e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN KONSEP TRI HITA KARANA (Studi Kasus Hotel Como Shambala Estate di Banjar Begawan Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar) 1Ni
1Anantawikrama
Wayan Novi Budiasni Tungga Atmadja, 2Nyoman Trisna Herawati
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Implementasi Corporate Social Responsibility berdasarkan konsep Tri Hita Karana merupakan implementasi tanggung jawab sosial yang tujuannya mencapai kesejahteraan dan keharmonisan melalui pawongan, palemahan, dan parahyangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memahami implementasi CSR berdasarkan konsep Tri Hita Karana pada Hotel Como Shambala Estate. Metode kualitatif dengan pendekatan etnografi digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan utuh dari sudut pandang informan terkait. Hasil penelitian menemukan bahwa Hotel Como Shambala Estate dalam mengimplementasikan CSR diimplementasikan melalui program Como approach. Dalam program tersebut terjadi tiga hubungan yaitu hubungan dengan masyarakat, lingkungan dan Tuhan. Biaya CSR dialokasikan ke dalam akun biaya administrasi dan umum (A&G), dan HRD Kata kunci: CSR, Tri Hita Karana, Implementasi Abstract The implementation of Corporate Social Responsibility based on the concept of Tri Hita Karana was intended to achieve welfare and being in harmony through what is referred to as pawongan, palemahan, and parahyangan. This present study was intended to identify and understand the implementation of CSR based on the concept of Tri Hita Karana at Como Shambala Estate Hotel. Qualitative with ethnographic approach was used to obtain intact and deeper information from the view point of the related informants. The result of the study showed that the Como Shambala Estate Hotel implemented CSR through the approach of Como program. There were three relationships in the program; they are the relationship between the hotel and the community, the relationship between the hotel and the environment, and the relationship between the hotel and God. The CSR costs were allocated to the account of administrative and general costs (A&G), and HRD. Keywords : CSR, Tri Hita Karana, Implementation
PENDAHULUAN Suatu perusahaan selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara maksimal juga dituntut untuk tetap menjaga
kelangsungan lingkungan sekitarnya. Kepedulian sosial sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar menjadi program tujuan jangka panjang bagi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) perusahaan. Dengan melakukan berbagai aktivitas kepedulian terhadap lingkungan sosial, perusahaan akan memperoleh nilai tambah di masyarakat. Program tanggung jawab sosial yang dimaksud adalah program CSR (Coorporate Social Responsibility) (Rachmat, 2014). Di Indonesia belum banyak perusahaan yang mengungkapkan aktivitas CSR ke dalam sebuah laporan. Perusahaan yang mengungkapkan CSR membuat laporan CSR tersendiri dan terpisah dari laporan tahunan (Akuntan Indonesia,2007:11).Dengan mengungkapkan aktivitas CSR tersebut, stakeholders akan mengetahui bahwa perusahaan telah melaksanakan kewajibannya untuk bertanggungjawab atas lingkungan sekitarnya. Menjadi suatu kewajiban dalam melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan karena telah disantumkan dalam ketentuan Pasal 74 UUPT No. 40 Tahun 2007. Program-program CSR yang akan diselenggarakan perusahaan seharusnya mampu mempertanggungjawabkan sumber saya yang digunakan dalam proses operasional perusahaan. Apabila program CSR yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik keseimbangan lingkungan akan tetap terjaga. Kemajuan ekonomi tidak berarti mengabaikan kelestarian lingkungan karena lingkungan sangat berperan penting dalam keberlangsungan setiap mahkluk hidup termasuk umat manusia. Suatu perusahaan dalam membangun perekonomian tidak seharusnya mengabaikan keharmonisan dan keseimbangan lingkungan sekitarnya. Konsep CSR yang memiliki tujuan menjaga lingkungan dengan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dapat diaplikasikan dengan konsep Tri Hita Karana. Konsep Tri Hita Karana dikenal berasal dari kebudayaan masyarakat di Bali. Tri Hita Karana (tiga hal untuk mencapai kesejahteraan hidup) merupakan filosofis pola keserasian dan keseimbangan hubungan yang harmonis. Konsep Tri Hita Karana mengandung nilainilai universal yang mengekspresikan polapola hubungan seimbang dan harmonis. Tampaknya konsep CSR dapat berjalan seiring dan seirama dengan unsur-unsur yang terkandung dalam Tri Hita Karana yang
berintikan unsur-unsur nilai keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan (unsur Parahyangan), antara manusia dengan sesama manusia (unsur Pawongan), dan antara manusia dengan lingkungannya (unsur Palemahan). Keyakinan masyarakat adat Bali terhadap alam dan lingkungan dilandaskan pada suatu keyakinan bahwa manusia dan alam semesta diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dari unsur-unsur yang sama. Pandangan ini melihat kesamaan unsur pada manusia sebagai isi alam (mikrokosmos) yang terdiri atas unsur-unsur Thi Hita Karana : jiwa (atma), tenaga (prana), badan wadah (anggasarisa). Demikian pula pada alam sebagai wadah makrokosmos yang terdiri atas unsur-unsur jiwa (paratma atma), tenaga (prana : segenap himpunan tenaga alam) dan wujud fisik (angga-sarira). Pandangan yang memperlihatkan kesamaan atau kesetaraan manusia dengan ciptaanNya tersebut menimbulkan gagasan bahwa manusia mempunyai untuk menghormati ataupun manjaga keharmonisan dengan landasan sikap dan perilaku tat twam asi dalam interaksinya. Kewajiban ini bagi masyarakat adat Balu lebih banyak diwujudkan dalam suatu perbuatan sebagai wujud terimakasih (Anom,2011:10). Konsep Tri Hita Karana akan memberikan keharmonisan, kebahagiaan, dan kesejahteraan dengan melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan efek buruk yang dirimbulkan dari pergeseran dari berbagai aspek. Keyakinan atas kepercayaan terhadap konsep budaya tertuang dalam konsep Tri Hita Karana yang telah dijadikan komponen amanat seluruh masyarakat Bali. Menurut Anom (2011:11), sumber inspirasi Tri Hita Karana berasal dari Pustaka Suci Agama Hindu yang dikenal dengan nama Bhagawad Gita. Konsep Tri Hita Karana mengandung nilai-nilai universal yang mengekspresikan pola-pola hubungan seimbang dan harmonis, sehingga dapat dikatakan konsep CSR dapat berjalan seiring dan seirama dengan dengan unsur-unsur yang terkandung dalam Tri Hita Karana yang berintikan unsur-unsur nilai keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan (unsur Parahyangan), antara manusia
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dengan sesama (unsur Pawongan), dan antara manusia dengan alam lingkungannya (unsur Palemahan). Konsep CSR berjalan seirama dengan konsep Tri Hita Karana terlihat dari kesesuaian antara unsur-unsur Tri Hita Karana dengan makna CSR, yaitu (Pawongan dan Palemahan) berkaitan erat dengan kewajiban perusahaan sebagaimana yang diamanatkan oleh pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007. Konsep CSR yang berkaitan erat dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang dalam Tri Hita Karana sebagai unsur pawongan, berfungsi sebagai sibsistem sosial, sebagai tempat untuk mengadakan interaksi dalam hak dan kewajiban. Kemudian konsep CSR yang bersentuhan dengan unsur palemahan, berfungsi sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, baik terhadap kondisi lingkungan di dalam perusahaan maupun lingkungan sekitarnya. Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Hotel Como Shambala Estate terletak di lingkungan masyarakat Bali yaitu di Desa Adat Begawan Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Adapun alasan yang memotivasi dilakukannya penelitian di Hotel Como Shambala Estate dikarenakan dalam mengimplementasikan CSR terhadap masyarakat sekitar, Hotel Como Shamabala Estate mengimplementasikan CSR tersebut berdasarkan konsep Tri Hita Karana sesuai dengan kebudayaan yang dianut masyarakat sekitar. Adanya kesamaan unsur antara CSR dengan konsep Tri Hita Karana yang juga memiliki tujuan untuk mencapai suatu keharmonisan merupakan hal yang menarik untuk diangkat dalam penelitian ini. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan oleh peneliti dengan melakukan penelitian terhadap pustaka dan penelitian lapangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai orang atau obyek yang diteliti (Sugiyono, 2003). Pendekatan
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel Como Shambala Estate yang terletak di Banjar Begawan Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa tanggapan informan terhadap faktor-faktor sikap dengan implementasi CSR berdasarkan konsep Tri Hita Karana. Data kualitatif dianalisa dengan menganalisis jawaban hasil wawancara dan dokumentasi lapangan. Data kuantitatif dianalisa dengan menganalisa laporan keuangan hotel untuk mengetahui alokasi pembiayaan CSR pada hotel. Sumber data primer dalam data ini meliputi gambaran umum hotel Como Shambala Estate, hasil wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain dan berupa hasil dari studi pustaka terkait penelitian ini. Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif ini menggunakan istrumen berupa penelitian sendiri. Moloeng dalam Lestari (2014:38) menyatakan, dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Pencarian data dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yang dijadikan lokasi penelitian. Informan Penelitian Informan penelitian ditunjuk secara purposive. Informan yang diwawancarai adalah informan yang terlibat dan terkena implikasi implementasi CSR di Hotel Como Shambala Estate, yaitu financial controller, HRD, masyarakat sekitar, dan aparat desa. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara,observasi, dan dokumentasi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab secara langsung dengan informan terkait implementasi CSR. Observasi yang dilakukan adalah observasi tidak terstruktur yaitu melakukan pengamatan terhadap Hotel Como Shambala Estate tanpa menggunakan pedoman observasi. Dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan implementasi CSR hotel dan dokumen laporan keuangan yang diberikan. Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif oleh Miles dan Hubberman. Teknik analisis data interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi catatan atau data yang didapatkan di lapangan. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk narasi sehingga memungkinkan simpulan data dilakukan. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data atau penyajian data. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi CSR di Hotel Como Shambala Estate Implementasi tanggung jawab sosial merupakan tahap aplikasi program pertanggung- jawaban sosial yang telah direncanakan. Tahun 2005 Forum Ekonomi Dunia di Davos melalui Global Governance Initiative, mengajak kalangan bisnis untuk merespon dan menggagas kemiskinan melalui praktik pertanggungjawaban sosial (Nor Hadi, 2011:142). Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Nor Hadi, Hotel Como Shambala Estate telah mengaplikasikan program CSR yang disebut dengan Como Approach (Pendekatan Como) yang sebelumnya telah direncanakan oleh pihak manajemen hotel. Berdasarkan hasil wawancara staf hotel Wikantari menyatakan , “.....kita melakukan tanggung jawab sosial disamping karena owner kita yang memang sosialnya tinggi, kita juga mempertimbangkan bahwa apa yang kita lakukan toh hasilnya juga nanti kita juga yang akan
mendapatkannya, misalnya menjaga kebersihan, memberikan pendidikan masyarakat sekitar mengenai pentingnya membuang sampah, otomatis itu akan kembali ke kita, kalau nanti masyarakat nanti tahu buang sampah di tempatnya hotel jadi bersih dan kalu ada hujan deras tidak ada banjir” Berdasarkan kutipan wawancara diatas Hotel Como Shambala Estate sebelum mengaplikasikan atau mengimplementasikan CSR yang dimiliki, hotel telah mempertimbangkan dampak positif yang akan dihasilkan. Selain itu, tujuan hotel mengimplementasikan CSR adalah untuk menciptakan keberterimaan masyarakat desa terhadap keberadaan hotel. Hal ini disampaikan oleh Wikantari, financial controller itu menyatakan, “.....kita mengadakan CSR ini kan istilahnya bukan membebani, tujuannya itu adalah keberadaan hotel ini memberikan kontribusi untuk masyarakat sekitar, mungkin jumlah yang kita keluarkan dari hotel mungkin besar, tetapi kita disini juga butuh komitmen bahwa keberadaan hotel kita itu mampu mengangkat derajat hidup orang-oramg disini baik itu dari pemahaman, segi ekonomi, tentunya tidak akan memberatkan untuk kita kan perlu juga support dari masyarakat” Dengan demikian, Hotel Como Shambala Estate merasakan pentingnya komitmen atau kepercayaan dari masyarakat terutama terkait kontribusi hotel kepada masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan Teori Legitimasi (legitimacy theory) yang menyatakan bahwa organisasi secara kontinu akan beroperasi sesuai dengan batas-batas dan nilai yang diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan dalam usaha untuk mendapatkan legitimasi. Untuk mendapatkan legitimasi perusahaan memiliki insentif untuk melakukan kegiatan sosial yang diharapkan oleh masyarakat di sekitar kegiatan operasional perusahaan. Kegagalan untuk memenuhi harapan masyarakat akan mengakibatkan hilangnya legitimasi dan kemudian akan berdampak terhadap dukungan yang diberikan oleh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) masyarakat kepada perusahaan. Sehingga berdasarkan teori tersebut, Hotel Como Shambala Estate mengimplementasikan CSR untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat sekitar (Suaryana, 2011:9). Hasil wawancara lainnya menemukan istilah Como Approach (Pendekatan Como) yang digunakan Grup Como sebagai nama program sosial rancangan mereka. Dalam wawancara Wikantari menyatakan, “......kalau di Como Shamaba Estate kita di sini itu namnya Como approach, jadi Como approach di sini itu ada empat area yang kita lakukan, itu ada namanya business and market place, work place, community, and environment. Nah.. dari empat area ini seluruh gGrup Como, Como Hotel itu bukan hanya Como Shambala, sekarang kurang lebih ada di 7 negara dan saat inikurang lebih ada 12 hotel. Semua CSR di ke-12 hotel ini namanya Como approach dan Como approach itu ada di empat area. Terus itu yang kita bilang CSR, Como approach itu adalah CSR. Nah.. untuk Como Shambala sendiri kita banyaknya berperan itu di community dan environmet” Berdasarkan kutipan wawancara dikatakan bahwa Como approach dilakukan di empat area yaitu Business and market places (bisnis dan tempat pemasaran), work places (tempat kerja), community (masyarakat), environment (lingkungan). Menurut Wikantari (2014), selaku financial controller yang menangani masalah pertanggungjawaban sosial di Hotel Como Shambala Estate menyatakan fokus pelaksanaan Como approach dipusatkan pada community dan environment. Como Approach di Lingkungan Desa Adat Begawan Lingkungan yang sehat secara langsung akan memberikan pengaruh positif terhadap individu atau orang-orang yang ada di dalam lingkungan tersebut. Pemahaman tentang lingkungan tersebut dijadikan pedoman oleh Hotel Como Shambala Estate dalam memahami pentingnya peran sebuah lingkungan yang sehat. Menciptakan lingkungan yang sehat menjadi tujuan Hotel Como Shambala
Estate dalam menjalankan program Como approach. Program yang diimplementasikan yaitu, melakukan daur ulang sampah mejadi pupuk padat, mendaur ulang limbah cair menjadi air bersih, melakukan gaotong royong pembersihan bersama masyarakat sekitar, membangun bak sampah, dan menyumbakan tong sampah di warungwarung sekitar. Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar yang dilakukan Hotel Como Shambala Estate akan menghasilkan keuntungan bagi masyarakat dan hotel. Alasan Hotel Como Shambala Estate melakukan program kebersihan lingkungan juga untuk membantu tercapainya suistainability. Suistainability merupakan salah satu bagian dari prinsip social responsibility. Suistainability berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumber daya di masa depan. Dengan demikian, suistainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa datang (Nor Hadi, 2011:59). Hotel Como Shambala Estate tidak hanya berfokus pada kepentingan untuk mendapatkan profit atau laba secara maksimal dengan tidak memperdulikan dampaknya. Dengan kesadarannya sendiri, hotel memiliki komitmen memberikan kontribusi kepada masyarakat dan hasil kontribusi yang diberikan akan kembali sebagai keuntungan. Keuntungan yang dimaksudkan bukanlah keuntungan bagi hotel saja, tetapi keuntungan tersebut juga dirasakan oleh masyarakat sekitar. Misalnya, sekarang hotel mengeluarkan biaya untuk membantu masyarakat agar lingkungannya sehat dan bersih. Sampahsampah plastik yang biasanya menyumbat got bisa dkurangi karena tertampung di bak sampah yang telah disediakan. Dengan demikian saluran air bisa berfungsi normal dan kemungkinan terjadinya banjir menjadi kecil. Ditetapkannya peraturan-peraturan yang mewajibkan perusahaan bertanggungjawab terhadap dampak operasionalnya dianggap tidak sebagai penggerak Hotel Como Shambala Estate
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) melakukan program como approach yang selama ini hotel jalankan. Hal ini dikarenakan hotel beranggapan telah melaksanakan program tanggungjawab sosial lebih dari cukup dan memadai serta mampu menjaga keseimbangan lingkungan sekitar. Como Approach terhadap Masyarakat Desa Adat Begawan Pentingnya dukungan masyarakat sebagai stakeholder telah diketahui oleh Hotel Como Shambala Estate. Pergeseran perilaku shareholder oriented menjadi stakeholder oriented telah diimplementasikan untuk meningkatkan legitimasi (pengakuan) masyarakat. Manajemen hotel mempertimbangkan faktor sosial kemasyarakatan sebab hotel ingin mewujudkan kepedulian dan keberpihakan masyarakat atas keberadaan hotel. Dengan adanya komitmen dari masyarakat tujuan yang diinginkan hotel akan tercapai karena terjaganya keseimbangan hubungan antara masyarakat dengan hotel. Hal ini sesuai dengan Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory) yang menyatakan, keberadaan perusahaan sebagai kelompok sangat ditentukan oleh masyarakat, dimana diantara keduanya saling pengaruhmemperngaruhi. Untuk itu, agar tejadi keseimbangan (quality), maka perlu kontrak sosial baik secara eksplisit maupun implisit sehingga terjadi kesepakatan-kesepakatan yang saling melindungi kepentingannya (Nor Hadi, 2011:95). Berdasarkan pemahaman tersebut , faktanya Hotel Como Shambala Estate dalam pencapaian keseimbangan hubungan dengan masyarakat sekitar membentuk dan menjalankan program sosial yang menjadikan masyarakat sebagai sasaran program tersebut. Program sosial yang diimplementasikan Hotel Como Shambala Estate guna menjalin keseimbangan hubungan dengan masyarakat diantaranya, mendukung pendidikan TK Tirta Kumara, memberikan sumbangan kepada masyarakat, dan mengutamakan penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar.
Saat ini, tuntutan kualitas SDM terkait penerimaan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja hotel menjadi hambatan impelentasi program yang mengutamakan masyarakat sekitar dalam perekrutan tenaga kerja. Hal ini disampaikan oleh Darnata selaku Kelian Dinas Banjar Begawan yang menyatakan, “......dalam perkembangan-nya karena kebutuhan usaha membutuhkan kualitas SDM yang semakin meningkat, turunlah partisipasi dari masyarakat setempat. Ini karena kualitas tenaga kerja belum mampu sehingga kuota 40% itu belum. Itu kendalanya, jadi sebenarnya, kesempatan itu ada untuk orang lokal, tapi kualitas SDMnya yang tidak memenuhi, itu masalahnya itu” Berdasarkan kutipan tersebut, tuntutan kualitas SDM menjadi pertimbangan utama dalam perekrutan tenaga kerja. Selain kualitas juga dituntut kesesuaian degan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh hotel. Masyarakat yang bekerja di hotel yang statusnya sudah menjadi staf hotel akan mendapatkan tanggungan kesehatan keluarga, yaitu suami istri dan dua orang anak. Tanggungan kesehatan di sebuah rumah sakit swasta di RS Ari Santhi yang berada di Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Hasil wawancara dengan warga atas nama Bapak Begeh yang bekerja di Hotel Como Shambala Estate selama 15 tahun menyatakan, “.....termasuk kita beruntung dikasi jaminan kesehatan dari hotel, tanggungan juga buat anak-anak yang belum bekerja. Jika sakit kita diperhatikan dan kita tinggal ke dokter saja nanti hotel yang membiayai. Dan biaya itu sudah ada porsi-porsinya sesuai bagian. Kalau misalnya rawat inap, yaa kelas berapa gitu, sesuai jabatan“ Berdasarkan hasil wawancara tersebut, selain kepeduliannya yang tinggi terhadap masyarakat sekitar, Hotel Como Shambala Estate juga sangat memperdulikan kesehatan para karyawannya. Kondisi kesehatan karyawan menjadi sangat penting sebab keinginan perusahaan untuk mendapatkan kinerja maksimal dari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) karyawan. Dengan demikian tanggungan kesehatan yang diberikan bertujuan memotivasi karyawan untuk pencapaian kinerja secra maksimal. Menurut Sagir (1985:97-99) dalam Siswanto (2011:122), kinerja (achievment) merupakan bagian dari motivasi dan dengan adanya motivasi, kinerja maksimal akan terwujud. Selain itu, dalam Teori Motivasi pada bagian Teori Kepuasan dalam Teori Hierarki Kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yang menyatakan, kebutuhan fisiologis (fisiological needs) merupakan kepuasan seseorang tidak terletak pada nilai uang saja, namun uang sebagai alat yang dapat di pakai untuk memuaskan kebutuhan lainnya, misalnya tempat tinggal dan kesehatan (Siswanto, 2011:122128).Berdasarkan teori tersebut, karyawan hotel tidak meletakkan kepuasannya hanya pada besaran gaji yang diperoleh tetapi pemenuhan kebutuhan fisiologis yang diharapkan. Como Approach Hotel Como Shambala Estate terhadap Aspek Ketuhanan di Desa Adat Begawan Keberadaan Hotel Como Shambala Estate di Bali khususnya di Desa Adat Begawan tidak bisa terlepas dari aspek ketuhanan umat Hindu. Oleh karena itu, Hotel Como Shambala Estate mendirikan sebuah tempat suci berupa Padmasana di area hotel. Padmasana tersebut di-empon oleh seluruh karyawan hotel yang berkeyakinan Hindu. Seperti tempat suci lainnya, Padmasana ini juga memiliki hari khusus perayaan upacara yadnya yang jatuh pada purnamaning kasa. Selain itu, Hotel Como Shambala Estate juga melakukan Yadnya dengan memberikan sumbangan saat berlangsungnya upacara agama di desa setempat. Berikut hasil wawancara yang disampaikan Wikantari yang menyatakan, “......untuk rutin itu ada administrasi yang 6 bulan yang ke beberapa ke pura untuk piodalan mereka itu sudah ada persebtase tertentu sebanyak 50 kg beras, kemudian 80 kg babi, 20 bungkus gula, dan 5 bungkus dupa jadi hitungannya kan yang sudah pasti”
Dengan adanya sumbangan dari hotel, secara otomatis hotel juga ikut ber-yadnya. Tujuan hotel melakukan yadnya adalah pencapaian kedamaian dan ketentraman dengan lingkungan sekitarnya. Kedamaian dan ketentraman tidak hanya bisa diperoleh dengan menjaga keharmonisan hubungan antar sesama umat manusia, tetapi semua ciptaan-Nya. Partisipasi yang diberikan oleh hotel tidak hanya pada pemberian donasi ketika adanya piodalan, tetapi juga melingkupi perenovasian pura dan mendukung penyelenggaraan kupon bazzar dalam rangka pemugaran pura. Dengan demikian, kepedulian sosial Hotel Como Shambala Estate tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan dan sosial, tetapi juga aspek ketuhanan untuk memperkuat hubungan dalam aspek lingkungan dan sosial tersebut dengan tujuan terjalinnya hubungan harmonis, karena ketimpangan diantara hubungan tersebut akan menimbulkan bencana yang memahayakan kehidupan manusia (Partadjaja, 2009:76). Seperti yang terdapat dalam doa Puja Trisandya, mantram ke 5 mengatakan “Sarvaprani Hitangkarah” yang artinya semoga semua mahkluk sejahtera. Hal itu menunjukkan doa kita umat Hindu yang universal, tidak hanya untuk manusia tetapi semua mahkluk ciptaan-Nya (Partadjaja, 2009:54).Implementasi tersebut diwujudkan oleh Hotel Como Shambala Estate dengan memelihara tanaman langka yang tumbuh di areal hotel dan melarang perburuan hewan di sekitar hotel. Penyajian Como Approach dalam Laporan Keuangan Pengeluaran yang ditimbulkan akibat adanya implementasi Como approach harus dipertanggungjawabkan oleh bagian keuangan hotel. Menurut Nor Hadi (2011:52), karakter pengeluaran dan objek yang dibiayai ternyata pengeluaran tersebut masih diwarnai motif, terutama motif ekonomi. Pengeluaran sosial oleh hotel lebih mengarah pada perspektif mendukung operasional perusahaan, dan bukan karena wujud kepedulian dan kebutuhan stakeholder. Hal ini terlihat dari pertimbangan-pertimbangan sebelumnya dimana hotel melakukan program sosialnya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) mengharapkan dampak positif bagi kelangsungan kedepannya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan hasil wawancara dengan Wikantari yang menyatakan bahwa hotel memerlukan komitmen dari masyarakat untuk menjamin kelangsungan hotel kedepannya. Selain itu, strategi bisnis juga terlihat dari hasil eksistensi yang akan didapatkan hotel jika program yang diimplementasikan mendapatkan perhatian dari khalayak umum. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari implementasi program yang meski mengeluarkan banyak biaya akan membantu hotel meningkatkan profit dan menghemat biaya pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler dan Lee (2005) dalam Nelly Masnila (2010) yang memiliki pernyataan mengenai manfaat aktivitas corporate social responsibility, salah satunya yang disebutkan menjadi dari pelaksanaan program sosial adalah meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan image dan pengaruh perusahaan, meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, motivasi, mempertahankan karyawan, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi. Penyajian biaya Como approach dalam laporan keuangan dialokasikan dalam biaya administrasi dan umum (A &G), dan dalam HRD. Keterangan akun yang digunakan dalam mengalokasikan biaya Como approach adalah akun donation. Donation tersebut dibedakan menjadi dua jenis menjadi yang bersifat insidentil dan tetap. Biaya yang dialokasikan ke dalam biaya A & G adalah biaya yang sifatnya tetap dan rutin misalnya, pengeluaran untuk TK dan sumbangan bulanan terhadap masyarakat. Sedangkan biaya yang dialokasikan pada HRD adalah biaya yag dikeluarkan untuk sumbangan saat upacara adat. Pengalokasian tersebut haruslah diungkapkan ke dalam sebuah laporan. Pengungkapan aktivitas sosial sebuah perusahaan belum memiliki standar yang dapat dijadikan pedoman. Hal serupa juga disampaikan oleh Claire (1991) dalam Nelly Masnila (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perusahaan yang berusaha
menyajikan aktivitas non keuangan atau aspek sosial perusahaan dalam laporan keuangan dan laporan tahunan, namun masih terdapat variasi lainnya dalam menyajikan aktivitas non keuangan. Variasi pengungkapan ini antara lain disebabkan belum terdapat standar khusus yang dapat dijadikan pedoman bagi keseragaman penyajian laporan pertanggungjawaban sosial tersebut. Hotel Como Shambala Estate merupakan usaha milik perorangan atas nama PT Begawan Giri Estate dan statusnya dalam perusahaan swasta PMA (penanaman modal asing). Hotel Como Shambala Estate tidak melakukan listing di Bursa Efek Indonesia sebab Hotel Como Shambala Estate atas nama PT Begawan Giri Estate belum go public. Sehingga laporan keuangan tahunan hotel tidak diikutsertakan dalam Bursa Efek Indonesia. Menurut Wikantari terkait status Hotel Como Shambala Estate menyatakan, “......sebenarnya gini,Grup Como dibagi dua ada public listing itu namanya HPL (Hotel Properties Limited) itu ada Hotel Hardrock dan Fourseason. Sedangkan Como itu private company perusahaan pribadinya dia, jadi dia tidak jual, itu Como Shambala Estate dan Uma Ubud. Tentunya yang public listing itu kan memang banyak aturan harus memasukan CSR-nya apalah itu, kalau kita tidak public listing pun sudah memasukkan itu, nanti kalau kita listing ya tinggal jalan aja” Berdasarkan kutipan diatas, Hotel Como Shambala Estate telah memasukkan pengungkapan aktivitas sosialnya ke dalam sebuah laporan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kewajiban tanggungjawab mengungkapkan segala aktivitas keuangan operasional hotel dan berjaga-jaga mempersiapkan beralih ke bagian public company yang melakukan listing. Informasi yang disampaikan terkait aktivitas sosial dapat kita ketahui melalui pengalokasian dan pengungkapan aktivitas operasional suatu perusahaan. Demikian juga halnya dengan Hotel Como Shambala Estate aktivitas operasionalnya khususnya aktivitas sosialnya dapat kita lihat dari pengalokasian biaya yang akan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) diaplikasikan dan pengungkapanpengungkapan yang dicantumkan dalam laporan perusahaan. PENUTUP Simpulan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang disusun berdasarkan pertanyaan penelitian mendasar terkait implementasi CSR yang dilaksanakan oleh Hotel Como Shambala Estate dan pengimplementasian tersebut mengandung konsep Tri Hita Karana. Dimulai dengan latar belakang yang ada kemudian menimbulkan pertanyaan-pertanyaan terkait implementasi CSR Hotel Como Shambala Estate yang berdasarkan konsep Tri Hita Karana maka hotel sebagai salah satu perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar akibat dampak operasional perusahaan. Operasional perusahaan menimbulkan dampak tertentu yang memiliki potensi merusak lingkungan karena operasional suatu perusahaan menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan.selain merusak lingkungan, berdirinya suatu perusahaan dalam suatu lingkungan akan menimbulkan perubahan sosial mulai dari perubahan gaya hidup masyarakat yang awalnya sederhana menjadi lebih kompleks hingga timbulnya perbedaan pandangan dalam masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik. Oleh karena itu, penelitian kualitatif ini lebih menekanka pada tujuan untuk memperoleh pemahaman atas fenomena sosial atas implementasi CSR oleh Hotel Como Shambala Estate. Proses wawancara, observasi serta studi dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut simpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian, yaitu : 1. Hotel Como Shambala Estate merupakan salah satu hotel yang mengimplementasikan CSR sebagai wujud tanggung jawab sosial.Meski dalam proses implementasi CSR tersebut terdapat kendala. Kesibukan dan kurang sadarnya masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan menjadi kendala optimalisasi program kebersihan lingkungan. Berdasarkan pengumpulan data dan hasil penelitian secara kualitatif Hotel Como Shambala Estate telah menunaikan tanggung jawab sosialnya dengan mengimplementasikan program sosial Como approach (pendekatan Como) berdasarkan konsep Tri Hita Karana. Dikatakan berdasarkan konsep Tri Hita Karana karena dalam proses pengimplementasian program sosial tersebut, mengintegrasikan tiga unsur yang seirama dengan konsep Tri Hita Karana. Tanggung jawab sosial tersebut bertujuan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat (pawongan), lingkungan (palemahan), dan dilengkapi dengan jalinan dengan aspek Ketuhanan (parahyangan). 2. Pengalokasian biaya untuk pembiayaan Como approach dialokasikan dalam dua akun biaya yaitu biaya administrasi dan umum (A&G), dan HRD. Biaya yang sifatnya tetap atau rutin akan dialokasikan dalam biaya A&G , sedangkan biaya yang sifatnya insidentil akan dialokasikan dalam biaya HRD. 3. Pegalokasian biaya untuk keperluan kepedulian sosial como approach tersebut tidak membebani pihak Hotel Como Shambala Estate. Pihak Hotel Como Shambala Estate memiliki komitmen untuk membantu masyarakat secara penuh dengan tujuan diperolehnya keberterimaan masyarakat atas keberadaan hotel. Keberterimaan masyarakat sekitar sangat penting bagi kelangsungan perusahaan.jika keberterimaan tersebut tidak diperoleh bearti dukungan masyarakat atau komitmen untuk saling membantu antara masyarakat dengan hotel tidak dapat diaplikasikan. Tidak
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) adanya dukungan masyarakat sekitar akan melemahkan berkembangnya hotel atau kelangsungan hotel kedepannya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, adapun saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu untuk kedepannya hotel bisa membentuk team lingkungan yang memotivasi dan memberikan dorongan kepada masyarakat agar kesadaran terhadap kebersihan lingkungan pada masyarakat meningkat dan implementasi program CSR hotel menjadi optimal.Dan untuk perusahaan lain pada umumnya khususnya hotel kesadaran akan tanggung jawab sosial sangatlah penting sebagai timbal balik dari aktivitas operasional perusahaan yang berpotensi merusak lingkungan. Jangan sampai eksploitasi tanpa adanya upaya pelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Akuntan Indonesia Mitra dalam Perubahan. 2007. Lingkungan Kita Mmeprihatinkan Bagaimana Peran Akuntan ?. Edisi Ke-3. Jakarta: IAI Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu Lestari D, Ayu Komang. 2011. Membedah Akuntabilitas Praktik Pnegelolaan Keuangan Desa Adat Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Provinsi Bali (Sebuah Studi Intepretif pada Organisasi Publik Non Pemerintahan). Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Masnila, Nelly. 2010. “Corporate Social Responsibility : Sebuah Pandangan dari Sudut Akuntansi”. Jurnal Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Ngurah Anom, I Gusti. 2011. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility) Dikaitkan dengan Konsep Tri Hita Karana (Studi di
Provinsi Bali). Tesis. Universitas Udayana Partadjaja, Tjok Rai.2009.Pendidikan Agama Hindu. Singaraja : Undiksha Rachmat, El Amin. 2014. CSR-Kuliah. PPT Siswanto.2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara Suaryana, Agung. 2011. “Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan di Indonesia”. Jurnal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Sugiyono.2003. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta Bandung