e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESIONALISME AKUNTAN PENDIDIK DITINJAU DARI DIMENSI KNOWLEDGE, SKILL DAN CHARACTER (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha) 1Putu
Yuni Anggreni,1Gusti Ayu Purnamawati, 2I Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesionalisme akuntan pendidik ditinjau dari dimensi Knowledge, Skill dan Character. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi semester 7 Universitas Pendidikan Ganesha. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Sampling Incidental yang berjumlah 72 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan melakukan penyebaran kuesioner. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert 5 poin. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Uji Kualitas Data yang terdiri dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, (2) Uji Statistik Deskriptif, (3) Uji Asumsi Klasik yaitu Uji Normalitas dan (4) Pengujian Hipotesis dengan Uji Proporsi.Data analisis dengan menggunakan Software SPSS versi 18. Hasil Uji Proporsi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi knowledge tertinggi sebanyak 57.5% mahasiswa akuntansi menjawab setuju yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik. Dari segi skill tertinggi sebanyak 59.9% mahasiswa akuntansi menjawab setuju yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik. Dari segi character tertinggi sebanyak 49.6% mahasiswa akuntansi menjawab setuju yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik. Kata kunci: Persepsi Mahasiswa, Profesionalisme, Knowledge, Skill, Character Abstract This study aimed at determining perceptions of accounting program students on accountant-educators’ professionalism concerning the dimensions of Knowledge, Skill and Character. This study employed a quantitative research. The population of this study was the accounting program students of Universitas Pendidikan Ganesha. The samples obtained in this study were 72 people. The sample selection was conducted through an incidental sampling technique, i.e., totaling 72. The data collection method used was survey method by distributing questionnaires. The scale used in this study was a 5-point Likert scale. The data analysis techniques used were: (1) Data Quality Test consisting of Validity and Reliability Test, (2) Descriptive Statistic Test, (3) Classical Assumption Test, namely, Normality Test and (4) Hypothesis Testing through Proportion Test. The data were analyzed through SPSS software version 18.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) The proportion of the test result in this study show that in terms of the highest knowledge of accounting students as much as 57.5% aswered agree, which means accounting students have very positive perception of the profesionalism possessed. Keywords: Students’ Perception, Professionalism, Knowledge, Skill, Character
PENDAHULUAN Di Indonesia, proses pendidikan dan pengajaran akuntansi dipandang belum mampu untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan siap terjun ke dunia bisnis. Hal lain yang menyebabkan perlunya retrukturisasi pendidikan akuntansi adalah adanya indikasi bahwa para lulusan pendidikan akuntansi di Perguruan Tinggi meninggalkan bangku kuliah dengan persepsi yang kurang tepat mengenai lingkungan kerja profesi akuntan, sehingga menimbulkan persepsi yang kurang tepat juga mengenai profesi akuntan itu sendiri (Handayani, 2009). Proses profesionalisme yang dilakukan terhadap akuntan dan pendidikan akuntansi di Indonesia ketinggalan bila dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN lainya. Asiaweek dalam Asia’s Best Universities 2000 menyebutkan rendahnya mutu dosen perguruan tinggi di Indonesia (Kholis, 2003). Sehingga bisa jadi eksistensi sumber daya manusia di Indonesia hanya diakui di dalam negeri, sedangkan diluar negeri dipandang sebelah mata. Adanya perkembangan tersebut perlu diantisipasi oleh profesi akuntansi agar mampu menunjukkan eksistensinya dalam era globalisasi yang mau tidak mau segera datang melanda dunia profesi akuntansi di tanah air.Lulusan akuntansi sebagai seorang akuntan harus menyiapkan diri agar tidak kalah dengan lulusan luar negeri (Setiyani, 2003). Oleh sebab itu, pendidikan akuntansi harus mampu membekali para lulusan dengan materi yang diperlukan untuk memenangkan persaingan. Masih banyak kelemahan-kelemahan sistem pendidikan di Indonesia diantaranya permasalahan yang dihadapi adalah kurikulum yang selalu berubah hanya sebagai alat uji coba, dan masih sedikitnya sertifikasi bagi dosen-dosen sebagai pengakuan yang menunjukkan akuntan pendidik profesional dan kompeten, sarana
dan prasarana yang belum memadai atau layak, mutu dan nilai tambah pendidikan yang kurang dan belum meratanya pendidikan tiap daerah, biaya pendidikan yang masih kurang, persaingan global yang semakin ketat yang didominasi negaranegara maju dalam penguasaan ilmu dan teknologi (Mardjono, 2014). Kualitas peserta didik sangat erat kaitannya dengan kualitas para pendidik sebab pendidiklah yang akan menjadi panutan dan sumber pengetahuan utama dari suatu proses pendidikan (Nurdin, 2013). Suatu Perguruan Tinggi dalam kiprahnya sebagai pencetak SDM yang berkualitas, tidak terlepas dari konsep kualitas pengajaran yang memadai untuk menghasilkan output yang diharapkan, untuk itu perlu profesionalisme dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan, dosen memiliki profesionalisme tinggi akan berusaha meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada mahasiswa. Salah satu bentuk layanan itu dapat diukur dari kualitas pengajaran dosen terhadap mahasiswa pada saat dosen memberikan pelajaran. Kerjasama yang baik antara dosen, mahasiswa serta karyawan dan adanya prasarana yang baik akan menunjang terciptanya kondisi yang nyaman dan baik yang nantinya akan menghasilkan output yang berkualitas (Satria, 2013). Sistem Pendidikan yang tertata adalah tantangan yang harus di hadapi karena kondisi yang berbeda seperti sosial ekonomi, budaya yang nantinya mempengaruhi kualitas output yang dihasilkan. Hal ini menjadikan pihak penyedia jasa pendidikan harus menyediakan tenaga pendidik yang mempunyai kapabilitas dan kapasitas dalam bidang keilmuannya sehingga proses transformasi pengetahuan dapat berjalan dengan baik agar cita-cita pendidikan yang mulia dapat tercapai. Hal ini juga selaras dengan tujuan menjawab tantangan zaman
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dimana termasuk bidang profesi akuntansi. Menurut Nurdin (2013) Bidang profesi akuntansi sebagai bidang sentral kehidupan bisnis hari ini berkembang sedemikian pesat akibat dari globalisasi serta kemajuan ekonomi banyak negara. Hadirnya sarana pendidikan (universitas) untuk melahirkan akuntan-akuntan handal menjadi keniscayaan yang harus direspon dengan baik oleh akuntan pendidik (dosen akuntansi) agar selalu meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendidikan akuntansi agar akuntan pendidik semakin profesional dalam mendidik dan kelak lulusan-lulusan akuntansi yang telah dididik siap menjawab tantangan di dunia kerja. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa perguruan tinggi harus menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi, yakni pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki sifat sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi sebagai akuntan yang harus memiliki kemampuan kompentensi teknis di bidang akuntansi dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan serta memiliki kualifikasi kepribadian yaitu: jujur, berbudi pekerti luhur, dan mandiri. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang mutlak diperlukan di era globalisasi.Pengembangan sumber daya manusia memerlukan suatu strategi spesifik untuk mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh para profesional SDM (Desi, 2016). Untuk menghadapi arus pasar bebas pengembangan kemampuan lulusan akuntansi perlu dilakukan sebagai cara untuk mengantisipasi arus perubahan. Lulusan akuntansi harus memiliki berbagai kompetensi yang mendukung pekerjaan mereka agar mampu menghadapi persaingan global yang semakin terbuka. Mereka juga harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari segi teknis maupun non-teknis. Kompetensi tersebut akan mendukung tingkat keberhasilan lulusan akuntansi pada masa
Profesi akuntan berada depan karirnya. pada kondisi perkembangan yang cepat. Perkembangan ini harus diikuti oleh semakin mantapnya profesionalisme yang dimiliki akuntan dan di masa depan profesi akuntansi Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin berat dalam menjalankan profesinya. Oleh karena itu, kesiapan akuntan yang menyangkut profesonalisme mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu anggota profesi tersebut, yaitu berkeahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin (2013) mengenai Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Profesionalisme Akuntan Pendidik pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa mayoritas akuntan pendidik pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar memiliki tingkat pengetahuan (knowledge) yang meliputi pengetahuan umum, pengetahuan bisnis dan pengetahuan akuntansi yang cukup tinggi, juga memiliki tingkat keahlian (skill) yang tinggi dan memiliki karakter (character) meliputi personal dan etika yang baik. Ranendra dan Sri (2007) Mendefinisikan pengetahuan (knowledge) adalah pengertian dan keterampilan keseluruhan tubuh yang dimiliki oleh manusia secara pribadi digunakan untuk memecahkan masalah. Pengetahuan (knowledge) terdiri dari general knowledge, pengetahuan bisnis (business education knowledge), dan pengetahuan akuntansi (accounting education knowledge). Keterampilan (skill) adalah kemampuan dan pengetahuan yang dapat membuat seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Keterampilan (skill) terdiri dari Keterampilan berfikir (thinking skill), metode pemecahan masalah (problem solving skill), listening skill dan speaking skill, writing skill and research skill, dan micro computer skilland quantitative skill. Karakter (character) menunjukkan personaliti seorang profesional yang diantaranya ditunjukkan dalam sikap dan tindakan etisnya.Karakter (character) terdiri dari Interpersonal and personal appreance dan etics.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Profesionalisme dalam diri dosen akuntansi (swasta maupun negeri) menjadi unik dan menarik karena di satu sisi sebagai pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar, mereka diharapkan dapat meningkatkan penguasaan dan perluasan ilmunya. Di sisi lain, sebagai seorang pencetak calon tenaga profesional yang membutuhkan penguasaan sekaligus penerapan Skill yang dimiliki. Hal ini menuntut akuntan pendidik untuk bersikap profesional karena pengetahuan (knowledge) dan skill (keterampilan) dibutuhkan bersama-sama dalam profesi ini. Persepsi mahasiswa diperlukan mengingat mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan yang akan terjun ke masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh hendarto (2001) dan Machfoedz (1999).Penelitian ini dilakukan untuk menilai persepsi mahasiswa terhadap dosen dengan menggunakan variabel pembentuk profesionalisme. Hasil penelitian ini menunjukkan profesionalisme dosen yang dianggap kurang memadai. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Purnamasari (2003) mengenai Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dosen akuntansi PTS sangat tidak memadai di bidang keahlian (skill), pengetahuan (knowledge) dan etika (etics). Namun etika dosen akuntansi PTN sudah cukup baik terutama dalam mengajarkan atau mengemukakan etika kepada mahasiswa.Sedangkan untuk dosen PTN terlihat bahwa dosen akuntansi PTN memiliki tingkat profesionalisme yang baik didalam bidang keahlian (skill), pengetahuan (knowledge) dan etika. Tuntutan akan kualitas dari lulusan pendidikan akuntan harusnya mendorong akuntan pendidik untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai seorang akuntan pendidik sebab kualitas lulusan (peserta didik) sangat erat kaitannya dengan kualitas pendidiknya lebih lanjut tentang profesionalisme akuntan pendidik. Profesionalisme dalam diri dosen akuntansi (swasta maupun negeri) juga menjadi unik dan menarik karena di satu sisi sebagai
pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar, mereka diharapkan dapat meningkatkan penguasaan dan perluasan ilmunya. Di sisi lain, sebagai seorang pencetak calon tenaga profesional yang membutuhkan penguasaan sekaligus penerapan skill yang dimiliki. Hal ini menuntut akuntan pendidik untuk bersikap profesional karena pengetahuan (knowledge) dan skill (keterampilan) dibutuhkan bersama-sama dalam profesi ini. Penelitian yang dilakukan oleh Purnamawati (2014) mengenai Model Educative Production Function (EPF) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Perbankan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran EPF (Educative Production Function) membutuhkan kemampuan dosen dalam menggali lebih banyak masalahmasalah konteksual mengenai materi yang akan dibelajarkan sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk tertarik mempelajari materi tersebut dan belajar dapat menjadi lebih bermakna. Penerapan model pembelajaran EPF (Educative Production Function) memerlukan kerja keras dosen dalam mengelola pembelajaran, utamanya dalam memeriksa dan mengembalikan tugas belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengintrospeksi diri terhadap kekurangan hasil belajarnya tersebut. Dari hal tersebut akan dapat meningkatkan profesionalisme dosen akuntansi yang nantinya akan dapat memberikan suasana belajar baru yang dapat memotivasi mahasiswa belajar tentang materi pelajaran yang diampunya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesionalisme akuntan pendidik ditinjau dari dimensi knowledge, skill dan character? . Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesinalisme akuntan pendidik ditinjau dari dimensi knowledge, skill dan character. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi teori persepsi, pendidikan akuntansi, mahasiswa jurusan akuntansi,
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) kualitas lulusan jurusan akuntansi, profesi akuntan di Indonesia, profesi akuntan pendidik, dan profesionalisme akuntan pendidik. METODE Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Penelitian ini mengenai persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesionalisme akuntan pendidik ditinjau dari dimensi knowledge, skill dan character. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Metode pemilihan sampel menggunakan Teknik Sampling Incidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu, dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006). Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 72 orang. Teknik pengumpulan data adalah teknik kuesioner. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini adalah skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dengan menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Ragu-Ragu (RR), Hampir Tidak Pernah (HTP), Tidak Pernah (TP). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis Statistik Deskriptif, (2) Uji Kualitas Data yang terdiri dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, (3) Uji Asumsi klasik yaitu Uji Normalitas dan (4) Pengujian Hipotesis dengan Uji Proporsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah telah disebarkan, jumlah kuesioner yang kembali dan dapat diolah adalah 72 kuesioner, hal ini berarti tingkat pengembalian kuesioner yang disebarkan adalah 100%. Hasil analisis statistik deskriptif yang pertama, dapat diketahui bahwa variabel knowledge memiliki skor terendah dari jawaban responden adalah 28 dan skor tertinggi adalah 38. Sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban knowledge dalam penelitian ini adalah 33,35 dengan standar deviasi 2,779. Kedua, diketahui bahwa variabel skill skor terendah dari jawaban responden adalah 53 dan skor tertinggi adalah 77. Sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban skill dalam penelitian ini adalah 66,90 dengan standar deviasi 5,044. Ketiga, diketahui bahwa variabel character skor terendah dari jawaban responden adalah 30 dan skor tertinggi adalah 50. Sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban character dalam penelitian ini adalah 40,49 dengan standar deviasi 4,166. Uji validitas bertujuan untuk menguji seberapa baik instrumen penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikan di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Dari pengujian validitas yang telah dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan yang berkaitan dengan variabel knowledge, skill dan character dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel knowledge, variabel skill dan variabel character dapat dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Data diolah. Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov di atas, diperoleh nilai Sig. Knowledge sebesar 0,184 > 0,05 maka residual data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Nilai Sig. Skill sebesar
Knowledge
Skill
Character
72 33,25 2,935 ,129 ,088 -,129 1,091 ,184
72 66,90 5,044 ,147 ,129 -,147 1,244 ,091
72 40,49 4,166 ,114 ,114 -,074 ,964 ,311
0,091 > 0,05 maka residual dari populasi yang berdistribusi normal. Nilai Sig. Character sebesar 0,311 > 0,05 maka residual dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 2. Hasil Uji Proporsi (dalam %) Item Pengukuran
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Knowledge
229
460
105
6
0
Skill
481
959
128
26
6
Character
294
496
176
31
3
Total
1004
1915
409
63
9
Rata-rata
29.5
56.3
12.1
1.8
0.3
Sumber : Data diolah. Hasil Uji Proporsi dalam penelitian ini secara keseluruhan menyatakan bahwa sebanyak 29.5% mahasiswa akuntansi menjawab sangat setuju terhadap pernyataan yang menjadi tolak ukur profesionalisme akuntan pendidik dan sebanyak 56.3% mahasiswa akuntansi menjawab setuju terhadap pernyataan yang
menjadi tolak ukur profesionalisme akuntan pendidik. Dari hasil tersebut maka mahasiswa yang menjawab setuju dan sangat setuju adalah sebanyak 85,8%. Jadi mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Tabel 3. Proporsi jawaban responden terhadap item pernyataan tentang knowledge (dalam %) No.
Pernyataan
1.
Dosen menyisipkan berita politik maupun kondisi keuangan negara dalam kuliah. 2. Dosen menyisipkan berita penting dari Koran dalam kuliah. 3. Dosen menyisipkan informasi indeks harga saham pada mahasiswa. 4. Dosen memberitahukan isu-isu terbaru mengenai pasar modal dan pasar uang. 5. Dosen menyisipkan kasus-kasus didunia bisnis yang melibatkan peran akuntan. 6. Dosen menguraikan perkembangan standar dan teori akuntansi. 7. Dosen menguraikan mengenai akuntansi kontemporer. 8. Dosen menerapkan standar profesi akuntan publik dalam kuliah. Jumlah Rata-rata
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
19.4
68.1
11.1
1.4
Sangat Tidak Setuju 0
29.2
54.1
15.3
1.4
0
27.8
55.5
16.7
0
0
29.2
58.3
12.5
0
0
31.9
55.6
12.5
0
0
27.2
62.5
8.3
0
0
31.9
52.8
12.5
2.8
0
31.9
52.8
15.3
0
0
229 28.6
460 57.5
105 13.1
6 0.8
0 0
Sumber : Data diolah. Berdasarkan hasil uji proporsi diatas, maka jika dilihat dari segi knowledge tertinggi sebanyak 57.5% responden menjawab setuju terhadap item-item yang menjadi indikator akan penilaian knowledge yang dimiliki oleh akuntan pendidik. jika dibandingkan dengan pengkategorian hasil
pengukuran skala yang menyatakan bahwa skor 57.5 lebih besar dari skor 32 yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik.
Tabel 4. Proporsi jawaban responden terhadap item pernyataan tentang skill (dalam %) No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral
Tidak Setuju
Dosen mendiskusikan tantangan yang dihadapi dalam persaingan global, regional, nasional, maupun lokal pada pasar tenaga kerja akuntansi. Dosen mendiskusikan perlunya memiliki daya saing global maupun nasional pada mahasiswa. Dosen memberikan kasus-kasus atau tugas-tugas kepada mahasiswa sesuai
15.3
69.4
9.7
4.2
Sangat Tidak Setuju 1.4
26.4
61.1
8.3
2.8
1.4
34.7
51.4
12.5
1.4
0
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) dengan materi kuliah yang diberikan. 4. Dosen memberikan kuis secara rutin pada mahasiswa. 5. Dosen memberikan kesempatan bertanya atau berdiskusi kepada mahasiswa dalam perkuliahan. 6. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempresentasikan makalahnya di depan kelas. 7. Dosen mampu mempresentasikan materi kuliah dengan baik. 8. Dosen menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah dipahami oleh mahasiswa. 9. Dosen memberikan tugas membuat makalah dalam mata kuliah yang diajarkan. 10. Dosen mengkoreksi setiap makalah dan membimbing mahasiswa dalam penulisan makalah. 11. Dosen melakukan penelitian secara kontinyu dan/atau dipublikasikan. 12. Dosen menganjurkan kepada mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan penelitian. 13. Dosen mampu dan menguasai program aplikasi computer (Seperti: Word Processor, Excel, dll). 14. Dosen mengenalkan kepada mahasiswa program computer akuntansi berhubungan dengan kuliah yang diberikan. 15. Dosen mampu menjelaskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kuantitatif. 16. Dosen mampu memberikan contohcontoh perhitungan yang berhubungan dengan materi kuliah. Jumlah Rata-rata Sumber : Data diolah. Berdasarkan hasil uji proporsi diatas, maka jika dilihat dari segi skill tertinggi sebanyak 59.9% responden menjawab setuju terhadap item-item yang menjadi indikator akan penilaian skill yang dimiliki oleh akuntan pendidik. jika dibandingkan dengan pengkategorian hasil pengukuran
22.2
51.4
25
0
1.4
51.4
47.2
1.4
0
0
51.4
41.7
6.9
0
0
32
59.7
6.9
1.4
0
25
68.1
5.5
1.4
0
37.6
55.5
5.5
1.4
0
22.2
64
6.9
6.9
0
12.5
75
11.1
0
1.4
26.4
68.1
5.5
0
0
43.1
50
4.2
2.8
0
30.6
59.7
9.7
0
0
23.6
73.6
1.4
1.4
0
26.4
62.5
8.3
2.8
0
481 30.1
959 59.9
128 8
26 1.6
6 0.4
skala yang menyatakan bahwa skor 59.9 berada diantara rentangan skor 48 sampai 63 yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik.
e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Tabel 5. Proporsi jawaban responden terhadap item pernyataan tentang character (dalam %) No.
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Dosen mampu mengelola waktu yang tersedia dalam kuliah dengan baik. 2. Dosen mampu menguasai situasi kelas. 3. Dosen menjaga keserasian penampilannya. 4. Dosen aktif dalam berbagai organisasi profesi maupun sosial masyarakat. 5. Dosen mampu memisahkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. 6. Dosen datang maupun keluar kelas tepat waktu. 7. Dosen menginformasikan kepada mahasiswa jika tidak dapat memberikan kuliah. 8. Dosen mengganti kuliah yang pernah ditinggalkan. 9. Dosen tidak menyinggung masalah pribadi mahasiswa maupun dosen lainnya. 10. Dosen membedakan perlakuan terhadap mahasiswa pria dan wanita. Jumlah Rata-rata Sumber : Data diolah.
27.8
44.4
18.1
9.7
Sangat Tidak Setuju 0
34.7 31.9
47.2 51.2
18.1 6.9
0 5.5
0 1.4
25
52.8
22.2
0
0
27.8
56.9
15.3
0
0
27.8
38.9
30.5
2.8
0
33.3
58.3
8.4
0
0
29.2
61.1
9.7
0
0
31.9
58.3
8.4
1.4
0
23.6
26.4
37.5
11.1
1.4
294 29.4
496 49.6
176 17.6
31 3.1
3 0.3
Berdasarkan hasil uji proporsi diatas, maka jika dilihat dari segi character tertinggi sebanyak 49.6% responden menjawab setuju terhadap item-item yang menjadi indikator akan penilaian character yang dimiliki oleh akuntan pendidik. jika dibandingkan dengan pengkategorian hasil pengukuran skala yang menyatakan bahwa skor 49.6% lebih besar dari skor 40 yang artinya mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik Berdasarkan hasil uji proporsi tersebut, item-item profesionalisme yang belum dimiliki atau masih harus ditingkatkan oleh akuntan pendidik menurut mahasiswa akuntansi dari segi knowledge antara lain: general knowledge yaitu pengetahuan umum yang harus dimiliki oleh dosen akuntansi seperti pengetahuan mengenai
kondisi keuangan negara, berita politik, dan pengetahuan umum lainnya, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi dari segi knowledge sebanyak 1.4% responden menjawab tidak setuju. Accounting education knowledge yaitu pengetahuan akuntansi bagi seorang akuntan pendidik yang profesional seperti dapat menjelaskan perkembangan standar akuntansi, perkembangan teori akuntansi, menguraikan akuntansi kontemporer, menyisipkan kasus-kasus dalam dunia bisnis yang melibatkan peran akuntan, etika profesi akuntan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam setiap mengajar sebaiknya akuntan pendidik juga harus memberikan pengetahuan tentang bidang akuntansi secara luas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi
1.
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) dari segi knowledge sebanyak 2,8% responden menjawab tidak setuju. Dari segi skill seperti: kemampuan berkomunikasi, thinking skill yang diperlukan bagi akuntan pendidik yaitu pemahaman tentang tuntutan profesional akuntan dalam persaingan global dalam dunia bisnis, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi dari segi skill yang menyatakan bahwa sebanyak 7% responden menjawab tidak setuju dan sebanyak 2.8% menjawab sangat tidak setuju. Writing skill bagi akuntan pendidik yang profesional misalnya dengan memberikan tugas makalah sesuai materi kuliah, karena pemberian tugas dalam bentuk makalah akan dapat melatih mahasiswa dalam keahlian menulis serta mengkoreksi penulisan makalah tersebut, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi dari segi skill yang menyatakan bahwa sebanyak 8.3% responden menjawab tidak setuju. Dan dalam bidang research skill, dosen harus aktif dalam penelitian dimana mahasiswa dilibatkan didalamnya dan dosen melakukan penelitian secara berkelanjutan serta dapat dipublikasikan, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi dari segi skill yang menyatakan bahwa sebanyak 1.4% responden menjawab tidak setuju.Micro computer skill yang dibutuhkan bagi akuntan pendidik yang profesional yaitu mampu menjelaskan tentang programprogram komputer yang terbaru, dan juga dalam setiap memberikan tugas dosen mewajibkan mahasiswanya untuk menggunakan computer, hal tersebut bisa dilihat dari hasil uji proporsi dari segi skill yang menyatakan bahwa sebanyak 2.8% responden menjawab tidak setuju. Dari segi character seperti: menjaga keserasian penampilannya setiap dia berada di lingkungan kampus, apakah dia bisa memisahkan antara masalah pribadi dengan masalah pekerjaan, dapat mengolah waktu dengan baik, apakah dosen tersebut aktif dalam berbagai organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan kepribadiannya dan tidak membedakan antara mahasiswa yang pria dan wanita. Hal tersebut bisa dilihat
dari hasil uji proporsi dari segi character yang menyatakan bahwa sebanyak 3.1% responden menjawab tidak setuju dan sebanyak 0,3% responden menjawab sangat tidak setuju. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil uji proporsi dalam penelitian ini secara keseluruhan menyatakan bahwa sebanyak 29.5% mahasiswa akuntansi menjawab sangat setuju terhadap pernyataan yang menjadi tolak ukur profesionalisme akuntan pendidik dan sebanyak 56.3% mahasiswa akuntansi menjawab setuju terhadap pernyataan yang menjadi tolak ukur profesionalisme akuntan pendidik. dari hasil tersebut maka mahasiswa akuntansi yang menjawab sangat setuju dan setuju adalah sebanyak 85.8%. jadi mahasiswa akuntansi memiliki persepsi sangat positif mengenai profesionalisme yang dimiliki akuntan pendidik. SARAN Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, oleh karena itu berikut merupakan saran yang dapat dikemukakan dalam kaitannya dengan keterbatasan penelitian ini. (1) Oleh karena keterbatasan penelitian ini terkait pemerolehan data, maka diharapkan peneliti selanjutnya lebih memperluas area penelitian tidak hanya diambil dari mahasiswa akuntansi di perguruan tinggi negeri saja sehingga hasilnya mempunyai daya generalisasi yang lebih baik, (2) Pengembangan kuesioner yang disesuaikan dengan kondisi dan katakata yang mudah dipahami oleh responden untuk dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya, dan (3) Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan beberapa profesionalisme dianggap belum dimiliki atau masih harus ditingkatkan oleh akuntan pendidik, diharapkan akuntan pendidik melakukan pengembangan diri dari segi knowledge, skill maupun character disegala bidang khususnya dibidang akuntansi yang
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) meningkatkan dimilikinya.
profesionalisme
yang
Daftar Pustaka Desi, Ni Made. 2016. Persepsi Mahasiswa Akuntansi, Akuntan Pendidik dan Akuntan Publik terhadap Kompetensi Akuntan dalam Menghadapi Tuntutan Profesionalisme di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Skripsi tidak dipublikasikan.Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha. Handayani, Siti. 2009. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Profesi Akuntan. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret. Hendarto, 2001. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Keterampilan, Pengetahuan dan Orientasi Profesi yang dimiliki Akuntan Pendidik. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kholis, Azizul. 2003. Kontribusi PPA terhadap Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia. Media Akuntansi. Edisi Des, 55-62. Machfoedz, 1999. Pendidikan Akuntansi Perlu Dirombak. (on-line). http://www.kompas.com. Nazir, Mohammad, 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Diakses pada tanggal 21 Desember 2016. Mardjono, Enny. 2014. Profesionalisme Akuntan Pendidik: Perspektif atau Trigot Kualitas Lulusan Akuntansi di Era Masyarakat Ekonomi Asean. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 11, 103-119. Nurdin, Randy. 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Profesionalisme Akuntan Pendidik Pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014. Model Educative Production Function untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Perbankan. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Jilid 47, 58-66. Ranendra,D. Putu dan Sri Barustyawati.2007. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa dalam Perkuliahan Speaking 2 dengan, Task-Based Antivity Berbantuan Audio-video Recording (AVR). Jurnal Penelitian dan Pengembangan.Pendidikan Undiksha, Agustus. Satria, Leonardus. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN “Veteran”. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Cetakan Kelima. Penerbit Alfabeta, Bandung.