e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014)
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), DAN PERBANDINGAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
1
Kadek Ayu Krisna Dewi, 1Ni Kadek Sinarwati, 2Nyoman Ari Surya Darmawan Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit ratio (LDR), dan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 secara parsial dan simultan. Sampel yang digunakan adalah 20 bank umum yang terdaftar di BEI. Ada dua variabel yang diangkat yaitu: ROA sebagai variabel terikat dan rasio keuangan (CAR, LDR, dan BOPO) sebagai variabel bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) CAR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. (2) LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, (3) BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, dan (4) CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kata kunci:
Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Return on Assets (ROA).
Abstract This study was aimed at examining the impact of capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit (LDR), and the comparison of operating expenses to operating revenue (BOPO) on return on assets (ROA) at the public banks registered at the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2008 to 2012 partially and simultaneously. The sample included 20 general banks registered at the Indonesian Stock Exchange. There were two variables discussed; they are ROA as the dependent variable and CAR, LDR and BOPO as the independent variables. The method used in the present study was multiple linear regression. The result of the study showed that (1) CAR did not significantly contribute to ROA. (2) LDR did not significantly affect ROA. (3) BOPO significantly affected ROA. (4) CAR, LDR and BOPO collectively significantly contributed to ROA. Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and comparison of Operating Expenses to Operating Revenue (BOPO), Return on Assets (ROA).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi saat ini tidak dapat terlepas dari perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan tersebut yang paling besar peranannya dalam pembangunan ekonomi salah satunya adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Masyarakat di Indonesia terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar sudah tidak asing lagi jika mendengar kata bank. Bahkan sekarang ini sebagian besar masyarakat pedesaan pun sudah terbiasa mendengar kata bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat, yang membutuhkan dana (Ismail, 2011). Begitu banyak perusahaan perbankan yang terdapat di Indonesia sehingga hal tersebut dapat meningkatkan persaingan bisnis perusahaan perbankan. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Investor sebelum menginvestasikan dananya memerlukan informasi mengenai kinerja perusahaan. Pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisis keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam mengambil keputusan ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004). Kinerja bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah kinerja keuangan bank yang bersangkutan, yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan (Fahmi, 2011:22). Laporan keuangan berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara manajemen perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang berada diluar perusahaan, selain itu laporan keuangan
juga berfungsi sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, dengan menggunakan teknik analisis yang diperlukan (Darsono dan Ashari, 2004:13). Laporan keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam bentuk persentase atau kali (Sianturi, 2012). Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan menjadi salah satu alat oleh para pengambil keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal dalam menentukan kebijakan berikutnya. Bagi pihak eksternal terutama kreditur dan investor, rasio keuangan dapat digunakan dalam menentukan apakah suatu perusahaan wajar untuk diberikan kredit atau untuk dijadikan lahan investasi yang baik. Bagi pihak manajemen, rasio keuangan dapat dijadikan alat untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan dimasa datang (Bahtiar, 2003). Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama Analisis CAMELS. Analisis ini terdiri dari Capital, Asssets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity (Kasmir, 2012:48). Aspek capital dapat diukur salah satunya dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang), dan lainlain (Dendawijaya, 2005:121). Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya (Hardiyanti, 2012). Hasil penelitian Maharani (2009) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusantara (2009) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara CAR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Maharani (2009) dan Nusantara (2009) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh CAR terhadap ROA. Variabel yang digunakan dalam penilaian aspek likuiditas adalah LDR. Teori yang ada dimana hubungan antara LDR dan ROA seharusnya adalah berbanding lurus, dimana setiap kenaikan LDR akan diikuti kenaikan Return On Assets (ROA) (Sianturi, 2012). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2011:290). LDR yang diteliti oleh Santosa (2012) menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian Santosa (2012) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widati (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara LDR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Santosa (2012) dan Widati (2012) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh LDR terhadap ROA. Selanjutnya yang digunakan dalam penilaian aspek erning (profitabilitas) salah satunya adalah dengan BOPO (Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional). BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (Dendawijaya, 2005:119). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitas usahanya maka laba yang dapat dicapai bank semakin meningkat. BOPO yang diteliti oleh Widati (2012) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara BOPO terhadap ROA. Hasil penelitian Widati (2012) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan BOPO terhadap ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Widati (2012) dan Rasyid (2012) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh BOPO terhadap ROA. Selain BOPO untuk menilai aspek earning (profitabilitas) juga dapat dinilai dengan ROA. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasional perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah rasio CAR, LDR, dan BOPO secara parsial berpengaruh terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012; (2) Apakah rasio CAR, LDR, dan BOPO secara simultan berpengaruh terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, LDR, dan BOPO secara parsial terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012; (2) Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, LDR, dan BOPO secara simultan terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh rasio CAR, LDR, dan BOPO terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bertutut-turut dari tahun 20082012 sebanyak 31 bank. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling, sehingga sampel yang memenuhi kriteria sebanak 20 bank umum. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh rasio CAR, LDR, dan BOPO terhadap ROA secara parsial dan simultan, maka dilakukan analisis berganda. Perhitungan analisis regresi linier berganda yang digunakan yaitu: Ү = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + е Dimana: Ү = Return Saham α = konstanta β1.β2.β3 = Koefisien regresi X1 = Return on Assets (ROA) X2 = Return on Equity (ROE) X3 = Earning Per Share (EPS) e = Residual error atau variabel pengganggu Untuk memperoleh model analisis persamaan regresi linier berganda yang tidak bias dan efisien, maka data dalam penelitian ini harus memenuhi uji asumsi klasik sebagai berikut: Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2010). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masing dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95 (Ghozali, 2010). Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisita. Kita dapat mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2010). Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2010). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2010). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Uji t digunakan untuk menguji variabel-variabel independen secara individu berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5% (Ghozali, 2010). Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X). Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara serempak signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2010). Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas dapat diketahui dari grafik histogram tampak bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal probility plots titiktitik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. Begitu juga nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,951 dan tidak signifikan pada 0,05 (karena p=0,326 > dari 0,05). Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribus inormal.
Gambar 1. Grafik histogram
Gambar 2. Grafik normal probility plots Uji Multikolonieritas dapat diketahui dari hasil pengujian nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dapat diketahui dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bawah tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh ROA terhadapat variabel independen CAR, LDR, dan BOPO.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Uji autokorelasi menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson sebesar 2,914. Nilai D-W akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5% jumlah sampel 100 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3). Nilai D-W menurut tabel dengan n = 100 dan k=3 di dapat angka dl= 1,613 dan du= 1,736. Oleh karena nilai DW hitung > du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi atar residual. Gambar 3. Grafik scatterplots
Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Uji Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t 1 (Constant) 8,287 ,755 10,976 CAR -,029 ,020 -,098 -1,412 LDR ,003 ,006 ,042 ,586 BOPO -,074 ,007 -,763 -10,981 a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan pada tabel di atas, maka persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut. Y = 8,287 – 0,029 CAR + 0,003 LDR 0,074 BOPO + e. Arti dari persamaan ini adalah: a. Konstan sebesar 8,287 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata ROA sebesar 8,287%. b. Koefisien variabel CAR sebesar -0,029 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1%, maka ROA akan menurun sebesar -0,029. c. Koefisien variabel LDR = 0,003 berarti setiap kenaikan LDR sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0,003%. d. Koefisien variabel BOPO sebesar 0,074 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan BOPO sebesar 1% maka ROA akan turun sebesar 0,074%.
Sig. ,000 ,161 ,560 ,000
Pengujian Hipotesis 1 (Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Assets). Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung sebesar -1,412 dengan nilai signifikansi sebesar 0,161. Karena nilai signifikan lebih besar dari 5% dan nilai thitung (-1,412) lebih kecil dari ttabel (1,66) maka hipotesis ditolak karena hasil uji menunjukkan CAR tidak signifikan terhadap ROA. Pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa CAR tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nusantara (2009) yang membuktikan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA, namun penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Maharani (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial CAR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR bank umum berpengaruh kecil terhadap ROA. CAR tidak berpengaruh signifikan karena bank tidak mampu untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugiankerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) sehingga profitabilitas bank yang didapatkan kecil. Pengujian Hipotesis 2 (Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Assets). Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung sebesar (0,586) dengan nilai signifikansi sebesar 0,560. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai thitung (0,560) lebih kecil dari ttabel (1,66). Berarti bahwa LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa H2 yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh secara parsial terhadap ROA ditolak. Pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa LDR tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widati (2012) yang membuktikan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA, namun peelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Santosa (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial LDR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. Pengaruh yang tidak siginifikan antara LDR terdahap ROA dalam penelitian ini disebabkan oleh tingginya biaya operasional yang ditanggung oleh bank, sehingga walaupun dana yang diterima oleh bank cukup tinggi, namun bank juga harus mempergunakan dana tersebut untuk membiaya kegiatan operasionalnya, yang menyebabkan turunnya kemampuan bank dalam mengahsilkan laba.
Pengujian Hipotesis 3 (Pengaruh perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional terhadap Return on Assets). Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung sebesar (-10,981) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai thitung (-10,981) lebih besar dari ttabel (1,66). Berarti bahwa BOPO berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa H3 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara parsial terhadap ROA diterima. Pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa BOPO terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widati (2012) yang membuktikan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, namun penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Rasyid (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial BOPO mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank tersebut. Pengujian Hipotesis 4 (Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan rasio perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA). Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Ftest didapat nilai Fhitung sebesar 41,480 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis keempat (H4) CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA diterima.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Tabel 2. Rangkuman Hasil AnalisisRegresi Uji Simultan Model Summaryb Model Adjusted R R R Square Square Std. Error of the Estimate 1 ,751a ,565 ,551 ,76381 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA d i m e n s i o n 0
ANOVAb Model Sum of Mean Squares df Square 1 Regression 72,598 3 24,199 Residual 56,007 96 ,583 Total 128,605 99 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel 2 uji ANOVA atau Ftest didapat nilai F hitung sebesar 41,480 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat dikatan bahwa CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA. Tebel Model Summary terdapat nilai R yang menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,751 atau 75,1%. Artinya hubungan antara variabel independen yaitu CAR, LDR, dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu ROA adalah 75,1%. Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R2 adalah 0,551, hal ini berarti 55,1% variasi ROA dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen yaitu CAR, LDR, dan BOPO. Sedangkan sisanya (100% 55,1% = 44,9%) dijelaskan oleh sebabsebab yang lain di luar model. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) pada
F 41,480
Sig. ,000a
bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Variabel bebas (independent variable) yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikan CAR sebesar 0,161 > 0,05. (2) Variabel bebas (independent variable) yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikan LDR sebesar 0,161 > 0,05. (3) Variabel bebas (independent variable) perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikan BOPO sebesar 0,000 < 0,05. (4) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikansi BOPO sebesar 0,000 < 0,05.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Penelitian ini masih masih memiliki keterbatasan diantaranya yaitu hanya menggunakan variabel CAR, LDR dan, BOPO dalam menilai pengaruh ROA. Oleh karena itu, disarankan agar peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas cakupan penelitiannya tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio CAR, LDR, dan BOPO yang dipakai pada penelitian ini, agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap ROA dan dapat memperpanjang periode pengamatan. Bagi investor disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang lainnya selain dari melihat raio keuangan perusahaan dan juga faktorfaktor eksternal perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Bagi Perusahaan disarankan harus lebih memperhatikan faktor-faktor kinerja keuangan maupun faktor-faktor eksternal perusahaan dalam menentukan ROA perusahaan. Perusahaan harus menyediakan informasi atau laporan yang akurat, actual dan bertanggung jawab guna memudahkan bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan investasi pada perusahaan tersebut.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas Winny. 2005. Analisis Rasio Camel Terhadap prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 7 No. 2.
Maharani, Rosy Mustika. 2009. Analisis Hubungan Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performin Loan, Net Interest Margin, Dan Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Bank Umum Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Bahtiar, Usman. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol. 3 No. 1. Darsono dan Ashari 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hardiyanti. 2012. Pengaruh CAR, NPL DAN LDR Terhadap ROA Pada Bank BUMN Yang Go-Public Di Indonesia (Tahun 2006-2010). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ismail.
2011. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana.
Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. --------. 2012. Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nusantara, Ahmad Buyung. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, DAN BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007. Tesis Program
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. Rasyid, Sri Wahyuni. 2012. Analisis Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) Dan Efisiensi Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Binsis. Universitas Hasanuddin. Santosa, Anggita Puji. 2012. Pengaruh CAR, NPL, Dan LDR Terhadap ROA (Studi Pada Bank Umum Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin. Sianturi, Maria Regina Rosario. 2012. Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin. Widati, Listyorini Wahyu. 2012. Analisis Pengaruh Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Go Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1 No. 2.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014)