e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017)
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI, KETERLIBATAN PEMAKAI, PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN PEMAKAI, FORMALISASI PENGEMBANGAN SISTEM TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI LPD SIBETAN, BEBANDEM DAN MACANG 1
Ni Kadek Ayu Arini, 1 Ni Kadek Sinarwati, 2Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Formalisasi Pengembangan Sistem Terhadap Kinerja sistem Informasi Akuntansi. Populasi dalam menelitian ini adalah seluruh pegawai Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sibetan, Bebandem dan Macang. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan jumlah responden 47 orang. Metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Skala pengukuran data dengan skala likert. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 21.00. Hasil penelitian menunjukkan (1) penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi; (2) keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi informasi akuntansi; (3) program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi; (4) formalisasi pengembangan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi; (5) penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem berpengaruh secara simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Kata kunci: penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem, kinerja sistem informasi akuntansi Abstract This study was aimed at finding empirical evidence for the effect of the use of information technology, user’s involvement, user’s training and education program, formalization of system development on the performance of accounting information system. The population in this study was all workers of village credit institutions (LPD) in Sibetan, Bebandem and Macang. The study used purposive sampling technique and the number of the respondents was 47. The study used questionnaires which were distributed to the respondents for collecting data. It used Likert scale to measure the data. The data were analyzed by multiple linear regression analysis aided by SPSS 21.0 program. The results showed that (1) the use of information technology has a positive and significant effect on the performance of accounting information system; (2) user’s involvement has a positive and significant effect on the performance of accounting information system; (3) training and education program has a positive and significant effect on the performance of accounting information system ; (4) formalization of system development has a positive and significant effect on the performance of accounting information system; (5) the use of information technology, the user’s involvement, the user’s training and education program,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) formalization of the development system simultaneously have information system performance.
an effect on
accounting
Keywords: the use of information technology, user’s involvement, training and education program, formalization of system development on the performance of accounting information system.
PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dan bisnis di era globalisasi seperti sekarang ini memberikan banyak sekali dampak negatif maupun positif bagi kalangan bisnis dan masyarakat. Semakin berkembanganya ekonomi menyebabkan semakin banyak pula muncul organisasi-organisasi bisnis yang ada dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan terdapat beberapa organisasi yang eksistensinya mulai tergeser oleh organisasi lainnya. Contohnya Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk kepentingan pelayanan umum khususnya bidang perekonomian di desa dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa pakraman itu sendiri, dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 972 Tahun 1984 tentang Pendirian Lembaga Perkreditan Desa di Provinsi Daerah Tingkat I Bali. LPD sangat berperan bagi masyarakat sehingga mengharuskan LPD setiap saat harus terus memperbaiki kinerjanya demi meningkatkan kesejahteraan bagi para masyarakat. Semakin berkembangnya teknologi informasi harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pengurus LPD sehingga LPD dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi para nasabahnya. Pada suatu LPD informasi akuntansi yang berkualitas merupakan hal penting karena informasi menjadi penentu dari keberhasilan perusahaan, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas harus diimbangi dengan sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Pentingnya informasi dalam pengambilan keputusan, menuntut suatu organisasi untuk mampu menghasilkan informasi yang berkualitas. Semakin kompleksitasnya data transaksi, informasi yang berkualitas dapat dihasilkan dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikan rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001). Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi SIA pada suatu LPD berperan dalam memudahkan pegawai untuk pemrosesan data agar lebih praktis. Keberadaan SIA yang layak akan membantu dalam menghasilkan laporan secara cepat, akurat, dan relevan sehingga dapat berguna dalam pengambilan keputusan dan juga untuk menilai kinerja perusahaan. Dukungan dari Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerisasi, akan dapat menghasilkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang baik oleh sebuah perusahaan (Citra Dewi, 2010 dalam Yunus, 2013). Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat dari keputusan pemakai Sistem Informasi Akuntansi itu sendiri. Apabila pemakai sistem bisa menjalankan sistem dengan efektif, maka kinerja sistem informasi akuntansi juga akan efektif. Suatu sistem informasi akan sukses apabila didukung oleh beberapa faktor pendukungnya. Menurut Jen (2002) beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi, antara lain: keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, formalisasi pengembangan sistem informasi, serta pelatihan dan pendidikan pemakai Sistem Informasi Akuntansi. Keterlibatan pemakai sistem informasi harus juga mengembangkan sistem informasi akuntansi yang ada, agar sistem tersebut dapat menghasilkan informasi yang akurat dan relevan terhadap akuntansi. Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) kinerja SIA. Program pelatihan dan pendidikan pemakai perlu diadakan, mengingat perkembangan teknologi secara cepat yang menyebabkan terjadinya perubahanperubahan setiap waktu. Sebelum menerima atas sistem yang baru, seseorang terlebih dahulu akan mengetahui adanya perubahan tersebut dan kemudian akan berusaha untuk memahaminya. Hal tersebut dapat dicapai melalui pelatihan yang tepat. Dengan pelatihan akan meningkatkan rasa percaya diri karyawan dalam menghadapi sistem yang baru. Formalisasi pengembangan sistem adalah penegasan dalam proses pengembangan sistem yang didokumentasikan secara sistematik, dan dikonfirmasi dengan dokumen yang ada, dan akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. LPD yang terdapat di Kabupaten Karangasem merupakan salah satu LPD yang telah menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer untuk mendukung proses dan operasinya Pemilihan Kabupaten Karangasem sebagai lokasi penelitian adalah karena kabupaten ini merupakan kabupaten yang sedang menggalakan pembangunan termasuk dalam bidang ekonomi sehingga Kabupaten Karangasem sangat mengharapkan adanya perkembangan pada LPD. Selain itu dari beberapa penelitian yang telah ada mengenai SIA yang dilakukan pada LPD belum ditemui penelitian yang dilakukan di Kabupaten Karangasem sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di kabupaten ini. Terdapat delapan (8) Kecamatan di Kabupaten Karangasem yang memiliki total LPD sebanyak 190 LPD. LPD di Kecamatan Bebandem dengan jumlah asset Rp. 204.404.254 menunjukkan bahwa Kecamatan Bebandem menduduki posisi pertama dari tujuh Kecamatan lainnya di Kabupaten Karangasem. Pada Kecamatan
Bebandem terdapat 13 LPD yang tersebar di di daerah tersebut. LPD Sibetan dengan jumlah asset Rp.118.552.178, LPD Bebanden dengan jumlah asset Rp. 29.359.926 dan LPD Macang dengan jumlah asset Rp. 23.103.006 merupakan LPD yang menduduki peringkat tiga besar dari tiga belas (13) LPD yang terdapat di Kecamatan Bebandem ditinjau dari jumlah asset yang dimiliki, sehingga peneliti memilih ketiga LPD tersebut sebagai lokasi penelitian. Ketiga LPD ini menggunakan sistem informasi akuntansi yang sama yaitu IBS Collect. IBS Collect merupakan aplikasi khusus untuk lembaga keuangan yang sudah bekerja sama dengan PT. USSI. IBS Collect berfungsi sebagai media transaksi mobile dengan dual mode (online dan offline) digunakan oleh pegawai LPD untuk melakukan transaksi operasional. Menurut Teori Human Organization Technology (HOT) yang dikembangkan oleh Yusof et al (2006) merupakan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi. Teori ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi akuntansi yakni manusia (human), organisasi (organization) dan teknologi (technology) serta kesesuaian hubungan satu sama lainnya. Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pendidikan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dan pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. Komponen organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Teknologi informasi adalah faktor yang sangat mendukung dalam penerapan sistem informasi. Dengan adanya teknologi informasi juga sangat membantu kinerja dalam suatu organisasi. Menurut Fani (2015), mengemukakan bahwa teknologi informasi dapat berjalan dengan efektif apabila pengguna teknologi informasi dalam organisasi dapat menggunakan teknologi informasi dengan baik dan hal tersebut sangat penting bagi individu. Dalam penelitian Ekawati (2016), menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dalam penelitian Suratini (2015), menyatakan bahwa secara simultan efektivitas sistem informasi akuntansi dan pengguna teknologi informasi berpengaruh posistif dan signifikan. H1 :Penggunaan Teknologi Informasi Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Pengaruh Keterlibatan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, karena adanya hubungan positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi. Hal yang menjadi dasar dalam proses pengembangan sistem informasi adalah apabila pemakai diberi kesempatan dalam memberikan pendapat dan usulan dalam pengembangan sistem informasi maka pemakai akan merasa bahwa sistem informasi tersebut merupakan tanggungjawabnya, sehingga sistem informasi akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiana menyatakan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Susut. Dalam penelitian Ekawati juga menyebutkan bahwa keterlibatan pemakai secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H2 :Keterlibatan Pemakai Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Jen (2002) dan Almilia (2007) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program dan pendidikan dipakai dan dikenalkan. Dengan program pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi 1998 dalam Anggreni 2016). Penelitian yang dinyatakan oleh Anggreni bahwa program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sisitem informasi akuntansi pada lembaga perkreditan desa di kecamatan Petang. H3 : Pendidikan Dan Pelatihan Pemakai Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Pengaruh Formalisasi Pengembangan Sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Formalisasi pengembangan sistem berarti penugasan dalam proses pengembangan sistem yang didokumentasikan secara sistematik dan dikomfirmasi dengan dokumen yang ada, dan akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, karena adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Dalam penelitian Sasmita (2003), menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. H5:Penggunaan Teknologi Informasi, Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai, Formalisasi Pengembangan Sistem berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang.
H4: Formalisasi Pengembangan Sistem Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang.
METODE Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Penelitian ini menggunakan seluruh pegawai di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang sebagai populasi. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria pegawai LPD bagian keuangan dan TU dan bersedia mengisi kuesioner sehingga didapatkan jumlah responden 49 orang. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel terikat/dependen dan variabel bebas/independen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi dan variabel bebasnya adalah penggunaan teknologi informasi,keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer dalam penelitian ini adalah jawaban responden dari kuesioner yang disebar. Metode kuesioner dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk pernyataanpertanyaan kepada respoden sehingga responden dapat memberikan jawaban atas pernyataan secara tertulis. Sumber data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer. Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari ketiga LPD, struktur organisasi LPD.
Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai, Formalisasi Pengembangan Sistem Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Teknologi informasi merupakan teknologi informasi yang merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuk. Penggunaan teknologi informasi sangat tergantung dari pemakainya, apabila pemakai menjalankan teknologi informasi dengan baik, maka teknologi informasi berjalan dengan baik dan efektif. Menurut Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi keterlibatan pemakai akan meningkatkan kinerja sistem informasi. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengembangkan SDM untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan produktifitas kerja. Di dalam sistem informasi akuntansi akan tinggi apabila program dan pelatihan pemakai diperkenalkan. Formalisasi adalah pemberitahuan akan tahap-tahap yang terjadi dari proses pengembangan sistem secara sistematik dan secara efektif terhadap pengembangan sistem. Menurut jen (2002) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ukuran yang digunakan yaitu teknik Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2013:93) adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu: (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) ragu-ragu, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sebelum hipotesis diuji, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument. Pengujian instrumen digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari kuesioner dapat menggambarkan secara tepat konsep yang diuji. Alat analisis yang digunakan untuk menguji instrument penelitian adalah uji validitas dan reabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis linear berganda untuk pengolahan data. Sebelum melakukan analisis linear berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas. Karena pengujian regresi linear berganda yang baik ialah terbebas dari gejala normalitas, multikolonieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data Penggunaan Teknologi Informasi yang diperoleh dari 47 Responden memiliki nilai minimum sebesar 48 dan nilai maksimum 70 dengan Rata- rata 62,68. Hasil tersebut memiliki arti bahwa Penggunaan Teknologi Informasi dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi, karena dari 15 pernyataan didapatkan rata-rata total jawaban responden adalah 62,68 yang mendekati nilai maksimum sebesar 70. Data Keterlibatan Pemakai yang
diperoleh dari 47 Responden memiliki nilai minimum sebesar 11 dan nilai maksimum 25 dengan Rata- rata 19,79. Hasil tersebut memiliki arti bahwa Keterlibatan Pemakai dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi, karena dari 5 pernyataan, didapatkan rata-rata total jawaban responden adalah 19,79 yang mendekati nilai maksimum sebesar 70. Data Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai yang diperoleh dari 47 Responden memiliki nilai minimum sebesar 8 dan nilai maksimum 10 dengan Rata- rata 8,83. Hasil tersebut memiliki arti bahwa Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi, karena dari 2 pernyataan, didapatkan rata-rata total jawaban responden adalah 8,83 yang mendekati nilai maksimum sebesar 10. Data Formalisasi Pengembangan Sistem yang diperoleh dari 47 Responden memiliki nilai minimum sebesar 17 dan nilai maksimum 25 dengan Rata- rata 20,81. Hasil tersebut memiliki arti bahwa Formalisasi Pengembangan Sistem dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi, karena dari 5 pernyataan, didapatkan rata-rata total jawaban responden adalah 20,81 yang mendekati nilai maksimum sebesar 25. Data Kinerja SIA yang diperoleh dari 47 Responden memiliki nilai minimum sebesar 40 dan nilai maksimum 55 dengan Rata- rata 47,64. Hasil tersebut memiliki arti bahwa Kinerja SIA dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi, karena dari 11 pernyataan, didapatkan rata-rata total jawaban responden adalah 47,64 yang mendekati nilai maksimum sebesar 55. Kuesioner penggunaan teknologi informasi terdiri dari 15 butir dengan indeks validitas butir bergerak dari 0,391 s.d 0,806 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,847 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner keterlibatan pemakai terdiri dari 5 butir dengan indeks validitas butir bergerak dari 0,701 s.d 0,869 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,851 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner program pelatihan dan pendidikan pemakai terdiri dari 2 butir dengan indeks validitas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) butir bergerak dari 0,944 s.d 0,947 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,882 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner formalisasi pengembangan sistem terdiri dari 5 butir dengan indeks validitas butir bergerak dari 0,572 s.d 0,809 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,744 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner kinerja sistem informasi akuntansi terdiri dari 11 butir dengan indeks validitas butir bergerak dari 0,559 s.d 0,695 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,848 dengan klasifikasi tinggi Hasil pengujian normalitas data menggunakan statistik angka Asymp. Sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05 untuk statistic Kolmogorov-Smirnov Z. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Pada penelitian ini dihasilkan angka Asymp. Sig. (2- tailed)
Model
Penggunaan Teknologi Informasi
sebesar 0,858. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Pada Tabel 1 hasil pengujian multikolinieritas menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari masing- masing variabel bebas lebih besar dari 0,1 dan lebih kecil dari 10 yaitu: 1,610 untuk variabel penggunaan teknologi informasi, 1,798 untuk keterlibatan pemakai, 1,162 untuk variabel program pelatihan dan pendidikan pemakai dan 2,539 untuk variabel formalisasi pengembangan sistem. Serta dilihat dari nilai tolerance yang masing-masing lebih besar dari 0,1 yaitu: 0,621 untuk variabel penggunaan teknologi informasi, 0,556 untuk variabel keterlibatan pemakai, dan 0,861 untuk variabel program pelatihan dan pendidikan pemakai dan 0,394 untuk variabel formalisasi pengembangan sistem.
Tabel 1. Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,621
Keterlibatan Pemakai 0,556 Program Pelatihan dan 0,861 Pendidikan Pemakai Formalisasi Pengembangan 0,394 Sistem Sumber: data primer diolah, 2016 Pendidikan Pemakai Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier. Hasil pengujian heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain yaitu dengan menggunakan uji Glejser dengan
1,610
Keterangan
Non Multikolinieritas
1,798 1,162
Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas
2,539
Non Multikolinieritas
ketentuan Apabila Probbabilitas signifikansinya > 0,05 maka model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Begitu juga sebaliknya, apabila Probbabilitas signifikansinya < 0,05 maka model regresi mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada Tabel 2 berikut:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) Tabel 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 5,584 1,965 2,842 0,007 X1 -0,017 0,027 -0,117 -0,635 0,529 1 X2 -0,053 0,066 -0,155 -0,796 0,430 X3 -0,144 0,159 -0,142 -0,909 0,369 X4 -0,035 0,109 -0,075 -0,323 0,748 Sumber : Data diolah, 2016 Hasil analisis regresi linier berganda (X3), formalisasi pengembangan sistem antara variabel penggunaan teknologi (X4) terhadapkinerja sistem informasi akuntansi (Y) dapat dilihat pada Tabel 3 informasi(X1), keterlibatan pemakai (X2), program pelatihan dan pendidikan pemakai Tabel 3. Hasil Uji Analisis Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardize T Sig. Coefficients d Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 2,343 3,854 0,608 0,547 X1 0,224 0,053 0,358 4,214 0,000 1 X2 0,345 0,130 0,238 2,659 0,011 X3 0,751 0,311 0,174 2,414 0,020 X4 0,855 0,213 0,428 4,012 0,000 Sumber : Data diolah, 2016 nilai variabel bebas lainnya adalah konstan, Berdasarkan data pada Tabel 3. maka nilai variabel Kinerja Sistem Informasi diperoleh model persamaan regresi linier Akuntansi (Y) akan mengalami peningkatan berganda yaitu: sebesar 0,224satuan. Y=α+β1X1+β2X2+ β3 X3+ β4X4 +ε Variabel Keterlibatan Pemakai (X2) Y = 2,343 + 0,224X1 + 0,345 X2 + 0,751 X3 mempunyai nilai sig. 0,011< 0,05. Artinya, + 0,855 X4 + ε secara parsial variabel Keterlibatan Nilai konstanta sebesar 2,343 Pemakai (X2) berpengaruh signifikan menyatakan bahwa jika seluruh variabel terhadap Kinerja Sistem Informasi independen terjadi peningkatan sebanyak Akuntansi (Y). Nilai koefisien β2 = 0,345 satu satuan, maka akan meningkatkan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel dependen sebanyak 2,343. positif antara variabel Keterlibatan Pemakai Variabel Penggunaan Teknologi (X2) terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi (X1) mempunyai nilai sig. 0,014 < Informasi Akuntansi (Y) sebesar 0,345. Hal 0,05. Artinya, secara parsial variabel ini berarti apabila variabel Keterlibatan Penggunaan teknologi informasi Pemakai (X2) naik sebesar 1 satuan dan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja nilai variabel bebas lainnya adalah konstan, Sistem Informasi Akuntansi. Nilai koefisien maka nilai variabel Kinerja Sistem Informasi β1 = 0,224 menunjukkan bahwa terdapat Akuntansi (Y) akan mengalami peningkatan pengaruh positif antara variabel sebesar 0,345 satuan. Penggunaan Teknologi Informasi (X1) Variabel Program Pelatihan dan terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi Pendidikan Pemakai (X3) mempunyai nilai Akuntansi (Y) sebesar 0,224. Hal ini berarti sig. 0,020< 0,05. Artinya, secara parsial apabila variabel Penggunaan Teknologi variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Informasi (X1) naik sebesar 1 satuan dan Pemakai (X3) berpengaruh signifikan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y). Nilai koefisien β3 = 0,751 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) sebesar 0,751. Hal ini berarti apabila variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) naik sebesar 1 satuan dan nilai variabel bebas lainnya adalah konstan, maka nilai variabel Kinerja Hotel (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,751 satuan. Variabel Formalisasi Pengembangan Sistem (X3) mempunyai nilai sig. 0,000 < 0,05. Artinya, secara parsial variabel Formalisasi Pengembangan Sistem (X3) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y). Nilai koefisien β3 = 0,855 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Formalisasi Pengembangan Sistem (X3) terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) sebesar 0,855. Hal ini berarti apabila variabel Formalisasi Pengembangan Sistem (X3) naik sebesar 1 satuan dan nilai variabel bebas lainnya adalah konstan, maka nilai variabel Kinerja Hotel (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,855 satuan. Pembahasan Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Hal ini terlihat dari uji statistik t yang memperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya, secara parsial variabel penggunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Selain itu besar pengaruh nilai koefisien β1 = 0,224 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Penggunaan teknologi informasi (X1) terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi (Y) sebesar 0,224. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, hipotesis pertama (H1) dapat diterima yaitu penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengguna Teknologi informasi sangat berhubungan dengan kinerja sistem informasi akuntansi, karena apabila teknologi informasi dilakukan secara efektif oleh pengguna teknologi informasi, maka teknologi informasi dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Dengan kata lain semakin tinggi penggunaan teknologi informasi kinerja sistem informasi juga akan meningkat. Untuk meningkatkan kinerja SIA, Lembaga Perkreditan Desa Sibetan, Bebandem dan Macang memanfaatkan teknologi yang berbasis IBS Collect. IBS Collect merupakan aplikasi khusus untuk lembaga keuangan yang sudah bekerja sama dengan PT. USSI. Kelebihan IBS Collect adalah 1). lebih aman, karena setiap data transaksi dapat diverifikasi langsung oleh nasabah melalui slip yang tercetak (mengurangi fraud atau penyalahgunaan oleh oknum pegawai), 2). meminimalkan human error, karena data transaksi yang terjadi antara pegawai dengan nasabah dapat dipantau secara online realtime di kantor, 3). efisiensi, karena biaya pada tiap transaksi yang terjadi juga lebih murah, 4). mengurangi kesibukan teller, karena transaksi setoran maupun angsuran nasabah yang sudah dikirim melalui IBS Collect tidak perlu ditransaksikan ulang oleh petugas teller, 5). nyaman, karena nasabah tidak perlu lagi antri, karena transaksi nasabah bisa dilakukan secara online. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ekawati (2016) yang menyatakan bahwa Penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengaruh Keterlibatan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keterlibatan Pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Hal ini terlihat dari uji statistik t yang memperoleh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) nilai signifikan sebesar 0,011< 0,05. Artinya, secara parsial variabel Keterlibatan Pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Selain itu besar pengaruh nilai koefisien β2 = 0,345 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Keterlibatan Pemakai (X2) terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) sebesar 0,345. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis kedua (H2) dapat diterima yaitu keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Keterlibatan pemakai adalah perilaku, pernyataan,dan aktivitas yang dilakukan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi. LPD dalam melakukan kegiatan operasionalnya, membutuhkan sistem informasi akuntansi, maka didalam menjalankan sistem tersebut keterlibatan pemakailah yang akan menentukan proses pengembangan sistem itu berjalan dengan baik atau tidak. Keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susilatri, dkk (2010) dan Sasmita (2003) yang menyatakan keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dalam penelitian Ekawati menyatakan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Hal ini terlihat dari uji statistik t yang memperoleh nilai signifikan sebesar 0,020 < 0,05. Artinya, secara parsial variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan
Pemakai (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Selain itu besar pengaruh nilai koefisien β3 = 0,751 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X3) terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi (Y) sebesar 0,751. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis ketiga (H3) dapat diterima yaitu Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi. Hal itu disebabkan karena program pelatihan dan pendidikan pemakai akan mampu mengembangkan kemampuan pengguna sistem, sehingga program pelatihan dan pendidikan tersebut akan memberikan keuntungan pada pegawai dan LPD dalam meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yang ada di LPD. Jadi semakin tinggi pelatihan dan pendidikan pemakai sistem, maka semakin tinggi pula kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilatri (2010) yang menyatakan bahwa program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dalam penelitian Rizky (2013) menyatakan bahwa program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi. Pengaruh Formalisasi Pengembangan Sistem Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Formalisasi Pengembangan Sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD Sibetan, Bebandem dan Macang. Hal ini terlihat dari uji statistik t yang memperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya, secara parsial variabel Formalisasi Pengembangan Sistem berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Selain itu besar pengaruh nilai koefisien β1 = 0,855
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Formalisasi Pengembangan Sistem (X4) terhadap variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) sebesar 0,855. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hipotesis keempat (H4) dapat diterima yaitu Formalisasi Pengembangan Sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Formalisasi adalah pemberitahuan akan tahap-tahap yang terjadi dari proses pengembangan sistem secara sistematis dan efektif terhadap pengembangan sistem dan dikonfirmasikan dengan dokumen yang ada, akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Proses formalisasi tersebut dapat dilakukan menggunakan dokumen tercatat untuk memantau SIA yang ada. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suwira (2008) dan Sasmita (2003) yang menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Formalisasi Pengembangan Sistem Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dari pengujian secara simultan variabel penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem diketahui bahwa secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan uji F diketahui bahwa tingkat signifikansi 0,000 mengidentifikasi bahwa koefisien regresi signifikan, karena nilai probabilitas 0,000 < 0,005. Artinya secara simultan variabel penggunaan teknologi informasi (X1),
keterlibatan pemakai (X2), Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X3), Formalisasi Pengembangan sistem (X4) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y). Jika dilihat dari nilai adjudted R square sebesar 0,794 hal ini berarti 79,4 % kinerja sistem informasi akuntansi dijelaskan oleh keempat variansi variabel tersebut. Pengaruh keempat variansi variabel tersebut terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sangatlah besar hingga mencapai 79,4% dan hanya 20,6 % dipengaruhi oleh faktor lain. Apabila keempat variabel independen tersebut, yaitu penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem meningkat secara bersamaan maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 2. Keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 3. Program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 4. Formalisasi pengembangan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 5. Penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, formalisasi pengembangan sistem secara simultan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol.7 No.1 Tahun 2017) Saran 1. Bagi LPD Sibetan, Bebandem dan Macang sebaiknya memperhatikan penggunaan teknologi informasi, keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai dan formalisasi pengembangan sistem untuk dapat lebih meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. 2. Bagi Universitas Pendidikan Ganesha, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam penyusunan skripsi di bidang akuntansi. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain atau meneliti faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dan disarankan melakukan penelitian dengan objek yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Briliantien, Irmaya. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Diwilayah Surabaya Dan Sidoarjo. Skripsi. Stie Perbanas Surabaya. Anggraini, Putri Nanda. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Lingkungan Pemerintah Daerah Serdang Berdagai. Jurnal Telaah Akuntansi (JUTA). ISSN 1693-6760. Vol.14 No. 02 Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, Vol. 13 Issue 3 p. 318-340. Ekawati, Ni Luh Novi. 2016. Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Keterlibatan Pemakaian, Keinovatifan Personal,Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Sukasada Dan Kubutambahan. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Fani Nanda Yogita. 2015. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi,
Kemampuan Teknik Pemakai Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Studi Empiris Pada PT PLN (Persero) Area Bali Utara (Kantor Pusat). Jurnal Jurusan Akuntansi. Vol.3 No.1. Universitas Pendidikan Ganesha Jen, Tjhai Fung. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume IV No.2. Mardiasa, I Gede Eka Putra. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Susut. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2002. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002, Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2007. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007, Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002, Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Rizki, Respati Prabowo.2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Kota Surakarta. JUPE UNS, Vol.2, No.1, Hal 119 S/d 130. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Susilatri, Amris Rusli Tanjung, dan Surya Pebrina. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Dikota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi volume 18, Nomor 2. Suwira, Fein. 2008. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntasi. Jurnal Akuntansi. Universitas Atmajaya Jakarta