e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM DAN KAPITALISASI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG BERADA PADA INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2009-2013 (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA) 1
Ni Luh Nonik Tika Silviyani,1Edy Sujana, 2I Made Pradana Adiputra. Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh Pengaruh Likuiditas Perdagangan Saham Dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Berada Pada Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan selama 5 tahun pengamatan. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 laporan yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Return = 6,358 – 0,274 FREK + 0,151 VOL – 0,184 MV + e. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan dengan return saham. (2) adanya pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap volume perdagangan dengan return saham. (3) tidak adanya pengaruh secara signifikan terhadap kapitalisasi pasar dengan return saham. Kata Kunci: frekuensi perdagangan, volume perdagangan, kapitalisasi pasar, dan return saham Abstract This study was aimed at finding out empirical evidence on the effect of stock trade and market capitalization on company stock return in LQ45 companies in Indonesia Stock Exchange in the 2009-2013 period (an empirical study of LQ45 companies in Bursa Efek Indonesia). The population consisted of all LQ45 companies registered in Indonesia Stock Exchange. The number of companies used as the sample in this study was 22 during 5 years observation. Based on purposive sampling method, the number of sample was 110 reports obtained through Indonesia Stock Exchange homepage site. The hypothesis testing was done using multiple regression analysis. The hypothesis testing using multiple regression analysis resulted in a multiple regression equation RETURN = 6.358 – 0.274 FREK + 0.105 VOL – 0.184 MV + e. From this study it is concluded as follows: (1) there is no significant effect of trade
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) frequency on stock return; (2) there is a positive but insignificant effect of stock volume on stock return and (3) there is no significant effect of market capitalization on stock return. Keywords: trade frequency, trade volume, market capitalization, and stock return.
PENDAHULUAN Perekonomian di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan suatu wadah atau tempat untuk memperjualbelikan instrumen keuangan (berupa obligasi dan saham) biasanya untuk jangka panjang (biasanya lebih dari jangka waktu satu tahun) (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Pertumbuhan ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan nilai kehidupan masyarakat, pola hidup, pola berpikir dan tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Dimana trend pola investasi sekarang mulai berjalan kearah investasi di pasar modal. Pasar modal mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman (lenders) ke peminjam (borrowers). Masyarakat masa kini memiliki keinginan yang semakin meningkat untuk menginvestasikan dananya, baik dalam bentuk saham deposito, atau dalam bentuk investasi lainnya. Pada dasarnya, investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk mengharapkan imbalan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2010; 2) “investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”. Di dalam pasar modal terdapat banyak sekuritas yang diperdagangkan mulai dari saham, reksadana, obligasi dan sertifikat berharga lainnya. Salah satu jenis investasi yang cukup menarik masyarakat adalah investasi dalam bentuk saham. Dahlan (2005; 507) mendefinisikan saham sebagai surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Untuk melakukan investasi di pasar modal, diperlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Dalam melakukan investasi pada saham, harapan yang diinginkan investor adalah memperoleh return. Menurut Jogianto (2010: 205) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat digunakan sebagai salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan (Eduardus Tendelilin, 2010). Oleh karena itu, return sangat penting sebagai salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal Werner R Murhadi (2008). Analisis yang digunakan investor untuk penilaian terhadap suatu saham perusahaan dengan mengunakan analisis teknikal. Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan harga saham dari waktu kewaktu seperti informasi harga dan volume. Informasi teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu lampau. Menurut Purwaningsih (2008; 91), likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Makin tinggi tingkat rasio perusahaan tersebut, maka makin tinggi posisi likuiditas perusahaan tersebut. Otoritas BEI menggunakan volume perdagangan, harga, frekuensi sebagai ukuran-ukuran likuiditas saham. Semakin besar volume, nilai, dan frekuensi, dari sebuah saham semakin tinggi likuiditas saham tersebut Frensidy (2008). Menurut Mulyana (2011) semakin likuid frekuensi transaksi, semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu. Saham dengan tingkat likuiditas tinggi akan meningkatkan probabilitas untuk mendapatkan return saham, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Jadi saham dikatakan likuid jika saham tidak memiliki kesulitan dalam membeli atau menjual kembali. Frekuensi perdagangan adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Saham yang frekuensi perdagangannya besar diduga dipengaruhi transaksi saham yang sangat aktif, hal ini disebabkan karena banyaknya minat investor. Dengan demikian frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut diminati investor atau tidak (Margaretha Harsono,2003; 179). Volume perdagangan merupakan suatu indikator likuiditas saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004; 26). Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Peningkatan volume perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish (Husnan, 1998) dalam Hasanah Musbitul 2012. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh banyak investor. Kecenderungan investor adalah tertarik pada saham yang memberikan return tinggi walau berisiko (Copeland, 1995) dalam Hasanah Musbitul 2012. Kapitalisasi pasar yang besar umumnya menjadi salah satu daya tarik para investor dalam memilih saham. Menurut Rahardjo (2006; 41) kapitalisasi pasar (market capitalization) adalah nilai pasar dari saham yang diterbitkan (outstanding share) suatu emiten. Fakhruddin (2008; 115) mendefinisikan kapitalisasi pasar sebagai nilai besaran perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham. Pada umumnya saham yang kapitalisasinya besar menjadi incaran investor untuk berinvestasi jangka panjang karena potensi pertumbuhan perusahaan yang mengagumkan disamping pembagian dividen serta eksposur risiko yang relatif rendah. Karena banyak peminatnya, maka harga saham umumnya relatif tinggi sehingga akan memberikan return yang tinggi pula.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di BEI periode 2009-2013. Dengan melihat berapa kali atau frekuensi jumlah saham yang di perdagangkan, dapat dilihat bahwa saham tersebut diminati atau tidak oleh investor. Dengan meningkatnya jumlah frekuensi transaksi perdagangan, yang biasanya disebabkan permintaan yang tinggi maka harga saham akan terdorong naik sehingga return saham juga akan meningkat. Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal, aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk pada pasar modal. Dalam penelitian yang dilakukan Agung Helmi (204) menyatakan bahwa variabel frekuensi perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal tersebut, rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H1: Frekuensi perdagangan memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Kegiatan perdagangan saham dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan (trading volume activity). Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Peningkatan volume perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish (Husnan, 1998) dalam Hasanah Musbitul 2012. Menurut penelitian yang dilakukan Wahyu Dheny (2009) menyatakan volume perdagangan menunjukkan hasil positif namun tidak signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal tersebut, rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H2: Volume perdagangan memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Kapitalisasi pasar yang besar umumnya menjadi salah satu daya tarik para investor dalam memilih saham. Makin besar kapitalisasi pasar suatu saham, makin lama pula investor menahan kepemilikan sahamnya, karena investor menganggap bahwa perusahaan besar akan cenderung lebih stabil dari sisi keuangannya, resiko lebih kecil dan memiliki prospek yang bagus dalam jangka panjang dengan harapan return yang besar. Menurut Faried Asbi Rachman menyebutkan bahwa variabel nilai kapitalisasi pasar berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal tersebut, rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H3: Kapitalisasi pasar memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah apakah frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di BEI periode 2009-2013. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya sebuah informasi dalam pengambilan keputusan investasi yang salah satu caranya dengan memperhatikan analisa melalui frekuensi perdagangan, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar bagi investor-investor yang nantinya dapat meningkatkan return saham pada saat berinvestasi. METODE Dalam penelitian ini analisi faktor teknikal akan diteliti dalam pengaruhnya terhadap return saham perusahaan. Faktor teknikal disini meliputi frekuensi perdagangan, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitian akan membahas seberapa besar pengaruh frekuensi perdagangan, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar terhadap return saham. Penelitian ini diambil karena masih terdapat perbedaan penelitian yang satu dengan yang lain serta terdapat perbedaan antara keadaan riilnya dari data penelitian dari teori yang ada.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Denpasar atau dengan mengakses data sekunder yang berupa laporan keuangan, annual report yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang diperoleh dari situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Tujuan dari pengamatan ini difokuskan untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana pengaruh antara variabel (X1) Frekuensi Perdagangan Saham, (X2) Volume Perdagangan Saham dan (X3) Kapitalisasi Pasar ,terhadap (Y1) Return Saham perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013. Alasan peneliti memilih saham LQ45 sebagai obyek penelitian karena saham LQ45 merupakan saham-saham yang paling aktif diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia dan merupakan saham-saham unggulan yang di pilih sehingga dapat lebih akurat dalam analisisnya secara runtut waktu. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Kemudian perlu ditambahkan bahwa dalam penelitian ini diambil 22 perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia karena dari 22 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian telah memenuhi pertimbangan subjektif peneliti, dimana syarat dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik yang dilaksanakan dalam penelitian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) ini, yaitu : uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Uji multikolinearitas Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2007:95), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dan Uji autokorelasi Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2007: 99–100) uji autokorelasi ini dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti data cross section). Uji hipotesis yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu : Analisis regresi linear berganda adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2004). Uji T menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat. 2
Koefisien determinasi (R ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, diperoleh sebanyak 22 perusahaan yang berada pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun yakni dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Deskripsi sampel penelitian dapat di temukan pada Tabel 1 Variabel Penelitian.
Tabel 1. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Frekuensi 110 Volume 110 Market_Capitalization 110 Return 110 Valid N (listwise) 110 Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014
Minimum 13300 267869 1.E13 -.8513242
Faktor frekuensi perdagangan yang menunjukkan jumlah transaksi perdagangan yang terjadi dalam 1 tahun memiliki rata-rata sebanyak 287.988,53 kali. Jumlah frekuensi terendah terjadi sebanyak 13.300 kali sedangkan frekuensi terbanyak terjadi sebanyak 756.734 kali. Nilai standar deviasi frekuensi perdagangan saham diperoleh sebanyak 142.147,422 yang menunjukkan adanya variasi yang besar dari frekuensi perdagangan saham perusahaanperusahaan sampel. Faktor volume perdagangan yang menunjukkan jumlah saham yang terjual yang terjadi dalam 1 tahun memiliki rata-rata
Maximum 756734 36839194 6.E14 8.9183674
Mean 287988.53 5821393.85 1.50E14 .687309006
Std. Deviation 142147.422 7049364.466 1.233E14 1.7141751287
sebanyak 5.821.393,85 lembar saham. Jumlah volume perdagangan terendah terjadi hanya sebanyak 267.869 lembar saham sedangkan volume perdagangan terbanyak terjadi sebanyak 36.839.194 lembar saham selama 1 tahun. Besarnya standar deviasi diperoleh sebesar 7.049.364,466 yang menunjukkan bahwa variasi volume perdagangan saham yang besar dari perusahaan-perusahaan sampel. Faktor kapitalisasi pasar yang menunjukkan ukuran perusahaan atau besarnya kapitalisasi perusahaan yang didasarkan pada nilai saham yang beredar dalam 1 tahun memiliki rata-rata sebesar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Rp. 150.000.000.000.000. Nilai pasar saham perusahaan terendah senilai Rp. 10.000.000.000.000 sedangkan nilai pasar saham tertinggi sebesar Rp. 600.000.000.000.000. Standar deviasi kapitalisasi pasar adalah sebesar Rp. 123.300.000.000.000 yang berarti terdapat variasi nilai kapitalisasi pasar yang besar pada perusahaan-perusahaan sampel. Rata-rata return saham selama periode tahun 2009-2013 diperoleh sebesar 0,6873 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,7142. Return saham terendah adalah sebesar -0,8513 dan return saham tertinggi adalah sebesar 8,9184. Uji asumsi klasik yang pertama yaitu uji normalitas. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dari hasil Uji Normalitas menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap data residual penelitian menunjukkan pada awalnya data residual tidak berdistribusi normal. Untuk itu sejumlah 22 data dikeluarkan dari model regresi untuk menghasilkan data residual yang normal yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Pola pada grafik normal P-P Plot menunjukkan data residual yang menyebar dekat dengan garis diagonal. Tampilan grafik normal probabilitiy plot pada output untuk regresi yang menunjukkan bahwa titiktitik (data) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti atau mendekati arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Uji asumsi klasik kedua yaitu Uji multikolineritas, pengujian adanya multikolinear dapat diketahui dengan nilai VIF atau Variance Inflation Factor dari masing-masing variabel. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai VIF ≤ 10 dan tolerance ≥ 0,10. Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2.Hasil Uji Multikolinearitas
Model 1
(Constant) Frekuensi_X1 Volume_X2 Market_Cap_X3 A. Dependent Variable: Return_Y Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014 Uji asumsi klasik ketiga yaitu Heterorkedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Collinearity Statistics Tolerance VIF .729 .787 .917
1.372 1.271 1.091
Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Hasil uji Scatter Plot menunjukkan pola yang menyebar. Hal tersebut terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y Hal ini berarti bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Uji asumsi klasik keempat yaitu Autokorelasi, Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda digunakan uji Durbin-Watson. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai DW sebesar 1,968. Sedangkan nilai d diperoleh sebesar 1,7455 u
dan dL sebesar 1,6336. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai DW berada diantara d yaitu 1,7455 dan 4 – d
u
u
yaitu 2,2545.
Dengan demikian nilai menunjukkan (1.7455 < 1.968 <2.2545). Jadi dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model regresi yang diprediksi yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas Tabel 3. Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .208a .043 .004 1.24293 a. Predictors: (Constant), Market_Cap_X3, Volume_X2, Frekuensi_X1 b. Dependent Variable: Return_Y Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014
Uji hipotesis selanjutnya Uji Analisis Regresi Berganda dan Uji T untuk menguji hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk menentukan t tabel, taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan, df = (n-k-1), dimana k merupakan jumlah variabel bebas, H0 ditolak atau Ha diterima apabila thitung > ttabel artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Uji Regresi Berganda adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
Durbin-Watson 1.968
independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata – rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2004). Pada bagian akan dikaji pengaruh variabel bebas yaitu frekuensi perdagangan, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap return saham. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program komputer Statistik Package for Sosial Scince ( SPSS ) dapat diperoleh hasil pada Tabel 4 sebagai berikut :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Tabel 4. Regresi Linear Berganda Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta 1 (Constant) 6.358 5.771 Frekuensi_X1 -.274 .277 -.133 Volume_X2 .151 .138 .141 Market_Cap_X3 -.184 .177 -.124 a. Dependent Variable: Return_Y Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014 Pembahasan frekuensi Perdagangan Terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda RETURN = 6,358 – 0,274 FREK + 0,151 VOL – 0,184 MV + e. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar -0,989 dengan nilai probabilitas sebesar 0,326 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan return saham berubah bukan berdasarkan frekuensi perdagangan saham, tetapi masih banyak pengaruh yang lebih besar lagi. Disamping itu terdapat juga faktorfaktor yang mempengaruhi seperti kondisi perekonomian yang masih mengalami tekanan akibat krisis, menyebabkan memperlambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2009. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari memburuknya ekonomi serta kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Tekanan yang tinggi pada pasar keuangan global di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi telah memberikan tekanan pada kinerja perdagangan dan pasar keuangan nasional. Penarikan modal dan meningkatnya risiko investasi menyebabkan harga saham menurun Ardiningsih (2013). Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal dan akan berimbas pada menurunnya return saham.
Collinearity Statistics t 1.102 -.989 1.093 -1.039
Sig. Tolerance VIF .274 .326 .729 1.372 .278 .787 1.271 .302 .917 1.091
Penelitian yang dilakukan Lu’luil Maknum (2010) juga menemukan hasil yang sama bahwa frekuensi perdagangan saham tidak menunjukkan pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Pembahasan Volume Perdagangan Terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda RETURN = 6,358 – 0,274 FREK + 0,151 VOL – 0,184 MV + e. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar 1,093 dengan nilai probabilitas sebesar 0,278 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Volume Perdagangan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return saham. Arah koefisien positif menjelaskan bahwa peningkatan Volume Perdagangan akan mengakibatkan peningkatan return saham. Kegiatan perdagangan saham dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan. Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar yang akan membaik. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati banyak investor. Namun saham dengan volume perdagangan yang tinggi tidak menjamin perusahaan tersebut menghasilkan return saham yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh fluktuasi nilai harga saham sebagai salah satu penyebab kemerosotan gairah perdagangan Bursa Efek di Indonesia. Fluktuasi merupakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) suatu keadaan dimana harga saham yang naik turun dapat mempengaruhi return saham. Dimana harga saham yang berfluktuasi akan dapat mengurangi tingkat kepercayaan investor. Hal ini menunjukkan volume perdagangan saham yang tinggi akan menarik minat investor dalam berinvestasi sehingga akan meningkatkan return saham yang akan diterima, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap return saham tersebut. Hasil temuan ini mendukung hasil dari Dheny Wahyu Fuandi (2009) yang menyatakan bahwa volume perdagangan berpengaruh terhadap return saham namun tidak signifikan. Hasil penelitian yang tidak signifikan antara variabel volume perdagangan dan return saham disebabkan adanya fluktuasi pada volume perdagangan. Volume perdagangan tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya frekuensi perdagangan tetapi juga dipengaruhi oleh nilai dari perdagangan atau transaksi. Hal ini mengindikasikan bahwa suatu saham memiliki volume perdagangan yang tinggi dan saham tersebut dinyatakan sebagai saham yang aktif diperdagangkan, namun saham dengan volume perdagangan yang tinggi tidak menjamin perusahaan tersebut menghasilkan return saham yang tinggi. Pembahasan Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda RETURN = 6,358 – 0,274 FREK + 0,151 VOL – 0,184 MV + e. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar -1,039 dengan nilai probabilitas sebesar 0,302 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kapitalisasi Pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian yang tidak berpengaruh secara signifikan antara variabel kapitalisasi pasar dan return saham kemungkinan disebabkan adanya instabilitas ekonomi makro yang terus meningkat akibat nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi, tingkat inflasi yang terus menanjak, suku bunga deposito serta cadangan devisa yang semakin tergerus
membuat Indonesia memasuki “Lampu Kuning” krisis. Nilai tukar suatu mata uang merupakan hasil interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. Penentuan kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia. Karena kurs valas sangat mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan, dan besarnya biaya yang akan diperoleh dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar modal. Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan dapat mengurangi tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Ini tentu akan menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal, bagi investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga terjadi Capital of Flow dan hal ini akan berimbas pada menurunnya harga saham. Jika harga saham menurun maka hal ini akan mengakibatkan nilai kapitalisasi pasar kecil dan tingkat return akan menurun. Faktor kedua yang mempengaruhi adalah tingkat inflasi. Inflasi merupakan suatu keadaan yang menunjukkan meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan yang menunjukkan turunnya nilai uang karena meningkatnya jumlah uang yang beredar tidak diimbangi dengan peningkatan persediaan barang. Hal ini akan mengakibatkan tingginya nilai mata uang asing. Dan pada akhirnya investor akan lebih memilih menanam-kan modalnya kedalam mata uang asing daripada menginvestasikannya dalam bentuk saham. Mengakibatkan turunnya harga saham secara signifikan. Hal ini akan mengakibatkan nilai kapitalisasi pasar kecil sehingga return akan menurun. Faktor berikutnya yang juga mempengaruhi adalah suku bunga deposito. Karena suku bunga deposito mempunyai hubungan timbal balik dengan return saham yang artinya, jika suku bunga naik maka return investasi yang akan diperoleh investor akan turun, sebaliknya jika suku bunga turun maka return investasi akan naik. Hal ini dikarenakan apabila suku bunga deposito terus meningkat, ada kecenderungan pemilik modal akan mengalihkan modalnya ke deposito dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) tentunya akan berakibat negatif terhadap harga saham perusahaan emiten di pasar modal. Minat investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal akan berkurang karena imbalan saham yang akan diterima lebih kecil dibandingkan dengan imbalan dari bunga deposito. Akibatnya harga saham di pasar modal akan mengalami penurunan secara drastis. Dengan naiknya tingkat suku bunga deposito juga akan mempengaruhi peredaran uang di dalam negeri, peredaran uang akan menjadi sedikit karena para investor lebih baik menyimpan uang di bank daripada menginvestasikannya dalam bentuk saham (Pranoto, 2004). Demikian pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Eliza Wahyu Ratnasari (2003) bahwa kapitalisasi pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini menunjukkan kemungkinan disebabkan situasi perekonomian makro dan keadaan politik belum stabil. Sehingga para investor lebih mementingkan perhatiannya pada masalah luar perusahaan seperti politik dan sosial. SIMPULAN DAN SARAN Maka berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor teknikal dengan menggunakan analisis regresi berganda yang mempengaruhi return saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai tahun 2013 dengan menggunakan 3 variabel independent (frekuensi perdagangan, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar) dan satu variabel dependent (return saham) menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar -0,989 dengan nilai probabilitas sebesar 0,326 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Frekuensi Perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. (2) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar 1,093 dengan nilai probabilitas sebesar 0,278 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Volume Perdagangan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return saham. (3) Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil nilai t sebesar -1,039 dengan nilai probabilitas sebesar 0,302 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kapitalisasi Pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dalam berinvestasi saham di bursa efek, untuk meminimalkan terjadinya resiko seorang investor memerlukan informasi dalam pengambilan keputusan investasi yang salah satu caranya dengan memperhatikan kinerja saham perusahaan. Salah satu sumber informasi yang penting untuk menilai kinerja saham perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi adalah dengan menganalisa melalui frekuensi perdagangan saham, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar serta yang perlu diperhatikan juga yaitu pergerakan harga saham yang stabil sehingga mampu memberikan suatu pengembalian dari investasi yang diharapkan. Bagi investor dan calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI agar lebih seksama dan juga memperhatikan aspekaspek tersebut dan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi. Sehingga diharapkan akan dapat menghasilkan suatu pengembalian atas investasi tersebut dan mampu meningkatkan kinerja keuangan dengan lebih baik lagi nantinya bagi investor dan calon investor.
DAFTAR PUSTAKA Fakhruddin, Hendy M. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Frensidy, Budi. 2008. Dererminan Bid Ask Spread Saham-Saham Dalam kompas 100 di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Fuandi, Dheny. 2009. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume Perdagangan dan Kurs Terhadap Return Saham. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. BPFE. Yogyakarta. Magdalena Nany dan M. Abdul Aris. 2004. Pengujian Stabilitas Struktural Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian Return Saham Dan Volume Perdagangan Terhadap BidAsk Spread Pra Dan Pasca Laporan Keuangan. Empirika. Vol.17 No.1, Hal 40-49. Maknum, Lu’luil. 2010. Analisis Pengaruh Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan, Kapitalisasi Pasar, dan Trading Day Terhadap Return Saham. Margaretha, Farah. 2003. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta: Grasindo. Mulyana, Sri. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press. Medan. Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah. Musbitul, Hasanah. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Volume Perdagangan dan Kurs Terhadap Return Saham. Pranoto, Sawaldjo. 2004. Keungan, Perbankan dan Pasar Keuangan. Penerbit LP3ES. Jakarta. Purwaningsih, A. 2008. Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kinerja, 12 (1) : 85-99. Raharjdo,S. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Ratnasari, Eliza. 2003. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi
Pasar Terhadap Return Saham di BEJ. Riyadi, Agung. 2004. Kajian Faktor Fundamental Perusahaan, Frekuensi, Volume Perdagangan Saham, dan Kapitalisasi Pasar yang Mempengaruhi Return Saham LQ45 di BEJ. Universitas Diponegoro Semarang. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi Kelima. Jakarta: FE UI. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Bisnis.Bandung : CVAlfabeta. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius. Werner, R Murhadi. 2008. Idiosyncratic Risk dan Terhadap Return Saham. http:// www.idx.co.id
Pengaruh Likuiditas