkat etika profesi (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 57,17. Hal ini berarti secara keseluruhan tingkat etika profesi termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Dan untuk variabel kualitas audit (Y) dapat dilihat bahwa tingkat kualitas audit (Y) memiliki nilai tertinggi sebesar 58 memiliki nilai terendah sebesar 32. Sedangkan rata-rata kualitas audit (Y) secara keseluruhan memiliki nilai sebesar 52,44. Hal ini berarti secara keseluruhan tingkat kualitas audit termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa item pernyataan dari masing-masing variebel memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung> rtabel), rtabel dari penelitian ini adalah 0,329. Hal ini berarti masing-masing item pernyataan dari variabel kualitas audit, keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi adalah valid. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel kualitas audit memiliki nilai cronbach alpha 0,885, variabel keahlian audit memiliki nilai cronbach alpha 0,715, variabel kompleksitas tugas memiliki nilai cronbach alpha 0,708, dan variabel etika profesi memiliki nilai cronbach alpha 0,746. Keempat variabel memiliki nilai cronbach alpha yang lebih dari 0,6, sehingga semua variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel. Dengan demikian syarat reliabilitas alat ukur terpenuhi. Berikut gambar grafik p-Plot yang dihasilkan dalam uji normalitas.
Gambar 1. Grafik p-Plot Sumber: Data primer yang diolah, 2014
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Grafik normal P-plot yang diperoleh menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis normal. Sehingga dalam hal ini, data penelitian dapat dikatakan telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas data dengan Uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test menunjukkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,115 yang lebih tinggi dari 0,05 atau 5%. Hasil pengujian multikolinearitas menunjukan nilai tolerance sebagai berikut: untuk variabel keahlian audit memiliki nilai tolerance 0,565 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) 1,771, untuk variabel kompleksitas tugas memiliki nilai tolerance 0,971dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) 1,030, dan untuk variabel etika profesi memiliki nilai tolerance 0,568 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) 1,761. Ketiga variabel tersebut masing-masing memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang kurang dari 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa untuk variabel keahlian audit dengan nilai signifikansi 0,179, variabel kompleksitas tugas memiliki nilai signifikansi 0,116,dan variabel etika profesi memiliki nilai signifikansi 0,285 lebih besar dari 0,05. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai signifikansi di atas 5% atau 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model. Berikut adalah uji heterokedastisitas dalam gambar grafik scaterplot.
Gambar 1. Grafik Scaterplot Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan gambar 2, grafik scaterplot menunjukkan bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titiktitik pada gambar menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi. Sedangkan hasil uji determinasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,694, ini berararti bahwa 69,4% besarnya variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi. Sedangkan sisanya 30,6% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa: (1) mengenai pengaruh keahlian audit terhadap kualitas audit diperoleh nilai koefisien arah regresi (1) sebesar 0,597, dengan nilai t sebesar 2,328, dan nilai signifikansi 0,026. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai arah kofisien regresi (1) bernilai positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa keahlian audit memiliki pengaruh secara positif terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima; (2) mengenai pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit diperoleh nilai koefisien arah regresi (2) sebesar -0,650, dengan nilai t sebesar 3,837, dan nilai signifikansi 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai arah kofisien regresi (2) bernilai negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh secara negatif terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima; dan (3) mengenai pengaruh etika profesi terhadap kualitas audit diperoleh nilai arah koefisien regresi (3) sebesar 0,424, dengan nilai t sebesar 3,913 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai arah kofisien regresi (3) bernilai positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa etika profesi memiliki pengaruh secara positif terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dihasilkan model regresi: 𝑌 = 24,674 + 0,597𝑋1 − 0,65𝑋2 + 0,424𝑋3 + ℮ (1)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Dimana, (1) nilai konstanta sebesar 24,674 menyatakan bahwa apabila variabel keahlian audit (X1), kompleksitas tugas (X2) dan etika profesi (X3) sama dengan nol, maka kualitas audit naik sebesar 63,005 satuan, (2) nilai koefisien β1 = 0,597 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel keahlian audit (X1) terhadap variabel kualitas audit (Y) sebesar 0,597. Hal ini berarti apabila variabel keahlian audit (X1) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel kualitas audit (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,597 satuan, (3) nilai koefisien β2 = -0,650 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel kompleksitas tugas (X2) terhadap variabel kualitas audit (Y) sebesar -0,650. Hal ini berarti apabila variabel kompleksitas tugas (X2) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel kualitas audit (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,514 satuan, dan (4) nilai koefisien β3 = 0,424 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel etika profesi (X3) terhadap variabel kualitas audit (Y) sebesar 0,424. Hal ini berarti apabila variabel etika profesi (X3) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel kualitas audit (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,424 satuan. Berdasarkan hasil uji F menunjukan nilai Fhitung sebesar 27.520 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,90 dengan angka signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit.
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi
Variabel
Unstandardized Coefficients B Std. Error 24.674 6.854 .597 .257 -.650 .169 .424 .108
(Constant) Keahlian Audit (X1) Kompleksitas Tugas (X2) Etika Profesi (X3) Adjusted R2 F Hitung Sig. F Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Pembahasan Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil pengujian penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan hipotesis pertama diterima yang menyatakan bahwa keahlian audit memiliki pengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Hasil perhitungan dengan uji t menunjukkan niliai tingkat signifikansi untuk variabel keahlian audit yakni sebesar 0,026 < 0,05 dengan nilai thitung sebesar 2,328 dan nilai koefisien arah regresi (β1) sebesar 0,597. Nilai koefisien arah regresi (β1) yang bernilai positif dan dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05 ini
Standardized Coefficients Beta .289 -.364 .485
T 3.600 2.328 -3.837 3.913
Sig. .001 .026 .001 .000 0,694 27,520 0,000a
berarti H1 diterima yang menyatakan bahwa keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor secara positif dapat mempengaruhi kualitas audit. Rata-rata keahlian audit secara keseluruhan menunjukkan nilai sebesar 26,67. Hal ini berarti secara keseluruhan tingkat keahlian audit yang dimiliki oleh auditor yang bekerja pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Dengan tingginya tingkat keahlian audit yang dimiliki, maka auditor Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar memiliki keahlian dalam melaksanakan tugas audit.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Keahlian audit memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit. Pengaruh positif dalam hal ini menunjukkan bahwa keahlian audit memiliki pengaruh yang searah dengan kualitas audit. Tingginya keahlian audit yang dimiliki auditor hal tersebut dapat memberikan kontribusi atau pengaruh yang baik terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat keahlian audit yang dimiliki oleh auditor, maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat keahlian audit yang dimiliki oleh auditor, maka semakin rendah pula kualitas audit yang dihasilkannya. Dalam hal ini, penelitian ini juga membuktikan bahwa keahlian audit yang dimiliki oleh seorang auditor memiliki peran yang penting dalam menjalankan tugas pemeriksaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashari (2011), yang menyatakan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Najib (2013) yang menyatakan bahwa keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dihasilkan. Seorang auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaanya wajib memiliki keahlian dalam mengaudit. Keahlian audit dalam hal ini adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor. Dalam melakukan tugas pemeriksaan terhadap laporan keuangan, catatan akuntansi yang dibuat hingga sistem keuangan yang digunakan klien, maka seorang auditor wajib memiliki keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi serta ilmu lainnya terkait dengan standar, prosedur dan praktik audit. Selain dituntut untuk memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, seorang auditor dituntut pula untuk mampu memiliki dan menguasai keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan, yakni seorang auditor yang memiliki tugas pemeriksaan dalam sektor pemerintahan dituntut untuk memiliki keahlian dan pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. Dengan
wawasan yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, dan pelatihan serta pengetahuan yang dimiliki selama menjadi auditor keseluruhan hal yang dimiliki tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam menjalankan tugas audit untuk mencapai kualitas yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil pengujian hasil penelitian ini juga mendukung hipotesis yang kedua bahwa kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dengan nilai thitung sebesar -3,837 dan dan nilai koefisien arah regresi (β2) sebesar 0,650. Nilai koefisien arah regresi (β2) yang bernilai negatif dan dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05 ini berarti H2 diterima yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas yang diemban oleh seorang auditor secara negatif dapat mempengaruhi kualitas audit. Rata-rata kualitas audit secara keseluruhan yakni 19,08. Hal ini berarti secara keseluruhan tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor yang bekerja pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar termasuk kedalam kategori sedang. Dengan adanya tingkat kompleksitas tugas yang cukup yang dihadapi oleh auditor, maka hal tersebut pula cukup dapat mempengaruhi auditor Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam melaksanakan tugas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Adi (2007), yang membuktikan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit diterima. Kompleksitas tugas memiliki pengaruh yang negatif terhadap kualitas audit. Pengaruh negatif dalam hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh yang tidak searah dengan kualitas audit atau dengan kata lain berbanding terbalik terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor, maka semakin rendah kualitas audit yang dihasilkan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kompleksitas tugas yang dimiliki oleh auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Pada dasarnya kompleksitas tugas merupakan tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas yang diemban oleh seorang auditor. Tingkat kekompleksitasan tugas tersebut tergantung dari banyaknya informasi tentang tugas tersebut dan tingkat keakuratan informasi yang ada. Sehingga dengan adanya peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas yang diemban auditor maka hal tersebut dapat dapat mengakibatkan turunnya tingkat keberhasilan tugas dalam mendeteksi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas audit yang dihasilkan selama proses pemeriksaan. Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil pengujian penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan hipotesis ketiga diterima yang menyatakan bahwa etika profesi memiliki pengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai thitung sebesar 3,913 dan nilai koefisien arah regresi (β3) sebesar 0,5424. Nilai koefisien arah regresi (β3) yang bernilai positif dan dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05 ini berarti H3 diterima yang menyatakan bahwa etika profesi seorang auditor secara positif dapat mempengaruhi kualitas audit. Ratarata etika profesi secara keseluruhan yakni 57,17. Hal ini berarti secara keseluruhan sikap beretika profesi sebagai seorang auditor yang dimiliki oleh auditor yang bekerja pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerinatah Kabupaten Gianyar termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Dengan tingginya tingkat etika profesi yang dimiliki, maka auditor Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar sangat menjunjung tinggi sikap beretika profesi sebagi seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh etika profesi secara positif
terhadap kualitas audit. Kualitas audit dalam hal ini dilihat dari kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit serta kualittas laporan hasil audit. Semakin tinggi sikap beretika dalam berprofesi sebagai seorang auditor yang ditunjukkan oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit, maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah sikap beretika dalam berprofesi sebagai seorang auditor yang ditunjukkan oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit, maka semakin rendah pula kualitas audit yang dihasilkannya. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Najib (2012), yang menunjukan bahwa etika memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia informasi akuntansi terkait pemeriksaan, maka jika auditor tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai dan aturan dalam kode etik profesi yang telah ditetapkan maka hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang baik untuk menghasilkan hasil audit yang lebih baik. Pada dasarnya etika profesi merupakan seperangkat nilai, norma, atau aturan yang ditentukan untuk mengatur perilaku moral anggota dari suatu profesi. Dalam menjalankan tugas pemeriksaan, seorang auditor dituntut untuk dapat menerapkan etika-etika profesi yang telah ditentukan sebagai seorang auditor. Prinsip-prinsip etika yang tertuang dalam Kode Etik IAI yang terdiri dari tanggung jawab, kepentingan umum, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesioanal serta standar teknis wajib dipahami dan diterapkan bagi seorang auditor dalam menjalankan tugas audit. Sebagai auditor dengan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaannya, hal tersebut akan dapat memberikan motivasi/dorongan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, dengan kecakapan professional, serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi yang diterapkan oleh seorang auditor juga dapat menunjangngya untuk dapat melaksanakan tugas pemeriksaan secara optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan etika Profesi Terhadap Kualitas Audit Uji kelayakan model dengan Uji F merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan apakah semua variabel bebas yakni keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi berpengaruh terhadap kualitas audit yang merupakan sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil uji F yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel keahlian audit (X1), kompleksitas tugas (X2), dan etika profesi (X3) berpengaruh terhadap kualitas audit (Y). Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai F hitung sebesar 27,52 > Ftabel sebesar 2,90 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai Fhitung yang lebih besar dari F tabel dan dengan nilai signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 maka keahlian audit, komplesitas tugas, dan etika profesi secara bersama-sama dapat mempengaruhi kualitas audit. Besarnya pengaruh keahlian audit, komplesitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit adalah 69,4% sedangkan sisanya 30,6% dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis keempat yang menyatakan bahwa keahlian audit, komplesitas tugas, dan etika profesi secara simultan atau secara bersama-sama dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ditarik simpulan bahwa Pertama, keahlian audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa tingkat keahlian audit yang dimiliki seorang auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Dengan wawasan yang luas, tingkat pendidikan yang tinggi, dan pelatihan serta pengetahuan yang dimiliki selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melaksanakan tugas audit untuk mencapai kualitas yang baik. Kedua, kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Dimana, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor, maka semakin rendah kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kompleksitas tugas yang dimiliki oleh auditor, maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkannya. Ketiga, etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa etika profesi yang ditunjukkan sebagai seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit, dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Dengan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang merupakan kewajiban atas pekerjaannya hal tersebut akan dapat memberikan motivasi/dorongan untuk menjalankan tugasnya dengan baik serta dengan kecakapan professional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi yang berlaku yang diterapkan oleh seorang auditor juga dapat menunjangngya untuk dapat melaksanakan tugas pemeriksaan secara optimal sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Keempat, secara simultan keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi berpengaruh terhadap kualitas audit. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran bahwa penelitian ini hanya dilakukan pada Inspektorat Pemerintah Kota Denpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar, sehingga disarankan agar memperluas objek penelitian pada aparat inspektorat kabupaten/kota se-Provinsi Bali agar hasilnya lebih dapat digeneralisasi. Dan penelitian ini hanya menggunakan variabel independen keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi, sehingga bisa ditambah dengan menggunakan variabel independen lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit. DAFTAR PUSTAKA Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian, Independensi, Dan EtikaTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makasar.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Badjuri, Achmad. 2012. AnalysisFaktorfaktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1, No. 2. Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, & Grahita Chandrarin. 2007. “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment”. Skripsi. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar. Kusuma, Novanda Friska Bayu Aji. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Lastanti Sri, Hexana. 2005. “Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Atas Skandal Keuangan”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97. Murwanto, Rahmadi, Adi Budiarso, & Fajar Hasri Ramadhana. 2008. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerinta, BPK-Departemen RI: (MW). Najib, Ayu Dewi Riharna. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar. Prasita, A. dan Adi, Priyo Hari, 2007. “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Sepetember 2007. Putra,
edisi
Nugraha Agung Eka. 2012. Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap Audit. Skripsi. Universitas Yogyakarta.
Tambunan, Toman Sony. 2010. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan. __________Kejaksaan Tahan Tersangka Korupsi Proyek Purbakala. http://bali.antaranews.com. (diakses tanggal 28 Januari 2014). __________Kinerja Inspektorat Dipertanyakan. http://www.balipost.co.id. (diakses tanggal 26 November 2013).