e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017)
PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015) 1
Ni Nyoman Ayu Karyawati, 2Gede Adi Yuniarta, 3 Edy Sujana. Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan masing-masing dimensi laporan keberlanjutan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu berjumlah 453 perusahaan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 30 perusahaan sampel yang diteliti selama periode 2013-2015. Variabel independen adalah pengungkapan ekonomi, pengungkapan lingkungan, dan pengungkapan sosial. Variabel ini diukur dengan cara indeks pengungkapan. Pedoman pelaporan keberlanjutan dari Global Reporting Initiative (GRI) G4 digunakan sebagai dasar perhitungan nilai indeks. Dependen variabel return on asset dan current ratio sebagai ukuran proksi kinerja keuangan, yaitu profitabilitas dan likuiditas. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari situs perusahaan dan Bursa Efek Indonesia. Metode regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (2) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. (3) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (4) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. (5) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (6) Pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Kata kunci: pelaporan keberlanjutan, kinerja keuangan, pengungkapan ekonomi, pengungkapan sosial, pengungkapan lingkungan ABSTRACT This study aimed at examining the effect of disclosing of each dimension of sustainability reports on companies’ financial performance. The research population was non-financial companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI), which amounted to 453 companies. The selection of the samples in this study was through a purposive sampling method, so that the company obtained samples were 30, studied during the period 2013-2015. The independent variables were economic disclosures, environmental disclosure, and social disclosure. These variables were measured through disclosure index. Sustainability reporting guidelines of the Global Reporting Initiative (GRI) G4 were used as the basis for calculating the index value. The dependent variable of return on assets and the current ratio were used as proxy measures of financial performance, i.e., profitability and liquidity. This study employed secondary data collected from the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) company's site and the Indonesian Stock Exchange. The regression method used in this research was multiple linear regression. The results of this study indicated that (1) The disclosure of the economic dimension of sustainability reports had no significant effect on the profitability of the companies. (2) The disclosure of the economic dimension of sustainability reports had no significant effect on the companies’ liquidity. (3) The disclosure of the environmental dimension of sustainability reports had no significant effect on the profitability of the companies. (4) The disclosure of the environmental dimension of sustainability reports had no significant effect on the companies’ liquidity. (5) The disclosure of the social dimension of sustainability reports had no significant effect on the profitability of the companies. (6) The disclosure of the social dimension of sustainability reports had no significant effect on the company's liquidity. Keywords: sustainability reporting, financial performance, economic disclosures, social disclosure, environmental disclosure
PENDAHULUAN Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih hanya fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Padahal kinerja keuangan saja sudah tidak relevan lagi, harus ada informasi tambahan yang dilaporkan oleh manajemen perusahaan agar bisa menarik minat para investor. Seperti yang diungkapkan Wibowo dan Faradiza (2014), bahwa investor tertarik terhadap informasi tambahan yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Beberapa dekade terakhir ini informasi tambahan yang meliputi informasi lingkungan, sosial, dan informasi ekonomi tersebut sudah mulai dilaporkan secara terintegrasi dengan laporan tahunan perusahaan (annual report) yang biasa disebut dengan laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility). Praktik tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia telah diatur dalam UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yaitu pasal 66 ayat (2) butir (c), telah mengatur secara tegas agar perusahaan menyampaikan laporan pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan. Artinya, laporan dimaksud semestinya dibuat setiap tahun. Baik bersama-sama dan menjadi bagian dalam laporan tahunan perusahaan, maupun dibuat terpisah sebagai laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan mengungkapkan tindakan pertanggungjawaban sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan kepada
stakeholders dalam sustainability report (laporan keberlanjutan). Laporan keberlanjutan perusahaan memberikan gambaran yang seimbang dan wajar terhadap kinerja keberlanjutan dari organisasi atau perusahaan pelapor, termasuk kontribusi positif dan negatif yang telah mereka lakukan dalam periode tertentu (Nuraini, 2014). Sustainability report merupakan bagian dari konsistensi perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya yang bersifat sukarela. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut (Almilia dan Retrianasari, 2007 dalam Idah, 2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI) (Idah, 2013). Laporan Global Reporting Initiative (GRI) yang dinyatakan dalam World Business Council for Sustainable Develpoment (1999 dalam Dimas, 2013) merupakan sebuah standar panduan sustainability reporting yang dapat diterapkan dan diterima secara luas. Jumlah perusahaan yang mengungkapkan sustainability report meningkat dari waktu ke waktu, baik menjadi satu dalam laporan keuangannya maupun dilaporkan sebagai laporan yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) terpisah meskipun pengungkapan ini sifatnya masih bersifat sukarela (voluntary disclosure) (Chariri dan Nugroho, 2009). Hal ini dipertegas oleh hasil survei yang dilakukan oleh KPMG di tahun 2013 yang menyatakan bahwa perusahaan yang melampirkan laporan mengenai lingkungan, sosial dan sustainability pada laporan keuangannya mulai meningkat secara signifikan. Penelitian mengenai laporan keberlanjutan terus mengalami peningkatan seiring dengan semakin menariknya topik ini. Weber et al (2008) memberikan bukti bahwa kinerja berkelanjutan dalam bidang ekonomi, sosial, lingkungan berkorelasi positif dengan kinerja keuangan perusahan yang diproksikan dengan laba sebelum bunga dan pajak, return on asset, dan return on equity. Penelitian di Indonesia mengenai laporan keberlanjutan memberikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Dewi (2014) menunjukkan adanya pengaruh positif sustainability reporting yang diukur dengan sustainability reporting disclosure index (SRDI) terhadap return on asset. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Handayani (2014) yang menunjukan bahwa aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dalam laporan keberlanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan yang diukur dengan CR. Tarigan dan Semuel (2014) yang membagi dimensi sustainability reporting menjadi tiga, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial menunjukkan bahwa dimensi ekonomi dari sustainability report tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, namun dimensi lingkungan dan sosial berpengaruh meskipun pengaruhnya negatif. Hasil penelitian Wibowo dan Faradiza (2014) menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on asset dan current ratio. Hasil penelitian Wibowo dan Faradiza (2014) tidak sejalan dengan penelitian Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) yang menyatakan bahwa semakin luas pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan, maka akan meningkatkan return on asset dan current
ratio perusahaan satu tahun yang akan datang. Berdasarkan fenomena yang telah diungkapkan sebelumnya, maka dilakukanlah penelitian ini dengan menganalisis pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan rasio profitabilitas yaitu return on asset dan rasio likuiditas dengan current ratio. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah tingkat pengungkapan masing-masing dimensi dari laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan masing-masing dimensi dari laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Penelitian ini menggunakan teori legitimasi, stakeholder dan teori pesinyalan. Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan sekelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik. Nor Hadi (2011 dalam Dimas, 2013) berpendapat legistimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuai yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Legistimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Legitimasi merupaan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu, dan kelompok masyarakat. Legitimasi perusahaan di mata satakeholder merupakan faktor yang signifikan untuk mendukung citra dan reputasi perusahaan dimata stakeholder. Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggungjawab terhadap para pemilik (shareholder) sebagai mana
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) terjadi selama ini, namun bergeser lebih luas yaitu sampai pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder). Tanggung jawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi (economic focus) dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial (social dimentions) terhadap stakeholder, baik internal maupun eksternal. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Informasi yang tercantum dalam laporan berkelanjutan dimensi ekonomi dapat meyakinkan potensi sumber daya modal yang kompetitif dengan tingkat risiko yang rendah pada stakeholder. Menurut Cahyandito (2010), pelaporan kinerja ekonomi dalam sustainability report akan meningkatkan transparansi perusahaan yang berdampak pada peningkatan kepercayaan investor dan kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut.
H1: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Informasi yang tercantum dalam laporan berkelanjutan dimensi ekonomi dapat meyakinkan potensi sumber daya modal yang kompetitif dengan tingkat risiko yang rendah pada stakeholder. Burton, dkk (2000) dalam (Soelistyoningrum dan Prastiwi, 2011) juga mengatakan tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kewajiban atau hutang jangka pendek dapat dipenuhi dari aktiva lancar yang juga berputar dalam jangka pendek. Selain itu penelitaian yang dilakukan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap CR dengan arah positif. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja ekonomi yang kuat (Almilia dan Devi, 2007 dalam Bima, 2014 ). Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut. H2: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi terhadap likuiditas perusahaan. Dimensi lingkungan berkelanjutan adalah dampak yang dihasilkan melalui aktivitas produksi perusahaan terhadap lingkungan yang meliputi bahan yang digunakan, energi dan konsumsinya, ekosistem, tanah, udara dan air dan konsumsinya, pembuangan emisi, pelepasan limbah (cair, padat, gas), dan lain-lain. Maka dari itu perlu diungkapkan sustainability report untuk menjawab tuntutan dari para stakeholder yang ingin mengetahui kinerja perusahaan yang peduli akan lingkungan yang selanjutnya akan merespon positif dengan memberikan pendanaan bagi perusahaan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) Penelitaian yang dilakukan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif. Dengan pengungkapan SR yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut. H3: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitaian yang dilakukan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap CR dengan arah positif. Pengungkapan Sustainability Report diharapkan mampu meningkatkan dukungan stakeholder yang dapat mendorong investasi yang masuk. Investasi yang diperoleh dari para stakeholder, dapat digunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan, sehingga likuiditas perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut. H4: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan terhadap likuiditas perusahaan. Dimensi sosial dalam sustainability report menyangkut dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan menjelaskan risiko dari interaksi dengan institusi sosial lainnya. Dimensi sosial ini dibagi dalam empat aspek, yaitu hak asasi manusia, masyarakat, tanggungjawab atas produk dan tenaga kerja dan pekerjaan layak. Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa perusahaan terikat kontrak sosial dengan masyarakat, yang mana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya
didasarkan pada hasil akhir (output) yang dapat diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu pengungkapan laporan berkelanjutan dalam dimensi sosial penting dan berpengaruh terhadap kinerja keuangan organisasi. Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian Weber at al (2008) bahwa kinerja berkelanjutan dalam bidang ekonomi, sosial, lingkungan berkorelasi positif dengan kinerja keuangan perusahan . Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kelima dan keenam sebagai berikut. H5: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitaian yang dilakukan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap CR dengan arah positif. Pengungkapan Sustainability Report diharapkan mampu meningkatkan dukungan stakeholder yang dapat mendorong investasi yang masuk. Investasi yang diperoleh dari para stakeholder, dapat digunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan, sehingga likuiditas perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis keenam sebagai berikut. H6: Terdapat pengaruh positif tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial terhadap likuiditas perusahaan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, dimana populasi penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menganalisis laporan keberlanjutan atau laporan tahunan perusahaan non-keuangan kemudian memberikan skor pada suatu item yang diungkapkan yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan sesuai dengan pedoman GRI versi 4. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor dijumlahkan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) memperoleh jumlah skor indikator SR (n) masingmasing aspek yang diungkapkan oleh perusahaan.. Variabel pengungkapan laporan keberlanjutan diukur dengan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). Formula untuk perhitungan SRDI masing-masing dimensi sebagai berikut. SRDI =
SRDI : Sustainability Report Disclosure Index berdasarkan indikator GRIG4 Guidelines β : Koefisien yang diestimasi e : error term EC: Dimensi Ekonomi EN: Dimensi Lingkungan SO: Dimensi Sosial
Dimana: SRDI :Sustainability Report Disclosure Index perusahaan n : jumlah item yang diungkapkan perusahaan k : jumlah item yang diharapkan
Hasil analisis ini akan menujukan pengaruh tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan terhadap kinerja keuangan perusahaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan non-keuangan yang mengungkapkan laporan keberlanjutan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2013-2015 dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah 453 perusahaan, melalui prosedur penentuan sampel, terdapat 30 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Hasil pengujian regresi dapat dilihat pada table berikut.
Serta menganalisis profitabilitas dan likuiditas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) pada laporan keuangan perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Dari setiap data tersebut akan dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang dijabarkan sebagai berikut: ROA= β0 + β1 SRDI(EC) + β1 SRDI(EN) + β1 SRDI(SO) + e ……..(1) CR= β0 + β1 SRDI(EC) + β1 SRDI(EN) + β1 SRDI(SO) + e……….(2) Dimana: ROA : Return On Asset CR : Current Ratio
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Model I Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.029
.027
EC
.050
.061
EN
-.075
SO
.089
a. Dependent Variable: ROA Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi Ekonomi (X1) Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Y1) Hasil uji regresi model I menunjukan bahwa pengujian H1 ditunjukkan untuk
t
Sig.
1.075
.285
.115
.828
.410
.064
-.207
-1.178
.242
.084
.202
1.064
.290
menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA (Return On Asset), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(EC)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) dengan ROA. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 1, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi ekonomi (EC) adalah 0,410>0,05 yang artinya pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga hipotesis 1 tidak dapat diterima. Dimana dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap ekonomi bagi pemangku kepentingannya dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Sehingga tampaknya tidak berkaitan dengan ROA yaitu kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi lingkungan (X2) Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Y1) Pengujian H3 ditunjukkan untuk menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA (Return On Asset), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(EN) dengan ROA. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 1, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi lingkungan (EN) adalah 0,242>0,05 yang artinya pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga hipotesis 3 tidak dapat diterima. kondisi ini terjadi dikarenakan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan nonkeuangan seperti perusahaan tambang ataupun manufaktur yang sedang lesu secara global dan mengalami penurunan selama periode penelitian yang menyebabkan pengungkapan informasi di bidang lingkungan belum berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sampel. Apabila dikaitkan dengan indeks penilaian laporan keberlanjutan, aspek penilaian laporan keberlanjutan sebagian besar hanya menilai pada aspek lingkungan saja, belum mengaitkan lingkungan dengan kegiatan operasi yang pada akhirnya tidak mempengaruhi keputusan para stakeholder terutama yang berkaitan dengan kegiatan operasi
seperti pelanggan, konsumen, kreditor dan investor. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi Sosial (X3) Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Y1) Pengujian H5 ditunjukkan untuk menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA (Return On Asset), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(SO) dengan ROA. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 1, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi sosial (SO) adalah 0,290>0,05 yang artinya pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga hipotesis 5 tidak dapat diterima. Pengungkapan kinerja sosial tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan dikarenakan kinerja finansial perusahaan yang diukur menggunakan ROA lebih dilihat dari perolehan laba yang dihasilkan dibandingkan dengan pengungkapan kinerja sosial itu sendiri. Dengan meningkatkan penjualan atau produksi perusahaan akan lebih mampu melihat kenaikan kinerja finansial. Tidak adanya pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan sosial terhadap CR nampaknya dikenakan sifat dari nilai biaya pengungkapan laporan keberlanjutan yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan keterbatasan dana anggaran untuk mengungkapkan informasi sosial. Karena keterbatasan dana biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial inilah menyebabkan perusahaan tidak mendapat dukungan dari para stakeholder untuk melakukan investasi sehingga likuiditas perusahaan menurun menyebabkan perusahaan menjadi tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya sehingga image perusahaan menjadi rendah dan negatif dimata para stakeholder.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) Tabel 2. Hasil Uji Regresi Model II Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.297
.206
EC
-.200
.465
EN
.464
SO
.195
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
6.313
.000
-.060
-.430
.668
.489
.166
.949
.346
.640
.058
.305
.761
a. Dependent Variable: CR Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi Ekonomi (X1) Terhadap Likuiditas Perusahaan (Y2) Pengujian H2 ditunjukkan untuk menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi terhadap likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan CR (Current Ratio), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(EC) dengan CR. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 2, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi ekonomi (EC) adalah 0,668>0,05 yang artinya pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan, sehingga hipotesis 2 tidak dapat diterima. Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap ekonomi bagi pemangku kepentingannya dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Sehingga tampaknya tidak berkaitan dengan CR yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi Lingkungan (X2) Terhadap Likuiditas Perusahaan (Y2) Pengujian H4 ditunjukkan untuk menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan terhadap likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan CR (Current Ratio), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(EN) dengan CR. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 2, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi lingkungan (EN) adalah 0,364>0,05 yang artinya
pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan, sehingga hipotesis 4 tidak dapat diterima. Tidak adanya pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan terhadap CR nampaknya dikarenakan untuk menerbitkan laporan keberlanjutan tidak tergantung pada tingkat likuiditas. Namun tergantung pada tingkat kepekaan perusahaan terhadap kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Meskipun jumlah hutang yang dimiliki perusahaan besar namun jika perusahaan memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang besar terhadap lingkungannya, maka perusahaan tersebut akan tetap menerbitkan laporan keberlanjutan. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Dimensi Ekonomi (X3) Terhadap Likuiditas Perusahaan (Y2) Pengujian H6 ditunjukkan untuk menguji pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial terhadap likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan CR (Current Ratio), dengan melihat hubungan antara skor SRDI(SO) dengan CR. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 2, terlihat bahwa signifikansi variabel dimensi sosial (SO) adalah 0,761>0,05 yang artinya pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan, sehingga hipotesis 6 tidak dapat diterima. Tidak adanya pengaruh pengungkapan laporan keberlanjutan sosial terhadap CR nampaknya dikenakan sifat dari nilai biaya pengungkapan laporan keberlanjutan yang terlalu tinggi,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) sehingga menyebabkan keterbatasan dana anggaran untuk mengungkapkan informasi sosial. Karena keterbatasan dana biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial inilah menyebabkan perusahaan tidak mendapat dukungan dari para stakeholder untuk melakukan investasi sehingga likuiditas perusahaan menurun menyebabkan perusahaan menjadi tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya sehingga image perusahaan menjadi rendah dan negatif dimata para stakeholder. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (2) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan. (3) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (4) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan. (5) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. (6) Tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dimensi sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Saran Meskipun pengungkapan laporan keberlanjutan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, namun demikian penting bagi perusahaan untuk secara serius menerapkan praktik keberlanjutan atau sustainability dalam keputusan bisnis mereka sebagai bentuk tanggungjawabnya terhadap generasi berikutnya. Konsumsi yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses produksi harusnya tidak memberikan dampak negatif terhadap konsumsi generasi yang
akan datang. Bagi investor penting untuk dapat selektif dalam membuat keputusan investasi. Investor seharusnya dapat mempertimbangkan faktor selain faktor keuangan misalnya tentang praktik sustainability. DAFTAR PUSTAKA Bangkit A, Dimas. 2013. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Chariri, Anis dan Firman Aji Nugroho. 2009. Retorika dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang. 4-6 November 2009. Dewi. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earning Management: A Political Cost Perspective. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang. Handayani, Titik. 2014. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Likuiditas Perusahaan yang Termasuk dalam Daftar Efek Syariah Tahun 2010-2012. Skripsi. Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Idah. 2013. Peran Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report pada Perusahaan Terdaftar Di Bei Periode 2010-2011. Skripsi. Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Sari,
Nuraini. 2014. Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI): Studi Kasus Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No. 1 Tahun 2017) dan Timah (Persero) Tbk. Binus Business Review. Fakultas Ekonomi Universitas BINUS. Soelistyoningrum, Jenia Nur dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Pengungkapan Sustainability report terhadap Kinerja Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Universitas Diponegoro Semarang. Tarigan, Josua dan Hatane Semuel. 2014. Pengungkapan Sustainability Report dan Kinerja Keuangan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16, No. 2 , Tahun 2014. Hal. 88-101. Weber, O., Koellner, T., Habegger, D., Steffensen, H., & Ohnemus, P. 2005. The Relation Between Sustainability Performance and Financial Performance of Firms. International Journal, Vol. 5, No. 3 Tahun 2008. Hal. 236-564. Wibowo, Imam dan Sekar Akrom Faradiza. 2014. Dampak Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan dan Pasar Perusahaan. SNA 17. Mataram Lombok.