e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERANDALAN NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA) 1Ayu
Priska Megayanti, 1I Made Pradana Adiputra, 2Ni Kadek Sinarwati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],@undiksha.ac.id} Abstrak Pelaporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Jembrana menjadi menarik untuk dikaji karena tahun 2010-2013, LKPD Kabupaten Jembrana tidak pernah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Jembrana baik secara parsial maupun simultan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 20 SKPD yakni kepala bagian keuangan, staff pencatatan keuangan dan pemegang kas yang terlibat dalam penyusunan pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Jembrana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah responden adalah 60 orang. Sumber data dalam penelitian adalah data primer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner secara langsung. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan pengujian data dilakukan dengan dibantu oleh Program SPSS 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan informasi asimetri berpengaruh negatif signifikan terhadap pelaporan keuangan pemerintah daerah. Secara simultan baik kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Jembrana. Kata kunci: Keterandalan, nilai, informasi, pelaporan, dan keuangan pemerintah Abstract It was interesting to investigate the financial reporting of Jembrana Regency during 2010-2013 as LKPD of Jembrana Regency had never been stated to be ‘’unqualified opinion’’. This present study was intended to identify the partial and simultaneous impact of the variables of the capacity of human resources, the accounting internalal control, the asymmetrical information, the use of the technology of information and the financial control on the reliability of the information on the financial reporting of SKPDs under Jembrana Regency. The study was quantitatively designed. The SKPDs used as the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) population totaled 20, including heads of the finance divisions, the staff in charge of the financial reporting and the cash holders who were involved in the preparation of the financial reporting of SKPDs under Jembrana Regency. The samples were taken using the sampling purposive technique, and totaled 60. The data were taken from the primary data source. The data were collected using the survey method in which questionnaires were directly distributed. The data were analyzed using the multiple regression analysis and were tested using SPSS 19 Program. The result of the study showed that partially the capacity of the human resources, the accounting internalal control, the use of the technology of information and the regional financial control positively and significantly contributed to the value of the information on the financial reporting of the regional government. However, the asymmetric information negatively significantly affected the financial reporting of the regional government. Simultaneously, the capacity of the human resources, the accounting internalal control, the asymmetric information, the use of the technology of information and the financial control of the regional government significantly contributed to the reliability of the financial reporting of the SKPDs under Jembrana Regency. Keywords: Reliability, value, information, reporting, and government finance
PENDAHULUAN Dilihat dari pesatnya perkembangan dan persaingan dunia organisasi sangatlah ketat sehingga mempengaruhi tingkatnya tuntutan terhadap sektor publik di Indonesia termasuk menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik dipemerintah pusat maupun daerah. Pemerintah pusat maupun daerah disusun sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas Negara diantaranya adalah menyusun pelaporan keuangan yang andal. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo,2002). Sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban dan penyelenggaraan pemerintah adapun yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Upaya realita dilakukan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertangungjawaban berupa laporan keuangan. Banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai yang artinya bahwa informasi harus mempunyai nilai (Suwardjono, 2005). Pemakai akan mempercayai laporan keuangan jika informasi tersebut dipahami, tidak menyesatkan dan bermanfaat bagi pemakai. Berbagai hal inilah yang menyebabkan pemerintah wajib perhatikan keterandalan dari laporan keuangan karena merupakan karakteristik kualitas pelaporan keuangan, juga laporan keuangan daerah yang andal akan dapat dipercaya oleh penggunanya jika laporan keuangan dilakukan dengan cara transparansi dan akuntabilitas. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama 1 (satu) periode pelaporan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua individu atau kelompok pengguna laporan keuangan. Adapun ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur dan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi dalam komponen laporan keuangan yang disajikan. Seiring tahun-tahun yang berjalan dalam menyajikan pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangatlah menarik untuk dikaji lebih lanjut. Apalagi dalam pelaporan keuangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana yang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut karena masih banyak terdapat penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan saat melakukan pemeriksaan atau audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan peristiwa yang belakangan ini terjadi dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah masih belum seluruhnya memenuhi kriteria keterandalan yang merupakan unsur nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak baik individu maupun kelompok pengguna informasi dengan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK, masih terdapat penyimpangan yang ditemukan saat melakukan pemeriksaan atau audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Jembrana. Selain itu, Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jembrana untuk tahun 2008 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengeluarkan opini ‘tidak memberikan opini’, tahun 2009 mengeluarkan opini ‘’Wajar Dengan Pengecualian (WDP)’’, bahkan untuk tahun 2010, BPK pernah memberikan opini ‘’tidak wajar’’ dan selama tahun 2011 sampai tahun 2013, LKPD Kabupaten Jembrana tidak pernah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hanya Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas LKPD Kabupaten Jembrana diberikan oleh BPK selama tahun tersebut (Badan Pemeriksa Keuangan, 2013). Terkait dengan diberikannya opini oleh Badan Pemeriksa Keuangan maka dari itu Pemerintahan Kabupaten Jembrana berupaya memperbaiki opini ‘’tidak wajar’’ yang diperoleh pada LKPD tahun 2010, terbukti LKPD Kabupaten Jembrana mampu memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk LKPD tahun 2011 dan 2013. Meskipun demikian Pemerintah Kabupatan Jembrana tetap berupaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang menyusun LKPD sesuai dengan kualitas pengelolaan keuangan daerah dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, selain itu adanya pengendalian internal akuntansi yang ketat dan diawasi melalui pengawasan keuangan daerah, tidak hanya itu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada dan meniadakan adanya informasi asimetri antara bawahan dan atasan sehingga pelaporan keuangan semakin andal serta meningkatkan kualitas opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang menjadi target Pemerintahan Kabupaten Jembrana. Dalam proses pelaporan keuangan sektor publik khususnya organisasi pemerintahan daerah, kepala bagian keuangan dengan staf-staf keuangan terlibat secara langsung dalam penyusunan suatu pelaporan keuangan dalam kurun periode tertentu. Satuan Kerja perangkat daerah (SKPD) dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik harus memiliki sumber daya manusia yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, mengikuti pelatihan dan pengalaman dibidang akuntansi yang nantinya dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengendalian internal akuntansi yakni, laporan keuangan harus relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami laporan keuangan dengan di audit terlebih dahulu atau dengan kata lain sistem akuntansi berkaitan erat dengan pengendalian internal organisasi (Mahmudi, 2007). Terdapatnya informasi asimetri yang seimbang baik antara atasan dengan bawahan (secara vertikal), maupun antara manajemen yang sama (secara horizontal). Teknologi dapat mempermudah dan tentunya mempercepat pekerjaan kita dalam menyusun laporan keuangan dengan cepat dan andal. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal akan membuat laporan keuangan diinformasikan dengan kualitas yang sesuai perundang-undangan yakni diantaranya laporan keuangan harus bersifat andal. Variabel ekonomi dalam penelitian ini yaitu kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan merupakan replikasi dari penelitian Indriasari dan Nahartyo (2008), Winidyaningrum dan Rahmawati (2010), Zuliarti (2012). Sedangkan variabel informasi asimetri yang berhubungan dengan perilaku individu merupakan replikasi dari penelitian Khoiriyah (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan replikasi dari penelitian Arfianti (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi, waktu dan jumlah sampel yang akan diteliti. Kapasitas sumber daya manusia ini dapat diukur dengan melihat seberapa besar seseorang atau individu mempunyai kemampuan untuk dapat mencapai indikator kinerja yang ada. Hasil dari penelitian dari Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap peningkatan keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah tersebut diduga terdapat hubungan antara kapasitas sumber daya manusia dengan keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah sehingga hubungan tersebut dihipotesiskan: H1: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah Krismiaji (2005) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu metode yang digunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat, memperbaiki efisiensi dan rencana organisasi serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Penelitian dari Indriasari dan Nahartyo (2008) menyimpulkan bahwa pengendalian internal akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal yang sejalan juga didapat dari penelitian Arfianti (2010) dan penelitian dari Zuliarti (2012) H2 :Pengendalian internal akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Informasi asimetri adalah perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dengan bawahan. Atasan sebagai pemegang kuasa
anggaran kemungkinan memiliki informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan bawahan atau mungkin sebaliknya (Dinni, 2008). Penelitian dari Indriani dan Khoiriyah (2010) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap konsekuensi ekonomis menunjukkan hasil yang tidak signifikan dan berpengaruh positif. Maka jika informasi asimetri meningkat maka timbulnya penurunan akan keterandalan pelaporan keuangan. H3 : Informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah Pemanfaatan teknologi informasi dalam hal ini komputer memungkinkan seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan lebih cepat, lebih akurat dan lebih konsisten daripada dengan metode manual. Penelitian dari Indriasari dan Nahartyo (2008) menyimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal yang sama juga didapat dari penelitian Winidyaningrum dan Rahmawati (2010), dan Zuliarti (2012). H4 : Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah Menurut Yosa (2010), pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya organisasi atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan pemerintahan. Penelitian yang dilakukan oleh Arfianti (2011) mengungkapkan bahwa pengawasan keuangan daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. H5 : Pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dirumuskan hipotesis yang keenam dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. H6 : Kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Jembrana. Populasi dalam penelitian ini yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari 20 SKPD, sedangkan sampelnya berjumlah 60 orang yang terdiri dari kepala bagian keuangan, staf pencatatan keuangan/akuntansi dan staf pemegang kas dari masing-masing SKPD. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survey lapangan dengan menyebarkan kuesioner. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini memakai skala likert 1 sampai dengan 5. Pengujian data dibantu dengan menggunakan SPSS versi 19. Pada penelitian ini, sebelum dilakukan uji asumsi klasik yang awalnya data diuji dengan menggunakan uji kualitas data terlebih dahulu. Uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Tahap selanjutnya, dilakukan dengan menguji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. Pada tahap akhir, pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji parsial (t), uji simultan (F), dan uji determinasi (R2). HASIL DAN PEMBAHASAN Total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah 60 buah kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 64 kuesioner. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 2 minggu. Setelah semua data
terkumpul sebanyak 60 selanjutnya dilakukan pengujian yang dibantu dengan menggunakan SPSS 19. Demografi Responden Berdasarkan hasil kuesioner yang kembali dan dapat diolah, diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak yaitu 58,3% dibandingkan responden perempuan yang hanya 41,7%. Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia dan diketahui bahwa mayoritas responden berusia 36 - 40 tahun yaitu sebanyak 33,3%. Kemudian laki-laki maupun perempuan yang berusia kurang dari 35 tahun sebanyak 31,7%. Sedangkan mereka yang berusia 41 - 50 tahun sebanyak 28,3% dan yang berusia lebih dari 50 tahun hanya sebanyak 6,7%. Kemudian responden dikelompokkan berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa masa kerja antara 1 - 10 tahun adalah sebanyak 25,0% yang memiliki masa kerja antara 11 - 20 tahun sebanyak 46,2% dan yang memiliki masa kerja 21 - 30 tahun 26,7%. Selanjutnya berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan S1 yaitu sebanyak 58,3%. S2 sebanyak 10,0 %. Kemudian mereka yang berpendidikan SMA sebanyak 6,7%, D3 sebanyak 20,0%, D2 sebanyak 3,3 dan D1 sebanyak 1,7%. Analisis Statistik Deskriptif Dalam penelitian diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk X1 adalah 24 dan skor tertinggi adalah 35 sehingga rata-rata adalah 30,95. X2 yakni pengendalian internal akuntansi skor terendah adalah 32 dan skor tertinggi adalah 45 sehingga rata-rata jumlah skor jawaban adalah 40,17. X3 yakni informasi asimetri skor terendah adalah 7 dan skor tertinggi adalah 17 sehingga rata-rata jumlah skor jawaban adalah 11,23. X4 yakni pemanfataan teknologi informasii skor terendah adalah 21 dan skor tertinggi adalah 30 sehingga rata-rata jumlah skor jawaban adalah 26,52. X5 yakni pengawasan keuangan daerah dengan skor terendah adalah 25 dan skor tertinggi adalah 35 sehingga rata-rata jumlah skor jawaban adalah 31,43. Disamping itu terdapat juga variabel Y atau variabel terikat yakni keterandalan nilai informasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan skor terendah adalah 29 dan skor tertinggi adalah 40 sehingga rata-rata jumlah skor jawaban adalah 36,02. Uji Validitas Dan Reliabilitas Penelitian Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut dengan menggunakan indeks korelasi validitas soal jika korelasi product moment rhitung > rtabel, maka tiap butir instrumen dikatakan valid. Data dikatakan valid apabila korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor setiap konstruknya signifikan pada level 0,05 atau 0,01. Jumlah responden kuesioner sebanyak 60 responden maka df= N-k= 60-6=54 sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,2221 dari hasil koefisien korelasi product moment tiap butir instrumen lebih besar dari rtabel. Jadi, setiap butir kuesioner adalah valid. (Ghozali, 2011). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dinilai sejauhmana hasil penelitian tetap konsisten dan menilai keandalan kuesioner yang digunakan melalui besarnya koefisien Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukan bahwa semua variabel memiliki koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60 atau menyuji reliabilitas instrument semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,0 maka akan semakin baik. Sehingga, instrumen atau variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi, pengawasan keuangan daerah dan keterandalan pelaporan keuangan adalah reliabel. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dari hasil uji
normalitas menyatakan nilai KolmogorovSmirnov dengan signifikan ≥ 0,05 jika dilihat dari tingkat signifikan 0,05 maka dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal dan dapat dilakukan tahap selanjutnya. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh item pernyataan variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan Y berdistribusi normal. Untuk meningkatkan hasil pengujian apakah berdistribusi normal maka uji normalitas akan diperkuat dengan melihat grafik P-P Plot. Hasil uji grafik normal P-P Plot pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Hasil Uji Normal P-P Plot Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar 1 grafik P-P Plot terletak di sekitar garis diagonal atau tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa data berdistribusi normal. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukannya korelasi antar variabel bebas (independent) dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai VIF dan nilai toleransi. Jika nilai toleransi > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, tidak ada korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Pada variabel kapasitas sumber daya manusia nilai tolerance 0,252 ≥ 0,10 atau nilai VIF 3,974 ≤ 10. Variabel kedua, pengendalian internal akuntansi nilai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) tolerance 0,205 ≥ 0,10 atau nilai VIF 4,883 ≤ 10. Variabel ketiga, informasi asimetri nilai tolerance 0,274 ≥ 0,10 atau nilai VIF 3,654 ≤ 10. Variabel keempat, pemanfaatan teknologi informasi nilai tolerance 0,184 ≥ 0,10 atau nilai VIF 5,423 ≤ 10. Sedangkan variabel yang terakhir, pengawasan keuangan daerah nilai tolerance 0,254 ≥ 0,10 atau nilai VIF 3,938 ≤ 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan tidak ada multikolonieritas. Uji Heteroskedastisitas ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model terjadi kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas(Imam Ghozali, 2011). Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2.
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi dan pemanfaatan keuangan daerah terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan. Adapun model persamaan regresinya adalah sebagai berikut. Y = β0+ β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5
Keterangan: Y:Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah α:Konstanta β 1,2,3,4,5 : Koefisien regresi dari variabel independen X1: Kapasitas Sumber Daya Manusia (KSDA)) X2: Pengendalian Internal Akuntansi (PIA) X3: Informasi Asimetri (IA) X4: Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI) X5 : Pengawasan Keuangan Daerah(PKD) Dari pengujian perhitungan analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa titik-titik data menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik data tersebut tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan lebih terlihat titik-titik tersebut menyebar secara acak. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi perbedaan varian atau dengan kata lain telah terjadi varian yang konstan, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 1. Hasil Analisis Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Std. Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 10.038 3.289 3.052 .004 Kapasitas_Sumber_Daya_Manusia .168 .080 .152 2.095 .041 .252 3.974 Pengendalian_Internal_Akuntansi .176 .078 .181 2.249 .029 .205 4.883 Informasi_Asimetri -.241 .074 -.226 - .002 .274 3.654 3.239 Pemanfaatan_Teknologi_Informasi .361 .103 .296 3.488 .001 .184 5.423 Pengawasan_Keuangan .218 .081 .194 2.681 .010 .254 3.938 a. Dependent Variable: Keterandalan_Nilai_Informasi_Pelaporan_Keuangan_Daerah Sumber :data diolah,2014
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah memiliki pengaruh positif signifikan. Sedangkan variabel informasi asimetri memiliki pengaruh negatif signifikan. Maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut. Y=10,038+0,168(X1)+0,176(X2)-0,241(X3)+0,361 (X4)+0,218(X5)
Uji t dilakukan demi mengetahui pengaruh dari variabel independen secara individual dalam menerapkan variabel dependen secara signifikan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 1 berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kapasitas sumber daya manusia (X1) nilai koefisien regresinya (β1) adalah sebesar 0,168 dan memiliki nilai signifikansi 0,041<0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan (Y).Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa (H1) manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan diterima. Hal yang serupa pada variabel selanjutnya pengendalian internal akuntansi. Dari tabel di atas diketahui bahwa pengendalian internal akuntansi nilai koefisien regresinya (β2) adalah sebesar 0,176 dan nilai signifikansi 0,029<0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan (Y). Sehingga hipotesis kedua (H2) yang
menyatakan bahwa pengendalian internal akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan dapat diterima. Variabel selanjutnya yakni informasi asimetri (X3) dari tabel di atas diketahui bahwa informasi asimetri nilai koefisien regresinya (β3) sebesar -0,241 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,011 <0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan ditolak. Untuk variabel pemanfaatan teknologi informasi (X4), dari tabel di atas diketahui bahwa kompleksitas tugas nilai koefisien regresinya (β4) sebesar 0,361 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Sehingga hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan diterima. Dan variabel terakhir yaitu pengawasan keuangan daerah (X5), dari tabel di atas diketahui bahwa pengawasan keuangan daerah nilai koefisien regresinya (β5) sebesar 0,218 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keterandaln pelaporan keuangan. Sehingga hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa reputasi berpengaruh positif signifikan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) terhadap keterandalan pelaporan keuangan diterima. Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik atau untuk menguji apakah model yang di-gunakan telah fix atau tidak (Ghozali, 2011). Hasil uji f disajikan pada tabel 2 berikut.
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,922 atau 92,2%. Hal ini berarti bahwa kontribusi variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah sebesar
Tabel 2. Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F 1 Regression 329.523 5 65.905 139.781 Residual 25.460 54 .471 Total 354.983 59 a. Predictors: (Constant), KSDA, PIA, IA, PTI, PK b.Dependent Variable: Keterandalan_Nilai_Informasi_Pelaporan_Daerah Sumber :data diolah,2014
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikannya adalah 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05 maka H6 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia (X1), pengendalian internal akuntansi (X2) informasi asimetri (X3) pemanfaatan teknologi informasi (X4) pengawasan keuangan daerah (X5), secara bersama berpengaruh signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (Y). Uji koefisien determinan R2) bertujuan guna mengukur seberapa jauhkah kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi yang terjadi pada variabel dependen (Ghozali, 2011). Untuk hasil uji dari koefisien determinasi (R2) dalam penelitian disajikan pada tabel 3 berikut:
Sig. .000a
0,922 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 92,2% sementara 7,8% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia dalam koefisien regresi sebesar 0,168 adalah positif. Nilai signifikansi X1 adalah 0,041<0,05 yang ini berarti bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keteradalan pelaporan keuangan. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu 2,095 < 1,6736. Jadi pernyataan hipotesis pertama
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,963a ,928 ,922 ,687 a. Predictors: (Constant), KSDA, PIA, IA, PTI, PK b. Dependent Variable: Keterandalan_Nilai_Informasi_Pelaporan_Daerah Sumber :data diolah,2014
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) (H1) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya kapasitas sumber daya manusia maka keteradalan pelaporan keuangan akan mengalami peningkatan. Berpengaruhnya kapasitas sumber daya manusia terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, mendukung pernyataan teori yang dinyatakan oleh Wahyono (2004:12) dalam menghasilkan suatu informasi yang bernilai (keterandalan), disini menyangkut dua elemen pokok yaitu informasi yang dihasilkan dan sumberdaya manusia yang menghasilkannya. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Rahmawati (2010) menyatakan sumber daya manusia memang pada kenyataannya akan memiliki peran sangat penting di dalam keberhasilan suatu organisasi. Pengaruh Pengendalian Internal Akuntansi terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang menunjukkan nilai koefisien regresi X2 atau dalam penelitian ini adalah pengendalian internal akuntansi sebesar 0,176 adalah positif. Nilai signifikansi X2 adalah 0,029 < 0,05 yang ini berarti bahwa pengendalian internal akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Juga dilihat dari t hitung > t tabel yaitu 2,494 > 1,6736. Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh oleh Wahyono (2004) Untuk mencapai informasi yang akurat diperlukan komponen pengendalian atau kontrol. Komponen kontrol atau pengendalian akan menjaga sistem informasi dari kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Indriasari dan Nahartyo (2008), penelitian Arfianti (2010), dan penelitian dari Zuliarti (2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria nilai informasi keterandalan tidak dapat dipisahkan dari aspek atau lingkungan pengendalian internal akuntansi.
Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X3 atau dalam penelitian ini adalah informasi asimetri sebesar -0,241 adalah negatif dan nilai signifikansi X3 adalah 0,002< 0,05. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu -3,239 < 1,6736. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri berpengaruh negatif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori mengenai informasi asimetri yang diungkapkan oleh Copeland dan Galai (1983) menyatakan bahwa ketika keterandalan nilai informasi akuntansi mengalami peningkatan, maka informasi asimetri akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Indriani dan Khoiriyah (2010) yang menunjukkan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara positif yang tidak signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dimana ketika keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan meningkat, maka tidak akan terjadi informasi asimetri tersebut. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X4 atau dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi informasi sebesar 0,361 adalah positif dan nilai signifikansi X4 adalah 0,001< 0,05. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu 3,488 > 1,6736. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Husein (2003) disebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi akan menyebabkan peningkatan dalam hal pemrosesan transaksi menjadi lebih cepat dan keakurasian dalam perhitungan juga menjadi lebih besar. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Indriasari dan Nahartyo (2008), Winidyaningrum dan Rahmawati (2010), dan penelitian Zuliarti (2012).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengaruh Pengawasan Keuangan terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Penelitian variabel pengawasan keuangan sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X5 adalah pengawasan keuangan sebesar 0,218 adalah positif dan nilai signifikansi X5 adalah 0,010 < 0,05. Juga dilihat dari t hitung < t tabel yaitu 2,681 > 1,6736. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendagri No 51 Tahun 2010) pengawasan keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efektif dan efisien. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Arfianti (2011) bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Internal AKuntansi, Informasi Asimetri, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Keterandalan Nilai Informasi Pelaporan keuangan Variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, informasi asimetri, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah secara serempak mempengaruhi keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan. Dari hasil penelitian dapat diketahui nilai uji statistik nilai Fhitung adalah sebesar 139,781 > nilai Ftabel adalah sebesar 2,39 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H6 dapat diterima. Artinya jika variabel independen secara bersama-sama meningkat, maka keterandalan pelaporan keuangan yang dipenelitian ini sebagai dependen variabel juga akan ikut meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris apakah faktorfaktor keterandalan memiliki pengaruh terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) secara parsial, kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan, sedangkan informasi asimetri berpengaruh negative signifikan; (2) secara simultan faktor-faktor keterandalan berpengaruh signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan di Kabupaten Jembrana. Saran Adapun saran yang ingin disampaikan sebagai berikut: (1) Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keterandalan pelaporan keuangan akan lebih rinci jika penelitian dilakukan dengan analisis kualitatif; (2) jika menggunakan analisis kuantitatif agar dapat memperluas sampel dan lokasi penelitiannya juga dapat menambahkan atau mengganti variabel lainnya yang mampu membuktikan pengaruh keterandalan pelaporan keuangan; (3) Bagi Instansi pemerintah agar dapat meningkatkan kualitas kinerjanya dalam hal pengelolaan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Arfianti, Dita. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (Studi pada satuan kerja perangkat daerah di kabupaten batang). Skripsi. FAkultas Ekonomi. Universitas Diponogoro Semarang. Copeland, T. dan D. Galai. (1983). Information Effects on the Bid-Ask Spread, The Journal of Finance. 38: 1457-1469.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Daerah dengan Variable Intervening Pengendalian Intern Akuntansi, Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten. Simposium Nasional Akuntansi XII Purwokerto.
Husein, Fakhri. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jogjakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Yosa.
Indriasari Desi, Ertambang Nahartyo. 2009. Pengaruh kapasitas SDM, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah, Studi pada Pemerintah kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Akuntansi.
Zuliarti. 2012. Pengaruh kapasitas sumberdaya manusia, pemanfaatan teknoloi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah:Studi pada pemerintah kabupaten kudus. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria.Kudus.
Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Akademi Manajemen. Perusahaan YKPN. Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Daerah: Panduan Bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Panduan.UPP STIM YKPN. Mardiasmo.2002.Akuntansi Publik.Yogyakarta: Andi
Sektor
Republik Indonesia. Nomor 51 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2011. Rini Indriani, Wahiddatul Khoiriyah.2010. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap Informasi Asimetri. Simposium Nasional Akuntansi XIII.Purwokerto. Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi Akuntansi :Analisis, Desain dan Pemograman Komputer.Yogyakarta :Andi. Widyaningrum Celviana, Rahmawati. 2010. Pengaruh SDM, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
2010. Pengertian Pengawasan, (www.itjen-depdagri.go.id, Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014).
www.jembrana.go.id//LKPD//diaksestanggal 2 september 2014 pukul 16.15