e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS PENGARUH NIM, BOPO, LDR, DAN NPL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 )
Luh Eprima Dewi1, Nyoman Trisna Herawati. SE.,M.Pd.,Ak1. Luh Gede Erni Sulindawati. SE.,M.Pd.,Ak 2. Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) , dan Net Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh melalui dokumentasi berupa laporan keuangan tahunan dari Bank Umum swasta Nasional. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif berupa analisis regresi berganda serta uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun secara simultan. Kelemahan dalam penelitian ini adalah periode yang digunakan kurang up to date serta tolok ukur dari profitabilitas hanya dilihat dalam bentuk Return on Assets (ROA). Kelebihan dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti berbeda dari yang lainnya yaitu tidak hanya terpaku pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tetapi juga pada Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa. Kata Kunci: NIM, BOPO, LDR , NPL, dan PROFITABILITAS
ABSTRACT The study simed at finding out the contribution of Net Interest Margin (NIM), Biaya Operational Cost /Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio ( LDR), and Net Performing Loan (NPL), on the Profitability of the National Private Commercial Bank registed at BEI (Indonesia Stock Exchange )in 2009-2013 period. This study utilized a secondary data obtained from documentation in the forms of annual financial report of the National Private Commercial Banks. Data analysis was done quantitatively in terms of multiple regression and the classical assumption test included normality testing, multykoinearity testing, heteroskedastysity testing, and autocotellation. Based on the results, it was found that the Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Cost /Opetating Income (BOPO), Net Performing Loan (NPL), and Loan to Deposite Ratio (LDR) comtributed significantly on the profitability both partially as well as simultanesouly. The weaknesses of this study include less up-to date in terms of time, and the benchmark of the profitability only seen in terms of Return on Assets (ROA). The strength is the object to be studied was found different from the others, that was not
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) focusing on the National Private Commercial Bank but also on the Non-Exchange National Private Commercial Bank. Keywords: NIM, BOPO, LDR, NPL, and PROFITABILITY
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang memiliki potensi untuk menjadi Negara maju. Namun sayangna banyak hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut. Salah satu faktornya adalah masalah keuangan. Sektor perbankan dalam perekonomian suatu Negara memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat saat ini yang sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan, menjelas’kan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Persaingan antar bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, dalam prakteknya banyak yang menyimpang dari aturanyang berlaku dalam Industri Perbankan seperti tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) dengan memberikan kredit tak terbatas pada nasabah satu grup dengan perbankan tersebut, sehingga seringkali merugikan para deposan dan investor serta berdampak pada perekonomian Negara. Seperti salah satu contohnya adalah kasus Bank Century (Kamco, 2008) Dalam membangun perekonomian Negara, perbankan Nasional berperan sangat penting dn diharapkan berperan aktif dalam kegiatan pembangunan nasional maupun regional. Dengan demikian, pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi sehingga roda perekonomian bergerak. Oleh karena itu, kesehatan suatu bank sangat dibutuhkan. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai berdasarkan besar profitabilitas bank tersebut. Profitabilitas merupakan salah satu tolok ukur kinerja perbankan. Analisis profitabilitas yang implementasinya adalah profitability ratio disebut juga operating ratio, ada dua tipe rasio yakni margin on saledan
return on asset. Profit margin merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengendalikan pengeluaran yang berhubungan dengan penjualan melalui gross profit margin, operating profit margin dan net profit margin (Arimi, 2012 ). Menurut Diana (2009) Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari rasio keuangan bank, seperti rasio Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL). Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan (Mahardian, 2008). Semakin besar NIM yang dicapai oleh suatu bank maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank yang bersangkutan, sehingga laba bank (ROA) akan meningkat. Rasio BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik (Ambo, 2013). Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003).Masalah lain yang
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) dihadapi bisnis perbankan adalah adanya persaingan yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan ketidakefisienan manajemen yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah akan mempengaruhi permodalan yang juga dapat menyebabkan bank mengalami masalah likuiditas. Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2004). Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur, (Hasibuan, 2007). Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank tersebut akan semakin meningkat. Dari penjelasan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM), biaya Operasional /Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Alasan peneliti memilih objek BUSN dalam penelitian ini dikarenakan peneliti melihat adanya suatu peluang penelitian baru terhadap perbankan mengingat dalam penelitian sebelumnya lebih banyak meneliti terhadap BUMN serta pada penelitian ini tidak hanya meneliti pada BUSN Devisa
tetapi juga pada BUSN Non-devisa yang menyebabkan penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, dalam kurun waktu 2009-2013 terjadi suatu kasus yang menimpa salah satu BUSN Devisa, sehingga dengan kasus ini peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya atau tidak terhadap BUSN lainnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini berbentuk asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Swasta Nasional. Objek penelitian ini adalah profitabiitas dengan indikator berupa Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional /Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Jenis data yang digunakan meliputi data kuantitatif berupa Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Swasta Nasional, dengan metode pengumpulan data yang digunakan melalui dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis regresi berganda, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji auto korelasi. Sementara untuk uji hipotesis mengunakan uji statistic T, uji koefisien determinasi, dan uji F. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Model hubungan profitabilitas dengan variabelvariabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut: Y = a + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P 4X4 + e (1) keterangan : Y : profitabilitas a : Konstanta P 1, P 2, P 3, P 4,: koefisien regresi C3 X2 : NIM X3 : BOPO X4 : LDR
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) e
: Standar error
Uji Asumsi Klasik Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, salah satu metode ujinya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram, analisis secara statistik dengan Uji Kolmogorov-Smirniv Test dengan ketentuan jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov pada variabel lebih kecil dari nilai signifikansi (a = 0,05) yang telah ditetapkan maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov pada variabel lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan (a = 0,05), maka data tidak terdistribusi normal. 2.
Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance (TOL) dan metode VIF (Variance Inflation Factor) dan metode VIF (Variance Inflation Factor). Nilai TOL berkebalikan dengan VIF. TOL adalah besarnya variasi dari satu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006). 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain yang sama disebut homoskedastisitas dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2006) ; 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (adjusted R2)berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 2. Uji Statistik t (Uji Parsial) Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006): 1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik diuji bentuk: a. Jika Ho : P1 > 0 , berarti ada pengaruh yang signifikan b. Jika Ho : P = 0 , berarti tidak ada pengaruh yang signifikan 2) Menghitung nilai sig t dengan rumus: Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: 1. Ho diterima dan H1 ditolak apabila t hitung < t tabel . Artinya variabel bebas
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ho diterima dan H1 ditolak apabila t hitung > t tabel . Artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
F-hitung = R2/(k-1)(1-R2)/(N-k)………..(2) keterangan : N = jumlah sampel k = jumlah variabel Sedangkan kriteria pengujiannya adalah : • Apabila F-hitung > pada F-tabel, maka Ho ditolak dan H6 diterima. • Apabila F-hitung < pada F-tabel maka Ho diterima dan H6 ditolak.
3. Uji F (Uji Kelayakan Model) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen HASIL DAN PEMBAHASAN (Ghozali, 2006). Hipotesis nol (H0) yang Statistik Deskriptif akan diuji adalah apakah semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: H0 : Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tentang b1 = b2 = ...= bk =0 Artinya, apakah semua pengaruh Net Interest Margin (NIM), Biaya variabel independen bukan merupakan Operasional/Pendapatan Operasional penjelas yang signifikan terhadap variabel (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan dependen. Sedangkan hipotesis alternatif Non Performing Loan (NPL) terhadap (Ha) adalah tidak semua parameter secara Profitabilitas pada Bank Umum Swasta simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ^ b2 Nasional periode 2009-2013. Berikut statistik ^ ... ^ bk ^ 0, Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan deskriptif variabel penelitian yang dapat disajikan pada tabel.1 yaitu sebagai berikut : penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus: Tabel.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N NIM BOPO LDR NPL ROA Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Descriptive Statistics Minimum Maximum .05 2.24 .35 1.20 .51 1.32 .00 .09 -1.31 3.35
Mean .2464 .7280 .9455 .0219 1.1365
Std. Deviation .28317 .15749 .14342 .01587 .91388
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Tabel.1 yakni statistik deskriptif diperoleh berdasarkan data hasil dari olah data SPSS. Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel Net Interest Margin (NIM) dari 60 sampel penelitian diperoleh nilai ratarata (mean) 0,2464 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,24 dan nilai terendah adalah 0,05. Kemudian untuk Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dari 60 sampel penelitian diperoleh nilai rata-rata (mean) 0,7280 sedangkan nilai tertinggi adalah 1,20 dan nilai terendah adalah 0,35. Kemudian Loan To Deposit Ratio (LDR) dari 60 sampel penelitian
diperoleh nilai rata-rata (mean) 0,9455 sedangkan nilai tertinggi adalah 1,32 dan nilai terendah adalah 0,51. Untuk Non Performing Loan (NPL), dimana dari 60 sampel penelitian diperoleh nilai rata-rata (mean) 0,0219 sedangkan nilai tertinggi adalah 0,09 dan nilai terendah adalah 0,00, dan untuk Profitabilitas yaitu dilihat dari Return On Asset (ROA) dari 60 sampel penelitian diperoleh nilai rata-rata (mean) 1,1365 sedangkan nilai tertinggi adalah 3,35 dan nilai terendah adalah -1.31. Uji Asumsi Klasik
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) Pengujian asumsi klasik merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan analisa regresi linear. Uji asumsi klasik yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji Normalitas Dari hasil Uji Normalitas menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,953 yang dapat dilihat pada gambar.1 berikut:
Gambar.1 Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance lebih dari 0,10 atau sama dengan VIF lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2009) dapat dilihat pada Tabel.2 berikut:
Tabel.2 Hasil Uji Multikolineritas
Unstandardized Coefficients Std. Model B Error 1 (Constant) 2.298 .682 NIM .778 .324 BOPO -3.390 .527 LDR 1.546 .550 NPL -15.833 5.891 a. Dependent Variable: ROA
Coefficients a Standardized Coefficients Beta
T Sig. 3.372 .001 .241 2.401 .020 -.584 -6.429 .000 .243 2.808 .007 -.275 -2.688 .010
Collinearity Statistics Tolerance .727 .888 .983 .701
VIF 1.375 1.126 1.018 1.427
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Dari hasil Uji Multikolinieritas dapat dinyatakan terdapat gejala multikolineritas atau korelasi antara variabel independen karena nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,727 untuk variabel Net Interest Margin (NIM) (X1), 0,888 untuk variabel Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) (X2), 0,983 untuk variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) (X3), dan 0,701 untuk variabel Non Performing Loan (NPL) (X4). Dapat dilihat juga dari nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu 1,375 untuk variabel Net Interest Margin (NIM) (X1), 1,126 untuk variabel Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) (X2), 1,018 untuk variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) (X3), dan 1,427 untuk variabel Non Performing Loan (NPL) (X4) sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada multikol.
Uji Heterorkedastisitas Dari Grafik scatter plot dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas karena,tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar.2 berikut:
Gambar. 2 Uji Heteroskedastisitas
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015)
Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel.3 berikut ini : Tabel.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 .772 .597 .567 .60107 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, BOPO, NIM b. Dependent Variable: ROA
Durbin-Watson 2.125
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Penelitian ini meneliti 60 sampel penelitian dengan 4 variabel bebas, maka nilai dL yakni 1,4443 dan dU 1,7274. Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 2,125. Nilai ini lebih besar daripada nilai dU = 1,7274 dan lebih kecil dari nilai 4 – 1,7274 (4-dU) = 2,2726. Jadi dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model regresi yang diprediksi.
Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen, dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang dilihat dari Return On Asset (ROA) (Y). Berikut adalah hasil uji koefisien determinasi variabel Profitabilitas yang ditunjukkan oleh tabel.4 berikut.
Tabel.4 Uji Koefisien Determinasi Variabel Profitabilitas Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 .772 .597 .567 .60107 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, BOPO, NIM b. Dependent Variable: ROA
Durbin-Watson 2.125
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Dari hasil Uji Koefesien Determinasi bahwa Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0.567, hal ini menunjukkan bahwa perubahan ROA di Bank Umum Swasta Nasionalyang terdaftar di BEI mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh perubahan Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan
Non Performing Loan (NPL) sebesar 56,7% sedangkan sisanya 43,3%, dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Berikut adalah hasil uji dari analisis regresi bergada yang di tunjukkan pada tabel.5 berikut:
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel.5 Hasil Regresi Berganda
Unstandardized Coefficients Std. Model B Error 1 (Constant) 2.298 .682 NIM .778 .324 BOPO -3.390 .527 LDR 1.546 .550 NPL -15.833 5.891 a. Dependent Variable: ROA
Coefficients a Standardized Coefficients Beta .241 -.584 .243 -.275
Collinearity Statistics t Sig. 3.372 .001 2.401 .020 -6.429 .000 2.808 .007 -2.688 .010
Tolerance .727 .888 .983 .701
VIF 1.375 1.126 1.018 1.427
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Konstanta = 2,298, Konstanta menunjukkan besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X1, X2, X3 dan X4. Artinya apabila pengaruh Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka tingkat Return on Asset (ROA) di Bank Umum Swasta Nasionalyang terdaftar di BEI sebesar 2,298 = 2,298%. Koefisien regresi variabel Net Interest Margin (NIM) (X1) = 0,778Artinya jika X1 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.778 =0.778% dengan anggapan variabel X2, X3 dan X4 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X1 dan Y, artinya apabila tingkat Net Interest Margin (NIM) semakin meningkat, maka Return on Asset (ROA) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI akan mengalami peningkatan.Koefisien regresi variabel Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) (X2) = -3,390 Artinya jika X2 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 3,390 = -3,390% dengan anggapan variabel X1, X3 dan X4 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X2 dan Y, artinya apabila Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) semakin meningkat, maka Return on Asset (ROA) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. Koefisien regresi variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) (X3) = 1,546. Artinya jika
X3 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 1,546 = 1,546% dengan anggapan variabel X1, X2 dan X4 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X3 dan Y, artinya apabila Loan To Deposit Ratio (LDR) semakin meningkat, maka Return on Asset (ROA) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI akan mengalami peningkatan.Koefisien regresi variabel Non Performing Loan (NPL) (X4) = 15,833 Artinya jika X2 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar -15,833 = 15,833% dengan anggapan variabel X1, X2 dan X3 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X4 dan Y, artinya Non Performing Loan (NPL) semakin meningkat, maka Return on Asset (ROA) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. Uji Statistik t Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan untuk Net Interest Margin (NIM) (X1), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) (X2), Loan To Deposit Ratio (LDR) (X3), dan Non Performing Loan (NPL) (X4)terhadap Return On Asset (ROA), maka hasilnya secara lengkap disajikan dalam tabel.6 berikut ini:
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel.6 Hasil Uji Statistik t
Unstandardized Coefficients Std. Model B Error 1 (Constant) 2.298 .682 NIM .778 .324 BOPO -3.390 .527 LDR 1.546 .550 NPL -15.833 5.891 a. Dependent Variable: ROA
Coefficients a Standardized Coefficients Beta .241 -.584 .243 -.275
Collinearity Statistics t 3.372 2.401 -6.429 2.808 -2.688
Sig. Tolerance .001 .020 .727 .000 .888 .007 .983 .010 .701
VIF 1.375 1.126 1.018 1.427
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan tabel dan ketentuan di atas maka diambil keputusan: H1 = Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel perputaran kas lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,02<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05artinya Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI 2009-2013. H2 = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel perputaran kas lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,00<0,05) sehingga H2 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05artinya Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI 2009-2013. H3 = Loan To Deposit Ratio (LDR) (X3) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel perputaran kas lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,007<0,05) sehingga H3 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05 artinya Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI 2009-2013.
H4
= Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel perputaran kas lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,01<0,05) sehingga H4 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05 artinya Biaya Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI 2009-2013 Uji Stasistik F Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).Hasil dari Uji F tersebut dapat dilihat pada tabel.7 berikut:
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel.7 Hasil Uji Statistik F ANOVAb Model Sum of Squares Df 1 Regression 29.405 4 Residual 19.871 55 Total 49.276 59 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, BOPO, NIM b. Dependent Variable: ROA
Mean Square 7.351 .361
F 20.347
Sig. .000a
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Berdasarkan tabel dan ketentuan di atas maka diambil keputusan: H4 = Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Berdasarkan tabel.7 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji F lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,00<0,05) sehingga H5 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 20.347, karena nilai F hitung lebih besar dari Ftabel (20.347>2.75 ) maka H5 diterima artinya Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah diolah, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Secara parsial dapat diketahui bahwa Net Interest Margin (NIM)berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Semakin besar Net Interest Margin suatu bank semakin besar Return on Asset yang diperoleh bank tersebut. Kinerja keuangan bank semakin membaik dan meningkat. 2. Secara parsial dapat diketahui bahwa Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan negative terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat yang berarti efisiensi menurun, maka
Return on Asset yang diperoleh bank akan menurun. 3. Secara parsial dapat diketahui bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul adalah tinggi, maka semakin tinggi pula kredit yang diberikan pihak bank dan akan meningkatkan laba bank yang bersangkutan, dengan kata lain kenaikan Loan to Deposit Ratio akan meningkatkan Return on Asset, sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. 4. Secara parsial dapat diketahui bahwaNon Performing Loan (NPL) Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan negative terhadap ROA. Non Performing Loan (NPL) yang rendah mengindikasikan kinerja keuangan bank semakinbaik. 5. Secara simultan dapat diketahui bahwa Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruf signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti para manajemen dapat memperhatikan rasio keuangan Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) dengan tujuan meningkatkan
e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 3 No. 1 Tahun 2015) kinerjakeuangan bank untuk selalu masuk dalamkategori bank sehat sehingga masyarakat danpara investor memilih untuk melakukan transaksiperbankan dan berinvestasi pada bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ambo Aman, 2013, Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Di Indonesia Tahun 2007-2011, SKRIPSI, UNHAS Makasar. Arimi, Millatina, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan, Skripsi, UNDIP, Semarang Dendawijaya, Lukman,2003, Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indinesia. Diana Puspitasari,2009, Analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di Indonesia Periode 2003-2007), TESIS, Program Pascasarjana Magister Manajemen, UNDIP Semarang. Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P., 2007, DasarDasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Imam
Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Kamco, Jeferson, 2008, Investasi Di Bank Century, suara Merdeka, 25 November. Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Sudarini. Mahardian, Pandu, 2008, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, Dan LDR Terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di BEJ Periode 2002-Juni 2007), TESIS Program Pascasarjana
Magister Manajemen UNDIP (Tidak Dipublikasi) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Jakarta: Bank Indonesia