e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA ORGANISASI, KOMPLEKSITAS TUGAS, REPUTASI, ETIKA, DAN SELF ESTEEM TERHADAP BUDGETARY SLACK (STUDI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA)
1
I Made Bagas Wisnu Pamungkas, I Made Pradana Adiputra, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel ekonomi yaitu partisipasi anggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas dan variabel personal yaitu reputasi, etika, dan self esteem terhadap budgetary slack di SKPD Kabupaten Jembrana baik secara parsial maupun secara simultan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 18 SKPD yang terdiri dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada SKPD Kabupaten Jembrana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah responden adalah 54 orang. Sumber data dalam penelitian adalah data primer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan pengujian data dilakukan dengan dibantu oleh Program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial informasi asimetri dan kompleksitas tugas berpengaruh positif dan signifikan terhadap budgetary slack. Sedangkan partisipasi penganggaran, budaya organisasi, reputasi, etika, dan self esteem berpengaruh negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Secara simultan baik partisipasi penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika, dan self esteem berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack di SKPD Kabupaten Jembrana Kata kunci: penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika, self esteem dan budgetary slack Abstract The study aimed at finding out the effect of budgeting participation, asymmetry information, organization culture, job complexity, and personal variables, such as reputation, ethics and self-esteem, on the budgetary slack at the local government unit office both partially as well as simultaneously. The research design used was a quantitative one. The total population consisted of 18 units of local government office involved in the budgeting process around Jembrana local government. The sample were determined based on a purposive sampling
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) technique involving 54 respondents. The data resources mainly involved primary data, which were collected based on a survey method by distributing questionnaires directly to the respondents. The questionnaires are designed based on Likert scales ranging from 1 to 5. The data were analyzed according to the multiple regression technique which were supported by SPSS program version 19. The results indicated that in partial there was positive significant effect of asymmetry information and job complexity on the budgetary slack. While budgeting participation, organization culture, reputation, ethics and self-esteem had a negative significant effect upon budgetary slack. Simultaneously budgeting participation, asymmetry information, organization culture, job complexity, reputation, ethics and selfesteem, had a significant effect on the budgetary slack. Key-words: budgeting, asymmetry information, organizationculture, job complexity, reputation, ethics and self-esteem, budgetary slack.
PENDAHULUAN Perkembangan dan persaingan dunia organisasi dewasa ini semakin ketat sehingga diperhatikan cukup besar pada praktik sistem akuntansi terutama yang dimotori oleh organisasi ataupun lembaga pemerintah jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Pemerintah pusat ataupun daerah mempunyai rencanarencana yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas negara diantaranya adalah merumuskan berbagai kebijakan yang dituangkan dalam bentuk anggaran. Proses penganggaran yang dilakukan dari tahap perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan dalam menjalankan tugas serta fungsinya untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan yang dilaporkan serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam bentuk pelaporan anggaran merupakan wujud akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahan yang diharapkan oleh rakyat. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, 2002: 103). Menurut Bastian (2006) anggaran merupakan rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan membiayainya dalam periode waktu tertentu. Anggaran adalah rencana yang terinci dalam suatu periode tertentu dan dinyatakan secara resmi dalam bentuk yang kuantitatif, biasanya menunjukkan pendapatan dan pengeluaran dalam bentuk satuan uang Dalam proses penganggaran sektor publik khususnya organisasi pemerintahan daerah, manajemen tingkat atas hingga manajemen tingkat bawah terlibat secara langsung dalam penyusunan suatu anggaran dalam kurun periode tertentu. Bagi setiap orang yang terlibat secara langsung dalam proses penyusunan tersebut anggaran akan mempunyai suatu akibat langsung yang akan dirasakan terhadap perilaku manusia. Perilakuperilaku yang timbul bisa bersifat positif dan negatif. Jika perilaku yanyg muncul bersifat positif maka visi dan misi organisasi bisa berjalan dengan seimbang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Sebaliknya jika perilaku manusia bersifat negatif maka bisa menimbulkan budgetary slack (Warindrani, 2006: 99). Yang tidak mendukung teori bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi anggaran cenderung dapat mengurangi terjadinya kesenjangan anggaran dengan melakukan suatu bentuk komunikasi yang positif antar para manajer (Veronica san Krisnadewi, 2008). Penelitian ini menguji hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran yang masih tidak sejalan. Disatu sisi partisipasi anggaran meningkat namun disisi yang lain partisipasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) anggaran dapat menurunkan senjangan anggaran. Ada beberapa faktor lain juga yang dapat mempengaruhi terjadinya budgetary slack, diantaranya adalah informasi asimetri. Untuk tujuan perencanaan, anggaran semestinya dilaporkan sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Namun kondisinya bisa berbeda karena bawahan memiliki informasi yang lebih baik daripada seorang atasan dengan memberikan suatu informasi yang fiktif dari apa yang sebenarnya ada serta akan membuat anggaran yang menurut mereka mudah dicapai sehingga budgetary slack akan terjadi. Variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap budgetary slack dalam penelitian ini adalah budaya organisasi. Sugiwardani (2012) menjelaskan bahwa budaya (culture) diartikan sebagai sekumpulan nilai, keyakinan, pemahaman, dan norma pokok yang melandasi individu di dalam suatu organisasi. Konsep dari budaya itu sendiri menurut Richard L, Daft, (2006: 125) adalah membantu para manajer dalam melakukan pemahaman aspek yang kompleks dari kehidupan suatu organisasi . Budaya merupakan pola nilai dan asumsi tentang sesuatu yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berorganisasi. Suatu budaya organisasi telah ada dan diciptakan serta dikembangkan oleh indivu yang sudah ada sebelumnya dan akan terus diturunkan kepada setiap anggota individu yang baru agar nilai-nilai ataupun norma-norma yang ada dalam organisasi tidak hilang serta dapat membedakan suatu organisasi dengan organisasi yang lainnya Kemudian menurut Widiastuti (2006) dalam Veronica dan Krisnadewi (2008) menjelaskan bahwa kompleksitas tugas merupakan keadaan dimana suatu individu mendapatkan tugas yang tidak terstruktur dengan baik, begitu membingungkan, serta sulit untuk dipahami. Jika dalam organisasi individu mendapatkan suatu tugas yang begitu kompleks cenderung akan memicu terjadinya budgetary slack agar target budget dapat dicapai. Steven (2002) dalam Nugrahani dan Sugiri (2004) mengemukakan bahwa budgetary slack juga akan terjadi karena
faktor personal karena adanya kesempatan untuk mementingkan kepentingan diri sendiri dalam penyusunan anggaran akan menyebabkan terjadinya slack, karena suatu individu condong akan berfikir mengenai kepentingan dirinya saja tanpa peduli akan dampak yang terjadi akibat perilaku tersebut. Alasan yang dikemukakan peneliti dengan penggunaan variabel non ekonomi ini karena secara praktik seperti yang telah ada dalam dunia organisasi, individu yang berprestasi tidak akan hanya termotivasi berdasarkan faktor ekonomi saja melainkan faktor lain yang lebih kompleks misalnya faktor sosial. Telah terlihat bahwa tidak hanya faktor keuangan saja yang dapat mempengaruhi terjadinya slack anggaran tetapi faktor-faktor diluar yang tidak berhubungan dengan anggaran juga dapat ikut berperan terutama yang berhubungan dengan perilaku individu. Faktor ini termasuk suatu kebanggaan tersendiri bila dapat mengerjakan tugas dengan baik, suatu pengakuan dari manajer, serta tanggung jawab. Variabel ekonomi dalam penelitian ini yaitu partisipasi penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas. dan budgetary slack merupakan replikasi dari penelitian Armaeni (2012), Resti Sugiwardani (2008), Veronica dan Krisnadewi (2008). Sedangkan variabel personal (non ekonomi) yang berhubungan dengan perilaku individu merupakan replikasi dari penelitian Nugrahani dan Sugiri (2004). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi, waktu, dan jumlah sampel yang akan diteliti. Partisipasi penganggaran (participative budgeting) melibatkan semua tingkatan manajemen untuk mengembangkan rencana anggaran. Partisipasi penganggaran ini diperlukan karena bawahan yang lebih mengetahui kondisi langsung bagiannya. Dengan demikian, tujuan perusahaan akan lebih dapat diterima jika seluruh anggota organisasi dapat bersama-sama dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat dan informasi mengenai tujuan perusahaan dan terlibat dalam menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Hasil penelitian Veronica dan Krisnadewi (2008), menunjukan bahwa partisipasi yang dilakukan oleh karyawan dalam penganggaran akan memberikan sebuah kesempatan yang lebih besar baginya untuk melakukan slack di BPR Kabupaten Badung.. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Informasi asimetri adalah perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dengan bawahan. Atasan sebagai pemegang kuasa anggaran kemungkinan memiliki informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan bawahan, atau mungkin sebaliknya (Dinni, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Armaeni (2012) yang menunjukkan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara positif signifikan terhadap budgetary slack. Dimana ketika informasi asimetri meningkat dalam proses penyusunan anggaran, maka akan memicu meningkatnya budgetary slack. H2 : Informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Budaya yang kuat ditunjukkan dengan nilai, norma, dan keyakinan yang ada di dalam suatu organisasi yang tercermin pada perilaku karyawan yang akan mengurangi terjadinya slack anggaran. Sebaliknya jika suatu organisasi memiliki budaya organisasi yang lemah maka budgetary slack tidak akan terelakan lagi. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugiwardani (2012), menyimpulkan bahwa budaya organisasi manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap budgetary slack. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. H3: Budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Menurut Widiastuti (2006) dalam Veronica dan Krisnadewi (2008) mengemukakan bahwa kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, begitu membingungkan, sulit untuk dipahami sehingga kemungkinan terjadinya slack anggaran akan semakin besar karena seorang individu yang dalam bekerja mempunyai wewenang yang begitu
kompleks. Dalam penelitian Veronica dan Krisnadewi (2008) kompleksitas berpengaruh terhadap terjadinya budgetary slack. H4 : Kompleksitas tugas berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Reputasi dapat dilihat pada kinerja bawahan yang dihubungkan dengan perilaku adil, jujur, optimis dan perbuatan curang. Penelitian dari Nugrahani dan Sugiri (2004) menemukan bahwa reputasi yang baik yang dimiliki seseorang cukup membuat individu melakukan slack anggaran. H5 : Reputasi berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Steven (2002) dalam Nugrahani dan Sugiri (2004) mengemukakan bahwa etika yang dimiliki oleh bawahan dalam proses penganggaran patuh terhadap peraturan, artinya semakin baik etika yang dimiliki individu semakin kecil pula terjadinya slack. Ataupun sebaliknya semakin buruk etika maka semakin besar terjadinya slack, H6 : Etika berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack. Bateman (2006) dalam Nugrahani dan Sugiri (2004) mengemukakan seseorang tidak dapat bekerja dengan baik jika memiliki self esteem yang rendah. Dengan mental seperti itu individu akan cenderung melakukan budgetary slack karena tidak percaya dengan kemampuannya sendiri sehingga berasumsi apakah anggaran yang dibuat dapat tercapai. H7 : Self esteem berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis yang kedelapan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. H8: Partisipasi penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika dan self esteem berpengaruh signifikan secara simultan terhadap budgetary slack
METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Jembrana. Populasi dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) penelitian ini yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari 18 SKPD, sedangkan sampelnya berjumlah 54 orang yang terdiri dari kepala/pimpinan, sekretaris SKPD, dan satu orang kepala sub bagian keuangan dari masing-masing SKPD. Pemilihan sampel menggunakan metode judgment sampling. Data yang digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survey lapangan, menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung ke responden. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini memakai skala likert 1 sampai dengan 5. Pengujian data dibantu dengan menggunakan SPSS versi 19. Pada penelitian ini, awalnya data diuji dengan menggunakan uji kualitas data terlebih dahulu. Uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Tahap berikutnya, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. Pada tahap akhir, pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji parsial (t), uji simultan (F), dan uji determinasi (R2). HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 60 kuesioner. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 2 minggu. Total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah 54 buah. Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan pengujian yang dibantu dengan menggunakan SPSS 19. Berdasarkan hasil kuesioner yang kembali dan dapat diolah, diketahui bahwa aparatur responden (aparat) laki-laki lebih banyak yaitu 59,2% dibandingkan responden perempuan yang hanya 40,8%. Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia dan diketahui bahwa mayoritas responden berusia 36 - 40 tahun yaitu sebanyak 33,3%. Kemudian mereka yang berusia kurang dari 35 tahun sebanyak 25,7%. Sedangkan mereka yang berusia 41 - 50 tahun sebanyak 33,3% dan yang berusia lebih dari 50 tahun hanya sebanyak 7,4 %. Kemudian responden
dikelompokkan berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa masa kerja antara 1 - 10 tahun adalah sebanyak 22,2%, yang memiliki masa kerja antara 11 – 20 tahun sebanyak 46,2% dan yang memiliki masa kerja 21 – 30 tahun 29,6%. Selanjutnya berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan S1 yaitu sebanyak 61,1%. S2 sebanyak 5,5 %. Kemudian mereka yang berpendidikan SMA sebanyak 5,5%, D3 sebanyak 22,2%, D2 sebanyak 5,55 dan D1 sebanyak 1,8%. Uji validitas dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya instrumen yang digunkakan. Dasar pengukuran untuk valid atau tidak valid tiap butir instrumen adalah dengan menggunakan indeks korelasi validitas soal, jika korelasi product moment rhitung > rtabel, maka tiap butir instrumen dikatakan valid. Jumlah responden kuesioner sebanyak 54 responden sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,2816 dari hasil koefisien korelasi product moment tiap butir instrumen lebih besar dari rtabel. Jadi, setiap butir kuesioner adalah valid. Uji reliabilitas dinilai melalui besarnya koefisien Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukan bahwa semua variabel memiliki koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Jadi, instrumen partisipasi anggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika dan self esteem, budgetary slack adalah reliabel. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas menyatakan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,546 dengan signifikan 0,327 yang jika dilihat dari tingkat signifikan 0,05 (0,327>0,05), maka dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) Untuk meningkatkan hasil pengujian maka uji normalitas akan diperkuat juga dengan melihat grafik P-P Plot. Suatu variabel dikatakan berdistribusi normal atau mendekati normal apabila titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data tersebut searah dengan garis diagonal Hasil uji grafik normal P-P Plot dalam penelitian disajikan pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Hasil Uji Normal P-P Plot Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar 1 grafik P-P Plot terletak di sekitar garis diagonal atau tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa data berdistribusi normal.
(independent). Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 atau nilai VIF > 10. Jika angka tolerance > 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas. (Imam Ghozali, 2009: 106). Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Dapat dilihat dari tabel 1. bahwa angka tolerance diatas 0,10 sedangkan, nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa, untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini tidak terdeteksi masalah multikolonieritas atau dapat dikatakan tidak ada multikolonieritas. Uji heteroskedastisitas bertujuan guna menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya dalam suatu model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot (Imam Ghozali, 2009: 139). Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2.
Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas Model 1
(Constant) Partisipasi Anggaran Informasi Asimetri Budaya Organisasi Kompleksitas Tugas Reputasi Etika Self_Esteem
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,106 0,142 0,112 0,114 0,147 0,119 0,106
9,449 7,035 8,953 8,808 6,798 8,433 9,449
Keterangan Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas
a. Dependent Variable: Budgetary_Slack Sumber: data diolah, 2014
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa titik-titik data menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) dan titik-titik data tersebut tidak membentuk suatu pola yang jelas. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
etika dan self esteem) terhadap variabel dependen (budgetary slack). Adapun model persamaan regresinya adalah sebagai berikut. Y = β0+ β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+β7X7
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2014 Analisis regresi berganda dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (partisipasi anggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi,
Keterangan: Y :Budgetary Slack α :Konstanta β 1,2,3,4,5,6,7 : Koefisien regresi dari variabel independen X1 : Partisipasi Penganggaran (PP) X2 : Informasi Asimetri (IA) X3 : Budaya Organisasi (BO) X4 : Kompleksitas Tugas (KT) X5 : Reputasi (R) X6 : Etika (E) X7 : Self Esteem (SE) Untuk hasil perhitungan analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model 1 (Constant) Partisipasi_Anggaran Informasi_Asimetri Budaya_Organisasi Kompleksitas_Tugas Reputasi Etika Self_Esteem
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 27.588 2.644 -.149 .054 -.171 .151 .055 .148 -.111 .053 -.125 .197 .073 .163 -.108 .040 -.142 -.139 .051 -.160 -.121 .056 -.134
t 10.434 -2.756 2.767 -2.068 2.709 -2.689 -2.725 -2.156
Sig. .000 .008 .008 .044 .009 .010 .009 .036
a. Dependent Variable: Budgetary_Slack Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa variabel partisipasi penganggaran, budaya organisasi, reputasi, etika, dan self esteem memiliki pengaruh negatif. Sedangkan variabel informasi. Maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut. Y=27,588-0,149(X1)+151(X2)0,111(X3)+197(X4)0,108(X5)-0,139(X6)-0,121(X7)
Uji t dilakukan guna mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil uji t bisa dilihat pada tabel 2 berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa variabel partisipasi penganggaran (X1) nilai koefisien regresinya (β1) adalah sebesar -0,149 dan memiliki nilai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) signifikansi 0,008 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap budgetary slack (Y). Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack ditolak. Begitu juga untuk variabel selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien regresi dan juga melihat nilai signifikansi dari variabel informasi asimetri (X2). Dari tabel di atas diketahui bahwa informasi asimetri nilai koefisien regresinya (β2) adalah sebesar 0,151 dan nilai signifikansi 0,008 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja budgetary slack (Y). Sehingga hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack dapat diterima. Untuk variabel budaya organisasi (X3), dari tabel di atas diketahui bahwa budaya organisasi nilai koefisien regresinya (β3) sebesar 0,111 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack ditolak. Untuk variabel kompleksitas tugas (X4), dari tabel di atas diketahui bahwa kompleksitas tugas nilai koefisien regresinya (β4) sebesar 0,197 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap budgetary
slack. Sehingga hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack diterima. Untuk variabel reputasi (X5), dari tabel di atas diketahui bahwa reputasi nilai koefisien regresinya (β5) sebesar -108 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Sehingga hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa reputasi berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack ditolak. Untuk variabel etika (X6), dari tabel di atas diketahui bahwa etika nilai koefisien regresinya (β6) sebesar -0,139 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Sehingga hipotesis keenam (H6) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack ditolak. Yang terakhir adalah variabel self esteem (X7), dari tabel di atas diketahui bahwa self esteem nilai koefisien regresinya (β7) sebesar -0,121 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,036 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Sehingga hipotesis ketujuh (H7) yang menyatakan bahwa self esteem berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack ditolak.. Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2009). Hasil uji f disajikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression 164,350 7 23,479 Residual 3,150 46 0,068 Total 167,500 53 a. Predictors: (Constant), SE, E, R, KT, BO, IA, PP b. Dependent Variable: BS Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah sebesar 0,000 yang mana nilai tersebut
F 342,907
Sig. ,000a
lebih kecil dari 0,05 maka H8 dalam penelitian ini dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik variabel
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) partisipasi anggaran (X1), informasi asimetri (X2) budaya organisasi (X3) kompleksitas tugas (X4) reputasi (X5), etika (X6) dan self esteem (X7) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack (Y). Uji koefisien determinan (R2) bertujuan guna mengukur seberapa
jauhkah kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi yang terjadi pada variabel dependen (Ghozali, 2009). Untuk hasil uji dari koefisien determinasi (R2) dalam penelitian disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 ,991a ,981 ,978 a. Predictors: (Constant), PP, IA, BO, KT, R, E, SE b. Dependent Variable: BS
Std. Error of the Estimate 0,262
Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,978 atau 97,8%. Hal ini berarti bahwa kontribusi variabel partisipasi penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika dan self esteem sebesar 0,978 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 97,8% sementara 2,2% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini.
yang dilakukan maka akan menurunkan budgetary slack karena kinerja karyawan yang cukup aktif dalam keikutsertaan penyusunan anggaran, Penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Armaeni (2012) yang ,mengatakan semakin tinggi partisipasi maka semakin tinggi pula terjadinya slack anggaran. Namun sejalan dengan penelitian Veronica dan Krisnadewi (2008) yang mengindikasikan bahwa tingkat partisipasi yang tinggi akan menurunkan kesenjangan anggaran.
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap budgetary slack. Dalam koefisien regresi partisipasi penganggaran sebesar 0,149 adalah negatif. Ini berarti partisipasi penganggaran berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X1 adalah 0,008 < 0,05 yang ini berarti bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu -2,756 < 2,012. Jadi pernyataan hipotesis pertama (H1) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi partisipasi anggaran maka senjangan anggaran akan menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Sugiwardani (2012) yaitu semakin tinggi partisipasi penganggaran
Pengaruh Informasi Asimetri terhadap Budgetary Slack Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack variabel informasi asimetri menunjukkan nilai koefisien regresi X2 atau dalam penelitian ini adalah informasi asimetri sebesar 0,151 adalah positif. Ini berarti informasi asimetri berpengaruh positif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X2 adalah 0,008 < 0,05 yang ini berarti bahwa informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung > t tabel yaitu 2,767 > 2,012. Sehingga informasi asimetri yang tinggi mengakibatkan tingginya kesenjangan anggaran. Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Suartana (2010: 143) bahwa senjangan anggaran
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) akan menjadi lebih besar dalam kondisi informasi asimetris karena informasi asimetris mendorong bawahan/ pelaksana anggaran membuat senjangan anggaran. Secara teoritis, informasi asimetris dapat dikurangi dengan memperkuat monitoring dan meningkatkan kualitas pengungkapan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Armaeni (2012) yang mengatakan semakin tinggi informasi asimetri dalam organisasi maka akan memicu meningkatnya budgetary slack Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Budgetary Slack Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X3 atau dalam penelitian ini adalah budaya organisasi sebesar 0,111 adalah negatif. Ini berarti budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X3 adalah 0,044 < 0,05 yang ini berarti bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu -2,068 < 2,012. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap budgetary slack . Sehingga hipotesis (H3) ditolak. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sugiwardani (2012) yang meneliti pada SKPD Kota Kediri yang menunjukkan budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack di pemeritahan Kota Kediri. Budaya berpengaruh terhadap perilaku orang dalam organisasi termasuk dalam proses implementasi anggran. Budaya yang kuat ditunjukkan dengan nilai-nilai organisasi yang tercermin dalam perilaku karyawan. Semakin banyak nilai-nilai organisasi yang dapat diterima anggota semakin kuat budaya organisasi, sehingga semakin tampak pengaruhnya terhadap perilaku anggota. Jadi, budaya yang kuat maka anggota organisasi akan berdaya upaya dalam mengimplementasikan anggaran sesuai dengan apa adanya tanpa ada maksud lain. Budaya yang tertanam kuat dalam diri para anggota organisasi akan mengurangi kecenderungan yang mengarah pada terjadinya budgetary slack
Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Budgetary Slack Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X4 sebesar 0,197 adalah positif. Ini berarti kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X4 adalah 0,009 < 0,05 yang ini berarti bahwa kompkeksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung > t tabel yaitu 2,275 > 2,012. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack SKPD Kabupaten Jembrana. Sehingga hipotesis keempat (H4) diterima. Jadi Hal ini menunjukkan bahwa semakin kompleks dan rumit tugas yang diberikan oleh perusahaan, bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya budgetary slack. Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari Veronica dan Krisnadewi (2008) yang menunjukkan bahwa kompleksitas tugas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap slack anggaran pada BPR di Kabupaten Badung dengan tingkat signifikansi 95%. Seorang individu jika melakukan tugas yang begitu kompleks cenderung akan melakukan slack hal ini disebabkan oleh keinginan individu dengan tugas kompleks agar kinerjanya terlihat baik yakni dilihat dari dapat dicapainya target anggaran. Pengaruh Reputasi terhadap Budgetary Slack Dalam penelitian ini reputasi menunjukkan pengaruh yang negatif atau berlawanan terhadap budgetary slack. Nilai koefisien regresi reputasi sebesar 0,108 adalah negatif. Ini berarti variabel reputasi berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X5 adalah 0,010 < 0,05 yang ini berarti bahwa reputasi berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu 2,689 < 2,012. Sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan seperti yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa reputasi berhubungan kuat berlawanan arah dengan budgetary slack yang artinya bahwa semakin
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) bawahan peduli akan nama baiknya atau reputasinya maka bawahan tersebut cenderung akan lebih hati-hati dalam berperilaku dan memutuskan sesuatu. Bawahan yang peduli akan nama baiknya dalam penyusunan anggaran yang akan diajukan ke atasan, cenderung membuat slack yang kecil karena orang tersebut berpikiran bahwa nama baiknya tidak akan ia korbankan dan beranggapan bahwa tugas yang diemban mempunyai tanggung jawab moral kepada perusahaan dan masyarakat maka ia akan berusaha jujur dalam penyusunan anggarannnya. Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sugiri (2004) yang menunjukkan bahwa semakin baik reputasi yang dimiliki seseorang maka kemungkinan untuk melakukan slack anggaran semakin kecil. Pengaruh Etika terhadap Budgetary Slack Dalam penelitian ini variabel etika berpengaruh negatif atau berlawanan arah terhadap budgetary slack. Nilai koefisien regresi variabel etika sebesar 0,139 adalah negatif. Ini berarti etika berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X6 adalah 0,009 < 0,05 yang ini berarti bahwa etika berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu -2,725 < 2,012 sehingga hipotesis keenam (H6) ditolak. Maka etika berhubungan negatif atau berlawanan arah dengan budgetary slack, yang artinya bahwa semakin bawahan tersebut memperhatikan etika maka slack yang akan dibuatnya semakin kecil dibanding orang yang tidak peduli dengan etika, orang tersebut akan semakin jujur dan bertanggung jawab akan apa yang ia lakukan dan putuskan serta tidak akan mengutamakan kepentingannya sendiri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sugiri (2004) yang mengindikasikan bahwa etika berpengaruh secara negatif terhadap timbulnya budgetary slack. Pengaruh Self Esteem terhadap Budgetary Slack Nilai koefisien regresi X7 atau dalam penelitian ini adalah self esteem sebesar 0,121 adalah negatif. Ini berarti self esteem
berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Nilai signifikansi X7 adalah 0,036 < 0,05 yang ini berarti bahwa etika berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu 2,156 < 2,012. Jadi dapat disimpulkan bahwa self esteem berpengaruh negatif signifikan terhadap budgetary slack sehingga hipotesis ketujuh (H7) ditolak. Penelitian mendukung penelitian Nugrahani dan Sugiri (2004) yang menunjukkan bahwa self esteem berpengaruh secara negatif terhadap budgetary slack karena jika self esteem yang dimiliki oleh karyawan tinggi, maka akan semakin meningkatkan kinerja individual karena dengan adanya tingkat kepercayaan diri yang tinggi membuat mereka merasa dihargai sehingga karyawan berusaha bekerja dengan lebih baik dan kinerjanya semakin meningkat sehingga budgetary slack akan menurun. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, Kompleksitas Tugas, Reputasi, Etika, dan Self Esteem terhadap Budgetary Slack Variabel partisipasi anggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika dan self esteem secara serempak mempengaruhi budgetary slack . Dari hasil penelitian dapat diketahui nilai uji statistik nilai Fhitung adalah sebesar 342,907 > nilai Ftabel adalah sebesar 2,30 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H8 dapat diterima. Artinya jika variabel independen secara bersama-sama meningkat, maka budgetary slack yang dipenelitian ini sebagai dependen variabel juga akan ikut meningkat . SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh partisipasi anggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika, dan self esteem terhadap budgetary slack. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) secara parsial, partisipasi penganggaran, budaya organisasi, reputasi, etika, dan self esteem
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014) berpengaruh negatif signifikan terhadap budgetary slack, sedangkan informasi asimetri dan kompleksitas tugas berpengaruh positif; (2) secara simultan partisipasi penganggaran, informasi asimetri, budaya organisasi, kompleksitas tugas, reputasi, etika, dan self esteem berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack di Kabupaten Jembrana. Adapun saran yang ingin disampaikan sebagai berikut: (1) pada penelitian ini permasalahan mengenai budgetary slack ini hanya dianalisis secara kuantitatif. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan budgetary slack akan lebih rinci jika penelitian dilakukan dengan analisis kualitatif; (2) jika menggunakan analisis kuantitatif agar dapat memperluas sampel dan lokasi penelitiannya sehingga hasil penelitian nantinya dapat digeneralisasi. Selain itu, dapat menambahkan atau mengganti variabel lainnya yang mampu membuktikan pengaruh budgetary slack
DAFTAR PUSTAKA Armaeni. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri dan Penekanan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran.Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin, Makasar Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Nugrahani, Tri Siwi dan Sugiri, Slamet. 2004. Pengaruh Reputasi, Etika, dan Self Esteem pada Budgeting Slack. Artikel Jurnal Sna VII Denpasar-Bali, 2-3 Steven, Douglash E. 2002. The Effects of Reputation and Ethics on Budgetary Slack, Journal of Management Accounting Research , vol.14th :154171.
Sugiwardani, Resti. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Simetris, Budaya dan Komitmen Organisasi terhadap Budgetary Slack. Jurnal bisnis dan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Perbanas Surabaya. Veronica, Amelia dan Krisnadewi, Komang Ayu. 2008. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kompleksitas Tugas terhadap Slack Anggaran pada BPR di Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.4 No.1. Warindrani, Armila K. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widiastuti. 2006. Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer dengan Dua Variabel Moderasi yaitu Kompleksitas Tugas dan Kompleksitas Sistem pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana