e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017)
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEMAUAN WAJIB PAJAK DALAM MENGIKUTI PROGRAM TAX AMNESTY (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Singaraja)
1Ayu
Tut Sukma Trisnasari, 1Edy Sujana, 2Nyoman Trisna Herawati
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan terhadap kemauan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Singaraja yang berada di wilayah Kecamatan Buleleng dalam mengikuti program Tax Amnesty. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kausal dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden yang merupakan wajib pajak orang pribadi yang berada di wilayah Kecamatan Buleleng. Penentuan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Model regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran wajib pajak berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti program Tax Amnesty, (2). Sosialisasi perpajakan berpengaruh secara positif terhadaindepenp kemauan wajib pajak dalam mengikuti program Tax Amnesty, (3). Pengetahuan perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti program Tax Amnesty. Kata Kunci: Tax Amnesty, Kesadaran wajib pajak, Sosialisasi, Pengetahuan perpajakan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Abstract This study was aimed at analyze the effect of tax payers’ awareness, tax socialization and knowledge about tax on the willingness of tax payers to join tax amnesty program of the individual personal tax payers who are registered in KPP Pratama Singaraja which is located in Buleleng district jurisdiction in joining Tax Amnesty program. This study was a causal quantitative research that used primary data obtained through questionnaire distribution to 100 respondents who are individual personal tax payers who live in the jurisdiction of Buleleng district. The sample was drawn by using Proportionate Stratified Random Sampling. Multiple Regression Model was used to test the relation between the independent variables and the dependent variable. The results showed that (1) the tax payers’ awareness has a positive effect on the willingness of tax payers to join Tax Amnesty Program, (2) tax socialization has a positive effect on tax payers to join Tax Amnesty Program and (3) Knowledge about tax has a positive effect on tax payers to join Tax Amnesty Program.
Keywords: Tax Amnesty, Tax payers’ awareness, Tax socialization, Knowledge about tax.
PENDAHULUAN digunakan untuk keperluan Negara bagi Pembangunan sangatlah penting sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU demi terwujudnya keinginan masyarakat dan KUP No. 28 Tahun 2007). bangsa Indonesia. Pembangunan ini dapat Sumber penerimaan dari sektor pajak terjadi apabila adanya dana atau biaya yang mempunyai umur yang tidak terbatas dan dapat digunakan untuk membiayai terus akan meningkat dengan bertambahnya pembangunan itu sendiri. Maka dari itu, jumlah penduduk. Oleh sebab itu, tidak bisa pemerintah berupaya semaksimal mungkin dipungkiri bahwa peran serta Wajib Pajak untuk mengoptimalkan penerimaan Negara akan sangat mempengaruhi jumlah dan salah satu sumber penerimaan yang penerimaan pajak yang ingin dicapai. Adapun terbesar adalah bersumber dari pajak. jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pajak merupakan kontribusi wajib Pelayanan Pajak Pratama Singaraja yaitu kepada Negara yang terutang oleh orang sebagai berikut: pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan Tabel 1. Data Wajib Pajak dan Penerimaan Tahun 2013 – 2015
Keterangan
2013
2014
2015
54.568 265.531.221.329
59.348 267.775.752.000
64.517 295.665.006.000
197.198.383.696 265.531.221.329 Sumber: KPP Pratama Singaraja, Tahun 2016 (data diolah)
258.294.630.189
WP OP Target Penerimaan Realisasi Penerimaan
Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh informasi bahwa, terjadi peningkatan jumlah
Wajib Pajak pada tahun 2013 hingga tahun 2015. Dimana, pada tahun 2013 jumlah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 54.568 pajak tidak sesuai dengan target yang telah dengan realisasi penerimaan ditetapkan. Terdapat penurunan realisasi 197.198.383.696, tahun 2014 jumlah Wajib penerimaan pajak dari tahun 2014 ke tahun Pajak Orang Pribadi sebesar 59.348 dengan 2015 sebesar 7.236.591.140. realisai penerimaan 265.531.221.329 dan Salah satu penyebab turunnya tahun 2015 dengan jumlah Wajib Pajak penerimaan dari sektor pajak adalah Orang Pribadi 64.517 jumlah realisasi kepatuhan Wajib Pajak. Dari data yang penerimaan yang diperoleh yaitu sebesar diperoleh pada KPP Pratama Singaraja, 258.294.630.189. Terlihat jelas bahwa pada kepatuhan Wajib Pajak dapat dilihat pada tahun 2014 dan tahun 2015 penerimaan tabel berikut: Tabel 2. Kepatuhan Wajib Pajak Keterangan
2013
2014
WP OP Terdaftar 54.648 60.886 WP OP Terdaftar Wajib 44.097 44.257 SPT Persentase 80,69% 72,68% Sumber: KPP Pratama Singaraja, Tahun 2016 (data diolah) Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Singaraja tiap tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013 tingkat kepatuhan Wajib Pajak berada pada persentase 80,69%, pada tahun 2014 berada pada persentase 72,68% dan pada tahun 2015 berada pada persentase 64,68%. Oleh karena itu, kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Singaraja harus terus ditingkatkan baik dari pihak pemungut pajak maupun Wajib Pajak itu sendiri. Sebagai penerimaan Negara yang sangat dominan, maka penerimaan pajak harus berjalan secara optimal. Hal ini diikuti dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak dengan melakukan pembaharuan terhadap sikap petugas yang harus profesional dan transparan, pengabdian yang tinggi dan penyempurnaan peraturan perundangundangan pajak dan sistem perpajakan. Berbagai upaya peningkatan penerimaan pajak telah dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan Tax Reform (pembaharuan di bidang perpajakan) yaitu dengan dikeluarkannya Program Sunset Policy tahun 2015. Dan kebijakan terbaru di bidang perpajakan yang
2015 64.517 41.732 64,68%
dikeluarkan pemerintah adalah pelaksanaan program Tax Amnesty. Adapun penyebab dikeluarkannya Program Tax Amnesty ini adalah untuk meningkatkan jumlah penerimaan di sektor pajak, meningkatkan ekstensifikasi pajak di tahun-tahun berikutnya dan untuk menambah likuiditas domestik khususnya dari dana repatriasi untuk membiayai pembangunan baik program dan proyek pemerintah maupun investasi swasta yang diharapkan mendorong perbaikan ekonomi nasional. Sebelumnya, Indonesia sudah pernah melakukan Tax Amnesty ini di tahun 1984.Tetapi, program ini tidak berjalan secara efektif karena kurangnya respon dari Wajib Pajak dan tidak adanya reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeluruh. Tax Amnesty merupakan hak yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk secara sukarela mengungkapkan harta yang selama ini mungkin belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Sebelumnya, Nugroho (2010) dalam penelitiannya mengenai Sunset Policy menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan Program Sunset Policy yaitu : (1) Ketidaktahuan WP mengenai Sunset Policy
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) (2) Kekurangsadaran dan kepatuhan Wajib Pajak atas kewajiban perpajakan (3) Adanya keterlambatan aturan pelaksanaan yang berkenaan dengan pelaksanaan Sunset Policy. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menggunakan faktor ketidakberhasilan tersebut khusunya yang berkenaan dengan kepatuhan Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya sebagai variabel yang diduga dapat mempengaruhi kemauan Wajib Pajak dalam mengikuti Program Tax Amnesty ini. Adapun faktor ketidakpatuhan Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya tersebut yaitu Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tatiana dan Adi (2011), mengenai dampak program Sunset Policy terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi kemuan membayar pajak. Faktor-faktor tersebut yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan Sunset Policy memberikan pengaruh positif terhadap ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011), yang meneliti pengaruh Sunset Policy terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Dimana, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Sunset Policy memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran membayar pajak, pemahaman terhadap peraturan perpajakan, dan persepsi yang baik atas efektifitas perpajakan. Selanjutnya, faktor yang diduga mempengaruhi kemauan Wajib Pajak dalam mengikuti Tax Amnesty adalah sosialisasi perpajakan. Kurangnya sosialisasi perpajakan kepada masyarakat berakibat pada rendahnya pengetahuan Wajib Pajak yang akan membuat kepatuhan untuk menjalankan kewajiban perpajakan semakin
menurun. Jika sosialisasi secara rutin dilakukan dan diikuti oleh Wajib Pajak maka akan dapat meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak mengenai aturan-aturan perpajakan. Dimana, Wajib Pajak yang paham akan aturan perpajakan sudah tentu akan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah (Burhan, 2015). Bercermin dari hal-hal tersebut, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Peneliti mengadopsi variabel kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak sebagai faktor yang mempengaruhi kemauan Wajib Pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada perubahan kebijakan perpajakan.Sebelumnya membahas mengenai Sunset Policy dan pada penelitian ini yaitu membahas mengenai Tax Amnesty. Definisi pajak menurut Mardiasmo (2016) adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untk membayar pengeluaran umum. Fungsi pajak dibedakan menjadi dua yakni fungsi Budgetair dan fungsi Regulerend. Jenis pajak dibedakan berdasarkan golongan, wewenang pemungut, maupun sifatnya. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 didefinisikan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Definisi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak Pasal 1 menyebutkan bahwa: “Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini”. Kesadaran menurut (Tarjo dan Sawarjuwono, 2005:126) adalah rasa rela untuk melakukan sesuatu yang sebagai kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah. Sosialisasi Perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara perpajakan melalui metode-metode yang tepat (Burhan, 2015). Pengetahuan perpajakan merupakan suatu hasil tahu dari seseorang yang diperoleh melalui hasil penglihatan dan penginderaan tentang suatu objek yang berhubungan dengan teknis perpajakan baik itu tentang tarif, teknik pengenaan pajak, pembaharuan di bidang perpajakan dan manfaat yang diperoleh apabila wajib pajak telah memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan dan pengetahuan perpajakan terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti program Tax Amnesty. Kesadaran merupakan hal yang menjadi tumpuan utama bagi manusia untuk melakukan suatu tindakan.Kesadaran Wajib Pajak disini dimaksudkan bahwa Wajib Pajak mengetahui dan memahami bahwa Program Tax Amnesty memberikan banyak manfaat bagi Wajib Pajak itu sendiri. Ketika masyarakat khususnya Wajib Pajak
mengetahui dan memahami fungsi, tujuan, dan manfaat Tax Amnesty maka kesadaran Wajib Pajak diduga akan mempengaruhi Wajib Pajak untuk mengikuti Program Tax Amnesty. H1 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara positif terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam mengikuti Program Tax Amnesty. Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara perpajakan melalui metode-metode yang tepat (Burhan, 2015). Ketika masyarakat khususnya wajib pajak orang pribadi mengetahui dan memahami peraturan perpajakan yang berlaku maka semakin patuh wajib pajak tersebut untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. H2 : Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan Wajib Pajak Dalam mengikuti Program Tax Amnesty. Tingkat pengetahuan perpajakan yang dimiliki Wajib Pajak akan mempengaruhi pengambilan keputusan Wajib Pajak itu sendiri. Pengetahuan perpajakan disini yaitu Wajib Pajak memiliki informasi mengenai Program Tax Amnesty. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki Wajib Pajak maka akan semakin tinggi tingkat kemauan Wajib Pajak untuk mengikuti Program Tax Amnesty. H3 : Pengetahuan Perpajakan berpengaruh secara positif terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam mengikuti Program Tax Amnesty. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka dan dihitung dengan menggunakan metode statistik.Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer.Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak pertama tanpa adanya pelantara.Data primer ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) (kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Singaraja Kec.Buleleng yang merupakan responden dalam penelitian ini. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi: pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi: uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Metode analisis data menggunakan analisis linier berganda, uji hipotesis t (t test) dan uji koefesien determinasi R2 (Adjusted R Square). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Penyebaran dan pengisian kuesioner ini dilakukan selama dua puluh satu hari yaitu mulai dari tanggal 28 November sampai dengan 18 Desember. Kuesioner disebarkan kepada 100 responden, kemudian karena peneliti mendatangi dan melakukan pendampingan secara langsung terhadap responden saat pengisian kuesioner, maka kuesioner yang berjumlah 100 eksemplar dapat diterima kembali semua secara lengkap oleh peneliti. Uji validitas bertujuan untuk menguji seberapa baik instrumen penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Pedoman
suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikan di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Dari pengujian validitas yang telah dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang berkaitan dengan variabel kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty dapat dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,444 yang berada diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai Tolerance semua variabel bebas berada diatas 0,10 dan nilai VIF semua variabel bebas berada di bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai signifikan seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model t B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.487 2.051 2.187 X1 .383 .102 .348 3.742 X2 .273 .089 .250 3.059 X3 .261 .097 .252 2.677 a. Dependent Variable: Y
Sig. .031 .000 .003 .009
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai konstanta (α) sebesar 4,487, nilai b1 sebesar 0.383; nilai b2 sebesar 0,273; nilai b3 sebesar 0,261. Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat persamaan regresinya sebagai berikut. Y = 4,487 + 0,383X1 + 0,273X2 + 0,261X3 + ε Persamaan regresi yang terbentuk dapat diintreprestasikan sebagai berikut:
dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty (Y) akan naik sebesar 0,383. c. Koefesien regresi variabel Sosialisasi Perpajakan (X2) sebesar 0,273 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel Sosialisasi Perpajakan (X2) sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty (Y) akan naik sebesar 0,273. d. Koefesien regresi variabel Pengetahuan Perpajakan (X3) sebesar 0,261 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel Pengetahuan Perpajakan (X2) sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty (Y) akan naik sebesar 0,261.
a. Konstanta sebesar 4,487 berarti bahwa dengan mengesampingkan pengaruh besarnya Kesadaran (X1), Sosialisasi Perpajakan (X2), dan Pengetahuan Perpajakan (X3) maka besarnya Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty (Y) adalah 4,487. b. Koefesien regresi variabel Kesadaran (X1) sebesar 0,383 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel Kesadaran (X1) sebesar satu satuan Tabel 4. Hasil Uji t (t test) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model T B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.487 2.051 X1 .383 .102 .348 X2 .273 .089 .250 X3 .261 .097 .252 a. Dependent Variable: Y Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka berdasarkan Tabel 4 secara terperinci dihasilkan pengujian sebagai berikut. Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh variabel Kesadaran terhadap variabel Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty menunjukkan bahwa variabel Kesadaran mempunyai t hitung sebesar 3,742 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,985. Nilai signifikan sebesar 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, hal tersebut berarti H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kesadaran berpengaruh secara signifikan
Sig. 2.187 3.742 3.059 2.677
.031 .000 .003 .009
terhadap Kemauan Wjaib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty. Pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh variabel Sosialisasi Perpajakan terhadap variabel Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty menunjukkan bahwa variabel Sosialisasi Perpajakan mempunyai t hitung sebesar 3,059 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1.985. Nilai signifikan sebesar 0,003 yang mana nilai tersebut lebih kecil 0,05, hal tersebut berarti H2 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Perpajakan Hasil pengujian hipotesis terakhir mengenai pengaruh variabel Pengetahuan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Perpajakan terhadap variabel Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan mempunyai t hitung sebesar 2,667 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1.985. Nilai signifikan sebesar 0,009 yang
mana nilai tersebut lebih kecil 0,05, hal tersebut berarti H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Tax Amnesty.
Tabel 5. Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summary Model R 1 .655a a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
R Square .429
Berdasarkan Tabel 5 besarnya adjusted R2 adalah 0,429 hal ini berarti 42,9% variabel dependen kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty dapat dijelaskan oleh variabel independen yang meliputi kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan. Sedangkan sisanya sebesar 57,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Sikap Wajib Pajak, dan lain-lain. Pengaruh Kesadaran Terhadap Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Program Tax Amnesty Dalam penelitian ini, peneliti menguji bagaimana pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak di Kecamatan Buleleng sudah baik, dimana hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menunjukkan hasil dari regresi nilai t hitung yaitu sebesar 3,742 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,000 berada dibawah α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Kesadaran perpajakan bagi wajib pajak mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk mengikuti Tax Amnesty karena kesadaran merupakan modal utama wajib
Adjusted R Square .411
Std. Error of the Estimate 2.214
pajak untuk menumbuhkan rasa patuh. Kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak di Kecamatan Buleleng sudah baik. Hal ini tercermin dari hasil jawaban responden yang menunjukkan bahwa indikator kesadaran mengenai tujuan dan pentingnya pemungutan pajak mendapat skor paling tinggi. Ini berarti mereka memahami bahwa pajak itu penting dan merupakan kewajiban. Wajib pajak juga menyadari pentingnya fungsi pajak tersebut bagi Negara. Kesadaran ini menjadi bahan pertimbangan bagi wajib pajak apakah ingin mengikuti Tax Amnesty atau tidak. Itu artinya wajib pajak memiliki kesadaran bahwa tujuan diadakannya Tax Amnesty adalah penting dan memberikan manfaat bagi wajib pajak. Sepanjang enam bulan berlangsungnya Tax Amnesty, DJP mencatat jumlah dana dari program pengampunan pajak mencapai Rp 103,3 triliun. Dari jumlah tersebut, diperoleh dana tebusan yang diterima DJP berasal dari dana repatriasi dan deklarasi aset, baik dalam negeri maupun luar negeri. Angka itu merepresentasikan 63 persen dari target total dana tebusan hingga akhir Maret 2017, yang sebesar Rp 165 triliun. Untuk di Kabupaten Buleleng, KPP Pratama Singaraja mencatat pada periode pertama program Tax Amnesty yang diadakan mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 30 September 2016 tercatat uang tebusan yang diperoleh baru mencapai Rp 14 Miliar, dimana nilai ini dikatakan masih kurang (humassetda.bulelengkab.go.id).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Program Tax Amnesty Berdasarkan analisis yang dilakukan hasil dari regresi menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan memiliki pengaruh parsial yang signifikan terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Hasil regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,059 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,003 berada lebih rendah dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Signifikannya pengaruh antara sosialisasi perpajakan dengan kemauan wajib pajak untuk mengikuti Tax Amnesty karena hal ini berhubungan dengan tingkat pemahaman wajib pajak terhadap materi sosialisasi yang diberikan yang dalam hal ini yaitu materi mengenai Tax Amnesty. Dalam upaya meningkatkan kesadaran wajib pajak, kepatuhan wajib pajak, dan kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty, maka harus dilakukan sosialisasi perpajakan dengan berbagai bentuk atau cara sosialisasi yang dilakukan secara berkala dan secara efektif baik itu dengan cara sosialisasi secara langsung dengan melakukan penyuluhan atau melalui media cetak dan elektronik yang mudah diketahui oleh masyarakat agar masyarakat khususnya wajib pajak akan memperoleh berita seputar peraturan atau perundangundangan perpajakan yang terbaru. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kemauan Wajib Pajak dalam Mengikuti Program Tax Amnesty Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,677 dan signifikansi probabilitasnya adalah 0,009 berada lebih rendah dari α = 0,05, sehingga hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap
kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Pengetahuan dibidang perpajakan sangat penting dimiliki oleh masyarakat sebagai wajib pajak. Hal ini dikatakan penting karena dengan pengetahuan yang dimiliki dapat dijadikan sebagai pedoman bagi wajib pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Pengetahuan dalam hal perpajakan memang lebih banyak didapat oleh wajib pajak sendiri melalui berbagai informasi-informasi yang ada, dengan demikian sudah seharusnya pemerintah selalu menyediakan informasi yang selalu up to date agar masyarakat selaku wajib pajak dapat selalu memiliki pengetahuan yang terbaru mengenai perpajakan. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti pendidikan, media, dan keterpaparan informasi. Apabila seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi, maka motivasi seseorang tersebut untuk meningkatkan kepatuhan perpajakannya yang dalam hal ini adalah kemauan untuk mengikuti Tax Amnesty akan semakin tinggi pula. Dengan memiliki pengetahuan yang tinggi, wajib pajak akan mengerti tentang bagaimana cara untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP, mengerti tentang manfaat dan fungsi perpajakan, dan mengetahui tarif serta tata cara mengikuti Tax Amnesty. Pada umumnya, seseorang yang memiliki pengetahuan perpajakan yang tinggi mereka akan sadar akan hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan ataupun diancam dengan beberapa sanksi dan hukuman. Mereka telah mengetahui bagaimana alur dari penerimaan pajak tersebut berjalan, hingga akhirnya manfaat dari ikut serta dalam program Tax Amnesty akan dirasakan. Jadi, apabila seseorang memiliki pengetahuan yang luas khususnya pengetahuan mengenai pentingnya pajak yang digunakan untuk membiayai keperluan public investment Negara, maka kemauan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) wajib pajak untuk mengikuti program Tax Amnesty akan meningkat pula. 2. PENUTUP Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesadaran berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Hal ini ditujukkan dari hasil analisis yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,742 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,000 berada dibawah α = 0,05. Ini berarti variabel kesadaran sebesar 3,742 mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Hal ini ditujukkan dari hasil analisis yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,059 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,003 berada lebih rendah dari α = 0,05. Ini berarti variabel sosialisasi perpajakan sebesar 3,059 mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Dan Variabel pengetahuan perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty. Hal ini ditujukkan dari hasil analisis yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,677 dan signifikansi probabilitasnya adalah 0,009 berada lebih rendah dari α = 0,05. Ini berarti variabel pengetahuan perpajakan sebesar 2,677 mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam mengikuti Tax Amnesty.
3.
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Penelitian selanjutnya diharapkan pula dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, dan dapat melakukan penelitian di Kecamatan atau Kabupaten lain sehingga nanti hasilnya dapat digeneralisasikan untuk lingkup yang lebih luas. Selain itu, walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. Namun, peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya menguji kembali variabel independen ini untuk lebih memastikan apakah variabel independen ini mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk mengikuti Tax Amnesty.
DAFTAR PUSTAKA Burhan, Hana Pratiwi .2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Pajak Dan Implementasi Pp Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Di Kabupaten Banjarnegara).Universitas Diponegoro Semarang. Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Cv Andi Offset.
Saran Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis berikutnya. 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen lainnya, menambahkan variabel moderating atau intervening yang bertujuan untuk mengetahui
Nugroho, Riyadi Fitra.2010. Keterkaitan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Penghasilan Di Kota Semarang.Universitas Diponegoro Semarang. Ratung, Tatiana dan Adi, Priyo Hari. 2011. Dampak Program Sunset Policy Terhadap Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No.1 Tahun 2017) Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha di KPP Pratama Salatiga). Universitas Trunojoyo Madura. Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016, Tax Amnesty (Pengampunan Pajak). . Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Susanti, Christina. 2011. Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Terhadap
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Jember). Universitas Jember. Tarjo dan Suwarjuwono Tjiptohadi. 2005. “Kepercayaan Wajib Pajak Terhadap Fiskus, Kesadaram Wajib Pajak Terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntansi dan Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis Volume 3 Nomor 2.